Tittle: THE DOCTOR
Genre:
YAOI
Author:
Shella Rizal a.k.a Park Sooji
Cast:
Yunjae and other
Length:
ONESHOOT
Rating:
family-romance-friendship-gelundungan
WARNING:
BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2
kutang Jae umma*
-------
“Tidak perlu sederetan kalimat penuh sastra,
cukup dua pasang mata yang saling menatap dalam diam, karena cinta itu
sederhana..”
.
.
.
“UMMA!”
Namja cantik itu menjerit
histeris saat mata bulatnya menangkap sosok sang Umma yang hampir pingsan di
dekat pintu dapur.
Jaejoong segera berlari
menghampiri Ummanya dan menahan tubuh yeoja berwajah angkuh itu.
Kim Heechul terbatuk ringan.
Ia terlihat sangat pucat.
“Umma gwenchana? Aigoo, bukankah sudah
kukatakan agar Umma berbaring saja eoh? Masalah kedai Umma tidak perlu
khawatir!” Ujar Jaejoong mengerutkan dahinya.
Heechul mendesah pendek.
Ia menurut saat Jaejoong
membaringkannya di atas ranjang dan menemaninya sampai terlelap.
Oh well.
Jaejoong adalah putra
satu-satunya yang ia miliki dari suaminya yang telah meninggal karena radang
paru-paru kronis.
Heechul seorang wanita yang
tegar, ia berusaha menghidupi putranya yang cantik itu sekuat tenaga.
Tapi sayang, pekerjaannya
yang mengharuskan dirinya memetik pucuk teh di kebun setiap jam 5 pagi membuat
stamina tubuhnya melemah.
Bertarung dengan dinginnya
suhu daerah pegunungan setiap hari.
Kim Heechul mengidap Tuberculosis akut.
Ia tidak akan pernah bisa
sembuh kecuali meminum obat secara rutin tanpa berhenti selama setahun penuh.
Tapi masalahnya adalah,
mereka tinggal di sebuah desa mungil yang bahkan tidak terdapat di dalam peta.
Desa dimana harga sebutir
obat saja dapat membuat mereka terpaksa mencekik leher 24 jam.
“Bertahanlah Umma” Bisik Jaejoong lirih.
Namja cantik itu memejamkan
mata beningnya pelan.
Berusaha menahan air matanya
yang hendak menetes.
Tidak.
Ia tidak pernah menyalahkan
Ummanya yang melarikan diri dari rumah keluarganya yang kaya raya hanya untuk
menikah dengan seorang pedagang miskin bernama Hangeng.
Sama sekali tidak.
Jaejoong hanya menyesali
nasib mereka yang begitu menyedihkan ini.
Gosh.
Pernikahan kedua orang
tuanya tidak pernah direstui oleh harabojinya kau tahu itu huh?
“Um-Umma, aku jaga kedai dulu ne? Siapa tahu
ada pembeli, Umma istirahat yang benar ara?”
Heechul tersenyum lemah.
Ia mengangguk dan terbatuk.
Mata beningnya yang sayu
menatap punggung putranya yang sudah menghilang di balik pintu.
GREK.
Jaejoong membuka pintu
kedainya lebar-lebar.
Ah, cuaca hari ini seperti
biasa.
Panas dengan suhu yang
sejuk.
Ck.
Namja cantik itu tersenyum
kepada seorang anak kecil yang membeli permen gula di kedainya.
“Unnie, cha”
Jaejoong tersenyum manis.
Ia mengambil koin yang
diberikan gadis mungil itu.
Well, namja cantik ini tidak
pernah melarang yeoja berambut ikal yang satu itu untuk memanggilnya dengan
sebutan yang benar.
“Ah, Ahjuma otte?” Tanya gadis itu.
Jaejoong tersenyum sendu.
Ia berjongkok di hadapan
yeoja berambut ikal itu dan mengecup
lembut puncak kepalanya.
“Ahjuma sedang istirahat”
“Batuk lagi ne?”
“Um, makanya Sooji harus menjaga kesehatan
sebaik mungkin agar tidak sakit ne?”
“Tapi Soo bisa ke rumah sakit kalau sakit”
“Eoh?”
“Unnie belum tahu ya? Kalau sudah ada rumah
sakit baru di ujung desa?”
Mwo?
Namja cantik itu membulatkan
matanya.
Rumah sakit?
Kenapa ia tidak tahu?
“Unnie, Unnie~”
“Nee? Waeyo?”
“Hehehe, Dokternya tampan lho~”
Eoh?
Jaejoong menaikkan alisnya.
-------
Mata bening itu bergerak
pelan.
Memperhatikan koridor rumah
sakit kecil yang terlihat sepi itu.
Hanya beberapa perawat yang
tampak mondar mandir.
“Um, Mianhae, aku ingin memeriksakan Ummaku”
Ujar Jaejoong kepada salah satu suster.
Suster cantik itu menoleh.
Ia mengangguk dan tersenyum
manis.
“Silahkan lewat sini, Unnie”
Jaejoong menaikkan alisnya.
Dahinya mengerut lucu.
“Aku laki-laki, suster”
“Omo! Mianhaeyo!”
“Gwenchana”
Suster ber-name tag Han Sang Bin itu tersenyum
kecil.
Ia menunduk malu dan
mempersilahkan Jaejoong beserta Ummanya untuk masuk ke dalam ruangan sang
Dokter.
CKLEK.
“Mianhae, aku---”
DEG.
Namja cantik itu terdiam.
Mata beningnya membulat
dalam sekejap.
Mendadak nafasnya terasa
tercekat.
Jantungnya berdebar tidak
karuan.
Oh gosh, perutnya sakit
seperti banyak kupu-kupu yang berterbangan di dalam sana.
Jaejoong merasakan wajahnya
panas.
Demi apa, namja tampan yang
berdiri di hadapannya saat ini benar-benar tampan!
Ah, tidak, lebih dari kata
tampan!
Jaejoong menggerakkan
matanya, membaca tulisan yang ada di name
tag jas putih dokter tersebut.
‘Jung Yunho’
Omo, namanya benar-benar pas.
Sementara itu, sang Dokter
yang baru saja berdiri dari duduknya terkesiap kaget.
Mata musangnya tidak
berkedip sekali pun.
Mendadak ia melupakan
bagaimana caranya untuk bernafas.
Oh my.
Ia tidak pernah melihat
sosok yang secantik ini seumur hidupnya, tidak sama sekali!
Yunho merasakan gugup yang
luar biasa.
Ia tersenyum kaku dan
mempersilahkan mereka masuk.
DEG DEG DEG.
Yunho dan Jaejoong saling
menatap satu sama lain.
Kemudian mereka segera
memalingkan wajah.
Namja cantik itu menggigit
bibir bawahnya.
Berharap dalam hati agar
Dokter tampan itu tidak mendengar suara detak jantungnya yang berpacu cepat.
“U-Ummaku sakit” Bisik Jaejoong lirih.
Omo.
Yunho tertegun.
Ia mencengkram kedua
tangannya yang berada di bawah meja kerjanya.
GOSH!
Kenapa suaranya bisa
terdengar begitu merdu dan halus?
“N-Ne, aku—Akan segera memeriksanya”
“Gwenchana, aku hanya ingin menanyakan
keadaan Ummaku”
“E-EH? Kau tidak ingin tahu apa penyakitnya?”
Jaejoong tersenyum kecil.
Ia menggeleng.
“Ummaku mengidap Tuberculosis akut, Dokter”
Yunho terdiam.
Matanya segera melirik yeoja
pucat yang duduk di samping Jaejoong.
Kemudian ia segera memakai
maskernya dan menyuruh yeoja itu untuk berbaring di atas ranjang pemeriksaan.
Sementara Jaejoong menunggu
di tempatnya.
Jaejoong merapatkan bibirnya
sebisa mungkin.
Hanya matanya yang terus
menjelajah.
Memperhatikan betapa rapinya
ruangan ini.
Um, dan udaranya wangi mint
segar.
Jaejoong tersenyum manis
tanpa sadar.
Lima menit kemudian Yunho
membuka tirainya.
Ia membantu Umma Jaejoong
untuk kembali duduk di kursi.
Kemudian ia menatap Jaejoong
dengan tajam.
“Apakah kau memiliki seorang kenalan? Ia bisa
membawa pulang Ummamu sementara aku berbicara denganmu” Ujar Yunho.
Jaejoong tertegun.
Mendadak ia merasa gelisah.
Apakah itu artinya Ummanya
sudah sangat parah?
“Ne” Sahutnya pelan.
Namja cantik itu segera
menghubungi tetangganya yang bernama Changmin.
Ia menyuruh namja berwajah
kekanakan itu untuk menjemput Ummanya di rumah sakit.
Setelah itu ia kembali
menghampiri Yunho.
Namja tampan itu melepas
stetoskopnya.
Ia mengangkat wajah.
Hanya diam sekedar mencuri
waktu menikmati wajah cantik itu.
“Otte? Bagaimana keadaannya?”
Yunho terkesiap.
Ia segera mengerjapkan
matanya dan bersikap senormal mungkin.
“Anu, apakah Ummamu tidak pernah mengkonsumsi
obat untuk penyakitnya?”
“Ani, tidak pernah”
“…”
“Ke-Kenapa? Ada yang salah?”
“Siapa namamu?”
“Kim Jaejoong”
“Jaejoong ah”
“Ne?”
“Sebenarnya aku tidak ingin mengatakan ini
kepadamu, tapi aku harus, kau harus tahu kalau Tuberculosis yang diidap oleh Ummamu sudah meradang ke seluruh
saluran pernafasannya”
DEG.
Jaejoong membulatkan
matanya.
“Waktunya tidak lama lagi..”
Namja cantik itu tertegun.
Ekspresinya berubah menjadi
kosong.
Ia menatap Yunho dengan
tatapan yang tidak bisa diartikan.
Namja cantik itu merasakan
pipinya basah.
Ia menunduk dan mengusap
pipinya.
Kemudian ia kembali menatap
Yunho.
Namja tampan itu segera
beranjak dari duduknya.
Ia memeluk Jaejoong yang
mulai mengeluarkan suara tangisnya.
Ia terisak lirih di dalam
pelukan Yunho.
Namja tampan itu tidak bisa
berbuat banyak.
Ia hanya bisa mengusap
punggung Jaejoong untuk menenangkannya.
“A-Apakah tidak ada jalan lain?”
“Aku takut untuk berkata tidak, Kim Jaejoong”
“Hiks”
Namja cantik itu menundukkan
wajahnya.
Membiarkan tangisnya tumpah
di pelukan Yunho.
Gosh.
Ummanya adalah seorang
wanita terhebat yang pernah ia miliki.
Dan sekarang ia harus
bersiap untuk kemungkinan ditinggali oleh yeoja cantik berwajah angkuh itu.
-------
“Umma benar baik-baik saja?”
“Nee Umma baik-baik saja, Joongie! Kka,
pergilah mengambil Vitamin Umma di rumah sakit!”
“Ne”
“Hehehe, Jaejoongie, Dokter Yunho sangat
tampan bukan?”
“Mwo? Umma bicara apa eoh?”
“Aish, kau ini! Umma tahu kalau kau sudah
menyukainya sejak pertama kali kau bertemu dengannya, anak bodoh!”
Jaejoong terkekeh lirih.
Ia menggaruk tengkuknya yang
tidak gatal seraya memalingkan wajahnya.
Berusaha menghilangkan rona
merah yang menyemburat di pipinya.
“Dan Umma rasa Dokter itu juga sama denganmu”
Eh?
Namja cantik itu membulatkan
matanya.
Ia tertawa menanggapi
komentar dari yeoja cantik itu.
Jaejoong sudah selesai
mengancingi jaket kesayangannya.
Ia berbalik dan melambai
kepada Ummanya.
Kemudian ia berlari menuju
rumah sakit.
Namja cantik itu terus
berlari menelusuri koridor.
Sampai kemudian mata
beningnya menatap sebuah pintu berwarna putih yang terkesan angkuh dan halus di
saat yang bersamaan.
Jaejoong menelan salivanya
gugup.
“A-Anyeong haseyo”
DEG!
Yunho yang sedang membaca
buku kesehatannya tersentak kaget.
Ia segera berdiri dan
tersenyum manis kepada namja cantik itu.
“Aku ingin mengambil vitamin untuk Umma”
Yunho mengangguk.
Diam-diam ia tersenyum
manis.
Oh well.
Sebenarnya Jaejoong bisa
saja mengambil obat itu ke apotek terdekat.
Tapi namja tampan itu
sengaja menyuruh suster untuk mengatakan kepada Jaejoong agar mendatangi
ruangannya.
Ah, merindukan Jaejoong hm?
“Duduklah dulu, aku akan menyuruh suster
untuk mengambil vitaminnya” Ucap Yunho lembut.
Jaejoong mengangguk.
Ia segera duduk di hadapan
Yunho dan menundukkan wajahnya.
Oh mom.
Ia benar-benar merasa gugup.
“Jae? Waeyo? Wajahmu sangat merah, apa kau terkena
demam?”
DEG.
Jaejoong sontak mengangkat
wajahnya.
Ia baru saja hendak
menggelengkan kepalanya.
Namun gerakannya terhenti
saat mata beningnya menangkap wajah tampan Yunho yang berjarak sangat dekat
dengannya.
“Biarkan aku memeriksamu Jae..” Bisik Yunho
halus.
Jantung Jaejoong semakin menggila.
Wajahnya terasa panas saat
namja tampan itu menyentuh dada kirinya pelan dan mengusapnya lembut.
Perlahan mata bening
Jaejoong terpejam manis.
Nafasnya memberat saat Yunho
mengecup dahinya lama.
TOK TOK TOK!
“Dokter Jung! Saya mengantarkan Vitamin yang
anda minta!”
DEG!!
Kedua namja itu tersentak
kaget dan saling menjauh satu sama lain.
Wajah mereka sama-sama
terlihat memerah.
Jaejoong menundukkan
wajahnya dalam.
Yunho segera membuka pintu
ruangannya dan mengambil obat itu.
Ia terdiam setelah menutup
pintu.
Jantungnya berdebar kencang.
Ya tuhan, apa yang baru saja
dilakukannya?
Tubuhnya bergerak sendiri.
Gosh.
“Cha, be-berikan ini kepada Ummamu setelah
kau pulang” Ujar Yunho menyerahkan obat itu kepada Jaejoong.
Namja cantik itu mengangguk.
Ia meraih Vitamin itu dengan
jemari yang bergetar halus.
Kemudian ia segera beranjak
membuka pintu.
“Jae!”
DEG.
“N-Ne?”
“Istirahatlah, sepertinya kau demam ringan”
Jaejoong tertegun.
Lalu ia mengangguk dan
berlari keluar dari ruangan Yunho.
Namja tampan itu menghela
nafasnya.
Ia mendesah pendek dan
merebahkan tubuhnya di atas kursi.
Jemarinya memijat pelipisnya
pelan.
Omo, apa yang harus ia
lakukan?
Namja cantik itu berhasil
membuatnya lupa diri.
-------
“Aku pulang---”
“KKKYYYYAAAA!! JAEJOONGIEEE!!!”
Eoh?
Jaejoong mengernyitkan
dahinya.
Menatap Ummanya yang berlari
ke arahnya seraya melompat lucu.
Wajah pucatnya terlihat
berseri-seri saat ini.
Namja cantik itu menaikkan
alisnya dan menyentuh kedua sisi pundak Ummanya.
“Umma? Apa yang Umma lakukan eoh? Bukankah
Umma masih sakit?” Tanya Jaejoong bingung.
Kim Heechul terkekeh geli
dan menepuk keras pipi putranya.
Ia tersenyum sumringah.
“Harabojimu menghubungi Umma barusan, ia mengatakan
kalau ia menyesal tentang apa yang sudah terjadi di masa lalu, dan ia ingin
kita kembali ke Seoul untuk tinggal dengannya! Hehehehe, aigoo, Umma
benar-benar senang Joongie ah~ Ternyata selama ini Harabojimu mencari kita!”
Cerocos Heechul terkekeh senang.
DEG.
Jaejoong terdiam.
Mata beningnya bergerak
memandangi wajah cantik Ummanya.
Harabojinya? Tinggal bersama
dengan Harabojinya?
Seoul?
Mendadak Jaejoong merasakan
nafasnya sesak.
Bukankah itu berarti ia
tidak akan bisa bertemu lagi dengan Dokter berwajah tampan itu?
“Jaejoongie? Wae? Wajahmu terlihat seperti
tidak senang, sayang” Ujar Heechul.
Jaejoong tersenyum kecut.
Ia menggeleng lemah.
“Aniya, tapi, bagaimana dengan penyakit
Umma?”
“Aish, anak bodoh, hehehe, di Seoul banyak
Dokter yang lebih hebat, sayang, dan lagi, kalau Umma mau Umma bisa keluar
negeri dan berobat disana!”
“Sepertinya Umma tipe yeoja yang senang
berfoya-foya ketika masih muda dulu -_-”
“Apa kau bilang?”
“Ani, aniya, oppsso!”
Heechul tersenyum manis.
Ah, ia merasa sudah sembuh
sekarang~
Mengingat tubuhnya akan
kembali dimanja dengan Spa mewah milik keluarganya.
Kartu kredit yang akan
kembali tergenggam olehnya.
Yeoja cantik ini benar-benar
excited.
“Aigoo~ Aku mencintaimu Gege yah” Desah
Heechul pelan.
Ia mengusap dadanya dan
terbatuk pelan.
Kemudian ia berjalan
memasuki kamarnya dengan kekehan geli yang membahana.
Jaejoong merinding
melihatnya.
Namja cantik itu menghela
nafas panjang dan berjalan menuju kamar mandi.
Ia membakar kayu di bawah
bak mandi untuk menghangatkan airnya.
Tapi kemudian ia terdiam.
Wait.
[ “Istirahatlah,
sepertinya kau demam ringan’ ]
Hmp.
Senyum Jaejoong terulas
mengingat hal itu.
Ia segera meniup api yang
telah muncul dan mematikan kobaran mungilnya.
Namja cantik itu membuka
seluruh pakaiannya dan mencelupkan kakinya ke dalam air yang ada di dalam bak
itu.
CLUP.
DEG.
Jaejoong merinding.
Giginya bergemeletuk ringan.
“Di-Dingin sekali..bbrr”
Namja cantik itu memejamkan
matanya erat.
Ia tetap menenggelamkan
seluruh tubuhnya ke dalam air bak.
Tidak lama kemudian ia
terkekeh kecil.
Hehehe, setelah ini ia pasti
demamnya akan semakin parah.
Lalu ia akan kembali bertemu
dengan Yunho.
Ah, cinta memang aneh.
“Hatciiihh!”
Jaejoong memeluk erat
tubuhnya.
Kepalanya mulai terasa
pusing.
Sepertinya ia masuk angin.
Oh well.
Tentu saja.
Ia sudah berendam di dalam
air dingin itu hampir satu jam.
Bahkan hidungnya sudah
sangat memerah sekarang.
“Bbrrr…”
Jaejoong menggigil.
Ia beranjak dari bak dan
mengeringkan tubuhnya.
Setelah itu ia mengenakan
piyamanya dan masuk ke dalam kamar.
“Uuhh..hhnnnhh…hh”
Kim Heechul mengernyitkan
dahinya.
Ia menoleh menatap putranya
yang sudah berbaring di ranjangnya.
Yeoja cantik itu berjalan mendekati
Jaejoong.
Kemudian ia menyentuh tubuh
putranya.
“Omo! Badanmu sangat panas Joongie ah! Apa
kau sakit? Kenapa kau bisa sakit? Bukankah tadi masih sehat-sehat saja eoh?”
Rentet Heechul panik.
Jaejoong tidak menyahut.
Ia merasakan kepalanya berat.
Seluruh tubuhnya menggigil.
Namja cantik itu bergelung
di atas ranjang.
“Kka! Minum saja Vitamin Umma! Besok Umma
akan mengantarmu ke rumah sakit!”
Hmp.
Senyum manis itu terulas
tanpa sadar.
Mengingat wajah tampan Yunho
yang akan kembali dilihatnya.
-------
“Nnggghh..hhh..hh”
Nafas Jaejoong terus menderu
tidak tenang.
Tubuhnya semakin panas.
Wajahnya tampak memerah
dengan keringat dingin yang menetes dari pelipisnya.
Yunho yang baru memeriksa
Jaejoong menghela nafasnya.
Ia menoleh menatap Heechul
dan tetangganya yang bernama Changmin.
“Jaejoongie demam parah, kenapa bisa seperti
ini?” Tanya Yunho menaikkan alisnya.
Heehcul terkejut.
Namun ia segera menggeleng.
“Mollaseo, padahal kemarin masih sehat”
Ujarnya.
Yunho tidak menyahut.
Ia hanya kembali menatap
wajah namja cantik itu.
Kemudian ia kembali melirik
Heechul.
Dahinya mengernyit.
Beberapa hari yang lalu
Ummanya yang terlihat sakit parah.
Sekarang malah putranya yang
terlihat sakit parah.
Aigoo.
“Um, lalu, bagaimana dengan kesehatanmu
Ahjuma?” Tanya Yunho pelan.
“Hehehe, kau tidak perlu khawatir Dokter, aku
sudah merasa sangat sehat sekarang~” Sahut Heechul terkekeh.
Eoh?
“Aku dan Jaejoong akan segera pindah ke Seoul
dan tinggal disana”
DEG.
Yunho terdiam.
Mata musangnya mengerjap
pelan.
Mendadak hatinya berdenyut.
Namun ia segera memaksakan
untuk tersenyum dan mengangguk.
“Kka, Changmin ah, tidak ada yang menjaga
kedai di rumah” Ajak Heechul.
Namja berwajah kekanakan itu
mengangguk patuh.
Ia segera mengikuti Heechul
beranjak dari ruangan Yunho.
Namja tampan itu menatap
Jaejoong saat pintu sudah tertutup.
Kemudian ia menempelkan
dahinya dengan dahi Jaejoong.
“Bodoh..Kenapa kau bisa sakit huh?” Bisik
Yunho lirih.
Namja cantik itu bergumam
tidak jelas.
Yunho tersenyum kecil dan
mengusap lembut pipi Jaejoong.
“Tidurlah, aku akan memindahkanmu ke kamar
rawat yang ada” Sambung Yunho lagi.
Jaejoong tidak menyahut.
Ia hanya mengangguk.
Namja tampan itu menyisipkan
satu lengannya di tengkuk Jaejoong dan yang satunya lagi di bawah lutut namja
cantik itu.
Kemudian ia menggendongnya
dan membawa Jaejoong ke ruang rawat yang ada di dekat ruangannya.
Membaringkan namja cantik
itu di atas ranjang, lalu memasangkan infus di pergelangan tangannya.
“Ungh”
Yunho menoleh.
Memandang Jaejoong yang
melenguh tidak nyaman.
Namja cantik itu memaksakan
matanya untuk terbuka.
“A-Aku tidak ingin ke Seoul..Hh..hh..Ani..”
Racau Jaejoong tidak jelas.
Yunho mendekati namja cantik
itu.
Ia mendekatkan wajahnya
dengan wajah Jaejoong dan menyurukkan hidung tegasnya di pipi kiri namja cantik
itu.
“Aku juga tidak ingin kau pergi Joongie
ah..Aku..Kurasa aku sudah jatuh cinta padamu..” Bisik Yunho lirih.
Namja tampan itu mengecup
lembut mata Jaejoong yang terpejam.
Jemarinya mengusap lembut
tetes bening yang mengalir dari sana.
Kemudian ia mengecup pelan
bibir cherry Jaejoong.
-------
Suasana kedai terasa sepi
saat ini.
Hanya tampak sosok cantik
yang sedang duduk di antara kardus-kardus yang berisi barang penting milik Ummanya.
Jaejoong menghela nafasnya.
Ia menunduk.
Dahinya mengernyit.
“Apakah itu hanya mimpi?” Gumam Jaejoong
pelan.
Mata beningnya mengerjap
sendu.
Ia tidak mengingatnya dengan
jelas.
Saat itu ia sedang demam dan
pusing disaat yang bersamaan.
Tapi menurut penuturan
suster bernama Sangbin itu Yunho memang menggendongnya ke dalam ruang rawat.
SET
Jaejoong menyentuh lembut
bibirnya.
Ia mendesah.
[ “Aku
juga tidak ingin kau pergi Joongie ah..” ]
Mimpikah?
“Jae! Kau sudah siap, sayang?”
Jaejoong tersentak kaget.
Ia terlonjak dan menatap
Ummanya yang terlihat sangat cantik.
Ia bahkan tidak tampak
seperti orang sakit.
“Umma”
Heechul mengangguk.
Menatap Jaejoong yang
berjalan mendekatinya.
“Umma aku---”
“Kau tidak ingin pergi kan?”
Eh?
Mata bening Jaejoong
membesar.
Menatap Heechul yang
tersenyum lembut kepadanya.
“Kau pikir Umma bodoh? Aish, jeongmall” Ucap
Heechul seraya menoyor dahi Jaejoong.
Namja cantik itu mempoutkan
bibirnya.
Ia mengusap dahinya yang
terasa sakit.
“Kau bisa menyusul Umma besok pagi, Umma akan
menjemputmu di Stasiun, arra?”
“Umma..Huks..”
“Y-YA?! Kenapa kau malah menangis, anak
bodoh?!”
“Aku sayang Ummaaaaa~! Huwwweee~~”
Aigoo.
Heechul tertawa geli.
Ia menepuk punggung Jaejoong
yang memeluknya dengan erat.
Kemudian ia mengecup lembut
puncak kepala namja cantik itu.
“Jaga dirimu, ne? Umma menyayangimu”
“Hati-hati di jalan, Umma, sampaikan
permintaan maafku kepada Haraboji karena datang terlambat”
Heechul mengangguk.
Ia mengulas senyum manisnya.
Yeoja cantik itu melangkah
masuk ke dalam Limousin metalic hitam yang dikirimkan Appanya.
Mata sipitnya mengerling
kepada Jaejoong.
Ia tersenyum dan menutup
pintu mobil itu.
Tidak lama kemudian suasana
terasa sepi.
Jaejoong masih berdiri diam
di tempatnya.
Menatap Ummanya yang sudah
menghilang.
Hmp.
Namja cantik itu tersenyum
kecil dan mengusap air matanya.
DRAP DRAP DRAP!
Jaejoong berlari memasuki
rumah mungilnya.
Mencari es batu yang dijual
di dalam kedainya.
Namja cantik itu membuka
pintu kulkas dan mengambil beberapa potong es batu itu.
Kemudian ia memasukkannya ke
dalam mulut.
Mengunyahnya dengan gigi dan
mendiamkannya di dalam sana.
“Ngh”
Namja cantik itu meringis.
Ia merasakan rongga mulutnya
seakan membeku dan berdenyut sakit.
Setelah lima belas menit
Jaejoong berlari dari rumahnya.
Menuju rumah sakit yang ada
di ujung desa dan membuang es batu yang masih dikulumnya.
“Hiha akhu behrthemhu Dhoktherl Jhung? (Bisa
aku bertemu Dokter Jung?)”
Suster berwajah cantik itu
mengernyitkan dahinya.
Jaejoong menunjuk mulutnya
seakan memberitahu kalau ia sedang sakit.
Kemudian suster itu
mengangguk.
Jaejoong segera masuk ke
dalam ruangan Yunho.
CKLEK.
Namja tampan yang sedang
menulis laporan kesehatan itu mengangkat wajahnya.
Ia terkejut menatap Jaejoong
yang memasuki ruangannya.
“Joongie? Bukankah kau sudah pergi?”
Jaejoong menggeleng.
Ia membuka mulutnya dan
menunjuk rongga mulutnya.
Membuat Yunho segera
beranjak mendekatinya dan mendudukkan Jaejoong di ranjang pemeriksaan.
Namja tampan itu
menghidupkan senter kecilnya dan menyenter mulut kecil Jaejoong.
Hening.
Tidak terdengar pembicaraan
apa pun sampai kemudian Yunho mematikan senternya dan menatap mata bening itu.
“Apakah demam yang waktu itu juga disengaja?”
Tanya Yunho pelan.
Jaejoong tidak menyahut.
Oh well.
Yunho seorang Dokter, ia
tahu kalau rongga mulut Jaejoong membeku karena namja cantik itu sengaja
mendiamkan es batu disana.
Namja tampan itu menarik
tengkuk Jaejoong.
Ia memejamkan matanya seraya
menempelkan bibirnya dengan bibir Jaejoong.
Membuat namja cantik itu
tertegun.
Namun kemudian ia segera
menutup mata indahnya.
Jaejoong meringis.
Ia mencengkram lengan Yunho
dan membuka mulutnya saat lidah hangat Yunho memaksa masuk.
“Enngghh..ngckk..ckk”
Namja cantik itu memejamkan
matanya erat.
Yunho memiringkan wajahnya
dan menekan-nekan lidahnya di rongga mulut Jaejoong.
Menjilatnya pelan dan
menggeseknya lembut.
Membuat Jaejoong merasakan
tenang perlahan.
Panas lidah Yunho membuat
rongga mulutnya tidak lagi dingin dan berdenyut.
“Mngh”
Jaejoong menggerakkan
bibirnya balas melumat bibir Yunho.
Namja tampan itu melambatkan
gerakan bibirnya.
Ia menghisap bibir atas
bawah Jaejoong bergantian.
Kemudian ia menghentikan
ciuman mereka.
“Hhhhh…hhh..hhhh”
Suara deru nafas terdengar
berkejaran.
Jaejoong dan Yunho sama-sama
merasakan sesak.
Namja cantik itu membuka
matanya.
Menatap mata musang Yunho
yang sedang menunggu jawaban dari mulutnya.
Jaejoong bersuara lirih.
“Ne..Semuanya..Demam waktu itu..Dan sakit
kali ini..Aku memang sengaja melakukannya..”
“…”
“Karena..Karena aku mencintaimu Yunho
ah..Tapi aku tidak tahu bagaimana cara mengungkapkannya kepadamu..Aku---”
“Tidak perlu sederetan kalimat penuh sastra,
cukup dua pasang mata yang saling menatap dalam diam, karena cinta itu
sederhana..”
DEG.
Mata bening Jaejoong
bergerak pelan.
Menatap Yunho yang tersenyum
lembut kepadanya.
Namja tampan itu mengecup
manis pipi dan dahinya.
“Aku mencintaimu, Jaejoongie..”
Yunho menggerakkan ibu
jarinya.
Mengusap sudut mata Jaejoong
yang basah.
Namja cantik itu balas
tersenyum manis.
Kemudian ia kembali
memejamkan kedua matanya saat Yunho menyatukan bibir mereka lagi.
Bergelut dalam lumatan manis
yang hangat.
“Tinggallah bersamaku disini, aku akan
menjagamu” Bisik Yunho pelan.
“Umma tidak akan mengizinkan aku, Yunho..”
Sahut Jaejoong balas berbisik.
“Ani, ia tidak akan menolak kalau kita
menikah terlebih dahulu”
Jaejoong tersenyum manis.
Ia mengusap lembut wajah
Yunho dan terkekeh kecil seraya mengangguk.
Ne Sooji ah, kau benar.
Dokter yang satu ini memang sangat tampan.
END.
Aku juga mau kalo dokter nya appa mah >.<
BalasHapusAku juga mau kalo dokter nya appa mah >.<
BalasHapus