This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Jumat, 19 Oktober 2012

FF/YAOI/YUNJAE/ONESHOOT/BEAUTIFUL YOU




Tittle: BEAUTIFUL YOU

Genre: YAOI

Author: Shella Rizal a.k.a Park Sooji

Cast: Yunjae and other

Length: ONESHOOT

Rating: family-romance-fantasy-friendship-lalalala~


WARNING: BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2 kutang Jae umma*


-------


  “You’re such a beautiful woman

.
.
.

TENG TENG TENG~


Suara bel masuk DongBang High School itu terdengar nyaring.
Para siswa dan siswi segera berbondong-bondong masuk ke dalam kelas masing-masing.
Well yah, tidak terkecuali keempat sahabat baik ini.

Yunho, Yoochun, Junsu dan Changmin.

Mereka duduk satu deret yang sama.
Dimulai dari Junsu dan Yoochun, kemudian Yunho dan Changmin di belakang.

  “Hari ini benar-benar menyebalkan! Aku sial sekali!” Ujar Junsu kesal.


Yoochun dan Changmin saling bertatapan.

  “Kalian tahu?” Tanya Junsu menaikkan alisnya.

  “TIDAK!” Potong Changmin cepat.

Ish!

Namja imut itu segera mendeath-glare Shim Changmin.
Membuat namja berwajah kekanakan itu menjadi ciut.

  “Lanjutkan” Ujar Yunho pelan.

Junsu mendesah panjang.

  “Tadi pagi aku terkunci di kamar mandi yang ada di kamar Hyungku yang masih berada di rumah sakit! Dan seragamku basah terciprat air keran yang rusak! Dan aku---”

  “Tidak sempat sarapan?”

Yoochun mendelik menatap Changmin.
Bocah nakal itu tidak pernah bisa berhenti memotong pembicaraan orang lain.
Aish.

  “Junsu?” Panggil Yunho.

Namja imut itu mengerutkan dahinya.

  “Tepat seperti yang dikatakan bocah monster ini!”

  “Dan akhirnya?”

  “Akhirnya aku yakin kalau aku akan semakin sial setelah melihat wajah kalian bertiga”

  “YA!”

Junsu tertawa geli.
Ia terkekeh begitu lucu.
Membuat suara tawanya yang manis menghipnotis namja bernama Park Yoochun itu.

  “Aku juga terhipnotis! Hahahahaha!” Tawa Changmin membahana.

Yunho dan Yoochun mendelik kesal memandang namja berwajah kekanakan itu.

Aish -_____-


CKLEK!


  “Anyeong haseyo, songsaenim!”

Namja bermata kodok itu mengangguk.
Ia menunduk sekilas dan segera memakai kacamatanya.

  “Buka buku cetak halaman 212 dan kerjakan soal yang ada, hari ini para guru akan mengadakan rapat akbar, jadi kalian dilarang keluar kelas, arasseo?”

  “Arasseo, songsaenim~”

  “Bagus”

Namja bermata kodok itu tersenyum.
Ia segera menutup buku teksnya dan berjalan meninggalkan kelas.
Kemudian ia menutup pintunya.


CKLEK.


  “HOOORREEEEEE!!”

Siswa siswi kelas XI-3 itu saling berteriak senang.
Mereka segera beranjak dari duduk masing-masing dan berkumpul membentuk forum.
Yoochun dan Junsu segera berbalik menghadap Yunho dan Changmin.

  “Ayo kita ke perpustakaan!” Jerit Junsu.

  “Ayo kita ke atap sekolah!” Teriak Yoochun.

  “Ayo kita ke kantin!!” Ujar Changmin histeris.

Yunho Yoochun Junsu menatap malas namja berwajah kekanakan itu.


PLAKK!


Changmin menjerit histeris merasakan pukulan Junsu di kepalanya.

  “Jadi, bagaimana, ketua?” Tanya Yoochun menaikkan alisnya.

Hahh.

Yunho hanya mendesah pendek.
Mata musangnya bergerak malas.

  “Disini saja” Gumam Yunho nyaris tidak terdengar.

  [ “Atap Sekolah” ]


DEG!


Mata musang Yunho terbuka.
Ia mendelik kepada ketiga sahabatnya yang memasang ekspresi kaget.

  “Yoochun, apa barusan kau yang berbicara?” Tanya Yunho sarkastik.

Yoochun segera menggeleng.

  “Kukira Junsu yang berbicara” Ujarnya.

Junsu ikut menggeleng.
Ia menunjuk Changmin.
Namja berwajah kekanakan itu memasang wajah tanpa dosa.
Ia menggeleng sekuat mungkin sampai kepalanya terasa sakit.

  “Mungkin hanya perasaanku saja” Gumam Yunho.

Yoochun Junsu dan Changmin ikut mengangguk.

  “Aku juga/Aku juga/Aku lapar”

Ketiga sahabat itu kembali mendelik menatap Changmin.

  “Hah~ Baiklah, ayo kita ke atap!” Ucap Yunho.

  “MWO?” Teriak YooSuMin kaget.

  “Wae?” Tanya Yunho menaikkan alisnya.

Junsu membulatkan mata sipitnya.

  “Kau juga mendengar suara itu kan, Yun?!”  Serunya nyaring.

  “Bagaimana kalau itu suara hantu?” Sambung Yoochun.

  “Hantu yang tinggal di atap sekolah!” Celetuk Changmin.

-____-

Namja tampan itu berdecak sekilas.
Ia memutar bola matanya dan segera bangun dari duduknya.

  “Ck, bukankah selama ini kita selalu bermain disana? Tidak ada apa pun yang terjadi ania?” Ujarnya santai.


GULP.


Yoochun, Junsu dan Changmin saling bertatapan satu sama lain.

  “Baiklah, aku ambil bawang putih dulu”

YunYooSu menatap Changmin dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

Namja berwajah kekanakan itu menaikkan alisnya dan memasang wajah sepolos mungkin.

  “Waeyo?”


-------


Mata musang Yunho bergerak pelan.
Memandang Yoochun dan Junsu yang sedang bercanda bersama di pagar pembatas atap sekolah.
Kemudian ia melirik Changmin yang bermain game di ponselnya bersama satu batang Lollipop jeruk yang terselip di mulutnya.

Hmp.

Namja tampan itu tersenyum kecil.
Mereka tidak berubah.

  “Hei, nanti sore kita bolos otte?” Ujar Yoochun berteriak.

Eoh?
Yunho menaikkan alisnya.
Namja tampan itu baru saja akan menganggukkan kepalanya.
Namun mendadak suaranya tenggelam saat telinganya menangkap suara merdu itu.

  [ “Jangan pergi” ]

Yunho memicingkan mata musangnya.

Yoochun baru saja berbicara.
Junsu sedang bercanda dengan Changmin.

Sudah pasti bukan suara mereka.

  “Aku tidak ikut”

  “EH??”

YooSuMin mengernyitkan dahi mereka.

  “Waeyo? Biasanya kau selalu ikut, Yun” Ujar Changmin bingung.

Hmp.
Yunho hanya tersenyum kecil.
Ia mengangkat bahunya.

  “Sebagai gantinya aku izinkan kalian menggunakan wahana taman bermain Seoul milik keluargaku seharian penuh” Ujar Yunho santai.

Ketiga namja itu terlihat gembira.
Mereka segera mengangguk dan tertawa riang.
Oh well.
Jarang-jarang Yunho menawarkan sesuatu yang dikelola oleh keluarganya.
Yes, namja tampan ini sangat acuh terhadap aset yang dimiliki oleh keluarga besarnya.
Maka dari itu ia lebih memilih bersenang-senang di sekolah dari pada 24 jam penuh berada di kantor.


-------


TENG TENG TENG~


Suara bel pulang berbunyi nyaring.
Yunho melongokkan kepalanya ke bawah.
Melihat ketiga sahabatnya dari atap sekolah.

  “Jangan terlalu larut ne Yun!” Teriak Junsu.

  “Jangan membawa yeoja mana pun ke sekolah!” Sambung Yoochun.

  “Jangan lupa pakai lotion nyamuk! Nanti kau bisa terserang demam berdarah!” Jerit Changmin.

Yoochun dan Junsu mendelik ke arah namja berwajah kekanakan itu.
Changmin hanya tertawa geli dan segera berlari keluar gerbang sekolah.
Diikuti Yoochun dan Junsu.

Namja chubby itu memiringkan kepalanya.
Mata sipitnya memicing memperhatikan Yunho yang tersenyum dari pagar pembatas atap itu.

Yunho menghembuskan nafas panjang.
Ia memperhatikan sekolah yang sudah sepi.
Sepertinya hanya ia yang masih berada disini.

Namja tampan itu membalikkan tubuhnya.
Mata musangnya bergerak pelan.

  “Siapa kau?” Tanya Yunho.

Well.
Ia tidak terlalu yakin dengan instingnya.
Tapi suara itu sudah cukup untuk membuktikan kalau ada yang aneh disini ania?

  “Aku Kim Jaejoong

  “WHOAA!!”

Namja tampan itu terlonjak kaget.
Mata musangnya membulat dengan satu langkah mundur ke belakang secara refleks.
Yunho merasakan bulu kuduknya meremang.
Jantungnya berdebar tidak karuan.
Menatap sosok cantik yang terlihat transparan di hadapannya saat ini.

Namja cantik itu tersenyum manis.

  “Jung Yunho ania? Hehehehe” Tawa hantu manis itu.

Yunho menggertakkan giginya.
Ia memicing tajam.

  “Apa yang kau inginkan? Nyawaku? Jantungku? Atau---”

  “Oppsso, aku hanya ingin mendengar suaramu~

  “Mwo?”

  “Kau sangat jarang berbicara saat berkumpul dengan sahabat-sahabatmu itu, padahal mereka berisik sekali

  “Justru karena mereka berisik makanya aku diam -____-”

Hantu cantik itu tertawa kecil.
Membuat wajah cantiknya terlihat bersinar karena terpaan sinar matahari senja.
Walaupun terlihat transparan.

  “Sebenarnya apa maumu? Kalau kau memang ingin bertemu denganku bukankah seharusnya kau melakukannya sejak dulu?” Tanya Yunho bingung.

Ah.

Ekspresi hantu cantik itu terlihat berubah.
Terkesan panik dan gugup hum?

  “Bu—Bukan urusanmu!” Serunya.

Yunho menaikkan alisnya.
Tanpa sadar ia terkekeh geli.
Membuat hantu cantik yang ada di hadapannya saat ini semakin gugup.

  “You’re such a beautiful woman

Eoh?

Jaejoong mendelik.
Ia melayang mendekati Yunho.

  “Aku namja, Yunho ah! Aku laki-laki!!

  “Yah, dan kau laki-laki cantik kalau begitu”

Namja cantik itu terkejut.
Ia membesarkan mata beningnya marah dan mempoutkan bibir cherrynya.

Hening.

Hanya terdengar suara hembusan angin sore di antara mereka.
Sampai kemudian Yunho kembali bersuara.

  “Kau hantu asli sini?”

  “Apa?

  “Apa kau mati di atap sekolah makanya kau menyuruhku tinggal? Atau kau bunuh diri karena tidak lulus ujian?”

  “Kenapa kau bisa berpikir seperti itu?

  “Tentu saja karena kau muncul di sekolah ini!”

Hmp.
Namja cantik itu tersenyum kecil.
Mata beningnya bergerak sendu.

  “Well, aku sering melihatmu bersandar di pagar pembatas atap” Bisiknya pelan.

Eoh?

  “OH iya! Mulai hari ini aku tinggal denganmu ya? Aku tidak punya tempat tinggal, hehehe

  “MWO?? ANIA!! AKU TIDAK INGIN DIIKUTI HANTU!!”

  “Apa aku semenakutkan itu? Bukankah tadi kau sendiri yang memujiku cantik?

  “Kau laki-laki, Kim Jaejoong!”

  “Oh iya! Aku laki-laki! YAK! Berani sekali kau mengataiku cantik eoh?!

Aish.

Yunho mendesah pendek.
Ia memutar bola matanya malas.

  “Kau tinggal dengan Changmin saja otte? Aku akan mengantarmu ke rumahnya”

  “Andwae! Aku tidak mau!

  “Eoh?”

  “A-Aku ingin bersamamu Yunho ah

Yunho terdiam.
Mata musangnya bergerak pelan.
Barusan itu apa?
Debaran sekilas yang menyeruak di dada kirinya, ige mwoeyo?
Yunho tidak bisa mengartikannya dengan kata-kata.
Tapi debaran yang muncul saat ia memperhatikan ekspresi malu-malu hantu cantik itu, aish!

  “Arasseo! Tapi awas kalau kau merepotkan aku! Aku akan membunuhmu!”

Jaejoong hanya terkekeh manis.
Ia segera melayang dan melekat di punggung Yunho.
Membuat namja tampan itu semakin bergidik ngeri.

Gosh.

Ia sedang membawa seorang hantu sekarang.
Well, ralat.
Seorang hantu cantik.


-------


Yunho baru saja selesai mandi.
Ia sedang mengeringkan rambut cokelatnya saat ini.
Berdiri di depan pintu kamar mandinya dengan piyama bergaris yang melekat di tubuh atletisnya.
Mata musangnya bergerak memandang Jaejoong yang tidak bisa berhenti melayang di udara.

  “Waaah! Kau punya komik Detektif Conan series lengkap!” Teriak Jaejoong senang.

  “Aku tidak suka baca komik, itu milik Changmin yang dititipkan di lemariku karena perpustakaan komiknya sudah penuh” Sahut Yunho malas.

Omo.

Jaejoong melayang ke atas ranjang.

  “Yunho ah! Kau akan tidur disini ania?

  “Wae? Kau ingin tidur bersamaku?”


BLUSH.


Omo.
Jaejoong merasa wajahnya memerah sekarang.
Walau pada kenyataannya wajah cantiknya tembus pandang.

  “Aku masih penasaran denganmu, bagaimana bisa kau tiba-tiba muncul di atap sekolah dan mengenal diriku” Ujar Yunho seraya beranjak naik ke ranjangnya.

Jaejoong tidak menyahut.
Ia hanya tersenyum kecil dan ikut berbaring di samping Yunho.

  “Wah, kau tidak jatuh, kukira kau akan masuk ke dalam ranjangku”

  “Ck, walaupun aku transparan aku masih punya otak, Yunho ah

  “Aku baru tahu kalau ada hantu yang memiliki otak”

  “Aku juga baru tahu

Yunho menaikkan alisnya.
Menatap Jaejoong yang tersenyum polos di hadapannya.
Aish.
Namja tampan itu berdecak dan meraih ponselnya.

  “Apa yang kau lakukan? Menghubungi kekasihmu?

  “Ani, aku tidak punya kekasih”

  “Jadi?

  “Aku mengirim pesan kepada 3 namja bebek itu kalau aku menemukan hantu wanita yang cantik di atap sekolah dan dia menginap bersamaku malam ini”

  “HANTU LAKI-LAKI TAMPAN!

  “Baiklah, hantu wanita cantik”

Jaejoong mendesah panjang.
 
  “Menurutmu reaksi mereka seperti apa?

  “Entahlah, Junsu sangat tertarik dengan hal-hal mistis, sepertinya ia akan menyukaimu, kalau Yoochun, dia tidak tertarik dengan hantu, lalu..Changmin, ah, dia takut hantu”

  “Kau ingin aku mengerjainya?

  “Ide bagus”

Jaejoong menarik senyumnya.
Mata beningnya mengerjap senang memandang Yunho.
Membuat namja tampan itu sempat tertegun sejenak.

  “Tidurlah!” Bentak Yunho kesal.

Entah mengapa mendadak wajahnya terasa panas.
Aish.
Kenapa ia jadi seperti ini?


-------


  “KKKYYYYYAAAAAA!!”

Changmin berteriak senang.
Ia berlari memeluk namja cantik yang melayang di udara itu.
Tapi ia malah terjatuh menubruk tumpukan kardus kosong karena tubuh hantu cantik itu tembus pandang.
Sementara Junsu terlihat biasa saja.
Dan Yoochun yang masih tidak percaya.

  “Kau bilang ia takut hantu?” Tanya Jaejoong menatap Yunho.

Namja tampan itu terkekeh geli.

  “Mungkin karena kau mirip dengan ibunya?” Sahut Yunho asal.

Jaejoong menjulurkan lidahnya.
Namja cantik itu menoleh.
Menatap Junsu yang tersenyum kepadanya.

  “Hei” Sapa Junsu pelan.

Hmp.
Jaejoong balas tersenyum.

  “Hei

  “Jadi, kau mati bunuh diri di sini?” Tanya Yoochun.

Eoh?
Jaejoong menaikkan alisnya.
Yunho menepuk bahu Yoochun dan menggeleng.

  “Ania, dia hanya mendadak muncul disini” Ujarnya.

Yoochun mengernyitkan dahinya.

  “Lalu, apa yang harus kita lakukan sekarang? Memanggil pemburu hantu?” Tanya namja chubby itu.

Ish.
Changmin mengerucutkan bibirnya.

  “Pabo! Tentu saja kita akan bermain poker bersama!” Teriaknya nyaring.

Yunho memicingkan mata musangnya.

  “Hantu tidak bisa bermain poker, Shim Changmin!”

  “Bisa!

Eoh?

Jaejoong menundukkan wajahnya.
Ia kembali terlihat gugup bercampur malu.
Ah, sepertinya Yoochun tahu kenapa.

  “Kka! Ayo kita main!

Changmin dan Yunho hanya memasang ekspresi bingung.
Hanya Junsu yang sudah mengambil posisi duduk dan mengacak kartu pokernya.
Diikuti Yoochun dan yang lainnya.

  “Yang kalah harus buka baju!” Teriak Changmin tertawa.

  “Bajuku tidak bisa dibuka! Sudah melekat sejak aku seperti ini!” Teriak Jaejoong panik.

  “Sudahlah, biarkan saja, lagipula tidak ada yang seru kalau ia membuka bajunya” Ujar Yunho datar.

  “Pasti tubuhnya juga transparan, percuma” Sambung Yoochun.

Junsu tertawa geli.
Ia mengangguk dan membagi kartunya.

Dan well.

Mereka bermain poker sampai bel berganti pelajaran berdentang lima kali sampai saat ini.
Aigoo, membolos lagi eoh?

  “Aku menang! Hahahahaha! Buka bajumu!!” Teriak Junsu semangat.

Yunho menghela nafas.
Ia mengerucutkan bibirnya seraya membuka kancing kemeja seragamnya.
Semuanya tertawa bahagia.
Kecuali hantu cantik yang terlihat merona itu.
Dan yah, walaupun wajahnya transparan.

Oh gosh.
Jaejoong menggigit bibir bawahnya.
Tepat seperti dugaannya~!
Tubuh itu atletis dan aarrrgghhh XD

  “Jaejoongie kau mimisan!” Teriak Changmin menunjuk hidung Jaejoong.

  “EH?!

Hantu cantik itu terlihat panik.
Ia segera menunduk dan melirik hidungnya.
Mereka semua tertawa.
Tentu saja, bukankah namja cantik itu seorang hantu?
Bagaimana  bisa ia mimisan?

Aigoo.

YooSuMin terlihat sangat riang hari ini.
Kecuali namja tampan bermata musang itu.

Janggal.

Ada yang hilang disini.


DEG.


Jaejoong tertegun.
Ia baru menyadari kalau Yunho sedang menatap tajam ke arahnya.

  “Wa-waeyo?

  “Hah? Oppsso, oppssoyo”

Namja cantik itu hanya menggumam tidak jelas.
Ia kembali memperhatikan kartunya.
Mengacuhkan Junsu yang menatap sendu ke arahnya.


-------


TAP TAP TAP.


Yunho sedang melangkahkan kakinya menaiki tangga atap sekolah saat ini.
Bel pulang sudah berdentang beberapa menit yang lalu.
Ia ingin menyendiri seperti biasa di sana.


DEG.


Wait.
Seperti biasa?

Mata musang Yunho bergerak pelan.
Jantungnya berdebar ringan.
Oh no, sepertinya ia mulai menyadari keanehan yang ada selama ini.

  [ “Kau sangat jarang berbicara saat berkumpul dengan sahabat-sahabatmu itu, padahal mereka berisik sekali” ]


DEG.


  [ “Jaejoongie! Kau mimisan!” ]


DEG.


  [ “Jangan pergi” ]

Oh  oh..

Namja tampan itu mempercepat langkah kakinya.
Perasaannya berkecamuk.
Keringat dingin mengalir di pelipisnya.
Ia mulai berlari menaiki tangga.


DRAP DRAP DRAP!


  “Hoshh..Hoshh..”

Yunho sudah berdiri tepat di depan pintu atap.
Ia baru saja akan membuka pintu itu.
Namun gerakannya terhenti saat ia mendengar suara Junsu dari balik sana.

Yunho terdiam.

  “Aku tidak tahu kalau kau mengalami hal seperti ini, Jaejoongie”

Hmp.

Hantu cantik itu menarik senyum kecutnya.
Ia menatap sendu namja imut itu.

  “Kenapa kau tidak histeris saat pertama kali melihatku? Bukankah kau maniak hal mistis?

Junsu terkekeh.
Ia menyandarkan punggungnya di tembok.

  “Karena aku terlalu terkejut saat itu..Aku tidak menyangka kalau yang diceritakan Yunho itu adalah kau..”

  “Well..

  “Hmp..Kau senang sekarang? Akhirnya kau bisa dekat dengan Yunho dan bercanda bersama Yoochun dan Changmin”

  “Walau Cuma sebentar, itu semua lebih dari cukup

  “Aku sangat bersyukur kau tidak sehisteris biasanya, pasti sangat sulit menahan dirimu saat berhadapan dengan orang yang selama ini kau cintai ania? Bahkan kau tidur seranjang dengannya”

  “Kim Junsu!

  “Hahahahaha, baiklah, kurasa kau ingin bercerita nanti, kalau kau masih bisa, aku lelah terus menunggumu”

Hmp.

Namja cantik itu mengangguk.
Ia tersenyum sendu.
Miris.

  “Sampai jumpa, Hyung”


DEG!


Yunho tertegun.
Mata musangnya membulat.
Hyung??


CKLEK!


  “AH!”

Junsu terkesiap kaget mendapati Yunho yang berada di balik pintu atap.
Namja imut itu membulatkan mata sipitnya.
Ia hendak bersuara.
Namun kemudian ia memilih untuk tersenyum dan menepuk bahu sahabatnya.
Setelah itu ia melangkah menuruni tangga.
Meninggalkan Yunho yang masih berada di hadapan pintu itu.

Namja tampan itu bergeming.
Memandang Jaejoong yang melayang ke arahnya.

  “Jae---”


BLAM!


Yunho tersentak kaget.
Pintu atap itu tertutup tiba-tiba.
Memisahkan dirinya yang masih berada di dalam gedung dan Jaejoong yang berada di atap.
Hanya jendela kaca bening itu satu-satunya yang bisa mereka gunakan untuk saling menatap satu sama lain.

  “Jadi kau adalah kakak kandung Junsu huh?” Ujar Yunho.

Jaejoong mengangguk.
Mata beningnya terlihat memburam.

  “Dan kalian sama sekali tidak memberitahuku apa pun”

  “…”

  “Aku tahu kalau kau bukan hantu, Jae ah!”

  “…”

  “Aku tahu kalau kau belum meninggal!!”

Namja cantik itu menangis.
Ia terisak keras.
Yunho mencengkram kenop pintu itu.
Terkunci.
Ia tidak bisa membukanya.

Jaejoong menempelkan kedua telapak tangannya di kaca bening itu.
Membuat Yunho ikut melakukan hal yang sama dengannya.
Hmp.
Jaejoong menarik senyumnya.

  “Akhirnya aku bisa menyentuhmu

  “Bukankah seharusnya terasa hangat? Kenapa malah sebaliknya?”

  “Hiks..Yunho ah..

Namja tampan itu tersenyum kecut.
Sedetik kemudian ia membulatkan mata musangnya.

  “Ja-Jae, kenapa kau terlihat memudar?” Tanyanya panik.

Jaejoong menunduk.
Memperhatikan tubuhnya yang semakin tembus pandang.

  “Sudah waktunya Yunho ah..Aku tidak bisa terus berada disini..Hiks..

  “Apa maksudmu?!”

  “Aku mencintaimu..


DEG.


Yunho tertegun.
Mata musangnya bergerak pelan.
Jemari Jaejoong mengepal.
Perlahan Yunho mendekatkan wajahnya di jendela itu.
Jaejoong tersenyum manis.
Ia ikut melakukan hal yang sama.

Dan saat namja tampan itu memejamkan matanya, Jaejoong ikut merapatkan kedua mata beningnya.
Menyatukan bibir mereka di antara jendela bening itu.

  “Aku juga mencintaimu..”

Basah.
Yunho membuka matanya.
Tetes bening itu mengalir membasahi matanya tanpa sadar.
Pupilnya bergerak pelan.
Menatap pemandangan atap yang kosong dari jendela.

Jaejoong menghilang.


CKLEK!


Yunho tertegun.
Pintu itu tidak terkunci!
Ia segera berlari ke atap dan berputar di setiap sisinya.

  “JAEJOONG!! KIM JAEJOONG!!” Teriaknya gelisah.

Hening.

Tidak terdengar suara sahutan apa pun.
Yunho meringis.
Hatinya terasa sangat sakit.

  [ “Well, aku sering melihatmu bersandar di pagar pembatas atap” ]


DEG!


Yunho terkesiap.
Tunggu.
Bangunan yang bisa langsung melihat atap sekolahnya di sekitar sini kalau tidak salah..


TAP TAP TAP.


Yunho berjalan mendekati pagar pembatas itu.
Jantungnya berdebar kencang.
Mata musangnya mengerjap.

Menatap sebuah gedung yang berada di seberang.
Terlihat beberapa seprai putih yang dijemur di atapnya.
Dan sebuah papan raksasa bertuliskan sesuatu.

  ‘Seoul Hospital


GRT!


Yunho mencengkram erat pegangannya pada pagar besi itu.
Ia segera berlari meninggalkan atap dan turun ke bawah.
Terus berlari.
Menelusuri jalan sekolahnya dan menuju rumah sakit itu.

  “Hahh..Hahh..Hhah..”

  [ “A-Aku ingin bersamamu, Yunho ah..” ]


DRAP DRAP DRAP!


  [ “Walau Cuma sebentar, itu semua lebih dari cukup” ]

Yunho tahu.

Yunho tahu semuanya sekarang.


BRUKK!!


Namja tampan itu meringis.
Ia mengernyitkan dahinya dan membulatkan mata musangnya tidak percaya.
Jantungnya semakin berdebar kencang.

  “Jaejoongie?!” Jeritnya histeris.

Namja cantik yang terlihat berantakan itu terkejut.
Ia balas menatap Yunho dengan ekspresi yang tidak jauh berbeda.
Yunho tertegun.
Memandang seragam pasien rumah sakit yang melekat di tubuh Jaejoong.
Dan keringat yang membasahi pelipis dengan rambut almondnya.

  “Kau baru saja sadar dari koma ania?” Ujar Yunho beranjak berdiri.

Jaejoong tersenyum disela engahan nafasnya yang menderu.

  “Selama ini kau selalu mendengar cerita tentang kami dari Junsu yang menjengukmu sebelum kau koma”

  “…”

  “Kau tertidur..Dan saat kau terbangun---”

  “Aku sudah menjadi roh, saat itu aku sadar aku telah terpisah dengan ragaku..”

  “Hh..Hh..”

  “Hal itu menjadi kesempatan emasku, saat aku melihatmu di kelas bersama mereka..Aku memintamu untuk pergi ke atap dan tetap tinggal disana..”

Hening.
Kedua namja itu saling mengatur nafas masing-masing.
Jaejoong terkekeh kecil.
Diikuti tawa pelan Yunho yang mendominasi.


SRET!

GREP!


Namja tampan itu segera meraih tengkuk Jaejoong dan mencium bibir ranumnya.
Jaejoong refleks memejamkan kedua mata beningnya.
Ia mencengkram seragam Yunho.
Namja tampan itu membuka bibirnya.
Melumat manis bibir atas Jaejoong dan menghisap keras bibir bawahnya.
Seolah ingin melenyapkan seluruh rasa manis yang ada.

  “Mmmpck! Hhh.hh..hh..hh”

Keduanya kembali saling terengah.
Mereka saling tersenyum dan berpelukan dengan erat.

Jaejoong menumpahkan tangisnya di pundak Yunho.

  “Akhirnya aku bisa menyentuhmu..”

  “Dan kali ini terasa hangat..”

  “Hehehehe”

Mereka berdua terus berpelukan.
Mengisi keheningan yang mendera disela deru nafas yang masih berkejaran mendekati normal.
Sampai kemudian Yunho menepuk punggung Jaejoong.
Ia terkekeh geli.

  “Kau kembali..Bukankah itu berarti kau sudah bisa melepaskan pakaianmu kalau kita bermain poker lagi?”

Beautiful you..

You’re such a beautiful woman..

You’re Beautiful You..


END.

-DBSK, Beautiful You-

1 komentar:

  1. weeeh kalo gitu maen pokernya berdua aja, jadi kalo buka baju cuma appa yang lihat hahaha

    BalasHapus