This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Jumat, 19 Oktober 2012

FF/YAOI/YUNJAE/ONESHOOT/BECAUSE I’M STUPID


Tittle: BECAUSE I’M STUPID

Genre: YAOI

Author: Shella Rizal a.k.a Park Sooji

Cast: Yunjae and other

Length: ONESHOOT

Rating: family-romance-hurt-friendship-lalalala~


WARNING: BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2 kutang Jae umma*


-------


  “Can I repeat the day when the rain camedown?

.
.
.

  “Kau yakin?”

  “Hanya kau yang bisa membantuku, Eunjae Hyung..”

Namja hangat itu mendesah pendek.
Mata sipitnya bergerak pelan memperhatikan Jaejoong yang sudah membuka pakaiannya.
Kemudian ia melirik secarik kertas yang ada di genggamannya.

Surat pemberitahuan mengenai kesehatan namja cantik itu.

Hmp.

Jaejoong tersenyum kecut.
Ia sedang berusaha menahan air matanya.

  “Siapa yang menyangka kalau ternyata ada kanker stadium akhir yang menyerang tubuhku? Aku bahkan tidak tahu kalau hidupku hanya tinggal dua bulan lagi..” Gumam Jaejoong pelan.


Eunjae mendesah panjang.

  “Seharusnya kau tidak melakukan ini” Ujarnya.

Jaejoong menoleh.
Mata beningnya mendelik menatap seniornya itu.

  “Yunho tidak akan senang kalau ia mengetahui kekasihnya hanya tinggal menunggu waktu, Hyung..Lebih baik aku terluka terlebih dahulu dari pada terluka nanti..Ia pasti akan meninggalkan aku..Hiks..”

  “Kau terlalu cepat menyimpulkan, mungkin saja---”


TAP TAP TAP.


  “Jae? Kau di rumah?”


DEG!


Kedua namja itu saling tersentak satu sama lain.
Jaejoong melempar kemejanya dan mendekati Eunjae yang masih berada dalam posisinya.

  “Hyung! Cepat lakukan!” Teriak Jaejoong berbisik.

Eunjae tidak menyahut.
Ia hanya diam tanpa reaksi.
Membuat tetes bening yang menggenang di mata Jaejoong semakin menyeruak.

  “Hyung, please! Tolong aku..Hanya kali ini saja..” Bisik Jaejoong lirih.

Namja hangat itu mengangkat wajahnya.
Ia menggeleng.

  “Hyung..”


CKLEK!


GREPP!


DEG.


Yunho yang baru saja membuka pintu kamarnya terdiam di tempat.
Mata musangnya terpaku kepada dua namja yang saling berpelukan dengan keadaan topless itu.
Namja tampan itu mencengkram erat kenop pintu yang ada di genggamannya.
Nafasnya menderu perlahan.

Jaejoong segera melepas pelukannya di tubuh Eunjae.
Aigoo.
Beruntung Eunjae segera memeluknya detik terakhir pintu itu terbuka.

  “Apa yang kalian lakukan eoh?” Ujar Yunho memicingkan mata musangnya tajam.

Raut wajahnya berubah menjadi menakutkan.
Jaejoong menahan nafasnya.

  “Bukankah seharusnya kau sudah mengerti?” Balas Jaejoong balik bertanya.

Yunho melepas cengkramannya di kenop itu.
Ia melangkah perlahan mendekati kekasihnya.


PLAKK!!


DEG.


Jaejoong terkejut.
Mata beningnya membulat.
Yunho menampar wajahnya dengan keras.

Perih.

Pipinya terasa berdenyut.
Ia bahkan bisa mendengar suara deru nafas Yunho yang memberat.
Menahan sejuta emosi yang menyeruak.

  “Yah, aku mengerti kalau ternyata kau tidak lebih dari seorang jalang, Kim Jaejoong” Desis Yunho tajam.


GRT.


Jaejoong masih menunduk.
Berusaha menahan air matanya yang hendak jatuh.
Heh.
Yunho terkekeh kecewa.
Ia membalikkan tubuhnya dan berjalan meninggalkan Jaejoong bersama Eunjae.

  “Hubungan kita berakhir sampai disini, anggap saja kita tidak pernah saling mengenal”


BLAMM!


Jaejoong masih terdiam di tempatnya.
Mata beningnya mengerjap.
Ia menangis dalam diam.
Eunjae yang hanya merapatkan bibir sejak tadi menghampiri adik kelasnya yang cantik itu.
Ia memakaikan kemeja putihnya di bahu Jaejoong.

  “Hiks..Aku pantas mendapatkannya Hyung..Hiks..” Isak Jaejoong lirih.

Eunjae menggeleng.
Ia menepuk lembut kepala Jaejoong.

  “Seharusnya kita tidak melakukan hal ini..”

  “Aku hanya tidak ingin Yunho kecewa..Hiks..Aku tidak ingin dia menangis untukku..Hiks..”

Eunjae mengangkat dagu Jaejoong.
Ia tersenyum kecil dan mengusap pipi namja cantik itu.

  “Appo ania?” Bisiknya pelan.

Jaejoong menggeleng.
Ia menggigit bibir bawahnya seraya mencengkram dada kirinya.

  “Seharusnya terasa sakit..Tapi kenapa hanya disini yang perih, Hyung? Hiks..”

Namja hangat itu mengangkat bahunya.
Ia menepuk lembut kepala Jaejoong untuk yang kedua kalinya.
Membuat Jaejoong semakin menumpahkan tangisnya.

Gosh..

Ia benar-benar mencintai Yunho.
Ia tidak ingin menyakiti perasaan namja tampan itu.
Tapi ini adalah pilihan yang terbaik.


-------


  “Hngh!”

Jaejoong segera menahan lengannya di dinding itu.
Ia meringis merasakan tubuhnya yang berdenyut sakit.
Kepalanya pusing.

Namja cantik itu merasa kakinya lemas.


TES.

TES.

TES.


Jaejoong tersenyum kecut.
Ia menatap jelas tetes kental berwarna merah yang mengucur dari hidungnya itu.
Namja cantik itu mendongakkan wajahnya.
Ia menutup hidungnya dengan tangan dan berjalan pelan menuju ruang kesehatan.

Mengacuhkan tatapan para siswa dan siswi DongBang High School yang berada di sekitarnya.

Well.
Siapa yang tidak tahu mantan kekasih ketua OSIS sekolah elit ini eoh?
Berita tentang perselingkuhan Jaejoong dengan Eunjae si wakil ketua OSIS menyebar dengan cepat.
Membuat Yunho semakin benci kepada namja cantik itu.


TAP TAP TAP.


Jaejoong berjalan tertatih.
Tubuhnya semakin terasa sakit.
Ia meringis.
Pandangannya memburam.

No, no!

Ia tidak boleh pingsan disini!


GREPP!


  “Kau baik-baik saja?”

Jaejoong tertegun.
Ia mengenal suara ini.

  “Ne Hyung...” Sahutnya lirih.

Eunjae menghela nafas.
Ia merengkuh Jaejoong dan menggiringnya ke ruang kesehatan.

  “Kenapa kau tidak mendengarkan aku? Rawat inap baik untukmu” Omel Eunjae kesal.

Jaejoong menggeleng.
Ia masih menahan hidungnya.

  “Aku ingin melihat Yunho sampai hari akhirku, Hyung..”

  “Huh, kau sangat mencintai namja tampan itu eoh?”

  “Kau tahu jawabannya ania?”

Eunjae tertawa kecil.
Ia mengangguk dan membuka pintu ruang kesehatan itu.
Kemudian ia membantu Jaejoong masuk ke dalam.
Tanpa menyadari sepasang mata musang yang menatap tajam sejak tadi.

Oh well.

Dari belakang tampak seperti dua namja yang sedang merangkul mesra ania?

  “Oppa, tidak jadi ke kantin?”

Eoh?

Yunho menoleh.
Tersenyum kecil kepada Ahra yang menarik jas seragamnya.

  “Kkaja”

Yeoja-yeoja centil yang berada di sekitar mereka saling menjerit histeris.
Omo.
Go Ahra benar-benar beruntung!
Selama ini Yunho tidak pernah menunjukkan senyumnya kepada siapa pun kecuali Jaejoong.
And see?
Yeoja berambut hitam itu tidak hanya mendapatkan senyum manis Yunho.
Tapi juga status sebagai kekasihnya.


-------


DRAP DRAP DRAP!


Namja cantik itu berdesis kesal karena hujan deras yang mendadak mengguyur Seoul.
Jaejoong melirik sebuah halte bus dan berteduh di sana.
Ia memeluk erat tas sekolahnya di dada.
Bibir merahnya mempout lucu.
Mata beningnya bergerak kesal.

  “Aish! Kenapa malah hujan? Semoga saja Minho sam tidak marah kalau aku terlambat lagi hari ini!” Erangnya emosi.

Namja cantik itu terus mengomel tidak jelas.
Sampai kemudian ia menyadari suara kekehan yang terdengar menyapa telinga.

  “Kurasa dia tidak akan marah, karena kau terlambat bersama ketua OSIS hum?”


DEG!


Jantung Jaejoong bergejolak kencang.
Matanya membulat tidak percaya.
Namja cantik itu merasakan wajahnya menghangat sekarang.

Oh my gosh!

Ia berdiri di samping Yunho saat ini!
Ketua OSIS tampan dari sekolahnya yang elit!

  “Ke—Ketua..” Ujar Jaejoong menundukkan wajahnya.

Yunho tersenyum manis.
Ia menepuk ringan kepala Jaejoong dan berucap pelan.

  “Kau bisa memanggilku Yunho, tidak perlu pakai ketua”

  “Jeongmall?”

Yunho menganguk.
Membuat Jaejoong semakin berdebar-debar.

  “Ah, hujannya sudah agak reda..Aku duluan ne? Anggota OSIS menungguku di sekolah Toho untuk rapat gabungan” Ucap Yunho.

 “AH! Chakkaman!” Teriak Jaejoong refleks.

Eoh?

Yunho membalikkan tubuhnya.
Menatap Jaejoong yang merah padam.
Namja cantik itu mengangkat wajahnya sedikit.
Mata beningnya bergerak pelan menatap Yunho.

  “A-Aku sudah lama menyukaimu Yunho ah..” Bisik Jaejoong pelan.


DEG.


Mata musang Yunho melebar.
Mencoba meyakini apa yang baru saja di dengarnya.

  “Ka-Kau tidak perlu menjawabnya! Aku hanya mengatakannya saja kepadamu, aku---”

  “Terima kasih”

  “E-Eh??”

  “Terima kasih telah membalas perasaanku, Jaejoongie”

M-mwo?

Jaejoong tertegun.
Mata beningnya mengerjap pelan.
Menatap Yunho yang menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Dan , gosh, ia tidak pernah melihat ekspresi malu-malu seperti itu selama hidupnya!

  “Disini, di hadapan rintikan hujan yang mengguyur Seoul, aku ingin mengatakan kepadamu, kalau aku mencintaimu..Kim Jaejoong, sejak tahun pertama masa jabatanku menjadi ketua OSIS..”


DEG.


Jaejoong terdiam.
Sesak.
Nafasnya tercekat.
Ia lupa bagaimana caranya untuk bernafas.
Mata beningnya bergerak pelan mencoba meyakinkan dirinya kalau ini semua nyata.

Ia yang bangun terlambat dan terpaksa berteduh di halte bus karena hujan deras, dan bertemu dengan Yunho disini..
Lalu, ia menyatakan perasaannya dan Yunho membalasnya.

  “Yun---”


CUP.


Mata bening Jaejoong membulat.
Merasakan bibir tebal Yunho yang mengecup lembut bibir ranumnya.
Namja cantk itu mencengkram erat lengan Yunho yang merengkuh bahunya.
Jantungnya berdebar tidak karuan.
Wajahnya terasa menghangat.

Dingin.

Suhu Seoul hari ini terasa sangat dingin.

Dan semuanya berubah menjadi hangat saat bibir tebal itu melumat mesra bibir ranumnya.

Jaejoong memejamkan matanya perlahan.


-------


  “Kau sudah bangun?”

Jaejoong menoleh.
Menatap Eunjae yang tersenyum kepadanya.
Namja hangat itu duduk di samping Jaejoong dan memandang mata bening itu.

  “Waeyo?” Tanya Eunjae.

Jaejoong menggeleng.
Ia tersenyum kecut seraya memijat pelipisnya.

  “Ania..Hanya sebuah mimpi..Mimpi tentang masa lalu yang manis..” Gumam Jaejoong lirih.

Nyaris tidak terdengar.

  “Hei” Panggil Eunjae tersenyum.

Namja hangat itu mengusap lembut pipi Jaejoong.

  “Jangan menangis” Bisiknya.

Jaejoong tertegun.
Ia menatap Eunjae dengan mata beningnya yang terlihat sayu.
Namja cantik itu meringis.
Ia menggeleng sekali lagi.

  “Aku tidak menangis..Aku tidak ingin menangis..Tapi air mataku tidak bisa berhenti mengalir Hyung ah..”

  “…”

  “Aku mencintai Yunho..Hiks..Aku sangat mencintainya Hyung..Hiks..”

  “Aku tahu Joongie”

  “Aku mencintainya..Hiks..”

Namja cantik itu menumpahkan tangisnya.
Ia terisak keras di dalam pelukan Eunjae.
Namja hangat itu mengusap lembut punggungnya.
Mencoba menenangkan Jaejoong yang kembali resah.

  “Aku harus segera ke ruang seni sekarang, Minho sam membutuhkan bantuanku, kau tidak apa?”

Jaejoong menggeleng.
Ia melepas pelukannya.

  “Tidak apa”

Eunjae beranjak dari duduknya.
Ia segera melangkah keluar ruangan.
Meninggalkan Jaejoong yang kini terduduk diam di atas ranjang kesehatan.
Hah.
Namja cantik itu menghela nafas.
Ia mengusap wajahnya dan menyeka air matanya.

Jish.
Kedua matanya terlihat seperti mata panda sekarang.
Atau mata beruang?
Mereka membengkak dan sembab.


CKLEK.


Jaejoong membuka pintu ruang kesehatan.
Ia berjalan dengan perlahan.
Tatapan matanya terlihat tidak fokus.


DEG!


Jaejoong tersentak kaget.
Tubuhnya kembali berdenyut.
Keringat dingin mengalir di pelipisnya.

  [ “Kau harus menjalani rawat inap secepat mungkin” ]

Namja cantik itu meringis.
Nafasnya menderu berat.

  “Ungkkh!”

Jaejoong bersandar di dinding.
Hidungnya meneteskan darah kental.


TAP TAP TAP.


Suara langkah kaki terdengar jelas.
Namja tampan itu tampak sedang melangkah menelusuri koridor sekolah.
Dikelilingi oleh anggota OSIS dan kekasih barunya yang berambut hitam itu.
Yunho mengernyitkan dahinya.
Jantungnya berdebar ringan.
Tidak.
Ia tidak pernah salah.

Sosok cantik itu, ia pasti mengenalinya dalam jarak sejauh apa pun mereka berdiri.

  “Uhukk! Uhukk!!”

Jaejoong terbatuk keras.
Ia menutup mulutnya dengan telapak tangan kanannya.
Mata beningnya bergerak pelan.
Menatap Yunho yang berjalan tepat di hadapannya.

Jaejoong segera menundukkan wajahnya dalam.
Ia tidak akan sanggup menatap mata musang itu saat ini.

  “Uhukk uhukk!”

Yunho tertegun.
Langkahnya melambat.
Mata musangnya masih memandang Jaejoong yang berjongkok di sana.
Darah.
Yunho tahu kalau tetes kental yang menetes dari sela telapak tangan mantan kekasihnya itu adalah darah.

Ck.

Apa peduliku?

Namja tampan itu berdecak.
Ia kembali memalingkan wajahnya dan meneruskan langkah kakinya.
Mengacuhkan Jaejoong yang kembali terisak disana.

Sakit.

Sakit.

Kenapa rasanya harus sesakit ini?

Jaejoong meringis.

I’m alone again crying for you..

I’m alone again missing for you..


-------


Yunho menggerakkan mata musangnya pelan.
Pikirannya  berkecamuk.
Melintaskan berbagai bayang tentang Kim Jaejoong beberapa hari belakangan ini.

  “Wajahnya terlihat sangat pucat..” Gumam Yunho nyaris tidak terdengar.

Mata beningnya terlihat sayu dengan cekung yang menandakan kalau ia kekurangan tidur.
Dan ah, satu sisi bawah matanya terlihat membengkak.
Seperti selalu menghabiskan waktunya untuk menangis.

Yunho memejamkan matanya.
Dahinya mengerut.

Ada yang salah.

Kalau ia memang ingin berpisah denganku..

Bukankah seharusnya ia terlihat semakin baik sekarang?

  “Yunho Oppa, Minho sam memanggil kita”

Ah.
Yunho mengangguk.
Ia segera beranjak dari kursinya dan berjalan membuka pintu ruang OSIS.


DRAP DRAP DRAP!


DEG.


Mata musang Yunho membulat.
Menatap tidak percaya sosok cantik yang berada di dalam rengkuhan songsaenim berwajah kodok itu.

  “Apa yang terjadi?!” Teriak Yunho kepada salah satu siswa yang berlari di belakang Minho.

  “Jaejoong pingsan saat jam pelajaran berlangsung!” Ujar namja itu.

Mwo?

Yunho panik.
Ia hendak berlari mengejar Minho sam yang sudah memasukkan Jaejoong ke dalam mobilnya di halaman sekolah.
Namun gerakannya terhenti saat ia merasakan lengannya tertarik ke belakang.

  “Kau mau kemana, Oppa?” Tanya Ahra sarkastik.

Yunho memicingkan mata musangnya tajam.
Ia menampik kasar genggaman yeoja berambut hitam itu.

  “Bukankah kau bilang Minho sam memanggilku?”

  “Opp---”


DRAP!


Ahra terdiam.
Menatap Yunho yang telah berlari mengejar songsaenim bermata kodok itu.

Namja tampan itu memasuki mobil metalic hitamnya dan mengebut.
Pikirannya semakin kalut.
Gelisah.
Ia panik.

Oh gosh.


CKKIIITT!


Yunho segera menghentikan mobilnya saat mobil Minho berhenti di halaman rumah sakit pusat Seoul.

  “MINHO SAM!” Panggil Yunho berteriak.

Minho menoleh.
Ia mendesah lega.

  “Gosh! Yunho! Cepat gendong Jaejoong dan bawa ke dalam! Aku akan menghubungi dokter kenalanku!”

Yunho mengangguk.
Ia segera meraih namja cantik itu dan dalam sekejap jantungnya tertegun.

Sejak kapan Jaejoong sekurus ini?


-------


Namja tampan itu terdiam.
Menatap Jaejoong yang masih terpejam pulas.
Yunho merasakan nafasnya berat.
Ia menoleh.
Menatap Eunjae yang kini berdiri di sampingnya.

  “Maafkan aku..Seharusnya aku tegas kepadanya waktu itu..” Ujar Eunjae pelan.

Yunho tersenyum kecil.
Ia mengelus lembut dahi namja cantik itu.

  “Mengorbankan segala sesuatu yang ia miliki untuk orang lain..Adalah kebiasannya yang tidak pernah bisa hilang..” Bisik Yunho pelan.

Eunjae menarik senyum kecilnya.
Ia mengangguk.

  “Aku permisi”

Yunho mengangguk.
Mengacuhkan Eunjae yang berjalan meninggalkan dirinya dan Jaejoong disana.


CKLEK.


Jemari lentik itu bergerak pelan.
Yunho tersentak.
Ia segera menatap Jaejoong yang meringis.

  “Hngh”

Mata bening itu terbuka perlahan.
Dahinya mengernyit.
Menatap sosok tampan yang berada di hadapannya saat ini.

Gosh..

  “Apa masih terasa sakit?” Bisik Yunho tersenyum kecil.

Jaejoong tertegun.
Kemudian ia balas tersenyum lemah.
Ia tahu Yunho sudah mengetahui semuanya.

  “Sedikit..” Balasnya ikut berbisik.

Hening.

Tidak terdengar suara apa pun lagi setelah itu.
Keduanya saling terdiam satu sama lain.
Sampai kemudian Jaejoong menatap lurus langit-langit kamar rawat itu dan menangis dalam diam.

  “Can I repeat the day when the rain camedown?


DEG.


Mata musang Yunho bergerak pelan.
Jantungnya berdegup ringan.
Menatap Jaejoong yang tersenyum sakit seraya menangis.

Ia mendekatkan wajahnya dengan wajah namja cantik itu.
Kemudian ia mengecup lembut dahi Jaejoong.

  “Sure..I’ll call the rain just for you BooJae..” Bisiknya manis.

  “Hiks..”

Jaejoong terisak keras.
Ia menoleh menatap Yunho.

  “Aku tidak punya piihan lain bear..Mianhae..Hiks..”

  “Pada akhirnya aku tetap akan tahu ania? Hanya masalah waktu..Cepat atau lambat..”

  “It’s all my fault..Because I’m stupid..

  “It’s not your fault..It’s isn’t

Jaejoong mengusap lembut wajah Yunho.

  “Salah satu kebiasaanmu adalah..Selalu membenarkan apa yang salah dariku..”

  “Karena aku mencintaimu”

  “Aku lebih mencintaimu, Yunnie ah..”

Yunho tersenyum.
Ia menggesekkan hidungnya di pipi namja cantik itu.
Membuat Jaejoong terkekeh geli.

  “Bear..”

  “Hmm?”

  “Aku mengantuk..”

Yunho tertegun.
Ia mengangkat wajahnya dan menyeka cairan merah yang menetes dari hidung namja cantik itu.

  “Tidurlah..”

  “Gwenchana?”

  “Gwenchana..”

Jaejoong mengangguk.
Ia mendesah pendek dan mencengkram erat jemari Yunho.
Namja tampan itu merasakan mata musangnya panas.

Perlahan cengkraman erat itu melemah.
Sampai kemudian jemari Jaejoong terlepas dari rengkuhan erat jemari Yunho.

Namja tampan itu terisak.
Ia menenggelamkan wajahnya di leher namja cantik itu.

  “Mianhae..” Bisiknya lirih.

Nyaris tidak terdengar..

Bye bye never say good bye..

Alone again crying for you..

Alone again missing for you..


END.

-SS501, Because I’m Stupid eng trans-

3 komentar: