This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Sabtu, 06 Oktober 2012

FF/YAOI/YUNJAE/CHAPTER/UNTITLED/PART 5


PART 5.


  “Jadi, Yunho hilang ingatan?”

Yeoja cantik bermata kucing itu membulatkan mata kucingnya.
Menatap tidak percaya dokter bername tag Park Sooji itu.
Oh gosh.
Keybum merasa ingin menangis sekarang.
Putranya tidak mengingat apa pun!

Apa pun!

Kau tahu itu?!


  “La—Lalu, kapan ia akan---”

  “Akan berakibat buruk jika ingatannya dipaksakan, lebih baik membiarkan Yunho begitu saja, perlahan ia akan mengingat semuanya”


DEG.


Keybum mengerlingkan mata kucingnya.
Wait.
Yunho-nya amnesia.
Hilang ingatan.

Bukankah itu berarti Kim Jaejoong telah terhapus dari ingatan namja tampan itu huh?

Hmp.

Key menarik seringai kecilnya diam-diam.
Mengacuhkan Ahra yang memandangnya dan Jessica yang masih menangis.

  “Ne, aku mengerti, khamsahamnida Soo ah” Ujar Key menundukkan wajahnya.

Dokter cantik itu tersenyum manis.
Kemudian ia segera berjalan meninggalkan keluarga Jung itu.
Keybum berdesah lirih.
Ia melirik dua yeoja cantik yang berdiri di sampingnya dan segera melangkah masuk ke dalam kamar rawat Yunho.


CKLEK.


Ketiga yeoja itu saling menatap Yunho yang terduduk di ranjang.
Namja tampan itu mengernyitkan dahinya.
Entah mengapa ia merasa frustasi.

  “Yunho ah”

Namja tampan itu mengangkat wajahnya.
Semakin mengernyitkan dahinya menatap yeoja asing yang berada di hadapannya saat ini.

  “Namamu Jung Yunho, dan aku adalah Ummamu” Ujar Key tersenyum.

Yunho masih diam.

  “Kau hilang ingatan akibat kecelakaan sebulan yang lalu”

  “…”

  “Kau tidak perlu memaksakan ingatanmu ne? Dokter bilang itu tidak baik untukmu”

Hening.

Tidak terdengar apa pun.
Kecuali suara desahan nafas Yunho yang memberat.

  “Lalu, kau siapa?” Tanya Yunho.

  “I’m your sista, Jessica, Your Sicca Yunho ah” Ujar Jessica menyeka air matanya.

Namja tampan itu mengangguk pelan.
Kemudian ia menolehkan wajah.
Memperhatikan Ahra yang tersenyum kepadanya.

Yeoja berambut hitam itu mendekat.
Ia mengusap pipi Yunho dengan lembut.
Kemudian ia berucap lirih.

  “Aku tunanganmu sayang, kita saling mencintai, dan kita akan segera menikah minggu ini, arasseo?”


DEG.


Mata musang Yunho membulat sempurna.
Apa?
Tunangan?
Menikah?

  “Mwo??”

Ahra mengernyitkan dahinya mendapati reaksi Yunho yang tidak seperti ia bayangkan.
Namja tampan itu terlihat tidak percaya padanya.

  “Ne, namaku Go Ahra, Ahra” Ulang Ahra pelan.

  “Aku—Kau—Kita saling mencintai?” Tanya Yunho menaikkan alisnya.

Yeoja berambut hitam itu mengangguk.
Ia tersenyum manis.

  “Ne sayang, Ahra benar, kalian adalah sepasang kekasih sebelumnya” Ujar Keybum.

Namja tampan itu terdiam.
Ia menundukkan wajahnya.
Mata musangnya bergerak pelan.

Jessica menghembuskan nafas panjang.

Gosh.

Entah kenapa ia benci mendengar percakapan ini.

MEREKA BERBOHONG KAU TAHU ITU EOH?

  “Kka, lebih baik kita tinggalkan Yunho sendiri untuk saat ini” Ucap Jessica pelan.

Ahra dan Keybum saling menatap yeoja blonde itu satu sama lain.
Kemudian mereka mengangguk dan kembali tersenyum kepada Yunho.
Keybum mengecup manis dahi Yunho sekilas sebelum mereka keluar dari ruangan.

Meninggalkan Yunho sendiri dengan segala kebingungan yang melandanya.

Namja tampan itu berdesah pelan.

  “Kalau memang kami adalah sepasang kekasih..Kenapa rasanya ada lubang besar disini?” Bisik Yunho lirih seraya memegang dada kirinya.

Sangat lirih.
Nyaris tidak terdengar.


-------


Suasana café La Pomme itu terlihat sangat riuh.
Para pelayan sibuk melayani sang pelanggan.
Bunyi bel tanda pintu terbuka terus terdengar.

Ah, sepertinya café ini menjadi café terlaris yang ada hum?

Namja tampan berwajah kekanakan itu mengulas senyum puasnya.
Mata sipitnya mengerling.
Ia menoleh dan menatap Jaejoong yang memasang ekspresi yang sama dengannya.
Hanya saja namja cantik itu sedang mengelus pelan perutnya yang semakin membesar.
Usia kandungannya sudah menginjak bulan keempat saat ini.

  “Aku tidak tahu harus bilang apa, kau benar-benar hebat, Jae!” Ujar Changmin semangat.

Namja cantik itu terkekeh pelan.

  “Aniya, semua tergantung kepada pelanggan kita, bukan aku” Sahutnya tersenyum.

Changmin menghela nafas panjang.
Dengan senyum manis yang masih terlukis di bibir tipisnya.

  “Sebenarnya Kyuhyun-ku sangat ingin bertemu denganmu, tapi ia akan melahirkan dua bulan lagi, aku tidak ingin bayi kami kenapa-napa”


DEG.


Jaejoong terdiam.
Senyum manis itu perlahan memudar dari wajah cantiknya.
Oh mom.
Bayi kami?
Mata bening Jaejoong bergerak pelan.

Ia memandang sendu perutnya.

Changmin dan Kyuhyun dengan gampangnya mengucapkan kata itu.
Our baby.
Sementara ia?
My baby?

Not Us?

Jaejoong cemburu.

  “U—Um, kudengar kau memiliki seorang sepupu ania?” Ujar Jaejoong mengalihkan pembicaraan.

Changmin mengangguk.

  “Ne, kau benar, dia namja muda yang sangat bandel” Kekeh Changmin pelan.

Jaejoong tersenyum kecil.

  “Cha, sudah waktunya aku kembali, pesawatku akan segera take off

  “Ne Changmin ah, gomen, aku tidak bisa mengantarmu”

  “Gwenchana, jaga dirimu baik-baik ne?”

  “Nee”

Namja cantik itu menyerahkan satu keranjang mungil berisi kue kering.
Membuat Changmin melantangkan tawa gelinya.
Oh well.
Ia tentu masih mengingat pertemuan manis mereka yang diawali oleh sekeranjang kue kering hm?

  “Anyeong!”

Jaejoong mengangguk.
Menatap Changmin yang menghilang dari balik pintu café.
Namja cantik itu berbalik.
Memperhatikan para pelayan yang berlalu lalang di sekitar ruangan.
Ia menghela nafas pendek dan mengambil tasnya.

  “Yunji ah, aku kembali sekarang ne, tolong handle semuanya” Ujar Jaejoong.

Pelayan bertubuh mungil dengan rambut bergelombang itu menganggukkan kepalanya.
Ia tersenyum manis dan membungkukkan tubuhnya.
Jaejoong terkekeh dan segera keluar dari café.

  “Nee-san!”

Jaejoong terkejut.
Ia segera berbalik.
Mendapati Seo Hea yang berlari ke arahnya.

Oh well.

Semua pelayan di café ini memanggilnya dengan sebutan menggelikan itu.
Aish.
Bukankah ia namja?

  “Ne Seo ah, waeyo?”

Yeoja berkacamata itu mengerjapkan mata bulatnya.

  “Cupcake madu kita kehabisan stok! Ottokhe?”

  “Aigoo, jeongmall?”

  “Um!”

  “Ngg, katakan pada Yunji untuk menuang madu di atas Cupcake cokelat”

  “Kau ingin aku mengganti menu?”

  “Ani, beritahu pelanggan kalau kita mempunyai kue spesial untuk hari ini”

  “Yatta! Kau brilliant!”

Jaejoong tertawa kecil.
Pelayan manis itu segera berlari menuju dapur café.

Jaejoong segera mendorong pintu kaca itu dan melangkah keluar.


TAP TAP TAP.


Namja cantik itu mengedarkan pandangannya.
Memperhatikan orang-orang yang berlalu lalang di sekitarnya.
Mereka semua berbicara bahasa Jepang.
Ah, Jaejoong merindukan Korea sekarang.

  “Yunnie ah..Aku merindukanmu..Sangat” Gumam Jaejoong tersenyum miris.

Jemari lentik itu terangkat.
Menyeka lembut tetes bening yang mengalir dari mata bulatnya.

  “Heroo kitty!”

Eoh?

Jaejoong sontak mengangkat wajahnya.
Telinganya menangkap suara anak empuk yang berteriak kegirangan di dekatnya.
Dan aksen Jepang dari lidah namja imut itu membuat apa yang diucapkannya terdengar aneh.

Namja cantik itu menaikkan alisnya.
Senyumnya merekah tanpa sadar.
Memperhatikan seorang namja imut yang tersenyum senang mendapatkan balon berbentuk Hello Kitty dari—um—kekasihnya, mungkin?

Jaejoong terus memperhatikan kedua namja itu.
Sampai kemudian ia merasakan gejolak aneh yang muncul dari dalam dirinya.
Mom.
Ia sangat ingin menyentuh balon berwarna merah muda itu!

  “Um, gomen ne”

Kedua namja yang sedang berbincang itu saling menoleh satu sama lain.
Memandang Jaejoong yang menghampiri mereka.

  “May I touch your balloon please?” Pinta Jaejoong memelas.

Namja berwajah chubby yang berdiri di samping namja imut itu tersenyum kecil.
Ia tahu aksen apa yang terdengar aneh itu.

  “Kau orang Korea?” Tanya namja chubby itu.

Jaejoong terkejut.

  “Ne, bagaimana bisa---”

  “Namaku Park Yoochun, dan ini tunanganku, Kim Junsu”

  “Omooo!”

  “Kami berdua memutuskan untuk tinggal di Jepang setelah lulus sekolah”

Jaejoong menggerakkan mata beningnya pelan.

  “Dan umm, aku bisa melihat..Apa kau sedang..Hamil?”

Namja cantik itu membesarkan mata beningnya sekejap.
Setampak itukah perutnya?
Jaejoong mengangguk.
Ia tersenyum kecil.

  “Cha, kau ingin balon ini iee?”

Jaejoong segera mengangguk antusias.
Menerima uluran balon dari genggaman Junsu.

  “Ah, aku Jaejoong, Kim Jaejoong”

  “Apa kau seorang turis atau----”

  “Ani, dulunya aku tinggal di Korea, tapi sekarang aku menetap disini dan menjalankan café di Shibuya”

Apa?

  “Shibuya? La Pomme?” Ujar Junsu kaget.

Jaejoong mengangguk.
Ia masih sibuk mengelus lembut balonnya.

  “OMO! Chunnie ah! Bukankah itu café favoritku? Aku selalu minum teh disana! Kita pergi bersama kemarin malam!”

  “Wow, slow down, baby

  “IYA KAN CHUNNIE IYA KAN?!”

  “Nee, iyaa, kita memang kesana”

Jaejoong tertawa geli.
Pasangan yang berdiri di hadapannya saat ini benar-benar unik.

  “Ano, kami harus pergi sekarang, bisa kita melanjutkan perbincangan besok sore? Kami akan mengunjungi café-mu lagi” Ujar Yoochun.

  “Ne, tentu saja, hehehe, arigatou untuk balonnya” Sahut Jaejoong seraya menyerahkan kembali balon itu.

Junsu tersenyum manis.
Ia bergelayut manja di lengan kekasihnya.

  “Daijoubu, ambil saja untukmu, ah tidak, untuk bayi-mu, hehehe”

Eoh?

Jaejoong menaikkan alisnya.
Kemudian ia tersenyum manis.

  “Domo arigatou!”

  “Douita~”

Namja cantik itu menghela nafas pendek.
Memperhatikan kedua namja yang berjalan menjauh darinya.

Jaejoong mendongak.
Menatap balon Hello Kitty yang ada di genggamannya sekarang.
Ia menunduk.
Kemudian mengelus perutnya dengan satu tangan.

  “Otte? Kau senang sayang?” Kekeh Jaejoong geli.


-------


Yunho tampak bosan.
Ia menghembuskan nafas panjang.
Mata musangnya bergerak pelan.
Memperhatikan Ahra yang sedang mengenakan gaun untuk pernikahan mereka nanti.

Well, seharusnya mereka telah lama menikah.

Tapi kesehatan Yunho yang belum stabil sepenuhnya membuat mereka terpaksa mengundurkan hari besar yang sangat dinantikan Keybum itu.

  “Otte sayang? Bagus tidak?” Tanya Ahra seraya berputar.

Yunho mengangguk pelan.

  “Bagus” Jawabnya asal.

Uh.

Yeoja cantik berambut hitam itu mendengus kesal.
Ia menghentakkan kakinya.

  “Apa lagi?” Ujar Yunho mengernyitkan dahinya.

  “Kau tidak serius!” Erang yeoja cantik itu.

  “Aku serius Ahra ah!”

  “Tapi dari tadi kau hanya berkata bagus, bagus, bagus dan bagus!”

  “Lalu? Kau mau aku bilang apa eoh? Gaun itu membuatmu tampak gendut? Atau gaun bodoh itu membuatmu terlihat jelek? Apa??”

  “PABO!!”

  “Terserah!”

Namja tampan itu beranjak dari duduknya.
Ia segera berjalan meninggalkan wedding shop itu.
Mengacuhkan Ahra yang mulai menangis di dalam sana.

Aish.

Yunho mengusap wajahnya emosi.

  “Apa sih! Wanita memang menyebalkan!” kesal Yunho.

Namja tampan itu terus melangkah cepat.
Melewati beberapa blok tanpa disadarinya.
Yunho masih mendengus.
Sampai kemudian secara tidak sengaja ia melihat sebuah rumah mungil yang menarik perhatian.


DEG.


Namja tampan itu tertegun.
Ia dejavu.
Perlahan Yunho menghampiri rumah mungil berwarna putih itu.
Dahinya mengernyit.

Ia membuka pintu pagar kecil itu dan berdiri tepat di depan teras.

  “Pemiliknya sudah lama pindah, Tuan!”

Yunho terkejut.
Ia melihat ke kanan dan mendapati seorang kakek tua yang tersenyum padanya.
Yunho balas tersenyum kaku.

  “Sudah lama sekali aku tidak melihatmu kesini, sepertinya kau sangat sibuk ania?”

Eoh?

Sudah lama?

Yunho membulatkan mata musangnya.
Ia hendak bertanya kepada kakek tua itu.
Namun suaranya tertelan saat ia menangkap gembok yang rusak itu.
Pintunya tidak terkunci.


CKLEK.


Yunho memasuki rumah sempit itu.
Hening.
Senyap.
Sunyi.
Tidak ada siapa pun disini kecuali kecoa dan beberapa tikus yang lewat.
Namja tampan itu merasakan jantungnya berdebar kencang.
Sangat kencang.

Keringat dinginnya menetes.

Ada sesuatu yang membuatnya merasa terkenang di tempat ini.


DEG.


Yunho menaikkan alisnya.
Menatap sebuah kotak yang tergeletak begitu saja di atas meja mungil.
Kotak itu berdebu dan terlihat usang.

Namja tampan itu mendekat dan meraih kotak berwarna merah beledu yang tertutup debu itu.

Ia meniupnya perlahan dan membukanya.


DEG.


Mata musang Yunho sontak membulat sempurna.
Gosh.

Bagaimana bisa pemilik rumah ini meninggalkan sebuah cincin perak yang terlihat sangat mahal di sini tanpa sadar?

Yunho mengambil cincin itu.
Ia menaikkan alisnya.
Mengamati tekstur ukiran rumit yang ada.
God, ia benar-benar dejavu!

Namja tampan itu membalik cincin perak itu.
Kemudian ia merasakan tenggorokannya tercekat.
Nafasnya sesak.
Ketika mata musangnya menangkap sebuah ukiran di balik cincin itu.

  ‘Jung Yunho


BRUKK!


Yunho terjatuh.
Ia meringis.
Kepalanya terasa sangat sakit.
Sakit sekali.
Seperti ada ribuan paku yang menusuk kepalanya.

Lama namja tampan itu meringis.
Sampai kemudian ia merasa kondisinya membaik dan kembali terdiam.

Ada namanya.
Ada namanya di dalam cincin ini!
Bukankah itu berarti seseorang yang tinggal di rumah ini kenal dengannya?
Apakah dulu saat ia bermain kesini ia meninggalkan cincinnya secara tidak sengaja?

Yunho berdiri dari duduknya.

Ia segera berlari ke dalam kamar yang sempit itu dan membongkar apa saja yang ada.
Mengacuhkan jas mewahnya yang mulai berdebu dan kumal.

  “Ige mwoeyo?”

Yunho tersentak kaget.
Ketika ia mendapati secarik foto usang yang ada di dalam laci lemari.
Fotonya yang sedang memakai celemek di dapur.
Yunho mengernyitkan dahinya.


-------


Namja tampan itu tidak bisa berkonsentrasi sejak tadi.
Ia masih saja terduduk di depan Laptop Apple Peraknya.
Mengacuhkan data-data perusahaan yang menerobos masuk di layar plasma itu.

Sementara Gong Minzy, sekretaris Yunho, mengernyitkan dahinya memperhatikan atasannya yang terlihat sangat berantakan.
Setahunya Yunho pergi bersama Ahra untuk meng-hunting baju pernikahan mereka.
Tapi kenapa Yunho kembali dengan penuh debu dan sarang laba-laba seperti ini?

Apa mereka baru saja menemukan sebuah gaun kuno milik kerajaan Seondeok beberapa ratus tahun yang lalu eoh?

  “Berhenti menatapku seolah aku orang gila, Minzy ah!”

Yeoja cantik itu tertegun kaget.
Ia segera mengangguk dan membungkukkan badannya.
Yunho menarik nafas panjang.


TOK TOK TOK.


  “Masuk”


CKLEK.


  “Kopi anda, Tuan”

Yunho mengangkat wajahnya.
Taemin melangkah masuk dengan nampan berisi secangkir kopi.
Namja berkulit susu itu terlihat kehilangan semangatnya.
Ia meletakkan minum Yunho begitu saja dan langsung beranjak meninggalkan Presdir dan Sekretarisnya itu.


CKLEK!


Taemin terkesiap.
Ia hampir saja menabrak pintu saat seseorang membuka kasar pintu berkaca hitam itu.
Jessica mengerutkan dahinya.

  “Mianhae, aku tidak sengaja” Ujar Jessica menatap Taemin.

  “Gwenchana Nona, tidak apa” Sahut Taemin tersenyum lebar.

Ia segera membungkuk dan beranjak dari sana.
Meninggalkan Yunho, Minzy, dan Jessica yang melangkah masuk.

  “Kenapa kau tidak bilang padaku kalau anak perusahaan kita yang ada di Jepang akan segera diresmikan eoh?” Cerocos Jessica cepat.

Yunho menaikkan alisnya.
Menatap Minzy yang terlihat gugup.
 
  “Mianhae, aku baru saja akan memberitahu anda barusan, Presdir Jung” Sahut yeoja itu.

Jessica menghela nafasnya.

  “Oppa, kau harus membawaku kalau kau akan kesana! Aku ingin sekali makan sushi!” Ujar Jessica.

  “Kau bisa pergi sendiri Sicca” Sahut Yunho datar.

  “Umma tidak akan mengizinkan aku Yunho! Ia overprotective terhadapku!”

  “Baiklah, asal kau bersumpah untuk tidak berisik lagi setelah ini”

  “Atas nama Tuhan!”

Hmp.

Sekretaris berambut pendek itu tersenyum geli.
Ia menyukai saat-saat manis antara saudara kandung seperti ini.
Oh well.

  “Um, Yunho”

  “Apa?”

  “Bagaimana dengan ingatanmu? Apa kau mengingat sesuatu?”

Yunho baru saja akan menjawab.
Namun ia segera menelan suaranya kembali.
Ia merasa masih terlalu cepat untuk memberitahu siapa pun tentang apa yang didapatkannya dari rumah mungil itu.
Yunho harus membuktikannya sendiri.

  “Masih seperti biasa” Sahutnya pelan.

Jessica tersenyum kecut.
Aigoo.
Apa ini?
Kenapa mendadak ia ingin ingatan Yunho segera kembali?

Well.

Kalau diterka lebih lanjut semuanya bukan salah Jaejoong ania?
Tidak ada yang salah disini.
Oppanya mencintai namja cantik itu dan begitu juga sebaliknya.

Lagipula, jujur saja.
Sejak pertama kali berjumpa dengan Jaejoong, Jessica langsug merasa bahwa namja cantik itu berkepribadian hangat namun rapuh. Dan ia tertarik untuk mengenalnya.

Ah, Jessica pusing!

  “Jadi, kapan kita akan ke Jepang?” Tanyanya menghela nafas.

  “Hanya kita ania? Tidak ada Umma atau Ahra?” Balas Yunho balik bertanya.

  “Apa?”

  “Well, kau tahu, aku membutuhkan waktu tenang untuk saat ini”

  “Um, yeah, tentu saja, hanya kita”

Yunho tersenyum kecil.
Ia menatap layar laptopnya.

  “Kita akan take off 2 bulan lagi”

  “MWO? Kenapa lama sekali??”

  “Lalu kita akan menetap disana untuk beberapa waktu”

Oh well?

Jessica menaikkan alisnya.
Ia tersenyum kecil.

Jepang? Pasti akan sangat menyenangkan.


TBC

:D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar