PART 4.
‘Jung Jaejoong Hamil, The First Billionaire
Baby Will Born’
‘The Richie Ho Rich Jung Yunho Mengunjungi
Evergreen Hospital Bersama Kekasihnya’
‘Pewaris Seluruh Aset Keluarga Jung Akan
Lahir Musim Gugur Tahun Ini’
Junsu dan
Changmin melempar koran dan majalah yang mereka baca ke atas meja.
Keduanya saling
menatap satu sama lain dan mencebil.
Aish.
Namja cantik itu
merebut seluruh halaman berita yang ada.
Bahkan cuplikan
berita tentang album mereka berdua hanya secuil mungil di pojok halaman.
Namja berwajah
kekanakan itu mengulurkan tangannya hendak mengambil remote televisi.
“Changmin ah! Andwae!” Pekik Junsu nyaring.
Terlambat.
Televisi itu
sudah lebih dulu menyala sebelum Changmin membatalkan niatnya.
“Dokter
spesialis yang disinyalir sebagai dokter pribadi dari keluarga Jung telah
mengkonfirmasi mengenai kehamilan Jung Jaejoong, istri dari The Richie Ho Rich,
Yorin Shim mengatakan bahwa diperkirakan kelahiran calon bayi jutawan ini akan
lahir pada musim gugur nan----”
KLIK.
Junsu dan
Changmin kembali saling memandang satu sama lain.
Mereka mendesah
pendek dan menyandarkan leher pada sandaran sofa.
“Taruhan, berita fenomenal ini tidak akan
berhenti sampai bulan depan” Ujar Changmin pelan.
“Mungkin lebih, kau tahu dunia sangat
antusias menyambut kehamilan Jaejoong. Aku saja sampai bosan melihat berita
pernikahan mereka dulu di mana-mana” Balas Junsu.
“Aigoo, albumku yang malang”
“Eh, kalau tidak salah dokter yang disebut
tadi bernama Yorin anitji? Setahuku itu nama perempuan”
“Bebek polos, ibuku dokter spesialis
kandungan”
“Oh, sungguh sempurna, kecuali bagian dirimu,
tentunya”
Changmin
mendengus.
Sementara itu,
kediaman keluarga Jung yang megah itu terlihat sibuk pagi ini.
Para koki tidak
berhenti memasak sejak tadi.
Jaejoong terus
merajuk tidak mau makan.
Sepertinya
gejala kehamilannya mulai terlihat jelas.
Yunho bahkan
harus siap mental menghadapi mood
Jaejoongnya yang terus berubah-ubah.
Ia bahkan mengacuhkan
rapat pentingnya pagi ini khusus hanya untuk menemani Jaejoongnya sarapan.
Namja cantik itu
mengeluh terus sejak tadi.
Yang ia lakukan
hanya menutup mulut dan hidungnya dengan telapak tangan seraya menggeleng
seperti anak kecil setiap kali koki dari dapur menyajikan hasil masakannya.
“Come
on, sayang, ini sudah makanan kelima belas, kau harus memberikan sesuatu
untuk bayi kita” Bujuk Yunho lembut.
“Tapi baunya tidak enak Yunnie, kenapa mereka
semua terlalu asam atau pedas?” Gerutu Jaejoong kesal.
Yunho menghela
nafasnya.
“BooJae baby,
kau harus segera sarapan karena aku memiliki banyak rapat penting hari ini”
ujarnya selembut mungkin.
Jaejoong
mengernyitkan dahinya.
Ia melempar
sendok makannya dan menatap kesal kepada Yunho.
“Jadi maksudmu aku merepotkan, begitu?! Jja,
pergi saja sana! Nikahi saja rapat-rapat itu!” Teriaknya lantang.
Yunho
menghembuskan nafas pelan.
“Baiklah, akan kunikahi semua rapat yang ada”
Ujarnya dingin.
Namja tampan itu
membalikkan tubuhnya dan hendak beranjak meninggalkan Jaejoong.
Namun gerakannya
segera terhenti ketika jemari namja cantik itu menarik ujung jas armaninya.
Yunho tersenyum
kecil.
Well, terkadang mood swing ibu hamil ini membuatnya
gemas.
Namja tampan itu
menolehkan wajahnya dan mengerutkan dahinya mendapatkan kekasih hatinya sedang
meneteskan air matanya.
Yunho segera
menangkup wajah cantik itu penuh cinta.
“Aigoo, kenapa kau malah menangis hm? Come on, I hate your tears” Bisik Yunho.
Jaejoong
terisak.
Ia mencengkram
erat jas namja tampan itu.
“Kau akan menduakanku eoh? Apa karena aku
mulai terlihat gendut? Aku----”
“Ssshh, siapa yang bilang aku akan
menduakanmu hm? Kau satu-satunya untukku, Jaejoongie sayang, dan kau sama
sekali tidak gendut”
“Tapi..Tapi kau bilang kau akan menikahi
semua rapat itu”
Yunho tersenyum
geli.
Berusaha keras
menahan tawanya yang akan meledak kalau ia tidak mengingat Jaejoongnya bisa
mengamuk kapan saja.
“Aku tarik kembali kata-kataku tadi, okay? Now have some breakfast”
Jaejoong menurut
seperti anak anjing.
Ia mengusap
wajahnya yang basah dan mengambil sendok baru yang diletakkan pelayan di atas
mejanya.
Kemudian ia
menyendok sup hangat itu.
“Enak?” Tanya Yunho lega.
Jaejoong
mengangguk.
Menggigit
sendoknya gemas.
“Tapi tidak seenak belalaimu, Yunnie”
Bisiknya lucu.
Yunho tertawa.
-------
“Tuan Jung, cabang perusahaan komersil di
Jepang akan memunculkan produk baru minggu ini”
“Dan perusahaan kecil di China menawarkan
penggabungan saham dengan anak perusahaan yang ada di sana, Tuan”
“Tuan Jung, ini berkas yang harus ditanda
tangani hari ini”
Choi Siwon
menatap kagum namja tampan itu.
Majikannya
benar-benar terlihat seperti robot.
Ia bahkan tidak
menghembuskan nafas sejak tadi.
Seakan-akan
seluruh keributan ini adalah makanan sehari-harinya.
Ketiga
sekretaris Yunho masih berdiri di depan namja tampan itu dengan rapi.
Mereka terus
berbicara tanpa henti.
Dan ajaibnya
Yunho bisa mendengar mereka satu persatu tanpa menghentikan pergerakan matanya
yang sedang memantau diagram pemasukan untuk bulan ini.
“Katakan pada Shinseki Kyoushin ia harus
mempertahankan produk baru itu di atas 120% atau jabatannya kuturunkan, dan
berikan aku proposal penggabungan saham yang ditawarkan, jja, yang ini sudah
selesai kutanda tangani”
Yunho bahkan
berbicara seperti robot, pikir Siwon dalam hatinya.
Ketiga
sekretaris cantik itu undur diri dan beranjak meninggalkan ruangan Yunho
bersama-sama.
Namja berlesung
pipi itu mendekat menghampiri Yunho ketika namja tampan itu memanggilnya.
“Ada kabar dari rumah?” Tanya Yunho datar.
“Belum, Tuan, mungkin Ma’am sedang
beristirahat” Sahut Siwon tenang.
Yunho
mengangguk.
Great, pikirnya.
Ia benar-benar
sibuk hari ini.
“Handle
seluruh jadwalku hari ini, aku akan menyelesaikan semua yang tertunda pagi
tadi” Perintah Yunho.
Siwon
mengangguk.
Ia baru saja akan
memberitahukan jadwal Yunho yang tercatat rapi di dalam I-Pad-nya, namun gerakan Yunho yang mendadak bangkit membuatnya
teralih.
Yunho
mengerutkan dahinya melihat keluar jendela.
“Choi Siwon, apakah itu hujan?” Tanya Yunho
cemas.
Namja berlesung
pipi itu menaikkan alisnya.
Ia mengangguk
dengan sopan dan menjawab tegas.
“Ya, Tuan Jung, dan kurasa hujan itu akan
semakin deras mengingat Seoul akan memasuki musim dingin”
Yunho berdecak.
Ia melempar
pulpennya dan segera menyentak keras kursi putar itu.
“Ambil alih jadwalku seperti biasanya! Aku
harus segera pulang sekarang!” Ujar Yunho menahan rasa paniknya.
Siwon mengangguk
patuh.
Ia memperhatikan
punggung Yunho yang sudah menghilang dari balik pintu.
Kemudian ia
menoleh memandang jendela yang kini tampak berembun.
“Well,
untung aku bukan seorang Billionaire”
Gumamnya mengangkat bahu.
.
.
.
“BooJae! Jaejoongie!”
Namja tampan itu
membuka kasar pintu kamar mereka.
Ia menahan
nafasnya menangkap basah wajah pucat kekasihnya.
Oh gosh.
Sosok cantik itu
terlihat begitu rapuh dan ringkih.
Yunho segera
menghampiri kekasihnya dan langsung menerima isak tangis kekasih tercintanya.
“Hey,
hey, I am here now, it’s okay” Bujuk Yunho memeluk punggung Jaejoong.
Namja cantik itu
terus menangis hingga ia merasa lega.
Jemarinya
meremas lemah perutnya.
Kalau saja Petrichor itu berwujud, ia bersumpah
akan menghancurkannya hingga berkeping-keping.
“I am
so sorry, I was overreacted just like a silly billy little kiddo” Dengus
Jaejoong setelah menghentikan tangisnya.
Yunho
menghembuskan nafas panjang.
Ia mengusap
lembut punggung namja cantik itu.
“Gwenchana” Bisiknya.
“And
I’ve made your business mess up again today” Keluh Jaejoong sedih.
Yunho meraih
wajah sembab itu dan menatap penuh cinta kedua mata basah Jaejoong.
“There
is nothing more important in this world than my fabulous wifey and our little
Jung, semuanya berjalan normal, sayang, tidak ada yang perlu kau tangisi
atau kita pusingkan, kau dan bayi kita adalah yang paling utama”
“Oh Yunnie”
“Berhentilah menangis atau merasa sedih, kau
akan membuat anak kita menjadi cengeng nanti”
“Mianhae”
“I told
you”
“Arraseo”
Namja tampan itu
mengecup gemas pipi kekasihnya.
Kemudian ia
mengusapkan jemarinya ke balik kaus Jaejoong dan mengusap lembut perut namja
cantik itu.
“Aku sangat berharap alergi hujanku tidak
menurun padanya Yunnie, aku tidak sanggup membayangkan uri baby akan semenderita ini”
“Tidak ada yang akan menderita selama ia
bagian dari keluarga Jung, jja, pelayan bilang kau belum minum susumu”
“Boleh aku meminumnya bersamamu? In our car?”
“Kau serius, sayang? Suara hujan akan
terdengar sangat jelas di sana”
“Sebenarnya aku tidak ingin, tapi kurasa si
kecil Jung yang memintanya”
Yunho tersenyum.
“Well,
kurasa ia tidak seperti ibunya yang alergi hujan”
Jaejoong
tertawa.
“Kuharap ia lahir dan tumbuh seperti dirimu,
Yunnie ah, kau begitu sempurna”
“Aku tahu, aku tahu, jja, pakai jaketmu”
Jaejoong
mengangguk patuh.
Ia merentangkan
lengannya dan membiarkan Yunho memakaikan jaket tebalnya yang mahal.
Memeluk lengan
suaminya yang menuntunnya menuju parkiran.
Yunho membiarkan
kekasihnya memasuki mobil duluan dan ia menyusul dengan segelas susu hangat di
tangannya.
Namja tampan itu
segera memberikan susu Jaejoong sementara ia menutup pintu mobil.
“Aku tidak pernah menghitung mobil yang kita
punya, sejak kapan bertambah sebanyak ini?” Gumam Yunho menaikkan alisnya
bingung.
Memperhatikan
ratusan mobil mewah yang berjejer rapi di sekitar parkiran bawah tanah mereka.
Jaejoong
menjilat bibirnya yang berlepotan susu.
Ia tersenyum
manis.
“Kau tidak akan marah kalau aku jujur
mengenai hobi baruku?”
“Mengoleksi mobil? Kenapa kau tidak bilang
padaku? Aku bisa membantumu melengkapi koleksimu sayang”
“Aku ingin melakukannya sendiri, Yunnie yah,
ah, kau lihat Bentley putih di ujung
sana? Aku mendapatkannya dari perlelangan, kau tahu, mobil itu sangat nyaman”
“Hmm, kita akan mencobanya bersama kalau the little Jung sudah lahir”
“I will
keep your promise”
Yunho
membenarkan letak penutup telinga yang dikenakan Jaejoongnya.
Ia terlihat
sangat menggemaskan dengan penutup telinga berbentuk buah Strawberry dengan motif polkadot kuning itu.
Jaejoong sudah
menghabiskan susunya.
Ia meletakkan
gelas tersebut di jok depan sementara ia merapatkan dirinya ke dalam pelukan
Yunho.
Nyaman sekali,
gumamnya tersenyum.
Yunho mendesah
pendek.
Menikmati
saat-saat langka ini dengan seksama.
Kedua mata
musangnya memandang rintikan hujan deras dari jendela dengan punggung yang ia
sandarkan pada sandaran jok.
Sementara kedua
tangannya memeluk Jaejoong yang meringkuk padanya.
“Kau tahu, sayang?” Tanya Yunho manis.
“Um? Apa?” Bisik Jaejoong lembut.
Yunho mengecup
puncak kepala namja cantik itu.
“Aku sangat sangat mencintaimu”
“Aku juga sangat mencintaimu, bear”
“Terima kasih sudah hadir ke dalam hidupku,
Boo”
“Dan terima kasih sudah memberikan little Jung di sini, Yunnie yah”
Yunho tertawa.
Jaejoong menoleh
dan mengusap gemas dagu namja tampan itu.
Mata bulatnya
berbinar indah menyadari betapa tampan kekasih hatinya yang satu ini.
Perlahan tatapan
Jaejoong berubah menjadi semakin intens.
Jemarinya yang
berada di dagu Yunho telah menjalar menuju pinggir telinga namja tampan itu.
Bibir cherry-nya mulai mengecup-kecup setiap
sisi wajah Yunho dimulai dari bawah.
Yunho terkekeh
kecil menghadapi sikap agresif kekasihnya.
Namun ia
memutuskan untuk diam.
Taking the game which Jaejoong’s gave.
“Umh..”
Namja cantik itu
mengeluarkan desahan manis.
Tubuhnya
beringsut duduk di pangkuan Yunho.
Menikmati
lekukan kurva bibir seksi Yunho yang berada di dalam mulut dan lidah panasnya.
Menggigit-gigit
gemas bibir bawahnya dan menarik lembut bibir bagian atasnya.
Yunho merasakan
nafasnya memberat.
Suasana hujan
dan atmosfer yang tercipta di dalam mobil porsche
yang mungil ini membuatnya tersulut gairah.
Ia mulai
menggerakkan jemarinya meremas lembut pinggang Jaejoong.
Bibirnya
bergerak pasti membalas setiap perlakuan yang diberikan Jaejoong kepadanya.
“Mmhpckk…hh..hh…”
Jaejoong
melepaskan tautan bibir mereka.
Nafasnya menderu
panas.
Kedua matanya
berwarna gelap pekat.
Menatap nyalang
wajah tampan Yunho yang memerah.
“Kandunganku baru satu bulan, bagaimana
menurutmu?” Desah Jaejoong terang-terangan di hadapan wajah Yunho.
Membiarkan nafas
hangatnya menerpa kulit namja tampan itu.
“Kurasa tidak akan menimbulkan masalah jika
kita melakukannya dengan pelan” Balas Yunho berbisik.
Oh, celananya
sudah sangat sempit sekarang.
“Sangat pelan?”
“Sepelan yang kau inginkan, akan menjadi
sensasi baru untuk kita hm?”
“Umh Yunnie, kau membuatku semakin bergairah,
sayang”
Namja tampan itu
mengerang pelan ketika Jaejoong mencengkram pundaknya dan bergerak-gerak
berusaha membuka jaket tebal dan kausnya sendiri.
Ia mengulurkan
tangan kirinya ke atap mobil dan menahannya di sana.
Menghembuskan
nafas berat sementara satu tangan lainnya masih bertahan di bahu Yunho.
“Aku tidak akan pernah melupakan pengalaman
ini seumur hidupku, Yunnie ah” Desahnya lembut.
Yunho tertawa
kecil disela nafsunya yang meletup-letup.
Membenarkan
perkataan kekasihnya dan mengulurkan jemarinya menuju celana namja cantik itu.
Well, mungkin khusus
untuk hari ini Jaejoong akan melupakan sejenak mengenai alergi hujannya.
Bukankah Yunho sudah
pernah bilang?
Kalau ia akan
membuat Jaejoong mencintai hujan hanya ketika ia bersama namja tampan itu.
And the Richie Ho Rich always keep his promise.
-------
“Omo! He
is so tiny!”
Yunho tersenyum
dan menggenggam erat jemari Jaejoong seraya ikut memperhatikan gambaran calon
putra mereka dari layar monitor itu.
Park Yoochun
hanya tersenyum geli dan memutar alat USG itu di permukaan perut Jaejoong yang
sudah memasuki bulan keenam.
“Wait, did
I saw the same face in there?” Tanya Jaejoong kaget.
Yoochun semakin
terkekeh.
Aigoo, nyonya
jutawan ini benar-benar menggemaskan, pikirnya.
“Seperti yang kalian lihat, richie junior yang ada di dalam perut
Jaejoong ada dua”
Pasangan kekasih
itu saling menatap tidak percaya kepada Shim Yorin.
Wanita paruh
baya itu menepuk bahu Yoochun –mantan muridnya- pelan.
Seakan
memerintah namja chubby itu agar menggerakkan kembali alat tersebut dan
memperjelas rupa kedua putra Jaejoong dan Yunho.
Namja cantik itu
menggigit gemas bibir bawahnya.
Ia benar-benar
merasa surprise saat ini.
Pantas saja
perutnya terasa sangat berat.
Ternyata
putranya kembar.
Ia meremas erat
jemari Yunho yang masih bertaut dengan miliknya.
Sama seperti
Jaejoong, Yunho juga tersenyum tidak percaya.
Oh, ternyata
tidak hanya fisik luarnya yang sempurna.
Spermanya
ternyata jauh lebih sempurna dari pada itu semua.
Gosh! He was made twin baby in there!
“Hm, hm, sepertinya Changminku harus bersabar
penuh sampai kedua Jung itu lahir”
Eoh?
Jaejoong
menoleh.
Kemudian ikut
tersenyum geli memperhatikan jepretan blitz
yang terlihat dari balik kain gorden itu.
Mianhae Changmin
ah, Junsu ah, padahal mini album kalian baru saja keluar. Gumam Jaejoong dalam
hatinya.
“Jja, kita pulang sekarang, aku masih punya
banyak pekerjaan dan kau harus beristirahat”
Jaejoong
beranjak duduk dibantu oleh suaminya.
Rona bahagia
terpancar jelas dari wajah cantiknya yang terlihat sedikit gempal.
“Terima kasih banyak, Ahjumma, Chun ah” Ucap
Jaejoong tersenyum.
Kedua dokter itu
mengangguk dan menggiring pasangan kekasih itu sampai ke pintu.
“Jaga kandunganmu baik-baik, Jaejoongie, dan
jangan suka dekat-dekat dengan hujan walaupun bayimu yang meminta arasseo?
Alergimu terhadap hujan tidak akan membantu sama sekali” Ujar Yorin tegas.
Jaejoong
mengangguk pelan, terkesan sedikit ragu.
Sementara Yunho
mengangguk pasti dan bersiap melindungi kekasihnya dari hujaman kamera para
pencari berita di luar sana.
Walaupun sudah
ada beberapa pengawal yang akan memberi jalan untuk keduanya, tetap saja Yunho
ingin memastikan bahwa kekasih hatinya mendapatkan yang terbaik.
.
.
.
“Kau sudah mendapatkan nama untuk kedua putra
kita, Yunnie?”
Namja tampan itu
menoleh, menutup bukunya dan melepas kacamata minusnya.
Kemudian ia
berbaring penuh menghadap Jaejoong yang menatapnya.
“Hmm, aku hanya punya satu nama, when I thought our little Jung will be the
one and only one for us”
“Sebenarnya aku juga sudah menyiapkan nama
dan kupikir---”
“Tell
me”
Jaejoong
tersenyum manis.
Mengusap lembut
wajah tampan kekasihnya.
“Jung Junhon, kita bisa memanggilnya Honchan,
otte?”
“Nama yang sangat sempurna, just like his mommy”
Jaejoong
terkekeh geli.
“Hmm, lalu, bisa kau beritahu aku sekarang?
Nama apa yang ada di dalam kepalamu selama ini, bear?”
“Kau tahu, kupikir Jung Jaeho cocok untuknya,
tapi---”
“Perfect”
Eoh?
Yunho
mengerjapkan mata musangnya lucu.
Memperhatikan
bagaimana indahnya senyum yang melengkung di bibir ranum kekasihnya.
“Just
like his daddy mm?”
“Hei, kau membalasku”
“Hahaha, kau sangat lucu, Yunnie bear”
Namja tampan itu
tertawa kecil.
Mencubit gemas
pipi gembul istri cantiknya.
Jaejoong mengelak,
ia segera merundukkan wajahnya dan menyurukkannya ke dalam lekukan leher Yunho.
Mereka tertawa
bersama.
“Yunnie”
“Mm?”
“It’s
just my feeling or..Kau lebih sering berada di rumah akhir-akhir ini”
“Aku memang sengaja mengatur jadwal agar
lebih sering kosong sampai hari kelahiranmu tiba, Boo”
“Tapi itu masih lama, Yunnie, kau tahu aku
akan melahirkan mereka musim gugur nanti”
“Dan kau tahu aku selalu ingin yang terbaik
untukmu”
“Wah, aku jamin di luar sana ada jutaan
wanita yang akan pingsan kalau mereka mendengarmu mengatakan hal itu”
“Lalu kenapa kau tidak pingsan?”
“Hahaha, aigoo, kau pikir aku wanita?”
“Terkadang”
“Yunnie!”
Namja tampan itu
mengecup gemas dahi Jaejoong.
Mengusap perut
besar namja cantik itu lembut.
Ia mendesah
pelan.
“I
can’t wait ‘till our babies came out and called me daddy”
“Daddy~”
“Hey!”
Yunho tertawa
lucu ketika Jaejoong melakukan hal itu.
Ia menangkup
wajah cantik kekasihnya dan menghujani pipi gembul itu dengan ciuman gemasnya.
Membuat Jaejoong
mendongak seraya ikut tertawa.
Ah, malam yang
indah.
-------
Seoul, Autumn.
Shim Changmin
berlari kencang menelusuri koridor rumah sakit dan menjulurkan tangannya ke
depan menembus desakan para wartawan.
Meninggalkan
Junsu yang berteriak-teriak di belakang sana.
“Voldamiiiinn~!! Tunggu aku!!” Pekik namja
imut itu lantang.
Changmin menoleh
ke belakang dan hampir tertawa ketika melihat Junsu tersangkut di sana.
“Kenapa kau tidak mengepakkan sayapmu dan
terbang, bebek? Kau tahu keponakan kecilku sudah lahir! Dan aku harus mendengar
mereka memanggil namaku segera!”
“Bebek tidak bisa terbang, Food monster! Dan anak Jaejoong sama
sekali bukan keponakanmu! Dan mereka baru saja lahir! Dan demi Tuhan, kau
gila!”
“Terserah, lebih baik tutup mulutmu dan
bergegas! Atau aku akan meninggalkanmu tenggelam di sini!”
“SHIM CHANGMIN! KAU TEGA!”
Namja berwajah
kekanakan itu tertawa geli.
Ia kembali
menoleh ke depan dan semakin brutal menerobos kerumunan para pencari berita
itu.
Demi Tuhan, anak
Jung Yunho benar-benar gila.
Maksudku, mereka
bahkan membuat rumah sakit ini terpaksa memindahkan pasien yang akan masuk ke
rumah sakit sebelah!
Hanya karena
seluruh koridor terutama di depan pintu masuk dan pintu kamar rawat namja
cantik itu penuh oleh kameramen dan wartawan.
Mungkin
seharusnya aku berdoa agar diangkat menjadi anak mereka saja daripada menjadi
seorang artis, pikir Changmin lugu.
“Minggir!” Bentak Changmin garang ketika ia
berhasil sampai di depan pintu kamar rawat itu.
Para pengawal
yang berjejer menjaga pintu segera membukakan pintu kepada Changmin dan Junsu
yang terlihat berantakan.
Namja berwajah
kekanakan itu segera menerobos tanpa pikir panjang.
“Oh!”
Jaejoong memekik
surprise ketika mata bulatnya menatap
Changmin dan Junsu yang memasuki kamar rawatnya.
Membuat Yunho
yang sejak tadi tidak bisa meninggalkan kedua putra mungilnya mau tidak mau
menoleh ke belakang dan mengangguk pelan kepada dua teman kekasihnya.
Sementara Junsu mendongakkan
wajahnya dan membulatkan bibirnya lucu.
Kurasa kamar ini
diawali dengan ratusan huruf V baru disambung dengan I dan P. Pikir Junsu.
“Selamat untuk penghargaan musik kalian, Min
ah, Junchan” Ujar Jaejoong lemah.
Junsu segera
tersenyum manis.
Ia menghampiri
ranjang Jaejoong dan terkekeh lucu.
“Aku sendiri tidak menyangka bisa meraih
penghargaan itu di saat dunia sedang heboh membicarakan kelahiran anakmu”
Ujarnya.
Jaejoong balas
tersenyum.
“Lihat, Yunnie sangat excited dengan kedua putranya” Seru Jaejoong menoleh kepada Yunho.
Namja tampan
yang masih memakai jas armaninya itu meringis.
Ia tersenyum
kecil dan kembali memperhatikan betapa lucunya putra mereka.
Changmin sudah
berdiri di seberang Yunho.
Namja berwajah
kekanakan itu membulatkan matanya.
“Huoh! Mereka sempurna! Just like me!” Pekiknya heboh.
Namja berwajah
kekanakan itu mendesis sakit ketika kepalanya dipukul oleh ibunya yang cantik
itu.
Shim Yorin yang
baru saja masuk melalui pintu darurat meletakkan beberapa obat dan vitamin
untuk Jaejoong.
“Hati-hati kalau bicara” Ujar yeoja itu
pelan.
Changmin
mencebil.
Sementara Junsu
dan Jaejoong tertawa.
“Ne Junsu, Yorin Ahjumma bilang ia melihatmu
mengunjungi ruangan Yoochun beberapa waktu lalu” Ucap Jaejoong.
“Hahaha, ternyata benar, kau belum melihat
televisi eoh?” Kikik Junsu geli.
“Televisi yang mana, Kim Junsu? Semua berita
yang ada selalu tentang Jaejoong atau suaminya” Ketus Changmin sewot.
Junsu
mendeliknya kesal.
“Oh Boo! Junhon tersenyum padaku!”
Mereka semua
sontak menoleh kepada Yunho yang berteriak tanpa sadar.
Tersenyum gemas
memperhatikan betapa antusiasnya The
Richie kepada bayi-bayi jutawan itu.
“Hm, ia tersenyum karena Appanya sangat
tampan” Ujar Jaejoong lembut.
“Hu-uh,
do you think so?” Sahut Yunho menaikkan alisnya.
Jaejoong memutar
bola matanya dan mendesah.
“Jangan mulai, Yunnie” Balasnya.
Namja tampan itu
tersenyum lebar dan kembali mengelus-elus pipi lembut putranya.
Mereka sangat
sangat sempurna. Pikir Yunho.
“Aku sungguh tidak sabar menunggu mereka
tumbuh besar dan memanggilku daddy
dan memelukku untuk meminta mainan yang mereka inginkan”
“Oh Yunnie, come here”
Namja tampan itu
menghampiri kekasih hatinya dan duduk di pinggir ranjangnya.
Membiarkan
jemari lemah istrinya mengusap lembut wajah tampannya dan mencondongkan
wajahnya mengecup lembut bibir seksi itu.
Mengacuhkan
Junsu dan Changmin yang masih berdiri di dekat mereka.
“Kau tahu? Aku sangat sangat ratusan sangat
mencintai dirimu, thankyou for
everything, bear”
“I love
you more, thousands more than you know, and thankyou for being my BooJae, my
wifey in my life, dear”
“Kau dan kedua putra kita, milikku
satu-satunya yang paling berharga”
“Yang tidak akan pernah dimiliki orang lain”
“Yang tidak akan pernah dimiliki orang lain”
Yunho mengusap
penuh cinta pelipis Jaejoong.
Ia menundukkan
wajahnya dan menyatukan kedua bibir mereka dengan lumatan lembut yang manis.
Shim Yorin
tersenyum kecil melihatnya.
Sementara Junsu
dan Changmin sudah sibuk mengagumi bayi-bayi jutawan itu.
A piece of the Richie Ho Rich story.
About his wonderful perfect line.
That no one else has ever.
END.
Absolutly, PERFECT STORY!
BalasHapusWithout any conflict, just a cute fluff story.. LOVE IT!
Like it.. really like it !!!
BalasHapusLike it.. really like it !!!
BalasHapus