PART 5.
“Jadi, Yunho hilang ingatan?”
Yeoja cantik bermata kucing
itu membulatkan mata kucingnya.
Menatap tidak percaya dokter
bername tag Park Sooji itu.
Oh gosh.
Keybum merasa ingin menangis
sekarang.
Putranya tidak mengingat apa
pun!
Apa pun!
Kau tahu itu?!
“La—Lalu, kapan ia akan---”
“Akan berakibat buruk jika ingatannya
dipaksakan, lebih baik membiarkan Yunho begitu saja, perlahan ia akan mengingat
semuanya”
DEG.
Keybum mengerlingkan mata
kucingnya.
Wait.
Yunho-nya amnesia.
Hilang ingatan.
Bukankah itu berarti Kim
Jaejoong telah terhapus dari ingatan namja tampan itu huh?
Hmp.
Key menarik seringai
kecilnya diam-diam.
Mengacuhkan Ahra yang
memandangnya dan Jessica yang masih menangis.
“Ne, aku mengerti, khamsahamnida Soo ah” Ujar
Key menundukkan wajahnya.
Dokter cantik itu tersenyum
manis.
Kemudian ia segera berjalan
meninggalkan keluarga Jung itu.
Keybum berdesah lirih.
Ia melirik dua yeoja cantik
yang berdiri di sampingnya dan segera melangkah masuk ke dalam kamar rawat
Yunho.
CKLEK.
Ketiga yeoja itu saling
menatap Yunho yang terduduk di ranjang.
Namja tampan itu
mengernyitkan dahinya.
Entah mengapa ia merasa
frustasi.
“Yunho ah”
Namja tampan itu mengangkat
wajahnya.
Semakin mengernyitkan dahinya
menatap yeoja asing yang berada di hadapannya saat ini.
“Namamu Jung Yunho, dan aku adalah Ummamu”
Ujar Key tersenyum.
Yunho masih diam.
“Kau hilang ingatan akibat kecelakaan sebulan
yang lalu”
“…”
“Kau tidak perlu memaksakan ingatanmu ne?
Dokter bilang itu tidak baik untukmu”
Hening.
Tidak terdengar apa pun.
Kecuali suara desahan nafas
Yunho yang memberat.
“Lalu, kau siapa?” Tanya Yunho.
“I’m
your sista, Jessica, Your Sicca
Yunho ah” Ujar Jessica menyeka air matanya.
Namja tampan itu mengangguk
pelan.
Kemudian ia menolehkan
wajah.
Memperhatikan Ahra yang
tersenyum kepadanya.
Yeoja berambut hitam itu
mendekat.
Ia mengusap pipi Yunho
dengan lembut.
Kemudian ia berucap lirih.
“Aku tunanganmu sayang, kita saling mencintai,
dan kita akan segera menikah minggu ini, arasseo?”
DEG.
Mata musang Yunho membulat
sempurna.
Apa?
Tunangan?
Menikah?
“Mwo??”
Ahra mengernyitkan dahinya
mendapati reaksi Yunho yang tidak seperti ia bayangkan.
Namja tampan itu terlihat
tidak percaya padanya.
“Ne, namaku Go Ahra, Ahra” Ulang Ahra pelan.
“Aku—Kau—Kita saling mencintai?” Tanya Yunho
menaikkan alisnya.
Yeoja berambut hitam itu
mengangguk.
Ia tersenyum manis.
“Ne sayang, Ahra benar, kalian adalah
sepasang kekasih sebelumnya” Ujar Keybum.
Namja tampan itu terdiam.
Ia menundukkan wajahnya.
Mata musangnya bergerak
pelan.
Jessica menghembuskan nafas
panjang.
Gosh.
Entah kenapa ia benci
mendengar percakapan ini.
MEREKA BERBOHONG KAU TAHU
ITU EOH?
“Kka, lebih baik kita tinggalkan Yunho
sendiri untuk saat ini” Ucap Jessica pelan.
Ahra dan Keybum saling
menatap yeoja blonde itu satu sama lain.
Kemudian mereka mengangguk
dan kembali tersenyum kepada Yunho.
Keybum mengecup manis dahi
Yunho sekilas sebelum mereka keluar dari ruangan.
Meninggalkan Yunho sendiri
dengan segala kebingungan yang melandanya.
Namja tampan itu berdesah
pelan.
“Kalau memang kami adalah sepasang
kekasih..Kenapa rasanya ada lubang besar disini?” Bisik Yunho lirih seraya
memegang dada kirinya.
Sangat lirih.
Nyaris tidak terdengar.
-------
Suasana café La Pomme itu terlihat sangat riuh.
Para pelayan sibuk melayani
sang pelanggan.
Bunyi bel tanda pintu
terbuka terus terdengar.
Ah, sepertinya café ini
menjadi café terlaris yang ada hum?
Namja tampan berwajah
kekanakan itu mengulas senyum puasnya.
Mata sipitnya mengerling.
Ia menoleh dan menatap
Jaejoong yang memasang ekspresi yang sama dengannya.
Hanya saja namja cantik itu
sedang mengelus pelan perutnya yang semakin membesar.
Usia kandungannya sudah
menginjak bulan keempat saat ini.
“Aku tidak tahu harus bilang apa, kau
benar-benar hebat, Jae!” Ujar Changmin semangat.
Namja cantik itu terkekeh
pelan.
“Aniya, semua tergantung kepada pelanggan
kita, bukan aku” Sahutnya tersenyum.
Changmin menghela nafas
panjang.
Dengan senyum manis yang
masih terlukis di bibir tipisnya.
“Sebenarnya Kyuhyun-ku sangat ingin bertemu
denganmu, tapi ia akan melahirkan dua bulan lagi, aku tidak ingin bayi kami
kenapa-napa”
DEG.
Jaejoong terdiam.
Senyum manis itu perlahan
memudar dari wajah cantiknya.
Oh mom.
Bayi kami?
Mata bening Jaejoong
bergerak pelan.
Ia memandang sendu perutnya.
Changmin dan Kyuhyun dengan
gampangnya mengucapkan kata itu.
Our baby.
Sementara ia?
My baby?
Not Us?
Jaejoong cemburu.
“U—Um, kudengar kau memiliki seorang sepupu
ania?” Ujar Jaejoong mengalihkan pembicaraan.
Changmin mengangguk.
“Ne, kau benar, dia namja muda yang sangat
bandel” Kekeh Changmin pelan.
Jaejoong tersenyum kecil.
“Cha, sudah waktunya aku kembali, pesawatku
akan segera take off”
“Ne Changmin ah, gomen, aku tidak bisa
mengantarmu”
“Gwenchana, jaga dirimu baik-baik ne?”
“Nee”
Namja cantik itu menyerahkan
satu keranjang mungil berisi kue kering.
Membuat Changmin
melantangkan tawa gelinya.
Oh well.
Ia tentu masih mengingat pertemuan
manis mereka yang diawali oleh sekeranjang kue kering hm?
“Anyeong!”
Jaejoong mengangguk.
Menatap Changmin yang
menghilang dari balik pintu café.
Namja cantik itu berbalik.
Memperhatikan para pelayan
yang berlalu lalang di sekitar ruangan.
Ia menghela nafas pendek dan
mengambil tasnya.
“Yunji ah, aku kembali sekarang ne, tolong handle semuanya” Ujar Jaejoong.
Pelayan bertubuh mungil
dengan rambut bergelombang itu menganggukkan kepalanya.
Ia tersenyum manis dan
membungkukkan tubuhnya.
Jaejoong terkekeh dan segera
keluar dari café.
“Nee-san!”
Jaejoong terkejut.
Ia segera berbalik.
Mendapati Seo Hea yang
berlari ke arahnya.
Oh well.
Semua pelayan di café ini
memanggilnya dengan sebutan menggelikan itu.
Aish.
Bukankah ia namja?
“Ne Seo ah, waeyo?”
Yeoja berkacamata itu
mengerjapkan mata bulatnya.
“Cupcake
madu kita kehabisan stok! Ottokhe?”
“Aigoo, jeongmall?”
“Um!”
“Ngg, katakan pada Yunji untuk menuang madu
di atas Cupcake cokelat”
“Kau ingin aku mengganti menu?”
“Ani, beritahu pelanggan kalau kita mempunyai
kue spesial untuk hari ini”
“Yatta! Kau brilliant!”
Jaejoong tertawa kecil.
Pelayan manis itu segera
berlari menuju dapur café.
Jaejoong segera mendorong
pintu kaca itu dan melangkah keluar.
TAP TAP TAP.
Namja cantik itu mengedarkan
pandangannya.
Memperhatikan orang-orang
yang berlalu lalang di sekitarnya.
Mereka semua berbicara
bahasa Jepang.
Ah, Jaejoong merindukan
Korea sekarang.
“Yunnie ah..Aku merindukanmu..Sangat” Gumam
Jaejoong tersenyum miris.
Jemari lentik itu terangkat.
Menyeka lembut tetes bening
yang mengalir dari mata bulatnya.
“Heroo
kitty!”
Eoh?
Jaejoong sontak mengangkat
wajahnya.
Telinganya menangkap suara
anak empuk yang berteriak kegirangan di dekatnya.
Dan aksen Jepang dari lidah
namja imut itu membuat apa yang diucapkannya terdengar aneh.
Namja cantik itu menaikkan
alisnya.
Senyumnya merekah tanpa
sadar.
Memperhatikan seorang namja
imut yang tersenyum senang mendapatkan balon berbentuk Hello Kitty dari—um—kekasihnya, mungkin?
Jaejoong terus memperhatikan
kedua namja itu.
Sampai kemudian ia merasakan
gejolak aneh yang muncul dari dalam dirinya.
Mom.
Ia sangat ingin menyentuh
balon berwarna merah muda itu!
“Um, gomen ne”
Kedua namja yang sedang
berbincang itu saling menoleh satu sama lain.
Memandang Jaejoong yang
menghampiri mereka.
“May I
touch your balloon please?” Pinta Jaejoong memelas.
Namja berwajah chubby yang
berdiri di samping namja imut itu tersenyum kecil.
Ia tahu aksen apa yang
terdengar aneh itu.
“Kau orang Korea?” Tanya namja chubby itu.
Jaejoong terkejut.
“Ne, bagaimana bisa---”
“Namaku Park Yoochun, dan ini tunanganku, Kim
Junsu”
“Omooo!”
“Kami berdua memutuskan untuk tinggal di
Jepang setelah lulus sekolah”
Jaejoong menggerakkan mata
beningnya pelan.
“Dan umm, aku bisa melihat..Apa kau
sedang..Hamil?”
Namja cantik itu membesarkan
mata beningnya sekejap.
Setampak itukah perutnya?
Jaejoong mengangguk.
Ia tersenyum kecil.
“Cha, kau ingin balon ini iee?”
Jaejoong segera mengangguk
antusias.
Menerima uluran balon dari
genggaman Junsu.
“Ah, aku Jaejoong, Kim Jaejoong”
“Apa kau seorang turis atau----”
“Ani, dulunya aku tinggal di Korea, tapi
sekarang aku menetap disini dan menjalankan café di Shibuya”
Apa?
“Shibuya? La
Pomme?” Ujar Junsu kaget.
Jaejoong mengangguk.
Ia masih sibuk mengelus
lembut balonnya.
“OMO! Chunnie ah! Bukankah itu café
favoritku? Aku selalu minum teh disana! Kita pergi bersama kemarin malam!”
“Wow, slow
down, baby”
“IYA KAN CHUNNIE IYA KAN?!”
“Nee, iyaa, kita memang kesana”
Jaejoong tertawa geli.
Pasangan yang berdiri di
hadapannya saat ini benar-benar unik.
“Ano, kami harus pergi sekarang, bisa kita
melanjutkan perbincangan besok sore? Kami akan mengunjungi café-mu lagi” Ujar
Yoochun.
“Ne, tentu saja, hehehe, arigatou untuk
balonnya” Sahut Jaejoong seraya menyerahkan kembali balon itu.
Junsu tersenyum manis.
Ia bergelayut manja di
lengan kekasihnya.
“Daijoubu, ambil saja untukmu, ah tidak,
untuk bayi-mu, hehehe”
Eoh?
Jaejoong menaikkan alisnya.
Kemudian ia tersenyum manis.
“Domo arigatou!”
“Douita~”
Namja cantik itu menghela
nafas pendek.
Memperhatikan kedua namja
yang berjalan menjauh darinya.
Jaejoong mendongak.
Menatap balon Hello Kitty yang ada di genggamannya
sekarang.
Ia menunduk.
Kemudian mengelus perutnya
dengan satu tangan.
“Otte? Kau senang sayang?” Kekeh Jaejoong
geli.
-------
Yunho tampak bosan.
Ia menghembuskan nafas
panjang.
Mata musangnya bergerak
pelan.
Memperhatikan Ahra yang
sedang mengenakan gaun untuk pernikahan mereka nanti.
Well, seharusnya mereka
telah lama menikah.
Tapi kesehatan Yunho yang
belum stabil sepenuhnya membuat mereka terpaksa mengundurkan hari besar yang
sangat dinantikan Keybum itu.
“Otte sayang? Bagus tidak?” Tanya Ahra seraya
berputar.
Yunho mengangguk pelan.
“Bagus” Jawabnya asal.
Uh.
Yeoja cantik berambut hitam
itu mendengus kesal.
Ia menghentakkan kakinya.
“Apa lagi?” Ujar Yunho mengernyitkan dahinya.
“Kau tidak serius!” Erang yeoja cantik itu.
“Aku serius Ahra ah!”
“Tapi dari tadi kau hanya berkata bagus,
bagus, bagus dan bagus!”
“Lalu? Kau mau aku bilang apa eoh? Gaun itu
membuatmu tampak gendut? Atau gaun bodoh itu membuatmu terlihat jelek? Apa??”
“PABO!!”
“Terserah!”
Namja tampan itu beranjak
dari duduknya.
Ia segera berjalan
meninggalkan wedding shop itu.
Mengacuhkan Ahra yang mulai
menangis di dalam sana.
Aish.
Yunho mengusap wajahnya
emosi.
“Apa sih! Wanita memang menyebalkan!” kesal
Yunho.
Namja tampan itu terus
melangkah cepat.
Melewati beberapa blok tanpa
disadarinya.
Yunho masih mendengus.
Sampai kemudian secara tidak
sengaja ia melihat sebuah rumah mungil yang menarik perhatian.
DEG.
Namja tampan itu tertegun.
Ia dejavu.
Perlahan Yunho menghampiri
rumah mungil berwarna putih itu.
Dahinya mengernyit.
Ia membuka pintu pagar kecil
itu dan berdiri tepat di depan teras.
“Pemiliknya sudah lama pindah, Tuan!”
Yunho terkejut.
Ia melihat ke kanan dan
mendapati seorang kakek tua yang tersenyum padanya.
Yunho balas tersenyum kaku.
“Sudah lama sekali aku tidak melihatmu
kesini, sepertinya kau sangat sibuk ania?”
Eoh?
Sudah lama?
Yunho membulatkan mata
musangnya.
Ia hendak bertanya kepada
kakek tua itu.
Namun suaranya tertelan saat
ia menangkap gembok yang rusak itu.
Pintunya tidak terkunci.
CKLEK.
Yunho memasuki rumah sempit
itu.
Hening.
Senyap.
Sunyi.
Tidak ada siapa pun disini
kecuali kecoa dan beberapa tikus yang lewat.
Namja tampan itu merasakan jantungnya
berdebar kencang.
Sangat kencang.
Keringat dinginnya menetes.
Ada sesuatu yang membuatnya
merasa terkenang di tempat ini.
DEG.
Yunho menaikkan alisnya.
Menatap sebuah kotak yang
tergeletak begitu saja di atas meja mungil.
Kotak itu berdebu dan
terlihat usang.
Namja tampan itu mendekat
dan meraih kotak berwarna merah beledu yang tertutup debu itu.
Ia meniupnya perlahan dan
membukanya.
DEG.
Mata musang Yunho sontak
membulat sempurna.
Gosh.
Bagaimana bisa pemilik rumah
ini meninggalkan sebuah cincin perak yang terlihat sangat mahal di sini tanpa
sadar?
Yunho mengambil cincin itu.
Ia menaikkan alisnya.
Mengamati tekstur ukiran
rumit yang ada.
God, ia benar-benar dejavu!
Namja tampan itu membalik
cincin perak itu.
Kemudian ia merasakan tenggorokannya
tercekat.
Nafasnya sesak.
Ketika mata musangnya
menangkap sebuah ukiran di balik cincin itu.
‘Jung
Yunho’
BRUKK!
Yunho terjatuh.
Ia meringis.
Kepalanya terasa sangat
sakit.
Sakit sekali.
Seperti ada ribuan paku yang
menusuk kepalanya.
Lama namja tampan itu
meringis.
Sampai kemudian ia merasa
kondisinya membaik dan kembali terdiam.
Ada namanya.
Ada namanya di dalam cincin
ini!
Bukankah itu berarti
seseorang yang tinggal di rumah ini kenal dengannya?
Apakah dulu saat ia bermain
kesini ia meninggalkan cincinnya secara tidak sengaja?
Yunho berdiri dari duduknya.
Ia segera berlari ke dalam
kamar yang sempit itu dan membongkar apa saja yang ada.
Mengacuhkan jas mewahnya
yang mulai berdebu dan kumal.
“Ige mwoeyo?”
Yunho tersentak kaget.
Ketika ia mendapati secarik
foto usang yang ada di dalam laci lemari.
Fotonya yang sedang memakai
celemek di dapur.
Yunho mengernyitkan dahinya.
-------
Namja tampan itu tidak bisa
berkonsentrasi sejak tadi.
Ia masih saja terduduk di
depan Laptop Apple Peraknya.
Mengacuhkan data-data
perusahaan yang menerobos masuk di layar plasma itu.
Sementara Gong Minzy,
sekretaris Yunho, mengernyitkan dahinya memperhatikan atasannya yang terlihat
sangat berantakan.
Setahunya Yunho pergi
bersama Ahra untuk meng-hunting baju
pernikahan mereka.
Tapi kenapa Yunho kembali
dengan penuh debu dan sarang laba-laba seperti ini?
Apa mereka baru saja
menemukan sebuah gaun kuno milik kerajaan Seondeok beberapa ratus tahun yang
lalu eoh?
“Berhenti menatapku seolah aku orang gila,
Minzy ah!”
Yeoja cantik itu tertegun
kaget.
Ia segera mengangguk dan
membungkukkan badannya.
Yunho menarik nafas panjang.
TOK TOK TOK.
“Masuk”
CKLEK.
“Kopi anda, Tuan”
Yunho mengangkat wajahnya.
Taemin melangkah masuk
dengan nampan berisi secangkir kopi.
Namja berkulit susu itu
terlihat kehilangan semangatnya.
Ia meletakkan minum Yunho
begitu saja dan langsung beranjak meninggalkan Presdir dan Sekretarisnya itu.
CKLEK!
Taemin terkesiap.
Ia hampir saja menabrak
pintu saat seseorang membuka kasar pintu berkaca hitam itu.
Jessica mengerutkan dahinya.
“Mianhae, aku tidak sengaja” Ujar Jessica
menatap Taemin.
“Gwenchana Nona, tidak apa” Sahut Taemin
tersenyum lebar.
Ia segera membungkuk dan
beranjak dari sana.
Meninggalkan Yunho, Minzy,
dan Jessica yang melangkah masuk.
“Kenapa kau tidak bilang padaku kalau anak
perusahaan kita yang ada di Jepang akan segera diresmikan eoh?” Cerocos Jessica
cepat.
Yunho menaikkan alisnya.
Menatap Minzy yang terlihat
gugup.
“Mianhae, aku baru saja akan memberitahu anda
barusan, Presdir Jung” Sahut yeoja itu.
Jessica menghela nafasnya.
“Oppa, kau harus membawaku kalau kau akan
kesana! Aku ingin sekali makan sushi!” Ujar Jessica.
“Kau bisa pergi sendiri Sicca” Sahut Yunho
datar.
“Umma tidak akan mengizinkan aku Yunho! Ia overprotective terhadapku!”
“Baiklah, asal kau bersumpah untuk tidak
berisik lagi setelah ini”
“Atas nama Tuhan!”
Hmp.
Sekretaris berambut pendek
itu tersenyum geli.
Ia menyukai saat-saat manis
antara saudara kandung seperti ini.
Oh well.
“Um, Yunho”
“Apa?”
“Bagaimana dengan ingatanmu? Apa kau
mengingat sesuatu?”
Yunho baru saja akan
menjawab.
Namun ia segera menelan
suaranya kembali.
Ia merasa masih terlalu
cepat untuk memberitahu siapa pun tentang apa yang didapatkannya dari rumah
mungil itu.
Yunho harus membuktikannya
sendiri.
“Masih seperti biasa” Sahutnya pelan.
Jessica tersenyum kecut.
Aigoo.
Apa ini?
Kenapa mendadak ia ingin ingatan Yunho segera kembali?
Kenapa mendadak ia ingin ingatan Yunho segera kembali?
Well.
Kalau diterka lebih lanjut
semuanya bukan salah Jaejoong ania?
Tidak ada yang salah disini.
Oppanya mencintai namja
cantik itu dan begitu juga sebaliknya.
Lagipula, jujur saja.
Sejak pertama kali berjumpa
dengan Jaejoong, Jessica langsug merasa bahwa namja cantik itu berkepribadian
hangat namun rapuh. Dan ia tertarik untuk mengenalnya.
Ah, Jessica pusing!
“Jadi, kapan kita akan ke Jepang?” Tanyanya
menghela nafas.
“Hanya kita ania? Tidak ada Umma atau Ahra?”
Balas Yunho balik bertanya.
“Apa?”
“Well, kau tahu, aku membutuhkan waktu tenang
untuk saat ini”
“Um, yeah, tentu saja, hanya kita”
Yunho tersenyum kecil.
Ia menatap layar laptopnya.
“Kita akan take off 2 bulan lagi”
“MWO? Kenapa lama sekali??”
“Lalu kita akan menetap disana untuk beberapa
waktu”
Oh well?
Jessica menaikkan alisnya.
Ia tersenyum kecil.
Jepang? Pasti akan sangat
menyenangkan.
TBC
:D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar