This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Sabtu, 27 Juli 2013

FF/YAOI/YUNJAE/ONESHOOT/WEDDING DRESS EPILOG



Tittle: WEDDING DRESS EPILOG

Genre: YAOI

Author: Shella Rizal a.k.a Park Sooji

Cast: Yunjae and other

Length: ONESHOOT

Rating: family-romance-friendship-fluffy-garuk sawah

WARNING: BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2 kutang Jae umma*


-------


  Though a long time has passed, I couldn’t say the words ‘I Love You’. It’s because I feel awkward..

.
.
.

Negeri Ginseng itu sedang gempar saat ini.
Ribuan fans model ternama Kim Jaejoong mem-booking seluruh pesawat yang bertujuan menuju Seoul.
Bahkan Infotainment Korea pun tak bosan-bosan terus memberitakan hal penting mengenai model terkenal itu.

Kim Jaejoong menikah.

Bisa kau bayangkan itu?

Changmin mendesah pendek memperhatikan gedung resepsi pernikahan namja cantik itu saat ini.
Segalanya telah diatur sedemikian rupa dengan nuansa putih yang segar.
Hanya dihiasi seutas pita panjang berwarna merah darah pada pilar-pilar yang ada.
Manis.


Namja berwajah kekanakan itu tidak pernah menyangka kalau perjalanan liburan model naungannya akan berakhir dengan keadaan seperti ini.
Aish, padahal Jaejoong sudah berjanji akan memenuhi semua kontrak kerja yang ada setelah ia selesai berlibur.
Tapi apa?
Ia malah menggelar pesta pernikahannya yang sangat mendadak sekarang.

Changmin sampai bosan menjawab telepon dari agensi model yang mempekerjakan mereka berdua.
Dan telepon-telepon lainnya dari majalah atau pun wartawan.

  “Ini seperti keajaiban! Yunho Oppa menikah!”

Eoh?

Shim Changmin menolehkan wajahnya.
Memandang beberapa yeoja cantik yang sedang berkumpul di depan pintu ruang pesta.

  “Dan aku sama sekali tidak menyangka kalau ternyata gaun itu dirancang untuk seorang namja”

  “Ani, ia tidak merancang gaun itu untuk seorang namja, ia merancangnya begitu saja, kebetulan model Jepang itu cocok dengan gaun tersebut”

  “Aigoo~ Aku akan merasa sangat sedih setelah ini, Yunho Oppa terkenal karena gaun fenomenal itu, apa yang akan terjadi setelah ia menikah?”

  “Tentu saja masih tetap fenomenal! Bedanya sekarang yang dibicarakan orang-orang adalah kekasihnya!”

Changmin mengerutkan dahinya.
Ia menggeleng pelan mendengar gosip-gosip wanita itu.
Namja berwajah kekanakan itu segera melangkah keluar dan akan menyusul ke gereja lima belas menit lagi.
Upacara pernikahan akan segera dimulai.


-------


  “Aku bersedia”

Ratusan blitz kamera terdengar membahana.
Diiringi jeritan-jeritan fans fanatik Kim—Jung Jaejoong.
Namja cantik itu hanya tersenyum manis dari balik ciuman sakralnya bersama sang kekasih.
Yunho menjauhkan wajahnya setelah mengecup bibir ranum itu beberapa detik.

Kemudian ia tersenyum lembut dan mengecup manis dahi Jaejoong.

  “Aku masih tidak percaya” Gumam Yoochun yang menjadi pendamping Yunho.

Demi Tuhan, bagaimana bisa?
Yunho baru saja melamar Jaejoong seminggu yang lalu dan mereka menikah hari ini tanpa pertimbangan apa pun.
Yoochun hanya bisa berharap kalau Jaejoong adalah namja baik-baik yang akan membuat sepupunya bahagia.

  “Kajja”

Yunho menuntun Jaejoong berjalan menuruni anak tangga setelah namja cantik itu melemparkan buket bunganya yang segera menjadi rebutan para wanita yang belum menikah.
Namja cantik itu mengangkat gaunnya dengan satu tangan dan berjalan pelan mengikuti Yunho.

Mereka akan segera menuju gedung resepsi acara sekarang.

  “Yunho ah”

  “Hmm?”

  “Aku benar-benar jatuh cinta pada gaun ini”

Namja tampan itu tersenyum.
Dadanya semakin berdebar kencang.
Ia tahu ia tidak salah memilih pasangannya.

Seorang supir yang telah menunggu di depan gereja segera membuka pintu mobil kepada sang pengantin.
Melajukannya meninggalkan gereja dengan diiringi ratusan mobil para fans dan undangan.
Ah, fenomenal wedding.

CKLEK.

Jaejoong dan Yunho tersenyum ketika pintu gedung terbuka dan mereka segera disambut dengan jepretan kamera para wartawan yang ada.
Mereka berjalan memasuki ruangan dan saling bersulang dengan minum yang ada.
Musik klasik telah mengalun dari sudut ruangan.
Ada sekumpulan pemain orkestra khusus di sana.

Undangan pernikahan mereka, termasuk para pelanggan butik milik Yunho dan model-model, penyanyi, serta artis papan atas yang menjadi kenalan Jaejoong saling berbaur di lantai dansa.
Beberapa dari mereka silih berganti mendatangi kedua pengantin dan memberi ucapan selamat.

Satu yang Changmin tidak sesali dari semua acara ini adalah, raut bahagia Jaejoong yang tidak pernah lepas dari wajah cantiknya hari ini.

Ia sudah menganggap Jaejoong seperti saudaranya sendiri.

Semoga saja setelah pernikahan besar ini namja cantik itu tidak akan menjadi sosok yang selalu suka seenaknya lagi.
Changmin berharap Yunho dapat merubah kelakuan Jaejoong yang menurutnya barbar itu.


-------


Tiga minggu setelah pernikahan mewah itu, keadaan telah kembali seperti semula.
Yunho kembali membuka butik gaun pengantin miliknya dan Jaejoong kembali sibuk dengan jadwal-jadwal pemotretannya yang padat.
Hanya saja, yah, tentu saja ada yang berbeda hm?

  “Ah”

Yunho menoleh ketika suara bel pintu butiknya berbunyi.
Ia memandang pelanggan barunya yang tertegun di depan pintu.
Yeoja cantik berambut hitam itu menatap Yunho dengan sedikit kecewa.

  “Gaun itu sudah tidak ada hm?” Gumamnya bertanya.

Yunho hanya tersenyum mendengarnya.
Ia sudah mendengar pertanyaan itu puluhan kali sejak ia kembali membuka butiknya.
Well, ia tidak menyangkal kalau butiknya cukup terkenal karena gaun khusus itu.

  “Istriku memindahkannya ke rumah kami” Sahut Yunho berdiri dari duduknya.

Yeoja berambut hitam itu mendesah kecewa.
Ia menyentuh pintu lemari kaca yang kini kosong di hadapannya.

  “Kau tahu Oppa? Aku sangat penasaran dengan gaun itu, semua orang membicarakannya”

  “Ne, aku tahu itu”

  “Sangat disayangkan mengetahui gaun itu sudah dipindahkan, padahal itu adalah point penting yang membuat butik ini istimewa”

Yunho hanya tersenyum kecil menanggapinya.
Namja tampan itu tidak bisa berbuat banyak mengenai hal itu.
Setelah tinggal dan beradaptasi bersama namja cantik bernama Jaejoong itu selama tiga minggu terakhir ini, Yunho mulai bisa memahami bagaimana keras kepalanya Jaejoong.

Terkadang Jaejoong suka bertindak semaunya.
Menolak kritik dan saran, sulit diajak bekerja sama.
Tapi dibalik kekurangannya yang satu itu, Jaejoong adalah pria yang ramah dan baik hati.
Ia melayani Yunho dengan baik.
Tidak pernah lupa membuatkan makanan untuk Yunho walaupun ia sibuk.

Membuat Yunho semakin mencintai namja cantik itu.

  “Wah, tempat ini berubah banyak”

Yunho berbalik, tersenyum kepada Sooji, pelanggannya dulu.
Yeoja berambut ikal itu melangkah memasuki butik Yunho.
Mata sipitnya berbinar memandangi bingkai-bingkai foto pernikahan Yunho dan Jaejoong beberapa waktu lalu.

Indah.

  “Seingatku kau sudah menikah, Soo ah” Ujar Yunho terkekeh.

  “Hmm, temanku akan menikah bulan depan, ia memintaku mencarikan gaun yang cocok untuknya karena ia terlalu sibuk dengan pekerjaannya” Sahut Sooji tersenyum.

Yunho hanya mengangguk.
Ia hendak berjalan menemani yeoja cantik itu melihat-lihat beberapa gaun baru yang ada di dalam butik, namun kemudian gerakannya terhenti ketika ponselnya bergetar.

  “Yeoboseyo?”

  Ucapkan moshi-moshi kalau aku sedang di Jepang, bear

Hmp.
Yunho tersenyum manis.
Gerutuan gemas Jaejoong benar-benar membuatnya semakin rindu.

  Kau sudah makan siang?

  “Hmm, aku masih ada pelanggan, mungkin se---”

  Aku sudah memasukkan kotak bekal ke dalam tas dokumen rancanganmu, Yun, dan aku ingin kau makan sekarang juga

  “Joongie, kau tahu ada pelanggan baru---”

  Aku tidak peduli, makan, atau aku marah padamu, Jung Yunho

Hahh.
Yunho menghela nafasnya.
Ia mengangguk seraya menyahut namja cantik itu.
Jaejoong mendengus puas.

  Aku masih ada jadwal sampai besok, Yun, malam ini aku tidak pulang, aku akan sampai besok siang, tunggu aku arachi?

  “Ne, jaga kesehatanmu Joongie, kau juga jangan lupa makan”

  Ne, aku tutup ya?

  “Mm”

KLIK.

Sooji mengerlingkan mata sipitnya kepada Yunho.
Membuat namja tampan itu menatap polos ke arahnya.

  “Kalian lucu sekali, seperti remaja saja” Kekehnya geli.

  “Memangnya tidak boleh?” Balas Yunho menaikkan alisnya.

Yeoja berambut ikal itu mengindikkan bahunya dan kembali berjalan.
Ia menoleh, memperhatikan lemari kaca yang kini lengang itu.
Tidak ada lagi gaun indah yang terpajang di dalam sana.
Hmp.
Sooji tersenyum kecut.

Jujur saja, ia berharap dapat melihat gaun fenomenal itu lagi hari ini.


-------


Yunho sedang menyesap kopi susunya pagi ini.
Ia memandang Jaejoong yang sedang berdiri di depan gaun pengantin miliknya.
Namja cantik itu tersenyum sejak tadi.
Ia bahkan tidak bosan untuk meraba tekstur lembut dari gaun miliknya.

Kau dengar itu?
Miliknya!

  “Aku sangat mencintai gaun ini, bear” Desah Jaejoong bergumam.

Yunho menaikkan alisnya.
Ia meletakkan cangkirnya di atas meja nakas dan berjalan menghampiri kekasihnya.

  “Kau tahu, selama aku di Jepang, aku sangat merindukan gaun ini, aku ingin selalu bisa melihatnya” Adu Jaejoong seraya menatap Yunho. Mata bulatnya berbinar lucu.

  “Jadi kau tidak merindukanku?” Tanya Yunho memeluk pinggang kekasihnya.

Jaejoong terkejut.
Wajahnya merona merah.
Ia memalingkan wajahnya dan memilih untuk bungkam.

  “Benar? Kau tidak merindukanku?”

  “Ba-Baka! Tentu saja aku merindukanmu!”

  “Nee? Benarkah? Apa buktinya?”

Jaejoong mendengus gugup.
Membuat Yunho merasa gemas padanya.
Ia menyukai sisi manis Jaejoong yang satu ini.
Namja cantik itu selalu merona merah jika ia memeluk atau memegang tangannya.

Yunho ikut memandang gaun rancangannya yang bersandar di dinding kamar mereka.
Gaun itu terpajang indah dalam sebuah manekin sebatas leher.

  “Yun, aku baru saja berpikir untuk memindahkan lemari kaca yang di butik ke sini”

  “Ne?”

  “Lemari itu kosong kan? Lebih baik kita pindahkan ke sini dan mengisinya kembali dengan gaun ini”

  “Kau serius?”

  “Benar-benar akan terlihat indah, Yunho ah, aku tidak akan bisa berhenti mengaguminya dari ranjang kita”

  “Hmm, akan kupikirkan”

Jaejoong mengerutkan dahinya.
Ia berbalik dan menatap langsung mata musang Yunho.

  “Kau tidak setuju?”

  “Bahkan lemari itu dirancang khusus untuk gaun ini, Joongie, tempatku akan terasa sangat kosong kalau lemari itu ikut dipindahkan”

Bibir Jaejoong mulai mempout tidak senang.
Ah.
Sikap keras kepalanya muncul lagi.
Yunho hanya bisa mendesah pendek melihatnya.

  “Joongie---”

  “Aku masih ada jadwal, aku pulang malam”

  “Joongie, tunggu dulu”

  “Minggir”

Aigoo.
Namja cantik itu segera menyambar jaketnya.
Ia beranjak keluar kamar mengacuhkan Yunho yang menghela nafas panjang di tempatnya.
Jujur saja, ia bingung bagaimana cara membuat Jaejoong mengerti dengan keinginannya.

Ia juga sama seperti para pelanggan butiknya.
Merasa sedikit aneh dengan hilangnya gaun itu dari dalam lemari kaca.
Tapi setidaknya ia bisa menganggap kalau gaun itu sedang dicoba oleh pelanggannya terkadang kalau ia terus memperhatikan sisi kosong dari lemari tersebut.

Yunho sedikit banyak berharap agar gaun itu dapat kembali ke tempatnya yang semula.
Ia tahu Jaejoong begitu mencintai gaun pernikahannya.
Tapi yah, seperti kata orang-orang.
Gaun itu adalah point penting bagi butiknya.

Yunho berjalan pelan, menyentuh gaun pengantin tersebut.
Ia tersenyum kecil.
Mengingat bagaimana perasaannya saat melihat Jaejoong mengenakan gaun ini waktu itu.

Manis.


-------


Jaejoong tidak banyak bicara hari ini.
Membuat manajernya yang berwajah kekanakan itu tidak berhenti memperhatikannya sejak tadi.
Changmin beringsut mendekatinya.

  “Jaejoong ah, kau salah minum obat?” Tanya Changmin pelan.

Jaejoong melotot.

  “Mwoya? Kau pikir aku apa? Aku sedang kesal kau tahu!” Ungkap Jaejoong menghembuskan nafas berat.

Hmm?
Changmin hanya bergumam menanggapinya.
Ia bersandar pada kursi mobil yang mereka duduki.
Supir sedang mengantarkan Jaejoong pulang dari jadwalnya yang telah selesai.

  “Aku benar-benar menyukai gaun itu” Ujar Jaejoong akhirnya.

Changmin menoleh, menaikkan alisnya tidak menyangka Jaejoong akan bercerita kepadanya.

  “Aku tidak akan pernah melupakan saat terbahagia dalam hidupku setiap kali aku melihat gaun itu di dekatku, Minnie ah”

  “Mm”

  “Tapi Yunho berpendapat lain, ia ingin aku mengembalikan gaun itu ke butiknya untuk dipajang”

  “Apa ia mengatakannya padamu?”

  “Ani, aku merasakannya, belakangan ini ia selalu bercerita mengenai pelanggan butiknya yang merindukan gaun itu, huh, masa bodoh, gaun itu milikku, hanya untukku!”

  “…”

  “Ya, bagaimana menurutmu?”

  “Apa ya? Aku juga sebenarnya merasa kasihan gaun itu dikuasai olehmu, hei, jangan melotot seperti itu! Aku juga tidak ingin mengatakan ini padamu, tapi Yunho dan pelanggannya sudah terbiasa dengan adanya gaun itu di lemari kaca, Jaejoong ah”

Jaejoong tertegun.
Mata beningnya bergerak pelan memandangi Changmin.
Kenapa manajernya yang cerewet itu mendadak bijak sekarang?
Sepertinya ia yang salah minum obat hari ini.

  “Kembalinya gaun itu tidak akan membuat gaun itu pindah tangan hm? Gaun itu tetap milikmu sampai kapan pun”

DEG.

Changmin benar.
Apa yang dikatakannya barusan, itu benar.

Namja cantik itu menghela nafasnya perlahan.
Mungkinkah Yunho juga ingin mengatakan hal yang sama kepadanya?
Kalau iya, kenapa tidak dikatakan langsung?

  “Hei Jae”

  “Mmm”

  “Kau mencintai suamimu tidak?”

  “Mwo? Pertanyaan macam apa itu?”

  “Kau terlihat seperti hanya mencintai gaun rancangannya saja kau tahu itu?”

  “Siapa bilang?!”

  “Tidak ada, hanya saja, aku dan Yoochun tidak jarang mendengar Yunho mengungkapkan perasaannya kepadamu kalau kalian bersama, tapi kau tidak pernah melakukan hal yang sama”

  “Kurasa itu bukan urusanmu dan Yoochun”

  “Kita sudah sampai”

Jaejoong menolehkan wajahnya.
Mata besarnya memandang butik milik Yunho di depannya.
Namja cantik itu segera mengambil tasnya dan turun dari mobil, kemudian ia berlari kecil memasuki butik itu.

KLING KLING.

Yoochun menoleh ke arah pintu.
Jaejoong melangkah masuk dan mengedarkan pandangannya.
Namja cantik itu berjalan menghampiri Yoochun.

  “Yunho mana?”

  “Di belakang, bersama pelanggan”

Namja cantik itu mengangguk dan meletakkan tas selempangnya di atas meja.
Ia segera berjalan menemui kekasihnya.
Mata besar Jaejoong sempat bergerak memandangi lemari kaca yang tergeletak di tengah ruangan itu.
Indah, dan lengang.

Lemari itu akan terlihat sempurna kalau ada yang mengisinya dari dalam.

Jaejoong menggeleng pelan.
Ia menolehkan wajahnya dan tersenyum mendapati Yunho sedang memperhatikan gaun yang melekat di tubuh seorang yeoja.

GREPP.

  “Jangan lihat ke belakang” Ujar Jaejoong cepat.

Yunho terkekeh kecil.
Ia mengangguk dan balas mengusap kedua tangan Jaejoong yang memeluk perutnya dari belakang.
Pasti wajah cantiknya sedang memerah saat ini.

  “Bagaimana? Kau suka?” Tanya Yunho pelan.

Yeoja yang sedang mengenakan gaun pengantinnya itu tersenyum kaku.
Mata sipitnya tidak bisa menoleh dan lebih memilih mengagumi Yunho dan Jaejoong saat ini.
See?
Tingkah namja cantik itu benar-benar menggemaskan.
Jaejoong mengintip dari punggung Yunho.
Tersenyum kecil pada yeoja berambut hitam itu.

  “Aku masih ingin melihat yang lain, Oppa” Sahut yeoja itu kemudian.

Yunho mengangguk.
Ia memanggil Yoochun dan meminta namja chubby itu untuk menggantikannya melayani Ahra.
Namja tampan itu melepaskan pelukan Jaejoong pada perutnya dan menarik namja cantik itu untuk duduk di kursi bersandar miliknya yang tergeletak di dekat lemari kaca.

Jaejoong tidak duduk di atas meja seperti biasanya, Yunho sudah terlebih dulu menarik pinggangnya dan memintanya untuk duduk di pangkuan namja tampan itu.
Jaejoong menahan nafasnya.
Yunho kini menyandarkan dagunya di bahu namja cantik itu.

  “Bagaimana harimu?”

  “Hmm, melelahkan, tapi aku berhasil mendapatkan libur seminggu setelah kerja keras belakangan ini”

  “Kalau begitu aku ingin kau istirahat penuh selama seminggu ke depan, aku tidak ingin kau sakit”

  “Mmm, kau sendiri Yun? Bagaimana harimu?”

  “Aku menghabiskan waktuku dengan merindukanmu”

BLUSH.

Jaejoong merasakan wajahnya panas.
Bahkan sampai menuju telinganya.

  “Aku mencintaimu, Jaejoongie” Bisik Yunho lembut.

Namja tampan itu mengusap pelan perut Jaejoong dari balik sweater rajutnya.
Membuat Jaejoong menahan nafasnya sesaat.
Sementara bibir namja tampan itu mengecup-kecup lembut tengkuknya.

  “U-Um, Yunho” Gugup Jaejoong pelan.

Hmm.
Yunho bergumam.
Ia berhenti mengecupi leher Jaejoong.
Tapi tidak dengan tangan kanannya yang masih berada di dalam pakaian namja cantik itu.

  “Kapan lemari kaca itu kita pindahkan?”

  “…”

  “Yunho”

  “Kau tahu? Kupikir lebih baik kalau kita tidak memindahkannya ke rumah, Joongie ah”

  “Wae?”

  “Aku suka lemari ini, sebenarnya lemari ini dirancang khusus untuk gaun pengantinmu, tapi aku tidak ingin ikut memindahkannya juga..Kau tahu, aku juga sama seperti orang-orang, mereka benar, gaun dan lemari ini, adalah point penting dari semua yang ada”

  “Jadi?”

  “Kita bisa mencari lemari yang lain untuk gaunmu, sayang, otteyo?”

  “…”

  “Joongie?”

  “Yunho, katakan padaku, sebenarnya apa yang kau pikirkan mengenai keputusanku yang ingin memindahkan mereka ke kamar kita?”

  “Aku tidak ingin kau salah paham, Joongie, tapi sejujurnya aku berharap kita bisa mengembalikan keduanya ke sini. Hanya untuk dipajang, banyak orang bisa mengagumi keindahan gaun itu aniya? Tidak akan ada lagi yang bisa mencoba gaun itu, karena itu milikmu”

  “Menurutmu begitu?”

  “Kau tidak marah kan?”

  “Mmm”

  “Jaejoong, katakan padaku, kau tidak marah aniya?”

Namja cantik itu menghela nafasnya.
Ia memasukkan tangan kanannya ke balik pakaiannya dan menyentuh punggung tangan Yunho yang masih mengusapi perutnya.

  “Ani, aku tidak marah..” Ujarnya pelan.


-------


  “Aku tidak ingin egois, Yunho sudah menjadi suami yang sangat baik untukku sampai saat ini..Aku tidak ingin mengecewakannya” Ujar Jaejoong jujur.

Yoochun mengangguk.
Ia mengetuk-ketukkan jarinya di atas meja.
Yunho sedang keluar untuk mengambil desain gaun terbarunya yang tertinggal di rumah.

Namja chubby itu kembali memandang Jaejoong yang terlihat tidak bersemangat.
Ia tersenyum kecil tanpa sadar.
Sejak kapan ia menjadi tempat curhat namja cantik ini huh?

  “Chun, katakan sesuatu, kau sepupunya, kau tahu pribadi Yunho” Ucap Jaejoong lagi.

  “Kau mencintai sepupuku tidak?” Tanya Yoochun langsung.

  “M-mwo? Kenapa kau bertanya seperti itu? Changmin juga bertanya hal yang sama kepadaku”

  “Jawab saja, Jung Jaejoong”

Ck.

Namja cantik itu berdecak kecil.
Ia mendengus dan menumpukan dagunya pada meja kayu itu.
Bibirnya mempout lucu.

  “Jantungku sudah berdebar kencang saat Yunho melamarku dulu” Gumam Jaejoong pelan, nyaris tidak terdengar.

Hmm.
Yoochun menaikkan alisnya.

  “Aku tidak mendengar kata cinta disini” Ungkapnya.

  “Aku tidak bisa mengatakannya sefrontal itu! Memangnya kau siapa huh? Seharusnya aku mengatakan hal itu kepada Yunho, bukan kau!”

  “Lalu kenapa tidak kau lakukan?”

Wajah Jaejoong memerah.
Ia kembali mendengus dan memilih untuk mengacuhkan sepupu Yunho itu.

  “Ah, aku mengerti, kau malu, ternyata sifat keras kepalamu parah juga ya?” Ujar Yoochun geli.

Jaejoong semakin memajukan bibirnya kesal.

Lama mereka saling terdiam satu sama lain.
Sampai kemudian Yoochun memutar kursinya dan memandang lemari kaca yang masih kosong itu.
Ia tersenyum kecil.

  “Lemari itu terlihat sangat menyedihkan” Gumamnya pelan.

Jaejoong tertegun.
Ia mengangkat wajahnya mengikuti arah pandang Yoochun.


-------


  “Kau kemana tadi pagi? Aku tidak menemukanmu”

Jaejoong menoleh ke belakang.
Hanya memberi senyum tipis kepada Yunho dan kembali menyibukkan diri dengan sup misonya.
Namja tampan itu mengusap rambut cokelatnya dengan handuk kecil yang ada di lehernya.
Ia baru saja selesai mandi.

  “Kau akan ke butik hari ini?” Tanya Jaejoong mengacuhkan pertanyaan Yunho.

Namja tampan itu mengiyakan.
Ia berdiri di samping Jaejoong.
Mengamati namja cantik itu menyelesaikan pekerjaannya.

Jaejoong terlihat sangat cantik dan mempesona, pikir Yunho.
Padahal namja cantik itu hanya mengenakan kaus rajut dan celana pendek yang memamerkan kaki jenjangnya.

  “Yunho, ada yang ingin kubicarakan denganmu” Ungkap Jaejoong akhirnya.

Namja tampan itu mengangguk.
Ia duduk di kursi meja makan.
Menaikkan alisnya menatap Jaejoong yang kini duduk di pangkuannya.
Hei, apa yang terjadi?
Bukankah biasanya namja cantik itu selalu malu-malu padanya?

Yunho masih terkejut dengan tingkah Jaejoong pagi ini.
Walau matanya menangkap jelas semburat merah di pipi namja cantik itu.
Jaejoong menarik nafas panjang.
Kemudian ia menghembuskannya perlahan.

Kedua tangannya bertumpu pada bahu Yunho.

  “Yunho ah”

  “Ne?”

  “Aku sadar ada yang kurang dari pernikahan kita selama ini”

  “Hm?”

  Though a long time has passed, I couldn’t say the words ‘I Love You’. It’s because I feel awkward..

Yunho mengerjapkan mata musangnya.
Menatap Jaejoong yang kini menggigit erat bibir ranumnya gugup.
Wajahnya merah padam.

  “Yoochun dan Changmin mengira kalau aku tidak mencintaimu seperti kau mencintaiku, kau tahu, aku..Hanya tidak ingin kau memiliki pendapat yang sama dengan mereka”

  “…”

  “Aku tahu ini terdengar konyol, aku sadar sikapku selama ini begitu egois, keras kepala, dan menyebalkan..Dan tentang gaun itu, aku benar-benar menyukai gaun itu, Yunho ah..Tapi, setelah kupertimbangkan lagi..Pada akhirnya itu hanya sebuah gaun aniya?”

Yunho mengerutkan dahinya.

  “Maksudku, aku tidak ingin kau mengira kalau aku mengidap wedding dress maniac, dan aku juga mengerti kalau keberadaan gaun itu penting di butikmu..Orang-orang sudah jauh lebih dulu mengenal gaun itu dari pada aku”

  “Kau tahu kenapa aku ingin kita mengembalikan gaun itu ke tempatnya?”

  “Ne? Wae?”

  “Itu karena aku ingin selalu mengingatmu, Joongie..Kita berdua terkadang tidak bertemu cukup lama karena pekerjaanmu dan karena pekerjaanku..Gaun itu akan selalu membuatku ingat, kalau hanya kau satu-satunya orang yang paling kucintai di dunia ini..”

Jaejoong tertegun.
Kedua mata besarnya mengerjap pelan.
Memandang Yunho yang tersenyum manis padanya.

  “Yunho aku..Aku ingin menangis mendengarnya..” Bisik Jaejoong ikut tersenyum.

Namja tampan itu terkekeh kecil.
Ia mengusap lembut pinggang kekasihnya.

  “Mungkin untuk saat ini aku masih belum terlalu beradaptasi dengan pernikahan kita, tapi aku akan berusaha sebaik mungkin untuk menjadi istri yang sempurna untukmu, Yunho ah”

  “Kau tidak perlu berusaha, Joongie, kau sudah sempurna apa adanya untukku”

  “Aku hanya ingin kau tahu, Jung Yunho, kalau aku, Jung Jaejoong, benar-benar mencintaimu dengan segenap hatiku..I swear forever

Yunho membalas ungkapan tulus Jaejoong dengan senyum termanisnya.
Ia menegakkan tubuhnya dan melumat lembut bibir ranum itu.
Jaejoong memejamkan kedua mata besarnya.
Ia mengalungkan lengannya memeluk leher Yunho.

Namja cantik itu menggeser sedikit posisinya agar bisa mendekap Yunho lebih erat.
Beberapa kali suara lenguhan manis Jaejoong terdengar  keras.
Namja cantik itu bahkan bisa merasakan geli karena saliva mereka mengalir menuruni dagunya.
Membuat Jaejoong tidak tahan untuk tidak meremas lembut rambut Yunho.

  “Mmhh..hh..hh..Kau akan ke butik setelah ini?” Tanya Jaejoong setelah ciuman mereka berhenti.

Yunho mengangguk.
Ia memejamkan matanya dan kembali menyatukan bibirnya dengan bibir Jaejoong.
Menggigit bibir bawahnya erat dan menariknya pelan.

  “Yunho ah, aku akan menemui Changmin setelah ini, aku bisa terlambat”

  “Hmm, arasseo, malam ini kita makan bersama?”

  “Ne, aku akan memasak untukmu”

  “Kalau begitu aku pergi sekarang”

  “Hati-hati”

Yunho mengangguk.
Tersenyum manis pada Jaejoong.

Eoh?

Namja tampan itu menaikkan alisnya.
Barusan, ia sempat melihat ekspresi langka dari wajah cantik itu.
Ekspresi penuh rasa puas.

Apa yang terjadi?


-------


Namja tampan itu mengerutkan dahinya setelah ia turun dari mobil.
Ia bisa melihat banyak pelanggan butiknya yang berkerumun di dalam sana dari jendela etalase.
Yunho segera mengunci mobilnya dan berlari kecil mendorong pintu kaca butik tersebut.

KLING KLING.

  “YUNHO OPPA!”

Yunho terkejut ketika wanita-wanita yang berkumpul itu memekikkan namanya.
Ia mengerutkan dahinya tidak mengerti.
Tapi kemudian ia mendapatkan jawabannya ketika ia menoleh lurus ke depan.

Namja tampan itu tertegun.

Mata musangnya menatap manekin putih sebatas leher yang terpajang di dalam lemari kaca yang ada.

Mengenakan sebuah gaun pengantin berwarna putih bersih.
Bagian kerah yang terbuka lebar membentuk garis V yang tegas.
Lengan pendek sebahu dengan tumpukan kain berjaring yang indah.
Pinggang yang sedikit lebih ramping dari ukuran pinggang wanita pada umumnya, yang dihiasi seutas pita panjang berwarna merah darah.
Membuat gaun tersebut tampak semakin mempesona.

Dan bagian bawah yang dirancang melebar, berlapis-lapis hingga membuatnya tampak mengembang manis.
Seluruh bagian gaun tersebut dipenuhi glitter yang tidak mencolok.

Serta butiran berlian yang tersemat rapi berjejer di sudut bawah gaun tersebut.

  “Oppa, bagaimana bisa gaun ini kembali?”

  “Aku tidak menyangka bisa melihatnya lagi! Omoo~!”

  “Kupikir gaun ini akan tersembunyi di dalam lemari istrimu selamanya, aigoo!”

Huh.

Yunho menoleh memandang Yoochun.
Namja chubby itu tersenyum seraya mengangkat bahunya.
Membuat Yunho kembali memandang lemari kaca tersebut.

Mata musangnya menyipit gemas memperhatikan sesuatu yang baru pada lemari kaca itu.

Sebuah gembok mungil berwarna emas.

Ah, jadi ini maksud tatapan istrinya pagi tadi hum?
Yunho tertawa kecil dibuatnya.
Jaejoongnya benar-benar penuh kejutan.

Even if darkness comes (love you) baby I love you,
Thank you (thank you).
I will hug you (love you) baby I love you,
Thank you (thank you).

Baby I Swear forever..

END.

-TVXQ, I Swear-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar