PART 3.
“Oke, sekarang
beritahu aku apa yang telah kulewatkan?”
Jaejoong mengernyitkan dahinya menatap Eunjae.
Namja bertubuh tinggi itu menyilangkan kedua lengan di
dadanya.
“Hm, aku sudah
mencuci piringku dan mengerjakan pr?” Gumam Jaejoong acuh.
Eunjae menggeleng.
Ia tersenyum jahil dan duduk di samping adiknya.
“Kau tahu
maksudku, Jae, siapa Tartarian yang
telah mengambil alih pikiranmu eoh?”
“M-mwo?”
“Jiyong
mengadu padaku, belakangan ini kau tidak pernah lagi menanyakan
pertanyaan-pertanyaan aneh dan malah melamun sepanjang pelajaran berlangsung”
“Aku hanya
bosan”
“Dan kau lupa
memasukkan daun Chamomile ke dalam
aroma terapi untuk rumah kita pagi ini”
Jaejoong menghela nafas.
Memalingkan wajahnya mengacuhkan Eunjae.
“Arasseo,
terus saja menutup mulutmu. Aku akan meneriaki nama Tartarian yang beruntung itu di depan wajahmu saat aku sudah tahu
siapa”
Jaejoong berdecih.
Ia memutar bola matanya dan beranjak bangun hendak
memasuki kamarnya.
“Lebih baik
kau fokus mencari jodohmu, Hyung. Lama-lama kau terlihat seperti perawan tua”
“YAA! KIM
JAEJOONG!”
Jaejoong tertawa.
Ia segera menutup pintu kamarnya dan merebahkan
tubuhnya di atas ranjang.
Tersenyum kecil seperti orang bodoh.
“Bukan Tartarian, Eunjae Hyung..Tapi Maleficent” Desis Jaejoong penuh cinta.
Oh.
Baiklah.
Malaikat berdarah iblis ini sudah kehilangan
pikirannya.
Tidak ada hal lain yang bisa dilakukannya selain
memikirkan Yunho.
Selain menunggu tengah malam tiba dan terbang menuju
garis pembatas.
Untuk bertemu dengan Yunho dan melepaskan rindunya.
Jaejoong mendesah panjang.
Kedua mata indahnya menatap langit-langit kamarnya.
Apakah semuanya akan terus berjalan seperti ini?
Apakah ia harus menghabiskan seluruh hidupnya untuk
mencintai seseorang yang tak bisa ia sentuh?
Jaejoong kembali berpikir.
Sepertinya rasa ingin tahunya sudah kembali.
Menguasai kepala kecilnya yang cantik.
Namja cantik itu memandang langit yang berwarna jingga
itu.
Collision Line memang diciptakan oleh
seorang penyihir hebat yang telah mati saat itu.
Tapi..
“Bukankah
segala yang diciptakan memiliki kelemahan?”
Jaejoong bergumam.
Ia segera terduduk di atas ranjangnya dan membulatkan
mata besarnya.
“Shim
Changmin!” Pekiknya kemudian.
Ia harus bertemu dengan sepupu mudanya itu.
Harus!
Karena Changmin adalah satu-satunya penyihir terjenius
yang pernah ada saat ini.
-------
Jaejoong berdiri diam di samping Changmin yang sedang
berusaha berkonsentrasi dengan ramuannya.
Namja berwajah kekanakan itu terlihat begitu serius.
Sampai mengernyitkan dahinya ketika ia menuangkan
serbuk sihir ke dalam ramuan tersebut.
“Ke sini kau,
burung kecil” Desis Changmin menyeringai.
Namja berwajah kekanakan itu menyendok ramuan yang
telah diciptakannya dan memasukkannya ke dalam paruh burung tersebut.
Jaejoong menaikkan alisnya.
Melihat kepulan asap berwarna ungu yang melingkupi
burung mungil itu.
“YES!” Pekik Changmin merentangkan
tangannya.
Ia tersenyum puas.
Sementara Jaejoong memiringkan kepalanya.
“Kau tahu
Ibumu tidak akan senang, seharusnya kau menggunakan sihirmu. Bukan ramuan”
Ujarnya.
“Ibuku tidak
akan tahu kalau kau menutup mulut” Balas Changmin mendesis.
“Sekarang
lihat siapa yang bicara”
Changmin mencebilkan bibirnya.
Memasukkan burung yang telah berubah menjadi kodok itu
ke dalam sangkar.
Kemudian ia berbalik menatap Jaejoong.
“Jadi, apa
yang kau inginkan?” Tanya Changmin seraya berkacak pinggang.
Namja cantik itu menyunggingkan senyumnya.
Membuat Changmin segera mengerti kalau Jaejoong pasti
akan memintanya melakukan sesuatu yang gila.
“Aku ingin kau
mencari mantra yang dapat menembus Collision”
Bisik Jaejong pelan.
“MWO?!” Pekik
Changmin kaget.
“Jangan
berisik!”
“Hyung! Kau
gila! Semua Tartarian tahu kalau
garis bodoh itu tidak tertembus!”
“Shim
Changmin, dinginkan kepalamu, fokus! Segala yang tercipta selalu memiliki
kelemahan!”
Penyihir muda itu terdiam.
Bibirnya terkatup rapat dalam sekejap.
Hell.
Demi rambut Zeus, Jaejoong benar.
Mata Changmin berkilat tajam.
Sepertinya ia sudah mendapatkan fokusnya kembali.
“Ikut aku”
Bisik Changmin mengajak.
Jaejoong mengangguk.
Ia mendesah cemas seraya mengintip langit yang
berwarna jingga itu.
Sudah hampir tengah malam.
Ia tidak sabar ingin bertemu Yunhonya.
Hmp.
Yunhonya?
“Seingatku ada
sesuatu di sini” Ujar Changmin seraya memasuki perpustakaan kuno milik ibunya.
Jemarinya mulai menelusuri buku-buku tebal itu satu
persatu.
Kemudian ia tersenyum miring ketika menemukan satu
buku tertebal yang pernah ada dan berbau tanah.
Jaejoong mengerutkan dahinya.
Namja berwajah kekanakan itu membuka buku tersebut dan
mulai membolak-balikkan halaman sesuka hatinya.
Jaejoong menunggu dengan sabar.
Ia berusaha untuk sabar.
Tapi mata bulatnya berkali-kali mengintip langit.
Ia mendesis kesal.
“Changmin ah,
kenapa lama sekali?”
“Aigoo Hyung,
kau tahu buku ini berjumlah lebih dari lima ribu halaman! Dan kau ingin aku
cepat? Dalam mimpimu saja”
“Aku serius
Changmin ah, aku bisa saja menunggu sampai besok, tapi aku sungguh ingin menggunakannya
sekarang juga”
“Sekarang aku
tahu segila apa dirimu”
“Cepatlah Shim
Changmin! Sebelum ibumu memergoki kita dan menjewer telingamu”
“Aku sedang
mencari! Jangan ganggu ak---Chajatta!”
Jaejoong tersentak.
Ia segera mendekati Changmin yang terkekeh bangga.
Namja berwajah kekanakan itu mengangkat satu tangannya
dan mencoba untuk berkonsentrasi setelah ia membaca seluruh keterangan mengenai
mantra tersebut.
Jaejoong berharap cemas.
“Crushallhsurc”
“Itu
mantranya? Kenapa sulit sekali?”
“Hmm, kita
harus mencobanya disini”
Jaejoong mengerutkan dahinya.
Mengikuti langkah Changmin begitu saja.
Namja berwajah kekanakan itu berhenti di hadapan
tembok pemisah antara ruang perpustakaan dan kamar mandi di rumahnya.
Ia mengulurkan telapak tangannya di hadapan tembok
tersebut dan berbisik kecil.
“Crushallhsurc!”
KRKK.
Tembok itu retak.
Membuat Jaejoong dan Changmin membulatkan mata mereka.
Namja cantik itu menepuk keras bahu sepupunya dan
tersenyum puas.
Ia tahu ini akan berhasil.
“Hyung,
seharusnya tembok ini hancur lebur karena mantranya. Tapi kurasa aku masih
butuh sedikit latihan untuk melakukannya” Ucap Changmin mendesah.
“Hm, kita bisa
berlatih bersama nanti” Sahut Jaejoong menyeringai.
“Hyung,
singkirkan rencana aneh itu dari kepalamu, kau tidak lihat tembok ini? Ini
hanya tembok biasa dan hanya sedikit retak setelah aku mengucapkan mantranya!
Belum tentu garis itu akan bereaksi sama seperti tembok rumahku!”
“Kita tidak
pernah tahu kalau belum mencoba, sepupu”
“Mau ke mana
kau?”
“Oke, terima
kasih untuk bantuannya dan selamat tidur”
“Yah! Yah!”
Changmin membulatkan matanya.
Menatap Jaejoong yang sudah melesat di udara.
Pergi jauh meninggalkannya seorang diri.
Namja berwajah kekanakan itu menghembuskan nafas
pendek.
Ia bergumam dalam hati.
Kumohon Hyung, hentikan segalanya sebelum kau tenggelam terlalu dalam.
-------
Jaejoong tersenyum aneh.
Sementara Yunho hanya bisa terdiam di seberang garis.
Mata musangnya tidak berhenti memperhatikan kepakan
sayap milik Jaejoong.
Tersirat rasa cemas ketika Jaejoong terbang mendekati
garis tak tampak itu.
“Menurutmu ini
akan berhasil?” Tanya Yunho pelan.
Jaejoong mengindikkan bahunya.
“Entahlah,
kami baru saja mendapatkan mantranya beberapa menit yang lalu dan..”
“Hentikan
saja, aku tidak ingin sesuatu terjadi. Bagaimana kalau ternyata garis ini telah
dimantrai oleh sesuatu yang lain?”
“Lihat siapa
yang memiliki pertanyaan sekarang”
Yunho mendecih.
Ia mengepalkan kedua jemarinya erat.
Jaejoong menelan salivanya gugup.
Semoga saja ini berhasil.
Namja cantik itu semakin mendekati garis tersebut.
Hingga tidak tersisa lagi jarak di antara mereka.
Kemudian ia menjulurkan telapak tangannya ke depan.
Mencoba menembus garis tersebut.
“Crushallhsurc” Ucapnya penuh keyakinan.
Mata musang Yunho melebar sempurna.
Bahkan Jaejoong menahan nafasnya tidak percaya.
BERHASIL!
IA BERHASIL!!
Walau hanya satu jari yang berhasil menembus garis
tersebut.
Yunho mendongakkan wajahnya.
Menatap Jaejoong dengan tatapan takjubnya.
“Hm, kurasa
aku harus rajin berlatih mulai sekarang. Garis ini menyedot tenagaku” Bisik
Jaejoong tersenyum kecil.
Keringat dingin mulai mengalir di pelipisnya.
Yunho merasakan jantungnya berdebar kencang.
Ia mendekati garis tersebut dan menjulurkan jari
telunjuknya.
Menyentuh ujung jari milik namja cantik itu.
Dalam sekejap keduanya seakan tersengat listrik.
Rona hangat menjalari tubuh keduanya.
Jaejoong bisa merasakan pipinya bersemu hebat.
Sementara Yunho merasakan jantungnya seolah akan lepas.
Sentuhan itu pelan.
Hampir tidak terasa.
Tapi memberikan efek yang luar biasa bagi keduanya.
Mata besar Jaejoong berkaca-kaca.
Ia menatap Yunho yang kemudian memeluk jari itu dengan
seluruh jemarinya.
Jantung Jaejoong berdebar kencang.
Seolah menggila.
“Yu-Yunho..”
Bisik Jaejoong lirih. Nyaris tidak terdengar.
Poninya basah karena keringat.
Ia tidak tahan lagi.
Dan Yunho tahu itu.
Iblis tampan itu segera menundukkan wajahnya.
Mengecup lembut jari telunjuk Jaejoong dengan penuh
perasaan.
Membuat air mata Jaejoong merebak di kelopak matanya.
“Aku akan
terus menunggu, hingga mantra itu sempurna” Bisik Yunho.
Kemudian Jaejoong menarik jarinya.
Garis tersebut kembali menutup celah yang tersisa.
Nafas Jaejoong menderu hebat.
Ia mengangkat wajahnya.
Tersenyum lebar kepada Yunho.
“Aku sungguh
tidak sabar” Balas Jaejoong kemudian.
“Jangan
memaksakan dirimu, seratus tahun pun tetap akan kutunggu” Ujar Yunho.
“Tidak,
sungguh. Aku ingin sekali menyentuhmu secara nyata. Mengetahui segala hal
tentangmu begitu saja”
Yunho tidak menyahut.
Ia hanya tersenyum dalam diam.
Memandang penuh cinta namja cantik itu.
Berdebar-debar memikirkan kapan mereka akan bisa melakukannya.
“Tadi Changmin
mencobanya, uhm, pada dinding rumahnya. Dan dinding itu hanya retak sedikit”
“Aku tahu”
“Kau selalu
tahu”
Yunho menyeringai.
“Dan setelah
melihat percobaan barusan, kupikir tidak butuh waktu yang sangat lama untuk
menyempurnakan mantra itu”
Yunho memutuskan untuk mengubah posisi berdirinya
menjadi duduk.
Dan Jaejoong mengikutinya.
“Tapi kenapa
garis ini selemah ini? Kenapa penyihir jaman dulu tidak membuatnya sesempurna
mungkin?”
Oh, itu dia.
Si penasaran Jaejoong sudah kembali.
“Yunho, kau
tidak penasaran? Kenapa hanya dengan seutas mantra pendek garis ini bisa
tertembus? Tidakkah Dusty Dust mengetahui
hal ini?” Cecar Jaejoong mengerutkan dahinya.
Yunho tertawa kecil.
Ia mengindikkan bahunya.
“Kau tidak
pernah berhenti untuk selalu ingin tahu, Kim Jaejoong” Desisnya.
Jaejoong mencebilkan bibir ranumnya.
Membuat Yunho mendesah pendek.
“Mungkin..Mungkin garis ini tidak sekuat kelihatannya. Tapi seluruh Tartarian dan Tatyrus tahu kalau garis ini terlarang. Dan mereka tidak akan
pernah bisa menyentuhnya” Ucapnya.
“Ya, kau
benar, mereka terdoktrin bahwa garis ini tidak memiliki kelemahan sekalipun”
Balas Jaejoong tersenyum puas.
Iblis tampan itu mengerjapkan mata musangnya.
Matanya kembali menyala-nyala.
Membuat Jaejoong memiringkan wajahnya.
“Boleh aku
tahu kenapa matamu terkadang seperti itu? Berkilat-kilat seakan terbakar?”
Tanya Jaejoong.
“Kau tidak
akan ingin tahu” Balas Yunho menyeringai lagi.
Jaejoong menghembuskan nafas pendek.
Tentu saja ia ingin tahu.
“Aku akan
memberitahumu kalau kau sudah menyempurnakan mantranya, akan kubisikkan dengan
penuh gairah di telingamu, Kim Jaejoong” Bisik Yunho mendesis.
Tubuh Jaejoong menegang.
Rona merah kembali menjalari pipinya.
Ia menggigit bibir bawahnya.
“Kau memang
iblis!” Ketusnya malu.
Yunho tertawa.
-------
“Hyung, boleh
aku tahu ke mana saja kau selama tengah malam berlangsung?”
DEG.
Yunho menoleh.
Menatap Kyuhyun –adiknya- yang sudah duduk di atas
ranjangnya.
Namja tampan itu mendesah pendek.
Ia berbaring di samping Kyuhyun dan memejamkan kedua
matanya.
“Jadi selama
ini kau memata-mataiku eoh?”
“Ani, dua hari
yang lalu aku masuk ke kamar Hyung karena aku tidak bisa tidur. Tapi Hyung
tidak ada. Dan aku terus memperhatikan Hyung sampai hari ini”
“Baiklah, kau
memang pintar, Jung Kyuhyun”
“Jadi, ke
mana?”
“Bukan
urusanmu”
Namja evil itu menggerutu tidak terima.
Tapi Yunho tidak peduli.
Adiknya itu bisa saja mengambil kesempatan dalam
situasi ini jika ia tahu.
Oh, semua Tatyrus
tahu kalau Kyuhyun adalah iblis dari segala iblis.
Setelah Jung Keybum tentunya.
“Hyung, ada
yang ingin kuceritakan padamu”
“Hm”
“Hari ini
Jonghyun sam mengajarkan tentang sejarah Tatyrus
padaku dan Taemin. Jjong sam bilang kalau dulu, ratusan tahun yang lalu ada
seorang Maleficent terkuat dalam
sejarah keluarga kita”
“Aku juga tahu
tentang hal itu, bocah iblis, sekarang keluar dari kamarku”
“Tapi kau
tidak tahu kalau Maleficent itu
ternyata jatuh cinta pada seorang Tartarian
murni kan?”
Yunho membuka matanya.
Menatap Kyuhyun yang menyeringai senang padanya.
“Oke, lanjutkan”
“Tidak terlalu
panjang. Mereka berdua menentang sejarah dan menimbulkan perpecahan antara
kedua belah pihak dunia. Tartarian bersikukuh
kalau yang mereka lakukan adalah dosa sementara Tatyrus mengatakan kalau keturunan kerajaan hanya bisa menikahi
sesamanya”
“Lalu?”
“Dusty Dust memutuskan untuk membakar
mereka berdua dan berdamai dengan Tatyrus.
Lalu mereka menciptakan Collision Line agar
sejarah tidak terulang”
Yunho beranjak bangun dari baringnya.
Ia menghembuskan nafas panjang dan menepuk pelan
kepala adiknya.
Membuat Kyuhyun bingung dan mendongak menatapnya.
“Kau tidak
cukup tahu dengan apa yang telah kau ceritakan, Jung Kyuhyun”
Mata Kyuhyun membesar kaget.
Ia hendak menyentuh lengan Hyungnya.
“Hyung”
“Kembali ke
kamarmu”
Iblis kecil itu mengangguk patuh.
Ia segera meninggalkan kamar Yunho dan menutup
pintunya.
Jantungnya berdebar kencang.
Demi tanduk Lamia, ia melihat kedua mata Hyungnya
menyala-nyala seperti kobaran api.
Dan ia tahu apa artinya itu.
“Hyung, jangan
katakan..” Desis Kyuhyun mengerutkan dahinya.
Oh-oh.
-------
Yunho tahu.
Yunho sudah tahu segalanya sejak awal sebelum ia
bertemu malaikat berdarah iblis itu.
Ia tahu kalau pertemuan antara Maleficent dan Tartarian murni
yang diceritakan adiknya itu meninggalkan jejak.
Ia dan ibunya tahu itu.
Yunho memang tidak membocorkan rahasia ini kepada
siapa pun.
Ia hanya tidak sengaja mendengar pikiran ibunya dua
tahun yang lalu.
Keybum gelisah malam itu.
Setelah Kibum, penyihir dari darah Tatyrus memberitahunya kalau anak
berdarah campuran itu hampir mencapai umurnya untuk dewasa.
Namanya Kim Jaejoong.
Dan hak hidupnya telah dikecamkan oleh Dusty Dust untuk tinggal di dunia para Tartarian.
Jaejoong dilarang untuk mengetahui segala hal tentang Tatyrus.
Ia tidak boleh mendengar kelanjutan sejarah apa pun
karena Dusty Dust takut kalau
Jaejoong tahu ia akan menuntut haknya untuk tinggal di Tatyrus.
Dan membuat kedua bangsa itu kacau balau kalau ada
pasangan lainnya yang menentang sejarah.
Sampai kapanpun iblis tidak boleh bersatu dengan
malaikat.
Dosa.
Dosa besar.
Tapi pihak Tatyrus
berpikir lain setelah keluarga penyihir mereka mencari tahu mengenai
kebenaran dari silsisah aliran darah.
Jaejoong adalah malaikat berdarah iblis.
Seharusnya ia hidup bersama Maleficent.
Bukannya menjadi Tartarian
dan menderita seumur hidupnya.
Ayahnya adalah Maleficent
terkuat yang pernah ada.
Itu adalah alasan lain mengapa keluarga kerajaan saat
ini sedang mengurusi status diri Jaejoong diam-diam.
Namja cantik itu akan dewasa tahun ini.
Ketika bulan muncul dan terbelah dua untuk sekali
dalam 300 tahun, saat itulah umur Jaejoong bertambah.
Hak hidupnya bisa diperjuangkan ketika ia dewasa.
Dusty Dust tidak akan bisa berkutik.
Dan Yunho, jauh lebih penasaran akan hal itu semua
sebelum Jaejoong.
Setelah mengetahui tentang hal itu ia selalu
menyempatkan diri untuk berdiri di samping garis pembatas.
Memperhatikan para Tartarian
yang berterbangan di dalam sana.
Ia memang tidak bisa melihat dengan jelas karena itu
sangat tinggi.
Tapi menemukan satu sayap hitam di antara sayap putih
tidak terlalu sulit hm?
Karena itu Yunho terkejut ketika Jaejoong tiba-tiba
muncul di hadapannya dengan segala keingintahuannya.
“Hyung, kau
akan pergi lagi malam ini?”
Yunho menoleh.
Menatap Kyuhyun yang sudah berdiri di dekat pintu
kamarnya.
Namja tampan itu mengangguk.
Membuat adiknya itu menghela nafas.
“Hm, semoga
beruntung”
Eoh?
Yunho memicingkan matanya.
“Apa maksudmu?
Kau tidak berniat memberitahu Umma dan Appa ani?” Tanyanya kesal.
Kyuhyun menggeleng.
Ia mendesah pendek.
“Maksudku,
semoga beruntung dengan apa yang sedang kau lakukan malam ini”
Oh.
Yunho hanya mengangguk.
Kemudian sayap kulitnya membentang lebar dan mengepak kuat.
Namja tampan itu segera melesat meninggalkan Kyuhyun
yang masih terdiam di dalam kamar tersebut.
Aku tahu kau telah jatuh cinta, Hyung.
Mata itu..
Yang memberitahuku segalanya.
Yunho terkesiap ketika ia hampir terbang terlalu jauh.
Nafasnya tercekat.
Ia berhenti sejenak dan menatap jendela kamarnya yang
terbuka.
Adiknya terlalu pintar.
Terlalu pintar untuk segala hal.
Kemudian ia memutuskan untuk kembali melanjutkan
perjalanannya.
Belakangan ini sihir yang Jaejoong lakukan sudah
hampir sempurna.
Ia sungguh tidak sabar setelah selama ini hanya bisa
menyentuh jarinya, tangannya, dan lengannya.
Oh Lamia, desah Yunho dalam hati.
“Hei”
Yunho berdiri tepat di hadapan Jaejoong.
Namja cantik itu tersenyum kepadanya.
Membuat jantung Yunho semakin berdebar.
Apa yang akan terjadi setelah ini?
Ia penasaran.
“Aku dan
Changmin memikirkan hal ini semalaman. Dan kurasa kau harus tahu, yah, kalau
mungkin saja sesuatu terjadi padaku” Ujar Jaejoong kemudian.
Yunho mengangguk.
“Uhm..Sepupuku
memberitahuku untuk menggunakan kemampuanku bersamaan setelah aku mengucapkan
mantra. Kupikir ada benarnya, ayahku pasti menurunkan kemampuannya kepadaku
dengan maksud tertentu anitji?”
“Mungkin”
“Yunho”
“Ya?”
“Berjanjilah
kalau kau akan melakukan sesuatu untuk menyelamatkanku jika aku---terbakar”
Rahang Yunho mengeras.
Ia mendesis tidak senang.
“Tidak, Kim
Jaejoong, aku tidak akan membiarkanmu terbakar”
Jaejoong tersenyum gugup.
Ia menarik nafas panjang dan dalam sekejap daerah di
sekitarnya tertutupi oleh garis tipis berwarna ungu.
Yunho tahu itu perisai pelindungnya.
Namja cantik itu terbang mendekati Collision dan menjulurkan tangannya.
“Crushallhsurc!” Ujarnya lantang.
Mata Jaejoong membulat tidak percaya.
Ketika garis tak tampak itu tampak meleleh di matanya.
Dan ia dengan mudahnya memasuki celah lebar tersebut.
Yunho menahan nafasnya.
“Perisaimu..Tidak mungkin selemah itu” Desis Yunho puas.
Garis tersebut segera menutup dalam sekejap ketika
Jaejoong berhasil melewatinya begitu saja.
Jaejoong merasakan pelipisnya basah akan peluh.
Nafasnya tersendat.
Sudah ia tebak, garis sialan itu pasti menyedot energi
yang lebih banyak dari biasanya.
Yunho baru saja akan meraih jemari Jaejoong.
Namun ia terkejut ketika sayap Jaejoong akan mengepak,
namja cantik itu malah terjatuh begitu saja.
Membuat Yunho melebarkan mata musangnya dan segera
melesat ke bawah hendak menyelamatkan malaikat berdarah iblis itu sebelum ia
mati membentur tanah.
Jaejoong merasakan kepalanya pusing.
Matanya berkunang-kunang.
Sayapnya seberat batu raksasa.
Dan hidungnya berdarah.
Di saat itulah ia sadar sepenuhnya.
Kalau dunia Tartarian
dan Tatyrus, terlalu jauh
berbeda.
Andweeeeee!!!!! >.< author-nim kenapa ngga dilanjutin T^T jeball.....
BalasHapusFighting, author nim!
Apa knp jaema yak cocok dg udaranya. Apa yg akan dilakukan yunho untuk menyelamatkan jaema. Cepat updet
BalasHapus