This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Selasa, 05 Maret 2013

FF/YAOI/YUNJAE/ONESHOOT/100 MILLION FATE EPILOG


Tittle: 100 MILLION FATE EPILOG


Genre: YAOI

Author: Shella Rizal a.k.a Park Sooji

Cast: Yunjae and other

Length: ONESHOOT

Rating: family-romance-mpreg-friendship-fluffy-gigit changmin


WARNING: BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2 kutang Jae umma*

CAUTION: JUNG JAEHO DAN JUNG JUNHON MILIK AUTHOR SETANGKAI!


-------


  “Yunnie marah?”
.
.
.

CKLEK.

Namja tampan itu membuka pelan pintu kamarnya.
Kemudian ia menutupnya kembali dengan sama pelan.
Mata musang Yunho mengerjap, memandang kekasihnya yang sedang terlelap bersama kedua putranya.

Putra?

Hmp, setelah insiden yang membuat seluruh kelas itu panik, Jaejoong melahirkan dua namja berwajah sama.



SRET.

Yunho tersenyum kecil seraya mengelus pelan dahi Jaejoong.
Kemudian ia melirik Jaeho dan Junhon yang juga memejamkan mata.
Ah, ia sudah cukup matang untuk memiliki anak ania?
Sangat kontras dengan namja cantik itu.

  “Mianhae” Bisik Yunho lirih.

Ia mengecup lembut pipi Jaejoong dan diam menatap wajah damainya.
Namja cantik itu sudah berumur 17 tahun sekarang.
Ia baru saja lulus dari sekolahnya.
Yunho menghela nafas.

Ia ingin agar Jaejoong tetap di rumah dan merawat anak mereka.
Tapi memikirkan bahwa ia sudah mengacaukan sekolah Jaejoong dengan pernikahan mereka membuatnya ingin menggangguk ketika Jaejoong meminta ijin untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
Aigoo.
Ottokhe?

  “Umm”

Eoh?
Yunho menatap Junhon yang terbangun.
Bayi berumur 1 tahun itu mengerjapkan mata bulatnya lucu.
Ia tersenyum manis ketika memandang Appanya.
Yunho balas tersenyum.
Ia segera mengulurkan tangannya dan menggendong namja cherry itu.

  “Ah-Uh”

  “Honchan haus ne?”

Junhon terkikik kecil.
Kemudian ia menguap lucu dan menjatuhkan wajahnya di bahu Yunho.
Namja tampan itu berjalan mendekati meja nakas dan mengambil satu botol dot bergambar chibi hero dan menyusupkannya ke mulut mungil Junhon.
Mata bulat Junhon mengerjap ngantuk.
Ia mengemut dot-nya pelan.

  “Yunnie..”

  “Kau sudah bangun, sayang?”

  “Ung..Joongie haus”

Aigoo.

Yunho tertawa kecil dan mengambil satu gelas air mineral yang ada di meja.
Namja cantik itu tidak jauh berbeda dengan Junhon ania?

  “Jam berapa sekarang?”

  “Masih jam 9 malam”

  “Ah, Yunnie harus menandatangani proposal perusahaan ania? Cha, biar Joongie yang gendong Honchan”

  “Aku bisa mengerjakannya sebentar lagi, Boo, kau masih mengantuk”

  “Ani! Yunnie kerjakan sekarang! Joongie nggak mau Yunnie tidur telat lagi~!”

Yunho menghela nafas pelan seraya tersenyum.
Ia mengangguk dan memberikan Junhon kepada Jaejoong.
Namja cantik itu memeluk putra bungsunya seraya melirik Jaeho yang masih terlelap.

  “Kalau butuh sesuatu panggil saja aku ne?” Bisik Yunho seraya mengecup dahi Jaejoong.

Namja cantik itu tersenyum manis.
Ia mengangguk dan menguap pelan.

Ah, seharian di kebun binatang tadi benar-benar membuatnya lelah.


-------


Namja cantik itu tersenyum senang menatap kedua sahabatnya saat ini.
Mengacuhkan Jaeho dan Junhon yang sedang dijaga oleh para maid.
Kyuhyun terlihat sedikit dewasa dengan tas ranselnya.
Sementara Junsu, ah, ia mengecat rambutnya menjadi merah.
Keren.

  “Kepalaku masih pusing, aish, dosen Lee baru saja masuk, tapi ia sudah memberikan tugas!” Ujar Kyuhyun kesal.

  “Hahaha, untung saja aku jurusan seni” Kekeh Junsu geli.

Uh.

Namja cantik itu memaksakan senyumnya pelan.
Jujur saja, ia sedikit cemburu dengan kedua sahabatnya saat ini.
Melihat mereka menjalani kehidupan mahasiswa sepertinya cukup menyenangkan ania?

  “Dan kau tahu Joongie? Changmin Hyung bilang ia akan segera melamarku setelah lulus nanti! Hahahahaha~” Sambung Kyuhyun lagi.

Ish.
Junsu menatapnya remeh.

  “Jangan terlalu senang, kita masih harus melewati 4 tahun di kampus baru lulus” Cibir namja imut itu.

Ish.
Kyuhyun menjulurkan lidahnya seraya menoyor dahi sahabatnya.
Jaejoong tidak tertawa.
Ia hanya diam dengan sedikit senyum yang tertarik di sudut bibirnya.

Membuat kedua sahabatnya berhenti ricuh dan menoleh memperhatikan Jaejoong.

  “Joongie, waeyo? Kau sedang ada masalah?” Tanya Junsu mengerutkan dahinya.

  “Apa kau sedang bertengkar dengan suamimu?” Ujar Kyuhyun ikut bertanya.

Ah-ah.
Namja cantik itu menggeleng pelan.
Ia mengerjapkan matanya sayu.

  “Joongie ingin kuliah” Bisiknya pelan.

Seolah takut kalau Yunho yang sedang berada di kantornya mendengar.

Eoh?
Junsu dan Kyuhyun saling menatap satu sama lain.
Kemudian mereka kembali memandang Jaejoong.

  “Tapi Yunnie bilang lebih baik Joongie di rumah saja, karena ada Jaejae dan Honchan” Sambungnya lagi.

Kyuhyun menghela nafas mendengarnya.
Ia menyentuh tangan sahabatnya dan membalas perkataannya.

  “Suamimu benar, Joongie ah, kalau kau kuliah dan sibuk, siapa yang akan menjaga anak-anakmu?”

Junsu ikut membenarkan.

  “Lagi pula, kehidupanmu cukup menyenangkan, kau memiliki segalanya ania? Menurutku dengan kehadiran kedua putramu akan membuatmu betah di rumah” Ujarnya.

Jaejoong mempoutkan bibir cherry-nya.
Kedua mata beningnya berkaca-kaca.
Ini kali pertama mereka menolak untuk mendukung keinginannya.
Dan lagi, namja cantik itu merasa kalau itu karena mereka berada di jenjang yang berbeda dengannya.

  “Tapi Joongie juga ingin seperti Kyunnie dan Junchan..Huks..Joongie mau kuliah” Isak Jaejoong lirih.

Omoooo.
Kedua namja itu saling mengerutkan dahi mereka.
Kyuhyun mengusap lembut rambut hitam Jaejoong sementara Junsu beranjak memeluk namja cantik itu.
Membuat Jaejoong semakin menumpahkan tangisnya.


-------


Yunho meletakkan Jaeho yang semula digendongnya ke atas ranjang.
Membiarkan bayi almond itu berguling disana.
Kemudian ia mendekati Jaejoong yang terlihat diam sejak kemarin.


GREPP.

Namja cantik itu tersentak pelan.
Ia mendongakkan wajahnya menatap Yunho yang memeluk pinggangnya dari belakang.
Memejamkan matanya sejenak merasakan kecupan lembut Yunho di pinggir dahinya.

  “Apa yang terjadi hmm?” Gumam Yunho lembut.

Jaejoong mengeratkan pegangannya di besi beranda kamar itu.
Ia mempoutkan bibir cherry-nya.

  “Apanya?” Sahutnya manja.

Membuat namja tampan itu tersenyum kecil mendengarnya.

  “Kau mendiamiku dua hari ini, apa aku berbuat salah?” Tanya Yunho pelan.

Hening.

Lama namja cantik itu terdiam.
Merapatkan bibir ranumnya.
Sampai kemudian ia menghela nafas dan berbalik menghadap kekasihnya.

  “Joongie mau kuliah” Ujarnya lirih.

Namja tampan itu menaikkan alisnya.
Menatap tatapan memohon dari kedua mata bening itu.
Aigoo.
Yunho tersenyum kecil mendengarnya.
Sudah lama ia tidak melihat sikap manja Jaejoong yang seperti ini sejak masa mengidam namja cantik itu.

  “Jurusan apa hm?”

Mwo?
Jaejoong membesarkan matanya.
Ia menyentuh lengan Yunho yang masih setia berada di pinggangnya.

  “Yunnie mengijinkan?” Tanyanya kaget.

  “Apa yang tidak untukmu, sayang?” Balas Yunho tersenyum.

Jaejoong mengembangkan senyum manisnya.
Ia tertawa kecil dan menyurukkan wajahnya di dada bidang namja tampan itu.
Ah, wajahnya menghangat.
Yunho menaikkan tangannya memeluk punggung kekasihnya.

Ia ikut tersenyum kecil di sela helaan nafasnya.

Well, yang penting Jaejoong bahagia ania?

  “Gomawo, bear~

  “Na do saranghae, Boo”

  “Hahahahaha~”

  “Sudah bisa tertawa eoh?”

Jaejoong mengangguk.
Ia balas memeluk erat punggung kekasihnya.
Tersenyum kecil saat namja tampan itu mengecup lembut tengkuknya.

Ah, ia tidak sabar ingin memberitahu kedua sahabatnya.


-------


  “Jja, Umma pergi nee~ Jangan nakal, arra?” Ujar Jaejoong seraya mengacak rambut kedua putranya.

Junhon mempoutkan bibir mungilnya sementara Jaeho merentangkan kedua lengannya.

  “Nanti saja ne? Umma mau kuliah~” Ucap namja cantik itu mengecup lembut dahi Jaeho.

Bayi almond itu mengerutkan dahinya menatap punggung Jaejoong yang menghilang di balik pintu rumah mewah itu.
Jaeho bergerak risih dan berteriak lantang.
Ia meronta dari pelukan maid.

Yunho yang baru saja turun dari kamar setelah mengambil ponselnya yang ketinggalan menaikkan alisnya melirik putranya yang sedang menangis histeris di ruang depan.
Namja tampan itu berlari kecil dan mengambil Jaeho dari gendongan maid berambut blonde itu.

  “Joongie eodisseo?” Tanya Yunho.

  “Sedang menunggu anda di mobil, Tuan” Sahut maid tersebut.

Ck.
Yunho menghela nafas dan menggoyangkan tubuh namja almond itu pelan.
Mencoba membuatnya berhenti menangis.
See?
Ini baru hari pertama dan Jaeho sudah histeris seperti ini.
Bagaimana kalau 4 tahun?
 
  “Ummmamammaaaaaa~~~!! Huwwweeee…Hiks..Hiks..Umm..Umm~!”

  “Hentikan tangismu Jae ah, uri Umma tidak akan lama nee”

  “Aaaaaanngggggggg~~!”

  “Jaeho, dengarkan Appa nee, nanti Appa terlambat ke kantor”

Namja almond itu semakin meronta.
Ia mengepalkan kedua tangannya erat hingga wajahnya terlihat memerah.
Jaeho menendangi Yunho, membuat sang Appa meringis sakit.

Yunho segera mengembalikan namja almond itu kepada maid.
Namja tampan itu mengecup lembut dahi Jaeho dan menepuk kepalanya.

  “Appa pergi nee, anyeong”

Sontak Jaeho berhenti menangis.
Ia menatap diam punggung Yunho yang berjalan meninggalkannya.
Kedua mata musangnya terlihat berair dan memerah.

Namja almond itu menghisap ibu jarinya.

  “Huuuwwwwweee~~..Apppapapapapaaaa~~..Huks..Appaaaaa..”

Jaeho menolehkan wajahnya ke samping.
Menatap kembarannya yang kini mentangisi kepergian Yunho.
Junhon meronta histeris dan berteriak-teriak lantang.

Membuat para maid kewalahan menggendong keduanya.

Sementara itu Yunho baru saja masuk ke dalam mobil.
Ia mendesah pendek melihat Jaejoong yang sedang bersenandung pelan seraya membuka-buka buku teks-nya.

  “Uri Jaejae menangis” Ujar Yunho.

Jaejoong menoleh.
Menatap mata musang kekasihnya.

  “Ia tidak ingin kau pergi, Joongie”

  “Yunnie sudah berikan botol susunya?”

Dahi Yunho mengerut.
Ia mencengkram jemarinya yang terkepal sekarang.
Sungguh, jawaban polos dari istrinya membuat emosinya menyeruak seketika.
Tidak tahukah namja cantik itu kalau putranya menangis karena kepergiannya?

  “BooJae” Lirih Yunho setelah mendesah panjang.

Ia memiringkan posisi duduknya menatap Jaejoong.

  “Kau yakin ingin melanjutkan kuliah? Jaejae dan Honchan membutuhkanmu, baby

  “…”

  “Joongie, kau dengar aku?”

  “Joongie ingin merasakan bangku kuliah, Yunnie yah..Joongie juga merindukan Kyunnie dan Junchan”

  “Bagaimana dengan putra kita hm?”

Uh.
Jaejoong mempoutkan bibirnya.
Ia tidak menyahut.
Membuat Yunho menjauhkan kedua tangannya dari pundak Jaejoong.
Namja tampan itu tahu apa jawabannya.

Jaejoong lebih memilih keinginannya dari pada mengurus putra mereka di rumah.

Jish.
Kenapa rasanya sakit?
Membuat Yunho berpikir kalau Jaejoong tidak menyukai anaknya.
Kalau namja cantik itu menyesal sudah memiliki kehidupan bersamanya.

Yunho mengusap wajahnya pelan dan menolehkan wajahnya menatap jendela.
Mengacuhkan Jaejoong yang mengerutkan dahinya sekarang.

  “Yunnie marah?”

  “…”

  “Yunnie bear..”

  “Sudah sampai, kka, nanti kau telat”

Namja cantik itu mengerjapkan mata beningnya.
Menatap gedung Universitas yang terpampang diluar jendela.
Jaejoong menghembuskan nafasnya seraya mengusap tetes bening yang mengalir membasahi pipinya.
Namja cantik itu membuka pintu mobil dan turun dari sana.

Yunho mendesah panjang.
Ia menyandarkan punggungnya di sandaran jok dan memejamkan mata musangnya.


-------


  “Anda kembali Tuan? Bukankah anda baru saja pergi?”

Maid berambut blonde itu mengerutkan dahinya.
Menatap Yunho yang sedang melonggarkan dasinya.
Namja tampan itu tersenyum kecil.

  “Aku bekerja di rumah hari ini, Nana, sekretaris dan manajer bagian keuangan di kantor juga ikut bersamaku sekaligus menjaga Jaeho dan Junhon” Ujarnya.

Ah.
Maid bernama Nana Kim itu mengangguk.
Ia tersenyum dan segera masuk untuk mengambil Jaeho dan Junhon yang sedang bermain di ruang tengah.

Yunho menoleh ke belakang.
Menaikkan alisnya menatap dua yeoja yang ikut bersamanya dari kantor sedang berbisik-bisik di belakangnya dengan banyak mainan yang ada di pelukan mereka.

  “Yah, kalian akan bekerja atau apa eoh?” Tanya namja tampan itu frustasi.

  “Bukankah kau yang meminta kami untuk bermain bersama JaeHon hari ini?” Sahut Jessica berdesis.

  “Aku juga menyuruh kalian bekerja, Jessie” Balas Yunho tegas.

  “Aku akan bekerja dengan cepat agar bisa meluangkan waktu bersama Jaejae dan Honchan, Presdir~” Potong Minzy tersenyum.

Aigoo.
Yunho mengusap wajahnya.

Namja tampan itu mengiring mereka ke ruang tengah dan segera membuka jasnya.
Yunho menghidupkan Laptop peraknya dan membongkar berkas-berkas yang harus ditanda tangani hari ini.

  “KKYYYYAAAAAA~~!! JAEJAE~~! JUNHONCHAN~!”

Namja tampan itu memutar bola matanya mendengar suara teriakan pegawainya.
Kemudian ia tertawa kecil.
Jessica segera menggendong Jaeho sementara Minzy mendudukkan Junhon di pangkuannya.
Mereka mengecup lembut dahi namja kembar itu seraya membongkar berkas kerja.

Ah, sepertinya pekerjaan hari ini akan sangat menyenangkan ania?

  “Minzy, hubungi Direktur Hwang, aku ingin tahu apa dia sudah mempersiapkan berkas yang kuminta” Ujar Yunho mengangkat wajahnya.

  “Unu, unu, jujuju~ Ju~” Oceh Junhon tersenyum manis.

Kedua yeoja itu berteriak gemas.
Mereka mencubiti pipi gembul Junhon.
Aigoo.
Namja cherry itu mengira Yunho sedang berbicara padanya barusan.

  “Yaa! Jangan terus mencubiti pipinya seperti itu! Nanti dia tidak lucu lagi!” Bentak Yunho kesal.

  “Kami yang menjaganya, jangan berisik!” Sahut Jessica acuh.

Ish.
Yunho tertawa remeh.

  “Kupotong gaji kalian!”

  “ANDWAE!”


-------


  “Anyeong Joongie~”

  “Nee, anyeong do”

  “Besok kami tidak ada kelas, kau sendiri tidak apa ania?”

  “Ung, gwenchana”


CKLEK.

BLAMM!

Hahh.
Jaejoong menghela nafasnya setelah jam kuliahnya berakhir.
Rasanya cukup melelahkan, karena kelasnya cukup jauh.
Dan ia harus berlari-lari mengejar mata pelajarannya.

Namja cantik itu mempoutkan bibirnya seraya mengipasi tubuhnya.
Ia merindukan kedua namja mungilnya sekarang.

  “Minho-Jussi, kita tidak ke kantor Yunnie?” Tanya Jaejoong bingung.

Ia melihat kantor milik kekasihnya yang sudah terlewati.
Minho tersenyum kecil.
Ia membalas perkataan majikannya seraya menatap namja cantik itu melalui kaca spion tengah.

  “Tuan Jung bekerja di rumah hari ini, beliau memintaku untuk kembali mengantarnya ke rumah setelah mengantar anda tadi pagi”

Mwo?

Mata bening Jaejoong membesar.
Kenapa Yunho pulang?
Apa Yunho benar-benar marah padanya?

Namja cantik itu mengerutkan dahinya.
Ia takut kalau Yunho membencinya karena ia terus memaksa untuk kuliah.

Ottokhe?

  “Kita sudah sampai”

Ah, Jaejoong mengangkat wajahnya.
Namja cantik itu membuka pintu mobil dan segera turun.
Ia berjalan cepat menaiki tangga teras dan masuk ke dalam rumah setelah membuka sepatunya di ruang depan.

  “Yun---”

Bibir cherry itu terkatup rapat.
Kedua mata beningnya mengerjap pelan.
Tercekat menyadari kalau suaminya tidak sendirian di ruang tengah yang luas itu.
Ia ditemani dua wanita cantik yang sedang memangku putra kembarnya seraya bekerja.

Jaejoong mencengkram erat kedua tangannya.

Menahan rasa sakit yang mencekik tenggorokannya.

  “Ah, selamat datang, Joongie” Sapa Jessica dan Minzy kompak.

Mereka tersenyum manis kepada namja cantik itu.
Yunho ikut mendongakkan wajahnya.
Memperhatikan Jaejoong yang balas membungkukkan tubuhnya sekilas dan segera berlari menaiki tangga menuju kamar mereka.

Namja cantik itu membuka pintu dengan cepat dan membanting pintu tersebut.
Ia duduk di atas ranjang seraya membuka tasnya.

Mengacuhkan air matanya yang mengalir membasahi pipinya.
Jadi begini?
Jaejoong tidak masalah kalau Yunho memerintahkannya dengan tegas untuk tinggal di rumah dan menjaga anak mereka.
Tapi ia merasa menjadi istri yang tidak berguna setelah mengetahui Yunho memutuskan bekerja di rumah demi menjaga Jaeho dan Junhon.

Rasa nyeri di dadanya mencekiknya saat matanya menangkap Jessica dan Minzy yang dibawa oleh Yunho.

Bekerja mungkin tidak masalah, tapi menyuruh mereka untuk menjaga Jaeho dan Junhon sambil bekerja itu membuatnya risih.
Seolah menunjukkan kalau ia bukan seorang Umma yang baik.
Oke, ia memang bukan Umma yang baik.

  “Huks..”

Namja cantik itu mengusap kasar sudut matanya.
Ia meringis.
Merasakan sakit yang amat sangat.
Jaejoong kecewa.

Kenapa Yunho tidak mengatakan kalau ia memang marah?
Kenapa Yunho tidak memberitahunya kalau ia ingin Jaejoong patuh?
Kenapa Yunho tidak memintanya kalau ia ingin namja cantik itu yang menjaga putra mereka?


-------


Yunho  berdiri di hadapan cermin saat ini, memakai kausnya seraya melirik Jaejoong yang kembali diam.
Namja cantik itu tidak berkata apa pun ketika Yunho mengatakan kalau ia akan kembali bekerja di rumah bersama Jessica dan Minzy hari ini.

  “Joongie, kau baik-baik saja?” Tanya Yunho lembut.

Hening.

Namja cantik itu tidak menyahut.
Ia masih diam.

Jaejoong meraih tas selempangnya dan beranjak keluar kamar.
Mengacuhkan Yunho yang terdiam di tempatnya.


CKLEK.

Yunho keluar kamar dan menuruni tangga.
Mata musangnya bergerak pelan memandang Jaeho dan Junhon yang baru saja selesai dimandikan oleh maid.

  “BooJae!” Teriak Yunho lantang.

Jaejoong tidak menyahut.
Namja cantik itu mempercepat langkahnya dan segera masuk ke dalam mobil.
Memerintahkan Minho untuk segera menyetir melajukan mobil mewah itu.

  “Aishh” Yunho mengusap wajahnya.

Namja tampan itu mendengus dan berbelok ke ruang makan.
Duduk disana dan melahap sarapannya.

  “Tuan Jung”

Ne?
Yunho menoleh.
Menatap butler yang berdiri di sampingnya.

  “Mianhae, mungkin saya lancang, tapi, apakah anda sedang bertengkar dengan Nyonya Jung?”

  “Mwo? Aniya, sama sekali tidak, kenapa kau bisa berpikir seperti itu?”

  “Kemarin saya melihat Nyonya Jung menangis saat ia memasuki kamar”

  “Jeongmall?”

  “Minho juga mengatakan kalau dua hari ini Nyonya Jung selalu menangis di dalam mobil”

Yunho berhenti mengunyah.
Ia meletakkan pisau roti dan garpunya.
Kemudian ia kembali menatap sang butler.

  “Aku sendiri tidak mengerti apa yang terjadi”

Well, namja paruh baya itu hanya mengangkat bahunya pelan.


-------


CKLEK.

Yunho mengangkat wajahnya menatap Jaejoong yang baru saja pulang.
Namja cantik itu meletakkan tasnya di atas meja dan hendak mengganti pakaiannya.
Namun Yunho sudah lebih dulu menahan pergelangan tangannya.

  “Apa yang sudah terjadi?” Tanya Yunho pelan.

Uh.
Namja cantik itu mendengus.
Ia mengerutkan dahinya dan berusaha melepaskan tangannya.

  “Kenapa kau menangis?” Tanya Yunho lagi.

Jaejoong mengerjapkan matanya.
Ia masih diam.
Menggerakkan bola matanya yang kembali berkaca-kaca sekarang.
Namja cantik itu masih berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Yunho.

Namun namja tampan itu balas mencengkram pergelangan tangan Jaejoong semakin erat.

  “Kau menangis karena aku?”

Jaejoong tidak menyahut.
Ia menundukkan wajahnya dan berhenti melawan.
Namja cantik itu terisak lirih.
Kemudian ia memeluk Yunho dengan erat.

Namja tampan itu menghela nafasnya.
Ia melepas genggamannya pada tangan Jaejoong dan mengecup lembut puncak kepalanya seraya mengusap lembut punggungnya.

  “Kenapa harus diam? Kenapa Yunnie nggak bilang langsung kalau Yunnie nggak mau Joongie kuliah?” Isak namja cantik itu seraya mencengkram kaus Yunho.

Mata musang Yunho bergerak pelan.
Ia kembali menghela nafas dan menepuk lembut punggung Jaejoong.

  “Aku tidak ingin mengekangmu, Boo..Aku sudah mengacaukan masa sekolahmu, dan aku tidak ingin mengulanginya lagi”

  “Tapi Yunnie sudah mengacaukan perasaan Joongie!”

  “Maksudmu?”

  “Joongie kecewa melihat Yunnie terpaksa bekerja di rumah karena Joongie egois..Hiks..Joongie nggak senang melihat Nuna-Nuna itu menjaga JaeHon~! Joongie Umma mereka! Seharusnya Joongie yang menjaga mereka~!”

  “Kupikir kau tidak terlalu peduli dengan mereka, Boo”


PLAKK!

Yunho meringis.
Merasakan punggungnya yang dipukul Jaejoong.
Namja cantik itu mengangkat wajahnya.
Menatap tajam mata musang kekasihnya.

  “Tidak ada Umma yang tidak peduli pada anaknya, Yunnie yah! Apa lagi duplikat beruang sepertimu~!”

  “Mianhae”

  “Joongie berhenti kuliah!”

  “Tapi---”

  “Mulai sekarang Joongie yang menjaga Jaejae dan Honchan, dulu Yunnie Cuma bawa satu Nuna ke rumah, sekarang Yunnie bawa dua, Joongie nggak mau kalau nanti Yunnie bawa tiga~!”

Eoh?

Yunho menaikkan alisnya.
Ia terkekeh lucu dan menganggukkan wajahnya.
Mengusap lembut kepala Jaejoong dan mengecup lembut bibir ranumnya.

  “Maaf karena sudah mengacaukan pendidikanmu, sayang”

  “Permintaan maaf diterima”

  “Jadi selama ini kau menyesal?”

  “Bukankah kalau ada yang meminta maaf harus diterima? Kenapa harus menyesal?”

Jish.
Namja tampan itu mengetuk pelan dahi Jaejoong.
Membuat namja cantik itu mendengus dan balas menepuk pipi Yunho.
Ah, ia tidak berubah.
Tetap polos dan menggemaskan.

  “Kka, sekarang waktunya Jaejae dan Honchan makan malam”

  “Ung~”


END.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar