This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Jumat, 19 Oktober 2012

FF/YAOI/YUNJAE/CHAPTER/UNTITLED/PART 7


PART 7.

Eoh?
Namja tampan itu mengernyitkan dahinya.
Ia membantu Jaejoong untuk berdiri dengan benar.

  “Mian, apa kita pernah bertemu sebelumnya?” Tanya Yunho pelan.


DEG.


Mata bening Jaejoong sontak membulat.
Bibirnya bergetar pelan.
Jemarinya mencengkram erat pregnant dress itu.
Namja cantik itu menatap dalam mata musang Yunho.

Pernah bertemu?
Pernah bertemu?

AKU BAHKAN TELAH MENGANDUNG ANAKMU!!


Jaejoong menarik nafas dalam.
Kemudian ia tersenyum kecut.

  “Ani, arigatou sudah menolongku Tuan, permisi” Desis Jaejoong lirih.

Yunho membuka mulutnya hendak menyahut.
Namun Jaejoong telah lebih dulu membalikkan tubuhnya dan berjalan menjauh dengan sedikit terburu.

Tangisnya mengalir.

Ia menundukkan wajahnya dalam.
Mencoba menenangkan rasa sakit yang menggerogoti hatinya saat ini.

  “Hiks..”

Begitukah?
Kau sengaja berpura-pura tidak mengenaliku karena kau telah menikah dengan yeoja itu kan?
Kau brengsek Yunho ah.

Aku membencimu!

Jaejoong terus berjalan cepat.
Menuju mobil Junsu yang ada di parkiran.
Ia terisak keras dan menyeka kasar air matanya.

Membuat Junsu yang menunggu di depan mobilnya mengernyitkan dahi.
Namja imut itu segera menghampiri Jaejoong.

  “Ja-Jaejoong ah! Doushitano? Apa perutmu sakit? Kau terjatuh? Kenapa kau menangis??” Rentet Junsu panik.

Namja cantik itu semakin menumpahkan tangisnya.
Perasaannya benar-benar sakit.
Ia memeluk Junsu dengan erat dan menenggelamkan wajahnya di pundak namja imut itu.
Junsu terdiam.
Mata sipitnya ikut menggenangkan tetes bening yang tertahan.
Ia mengangguk dan menepuk lembut punggung sahabatnya.

  “Gwenchana, semuanya baik-baik saja, berhentilah menangis” Bisik Junsu lirih.

Namja cantik itu tidak peduli.
Ia masih terus menangis.
Bayang-bayang manis saat ia masih bersama Yunho kembali terlintas di benaknya.

Terputar bagaikan film pada tahun 90-an.

Gosh.

Sementara itu Yunho masih terlihat bingung di tempatnya.
Ia mengernyitkan dahinya.
Bibirnya bergerak pelan.

  “Jeongmall, rasanya aku pernah bertemu dengan nona itu” Gumam Yunho pelan.

Namja tampan itu mendesah panjang.
Ia memaksakan ingatannya untuk mengingat.


DEG!


BRUKK!


Yunho meringis.
Ia terjatuh di atas kursi kayu berwarna putih itu seraya mencengkram kepalanya.
Sakit!
Sakit sekali!

  “AARRGGHH!!”

Namja tampan itu mengerang lantang.
Mengacuhkan beberapa orang yang melihat ke arahnya.
Yunho tidak peduli.
Saat ini kepalanya serasa seperti akan meledak!

  “Gosh! Yunho!” Jerit Jessica kaget.

Yeoja cantik itu berlari menghampiri Oppanya.
Ia berlutut di samping Yunho dan mengusap punggung namja tampan itu.

  “Apa yang terjadi padamu?”

  “A..Appo..Appoyo..”

  “Mwo? Kepalamu? Aish! Kka! Lebih baik kau istirahat di rumah saja! Atau kita ke rumah sakit?”

  “A-ani, lebih baik di rumah saja”

Jessica mengangguk.
Ia segera merangkul bahu Yunho dan membawanya menuju mobil mereka.
Meninggalkan taman kota yang indah itu.


-------


  “Tenanglah Ahra, Yunho baru saja pergi dua hari yang lalu” Ujar Keybum tersenyum.

Ck.

Yeoja cantik berambut hitam itu mendengus.
Ia mengerutkan dahinya seraya berbalik menatap Keybum.

  “Tapi Umma, aku gelisah! Aku tidak tenang!”

  “Well, wajar saja, kalian adalah pasangan pengantin baru hmm?”

  “Seharusnya Yunho berada disini bersamaku”

  “Tapi kau dengar sendiri apa yang dikatakan Jessie rite? Dokter Choi menyuruh Yunho untuk menjauhi Seoul sementara waktu, lagi pula kebetulan perusahaan cabang kita akan didirikan disana”

Uh.

Jung Ahra mendenguskan nafasnya sekali lagi.
Ia mengerucutkan bibirnya.

Membuat Keybum memandang ke arahnya.
Well.
Yeoja bermata kucing yang anggun itu menarik senyum manisnya.
Matanya mengerling.

  “Kau bosan?”

  “Of course!”

  “Did you miss your hubby hum?”

  “Yes mom~!”

Hmp.

Yeoja bermata kucing itu beranjak dari duduknya.
Ia meletakkan majalah yang baru saja dibacanya.
Kemudian ia berdiri membelakangi Ahra.

  “Mungkin liburan ke Jepang akan membuat perasaanmu menjadi lebih baik ania?”

Mwo?

Ahra mengangkat wajahnya.
Menatap Keybum yang menoleh dan tersenyum kepadanya.

Yes!

Yeoja cantik berambut hitam itu tersenyum manis dan mengibaskan rambutnya pelan.


-------


  “Bagaimana?”

Junsu mendesah pendek.
Ia menatap sendu kepada Yoochun.
Namja chubby itu hanya tersenyum kecil dan menepuk punggung kekasihnya pelan.
Kemudian ia kembali mengintip Jaejoong dari pintu.

Memandang sosok cantik yang sedang bergelung di ranjangnya itu.
Pandangannya tampak kosong.
Matanya terlihat sayu dan membengkak.
Hanya jemari lentiknya yang bergerak pelan mengelus perutnya.

  “Mungkin kita harus membiarkan ia beristirahat untuk sementara” Ujar Yoochun.

Junsu menggumam.
Ia mengangguk pelan dan berjalan mengikuti Junsu.

Mengacuhkan namja cantik yang kembali menangis disana.

  “Huks..”

Jaejoong memejamkan matanya.
Menutupnya dengan kedua tangan.
Ia masih mengingat jelas bagaimana ekspresi kaget dan bingung milik namja tampan itu ketika mereka bertatap wajah.

Huh.

Ternyata kau memiliki bakat akting yang cukup bagus, Yunnie ah.

Namja cantik itu menghela nafas panjang.

  “Kau tidak mengingatku..Kau melupakanku..Kau sengaja melakukannya..Kau menghindariku..” Gumam Jaejoong lirih.

Nyaris tidak terdengar.

  “Bukankah itu berarti kau membenciku?”

Mata bening itu terbuka pelan.
Mengerjap lembut untuk sesaat.
Hmp.

Jaejoong menarik senyum kecutnya.
Ia menggeleng.

  “Kalau begitu aku harus melakukan hal yang sama denganmu ania?”

Jaejoong beranjak duduk.
Ia menunduk memandang perutnya.

  “Mianhae baby, tapi Appamu yang meminta Umma untuk melakukan ini..Appa tidak mengingatmu, bahkan ia mengacuhkan Umma hmm?”

Namja cantik itu tersenyum kecut.
Mata beningnya kembali mengerjap.
Meneteskan tetes bening yang hangat itu.

Sakit.

Ini perih.


-------


Namja tampan itu masih tidak bergeming dari aktifitasnya sejak tadi.
Ia hanya diam memperhatikan langit-langit kamarnya.

Yunho menghela nafas panjang.

  [ “Yunnie?” ]

Ekspresi itu..

Tidak.

Ekspresi kaget itu tidak berbohong.
Mereka pasti pernah bertemu disaat ia masih mendapatkan ingatannya.


SSRAK!


Yunho beranjak duduk.
Menyibak kasar selimut tebalnya.
Mata musangnya bergerak pelan.

  “Tapi..Siapa?” Gumam Yunho lirih.

Namja tampan itu mengernyitkan dahinya bingung.
Kemudian ia mengangkat wajahnya saat pintu kamarnya terbuka.
Memandang Jessica yang menghampiri dirinya.

  “Otte? Sudah baikan?”

Hmm.
Yunho menggumam.
Ia mengangguk.
Jessica hanya tersenyum kecil dan meletakkan teh madu hangat untuk Yunho di atas nakas.

  “Ada yang ingin kau katakan padaku?”

Eoh?

Yunho mendongak.
Menatap adiknya.

  “Well, mungkin alasan kenapa mendadak kepalamu terasa sakit?”

Yunho hanya diam.
Ia sedang berpikir keras.

Kalau aku bertanya, kecil kemungkinan Jessica tahu siapa yang sedang kubicarakan.
Tapi..

Yunnie?

Tidak ada yang memanggilku dengan nama seperti itu.
Bahkan Ahra pun tidak.

Kalau begitu, mungkin nona cantik waktu itu adalah orang yang sangat dekat denganku?
Tapi kalau iya, kenapa Umma, Jessica, Ahra dan Appa tidak pernah memberitahuku tentangnya?

  “Yunho?”

Namja tampan itu mengangkat wajahnya.
Menatap Jessica yang terlihat tidak sabar.

Hmp.

Yunho hanya tersenyum kecil.
Kemudian ia menggeleng pelan.

  “Tidak, tidak ada”

Oh well.


-------


KLING KLING~


Yunho tersenyum kepada pelayan yang berdiri di dekatnya.
Lee Yunji balas tersenyum manis.
Kemudian Yunho menghampiri meja kasir.

  “Aku pesan dua donat keju tanpa cokelat” Ujar namja tampan itu.

Ah.
Lee SeoHea mengangguk patuh.
Ia segera berjalan ke belakang dapur dan memberitahu para juru masak di sana.
Sementara Yunho hendak beranjak duduk di kursi tunggu yang tersedia.

Namun belum sempat ia menyamankan dirinya, mata musangnya membulat menangkap sesosok namja cantik yang kemarin ditemuinya di taman.
Ia segera terlonjak dan berlari mendekati namja cantik itu.

  “Mianhae!”


DEG.


Jaejoong membulatkan mata beningnya.
Menatap Yunho yang tersenyum memperlihatkan deretan giginya yang rapi kepada Jaejoong.
Well, ia tidak bisa berbohong.
Hatinya berdegup kencang.
Persis seperti pertama kali mereka bertemu hampir 3 tahun yang lalu.

  “Apa?” Tanya Jaejoong datar.

Ia mencengkram jemarinya.
Mencoba menahan diri untuk tidak meledak.

  “Apa yang kau lakukan disini?” Tanya Yunho.

Eoh?

Jaejoong menaikkan alisnya.

  “Memangnya aku tidak boleh berada di café milikku sendiri?”

  “M-mwo? La Pomme milikmu?”

  “Maaf, aku sedang sibuk, lain kali sa---”

  “Siapa namamu?”

Hmp.

Jaejoong tersenyum kecut.
See?

Kenapa Yunho melakukan ini?
Kenapa ia bersikap seperti itu?

Sebegitu inginnyakah ia menjauh dari kehidupan Jaejoong?
Tapi kenapa ia terlihat bersemangat berhadapan dengan namja cantik ini?

  “Heh, harus kuakui, aktingmu benar-benar hebat, kenapa? Apa karena istrimu berada di sini juga huh?” Tanya Jaejoong ketus.


DEG.


Yunho terdiam.

  “Bagaimana kau tahu kalau aku sudah menikah?”

  “Semua orang tahu itu, Tuan, tidak usah berpura-pura”

  “Hei, apa maksudmu? Aku benar-benar tidak mengerti”

  “Sudahlah”


GREPP!


DEG!


Jantung Jaejoong kembali menggila.
Mata beningnya mengerjap menatap pergelangan tangannya yang digenggam erat oleh Yunho.

  “Kau belum menjawab pertanyaanku”

  “Jaejoong, namaku Kim Jaejoong”

  “Mwo? Kau laki-laki?”

  “Menurutmu?”

Jaejoong merasakan matanya panas.
Ia ingin sekali menumpahkan tangisannya saat ini.
Tapi ia harus menahannya.
Tidak.
Tidak di hadapan namja tampan ini!

  “Aku Yunho, Jung Yunho”

Jaejoong tidak menyahut lagi.
Tetes bening itu sudah benar-benar menggenangi matanya.
Ia segera membalikkan tubuhnya hendak melangkah.
Namun langkah pertamanya terhenti saat ia mendengar seruan Yunho dari belakang.

  “Tapi kau bisa memanggilku Yunnie seperti yang kau lakukan kepadaku kemarin sore, Joongie!”


DEG.


Mata Jaejoong terpaku pada satu titik.
Pupil cokelat itu menggelap.
Tetes bening itu jatuh membasahi pipinya.

Ia terdiam.

Kau sudah menikah.
Dan kau masih menginginkan aku yang telah kau campakkan?

Bibir Jaejoong bergetar.
Ia menyeringai lirih.

  “Aku membencimu, Tuan Jung” Desisnya tajam.


DEG!


Yunho tersentak kaget.
Mata musangnya membulat.
Menatap Jaejoong yang sudah beranjak masuk ke ruangannya.
Namja tampan itu seolah terpaku di tempat.

Jantungnya berdegup tidak teratur.

Benci?

Kenapa ia membenciku?

Yunho mengernyitkan dahinya.
Kemudian ia menunduk.
Menyantuh dada kirinya lembut.

  “Tapi aku punya debaran mungil untukmu disini..” Gumam Yunho lirih.

  “Donat kejunya Tuan!”

AH!

Yunho tersentak.
Ia segera berbalik dan berlari kecil mendekati kasir itu.

  “Ano, boleh aku minta tolong?”

Ne?

Lee SeoHea mengangkat wajahnya.
Menatap Yunho yang tersenyum manis kepadanya.

  “Aku ingin meminta alamat seseorang, bolehkah?”


-------


  “Siapa?”

  “Appa dari bayimu, Jae”

  “Suruh dia pergi!”

Junsu menghela nafasnya.
Ia mengerutkan dahinya menatap Jaejoong.
Namja cantik itu terlihat marah dan membanting pintu kamarnya.

Namja imut itu tidak mengerti.

Berbulan-bulan terakhir ini Jaejoong selalu menangis dan mengeluh kepadanya kalau ia sangat merindukan kekasihnya itu.
Tapi kenapa sekarang disaat Yunho hadir di hadapannya dan kembali menemuinya ia malah marah dan mengacuhkan namja tampan itu?

  “Setahuku siklus mengidamnya sudah selesai” Bingung Junsu.

Namja imut itu berjalan menuju ruang depan.

  “Mianhae Yunho ah, Jaejoong tidak ingin bertemu denganmu” Ucap Junsu.

Oh well.

Yunho tersenyum kecil.
Menatap Junsu yang memandangnya iba.

  “Aku akan datang lagi besok”

  “Ah, Chotto!”

Yunho menoleh.
Menaikkan alisnya kepada Junsu yang menarik tangannya.

  “Ada yang ingin kutanyakan kepadamu” Ujar Junsu.

  “Ne, waeyo?” Balas Yunho balik bertanya.

Namja imut itu mendelikkan mata sipitnya.
Mencoba mencari kebenaran di mata musang itu.

  “Kenapa kau mengganggu Jaejoong? Apa kau ingin melukainya lagi?”

Mwo?

  “Ani, aniyeyo, aku..Sebenarnya aku sendiri juga tidak tahu kenapa”

  “Eoh?”

  “Tapi, sesuatu yang ada disini menyuruhku untuk menemui namja cantik itu, dan kurasa semua orang tahu, kalau mengikuti kata hati adalah yang terbaik ania?”

Junsu tertegun.
Memandang Yunho yang tersenyum lebar di hadapannya dengan telunjuk kanan yang menyentuh dada kirinya.

  “Dan kau sudah menikah Tuan”


DEG.


Yunho tertegun.
Mata musangnya bergerak pelan.

Oh gosh.

Ia bahkan lupa kalau ia telah menikah dengan Ahra.

  “Aku—Aku akan kembali lagi besok”

Junsu tidak menyahut.
Ia hanya diam memperhatikan Yunho yang berjalan menjauh.

Namja imut itu menolehkan pandangannya.
Dan senyumnya melengkung tanpa sadar saat ia melihat kekasihnya yang berjalan memasuki perkarangan rumah Jaejoong.


BRUKK!


Yoochun tersentak kaget.
Ia segera berbalik dan menaikkan alis menatap seorang namja yang menubruk dadanya tidak sengaja.

Dan dalam sekejap mata sipitnya membulat.

  “Yunho?”


-------


Jessica Jung baru saja selesai mengeringkan rambut blondenya yang basah.
Ia bersenandung pelan sambil mengancingi kemeja merah mudanya.
Namun gerakannya terhenti saat ia mendengar suara bel yang berbunyi merdu dari pintu depan.

Yeoja blonde itu segera berlari menuruni tangga dan berjalan menuju teras depan.


CKLEK!


  “Ne, who are---Umma?”

Yeoja blonde itu membulatkan mata sipitnya.
Menatap Keybum yang tersenyum kepadanya.

  “Apa suamiku ada di rumah, Sicca?”

Jessica menoleh.
Membelalakkan matanya menatap Ahra yang berada di samping Keybum.

Oh mom.

Really?

  “Apa yang kalian lakukan disini?” Tanya Jessica sedikit kesal.

Kedua yeoja itu terkekeh manis.
Mereka tersenyum kepada Jessica.

  “Berlibur, tentu saja” Sahut keduanya kompak.

Ah, Ahra menambahkan dengan bisikan halusnya.

  “Dan tentu saja untuk melaksanakan honeymoon-ku bersama Yunho”


TBC

:D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar