This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Senin, 07 Juli 2014

FF/YAOI/YUNJAE/CHAPTER/RICHIE HO RICH/PART 2



PART 2.

Namja cantik itu tampak sedang bersantai di ruang keluarga.
Ia duduk bersandar pada sofa super lebar dan menonton televisi ditemani semangkuk penuh marshmallow cokelat.

  Salah satu agensi entertainment terbesar yang dimiliki oleh The Jung’s telah mengkonfirmasi bahwa mereka akan segera mengeluarkan para Trainee yang telah dilatih selama lima tahun terakhir

Hum?
Jaejoong menaikkan alisnya.
Artis baru, pikirnya.
Kedua mata bulatnya memperhatikan sekumpulan wanita cantik yang tampak sedang tersenyum kepada kamera dan melambaikan tangan mereka.


  Girlband dengan nama debut Chocolate akan menjadi ikon untuk iklan salah satu perusahaan swasta di Jepang, sementara itu beberapa Trainee lainnya yang akan mengikuti jejak Chocolate adalah Go Ahra, Tiffany Hwang, Kim Junsu, dan Cho Jino

  “MWO?! KIM JUNSU?!”

Namja cantik itu memekik kaget mendengar berita tersebut.
Ia segera meletakkan mangkuk cemilannya di atas meja dan berlari mengambil ponselnya yang tergeletak di atas meja makan.

  Yeoboseyo?

  “Yunnie yah! Benar Kim Junsu yang itu adalah Junsu teman sekolahku dulu?!”

  Mwo? Kau sedang mengigau, sayang?

  “Aku serius Yunnieeee~! Agensi perusahaan akan mengeluarkan beberapa artis baru ani? Ada yang bernama Junsu di sana!”

  Hmm, aku belum pernah bertemu langsung dengannya Boo, nanti kita bicarakan lagi oke? Aku harus memulai rapat sekarang, I love you

  Love you too

KLIK.

Jaejoong mendesah kesal.
Bibir cherry-nya mempout manja.
Aish.
Dasar Jung! Geramnya dalam hati.

Namja cantik itu kembali menoleh menatap televisi berlayar lebar itu, uh, sudah iklan.
Jaejoong mengerutkan dahinya penasaran.
Ia yakin sekali kalau Kim Junsu yang dibicarakan wanita pembawa acara tadi adalah Junsu teman sebangkunya dulu.

  “Tapi bukankah keluarga Junsu semuanya pengacara terkenal? Kenapa Junsu malah menjadi penyanyi?” Gumam Jaejoong tidak jelas.

Aish.
Seandainya saja ia tidak kehilangan ponselnya ketika hari kelulusan sekolah dilaksanakan, mungkin ia bisa menghubungi Junsu sekarang juga.

Ck.

Jaejoong mendesah pasrah.
Ia kembali berbaring di sofa dan memandang langit-langit ruang keluarganya.

DDDRRTT..DDRRTT…

  “Yeoboseyo?”

  Selamat sore, Ma’am, Choi Siwon imnida

  “Ung? Ne? Waeyo? Apa Yunnie melupakan sesuatu?”

  Tuan Jung meminta saya untuk menemani anda menemui Kim Junsu besok pagi, Ma’am

  “MWO?! Kau serius?! Omoo! Nee nee~! Aku akan bersiap besok pagi!”

  Baiklah, kalau begitu saya tutup teleponnya, Ma’am. Selamat sore

  “Um, ne, selamat sore juga”

KLIK.

Yunho yang sedang memimpin jalannya rapat para pemegang saham di kantornya menunduk sedikit ketika menyadari ponsel miliknya bergetar pelan.
Namja tampan itu meraih ponsel tersebut dan mengusap layarnya.
Ah, ada pesan masuk dari BooJaenya.

  Yunnie yah, saranghae!!

Hmp.
Yunho tersenyum kecil.


-------


CKLEK.

Pintu kamar itu tertutup pelan, memperlihatkan sesosok namja tampan yang melangkah memasuki kamar setelah meletakkan jas dan tas kerjanya di atas meja.
Yunho melonggarkan dasinya dan berjalan memasuki kamar mandi.
Ia mencuci wajah tampannya di westafel kemudian mendesah lega.

  “Ung..Yunnie”

Namja tampan itu menoleh ke arah pintu kamar mandi.
Menatap Jaejoong yang memanggilnya dengan suara serak.
Namja cantik itu sudah memakai piyamanya yang kebesaran.

TAP TAP TAP.

GREPP.

Jaejoong segera memeluk erat suaminya.
Menggosokkan wajah cantiknya di punggung namja tampan itu.
Mengundang sesungging senyum bahagia di bibir Yunho.

  “Aku membangunkanmu, sayang?” Tanya Yunho membuka kancing kemejanya.

Ia mengambil sikat gigi di lemari penyimpanan dan mengoles pasta giginya.
Jaejoong mengangguk di punggung Yunho.
Kemudian ia menggumam manja.
 
  “Aku ingin berterima kasih karena mengizinkanku pergi besok pagi”

  “Hm, besok siang aku makan di rumah”

  “Mwo? Yah, kau sengaja makan di rumah supaya aku pulang cepat kan Yunnie? Kau jahat!”

  “Aku hanya kurang suka kau terlalu lama di luar sana tanpa ada yang menemani, Boo”

  “Ada Siwon, Yunnie! Dan ada tiga pengawal yang kau berikan untukku sejak kita berpacaran!”

  “Kenapa kau marah?”

  “Kau menyebalkan! Bagaimana kalau yang akan kutemui besok memang Junsuku? Aku kan ingin bercerita banyak padanya”

Yunho terkekeh geli.
Ia berkumur dan mengeringkan wajah serta mulutnya menggunakan handuk.

  “Kalau memang dia adalah Junsumu, kalian masih bisa bertemu lagi setelahnya, atau kalian bisa bertukar nomor telepon dan saling menghubungi, otte?”

  “Jangan bicara padaku! Aku marah!”

Yunho menahan tawanya.
Ia berjalan keluar kamar mandi tanpa mempedulikan Jaejoong yang mengekor dengan kedua lengan yang masih memeluk erat perutnya dari belakang.
Aigoo.
Menggemaskan sekali, pikir namja tampan itu.

  “Ah, aku lupa” Ujar Yunho menoleh ke belakang.

Jaejoong memicingkan mata bulatnya tajam.

  “Apa?” Serunya kesal.

  “Aku mencintaimu” Sahut Yunho tersenyum.

Uh.
Wajah Jaejoong merona merah.
Ia menggigit bibir bawahnya menahan senang.
Ck! Yunhonya memang selalu tahu cara mengembalikan mood-nya yang hilang.
Namja cantik itu mempoutkan bibirnya manja.

  “Cium aku” Ucapnya kekanakan.

Yunho melebarkan senyumnya.
Ia melepaskan pelukan Jaejoong pada perutnya dan membawa namja cantik itu berdiri di hadapannya yang kini duduk di pinggir ranjang mereka.
Namja tampan itu mengusap lembut leher kekasihnya yang ia yakin seratus persen akan berubah warna menjadi merah ke-unguan sebentar lagi.

  “Yah~! Aku memintamu menciumku, pervert bear, bukan membuka kancing piyamaku~” Seru Jaejoong memukul kedua bahu Yunho pelan.

Yunho masih tersenyum.
Ia merapatkan bibirnya dan berkonsentrasi pada kancing-kancing itu.

  “Duduk di pangkuanku” Bisik Yunho pelan.

Jaejoong merasakan tubuhnya menegang.
Mata beningnya dapat melihat jelas kedua mata tajam Yunho yang tampak berkabut.
Gelap dan panas.
Diselimuti gairah yang mendalam.

Pipi Jaejoong mulai merona kembali.
Ia segera duduk di pangkuan kekasihnya dan mendesah pelan merasakan hembusan nafas Yunho yang memberat.
Kedua jemari lembutnya segera mengusap tengkuk dan punggung Yunho.
Memijat keduanya perlahan.

  “Boleh aku buka kemejamu, sayang?” Bisik Jaejoong mulai mengikuti permainan kekasihnya.

Yunho mengangguk.
Membuat Jaejoong tersenyum senang dan segera melakukan pekerjaannya.

  “Yunnie”

  “Hmm?”

  “Aku hanya meminta sebuah ciuman darimu, tapi kenapa prosesnya jadi lama seperti ini?”

Yunho mengusap sayang bahu telanjang istrinya saat ini.
Mengecup lembut bagian itu dan menatap langsung kedua mata beningnya yang mulai dikabuti nafsu.

  “Karena aku akan memberikanmu ciuman yang tidak akan pernah bisa kau lupakan seumur hidupmu, BooJae”

  “Benarkah? Aku jadi penasaran”

  “Peluk aku”

Jaejoong menurut patuh.
Ia segera memeluk Yunho dengan erat dan menghirup rakus wangi tubuh suaminya.
Uhm, sangat pria. Gumamnya mendesah.

  “Kau tahu bear?”

  “Apa?”

  “Di rumah ini, terutama di atas ranjang kita, you are not Jung Yunho The Billionaire, nor Jung Yunho The Unbeatable, even Jung Yunho The Richie Ho Rich. Tapi kau adalah Jung Yunho, suamiku yang tercinta”
  “Aku mencintaimu”

  “Aku lebih mencintaimu”

Ah, seems like it’s gonna be a long night.


-------


Mobil mewah itu melaju santai memasuki perkarangan agensi artis terbesar yang dimiliki oleh anak perusahaan milik The Jung’s.
Jaejoong memakai kacamata dark blue-nya dan mengecek penampilannya sekali lagi.
Hm, kaus lengan panjang bergaris horizontal dengan aksen biru dipadu rompi hitam dan celana jeans hitamnya yang ketat, ditutup dengan sepasang sepatu boot favorite-nya.
Sempurna.

  “Sudah sampai, Ma’am” Ucap Jonghyun.

Jaejoong mengangguk.
Ia melangkah keluar ketika pintu mobilnya dibuka oleh Choi Siwon.
Menahan nafas gugup membayangkan bagaimana rupa Kim Junsu setelah lima tahun berlalu.
Siwon segera mengambil tempat di sisi kiri Jaejoong dan menemani langkah majikannya itu.

Kedatangan Jaejoong membuat heboh satu agensi.
Para Trainee dan artis-artis yang ada di sana semuanya berdecak kagum memperhatikan istri sang jutawan itu.
Beberapa dari mereka ada yang mengeluh iri dan ada yang memekik gemas.
Namun hal itu tidak mempengaruhi Jaejoong, ia terlalu berkonsentrasi dengan apa yang akan diucapkannya pada Kim Junsu nanti.

Tunggu.

Ia bahkan belum memastikan kalau Junsu yang akan ditemuinya hari ini benar Junsu teman sekolahnya dulu atau bukan.
Aish.

  “Shim Changmin! Bisa tidak kau mengembalikan roti cokelat kesukaanku itu?! Kau boleh merampas semua makananku kecuali roti super lezat yang khusus dibakar oleh koki Perancis dari rumahku itu!”

DEG!

Telinga Jaejoong berdenging.
Langkahnya mendadak kaku.
Kedua mata beningnya menatap jelas sosok gempal yang berjalan dari ujung lorong.
Menuju ke arahnya.

Sementara dua namja yang saling beradu mulut itu ikut menghentikan langkah mereka ketika menyadari ada beberapa orang yang terlihat menutup ujung koridor.
Jaejoong mengepalkan kedua jemarinya erat.
Ia menegaskan wajahnya dan melangkah mendekati namja imut itu.

  “Apa yang kau lakukan di sini huh?” Desis Jaejoong tanpa membuka lebar mulutnya.

Namja imut berambut merah itu menahan nafasnya. Memicingkan mata sipitnya menatap Jaejoong.

  “Bukankah seharusnya itu kalimatku?” Ujarnya tajam.

Jaejoong memandangi namja yang berdiri di hadapannya dari atas sampai bawah.
Kemudian ia tersenyum meremehkan.

  “Kau semakin gendut” Ucapnya sadis.

  “Dan kau sangat kurus seperti rakyat jelata” Sahut namja imut itu tak kalah kejam.

Mereka berdua saling bertatapan satu sama lain.
Sampai kemudian Jaejoong menubruk namja imut itu hingga ia hampir terjengkal ke belakang.

  “YAH KIM JUNSU! YUNNIE AKAN MEMBUNUHMU KALAU IA DENGAR!!” Pekik Jaejoong membuat Junsu meringis.

Namja imut itu tertawa renyah.
Ia balas memeluk erat sahabatnya dan menggoyangkan tubuh kurus Jaejoong ke kiri dan kanan.

  “Kenapa kau tidak pernah menghubungiku eoh? Kupikir kau lupa padaku”

  “Ponselku hilang Junchan, aigoo~ Aku sangat senang bisa bertemu lagi denganmu”

  “Aku juga senang! Maaf karena aku tidak bisa menghadiri pesta pernikahanmu dan Yunho yang membuat gempar dunia”

  “Hahaha! Permintaan maaf diterima kalau kau melepaskan pelukan mautmu sekarang juga”

  “Yah, kau yang lebih dulu memelukku!”

Jaejoong tersenyum lebar.
Ia menepuk gemas kepala Junsu.

  “Apa-apaan rambut merah ini eoh? Kemana Kim Junsu si lumba-lumba polos yang kukenal?”

  “Sekarang lumba-lumba menggemaskan itu sudah bertransformasi menjadi hiu”

  “Hahahaha, jja, aku ingin mendengar seluruh cerita yang tertunda selama lima tahun terakhir ini! Bagaimana bisa Ahjussi Kim si Jaksa galak itu memberikanmu izin untuk menjadi penyanyi?”

Junsu tersenyum.
Ia menggenggam jemari Jaejoong yang menariknya.

  “Joongie yah, kita masih bisa bertemu nanti ne? Aku harus latihan sekarang juga, albumku akan diluncurkan lima hari lagi” Ujarnya.

Dahi Jaejoong mengernyit.
Ia menatap tidak senang wajah imut itu.

  “Agensi ini milik suamiku, yang otomatis menjadi milikku juga, mereka tidak akan berani menyentuhmu sehelai rambut pun kalau kau tidak latihan hari ini”

  “Jaejoongie”

  “Oh come on Kim Junsu! Kau tidak merindukanku?”

  “Aku merindukanmu lebih dari yang kau tahu, Kim -Jung- Jaejoong, tapi aku benar-benar tidak bisa membolos hari ini, bagaimana kalau besok siang? Aku akan datang ke istanamu dan kita bisa bergosip satu hari penuh”

  “Kau tahu keinginanku selalu terpenuhi, Junsu”

  “Tidak denganku, Joongie, lagipula----”

  “Ehem, Kim Junsu, kau masih menyadari kehadiranku sejak tadi anitji?”

Eoh?

Jaejoong dan Junsu dengan kompak menoleh ke kanan namja imut itu.
Junsu terkikik lucu sementara Jaejoong memasang wajah datarnya.
Memperhatikan namja berwajah kekanakan dengan potongan rambut pendeknya yang lucu.
Ia terlihat seperti murid sekolah dasar dengan penampilan seperti itu.

  “Ah, mianhae, Changmin ah, kenalkan, ini Jung Jaejoong, yang suaminya itu selalu kau agung-agungkan dan Joongie, ini Shim Changmin, teman sekamarku selama aku menjadi Trainee” Ujar Junsu panjang lebar.

Namja berwajah kekanakan itu mengetuk kepala Junsu kesal ketika namja imut itu membeberkan aibnya.
Sementara Jaejoong tersenyum kecil.
Ia tidak banyak berkomentar, namja cantik ini memang susah akrab dengan orang yang baru ia kenal.

  “Kau tahu rumah sakit swasta Evergreen, Joongie? Shim Changmin putra bungsu dari pemiliknya”

  “Oh, ya, aku pernah dengar, Yunnie memiliki dokter pribadi yang bekerja di sana, mungkin itu ayahmu”

Changmin hanya diam.
Mulutnya terlihat penuh.

  “Tapi kenapa kau malah berada di sini? Kupikir seharusnya kau meneruskan pekerjaan Ayahmu” Tanya Jaejoong kalem.

  “Karena itu, Jaejoongie, kita akan membicarakan semuanya besok siang, ne? Aku benar-benar tidak punya waktu hari ini dan---SHIM CHANGMIN! Apa yang kau kunyah itu adalah roti lezatku eoh?!”

Junsu memekik tidak terima.
Ia memukul punggung Changmin dan berlari mengejar namja berwajah kekanakan yang sudah melesat jauh itu.
Namja imut itu memalingkan wajahnya ke belakang.
Menatap Jaejoong yang terlihat kaget di sana.

  “Mianhae Jaejoong ah~! Besok siang, oke!” Teriak Junsu lantang.

Jaejoong hanya mengangguk pelan.
Ia mendesah dan mempoutkan bibirnya kesal.
Aish, bagaimana bisa Junsu mengacuhkannya hanya karena roti bodoh itu?

  “Ma’am, Tuan Jung sedang dalam perjalanan pulang ke rumah” Lapor Siwon yang sejak tadi menyaksikan obrolan majikannya.

Namja cantik itu menaikkan alisnya.
Ia bergumam dan mengangguk.
Kemudian melangkahkan kakinya menuju pintu keluar.

  “Mianhae”

Hum?
Namja cantik itu menoleh.
Menatap sesosok yeoja cantik berambut pendek yang menghampirinya.
Matanya terlihat menyipit seperti lengkungan bulan sabit ketika ia tersenyum.

  “Namaku Tiffany Hwang” Ucapnya lembut.

  “Ne, aku Jung Jaejoong” Sahut Jaejoong kurang berminat.

  “Um, aku ingin memintamu menyampaikan ucapan terima kasihku kepada Tuan Jung karena ia sudah memilihku langsung untuk menjadi salah satu artis di agensinya”

  “Memilihmu langsung?”

  “Ne, ia melihat pertunjukanku di Los Angeles beberapa waktu yang lalu dan ia langsung memintaku untuk bergabung bersamanya”

  “Oh”

  “Katakan juga, kalau aku jatuh cinta pada pandangan pertama ketika melihatnya”

Jaejoong terdiam.
Mata bulatnya menggelap dingin.
Ia hanya memandang lurus wanita cantik berambut pendek itu.
Kemudian ia mengangguk.

  “Ne, pasti kusampaikan, selamat siang” Ujarnya.

Tiffany mengangguk dengan senyum termanisnya.
Ia berbalik dan berjalan meninggalkan Jaejoong.
Namja cantik itu menghela nafasnya.

  “Jja Siwon ah, aku ingin segera memukul kepala Tuan Besar Jung yang sombong itu sekarang juga” Desahnya.

Choi Siwon tersenyum kecil mendengarnya.
.
.
.

  “Aku pulang”

Yunho yang baru saja menutup laptopnya itu tersenyum menyambut kedatangan kekasihnya.
Namun Jaejoong seolah tidak peduli.
Namja cantik itu hanya melengos begitu saja dan berjalan memasuki lift.
Mengacuhkan Yunho yang mengerutkan dahi bingung karenanya.

Namja tampan itu meninggalkan laptopnya di atas meja makan dan segera berjalan menuju lift yang sudah tertutup itu.
Ia menekan tombol panah ke atas dan segera masuk ke dalam.

CKLEK.

Pintu kamar itu terbuka pelan oleh Yunho segera setelah ia keluar dari lift.
Namja tampan itu memperhatikan Jaejoong yang memunggunginya.
Ia berdiri di depan jendela kaca yang besar itu.

  “Kau tidak melupakan makan siangku kan, sayang?” Tanya Yunho mendekat.

Hening.
Jaejoong memilih untuk merapatkan bibirnya.
Ia masih berdiri memunggungi kekasihnya.
Yunho mengernyit bingung.
Ia memposisikan dirinya di belakang Jaejoong dan memeluk perut namja cantik itu lembut.

  “Apa terjadi sesuatu? Junsu yang kau temui bukan Junsu yang itu?” Tanya Yunho lagi.

Jaejoong masih menutup bibirnya.
Ia hanya menatap lurus ke depan.

  “BooJae, katakan sesuatu”

Jaejoong menahan nafasnya ketika air matanya menetes jatuh.
Membasahi tangan Yunho.
Namja tampan itu tersentak kaget dan segera membalik tubuh kekasihnya.
Mengusap lembut pipi yang basah itu.

  “Oh no, sweetheart, kenapa kau menangis? Kau tahu aku benci melihatmu menangis” Ujar Yunho panik.

PLAKK!

Namja tampan itu meringis ketika Jaejoong memukul kepalanya.
Ia menatap bingung mata bulat yang basah itu.
Jaejoong mulai terisak.

  “Kenapa kau harus turun tangan untuk mengambil gadis itu ke dalam agensi eoh! Kau terpesona pada nyanyiannya? Kau jatuh cinta pada lengkung matanya ketika ia tersenyum? Aku membencimu!” Pekik Jaejoong dengan tangisnya yang pecah.

Yunho semakin mengerutkan dahinya.
Ia menahan wajah cantik yang mencoba menunduk itu.
Kemudian menatap dalam kedua matanya.

  “Gadis yang mana, sayang?” Tanya Yunho sabar.

Jaejoong menggigit bibir bawahnya.

  “Tiffany Hwang! Yang rambutnya pendek!” Erangnya kesal.

Yunho terlihat memiringkan kepalanya.
Ia mencoba mengingat-ingat nama yang disebutkan istrinya dengan penuh kecemburuan.

  “Aku serius, Jung Jaejoongie BooJae, Tiffany Hyang itu siapa?”

  “Tiffany Hwang, Yunnie bear! Aish!”

Yunho tersenyum geli.
Ia mengacak gemas rambut almond kekasihnya.

  “Demi Tuhan, Jaejoongieku yang manis, aku benar-benar tidak ingat siapa gadis yang kau bicarakan itu”

  “Bohong! Bagaimana bisa kau tidak mengingatnya eoh?”

  “Tentu saja karena kau yang telah mengambil alih seluruh pikiranku, BooJae sayang, yang aku ingat hanya bagaimana lucunya wajahmu ketika kau menangis dan aku benci itu”

Uh.
Mau tidak mau Jaejoong jadi tersenyum karenanya.
Mulut Yunhonya memang manis.
Ia sangat pintar mengambil hatinya.

  “Yeoja itu menyuruhku menyampaikan rasa terima kasihnya padamu dan ia bilang ia jatuh cinta padamu”

  “Ah, ternyata pesonaku tidak berkurang sedikit  pun anitji?”

  “Yunnieee~ Jangan mulai~!”

  “Aku memang tampan, Jung Jaejoongie milikku seorang, aku pintar, aku kaya, aku jenius, dan aku---mmpphh”

Jaejoong tertawa gemas setelah menutup mulut Yunho dengan kedua telapak tangannya.
Membuat mata Yunho berbinar jenaka memperhatikan gelak tawa yang mampu meruntuhkan dunianya itu.
Jaejoong bahkan melupakan pipinya yang masih basah.

Yunho segera memeluk pinggang kekasihnya dengan erat dan tersenyum manis ketika Jaejoong menjauhkan tangannya.

  “Dan ketampananmu, kepintaranmu, kekayaanmu, kejeniusanmu, segalanya tentang dirimu hanya milikku seorang” Bisik Jaejoong penuh cinta.

Yunho mengangguk.
Mencuri satu ciuman manis dari bibir ranum itu.

  “Yang tidak akan pernah dimiliki orang lain” Ujarnya.

  “Yang tidak akan pernah dimiliki orang lain” Ulang Jaejoong tersenyum lebar.

Yunho segera memeluk erat tubuh mungil itu.
Membuat Jaejoong melenguh nyaman dan menggesekkan wajah basahnya di kemeja putih Yunho.
Ia terkikik geli dan segera melupakan kecemburuannya yang meledak-ledak.
Namja tampan itu menggoyangkan tubuh Jaejoong ke kiri dan kanan, kemudian ia menggendongnya keluar kamar.

Yah, jangan lupakan makan siangnya.

Karena itu satu-satunya alasan ia pulang ke rumah di tengah jadwalnya yang sungguh padat.

TBC :D

2 komentar:

  1. Rasanya pngen jambaklah sii tipanii..
    ahahaha.. tpi kasian jung bear kga ingat ama itu nenek ganjen.. rasain rasain!!

    BalasHapus
  2. Ihh.. ya apa dong Yunho itu bikin melting :3
    Jj.. kita tuker posisi otte ? #puppy eyes *.*

    BalasHapus