PART 7.
Eoh?
Namja tampan itu
mengernyitkan dahinya.
Ia membantu Jaejoong untuk
berdiri dengan benar.
“Mian, apa kita pernah bertemu sebelumnya?”
Tanya Yunho pelan.
DEG.
Mata bening Jaejoong sontak
membulat.
Bibirnya bergetar pelan.
Jemarinya mencengkram erat pregnant dress itu.
Namja cantik itu menatap
dalam mata musang Yunho.
Pernah bertemu?
Pernah bertemu?
AKU BAHKAN TELAH MENGANDUNG ANAKMU!!
Jaejoong menarik nafas
dalam.
Kemudian ia tersenyum kecut.
“Ani, arigatou sudah menolongku Tuan,
permisi” Desis Jaejoong lirih.
Yunho membuka mulutnya
hendak menyahut.
Namun Jaejoong telah lebih
dulu membalikkan tubuhnya dan berjalan menjauh dengan sedikit terburu.
Tangisnya mengalir.
Ia menundukkan wajahnya dalam.
Mencoba menenangkan rasa
sakit yang menggerogoti hatinya saat ini.
“Hiks..”
Begitukah?
Kau sengaja berpura-pura tidak mengenaliku karena kau telah menikah
dengan yeoja itu kan?
Kau brengsek Yunho ah.
Aku membencimu!
Jaejoong terus berjalan cepat.
Menuju mobil Junsu yang ada
di parkiran.
Ia terisak keras dan menyeka
kasar air matanya.
Membuat Junsu yang menunggu
di depan mobilnya mengernyitkan dahi.
Namja imut itu segera
menghampiri Jaejoong.
“Ja-Jaejoong ah! Doushitano? Apa perutmu
sakit? Kau terjatuh? Kenapa kau menangis??” Rentet Junsu panik.
Namja cantik itu semakin
menumpahkan tangisnya.
Perasaannya benar-benar
sakit.
Ia memeluk Junsu dengan erat
dan menenggelamkan wajahnya di pundak namja imut itu.
Junsu terdiam.
Mata sipitnya ikut menggenangkan
tetes bening yang tertahan.
Ia mengangguk dan menepuk
lembut punggung sahabatnya.
“Gwenchana, semuanya baik-baik saja,
berhentilah menangis” Bisik Junsu lirih.
Namja cantik itu tidak
peduli.
Ia masih terus menangis.
Bayang-bayang manis saat ia
masih bersama Yunho kembali terlintas di benaknya.
Terputar bagaikan film pada
tahun 90-an.
Gosh.
Sementara itu Yunho masih
terlihat bingung di tempatnya.
Ia mengernyitkan dahinya.
Bibirnya bergerak pelan.
“Jeongmall, rasanya aku pernah bertemu dengan
nona itu” Gumam Yunho pelan.
Namja tampan itu mendesah
panjang.
Ia memaksakan ingatannya
untuk mengingat.
DEG!
BRUKK!
Yunho meringis.
Ia terjatuh di atas kursi
kayu berwarna putih itu seraya mencengkram kepalanya.
Sakit!
Sakit sekali!
“AARRGGHH!!”
Namja tampan itu mengerang
lantang.
Mengacuhkan beberapa orang
yang melihat ke arahnya.
Yunho tidak peduli.
Saat ini kepalanya serasa
seperti akan meledak!
“Gosh! Yunho!” Jerit Jessica kaget.
Yeoja cantik itu berlari
menghampiri Oppanya.
Ia berlutut di samping Yunho
dan mengusap punggung namja tampan itu.
“Apa yang terjadi padamu?”
“A..Appo..Appoyo..”
“Mwo? Kepalamu? Aish! Kka! Lebih baik kau
istirahat di rumah saja! Atau kita ke rumah sakit?”
“A-ani, lebih baik di rumah saja”
Jessica mengangguk.
Ia segera merangkul bahu
Yunho dan membawanya menuju mobil mereka.
Meninggalkan taman kota yang
indah itu.
-------
“Tenanglah Ahra, Yunho baru saja pergi dua
hari yang lalu” Ujar Keybum tersenyum.
Ck.
Yeoja cantik berambut hitam
itu mendengus.
Ia mengerutkan dahinya
seraya berbalik menatap Keybum.
“Tapi Umma, aku gelisah! Aku tidak tenang!”
“Well, wajar saja, kalian adalah pasangan
pengantin baru hmm?”
“Seharusnya Yunho berada disini bersamaku”
“Tapi kau dengar sendiri apa yang dikatakan
Jessie rite? Dokter Choi menyuruh
Yunho untuk menjauhi Seoul sementara waktu, lagi pula kebetulan perusahaan
cabang kita akan didirikan disana”
Uh.
Jung Ahra mendenguskan
nafasnya sekali lagi.
Ia mengerucutkan bibirnya.
Membuat Keybum memandang ke
arahnya.
Well.
Yeoja bermata kucing yang
anggun itu menarik senyum manisnya.
Matanya mengerling.
“Kau bosan?”
“Of
course!”
“Did
you miss your hubby hum?”
“Yes
mom~!”
Hmp.
Yeoja bermata kucing itu
beranjak dari duduknya.
Ia meletakkan majalah yang
baru saja dibacanya.
Kemudian ia berdiri
membelakangi Ahra.
“Mungkin liburan ke Jepang akan membuat
perasaanmu menjadi lebih baik ania?”
Mwo?
Ahra mengangkat wajahnya.
Menatap Keybum yang menoleh
dan tersenyum kepadanya.
Yes!
Yeoja cantik berambut hitam
itu tersenyum manis dan mengibaskan rambutnya pelan.
-------
“Bagaimana?”
Junsu mendesah pendek.
Ia menatap sendu kepada
Yoochun.
Namja chubby itu hanya
tersenyum kecil dan menepuk punggung kekasihnya pelan.
Kemudian ia kembali
mengintip Jaejoong dari pintu.
Memandang sosok cantik yang
sedang bergelung di ranjangnya itu.
Pandangannya tampak kosong.
Matanya terlihat sayu dan
membengkak.
Hanya jemari lentiknya yang
bergerak pelan mengelus perutnya.
“Mungkin kita harus membiarkan ia
beristirahat untuk sementara” Ujar Yoochun.
Junsu menggumam.
Ia mengangguk pelan dan
berjalan mengikuti Junsu.
Mengacuhkan namja cantik
yang kembali menangis disana.
“Huks..”
Jaejoong memejamkan matanya.
Menutupnya dengan kedua
tangan.
Ia masih mengingat jelas
bagaimana ekspresi kaget dan bingung milik namja tampan itu ketika mereka
bertatap wajah.
Huh.
Ternyata kau memiliki bakat akting yang cukup bagus, Yunnie ah.
Namja cantik itu menghela
nafas panjang.
“Kau tidak mengingatku..Kau melupakanku..Kau
sengaja melakukannya..Kau menghindariku..” Gumam Jaejoong lirih.
Nyaris tidak terdengar.
“Bukankah itu berarti kau membenciku?”
Mata bening itu terbuka
pelan.
Mengerjap lembut untuk
sesaat.
Hmp.
Jaejoong menarik senyum
kecutnya.
Ia menggeleng.
“Kalau begitu aku harus melakukan hal yang
sama denganmu ania?”
Jaejoong beranjak duduk.
Ia menunduk memandang
perutnya.
“Mianhae baby,
tapi Appamu yang meminta Umma untuk melakukan ini..Appa tidak mengingatmu,
bahkan ia mengacuhkan Umma hmm?”
Namja cantik itu tersenyum
kecut.
Mata beningnya kembali
mengerjap.
Meneteskan tetes bening yang
hangat itu.
Sakit.
Ini perih.
-------
Namja tampan itu masih tidak
bergeming dari aktifitasnya sejak tadi.
Ia hanya diam memperhatikan
langit-langit kamarnya.
Yunho menghela nafas
panjang.
[ “Yunnie?”
]
Ekspresi itu..
Tidak.
Ekspresi kaget itu tidak
berbohong.
Mereka pasti pernah bertemu
disaat ia masih mendapatkan ingatannya.
SSRAK!
Yunho beranjak duduk.
Menyibak kasar selimut
tebalnya.
Mata musangnya bergerak
pelan.
“Tapi..Siapa?” Gumam Yunho lirih.
Namja tampan itu
mengernyitkan dahinya bingung.
Kemudian ia mengangkat
wajahnya saat pintu kamarnya terbuka.
Memandang Jessica yang
menghampiri dirinya.
“Otte? Sudah baikan?”
Hmm.
Yunho menggumam.
Ia mengangguk.
Jessica hanya tersenyum
kecil dan meletakkan teh madu hangat untuk Yunho di atas nakas.
“Ada yang ingin kau katakan padaku?”
Eoh?
Yunho mendongak.
Menatap adiknya.
“Well, mungkin alasan kenapa mendadak
kepalamu terasa sakit?”
Yunho hanya diam.
Ia sedang berpikir keras.
Kalau aku bertanya, kecil kemungkinan Jessica tahu siapa yang sedang
kubicarakan.
Tapi..
Yunnie?
Tidak ada yang memanggilku dengan nama seperti itu.
Bahkan Ahra pun tidak.
Kalau begitu, mungkin nona cantik waktu itu adalah orang yang sangat
dekat denganku?
Tapi kalau iya, kenapa Umma, Jessica, Ahra dan Appa tidak pernah
memberitahuku tentangnya?
“Yunho?”
Namja tampan itu mengangkat
wajahnya.
Menatap Jessica yang
terlihat tidak sabar.
Hmp.
Yunho hanya tersenyum kecil.
Kemudian ia menggeleng
pelan.
“Tidak, tidak ada”
Oh well.
-------
KLING KLING~
Yunho tersenyum kepada
pelayan yang berdiri di dekatnya.
Lee Yunji balas tersenyum manis.
Kemudian Yunho menghampiri
meja kasir.
“Aku pesan dua donat keju tanpa cokelat” Ujar
namja tampan itu.
Ah.
Lee SeoHea mengangguk patuh.
Ia segera berjalan ke
belakang dapur dan memberitahu para juru masak di sana.
Sementara Yunho hendak
beranjak duduk di kursi tunggu yang tersedia.
Namun belum sempat ia
menyamankan dirinya, mata musangnya membulat menangkap sesosok namja cantik
yang kemarin ditemuinya di taman.
Ia segera terlonjak dan
berlari mendekati namja cantik itu.
“Mianhae!”
DEG.
Jaejoong membulatkan mata
beningnya.
Menatap Yunho yang tersenyum
memperlihatkan deretan giginya yang rapi kepada Jaejoong.
Well, ia tidak bisa
berbohong.
Hatinya berdegup kencang.
Persis seperti pertama kali
mereka bertemu hampir 3 tahun yang lalu.
“Apa?” Tanya Jaejoong datar.
Ia mencengkram jemarinya.
Mencoba menahan diri untuk
tidak meledak.
“Apa yang kau lakukan disini?” Tanya Yunho.
Eoh?
Jaejoong menaikkan alisnya.
“Memangnya aku tidak boleh berada di café
milikku sendiri?”
“M-mwo? La
Pomme milikmu?”
“Maaf, aku sedang sibuk, lain kali sa---”
“Siapa namamu?”
Hmp.
Jaejoong tersenyum kecut.
See?
Kenapa Yunho melakukan ini?
Kenapa ia bersikap seperti
itu?
Sebegitu inginnyakah ia
menjauh dari kehidupan Jaejoong?
Tapi kenapa ia terlihat
bersemangat berhadapan dengan namja cantik ini?
“Heh, harus kuakui, aktingmu benar-benar
hebat, kenapa? Apa karena istrimu berada di sini juga huh?” Tanya Jaejoong
ketus.
DEG.
Yunho terdiam.
“Bagaimana kau tahu kalau aku sudah menikah?”
“Semua orang tahu itu, Tuan, tidak usah
berpura-pura”
“Hei, apa maksudmu? Aku benar-benar tidak
mengerti”
“Sudahlah”
GREPP!
DEG!
Jantung Jaejoong kembali
menggila.
Mata beningnya mengerjap
menatap pergelangan tangannya yang digenggam erat oleh Yunho.
“Kau belum menjawab pertanyaanku”
“Jaejoong, namaku Kim Jaejoong”
“Mwo? Kau laki-laki?”
“Menurutmu?”
Jaejoong merasakan matanya
panas.
Ia ingin sekali menumpahkan
tangisannya saat ini.
Tapi ia harus menahannya.
Tidak.
Tidak di hadapan namja
tampan ini!
“Aku Yunho, Jung Yunho”
Jaejoong tidak menyahut
lagi.
Tetes bening itu sudah
benar-benar menggenangi matanya.
Ia segera membalikkan
tubuhnya hendak melangkah.
Namun langkah pertamanya
terhenti saat ia mendengar seruan Yunho dari belakang.
“Tapi kau bisa memanggilku Yunnie seperti
yang kau lakukan kepadaku kemarin sore, Joongie!”
DEG.
Mata Jaejoong terpaku pada
satu titik.
Pupil cokelat itu menggelap.
Tetes bening itu jatuh
membasahi pipinya.
Ia terdiam.
Kau sudah menikah.
Dan kau masih menginginkan aku yang telah kau campakkan?
Bibir Jaejoong bergetar.
Ia menyeringai lirih.
“Aku membencimu, Tuan Jung” Desisnya tajam.
DEG!
Yunho tersentak kaget.
Mata musangnya membulat.
Menatap Jaejoong yang sudah
beranjak masuk ke ruangannya.
Namja tampan itu seolah
terpaku di tempat.
Jantungnya berdegup tidak
teratur.
Benci?
Kenapa ia membenciku?
Yunho mengernyitkan dahinya.
Kemudian ia menunduk.
Menyantuh dada kirinya
lembut.
“Tapi aku punya debaran mungil untukmu
disini..” Gumam Yunho lirih.
“Donat kejunya Tuan!”
AH!
Yunho tersentak.
Ia segera berbalik dan
berlari kecil mendekati kasir itu.
“Ano, boleh aku minta tolong?”
Ne?
Lee SeoHea mengangkat
wajahnya.
Menatap Yunho yang tersenyum
manis kepadanya.
“Aku ingin meminta alamat seseorang,
bolehkah?”
-------
“Siapa?”
“Appa dari bayimu, Jae”
“Suruh dia pergi!”
Junsu menghela nafasnya.
Ia mengerutkan dahinya
menatap Jaejoong.
Namja cantik itu terlihat marah
dan membanting pintu kamarnya.
Namja imut itu tidak
mengerti.
Berbulan-bulan terakhir ini
Jaejoong selalu menangis dan mengeluh kepadanya kalau ia sangat merindukan
kekasihnya itu.
Tapi kenapa sekarang disaat
Yunho hadir di hadapannya dan kembali menemuinya ia malah marah dan mengacuhkan
namja tampan itu?
“Setahuku siklus mengidamnya sudah selesai”
Bingung Junsu.
Namja imut itu berjalan
menuju ruang depan.
“Mianhae Yunho ah, Jaejoong tidak ingin
bertemu denganmu” Ucap Junsu.
Oh well.
Yunho tersenyum kecil.
Menatap Junsu yang
memandangnya iba.
“Aku akan datang lagi besok”
“Ah, Chotto!”
Yunho menoleh.
Menaikkan alisnya kepada
Junsu yang menarik tangannya.
“Ada yang ingin kutanyakan kepadamu” Ujar
Junsu.
“Ne, waeyo?” Balas Yunho balik bertanya.
Namja imut itu mendelikkan
mata sipitnya.
Mencoba mencari kebenaran di
mata musang itu.
“Kenapa kau mengganggu Jaejoong? Apa kau
ingin melukainya lagi?”
Mwo?
“Ani, aniyeyo, aku..Sebenarnya aku sendiri
juga tidak tahu kenapa”
“Eoh?”
“Tapi, sesuatu yang ada disini menyuruhku
untuk menemui namja cantik itu, dan kurasa semua orang tahu, kalau mengikuti
kata hati adalah yang terbaik ania?”
Junsu tertegun.
Memandang Yunho yang
tersenyum lebar di hadapannya dengan telunjuk kanan yang menyentuh dada
kirinya.
“Dan kau sudah menikah Tuan”
DEG.
Yunho tertegun.
Mata musangnya bergerak
pelan.
Oh gosh.
Ia bahkan lupa kalau ia
telah menikah dengan Ahra.
“Aku—Aku akan kembali lagi besok”
Junsu tidak menyahut.
Ia hanya diam memperhatikan
Yunho yang berjalan menjauh.
Namja imut itu menolehkan
pandangannya.
Dan senyumnya melengkung
tanpa sadar saat ia melihat kekasihnya yang berjalan memasuki perkarangan rumah
Jaejoong.
BRUKK!
Yoochun tersentak kaget.
Ia segera berbalik dan
menaikkan alis menatap seorang namja yang menubruk dadanya tidak sengaja.
Dan dalam sekejap mata
sipitnya membulat.
“Yunho?”
-------
Jessica Jung baru saja
selesai mengeringkan rambut blondenya yang basah.
Ia bersenandung pelan sambil
mengancingi kemeja merah mudanya.
Namun gerakannya terhenti
saat ia mendengar suara bel yang berbunyi merdu dari pintu depan.
Yeoja blonde itu segera
berlari menuruni tangga dan berjalan menuju teras depan.
CKLEK!
“Ne, who
are---Umma?”
Yeoja blonde itu membulatkan
mata sipitnya.
Menatap Keybum yang
tersenyum kepadanya.
“Apa suamiku ada di rumah, Sicca?”
Jessica menoleh.
Membelalakkan matanya
menatap Ahra yang berada di samping Keybum.
Oh mom.
Really?
“Apa yang kalian lakukan disini?” Tanya
Jessica sedikit kesal.
Kedua yeoja itu terkekeh
manis.
Mereka tersenyum kepada
Jessica.
“Berlibur, tentu saja” Sahut keduanya kompak.
Ah, Ahra menambahkan dengan
bisikan halusnya.
“Dan tentu saja untuk melaksanakan honeymoon-ku bersama Yunho”
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar