This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Minggu, 14 Oktober 2012

FF/YAOI/YUNJAE/CHAPTER/UNTITLED/PART 6



PART 6.

Shibuya, 2 bulan kemudian.

Namja cantik itu tampak sedang mengatur para karyawan café yang berada di dapur.
Wajahnya terlihat sedikit tirus.
Matanya menggelap.
Seakan kehilangan semangat hidupnya.
Jaejoong menghela nafas perlahan.
Sesekali ia mengusap pelan perutnya yang semakin membesar.

Ah, belakangan ini bayinya semakin aktif hm?

  “JAEJOONGIE~! Jangan berdiri seperti itu! Duduklah sebentar!”


Hmp.
Namja cantik itu terkekeh geli diam-diam.
Ia menoleh dan memandang Junsu yang terlihat sangat panik di pintu dapur.

Oh well, namja imut ini telah menjadi sahabat baiknya sejak pertemuan mereka dua bulan yang lalu.

  “Nee Junchan ah, daijoubu” Sahut Jaejoong tersenyum.

Junsu berdecak kesal.
Ia melotot kepada namja cantik itu.

  “Bayimu akan memberontak kalau kau terus-terusan menghirup asap masakan dari dapur, Jaejoongie, kka, kita jalan-jalan!” Ujar Junsu.

  “Eoh? Aku ingin bayiku menjadi seorang koki kalau ia besar nanti, bukankah lebih bagus kalau aku terus berada di sini?” Sahut Jaejoong masih tersenyum.

Junsu mendelik.
Membuat Jaejoong segera beranjak dari duduknya.
Namja cantik itu berjalan perlahan di samping Junsu.
Mereka melangkahkan kaki keluar dari dapur.

  “Chunnie eodisseo?” Tanya Jaejoong menaikkan alisnya.

Junsu tersenyum kecil.

  “Bulan depan kami akan menikah, dia sedang mempersiapkan beberapa hal penting”


DEG.


Jaejoong terdiam.
Mata beningnya bergerak pelan.

  [ “Aku tidak akan pernah menikah dengannya BooJae, hanya kau seorang” ]

  “Yah, misalnya seperti undangan, dekorasi, dan lain-lain”

  [ “Presdir sudah menikah dan menetap di London, Hyung” ]

  “Aku tidak----Joongie?”

Hening.

Tidak terdengar suara sahutan merdu apa pun.
Junsu mengernyitkan dahinya.
Ia menoleh dan memperhatikan Jaejoong yang tampak menundukkan wajahnya.
Menatap diam jalanan Shibuya yang lumayan ramai itu.

Sejenak Junsu tertegun.

Ia bisa melihat jelas kilatan luka di bola mata yang indah itu.

  “Jaejoongie! Kau mendengarku?”

  “Eh? Apa? Iya, menurutku kue manju juga enak”

Eoh?

Namja imut itu menaikkan alisnya.
Ia tertawa geli.
Membuat matanya semakin menyipit manis.

Jaejoong mengernyitkan dahinya.
Namun kemudian ia ikut tertawa bersama Junsu.
Aigoo.

  “Dengar Joongie, kau bisa menceritakan apa pun kepadaku, ne?”

  “Umm”

  “Jaejoongie”

  “Kau pernah melihat dongsaeng-nya Changmin ania?”

Ck.
Jaejoong sengaja mengalihkan pembicaraan.
Junsu tahu itu.

  “Belum, dia bilang namja itu tidak pernah mau mengikutinya ke Jepang”

  “Um, aku selalu penasaran tentang adiknya Changmin, ia tidak mau menyebutkan namanya sampai aku bertemu langsung dengan adiknya itu”

  “Kudengar adiknya bukan darah murni keluarga Shim”

  “Mwo?”

  “Entahlah, beberapa kolega memberitahu Chunnie kalau adik tiri dari Shim Changmin adalah anak hasil selingkuhan”

Jaejoong membulatkan mata beningnya.
Menatap tidak percaya ke arah Junsu.
Namun namja imut itu hanya mengangguk pelan.

  “Ganti topik” Ujar Jaejoong.

Junsu tidak menyahut.
Ia hanya mengangguk patuh.

  “Jadi, bagaimana dengan perkembangan bayimu?”


-------


  “Umma meneleponmu?”

Yunho menggeleng.
Ia masih sibuk mengeluarkan barang-barang dari kopernya.
Mengacuhkan Jessica Jung yang berdiri di depan pintu kamarnya.

Oh yes.

Kedua Jung bersaudara ini baru saja tiba di Jepang kemarin malam.

  “Bagaimana dengan istrimu?” Tanya Jessica lagi.

Yunho menghentikan aktifitasnya.
Ia mendesah pendek.

  “Aku merusak ponselku barusan, jadi kau bisa berhenti bertanya”

  “Jadi Ahra meneleponmu non-stop?”

  “Hmm”

  “Wow, benar-benar istri teladan”

  “Seharusnya dia mendapatkan penghargaan”

  “Hahahahaha~”

Yeoja blonde itu tertawa geli.
Ia menepuk-nepuk tangannya.
Kemudian ia melangkah mendekati saudaranya dan duduk di atas ranjang Yunho.

  “Kau tidak merindukannya? Kalian baru saja menikah beberapa minggu yang lalu” Ujar Jessica menaikkan alisnya.

  “Kau tahu Umma yang memaksaku sebelum kita pergi ke Jepang ania?” Sahut Yunho ketus.

Yeoja blonde itu tersenyum kecil.
Hening.
Lama mereka saling terdiam.
Sampai kemudian yeoja blonde itu kembali memperdengarkan suara merdunya.

  “Apa yang sudah kau ingat sejauh ini?”

Yunho tersenyum kecil.

  “Sepertinya hanya kau yang antusias terhadap ingatanku yang hilang”

  “Well”

  “Apa ada sesuatu yang kau sembunyikan dariku?”


DEG.


Jessica terdiam.
Ia menggerakkan bola matanya pelan.
 
  Nothing~ Memangnya aku tidak boleh mengkhawatirkanmu? Okay, fine!”

Yunho tertawa kecil.
Ia mengangkat bahunya dan kembali melanjutkan pekerjaannya.


TING!


  “Apa itu?” Tanya Jessica mengernyitkan dahinya.

Yunho menoleh.
Ia segera melompat ke dekat meja dan meraih Laptop Apple peraknya.

  “Email dari rekan kerjaku yang baru”

  “Oh ya? Siapa? Tampan tidak?”

  “Dia akan menikah bulan depan, Jessie”

  “Aish”

  “…”

  “Yunho, aku lapar”

  “Baiklah, lima menit lagi”

  “LIMA MENIT!”

Yunho mengangguk.
Ia segera mempercepat gerakan jemarinya di atas keyboard laptop itu.
Sementara Jessica tampak termenung dalam hening.
Mata sipitnya hanya diam memperhatikan lantai rumah mereka.

  [ “Namja itu sudah pergi?” ]

  [ “Ne Nona” ]

  [ “Pastikan agar ia tidak menginjakkan kaki lagi di rumah ini” ]

  [ “Um..” ]

  [ “Wae? Ada masalah?” ]

  [ “Saya sempat mendengar tangisan namja itu sebelum ia pergi..Dan..” ]

  [ “Apa?” ]

  [ “Maaf Nona, apa sebelumnya anda mengetahui perihal kehamilan pada pria?” ]

  [ “Mwo? Jangan bilang kalau---” ]

  [ “Ne Nona, saya mendengar bahwa ia sedang mengandung anak dari Tuan Muda” ]

Mata yeoja blonde itu mengerjap pelan.
Jemarinya mencengkram erat seprai berwarna putih bersih itu.

Jessica menghela nafasnya perlahan.

Ia tahu.
Ia tahu apa yang selama ini terjadi.
Yeoja cantik itu tahu semuanya.
Kehamilan Jaejoong, kebohongan Umma dan sahabatnya, segalanya.

Hari dimana maid bernama Nana Kim itu memberitahunya tentang kehamilan Jaejoong, Jessica mulai gelisah.
Perasaannya tidak tenang.
Ia tahu yang dilakukannya adalah dosa besar.
Dan tidak seharusnya ia membenci namja cantik itu right?

Yeoja cantik itu memutuskan untuk berhenti.
Jessica mengambil pilihan untuk berhenti membela Ummanya.
Tidak.
Ia harus mengikuti kata hatinya.
Dan hatinya berkata bahwa ia harus memperbaiki apa yang telah hancur.

Yeoja blonde itu kembali menghela nafas.

Tapi percuma saja.
Tidak ada yang bisa ia lakukan sebelum ingatan Yunho pulih total.
Hilangnya Jaejoong secara mendadak membuatnya tidak memiliki bukti apa pun.
Well, setidaknya ia telah berhasil mengasingkan Yunho dari Umma dan Ahra untuk sementara waktu hm?

  “Kau mau makan dimana?”


DEG.


Yeoja blonde itu tertegun.
Ia segera menoleh dan menatap Yunho.

  “Apa?”

  “Kau mau makan dimana?”

  La Pomme, kudengar café itu yang sedang populer di Jepang untuk saat ini”

  “Baiklah”

Jessica beranjak dari duduknya.
Ia membenarkan short-dress-nya yang sedikit kusut.
Kemudian ia mendekati Yunho yang sudah berada di ambang pintu.

  “Lalu, boleh aku tahu siapa nama rekan barumu?”

  “Dia sudah memiliki tunangan, Jessica”

  “Hanya namanya!”

  “Yoochun, namanya Park Yoochun”

Oh well?


-------


Jaejoong menghela nafas.
Ah, belakangan ini ia sering melakukannya.

Namja cantik itu terdiam memperhatikan jari manisnya yang terlihat kosong.

  “Mianhae..”

Jaejoong memejamkan mata beningnya pelan.
Menggesekkan jemarinya mencoba merasakan sematan cincin perak yang biasanya selalu melingkar manis di sana.
Namja cantik itu merasakan perasaannya sakit.
Gosh.
Yunho pasti akan sangat marah padanya kalau ia tahu cincin kembar mereka telah ditinggalkan di rumah mungil itu.

Hmp.

Jaejoong tersenyum kecut.

Marah?

Bagaimana Yunho bisa marah?
Kalau ia sedang berada di London saat ini.
Bagaimana Yunho bisa marah?
Kalau ia telah memiliki seorang istri saat ini.
Bagaimana Yunho bisa marah?
Kalau ia telah mengacuhkan sosok cantik yang selama dua tahun mengisi harinya itu?

  “Hiks..”

Lemah.

Jaejoong merasa dirinya sangat rapuh.
Ia tidak bisa munafik.
Tidak bisa berbohong.
Bibirnya mungkin selalu melengkungkan senyuman manis tanpa beban.
Tapi dalam hati ia menjerit.
Meneriakkan nama kekasihnya yang hilang.

  “Kenapa kau membuangku? Hiks..Taeminnie ah..Dengarkan aku..Hiks..”

Jaejoong meringis.
Ia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
Namja cantik itu merindukan Taemin-nya sekarang.

Mom.

  [ “Aku mencintaimu” ]

  “Aku juga..Aku juga mencintaimu Yunnie ah..Hiks..Bahkan rasaku lebih besar dibanding rasamu..”

Jaejoong berbaring di ranjangnya.
Perlahan ia menggelung seraya memeluk perutnya.
Namja cantik itu menghembuskan nafas panjang.
Ia tidak akan bekerja hari ini.
Perasaannya butuh waktu tenang.

Tidak peduli apa pun yang terjadi.


-------


  “Um~! Cupcake madunya lezat sekali Yunho ah!”

Namja tampan itu mengangguk.
Ia tersenyum seraya menyuapkan pancake madu miliknya.
Yunho mengedarkan pandangannya seraya memperhatikan suasana café.
Nyaman.
Hangat.
Ah, ia menyukai tempat ini.

Wangi khas dari café populer ini benar-benar membuatnya dejavu.

  “Coffee latte-nya Tuan”

Namja tampan itu mengangguk.
Membiarkan seorang pelayan ber-name tag Lee Yunji meletakkan pesanannya di atas meja berbentuk bundar itu.

  “Aku penasaran siapa pemilik café ini” Ujar Jessica terkekeh.

Ia menjulurkan lidahnya menyesap krim yang menempel di bibir bawahnya.

  “Yang jelas cita rasanya tinggi sekali, tempat ini benar-benar bagus” Sahut Yunho.

Yeoja blonde itu menyesap jus strawberrynya.
Kemudian ia melahap cupcake cokelat madu terakhirnya dan mengelap bibir pink-nya.

  “Setelah ini kita akan pergi kemana?”

  “Terserah”

  “Bagaimana kalau Tokyo Park? Aku ingin melihat patung anjing yang terkenal itu”

  “Ah, aku tahu!”

Yunho tersenyum kecil.
Well, tidak heran kalau Jessica tahu banyak hal tentang Jepang.
Yeoja blonde itu sudah lama mempelajari tentang negeri sakura ini sejak dulu.
Namun sayang Keybum memaksanya untuk melanjutkan studi di London.


KLING KLING~


Jung bersaudara itu refleks menolehkan wajah mereka.
Menatap pintu café yang terbuka.

  “Apa dia ada?”

Pelayan tadi menggelengkan kepalanya pelan.
Membuat sosok namja imut itu mendesah kecewa.

  “Aish, padahal aku ingin mengajaknya jalan-jalan”

  “Kalau kau terus membawanya keluar boss akan marah!”

  “Biar saja! Seharusnya Presdir rakus itu mengerti kalau manajernya sedang hamil besar!”


DEG.


Jessica tertegun.
Jantungnya berdebar-debar tidak karuan.

Hamil?

Oh right, miss paranoid! Di dunia ini tidak hanya Kim Jaejoong seorang yang mengalami proses kehamilan!

  “Kau sudah selesai?”

Jessica menoleh.
Memandang Yunho yang balas menatapnya.

Ia mengangguk cepat.

  “Ia tidak bilang ada keperluan lain kan? Berarti aku bisa menjemputnya di rumah”

Jessica masih memandang Junsu sampai detik terakhir ia berada di café itu.
Mendengar baik-baik setiap kalimat yang diucapkan namja imut itu.

Well, mungkin saja firasatnya benar ani?
Walau hanya tipis kemungkinan.


-------


  “Keponakanku lucu sekali, Hyung~!” Jerit Taemin gemas.

Namja berkulit susu itu menyentuh lembut bayi mungil yang berada di samping Kyuhyun.
Senyum manisnya terlukis lebar.
Membuat namja evil itu ikut menggoreskan senyumnya.

  “Kau pasti sangat lelah ania?”

  “Hmm, lumayan”

  “Apa masih terasa sakit?”

  “Sedikit”

Taemin bergidik pelan.
Membuat Kyuhyun terkekeh lirih.

  “Changmin Hyung sedang mengurus biaya administrasi yang tertunda” Ujar Taemin.

Kyuhyun mengangguk pelan.

  “Lalu, apa kau sudah berhenti menjadi Office boy?”

  “Belum”

  “Taeminnie”

  “Aish! Pokoknya aku tidak akan berhenti sampai aku merasa jenuh!”

  “Tapi pekerjaan itu tidak pantas---”

  “Setidaknya uang yang kudapatkan itu hasil jerih payahku sendiri Hyung”

Aish.

Shim Kyuhyun tersenyum kecil.
Ia tahu namja susu ini benar-benar keras kepala.

  “Walaupun begitu, bukan berarti kau tidak bisa mendapatkan cuti beberapa hari ania?”

  “Aku tidak butuh cuti”

  “Tapi bukankah Changmin mengajakmu ke Jepang? Kau juga penasaran bagaimana café baru yang didirikan olehnya hm?”

  “Aku akan ikut ke Jepang kalau musim semi tiba Hyung, aku mau lihat sakura”

  “Aigoo”

  “Um, Hyung, keponakanku sudah ada nama belum?”

Kyuhyun menaikkan alisnya.
Ia tersenyum dan mengangguk pelan.

  “Minkyu, namanya Shim Minkyu”

  “Kenapa bukan Shim Taeminyu?”

  “Taeminnie”

  “Hehehehe~”

Namja berkulit susu itu terkekeh kecil.
Ia masih memperhatikan bayi mungil yang terlelap itu.
Kemudian ia kembali memandang Kyuhyun.

  “Hyung ingat temanku yang pernah kuceritakan dulu?”

  “Ne, Office boy itu ania?”

  “Kurasa sekarang usia kandungannya sudah 6 bulan”

  “Jeongmall?”

  “Um, aku juga tidak yakin”

  “Kenapa tidak yakin? Bukankah kau bilang ia mengandung anak pemilik perusahaan raksasa itu? Sudah pasti bayinya sehat”

  “Hyung tidak tahu kalau Presdir Jung sudah menikah dengan wanita pilihan Ummanya di London ania? Dan temanku mendadak menghilang beberapa hari setelahnya”

  “APA?”

  “Aku takut kalau temanku itu bisa membunuh bayinya sendiri karena ia frustasi”

  “Ia tidak akan mungkin melakukannya”

  “Kenapa?”

  “Tidak segampang itu, Taeminnie, pasti akan terasa sulit mengingat hanya itu yang ia miliki dari kekasihnya”

  “Semoga saja”

Hmp.

Shim Kyuhyun tersenyum kecil.
Ia menoleh dan ikut memandang bayinya yang terpejam.


-------


  “Uh”

Jaejoong mengeluh pelan.
Ia berjalan dengan susah payah saat ini.
Kau tahu?
Pregnant dress-nya itu membuatnya sulit bergerak bebas.
Jaejoong tidak terbiasa.
Ia merasa risih dengan bawahan rok.

Kakinya seperti telanjang.

Aigoo.

Namja cantik itu menolehkan pandangannya.
Memperhatikan Junsu yang sedang membeli minuman hangat di supermarket dekat taman.
Kemudian ia memandang daun-daun maple yang berguguran.

Ah.

Jaejoong tersenyum kecil saat ia melihat ada sebuah kursi di sana.
Namja cantik itu segera mempercepat langkahnya.


SSREK!


  “AAAAHH!”


GREPP!


Jaejoong membulatkan mata beningnya.
Nafasnya menderu dalam sekejap.
Jantungnya berdebar tidak karuan.
Keringat dingin menetes di pelipisnya.

Oh gosh!

Ia hampir saja terjatuh karena menginjak daun bertumpuk itu!
Namja cantik itu berkali-kali menarik nafas panjang.
Ia mengelus perutnya tanpa henti.

  “Kau baik-baik saja?”


DEG!


Jaejoong tertegun.
Debaran di jantungnya semakin menggila.
Jemarinya bergetar pelan.

Gosh.

Tidak.

Ini tidak mungkin.
Suara bass ini..

  “Yunnie?”


TBC.

:D

3 komentar: