This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Senin, 21 Juli 2014

FF/YAOI/YUNJAE/TWOSHOOT/RICHIE HO RICH SEKUEL/PART 1



Tittle: RICHIE HO RICH SEKUEL

Genre: YAOI

Author: Shella Rizal a.k.a Park Sooji

Cast: Yunjae and other

Length: TWOSHOOT

Rating: family-romance-fluffy-sweet-friendship-mpreg-hurt-incest

WARNING: BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2 kutang Jae umma*

Untuk mengenang seluruh kutang Jejung yang saya kibarkan.

CAUTION: JUNG JAEHO DAN JUNG JUNHON MILIK AUTHOR SETANGKAI!


-------


PART 1.

  Bahkan seorang Billionaire sekalipun tidak sepenuhnya sempurna
.
.
.

Jaejoong bersenandung pelan seraya menyibak gorden besar yang ada di kamar bayi tersebut.
Mata bulatnya melirik para maid yang sedang membereskan pakaian dan kain milik dua bayi jutawan itu.
Ia berjalan menghampiri tempat tidur berbentuk kotak super besar dengan mainan yang tergantung di atasnya.
Mengintip kedua bayi kembarnya yang baru saja terbangun dari tidur.

  “Oh, hai, love dust” Bisik Jaejoong tersenyum.


Ia mengusap sayang pipi Jaeho dan Junhon.
Kedua bayi itu terkikik geli.
Jaeho memiringkan wajahnya, melahap jari telunjuk Jaejoong dan menghisapnya.

  “Hahaha, aigoo~ Jaejae” Kekeh Jaejoong meringis.

Merasa geli karena gusi yang belum ditumbuhi gigi itu menekan-nekan jarinya.

  “Nmm..da..da…uwnn..jajaa~”

Mata bulat Jaejoong melirik Junhon yang mencebilkan bibir cherry-nya lucu.
Bayi mungil itu tidak berhenti mengoceh selama matanya terbuka.
Benar-benar cerewet seperti halmoninya, pikir Jaejoong.

  “Jja, waktunya minum susu, uri samchon akan datang sebentar lagi”

Jaejoong memindahkan kedua bayi mungilnya ke dalam stroller.
Ia mendorong benda itu memasuki lift.

  “Ma’am, ketiga tamu anda sudah duduk di ruang keluarga” Lapor seorang pelayan ketika Jaejoong keluar dari lift.

Namja cantik itu mengangguk dan tersenyum lebar kepada ketiga namja yang sedang duduk di sana.

  “Aaa~~ Keponakanku!” Pekik Changmin gemas.

Namja berwajah kekanakan itu segera menghambur ke samping stroller para bayi dan menjawil-jawil pipi gembul keduanya.
Jaejoong tertawa.
Ia memukul pelan bahu Changmin dan duduk di hadapan Yoochun dan Junsu.

  “Jadi kapan kalian akan menikah eoh?” Tanya Jaejoong.

Junsu tersenyum lucu sementara Yoochun berdehem.
Mereka berdua benar-benar tampak seperti pasangan remaja yang sedang kasmaran.

  “Bulan depan, Joongie, aku tidak sabar ingin memiliki bayi sepertimu” Sahut Junsu.

  “Ah, aku memang selalu menjadi trendsetter orang-orang” Balas Jaejoong tertawa.

Junsu mempoutkan bibirnya kesal.
Yoochun beranjak dari duduknya, menghampiri Changmin yang sudah heboh sendiri di sana.
Ia mengintip ke dalam stroller dan tersenyum kepada dua bayi jutawan itu.

  “Ah! Ah! Ah! Nmju jaa~!”

Eoh?
Yoochun menaikkan alisnya.
Tersenyum gemas ketika salah satu dari bayi itu memekik melihatnya.

  “Sepertinya Jaeho menyukaimu, Chun ah” Ujar Jaejoong lembut.

  “Aku?” Tanya Yoochun menunjuk dirinya sendiri.

Namja berpipi chubby itu tertawa.
Ia menunduk dan mengambil Jaeho dari dalam stroller.
Menggendongnya dan membawanya duduk bersama Junsu.
Mengecup-kecup pipi dan dahinya penuh sayang.

  “Dan aku juga menyukainya, Jaejoong ah” Gumam Yoochun bahagia.

Junsu dan Jaejoong saling melempar senyum manis.
Sementara Changmin masih sibuk mencari perhatian Junhon yang hanya mengedipkan mata bulatnya sejak tadi.

  “Aku pulang!”

Mereka semua menoleh, melihat Yunho yang berjalan memasuki ruang keluarga.
Namja cantik itu segera berdiri dan menyambut kedatangan suami tercintanya.
Yunho mendesah, ia memeluk erat tubuh Jaejoong.
Menghirup aroma manis yang menguar dari leher namja cantik itu.

  I miss you so much, my dear baby BooJae” Bisiknya manis.

  I miss you more, bear” Balas Jaejoong lembut.

Yunho mengecup bibir ranum Jaejoong dan tersenyum kecil ketika menyadari tidak hanya mereka yang berada di sana.

  “Oh, apa kabar kekasih hati Daddy hari ini hm?” Ujar Yunho seraya menghampiri Junhon.

Jaejoong menggeleng pelan.
Sementara ketiga namja yang lainnya hanya berdehem kecil.
Yah, mereka semua cukup tahu bagaimana antusiasnya Yunho kepada putra kembarnya.
Sepertinya ia terlalu bahagia telah menjadi seorang Appa.

Junhon terkikik geli ketika Yunho menunduk dan mengecup-kecup bibir mungil dan lehernya gemas.
Bayi cherry itu memekik lucu saat Yunho mengusap wajah di perutnya.

  “Yunnie, kau membuat uri Honchan sesak napas” Ucap Jaejoong.

Yunho tersenyum lebar.
Ia tidak bosan-bosannya mengganggu bayi mungilnya yang satu itu.
Jemari panjangnya terus mengusik pipi gembul putra bungsunya.

  “Unmmm..mm..dda!” Pekik Junhon tertawa.

Yunho terkejut.
Kedua mata musangnya sontak melebar sempurna.

  “OH GOSH! BOOJAE! KAU DENGAR ITU SAYANG? JUNHON MEMANGGILKU!” Pekik Yunho tidak percaya.

Junsu, Yoochun dan Changmin tertawa geli.
Sementara Jaejoong memutar bola matanya dan menepuk bahu kekasihnya pelan.

  “Yunnie, ia hanya bergumam seperti biasa”

  “Tapi..Tapi..”

  “Mereka bahkan belum enam bulan, aigoo”

Yunho mendesah kecewa.
Ia memperhatikan lagi wajah gembul putra bungsunya.
Ia jatuh cinta. Kenapa wajah itu sangat lucu dan imut?
Mirip sekali dengan istrinya yang tercinta.

Namja tampan itu sibuk mengagumi bayi cherry-nya.
Tak menyadari sepasang mata musang mungil yang terus memperhatikannya dalam diam.


-------


Seoul, Jung’s Residence.
5 years later.


  Daddy, Jaejae mau es krim”

Namja tampan yang sedang memeriksa laporan dari sekretarisnya itu menoleh ke bawah.
Memandang Jung Jaeho yang berdiri di sana.
Ia kemudian mengerutkan dahinya.

  “Appa, Jaejae, bukan Daddy” Koreksi Yunho.

Namja almond itu merengut tidak senang.
Ia hanya diam menatap Yunho dengan alis yang bertaut.
Yunho tersenyum kecil.
Ia mengusap lembut kepala putranya dan beranjak menuju kulkas.
Mengambil satu cup es krim rasa blueberry.

  “Dua scoop saja oke? Appa tidak ingin kau flu”

Jaeho mengangguk.
Ia selalu mengangguk.
Namja almond itu tidak pernah sekalipun membantah ucapan Appanya.
Ia ingin Yunho bangga akan kepatuhannya.

Tidak seperti adiknya yang---

  Daddyyyyy~~ Hon juga mau es krim~!”

Jaeho menoleh ke belakang.
Melihat Junhon yang berlari meninggalkan Jaejoong.
Mereka baru saja keluar dari dalam lift.
Yunho tersenyum kepada Junhon.
Ia menggeleng.

  “Kau sudah menghabiskan banyak es krim siang tadi, Honchan, ingat, es krim dua hari sekali. Lusa otte?” Ujar Yunho masih dengan senyumnya.

Jaejoong memeluk sebentar perut kekasihnya dari belakang.
Ia mengecup lembut pinggir bibir namja tampan itu.
Kemudian beralih mengambil setoples kue kering yang tersimpan di dalam lemari.

  “Aniyoooo~! Hon mau sekarang! Mau sekarang!” Pekik Junhon kesal.

Namja cherry itu menggembungkan pipinya dan mencebilkan bibir cherry-nya lucu.
Membuat Yunho menghela nafas pada akhirnya dan menaikkan alisnya.

  “Baiklah, satu scoop saja oke?”

Junhon segera mengangguk senang.
Memperlihatkan deretan gigi susunya yang rapi.

Jaeho masih diam di samping kembarannya.
Mata musangnya menatap iri kepada Junhon.
Bola mata itu tampak memerah.
Ia sedang berusaha keras menahan tangisnya.

  “Jaejae, kajja, makan kue bersama Umma” Ujar Jaejoong seraya menggendong putranya.

Namja almond itu tidak menyahut.
Ia hanya pasrah ketika Jaejoong menyelamatkannya agar tidak menangis di hadapan Yunho.
Oh Jaeho sungguh berterima kasih kepada Ummanya yang sangat pengertian itu.
Ia tahu kalau Jaeho tidak ingin terlihat cengeng di mata Appanya.

Namja cantik itu membawa Jaeho duduk di ayunan besi yang ada di halaman belakang rumah mereka.
Ia meletakkan toples kue kering itu di kursi seberang sementara satu tangannya masih memangku Jaeho yang terisak.

  “Sssh, baby boy, gwenchana, menangislah kalau kau mau” Bisik Jaejoong selembut mungkin.

Jaeho berbalik, mencengkram kaus Ummanya dan menangis di pelukan namja cantik itu.
Sementara Jaejoong hanya tersenyum kecil dan mengusap lembut punggung kecil putranya.

  “U-Ummaaa..Hiks..Es krim kan..Hiks..Dua hari sekali..Kenapa..Kenapa Honchan boleh makan lagi? Hiks..Dia kan sudah makan tadi siang” Adu Jaeho tersengguk.

  “Sekali saja tidak apa hum? Kita semua tahu kembaranmu itu sangat manja aniya?” Bujuk Jaejoong mengusap kepala Jaeho.

  “Jaejae tidak manja! Kenapa Honchan harus manja?”

  “Hmm, bagaimana yaa, ah, begini, Jaejae dan Honchan memang kembar. Tapi kalian berbeda, arachi?”

  “Umma sayang yang mana?”

  “Eoh? Tentu saja Umma sayang dua-duanya, kalian bayi-bayi Umma yang tercinta”

Jaeho mengulas senyumnya sedikit.
Sepertinya Jaejoong berhasil menghibur namja almond ini.
Huft, ia harus menasihati kekasihnya nanti malam.
Bagaimana bisa ia bersikap seperti itu kepada Jaeho dan Junhon?

  “Mungkin Appa sedang lelah” Bisik Jaejoong seraya menarik Jaeho untuk bersandar di dadanya.

Jaeho menggumam.
Ia mengusap hidung mancungnya dan mendesah pelan.

  “Nanti kita makan es krim hm?” Ujar Jaejoong lembut.

  “Um!” Gumam Jaeho mengangguk.
.
.
.

  “Hyung”

Jaeho menoleh, memandang kembarannya yang belum memejamkan mata.
Namja almond itu melirik jam beker yang ada di atas meja.
Sudah tengah malam.
Jaeho mendesah pelan dan menepuk lembut punggung Junhon.
Berusaha membuat adik kembarnya itu kembali terlelap.

  “Hyuung”

  “Honchan, ini sudah tengah malam, Hyung ngantuk”

Tapi Junhon sama keras kepala seperti Ummanya.
Ia menusuk-nusuk pipi Hyungnya dengan jari telunjuknya yang kecil.
Membuat Jaeho membuka matanya dan mendengus.

  “Baiklah, apa?” Ujarnya serak.

  “Mianhae” Bisik Junhon pelan. Nyaris tidak terdengar.

Jung Jaeho tertegun.
Mata musangnya mengerjap memandang Junhon yang balas menatapnya.
Namja almond itu menghembuskan nafas panjang.
Well, ia tahu kejadian tadi sore bukan salah kembarannya.
Jung Junhon memang sangat manja dan dunia tahu itu.

  “Bukan salah Honchan” Balas Jaeho berbisik.

Kedua mata bulat Junhon berkaca-kaca.
Ia meremas jemari Hyungnya dan menggigit bibir cherry-nya.

  “Hon sayang Hyung..Hiks..”

  “Aigoo, uljima, besok matamu bisa bengkak, jja, tidur”

Namja cherry itu beringsut ke dalam pelukan Hyung kembarnya.
Membiarkan Jaeho kembali menepuk-nepuk lembut punggung mungilnya.

  “Hyung juga sayang Hon” Desis Jaeho lirih.

Mencoba menahan sesak di dadanya.


-------


Kedua namja kembar itu tampak sedang duduk bersama menikmati tayangan anime Hunter X Hunter dengan semangkuk penuh sereal kering.
Bocah-bocah itu terlihat sangat menggemaskan dari belakang, gumam Jaejoong tersenyum.
Ia meletakkan gelas susu untuk kedua putranya dan tersenyum penuh cinta kepada suaminya yang baru saja keluar dari lift.

  French Toast-mu, sayang”

  “Aku lebih suka morning kiss darimu”

Jaejoong terkikik.
Ia memeluk leher Yunho dan memiringkan wajahnya.
Mencium bibir seksi kekasihnya dan merinding ketika lidah Yunho bergerak keluar masuk di mulutnya.
Menyisakan saliva yang membasahi sekitar bibir ranumnya.

  Don’t you dare, pervert bear” Bisik Jaejoong dengan wajahnya yang memerah.

Yunho balas tersenyum.
Ia meremas lembut pinggang kekasihnya dan mencuri satu ciuman singkat lagi sebelum ia menyambar French Toast-nya.

  “Kajja Hon”

Eh?
Jaejoong dan Jaeho kompak menoleh, menatap Yunho yang menunggu Junhon di dekat sofa.

  “Kau akan membawa Honchan lagi, sayang?”

  “Ne, kau tidak keberatan kan?”

  “Lalu..Apa kau akan membawa Jaejae hari ini?”

Yunho hanya tersenyum.
Ia mencium pipi kekasihnya dan menggenggam jemari Junhon.
Membawanya menuju pintu depan.

  “Umma”

DEG.

Jaejoong terkesiap.
Ia menunduk.
Memandang Jaeho yang tersenyum kepadanya.

  “Kita makan es krim ya?” Bisiknya pelan.

Oh.
Jaejoong sungguh ingin menangis sekarang juga.
Melihat Jaeho yang mencoba tidak mempedulikan sikap Yunho kepadanya.
Namja cantik itu tidak habis pikir.
Apa yang terjadi dengan suaminya? Bukankah dulu sewaktu mereka lahir Yunho begitu antusias dan mencintai keduanya sama rata?

Sekarang kenapa malah terlihat seperti….

  “Umma”

Jaejoong tersentak dari lamunannya.
Ia kembali menatap Jaeho dan tersenyum kecil.

  “Jangan bilang Appa ne?” Ujarnya.

Jaeho mengangguk senang.
.
.
.

  “KEJUTAAN~!”

  “CHUNNIE AHJUSI!”

Jaeho melompat dari duduknya.
Ia berlari menubruk kaki Yoochun yang tertawa lebar.
Namja chubby itu segera menggendong Jaeho dan mengecup gemas wajah tampannya.

  “Jaejae sedang menonton Junchan Jumma! Kajja kajja!” Ajak Jaeho riang.

Namja chubby itu segera melangkahkan kakinya menuju ruang keluarga dan menemani Jaeho duduk di sofa.
Melambai kepada Jaejoong yang sudah duduk di sana sejak tadi.

  “Mana Junhon?” Tanya Yoochun.

  “Di kantor, tidak bisa lepas dari Appanya” Kekeh Jaejoong.

  “Jussi! Lihat! Junchan Jumma sangat cantik!” Pekik Jaeho lantang.

Yoochun mengangguk membenarkan.
Ia memeluk sayang tubuh mungil Jaeho.
Membuat Jaejoong tersenyum sendu kepadanya.

  “Uh..Um..Masih belum berhasil, Chun?”

  “Kami tetap mencoba Jae, aku tidak ingin Junsu putus asa”

  “Bersabarlah sedikit lagi”

Yoochun mengangguk.
Mengusap penuh sayang rambut almond bocah jutawan itu.
Ia sungguh ingin memiliki anak bersama Junsunya.
Jaejoong berdiri dari duduknya.
Mengatakan bahwa ia harus ke toilet dan menitipkan Jaeho padanya.

Namja almond itu mengawasi pergerakan sang Umma sejak tadi.
Dan ketika punggung Jaejoong menghilang dari balik pilar, ia berbalik menatap Yoochun samchonnya.

  “Ahjusi”

  “Ne?”

  “Jaejae punya permintaan, tapi Chun Jussi harus mengabulkan, otte?”

Yoochun tertawa kecil.
Itu bukan permintaan, Jung Jaeho. Itu namanya pemaksaan. Gumamnya dalam hati.

Mata musang Jaeho bergerak ragu menatap Yoochun.
Kemudian ia memberanikan diri untuk bersuara kepada samchon kesayangannya itu.
Samchon yang selalu memanjakan dirinya.

  “Boleh Jaejae panggil Jussi dengan Daddy mulai sekarang?”

DEG.

Park Yoochun terkejut.
Begitu juga dengan Jaejoong yang sudah berdiri di dekat mereka.
Namja cantik itu mengerutkan dahinya memandang putra kesayangannya sedang memohon kepada samchonnya.

Yoochun masih terdiam selama beberapa detik.
Memperhatikan sungguh-sungguh mata musang Jaeho.
Menangkap keinginan besarnya yang menggebu-gebu.

Namja chubby itu mengangkat wajahnya.
Menatap Jaejoong yang masih membeku di sana.
Kemudian ia menunduk, mengusap lembut kepala bocah yang sudah ia anggap sebagai anaknya sendiri.

  “Ne, Jaejae ah, tentu saja, semua untukmu” Bisik Yoochun lembut.

Mata musang Jaeho mengerjap.
Memandang senyum manis dari Yoochun samchonnya.
Kemudian ia balas tersenyum lebar dan berteriak riang.

  I love you, Daddy!” Pekik Jaeho senang.

Jaejoong merasakan kedua mata bulatnya panas.
Ya Tuhan, apa yang terjadi dengan keluarga bahagianya?


-------


Jaejoong mendesah pelan.
Terus memikirkan kejadian tadi pagi.
Dan pembicaraannya bersama Junsu dan Changmin yang ia paksa untuk datang ke rumahnya sore tadi.
Ia bahkan tidak mempedulikan gerutuan Changmin yang dimarahi manajernya karena ia diculik saat pemotretan sedang berlangsung.
Kedua mata bulatnya menatap bayangannya di cermin rias itu.
Jaejoong mengerutkan dahinya.

  [ “Cobalah untuk berbicara dengan suamimu, Jaejoongie, tanyakan alasannya” ]

Junsu benar.
Ia harus bertanya.

CKLEK.

Pintu kamar mandi terbuka lebar.
Yunho sudah selesai dengan ritualnya.
Namja tampan itu mengusap punggung dan dadanya dengan handuk.
Tersenyum kepada Jaejoongnya yang duduk di depan cermin.

Yunho berjalan menghampiri kekasihnya dan memeluknya dari belakang.
Menatap penuh cinta kedua mata bulat itu melalui cermin.

  “Yunnie”

  “Hm?”

  “Kenapa kau memperlakukan Jaeho seperti itu?”

Eoh?
Yunho menaikkan alisnya.
Menghentikan cumbuannya di leher jenjang kekasihnya.
Wajah Jaejoong terlihat kacau saat ini.

  “Maksudmu, Boo?”

  “Maksudku, kenapa kau sangat memanjakan Junhon sementara Jaeho tidak?”

  “Mwo? Aku tidak seperti itu, aku memanjakan keduanya”

  “Aku tidak percaya”

  Come on, sweetheart, kau tahu persis bagaimana aku mencintai mereka. Kedua putra kita”

Jaejoong mendesah panjang.
Ia menyandarkan punggungnya di dada Yunho dan mengusap lembut lengan namja tampan itu.

  “Baiklah, hanya saja..Bisakah kau tidak mendewasakan Jaeho? Ia juga ingin bermanja padamu, bear

  “Arasseo, akan kulakukan”

Namja cantik itu tersenyum kecil.
Membuat Yunho balas tersenyum padanya dan kembali melanjutkan cumbuannya.
Merasakan tubuh Jaejoong menegang terhadap rangsangannya.
Jaejoong menelan salivanya.

Well, mungkin sebaiknya ia tidak perlu bercerita kepada Yunho apa yang dilakukan Jaeho hari ini kepada samchonnya.
Toh Yunho sudah mengatakan kalau ia akan mengubah sikapnya kepada Jaeho hm?

  “Aku mencintaimu” Bisik Yunho manis.

  I love you more” Balas Jaejoong memasrahkan dirinya.

Namja cantik itu kemudian memejamkan kedua mata bulatnya.
Membiarkan kepenatannya hilang oleh sentuhan lembut dari kekasihnya.
Tanpa menyadari bahwa ia lupa untuk mengungkapkan satu pertanyaan lagi kepada suaminya.


-------


  “Ayo Hon”

  “Ne!”

Kedua mata musang Jaeho kembali memperhatikan sang Appa pagi ini.
Ia sedikit bingung kenapa mendadak Yunho terlihat ikut memanjakannya dengan memberikannya tambahan sereal di mana normalnya ia tidak boleh melakukan hal itu.
Jaeho senang.
Tapi kesenangannya kembali lenyap saat Yunho beranjak dari duduknya dan mengajak Junhon seperti biasanya.

Namja almond  itu terduduk bingung.
Yunho dan Junhon sudah menghilang dari ruang makan.
Ia menundukkan wajahnya.
Mengerutkan dahinya tidak mendapatkan jawaban atas pemikirannya.

Jaeho menghembuskan nafas panjang.
Ia mendongak dan menatap Jaejoong yang masih meminum susunya.

  “Umma, kenapa Appa selalu membawa Honchan ke kantor? Kenapa Honchan boleh panggil Appa dengan sebutan Daddy kenapa Jaeho tidak?”

Jaejoong terdiam.
Mata bulatnya mengerjap pelan.
Ya Tuhan, apa yang harus dijawabnya? Jaehonya bahkan baru lima tahun.
Jaejoong merasa benci dengan situasi seperti ini.
Di mana ia harus dituntut untuk dewasa agar buah hatinya tidak menangis salah paham.

  “Uhm..Baby, menurut Umma lebih baik agar kau bertanya langsung pada Appa” Sahut Jaejoong ragu.

Jaeho mengernyitkan dahinya.
Jaejoong memasang senyum kecilnya segera.

  “Atau Umma bisa membantumu menanyakannya pada Appa nanti malam? Otte?”

  “Gwenchana”

Jaeho terlihat sangat kecewa.
Dan Jaejoong benci itu.
Ia selalu ingin yang terbaik untuk putranya.
Ia merasa benci pada dirinya yang lupa untuk menanyakan hal yang sama kepada suaminya semalam.
Aish!

Sementara itu, Yunho yang sudah hampir melajukan mobilnya mendadak teringat akan ponselnya yang masih tergeletak di atas ranjang.
Ia meminta Junhon untuk menunggunya di dalam mobil dan ia kembali masuk ke dalam rumah.
Namja tampan itu melangkah tanpa menyadari Park Yoochun dan Shim Changmin yang memarkir mobil mereka di belakang mobil Yunho dan mengikuti namja tampan itu masuk ke dalam.
Ck, sepertinya mereka ingin mengejutkan Yunho yang mungkin saja akan tiba-tiba berbalik ke belakang.
Sudah pasti ide konyolnya Changmin.

Jaeho yang mendengar suara langkah kaki mendekat segera menoleh ke arah depan.
Ia melompat turun dari kursinya dan berlari menuju ruang tamu.
Kedua matanya segera berbinar.
Ia memekik lantang.

  Daddy!

Mwo?
Yunho terkejut.
Ia menatap bingung putranya yang berlari menuju ke arahnya.
Namja tampan itu membuka mulutnya.
Ia baru saja akan memperingati Jaeho untuk memanggilnya Appa, namun suaranya tertahan ketika namja almond itu berlari melewati dirinya dan menubruk seseorang yang ada di belakangnya.

Yunho menaikkan alisnya.

  “Yoochun?”

Mata musangnya melihat Jaeho yang tertawa senang menyambut kehadiran sepupunya itu.
Ia mengerjap tidak senang.
 
  I miss you, Daddy! Daddy bawa mainan yang Jaejae mau kan?” Tanya Jaeho semangat.

  “Ne, tentu saja, sayang, Daddy bahkan mengajak Chwang samchon untuk membantu Daddy membawa mainanmu” Sahut Yoochun lembut.

Jaejoong yang menyusul Jaeho menatap kaget pemandangan yang ada di hadapannya.
Ia memandang sendu rengekan manja Jaehonya terhadap Yoochun.
Kemudian ia mengalihkan pandangannya.
Merasakan kedua matanya panas mendapati raut terluka suaminya.

TBC :D

2 komentar:

  1. Hweee.. sedih deh aku..
    Semoga ini jadi pelajaran buat Yunho..

    BalasHapus
  2. Hweee.. sedih deh aku..
    Semoga ini jadi pelajaran buat Yunho..

    BalasHapus