This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Kamis, 21 Agustus 2014

FF/YAOI/YUNJAE/CHAPTER/COLLISION/PART 4

PART 4.

Pelipis Kyuhyun berkeringat saat ini.
Namun ia tetap menahan nafasnya.
Masih menjulurkan telapak tangannya di atas tubuh makhluk cantik tersebut dan mengeluarkan cahaya berwarna hijau gelap.

Yunho bersyukur adiknya memiliki kemampuan penyembuh.

Pintu kamar itu telah terkunci rapat dengan seluruh kekuatan Yunho.
Tidak akan ada yang bisa menerobos walau Kibum sang penyihir sekalipun.

Yunho tidak berhenti menggenggam jemari lembut Jaejoongnya.
Mata musangnya menatap penuh harap pada namja cantik itu.
Membuat Kyuhyun menelan salivanya.


Demi Lamia, ia tahu kalau Hyungnya telah jatuh cinta.
Tapi ia sama sekali tidak tahu kalau ternyata yang dicintai Hyungnya itu adalah malaikat bersayap hitam ini!

Sekarang apa yang harus dilakukannya?
Ummanya akan mengamuk –mungkin- kalau ia tahu ada Tartarian yang tertidur di kamar Hyungnya saat ini.

  “Jangan berani memberitahu siapa pun tentang hal ini, Jung Kyuhyun. Terutama Umma dan Appa” Desis Yunho marah.

Kyuhyun menegang.
Mata sipitnya berkilat takut.
Ia mengangguk dan merutuki dirinya yang melupakan kemampuan Hyungnya itu.

Sial.

  “Kurasa tenaganya sudah kembali, tapi aku tidak bisa memperbaiki sayapnya. Mungkin ia hanya butuh penyesuaian diri dengan dunia kita” Ujar Kyuhyun.

Yunho mendesah lega.
Ia meremas jemari Jaejoong dan menyuruh adiknya untuk keluar dari kamarnya.

  “Hyung”

  “Apa?”

  “Kumohon, jangan bertindak lebih gila dari ini. Aku menyayangimu Hyung”

  “Tenang saja, Kyuhyun ah, tidak akan terjadi sesuatu yang lain”

  “Aku percaya padamu”

Pintu kamar itu tertutup.
Kabut merah kembali menyelimuti pintu tersebut.
Yunho tentu saja tidak lupa untuk menguncinya kembali dengan kekuatannya.

Namja tampan itu menghembuskan nafas panjang.
Mata musangnya semakin menyala-nyala memperhatikan Jaejoong yang belum membuka matanya.
Oh, Yunho sungguh tidak sabar untuk bisa menikmati keindahan mata cokelat gelap itu secara langsung.

Jemarinya bergerak.
Menelusuri wajah cantik Jaejoong, mengusap bahu dan lengannya.
Kemudian mengalun lembut di atas sayap besarnya.

Lembut sekali.
Sungguh lembut.

Yunho mendesah.
Ia mencium dahi namja cantik itu dan mengecup-kecup hidung bangirnya.
Membuat Jaejoong membuka kedua matanya beberapa saat kemudian.
Namja cantik itu mengerutkan dahinya.
Namun setelah kesadarannya terkumpul sepenuhnya, ia tersentak kaget dan membulatkan mata indahnya menyadari Yunho sudah menindih dirinya.

  “Yu-Yunho?” Tanya Jaejoong lirih.

Yunho menyeringai.
Matanya semakin menyala-nyala.
Seperti kobaran api secara nyata.
Dan Jaejoong jatuh cinta.

Namja cantik itu merasakan matanya memburam karena basah.
Ia menjulurkan jemarinya untuk mengusap lembut wajah tampan iblis itu.
Menikmati sentuhan yang terjalin di antara mereka.
Jaejoong mendesah kecil.
Ketika jari-jarinya merasakan betapa tipis dan kuatnya sayap kulit Yunho.

Mereka saling menatap satu sama lain.

Memandang penuh cinta.

  “Akhirnya” Bisik Yunho tersenyum.

Dan Jaejoong berani bersumpah bahwa itu adalah senyum paling mempesona yang pernah ia lihat seumur hidupnya.

  “Yunho..”

  “Lagi, sebut namaku..Jangan berhenti”

  “Yunho ah..Hiks..Yunho..”

Tangis Jaejoong mengalir.
Yunho segera memeluk namja cantik itu.
Menyembunyikan wajah cantiknya di dalam dada bidangnya.
Sementara ia mengusap lembut punggung dan sayap namja cantik itu.

  “Kau milikku, Kim Jaejoong. Milikku seorang” Klaim Yunho berdesis.

Jaejoong mengangguk.
Mencengkram erat bahu namja tampan itu.

  “Jadi, bagaimana rasanya?” Tanya Yunho setelah Jaejoong berhasil menenangkan dirinya.

Jaejoong tersenyum kecil.
Menikmati wajah tampan Yunho yang berada di balik telapak tangannya.

  “Menakjubkan. Sayapku langsung terasa berat ketika aku menyebrang. Sekarang aku tahu kenapa Tatyrus selalu dikatakan sangat gesit dan cepat saat perang ratusan tahun lalu itu berlangsung”

  “Kau masih saja ingin tahu dalam keadaan apa pun”

Jaejoong terkekeh.
Memandang penuh rasa puas kedua mata musang yang berwarna merah itu.

  “Sekarang beritahu aku, kenapa kobaran api itu berhasil membuatku terbakar” Bisik Jaejoong menyentuh kelopak bawah mata Yunho.

Iblis tampan itu memiringkan wajahnya.
Mengecup lembut tangan Jaejoong.

  “Karena aku sudah mengklaimmu sebagai milikku satu-satunya. Karena aku jatuh cinta padamu” Bisik Yunho di telinga Jaejoong.

Namja cantik itu merasakan tengkuknya dingin.
Ia menggigit bibir bawahnya menahan senyum yang akan menghiasi wajahnya.

  “Kau benar-benar mengatakannya dengan penuh gairah, Yunho ah” Balas Jaejoong berbisik.

Deru nafas mereka membaur menjadi satu.
Yunho menyeringai.

  “Ucapanmu sungguh berbahaya” Ujarnya.

Jaejoong melenguh.
Ketika bibir mereka menyatu menjadi satu.
Jemari keduanya saling terjalin erat.
Yunho memiringkan wajahnya.
Mencoba meraup bibir ranum itu sesukanya.

  “Lingkupi aku, Jaejoong ah..Dengan sayapmu” Bisik Yunho melepaskan tautan bibir mereka.

Jaejoong bisa melihat tautan benang saliva mereka yang tipis.

Ia mengangguk.
Sayap hitamnya segera membentang lebar.
Menekuk pelan menutupi mereka berdua.
Ia bisa merasakan Yunho melakukan hal yang sama.
Menggesekkan sayap kulitnya pada sayap berbulu miliknya.

Oh.

Jaejoong terbakar.

  “Yunho..Yunho..”

  “Aku tidak bisa menahannya lagi..Aku akan menjadikanmu milikku sepenuhnya, mengklaimmu sebagai pengantinku”

Suara itu penuh gelora.
Air mata Jaejoong menetes.
Ia bahagia.
Dirinya terasa penuh.
Malam ini ia sempurna seutuhnya.

  “Aku mencintaimu, Yunho ah..” Lirihnya dalam kegelapan.

Yunho telah menyeretnya terlalu dalam.
Membakarnya hingga ia tak bisa keluar lagi.
Iblis tetaplah iblis.
Dan Jaejoong bahagia.


-------


Eunjae terduduk diam di kamar Jaejoongnya.
Menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan.
Ia frustasi.
Setelah berniat akan membangunkan adiknya karena Jaejoong harus pergi ke sekolah yang ternyata kamar itu telah kosong.

  “Ke mana kau, Jae?” Bisik Eunjae khawatir.

Ia berharap adiknya tidak akan melakukan sesuatu yang membuatnya gila.
Hanya Jaejoong yang ia punya setelah kedua orang tua mereka mati.
Dan selama mereka hidup bersama, baru kali ini Jaejoong pergi.
Meninggalkan dirinya.

Namja bertubuh tinggi itu menghembuskan nafas panjang.
Ia beranjak dari duduknya dan membuka lebar jendela kamar Jaejoong.

Mungkin Changmin tahu sesuatu, pikirnya.
Mengingat satu-satunya teman Jaejoong hanyalah sepupu mereka yang kekanakan itu.

Sayap putihnya membentang di udara.
Perlahan mengepak pelan dan melesat menuju rumah Changmin.
Yah, rumah mereka tidak terlalu jauh.
Hanya terpisah beberapa bangunan dari sini.

  “Ahjuma!”

Ren –Minki Shim- menolehkan wajahnya.
Menatap keponakannya yang menutup sayap putihnya.
Namja berambut blonde itu menyunggingkan senyum manisnya.
 
  “Ne Eunjae ah? Tumben sekali kau ke sini, ada apa?” Tanya Minki selembut mungkin.

Eunjae tersenyum kecil.

  “Apa Changmin ada?”

  “Uhm, anak itu sedang mengurung dirinya di dalam kamar, Ahjuma tidak tahu kenapa ia tidak mau ke sekolah hari ini. Yah, sekali-sekali tidak apa membiarkannya membolos. Lagi pula ia sedang belajar mantra baru”

  “Ne, gomawo Ahjuma”

Namja berambut blonde itu tersenyum manis.
Eunjae segera memasuki rumah berpilar itu dan mengetuk pintu kamar sepupunya.
Butuh sedikit usaha, agar Changmin mau membuka pintu tersebut.
Tapi namja berwajah kekanakan itu hanya membukanya sedikit hingga Eunjae hanya menemukan sebelah mata sipit Changmin yang mengintip dari balik pintu.

  “Kata sandinya?” Desis Changmin.

Mwo?

Eunjae Kim mengerutkan dahinya.
Ia menatap Changmin tidak percaya.
Apa-apaan bocah penyihir ini?

  “Changmin, kau tahu di mana Jaejoong?” Tanya Eunjae kesal.

Changmin menelan salivanya.

  “Kata sandi salah, silahkan ulangi lagi tiga hari kemudian”

BLAM!

Pintu kamar itu tertutup.
Dilapisi mantra oleh Changmin.
Eunjae mengerutkan dahinya lagi.
Berpikir betapa kekanakannya sepupu mudanya itu.
Aish.

Sementara itu, Shim Changmin terduduk lemas di lantai kamarnya.

Dadanya naik turun mengambil nafas.
Demi Zeus, ia ketakutan.

  “Jae Hyung, cepatlah kembali” Desisnya lirih.

Ia sungguh khawatir dengan apa yang sedang terjadi pada Jaejoong saat ini.
Changmin saja begitu khawatir.
Ia tidak berani membayangkan bagaimana reaksi Eunjae kalau ia tahu adiknya kini berada di dunia Tatyrus.
Dan jatuh cinta pada seorang Maleficent.

Eunjae akan membunuhnya.

Changmin bergidik ngeri.


-------


Sayap besar itu mengepak pelan.
Membuat Yunho membuka kedua mata musangnya.
Iblis tampan itu tersenyum kecil.
Mendapati wajah cantik Jaejoong yang ada di hadapannya.
Ia mengusapkan jemarinya yang bertengger di pinggul namja cantik itu.

Membuat Jaejoong menghembuskan nafasnya geli.

  “Sekarang aku milikmu bukan?” Tanya Jaejoong pelan.

  “Kau milikku secara sah, tapi tidak secara hukum” Balas Yunho.

  “Lalu bagaimana caranya untuk bersatu secara hukum? Di Tatyrus?”

  “Aku harus menikahimu, tentu saja. Dengan izin dari Umma dan Appaku”

  “Menurutmu mereka akan setuju?”

Yunho menyeringai.
Mengingat apa yang sedang disibukkan oleh Ummanya saat ini.
Mengurus perebutan hak hidup Jaejoong di Tatyrus.

  “Tentu saja. Tidak ada alasan untuk menolak”

Jaejoong tersenyum lega.
Mata bulatnya bersinar indah.

  “Aku mencintaimu” Bisik Jaejoong.

  “Aku juga mencintaimu” Balas Yunho.

  “Dusty Dust akan membakar kita kalau mereka tahu”

  “Tidak ada yang bisa menyentuh kita seujung sayap pun, Tartarian dan Tatyrus yang sekarang jauh berbeda dengan ratusan tahun yang lalu”

  “Tapi hukum tetap sama. Collision Line itu adalah buktinya”

  “Akan segera kita buktikan”

Jaejoong terdiam.
Menelan salivanya.

  “Ibuku akan datang” Bisik Yunho.

Namja cantik itu terkejut.
Ia segera bergerak mencari pakaiannya sementara Yunho sudah menghilangkan segel pada pintu kamarnya.

CKLEK.

Pintu besar itu terbuka.
Menampilkan sesosok namja cantik dengan matanya yang tajam seperti kucing.
Ia bersender pada pintu dan menyeringai kecil.

  “He-eh, sudah kuduga” Bisik Keybum mendesis.

Jaejoong menahan nafasnya.
Jemarinya mencengkram tangan Yunho erat.
Ini kali pertama ia berhadapan dengan Tatyrus selain Yunho.
Dan ia cukup takut.

  “Kenapa kau tidak bilang, Yunho? Kau pasti tahu apa yang sedang Umma lakukan hm?” Tanya Key menaikkan alisnya.

Yunho mengindikkan bahunya.
Memilih untuk tidak menjawab.

  “Kau Kim Jaejoong” Ujar Keybum tersenyum. Menyentuh lembut pipi namja cantik itu.

  “Ba-Bagaimana anda bisa tahu namaku?” Tanya Jaejoong gugup.

  “Kau bisa memanggilku Ahjuma, karena aku memang bibimu”

  “Mwo?”

  “Yunho tidak memberitahumu? Ayahmu adalah kakakku, dan dia sudah mati dibakar oleh para Dusty Dust sialan itu”

Tubuh Jaejoong menegang.
Oh, Zeus.
Apalagi ini?

  “Bersihkan tubuhmu, dan bersiaplah. Kita akan kembali ke Tatyrus untuk memperjuangkan hak hidupmu”

  “Ma-maksudnya?”

  “Kau adalah keponakanku satu-satunya, Kim Jaejoong. Darah Tatyrus mengalir di tubuhmu. Ini adalah tempat di mana seharusnya kau tinggal”

  “A-apa? Tapi..Tapi aku----”

Jaejoong terlihat kacau.
Mata bulatnya bergerak gelisah.
Ia menoleh menatap Yunho.
Namja tampan itu hanya diam.

Tidak berniat menyahuti Ummanya sedikit pun.

  “Umma, Jaejoong baru saja bangun. Kami akan turun ke bawah nanti malam” Ujar Yunho kemudian.

Jung Keybum mendesah pendek.
Ia mengangguk dan tersenyum kepada Jaejoong.
Kemudian ia beranjak keluar kamar.
Meninggalkan Jaejoong yang menuntut segala jawaban dari bibir Yunho.

  “Apa maksudnya? Kau sudah tahu tentang segalanya? Dari awal? Kenapa kau tidak memberitahuku?” Tuntut Jaejoong mengerutkan dahinya.

Yunho mendesah pendek.
Sayap kulitnya membentang lebar, melingkupi dirinya yang kini memeluk erat tubuh Jaejoong.

  “Aku tidak ingin kau bertanya pada Hyungmu atau sepupumu, atau siapa pun itu. Aku tidak ingin mereka memperdayaimu lagi, Jaejoong ah”

  “Tapi---”

  “Tatyrus adalah duniamu. Tempatmu seharusnya berada. Terlebih kau setengah Maleficent

  “Yunho! Kau tidak mengerti!”

  “Aku mengerti, Jaejoong, aku tahu. Kau mencintaiku bukan? Kalau kau mencintaiku kau harus tinggal bersamaku di sini”

Jaejoong merasakan mata bulatnya berkaca-kaca.
Dasar iblis. Pikirnya.
Ia tidak peduli Yunho mendengar makiannya atau tidak.
Satu-satunya yang terpikirkan olehnya saat ini adalah Eunjae Hyungnya dan Changmin.
Hyungnya akan sangat sedih kalau ia tahu.

Mungkin Hyungnya akan menuntut keadilan pada Dusty Dust.
Dan Changmin..
Oh, Jaejoong tidak sanggup untuk membayangkan kalau ia akan berpisah dengan sepupunya yang satu itu.

Air mata Jaejoong mengalir.

Kepalanya kembali berpikir.
Inikah alasan mengapa Eunjae selalu marah padanya saat ia mengungkit-ungkit hal mengenai Tatyrus?
Karena Eunjae sudah mengetahui apa yang ia tidak tahu?
Kenapa Eunjae begitu egois?

  “Jaejoong, berhentilah berpikir. Kau hanya sedang menciptakan sugesti yang buruk tentang Hyungmu” Ujar Yunho.

Jaejoong tertegun.
Air matanya mengalir lagi.
Ia menggigit bibir bawahnya terisak.
Mencengkram erat bahu Yunho.

  “Aku mencintai Tartarian sama seperti aku mencintaimu, Yunho ah..Aku tidak ingin memilih salah satu dan meninggalkan yang satunya. Aku ingin hidup di antara keduanya..” Ucap Jaejoong menyampaikan isi hatinya.

Yunho menghela nafas pendek.
Ia tidak menyahut.
Hanya merapatkan bibir masih berusaha menenangkan Jaejoong yang berada di dalam pelukannya.

  “Mandilah, aku akan mengenalkanmu pada adikku dan membawamu berkeliling”


-------


Tatyrus adalah hal baru untuk Jaejoong.
Ia tidak melihat pemandangan segar seperti langit berwarna jingga dan kepakan sayap putih ke mana pun ia melangkah.
Ia juga tidak bertemu dengan bangunan berwarna putih seperti Atlantis itu.

Di sini segalanya berbeda.

Langitnya berwarna kelabu.
Kalau Tartarian memiliki burung sebagai peliharaan terbang, maka di Tatyrus ada naga.
Iblis yang berterbangan bersayap hitam.
Tidak berbulu.
Dan sedikit lebih kecil dari milik Yunho.

Bangunan rumah mereka cukup unik, seperti menara tanpa struktur.
Tapi tetap saja terlihat menyeramkan.

  “Yang itu adalah sekolahku, Hyung”

Jaejoong tersenyum.
Mengangguk kepada Kyuhyun, yang bertugas membawanya berkeliling saat ini.
Sementara Yunho terpaksa tinggal di istana bersama dewan kerajaan.
Namja cantik itu memperhatikan wajah Kyuhyun dengan seksama.

Iblis kecil ini manis.
Dan sangat polos.
Oh, Jaejoong tidak tahu ia sepolos apa.

  “Kyuhyun ah, Hyung memiliki sepupu yang sangat mirip denganmu”

  “Mwo? Benarkah?”

  “Ne, dia sama lucunya denganmu, namanya Changmin. Dan dia penyihir”

  “Itu keren, tapi yang pasti aku lebih tampan dari pada sepupumu Hyung”

Jaejoong tertawa.

  “Um, Hyung, kau tidak kelelahan?”

  “Sedikit”

  “Pasti berat untukmu ya Hyung, berjalan kaki sejauh ini”

  “Aku akan mencoba untuk terbang pelan-pelan, Kyuhyun ah, sayapku benar-benar berat di sini”

Kyuhyun tersenyum.
Ia menggandeng tangan Jaejoong.

  “Aku bisa menemani Hyung nanti, kalau Yunho Hyung tidak keberatan”

Jaejoong mengangguk.

  “Hyung, kau suka dengan Tatyrus kan? Aku akan sangat senang kalau kau mau tinggal di sini”

  “Aku menyukai dua-duanya, Kyu, aku yakin kalau Dusty Dust akan menghukumku terlebih dahulu sebelum mereka tahu kalau Ummamu ingin aku tinggal di sini”

  “Kenapa? Kenapa mereka harus menghukummu?”

  “Kupikir baik Tartarian maupun Tatyrus sama-sama tahu, kalau iblis dan malaikat tidak boleh bersatu”

  “Tapi kau bukan malaikat. Kau hanya setengah malaikat. Dan darahmu mengalir darah iblis Hyung”

Jaejoong tertegun.
Kemudian ia menghela nafas.
Tersenyum kecil kepada bocah iblis itu.

  “Kau benar, seandainya saja Dusty Dust akan mempertimbangkan hal itu” Bisiknya pelan.


-------


Jaejoong menahan nafasnya.
Ia melirik Yunho yang menggendongnya sejak tadi.
Ia memang sudah bisa menguasai diri di Tatyrus.
Hanya saja untuk terbang mencapai Collision, ia belum sanggup.

Namja cantik itu menoleh, menahan wajahnya yang merona memandang Keybum.

  “Kupikir garis ini tak tertembus” Ujarnya.

Key tersenyum.

  “Hanya seorang raja yang bisa membuka garis ini, dan kupikir anak sekolahan sepertimu tidak perlu tahu hal itu”

Jaejoong mendengus.
Bibir para iblis memang ketus.

Jung Jinki menyentuh garis tak tampak itu dengan telapak tangannya.
Dan dalam sekejap garis itu hilang.
Membuat Jaejoong tercengang.
Ia menoleh, menatap Yunho yang juga sepertinya terlihat takjub.

Namja tampan itu tidak pernah tahu tentang hal itu.

  “Jja” Ujar Keybum menarik tangan Jaejoong.

Yunho melepaskan rengkuhannya pada namja cantik itu.
Jaejoong segera mengepakkan sayapnya dan tersenyum lega.
Ia merasa tubuhnya dua kali lipat lebih ringan sekarang.

  “Sayapmu indah sekali, Jaejoong ah” Ujar Keybum terpesona.

Jaejoong tersenyum lebar.
Kyuhyun menggandeng lengan Jaejoong.
Menyeretnya untuk mengikuti Jinki dan Key yang sudah berada di depan mereka.
Namja cantik itu merasakan dadanya berdebar.

Ia tahu mereka akan menuju Atlantis sekarang.

Sebentar lagi ia akan tahu di mana letak kota yang hilang itu sesungguhnya.

Jinki mendadak menukik tajam ke bawah.
Membuat Jaejoong terkejut dan menoleh pada Kyuhyun yang tertawa kecil.
Ia menarik tangan Jaejoong dan segera melesat bersama mengikuti Jinki.
Suara ceburan itu terdengar jelas.
Jaejoong memejamkan matanya erat ketika mereka jatuh menembus laut.

Yunho segera memeluk Jaejoong.

Segalanya terjadi begitu cepat.
Ketika Jaejoong membuka matanya ia telah berada di dalam Atlantis.
Bahkan ia belum sempat menandai laut bagian mana kota yang hilang itu berada.
Aish.

Anak-anak Dusty Dust yang berkeliaran di sekitar istana berlarian untuk bersembunyi di balik pilar.
Menatap takut beberapa Tatyrus yang berjalan angkuh menuju pintu gerbang.

  “Ini pertama kalinya aku melihat Atlantis” Ujar Kyuhyun senang.

Jaejoong mengangguk.
Ia dan Yunho juga belum pernah.

  “Dusty Dust sudah menunggu kedatangan anda, yang mulia”

Mata bulat Jaejoong mengerjap.
Menatap seorang punggawa yang menunduk menyambut Jinki.
Namja bermata bulan sabit itu mengangguk.
Ia mengikuti arah punggawa tersebut.

Mereka berhenti tepat di depan pintu raksasa yang sangat indah.
Jaejoong bahkan sampai terpesona.
Pintu tersebut terbuka lebar.
Dan Jaejoong terkejut melihat seseorang yang sangat dikenalnya telah duduk di sana.

  “Eunjae Hyung?!”

Namja bertubuh tinggi itu mendesis.
Urat pelipisnya tampak menonjol.
Ia terlihat sangat marah dan kecewa.
Mata sipitnya seakan menusuk namja cantik itu.

  “Sekarang aku tahu kenapa Dusty Dust mendatangiku dan membawaku ke sini tiba-tiba, Jaejoong ah. Alasan kenapa kau menghilang begitu saja dari rumah! Aku kecewa padamu!!” Pekik Eunjae dengan wajah memerah.

Jaejoong menggigit bibir bawahnya.
Ia menoleh, memandang Changmin yang balas menatap padanya.
Sepupu mudanya itu tampak kecewa.

Ahjuma Shim tampak tidak percaya dengan apa yang sedang terjadi.
Sementara teman-teman sekolah Jaejoong tidak berkomentar sejak tadi.
Mereka duduk rapi di ujung kanan.

Jaejoong menelan salivanya.

  “Yunho, aku tidak tahu kalau semuanya akan menjadi seperti ini”

  “Kau selalu tidak tahu, Jaejoong ah, tapi sebentar lagi kau akan tahu”

  “Yunho”

  “Tidak, jangan menangis, aku akan menyelamatkanmu segera”

  “Ani Yun, bukan ini yang aku mau..Aku..Aku tidak ingin berpisah dengan mereka”

  “Jaejoong, kau seorang Tatyrus. Tidak ada alasan untukmu untuk tinggal bersama mereka lagi. Kalian jelas berbeda”

Air mata Jaejoong merebak.
Ia menahan nafasnya.
Berusaha untuk tidak meneteskan air matanya saat itu juga.

TBC :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar