Tittle: INSANE
Genre:
YAOI
Author:
Shella Rizal a.k.a Park Sooji
Cast:
Yunjae and other
Length:
ONESHOOT
Rating:
family-romance-fluff-friendship-lalalala~
WARNING:
BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2
kutang Jae umma*
-------
“You make me go insane”
.
.
.
Sesosok namja tampan itu terlihat fokus.
Dengan mata musangnya yang berkilat tajam.
Well, mungkin tidak sepenuhnya fokus?
“Yunho”
Park Yoochun mendesah pendek.
Ia memutar bola matanya kesal.
Kedua tangannya berada di sisi pinggangnya.
Memperhatikan Presdir tampan yang sedang memandang
sosok namja cantik yang sedang duduk di kursi taman Seoul itu.
Hmp.
Fall in love huh?
“YUNHO!”
“WAIT FOR ONE MINUTE! YOOCHUN!”
Argh!
Asisten namja tampan itu mengerang kesal.
Ia mencengkram bahu Yunho dengan geram.
Membuat namja tampan itu terpaksa menoleh menatapnya.
“Apa?” Tanya
Yunho sarkastik.
Yoochun menahan nafas.
“Berhenti
menatap lelaki itu! Kau punya jadwal meeting penting sekarang!”
“Batalkan saja
semuanya”
“Apa?!”
“Perusahaan
itu tidak akan hancur hanya karena sebuah meeting bodoh”
PLAK!
Yoochun menampar wajahnya.
Ia mendelik tajam kepada namja tampan itu.
“Tidakkah kau
lihat? Ia sangat indah” Bisik Yunho seraya memalingkan wajahnya.
Eoh?
“Kemana dia
pergi??” Tanya Yunho menaikkan alisnya.
Yoochun melepas cengkramannya di bahu Yunho.
Namja chubby itu mengernyitkan dahinya.
Sementara Yunho sibuk memalingkan wajahnya mencari
sosok cantik berambut almond itu.
“PARK YOOCHUN!
GARA-GARA KAU DIA JADI PERGI!” Teriak Yunho marah.
Namja tampan itu menatap tajam Yoochun yang menelan
salivanya.
“AISHHH!!”
Yunho menggeram emosi.
Ia menendang kursi yang ada.
Ck!
-------
“Waeyo Hyung?”
Kim Junsu mengernyitkan dahinya.
Menatap sepupunya yang cantik itu.
Kim Jaejoong tidak menyahut.
Ia hanya membalas pertanyaan Junsu dengan senyum khasnya.
“Oh-oh, jangan
bilang kau mencuri sesuatu lagi hari ini!” Ujar Junsu takut.
Ish.
Jaejoong mendelikkan matanya.
“Suaramu
kurang besar, Kim Junsu!”
“Jawab Hyung!”
“Ck, tentu
saja tidak! Aku hanya duduk di taman itu!”
“Benar?”
“Oh Kim!”
Namja cantik itu mendesah kesal.
Ia memutar bola matanya.
Sementara Junsu menarik nafas panjang.
Hening.
Tidak terdengar pembicaraan apa pun lagi sampai
kemudian suara empuk nan renyah itu kembali terdengar.
“Hyung”
“Mwo?”
“Mianhae..”
“Untuk apa?”
“Untuk tuduhan
yang kukatakan padamu”
“Permintaan
maaf diterima”
Junsu tersenyum kecil.
Ia memeluk namja cantik itu sejenak.
Kemudian ia melepaskannya dan terkekeh.
“Kau tahu aku
hanya khawatir padamu ne Hyung? Penyakitmu itu benar-benar membuatku gelisah
setiap saat” Ujar Junsu pelan.
Jaejoong tersenyum kecil.
“Tenang saja
Junchan, aku tidak akan kenapa-napa”
“Tapi bisa
saja seseorang melihatmu dan---”
“Junchan, aku
bukan seorang pencuri, arasseo?”
“Baiklah, kau
seorang Kleptomania”
“Dan itu
adalah penyakit! Bukan keinginan!”
Junsu mengangguk.
Ia kembali menatap jalanan yang sepi itu.
Jaejoong menghela nafas pendek.
“Well,
sebenarnya aku tidak benar-benar jujur padamu” Ujarnya terkekeh.
Apa?
Junsu mendelikkan matanya.
Menatap Jaejoong yang mengeluarkan sebuah geretan
berukir perak dari sakunya.
“Benda ini
sangat indah, lagi pula, geretan ini terjatuh di kursi itu, hehehehe”
Oh gosh.
Junsu menutup wajahnya.
Jeongmall.
Apa yang lebih parah dari memiliki seorang sepupu yang
Kleptomania?
Sejenis penyakit yang tidak akan pernah bisa sembuh.
Penyakit yang selalu mengambil barang milik orang lain
yang sebenarnya tidak dibutuhkan olehnya.
“Hyung, kita
harus mengembalikan benda itu sekarang!”
“Aniya! Aku
tidak akan!”
“Hyung!”
“Ini yang
terakhir Junsu, please!”
“Yeah, itu
terakhirmu yang ke 34! Berikan geretan itu kepadaku sekarang!”
Jaejoong menggeleng kencang.
Namja cantik itu mendekap erat geretannya.
Dan saat Junsu hendak merebut benda itu secara paksa,
Jaejoong telah lebih dulu melangkahkan kakinya berlari menjauhi namja imut itu.
Meninggalkan Junsu yang berteriak kesal.
-------
Namja tampan itu mengeluarkan kunci mobil mewahnya
yang berwarna hitam metalic.
Ia tersenyum kecil seraya memasukkan kunci itu ke
dalam lubang kunci.
Ah, mengingat sosok cantik yang selalu dipandangnya di
taman Seoul itu hm?
Yunho tahu kalau namja cantik itu bernama Kim
Jaejoong.
Dan ia adalah sepupu dari pemilik toko bunga yang ada
di pinggir jalan Namsan.
Tapi satu yang kurang, ia tidak pernah memiliki
keberanian yang lebih untuk menemui namja cantik itu secara langsung.
“Haahh”
Yunho menghela nafasnya.
Ia baru saja akan membuka pintu mobil itu.
Namun gerakannya terhenti saat ia mendengar suara
paling merdu yang pernah ada.
“AAWWWAAAASSSS!!!”
BRUKK!!
Namja tampan itu terhempas.
Mata musangnya refleks terpejam.
Dahinya mengernyit.
Ia merasakan seseorang menubruknya dengan amat keras.
Dan..
Dan..
Dan sesuatu yang lembut yang menyentuh bibirnya.
Wait.
Bibirnya??
DEG!
Yunho segera membuka matanya.
Dan dalam sekejap pupil cokelat itu membesar.
Jantungnya berdegup kencang.
Tenggorokannya tercekat.
Bahkan bernafas pun sulit.
Mata musang Yunho tidak berkedip sedikit pun.
Hanya bergerak pelan mencoba meyakini kalau pemilik
bibir manis yang membentur bibirnya saat ini adalah namja cantik itu.
“Mmph!
Mianhae! Jeongmall! Aku tidak sengaja!” Teriak Jaejoong menarik bibirnya.
Yunho masih tidak bergeming.
Ia hanya mengerjapkan matanya sekali.
Kemudian ia mendapatkan kesadarannya.
“Kim—Jaejoong?” Bisik Yunho pelan.
Eoh?
Jaejoong mengernyitkan dahinya.
“Yah, itu aku,
bagaimana kau bisa tahu?”
“KIM
JAEJOONG!”
Namja cantik itu tersentak kaget.
Ia terlonjak pelan.
Jaejoong segera berpindah dari tubuh Yunho dan berdiri
dengan normal.
Menatap Yunho yang ikut beranjak bangun.
Wajahnya terlihat berseri.
“Omo! Kau
benar-benar Kim Jaejoong dan kau—menciumku?” Gumam Yunho pada akhir kalimat.
DEG.
Jaejoong tertegun.
Ia baru menyadari kalau benda lembut yang bertabrakan
dengan bibirnya beberapa detik yang lalu adalah bibir milik namja tampan ini.
Tanpa sadar Jaejoong menyentuh bibirnya dengan jemari
lentiknya.
Membuat Yunho mengerjapkan mata musangnya lagi.
Gosh.
Ia tidak pernah salah.
Namja cantik ini benar-benar indah!
“Aku Yunho,
Jung Yunho” Ujar Yunho gugup.
Jaejoong tertegun.
Ia segera mengangkat wajahnya dan menatap Yunho.
Namja tampan itu tersenyum padanya dengan senyuman
yang sangat lebar.
Memperlihatkan deretan gigi putihnya yang rapi.
DEG.
Jantung Jaejoong berdegup pelan.
Mata beningnya mengerjap.
“Kau—bukankah
kau lelaki yang selalu duduk di kursi seberang taman Seoul?” Bisik Jaejoong
menaikkan alisnya.
Apa?
Yunho terdiam.
Oh no, jangan katakan kalau namja cantik ini tahu ia
selalu mengintainya diam-diam!
“Ne! Tidak
salah lagi! Aku hapal rambutmu! Hehehehe, kebetulan sekali kita bertemu disini
ania? Sudah lama aku ingin berbicara denganmu” Ujar Jaejoong terkekeh.
Namja cantik itu tersenyum lebar.
Tanpa menyadari Yunho yang mematung.
Ratusan kembang api meledak-ledak di dadanya.
Oh mom.
Demi apa, Yunho merasa sangat bahagia sekarang!
“NA DO! AKU
JUGA! AKU JUGA SANGAT INGIN BERBICARA DENGANMU DAN---maaf”
“Hehehehehe,
kau lucu”
Namja tampan itu tersenyum malu.
Ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
“Um..Lalu,
boleh aku tahu kenapa kau berlari?” Tanya Yunho pelan.
“Aku melarikan
diri dari Junsu, dia sepupuku, hehehe” Sahut Jaejoong santai.
Yunho menaikkan alisnya.
“Kau akan
pulang sekarang? Ini sudah malam”
“Ne, tentu
saja, maaf telah menabrakmu”
“Cha—Chakkaman!”
“Huh?”
“Aku—Aku akan
mengantarmu pulang Jaejoong-ah!”
“Tapi--”
“Gwenchana,
anggap saja penerimaan permintaan maafmu barusan, ne?”
Hum.
Jaejoong memiringkan kepalanya lucu.
Namun ia segera mengangguk dan masuk ke dalam mobil
Yunho.
Mengacuhkan namja tampan yang sedang bersorak senang
itu.
-------
“Jadi, kau
memang selalu duduk di taman itu setiap sore?”
“Hmm, aku suka
memperhatikan anak-anak kecil yang bermain disana”
“Manis sekali”
“Mwo?”
“Ani! Ani,
maksudku, um---”
“Hehehe,
terima kasih”
Eoh?
Yunho menaikkan alisnya.
Memandang Jaejoong yang terkekeh geli di tempat.
Well, Yunho menarik senyum manisnya diam-diam.
Pandangannya masih fokus menyetir walau sekali-kali ia
mengintip namja cantik itu.
Ah!
Yoochun pasti tidak akan percaya!
Ia satu mobil dengan namja cantik ini!
“Kau punya
boneka yang lucu” Ujar Jaejoong berbisik.
Mata beningnya berkilat menatap sebuah boneka gajah
mungil berwarna merah muda di atas jok mobil.
Yunho mengangguk.
“Well, itu
pemberian dari asistenku yang bernama Yoochun, aku yakin sebenarnya ia ingin
mengejekku”
“Lucu sekali”
Hmp.
Yunho tersenyum kecil.
Ia kembali mengemudi dengan baik.
Mengacuhkan Jaejoong yang menyeringai diam-diam.
-------
“This is crazy” Gumam Yoochun
mengernyitkan dahinya.
Sementara Yunho hanya tersenyum manis di kursinya.
“Bagaimana
bisa kau menjalin hubungan dengan namja cantik yang tidak pernah berani kau
ajak bicara itu huh?”
Heh.
Yunho menaikkan alisnya.
“Kau tidak
tahu kalau kemarin malam aku menemuinya di toko bunga milik sepupunya”
“Bohong! Aku
tidak percaya!”
“Terserah
padamu, sayang~”
“Yuck!”
Namja tampan itu terkekeh geli.
Mengingat ciuman manisnya yang kedua kali bersama
Jaejoong setelah ia mengantarkan namja cantik itu tepat di hadapan toko
bunganya.
Well, mendadak memang.
Tapi itu romantis.
Yunho menyukai saat dimana Jaejoong membalas ciumannya
tak kalah hebat.
Dan ia benar-benar tidak menyangka kalau selama ini
namja cantik itu juga selalu memperhatikannya ketika ia membuntuti Jaejoong di
taman.
“Jangan
membohongiku, Jung Yunho! Aku---”
CKLEK!
Yoochun terdiam.
Ia refleks menoleh menatap pintu ruangan Yunho yang
terbuka itu.
Dan sedetik kemudian mata sipitnya membelalak lebar.
Menatap sosok cantik yang menyembul dari sana.
Kim Jaejoong tersenyum manis dengan wajah
menggemaskannya.
“Aku sudah
mengetuk pintunya barusan” Ujarnya pelan.
Yunho beranjak dari duduknya.
Ia menggeleng dan tersenyum.
“Tidak apa
sayang, pengecualian untukmu”
Yoochun membulatkan matanya sekali lagi.
Oh mom!
Ia tidak akan pernah bisa percaya kalau Presdir tampan
yang selama ini dikenalnya sebagai seorang pengecut yang hanya bisa memandangi
Jaejoong dari kejauhan sekarang sedang mencium mesra sosok cantik itu!
Tepat di depan matanya sendiri!
“OMO!!”
Yoochun berteriak seraya menutup kedua matanya.
Kedua namja yang saling berpelukan itu melepaskan
ciuman mereka.
Jaejoong tersenyum kecil seraya menundukkan kepalanya.
Sementara Yunho terlihat masih belum puas.
Ia mengecup lembut pipi Jaejoong dan menghisapnya
pelan.
Membuat namja cantik itu mengerang kecil tanpa sadar.
Yoochun tahu ini situasi yang berbahaya.
Namja chubby itu segera berlari keluar ruangan tanpa
permisi.
Well, walau ia meminta izin pun, belum tentu Yunho
akan mendengarnya bukan?
-------
“Sayang, apa
kau melihat charger ponselku?”
DEG.
Jaejoong terkesiap.
Matanya mengerjap gugup.
Namun ia mencoba untuk bersikap senormal mungkin.
“Oppsso~”
Sahutnya tersenyum.
Yunho mengernyitkan dahinya.
Well, belakangan ini ia sering kehilangan
barang-barangnya.
Namja tampan itu bingung.
Apa ia lupa meletakkan benda-benda itu hum?
“Yunnie”
“Ne?”
“Berhentilah
berkeliling seperti itu”
“Ponselku
mati, BooJae, dan aku harus segera mengisi baterainya”
“Lupakan charger bodoh itu ne?”
“Wae?”
“Karena kau
punya pengisi baterai yang lebih hebat disini~”
Eoh?
Namja tampan itu menolehkan wajahnya.
Menaikkan alis menatap Jaejoong yang tersenyum nakal
menatapnya.
Ia bertelungkup di balik balutan selimut putih yang
tipis itu.
Memperlihatkan jelas lekuk punggung telanjangnya yang
seksi.
Yunho menelan salivanya.
“Ah,
sepertinya ada yang terganggu dari tidurnya hm?” Kekeh Jaejoong geli.
Mata beningnya berkilat nakal.
Memandang bagian bawah Yunho yang tidak tertutup apa
pun.
Aigoo.
Namja tampan itu tidak membuang waktunya.
Ia segera berjalan mendekati ranjang dan menerkam
namja cantik itu.
Well, sementara itu tampak Junsu yang masih mengatur
posisi bunga-bunga yang baru saja sampai ke toko miliknya.
Ia terlihat sibuk saat ini.
Sampai kemudian alisnya bertaut.
Junsu meraih benda berwarna hitam itu.
“Hei? Charger ponsel siapa ini?”
-------
“Kau mau?”
Yunho membuka mulutnya.
Menggigit roti cokelat yang dijulurkan Jaejoong
kepadanya.
Namja cantik itu tersenyum manis.
Ia kembali bersandar di bahu Yunho.
Mata beningnya menatap anak-anak kecil yang bermain di
sekitar taman Seoul itu.
“Aku tidak
percaya sekarang kita duduk berdua disini, padahal biasanya kita terpisah oleh
lampu itu” Ujar Jaejoong seraya menunjuk dua tiang lampu taman yang ada.
Yunho terkekeh pelan.
“Aku juga
tidak percaya”
Hmp.
Jaejoong tersenyum manis.
Ia memejamkan matanya mencoba tenang.
Namun pejamannya terusik saat ia merasakan getaran
halus di kantung celananya.
Ah, ada pesan masuk.
Jaejoong duduk tegak.
Ia mengeluarkan ponselnya dan membaca pesan itu.
‘From: Junchan
Dimana kau? Pulanglah sekarang.
Dan ingat, jangan mencuri apa pun!’
Oh yeah.
Jaejoong menaikkan alisnya.
Ia menutup ponselnya dan kembali bersandar di bahu
kekasihnya.
Hmp.
Bibir cherrynya menarik sebuah lengkung manis.
Well, jujur saja.
Sejak ia memulai hubungan dengan Yunho, tidak sekali
pun ia membicarakan tentang penyakitnya terhadap namja tampan itu.
Sama sekali tidak.
Jaejoong tidak ingin Yunho membencinya dan
meninggalkannya karena penyakit aneh itu.
“Yunnie”
“Um?”
“Aku ingin
makan ramen sekarang”
Yunho mengangguk.
Ia segera beranjak dari duduknya dan menggandeng
tangan kekasihnya.
My, ia akan melakukan apa pun demi membuat Jaejoongnya
merasa nyaman.
Ck.
Really fall in love hum?
“BooJae”
“Ne?”
“Aku
benar-benar merasa aneh”
“Kenapa?”
“Aku masih
belum bisa menemukan barang-barangku yang hilang”
DEG.
“Nanti pasti ketemu”
“Aniya, ini
sudah tiga minggu, dan aku belum melihat satu pun dari mereka”
“Bisakah kita
tidak membahas hal ini? Aku sangat lapar sekarang”
Well.
Yunho mengangguk pelan.
Ia menurut patuh pada Jaejoong.
Walau dalam hatinya ia masih bertanya-tanya mengapa
Jaejoong selalu mengalihkan pembicaraan setiap kali ia membahas tentang
barangnya yang hilang.
-------
Yunho memutuskan untuk memberikan Jaejoong seikat
bunga hari ini.
Namja tampan itu menutup pintu mobilnya.
Ia menatap toko bunga milik Kim Junsu, sepupu
kekasihnya.
“Anyeong
haseyo”
“Anyeong—Yunho?”
Namja tampan itu mengangguk.
Ia tersenyum kepada Junsu.
Membuat namja imut itu membalas senyumannya.
“Aku ingin
memberikan Jaejoongie bunga hari ini” Ujar Yunho.
“Omo, pasti
sangat bahagia jika aku memiliki kekasih sepertimu Yunho ah” Kekeh Junsu pelan.
Yunho hanya tersenyum.
“Apa kabarmu?”
“Sangat baik”
Junsu berjalan ke belakang rak bunga.
Mencari bunga lili putih kesukaan Hyungnya.
Mengacuhkan Yunho yang sedang berjalan-jalan pelan.
Eoh?
Namja tampan itu mengernyitkan dahinya.
Mata musangnya mengerjap.
Oh no.
Ia tidak mungkin salah.
Ini memang kamus bahasa jepang miliknya!
Tapi, kenapa bisa?
“Junsu”
“Ya?”
“Bisa kau
jelaskan kepadaku tentang benda ini?”
Junsu menoleh.
Dalam detik itu juga kedua mata sipitnya membulat
sempurna.
Namja imut itu terpaku di tempat.
Oh shit!
Kenapa Jaejoong selalu meletakkan barang jarahannya di
toko bunga miliknya eoh?
Jeongmall!
“Um, Yunho,
aku---”
“Bukankah ini
kamusku? Kenapa bisa ada disini?”
“Yunho”
“…”
Junsu menghela nafasnya.
Ia menundukkan wajahnya seraya menatap Yunho ragu.
“Ada yang
harus kuceritakan padamu sekarang..Sesuatu yang penting mengenai sepupuku”
Yunho mengerjapkan matanya.
-------
CKLEK.
“Bear? Kau
sudah kembali?”
Namja cantik itu membalikkan tubuhnya.
Ia baru saja selesai membersihkan kamar Yunho.
Jaejoong mengernyitkan dahi.
Menatap Yunho yang hanya berdiri diam di ambang pintu.
“Waeyo? Ada
masalah?”
Hening.
Namja tampan itu masih diam.
Menatap tajam Jaejoong yang mulai menyadari atmosfer
yang aneh ini.
“Yunn---”
“Benar yang
aku dengar?”
“Mwo?”
“Benar kalau
kau seorang Kleptomania, Joongie ah?”
DEG.
Jaejoong terdiam.
Mata beningnya bergerak pelan.
“Kau Kleptomania, Jaejoongie? Kenapa kau
tidak pernah menceritakan hal sepenting itu kepadaku?”
“Yu-Yunnie ah,
aku bisa jelas---”
“APA KAU
MENDEKATIKU KARENA INGIN MENGAMBIL BARANG-BARANGKU EOH?!”
DEG.
Jaejoong tersentak kaget.
Jantungnya serasa ditikam pisau.
Gosh.
Kata-kata Yunho barusan benar-benar menyakiti
perasaannya!
“Yunho ah”
Bisik Jaejoong lirih.
Ia menggeleng pelan.
Air matanya mulai menggenang.
Yunho mendengus.
“Yunnie,
dengarkan aku..Aku sama sekali tidak bermaksud seperti itu..Hiks..Aku
benar-benar mencintaimu bear..Hiks..”
“Lalu kenapa
kau diam?”
“Hiks..Mianhae..”
“Kenapa kau
tidak mengatakannya kepadaku?”
Jaejoong tidak menyahut.
Ia sedang berusaha keras mengontrol emosinya yang
membludak saat ini.
Tangisnya mengalir semakin deras.
Ia menggigit erat bibir bawahnya.
“Cukup”
“Yunnie
ah..Hiks..”
“Hubungan kita
berakhir disini, kita putus”
“YUNHO AH!
ANDWAE!”
“Kau sama
sekali tidak menghargaiku Jaejoongie..Aku kecewa padamu”
“Yunho!
Hiks..Dengarkan aku!”
Namja tampan itu berdecih kesal.
Ia berbalik dan melangkah pergi meninggalkan Jaejoong.
Namja cantik itu menumpahkan tangisnya.
Ia menggeleng keras seraya berlari mengejar Yunho.
GREPP!
“Yunho ah!
Hiks..Kumohon, maafkan aku..Aku mencintaimu Yunnie ah..Hiks..”
“Kupikir kau
hanya mencintai barang-barangku, Kim Jaejoong”
Namja tampan itu menampik tangan Jaejoong.
Membuat namja cantik itu terhuyung ke belakang.
Jaejoong terisak keras.
Hatinya terasa sangat sakit.
Sesak.
Ia melupakan bagaimana cara untuk bernafas.
Mata beningnya menatap nanar Yunho yang berjalan
meninggalkannya.
“YUNHO AH!
HIKS..”
Jaejoong berlari.
Mengejar Yunho yang sudah menghilang di antara
kerumunan orang-orang.
Namja cantik itu menyeka air matanya dengan kasar.
Ia mendongakkan wajahnya.
Menatap bayangan Yunho yang menyebrangi Zebra Cross.
“YUNNIE!”
TAP TAP TAP.
Yunho tidak peduli.
Ia tetap melangkahkan kakinya.
Sekali pun wajahnya tidak menoleh ke belakang.
Hatinya terlanjur sakit.
Ia benar-benar tidak menyangka kalau namja cantik itu
seorang Kleptomania.
“AWAAASSS!!”
CKKIIITTTT!!
BRAKK!!
DEG!
Yunho tersentak kaget.
Sontak kedua kakinya berhenti di tempat.
Jantungnya berdebar-debar.
Mata musangnya bergerak pelan.
Tidak.
Ia mendengarnya.
Suara benturan keras dari belakang.
Namja tampan itu menatap orang-orang yang berlari
melewatinya.
Mereka tampak panik.
“ADA YANG
TERTABRAK!”
Jantung Yunho semakin menggila.
Namja tampan itu merasakan kakinya kaku.
Ia tidak bisa bergerak.
Pikirannya melintaskan berbagai bayangan Jaejoong yang
selama ini direkam oleh kedua mata musangnya.
[ “Yunnie ah” ]
DEG.
[ “Aku ingin makan ramen!” ]
Suara sirene ambulance
mulai terdengar nyaring.
Yunho masih terdiam.
[ “Sebenarnya, Jaejoong seorang Kleptomania, ia
selalu mengambil barang milik orang lain sesuka hatinya” ]
DEG.
[ “Yunnie ah, aku bisa jelas---”
]
DEG!
Namja tampan itu segera berbalik.
Mata musangnya membulat.
Menatap ambulance
yang sudah meninggalkan jalanan ramai itu.
Yunho merasakan keringatnya menetes.
Ia segera berlari mengejar mobil berwarna putih itu.
“CHAKKAMAN!!”
DRAP DRAP DRAP!
Yunho berlari sekuat tenaga.
Mengacuhkan nafasnya yang mulai terengah.
Namja tampan itu terus berlari.
Sampai akhirnya ia memasuki pintu utama rumah sakit
pusat Seoul itu.
“DIMANA PASIEN
YANG BARU SAJA SAMPAI?! KECELAKAAN LALU LINTAS?!” Teriak Yunho panik.
Resepsionis ber-name
tag Park Sooji itu terkejut.
Ia membulatkan matanya seraya menyahut.
“ICU!!”
Teriaknya ikut panik.
Yunho segera menoleh.
Mengikuti arah jari telunjuk yeoja cantik itu.
Namja tampan itu segera berlari kencang menuju ruang
ICU di lorong kanan utama.
BRAKK!
“Hosh..Hosh..Hosh…Ja—Jaejoongie?!” Teriaknya terengah.
Mata musangnya menjelajah.
Mencari sosok cantik yang dicintainya itu.
“YA! Apa yang
kau lakukan disini?! Keluar!” Usir seorang dokter.
Yunho menggeleng.
Ia masih memperhatikan para pasien yang ada.
“Mana pasien
yang baru saja masuk?! Mana Jaejoongku?! Eodisseo?!” Teriak Yunho histeris.
Dokter berjas putih itu mengernyitkan dahinya.
Ia menoleh ke belakang dan menyahut.
“Maksudmu,
anak kecil itu?”
EOH?
Yunho terkesiap.
Sontak mata musangnya mengerjap.
Memandang sesosok namja berwajah kekanakan yang sedang
menangis meraung.
Kakinya berdarah.
“Ia baru saja
mengalami kecelakaan di Zebra Cross
karena tidak melihat lampu merah”
Yunho masih mengatur nafasnya.
“HUUUWWEEE!
UMMAAAAAA! SAKIIIITTTTTTT!!”
“Tenang
sayang, tutup matamu, nanti sakitnya akan hilang nee? Uri Changminnie anak baik
ania?”
“HHUUUUWWWEEEEE~!!”
Yunho merasa waktu seakan berhenti berputar.
Ia terdiam.
Pikirannya berkecamuk.
Jadi, kalau yang tertabrak adalah anak kecil itu,
berarti---
BRAKK!
Yunho menutup kasar pintu ruang ICU itu.
Ia kembali berlari menuju tempat dimana ia berhenti
sebelumnya.
Namja tampan itu berlari dengan sangat kencang.
Mengacuhkan nafasnya yang semakin sesak.
Panik.
Yunho semakin panik.
Ia menyesal sudah membentak kekasihnya tadi.
Oh mom.
TAP!
Yunho terdiam.
Ia menumpu kedua lututnya dengan tangan seraya
mendongak menatap keramaian yang masih mengisi lokasi kecelakaan mobil tadi.
Mata musangnya menjelajah.
Mencari sosok cantik yang dicintainya itu.
“Hosh…Hoshh..”
Yunho berbalik.
Mata musangnya mengerjap.
Menatap sesosok namja cantik yang sedang duduk di
pinggir trotoar.
Ia menutup kedua wajahnya dengan tangan.
Bahunya terlihat naik turun karena ia sedang menangis.
Oh gosh.
TAP TAP TAP.
Jaejoong tertegun.
Ia menghentikan tangisnya saat mendengar suara langkah
yang berhenti tepat di hadapannya.
Namja cantik itu mendongakkan wajahnya.
Belum sempat ia bersuara Yunho sudah menariknya dengan
kencang.
Membuatnya terhempas ke dalam pelukan namja tampan
itu.
Jaejoong tertegun.
Mata beningnya membulat.
Ia bisa merasakan debaran jantung Yunho yang begitu
cepat.
Dada bidangnya lembab.
Keringatnya membasahi kaus abu-abu berlapis kemeja
itu.
“Yunnie
ah..Hiks..”
“Jangan pernah
hilang lagi dari pandanganku, arasseo?”
“Hiks..”
Namja cantik itu kembali menumpahkan tangisnya.
Ia terisak keras di pelukan Yunho.
Namja tampan itu merengkuhnya dengan erat.
Seolah tidak ingin untuk melepasnya lagi.
“You make me go insane”
Yunho berbisik pelan di telinga namja cantik itu.
Jaejoong menundukkan wajahnya.
“Maafkan aku
karena membohongimu..” Bisik Jaejoong.
Yunho menggeleng.
“Tidak,
seharusnya aku yang minta maaf kepadamu..Karena aku telah berteriak kepadamu”
“Kau benar,
aku memang seorang Kleptomania..Tapi
itu bukan keinginanku Yunho ah..Itu penyakit yang tidak bisa hilang..”
“Aku tahu”
“Maafkan
aku..Aku tidak bisa menjadi seorang yang sempurna untukmu..”
“Ania, tidak
perlu untuk sempurna BooJae ah..Seharusnya aku yang menerimamu apa adanya
ania?”
“Hiks..”
“Aku
mencintaimu Jaejoongie”
“Aku juga
mencintaimu Yunho ah”
Namja cantik itu semakin mempererat pelukannya.
Yunho tersenyum kecil.
Ia menghela nafasnya dan menepuk lembut punggung namja
cantik itu.
Kemudian ia mengecup manis tengkuk Jaejoong.
Membuat namja cantik itu refleks memejamkan matanya.
-------
SSRAK!
Junsu baru saja selesai membereskan barang-barang
tidak berguna yang menumpuk di kamar Jaejoong.
Ia beranjak untuk duduk di ruang keluarga.
Namun ia segera tersentak ketika pantatnya menduduki
sesuatu yang empuk.
Junsu menaikkan alisnya.
Ia meraih benda itu dan menatapnya bingung.
“Boneka gajah
yang sangat lucu~ Punya siapa ya?”
END.
-BTOB, Insane-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar