Tittle: BECAUSE I’M STUPID
Genre:
YAOI
Author:
Shella Rizal a.k.a Park Sooji
Cast:
Yunjae and other
Length:
ONESHOOT
Rating:
family-romance-hurt-friendship-lalalala~
WARNING:
BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2
kutang Jae umma*
-------
“Can I
repeat the day when the rain camedown?”
.
.
.
“Kau yakin?”
“Hanya kau yang bisa membantuku, Eunjae
Hyung..”
Namja hangat itu mendesah
pendek.
Mata sipitnya bergerak pelan
memperhatikan Jaejoong yang sudah membuka pakaiannya.
Kemudian ia melirik secarik
kertas yang ada di genggamannya.
Surat pemberitahuan mengenai
kesehatan namja cantik itu.
Hmp.
Jaejoong tersenyum kecut.
Ia sedang berusaha menahan
air matanya.
“Siapa yang menyangka kalau ternyata ada
kanker stadium akhir yang menyerang tubuhku? Aku bahkan tidak tahu kalau
hidupku hanya tinggal dua bulan lagi..” Gumam Jaejoong pelan.
Eunjae mendesah panjang.
“Seharusnya kau tidak melakukan ini” Ujarnya.
Jaejoong menoleh.
Mata beningnya mendelik
menatap seniornya itu.
“Yunho tidak akan senang kalau ia mengetahui
kekasihnya hanya tinggal menunggu waktu, Hyung..Lebih baik aku terluka terlebih
dahulu dari pada terluka nanti..Ia pasti akan meninggalkan aku..Hiks..”
“Kau terlalu cepat menyimpulkan, mungkin
saja---”
TAP TAP TAP.
“Jae? Kau di rumah?”
DEG!
Kedua namja itu saling
tersentak satu sama lain.
Jaejoong melempar kemejanya
dan mendekati Eunjae yang masih berada dalam posisinya.
“Hyung! Cepat lakukan!” Teriak Jaejoong
berbisik.
Eunjae tidak menyahut.
Ia hanya diam tanpa reaksi.
Membuat tetes bening yang
menggenang di mata Jaejoong semakin menyeruak.
“Hyung, please!
Tolong aku..Hanya kali ini saja..” Bisik Jaejoong lirih.
Namja hangat itu mengangkat
wajahnya.
Ia menggeleng.
“Hyung..”
CKLEK!
GREPP!
DEG.
Yunho yang baru saja membuka
pintu kamarnya terdiam di tempat.
Mata musangnya terpaku
kepada dua namja yang saling berpelukan dengan keadaan topless itu.
Namja tampan itu mencengkram
erat kenop pintu yang ada di genggamannya.
Nafasnya menderu perlahan.
Jaejoong segera melepas
pelukannya di tubuh Eunjae.
Aigoo.
Beruntung Eunjae segera
memeluknya detik terakhir pintu itu terbuka.
“Apa yang kalian lakukan eoh?” Ujar Yunho
memicingkan mata musangnya tajam.
Raut wajahnya berubah
menjadi menakutkan.
Jaejoong menahan nafasnya.
“Bukankah seharusnya kau sudah mengerti?”
Balas Jaejoong balik bertanya.
Yunho melepas cengkramannya
di kenop itu.
Ia melangkah perlahan
mendekati kekasihnya.
PLAKK!!
DEG.
Jaejoong terkejut.
Mata beningnya membulat.
Yunho menampar wajahnya
dengan keras.
Perih.
Pipinya terasa berdenyut.
Ia bahkan bisa mendengar
suara deru nafas Yunho yang memberat.
Menahan sejuta emosi yang
menyeruak.
“Yah, aku mengerti kalau ternyata kau tidak
lebih dari seorang jalang, Kim Jaejoong” Desis Yunho tajam.
GRT.
Jaejoong masih menunduk.
Berusaha menahan air matanya
yang hendak jatuh.
Heh.
Yunho terkekeh kecewa.
Ia membalikkan tubuhnya dan
berjalan meninggalkan Jaejoong bersama Eunjae.
“Hubungan kita berakhir sampai disini, anggap
saja kita tidak pernah saling mengenal”
BLAMM!
Jaejoong masih terdiam di
tempatnya.
Mata beningnya mengerjap.
Ia menangis dalam diam.
Eunjae yang hanya merapatkan
bibir sejak tadi menghampiri adik kelasnya yang cantik itu.
Ia memakaikan kemeja
putihnya di bahu Jaejoong.
“Hiks..Aku pantas mendapatkannya
Hyung..Hiks..” Isak Jaejoong lirih.
Eunjae menggeleng.
Ia menepuk lembut kepala
Jaejoong.
“Seharusnya kita tidak melakukan hal ini..”
“Aku hanya tidak ingin Yunho
kecewa..Hiks..Aku tidak ingin dia menangis untukku..Hiks..”
Eunjae mengangkat dagu
Jaejoong.
Ia tersenyum kecil dan
mengusap pipi namja cantik itu.
“Appo ania?” Bisiknya pelan.
Jaejoong menggeleng.
Ia menggigit bibir bawahnya
seraya mencengkram dada kirinya.
“Seharusnya terasa sakit..Tapi kenapa hanya
disini yang perih, Hyung? Hiks..”
Namja hangat itu mengangkat
bahunya.
Ia menepuk lembut kepala
Jaejoong untuk yang kedua kalinya.
Membuat Jaejoong semakin
menumpahkan tangisnya.
Gosh..
Ia benar-benar mencintai
Yunho.
Ia tidak ingin menyakiti
perasaan namja tampan itu.
Tapi ini adalah pilihan yang
terbaik.
-------
“Hngh!”
Jaejoong segera menahan
lengannya di dinding itu.
Ia meringis merasakan
tubuhnya yang berdenyut sakit.
Kepalanya pusing.
Namja cantik itu merasa
kakinya lemas.
TES.
TES.
TES.
Jaejoong tersenyum kecut.
Ia menatap jelas tetes
kental berwarna merah yang mengucur dari hidungnya itu.
Namja cantik itu
mendongakkan wajahnya.
Ia menutup hidungnya dengan
tangan dan berjalan pelan menuju ruang kesehatan.
Mengacuhkan tatapan para
siswa dan siswi DongBang High School yang berada di sekitarnya.
Well.
Siapa yang tidak tahu mantan
kekasih ketua OSIS sekolah elit ini eoh?
Berita tentang
perselingkuhan Jaejoong dengan Eunjae si wakil ketua OSIS menyebar dengan
cepat.
Membuat Yunho semakin benci
kepada namja cantik itu.
TAP TAP TAP.
Jaejoong berjalan tertatih.
Tubuhnya semakin terasa
sakit.
Ia meringis.
Pandangannya memburam.
No, no!
Ia tidak boleh pingsan
disini!
GREPP!
“Kau baik-baik saja?”
Jaejoong tertegun.
Ia mengenal suara ini.
“Ne Hyung...” Sahutnya lirih.
Eunjae menghela nafas.
Ia merengkuh Jaejoong dan
menggiringnya ke ruang kesehatan.
“Kenapa kau tidak mendengarkan aku? Rawat
inap baik untukmu” Omel Eunjae kesal.
Jaejoong menggeleng.
Ia masih menahan hidungnya.
“Aku ingin melihat Yunho sampai hari akhirku,
Hyung..”
“Huh, kau sangat mencintai namja tampan itu
eoh?”
“Kau tahu jawabannya ania?”
Eunjae tertawa kecil.
Ia mengangguk dan membuka
pintu ruang kesehatan itu.
Kemudian ia membantu
Jaejoong masuk ke dalam.
Tanpa menyadari sepasang
mata musang yang menatap tajam sejak tadi.
Oh well.
Dari belakang tampak seperti
dua namja yang sedang merangkul mesra ania?
“Oppa, tidak jadi ke kantin?”
Eoh?
Yunho menoleh.
Tersenyum kecil kepada Ahra
yang menarik jas seragamnya.
“Kkaja”
Yeoja-yeoja centil yang
berada di sekitar mereka saling menjerit histeris.
Omo.
Go Ahra benar-benar
beruntung!
Selama ini Yunho tidak
pernah menunjukkan senyumnya kepada siapa pun kecuali Jaejoong.
And see?
Yeoja berambut hitam itu
tidak hanya mendapatkan senyum manis Yunho.
Tapi juga status sebagai
kekasihnya.
-------
DRAP DRAP DRAP!
Namja cantik itu berdesis kesal karena hujan deras yang mendadak
mengguyur Seoul.
Jaejoong melirik sebuah halte bus dan berteduh di sana.
Ia memeluk erat tas sekolahnya di dada.
Bibir merahnya mempout lucu.
Mata beningnya bergerak kesal.
“Aish! Kenapa malah hujan?
Semoga saja Minho sam tidak marah kalau aku terlambat lagi hari ini!” Erangnya
emosi.
Namja cantik itu terus mengomel tidak jelas.
Sampai kemudian ia menyadari suara kekehan yang terdengar menyapa
telinga.
“Kurasa dia tidak akan marah, karena
kau terlambat bersama ketua OSIS hum?”
DEG!
Jantung Jaejoong bergejolak kencang.
Matanya membulat tidak percaya.
Namja cantik itu merasakan wajahnya menghangat sekarang.
Oh my gosh!
Ia berdiri di samping Yunho saat ini!
Ketua OSIS tampan dari sekolahnya yang elit!
“Ke—Ketua..” Ujar Jaejoong
menundukkan wajahnya.
Yunho tersenyum manis.
Ia menepuk ringan kepala Jaejoong dan berucap pelan.
“Kau bisa memanggilku Yunho,
tidak perlu pakai ketua”
“Jeongmall?”
Yunho menganguk.
Membuat Jaejoong semakin berdebar-debar.
“Ah, hujannya sudah agak
reda..Aku duluan ne? Anggota OSIS menungguku di sekolah Toho untuk rapat
gabungan” Ucap Yunho.
“AH! Chakkaman!” Teriak Jaejoong
refleks.
Eoh?
Yunho membalikkan tubuhnya.
Menatap Jaejoong yang merah padam.
Namja cantik itu mengangkat wajahnya sedikit.
Mata beningnya bergerak pelan menatap Yunho.
“A-Aku sudah lama menyukaimu
Yunho ah..” Bisik Jaejoong pelan.
DEG.
Mata musang Yunho melebar.
Mencoba meyakini apa yang baru saja di dengarnya.
“Ka-Kau tidak perlu menjawabnya!
Aku hanya mengatakannya saja kepadamu, aku---”
“Terima kasih”
“E-Eh??”
“Terima kasih telah membalas
perasaanku, Jaejoongie”
M-mwo?
Jaejoong tertegun.
Mata beningnya mengerjap pelan.
Menatap Yunho yang menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Dan , gosh, ia tidak pernah melihat ekspresi malu-malu seperti itu
selama hidupnya!
“Disini, di hadapan rintikan
hujan yang mengguyur Seoul, aku ingin mengatakan kepadamu, kalau aku
mencintaimu..Kim Jaejoong, sejak tahun pertama masa jabatanku menjadi ketua
OSIS..”
DEG.
Jaejoong terdiam.
Sesak.
Nafasnya tercekat.
Ia lupa bagaimana caranya untuk bernafas.
Mata beningnya bergerak pelan mencoba meyakinkan dirinya kalau ini semua
nyata.
Ia yang bangun terlambat dan terpaksa berteduh di halte bus karena hujan
deras, dan bertemu dengan Yunho disini..
Lalu, ia menyatakan perasaannya dan Yunho membalasnya.
“Yun---”
CUP.
Mata bening Jaejoong membulat.
Merasakan bibir tebal Yunho yang mengecup lembut bibir ranumnya.
Namja cantk itu mencengkram erat lengan Yunho yang merengkuh bahunya.
Jantungnya berdebar tidak karuan.
Wajahnya terasa menghangat.
Dingin.
Suhu Seoul hari ini terasa sangat dingin.
Dan semuanya berubah menjadi hangat saat bibir tebal itu melumat mesra
bibir ranumnya.
Jaejoong memejamkan matanya perlahan.
-------
“Kau sudah bangun?”
Jaejoong menoleh.
Menatap Eunjae yang
tersenyum kepadanya.
Namja hangat itu duduk di
samping Jaejoong dan memandang mata bening itu.
“Waeyo?” Tanya Eunjae.
Jaejoong menggeleng.
Ia tersenyum kecut seraya
memijat pelipisnya.
“Ania..Hanya sebuah mimpi..Mimpi tentang masa
lalu yang manis..” Gumam Jaejoong lirih.
Nyaris tidak terdengar.
“Hei” Panggil Eunjae tersenyum.
Namja hangat itu mengusap
lembut pipi Jaejoong.
“Jangan menangis” Bisiknya.
Jaejoong tertegun.
Ia menatap Eunjae dengan
mata beningnya yang terlihat sayu.
Namja cantik itu meringis.
Ia menggeleng sekali lagi.
“Aku tidak menangis..Aku tidak ingin
menangis..Tapi air mataku tidak bisa berhenti mengalir Hyung ah..”
“…”
“Aku mencintai Yunho..Hiks..Aku sangat
mencintainya Hyung..Hiks..”
“Aku tahu Joongie”
“Aku mencintainya..Hiks..”
Namja cantik itu menumpahkan
tangisnya.
Ia terisak keras di dalam
pelukan Eunjae.
Namja hangat itu mengusap
lembut punggungnya.
Mencoba menenangkan Jaejoong
yang kembali resah.
“Aku harus segera ke ruang seni sekarang,
Minho sam membutuhkan bantuanku, kau tidak apa?”
Jaejoong menggeleng.
Ia melepas pelukannya.
“Tidak apa”
Eunjae beranjak dari
duduknya.
Ia segera melangkah keluar
ruangan.
Meninggalkan Jaejoong yang
kini terduduk diam di atas ranjang kesehatan.
Hah.
Namja cantik itu menghela
nafas.
Ia mengusap wajahnya dan
menyeka air matanya.
Jish.
Kedua matanya terlihat
seperti mata panda sekarang.
Atau mata beruang?
Mereka membengkak dan
sembab.
CKLEK.
Jaejoong membuka pintu ruang
kesehatan.
Ia berjalan dengan perlahan.
Tatapan matanya terlihat
tidak fokus.
DEG!
Jaejoong tersentak kaget.
Tubuhnya kembali berdenyut.
Keringat dingin mengalir di
pelipisnya.
[ “Kau
harus menjalani rawat inap secepat mungkin” ]
Namja cantik itu meringis.
Nafasnya menderu berat.
“Ungkkh!”
Jaejoong bersandar di
dinding.
Hidungnya meneteskan darah
kental.
TAP TAP TAP.
Suara langkah kaki terdengar jelas.
Namja tampan itu tampak
sedang melangkah menelusuri koridor sekolah.
Dikelilingi oleh anggota
OSIS dan kekasih barunya yang berambut hitam itu.
Yunho mengernyitkan dahinya.
Jantungnya berdebar ringan.
Tidak.
Ia tidak pernah salah.
Sosok cantik itu, ia pasti
mengenalinya dalam jarak sejauh apa pun mereka berdiri.
“Uhukk! Uhukk!!”
Jaejoong terbatuk keras.
Ia menutup mulutnya dengan
telapak tangan kanannya.
Mata beningnya bergerak
pelan.
Menatap Yunho yang berjalan
tepat di hadapannya.
Jaejoong segera menundukkan
wajahnya dalam.
Ia tidak akan sanggup
menatap mata musang itu saat ini.
“Uhukk uhukk!”
Yunho tertegun.
Langkahnya melambat.
Mata musangnya masih memandang
Jaejoong yang berjongkok di sana.
Darah.
Yunho tahu kalau tetes
kental yang menetes dari sela telapak tangan mantan kekasihnya itu adalah
darah.
Ck.
Apa peduliku?
Namja tampan itu berdecak.
Ia kembali memalingkan
wajahnya dan meneruskan langkah kakinya.
Mengacuhkan Jaejoong yang
kembali terisak disana.
Sakit.
Sakit.
Kenapa rasanya harus sesakit
ini?
Jaejoong meringis.
I’m alone again crying for you..
I’m alone again missing for you..
-------
Yunho menggerakkan mata
musangnya pelan.
Pikirannya berkecamuk.
Melintaskan berbagai bayang
tentang Kim Jaejoong beberapa hari belakangan ini.
“Wajahnya terlihat sangat pucat..” Gumam
Yunho nyaris tidak terdengar.
Mata beningnya terlihat sayu
dengan cekung yang menandakan kalau ia kekurangan tidur.
Dan ah, satu sisi bawah
matanya terlihat membengkak.
Seperti selalu menghabiskan
waktunya untuk menangis.
Yunho memejamkan matanya.
Dahinya mengerut.
Ada yang salah.
Kalau ia memang ingin berpisah denganku..
Bukankah seharusnya ia terlihat semakin baik sekarang?
“Yunho Oppa, Minho sam memanggil kita”
Ah.
Yunho mengangguk.
Ia segera beranjak dari
kursinya dan berjalan membuka pintu ruang OSIS.
DRAP DRAP DRAP!
DEG.
Mata musang Yunho membulat.
Menatap tidak percaya sosok
cantik yang berada di dalam rengkuhan songsaenim berwajah kodok itu.
“Apa yang terjadi?!” Teriak Yunho kepada
salah satu siswa yang berlari di belakang Minho.
“Jaejoong pingsan saat jam pelajaran
berlangsung!” Ujar namja itu.
Mwo?
Yunho panik.
Ia hendak berlari mengejar
Minho sam yang sudah memasukkan Jaejoong ke dalam mobilnya di halaman sekolah.
Namun gerakannya terhenti
saat ia merasakan lengannya tertarik ke belakang.
“Kau mau kemana, Oppa?” Tanya Ahra sarkastik.
Yunho memicingkan mata
musangnya tajam.
Ia menampik kasar genggaman
yeoja berambut hitam itu.
“Bukankah kau bilang Minho sam memanggilku?”
“Opp---”
DRAP!
Ahra terdiam.
Menatap Yunho yang telah
berlari mengejar songsaenim bermata kodok itu.
Namja tampan itu memasuki
mobil metalic hitamnya dan mengebut.
Pikirannya semakin kalut.
Gelisah.
Ia panik.
Oh gosh.
CKKIIITT!
Yunho segera menghentikan
mobilnya saat mobil Minho berhenti di halaman rumah sakit pusat Seoul.
“MINHO SAM!” Panggil Yunho berteriak.
Minho menoleh.
Ia mendesah lega.
“Gosh! Yunho! Cepat gendong Jaejoong dan bawa
ke dalam! Aku akan menghubungi dokter kenalanku!”
Yunho mengangguk.
Ia segera meraih namja
cantik itu dan dalam sekejap jantungnya tertegun.
Sejak kapan Jaejoong sekurus
ini?
-------
Namja tampan itu terdiam.
Menatap Jaejoong yang masih
terpejam pulas.
Yunho merasakan nafasnya
berat.
Ia menoleh.
Menatap Eunjae yang kini
berdiri di sampingnya.
“Maafkan aku..Seharusnya aku tegas kepadanya
waktu itu..” Ujar Eunjae pelan.
Yunho tersenyum kecil.
Ia mengelus lembut dahi
namja cantik itu.
“Mengorbankan segala sesuatu yang ia miliki
untuk orang lain..Adalah kebiasannya yang tidak pernah bisa hilang..” Bisik
Yunho pelan.
Eunjae menarik senyum
kecilnya.
Ia mengangguk.
“Aku permisi”
Yunho mengangguk.
Mengacuhkan Eunjae yang
berjalan meninggalkan dirinya dan Jaejoong disana.
CKLEK.
Jemari lentik itu bergerak
pelan.
Yunho tersentak.
Ia segera menatap Jaejoong
yang meringis.
“Hngh”
Mata bening itu terbuka
perlahan.
Dahinya mengernyit.
Menatap sosok tampan yang
berada di hadapannya saat ini.
Gosh..
“Apa masih terasa sakit?” Bisik Yunho
tersenyum kecil.
Jaejoong tertegun.
Kemudian ia balas tersenyum
lemah.
Ia tahu Yunho sudah
mengetahui semuanya.
“Sedikit..” Balasnya ikut berbisik.
Hening.
Tidak terdengar suara apa
pun lagi setelah itu.
Keduanya saling terdiam satu
sama lain.
Sampai kemudian Jaejoong
menatap lurus langit-langit kamar rawat itu dan menangis dalam diam.
“Can I
repeat the day when the rain camedown?”
DEG.
Mata musang Yunho bergerak
pelan.
Jantungnya berdegup ringan.
Menatap Jaejoong yang
tersenyum sakit seraya menangis.
Ia mendekatkan wajahnya
dengan wajah namja cantik itu.
Kemudian ia mengecup lembut
dahi Jaejoong.
“Sure..I’ll
call the rain just for you BooJae..” Bisiknya manis.
“Hiks..”
Jaejoong terisak keras.
Ia menoleh menatap Yunho.
“Aku tidak punya piihan lain
bear..Mianhae..Hiks..”
“Pada akhirnya aku tetap akan tahu ania?
Hanya masalah waktu..Cepat atau lambat..”
“It’s
all my fault..Because I’m stupid..”
“It’s
not your fault..It’s isn’t”
Jaejoong mengusap lembut
wajah Yunho.
“Salah satu kebiasaanmu adalah..Selalu
membenarkan apa yang salah dariku..”
“Karena aku mencintaimu”
“Aku lebih mencintaimu, Yunnie ah..”
Yunho tersenyum.
Ia menggesekkan hidungnya di
pipi namja cantik itu.
Membuat Jaejoong terkekeh
geli.
“Bear..”
“Hmm?”
“Aku mengantuk..”
Yunho tertegun.
Ia mengangkat wajahnya dan
menyeka cairan merah yang menetes dari hidung namja cantik itu.
“Tidurlah..”
“Gwenchana?”
“Gwenchana..”
Jaejoong mengangguk.
Ia mendesah pendek dan
mencengkram erat jemari Yunho.
Namja tampan itu merasakan
mata musangnya panas.
Perlahan cengkraman erat itu
melemah.
Sampai kemudian jemari
Jaejoong terlepas dari rengkuhan erat jemari Yunho.
Namja tampan itu terisak.
Ia menenggelamkan wajahnya
di leher namja cantik itu.
“Mianhae..” Bisiknya lirih.
Nyaris tidak terdengar..
Bye bye never say good bye..
Alone again crying for you..
Alone again missing for you..
END.
-SS501, Because I’m Stupid eng trans-
hiyaaah... angst lagiii
BalasHapusMewekkkkkk T.T Itu Jaemma Beneran Metong?! Epilog Dong~ Masih Nggantung Nihh~
BalasHapushahahaha, udah tamat :p
Hapus