This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Sabtu, 27 Oktober 2012

FF/YAOI/YUNJAE/CHAPTER/UNTITLED/PART 9



PART 9.

  “Presdir?”

Sandara Park menaikkan alisnya.
Melihat Yunho yang hadir ke kantor hari ini.
Hei, bukankah namja tampan itu sedang mengembangkan perusahaan di Jepang?

  “Katakan pada Minzy agar menemuiku di ruangan” Ujar Yunho.

Yeoja berambut cokelat itu mengangguk.
Ia segera mendial nomor meja sekretaris berambut pendek itu saat Yunho sudah berada di dalam lift.



TING.


Namja tampan itu berjalan cepat memasuki ruangannya.
Ia tersenyum kepada yeoja cantik yang sudah berdiri di samping mejanya itu.

  “Waeyo? Bukankah seharusnya anda kembali minggu depan?” Tanya Minzy tersenyum.

Yunho menggeleng.
Ia balas tersenyum.

  “Ada beberapa hal yang harus kulakukan”

Ah.

Minzy mengangguk mengerti.

  “Presdir Jung, satu dari Office Boy kita telah mengajukan surat pengunduran diri”

  “Mwo?”

  “Dan hari ini adalah hari terakhir ia bekerja”

  “Apa alasannya?”

  “Entahlah, ia tidak mengatakannya dengan jelas”

Yunho mengernyitkan dahinya.

  “Siapa?”

  “Taemin, Lee Taemin”

Namja tampan itu beranjak duduk di kursinya.
Ia meletakkan ponselnya di atas meja dan duduk diam melirik jendela.
Mengacuhkan Minzy yang menggigit bibir bawahnya ragu.

  “Um, Mianhae Tuan, aku hanya penasaran, apakah ingatan anda sudah kembali?”

Yunho tertegun.
Mata musangnya sontak menoleh menatap sekretarisnya yang cantik itu.
Pertanyaan barusan mengingatkannya akan Jessica.
Bukankah yeoja blonde itu selalu menanyakan hal yang sama setiap pagi?

  “Apakah ada alasan tertentu yang ingin kau katakan padaku jika ingatanku memang sudah kembali?”


DEG.


Gong Minzy terdiam.
Mata sipitnya bergerak pelan.
Ia tahu Yunho menjebaknya dengan pertanyaan seperti itu.
Well, ia harus berhati-hati.
Mengingat ancaman Jung Keybum terhadap seluruh karyawan jika mereka membeberkan tentang masa lalu Yunho bersama Jaejoong kepadanya.

  “Aku----”


TOK TOK TOK.


Yunho dan Minzy saling menoleh ke arah pintu.
Namja tampan itu mempersilahkan masuk dan pintu kaca berwarna hitam itu terbuka pelan.
Menampilkan sesosok namja berkulit susu yang melongokkan kepalanya.

  “Mianhae, Sandara Nuna memberitahuku kalau Presdir tiba di ruangan hari ini, dan aku bertugas mengantarkan teh madu anda” Ujar Taemin.

Yunho tidak menyahut.
Ia hanya merapatkan bibirnya di tempat.

Dejavu.

  [ “Tehnya, Presdir?” ]

Mata musang Yunho mengerjap.

  [ “Hehehehe, Taemin menyetujui pertukaran piket mengantarkan teh madu untukmu mulai hari ini, otte? Kau senang?” ]


TREK.


Yunho terkesiap saat Taemin meletakkan cangkir itu.
Sementara Minzy menahan nafasnya.

  “Siapa Office Boy yang biasanya mengantarkan teh ke ruanganku?”

Cih.

Taemin memicingkan matanya.

  “Ia sudah dipecat, Tuan”

  “Ke---”

  “Masih ada yang harus kuselesaikan, permisi”


TAP TAP TAP.


CKLEK.


Yunho mengernyitkan dahinya.
Menatap pintu yang sudah ditutup oleh Taemin.
Eoh?
Apa-apaan yang barusan itu?


-------


  “Hhhhff”

Namja cantik itu menghela nafasnya.
Mata beningnya mengerjap sayu.
Ia memutuskan untuk duduk di kursi sejenak.
Beban yang diperutnya membuatnya cepat lelah jika berdiri terlalu lama belakangan ini.

Jaejoong mengusap lembut perutnya.
Seulas senyum terukir di bibir cherrynya.

Ah, ia tidak sabar menunggu anaknya lahir.
Jaejoong mendongakkan wajahnya.
Menaikkan alis memperhatikan jarum jam yang berdetak itu.

Sudah beberapa hari ini ia tidak melihat Yunho.
Namja cantik itu tersenyum kecil.
Rindukah?

  “Rasa cinta tidak akan lenyap begitu saja..” Gumamnya lirih.

Walaupun Yunho telah mengkhianati dirinya.
Merusak janji yang pernah diucapkan kepadanya.
Dan menghilang dari sisinya.

Tidak.

Cintanya pada Yunho masih tetap sama.
Hanya saja logikanya memaksa untuk melawan rasa itu.


CKLEK.


Jaejoong menoleh.
Menatap pintu ruangannya yang dibuka.
Kemudian ia tersenyum manis.

  “Changmin ah” Panggilnya.

Namja berwajah kekanakan itu tersenyum lebar.
Ia menutup pintu dan berjalan menghampiri Jaejoong.

  “Bagaimana kabarmu?” Tanya Changmin.

  “Lumayan, kau?” Balas Jaejoong balik bertanya.

  “Aku seorang Appa sekarang”

  “Jeongmall? Istrimu sudah melahirkan?”

  “Ne, bayi kami laki-laki, namanya Shim Minkyu”

  “Omooo~ Aku ingin sekali melihatnyaa~”

  “Hahaha, sayangnya Kyuhyunku masih terlalu lemah untuk bergerak, mungkin musim semi nanti ia bisa bermain ke sini”

  “Kuharap”

  “Ah, ne, kau ingat kalau aku pernah memberitahumu tentang adikku?”

  “Um, waeyo?”

  “Ia akan ke Jepang minggu ini”

  “Omo, bukankah kau bilang ia tidak ingin pergi?”

  “Entahlah, mendadak namja itu berubah pikiran, well, aku cukup bersyukur akhirnya ia menurut kepadaku”

Hmp.

Jaejoong tersenyum manis.
Mata beningnya berkilat sejenak.

  “Aku jadi semakin penasaran tentang adikmu, Changmin ah, dan bahkan kau membuatku penasaran mengenai semua yang kau ceritakan kepadaku! Aku ingin bertemu dengan adikmu, istrimu, dan anakmu~”

  “Hahahaha, aku juga ingin bertemu dengan anakmu”

Jaejoong terkekeh geli.
Ia mengangguk dan menepuk pelan perutnya.

  “Kau bisa bertemu dengannya kurang dari dua bulan lagi”

  “Apa sudah diperiksa jenis kelaminnya?”

  “Ani, aku ingin ia menjadi kejutan, hehehe”

Oh well.

Shim Changmin hanya mengulas senyum manisnya.
Melihat tawa renyah namja cantik itu entah kenapa ikut membuat hatinya menghangat.
Jaejoong memang namja yang spesial.

Changmin jadi penasaran siapa Appa dari bayi yang dikandung namja cantik itu.


-------


Lee Taemin baru saja selesai membereskan barang-barangnya.
Ia memakai jaket abu-abu kesayangannya dan menghela nafas panjang.
Ah, ia merindukan Jaejoong.

Namja susu itu berdiri dan mencengkram erat tas selempangnya.
Mata bulatnya memutar seluruh ruangan.
Hmp.
Ia juga akan merindukan tempat ini suatu saat nanti.


TEP.


Taemin menepuk pelan sandaran sofa berwarna krem itu.
Ia tersenyum kecil dan melangkah keluar ruangan.
Sekilas ia melirik seragam Office Boy miliknya yang tergantung di dekat lemari penyimpanan.
Kemudian ia membuka pintu itu dan berjalan keluar.

TAP TAP TAP.


Taemin menoleh.
Melirik tangga pintu darurat yang ada.
Dulu ia dan Jaejoong selalu membolos disana kalau sedang malas bekerja.
Dan bahkan disaat pertama kali ia mengetahui tentang kehamilan namja cantik itu juga, mereka berada di sana.

Ah, terlalu banyak kenangan.

Hmp.
Taemin tersenyum.
Ia menggeleng pelan dan hendak membuka pintu kaca itu.
Namun mendadak gerakannya terhenti saat ia mendengar suara langkah kaki dari belakang.


TAP.


Taemin menoleh ke belakang.
Menatap tajam sosok tampan bermata musang itu.

  “Ada perlu apa, Presdir?” Tanya Taemin pelan.

Mata bulatnya bergerak awas.
Ada kilatan benci disana.

  “Aku ingin menanyakan sesuatu kepadamu” Balas Yunho tegas.

Huh.
Taemin terkekeh mengejek.

  “Kupikir tidak ada yang perlu kita bicarakan hm? Kau sudah menikah”

  “Memangnya kenapa kalau aku sudah menikah?”


DEG.


Taemin terdiam.
Perlahan nafasnya menderu tidak teratur.
Emosinya meluap begitu saja.
Bayang-bayang tangisan Jaejoong beberapa bulan yang lalu terlintas di benaknya.
Namja susu itu mencengkram erat jemarinya.

  “Kenapa? Memangnya kenapa? Cih, ASAL KAU TAHU, TUAN JUNG!! KAU MEMBUATKU SEMAKIN MEMBENCIMU KARENA HAL ITU!!” Teriak Taemin marah.

Yunho terhenyak.
Mata musangnya mengerjap.

  “Apa?” Tanya Yunho bergumam.

Taemin menggeram.
Wajahnya memerah sekarang.

  “Bagaimana bisa kau meninggalkan Jaejoong semudah itu huh? Bagaimana bisa kau menikah dengan orang lain setelah kau menjalin hubungan dengan Jaejoong Hyung? Dimana pikiranmu?! Kau telah membuat Hyungku hancur, apa kau tahu itu eoh?!” Jerit namja berkulit susu itu.


DEG.


Mata musang Yunho melebar.
Jantungnya berdebar kencang.

  “A-Apa maksudmu? Jaejoong?”

  “AKU TIDAK AKAN PERNAH BISA MEMAAFKANMU, JUNG YUNHO! SETELAH KAU MEMBUAT JOONGIE HYUNG MENANGIS LALU KAU HANCURKAN HATINYA DENGAN PERNIKAHANMU ITU!!”

Nafas Yunho tercekat.
Sesak.
Mata musangnya bergerak cepat menatap Taemin yang sudah sangat marah.

Namja tampan itu hendak membuka mulutnya untuk bertanya.
Namun Taemin sudah lebih dulu berbalik.

  “Tidak ada yang perlu kita bicarakan lagi, aku bisa kehilangan pikiran dan membunuhmu kalau masih berada disini” Desis namja susu itu tajam.


CKLEK!


Taemin membuka kasar pintu kaca bening itu.
Kemudian ia berlari keluar gedung.
Meninggalkan Yunho yang terdiam di tengah keheningan malam.


BRUKK.


Namja tampan itu terduduk di lantai.
Mata musangnya bergerak gelisah.
Pelipisnya berdenyut.
Oh gosh.
Apa yang baru saja didengarnya eoh?

Jaejoong?
Meninggalkannya?
Menghancurkan perasaannya?

 
DEG DEG DEG.


  [ “Bagaimana bisa kau menikah dengan orang lain setelah kau menjalin hubungan dengan Jaejoong Hyung?!” ]

Nafas Yunho berderu kencang.

  [ “Kenapa kau mengganggu Jaejoong? Apa kau ingin melukainya lagi?” ]

Ia mencengkram dada kirinya.

  [ “AKU TIDAK INGIN TERLUKA UNTUK YANG KEDUA KALINYA!” ]

Sesak.

  [ “Kau sudah membuangku..” ]

Namja tampan itu beranjak berdiri dari duduknya.
Ia bersandar pada meja lobi.

  [ “Apa yang sudah kau ingat sejauh ini?” ]

Ia tidak ingat.
Ia tidak mengingatnya.

Tapi yang jelas ia pernah menjalin hubungan dengan Jaejoong dulu.
Sebelum ingatannya terenggut.

Kenapa Ummanya menutup mulut?
Kenapa Ahra tidak memberitahunya?
Kenapa Jessica hanya diam?

Dan kenapa semua orang merapatkan bibir darinya?

Apa yang salah?


-------


Yeoja cantik berambut ikal itu menarik seringainya.
Ia memperhatikan Jaejoong yang baru saja masuk ke café La Pomme itu.

Hmp.

Ahra menggesekkan jemari lentiknya di antara bungkusan tablet berwarna putih itu.
Ia sudah menghaluskan lima butir tablet penggugur kehamilan yang berdosis tinggi dan menyimpannya di dalam sebuah plastik mungil.

  It’s show time” Desisnya terkekeh.


CKLEK.


Yeoja berambut hitam itu turun dari mobil mewahnya.
Ia berjalan santai memasuki café.
Tersenyum ramah kepada sang kasir dan terus melangkah mencari satu ruangan dengan pintu bertuliskan nama namja cantik itu.

Ahra menghentikan langkahnya.
Mata sipitnya bergerak pelan.
Ia menempelkan telinganya ke pintu.
Hening.
Tidak terdengar suara apa pun.
Sepertinya Jaejoong sendirian di dalam sana.

Huh.
Yeoja berambut hitam itu segera mengeluarkan bungkusan bubuk obat itu dan sebotol air mineral.
Seringainya terlihat menakutkan.
Ahra terlalu fokus saat membuka bungkusan mungil itu.
Ia tidak menyadari jika adik iparnya sedang memperhatikannya dari jauh.

Jessica Jung mengernyitkan dahinya.

Ia baru saja akan memesan donat keju kesukaannya.
Namun suaranya tenggelam saat mata sipitnya tidak sengaja menangkap sosok yeoja berambut hitam itu.
Oh well.
Apa yang Ahra lakukan disini?
Jessica mengerutkan dahinya.


GREK.


Yeoja blonde itu berdiri.
Perlahan ia melangkahkan kakinya mendekati Ahra secara diam-diam.
Rasa penasaran merebak di pikirannya.
Sementara itu Ahra sudah selesai dengan persiapannya.


BRAKK!


DEG.


Jaejoong terlonjak kaget saat pintu ruangannya mendadak terbuka kasar.
Mata beningnya semakin melebar saat ia menatap Ahra yang berjalan cepat ke arahnya.
Namja cantik itu baru saja membuka mulutnya hendak mengeluarkan suara.
Namun Ahra lebih dulu memanfaatkan keadaan itu.

  “Ukh!”

Yeoja berambut hitam itu mencengkram kedua sisi pipi Jaejoong.
Membuat namja cantik itu meringis.
Ahra menyeringai seraya membubuhkan bubuk obat itu ke dalam mulut Jaejoong yang terbuka.
Namja cantik itu hendak memberontak.
Tapi Ahra sudah lebih dulu menuangkan air mineral dari botol yang ada di genggamannya ke dalam mulut namja cantik itu.

  “Unmgghh!” Jaejoong menggelengkan kepalanya erat.

  “TELAN!!” Jerit Ahra emosi.

Namja cantik itu memejamkan matanya erat.
Ahra semakin menekan pipinya dengan kuat.
Membuat tetes darah mengalir saat kuku tajam milik yeoja itu menusuk kulitnya.


BRUKK!


Botol minum itu terhempas.
Jaejoong merasakan dadanya sesak.
Nafasnya menderu tidak teratur.
Bola matanya bergerak gelisah.

Ahra terkekeh kecil.

  “Bukankah sudah pernah kukatakan padamu agar menjauhi suamiku hum? Salahmu sendiri kenapa kau begitu jalang” Desisnya tajam.

Jaejoong menggeleng.
Ia mencengkram perutnya.

  “Hhnnghh!”

Jaejoong tersentak kaget.
Mata beningnya membelalak.
Perutnya terasa sakit, seakan ada yang melilit di dalam sana.

  “AHRA!!”


DEG!


Yeoja cantik itu tersentak kaget.
Sontak ia berbalik dan membesarkan mata sipitnya menatap Jessica yang berlari masuk ke dalam.

  “Oh god! Kim Jaejoong?!” Teriak Jessica tidak percaya.

Mata sipitnya membulat.
Namun ia segera menyadari raut aneh namja cantik itu.
Jessica menoleh.
Menatap tajam yeoja berambut hitam itu.

  “Apa yang kau lakukan padanya?!” Jerit Jessica marah.

Ahra menaikkan alisnya.
Ia mengangkat bahu.

  “Obat penggugur kandungan berdosis tinggi? Memangnya apa lagi?” Ujarnya santai.


DEG.


Jessica merinding.
Matanya semakin membesar.
Jantungnya berdebar kencang.
Ia berbalik dan tersentak dalam sekejap.

  “Jaejoong! Kau baik-baik saja?!” Teriak Jessica menghampiri namja cantik itu.

Jaejoong tidak menyahut.
Ia hanya merintih kesakitan.
Jessica menunduk.
Menatap tidak percaya darah yang mengalir dari selangkangan Jaejoong.

  “KAU GILA, AHRA!! KAU BENAR-BENAR GILA!!” Teriak Jessica marah.

  “GILA?? NAMJA JALANG INI BERUSAHA MEREBUT SUAMIKU, JESSICA JUNG!!” Balas Ahra berteriak.

Jessica mengerutkan dahinya.
Ia menggeleng pelan.
Kemudian ia merengkuh Jaejoong dan berusaha membawanya keluar dari ruangan.
Mata sipitnya menatap tajam yeoja itu.

  “Aku menyesal pernah mengenalkanmu dengan Oppaku” Bisiknya tajam.

Huh.
Ahra hanya berdecih.

  “Jaejoongie, bertahanlah..” Ucap Jessica ketakutan.


-------


  “Sepertinya itu adalah tanda-tanda bahwa ingatanmu akan segera pulih”

  “Benarkah?”

  “Kemungkinan besar dari hasil pemeriksaan, Tuan Jung, anda hanya perlu berdoa saja”

Namja tampan itu tersenyum menatap dokter berambut ikal itu.
Ia mengangguk dan beranjak dari duduknya.

  “Kau membuatku merasa semakin percaya diri, Dokter Park” Ujar Yunho.

Aigoo.

Yeoja cantik itu terkekeh.
Ia menggeleng dan mempersilahkan Yunho untuk keluar.
Namja tampan itu tersenyum dan menutup pintu ruangannya.

Hmp.

Yunho terus mengembangkan senyumnya.
Ia berjalan menelusuri koridor rumah sakit.
Sampai kemudian langkahnya mendadak berhenti saat ia menyadari ada sesuatu yang berkilat dari rerumputan.

Namja tampan itu menaikkan alisnya.


TAP TAP TAP.


Yunho berjalan menghampiri halaman rumah sakit itu.
Ia berjongkok dan meraba rerumputan yang baru saja di potong hingga pendek kemarin.


DEG.


Cincin?
Yunho mengambil benda berwarna perak itu.
Rasanya ia pernah melihatnya, tapi dimana?

Yunho memutar-mutar cincin itu.
Dahinya mengernyit.
Namun kemudian mata musangnya melebar saat ia menangkap sebuah tulisan yang terukir di bagian dalam cincin tersebut.

  Jung Jaejoong


DEG DEG DEG.


Yunho ingat.
Ia pernah menemukan cincin yang sama di rumah mungil itu.
Cincin perak yang bertuliskan namanya.

  [ “Aku bingung, kau begitu sempurna Yunnie ah, tapi kenapa hanya memasang dasi di leher saja kau tidak bisa?” ]

  [ “Karena ada kau yang melakukannya untukku, sayang, cinta itu adil” ]


DEG.


  [ “APA PUN YANG TERJADI KAU HARUS MENIKAH DENGAN AHRA!! HARUS!! ATAU KIM JAEJOONG TIDAK AKAN SELAMAT!!” ]

  [ “Aku tidak mungkin melupakanmu Boo, kau tersimpan secara permanen di kepalaku” ]


DEG.


  [ “Aku mencintaimu, Yunnie yah” ]

  [ “Kalau aku memintamu untuk membatalkan pernikahanmu dan Ahra kau mau melakukannya untukku?” ]


DEG.


  “AKHH!!”

Yunho terjatuh.
Ia meringis.
Mencengkram kepalanya yang berdenyut-denyut.
Sakit.

Mata musangnya terpejam.
Namja tampan itu merasakan seluruh sarafnya seakan lumpuh.
Berbagai bayang masa lalu terlintas di benaknya.
Terputar bagaikan film hitam putih.

  “YUNHO?!”

Namja tampan itu memaksakan matanya untuk terbuka.
Menatap dokter pribadinya yang memanggilnya dari koridor.
Yeoja cantik berambut ikal itu berlari mendekati Yunho.
Raut wajahnya terlihat panik.

Ia berlutut di samping namja tampan itu.

  “KAU BAIK-BAIK SAJA?!” Teriak Park Sooji panik.

Namja tampan itu terdiam.
Mendadak rasa sakit yang menderanya lenyap entah kemana.
Hanya terdengar suara deru nafasnya yang tidak beraturan.
Mata musang Yunho mengerjap pelan.
Ia mencengkram erat kedua lengan dokter itu.

  “Do-Dokter Park..” Bisik Yunho lirih.

  “Ne??” Tanya Sooji mengernyitkan dahinya.

  “Aku..Aku mengingat semuanya..”

  “A-Apa?”

  “Ingatanku..Ingatanku kembali..”


TBC


:D

1 komentar:

  1. Bcnx di gigiten ama ahra kl bs bikin mati kelindes mobil aja tuch nenek sihir....umma jgn dibuat keguguran dong hikhikhik#uda nangis bombay.....appa kudu nyelamatin umma......chingu lanjut uda g sabar nunggu next chap....

    BalasHapus