This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Selasa, 08 Juli 2014

FF/YAOI/YUNJAE/CHAPTER/RICHIE HO RICH/PART 3


PART 3.

  “Oh”

Yunho bergumam pelan ketika ia melangkah memasuki rumahnya dan mendapati kekasih hatinya tampak sedang bercengkrama di ruang keluarga bersama satu namja yang ia ketahui pasti adalah Kim Junsu dan satu namja berwajah kekanakan yang familiar di mata tajamnya.

Namja cantik itu mendongak, tersenyum manis melihat suaminya berdiri di sana menatapnya.
Ia segera beranjak bangun dan menghampiri namja tampan itu.

  “Tumben kau pulang, terjadi sesuatu?” Tanya Jaejoong lembut.

Yunho berdehem.
Ia mendesah pelan sebelum berbisik ragu-ragu pada namja cantik itu.


  “Sebenarnya, BooJae sayang, aku, uhm, harus segera take off ke Swiss dan mengurus pemindahan saham penting di sana”

  “Mwo?!”

  Listen, aku minta maaf karena ini terlalu mendadak dan---”

  “Berapa lama?”

  “Satu minggu, sayang, dan aku---”

  “Satu minggu dan kau baru mengatakannya sekarang?!”

  “Hei, tadinya aku berniat memberitahumu lewat telepon saja, tapi----”

  “LEWAT TELEPON?! YUNNIE!!”

Yunho meringis.
Ia sudah menduga BooJaenya akan meledak seperti ini.
Well, biasanya ia akan membawa Jaejoong pergi bersamanya atau setidaknya memberitahu namja cantik itu tentang kepergiannya tiga hari sebelum berangkat.
Itupun ia harus membujuk namja cantik itu dengan berbagai boneka gajah atau es krim cokelat.

Wajah Jaejoong berubah sendu.
Ia menatap Yunho dengan tatapan terluka.
Oh-oh, Yunho tahu sebentar lagi Jaejoongnya akan menangis.

  “Uhm, Joongie? Kurasa sebaiknya aku dan Changmin---”

  NO! Tidak ada yang boleh pergi dari ruangan ini sebelum aku memberikan izin! Dan kau, Jung Yunho The Richie Ho Rich yang tidak berkeperimanusiaan, masuk ke dalam kamar dan tunggu aku di sana!”

Yunho menghela nafas pasrah.
Ia mengecup lembut dahi kekasihnya dan segera berjalan memasuki lift.
Meninggalkan Jaejoong yang sudah duduk di antara Junsu dan Changmin yang sepertinya masih sibuk memasukkan beberapa potong kue kering yang renyah itu ke dalam mulutnya.
Junsu menghembuskan nafas pelan melihat sahabatnya yang kini memeluk erat bantal besar itu.

Mata besarnya tampak memerah dan berkaca-kaca.

  “Kau seharusnya tidak berteriak seperti itu kepada suamimu, Jaejoongie” Nasihat Junsu lembut.

  “Tapi Suie, ini terlalu mendadak dan aku..Hiks..aku..”

  “Sshh, berhentilah menangis, lagi pula Yunho ke sana untuk pekerjaan bukan? Kau bisa berteriak kalau ia ingin berlibur sendirian di sana. Katakan padaku, bagaimana caranya kau membeli barang yang kau inginkan kalau Yunho tidak bekerja hum?”

  “Dia jutawan! Uangnya tidak akan habis dalam sekejap begitu saja!”

  “Yah, kau benar, tapi tetap saja kau tidak boleh egois, kau tahu Yunho sangat mencintaimu. Tidakkah kau berpikir kalau tidak hanya kau yang tersakiti? Mungkin Yunho tersiksa setiap hari harus menghabiskan waktunya bekerja dan meninggalkanmu sendiri di rumah”

Jaejoong mengangkat wajahnya.
Menatap Junsu dengan tatapan polosnya.

  “Benarkah?” Ujarnya pelan.

Changmin menghela nafasnya.
Ia memutar bola matanya kesal dan melempar tabung kaca berisi kue-kue kering yang lezat itu.

  “Tentu saja! Kau ini bodoh atau apa sih?! Aku sudah cukup kesal melihatmu marah-marah pada idolaku kau tahu itu!”

Junsu menepuk kepala Changmin.
Aish, namja berwajah kekanakan itu.
Kenapa jadi dia yang marah? Pikir Junsu dalam hati.

  “Tutup mulutmu! Kalau saja kau tidak merajuk pada Junsuku aku tidak akan mau berteman denganmu dan membawamu ke rumahku dan membiarkanmu melihat suamiku dengan mata kecilmu yang seperti alien itu!” Berang Jaejoong melotot.

  “Awas saja kalau kau jatuh sakit, aku tidak akan membiarkan Appaku memeriksamu dan membantumu untuk sembuh” Sahut Changmin kekanakan.

Jaejoong baru saja akan membuka mulutnya untuk menyahut ucapan Changmin, namun tepukan Junsu di bahunya membuatnya mengurungkan niat.

  “Jja, Yunho menunggumu, kami akan tetap di sini sampai kau kembali” Ujar namja imut itu lembut.

Jaejoong mengangguk.
Ia beranjak bangun dan kembali melotot pada Changmin.
Namja berwajah kekanakan itu tersenyum penuh kemenangan.

Aish, dasar bocah. Rutuk Jaejoong dalam hatinya.

Namja cantik itu sudah memasuki lift dan keluar dari sana setelah berhenti di lantai lima.
Ia berjalan ke ujung koridor dan membuka pintu bercorak emas itu.

CKLEK.

Mata bulat Jaejoong mendapati sosok kekasihnya yang terlihat duduk di pinggir ranjang seraya memainkan layar ponselnya.
Ia menghela nafas dan berjalan menghampiri Yunho.
Menubruk pria tampan itu dengan pelukan hangatnya.

  “Mianhae” Bisik Jaejoong lirih.

Yunho tersenyum kecil.
Ia mengusap lembut punggung kekasihnya dan balas memeluk namja cantik itu.

  “Aku juga minta maaf padamu” Balasnya pelan.

Jaejoong melonggarkan pelukannya, ia menatap langsung mata musang yang tajam itu.

  “Aku begitu jauh berbeda dengan yang dulu anitji? Sekarang aku bisa membentakmu, tidak seharusnya aku melakukan itu” Gumam Jaejoong sedih.

Yunho mengusap lembut wajah cantik yang tampak sendu itu.
Ia mengecup-kecup pipi dan hidung bangir Jaejoong.

  “Hanya kau yang bisa memarahiku di dunia ini selain Umma dan Appa, BooJae sayang, dan aku tahu kau melakukannya karena kau mencintaiku”

  “Oh Yunnie”

  “Gwenchana, kau bisa ikut denganku kalau kau ingin”

  “Ani, aku tidak ingin mengganggu pekerjaanmu, kita berdua sama-sama tahu kalau aku ada di sana kau akan kekurangan waktu untuk bekerja”

  “Yeah, karena nyonya muda yang cantik ini tidak akan berhenti menangis sebelum suami tampannya mengajaknya jalan-jalan”

  “Aku laki-laki, Yunnie”

  “Laki-laki paling mempesona yang pernah kutemui”

Jaejoong tersenyum geli.
Ia mengecup sayang dahi Yunho, menghirup aroma parfum namja tampan itu.

  “Kau akan segera take off  kan? Pakai pesawat apa?”

  “Hm, kurasa aku bisa menundanya sebentar saja, aku sangat ingin memelukmu saat ini, dan tentu saja dengan pesawat pribadi, sayangku, kau tahu ada jutaan penggemarku di luar sana”

  “Ish, Yunnie~!”

  “Hahaha”

Jaejoong rasanya ingin merekam tawa renyah itu sekarang juga agar ia bisa melihatnya setiap hari.
Belakangan ini namja tampan itu lebih suka tertawa di hadapannya.
Dan ia mencintai hal itu.

  “Aku bisa meminta Umma untuk menemanimu selama aku tidak ada, bagaimana menurutmu?” Tanya Yunho.

  “Um, ide bagus, sudah lama aku tidak bertemu dengannya. Tapi mungkin aku akan lebih sering menghabiskan waktu bersama Junsu dan Changmin, gwenchana?” Sahut Jaejoong balas bertanya.

  “Sudah lama aku ingin bertanya padamu, siapa itu Changmin?”

  “Ah, kau cemburu?”

  “Tentu saja, aku bahkan cemburu pada semua pakaianmu, mereka bisa dengan bebas melekat di tubuhmu setiap saat”

  “Hahahaha~~ kau sangat lucu, Yunnie bear-ku sayang~”

  “Aku serius, BooJae”

  “Hum, Changmin itu anak bungsu Dokter Shim”

  “Jeongmall? Pantas saja aku tidak asing dengan wajahnya”

  “Yah, dan kalau kau bertanya-tanya mengapa ia memilih menjadi seorang penyanyi daripada mengikuti jejak Appanya, itu karena ia memiliki kakak laki-laki yang akan meneruskan pekerjaan Appanya”

  “Hmm”

  “Yunnie yah”

  “Iya sayang”

  “Aku sangat ingin menciummu sekarang”

  “Ah, kau nakal sekali hm?”

Jaejoong terkikik geli.
Ia memiringkan wajahnya dan segera menempelkan bibirnya dengan bibir namja tampan itu.
Melumatnya mesra sementara kedua lengannya sudah memeluk erat leher kekasihnya.
Yunho memeluk punggung Jaejoong dan menahan pinggang namja cantik itu dengan tangan satunya.
Membiarkan istri manjanya menghisap habis bibir atasnya yang tipis dan menyusupkan lidahnya yang panas ke dalam rongga mulutnya.

Namja tampan itu sedikit bingung dengan sikap Jaejoongnya yang tiba-tiba menjadi agresif seperti ini.
Tapi ia tidak ambil pusing, toh ia juga menyukai perubahan kekasihnya saat ini.
Jaejoong memindahkan satu tangannya untuk menangkup pipi kanan Yunho.
Mengelusnya penuh cinta.

Bibir ranumnya sudah bergerak melumat bibir bawah kekasihnya.
Sesekali ia melenguh manja ketika lidah Yunho membelit lidahnya dan mendorongnya kembali ke dalam mulut mungilnya.
Nafas kedua namja itu saling memberat.

Yunho menarik kaus Jaejoong ke bawah dan segera melepas tautan bibir mereka.
Jaejoong terkejut, ia mencengkram erat pundak Yunho dan membiarkan namja tampan itu melahap habis leher jenjangnya yang sangat menggoda.
Ia meringis ketika Yunho meninggalkan beberapa kissmark di sana.

  “Untuk mengingatkan mereka yang memujamu di luar sana, kalau kau adalah satu-satunya milikku yang tidak akan pernah kubagi” Bisik Yunho jenaka.

Jaejoong terkekeh geli.
Ia meremas lembut rambut cokelat namja tampan itu dan mengecup manis telinga kirinya.

  “Uhm, sebenarnya aku sudah sangat terangsang saat ini, Yunnie, tapi kedua temanku sedang menunggu di bawah dan kau harus segera berangkat ke Swiss, jadi..Bagaimana kalau kita melanjutkannya minggu depan saja?” Tawar Jaejoong lembut.

Yunho terdiam.
Ia terlihat berpikir sejenak.
Kemudian menghela nafasnya kesal.

  “Ini yang kubenci dari menjadi seorang jutawan, aku bahkan harus bernego untuk bisa bercinta denganmu” Keluhnya.

Jaejoong menepuk bahu Yunho.
Ia tertawa gemas.

  Deal?” Tanyanya menaikkan alis.

  Deal” Desah Yunho frustasi.

Jaejoong segera turun dari pangkuan kekasihnya dan membenarkan kemeja namja tampan itu yang sudah kusut.
Merapikan rambut cokelatnya dan mengecup lembut dagunya.

  “Jja, jaga dirimu, jangan sampai jatuh sakit, dan selalu telepon aku setiap hari” Ujarnya.

  “Tentu sayang, tentu” Balas Yunho tersenyum.


-------


Suara jepretan kamera dan kilatan lampu blitz itu tidak mengganggu kegiatan Jaejoong sama sekali.
Namja cantik itu masih terlihat santai membacakan dongeng untuk anak-anak panti asuhan.
Sesekali ia tertawa ketika anak-anak yang lucu itu mengungkapkan beberapa lelucon aneh.
Jaejoong mengangkat wajahnya, memandang Jung Keybum –Umma mertuanya- yang sedang diwawancarai oleh para wartawan.

  “Hei Joongie, maaf aku datang terlambat” Sapa Junsu yang baru saja datang.

Ia tersenyum manis seraya melepas kacamata hitamnya.

  “Selamat atas peluncuran album barumu, Junsu yah, kau tahu? Aku bahkan memborong setengahnya agar kau dapat penghargaan musik tahun ini” Ujar Jaejoong berdiri dari duduknya.

  “Mwo? Yah! Kau pikir albumku susah laku eoh?” Ucap Junsu kesal.

Jaejoong tertawa.

  “Junchan, kau bawa pesananku tidak? Ish, Ahra Nuna dan Tiffany itu senang sekali menggangguku”

Jaejoong dan Junsu menoleh menatap Changmin yang menggerutu tidak jelas.
Namja cantik itu menaikkan alisnya.

  “Tiffany? Kau serius? Padahal ia pernah bilang kalau ia menyukai suamiku” Desis Jaejoong.

  “Wanita memang gila” Komentar Changmin seraya memutar kedua bola matanya jengah.

  “Hahaha”

  “Tumben sekali kau membuat acara amal seperti ini, Jaejoong ah, sampai mengundang agensi segala”

  “Ani, aku dan Umma Jung memang selalu melakukannya setiap bulan, dan aku mengundang agensi untuk menaikkan pamor mereka yang baru saja terjun ke dunia hiburan”

  “Maksudmu aku dan Junsu si bebek itu kurang laku, begitu?”

Jaejoong kembali tertawa.
Aish, namja berwajah kekanakan ini memang menggemaskan terkadang.
Jaejoong tersenyum senang menatap Junsu dan Changmin yang sudah berjalan mengambil kue di atas meja.
Hanya mereka yang berani bersikap normal kepadanya sebagai teman.
Kedua namja itu bahkan tidak ragu untuk meledeknya atau memarahinya ketika ia melakukan hal yang kurang benar.

Benar-benar teman sejati, pikir Jaejoong bangga.

  “Jaejoongie, kka, sekarang saatnya kita membagikan bingkisan”

Jaejoong menoleh, menatap sesosok wanita cantik dengan mata kucingnya yang begitu mempesona.
Jung Keybum adalah wanita keturunan bangsawan yang diidamkan seluruh pria dalam negeri.
Beruntung sekali Jung Jinki itu.

  “Ne Umma” Sahut Jaejoong lembut.

Langkah kaki Jaejoong diiringi jepretan kamera milik ratusan wartawan yang datang.
Aish, ini sulitnya menjadi istri dari seorang Jung Yunho.
Kemana pun ia melangkah pasti selalu diikuti, bahkan ia tidak mengundang satu pun dari mereka.

  “Bagaimana kalau kita belanja setelah ini? Umma ingin sekali mencicipi kue buatanmu lagi, Jaejoongie” Bisik Key mengedip nakal.

  “Ne Umma, kita akan membuat rumah Tuan Muda Jung itu berantakan, hahaha” Tawa Jaejoong setuju.

Junsu menengadahkan wajahnya ketika ia merasakan makanan-makanan itu tertutupi bayangan besar.
Dahinya mengernyit, awan-awan mendadak gelap.
Oh-oh.
Namja imut itu segera berlari mengejar Jaejoong dan menarik tangan namja cantik itu.

  “Kajja Joongie! Sebentar lagi akan turun hujan!” Pekik Junsu panik.

Jaejoong membulatkan kedua mata beningnya sempurna.
Ia meringis, pantas saja sedari tadi kepalanya pusing.
Keybum yang sudah mengetahui penyakit Jaejoong segera memerintah Yoochun –keponakannya yang sedang berlibur ke Korea- untuk memberitahu yayasan bahwa ia dan Jaejoong pamit undur diri.

Namja cantik itu segera memasuki mobil mewahnya diikuti Keybum yang mendesah panjang.

  “Jja Joongie, Ahjumma, aku dan Changmin masih harus berada di sini sampai acaranya selesai” Ujar Junsu dari jendela.

Jaejoong mengangguk.
Wajahnya mulai terlihat pucat.

  “Joongie, Umma rasa sebaiknya kita menunda rencana kita hari ini otte?” Ucap Keybum khawatir.

Jaejoong mengangguk.
Ia menyandarkan kepalanya di pundak wanita cantik itu ketika Key menariknya untuk bersandar.

  “Apa Umma harus menghubungi Yunho sekarang juga?”

  “Ani Umma, aku hanya pusing biasa, Yunnie pasti sedang sibuk”

  “Ia akan menceramahi Umma seharian kalau ia tahu”

  “Karena itu jangan biarkan ia tahu, Umma tahu Yunnie akan sangat cerewet kalau sudah seperti ini”

Key mengangguk.
Ia memerintahkan Jonghyun untuk segera melajukan mobil tersebut.
Mata kucingnya mengerjap pelan ketika rintikan hujan mulai membasahi jalanan.
Jaejoong meringis.

Memejamkan kedua mata beningnya yang berkunang-kunang.
Menutup hidungnya dengan kedua tangan menahan Petrichor yang mendesak penciumannya.
Uh, ia butuh Jung Yunhonya sekarang.
.
.
.

  “Kau baik-baik saja, sayang? Ada yang kau inginkan? Yoochun bisa mencarikannya untukmu” Tanya Key lembut.

Jaejoong menggeleng.
Telinganya berdengung mendengar suara derasnya hujan di luar sana.
Saat ini ia sudah berbaring di atas ranjangnya dan Yunho.
Sudah dua jam, dan hujan belum berhenti.

  “Kau yakin?”

  “Ne Umma”

Key mendesah pelan.
Ia beranjak duduk di pinggir ranjang besar itu dan mengusap penuh kasih kepala Jaejoong.

  “Jaejoongie, Umma benar-benar tidak tega meninggalkanmu seperti ini, tapi Umma masih harus menghadiri beberapa pertemuan”

  “Gwenchana Umma, jangan biarkan sakit konyolku ini menghalangi Umma, banyak orang menantimu di sana”

  “Oh Joongie, sungguh, Umma minta maaf”

Jaejoong tersenyum lemah.
Ia tahu Keybum adalah wanita yang cukup sibuk.
Kegiatannya sebagai penasihat fashion itu membuatnya harus selalu sedia menghadiri acara-acara yang sejenis dengan pekerjaannya kapan saja.

  “Gwenchana Umma, aku hanya butuh tidur sebentar” Bisik Jaejoong.

Key mengangguk.
Ia masih mengusap lembut rambut almond menantunya yang cantik itu.
Kemudian ia mengecup dahi Jaejoong.

  “Baiklah, Umma pergi sekarang, kalau kau butuh sesuatu telepon saja Umma, okay?”

  “Ne Umma, hati-hati”

Key tersenyum.
Ia beranjak meninggalkan Jaejoong dan menutup pintu kamar bercorak emas itu.
Jaejoong mendesah pasrah dalam baringnya.
Mata bulatnya melirik jendela yang berembun.
Memperhatikan rintikan hujan di luar sana.

Tetesan bumi itu membuatnya terhanyut dalam lamunannya untuk sesaat.
Jaejoong masih ingat dengan jelas, ketika ia mendengar kabar bahwa Umma tercintanya mengalami kecelakaan lalu lintas karena jalanan yang begitu licin.
Heechul sudah berjanji akan menemaninya membuat kue bersama hari itu.
Tapi ia malah dibawa Appanya menuju pemakaman.

Membiarkannya bertemu Petrichor dan sakit karena guyuran hujan.

Jaejoong merasakan matanya panas.
Ia menggigit bibir bawahnya sedih.
Kemudian ia melirik cincin perak yang melingkar manis di jarinya.

  [ “Karena aku ingin kau mencintai hujan hanya ketika bersamaku, Kim Jung Jaejoong” ]

Ufh, Jaejoong menahan senyum manisnya.

DDRRTT..DDRRTT…

Namja cantik itu menolehkan wajahnya, meraih ponsel layar sentuhnya yang bergetar panjang.

  Yunnie bear Calling

Jaejoong menghela nafas lega.

  “Yeoboseyo?”

  Kau baik-baik saja Sweetheart? Kudengar Seoul sedang hujan deras

Jaejoong tersenyum manis.
Suara Yunho jelas penuh kekhawatiran yang mendalam saat ini.
Ah, ia begitu mencintai suaminya yang sangat perhatian.

  “Hanya pusing biasa, Yunnie, aku sudah di rumah sekarang, Umma masih ada pekerjaan”

  Apa aku harus pulang sekarang juga?

  “Yunnie, don’t be mad, hujannya mungkin sudah berhenti ketika kau sampai di sini”

  Aku benar-benar khawatir, BooJae

  “Lanjutkan saja pekerjaanmu Yunnie ah, kau pasti masih sibuk”

  Don’t you dare to talk about that fuckin job, aish! Seharusnya aku membawamu ke Swiss!”

  “Yunnie”

  Okay okay, I am sorry

  “Aku baik-baik saja, sungguh, mendengar suaramu saja sudah membuatku cukup sehat”

  Oh now I really wanted to fuck  you so badly when you talked like that

  Should we try sex on phone, baby?

  Don’t you dare, BooJaejoongie

Tawa Jaejoong mengalun lantang.
Begitu bebas, begitu menggemaskan.
Hingga membuat sang penelepon di ujung sana ikut tertawa.

Ah, ia sungguh merindukan kekasih hatinya sekarang.

  “Jja, lebih baik kau tutup teleponnya sekarang, aku mengantuk”

  Hm, okay, I love you Boo

  Love you more, bear

KLIK.

Jaejoong tersenyum lebar.
Ia memeluk gulingnya dengan erat dan mendesah pelan.
Yunhonya benar.
Ia bisa mencintai hujan hanya ketika bersama dirinya.

  You are so unpredictable Yunnie ah” Bisik Jaejoong dalam tidurnya.


-------


  “JAEJOONGIE!!”

DEG!

Jaejoong sontak terbangun mendengar suaranya dijeritkan lantang oleh Jung Keybum.
Namja cantik itu mengerutkan dahinya dan beranjak bangun dari baringnya.
Menatap bingung Umma mertuanya yang sedang berdiri di samping ranjangnya.

  “Umma? Kapan Umma datang? Aish, Ummaa, aku bahkan baru bangun tidur” Ujar Jaejoong mengeluh.

Wanita cantik itu tidak peduli.
Ia tersenyum lebar dan segera duduk di pinggir ranjang.
Mencengkram erat pergelangan tangan menantunya.
Jaejoong menoleh, menatap bingung sesosok namja yang ia tahu bernama Park Yoochun, keponakan dari Keybum.

  “Umma sangat khawatir denganmu, jadi Umma memutuskan untuk meminta Yoochun memeriksa keadaanmu karena ia seorang dokter dan----”

  “Ya, Umma? Dan apa?”

Keybum memekik gemas.
Ia mencubit pipi Jaejoong erat.
Membuat namja cantik itu meringis kesakitan.

  “DAN KAU HAMIL!! OH GOD!!” Teriak Key senang.

Mwo?

Mata bulat Jaejoong mengerjap polos.
Bibir ranumnya membulat tidak percaya.
Ia menoleh menatap Yoochun dan mengerutkan dahinya bingung.

Namja berpipi chubby itu hanya mengangkat bahunya dan terkekeh lucu.

  “Aku..Hamil?” Gumam Jaejoong pelan.

  “BENARKAH?!”

Jaejoong, Yoochun dan Keybum sontak menoleh ke arah pintu kamar.
Memandang kaget Yunho yang sudah berdiri di sana.
Namja tampan itu membulatkan mata musangnya.

  “Yunnie!” Pekik Jaejoong tersenyum.

Namja tampan itu segera menerobos ke dalam kamar dan berdiri di hadapan kekasihnya.

  “Benar yang kudengar? Kau hamil, sayang?” Tanya Yunho tidak bisa menahan rasa bahagianya.

  “Ne Yunho ah, tapi itu masih hasil dari pemeriksaanku, lebih baik kau bawa Jaejoong ke dokter kandungan besok” Sahut Yoochun berdiri dari duduknya.

Namja tampan itu tersenyum bahagia.
Ia segera menarik Jaejoong ke dalam pelukannya dan mengecup-kecup dahi namja cantik itu penuh cinta.

  “Terima kasih, sayang, terima kasih” Bisik Yunho senang.

Jaejoong ikut tersenyum.
Ia balas memeluk Yunho dan menghirup aroma parfum namja yang dipujanya itu.

  “Kupikir kau akan pulang besok, Yunnie” Ujar Jaejoong pelan.

  “Aku tidak bisa membiarkanmu begitu saja setelah hujan deras semalam, jadi aku langsung take off setelah selesai meneleponmu dan aku benar-benar mendapat kejutan sekarang” Sahut Yunho terkekeh.

Jaejoong melonggarkan pelukan mereka.
Tersenyum lagi kepada Keybum dan kembali menatap mata musang kekasihnya.

  We are parents gonna be” Desis Jaejoong bahagia.

  And I love you so much, my dear baby BooJae, besok kita harus segera memeriksakan anak kita” Ucap Yunho lembut.

  “Um! Anak kita! Our first baby, aku begitu bersemangat, sayang!”

  “Yang tidak akan pernah dimiliki orang lain”

  “Yang tidak akan pernah dimiliki orang lain!”

  “Aku mencintaimu, BooJae”

Yoochun hanya tersenyum kecil memperhatikan sepasang kekasih yang saling berbahagia itu.
Ia memandang Keybum dan tertawa geli.
Akhirnya setelah lima tahun mengucap ikrar mereka dikaruniai seorang anak.

A little richie ho rich gonna be.

Dunia akan gempar, pikir keduanya kompak.

TBC :D

1 komentar: