Tittle: 100 MILLION FATE EPILOG
Genre:
YAOI
Author:
Shella Rizal a.k.a Park Sooji
Cast:
Yunjae and other
Length:
ONESHOOT
Rating:
family-romance-mpreg-friendship-fluffy-gigit changmin
WARNING:
BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2
kutang Jae umma*
CAUTION: JUNG JAEHO DAN JUNG JUNHON MILIK AUTHOR SETANGKAI!
-------
“Yunnie marah?”
.
.
.
CKLEK.
Namja tampan itu membuka pelan pintu kamarnya.
Kemudian ia menutupnya kembali dengan sama pelan.
Mata musang Yunho mengerjap, memandang kekasihnya yang
sedang terlelap bersama kedua putranya.
Putra?
Hmp, setelah insiden yang membuat seluruh kelas itu
panik, Jaejoong melahirkan dua namja berwajah sama.
SRET.
Yunho tersenyum kecil seraya mengelus pelan dahi
Jaejoong.
Kemudian ia melirik Jaeho dan Junhon yang juga
memejamkan mata.
Ah, ia sudah cukup matang untuk memiliki anak ania?
Sangat kontras dengan namja cantik itu.
“Mianhae”
Bisik Yunho lirih.
Ia mengecup lembut pipi Jaejoong dan diam menatap
wajah damainya.
Namja cantik itu sudah berumur 17 tahun sekarang.
Ia baru saja lulus dari sekolahnya.
Yunho menghela nafas.
Ia ingin agar Jaejoong tetap di rumah dan merawat anak
mereka.
Tapi memikirkan bahwa ia sudah mengacaukan sekolah
Jaejoong dengan pernikahan mereka membuatnya ingin menggangguk ketika Jaejoong
meminta ijin untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
Aigoo.
Ottokhe?
“Umm”
Eoh?
Yunho menatap Junhon yang terbangun.
Bayi berumur 1 tahun itu mengerjapkan mata bulatnya
lucu.
Ia tersenyum manis ketika memandang Appanya.
Yunho balas tersenyum.
Ia segera mengulurkan tangannya dan menggendong namja cherry itu.
“Ah-Uh”
“Honchan haus
ne?”
Junhon terkikik kecil.
Kemudian ia menguap lucu dan menjatuhkan wajahnya di
bahu Yunho.
Namja tampan itu berjalan mendekati meja nakas dan
mengambil satu botol dot bergambar chibi
hero dan menyusupkannya ke mulut mungil Junhon.
Mata bulat Junhon mengerjap ngantuk.
Ia mengemut dot-nya pelan.
“Yunnie..”
“Kau sudah
bangun, sayang?”
“Ung..Joongie
haus”
Aigoo.
Yunho tertawa kecil dan mengambil satu gelas air
mineral yang ada di meja.
Namja cantik itu tidak jauh berbeda dengan Junhon
ania?
“Jam berapa
sekarang?”
“Masih jam 9
malam”
“Ah, Yunnie
harus menandatangani proposal perusahaan ania? Cha, biar Joongie yang gendong
Honchan”
“Aku bisa
mengerjakannya sebentar lagi, Boo, kau masih mengantuk”
“Ani! Yunnie
kerjakan sekarang! Joongie nggak mau Yunnie tidur telat lagi~!”
Yunho menghela nafas pelan seraya tersenyum.
Ia mengangguk dan memberikan Junhon kepada Jaejoong.
Namja cantik itu memeluk putra bungsunya seraya
melirik Jaeho yang masih terlelap.
“Kalau butuh
sesuatu panggil saja aku ne?” Bisik Yunho seraya mengecup dahi Jaejoong.
Namja cantik itu tersenyum manis.
Ia mengangguk dan menguap pelan.
Ah, seharian di kebun binatang tadi benar-benar
membuatnya lelah.
-------
Namja cantik itu tersenyum senang menatap kedua
sahabatnya saat ini.
Mengacuhkan Jaeho dan Junhon yang sedang dijaga oleh
para maid.
Kyuhyun terlihat sedikit dewasa dengan tas ranselnya.
Sementara Junsu, ah, ia mengecat rambutnya menjadi
merah.
Keren.
“Kepalaku
masih pusing, aish, dosen Lee baru saja masuk, tapi ia sudah memberikan tugas!”
Ujar Kyuhyun kesal.
“Hahaha,
untung saja aku jurusan seni” Kekeh Junsu geli.
Uh.
Namja cantik itu memaksakan senyumnya pelan.
Jujur saja, ia sedikit cemburu dengan kedua sahabatnya
saat ini.
Melihat mereka menjalani kehidupan mahasiswa
sepertinya cukup menyenangkan ania?
“Dan kau tahu
Joongie? Changmin Hyung bilang ia akan segera melamarku setelah lulus nanti!
Hahahahaha~” Sambung Kyuhyun lagi.
Ish.
Junsu menatapnya remeh.
“Jangan
terlalu senang, kita masih harus melewati 4 tahun di kampus baru lulus” Cibir
namja imut itu.
Ish.
Kyuhyun menjulurkan lidahnya seraya menoyor dahi
sahabatnya.
Jaejoong tidak tertawa.
Ia hanya diam dengan sedikit senyum yang tertarik di
sudut bibirnya.
Membuat kedua sahabatnya berhenti ricuh dan menoleh
memperhatikan Jaejoong.
“Joongie,
waeyo? Kau sedang ada masalah?” Tanya Junsu mengerutkan dahinya.
“Apa kau
sedang bertengkar dengan suamimu?” Ujar Kyuhyun ikut bertanya.
Ah-ah.
Namja cantik itu menggeleng pelan.
Ia mengerjapkan matanya sayu.
“Joongie ingin
kuliah” Bisiknya pelan.
Seolah takut kalau Yunho yang sedang berada di kantornya
mendengar.
Eoh?
Junsu dan Kyuhyun saling menatap satu sama lain.
Kemudian mereka kembali memandang Jaejoong.
“Tapi Yunnie
bilang lebih baik Joongie di rumah saja, karena ada Jaejae dan Honchan”
Sambungnya lagi.
Kyuhyun menghela nafas mendengarnya.
Ia menyentuh tangan sahabatnya dan membalas
perkataannya.
“Suamimu
benar, Joongie ah, kalau kau kuliah dan sibuk, siapa yang akan menjaga
anak-anakmu?”
Junsu ikut membenarkan.
“Lagi pula,
kehidupanmu cukup menyenangkan, kau memiliki segalanya ania? Menurutku dengan
kehadiran kedua putramu akan membuatmu betah di rumah” Ujarnya.
Jaejoong mempoutkan bibir cherry-nya.
Kedua mata beningnya berkaca-kaca.
Ini kali pertama mereka menolak untuk mendukung
keinginannya.
Dan lagi, namja cantik itu merasa kalau itu karena
mereka berada di jenjang yang berbeda dengannya.
“Tapi Joongie
juga ingin seperti Kyunnie dan Junchan..Huks..Joongie mau kuliah” Isak Jaejoong
lirih.
Omoooo.
Kedua namja itu saling mengerutkan dahi mereka.
Kyuhyun mengusap lembut rambut hitam Jaejoong
sementara Junsu beranjak memeluk namja cantik itu.
Membuat Jaejoong semakin menumpahkan tangisnya.
-------
Yunho meletakkan Jaeho yang semula digendongnya ke
atas ranjang.
Membiarkan bayi almond
itu berguling disana.
Kemudian ia mendekati Jaejoong yang terlihat diam
sejak kemarin.
GREPP.
Namja cantik itu tersentak pelan.
Ia mendongakkan wajahnya menatap Yunho yang memeluk
pinggangnya dari belakang.
Memejamkan matanya sejenak merasakan kecupan lembut
Yunho di pinggir dahinya.
“Apa yang
terjadi hmm?” Gumam Yunho lembut.
Jaejoong mengeratkan pegangannya di besi beranda kamar
itu.
Ia mempoutkan bibir cherry-nya.
“Apanya?”
Sahutnya manja.
Membuat namja tampan itu tersenyum kecil mendengarnya.
“Kau
mendiamiku dua hari ini, apa aku berbuat salah?” Tanya Yunho pelan.
Hening.
Lama namja cantik itu terdiam.
Merapatkan bibir ranumnya.
Sampai kemudian ia menghela nafas dan berbalik
menghadap kekasihnya.
“Joongie mau
kuliah” Ujarnya lirih.
Namja tampan itu menaikkan alisnya.
Menatap tatapan memohon dari kedua mata bening itu.
Aigoo.
Yunho tersenyum kecil mendengarnya.
Sudah lama ia tidak melihat sikap manja Jaejoong yang
seperti ini sejak masa mengidam namja cantik itu.
“Jurusan apa
hm?”
Mwo?
Jaejoong membesarkan matanya.
Ia menyentuh lengan Yunho yang masih setia berada di
pinggangnya.
“Yunnie
mengijinkan?” Tanyanya kaget.
“Apa yang
tidak untukmu, sayang?” Balas Yunho tersenyum.
Jaejoong mengembangkan senyum manisnya.
Ia tertawa kecil dan menyurukkan wajahnya di dada
bidang namja tampan itu.
Ah, wajahnya menghangat.
Yunho menaikkan tangannya memeluk punggung kekasihnya.
Ia ikut tersenyum kecil di sela helaan nafasnya.
Well, yang penting Jaejoong bahagia ania?
“Gomawo, bear~”
“Na do saranghae,
Boo”
“Hahahahaha~”
“Sudah bisa
tertawa eoh?”
Jaejoong mengangguk.
Ia balas memeluk erat punggung kekasihnya.
Tersenyum kecil saat namja tampan itu mengecup lembut
tengkuknya.
Ah, ia tidak sabar ingin memberitahu kedua sahabatnya.
-------
“Jja, Umma
pergi nee~ Jangan nakal, arra?” Ujar Jaejoong seraya mengacak rambut kedua
putranya.
Junhon mempoutkan bibir mungilnya sementara Jaeho
merentangkan kedua lengannya.
“Nanti saja
ne? Umma mau kuliah~” Ucap namja cantik itu mengecup lembut dahi Jaeho.
Bayi almond
itu mengerutkan dahinya menatap punggung Jaejoong yang menghilang di balik
pintu rumah mewah itu.
Jaeho bergerak risih dan berteriak lantang.
Ia meronta dari pelukan maid.
Yunho yang baru saja turun dari kamar setelah
mengambil ponselnya yang ketinggalan menaikkan alisnya melirik putranya yang
sedang menangis histeris di ruang depan.
Namja tampan itu berlari kecil dan mengambil Jaeho
dari gendongan maid berambut blonde
itu.
“Joongie
eodisseo?” Tanya Yunho.
“Sedang
menunggu anda di mobil, Tuan” Sahut maid tersebut.
Ck.
Yunho menghela nafas dan menggoyangkan tubuh namja almond itu pelan.
Mencoba membuatnya berhenti menangis.
See?
Ini baru hari pertama dan Jaeho sudah histeris seperti
ini.
Bagaimana kalau 4 tahun?
“Ummmamammaaaaaa~~~!! Huwwweeee…Hiks..Hiks..Umm..Umm~!”
“Hentikan
tangismu Jae ah, uri Umma tidak akan lama nee”
“Aaaaaanngggggggg~~!”
“Jaeho,
dengarkan Appa nee, nanti Appa terlambat ke kantor”
Namja almond
itu semakin meronta.
Ia mengepalkan kedua tangannya erat hingga wajahnya
terlihat memerah.
Jaeho menendangi Yunho, membuat sang Appa meringis
sakit.
Yunho segera mengembalikan namja almond itu kepada maid.
Namja tampan itu mengecup lembut dahi Jaeho dan
menepuk kepalanya.
“Appa pergi
nee, anyeong”
Sontak Jaeho berhenti menangis.
Ia menatap diam punggung Yunho yang berjalan
meninggalkannya.
Kedua mata musangnya terlihat berair dan memerah.
Namja almond
itu menghisap ibu jarinya.
“Huuuwwwwweee~~..Apppapapapapaaaa~~..Huks..Appaaaaa..”
Jaeho menolehkan wajahnya ke samping.
Menatap kembarannya yang kini mentangisi kepergian
Yunho.
Junhon meronta histeris dan berteriak-teriak lantang.
Membuat para maid
kewalahan menggendong keduanya.
Sementara itu Yunho baru saja masuk ke dalam mobil.
Ia mendesah pendek melihat Jaejoong yang sedang
bersenandung pelan seraya membuka-buka buku teks-nya.
“Uri Jaejae
menangis” Ujar Yunho.
Jaejoong menoleh.
Menatap mata musang kekasihnya.
“Ia tidak
ingin kau pergi, Joongie”
“Yunnie sudah
berikan botol susunya?”
Dahi Yunho mengerut.
Ia mencengkram jemarinya yang terkepal sekarang.
Sungguh, jawaban polos dari istrinya membuat emosinya
menyeruak seketika.
Tidak tahukah namja cantik itu kalau putranya menangis
karena kepergiannya?
“BooJae” Lirih
Yunho setelah mendesah panjang.
Ia memiringkan posisi duduknya menatap Jaejoong.
“Kau yakin
ingin melanjutkan kuliah? Jaejae dan Honchan membutuhkanmu, baby”
“…”
“Joongie, kau
dengar aku?”
“Joongie ingin
merasakan bangku kuliah, Yunnie yah..Joongie juga merindukan Kyunnie dan
Junchan”
“Bagaimana
dengan putra kita hm?”
Uh.
Jaejoong mempoutkan bibirnya.
Ia tidak menyahut.
Membuat Yunho menjauhkan kedua tangannya dari pundak
Jaejoong.
Namja tampan itu tahu apa jawabannya.
Jaejoong lebih memilih keinginannya dari pada mengurus
putra mereka di rumah.
Jish.
Kenapa rasanya sakit?
Membuat Yunho berpikir kalau Jaejoong tidak menyukai
anaknya.
Kalau namja cantik itu menyesal sudah memiliki kehidupan
bersamanya.
Yunho mengusap wajahnya pelan dan menolehkan wajahnya
menatap jendela.
Mengacuhkan Jaejoong yang mengerutkan dahinya
sekarang.
“Yunnie
marah?”
“…”
“Yunnie bear..”
“Sudah sampai,
kka, nanti kau telat”
Namja cantik itu mengerjapkan mata beningnya.
Menatap gedung Universitas yang terpampang diluar
jendela.
Jaejoong menghembuskan nafasnya seraya mengusap tetes
bening yang mengalir membasahi pipinya.
Namja cantik itu membuka pintu mobil dan turun dari
sana.
Yunho mendesah panjang.
Ia menyandarkan punggungnya di sandaran jok dan
memejamkan mata musangnya.
-------
“Anda kembali
Tuan? Bukankah anda baru saja pergi?”
Maid berambut blonde itu mengerutkan dahinya.
Menatap Yunho yang sedang melonggarkan dasinya.
Namja tampan itu tersenyum kecil.
“Aku bekerja
di rumah hari ini, Nana, sekretaris dan manajer bagian keuangan di kantor juga
ikut bersamaku sekaligus menjaga Jaeho dan Junhon” Ujarnya.
Ah.
Maid bernama Nana Kim itu mengangguk.
Ia tersenyum dan segera masuk untuk mengambil Jaeho
dan Junhon yang sedang bermain di ruang tengah.
Yunho menoleh ke belakang.
Menaikkan alisnya menatap dua yeoja yang ikut
bersamanya dari kantor sedang berbisik-bisik di belakangnya dengan banyak
mainan yang ada di pelukan mereka.
“Yah, kalian
akan bekerja atau apa eoh?” Tanya namja tampan itu frustasi.
“Bukankah kau
yang meminta kami untuk bermain bersama JaeHon hari ini?” Sahut Jessica
berdesis.
“Aku juga
menyuruh kalian bekerja, Jessie” Balas Yunho tegas.
“Aku akan
bekerja dengan cepat agar bisa meluangkan waktu bersama Jaejae dan Honchan,
Presdir~” Potong Minzy tersenyum.
Aigoo.
Yunho mengusap wajahnya.
Namja tampan itu mengiring mereka ke ruang tengah dan
segera membuka jasnya.
Yunho menghidupkan Laptop peraknya dan membongkar
berkas-berkas yang harus ditanda tangani hari ini.
“KKYYYYAAAAAA~~!! JAEJAE~~! JUNHONCHAN~!”
Namja tampan itu memutar bola matanya mendengar suara
teriakan pegawainya.
Kemudian ia tertawa kecil.
Jessica segera menggendong Jaeho sementara Minzy
mendudukkan Junhon di pangkuannya.
Mereka mengecup lembut dahi namja kembar itu seraya
membongkar berkas kerja.
Ah, sepertinya pekerjaan hari ini akan sangat
menyenangkan ania?
“Minzy,
hubungi Direktur Hwang, aku ingin tahu apa dia sudah mempersiapkan berkas yang
kuminta” Ujar Yunho mengangkat wajahnya.
“Unu, unu,
jujuju~ Ju~” Oceh Junhon tersenyum manis.
Kedua yeoja itu berteriak gemas.
Mereka mencubiti pipi gembul Junhon.
Aigoo.
Namja cherry
itu mengira Yunho sedang berbicara padanya barusan.
“Yaa! Jangan
terus mencubiti pipinya seperti itu! Nanti dia tidak lucu lagi!” Bentak Yunho
kesal.
“Kami yang
menjaganya, jangan berisik!” Sahut Jessica acuh.
Ish.
Yunho tertawa remeh.
“Kupotong gaji
kalian!”
“ANDWAE!”
-------
“Anyeong
Joongie~”
“Nee, anyeong
do”
“Besok kami
tidak ada kelas, kau sendiri tidak apa ania?”
“Ung,
gwenchana”
CKLEK.
BLAMM!
Hahh.
Jaejoong menghela nafasnya setelah jam kuliahnya berakhir.
Rasanya cukup melelahkan, karena kelasnya cukup jauh.
Dan ia harus berlari-lari mengejar mata pelajarannya.
Namja cantik itu mempoutkan bibirnya seraya mengipasi
tubuhnya.
Ia merindukan kedua namja mungilnya sekarang.
“Minho-Jussi,
kita tidak ke kantor Yunnie?” Tanya Jaejoong bingung.
Ia melihat kantor milik kekasihnya yang sudah
terlewati.
Minho tersenyum kecil.
Ia membalas perkataan majikannya seraya menatap namja
cantik itu melalui kaca spion tengah.
“Tuan Jung
bekerja di rumah hari ini, beliau memintaku untuk kembali mengantarnya ke rumah
setelah mengantar anda tadi pagi”
Mwo?
Mata bening Jaejoong membesar.
Kenapa Yunho pulang?
Apa Yunho benar-benar marah padanya?
Namja cantik itu mengerutkan dahinya.
Ia takut kalau Yunho membencinya karena ia terus
memaksa untuk kuliah.
Ottokhe?
“Kita sudah
sampai”
Ah, Jaejoong mengangkat wajahnya.
Namja cantik itu membuka pintu mobil dan segera turun.
Ia berjalan cepat menaiki tangga teras dan masuk ke
dalam rumah setelah membuka sepatunya di ruang depan.
“Yun---”
Bibir cherry
itu terkatup rapat.
Kedua mata beningnya mengerjap pelan.
Tercekat menyadari kalau suaminya tidak sendirian di
ruang tengah yang luas itu.
Ia ditemani dua wanita cantik yang sedang memangku
putra kembarnya seraya bekerja.
Jaejoong mencengkram erat kedua tangannya.
Menahan rasa sakit yang mencekik tenggorokannya.
“Ah, selamat
datang, Joongie” Sapa Jessica dan Minzy kompak.
Mereka tersenyum manis kepada namja cantik itu.
Yunho ikut mendongakkan wajahnya.
Memperhatikan Jaejoong yang balas membungkukkan
tubuhnya sekilas dan segera berlari menaiki tangga menuju kamar mereka.
Namja cantik itu membuka pintu dengan cepat dan
membanting pintu tersebut.
Ia duduk di atas ranjang seraya membuka tasnya.
Mengacuhkan air matanya yang mengalir membasahi
pipinya.
Jadi begini?
Jaejoong tidak masalah kalau Yunho memerintahkannya
dengan tegas untuk tinggal di rumah dan menjaga anak mereka.
Tapi ia merasa menjadi istri yang tidak berguna
setelah mengetahui Yunho memutuskan bekerja di rumah demi menjaga Jaeho dan
Junhon.
Rasa nyeri di dadanya mencekiknya saat matanya
menangkap Jessica dan Minzy yang dibawa oleh Yunho.
Bekerja mungkin tidak masalah, tapi menyuruh mereka untuk menjaga Jaeho dan Junhon sambil bekerja itu membuatnya risih.
Seolah menunjukkan kalau ia bukan seorang Umma yang
baik.
Oke, ia memang bukan Umma yang baik.
“Huks..”
Namja cantik itu mengusap kasar sudut matanya.
Ia meringis.
Merasakan sakit yang amat sangat.
Jaejoong kecewa.
Kenapa Yunho tidak mengatakan kalau ia memang marah?
Kenapa Yunho tidak memberitahunya kalau ia ingin
Jaejoong patuh?
Kenapa Yunho tidak memintanya kalau ia ingin namja
cantik itu yang menjaga putra mereka?
-------
Yunho berdiri
di hadapan cermin saat ini, memakai kausnya seraya melirik Jaejoong yang
kembali diam.
Namja cantik itu tidak berkata apa pun ketika Yunho
mengatakan kalau ia akan kembali bekerja di rumah bersama Jessica dan Minzy
hari ini.
“Joongie, kau
baik-baik saja?” Tanya Yunho lembut.
Hening.
Namja cantik itu tidak menyahut.
Ia masih diam.
Jaejoong meraih tas selempangnya dan beranjak keluar
kamar.
Mengacuhkan Yunho yang terdiam di tempatnya.
CKLEK.
Yunho keluar kamar dan menuruni tangga.
Mata musangnya bergerak pelan memandang Jaeho dan
Junhon yang baru saja selesai dimandikan oleh maid.
“BooJae!”
Teriak Yunho lantang.
Jaejoong tidak menyahut.
Namja cantik itu mempercepat langkahnya dan segera
masuk ke dalam mobil.
Memerintahkan Minho untuk segera menyetir melajukan
mobil mewah itu.
“Aishh” Yunho
mengusap wajahnya.
Namja tampan itu mendengus dan berbelok ke ruang
makan.
Duduk disana dan melahap sarapannya.
“Tuan Jung”
Ne?
Yunho menoleh.
Menatap butler yang
berdiri di sampingnya.
“Mianhae,
mungkin saya lancang, tapi, apakah anda sedang bertengkar dengan Nyonya Jung?”
“Mwo? Aniya,
sama sekali tidak, kenapa kau bisa berpikir seperti itu?”
“Kemarin saya
melihat Nyonya Jung menangis saat ia memasuki kamar”
“Jeongmall?”
“Minho juga
mengatakan kalau dua hari ini Nyonya Jung selalu menangis di dalam mobil”
Yunho berhenti mengunyah.
Ia meletakkan pisau roti dan garpunya.
Kemudian ia kembali menatap sang butler.
“Aku sendiri
tidak mengerti apa yang terjadi”
Well, namja paruh baya itu hanya mengangkat bahunya
pelan.
-------
CKLEK.
Yunho mengangkat wajahnya menatap Jaejoong yang baru
saja pulang.
Namja cantik itu meletakkan tasnya di atas meja dan
hendak mengganti pakaiannya.
Namun Yunho sudah lebih dulu menahan pergelangan
tangannya.
“Apa yang
sudah terjadi?” Tanya Yunho pelan.
Uh.
Namja cantik itu mendengus.
Ia mengerutkan dahinya dan berusaha melepaskan
tangannya.
“Kenapa kau
menangis?” Tanya Yunho lagi.
Jaejoong mengerjapkan matanya.
Ia masih diam.
Menggerakkan bola matanya yang kembali berkaca-kaca
sekarang.
Namja cantik itu masih berusaha melepaskan tangannya
dari genggaman Yunho.
Namun namja tampan itu balas mencengkram pergelangan
tangan Jaejoong semakin erat.
“Kau menangis
karena aku?”
Jaejoong tidak menyahut.
Ia menundukkan wajahnya dan berhenti melawan.
Namja cantik itu terisak lirih.
Kemudian ia memeluk Yunho dengan erat.
Namja tampan itu menghela nafasnya.
Ia melepas genggamannya pada tangan Jaejoong dan
mengecup lembut puncak kepalanya seraya mengusap lembut punggungnya.
“Kenapa harus
diam? Kenapa Yunnie nggak bilang langsung kalau Yunnie nggak mau Joongie
kuliah?” Isak namja cantik itu seraya mencengkram kaus Yunho.
Mata musang Yunho bergerak pelan.
Ia kembali menghela nafas dan menepuk lembut punggung
Jaejoong.
“Aku tidak
ingin mengekangmu, Boo..Aku sudah mengacaukan masa sekolahmu, dan aku tidak
ingin mengulanginya lagi”
“Tapi Yunnie
sudah mengacaukan perasaan Joongie!”
“Maksudmu?”
“Joongie
kecewa melihat Yunnie terpaksa bekerja di rumah karena Joongie
egois..Hiks..Joongie nggak senang melihat Nuna-Nuna itu menjaga JaeHon~!
Joongie Umma mereka! Seharusnya Joongie yang menjaga mereka~!”
“Kupikir kau
tidak terlalu peduli dengan mereka, Boo”
PLAKK!
Yunho meringis.
Merasakan punggungnya yang dipukul Jaejoong.
Namja cantik itu mengangkat wajahnya.
Menatap tajam mata musang kekasihnya.
“Tidak ada
Umma yang tidak peduli pada anaknya, Yunnie yah! Apa lagi duplikat beruang
sepertimu~!”
“Mianhae”
“Joongie
berhenti kuliah!”
“Tapi---”
“Mulai
sekarang Joongie yang menjaga Jaejae dan Honchan, dulu Yunnie Cuma bawa satu
Nuna ke rumah, sekarang Yunnie bawa dua, Joongie nggak mau kalau nanti Yunnie
bawa tiga~!”
Eoh?
Yunho menaikkan alisnya.
Ia terkekeh lucu dan menganggukkan wajahnya.
Mengusap lembut kepala Jaejoong dan mengecup lembut
bibir ranumnya.
“Maaf karena
sudah mengacaukan pendidikanmu, sayang”
“Permintaan
maaf diterima”
“Jadi selama
ini kau menyesal?”
“Bukankah
kalau ada yang meminta maaf harus diterima? Kenapa harus menyesal?”
Jish.
Namja tampan itu mengetuk pelan dahi Jaejoong.
Membuat namja cantik itu mendengus dan balas menepuk
pipi Yunho.
Ah, ia tidak berubah.
Tetap polos dan menggemaskan.
“Kka, sekarang
waktunya Jaejae dan Honchan makan malam”
“Ung~”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar