This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Rabu, 16 Januari 2013

FF/YAOI/YUNJAE/CHAPTER/100 MILLION FATE/PART 3



PART 3.


  “GGYYYYAAAA~~!!”

Kyuhyun dan Junsu saling berpelukan satu sama lain.
Mereka berteriak-teriak gemas seraya terkekeh.
Aigoo.

  “Uri Joongie sudah dewasa~” Ujar Kyuhyun geli.

Jaejoong mempoutkan bibirnya manja.
Membuat Junsu tidak dapat menahan dirinya untuk merengkuh erat sahabat baiknya itu.

  “Bagaimana perasaanmu?” Tanyanya berkedip.

  “Uh..Um..Gugup?” Sahut Jaejoong malu.

  “GYYYYAAAA~!” Jerit Kyuhyun kembali gemas.

Namja evil itu menepuk-nepuk kepala Jaejoong dan terkekeh kecil.
Kemudian ia duduk dengan benar.


  “Aku akan meminta Changmin Hyung untuk menciumku dengan lidahnya nanti” Bisik Kyuhyun tidak mau kalah.

Jaejoong dan Junsu hanya bisa tersenyum simpul.
Aish, dasar Cho.

  “Lalu lalu, apa yang kalian lakukan setelah itu?” Tanya Junsu penasaran.

  “Oppsso, kami makan bersama” Ujar Jaejoong tersenyum.

Pipinya tampak merona sekarang.

  “Tentu saja, suamimu jauh lebih dewasa dari pada kita, ia tidak akan menunggu lama untuk melakukan hal lebih dari sekedar ciuman ania?” Ujar Kyuhyun pelan.

Mwo?
Jaejoong membulatkan matanya.
Sementara Junsu terkikik manis.

  “Kau harus bersiap dalam segala kondisi, kucing manis~” Goda Kyuhyun menyeringai.

Jish.
Junsu menepuk kepala Kyuhyun dan menyuruh namja evil itu untuk segera menghabiskan makanannya sebelum bel masuk berbunyi.

Ah, obrolan para remaja hm?


TENG TENG TENG~

  “Ah, kalian duluan saja, Joongie belum ganti sepatu” Ujar Jaejoong tersenyum.

Junsu dan Kyuhyun mengangguk.
Mereka berlari menuju kelas seraya berceloteh tidak jelas.
Jaejoong menghembuskan nafasnya pendek dan berlari menuju loker siswa yang ada di lantai satu.

Namja cantik itu segera membuka kunci lokernya dan hendak meraih sepatu sekolahnya.
Namun gerakannya terhenti ketika mata beningnya menangkap sesuatu yang tergeletak di sana.

Omo.

Mata bening Jaejoong bergerak pelan.
Mengerjap sesekali.

  “Surat?” Gumamnya nyaris tidak terdengar.

Namja cantik itu membuka surat aneh itu dan membulatkan mata besarnya.
Omo!
Ini surat cinta!

  “Tapi..Bukankah semua orang tahu kalau Joongie sudah menikah?” Bingungnya mengernyit.


-------


  “Nee, Yunnie jemputnya nanti saja, tunggu pesan dari Joongie nee?”

Namja cantik itu tersenyum kecil seraya mematikan sambungan teleponnya.
Ia menghela nafas panjang seraya mempoutkan bibirnya.
Mengetuk-ngetuk jemarinya di lutut seraya memperhatikan jalanan dari jendela café La Pomme itu.

  “Mianhae”

Eoh?

Jaejoong mendongakkan wajahnya.
Mengerjap menatap sosok ramah yang berdiri di hadapannya saat ini.

  “Aku Kim Hyunjoong”

Jaejoong tertegun.
Inikah namja yang mengiriminya surat?
Sebuah surat cinta?
Omoo.
Ia sangat tampan dan manis disaat yang bersamaan!

  “Ne” Sahut Jaejoong tersenyum.

Namja ramah itu segera duduk di hadapan Jaejoong.
Mereka memesan menu yang sama kemudian saling terdiam satu sama lain.
Sampai kemudian Hyunjoong berdehem pelan.

  “Kau sudah membaca suratku ania?” Tanyanya lembut.

Jaejoong mengangguk.
Ia tersenyum manis.

  “Hyung tahu kalau Joongie sudah menikah?” Balas Jaejoong balik bertanya.

Giliran namja ramah itu yang menganggukkan wajahnya.

  “Tapi aku tidak peduli dengan pernikahan yang telah mengikatmu, Jaejoong ah”

  “…”

  “Aku menyukaimu, aku menyukaimu sejak setahun yang lalu”

  “Lalu kenapa Hyung hanya diam?”

  “Karena aku takut..Aku terlalu bodoh untuk takut”

Mata bening itu bergerak pelan.
Menundukkan wajahnya sesekali.
Omo, ia sedang menerima pernyataan cinta dari seniornya sekarang.

  “Mianhae Hyung, tapi----”

  “Hentikan”

  “Eh?”

  “Aku tahu kau akan menolakku dengan alasan pernikahanmu itu kan? Andwae”

  “Tapi---”

  “Kau bisa memberiku jawaban besok sore, Jaejoong ah, disini, jam yang sama”

  “…”

  “Aku hanya ingin kau berpikir sejenak, mengambil keputusan yang tepat. Kau menikah di usia yang sangat muda, Jaejoong ah, aku bisa menolongmu dari ketidakbahagiaan yang merenggutmu”

Alis Jaejoong bertaut.
Ia sedikit tidak mengerti dengan kalimat barusan.
Namja cantik itu mengangguk sedetik kemudian.
Ia tersenyum kecil.

  “Nee, akan Joongie jawab besok~”

Hyunjoong menghela nafasnya.
Ia balas tersenyum lega dan memilih untuk melahap menunya.
Oh well.
Ia tahu Jaejoong akan memilih dirinya.

Cukup percaya diri hmm?

Ia berpegang teguh pada pola pikir Jaejoong yang masih belia.
Ia tahu usia sekecil itu gampang terpengaruh.
Terutama setelah ia menikah dan kebebasannya menghilang.


-------


Namja tampan itu tampak mengerutkan dahinya gelisah.
Mata musangnya tidak berhenti memperhatikan kekasihnya yang sedang duduk bersama seorang namja di dalam café itu.
Ia menghela nafas pendek.

Well, Jaejoong masih bersekolah.
Tentu ia memiliki banyak teman yang mengajaknya makan bersama ania?
Tapi, tetap saja itu mengganggu Yunho.

Ia sangat takut kalau istrinya terpengaruh dengan omongan yang tidak-tidak dari teman-temannya.
Wajar saja ia takut.
Seharusnya Jaejoong masih bebas seperti teman-temannya ania?

  “Huff”

Yunho kembali melirik jam tangannya.
Jaejoong masih terlihat nyaman di sana.
Well, sebenarnya Yunho sudah berada di sini sejak Jaejoong meneleponnya tadi.
Kau tahu, namja tampan ini khawatir kalau Jaejoongnya berbohong.

Hmp.

Berbohong?
Bagaimana bisa?
Seharusnya Yunho mengingat kalau kekasihnya itu adalah namja terpolos yang pernah ada.


DDRRTTT…DDRRTTT…

Yunho tertegun.
Ia melirik ponselnya dan tersenyum manis.
Jaejoongnya akan segera keluar setelah ini.

  “Ne Boo, aku sudah di depan” Ujar Yunho setelah menyahut panggilan Jaejoong.

Namja tampan itu membuka jendela mobilnya.
Jaejoong berlari ke arahnya dan terkekeh kecil.
Ia membuka pintu dan segera duduk di samping Yunho.

  “Tumben sekali mampir ke café dulu hm?” Tanya Yunho seraya mengelus rambut Jaejoong.

Namja cantik itu menyandarkan kepalanya di bahu Yunho.
Ia memejamkan matanya pelan.

  “Um, Joongie dapat surat cinta”


DEG.

Mwo?
Surat cinta??

  “Lalu?” Tanya Yunho menaikkan alisnya.

  “Joongie jawab besok..Nggg, Yunnie, geser lagi, Joongie mau tidur” Sahut Jaejoong menggumam.

Namja tampan itu melakukan apa yang kekasihnya minta.
Tapi mata musangnya masih bergerak tidak fokus.
Jantungnya berdebar tidak karuan.
Pikirannya mulai gelisah.

Jaejoongnya pasti akan menolak ania?

Yunho menghela nafas panjang.
Semoga saja benar.


-------


  “Yunnieeeeeee~!”

  “Nee, chakkaman!”

  “Yunnie ppaliiiii~!”

Aish.
Yunho membuka pintu kamar mandi itu.
Ia mengusap wajahnya dengan handuk dan menatap Jaejoong yang mempoutkan bibirnya manja.

  “Joongie mau es krim!” Teriak Jaejoong kesal.

Yunho mengangguk.
Ia tersenyum kecil dan meraih jaket Jaejoong yang tergantung di lemari.
Kemudian ia mendekati Jaejoong dan memakaikan jaket itu di tubuhnya.

  “Kka, es krim rasa apa hm?”

  “Cokelat, vanilla, semuanya~”

  “Mwo?”

  “Hehehe, bercanda~ Vanilla~”

Yunho mengacak gemas rambut almond itu.
Ia memeluk pundak Jaejoong dan hendak meraih kunci mobilnya.
Namun Jaejoong menghentikan gerakannya.
Membuat namja tampan itu mengerutkan dahinya.

  “Kita jalan kaki otte?” Tanya Jaejoong tersenyum.

Yunho balas tersenyum.
Ia mengangguk dan menggandeng jemari Jaejoong dengan erat.
Melirik jam tangannya sekilas.
Ah, sudah jam 8 malam.

Namja cantik itu segera mengambil kursi di dekat jendela ketika mereka sampai.
Sementara Yunho beranjak dari counter menuju Jaejoong dengan dua cone es krim di tangannya.
Jaejoong segera tersenyum senang.

  “Pegang pakai tissue, nanti meleleh kena tangan” Ujar Yunho seraya membantu Jaejoong membalut cone es krimnya dengan tissue.

Jaejoong hanya mempoutkan bibirnya dan menjilat es krimnya setelah Yunho selesai.
Namja tampan itu menjilat es krim miliknya tanpa mengubah arah pandangannya.
Ia terus memandang wajah cantik itu tanpa henti.

  “Yunnie wae?” Tanya Jaejoong mengerutkan dahinya.

  “Ani, kka, makan es krimmu” Sahut Yunho pelan.

Uh.
Jaejoong mempoutkan bibirnya lagi dan menjauhkan es krim itu dari bibirnya.

  “Wae? Kenapa tidak dimakan? Nanti meleleh Boo” Ujar Yunho menghela nafas.

  “Joongie malas makan di depan pembohong” Sahut Jaejoong acuh.

Yunho menaikkan alisnya.
Kemudian ia tersenyum simpul dan mencondongkan tubuhnya ke arah Jaejoong.
Mengusap es krim yang menempel di sudut bibir kekasihnya.

  “Aku melihatmu karena kau sangat cantik, sayang” Bisik Yunho masih tersenyum.

Mata bening Jaejoong mengerjap cepat.
Wajahnya merah padam.
Ia menggigit bibirnya malu.
Membuat Yunho tidak bisa menahan kekehan gelinya.

Aigoo, istrinya benar-benar menggemaskan.

  “Joongie mau pulang” Bisik Jaejoong setelah es krimnya habis.

Yunho mengangguk.
Ia berjalan menuju kasir dan membayar es krim mereka.
Meninggalkan Jaejoong yang berdiri diam di tempatnya.
Ia tersenyum kecil.


-------


Yunho mengusap wajahnya saat ini.
Demi apa.
Ia membolos dari jadwal meeting dan berdiam diri di dekat café La Pomme.
Menunggu Jaejoong dan namja kemarin kembali masuk  ke dalam.
Ah, masih beberapa menit lagi bel sekolah Jaejoong berbunyi.

Well, Yunho tidak perlu repot menunggunya disana hm?

Jaejoong pasti akan memberitahunya kalau ia dijemput terlambat hari ini.


DDRRTTT…DDDRRTTT…


  “Ne, kau dimana sayang?”

  Joongie pulang terlambat, bear

  “Waeyo?”

  Joongie mampir ke café kemarin

  “Hmm, arraseo, dengan siapa?”

  Yunnie ingat surat cinta yang Joongie dapat? Joongie pergi dengan Hyunjoong Hyung

Hyunjoong?
Itukah namanya?

  “Nee, jangan lama-lama Boo”

  Ung~


KLIK.

Namja tampan itu berbalik ke belakang.
Melihat sosok cantik yang baru saja menyimpan ponselnya ke dalam saku celana.
Bersama seorang namja yang terlihat tampan dan manis disaat yang bersamaan.

  “Minho, tunggu disini”

Namja bermata kodok itu mengangguk.
Ia tersenyum kecil saat Yunho beranjak keluar mobil dan berjalan di belakang Jaejoong dan Hyunjoong.

  “Hyung, duduk disini ne?” Ujar Jaejoong seraya mendudukkan dirinya pada kursi yang berada di deretan jendela.

Dengan sandaran panjang yang dicat mengkilap.
Yunho segera duduk di belakang Hyunjoong.

  “Pesan apa, Tuan?”

Hyunjoong menunjuk menu seraya menanyakan pesanan Jaejoong.
Sementara Yunho mendesah pendek.
Melihat seorang pelayan yang datang ke arahnya.

Belum yeoja berambut ikal itu mengeluarkan pertanyaan, Yunho sudah lebih dulu menaruh telunjuknya di depan bibir.
Ia menunjuk coffee hangat yang ada di menu dengan telunjuk yang satunya.
Sang pelayan tersenyum simpul dan mengangguk.
Ia segera beranjak pergi.

  “Hyung, apa Joongie bau?” Tanya Jaejoong mengerutkan dahinya.

Eoh?
Yunho dan Hyunjoong sama-sama menaikkan alis mereka.

  “Pelajaran terakhir tadi olahraga, kami lari estafet” Ujar Jaejoong pelan.

  “Ani, sama sekali tidak bau kok” Sahut Hyunjoong tersenyum.

  “Jeongmall?”

  “Nee”

Namja cantik itu tersenyum manis.
Ia menggerakkan matanya saat pesanan mereka sampai.
Yunho yang juga mendapatkan pesanannya segera memberikan selembar 10 ribu won kepada pelayan.
Ia membayar di awal agar bisa segera pergi dalam keadaan darurat.

  “Joongie, kau tentu sudah memikirkan apa yang kukatakan kemarin ania?” Tanya Hyunjoong mendadak.

Jaejoong terdiam.
Ia mengangguk.

  “Bagus, kita bisa pergi bersama keluar negeri dan---”

  “Joongie menolak”


DEG.

Yunho dan Hyunjoong tertegun.
Namja ramah itu terdiam.

  “Joongie punya suami, Hyung, Joongie sudah menikah” Ujar Jaejoong tersenyum.

Mwo?

  “Tapi kau dan suamimu jauh berbeda, Jaejoong ah! Namja itu sudah tua! Ia tidak pantas untukmu!”

Yunho mencengkram erat cangkir coffee-nya.
Berdebar-debar menunggu jawaban yang akan keluar dari bibir cherry favoritnya itu.

Lama Jaejoong terdiam.
Sampai kemudian ia menaikkan alisnya dan terkekeh lucu.

  “Tapi Joongie bahagia, Hyung”

  “Jae---”

  “Hyungie, masih banyak yang lebih cocok untukmu dari pada Joongie, Joongie punya banyak teman, Hyung mau?”

Hmp.
Yunho memejamkan mata musangnya.
Ia tersenyum manis.
Namja tampan itu menghirup coffee-nya sekali lagi dan beranjak dari sana.

Berjalan keluar dan memasuki Audy metalic hitam miliknya.

  “Bagaimana, Tuan?” Tanya Minho tersenyum.

Yunho tertawa kecil seolah memperlihatkan bahwa semuanya baik-baik saja.
Ia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Jaejoong.

  “Kau masih disana, sayang?”

  Nee, Joongie keluar sekarang

  “Tidak usah buru-buru Boo, aku baru saja sampai”

  Neee neee~ Chakkaman

Namja tampan itu menolehkan wajahnya menatap jendela.
Namja cantik itu tampak memeluk Hyunjoong dan berlari menuju mobil.
Yunho tersenyum saat Jaejoong memasuki mobil dan duduk di sampingnya.

Tapi kemudian namja cantik itu duduk menjauh.
Ia memalingkan wajahnya keluar jendela.

  “Waeyo?” Tanya Yunho mengerutkan dahinya.

Namja cantik itu melirik Yunho, kemudian ia kembali menatap jendela.
Ah, Yunho menarik senyum simpulnya.
Ia bergeser mendekati namja cantik itu dan membawa Jaejoong ke pangkuannya.
Memeluk pinggangnya dengan erat.

  “Kau tidak bau, sayang” Bisiknya lembut.

Mata bening Jaejoong membesar sempurna.
Menatap dalam mata musang namja tampan itu.

  “Kenapa Yunnie bisa tahu?”

  “Karena aku suamimu”

Aish.
Wajah Jaejoong memerah padam.
Ia menundukkan wajahnya dalam.
Membuat Yunho terkekeh geli.

Namja tampan itu menyurukkan wajahnya di leher Jaejoong perlahan.

  “Choi Minho, awas kalau kau mengintip”

Namja bermata kodok itu tertawa renyah.
Membuat Jaejoong ikut terkekeh.
Aish.
Jeongmall.

  “Mmh”

Namja cantik itu memejamkan matanya.
Merasakan kecupan lembut Yunho pada bibir ranumnya.
Jaejoong memiringkan wajahnya perlahan.
Membuka mulutnya meraup bibir Yunho.
Jemarinya mencengkram erat jas namja tampan itu.

Lidah Yunho terjulur keluar untuk beberapa detik, dan Jaejoong segera menimpa lidahnya yang mungil di sana.
Menjilat lidah Yunho dan mengecup manis bibir bawahnya yang seksi.
Sementara Yunho ikut melakukan hal yang sama pada bibir atas Jaejoong.

Kemudian mereka melepas tautan bibir ketika mobil berhenti tepat di depan rumah.


-------


Maid dan butler yang melihat majikannya menaikkan alis mereka.
Memandang Yunho yang menarik Jaejoong masuk ke dalam kamar dengan tergesa-gesa.
Oh well.
Tidak biasanya majikan mereka seperti itu.

Bukankah biasanya Jaejoong akan berlari ke dapur terlebih dahulu dan membuka kulkas untuk mendinginkan dirinya?


CKLEK.

Puluhan maid dan butler itu menoleh ke belakang.
Memandang supir Choi yang baru saja masuk.

Namja bermata kodok itu menaikkan alisnya.
Ia berdehem pelan seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Oh-oh.

Sepertinya mereka tahu apa yang sedang terjadi saat ini.
Ah, wajah mereka memerah secara bersamaan.

Sementara itu, pintu kamar baru saja dikunci oleh Yunho.
Ia merebahkan tubuh Jaejoong ke atas ranjang dan menindih dirinya.
Mengunci kembali bibir cherrynya dengan bibir seksi miliknya.
Melumat bagian lembut nan ranum itu dengan mesra.

Jaejoong mengeluh pelan.
Ia tidak bisa memejamkan matanya dengan benar.
Yunho terlalu tergesa-gesa, menurutnya.

Namja cantik itu melepaskan tautan bibir mereka secara paksa dan menarik nafas panjang.
Mata beningnya menatap dalam mata musang yang tajam itu.
Jaejoong tidak bisa berkutik.
Pandangan Yunho telah menguncinya.

Namja cantik itu menjulurkan jemari lentiknya mengusap lembut pipi Yunho.
Membuat Yunho refleks terpejam dan menikmati usapan manis itu.
Ia memiringkan wajahnya perlahan dan mengecup jari Jaejoong.
Namja cantik itu tersenyum manis.

  “Hmmh”

Jaejoong mendesah manja ketika namja tampan itu mengecup-ngecup tangannya.
Menjalar sampai lengan, kemudian menuju bahunya.
Yunho merasa risih dengan seragam sekolah itu.
Ia membuka kancing seragam Jaejoong dan melepasnya dari tubuh namja cantik itu.

Jaejoong tertegun.
Mereka sudah terlalu jauh menurutnya.

  “Yunnie” Panggil Jaejoong pelan.

Mencoba untuk menyadarkan namja tampan itu walau dalam hatinya ia tidak ingin Yunho menggubris panggilannya.

Yunho menatap mata bening Jaejoong.
Ia tersenyum.
Kemudian ia mengecup dahi Jaejoong lama dan memeluk namja cantik itu erat.
Memberikan Jaejoong ketenangan.

Nafas Jaejoong kembali menderu teratur.
Yunho menghela nafas pendek dan melepas pelukannya.
Ia mengecup kedua kelopak mata Jaejoong, membuatnya terpejam.

Kemudian menyurukkan wajahnya di leher jenjang namja cantik itu.

Menghembuskan nafasnya disana.
Membuat Jaejoong merasakan geli yang menggelitik.
Perutnya sakit seperti ada ratusan kupu-kupu di dalam sana.
Wajahnya mulai memerah padam.

Dahinya mengerut tidak tenang.
Ia bahkan tidak sadar jika sesuatu dalam dirinya kini terbangun.
Yunho membuka mulutnya memberikan kecupan basah pada kulit namja cantik itu.

Jaejoong meringis.
Ia mendongakkan wajahnya memberikan akses lebih.
Ah, ia jatuh cinta pada kecupan-kecupan manis dari suaminya.

Namja tampan itu mengecup pelan telinga Jaejoong dan menghembuskan nafasnya di sana.
Perlahan jemarinya membuka jas dan kemeja yang ia kenakan.
Kemudian menatap wajah Jaejoong yang terpejam nikmat seraya menarik turun zipper celananya.

Hmp, guess what gonna will happened?


TBC.

:D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar