PART 2.
Namja cantik itu
tampak sedang bersantai di ruang keluarga.
Ia duduk
bersandar pada sofa super lebar dan menonton televisi ditemani semangkuk penuh marshmallow cokelat.
“Salah
satu agensi entertainment terbesar yang dimiliki oleh The Jung’s telah
mengkonfirmasi bahwa mereka akan segera mengeluarkan para Trainee yang telah
dilatih selama lima tahun terakhir”
Hum?
Jaejoong
menaikkan alisnya.
Artis baru,
pikirnya.
Kedua mata
bulatnya memperhatikan sekumpulan wanita cantik yang tampak sedang tersenyum
kepada kamera dan melambaikan tangan mereka.
“Girlband
dengan nama debut Chocolate akan menjadi ikon untuk iklan salah satu perusahaan
swasta di Jepang, sementara itu beberapa Trainee lainnya yang akan mengikuti
jejak Chocolate adalah Go Ahra, Tiffany Hwang, Kim Junsu, dan Cho Jino”
“MWO?! KIM JUNSU?!”
Namja cantik itu
memekik kaget mendengar berita tersebut.
Ia segera
meletakkan mangkuk cemilannya di atas meja dan berlari mengambil ponselnya yang
tergeletak di atas meja makan.
“Yeoboseyo?”
“Yunnie yah! Benar Kim Junsu yang itu adalah
Junsu teman sekolahku dulu?!”
“Mwo?
Kau sedang mengigau, sayang?”
“Aku serius Yunnieeee~! Agensi perusahaan
akan mengeluarkan beberapa artis baru ani? Ada yang bernama Junsu di sana!”
“Hmm,
aku belum pernah bertemu langsung dengannya Boo, nanti kita bicarakan lagi oke?
Aku harus memulai rapat sekarang, I love you”
“Love
you too”
KLIK.
Jaejoong
mendesah kesal.
Bibir cherry-nya mempout manja.
Aish.
Dasar Jung!
Geramnya dalam hati.
Namja cantik itu
kembali menoleh menatap televisi berlayar lebar itu, uh, sudah iklan.
Jaejoong
mengerutkan dahinya penasaran.
Ia yakin sekali
kalau Kim Junsu yang dibicarakan wanita pembawa acara tadi adalah Junsu teman
sebangkunya dulu.
“Tapi bukankah keluarga Junsu semuanya
pengacara terkenal? Kenapa Junsu malah menjadi penyanyi?” Gumam Jaejoong tidak
jelas.
Aish.
Seandainya saja
ia tidak kehilangan ponselnya ketika hari kelulusan sekolah dilaksanakan,
mungkin ia bisa menghubungi Junsu sekarang juga.
Ck.
Jaejoong
mendesah pasrah.
Ia kembali
berbaring di sofa dan memandang langit-langit ruang keluarganya.
DDDRRTT..DDRRTT…
“Yeoboseyo?”
“Selamat
sore, Ma’am, Choi Siwon imnida”
“Ung? Ne? Waeyo? Apa Yunnie melupakan
sesuatu?”
“Tuan
Jung meminta saya untuk menemani anda menemui Kim Junsu besok pagi, Ma’am”
“MWO?! Kau serius?! Omoo! Nee nee~! Aku akan
bersiap besok pagi!”
“Baiklah,
kalau begitu saya tutup teleponnya, Ma’am. Selamat sore”
“Um, ne, selamat sore juga”
KLIK.
Yunho yang
sedang memimpin jalannya rapat para pemegang saham di kantornya menunduk
sedikit ketika menyadari ponsel miliknya bergetar pelan.
Namja tampan itu
meraih ponsel tersebut dan mengusap layarnya.
Ah, ada pesan
masuk dari BooJaenya.
‘Yunnie
yah, saranghae!!’
Hmp.
Yunho tersenyum
kecil.
-------
CKLEK.
Pintu kamar itu
tertutup pelan, memperlihatkan sesosok namja tampan yang melangkah memasuki
kamar setelah meletakkan jas dan tas kerjanya di atas meja.
Yunho
melonggarkan dasinya dan berjalan memasuki kamar mandi.
Ia mencuci wajah
tampannya di westafel kemudian mendesah lega.
“Ung..Yunnie”
Namja tampan itu
menoleh ke arah pintu kamar mandi.
Menatap Jaejoong
yang memanggilnya dengan suara serak.
Namja cantik itu
sudah memakai piyamanya yang kebesaran.
TAP TAP TAP.
GREPP.
Jaejoong segera
memeluk erat suaminya.
Menggosokkan
wajah cantiknya di punggung namja tampan itu.
Mengundang
sesungging senyum bahagia di bibir Yunho.
“Aku membangunkanmu, sayang?” Tanya Yunho
membuka kancing kemejanya.
Ia mengambil
sikat gigi di lemari penyimpanan dan mengoles pasta giginya.
Jaejoong
mengangguk di punggung Yunho.
Kemudian ia
menggumam manja.
“Aku ingin berterima kasih karena
mengizinkanku pergi besok pagi”
“Hm, besok siang aku makan di rumah”
“Mwo? Yah, kau sengaja makan di rumah supaya
aku pulang cepat kan Yunnie? Kau jahat!”
“Aku hanya kurang suka kau terlalu lama di
luar sana tanpa ada yang menemani, Boo”
“Ada Siwon, Yunnie! Dan ada tiga pengawal
yang kau berikan untukku sejak kita berpacaran!”
“Kenapa kau marah?”
“Kau menyebalkan! Bagaimana kalau yang akan
kutemui besok memang Junsuku? Aku kan ingin bercerita banyak padanya”
Yunho terkekeh
geli.
Ia berkumur dan
mengeringkan wajah serta mulutnya menggunakan handuk.
“Kalau memang dia adalah Junsumu, kalian masih
bisa bertemu lagi setelahnya, atau kalian bisa bertukar nomor telepon dan
saling menghubungi, otte?”
“Jangan bicara padaku! Aku marah!”
Yunho menahan
tawanya.
Ia berjalan
keluar kamar mandi tanpa mempedulikan Jaejoong yang mengekor dengan kedua lengan
yang masih memeluk erat perutnya dari belakang.
Aigoo.
Menggemaskan
sekali, pikir namja tampan itu.
“Ah, aku lupa” Ujar Yunho menoleh ke
belakang.
Jaejoong
memicingkan mata bulatnya tajam.
“Apa?” Serunya kesal.
“Aku mencintaimu” Sahut Yunho tersenyum.
Uh.
Wajah Jaejoong
merona merah.
Ia menggigit
bibir bawahnya menahan senang.
Ck! Yunhonya
memang selalu tahu cara mengembalikan mood-nya
yang hilang.
Namja cantik itu
mempoutkan bibirnya manja.
“Cium aku” Ucapnya kekanakan.
Yunho melebarkan
senyumnya.
Ia melepaskan
pelukan Jaejoong pada perutnya dan membawa namja cantik itu berdiri di
hadapannya yang kini duduk di pinggir ranjang mereka.
Namja tampan itu
mengusap lembut leher kekasihnya yang ia yakin seratus persen akan berubah
warna menjadi merah ke-unguan sebentar lagi.
“Yah~! Aku memintamu menciumku, pervert bear, bukan membuka kancing
piyamaku~” Seru Jaejoong memukul kedua bahu Yunho pelan.
Yunho masih
tersenyum.
Ia merapatkan
bibirnya dan berkonsentrasi pada kancing-kancing itu.
“Duduk di pangkuanku” Bisik Yunho pelan.
Jaejoong
merasakan tubuhnya menegang.
Mata beningnya
dapat melihat jelas kedua mata tajam Yunho yang tampak berkabut.
Gelap dan panas.
Diselimuti
gairah yang mendalam.
Pipi Jaejoong
mulai merona kembali.
Ia segera duduk
di pangkuan kekasihnya dan mendesah pelan merasakan hembusan nafas Yunho yang
memberat.
Kedua jemari
lembutnya segera mengusap tengkuk dan punggung Yunho.
Memijat keduanya
perlahan.
“Boleh aku buka kemejamu, sayang?” Bisik
Jaejoong mulai mengikuti permainan kekasihnya.
Yunho
mengangguk.
Membuat Jaejoong
tersenyum senang dan segera melakukan pekerjaannya.
“Yunnie”
“Hmm?”
“Aku hanya meminta sebuah ciuman darimu, tapi
kenapa prosesnya jadi lama seperti ini?”
Yunho mengusap
sayang bahu telanjang istrinya saat ini.
Mengecup lembut
bagian itu dan menatap langsung kedua mata beningnya yang mulai dikabuti nafsu.
“Karena aku akan memberikanmu ciuman yang
tidak akan pernah bisa kau lupakan seumur hidupmu, BooJae”
“Benarkah? Aku jadi penasaran”
“Peluk aku”
Jaejoong menurut
patuh.
Ia segera
memeluk Yunho dengan erat dan menghirup rakus wangi tubuh suaminya.
Uhm, sangat
pria. Gumamnya mendesah.
“Kau tahu bear?”
“Apa?”
“Di rumah ini, terutama di atas ranjang kita,
you are not Jung Yunho The Billionaire, nor
Jung Yunho The Unbeatable, even Jung Yunho The Richie Ho Rich. Tapi kau
adalah Jung Yunho, suamiku yang tercinta”
“Aku mencintaimu”
“Aku lebih mencintaimu”
Ah, seems like it’s gonna be a long night.
-------
Mobil mewah itu
melaju santai memasuki perkarangan agensi artis terbesar yang dimiliki oleh
anak perusahaan milik The Jung’s.
Jaejoong memakai
kacamata dark blue-nya dan mengecek
penampilannya sekali lagi.
Hm, kaus lengan
panjang bergaris horizontal dengan aksen biru dipadu rompi hitam dan celana
jeans hitamnya yang ketat, ditutup dengan sepasang sepatu boot favorite-nya.
Sempurna.
“Sudah sampai, Ma’am” Ucap Jonghyun.
Jaejoong
mengangguk.
Ia melangkah keluar
ketika pintu mobilnya dibuka oleh Choi Siwon.
Menahan nafas
gugup membayangkan bagaimana rupa Kim Junsu setelah lima tahun berlalu.
Siwon segera
mengambil tempat di sisi kiri Jaejoong dan menemani langkah majikannya itu.
Kedatangan
Jaejoong membuat heboh satu agensi.
Para Trainee dan
artis-artis yang ada di sana semuanya berdecak kagum memperhatikan istri sang
jutawan itu.
Beberapa dari
mereka ada yang mengeluh iri dan ada yang memekik gemas.
Namun hal itu
tidak mempengaruhi Jaejoong, ia terlalu berkonsentrasi dengan apa yang akan
diucapkannya pada Kim Junsu nanti.
Tunggu.
Ia bahkan belum
memastikan kalau Junsu yang akan ditemuinya hari ini benar Junsu teman
sekolahnya dulu atau bukan.
Aish.
“Shim Changmin! Bisa tidak kau mengembalikan
roti cokelat kesukaanku itu?! Kau boleh merampas semua makananku kecuali roti
super lezat yang khusus dibakar oleh koki Perancis dari rumahku itu!”
DEG!
Telinga Jaejoong
berdenging.
Langkahnya
mendadak kaku.
Kedua mata
beningnya menatap jelas sosok gempal yang berjalan dari ujung lorong.
Menuju ke
arahnya.
Sementara dua
namja yang saling beradu mulut itu ikut menghentikan langkah mereka ketika
menyadari ada beberapa orang yang terlihat menutup ujung koridor.
Jaejoong
mengepalkan kedua jemarinya erat.
Ia menegaskan
wajahnya dan melangkah mendekati namja imut itu.
“Apa yang kau lakukan di sini huh?” Desis
Jaejoong tanpa membuka lebar mulutnya.
Namja imut
berambut merah itu menahan nafasnya. Memicingkan mata sipitnya menatap
Jaejoong.
“Bukankah seharusnya itu kalimatku?” Ujarnya
tajam.
Jaejoong
memandangi namja yang berdiri di hadapannya dari atas sampai bawah.
Kemudian ia
tersenyum meremehkan.
“Kau semakin gendut” Ucapnya sadis.
“Dan
kau sangat kurus seperti rakyat jelata” Sahut namja imut itu tak kalah kejam.
Mereka berdua
saling bertatapan satu sama lain.
Sampai kemudian
Jaejoong menubruk namja imut itu hingga ia hampir terjengkal ke belakang.
“YAH KIM JUNSU! YUNNIE AKAN MEMBUNUHMU KALAU
IA DENGAR!!” Pekik Jaejoong membuat Junsu meringis.
Namja imut itu
tertawa renyah.
Ia balas memeluk
erat sahabatnya dan menggoyangkan tubuh kurus Jaejoong ke kiri dan kanan.
“Kenapa kau tidak pernah menghubungiku eoh?
Kupikir kau lupa padaku”
“Ponselku hilang Junchan, aigoo~ Aku sangat
senang bisa bertemu lagi denganmu”
“Aku juga senang! Maaf karena aku tidak bisa
menghadiri pesta pernikahanmu dan Yunho yang membuat gempar dunia”
“Hahaha! Permintaan maaf diterima kalau kau
melepaskan pelukan mautmu sekarang juga”
“Yah, kau yang lebih dulu memelukku!”
Jaejoong
tersenyum lebar.
Ia menepuk gemas
kepala Junsu.
“Apa-apaan rambut merah ini eoh? Kemana Kim
Junsu si lumba-lumba polos yang kukenal?”
“Sekarang lumba-lumba menggemaskan itu sudah
bertransformasi menjadi hiu”
“Hahahaha, jja, aku ingin mendengar seluruh
cerita yang tertunda selama lima tahun terakhir ini! Bagaimana bisa Ahjussi Kim
si Jaksa galak itu memberikanmu izin untuk menjadi penyanyi?”
Junsu tersenyum.
Ia menggenggam
jemari Jaejoong yang menariknya.
“Joongie yah, kita masih bisa bertemu nanti
ne? Aku harus latihan sekarang juga, albumku akan diluncurkan lima hari lagi”
Ujarnya.
Dahi Jaejoong
mengernyit.
Ia menatap tidak
senang wajah imut itu.
“Agensi ini milik suamiku, yang otomatis
menjadi milikku juga, mereka tidak akan berani menyentuhmu sehelai rambut pun
kalau kau tidak latihan hari ini”
“Jaejoongie”
“Oh come
on Kim Junsu! Kau tidak merindukanku?”
“Aku merindukanmu lebih dari yang kau tahu,
Kim -Jung- Jaejoong, tapi aku benar-benar tidak bisa membolos hari ini,
bagaimana kalau besok siang? Aku akan datang ke istanamu dan kita bisa bergosip
satu hari penuh”
“Kau tahu keinginanku selalu terpenuhi,
Junsu”
“Tidak denganku, Joongie, lagipula----”
“Ehem, Kim Junsu, kau masih menyadari
kehadiranku sejak tadi anitji?”
Eoh?
Jaejoong dan
Junsu dengan kompak menoleh ke kanan namja imut itu.
Junsu terkikik
lucu sementara Jaejoong memasang wajah datarnya.
Memperhatikan
namja berwajah kekanakan dengan potongan rambut pendeknya yang lucu.
Ia terlihat
seperti murid sekolah dasar dengan penampilan seperti itu.
“Ah, mianhae, Changmin ah, kenalkan, ini Jung
Jaejoong, yang suaminya itu selalu kau agung-agungkan dan Joongie, ini Shim
Changmin, teman sekamarku selama aku menjadi Trainee” Ujar Junsu panjang lebar.
Namja berwajah
kekanakan itu mengetuk kepala Junsu kesal ketika namja imut itu membeberkan
aibnya.
Sementara
Jaejoong tersenyum kecil.
Ia tidak banyak
berkomentar, namja cantik ini memang susah akrab dengan orang yang baru ia
kenal.
“Kau tahu rumah sakit swasta Evergreen, Joongie? Shim Changmin putra
bungsu dari pemiliknya”
“Oh, ya, aku pernah dengar, Yunnie memiliki
dokter pribadi yang bekerja di sana, mungkin itu ayahmu”
Changmin hanya
diam.
Mulutnya
terlihat penuh.
“Tapi kenapa kau malah berada di sini?
Kupikir seharusnya kau meneruskan pekerjaan Ayahmu” Tanya Jaejoong kalem.
“Karena itu, Jaejoongie, kita akan
membicarakan semuanya besok siang, ne? Aku benar-benar tidak punya waktu hari
ini dan---SHIM CHANGMIN! Apa yang kau kunyah itu adalah roti lezatku eoh?!”
Junsu memekik
tidak terima.
Ia memukul
punggung Changmin dan berlari mengejar namja berwajah kekanakan yang sudah
melesat jauh itu.
Namja imut itu
memalingkan wajahnya ke belakang.
Menatap Jaejoong
yang terlihat kaget di sana.
“Mianhae Jaejoong ah~! Besok siang, oke!”
Teriak Junsu lantang.
Jaejoong hanya
mengangguk pelan.
Ia mendesah dan
mempoutkan bibirnya kesal.
Aish, bagaimana
bisa Junsu mengacuhkannya hanya karena roti bodoh itu?
“Ma’am, Tuan Jung sedang dalam perjalanan
pulang ke rumah” Lapor Siwon yang sejak tadi menyaksikan obrolan majikannya.
Namja cantik itu
menaikkan alisnya.
Ia bergumam dan
mengangguk.
Kemudian
melangkahkan kakinya menuju pintu keluar.
“Mianhae”
Hum?
Namja cantik itu
menoleh.
Menatap sesosok
yeoja cantik berambut pendek yang menghampirinya.
Matanya terlihat
menyipit seperti lengkungan bulan sabit ketika ia tersenyum.
“Namaku Tiffany Hwang” Ucapnya lembut.
“Ne, aku Jung Jaejoong” Sahut Jaejoong kurang
berminat.
“Um, aku ingin memintamu menyampaikan ucapan
terima kasihku kepada Tuan Jung karena ia sudah memilihku langsung untuk
menjadi salah satu artis di agensinya”
“Memilihmu langsung?”
“Ne, ia melihat pertunjukanku di Los Angeles beberapa waktu yang lalu dan
ia langsung memintaku untuk bergabung bersamanya”
“Oh”
“Katakan juga, kalau aku jatuh cinta pada
pandangan pertama ketika melihatnya”
Jaejoong
terdiam.
Mata bulatnya
menggelap dingin.
Ia hanya
memandang lurus wanita cantik berambut pendek itu.
Kemudian ia
mengangguk.
“Ne, pasti kusampaikan, selamat siang”
Ujarnya.
Tiffany
mengangguk dengan senyum termanisnya.
Ia berbalik dan
berjalan meninggalkan Jaejoong.
Namja cantik itu
menghela nafasnya.
“Jja Siwon ah, aku ingin segera memukul
kepala Tuan Besar Jung yang sombong itu sekarang juga” Desahnya.
Choi Siwon
tersenyum kecil mendengarnya.
.
.
.
“Aku pulang”
Yunho yang baru
saja menutup laptopnya itu tersenyum menyambut kedatangan kekasihnya.
Namun Jaejoong
seolah tidak peduli.
Namja cantik itu
hanya melengos begitu saja dan berjalan memasuki lift.
Mengacuhkan
Yunho yang mengerutkan dahi bingung karenanya.
Namja tampan itu
meninggalkan laptopnya di atas meja makan dan segera berjalan menuju lift yang sudah tertutup itu.
Ia menekan
tombol panah ke atas dan segera masuk ke dalam.
CKLEK.
Pintu kamar itu
terbuka pelan oleh Yunho segera setelah ia keluar dari lift.
Namja tampan itu
memperhatikan Jaejoong yang memunggunginya.
Ia berdiri di
depan jendela kaca yang besar itu.
“Kau tidak melupakan makan siangku kan,
sayang?” Tanya Yunho mendekat.
Hening.
Jaejoong memilih
untuk merapatkan bibirnya.
Ia masih berdiri
memunggungi kekasihnya.
Yunho mengernyit
bingung.
Ia memposisikan
dirinya di belakang Jaejoong dan memeluk perut namja cantik itu lembut.
“Apa terjadi sesuatu? Junsu yang kau temui
bukan Junsu yang itu?” Tanya Yunho lagi.
Jaejoong masih
menutup bibirnya.
Ia hanya menatap
lurus ke depan.
“BooJae, katakan sesuatu”
Jaejoong menahan
nafasnya ketika air matanya menetes jatuh.
Membasahi tangan
Yunho.
Namja tampan itu
tersentak kaget dan segera membalik tubuh kekasihnya.
Mengusap lembut
pipi yang basah itu.
“Oh no,
sweetheart, kenapa kau menangis? Kau tahu aku benci melihatmu menangis”
Ujar Yunho panik.
PLAKK!
Namja tampan itu
meringis ketika Jaejoong memukul kepalanya.
Ia menatap
bingung mata bulat yang basah itu.
Jaejoong mulai
terisak.
“Kenapa kau harus turun tangan untuk
mengambil gadis itu ke dalam agensi eoh! Kau terpesona pada nyanyiannya? Kau
jatuh cinta pada lengkung matanya ketika ia tersenyum? Aku membencimu!” Pekik
Jaejoong dengan tangisnya yang pecah.
Yunho semakin
mengerutkan dahinya.
Ia menahan wajah
cantik yang mencoba menunduk itu.
Kemudian menatap
dalam kedua matanya.
“Gadis yang mana, sayang?” Tanya Yunho sabar.
Jaejoong
menggigit bibir bawahnya.
“Tiffany Hwang! Yang rambutnya pendek!”
Erangnya kesal.
Yunho terlihat
memiringkan kepalanya.
Ia mencoba
mengingat-ingat nama yang disebutkan istrinya dengan penuh kecemburuan.
“Aku serius, Jung Jaejoongie BooJae, Tiffany
Hyang itu siapa?”
“Tiffany Hwang, Yunnie bear! Aish!”
Yunho tersenyum
geli.
Ia mengacak
gemas rambut almond kekasihnya.
“Demi Tuhan, Jaejoongieku yang manis, aku
benar-benar tidak ingat siapa gadis yang kau bicarakan itu”
“Bohong! Bagaimana bisa kau tidak
mengingatnya eoh?”
“Tentu saja karena kau yang telah mengambil
alih seluruh pikiranku, BooJae sayang, yang aku ingat hanya bagaimana lucunya
wajahmu ketika kau menangis dan aku benci itu”
Uh.
Mau tidak mau Jaejoong jadi tersenyum karenanya.
Mau tidak mau Jaejoong jadi tersenyum karenanya.
Mulut Yunhonya
memang manis.
Ia sangat pintar
mengambil hatinya.
“Yeoja itu menyuruhku menyampaikan rasa
terima kasihnya padamu dan ia bilang ia jatuh cinta padamu”
“Ah, ternyata pesonaku tidak berkurang
sedikit pun anitji?”
“Yunnieee~ Jangan mulai~!”
“Aku memang tampan, Jung Jaejoongie milikku
seorang, aku pintar, aku kaya, aku jenius, dan aku---mmpphh”
Jaejoong tertawa
gemas setelah menutup mulut Yunho dengan kedua telapak tangannya.
Membuat mata
Yunho berbinar jenaka memperhatikan gelak tawa yang mampu meruntuhkan dunianya
itu.
Jaejoong bahkan
melupakan pipinya yang masih basah.
Yunho segera
memeluk pinggang kekasihnya dengan erat dan tersenyum manis ketika Jaejoong
menjauhkan tangannya.
“Dan ketampananmu, kepintaranmu, kekayaanmu,
kejeniusanmu, segalanya tentang dirimu hanya milikku seorang” Bisik Jaejoong
penuh cinta.
Yunho
mengangguk.
Mencuri satu
ciuman manis dari bibir ranum itu.
“Yang tidak akan pernah dimiliki orang lain”
Ujarnya.
“Yang tidak akan pernah dimiliki orang lain”
Ulang Jaejoong tersenyum lebar.
Yunho segera
memeluk erat tubuh mungil itu.
Membuat Jaejoong
melenguh nyaman dan menggesekkan wajah basahnya di kemeja putih Yunho.
Ia terkikik geli
dan segera melupakan kecemburuannya yang meledak-ledak.
Namja tampan itu
menggoyangkan tubuh Jaejoong ke kiri dan kanan, kemudian ia menggendongnya
keluar kamar.
Yah, jangan
lupakan makan siangnya.
Karena itu
satu-satunya alasan ia pulang ke rumah di tengah jadwalnya yang sungguh padat.
TBC :D
Rasanya pngen jambaklah sii tipanii..
BalasHapusahahaha.. tpi kasian jung bear kga ingat ama itu nenek ganjen.. rasain rasain!!
Ihh.. ya apa dong Yunho itu bikin melting :3
BalasHapusJj.. kita tuker posisi otte ? #puppy eyes *.*