Tittle: WEDDING DRESS EPILOG
Genre:
YAOI
Author:
Shella Rizal a.k.a Park Sooji
Cast:
Yunjae and other
Length: ONESHOOT
Rating:
family-romance-friendship-fluffy-garuk sawah
WARNING:
BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2
kutang Jae umma*
-------
“Though a long time has passed, I couldn’t
say the words ‘I Love You’. It’s because I feel awkward..”
.
.
.
Negeri Ginseng itu sedang gempar saat ini.
Ribuan fans model
ternama Kim Jaejoong mem-booking seluruh
pesawat yang bertujuan menuju Seoul.
Bahkan Infotainment
Korea pun tak bosan-bosan terus memberitakan hal penting mengenai model
terkenal itu.
Kim Jaejoong menikah.
Bisa kau bayangkan itu?
Changmin mendesah pendek memperhatikan gedung resepsi
pernikahan namja cantik itu saat ini.
Segalanya telah diatur sedemikian rupa dengan nuansa
putih yang segar.
Hanya dihiasi seutas pita panjang berwarna merah darah
pada pilar-pilar yang ada.
Manis.
Namja berwajah kekanakan itu tidak pernah menyangka
kalau perjalanan liburan model naungannya akan berakhir dengan keadaan seperti
ini.
Aish, padahal Jaejoong sudah berjanji akan memenuhi
semua kontrak kerja yang ada setelah ia selesai berlibur.
Tapi apa?
Ia malah menggelar pesta pernikahannya yang sangat
mendadak sekarang.
Changmin sampai bosan menjawab telepon dari agensi model
yang mempekerjakan mereka berdua.
Dan telepon-telepon lainnya dari majalah atau pun
wartawan.
“Ini seperti
keajaiban! Yunho Oppa menikah!”
Eoh?
Shim Changmin menolehkan wajahnya.
Memandang beberapa yeoja cantik yang sedang berkumpul
di depan pintu ruang pesta.
“Dan aku sama
sekali tidak menyangka kalau ternyata gaun itu dirancang untuk seorang namja”
“Ani, ia tidak
merancang gaun itu untuk seorang namja, ia merancangnya begitu saja, kebetulan
model Jepang itu cocok dengan gaun tersebut”
“Aigoo~ Aku
akan merasa sangat sedih setelah ini, Yunho Oppa terkenal karena gaun fenomenal
itu, apa yang akan terjadi setelah ia menikah?”
“Tentu saja
masih tetap fenomenal! Bedanya sekarang yang dibicarakan orang-orang adalah
kekasihnya!”
Changmin mengerutkan dahinya.
Ia menggeleng pelan mendengar gosip-gosip wanita itu.
Namja berwajah kekanakan itu segera melangkah keluar
dan akan menyusul ke gereja lima belas menit lagi.
Upacara pernikahan akan segera dimulai.
-------
“Aku bersedia”
Ratusan blitz kamera
terdengar membahana.
Diiringi jeritan-jeritan fans fanatik Kim—Jung Jaejoong.
Namja cantik itu hanya tersenyum manis dari balik
ciuman sakralnya bersama sang kekasih.
Yunho menjauhkan wajahnya setelah mengecup bibir ranum
itu beberapa detik.
Kemudian ia tersenyum lembut dan mengecup manis dahi
Jaejoong.
“Aku masih
tidak percaya” Gumam Yoochun yang menjadi pendamping Yunho.
Demi Tuhan, bagaimana bisa?
Yunho baru saja melamar Jaejoong seminggu yang lalu
dan mereka menikah hari ini tanpa pertimbangan apa pun.
Yoochun hanya bisa berharap kalau Jaejoong adalah
namja baik-baik yang akan membuat sepupunya bahagia.
“Kajja”
Yunho menuntun Jaejoong berjalan menuruni anak tangga
setelah namja cantik itu melemparkan buket bunganya yang segera menjadi rebutan
para wanita yang belum menikah.
Namja cantik itu mengangkat gaunnya dengan satu tangan
dan berjalan pelan mengikuti Yunho.
Mereka akan segera menuju gedung resepsi acara
sekarang.
“Yunho ah”
“Hmm?”
“Aku
benar-benar jatuh cinta pada gaun ini”
Namja tampan itu tersenyum.
Dadanya semakin berdebar kencang.
Ia tahu ia tidak salah memilih pasangannya.
Seorang supir yang telah menunggu di depan gereja
segera membuka pintu mobil kepada sang pengantin.
Melajukannya meninggalkan gereja dengan diiringi
ratusan mobil para fans dan undangan.
Ah, fenomenal
wedding.
CKLEK.
Jaejoong dan Yunho tersenyum ketika pintu gedung
terbuka dan mereka segera disambut dengan jepretan kamera para wartawan yang
ada.
Mereka berjalan memasuki ruangan dan saling bersulang
dengan minum yang ada.
Musik klasik telah mengalun dari sudut ruangan.
Ada sekumpulan pemain orkestra khusus di sana.
Undangan pernikahan mereka, termasuk para pelanggan
butik milik Yunho dan model-model, penyanyi, serta artis papan atas yang
menjadi kenalan Jaejoong saling berbaur di lantai dansa.
Beberapa dari mereka silih berganti mendatangi kedua
pengantin dan memberi ucapan selamat.
Satu yang Changmin tidak sesali dari semua acara ini
adalah, raut bahagia Jaejoong yang tidak pernah lepas dari wajah cantiknya hari
ini.
Ia sudah menganggap Jaejoong seperti saudaranya
sendiri.
Semoga saja setelah pernikahan besar ini namja cantik
itu tidak akan menjadi sosok yang selalu suka seenaknya lagi.
Changmin berharap Yunho dapat merubah kelakuan
Jaejoong yang menurutnya barbar itu.
-------
Tiga minggu setelah pernikahan mewah itu, keadaan
telah kembali seperti semula.
Yunho kembali membuka butik gaun pengantin miliknya
dan Jaejoong kembali sibuk dengan jadwal-jadwal pemotretannya yang padat.
Hanya saja, yah, tentu saja ada yang berbeda hm?
“Ah”
Yunho menoleh ketika suara bel pintu butiknya berbunyi.
Ia memandang pelanggan barunya yang tertegun di depan
pintu.
Yeoja cantik berambut hitam itu menatap Yunho dengan
sedikit kecewa.
“Gaun itu
sudah tidak ada hm?” Gumamnya bertanya.
Yunho hanya tersenyum mendengarnya.
Ia sudah mendengar pertanyaan itu puluhan kali sejak
ia kembali membuka butiknya.
Well, ia tidak menyangkal kalau butiknya cukup terkenal
karena gaun khusus itu.
“Istriku
memindahkannya ke rumah kami” Sahut Yunho berdiri dari duduknya.
Yeoja berambut hitam itu mendesah kecewa.
Ia menyentuh pintu lemari kaca yang kini kosong di
hadapannya.
“Kau tahu
Oppa? Aku sangat penasaran dengan gaun itu, semua orang membicarakannya”
“Ne, aku tahu
itu”
“Sangat
disayangkan mengetahui gaun itu sudah dipindahkan, padahal itu adalah point penting yang membuat butik ini
istimewa”
Yunho hanya tersenyum kecil menanggapinya.
Namja tampan itu tidak bisa berbuat banyak mengenai
hal itu.
Setelah tinggal dan beradaptasi bersama namja cantik
bernama Jaejoong itu selama tiga minggu terakhir ini, Yunho mulai bisa memahami
bagaimana keras kepalanya Jaejoong.
Terkadang Jaejoong suka bertindak semaunya.
Menolak kritik dan saran, sulit diajak bekerja sama.
Tapi dibalik kekurangannya yang satu itu, Jaejoong
adalah pria yang ramah dan baik hati.
Ia melayani Yunho dengan baik.
Tidak pernah lupa membuatkan makanan untuk Yunho
walaupun ia sibuk.
Membuat Yunho semakin mencintai namja cantik itu.
“Wah, tempat
ini berubah banyak”
Yunho berbalik, tersenyum kepada Sooji, pelanggannya
dulu.
Yeoja berambut ikal itu melangkah memasuki butik
Yunho.
Mata sipitnya berbinar memandangi bingkai-bingkai foto
pernikahan Yunho dan Jaejoong beberapa waktu lalu.
Indah.
“Seingatku kau
sudah menikah, Soo ah” Ujar Yunho terkekeh.
“Hmm, temanku
akan menikah bulan depan, ia memintaku mencarikan gaun yang cocok untuknya
karena ia terlalu sibuk dengan pekerjaannya” Sahut Sooji tersenyum.
Yunho hanya mengangguk.
Ia hendak berjalan menemani yeoja cantik itu
melihat-lihat beberapa gaun baru yang ada di dalam butik, namun kemudian
gerakannya terhenti ketika ponselnya bergetar.
“Yeoboseyo?”
“Ucapkan moshi-moshi kalau aku sedang di
Jepang, bear”
Hmp.
Yunho tersenyum manis.
Gerutuan gemas Jaejoong benar-benar membuatnya semakin
rindu.
“Kau sudah makan siang?”
“Hmm, aku
masih ada pelanggan, mungkin se---”
“Aku sudah memasukkan kotak bekal ke dalam
tas dokumen rancanganmu, Yun, dan aku ingin kau makan sekarang juga”
“Joongie, kau
tahu ada pelanggan baru---”
“Aku tidak peduli, makan, atau aku marah padamu,
Jung Yunho”
Hahh.
Yunho menghela nafasnya.
Ia mengangguk seraya menyahut namja cantik itu.
Jaejoong mendengus puas.
“Aku masih ada jadwal sampai besok, Yun,
malam ini aku tidak pulang, aku akan sampai besok siang, tunggu aku arachi?”
“Ne, jaga
kesehatanmu Joongie, kau juga jangan lupa makan”
“Ne, aku tutup ya?”
“Mm”
KLIK.
Sooji mengerlingkan mata sipitnya kepada Yunho.
Membuat namja tampan itu menatap polos ke arahnya.
“Kalian lucu
sekali, seperti remaja saja” Kekehnya geli.
“Memangnya
tidak boleh?” Balas Yunho menaikkan alisnya.
Yeoja berambut ikal itu mengindikkan bahunya dan
kembali berjalan.
Ia menoleh, memperhatikan lemari kaca yang kini
lengang itu.
Tidak ada lagi gaun indah yang terpajang di dalam
sana.
Hmp.
Sooji tersenyum kecut.
Jujur saja, ia berharap dapat melihat gaun fenomenal
itu lagi hari ini.
-------
Yunho sedang menyesap kopi susunya pagi ini.
Ia memandang Jaejoong yang sedang berdiri di depan
gaun pengantin miliknya.
Namja cantik itu tersenyum sejak tadi.
Ia bahkan tidak bosan untuk meraba tekstur lembut dari
gaun miliknya.
Kau dengar itu?
Miliknya!
“Aku sangat
mencintai gaun ini, bear” Desah
Jaejoong bergumam.
Yunho menaikkan alisnya.
Ia meletakkan cangkirnya di atas meja nakas dan
berjalan menghampiri kekasihnya.
“Kau tahu,
selama aku di Jepang, aku sangat merindukan gaun ini, aku ingin selalu bisa
melihatnya” Adu Jaejoong seraya menatap Yunho. Mata bulatnya berbinar lucu.
“Jadi kau
tidak merindukanku?” Tanya Yunho memeluk pinggang kekasihnya.
Jaejoong terkejut.
Wajahnya merona merah.
Ia memalingkan wajahnya dan memilih untuk bungkam.
“Benar? Kau
tidak merindukanku?”
“Ba-Baka!
Tentu saja aku merindukanmu!”
“Nee?
Benarkah? Apa buktinya?”
Jaejoong mendengus gugup.
Membuat Yunho merasa gemas padanya.
Ia menyukai sisi manis Jaejoong yang satu ini.
Namja cantik itu selalu merona merah jika ia memeluk
atau memegang tangannya.
Yunho ikut memandang gaun rancangannya yang bersandar
di dinding kamar mereka.
Gaun itu terpajang indah dalam sebuah manekin sebatas
leher.
“Yun, aku baru
saja berpikir untuk memindahkan lemari kaca yang di butik ke sini”
“Ne?”
“Lemari itu
kosong kan? Lebih baik kita pindahkan ke sini dan mengisinya kembali dengan
gaun ini”
“Kau serius?”
“Benar-benar
akan terlihat indah, Yunho ah, aku tidak akan bisa berhenti mengaguminya dari
ranjang kita”
“Hmm, akan
kupikirkan”
Jaejoong mengerutkan dahinya.
Ia berbalik dan menatap langsung mata musang Yunho.
“Kau tidak
setuju?”
“Bahkan lemari
itu dirancang khusus untuk gaun ini, Joongie, tempatku akan terasa sangat
kosong kalau lemari itu ikut dipindahkan”
Bibir Jaejoong mulai mempout tidak senang.
Ah.
Sikap keras kepalanya muncul lagi.
Yunho hanya bisa mendesah pendek melihatnya.
“Joongie---”
“Aku masih ada
jadwal, aku pulang malam”
“Joongie,
tunggu dulu”
“Minggir”
Aigoo.
Namja cantik itu segera menyambar jaketnya.
Ia beranjak keluar kamar mengacuhkan Yunho yang
menghela nafas panjang di tempatnya.
Jujur saja, ia bingung bagaimana cara membuat Jaejoong
mengerti dengan keinginannya.
Ia juga sama seperti para pelanggan butiknya.
Merasa sedikit aneh dengan hilangnya gaun itu dari
dalam lemari kaca.
Tapi setidaknya ia bisa menganggap kalau gaun itu
sedang dicoba oleh pelanggannya terkadang kalau ia terus memperhatikan sisi
kosong dari lemari tersebut.
Yunho sedikit banyak berharap agar gaun itu dapat
kembali ke tempatnya yang semula.
Ia tahu Jaejoong begitu mencintai gaun pernikahannya.
Tapi yah, seperti kata orang-orang.
Gaun itu adalah point
penting bagi butiknya.
Yunho berjalan pelan, menyentuh gaun pengantin
tersebut.
Ia tersenyum kecil.
Mengingat bagaimana perasaannya saat melihat Jaejoong
mengenakan gaun ini waktu itu.
Manis.
-------
Jaejoong tidak banyak bicara hari ini.
Membuat manajernya yang berwajah kekanakan itu tidak
berhenti memperhatikannya sejak tadi.
Changmin beringsut mendekatinya.
“Jaejoong ah,
kau salah minum obat?” Tanya Changmin pelan.
Jaejoong melotot.
“Mwoya? Kau
pikir aku apa? Aku sedang kesal kau tahu!” Ungkap Jaejoong menghembuskan nafas
berat.
Hmm?
Changmin hanya bergumam menanggapinya.
Ia bersandar pada kursi mobil yang mereka duduki.
Supir sedang mengantarkan Jaejoong pulang dari
jadwalnya yang telah selesai.
“Aku
benar-benar menyukai gaun itu” Ujar Jaejoong akhirnya.
Changmin menoleh, menaikkan alisnya tidak menyangka
Jaejoong akan bercerita kepadanya.
“Aku tidak
akan pernah melupakan saat terbahagia dalam hidupku setiap kali aku melihat
gaun itu di dekatku, Minnie ah”
“Mm”
“Tapi Yunho
berpendapat lain, ia ingin aku mengembalikan gaun itu ke butiknya untuk
dipajang”
“Apa ia
mengatakannya padamu?”
“Ani, aku
merasakannya, belakangan ini ia selalu bercerita mengenai pelanggan butiknya
yang merindukan gaun itu, huh, masa bodoh, gaun itu milikku, hanya untukku!”
“…”
“Ya, bagaimana
menurutmu?”
“Apa ya? Aku
juga sebenarnya merasa kasihan gaun itu dikuasai olehmu, hei, jangan melotot
seperti itu! Aku juga tidak ingin mengatakan ini padamu, tapi Yunho dan
pelanggannya sudah terbiasa dengan adanya gaun itu di lemari kaca, Jaejoong ah”
Jaejoong tertegun.
Mata beningnya bergerak pelan memandangi Changmin.
Kenapa manajernya yang cerewet itu mendadak bijak
sekarang?
Sepertinya ia yang salah minum obat hari ini.
“Kembalinya
gaun itu tidak akan membuat gaun itu pindah tangan hm? Gaun itu tetap milikmu
sampai kapan pun”
DEG.
Changmin benar.
Apa yang dikatakannya barusan, itu benar.
Namja cantik itu menghela nafasnya perlahan.
Mungkinkah Yunho juga ingin mengatakan hal yang sama
kepadanya?
Kalau iya, kenapa tidak dikatakan langsung?
“Hei Jae”
“Mmm”
“Kau mencintai
suamimu tidak?”
“Mwo?
Pertanyaan macam apa itu?”
“Kau terlihat
seperti hanya mencintai gaun rancangannya saja kau tahu itu?”
“Siapa
bilang?!”
“Tidak ada,
hanya saja, aku dan Yoochun tidak jarang mendengar Yunho mengungkapkan
perasaannya kepadamu kalau kalian bersama, tapi kau tidak pernah melakukan hal
yang sama”
“Kurasa itu
bukan urusanmu dan Yoochun”
“Kita sudah
sampai”
Jaejoong menolehkan wajahnya.
Mata besarnya memandang butik milik Yunho di depannya.
Namja cantik itu segera mengambil tasnya dan turun
dari mobil, kemudian ia berlari kecil memasuki butik itu.
KLING KLING.
Yoochun menoleh ke arah pintu.
Jaejoong melangkah masuk dan mengedarkan pandangannya.
Namja cantik itu berjalan menghampiri Yoochun.
“Yunho mana?”
“Di belakang,
bersama pelanggan”
Namja cantik itu mengangguk dan meletakkan tas selempangnya
di atas meja.
Ia segera berjalan menemui kekasihnya.
Mata besar Jaejoong sempat bergerak memandangi lemari
kaca yang tergeletak di tengah ruangan itu.
Indah, dan lengang.
Lemari itu akan terlihat sempurna kalau ada yang
mengisinya dari dalam.
Jaejoong menggeleng pelan.
Ia menolehkan wajahnya dan tersenyum mendapati Yunho
sedang memperhatikan gaun yang melekat di tubuh seorang yeoja.
GREPP.
“Jangan lihat
ke belakang” Ujar Jaejoong cepat.
Yunho terkekeh kecil.
Ia mengangguk dan balas mengusap kedua tangan Jaejoong
yang memeluk perutnya dari belakang.
Pasti wajah cantiknya sedang memerah saat ini.
“Bagaimana?
Kau suka?” Tanya Yunho pelan.
Yeoja yang sedang mengenakan gaun pengantinnya itu
tersenyum kaku.
Mata sipitnya tidak bisa menoleh dan lebih memilih
mengagumi Yunho dan Jaejoong saat ini.
See?
Tingkah namja cantik itu benar-benar menggemaskan.
Jaejoong mengintip dari punggung Yunho.
Tersenyum kecil pada yeoja berambut hitam itu.
“Aku masih
ingin melihat yang lain, Oppa” Sahut yeoja itu kemudian.
Yunho mengangguk.
Ia memanggil Yoochun dan meminta namja chubby itu
untuk menggantikannya melayani Ahra.
Namja tampan itu melepaskan pelukan Jaejoong pada
perutnya dan menarik namja cantik itu untuk duduk di kursi bersandar miliknya
yang tergeletak di dekat lemari kaca.
Jaejoong tidak duduk di atas meja seperti biasanya,
Yunho sudah terlebih dulu menarik pinggangnya dan memintanya untuk duduk di
pangkuan namja tampan itu.
Jaejoong menahan nafasnya.
Yunho kini menyandarkan dagunya di bahu namja cantik
itu.
“Bagaimana
harimu?”
“Hmm,
melelahkan, tapi aku berhasil mendapatkan libur seminggu setelah kerja keras
belakangan ini”
“Kalau begitu
aku ingin kau istirahat penuh selama seminggu ke depan, aku tidak ingin kau
sakit”
“Mmm, kau
sendiri Yun? Bagaimana harimu?”
“Aku
menghabiskan waktuku dengan merindukanmu”
BLUSH.
Jaejoong merasakan wajahnya panas.
Bahkan sampai menuju telinganya.
“Aku
mencintaimu, Jaejoongie” Bisik Yunho lembut.
Namja tampan itu mengusap pelan perut Jaejoong dari
balik sweater rajutnya.
Membuat Jaejoong menahan nafasnya sesaat.
Sementara bibir namja tampan itu mengecup-kecup lembut
tengkuknya.
“U-Um, Yunho”
Gugup Jaejoong pelan.
Hmm.
Yunho bergumam.
Ia berhenti mengecupi leher Jaejoong.
Tapi tidak dengan tangan kanannya yang masih berada di
dalam pakaian namja cantik itu.
“Kapan lemari
kaca itu kita pindahkan?”
“…”
“Yunho”
“Kau tahu?
Kupikir lebih baik kalau kita tidak memindahkannya ke rumah, Joongie ah”
“Wae?”
“Aku suka
lemari ini, sebenarnya lemari ini dirancang khusus untuk gaun pengantinmu, tapi
aku tidak ingin ikut memindahkannya juga..Kau tahu, aku juga sama seperti
orang-orang, mereka benar, gaun dan lemari ini, adalah point penting dari semua yang ada”
“Jadi?”
“Kita bisa
mencari lemari yang lain untuk gaunmu, sayang, otteyo?”
“…”
“Joongie?”
“Yunho,
katakan padaku, sebenarnya apa yang kau pikirkan mengenai keputusanku yang
ingin memindahkan mereka ke kamar kita?”
“Aku tidak
ingin kau salah paham, Joongie, tapi sejujurnya aku berharap kita bisa
mengembalikan keduanya ke sini. Hanya untuk dipajang, banyak orang bisa
mengagumi keindahan gaun itu aniya? Tidak akan ada lagi yang bisa mencoba gaun
itu, karena itu milikmu”
“Menurutmu
begitu?”
“Kau tidak
marah kan?”
“Mmm”
“Jaejoong,
katakan padaku, kau tidak marah aniya?”
Namja cantik itu menghela nafasnya.
Ia memasukkan tangan kanannya ke balik pakaiannya dan
menyentuh punggung tangan Yunho yang masih mengusapi perutnya.
“Ani, aku
tidak marah..” Ujarnya pelan.
-------
“Aku tidak
ingin egois, Yunho sudah menjadi suami yang sangat baik untukku sampai saat
ini..Aku tidak ingin mengecewakannya” Ujar Jaejoong jujur.
Yoochun mengangguk.
Ia mengetuk-ketukkan jarinya di atas meja.
Yunho sedang keluar untuk mengambil desain gaun
terbarunya yang tertinggal di rumah.
Namja chubby itu kembali memandang Jaejoong yang
terlihat tidak bersemangat.
Ia tersenyum kecil tanpa sadar.
Sejak kapan ia menjadi tempat curhat namja cantik ini
huh?
“Chun, katakan
sesuatu, kau sepupunya, kau tahu pribadi Yunho” Ucap Jaejoong lagi.
“Kau mencintai
sepupuku tidak?” Tanya Yoochun langsung.
“M-mwo? Kenapa
kau bertanya seperti itu? Changmin juga bertanya hal yang sama kepadaku”
“Jawab saja,
Jung Jaejoong”
Ck.
Namja cantik itu berdecak kecil.
Ia mendengus dan menumpukan dagunya pada meja kayu itu.
Bibirnya mempout lucu.
“Jantungku
sudah berdebar kencang saat Yunho melamarku dulu” Gumam Jaejoong pelan, nyaris
tidak terdengar.
Hmm.
Yoochun menaikkan alisnya.
“Aku tidak
mendengar kata cinta disini” Ungkapnya.
“Aku tidak
bisa mengatakannya sefrontal itu! Memangnya kau siapa huh? Seharusnya aku
mengatakan hal itu kepada Yunho, bukan kau!”
“Lalu kenapa
tidak kau lakukan?”
Wajah Jaejoong memerah.
Ia kembali mendengus dan memilih untuk mengacuhkan
sepupu Yunho itu.
“Ah, aku
mengerti, kau malu, ternyata sifat keras kepalamu parah juga ya?” Ujar Yoochun
geli.
Jaejoong semakin memajukan bibirnya kesal.
Lama mereka saling terdiam satu sama lain.
Sampai kemudian Yoochun memutar kursinya dan memandang
lemari kaca yang masih kosong itu.
Ia tersenyum kecil.
“Lemari itu
terlihat sangat menyedihkan” Gumamnya pelan.
Jaejoong tertegun.
Ia mengangkat wajahnya mengikuti arah pandang Yoochun.
-------
“Kau kemana
tadi pagi? Aku tidak menemukanmu”
Jaejoong menoleh ke belakang.
Hanya memberi senyum tipis kepada Yunho dan kembali
menyibukkan diri dengan sup misonya.
Namja tampan itu mengusap rambut cokelatnya dengan
handuk kecil yang ada di lehernya.
Ia baru saja selesai mandi.
“Kau akan ke
butik hari ini?” Tanya Jaejoong mengacuhkan pertanyaan Yunho.
Namja tampan itu mengiyakan.
Ia berdiri di samping Jaejoong.
Mengamati namja cantik itu menyelesaikan pekerjaannya.
Jaejoong terlihat sangat cantik dan mempesona, pikir
Yunho.
Padahal namja cantik itu hanya mengenakan kaus rajut
dan celana pendek yang memamerkan kaki jenjangnya.
“Yunho, ada
yang ingin kubicarakan denganmu” Ungkap Jaejoong akhirnya.
Namja tampan itu mengangguk.
Ia duduk di kursi meja makan.
Menaikkan alisnya menatap Jaejoong yang kini duduk di
pangkuannya.
Hei, apa yang terjadi?
Bukankah biasanya namja cantik itu selalu malu-malu
padanya?
Yunho masih terkejut dengan tingkah Jaejoong pagi ini.
Walau matanya menangkap jelas semburat merah di pipi
namja cantik itu.
Jaejoong menarik nafas panjang.
Kemudian ia menghembuskannya perlahan.
Kedua tangannya bertumpu pada bahu Yunho.
“Yunho ah”
“Ne?”
“Aku sadar ada
yang kurang dari pernikahan kita selama ini”
“Hm?”
“Though a long time has passed, I couldn’t
say the words ‘I Love You’. It’s because I feel awkward..”
Yunho mengerjapkan mata musangnya.
Menatap Jaejoong yang kini menggigit erat bibir
ranumnya gugup.
Wajahnya merah padam.
“Yoochun dan
Changmin mengira kalau aku tidak mencintaimu seperti kau mencintaiku, kau tahu,
aku..Hanya tidak ingin kau memiliki pendapat yang sama dengan mereka”
“…”
“Aku tahu ini
terdengar konyol, aku sadar sikapku selama ini begitu egois, keras kepala, dan
menyebalkan..Dan tentang gaun itu, aku benar-benar menyukai gaun itu, Yunho
ah..Tapi, setelah kupertimbangkan lagi..Pada akhirnya itu hanya sebuah gaun
aniya?”
Yunho mengerutkan dahinya.
“Maksudku, aku
tidak ingin kau mengira kalau aku mengidap wedding
dress maniac, dan aku juga mengerti kalau keberadaan gaun itu penting di
butikmu..Orang-orang sudah jauh lebih dulu mengenal gaun itu dari pada aku”
“Kau tahu
kenapa aku ingin kita mengembalikan gaun itu ke tempatnya?”
“Ne? Wae?”
“Itu karena
aku ingin selalu mengingatmu, Joongie..Kita berdua terkadang tidak bertemu
cukup lama karena pekerjaanmu dan karena pekerjaanku..Gaun itu akan selalu
membuatku ingat, kalau hanya kau satu-satunya orang yang paling kucintai di
dunia ini..”
Jaejoong tertegun.
Kedua mata besarnya mengerjap pelan.
Memandang Yunho yang tersenyum manis padanya.
“Yunho
aku..Aku ingin menangis mendengarnya..” Bisik Jaejoong ikut tersenyum.
Namja tampan itu terkekeh kecil.
Ia mengusap lembut pinggang kekasihnya.
“Mungkin untuk
saat ini aku masih belum terlalu beradaptasi dengan pernikahan kita, tapi aku
akan berusaha sebaik mungkin untuk menjadi istri yang sempurna untukmu, Yunho
ah”
“Kau tidak
perlu berusaha, Joongie, kau sudah sempurna apa adanya untukku”
“Aku hanya
ingin kau tahu, Jung Yunho, kalau aku, Jung Jaejoong, benar-benar mencintaimu
dengan segenap hatiku..I swear forever”
Yunho membalas ungkapan tulus Jaejoong dengan senyum
termanisnya.
Ia menegakkan tubuhnya dan melumat lembut bibir ranum
itu.
Jaejoong memejamkan kedua mata besarnya.
Ia mengalungkan lengannya memeluk leher Yunho.
Namja cantik itu menggeser sedikit posisinya agar bisa
mendekap Yunho lebih erat.
Beberapa kali suara lenguhan manis Jaejoong
terdengar keras.
Namja cantik itu bahkan bisa merasakan geli karena
saliva mereka mengalir menuruni dagunya.
Membuat Jaejoong tidak tahan untuk tidak meremas
lembut rambut Yunho.
“Mmhh..hh..hh..Kau akan ke butik setelah ini?” Tanya Jaejoong setelah
ciuman mereka berhenti.
Yunho mengangguk.
Ia memejamkan matanya dan kembali menyatukan bibirnya
dengan bibir Jaejoong.
Menggigit bibir bawahnya erat dan menariknya pelan.
“Yunho ah, aku
akan menemui Changmin setelah ini, aku bisa terlambat”
“Hmm, arasseo,
malam ini kita makan bersama?”
“Ne, aku akan
memasak untukmu”
“Kalau begitu
aku pergi sekarang”
“Hati-hati”
Yunho mengangguk.
Tersenyum manis pada Jaejoong.
Eoh?
Namja tampan itu menaikkan alisnya.
Barusan, ia sempat melihat ekspresi langka dari wajah
cantik itu.
Ekspresi penuh rasa puas.
Apa yang terjadi?
-------
Namja tampan itu mengerutkan dahinya setelah ia turun
dari mobil.
Ia bisa melihat banyak pelanggan butiknya yang
berkerumun di dalam sana dari jendela etalase.
Yunho segera mengunci mobilnya dan berlari kecil mendorong
pintu kaca butik tersebut.
KLING KLING.
“YUNHO OPPA!”
Yunho terkejut ketika wanita-wanita yang berkumpul itu
memekikkan namanya.
Ia mengerutkan dahinya tidak mengerti.
Tapi kemudian ia mendapatkan jawabannya ketika ia
menoleh lurus ke depan.
Namja tampan itu tertegun.
Mata musangnya menatap manekin putih sebatas leher
yang terpajang di dalam lemari kaca yang ada.
Mengenakan sebuah gaun pengantin
berwarna putih bersih.
Bagian
kerah yang terbuka lebar membentuk garis V yang tegas.
Lengan
pendek sebahu dengan tumpukan kain berjaring yang indah.
Pinggang
yang sedikit lebih ramping dari ukuran pinggang wanita pada umumnya, yang
dihiasi seutas pita panjang berwarna merah darah.
Membuat
gaun tersebut tampak semakin mempesona.
Dan
bagian bawah yang dirancang melebar, berlapis-lapis hingga membuatnya tampak
mengembang manis.
Seluruh
bagian gaun tersebut dipenuhi glitter yang
tidak mencolok.
Serta butiran berlian yang tersemat rapi berjejer di sudut bawah gaun tersebut.
“Oppa,
bagaimana bisa gaun ini kembali?”
“Aku tidak
menyangka bisa melihatnya lagi! Omoo~!”
“Kupikir gaun
ini akan tersembunyi di dalam lemari istrimu selamanya, aigoo!”
Huh.
Yunho menoleh memandang Yoochun.
Namja chubby itu tersenyum seraya mengangkat bahunya.
Membuat Yunho kembali memandang lemari kaca tersebut.
Mata musangnya menyipit gemas memperhatikan sesuatu
yang baru pada lemari kaca itu.
Sebuah gembok mungil berwarna emas.
Ah, jadi ini maksud tatapan istrinya pagi tadi hum?
Yunho tertawa kecil dibuatnya.
Jaejoongnya benar-benar penuh kejutan.
Even if darkness comes (love you) baby I love you,
Thank you (thank you).
I will hug you (love you) baby I love you,
Thank you (thank you).
Baby I Swear forever..
END.
-TVXQ, I Swear-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar