This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Senin, 21 Juli 2014

FF/YAOI/YUNJAE/TWOSHOOT/RICHIE HO RICH SEKUEL/PART 2 *END*



PART 2.

Jaejoong membuka pelan pintu kamarnya setelah menidurkan Jaeho dan Junhon.
Namja cantik itu menahan nafasnya melihat sang Richie terduduk di pinggir ranjang.
Membelakangi dirinya.
Hati Jaejoong sesak.
Ia menutup pintu dan memeluk Yunho dari belakang.
Menyurukkan wajahnya di bahu namja tampan itu.

Yunho menutup wajahnya dengan kedua tangan.
Jaejoong tahu suaminya menangis.
Hal yang tidak pernah dilakukannya selama ia mengenal namja tampan ini.
Oh Tuhan, hatinya ikut terluka.

  “Apakah aku salah? Semuanya?” Bisik Yunho serak.


Tangis Jaejoong pecah.
Ia mempererat pelukannya pada namja tampan itu.
Mencoba memberikannya kekuatan lebih.
 
  “Aku meminta Jaeho memanggilku dengan sebutan yang berbeda karena aku ingin dispesialkan oleh mereka, aku ingin menunjukkan pada dunia kalau aku punya dua putra yang luar biasa” Ujar Yunho meringis. Menahan sakit di hatinya.

Jaejoong beringsut duduk di samping kekasihnya.
Meraih jemari itu dan mengusap lembut pipi basah sang jutawan.
Oh, Appa mana yang tidak sedih melihat putranya sendiri lebih memilih menyayangi orang lain dibandingkan dirinya?
Yunho benar-benar terluka.

  “Aku berusaha mendidik Jaeho untuk sedikit lebih di atas Junhon karena ia kakaknya, karena suatu saat nanti ia yang akan menggantikan posisiku di perusahaan, dan aku..Aku sengaja meninggalkan Jaeho di rumah setiap hari karena aku tidak ingin kau kesepian. Aku tahu ia dekat denganmu Boo”

  “Yunnie..”

  “Apa aku salah, Boo? Aku..Aku tidak becus menjadi seorang Appa..”

Air mata Yunho kembali berjatuhan.
Ia tampak lemah.
Hanya di hadapan Jaejoongnya.
Namja cantik itu menangkup penuh sayang wajah suaminya.
Mengusap setiap air mata yang turun.

  “Kau hanya terlalu bersemangat, sayang, Jaeho dan Junhon adalah pengalaman pertama untukmu, untuk kita berdua” Ucap Jaejoong lembut.

  “Maafkan aku..” Bisik Yunho pelan.

  “Oh Yunnie”

Jaejoong segera melingkupi namja tampan itu dengan pelukan eratnya.
Mencoba mengurangi rasa sedih kekasihnya.

  “Membagi rata kasih sayang untuk anak kembar memang tidak semudah yang dibayangkan, Yunnie, jangan memperlakukan Jaeho seperti itu lagi. Ia memang seorang kakak, tapi tetap saja mereka itu kembar”

  “Mianhae..”

  I hate your tears, Yunnie..Please, uljima..”

Yunho menghembuskan nafas panjang.
Gosh.
Tidak pernah ia sesentimentil ini seumur hidupnya.
Kedua putranya punya pengaruh besar dalam hidupnya.
Yunho berjanji pada dirinya kalau ia akan mengubah segalanya besok pagi.

Ia akan menyayangi Jaeho sebagaimana yang namja almond itu inginkan.

  “Kurasa lebih baik kita segera tidur” Bujuk Jaejoong.

Yunho mengangguk.
Ia melonggarkan pelukan mereka dan mengecup bibir ranum Jaejoong.
Melegakan pikirannya dengan sedikit cumbuan dari kekasih cantiknya.
Perlahan Jaejoong merebahkan dirinya hingga terbaring di atas ranjang.
Membiarkan Yunho mengurangi sedikit kesedihannya saat ini.


-------


  “Umma, Jaejae tidak mau pergi”

Jaejoong menoleh menatap Jaeho yang merengek padanya.
Junhon mengangguk setuju.
Ia mengenggam erat tangan Jaeho seakan menunjukkan kekompakan mereka.
Jaejoong tersenyum kecil dibuatnya.

  “Taman kanak-kanak tidak seburuk yang kalian pikirkan, sayang, jja, habiskan sarapannya. Appa akan mengantarkan kalian ke sekolah setelah ini”

  “Ummaaa”

  “Jung Jae Hon kalian dengar Umma?”

Uh.
Junhon mengerutkan dahinya kesal.
Ia mendongak memandang Hyungnya.
Ia tidak ingin ke sana.
Ia tidak ingin pergi ke tempat di mana banyak kamera yang selalu mengikuti mereka.
Ia tidak ingin anak-anak di sana terpesona pada Hyungnya dan mengajak Hyungnya bermain.

Tidak!

  Daddy~!” Pekik Junhon mencari bantuan.

Yunho yang sedang mengunyah sarapannya itu tersenyum manis.

  “Ya sayang? Kita berangkat sekarang?”

Junhon mendorong piringnya tidak senang.
Sementara Jaeho hanya mendesah pendek.
Ia masih ingin berada di rumah lebih lama dan menghabiskan waktu bersama Ummanya seperti biasa.

  Okay, Daddy have meetings this morning and we should go right now” Ujar Yunho telak.

Jaejoong membantu Jaeho dan Junhon turun dari kursi mereka.
Membenarkan pakaian keduanya dan mengecup lembut dahi putranya.

  “Hati-hati ne, jangan nakal dan cari teman yang banyak” Pesan Jaejoong.

Jaeho dan Junhon mau tidak mau terpaksa mengangguk.
Mereka memeluk Jaejoong dan berjalan mengikuti Yunho yang sudah memasuki mobilnya.

  Daddy, Hon punya janji dengan Chwang samchon pulang sekolah, kami mau makan burger bersama” Lapor Junhon setelah memasuki mobil mewah tersebut.

Yunho menoleh padanya.

  “Hm, ingat, jangan memakan lebih dari 2 junkfood. Kau bisa sakit”

Junhon mengangguk riang.
Ia menarik lengan Hyungnya.

  “Mian ne Hyung, Hon janjinya Cuma berdua dengan Chwang samchon”

  “Mwo? Kau meninggalkanku?”

  “Hehehe, nanti Hon bawa pulang burger deh, jangan marah ya?”

  “Hyung marah”

  “Hyuuunngg~!”

Jaeho tertawa kecil.
Ia menepuk gemas kepala adik kembarnya dan mengecup sayang dahi namja cherry itu.
Mereka tertawa bersama.
Mengacuhkan Yunho yang tertegun memperhatikan keduanya.
Omo.
Putranya benar-benar menggemaskan. Pikirnya.

Mobil mewah tersebut berhenti di depan perkarangan sebuah bangunan raksasa yang lebih mirip istana daripada sebuah taman kanak-kanak.
Yunho keluar dan mengecup pipi kedua putra kembarnya.
Mengacuhkan suara jepretan kamera yang entah sejak kapan membidik mereka.

  “Kalau begitu Jaejae tunggu Appa jemput ne? Jangan ke mana-mana” Ujarnya.

Jaeho mengangguk patuh.
Ia menarik tangan Junhon memasuki perkarangan sekolahnya.
Yunho menghela nafas pelan.
Kemudian ia tersenyum kecil.

Tidak ada salahnya meminta bantuan Changmin untuk membawa Junhon sebentar agar ia bisa mengambil kembali hati Jaeho untuknya.

Namja tampan itu berbalik memasuki mobil setelah memastikan kedua putranya menghilang ke dalam kelas mereka.
Ia menghidupkan wireless earphone yang ada di telinga kirinya dan mulai mendengarkan jadwalnya hari ini dari sekretarisnya.
.
.
.

Suara petir yang menyambar terdengar memecah keheningan ruangan Yunho.
Namja tampan itu terkejut dan segera menolehkan wajahnya keluar jendela.
Langit terlihat sangat gelap.
Angin berhembus kencang.
Ia meraih ponselnya dan menelepon Jaejoong ketika hujan mulai turun membasahi jendela kantornya.

  Ne bear?

  “Sayang, kau baik-baik saja?”

  Ah, ne, gwenchana, ada Yoochun dan Junsu di sini

  “Benarkah? Kau ingin aku pulang sekarang menemanimu? Aku khawatir padamu Boo”

  Aigoo Yunnie, aku hanya mual dan pusing seperti biasanya. Aku seorang Umma sekarang, bukan lagi pengantinmu yang masih lugu

Hmp.
Yunho mengulas senyum kecilnya.
Aish.
Jaejoongnya itu.

  “Ne, baiklah kalau begitu, jaga kesehatanmu arra? Jangan sampai kau jatuh sakit dan segera beristirahat, jangan lupa pakai penutup telingamu, aku mencintaimu”

  Umma juga mencintai Appa, hehehe, jja ne

KLIK.

Yunho mendesah pelan dengan senyum manisnya.
Ia meletakkan ponselnya begitu saja di atas meja dan kembali melanjutkan pekerjaannya.
Mengacuhkan hujan yang semakin deras mengguyur Seoul sore ini.

TOK TOK TOK.

  “Masuk”

CKLEK.

Yunho mengangkat wajahnya sekilas.
Menatap Siwon yang memasuki ruangannya.
Kemudian ia beralih menandatangani berkas-berkas penting yang menumpuk itu.

  “Um, Tuan, apa anda tidak melupakan sesuatu?” Tanya Siwon mengernyitkan dahinya.

Huh?
Yunho menggeleng.
Mengacuhkan Siwon yang memiringkan kepalanya bingung.
Ia melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul lima sore.

  “Tapi saya pikir anda akan menjemput Tuan Muda karena sekolahnya sudah berakhir setengah jam yang lalu”

DEG.

Kedua mata musang Yunho melebar sempurna.
Ia mengangkat wajahnya dan menatap asistennya itu.

  “MWOYA?!”

Yunho berteriak panik.
Ia melempar berkas-berkas itu berhamburan di udara.
Membiarkan Choi Siwon yang bergerak panik menyelamatkan dokumen-dokumen berharga tersebut.
Aigoo.

  “Kim Jonghyun! Siapkan mobil!” Ucap Yunho menekan earphone-nya.

Namja tampan itu berlari memasuki lift dan mengetuk pintunya tidak sabar memperhatikan angka-angka yang berjalan mundur.
Shit!
Shit shit shit!
Bagaimana ia bisa lupa eoh?!
Seharusnya ia menjemput Jaeho tepat waktu dan menghabiskan waktu berdua dengan putra pertamanya itu!
.
.
.

Yunho melompat keluar dari mobilnya setelah membuka kasar pintu mobil mewah tersebut.
Sementara dua pengawal yang selalu setia mengikutinya kemana pun segera memayungi Tuan Besar mereka.
Yunho bisa melihat seorang wanita cantik berdiri cemas di depan kelas berpintu ungu itu.

  “Tuan Jung! Kami mencoba menghubungi anda sejak tadi, tapi telepon tidak tersambung!” Ujar wanita yang bertugas sebagai wali kelas Jaeho dan Junhon.

  “Di mana putraku?” Tanya Yunho langsung.

Wanita itu meringis panik.

  “Ia terus mengeluh sebelum hujan turun, Jaeho sempat memutuskan untuk menerobos hujan untuk mendatangi kantor anda, tetapi ia pingsan setelah terguyur hujan. Kulitnya memerah, kami begitu panik, ia ada di ruang kesehatan sekarang”

Alergi hujan!
Damn!
Seharusnya Yunho memeriksakan kedua putranya sewaktu mereka bayi!
Tapi kandungan Jaejoong yang selalu dalam keadaan sehat membuatnya mengurungkan niat.

Namja tampan itu segera berlari menyusul wali kelas cantik itu.
Ia membuka kasar pintu ruang kesehatan dan berdesah lirih melihat Jaehonya tampak masih terlelap di atas ranjang.
Pakaiannya sudah diganti oleh sang guru kesehatan.

Yunho segera menghampiri putranya dan duduk di sampingnya.
Ia meringis.
Menggenggam jemari kecil putranya yang dingin.
Hatinya terluka.

  “Mianhae, Jae” Bisik Yunho di telinga namja almond itu.

Yunho segera menggendong Jaeho dan mengucapkan terima kasih kepada guru cantik itu.
Kemudian ia berjalan memasuki mobilnya dan berucap pada Kim Jonghyun.

  “Kita ke hotelku sekarang, hubungi Dokter Shim dan beritahu Jaejoong kalau aku dan Jaeho akan menginap di sana malam ini”

Supir pribadi itu mengangguk patuh.

Yunho menghela nafas panjang.
Ia mengusap poni Jaeho ke belakang.
Mengecup-kecup penuh sayang dahi dan pelipisnya.

Namja tampan itu segera turun dari mobil ketika mereka sampai di tempat tujuan.
Ia bisa melihat Ayah dari Shim Changmin sudah berdiri menunggunya di depan hotel.
Pria paruh baya itu segera mengikuti Yunho yang membawa anaknya menuju suite termewah yang ada di dalam gedung itu.

  “Ia baik-baik saja kan?” Tanya Yunho khawatir.

Dokter Shim itu mengangguk.
Ia menyelimuti putra jutawan itu dan berbalik menghadap Yunho.

  “Jangan biarkan ia terkena hujan lagi, obat ini sama dengan yang dikonsumsi Jaejoong, hanya saja dosisnya setengah dari yang biasanya”

  “Arasseo”

Pria paruh baya itu mengangguk.
Ia tersenyum dan menepuk bahu Yunho.
Kemudian ia beranjak meninggalkan kamar hotel tersebut.
Yunho melepas jas armaninya dan meletakkannya di atas meja.
Kemudian ia berbaring di samping Jaeho.

Memperhatikan wajah tampannya yang mulai merona kembali.

DDRRTT…DDRRTTT…

Yunho meraih ponselnya.
Menjawab panggilan dari BooJae tersayangnya itu.

  Yunnie, Jonghyun menghubungiku, uri Jaejae baik-baik saja kan?

  “Ne, ia sudah dirawat Dokter Shim, kurasa lebih baik kami menginap di sini malam ini, gwenchana sayang?”

  Oh Yunnie, lakukan yang terbaik untuk Jaeho, please

  “Honchan sudah pulang?”

  Changmin sedang dalam perjalanan mengantarkannya pulang, Yunnie

  “Ia baik-baik saja kan? Tidak menangis ketika hujan turun kan?”

  Aniyo Yun, ia baik-baik saja

  “Syukurlah”

  Yunnie, mianhae..Karena penyakit konyolku itu putra kita sakit sekarang..

  “Hei, jangan sedih, semuanya akan baik-baik saja, apa kau sudah memakai penutup telingamu?”

  Ne Yun, Junsu juga masih di sini sampai Changmin membawa Junhon

  “Baiklah, kalau begitu aku tutup teleponnya ya? Aku mencintaimu”

  Aku lebih mencintaimu

KLIK.

Yunho mengalihkan pandangannya.
Ia berbaring miring menghadap putra kecilnya.
Jemarinya terulur mengusap lembut pipi Jaeho.
Ia mengecup lembut bagian itu dan memejamkan kedua mata musangnya.


-------


Jung Jaeho mengernyitkan dahinya.
Menggumam tidak jelas merasakan sesuatu memeluknya dengan erat.
Membuatnya sulit untuk bergerak lebih.
Namja almond itu menoleh ke samping.

Terkejut mendapati sang Appa yang tertidur sambil memeluknya.

Ya Tuhan.
Apa yang sudah terjadi?

Jaeho melonggarkan pelukan Yunho pada tubuh kecilnya.
Ia berbaring miring menghadap namja tampan itu dan mengusap lembut pipi Yunho.
Ini kali pertama ia melihat Yunho dalam jarak yang sedekat ini.

  “Appa” Bisiknya lirih.

Yunho terusik.
Ia membuka kedua mata musangnya dan mendapati Jaeho sedang memandangnya dalam diam.

  Hey boy” Sapa Yunho tersenyum.

Namja almond itu tersenyum kecil.

  How do you feel?

  “Um..Baik?”

  Great, because we have a lot things to do

Yunho beranjak bangun dari baringnya.
Diikuti Jaeho yang menguap pelan.
Kulitnya sudah tidak memerah lagi.

  “Appa”

  “Yep?”

  “Apa yang sudah terjadi?”

Yunho merapatkan bibirnya.
Menatap dalam mata musang yang sangat persis dengan miliknya itu.
Kemudian ia tersenyum.
Merentangkan tangannya memeluk erat putra sulungnya.

  Nothing” Bisiknya lirih.

Jaeho balas memeluk Yunho dengan erat.
Kedua mata musangnya mengerjap pelan.
Mencengkram kemeja Yunho dan menyembunyikan wajahnya di dalam dada bidang namja tampan itu.
Sementara Yunho tersenyum sendu.
Mengusap lembut punggung namja kecilnya yang kini terisak hebat.

  “Maafkan Appa Jae..Let me fix it..All of us” Desah Yunho pelan.

Jaeho mengangguk.
Ia hanya semakin mempererat pelukannya.
Pelukan yang didambakannya sejak dulu.
.
.
.

Jung Jaeho tertawa kecil ketika Yunho mencondongkan tubuhnya untuk membersihkan saus cherry yang berlepotan di bibir mungilnya.
Namja almond itu melahap habis pancake kesukaannya.

  “Kenapa kau persis seperti Ummamu hm? Kalian sama-sama berantakan kalau makan ini”

  “Hahaha”

  “Jja, minum jus jeruknya, kau butuh vitamin yang banyak”

  “Ne Appa”

Yunho beralih menyesap kopinya lagi.
Memperhatikan Jaeho yang makan dengan lahap.

  “Appa, nanti kita beli es krim ya?”

  “Ne, kita beli yang banyak”

  “Oh, Jaejae lupa! Honchan pasti bawa pulang burger untuk Jae!”

  “Kita bisa minta Umma untuk menghangatkannya lagi hm? Habiskan makananmu”

  “Appa, apa kita akan langsung pulang setelah ini?”

  “Hmm, Appa ingin mengajakmu berkeliling dulu, kau mau?”

  “Mau!”

Yunho tersenyum lembut.
Menatap putra kecilnya penuh cinta.
Entah kenapa hari ini ia sangat ingin menghabiskan waktu penuh berdua saja bersama Jaehonya.
A special time with daddy’s little boy.

  “Jaejae”

  “Hm?”

  “Appa minta maaf”

  “Appa sayang Jae?”

  “Tentu saja”

  “Jaejae juga sayang Appa”

Yunho kembali tersenyum.


-------


  “Kami pulang!”

  “Jae Hyuunngg~! Hon punya banyak cerita hari ini!”

Jaejoong dan Yunho saling tersenyum melihat Junhon yang berlari menubruk Hyungnya.
Mereka berdua mulai berceloteh dan duduk di ruang keluarga.
Namja tampan itu mengecup lembut bibir ranum kekasihnya dan memeluknya erat.

  “Otteyo?” Tanya Jaejoong dengan suaranya yang teredam.

Yunho terkekeh.

  We did it” Balas Yunho senang.

Jaejoong melonggarkan pelukan mereka.
Ia menatap penuh sayang mata musang itu.
 
  “Bukankah sudah kubilang? Kau hanya bingung, karena mereka adalah yang pertama untuk kita”

  “Ne, kau benar, dan terima kasih telah menyelamatkanku, sayang”

  “Aku mencintaimu, bear

Yunho melebarkan senyumnya.
Ia mengecup kilat bibir Jaejoong dan mencium lembut dahi dan pipinya.

  Daddy, daddy! Hon menghabiskan waktu bersama Umma hari ini! Kami membuat kue bersama, belanja bersama, makan bersama, aigoo~ Kita harus melakukannya bersama lain kali!” Pekik Junhon lantang.

Yunho yang masih merengkuh Jaejoong menoleh ke bawah.
Tersenyum manis kepada putra bungsunya yang begitu menggemaskan.

  “Ne, Appa setuju, bagaimana kalau piknik dengan Bentley putih milik Umma?”

Jaejoong melebarkan mata bulatnya.
Menatap haru suaminya itu.

  “Kau masih mengingat janji itu, bear?” Desisnya lirih.

  “Aku selalu mengingat apa pun yang berkaitan denganmu sayang” Balas Yunho lembut.

Jaejoong tertawa senang.
Ia kembali memeluk Yunho dan mengecup gemas leher namja tampan itu.

  “Hyung, ayo mandi bersama, cerita Honchan masih banyak” Ujar Junhon menarik tangan Jaeho.

Namja almond itu mengangguk semangat.
Ia mengeratkan genggaman tangan mereka dan mengikuti kembarannya memasuki lift.

  “Umma, Appa, jangan ganggu kami, arasseo?” Ujar kedua namja kembar itu kompak.

Eoh?

Jaejoong dan Yunho tertawa.
Aish.
Bocah jutawan itu.

  “Aku senang bear, kau melakukannya dengan sangat baik, dan kuharap hal seperti ini hanya terjadi sekali dalam hidup kita”

  “Aku juga sayang, aku merasa kalau aku semakin mendekati sosok seorang ayah yang sempurna, itu lucu”

  “Bukan lucu bear, tapi mengesankan”

  “Aku sungguh bangga kepadamu, BooJae sayang, kau sudah menjadi seorang Umma yang sempurna untuk mereka tanpa perlu mengalami metamorfosis seperti diriku”

  “Semua itu juga karena dukungan darimu, Yunnie”

  “Mereka berdua, dan kau, adalah milikku satu-satunya”

  “Yang tidak akan pernah dimiliki orang lain”

  “Yang tidak akan pernah dimiliki orang lain”

Sepasang kekasih itu hampir saja kembali berciuman kalau Junsu tidak menginterupsi kegiatan mereka.
Namja imut itu mengusap tengkuknya dan tersenyum kikuk.

  “Emm, Joongie, kau tidak lupa kan kalau aku dan Chunnie masih ada di sini sejak tadi?”

Jaejoong dan Yunho saling menatap satu sama lain.
Kemudian mereka tertawa renyah.

  “Hei, Daddy” Panggil Yunho kepada Yoochun yang baru saja menghabiskan satu gelas jus jeruk di dapur.

Namja chubby itu menoleh.
Tertawa menyahuti ucapan sepupunya.
Sepertinya segala hal sudah membaik eoh?

  “Hei juga, Daddy” Balasnya.

END.

3 komentar:

  1. Gyaaa!!!
    2U dipanggil "Daddy" dan saking memanggil "Daddy" !!!!
    #apadeh
    Kocak abis terakhirnya...
    Bener" bikin ketawa, nangis, terharu, dsb nya....

    BalasHapus
  2. Suka suka suka.. :D yunho memang the best.. Jj juga jadi istri yang sempurna

    BalasHapus
  3. Suka suka suka.. :D yunho memang the best.. Jj juga jadi istri yang sempurna

    BalasHapus