PART 3.
“GGYYYYAAAA~~!!”
Kyuhyun dan Junsu saling berpelukan satu sama lain.
Mereka berteriak-teriak gemas seraya terkekeh.
Aigoo.
“Uri Joongie
sudah dewasa~” Ujar Kyuhyun geli.
Jaejoong mempoutkan bibirnya manja.
Membuat Junsu tidak dapat menahan dirinya untuk
merengkuh erat sahabat baiknya itu.
“Bagaimana
perasaanmu?” Tanyanya berkedip.
“Uh..Um..Gugup?”
Sahut Jaejoong malu.
“GYYYYAAAA~!”
Jerit Kyuhyun kembali gemas.
Namja evil itu menepuk-nepuk kepala Jaejoong dan
terkekeh kecil.
Kemudian ia duduk dengan benar.
“Aku akan
meminta Changmin Hyung untuk menciumku dengan lidahnya nanti” Bisik Kyuhyun
tidak mau kalah.
Jaejoong dan Junsu hanya bisa tersenyum simpul.
Aish, dasar Cho.
“Lalu lalu,
apa yang kalian lakukan setelah itu?” Tanya Junsu penasaran.
“Oppsso, kami
makan bersama” Ujar Jaejoong tersenyum.
Pipinya tampak merona sekarang.
“Tentu saja,
suamimu jauh lebih dewasa dari pada kita, ia tidak akan menunggu lama untuk
melakukan hal lebih dari sekedar ciuman ania?” Ujar Kyuhyun pelan.
Mwo?
Jaejoong membulatkan matanya.
Jaejoong membulatkan matanya.
Sementara Junsu terkikik manis.
“Kau harus
bersiap dalam segala kondisi, kucing manis~” Goda Kyuhyun menyeringai.
Jish.
Junsu menepuk kepala Kyuhyun dan menyuruh namja evil
itu untuk segera menghabiskan makanannya sebelum bel masuk berbunyi.
Ah, obrolan para remaja hm?
TENG TENG TENG~
“Ah, kalian
duluan saja, Joongie belum ganti sepatu” Ujar Jaejoong tersenyum.
Junsu dan Kyuhyun mengangguk.
Mereka berlari menuju kelas seraya berceloteh tidak
jelas.
Jaejoong menghembuskan nafasnya pendek dan berlari
menuju loker siswa yang ada di lantai satu.
Namja cantik itu segera membuka kunci lokernya dan
hendak meraih sepatu sekolahnya.
Namun gerakannya terhenti ketika mata beningnya
menangkap sesuatu yang tergeletak di sana.
Omo.
Mata bening Jaejoong bergerak pelan.
Mengerjap sesekali.
“Surat?”
Gumamnya nyaris tidak terdengar.
Namja cantik itu membuka surat aneh itu dan
membulatkan mata besarnya.
Omo!
Ini surat cinta!
“Tapi..Bukankah semua orang tahu kalau Joongie sudah menikah?”
Bingungnya mengernyit.
-------
“Nee, Yunnie
jemputnya nanti saja, tunggu pesan dari Joongie nee?”
Namja cantik itu tersenyum kecil seraya mematikan
sambungan teleponnya.
Ia menghela nafas panjang seraya mempoutkan bibirnya.
Mengetuk-ngetuk jemarinya di lutut seraya
memperhatikan jalanan dari jendela café La
Pomme itu.
“Mianhae”
Eoh?
Jaejoong mendongakkan wajahnya.
Mengerjap menatap sosok ramah yang berdiri di
hadapannya saat ini.
“Aku Kim
Hyunjoong”
Jaejoong tertegun.
Inikah namja yang mengiriminya surat?
Sebuah surat cinta?
Omoo.
Ia sangat tampan dan manis disaat yang bersamaan!
“Ne” Sahut
Jaejoong tersenyum.
Namja ramah itu segera duduk di hadapan Jaejoong.
Mereka memesan menu yang sama kemudian saling terdiam
satu sama lain.
Sampai kemudian Hyunjoong berdehem pelan.
“Kau sudah
membaca suratku ania?” Tanyanya lembut.
Jaejoong mengangguk.
Ia tersenyum manis.
“Hyung tahu
kalau Joongie sudah menikah?” Balas Jaejoong balik bertanya.
Giliran namja ramah itu yang menganggukkan wajahnya.
“Tapi aku
tidak peduli dengan pernikahan yang telah mengikatmu, Jaejoong ah”
“…”
“Aku
menyukaimu, aku menyukaimu sejak setahun yang lalu”
“Lalu kenapa
Hyung hanya diam?”
“Karena aku
takut..Aku terlalu bodoh untuk takut”
Mata bening itu bergerak pelan.
Menundukkan wajahnya sesekali.
Omo, ia sedang menerima pernyataan cinta dari
seniornya sekarang.
“Mianhae
Hyung, tapi----”
“Hentikan”
“Eh?”
“Aku tahu kau
akan menolakku dengan alasan pernikahanmu itu kan? Andwae”
“Tapi---”
“Kau bisa
memberiku jawaban besok sore, Jaejoong ah, disini, jam yang sama”
“…”
“Aku hanya
ingin kau berpikir sejenak, mengambil keputusan yang tepat. Kau menikah di usia
yang sangat muda, Jaejoong ah, aku bisa menolongmu dari ketidakbahagiaan yang
merenggutmu”
Alis Jaejoong bertaut.
Ia sedikit tidak mengerti dengan kalimat barusan.
Namja cantik itu mengangguk sedetik kemudian.
Ia tersenyum kecil.
“Nee, akan
Joongie jawab besok~”
Hyunjoong menghela nafasnya.
Ia balas tersenyum lega dan memilih untuk melahap
menunya.
Oh well.
Ia tahu Jaejoong akan memilih dirinya.
Cukup percaya diri hmm?
Ia berpegang teguh pada pola pikir Jaejoong yang masih
belia.
Ia tahu usia sekecil itu gampang terpengaruh.
Terutama setelah ia menikah dan kebebasannya
menghilang.
-------
Namja tampan itu tampak mengerutkan dahinya gelisah.
Mata musangnya tidak berhenti memperhatikan kekasihnya
yang sedang duduk bersama seorang namja di dalam café itu.
Ia menghela nafas pendek.
Well, Jaejoong masih bersekolah.
Tentu ia memiliki banyak teman yang mengajaknya makan
bersama ania?
Tapi, tetap saja itu mengganggu Yunho.
Ia sangat takut kalau istrinya terpengaruh dengan
omongan yang tidak-tidak dari teman-temannya.
Wajar saja ia takut.
Seharusnya Jaejoong masih bebas seperti teman-temannya
ania?
“Huff”
Yunho kembali melirik jam tangannya.
Jaejoong masih terlihat nyaman di sana.
Well, sebenarnya Yunho sudah berada di sini sejak
Jaejoong meneleponnya tadi.
Kau tahu, namja tampan ini khawatir kalau Jaejoongnya
berbohong.
Hmp.
Berbohong?
Bagaimana bisa?
Seharusnya Yunho mengingat kalau kekasihnya itu adalah
namja terpolos yang pernah ada.
DDRRTTT…DDRRTTT…
Yunho tertegun.
Ia melirik ponselnya dan tersenyum manis.
Jaejoongnya akan segera keluar setelah ini.
“Ne Boo, aku
sudah di depan” Ujar Yunho setelah menyahut panggilan Jaejoong.
Namja tampan itu membuka jendela mobilnya.
Jaejoong berlari ke arahnya dan terkekeh kecil.
Ia membuka pintu dan segera duduk di samping Yunho.
“Tumben sekali
mampir ke café dulu hm?” Tanya Yunho seraya mengelus rambut Jaejoong.
Namja cantik itu menyandarkan kepalanya di bahu Yunho.
Ia memejamkan matanya pelan.
“Um, Joongie
dapat surat cinta”
DEG.
Mwo?
Surat cinta??
“Lalu?” Tanya
Yunho menaikkan alisnya.
“Joongie jawab
besok..Nggg, Yunnie, geser lagi, Joongie mau tidur” Sahut Jaejoong menggumam.
Namja tampan itu melakukan apa yang kekasihnya minta.
Tapi mata musangnya masih bergerak tidak fokus.
Jantungnya berdebar tidak karuan.
Pikirannya mulai gelisah.
Jaejoongnya pasti akan menolak ania?
Yunho menghela nafas panjang.
Semoga saja benar.
-------
“Yunnieeeeeee~!”
“Nee,
chakkaman!”
“Yunnie
ppaliiiii~!”
Aish.
Yunho membuka pintu kamar mandi itu.
Ia mengusap wajahnya dengan handuk dan menatap
Jaejoong yang mempoutkan bibirnya manja.
“Joongie mau
es krim!” Teriak Jaejoong kesal.
Yunho mengangguk.
Ia tersenyum kecil dan meraih jaket Jaejoong yang
tergantung di lemari.
Kemudian ia mendekati Jaejoong dan memakaikan jaket
itu di tubuhnya.
“Kka, es krim
rasa apa hm?”
“Cokelat,
vanilla, semuanya~”
“Mwo?”
“Hehehe,
bercanda~ Vanilla~”
Yunho mengacak gemas rambut almond itu.
Ia memeluk pundak Jaejoong dan hendak meraih kunci
mobilnya.
Namun Jaejoong menghentikan gerakannya.
Membuat namja tampan itu mengerutkan dahinya.
“Kita jalan
kaki otte?” Tanya Jaejoong tersenyum.
Yunho balas tersenyum.
Ia mengangguk dan menggandeng jemari Jaejoong dengan
erat.
Melirik jam tangannya sekilas.
Ah, sudah jam 8 malam.
Namja cantik itu segera mengambil kursi di dekat
jendela ketika mereka sampai.
Sementara Yunho beranjak dari counter menuju Jaejoong dengan dua cone es krim di tangannya.
Jaejoong segera tersenyum senang.
“Pegang pakai
tissue, nanti meleleh kena tangan” Ujar Yunho seraya membantu Jaejoong membalut
cone es krimnya dengan tissue.
Jaejoong hanya mempoutkan bibirnya dan menjilat es
krimnya setelah Yunho selesai.
Namja tampan itu menjilat es krim miliknya tanpa
mengubah arah pandangannya.
Ia terus memandang wajah cantik itu tanpa henti.
“Yunnie wae?”
Tanya Jaejoong mengerutkan dahinya.
“Ani, kka,
makan es krimmu” Sahut Yunho pelan.
Uh.
Jaejoong mempoutkan bibirnya lagi dan menjauhkan es
krim itu dari bibirnya.
“Wae? Kenapa
tidak dimakan? Nanti meleleh Boo” Ujar Yunho menghela nafas.
“Joongie malas
makan di depan pembohong” Sahut Jaejoong acuh.
Yunho menaikkan alisnya.
Kemudian ia tersenyum simpul dan mencondongkan
tubuhnya ke arah Jaejoong.
Mengusap es krim yang menempel di sudut bibir
kekasihnya.
“Aku melihatmu
karena kau sangat cantik, sayang” Bisik Yunho masih tersenyum.
Mata bening Jaejoong mengerjap cepat.
Wajahnya merah padam.
Ia menggigit bibirnya malu.
Membuat Yunho tidak bisa menahan kekehan gelinya.
Aigoo, istrinya benar-benar menggemaskan.
“Joongie mau
pulang” Bisik Jaejoong setelah es krimnya habis.
Yunho mengangguk.
Ia berjalan menuju kasir dan membayar es krim mereka.
Meninggalkan Jaejoong yang berdiri diam di tempatnya.
Ia tersenyum kecil.
-------
Yunho mengusap wajahnya saat ini.
Demi apa.
Ia membolos dari jadwal meeting dan berdiam diri di dekat café La Pomme.
Menunggu Jaejoong dan namja kemarin kembali masuk ke dalam.
Ah, masih beberapa menit lagi bel sekolah Jaejoong
berbunyi.
Well, Yunho tidak perlu repot menunggunya disana hm?
Jaejoong pasti akan memberitahunya kalau ia dijemput
terlambat hari ini.
DDRRTTT…DDDRRTTT…
“Ne, kau
dimana sayang?”
“Joongie pulang terlambat, bear”
“Waeyo?”
“Joongie mampir ke café kemarin”
“Hmm, arraseo,
dengan siapa?”
“Yunnie ingat surat cinta yang Joongie dapat?
Joongie pergi dengan Hyunjoong Hyung”
Hyunjoong?
Itukah namanya?
“Nee, jangan
lama-lama Boo”
“Ung~”
KLIK.
Namja tampan itu berbalik ke belakang.
Melihat sosok cantik yang baru saja menyimpan
ponselnya ke dalam saku celana.
Bersama seorang namja yang terlihat tampan dan manis
disaat yang bersamaan.
“Minho, tunggu
disini”
Namja bermata kodok itu mengangguk.
Ia tersenyum kecil saat Yunho beranjak keluar mobil
dan berjalan di belakang Jaejoong dan Hyunjoong.
“Hyung, duduk
disini ne?” Ujar Jaejoong seraya mendudukkan dirinya pada kursi yang berada di
deretan jendela.
Dengan sandaran panjang yang dicat mengkilap.
Yunho segera duduk di belakang Hyunjoong.
“Pesan apa,
Tuan?”
Hyunjoong menunjuk menu seraya menanyakan pesanan
Jaejoong.
Sementara Yunho mendesah pendek.
Melihat seorang pelayan yang datang ke arahnya.
Belum yeoja berambut ikal itu mengeluarkan pertanyaan,
Yunho sudah lebih dulu menaruh telunjuknya di depan bibir.
Ia menunjuk coffee
hangat yang ada di menu dengan telunjuk yang satunya.
Sang pelayan tersenyum simpul dan mengangguk.
Ia segera beranjak pergi.
“Hyung, apa
Joongie bau?” Tanya Jaejoong mengerutkan dahinya.
Eoh?
Yunho dan Hyunjoong sama-sama menaikkan alis mereka.
“Pelajaran
terakhir tadi olahraga, kami lari estafet” Ujar Jaejoong pelan.
“Ani, sama
sekali tidak bau kok” Sahut Hyunjoong tersenyum.
“Jeongmall?”
“Nee”
Namja cantik itu tersenyum manis.
Ia menggerakkan matanya saat pesanan mereka sampai.
Yunho yang juga mendapatkan pesanannya segera
memberikan selembar 10 ribu won kepada pelayan.
Ia membayar di awal agar bisa segera pergi dalam
keadaan darurat.
“Joongie, kau
tentu sudah memikirkan apa yang kukatakan kemarin ania?” Tanya Hyunjoong
mendadak.
Jaejoong terdiam.
Ia mengangguk.
“Bagus, kita
bisa pergi bersama keluar negeri dan---”
“Joongie
menolak”
DEG.
Yunho dan Hyunjoong tertegun.
Namja ramah itu terdiam.
“Joongie punya
suami, Hyung, Joongie sudah menikah” Ujar Jaejoong tersenyum.
Mwo?
“Tapi kau dan
suamimu jauh berbeda, Jaejoong ah! Namja itu sudah tua! Ia tidak pantas
untukmu!”
Yunho mencengkram erat cangkir coffee-nya.
Berdebar-debar menunggu jawaban yang akan keluar dari
bibir cherry favoritnya itu.
Lama Jaejoong terdiam.
Sampai kemudian ia menaikkan alisnya dan terkekeh
lucu.
“Tapi Joongie
bahagia, Hyung”
“Jae---”
“Hyungie,
masih banyak yang lebih cocok untukmu dari pada Joongie, Joongie punya banyak
teman, Hyung mau?”
Hmp.
Yunho memejamkan mata musangnya.
Ia tersenyum manis.
Namja tampan itu menghirup coffee-nya sekali lagi dan beranjak dari sana.
Berjalan keluar dan memasuki Audy metalic hitam miliknya.
“Bagaimana,
Tuan?” Tanya Minho tersenyum.
Yunho tertawa kecil seolah memperlihatkan bahwa
semuanya baik-baik saja.
Ia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Jaejoong.
“Kau masih
disana, sayang?”
“Nee, Joongie keluar sekarang”
“Tidak usah
buru-buru Boo, aku baru saja sampai”
“Neee neee~ Chakkaman”
Namja tampan itu menolehkan wajahnya menatap jendela.
Namja cantik itu tampak memeluk Hyunjoong dan berlari
menuju mobil.
Yunho tersenyum saat Jaejoong memasuki mobil dan duduk
di sampingnya.
Tapi kemudian namja cantik itu duduk menjauh.
Ia memalingkan wajahnya keluar jendela.
“Waeyo?” Tanya
Yunho mengerutkan dahinya.
Namja cantik itu melirik Yunho, kemudian ia kembali
menatap jendela.
Ah, Yunho menarik senyum simpulnya.
Ia bergeser mendekati namja cantik itu dan membawa
Jaejoong ke pangkuannya.
Memeluk pinggangnya dengan erat.
“Kau tidak
bau, sayang” Bisiknya lembut.
Mata bening Jaejoong membesar sempurna.
Menatap dalam mata musang namja tampan itu.
“Kenapa Yunnie
bisa tahu?”
“Karena aku
suamimu”
Aish.
Wajah Jaejoong memerah padam.
Ia menundukkan wajahnya dalam.
Membuat Yunho terkekeh geli.
Namja tampan itu menyurukkan wajahnya di leher
Jaejoong perlahan.
“Choi Minho,
awas kalau kau mengintip”
Namja bermata kodok itu tertawa renyah.
Membuat Jaejoong ikut terkekeh.
Aish.
Jeongmall.
“Mmh”
Namja cantik itu memejamkan matanya.
Merasakan kecupan lembut Yunho pada bibir ranumnya.
Jaejoong memiringkan wajahnya perlahan.
Membuka mulutnya meraup bibir Yunho.
Jemarinya mencengkram erat jas namja tampan itu.
Lidah Yunho terjulur keluar untuk beberapa detik, dan
Jaejoong segera menimpa lidahnya yang mungil di sana.
Menjilat lidah Yunho dan mengecup manis bibir bawahnya
yang seksi.
Sementara Yunho ikut melakukan hal yang sama pada bibir
atas Jaejoong.
Kemudian mereka melepas tautan bibir ketika mobil
berhenti tepat di depan rumah.
-------
Maid dan butler yang
melihat majikannya menaikkan alis mereka.
Memandang Yunho yang menarik Jaejoong masuk ke dalam
kamar dengan tergesa-gesa.
Oh well.
Tidak biasanya majikan mereka seperti itu.
Bukankah biasanya Jaejoong akan berlari ke dapur
terlebih dahulu dan membuka kulkas untuk mendinginkan dirinya?
CKLEK.
Puluhan maid dan
butler itu menoleh ke belakang.
Memandang supir Choi yang baru saja masuk.
Namja bermata kodok itu menaikkan alisnya.
Ia berdehem pelan seraya menggaruk tengkuknya yang
tidak gatal.
Oh-oh.
Sepertinya mereka tahu apa yang sedang terjadi saat
ini.
Ah, wajah mereka memerah secara bersamaan.
Sementara itu, pintu kamar baru saja dikunci oleh
Yunho.
Ia merebahkan tubuh Jaejoong ke atas ranjang dan
menindih dirinya.
Mengunci kembali bibir cherrynya dengan bibir seksi
miliknya.
Melumat bagian lembut nan ranum itu dengan mesra.
Jaejoong mengeluh pelan.
Ia tidak bisa memejamkan matanya dengan benar.
Yunho terlalu tergesa-gesa, menurutnya.
Namja cantik itu melepaskan tautan bibir mereka secara
paksa dan menarik nafas panjang.
Mata beningnya menatap dalam mata musang yang tajam
itu.
Jaejoong tidak bisa berkutik.
Pandangan Yunho telah menguncinya.
Namja cantik itu menjulurkan jemari lentiknya mengusap
lembut pipi Yunho.
Membuat Yunho refleks terpejam dan menikmati usapan
manis itu.
Ia memiringkan wajahnya perlahan dan mengecup jari
Jaejoong.
Namja cantik itu tersenyum manis.
“Hmmh”
Jaejoong mendesah manja ketika namja tampan itu
mengecup-ngecup tangannya.
Menjalar sampai lengan, kemudian menuju bahunya.
Yunho merasa risih dengan seragam sekolah itu.
Ia membuka kancing seragam Jaejoong dan melepasnya
dari tubuh namja cantik itu.
Jaejoong tertegun.
Mereka sudah terlalu jauh menurutnya.
“Yunnie”
Panggil Jaejoong pelan.
Mencoba untuk menyadarkan namja tampan itu walau dalam
hatinya ia tidak ingin Yunho menggubris panggilannya.
Yunho menatap mata bening Jaejoong.
Ia tersenyum.
Kemudian ia mengecup dahi Jaejoong lama dan memeluk
namja cantik itu erat.
Memberikan Jaejoong ketenangan.
Nafas Jaejoong kembali menderu teratur.
Yunho menghela nafas pendek dan melepas pelukannya.
Ia mengecup kedua kelopak mata Jaejoong, membuatnya
terpejam.
Kemudian menyurukkan wajahnya di leher jenjang namja
cantik itu.
Menghembuskan nafasnya disana.
Membuat Jaejoong merasakan geli yang menggelitik.
Perutnya sakit seperti ada ratusan kupu-kupu di dalam
sana.
Wajahnya mulai memerah padam.
Dahinya mengerut tidak tenang.
Ia bahkan tidak sadar jika sesuatu dalam dirinya kini
terbangun.
Yunho membuka mulutnya memberikan kecupan basah pada
kulit namja cantik itu.
Jaejoong meringis.
Ia mendongakkan wajahnya memberikan akses lebih.
Ah, ia jatuh cinta pada kecupan-kecupan manis dari
suaminya.
Namja tampan itu mengecup pelan telinga Jaejoong dan
menghembuskan nafasnya di sana.
Perlahan jemarinya membuka jas dan kemeja yang ia
kenakan.
Kemudian menatap wajah Jaejoong yang terpejam nikmat
seraya menarik turun zipper celananya.
Hmp, guess what
gonna will happened?
TBC.
:D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar