Tittle: BEAUTIFUL YOU
Genre:
YAOI
Author:
Shella Rizal a.k.a Park Sooji
Cast:
Yunjae and other
Length:
ONESHOOT
Rating:
family-romance-fantasy-friendship-lalalala~
WARNING:
BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2
kutang Jae umma*
-------
“You’re
such a beautiful woman”
.
.
.
TENG TENG TENG~
Suara bel masuk DongBang
High School itu terdengar nyaring.
Para siswa dan siswi segera
berbondong-bondong masuk ke dalam kelas masing-masing.
Well yah, tidak terkecuali
keempat sahabat baik ini.
Yunho, Yoochun, Junsu dan
Changmin.
Mereka duduk satu deret yang
sama.
Dimulai dari Junsu dan Yoochun,
kemudian Yunho dan Changmin di belakang.
“Hari ini benar-benar menyebalkan! Aku sial
sekali!” Ujar Junsu kesal.
Yoochun dan Changmin saling
bertatapan.
“Kalian tahu?” Tanya Junsu menaikkan alisnya.
“TIDAK!” Potong Changmin cepat.
Ish!
Namja imut itu segera
mendeath-glare Shim Changmin.
Membuat namja berwajah
kekanakan itu menjadi ciut.
“Lanjutkan” Ujar Yunho pelan.
Junsu mendesah panjang.
“Tadi pagi aku terkunci di kamar mandi yang
ada di kamar Hyungku yang masih berada di rumah sakit! Dan seragamku basah
terciprat air keran yang rusak! Dan aku---”
“Tidak sempat sarapan?”
Yoochun mendelik menatap
Changmin.
Bocah nakal itu tidak pernah
bisa berhenti memotong pembicaraan orang lain.
Aish.
“Junsu?” Panggil Yunho.
Namja imut itu mengerutkan
dahinya.
“Tepat seperti yang dikatakan bocah monster
ini!”
“Dan akhirnya?”
“Akhirnya aku yakin kalau aku akan semakin
sial setelah melihat wajah kalian bertiga”
“YA!”
Junsu tertawa geli.
Ia terkekeh begitu lucu.
Membuat suara tawanya yang
manis menghipnotis namja bernama Park Yoochun itu.
“Aku juga terhipnotis! Hahahahaha!” Tawa
Changmin membahana.
Yunho dan Yoochun mendelik
kesal memandang namja berwajah kekanakan itu.
Aish -_____-
CKLEK!
“Anyeong haseyo, songsaenim!”
Namja bermata kodok itu
mengangguk.
Ia menunduk sekilas dan
segera memakai kacamatanya.
“Buka buku cetak halaman 212 dan kerjakan
soal yang ada, hari ini para guru akan mengadakan rapat akbar, jadi kalian
dilarang keluar kelas, arasseo?”
“Arasseo, songsaenim~”
“Bagus”
Namja bermata kodok itu
tersenyum.
Ia segera menutup buku
teksnya dan berjalan meninggalkan kelas.
Kemudian ia menutup
pintunya.
CKLEK.
“HOOORREEEEEE!!”
Siswa siswi kelas XI-3 itu
saling berteriak senang.
Mereka segera beranjak dari
duduk masing-masing dan berkumpul membentuk forum.
Yoochun dan Junsu segera
berbalik menghadap Yunho dan Changmin.
“Ayo kita ke perpustakaan!” Jerit Junsu.
“Ayo kita ke atap sekolah!” Teriak Yoochun.
“Ayo kita ke kantin!!” Ujar Changmin
histeris.
Yunho Yoochun Junsu menatap
malas namja berwajah kekanakan itu.
PLAKK!
Changmin menjerit histeris
merasakan pukulan Junsu di kepalanya.
“Jadi, bagaimana, ketua?” Tanya Yoochun
menaikkan alisnya.
Hahh.
Yunho hanya mendesah pendek.
Mata musangnya bergerak
malas.
“Disini saja” Gumam Yunho nyaris tidak
terdengar.
[ “Atap
Sekolah” ]
DEG!
Mata musang Yunho terbuka.
Ia mendelik kepada ketiga
sahabatnya yang memasang ekspresi kaget.
“Yoochun, apa barusan kau yang berbicara?”
Tanya Yunho sarkastik.
Yoochun segera menggeleng.
“Kukira Junsu yang berbicara” Ujarnya.
Junsu ikut menggeleng.
Ia menunjuk Changmin.
Namja berwajah kekanakan itu
memasang wajah tanpa dosa.
Ia menggeleng sekuat mungkin
sampai kepalanya terasa sakit.
“Mungkin hanya perasaanku saja” Gumam Yunho.
Yoochun Junsu dan Changmin
ikut mengangguk.
“Aku juga/Aku juga/Aku lapar”
Ketiga sahabat itu kembali
mendelik menatap Changmin.
“Hah~ Baiklah, ayo kita ke atap!” Ucap Yunho.
“MWO?” Teriak YooSuMin kaget.
“Wae?” Tanya Yunho menaikkan alisnya.
Junsu membulatkan mata
sipitnya.
“Kau juga mendengar suara itu kan,
Yun?!” Serunya nyaring.
“Bagaimana kalau itu suara hantu?” Sambung
Yoochun.
“Hantu yang tinggal di atap sekolah!” Celetuk
Changmin.
-____-
Namja tampan itu berdecak
sekilas.
Ia memutar bola matanya dan
segera bangun dari duduknya.
“Ck, bukankah selama ini kita selalu bermain
disana? Tidak ada apa pun yang terjadi ania?” Ujarnya santai.
GULP.
Yoochun, Junsu dan Changmin
saling bertatapan satu sama lain.
“Baiklah, aku ambil bawang putih dulu”
YunYooSu menatap Changmin
dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.
Namja berwajah kekanakan itu
menaikkan alisnya dan memasang wajah sepolos mungkin.
“Waeyo?”
-------
Mata musang Yunho bergerak
pelan.
Memandang Yoochun dan Junsu
yang sedang bercanda bersama di pagar pembatas atap sekolah.
Kemudian ia melirik Changmin
yang bermain game di ponselnya bersama satu batang Lollipop jeruk yang terselip
di mulutnya.
Hmp.
Namja tampan itu tersenyum
kecil.
Mereka tidak berubah.
“Hei, nanti sore kita bolos otte?” Ujar
Yoochun berteriak.
Eoh?
Yunho menaikkan alisnya.
Namja tampan itu baru saja
akan menganggukkan kepalanya.
Namun mendadak suaranya
tenggelam saat telinganya menangkap suara merdu itu.
[ “Jangan
pergi” ]
Yunho memicingkan mata
musangnya.
Yoochun baru saja berbicara.
Junsu sedang bercanda dengan Changmin.
Sudah pasti bukan suara mereka.
“Aku tidak ikut”
“EH??”
YooSuMin mengernyitkan dahi
mereka.
“Waeyo? Biasanya kau selalu ikut, Yun” Ujar
Changmin bingung.
Hmp.
Yunho hanya tersenyum kecil.
Ia mengangkat bahunya.
“Sebagai gantinya aku izinkan kalian
menggunakan wahana taman bermain Seoul milik keluargaku seharian penuh” Ujar
Yunho santai.
Ketiga namja itu terlihat
gembira.
Mereka segera mengangguk dan
tertawa riang.
Oh well.
Jarang-jarang Yunho
menawarkan sesuatu yang dikelola oleh keluarganya.
Yes, namja tampan ini sangat
acuh terhadap aset yang dimiliki oleh keluarga besarnya.
Maka dari itu ia lebih
memilih bersenang-senang di sekolah dari pada 24 jam penuh berada di kantor.
-------
TENG TENG TENG~
Suara bel pulang berbunyi
nyaring.
Yunho melongokkan kepalanya
ke bawah.
Melihat ketiga sahabatnya
dari atap sekolah.
“Jangan terlalu larut ne Yun!” Teriak Junsu.
“Jangan membawa yeoja mana pun ke sekolah!”
Sambung Yoochun.
“Jangan lupa pakai lotion nyamuk! Nanti kau bisa terserang demam berdarah!” Jerit
Changmin.
Yoochun dan Junsu mendelik
ke arah namja berwajah kekanakan itu.
Changmin hanya tertawa geli
dan segera berlari keluar gerbang sekolah.
Diikuti Yoochun dan Junsu.
Namja chubby itu memiringkan
kepalanya.
Mata sipitnya memicing
memperhatikan Yunho yang tersenyum dari pagar pembatas atap itu.
Yunho menghembuskan nafas
panjang.
Ia memperhatikan sekolah
yang sudah sepi.
Sepertinya hanya ia yang
masih berada disini.
Namja tampan itu membalikkan
tubuhnya.
Mata musangnya bergerak
pelan.
“Siapa kau?” Tanya Yunho.
Well.
Ia tidak terlalu yakin
dengan instingnya.
Tapi suara itu sudah cukup
untuk membuktikan kalau ada yang aneh disini ania?
“Aku
Kim Jaejoong”
“WHOAA!!”
Namja tampan itu terlonjak
kaget.
Mata musangnya membulat
dengan satu langkah mundur ke belakang secara refleks.
Yunho merasakan bulu
kuduknya meremang.
Jantungnya berdebar tidak
karuan.
Menatap sosok cantik yang
terlihat transparan di hadapannya saat ini.
Namja cantik itu tersenyum
manis.
“Jung
Yunho ania? Hehehehe” Tawa hantu manis itu.
Yunho menggertakkan giginya.
Ia memicing tajam.
“Apa yang kau inginkan? Nyawaku? Jantungku?
Atau---”
“Oppsso,
aku hanya ingin mendengar suaramu~”
“Mwo?”
“Kau
sangat jarang berbicara saat berkumpul dengan sahabat-sahabatmu itu, padahal
mereka berisik sekali”
“Justru karena mereka berisik makanya aku
diam -____-”
Hantu cantik itu tertawa
kecil.
Membuat wajah cantiknya
terlihat bersinar karena terpaan sinar matahari senja.
Walaupun terlihat
transparan.
“Sebenarnya apa maumu? Kalau kau memang ingin
bertemu denganku bukankah seharusnya kau melakukannya sejak dulu?” Tanya Yunho
bingung.
Ah.
Ekspresi hantu cantik itu
terlihat berubah.
Terkesan panik dan gugup
hum?
“Bu—Bukan
urusanmu!” Serunya.
Yunho menaikkan alisnya.
Tanpa sadar ia terkekeh
geli.
Membuat hantu cantik yang
ada di hadapannya saat ini semakin gugup.
“You’re
such a beautiful woman”
Eoh?
Jaejoong mendelik.
Ia melayang mendekati Yunho.
“Aku
namja, Yunho ah! Aku laki-laki!!”
“Yah, dan kau laki-laki cantik kalau begitu”
Namja cantik itu terkejut.
Ia membesarkan mata
beningnya marah dan mempoutkan bibir cherrynya.
Hening.
Hanya terdengar suara
hembusan angin sore di antara mereka.
Sampai kemudian Yunho
kembali bersuara.
“Kau hantu asli sini?”
“Apa?”
“Apa kau mati di atap sekolah makanya kau
menyuruhku tinggal? Atau kau bunuh diri karena tidak lulus ujian?”
“Kenapa
kau bisa berpikir seperti itu?”
“Tentu saja karena kau muncul di sekolah
ini!”
Hmp.
Namja cantik itu tersenyum
kecil.
Mata beningnya bergerak
sendu.
“Well,
aku sering melihatmu bersandar di pagar pembatas atap” Bisiknya pelan.
Eoh?
“OH
iya! Mulai hari ini aku tinggal denganmu ya? Aku tidak punya tempat tinggal,
hehehe”
“MWO?? ANIA!! AKU TIDAK INGIN DIIKUTI
HANTU!!”
“Apa
aku semenakutkan itu? Bukankah tadi kau sendiri yang memujiku cantik?”
“Kau laki-laki, Kim Jaejoong!”
“Oh
iya! Aku laki-laki! YAK! Berani sekali kau mengataiku cantik eoh?!”
Aish.
Yunho mendesah pendek.
Ia memutar bola matanya
malas.
“Kau tinggal dengan Changmin saja otte? Aku
akan mengantarmu ke rumahnya”
“Andwae!
Aku tidak mau!”
“Eoh?”
“A-Aku
ingin bersamamu Yunho ah”
Yunho terdiam.
Mata musangnya bergerak
pelan.
Barusan itu apa?
Debaran sekilas yang
menyeruak di dada kirinya, ige mwoeyo?
Yunho tidak bisa
mengartikannya dengan kata-kata.
Tapi debaran yang muncul
saat ia memperhatikan ekspresi malu-malu hantu cantik itu, aish!
“Arasseo! Tapi awas kalau kau merepotkan aku!
Aku akan membunuhmu!”
Jaejoong hanya terkekeh
manis.
Ia segera melayang dan melekat
di punggung Yunho.
Membuat namja tampan itu
semakin bergidik ngeri.
Gosh.
Ia sedang membawa seorang
hantu sekarang.
Well, ralat.
Seorang hantu cantik.
-------
Yunho baru saja selesai
mandi.
Ia sedang mengeringkan
rambut cokelatnya saat ini.
Berdiri di depan pintu kamar
mandinya dengan piyama bergaris yang melekat di tubuh atletisnya.
Mata musangnya bergerak
memandang Jaejoong yang tidak bisa berhenti melayang di udara.
“Waaah!
Kau punya komik Detektif Conan series lengkap!” Teriak Jaejoong senang.
“Aku tidak suka baca komik, itu milik
Changmin yang dititipkan di lemariku karena perpustakaan komiknya sudah penuh”
Sahut Yunho malas.
Omo.
Jaejoong melayang ke atas
ranjang.
“Yunho
ah! Kau akan tidur disini ania?”
“Wae? Kau ingin tidur bersamaku?”
BLUSH.
Omo.
Jaejoong merasa wajahnya
memerah sekarang.
Walau pada kenyataannya
wajah cantiknya tembus pandang.
“Aku masih penasaran denganmu, bagaimana bisa
kau tiba-tiba muncul di atap sekolah dan mengenal diriku” Ujar Yunho seraya
beranjak naik ke ranjangnya.
Jaejoong tidak menyahut.
Ia hanya tersenyum kecil dan
ikut berbaring di samping Yunho.
“Wah, kau tidak jatuh, kukira kau akan masuk
ke dalam ranjangku”
“Ck,
walaupun aku transparan aku masih punya otak, Yunho ah”
“Aku baru tahu kalau ada hantu yang memiliki
otak”
“Aku
juga baru tahu”
Yunho menaikkan alisnya.
Menatap Jaejoong yang
tersenyum polos di hadapannya.
Aish.
Namja tampan itu berdecak
dan meraih ponselnya.
“Apa
yang kau lakukan? Menghubungi kekasihmu?”
“Ani, aku tidak punya kekasih”
“Jadi?”
“Aku mengirim pesan kepada 3 namja bebek itu
kalau aku menemukan hantu wanita yang cantik di atap sekolah dan dia menginap
bersamaku malam ini”
“HANTU
LAKI-LAKI TAMPAN!”
“Baiklah, hantu wanita cantik”
Jaejoong mendesah panjang.
“Menurutmu
reaksi mereka seperti apa?”
“Entahlah, Junsu sangat tertarik dengan
hal-hal mistis, sepertinya ia akan menyukaimu, kalau Yoochun, dia tidak
tertarik dengan hantu, lalu..Changmin, ah, dia takut hantu”
“Kau
ingin aku mengerjainya?”
“Ide bagus”
Jaejoong menarik senyumnya.
Mata beningnya mengerjap
senang memandang Yunho.
Membuat namja tampan itu
sempat tertegun sejenak.
“Tidurlah!” Bentak Yunho kesal.
Entah mengapa mendadak wajahnya
terasa panas.
Aish.
Kenapa ia jadi seperti ini?
-------
“KKKYYYYYAAAAAA!!”
Changmin berteriak senang.
Ia berlari memeluk namja
cantik yang melayang di udara itu.
Tapi ia malah terjatuh
menubruk tumpukan kardus kosong karena tubuh hantu cantik itu tembus pandang.
Sementara Junsu terlihat
biasa saja.
Dan Yoochun yang masih tidak
percaya.
“Kau
bilang ia takut hantu?” Tanya Jaejoong menatap Yunho.
Namja tampan itu terkekeh
geli.
“Mungkin karena kau mirip dengan ibunya?”
Sahut Yunho asal.
Jaejoong menjulurkan
lidahnya.
Namja cantik itu menoleh.
Menatap Junsu yang tersenyum
kepadanya.
“Hei” Sapa Junsu pelan.
Hmp.
Jaejoong balas tersenyum.
“Hei”
“Jadi, kau mati bunuh diri di sini?” Tanya
Yoochun.
Eoh?
Jaejoong menaikkan alisnya.
Yunho menepuk bahu Yoochun
dan menggeleng.
“Ania, dia hanya mendadak muncul disini”
Ujarnya.
Yoochun mengernyitkan
dahinya.
“Lalu, apa yang harus kita lakukan sekarang?
Memanggil pemburu hantu?” Tanya namja chubby itu.
Ish.
Changmin mengerucutkan
bibirnya.
“Pabo! Tentu saja kita akan bermain poker
bersama!” Teriaknya nyaring.
Yunho memicingkan mata
musangnya.
“Hantu tidak bisa bermain poker, Shim
Changmin!”
“Bisa!”
Eoh?
Jaejoong menundukkan
wajahnya.
Ia kembali terlihat gugup bercampur
malu.
Ah, sepertinya Yoochun tahu
kenapa.
“Kka!
Ayo kita main!”
Changmin dan Yunho hanya
memasang ekspresi bingung.
Hanya Junsu yang sudah
mengambil posisi duduk dan mengacak kartu pokernya.
Diikuti Yoochun dan yang
lainnya.
“Yang kalah harus buka baju!” Teriak Changmin
tertawa.
“Bajuku
tidak bisa dibuka! Sudah melekat sejak aku seperti ini!” Teriak Jaejoong
panik.
“Sudahlah, biarkan saja, lagipula tidak ada
yang seru kalau ia membuka bajunya” Ujar Yunho datar.
“Pasti tubuhnya juga transparan, percuma”
Sambung Yoochun.
Junsu tertawa geli.
Ia mengangguk dan membagi
kartunya.
Dan well.
Mereka bermain poker sampai
bel berganti pelajaran berdentang lima kali sampai saat ini.
Aigoo, membolos lagi eoh?
“Aku menang! Hahahahaha! Buka bajumu!!”
Teriak Junsu semangat.
Yunho menghela nafas.
Ia mengerucutkan bibirnya
seraya membuka kancing kemeja seragamnya.
Semuanya tertawa bahagia.
Kecuali hantu cantik yang
terlihat merona itu.
Dan yah, walaupun wajahnya transparan.
Oh gosh.
Jaejoong menggigit bibir
bawahnya.
Tepat seperti dugaannya~!
Tubuh itu atletis dan
aarrrgghhh XD
“Jaejoongie kau mimisan!” Teriak Changmin
menunjuk hidung Jaejoong.
“EH?!”
Hantu cantik itu terlihat
panik.
Ia segera menunduk dan
melirik hidungnya.
Mereka semua tertawa.
Tentu saja, bukankah namja
cantik itu seorang hantu?
Bagaimana bisa ia mimisan?
Aigoo.
YooSuMin terlihat sangat
riang hari ini.
Kecuali namja tampan bermata
musang itu.
Janggal.
Ada yang hilang disini.
DEG.
Jaejoong tertegun.
Ia baru menyadari kalau
Yunho sedang menatap tajam ke arahnya.
“Wa-waeyo?”
“Hah? Oppsso, oppssoyo”
Namja cantik itu hanya
menggumam tidak jelas.
Ia kembali memperhatikan
kartunya.
Mengacuhkan Junsu yang
menatap sendu ke arahnya.
-------
TAP TAP TAP.
Yunho sedang melangkahkan
kakinya menaiki tangga atap sekolah saat ini.
Bel pulang sudah berdentang
beberapa menit yang lalu.
Ia ingin menyendiri seperti
biasa di sana.
DEG.
Wait.
Seperti biasa?
Mata musang Yunho bergerak
pelan.
Jantungnya berdebar ringan.
Oh no, sepertinya ia mulai
menyadari keanehan yang ada selama ini.
[ “Kau
sangat jarang berbicara saat berkumpul dengan sahabat-sahabatmu itu, padahal
mereka berisik sekali” ]
DEG.
[ “Jaejoongie! Kau mimisan!” ]
DEG.
[ “Jangan
pergi” ]
Oh oh..
Namja tampan itu mempercepat
langkah kakinya.
Perasaannya berkecamuk.
Keringat dingin mengalir di
pelipisnya.
Ia mulai berlari menaiki
tangga.
DRAP DRAP DRAP!
“Hoshh..Hoshh..”
Yunho sudah berdiri tepat di
depan pintu atap.
Ia baru saja akan membuka
pintu itu.
Namun gerakannya terhenti
saat ia mendengar suara Junsu dari balik sana.
Yunho terdiam.
“Aku tidak tahu kalau kau mengalami hal
seperti ini, Jaejoongie”
Hmp.
Hantu cantik itu menarik senyum
kecutnya.
Ia menatap sendu namja imut
itu.
“Kenapa
kau tidak histeris saat pertama kali melihatku? Bukankah kau maniak hal mistis?”
Junsu terkekeh.
Ia menyandarkan punggungnya
di tembok.
“Karena aku terlalu terkejut saat itu..Aku
tidak menyangka kalau yang diceritakan Yunho itu adalah kau..”
“Well..”
“Hmp..Kau senang sekarang? Akhirnya kau bisa
dekat dengan Yunho dan bercanda bersama Yoochun dan Changmin”
“Walau
Cuma sebentar, itu semua lebih dari cukup”
“Aku sangat bersyukur kau tidak sehisteris
biasanya, pasti sangat sulit menahan dirimu saat berhadapan dengan orang yang
selama ini kau cintai ania? Bahkan kau tidur seranjang dengannya”
“Kim
Junsu!”
“Hahahahaha, baiklah, kurasa kau ingin
bercerita nanti, kalau kau masih bisa, aku lelah terus menunggumu”
Hmp.
Namja cantik itu mengangguk.
Ia tersenyum sendu.
Miris.
“Sampai jumpa, Hyung”
DEG!
Yunho tertegun.
Mata musangnya membulat.
Hyung??
CKLEK!
“AH!”
Junsu terkesiap kaget
mendapati Yunho yang berada di balik pintu atap.
Namja imut itu membulatkan
mata sipitnya.
Ia hendak bersuara.
Namun kemudian ia memilih
untuk tersenyum dan menepuk bahu sahabatnya.
Setelah itu ia melangkah
menuruni tangga.
Meninggalkan Yunho yang
masih berada di hadapan pintu itu.
Namja tampan itu bergeming.
Memandang Jaejoong yang
melayang ke arahnya.
“Jae---”
BLAM!
Yunho tersentak kaget.
Pintu atap itu tertutup
tiba-tiba.
Memisahkan dirinya yang
masih berada di dalam gedung dan Jaejoong yang berada di atap.
Hanya jendela kaca bening
itu satu-satunya yang bisa mereka gunakan untuk saling menatap satu sama lain.
“Jadi kau adalah kakak kandung Junsu huh?”
Ujar Yunho.
Jaejoong mengangguk.
Mata beningnya terlihat
memburam.
“Dan kalian sama sekali tidak memberitahuku
apa pun”
“…”
“Aku tahu kalau kau bukan hantu, Jae ah!”
“…”
“Aku tahu kalau kau belum meninggal!!”
Namja cantik itu menangis.
Ia terisak keras.
Yunho mencengkram kenop
pintu itu.
Terkunci.
Ia tidak bisa membukanya.
Jaejoong menempelkan kedua
telapak tangannya di kaca bening itu.
Membuat Yunho ikut melakukan
hal yang sama dengannya.
Hmp.
Jaejoong menarik senyumnya.
“Akhirnya
aku bisa menyentuhmu”
“Bukankah seharusnya terasa hangat? Kenapa
malah sebaliknya?”
“Hiks..Yunho
ah..”
Namja tampan itu tersenyum
kecut.
Sedetik kemudian ia
membulatkan mata musangnya.
“Ja-Jae, kenapa kau terlihat memudar?”
Tanyanya panik.
Jaejoong menunduk.
Memperhatikan tubuhnya yang
semakin tembus pandang.
“Sudah
waktunya Yunho ah..Aku tidak bisa terus berada disini..Hiks..”
“Apa maksudmu?!”
“Aku
mencintaimu..”
DEG.
Yunho tertegun.
Mata musangnya bergerak
pelan.
Jemari Jaejoong mengepal.
Perlahan Yunho mendekatkan
wajahnya di jendela itu.
Jaejoong tersenyum manis.
Ia ikut melakukan hal yang
sama.
Dan saat namja tampan itu
memejamkan matanya, Jaejoong ikut merapatkan kedua mata beningnya.
Menyatukan bibir mereka di
antara jendela bening itu.
“Aku juga mencintaimu..”
Basah.
Yunho membuka matanya.
Tetes bening itu mengalir
membasahi matanya tanpa sadar.
Pupilnya bergerak pelan.
Menatap pemandangan atap
yang kosong dari jendela.
Jaejoong menghilang.
CKLEK!
Yunho tertegun.
Pintu itu tidak terkunci!
Ia segera berlari ke atap
dan berputar di setiap sisinya.
“JAEJOONG!! KIM JAEJOONG!!” Teriaknya
gelisah.
Hening.
Tidak terdengar suara
sahutan apa pun.
Yunho meringis.
Hatinya terasa sangat sakit.
[ “Well,
aku sering melihatmu bersandar di pagar pembatas atap” ]
DEG!
Yunho terkesiap.
Tunggu.
Bangunan yang bisa langsung
melihat atap sekolahnya di sekitar sini kalau tidak salah..
TAP TAP TAP.
Yunho berjalan mendekati
pagar pembatas itu.
Jantungnya berdebar kencang.
Mata musangnya mengerjap.
Menatap sebuah gedung yang
berada di seberang.
Terlihat beberapa seprai
putih yang dijemur di atapnya.
Dan sebuah papan raksasa
bertuliskan sesuatu.
‘Seoul
Hospital’
GRT!
Yunho mencengkram erat
pegangannya pada pagar besi itu.
Ia segera berlari
meninggalkan atap dan turun ke bawah.
Terus berlari.
Menelusuri jalan sekolahnya
dan menuju rumah sakit itu.
“Hahh..Hahh..Hhah..”
[ “A-Aku
ingin bersamamu, Yunho ah..” ]
DRAP DRAP DRAP!
[ “Walau
Cuma sebentar, itu semua lebih dari cukup” ]
Yunho tahu.
Yunho tahu semuanya
sekarang.
BRUKK!!
Namja tampan itu meringis.
Ia mengernyitkan dahinya dan
membulatkan mata musangnya tidak percaya.
Jantungnya semakin berdebar
kencang.
“Jaejoongie?!” Jeritnya histeris.
Namja cantik yang terlihat
berantakan itu terkejut.
Ia balas menatap Yunho
dengan ekspresi yang tidak jauh berbeda.
Yunho tertegun.
Memandang seragam pasien
rumah sakit yang melekat di tubuh Jaejoong.
Dan keringat yang membasahi
pelipis dengan rambut almondnya.
“Kau baru saja sadar dari koma ania?” Ujar
Yunho beranjak berdiri.
Jaejoong tersenyum disela
engahan nafasnya yang menderu.
“Selama ini kau selalu mendengar cerita
tentang kami dari Junsu yang menjengukmu sebelum kau koma”
“…”
“Kau tertidur..Dan saat kau terbangun---”
“Aku sudah menjadi roh, saat itu aku sadar
aku telah terpisah dengan ragaku..”
“Hh..Hh..”
“Hal itu menjadi kesempatan emasku, saat aku
melihatmu di kelas bersama mereka..Aku memintamu untuk pergi ke atap dan tetap
tinggal disana..”
Hening.
Kedua namja itu saling
mengatur nafas masing-masing.
Jaejoong terkekeh kecil.
Diikuti tawa pelan Yunho
yang mendominasi.
SRET!
GREP!
Namja tampan itu segera
meraih tengkuk Jaejoong dan mencium bibir ranumnya.
Jaejoong refleks memejamkan
kedua mata beningnya.
Ia mencengkram seragam
Yunho.
Namja tampan itu membuka
bibirnya.
Melumat manis bibir atas
Jaejoong dan menghisap keras bibir bawahnya.
Seolah ingin melenyapkan
seluruh rasa manis yang ada.
“Mmmpck! Hhh.hh..hh..hh”
Keduanya kembali saling
terengah.
Mereka saling tersenyum dan
berpelukan dengan erat.
Jaejoong menumpahkan
tangisnya di pundak Yunho.
“Akhirnya aku bisa menyentuhmu..”
“Dan kali ini terasa hangat..”
“Hehehehe”
Mereka berdua terus berpelukan.
Mengisi keheningan yang
mendera disela deru nafas yang masih berkejaran mendekati normal.
Sampai kemudian Yunho
menepuk punggung Jaejoong.
Ia terkekeh geli.
“Kau kembali..Bukankah itu berarti kau sudah
bisa melepaskan pakaianmu kalau kita bermain poker lagi?”
Beautiful you..
You’re such a beautiful woman..
You’re Beautiful You..
END.
weeeh kalo gitu maen pokernya berdua aja, jadi kalo buka baju cuma appa yang lihat hahaha
BalasHapus