PART 8.
“Umma, apa Yunho berselingkuh?”
“Mwo? Kenapa kau bisa berpikir seperti itu
huh?”
“Yunho sangat jarang berada di rumah, aku
curiga padanya”
“Well, mungkin saja ia sedang sibuk?
Mengembangkan anak perusahaan itu tidak semudah yang kita pikirkan, Ahra ah”
Uh.
Yeoja cantik berambut hitam
itu mendengus.
Ia menoleh.
Menatap Jessica yang sedang
bermain dengan ponselnya.
Argh.
Tahu begini Seoul lebih
menyenangkan!
Ia sama sekali buta tentang
Jepang kau tahu itu eoh?
Sementara itu, taman kota
negeri Sakura itu terlihat lumayan sepi hari ini.
Beberapa orang lebih memilih
untuk mendekam di dalam rumah.
Yah, kecuali sesosok namja
cantik dengan rambut almondnya yang satu ini.
Jaejoong terus berjalan
sejak tadi.
Mengacuhkan Yunho yang
mengikutinya dari belakang.
“Bisakah kau meninggalkan aku?!” Teriak
Jaejoong marah.
Yunho terdiam.
Ia menggeleng.
“AISH!” Jaejoong menggeram kesal.
Ia kembali berjalan.
“Jaejoongie, jangan terlalu cepat, bayimu
akan ketakutan!”
“Apa pedulimu?”
Kh.
Yunho menyamakan langkahnya
dengan Jaejoong.
Ia menarik tangan namja
cantik itu.
Membuatnya berhenti
melangkah dalam sekejap.
“Jangan menyentuhku!!”
“Baiklah, baiklah, aku tidak akan
menyentuhmu, tapi dengarkan aku, Jae ah, kau tidak boleh seperti ini terus”
“Apa hakmu berkata seperti itu kepadaku eoh?!
Jangan hanya karena kau sahabatnya Yoochun maka kau berpikir aku akan bersikap
ramah kepadamu, Tuan, sama sekali tidak!”
“Aku hanya khawatir dengan bayimu!”
“Dan ini bayiku! BUKAN BAYIMU!!”
DEG.
Namja tampan itu terdiam.
Mata musangnya bergerak
pelan.
Hening.
Keduanya saling merapatkan
bibir satu sama lain.
Jaejoong terlihat terengah.
Nafasnya menderu tidak
teratur.
Emosinya benar-benar meledak
barusan.
Rasa sakit dan kesal
bercampur menjadi satu.
Mom.
“Kalau begitu mulai sekarang anak itu adalah
anakku”
DEG!
Jaejoong mengangkat
wajahnya.
Mata beningnya membulat
tidak percaya.
Menatap Yunho yang balas
menatap tajam ke arahnya.
“A-apa?”
“Kau dengar aku? Mulai sekarang aku akan
menganggap anak itu adalah anakku”
“Tapi ia bukan----”
“Kalau begitu beritahu aku siapa Appanya”
Jaejoong terdiam.
Bibirnya bergetar pelan.
“Wae?
Kenapa kau diam? Anak itu pasti memiliki seorang Appa ania?”
“Ini—Ini bukan urusanmu Yunho ah!”
“Tapi aku---”
“KAU SUDAH MENIKAH! SEBUAH SUMPAH MENGIKATMU!
SATU CINCIN MELEKAT DI JARIMU!!”
DEG.
Yunho terkesiap.
Mata musangnya mengerjap pelan.
Ia menunduk.
Mengacuhkan Jaejoong yang
meringis.
Hatinya terasa semakin
sakit.
Tidak.
Bukan ini yang ia harapkan.
Bukan sebuah perhatian palsu
dari mantan kekasihnya.
Sama sekali tidak!
“Aku..Aku tidak tahu..Aku hanya mengikuti apa
yang hatiku katakan..” Gumam Yunho pelan.
Huh.
Jaejoong menyeringai tajam.
Mengacuhkan air matanya yang
menetes tanpa sadar.
“Lalu kalau begitu sudah semestinya kau
menjauhiku”
TAP!
Namja cantik itu melangkahkan
kakinya.
Berjalan menjauhi Yunho yang
masih terdiam.
Namja tampan itu
menggerakkan mata musangnya pelan.
Tidak.
Ia dejavu.
Sesuatu yang sama seperti
ini.
Tapi apa?
[ “NE!!
AKU MEMANG PENDUSTA!” ]
DEG.
Yunho tersentak.
Kepalanya berdenyut.
Mata musangnya semakin
bergerak gelisah.
[ “Jangan
biarkan aku tenggelam dalam janji manismu..” ]
DEG.
Apa?
Apa itu??
Apa itu??
[ “Aku
mencintaimu” ]
BRUKK!
Yunho terjatuh.
Ia mencengkram rambut
cokelatnya dengan erat.
Keringat dingin membasahi
pelipisnya.
Ada sesuatu yang salah..
Ada sesuatu yang hilang..
Ada sesuatu yang tersembunyi
disini..
Tapi apa?
-------
“Masa lalumu?”
Keybum menaikkan alisnya.
Menatap putra sulungnya
bingung.
“Kenapa mendadak kau bertanya seperti itu
Yunho ah?”
“Jawab saja, aku hanya ingin tahu apa yang
sudah terjadi”
Yeoja bermata kucing itu
terdiam.
Ia sedang berpikir.
“Masa lalumu tentu saja penuh dengan kenangan
kita berdua, sayang” Ujar Ahra tersenyum manis.
Eoh?
Yunho mengangkat wajahnya.
“Benarkah?”
“Ne! Dulu kau selalu mengajakku makan malam
bersama di restoran mewah, dan kita selalu menghabiskan waktu di Villa milik
keluargamu”
“Lalu?”
“Um, aku selalu memasakkan makan siang
untukmu di kantor?”
Yunho menghela nafasnya.
Ia menolehkan pandangannya
ke samping.
“Itu saja? Kau yakin? Apa tidak ada yang
lain?”
Keybum dan Ahra saling
memandang satu sama lain.
“Apa maksudmu sayang? Masa lalumu baik-baik
saja” Ujar Keybum tersenyum.
Yunho menggeleng.
“Ani, tidak, ada sesuatu yang hilang dari
ingatanku, dan itu sangat menggangguku Umma”
“Mungkin hanya perasaanmu saja Yunho”
“Aku sering mendengar sesuatu dari pikiranku
Umma, dan itu adalah teriakan nyaring, dengan bayangan seseorang berkulit putih
pucat, dan dia---”
“CUKUP!!”
DEG.
Yunho terkesiap.
Ia mendongak menatap Keybum
yang berdiri dari duduknya.
“Itu adalah hal yang tidak perlu kau ingat!
Hal yang merusak hidupmu!”
“Mwo?”
“Dengarkan Umma, Yunho, apa yang muncul di
ingatanmu itu adalah sesuatu yang salah!”
“Aku----”
“Kau dengar Umma?”
Yunho terdiam.
Ia tidak menyahut lagi.
“Umma, ini cookies-nya” Ujar Jessica yang baru saja masuk ke ruang tengah.
Ia meletakkan sepiring cookies gula di atas meja.
Tersenyum manis tanpa
mengetahui apa yang telah terjadi di ruang keluarga itu.
-------
Namja tampan itu
menghembuskan nafas panjang.
Ia bingung kenapa Ummanya
begitu melarangnya untuk mengingat sosok cantik yang terlihat sekilas dalam
bayang ingatannya.
Kenapa tidak ada alasan?
Jessica juga menutup mulut
darinya.
DDRRTT…DDRRTTT…
Yunho melirik ponselnya.
Email dari Yoochun.
Oh well, dan namja chubby
itu mengundangnya untuk pergi ke rumah Jaejoong.
Mereka sedang merayakan
pesta kecil-kecilan sebelum pernikahan Yoochun dan Junsu berlangsung minggu
ini.
Namja tampan itu segera
memutar mobilnya.
Menuju perumahan sederhana
yang ada di Tokyo.
CKLEK.
Jaejoong membulatkan mata
beningnya.
Menatap Yunho yang berdiri
di hadapannya saat ini.
“Yoochun mengundangku” Ujar Yunho tersenyum.
Jaejoong tidak menyahut.
Ia hanya bergerak sedikit
memberikan Yunho ruang untuk berjalan masuk.
“Dan ini susu madu-mu, Yoochun bilang kau
ingin minum ini”
“Gomawo”
“Ba-Bagaimana keadaan bayimu? Apakah ia baik-baik saja?”
“Bukan urusanmu”
Yunho hanya tersenyum kecut.
Ia melangkah masuk ke dalam
diiringi Jaejoong.
“Yunho! Kka! Aku sudah menuangkan sampanye-nya!” Kekeh Yoochun.
“Kau mabuk?” Tanya Yunho menaikkan alisnya.
“Ia gampang terpengaruh dengan alkohol” Sahut
Junsu tersenyum.
Namja tampan itu hanya
mengangguk dan duduk di samping Yoochun.
Namja chubby itu
bersenandung lirih.
Ia bernyanyi seraya
menenggak sampanye terakhirnya.
Sebelum ia terjatuh karena
mabuk.
Junsu segera merangkul
kekasihnya.
Ia berdecak kesal dan
membawa namja chubby itu ke dalam kamar tamu.
Meninggalkan Yunho dan
Jaejoong berdua di ruang keluarga.
Hening.
Tidak terdengar apa pun
disana.
Sampai kemudian Yunho
bersuara pelan.
“Apa yang sedang kau pikirkan saat ini?”
Jaejoong menoleh.
Ia menjawab datar.
“Tidak ada”
[ “Tidak
ada yang bisa memisahkan kita berdua, sekalipun Ummaku, karena aku mencintaimu
dan kau mencintaiku” ]
Jaejoong tertegun.
Namun sedetik kemudian ia
hanya tersenyum kecil.
Mata beningnya mengerjap
sayu.
Sementara Yunho hanya diam.
Memperhatikan perubahan
ekspresi wajah namja cantik itu.
“Kalau aku..”
Ucapan Yunho yang
menggantung membuat Jaejoong menolehkan wajahnya.
Namja cantik itu terdiam.
Menyadari kalau jarak di
antara mereka sudah sangat dekat.
Yunho menatap bibir cherry
itu cukup lama.
Kemudian ia mengalihkan
pandangannya ke mata bening itu.
Mengunci Jaejoong tetap
dalam tempat.
“Aku memikirkanmu” Bisik Yunho sebelum
bibirnya mengecup lembut bibir ranum Jaejoong.
Namja cantik itu melenguh
manis.
Kedua mata indahnya refleks
terpejam.
Jujur saja.
Ia benar-benar merindukan
sentuan manis Yunho.
Walau otaknya menolak, tetap
saja raganya yang lebih dulu memimpin.
“Hngh”
Jaejoong sedikit terdorong
ke belakang.
Ia merasakan tekanan Yunho
yang sedikit kuat.
Namja tampan itu membuka
mulutnya.
Memasukkan lidahnya ke dalam
rongga mulut Jaejoong dan mengulum lidah namja cantik itu.
Kemudian ia menghisap bibir
atas dan bawah Jaejoong bergantian.
Mengulumnya dengan lembut
dan menggigitnya nakal.
Membuat namja cantik itu
semakin terbuai di dalam rengkuhannya.
CKLEK.
Junsu yang baru saja keluar
dari kamar terpaku di tempat.
Mata sipitnya membulat.
Menatap kedua namja yang
saling berciuman mesra di atas sofa.
Nafasnya tercekat.
Junsu sulit untuk percaya
apa yang ada di hadapannya saat ini.
Man, mereka berciuman!
Bukankah Jaejoong
memberitahunya kalau ia membenci Yunho karena namja tampan itu membohonginya?
Lalu kenapa…
DUGG!
Ciuman terlepas tiba-tiba.
Yunho menatap penuh tanda
tanya kepada Jaejoong.
Namja cantik itu terlihat
mengatur nafasnya.
Jantungnya berdegup sangat
kencang.
Namun ia masih bisa
mengendalikan emosinya yang menyeruak.
“Pergi!” Usir Jaejoong berteriak.
Yunho terkesiap.
“Jae---”
“PERGI DARI HADAPANKU!! AKU MEMBENCIMU, JUNG
YUNHO!!”
“…”
“GO
AWAY!! PLEASE! AKU TIDAK INGIN TERLUKA UNTUK YANG KEDUA KALINYA, YUNHO AH!
KUMOHON!!”
Apa?
Kedua kalinya?
“Apa maks---”
“Yunho, lebih baik kau pergi sekarang”
DEG.
Namja tampan itu menoleh.
Menatap Junsu yang berdiri
di belakangnya.
Yunho terdiam.
Dahinya mengerut tidak
mengerti.
Namun ia mengangguk pelan
dan melangkahkan kakinya.
Sekali ia menoleh, menatap
Jaejoong yang menangis histeris di sofa.
Kedua tangannya menutup
wajah cantiknya yang memerah.
Sakit.
Yunho mencengkram dada
kirinya.
Ia meringis.
“Aku harus mencari tahu sendiri jika tidak
ada di antara kalian yang bersuara” Desis Yunho lirih.
-------
“Ne Umma, kurasa aku akan terlambat hari ini,
aku ingin berkeliling Jepang”
KLIK.
Yeoja cantik berambut hitam
itu mengerlingkan mata sipitnya.
Ia mengintip dari jendela
mobil yang berwarna gelap itu.
Memperhatikan café La Pomme yang terlihat ramai seperti
biasanya.
Ahra menunduk.
Memandang secari kertas
berisi informasi di sana.
Huh.
Ia tersenyum kecut.
“Tidak kusangka, kau melarikan diri ke Jepang
dan kembali merebut suamiku, Kim” Gumam Ahra terkekeh.
Ia mencengkram erat lembaran
itu.
Mengacuhkan sobekan kecil
yang menyeruak di antaranya.
Giginya menggertak.
Mata sipitnya menatap tajam
melalui jendela café.
“Kumohon Su, aku harus bicara dengannya saat
ini!” Ujar Yunho kesal.
“Tapi Jaejoong tidak ingin bertemu denganmu”
Sahut Junsu pelan.
“Hanya sekali ini saja! Setelah itu aku
berjanji tidak akan mengganggunya lagi!”
“Tapi---”
“Ada yang harus kukatakan padanya!”
Kkhh.
Junsu menggeram kesal.
Ia menatap tajam namja
tampan itu dan berbalik menuju ruangan Jaejoong.
“Awas saja kalau kau macam-macam!” Ancam
Junsu ketus.
Yunho tidak peduli.
Ia segera membuka pintu itu
dan masuk ke dalam dengan terburu-buru.
CKLEK!
Suara pintu yang tertutup
keras itu membuat Jaejoong kaget.
Ia mendongak dan membulatkan
mata beningnya menatap Yunho.
“Dengar Joongie, ada yang harus kukatakan
padamu!” Teriak Yunho seraya meraih pergelangan tangan Jaejoong.
Mencengkramnya dengan kasar.
“A-Apa?” Tantang Jaejoong meringis.
“Aku mencintaimu!“ Ujar Yunho tegas.
DEG.
Jaejoong terdiam.
Nafasnya tercekat.
Matanya bergerak pelan
menatap mata musang itu.
“Kau sudah menikah” Bisik Jaejoong tersenyum
kecut.
Yunho terdiam.
“Kau sudah terikat dalam sebuah ikatan
pernikahan”
“…”
“Kau sudah membuangku..”
“…”
“Kau sudah menghilang dari memoriku..”
Bingo.
Yunho menahan senyumnya.
Ia tahu memang ada yang
disembunyikan selama ini.
Kalimat-kalimat lirih
Jaejoong cukup membuktikan kepadanya kalau ada sesuatu yang tidak diketahuinya
selama ia hilang ingatan.
SRET.
Jaejoong melepaskan
tangannya dari genggaman Yunho.
“Dan aku membencimu” Desis Jaejoong tajam.
DEG.
Jantung Yunho berdenyut.
Perih.
Ada rasa sakit yang mencekat
tenggorokannya.
Membuatnya sesak.
“Hngh!”
Jaejoong tersentak kaget
mendadak.
Ia meringis seraya
mencengkram erat perutnya.
Sakit.
Tidak biasanya bayinya
berulah seperti ini, gosh!
“Akkhhh…Appoo..Ngghhh” Erang Jaejoong
tertahan.
“Joongie? Gwenchana?” Tanya Yunho panik.
Ia menahan tubuh Jaejoong
yang merosot.
Namja tampan itu segera
menempelkan tangannya di atas perut besar Jaejoong.
Mengusapnya dengan sangat
lembut.
Sesekali ia memijatnya.
“Apakah ini yang disebut dengan gerakan pada
bayi?” Tanya Yunho polos.
Eoh?
Jaejoong tertegun.
Sudah lama sekali ia tidak
melihat ekspresi konyol itu.
Namja cantik itu menahan
tawanya.
Ia tentu tidak ingin merusak
suasana kacau yang baru saja terjadi.
Tapi, setelah Yunho menyentuh perutku bayinya kembali tenang.
Apa mungkin, karena aku berkata seperti itu barusan?
-------
Jung Ahra menatap tajam
pintu yang terbuka dari balik majalahnya.
Memandang Yunho yang baru
saja kembali dari café bernuansa klasik itu.
“Dari mana saja kau?” Tanya Ahra pelan.
Yunho menggumam tidak jelas.
Ia meletakkan jaketnya di
atas sofa dan duduk di samping adik kandungnya.
Jessica menoleh.
Tersenyum kepada Yunho.
Namja tampan itu balas
tersenyum.
Kemudian ia menatap ketiga
yeoja yang ada di sekitarnya.
“Aku akan segera kembali ke Seoul besok”
Mwo?
Ahra, Keybum dan Jessica
mendelik kaget ke arah Yunho.
“Seoul? Untuk apa? Bukankah perusahaan
disini---”
“Ada hal penting yang harus kulakukan, Umma”
Hem.
Yeoja bermata kucing itu
mengerlingkan matanya.
Yunho menelan salivanya.
Namun ia segera menutupi
kegugupannya dengan tertawa pelan.
“Umma tidak perlu khawatir, aku hanya harus
menemui Direktur Hwang yang sudah membuat janji meeting denganku bulan ini”
Keybum tidak menyahut.
Ia hanya mendesah pendek.
Yunho kembali tersenyum.
Mengacuhkan Ahra yang
menyeringai tajam.
Well, dan aku akan memanfaatkan keadaan itu sebaik mungkin, sayang.
Kuharap pertemuanmu dengan namja jalang itu tadi siang tidak menjadi
pembicaraan yang sia-sia.
Karena setelah kau kembali ke Jepang, Kim Jaejoong akan musnah di
tanganku.
TBC.
:D
aaah masih gak tau mau koment apa, yang jelas pingin nyeburin ahra kesumur, itu aja
BalasHapusKetemu blog ini penuh dgn pair yunjae....,...sbg anak yunjae#plakk......tentunx lalap hbs#api kale hehehe.......lanjut chingu.....pasti diriku menjadi pembaca setiamu ♡♡♡♡
BalasHapuskl arha bikin menderita balik aja #bw golok modeon