PART 9.
“Presdir?”
Sandara Park menaikkan alisnya.
Melihat Yunho yang hadir ke kantor hari ini.
Hei, bukankah namja tampan itu sedang mengembangkan
perusahaan di Jepang?
“Katakan pada
Minzy agar menemuiku di ruangan” Ujar Yunho.
Yeoja berambut cokelat itu mengangguk.
Ia segera mendial nomor meja sekretaris berambut
pendek itu saat Yunho sudah berada di dalam lift.
TING.
Namja tampan itu berjalan cepat memasuki ruangannya.
Ia tersenyum kepada yeoja cantik yang sudah berdiri di
samping mejanya itu.
“Waeyo?
Bukankah seharusnya anda kembali minggu depan?” Tanya Minzy tersenyum.
Yunho menggeleng.
Ia balas tersenyum.
“Ada beberapa
hal yang harus kulakukan”
Ah.
Minzy mengangguk mengerti.
“Presdir Jung,
satu dari Office Boy kita telah
mengajukan surat pengunduran diri”
“Mwo?”
“Dan hari ini
adalah hari terakhir ia bekerja”
“Apa
alasannya?”
“Entahlah, ia
tidak mengatakannya dengan jelas”
Yunho mengernyitkan dahinya.
“Siapa?”
“Taemin, Lee
Taemin”
Namja tampan itu beranjak duduk di kursinya.
Ia meletakkan ponselnya di atas meja dan duduk diam
melirik jendela.
Mengacuhkan Minzy yang menggigit bibir bawahnya ragu.
“Um, Mianhae
Tuan, aku hanya penasaran, apakah ingatan anda sudah kembali?”
Yunho tertegun.
Mata musangnya sontak menoleh menatap sekretarisnya
yang cantik itu.
Pertanyaan barusan mengingatkannya akan Jessica.
Bukankah yeoja blonde itu selalu menanyakan hal yang
sama setiap pagi?
“Apakah ada
alasan tertentu yang ingin kau katakan padaku jika ingatanku memang sudah kembali?”
DEG.
Gong Minzy terdiam.
Mata sipitnya bergerak pelan.
Ia tahu Yunho menjebaknya dengan pertanyaan seperti
itu.
Well, ia harus berhati-hati.
Mengingat ancaman Jung Keybum terhadap seluruh
karyawan jika mereka membeberkan tentang masa lalu Yunho bersama Jaejoong
kepadanya.
“Aku----”
TOK TOK TOK.
Yunho dan Minzy saling menoleh ke arah pintu.
Namja tampan itu mempersilahkan masuk dan pintu kaca
berwarna hitam itu terbuka pelan.
Menampilkan sesosok namja berkulit susu yang
melongokkan kepalanya.
“Mianhae,
Sandara Nuna memberitahuku kalau Presdir tiba di ruangan hari ini, dan aku
bertugas mengantarkan teh madu anda” Ujar Taemin.
Yunho tidak menyahut.
Ia hanya merapatkan bibirnya di tempat.
Dejavu.
[ “Tehnya, Presdir?” ]
Mata musang Yunho mengerjap.
[ “Hehehehe, Taemin menyetujui pertukaran piket
mengantarkan teh madu untukmu mulai hari ini, otte? Kau senang?” ]
TREK.
Yunho terkesiap saat Taemin meletakkan cangkir itu.
Sementara Minzy menahan nafasnya.
“Siapa Office Boy yang biasanya mengantarkan
teh ke ruanganku?”
Cih.
Taemin memicingkan matanya.
“Ia sudah
dipecat, Tuan”
“Ke---”
“Masih ada
yang harus kuselesaikan, permisi”
TAP TAP TAP.
CKLEK.
Yunho mengernyitkan dahinya.
Menatap pintu yang sudah ditutup oleh Taemin.
Eoh?
Apa-apaan yang barusan itu?
-------
“Hhhhff”
Namja cantik itu menghela nafasnya.
Mata beningnya mengerjap sayu.
Ia memutuskan untuk duduk di kursi sejenak.
Beban yang diperutnya membuatnya cepat lelah jika
berdiri terlalu lama belakangan ini.
Jaejoong mengusap lembut perutnya.
Seulas senyum terukir di bibir cherrynya.
Ah, ia tidak sabar menunggu anaknya lahir.
Jaejoong mendongakkan wajahnya.
Menaikkan alis memperhatikan jarum jam yang berdetak
itu.
Sudah beberapa hari ini ia tidak melihat Yunho.
Namja cantik itu tersenyum kecil.
Rindukah?
“Rasa cinta
tidak akan lenyap begitu saja..” Gumamnya lirih.
Walaupun Yunho telah mengkhianati dirinya.
Merusak janji yang pernah diucapkan kepadanya.
Dan menghilang dari sisinya.
Tidak.
Cintanya pada Yunho masih tetap sama.
Hanya saja logikanya memaksa untuk melawan rasa itu.
CKLEK.
Jaejoong menoleh.
Menatap pintu ruangannya yang dibuka.
Kemudian ia tersenyum manis.
“Changmin ah”
Panggilnya.
Namja berwajah kekanakan itu tersenyum lebar.
Ia menutup pintu dan berjalan menghampiri Jaejoong.
“Bagaimana
kabarmu?” Tanya Changmin.
“Lumayan,
kau?” Balas Jaejoong balik bertanya.
“Aku seorang
Appa sekarang”
“Jeongmall?
Istrimu sudah melahirkan?”
“Ne, bayi kami
laki-laki, namanya Shim Minkyu”
“Omooo~ Aku
ingin sekali melihatnyaa~”
“Hahaha,
sayangnya Kyuhyunku masih terlalu lemah untuk bergerak, mungkin musim semi
nanti ia bisa bermain ke sini”
“Kuharap”
“Ah, ne, kau
ingat kalau aku pernah memberitahumu tentang adikku?”
“Um, waeyo?”
“Ia akan ke
Jepang minggu ini”
“Omo, bukankah
kau bilang ia tidak ingin pergi?”
“Entahlah,
mendadak namja itu berubah pikiran, well, aku cukup bersyukur akhirnya ia
menurut kepadaku”
Hmp.
Jaejoong tersenyum manis.
Mata beningnya berkilat sejenak.
“Aku jadi
semakin penasaran tentang adikmu, Changmin ah, dan bahkan kau membuatku
penasaran mengenai semua yang kau ceritakan kepadaku! Aku ingin bertemu dengan
adikmu, istrimu, dan anakmu~”
“Hahahaha, aku
juga ingin bertemu dengan anakmu”
Jaejoong terkekeh geli.
Ia mengangguk dan menepuk pelan perutnya.
“Kau bisa bertemu
dengannya kurang dari dua bulan lagi”
“Apa sudah
diperiksa jenis kelaminnya?”
“Ani, aku
ingin ia menjadi kejutan, hehehe”
Oh well.
Shim Changmin hanya mengulas senyum manisnya.
Melihat tawa renyah namja cantik itu entah kenapa ikut
membuat hatinya menghangat.
Jaejoong memang namja yang spesial.
Changmin jadi penasaran siapa Appa dari bayi yang
dikandung namja cantik itu.
-------
Lee Taemin baru saja selesai membereskan
barang-barangnya.
Ia memakai jaket abu-abu kesayangannya dan menghela
nafas panjang.
Ah, ia merindukan Jaejoong.
Namja susu itu berdiri dan mencengkram erat tas
selempangnya.
Mata bulatnya memutar seluruh ruangan.
Hmp.
Ia juga akan merindukan tempat ini suatu saat nanti.
TEP.
Taemin menepuk pelan sandaran sofa berwarna krem itu.
Ia tersenyum kecil dan melangkah keluar ruangan.
Sekilas ia melirik seragam Office Boy miliknya yang tergantung di dekat lemari penyimpanan.
Kemudian ia membuka pintu itu dan berjalan keluar.
TAP TAP TAP.
Taemin menoleh.
Melirik tangga pintu darurat yang ada.
Dulu ia dan Jaejoong selalu membolos disana kalau
sedang malas bekerja.
Dan bahkan disaat pertama kali ia mengetahui tentang
kehamilan namja cantik itu juga, mereka berada di sana.
Ah, terlalu banyak kenangan.
Hmp.
Taemin tersenyum.
Ia menggeleng pelan dan hendak membuka pintu kaca itu.
Namun mendadak gerakannya terhenti saat ia mendengar
suara langkah kaki dari belakang.
TAP.
Taemin menoleh ke belakang.
Menatap tajam sosok tampan bermata musang itu.
“Ada perlu
apa, Presdir?” Tanya Taemin pelan.
Mata bulatnya bergerak awas.
Ada kilatan benci disana.
“Aku ingin
menanyakan sesuatu kepadamu” Balas Yunho tegas.
Huh.
Taemin terkekeh mengejek.
“Kupikir tidak
ada yang perlu kita bicarakan hm? Kau sudah menikah”
“Memangnya
kenapa kalau aku sudah menikah?”
DEG.
Taemin terdiam.
Perlahan nafasnya menderu tidak teratur.
Emosinya meluap begitu saja.
Bayang-bayang tangisan Jaejoong beberapa bulan yang
lalu terlintas di benaknya.
Namja susu itu mencengkram erat jemarinya.
“Kenapa?
Memangnya kenapa? Cih, ASAL KAU TAHU, TUAN JUNG!! KAU MEMBUATKU SEMAKIN
MEMBENCIMU KARENA HAL ITU!!” Teriak Taemin marah.
Yunho terhenyak.
Mata musangnya mengerjap.
“Apa?” Tanya
Yunho bergumam.
Taemin menggeram.
Wajahnya memerah sekarang.
“Bagaimana
bisa kau meninggalkan Jaejoong semudah itu huh? Bagaimana bisa kau menikah
dengan orang lain setelah kau menjalin hubungan dengan Jaejoong Hyung? Dimana
pikiranmu?! Kau telah membuat Hyungku hancur, apa kau tahu itu eoh?!” Jerit
namja berkulit susu itu.
DEG.
Mata musang Yunho melebar.
Jantungnya berdebar kencang.
“A-Apa
maksudmu? Jaejoong?”
“AKU TIDAK
AKAN PERNAH BISA MEMAAFKANMU, JUNG YUNHO! SETELAH KAU MEMBUAT JOONGIE HYUNG
MENANGIS LALU KAU HANCURKAN HATINYA DENGAN PERNIKAHANMU ITU!!”
Nafas Yunho tercekat.
Sesak.
Mata musangnya bergerak cepat menatap Taemin yang
sudah sangat marah.
Namja tampan itu hendak membuka mulutnya untuk
bertanya.
Namun Taemin sudah lebih dulu berbalik.
“Tidak ada
yang perlu kita bicarakan lagi, aku bisa kehilangan pikiran dan membunuhmu
kalau masih berada disini” Desis namja susu itu tajam.
CKLEK!
Taemin membuka kasar pintu kaca bening itu.
Kemudian ia berlari keluar gedung.
Meninggalkan Yunho yang terdiam di tengah keheningan
malam.
BRUKK.
Namja tampan itu terduduk di lantai.
Mata musangnya bergerak gelisah.
Pelipisnya berdenyut.
Oh gosh.
Apa yang baru saja didengarnya eoh?
Jaejoong?
Meninggalkannya?
Menghancurkan perasaannya?
DEG DEG DEG.
[ “Bagaimana bisa kau menikah dengan orang lain
setelah kau menjalin hubungan dengan Jaejoong Hyung?!” ]
Nafas Yunho berderu kencang.
[ “Kenapa kau mengganggu Jaejoong? Apa kau
ingin melukainya lagi?” ]
Ia mencengkram dada kirinya.
[ “AKU TIDAK INGIN TERLUKA UNTUK YANG KEDUA
KALINYA!” ]
Sesak.
[ “Kau sudah membuangku..” ]
Namja tampan itu beranjak berdiri dari duduknya.
Ia bersandar pada meja lobi.
[ “Apa yang sudah kau ingat sejauh ini?” ]
Ia tidak ingat.
Ia tidak mengingatnya.
Tapi yang jelas ia pernah menjalin hubungan dengan
Jaejoong dulu.
Sebelum ingatannya terenggut.
Kenapa Ummanya menutup mulut?
Kenapa Ahra tidak memberitahunya?
Kenapa Jessica hanya diam?
Dan kenapa semua orang merapatkan bibir darinya?
Apa yang salah?
-------
Yeoja cantik berambut ikal itu menarik seringainya.
Ia memperhatikan Jaejoong yang baru saja masuk ke café
La Pomme itu.
Hmp.
Ahra menggesekkan jemari lentiknya di antara bungkusan
tablet berwarna putih itu.
Ia sudah menghaluskan lima butir tablet penggugur
kehamilan yang berdosis tinggi dan menyimpannya di dalam sebuah plastik mungil.
“It’s show time” Desisnya terkekeh.
CKLEK.
Yeoja berambut hitam itu turun dari mobil mewahnya.
Ia berjalan santai memasuki café.
Tersenyum ramah kepada sang kasir dan terus melangkah
mencari satu ruangan dengan pintu bertuliskan nama namja cantik itu.
Ahra menghentikan langkahnya.
Mata sipitnya bergerak pelan.
Ia menempelkan telinganya ke pintu.
Hening.
Tidak terdengar suara apa pun.
Sepertinya Jaejoong sendirian di dalam sana.
Huh.
Yeoja berambut hitam itu segera mengeluarkan bungkusan
bubuk obat itu dan sebotol air mineral.
Seringainya terlihat menakutkan.
Ahra terlalu fokus saat membuka bungkusan mungil itu.
Ia tidak menyadari jika adik iparnya sedang
memperhatikannya dari jauh.
Jessica Jung mengernyitkan dahinya.
Ia baru saja akan memesan donat keju kesukaannya.
Namun suaranya tenggelam saat mata sipitnya tidak
sengaja menangkap sosok yeoja berambut hitam itu.
Oh well.
Apa yang Ahra lakukan disini?
Jessica mengerutkan dahinya.
GREK.
Yeoja blonde itu berdiri.
Perlahan ia melangkahkan kakinya mendekati Ahra secara
diam-diam.
Rasa penasaran merebak di pikirannya.
Sementara itu Ahra sudah selesai dengan persiapannya.
BRAKK!
DEG.
Jaejoong terlonjak kaget saat pintu ruangannya
mendadak terbuka kasar.
Mata beningnya semakin melebar saat ia menatap Ahra
yang berjalan cepat ke arahnya.
Namja cantik itu baru saja membuka mulutnya hendak
mengeluarkan suara.
Namun Ahra lebih dulu memanfaatkan keadaan itu.
“Ukh!”
Yeoja berambut hitam itu mencengkram kedua sisi pipi
Jaejoong.
Membuat namja cantik itu meringis.
Ahra menyeringai seraya membubuhkan bubuk obat itu ke
dalam mulut Jaejoong yang terbuka.
Namja cantik itu hendak memberontak.
Tapi Ahra sudah lebih dulu menuangkan air mineral dari
botol yang ada di genggamannya ke dalam mulut namja cantik itu.
“Unmgghh!”
Jaejoong menggelengkan kepalanya erat.
“TELAN!!”
Jerit Ahra emosi.
Namja cantik itu memejamkan matanya erat.
Ahra semakin menekan pipinya dengan kuat.
Membuat tetes darah mengalir saat kuku tajam milik
yeoja itu menusuk kulitnya.
BRUKK!
Botol minum itu terhempas.
Jaejoong merasakan dadanya sesak.
Nafasnya menderu tidak teratur.
Bola matanya bergerak gelisah.
Ahra terkekeh kecil.
“Bukankah
sudah pernah kukatakan padamu agar menjauhi suamiku hum? Salahmu sendiri kenapa
kau begitu jalang” Desisnya tajam.
Jaejoong menggeleng.
Ia mencengkram perutnya.
“Hhnnghh!”
Jaejoong tersentak kaget.
Mata beningnya membelalak.
Perutnya terasa sakit, seakan ada yang melilit di
dalam sana.
“AHRA!!”
DEG!
Yeoja cantik itu tersentak kaget.
Sontak ia berbalik dan membesarkan mata sipitnya menatap
Jessica yang berlari masuk ke dalam.
“Oh god! Kim
Jaejoong?!” Teriak Jessica tidak percaya.
Mata sipitnya membulat.
Namun ia segera menyadari raut aneh namja cantik itu.
Jessica menoleh.
Menatap tajam yeoja berambut hitam itu.
“Apa yang kau
lakukan padanya?!” Jerit Jessica marah.
Ahra menaikkan alisnya.
Ia mengangkat bahu.
“Obat
penggugur kandungan berdosis tinggi? Memangnya apa lagi?” Ujarnya santai.
DEG.
Jessica merinding.
Matanya semakin membesar.
Jantungnya berdebar kencang.
Ia berbalik dan tersentak dalam sekejap.
“Jaejoong! Kau
baik-baik saja?!” Teriak Jessica menghampiri namja cantik itu.
Jaejoong tidak menyahut.
Ia hanya merintih kesakitan.
Jessica menunduk.
Menatap tidak percaya darah yang mengalir dari selangkangan
Jaejoong.
“KAU GILA,
AHRA!! KAU BENAR-BENAR GILA!!” Teriak Jessica marah.
“GILA?? NAMJA
JALANG INI BERUSAHA MEREBUT SUAMIKU, JESSICA JUNG!!” Balas Ahra berteriak.
Jessica mengerutkan dahinya.
Ia menggeleng pelan.
Kemudian ia merengkuh Jaejoong dan berusaha membawanya
keluar dari ruangan.
Mata sipitnya menatap tajam yeoja itu.
“Aku menyesal
pernah mengenalkanmu dengan Oppaku” Bisiknya tajam.
Huh.
Ahra hanya berdecih.
“Jaejoongie,
bertahanlah..” Ucap Jessica ketakutan.
-------
“Sepertinya
itu adalah tanda-tanda bahwa ingatanmu akan segera pulih”
“Benarkah?”
“Kemungkinan
besar dari hasil pemeriksaan, Tuan Jung, anda hanya perlu berdoa saja”
Namja tampan itu tersenyum menatap dokter berambut
ikal itu.
Ia mengangguk dan beranjak dari duduknya.
“Kau membuatku
merasa semakin percaya diri, Dokter Park” Ujar Yunho.
Aigoo.
Yeoja cantik itu terkekeh.
Ia menggeleng dan mempersilahkan Yunho untuk keluar.
Namja tampan itu tersenyum dan menutup pintu
ruangannya.
Hmp.
Yunho terus mengembangkan senyumnya.
Ia berjalan menelusuri koridor rumah sakit.
Sampai kemudian langkahnya mendadak berhenti saat ia
menyadari ada sesuatu yang berkilat dari rerumputan.
Namja tampan itu menaikkan alisnya.
TAP TAP TAP.
Yunho berjalan menghampiri halaman rumah sakit itu.
Ia berjongkok dan meraba rerumputan yang baru saja di
potong hingga pendek kemarin.
DEG.
Cincin?
Yunho mengambil benda berwarna perak itu.
Rasanya ia pernah melihatnya, tapi dimana?
Yunho memutar-mutar cincin itu.
Dahinya mengernyit.
Namun kemudian mata musangnya melebar saat ia
menangkap sebuah tulisan yang terukir di bagian dalam cincin tersebut.
‘Jung Jaejoong’
DEG DEG DEG.
Yunho ingat.
Ia pernah menemukan cincin yang sama di rumah mungil
itu.
Cincin perak yang bertuliskan namanya.
[ “Aku bingung, kau begitu sempurna Yunnie ah,
tapi kenapa hanya memasang dasi di leher saja kau tidak bisa?” ]
[ “Karena ada kau yang melakukannya untukku,
sayang, cinta itu adil” ]
DEG.
[ “APA PUN YANG TERJADI KAU HARUS MENIKAH
DENGAN AHRA!! HARUS!! ATAU KIM JAEJOONG TIDAK AKAN SELAMAT!!” ]
[ “Aku tidak mungkin melupakanmu Boo, kau
tersimpan secara permanen di kepalaku” ]
DEG.
[ “Aku mencintaimu, Yunnie yah”
]
[ “Kalau aku memintamu untuk membatalkan pernikahanmu
dan Ahra kau mau melakukannya untukku?” ]
DEG.
“AKHH!!”
Yunho terjatuh.
Ia meringis.
Mencengkram kepalanya yang berdenyut-denyut.
Sakit.
Mata musangnya terpejam.
Namja tampan itu merasakan seluruh sarafnya seakan
lumpuh.
Berbagai bayang masa lalu terlintas di benaknya.
Terputar bagaikan film hitam putih.
“YUNHO?!”
Namja tampan itu memaksakan matanya untuk terbuka.
Menatap dokter pribadinya yang memanggilnya dari
koridor.
Yeoja cantik berambut ikal itu berlari mendekati
Yunho.
Raut wajahnya terlihat panik.
Ia berlutut di samping namja tampan itu.
“KAU BAIK-BAIK
SAJA?!” Teriak Park Sooji panik.
Namja tampan itu terdiam.
Mendadak rasa sakit yang menderanya lenyap entah
kemana.
Hanya terdengar suara deru nafasnya yang tidak beraturan.
Mata musang Yunho mengerjap pelan.
Ia mencengkram erat kedua lengan dokter itu.
“Do-Dokter
Park..” Bisik Yunho lirih.
“Ne??” Tanya
Sooji mengernyitkan dahinya.
“Aku..Aku
mengingat semuanya..”
“A-Apa?”
“Ingatanku..Ingatanku kembali..”
TBC
:D
Bcnx di gigiten ama ahra kl bs bikin mati kelindes mobil aja tuch nenek sihir....umma jgn dibuat keguguran dong hikhikhik#uda nangis bombay.....appa kudu nyelamatin umma......chingu lanjut uda g sabar nunggu next chap....
BalasHapus