PART 4.
Pelipis Kyuhyun berkeringat
saat ini.
Namun ia tetap menahan
nafasnya.
Masih menjulurkan telapak
tangannya di atas tubuh makhluk cantik tersebut dan mengeluarkan cahaya
berwarna hijau gelap.
Yunho bersyukur adiknya
memiliki kemampuan penyembuh.
Pintu kamar itu telah
terkunci rapat dengan seluruh kekuatan Yunho.
Tidak akan ada yang bisa
menerobos walau Kibum sang penyihir sekalipun.
Yunho tidak berhenti
menggenggam jemari lembut Jaejoongnya.
Mata musangnya menatap penuh
harap pada namja cantik itu.
Membuat Kyuhyun menelan
salivanya.
Demi Lamia, ia tahu kalau
Hyungnya telah jatuh cinta.
Tapi ia sama sekali tidak
tahu kalau ternyata yang dicintai Hyungnya itu adalah malaikat bersayap hitam
ini!
Sekarang apa yang harus
dilakukannya?
Ummanya akan mengamuk
–mungkin- kalau ia tahu ada Tartarian yang
tertidur di kamar Hyungnya saat ini.
“Jangan berani memberitahu siapa pun tentang
hal ini, Jung Kyuhyun. Terutama Umma dan Appa” Desis Yunho marah.
Kyuhyun menegang.
Mata sipitnya berkilat
takut.
Ia mengangguk dan merutuki
dirinya yang melupakan kemampuan Hyungnya itu.
Sial.
“Kurasa tenaganya sudah kembali, tapi aku
tidak bisa memperbaiki sayapnya. Mungkin ia hanya butuh penyesuaian diri dengan
dunia kita” Ujar Kyuhyun.
Yunho mendesah lega.
Ia meremas jemari Jaejoong
dan menyuruh adiknya untuk keluar dari kamarnya.
“Hyung”
“Apa?”
“Kumohon, jangan bertindak lebih gila dari
ini. Aku menyayangimu Hyung”
“Tenang saja, Kyuhyun ah, tidak akan terjadi
sesuatu yang lain”
“Aku percaya padamu”
Pintu kamar itu tertutup.
Kabut merah kembali menyelimuti
pintu tersebut.
Yunho tentu saja tidak lupa
untuk menguncinya kembali dengan kekuatannya.
Namja tampan itu
menghembuskan nafas panjang.
Mata musangnya semakin
menyala-nyala memperhatikan Jaejoong yang belum membuka matanya.
Oh, Yunho sungguh tidak sabar
untuk bisa menikmati keindahan mata cokelat gelap itu secara langsung.
Jemarinya bergerak.
Menelusuri wajah cantik
Jaejoong, mengusap bahu dan lengannya.
Kemudian mengalun lembut di
atas sayap besarnya.
Lembut sekali.
Sungguh lembut.
Yunho mendesah.
Ia mencium dahi namja cantik
itu dan mengecup-kecup hidung bangirnya.
Membuat Jaejoong membuka
kedua matanya beberapa saat kemudian.
Namja cantik itu mengerutkan
dahinya.
Namun setelah kesadarannya
terkumpul sepenuhnya, ia tersentak kaget dan membulatkan mata indahnya
menyadari Yunho sudah menindih dirinya.
“Yu-Yunho?” Tanya Jaejoong lirih.
Yunho menyeringai.
Matanya semakin
menyala-nyala.
Seperti kobaran api secara
nyata.
Dan Jaejoong jatuh cinta.
Namja cantik itu merasakan
matanya memburam karena basah.
Ia menjulurkan jemarinya
untuk mengusap lembut wajah tampan iblis itu.
Menikmati sentuhan yang
terjalin di antara mereka.
Jaejoong mendesah kecil.
Ketika jari-jarinya
merasakan betapa tipis dan kuatnya sayap kulit Yunho.
Mereka saling menatap satu
sama lain.
Memandang penuh cinta.
“Akhirnya” Bisik Yunho tersenyum.
Dan Jaejoong berani
bersumpah bahwa itu adalah senyum paling mempesona yang pernah ia lihat seumur
hidupnya.
“Yunho..”
“Lagi, sebut namaku..Jangan berhenti”
“Yunho ah..Hiks..Yunho..”
Tangis Jaejoong mengalir.
Yunho segera memeluk namja
cantik itu.
Menyembunyikan wajah
cantiknya di dalam dada bidangnya.
Sementara ia mengusap lembut
punggung dan sayap namja cantik itu.
“Kau milikku, Kim Jaejoong. Milikku seorang”
Klaim Yunho berdesis.
Jaejoong mengangguk.
Mencengkram erat bahu namja
tampan itu.
“Jadi, bagaimana rasanya?” Tanya Yunho
setelah Jaejoong berhasil menenangkan dirinya.
Jaejoong tersenyum kecil.
Menikmati wajah tampan Yunho
yang berada di balik telapak tangannya.
“Menakjubkan. Sayapku langsung terasa berat
ketika aku menyebrang. Sekarang aku tahu kenapa Tatyrus selalu dikatakan sangat gesit dan cepat saat perang ratusan
tahun lalu itu berlangsung”
“Kau masih saja ingin tahu dalam keadaan apa
pun”
Jaejoong terkekeh.
Memandang penuh rasa puas
kedua mata musang yang berwarna merah itu.
“Sekarang beritahu aku, kenapa kobaran api
itu berhasil membuatku terbakar” Bisik Jaejoong menyentuh kelopak bawah mata
Yunho.
Iblis tampan itu memiringkan
wajahnya.
Mengecup lembut tangan
Jaejoong.
“Karena aku sudah mengklaimmu sebagai milikku
satu-satunya. Karena aku jatuh cinta padamu” Bisik Yunho di telinga Jaejoong.
Namja cantik itu merasakan
tengkuknya dingin.
Ia menggigit bibir bawahnya
menahan senyum yang akan menghiasi wajahnya.
“Kau benar-benar mengatakannya dengan penuh
gairah, Yunho ah” Balas Jaejoong berbisik.
Deru nafas mereka membaur
menjadi satu.
Yunho menyeringai.
“Ucapanmu sungguh berbahaya” Ujarnya.
Jaejoong melenguh.
Ketika bibir mereka menyatu
menjadi satu.
Jemari keduanya saling
terjalin erat.
Yunho memiringkan wajahnya.
Mencoba meraup bibir ranum
itu sesukanya.
“Lingkupi aku, Jaejoong ah..Dengan sayapmu”
Bisik Yunho melepaskan tautan bibir mereka.
Jaejoong bisa melihat tautan
benang saliva mereka yang tipis.
Ia mengangguk.
Sayap hitamnya segera
membentang lebar.
Menekuk pelan menutupi
mereka berdua.
Ia bisa merasakan Yunho
melakukan hal yang sama.
Menggesekkan sayap kulitnya
pada sayap berbulu miliknya.
Oh.
Jaejoong terbakar.
“Yunho..Yunho..”
“Aku tidak bisa menahannya lagi..Aku akan
menjadikanmu milikku sepenuhnya, mengklaimmu sebagai pengantinku”
Suara itu penuh gelora.
Air mata Jaejoong menetes.
Ia bahagia.
Dirinya terasa penuh.
Malam ini ia sempurna
seutuhnya.
“Aku mencintaimu, Yunho ah..” Lirihnya dalam
kegelapan.
Yunho telah menyeretnya
terlalu dalam.
Membakarnya hingga ia tak
bisa keluar lagi.
Iblis tetaplah iblis.
Dan Jaejoong bahagia.
-------
Eunjae terduduk diam di
kamar Jaejoongnya.
Menutup wajahnya dengan
kedua telapak tangan.
Ia frustasi.
Setelah berniat akan
membangunkan adiknya karena Jaejoong harus pergi ke sekolah yang ternyata kamar
itu telah kosong.
“Ke mana kau, Jae?” Bisik Eunjae khawatir.
Ia berharap adiknya tidak
akan melakukan sesuatu yang membuatnya gila.
Hanya Jaejoong yang ia punya
setelah kedua orang tua mereka mati.
Dan selama mereka hidup
bersama, baru kali ini Jaejoong pergi.
Meninggalkan dirinya.
Namja bertubuh tinggi itu
menghembuskan nafas panjang.
Ia beranjak dari duduknya
dan membuka lebar jendela kamar Jaejoong.
Mungkin Changmin tahu
sesuatu, pikirnya.
Mengingat satu-satunya teman
Jaejoong hanyalah sepupu mereka yang kekanakan itu.
Sayap putihnya membentang di
udara.
Perlahan mengepak pelan dan
melesat menuju rumah Changmin.
Yah, rumah mereka tidak
terlalu jauh.
Hanya terpisah beberapa
bangunan dari sini.
“Ahjuma!”
Ren –Minki Shim- menolehkan
wajahnya.
Menatap keponakannya yang
menutup sayap putihnya.
Namja berambut blonde itu
menyunggingkan senyum manisnya.
“Ne Eunjae ah? Tumben sekali kau ke sini, ada
apa?” Tanya Minki selembut mungkin.
Eunjae tersenyum kecil.
“Apa Changmin ada?”
“Uhm, anak itu sedang mengurung dirinya di
dalam kamar, Ahjuma tidak tahu kenapa ia tidak mau ke sekolah hari ini. Yah,
sekali-sekali tidak apa membiarkannya membolos. Lagi pula ia sedang belajar
mantra baru”
“Ne, gomawo Ahjuma”
Namja berambut blonde itu
tersenyum manis.
Eunjae segera memasuki rumah
berpilar itu dan mengetuk pintu kamar sepupunya.
Butuh sedikit usaha, agar
Changmin mau membuka pintu tersebut.
Tapi namja berwajah
kekanakan itu hanya membukanya sedikit hingga Eunjae hanya menemukan sebelah
mata sipit Changmin yang mengintip dari balik pintu.
“Kata sandinya?” Desis Changmin.
Mwo?
Eunjae Kim mengerutkan
dahinya.
Ia menatap Changmin tidak
percaya.
Apa-apaan bocah penyihir
ini?
“Changmin, kau tahu di mana Jaejoong?” Tanya
Eunjae kesal.
Changmin menelan salivanya.
“Kata sandi salah, silahkan ulangi lagi tiga
hari kemudian”
BLAM!
Pintu kamar itu tertutup.
Dilapisi mantra oleh
Changmin.
Eunjae mengerutkan dahinya
lagi.
Berpikir betapa kekanakannya
sepupu mudanya itu.
Aish.
Sementara itu, Shim Changmin
terduduk lemas di lantai kamarnya.
Dadanya naik turun mengambil
nafas.
Demi Zeus, ia ketakutan.
“Jae Hyung, cepatlah kembali” Desisnya lirih.
Ia sungguh khawatir dengan
apa yang sedang terjadi pada Jaejoong saat ini.
Changmin saja begitu
khawatir.
Ia tidak berani membayangkan
bagaimana reaksi Eunjae kalau ia tahu adiknya kini berada di dunia Tatyrus.
Dan jatuh cinta pada seorang
Maleficent.
Eunjae akan membunuhnya.
Changmin bergidik ngeri.
-------
Sayap besar itu mengepak
pelan.
Membuat Yunho membuka kedua
mata musangnya.
Iblis tampan itu tersenyum
kecil.
Mendapati wajah cantik
Jaejoong yang ada di hadapannya.
Ia mengusapkan jemarinya
yang bertengger di pinggul namja cantik itu.
Membuat Jaejoong
menghembuskan nafasnya geli.
“Sekarang aku milikmu bukan?” Tanya Jaejoong
pelan.
“Kau milikku secara sah, tapi tidak secara
hukum” Balas Yunho.
“Lalu bagaimana caranya untuk bersatu secara
hukum? Di Tatyrus?”
“Aku harus menikahimu, tentu saja. Dengan
izin dari Umma dan Appaku”
“Menurutmu mereka akan setuju?”
Yunho menyeringai.
Mengingat apa yang sedang
disibukkan oleh Ummanya saat ini.
Mengurus perebutan hak hidup
Jaejoong di Tatyrus.
“Tentu saja. Tidak ada alasan untuk menolak”
Jaejoong tersenyum lega.
Mata bulatnya bersinar
indah.
“Aku mencintaimu” Bisik Jaejoong.
“Aku juga mencintaimu” Balas Yunho.
“Dusty
Dust akan membakar kita kalau mereka tahu”
“Tidak ada yang bisa menyentuh kita seujung
sayap pun, Tartarian dan Tatyrus yang sekarang jauh berbeda
dengan ratusan tahun yang lalu”
“Tapi hukum tetap sama. Collision Line itu adalah buktinya”
“Akan segera kita buktikan”
Jaejoong terdiam.
Menelan salivanya.
“Ibuku akan datang” Bisik Yunho.
Namja cantik itu terkejut.
Ia segera bergerak mencari
pakaiannya sementara Yunho sudah menghilangkan segel pada pintu kamarnya.
CKLEK.
Pintu besar itu terbuka.
Menampilkan sesosok namja
cantik dengan matanya yang tajam seperti kucing.
Ia bersender pada pintu dan
menyeringai kecil.
“He-eh, sudah kuduga” Bisik Keybum mendesis.
Jaejoong menahan nafasnya.
Jemarinya mencengkram tangan
Yunho erat.
Ini kali pertama ia
berhadapan dengan Tatyrus selain
Yunho.
Dan ia cukup takut.
“Kenapa kau tidak bilang, Yunho? Kau pasti
tahu apa yang sedang Umma lakukan hm?” Tanya Key menaikkan alisnya.
Yunho mengindikkan bahunya.
Memilih untuk tidak
menjawab.
“Kau Kim Jaejoong” Ujar Keybum tersenyum.
Menyentuh lembut pipi namja cantik itu.
“Ba-Bagaimana anda bisa tahu namaku?” Tanya
Jaejoong gugup.
“Kau bisa memanggilku Ahjuma, karena aku
memang bibimu”
“Mwo?”
“Yunho tidak memberitahumu? Ayahmu adalah
kakakku, dan dia sudah mati dibakar oleh para Dusty Dust sialan itu”
Tubuh Jaejoong menegang.
Oh, Zeus.
Apalagi ini?
“Bersihkan tubuhmu, dan bersiaplah. Kita akan
kembali ke Tatyrus untuk
memperjuangkan hak hidupmu”
“Ma-maksudnya?”
“Kau adalah keponakanku satu-satunya, Kim
Jaejoong. Darah Tatyrus mengalir di
tubuhmu. Ini adalah tempat di mana seharusnya kau tinggal”
“A-apa? Tapi..Tapi aku----”
Jaejoong terlihat kacau.
Mata bulatnya bergerak
gelisah.
Ia menoleh menatap Yunho.
Namja tampan itu hanya diam.
Tidak berniat menyahuti
Ummanya sedikit pun.
“Umma, Jaejoong baru saja bangun. Kami akan
turun ke bawah nanti malam” Ujar Yunho kemudian.
Jung Keybum mendesah pendek.
Ia mengangguk dan tersenyum
kepada Jaejoong.
Kemudian ia beranjak keluar
kamar.
Meninggalkan Jaejoong yang
menuntut segala jawaban dari bibir Yunho.
“Apa maksudnya? Kau sudah tahu tentang
segalanya? Dari awal? Kenapa kau tidak memberitahuku?” Tuntut Jaejoong
mengerutkan dahinya.
Yunho mendesah pendek.
Sayap kulitnya membentang
lebar, melingkupi dirinya yang kini memeluk erat tubuh Jaejoong.
“Aku tidak ingin kau bertanya pada Hyungmu
atau sepupumu, atau siapa pun itu. Aku tidak ingin mereka memperdayaimu lagi,
Jaejoong ah”
“Tapi---”
“Tatyrus
adalah duniamu. Tempatmu seharusnya berada. Terlebih kau setengah Maleficent”
“Yunho! Kau tidak mengerti!”
“Aku mengerti, Jaejoong, aku tahu. Kau
mencintaiku bukan? Kalau kau mencintaiku kau harus tinggal bersamaku di sini”
Jaejoong merasakan mata
bulatnya berkaca-kaca.
Dasar iblis. Pikirnya.
Ia tidak peduli Yunho
mendengar makiannya atau tidak.
Satu-satunya yang
terpikirkan olehnya saat ini adalah Eunjae Hyungnya dan Changmin.
Hyungnya akan sangat sedih
kalau ia tahu.
Mungkin Hyungnya akan
menuntut keadilan pada Dusty Dust.
Dan Changmin..
Oh, Jaejoong tidak sanggup
untuk membayangkan kalau ia akan berpisah dengan sepupunya yang satu itu.
Air mata Jaejoong mengalir.
Kepalanya kembali berpikir.
Inikah alasan mengapa Eunjae
selalu marah padanya saat ia mengungkit-ungkit hal mengenai Tatyrus?
Karena Eunjae sudah
mengetahui apa yang ia tidak tahu?
Kenapa Eunjae begitu egois?
“Jaejoong, berhentilah berpikir. Kau hanya
sedang menciptakan sugesti yang buruk tentang Hyungmu” Ujar Yunho.
Jaejoong tertegun.
Air matanya mengalir lagi.
Ia menggigit bibir bawahnya
terisak.
Mencengkram erat bahu Yunho.
“Aku mencintai Tartarian sama seperti aku mencintaimu, Yunho ah..Aku tidak ingin
memilih salah satu dan meninggalkan yang satunya. Aku ingin hidup di antara
keduanya..” Ucap Jaejoong menyampaikan isi hatinya.
Yunho menghela nafas pendek.
Ia tidak menyahut.
Hanya merapatkan bibir masih
berusaha menenangkan Jaejoong yang berada di dalam pelukannya.
“Mandilah, aku akan mengenalkanmu pada adikku
dan membawamu berkeliling”
-------
Tatyrus adalah hal baru untuk
Jaejoong.
Ia tidak melihat pemandangan
segar seperti langit berwarna jingga dan kepakan sayap putih ke mana pun ia
melangkah.
Ia juga tidak bertemu dengan
bangunan berwarna putih seperti Atlantis itu.
Di sini segalanya berbeda.
Langitnya berwarna kelabu.
Kalau Tartarian memiliki burung sebagai peliharaan terbang, maka di Tatyrus ada naga.
Iblis yang berterbangan
bersayap hitam.
Tidak berbulu.
Dan sedikit lebih kecil dari
milik Yunho.
Bangunan rumah mereka cukup
unik, seperti menara tanpa struktur.
Tapi tetap saja terlihat menyeramkan.
“Yang itu adalah sekolahku, Hyung”
Jaejoong tersenyum.
Mengangguk kepada Kyuhyun,
yang bertugas membawanya berkeliling saat ini.
Sementara Yunho terpaksa
tinggal di istana bersama dewan kerajaan.
Namja cantik itu
memperhatikan wajah Kyuhyun dengan seksama.
Iblis kecil ini manis.
Dan sangat polos.
Oh, Jaejoong tidak tahu ia
sepolos apa.
“Kyuhyun ah, Hyung memiliki sepupu yang
sangat mirip denganmu”
“Mwo? Benarkah?”
“Ne, dia sama lucunya denganmu, namanya
Changmin. Dan dia penyihir”
“Itu keren, tapi yang pasti aku lebih tampan
dari pada sepupumu Hyung”
Jaejoong tertawa.
“Um, Hyung, kau tidak kelelahan?”
“Sedikit”
“Pasti berat untukmu ya Hyung, berjalan kaki
sejauh ini”
“Aku akan mencoba untuk terbang pelan-pelan,
Kyuhyun ah, sayapku benar-benar berat di sini”
Kyuhyun tersenyum.
Ia menggandeng tangan
Jaejoong.
“Aku bisa menemani Hyung nanti, kalau Yunho
Hyung tidak keberatan”
Jaejoong mengangguk.
“Hyung, kau suka dengan Tatyrus kan? Aku akan sangat senang kalau kau mau tinggal di sini”
“Aku menyukai dua-duanya, Kyu, aku yakin
kalau Dusty Dust akan menghukumku
terlebih dahulu sebelum mereka tahu kalau Ummamu ingin aku tinggal di sini”
“Kenapa? Kenapa mereka harus menghukummu?”
“Kupikir baik Tartarian maupun Tatyrus sama-sama
tahu, kalau iblis dan malaikat tidak boleh bersatu”
“Tapi kau bukan malaikat. Kau hanya setengah
malaikat. Dan darahmu mengalir darah iblis Hyung”
Jaejoong tertegun.
Kemudian ia menghela nafas.
Tersenyum kecil kepada bocah
iblis itu.
“Kau benar, seandainya saja Dusty Dust akan mempertimbangkan hal
itu” Bisiknya pelan.
-------
Jaejoong menahan nafasnya.
Ia melirik Yunho yang
menggendongnya sejak tadi.
Ia memang sudah bisa
menguasai diri di Tatyrus.
Hanya saja untuk terbang
mencapai Collision, ia belum sanggup.
Namja cantik itu menoleh,
menahan wajahnya yang merona memandang Keybum.
“Kupikir garis ini tak tertembus” Ujarnya.
Key tersenyum.
“Hanya seorang raja yang bisa membuka garis
ini, dan kupikir anak sekolahan sepertimu tidak perlu tahu hal itu”
Jaejoong mendengus.
Bibir para iblis memang
ketus.
Jung Jinki menyentuh garis
tak tampak itu dengan telapak tangannya.
Dan dalam sekejap garis itu
hilang.
Membuat Jaejoong tercengang.
Ia menoleh, menatap Yunho
yang juga sepertinya terlihat takjub.
Namja tampan itu tidak
pernah tahu tentang hal itu.
“Jja” Ujar Keybum menarik tangan Jaejoong.
Yunho melepaskan
rengkuhannya pada namja cantik itu.
Jaejoong segera mengepakkan
sayapnya dan tersenyum lega.
Ia merasa tubuhnya dua kali
lipat lebih ringan sekarang.
“Sayapmu indah sekali, Jaejoong ah” Ujar
Keybum terpesona.
Jaejoong tersenyum lebar.
Kyuhyun menggandeng lengan
Jaejoong.
Menyeretnya untuk mengikuti
Jinki dan Key yang sudah berada di depan mereka.
Namja cantik itu merasakan
dadanya berdebar.
Ia tahu mereka akan menuju
Atlantis sekarang.
Sebentar lagi ia akan tahu
di mana letak kota yang hilang itu sesungguhnya.
Jinki mendadak menukik tajam
ke bawah.
Membuat Jaejoong terkejut
dan menoleh pada Kyuhyun yang tertawa kecil.
Ia menarik tangan Jaejoong
dan segera melesat bersama mengikuti Jinki.
Suara ceburan itu terdengar
jelas.
Jaejoong memejamkan matanya
erat ketika mereka jatuh menembus laut.
Yunho segera memeluk
Jaejoong.
Segalanya terjadi begitu
cepat.
Ketika Jaejoong membuka
matanya ia telah berada di dalam Atlantis.
Bahkan ia belum sempat
menandai laut bagian mana kota yang hilang itu berada.
Aish.
Anak-anak Dusty Dust yang berkeliaran di sekitar
istana berlarian untuk bersembunyi di balik pilar.
Menatap takut beberapa Tatyrus yang berjalan angkuh menuju
pintu gerbang.
“Ini pertama kalinya aku melihat Atlantis”
Ujar Kyuhyun senang.
Jaejoong mengangguk.
Ia dan Yunho juga belum
pernah.
“Dusty
Dust sudah menunggu kedatangan anda, yang mulia”
Mata bulat Jaejoong
mengerjap.
Menatap seorang punggawa
yang menunduk menyambut Jinki.
Namja bermata bulan sabit
itu mengangguk.
Ia mengikuti arah punggawa
tersebut.
Mereka berhenti tepat di
depan pintu raksasa yang sangat indah.
Jaejoong bahkan sampai
terpesona.
Pintu tersebut terbuka
lebar.
Dan Jaejoong terkejut
melihat seseorang yang sangat dikenalnya telah duduk di sana.
“Eunjae Hyung?!”
Namja bertubuh tinggi itu
mendesis.
Urat pelipisnya tampak
menonjol.
Ia terlihat sangat marah dan
kecewa.
Mata sipitnya seakan menusuk
namja cantik itu.
“Sekarang aku tahu kenapa Dusty Dust mendatangiku dan membawaku ke
sini tiba-tiba, Jaejoong ah. Alasan kenapa kau menghilang begitu saja dari
rumah! Aku kecewa padamu!!” Pekik Eunjae dengan wajah memerah.
Jaejoong menggigit bibir
bawahnya.
Ia menoleh, memandang
Changmin yang balas menatap padanya.
Sepupu mudanya itu tampak
kecewa.
Ahjuma Shim tampak tidak
percaya dengan apa yang sedang terjadi.
Sementara teman-teman
sekolah Jaejoong tidak berkomentar sejak tadi.
Mereka duduk rapi di ujung
kanan.
Jaejoong menelan salivanya.
“Yunho, aku tidak tahu kalau semuanya akan
menjadi seperti ini”
“Kau selalu tidak tahu, Jaejoong ah, tapi
sebentar lagi kau akan tahu”
“Yunho”
“Tidak, jangan menangis, aku akan
menyelamatkanmu segera”
“Ani Yun, bukan ini yang aku mau..Aku..Aku
tidak ingin berpisah dengan mereka”
“Jaejoong, kau seorang Tatyrus. Tidak ada alasan untukmu untuk tinggal bersama mereka
lagi. Kalian jelas berbeda”
Air mata Jaejoong merebak.
Ia menahan nafasnya.
Berusaha untuk tidak
meneteskan air matanya saat itu juga.
TBC :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar