Tittle: RICHIE HO RICH SEKUEL
Genre:
YAOI
Author:
Shella Rizal a.k.a Park Sooji
Cast:
Yunjae and other
Length:
TWOSHOOT
Rating:
family-romance-fluffy-sweet-friendship-mpreg-hurt-incest
WARNING:
BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2
kutang Jae umma*
Untuk mengenang seluruh kutang Jejung yang saya kibarkan.
CAUTION: JUNG JAEHO DAN JUNG JUNHON MILIK AUTHOR SETANGKAI!
-------
PART 1.
“Bahkan
seorang Billionaire sekalipun tidak sepenuhnya sempurna”
.
.
.
Jaejoong
bersenandung pelan seraya menyibak gorden besar yang ada di kamar bayi
tersebut.
Mata bulatnya
melirik para maid yang sedang
membereskan pakaian dan kain milik dua bayi jutawan itu.
Ia berjalan
menghampiri tempat tidur berbentuk kotak super besar dengan mainan yang
tergantung di atasnya.
Mengintip kedua
bayi kembarnya yang baru saja terbangun dari tidur.
“Oh, hai, love
dust” Bisik Jaejoong tersenyum.
Ia mengusap
sayang pipi Jaeho dan Junhon.
Kedua bayi itu
terkikik geli.
Jaeho
memiringkan wajahnya, melahap jari telunjuk Jaejoong dan menghisapnya.
“Hahaha, aigoo~ Jaejae” Kekeh Jaejoong
meringis.
Merasa geli
karena gusi yang belum ditumbuhi gigi itu menekan-nekan jarinya.
“Nmm..da..da…uwnn..jajaa~”
Mata bulat
Jaejoong melirik Junhon yang mencebilkan bibir cherry-nya lucu.
Bayi mungil itu
tidak berhenti mengoceh selama matanya terbuka.
Benar-benar
cerewet seperti halmoninya, pikir Jaejoong.
“Jja, waktunya minum susu, uri samchon akan
datang sebentar lagi”
Jaejoong
memindahkan kedua bayi mungilnya ke dalam stroller.
Ia mendorong
benda itu memasuki lift.
“Ma’am, ketiga tamu anda sudah duduk di ruang
keluarga” Lapor seorang pelayan ketika Jaejoong keluar dari lift.
Namja cantik itu
mengangguk dan tersenyum lebar kepada ketiga namja yang sedang duduk di sana.
“Aaa~~ Keponakanku!” Pekik Changmin gemas.
Namja berwajah
kekanakan itu segera menghambur ke samping stroller
para bayi dan menjawil-jawil pipi gembul keduanya.
Jaejoong
tertawa.
Ia memukul pelan
bahu Changmin dan duduk di hadapan Yoochun dan Junsu.
“Jadi kapan kalian akan menikah eoh?” Tanya
Jaejoong.
Junsu tersenyum
lucu sementara Yoochun berdehem.
Mereka berdua
benar-benar tampak seperti pasangan remaja yang sedang kasmaran.
“Bulan depan, Joongie, aku tidak sabar ingin
memiliki bayi sepertimu” Sahut Junsu.
“Ah, aku memang selalu menjadi trendsetter orang-orang” Balas Jaejoong
tertawa.
Junsu mempoutkan
bibirnya kesal.
Yoochun beranjak
dari duduknya, menghampiri Changmin yang sudah heboh sendiri di sana.
Ia mengintip ke
dalam stroller dan tersenyum kepada
dua bayi jutawan itu.
“Ah! Ah! Ah! Nmju jaa~!”
Eoh?
Yoochun
menaikkan alisnya.
Tersenyum gemas
ketika salah satu dari bayi itu memekik melihatnya.
“Sepertinya Jaeho menyukaimu, Chun ah” Ujar
Jaejoong lembut.
“Aku?” Tanya Yoochun menunjuk dirinya
sendiri.
Namja berpipi
chubby itu tertawa.
Ia menunduk dan
mengambil Jaeho dari dalam stroller.
Menggendongnya
dan membawanya duduk bersama Junsu.
Mengecup-kecup
pipi dan dahinya penuh sayang.
“Dan aku juga menyukainya, Jaejoong ah” Gumam
Yoochun bahagia.
Junsu dan
Jaejoong saling melempar senyum manis.
Sementara
Changmin masih sibuk mencari perhatian Junhon yang hanya mengedipkan mata
bulatnya sejak tadi.
“Aku pulang!”
Mereka semua
menoleh, melihat Yunho yang berjalan memasuki ruang keluarga.
Namja cantik itu
segera berdiri dan menyambut kedatangan suami tercintanya.
Yunho mendesah,
ia memeluk erat tubuh Jaejoong.
Menghirup aroma
manis yang menguar dari leher namja cantik itu.
“I miss
you so much, my dear baby BooJae” Bisiknya manis.
“I miss
you more, bear” Balas Jaejoong lembut.
Yunho mengecup
bibir ranum Jaejoong dan tersenyum kecil ketika menyadari tidak hanya mereka
yang berada di sana.
“Oh, apa kabar kekasih hati Daddy hari ini hm?” Ujar Yunho seraya
menghampiri Junhon.
Jaejoong
menggeleng pelan.
Sementara ketiga
namja yang lainnya hanya berdehem kecil.
Yah, mereka
semua cukup tahu bagaimana antusiasnya Yunho kepada putra kembarnya.
Sepertinya ia
terlalu bahagia telah menjadi seorang Appa.
Junhon terkikik
geli ketika Yunho menunduk dan mengecup-kecup bibir mungil dan lehernya gemas.
Bayi cherry itu memekik lucu saat Yunho
mengusap wajah di perutnya.
“Yunnie, kau membuat uri Honchan sesak napas”
Ucap Jaejoong.
Yunho tersenyum
lebar.
Ia tidak
bosan-bosannya mengganggu bayi mungilnya yang satu itu.
Jemari
panjangnya terus mengusik pipi gembul putra bungsunya.
“Unmmm..mm..dda!” Pekik Junhon tertawa.
Yunho terkejut.
Kedua mata
musangnya sontak melebar sempurna.
“OH GOSH! BOOJAE! KAU DENGAR ITU SAYANG?
JUNHON MEMANGGILKU!” Pekik Yunho tidak percaya.
Junsu, Yoochun
dan Changmin tertawa geli.
Sementara Jaejoong
memutar bola matanya dan menepuk bahu kekasihnya pelan.
“Yunnie, ia hanya bergumam seperti biasa”
“Tapi..Tapi..”
“Mereka bahkan belum enam bulan, aigoo”
Yunho mendesah
kecewa.
Ia memperhatikan
lagi wajah gembul putra bungsunya.
Ia jatuh cinta.
Kenapa wajah itu sangat lucu dan imut?
Mirip sekali
dengan istrinya yang tercinta.
Namja tampan itu
sibuk mengagumi bayi cherry-nya.
Tak menyadari
sepasang mata musang mungil yang terus memperhatikannya dalam diam.
-------
Seoul, Jung’s
Residence.
5 years later.
“Daddy,
Jaejae mau es krim”
Namja tampan
yang sedang memeriksa laporan dari sekretarisnya itu menoleh ke bawah.
Memandang Jung
Jaeho yang berdiri di sana.
Ia kemudian
mengerutkan dahinya.
“Appa, Jaejae, bukan Daddy” Koreksi Yunho.
Namja almond itu merengut tidak senang.
Ia hanya diam
menatap Yunho dengan alis yang bertaut.
Yunho tersenyum
kecil.
Ia mengusap
lembut kepala putranya dan beranjak menuju kulkas.
Mengambil satu cup es krim rasa blueberry.
“Dua scoop
saja oke? Appa tidak ingin kau flu”
Jaeho
mengangguk.
Ia selalu
mengangguk.
Namja almond itu tidak pernah sekalipun
membantah ucapan Appanya.
Ia ingin Yunho bangga
akan kepatuhannya.
Tidak seperti
adiknya yang---
“Daddyyyyy~~
Hon juga mau es krim~!”
Jaeho menoleh ke
belakang.
Melihat Junhon
yang berlari meninggalkan Jaejoong.
Mereka baru saja
keluar dari dalam lift.
Yunho tersenyum
kepada Junhon.
Ia menggeleng.
“Kau sudah menghabiskan banyak es krim siang
tadi, Honchan, ingat, es krim dua hari sekali. Lusa otte?” Ujar Yunho masih
dengan senyumnya.
Jaejoong memeluk
sebentar perut kekasihnya dari belakang.
Ia mengecup
lembut pinggir bibir namja tampan itu.
Kemudian beralih
mengambil setoples kue kering yang tersimpan di dalam lemari.
“Aniyoooo~! Hon mau sekarang! Mau sekarang!”
Pekik Junhon kesal.
Namja cherry itu menggembungkan pipinya dan
mencebilkan bibir cherry-nya lucu.
Membuat Yunho
menghela nafas pada akhirnya dan menaikkan alisnya.
“Baiklah, satu scoop saja oke?”
Junhon segera
mengangguk senang.
Memperlihatkan
deretan gigi susunya yang rapi.
Jaeho masih diam
di samping kembarannya.
Mata musangnya
menatap iri kepada Junhon.
Bola mata itu
tampak memerah.
Ia sedang
berusaha keras menahan tangisnya.
“Jaejae, kajja, makan kue bersama Umma” Ujar
Jaejoong seraya menggendong putranya.
Namja almond itu tidak menyahut.
Ia hanya pasrah
ketika Jaejoong menyelamatkannya agar tidak menangis di hadapan Yunho.
Oh Jaeho sungguh
berterima kasih kepada Ummanya yang sangat pengertian itu.
Ia tahu kalau
Jaeho tidak ingin terlihat cengeng di mata Appanya.
Namja cantik itu
membawa Jaeho duduk di ayunan besi yang ada di halaman belakang rumah mereka.
Ia meletakkan
toples kue kering itu di kursi seberang sementara satu tangannya masih memangku
Jaeho yang terisak.
“Sssh, baby
boy, gwenchana, menangislah kalau kau mau” Bisik Jaejoong selembut mungkin.
Jaeho berbalik,
mencengkram kaus Ummanya dan menangis di pelukan namja cantik itu.
Sementara
Jaejoong hanya tersenyum kecil dan mengusap lembut punggung kecil putranya.
“U-Ummaaa..Hiks..Es krim kan..Hiks..Dua hari
sekali..Kenapa..Kenapa Honchan boleh makan lagi? Hiks..Dia kan sudah makan tadi
siang” Adu Jaeho tersengguk.
“Sekali saja tidak apa hum? Kita semua tahu
kembaranmu itu sangat manja aniya?” Bujuk Jaejoong mengusap kepala Jaeho.
“Jaejae tidak manja! Kenapa Honchan harus
manja?”
“Hmm, bagaimana yaa, ah, begini, Jaejae dan
Honchan memang kembar. Tapi kalian berbeda, arachi?”
“Umma sayang yang mana?”
“Eoh? Tentu saja Umma sayang dua-duanya,
kalian bayi-bayi Umma yang tercinta”
Jaeho mengulas
senyumnya sedikit.
Sepertinya
Jaejoong berhasil menghibur namja almond ini.
Huft, ia harus
menasihati kekasihnya nanti malam.
Bagaimana bisa
ia bersikap seperti itu kepada Jaeho dan Junhon?
“Mungkin Appa sedang lelah” Bisik Jaejoong
seraya menarik Jaeho untuk bersandar di dadanya.
Jaeho menggumam.
Ia mengusap
hidung mancungnya dan mendesah pelan.
“Nanti kita makan es krim hm?” Ujar Jaejoong
lembut.
“Um!” Gumam Jaeho mengangguk.
.
.
.
“Hyung”
Jaeho menoleh,
memandang kembarannya yang belum memejamkan mata.
Namja almond itu melirik jam beker yang ada di
atas meja.
Sudah tengah
malam.
Jaeho mendesah
pelan dan menepuk lembut punggung Junhon.
Berusaha membuat
adik kembarnya itu kembali terlelap.
“Hyuung”
“Honchan, ini sudah tengah malam, Hyung
ngantuk”
Tapi Junhon sama
keras kepala seperti Ummanya.
Ia menusuk-nusuk
pipi Hyungnya dengan jari telunjuknya yang kecil.
Membuat Jaeho
membuka matanya dan mendengus.
“Baiklah, apa?” Ujarnya serak.
“Mianhae” Bisik Junhon pelan. Nyaris tidak
terdengar.
Jung Jaeho
tertegun.
Mata musangnya
mengerjap memandang Junhon yang balas menatapnya.
Namja almond itu menghembuskan nafas panjang.
Well, ia tahu
kejadian tadi sore bukan salah kembarannya.
Jung Junhon
memang sangat manja dan dunia tahu itu.
“Bukan salah Honchan” Balas Jaeho berbisik.
Kedua mata bulat
Junhon berkaca-kaca.
Ia meremas
jemari Hyungnya dan menggigit bibir cherry-nya.
“Hon sayang Hyung..Hiks..”
“Aigoo, uljima, besok matamu bisa bengkak,
jja, tidur”
Namja cherry itu beringsut ke dalam pelukan
Hyung kembarnya.
Membiarkan Jaeho
kembali menepuk-nepuk lembut punggung mungilnya.
“Hyung juga sayang Hon” Desis Jaeho lirih.
Mencoba menahan
sesak di dadanya.
-------
Kedua namja
kembar itu tampak sedang duduk bersama menikmati tayangan anime Hunter X Hunter dengan semangkuk penuh sereal kering.
Bocah-bocah itu
terlihat sangat menggemaskan dari belakang, gumam Jaejoong tersenyum.
Ia meletakkan
gelas susu untuk kedua putranya dan tersenyum penuh cinta kepada suaminya yang
baru saja keluar dari lift.
“French
Toast-mu, sayang”
“Aku lebih suka morning kiss darimu”
Jaejoong
terkikik.
Ia memeluk leher
Yunho dan memiringkan wajahnya.
Mencium bibir
seksi kekasihnya dan merinding ketika lidah Yunho bergerak keluar masuk di
mulutnya.
Menyisakan
saliva yang membasahi sekitar bibir ranumnya.
“Don’t
you dare, pervert bear” Bisik Jaejoong dengan wajahnya yang memerah.
Yunho balas
tersenyum.
Ia meremas
lembut pinggang kekasihnya dan mencuri satu ciuman singkat lagi sebelum ia
menyambar French Toast-nya.
“Kajja Hon”
Eh?
Jaejoong dan
Jaeho kompak menoleh, menatap Yunho yang menunggu Junhon di dekat sofa.
“Kau akan membawa Honchan lagi, sayang?”
“Ne, kau tidak keberatan kan?”
“Lalu..Apa kau akan membawa Jaejae hari ini?”
Yunho hanya
tersenyum.
Ia mencium pipi
kekasihnya dan menggenggam jemari Junhon.
Membawanya
menuju pintu depan.
“Umma”
DEG.
Jaejoong terkesiap.
Ia menunduk.
Memandang Jaeho
yang tersenyum kepadanya.
“Kita makan es krim ya?” Bisiknya pelan.
Oh.
Jaejoong sungguh
ingin menangis sekarang juga.
Melihat Jaeho
yang mencoba tidak mempedulikan sikap Yunho kepadanya.
Namja cantik itu
tidak habis pikir.
Apa yang terjadi
dengan suaminya? Bukankah dulu sewaktu mereka lahir Yunho begitu antusias dan
mencintai keduanya sama rata?
Sekarang kenapa
malah terlihat seperti….
“Umma”
Jaejoong
tersentak dari lamunannya.
Ia kembali
menatap Jaeho dan tersenyum kecil.
“Jangan bilang Appa ne?” Ujarnya.
Jaeho mengangguk
senang.
.
.
.
“KEJUTAAN~!”
“CHUNNIE AHJUSI!”
Jaeho melompat
dari duduknya.
Ia berlari
menubruk kaki Yoochun yang tertawa lebar.
Namja chubby itu
segera menggendong Jaeho dan mengecup gemas wajah tampannya.
“Jaejae sedang menonton Junchan Jumma! Kajja
kajja!” Ajak Jaeho riang.
Namja chubby itu
segera melangkahkan kakinya menuju ruang keluarga dan menemani Jaeho duduk di
sofa.
Melambai kepada
Jaejoong yang sudah duduk di sana sejak tadi.
“Mana Junhon?” Tanya Yoochun.
“Di kantor, tidak bisa lepas dari Appanya”
Kekeh Jaejoong.
“Jussi! Lihat! Junchan Jumma sangat cantik!”
Pekik Jaeho lantang.
Yoochun
mengangguk membenarkan.
Ia memeluk
sayang tubuh mungil Jaeho.
Membuat Jaejoong
tersenyum sendu kepadanya.
“Uh..Um..Masih belum berhasil, Chun?”
“Kami tetap mencoba Jae, aku tidak ingin
Junsu putus asa”
“Bersabarlah sedikit lagi”
Yoochun
mengangguk.
Mengusap penuh
sayang rambut almond bocah jutawan
itu.
Ia sungguh ingin
memiliki anak bersama Junsunya.
Jaejoong berdiri
dari duduknya.
Mengatakan bahwa
ia harus ke toilet dan menitipkan Jaeho padanya.
Namja almond itu mengawasi pergerakan sang
Umma sejak tadi.
Dan ketika
punggung Jaejoong menghilang dari balik pilar, ia berbalik menatap Yoochun
samchonnya.
“Ahjusi”
“Ne?”
“Jaejae punya permintaan, tapi Chun Jussi
harus mengabulkan, otte?”
Yoochun tertawa
kecil.
Itu bukan
permintaan, Jung Jaeho. Itu namanya pemaksaan. Gumamnya dalam hati.
Mata musang
Jaeho bergerak ragu menatap Yoochun.
Kemudian ia
memberanikan diri untuk bersuara kepada samchon kesayangannya itu.
Samchon yang
selalu memanjakan dirinya.
“Boleh Jaejae panggil Jussi dengan Daddy mulai sekarang?”
DEG.
Park Yoochun
terkejut.
Begitu juga dengan
Jaejoong yang sudah berdiri di dekat mereka.
Namja cantik itu
mengerutkan dahinya memandang putra kesayangannya sedang memohon kepada
samchonnya.
Yoochun masih
terdiam selama beberapa detik.
Memperhatikan sungguh-sungguh
mata musang Jaeho.
Menangkap
keinginan besarnya yang menggebu-gebu.
Namja chubby itu
mengangkat wajahnya.
Menatap Jaejoong
yang masih membeku di sana.
Kemudian ia menunduk,
mengusap lembut kepala bocah yang sudah ia anggap sebagai anaknya sendiri.
“Ne, Jaejae ah, tentu saja, semua untukmu”
Bisik Yoochun lembut.
Mata musang
Jaeho mengerjap.
Memandang senyum
manis dari Yoochun samchonnya.
Kemudian ia
balas tersenyum lebar dan berteriak riang.
“I love
you, Daddy!” Pekik Jaeho senang.
Jaejoong
merasakan kedua mata bulatnya panas.
Ya Tuhan, apa
yang terjadi dengan keluarga bahagianya?
-------
Jaejoong
mendesah pelan.
Terus memikirkan
kejadian tadi pagi.
Dan
pembicaraannya bersama Junsu dan Changmin yang ia paksa untuk datang ke
rumahnya sore tadi.
Ia bahkan tidak mempedulikan
gerutuan Changmin yang dimarahi manajernya karena ia diculik saat pemotretan
sedang berlangsung.
Kedua mata
bulatnya menatap bayangannya di cermin rias itu.
Jaejoong
mengerutkan dahinya.
[ “Cobalah
untuk berbicara dengan suamimu, Jaejoongie, tanyakan alasannya” ]
Junsu benar.
Ia harus
bertanya.
CKLEK.
Pintu kamar
mandi terbuka lebar.
Yunho sudah
selesai dengan ritualnya.
Namja tampan itu
mengusap punggung dan dadanya dengan handuk.
Tersenyum kepada
Jaejoongnya yang duduk di depan cermin.
Yunho berjalan
menghampiri kekasihnya dan memeluknya dari belakang.
Menatap penuh
cinta kedua mata bulat itu melalui cermin.
“Yunnie”
“Hm?”
“Kenapa kau memperlakukan Jaeho seperti itu?”
Eoh?
Yunho menaikkan
alisnya.
Menghentikan cumbuannya
di leher jenjang kekasihnya.
Wajah Jaejoong
terlihat kacau saat ini.
“Maksudmu, Boo?”
“Maksudku, kenapa kau sangat memanjakan
Junhon sementara Jaeho tidak?”
“Mwo? Aku tidak seperti itu, aku memanjakan
keduanya”
“Aku tidak percaya”
“Come
on, sweetheart, kau tahu persis bagaimana aku mencintai mereka. Kedua putra
kita”
Jaejoong
mendesah panjang.
Ia menyandarkan
punggungnya di dada Yunho dan mengusap lembut lengan namja tampan itu.
“Baiklah, hanya saja..Bisakah kau tidak
mendewasakan Jaeho? Ia juga ingin bermanja padamu, bear”
“Arasseo, akan kulakukan”
Namja cantik itu
tersenyum kecil.
Membuat Yunho
balas tersenyum padanya dan kembali melanjutkan cumbuannya.
Merasakan tubuh
Jaejoong menegang terhadap rangsangannya.
Jaejoong menelan
salivanya.
Well, mungkin
sebaiknya ia tidak perlu bercerita kepada Yunho apa yang dilakukan Jaeho hari
ini kepada samchonnya.
Toh Yunho sudah
mengatakan kalau ia akan mengubah sikapnya kepada Jaeho hm?
“Aku mencintaimu” Bisik Yunho manis.
“I love
you more” Balas Jaejoong memasrahkan dirinya.
Namja cantik itu
kemudian memejamkan kedua mata bulatnya.
Membiarkan
kepenatannya hilang oleh sentuhan lembut dari kekasihnya.
Tanpa menyadari
bahwa ia lupa untuk mengungkapkan satu pertanyaan lagi kepada suaminya.
-------
“Ayo Hon”
“Ne!”
Kedua mata
musang Jaeho kembali memperhatikan sang Appa pagi ini.
Ia sedikit
bingung kenapa mendadak Yunho terlihat ikut memanjakannya dengan memberikannya
tambahan sereal di mana normalnya ia tidak boleh melakukan hal itu.
Jaeho senang.
Tapi
kesenangannya kembali lenyap saat Yunho beranjak dari duduknya dan mengajak
Junhon seperti biasanya.
Namja almond itu terduduk bingung.
Yunho dan Junhon
sudah menghilang dari ruang makan.
Ia menundukkan
wajahnya.
Mengerutkan
dahinya tidak mendapatkan jawaban atas pemikirannya.
Jaeho
menghembuskan nafas panjang.
Ia mendongak dan
menatap Jaejoong yang masih meminum susunya.
“Umma, kenapa Appa selalu membawa Honchan ke
kantor? Kenapa Honchan boleh panggil Appa dengan sebutan Daddy kenapa Jaeho tidak?”
Jaejoong
terdiam.
Mata bulatnya
mengerjap pelan.
Ya Tuhan, apa
yang harus dijawabnya? Jaehonya bahkan baru lima tahun.
Jaejoong merasa
benci dengan situasi seperti ini.
Di mana ia harus
dituntut untuk dewasa agar buah hatinya tidak menangis salah paham.
“Uhm..Baby,
menurut Umma lebih baik agar kau bertanya langsung pada Appa” Sahut Jaejoong
ragu.
Jaeho
mengernyitkan dahinya.
Jaejoong
memasang senyum kecilnya segera.
“Atau Umma bisa membantumu menanyakannya pada
Appa nanti malam? Otte?”
“Gwenchana”
Jaeho terlihat
sangat kecewa.
Dan Jaejoong
benci itu.
Ia selalu ingin
yang terbaik untuk putranya.
Ia merasa benci
pada dirinya yang lupa untuk menanyakan hal yang sama kepada suaminya semalam.
Aish!
Sementara itu,
Yunho yang sudah hampir melajukan mobilnya mendadak teringat akan ponselnya
yang masih tergeletak di atas ranjang.
Ia meminta
Junhon untuk menunggunya di dalam mobil dan ia kembali masuk ke dalam rumah.
Namja tampan itu
melangkah tanpa menyadari Park Yoochun dan Shim Changmin yang memarkir mobil
mereka di belakang mobil Yunho dan mengikuti namja tampan itu masuk ke dalam.
Ck, sepertinya
mereka ingin mengejutkan Yunho yang mungkin saja akan tiba-tiba berbalik ke
belakang.
Sudah pasti ide
konyolnya Changmin.
Jaeho yang
mendengar suara langkah kaki mendekat segera menoleh ke arah depan.
Ia melompat
turun dari kursinya dan berlari menuju ruang tamu.
Kedua matanya
segera berbinar.
Ia memekik
lantang.
“Daddy!”
Mwo?
Yunho terkejut.
Ia menatap
bingung putranya yang berlari menuju ke arahnya.
Namja tampan itu
membuka mulutnya.
Ia baru saja
akan memperingati Jaeho untuk memanggilnya Appa, namun suaranya tertahan ketika
namja almond itu berlari melewati
dirinya dan menubruk seseorang yang ada di belakangnya.
Yunho menaikkan
alisnya.
“Yoochun?”
Mata musangnya
melihat Jaeho yang tertawa senang menyambut kehadiran sepupunya itu.
Ia mengerjap
tidak senang.
“I miss
you, Daddy! Daddy bawa mainan yang Jaejae mau kan?” Tanya Jaeho semangat.
“Ne, tentu saja, sayang, Daddy bahkan mengajak Chwang samchon untuk membantu Daddy membawa mainanmu” Sahut Yoochun
lembut.
Jaejoong yang
menyusul Jaeho menatap kaget pemandangan yang ada di hadapannya.
Ia memandang
sendu rengekan manja Jaehonya terhadap Yoochun.
Kemudian ia
mengalihkan pandangannya.
Merasakan kedua
matanya panas mendapati raut terluka suaminya.
TBC :D
Hweee.. sedih deh aku..
BalasHapusSemoga ini jadi pelajaran buat Yunho..
Hweee.. sedih deh aku..
BalasHapusSemoga ini jadi pelajaran buat Yunho..