Tittle: THE WHISPERS OF LITTLE CUPID
Genre:
YAOI
Author:
Shella Rizal a.k.a Park Sooji
Cast:
Yunjae and other
Length:
ONESHOOT
Rating:
family-romance-fluffy-sweet-friendship-mpreg-gelundungan
WARNING:
BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2
kutang Jae umma*
-------
“This is the last whisper, Joongie Uncle”
.
.
.
TAP TAP TAP!
Sosok cantik itu tampak berlari kecil memasuki halaman
sebuah rumah mewah yang ada di hadapannya.
Wajahnya terlihat berseri-seri.
Tangan kanannya memeluk boneka beruang berwarna merah
muda sementara tangan kirinya melonggarkan simpul dasi pada lehernya.
CKLEK!
“Sooji ah~!”
Namja cantik itu berteriak semangat memanggil anak
bungsu dari sahabatnya yang bernama Kim Junsu.
Jaejoong mengulas senyum manisnya ketika mata bulatnya
menangkap sosok gadis mungil berumur 4 tahun yang beranjak dari duduknya dan
berlari menghampiri dirinya.
GREPP!
“Joongie Uncle!” Girang yeoja kecil itu
senang.
Jaejoong tertawa.
Ia memeluk yeoja kecil itu dan memutarnya di udara.
Membuat tawa renyah Sooji terdengar mengisi ruangan.
Jaejoong segera menurunkan Sooji ketika ia melihat
Junsu dan Yoochun yang berjalan menuruni tangga.
“Aigoo, lihat
Chunnie, uri Uncle benar-benar
menyayangi keponakannya” Kekeh Junsu geli.
Jaejoong mempoutkan bibir cherry-nya.
Ia memalingkan wajahnya dan membuka jas kantornya.
Kemudian ia duduk bersandar pada sofa di ruang tengah.
Well, Kim Jaejoong bersahabat baik dengan Kim Junsu sejak
masa perguruan tinggi mereka.
Mereka berdua sudah seperti saudara sekandung.
Benar-benar kontras.
Setelah lulus dari Jounant
University Junsu memutuskan untuk menikah dengan kekasihnya yang bernama
Park Yoochun.
Sementara Jaejoong harus mengambil alih perusahaan
yang dikelola keluarganya.
Dan Jaejoong sangat menyukai putri kecil sahabatnya
yang satu itu.
Ia selalu berkunjung ke rumah Junsu dan Yoochun dan
membawakan mainan untuk yeoja berambut ikal tersebut.
Junsu dan Yoochun sama sekali tidak keberatan dengan
hal itu.
Mereka membiarkan Jaejoong keluar masuk rumah mereka
dengan bebas, karena mereka sudah terbiasa akan kehadiran namja cantik itu.
“Yoosu sudah
di asrama ne?” Tanya Jaejoong menatap Junsu.
Um.
Namja imut itu menganggukkan wajahnya.
Tersenyum manis menanggapi pertanyaan sahabatnya.
“Kami berdua
sudah memutuskan untuk memasukkan Yoosu ke sekolah asrama sampai ia besar”
“Omo, kalian
menyiksanya!”
“Hahaha, kami
menyayanginya, Joongie ah, kau akan mengerti kalau kau---”
“Yaya, kalau
aku sudah menikah dan memiliki anakku sendiri, aku sudah cukup tau ceramah
siangmu, Park Junsu”
Namja imut itu kembali tergelak.
Aigoo.
“Jja, Sooji
ah~ Ceritakan kepada Uncle, apa saja
yang kau lakukan hari ini” Ujar Jaejoong seraya mengangkat tubuh yeoja kecil
itu dan meletakkannya di pangkuannya.
“Soo belanja
bersama Umma~ Soo beli banyak jepit rambut yang lucu, ah! Chakkaman!” Jerit
Sooji seraya melompat dari pangkuan Jaejoong.
Yeoja berambut ikal itu berlari seraya mengangkat gaun
selututnya yang kembang.
Memasuki kamarnya dan mengambil sesuatu dari dalam
lacinya.
Kemudian ia kembali berlari menghampiri Jaejoong.
“Soo beli ini
untuk Uncle!” Pekik Sooji gemas.
Ia meraih wajah cantik Jaejoong dan mengumpulkan poni almond Jaejoong menjadi satu dengan
tangan mungilnya dan membuatnya mencuat ke atas seperti pohon palem.
Kemudian ia mengikat poni tersebut dengan karet rambut
berhiaskan boneka Hello Kitty yang
lucu.
“Huaa~ Gomawo
Soo ah~ Ini lucu sekali!” Ujar Jaejoong tertawa.
“Joongie Uncle very beautiful~!” Jerit
Sooji gemas.
Namja cantik itu tertawa mendengar celotehan keponakan
tidak langsungnya.
Ia memeluk tubuh yeoja kecil itu dan mengusap lembut
rambut cokelatnya yang ikal.
Mengacuhkan Junsu yang sudah meletakkan setoples kue
kering bersama minuman hangat di atas meja.
“Akrab sekali”
Ejek Junsu tertawa.
Jaejoong hanya menjulurkan lidahnya.
CKLEK.
“Ah, Yunho
Hyung, kau sudah bangun?”
DEG.
Nafas Jaejoong tercekat mendadak.
Tubuhnya terasa kaku.
Ia refleks menahan kedua tangannya pada pinggang Sooji
sedikit lebih kuat.
Ya Tuhan, jantungnya berdebar sangat kencang saat ini.
Padahal ia hanya mendengar namanya saja!
Namja cantik itu menelan salivanya gugup.
Perlahan ia memberanikan diri mengangkat wajahnya.
Menatap paras tampan Yunho yang sedang meneguk air
mineral dengan selembar handuk yang tersampir di lehernya.
TAMPAN!
Sangat sangat tampan! Jerit Jaejoong dalam hatinya.
“Aku lelah
sekali, Appa terlalu memforsirku untuk mengerjakan laporan company profile perusahaan” Ujar Yunho mengeluh.
“Hahaha, Appa
tidak akan terlalu berlebihan kalau kau sudah menikah dan memiliki anak, Hyung”
Tawa Yoochun geli.
Jish.
Yunho mencibirkan bibir tebalnya.
Namja tampan itu menolehkan wajahnya.
Menaikkan alis menatap sosok cantik yang sedang duduk
memeluk keponakannya di ruang tengah.
“A-Anyeong”
Sapa Jaejoong menundukkan wajahnya.
Yunho tidak menyahut.
Ia hanya memberikan senyum manisnya pada namja cantik
itu.
Kemudian ia kembali memasuki kamarnya.
Haaahh.
Jaejoong menghela nafasnya pelan.
Berusaha menetralkan jantungnya yang masih
berdebar-debar.
Ck.
Ia tidak ingat sejak kapan dirinya mulai tertarik
dengan namja tampan itu.
Jaejoong pertama kali bertemu dengan Yunho saat namja
tampan itu memutuskan untuk pindah ke rumah Yoochun, yang berstatus adik
tirinya karena Appa kandungnya menikah dengan Umma namja chubby itu.
Junsu sama sekali tidak keberatan dengan hal itu.
Ia malah merasa senang, karena Yunho sangat menyayangi
putra dan putri kecilnya.
Namja cantik itu melepaskan rengkuhannya pada tubuh
mungil Sooji.
Ia meraih setoples kue kering itu dan mulai melahapnya
satu persatu.
Mengacuhkan yeoja berambut ikal yang kini menatapnya
dengan intens.
Ah, bibir kecilnya menarik sebuah senyuman manis.
Ia memiliki ide yang sangat bagus!
-------
Namja tampan itu tampak sedang duduk di pinggir
ranjangnya.
Terdiam menatap sebuah foto dari layar ponselnya.
Foto yang ia ambil secara diam-diam saat Jaejoong
sedang sibuk bermain dengan keponakannya.
Ah, Yunho tersenyum kecil.
Cantik.
Ramah.
Penyayang.
Sempurna.
“Hhahhh”
Yunho menutup layar ponselnya.
Ia merebahkan tubuhnya di atas ranjang dan mengusap
wajah tampannya.
Ia sudah lama menyukai sahabat Junsu yang satu itu.
Sejak pertama kali mereka bertemu, Yunho mulai
tertarik pada Jaejoong.
Tapi sayang, hubungan mereka berdua berlangsung cukup
kaku.
Yunho terlalu gugup untuk mengajak namja cantik itu
berbincang layaknya teman biasa.
Ia takut tidak bisa menahan dirinya kalau berhadapan
dengan Jaejoong.
Hingga akhirnya mereka hanya saling menyapa singkat
jika bertatap muka, kemudian saling berdiam diri satu sama lain.
CKLEK!
Namja tampan itu refleks menolehkan wajahnya menatap
pintu kamarnya yang terbuka.
Ia tersenyum manis mendapati keponakannya yang lucu
sedang berusaha menutup pintu berwarna putih itu.
“Yunnie Uncle!” Panggil Sooji menjerit.
Yeoja cantik itu berlari dan berusaha menaiki ranjang
Yunho dengan susah payah.
Yunho segera beranjak duduk, menarik tubuh yeoja mungil
itu dan mendudukkannya di pangkuannya, sementara ia bersandar pada kepala
ranjang.
“Umma
memanggil Uncle, sebentar lagi
waktunya makan malam” Ujar Sooji mendongakkan wajahnya.
Yunho terkekeh.
Ia mengangguk dan mengusapi rambut ikal keponakannya yang
panjang.
“Soo, kau
memakai ikat rambutmu di tangan?” Tanya Yunho pelan.
Sooji mengangguk.
Ia mengulurkan lengan kecilnya.
Memperlihatkan dua karet rambut dengan hiasan boneka
gajah di setiap sisinya.
Yunho mengambil satu, lalu ia mulai mengumpulkan
rambut yeoja itu menjadi satu dan mengikatnya rapi.
“Begini lebih
segar” Ujar Yunho tersenyum.
“Tapi Joongie Uncle lebih suka rambut Soo
digerai” Adu Sooji mempoutkan bibir tipisnya.
Eoh?
Namja tampan itu menaikkan alisnya.
“Yunnie Uncle tidak suka dengan Joongie Uncle ya?”
“Mwo? Kenapa
kau bertanya seperti itu hm?”
“Soalnya Yunnie Uncle tidak pernah mengajak Joongie Uncle duduk bersama dan
berbicara seperti Umma dan Appa”
“Uncle hanya tidak tahu harus bilang apa,
Soo”
“Uncle bisa membicarakan hal-hal menarik
seperti tempat-tempat bagus di Seoul~! Joongie
Uncle suka itu!”
“Nee?
Jeongmallyo?”
“Ung! Joongie Uncle sering bercerita kalau ia
suka berjalan-jalan sendirian, banyak tempat bagus untuk dikunjungi di Seoul”
Yunho mengangguk paham.
Ia masih tersenyum mengusapi kepala yeoja ikal itu.
Dalam hati ia bergumam, ia akan mencoba untuk mengajak
namja cantik itu berbincang singkat kalau ia berkunjung lagi.
“SOOJI! YUNHO
HYUNG! MAKAN MALAM!”
Gadis kecil itu tersentak ketika mendengar suara
teriakan Ummanya.
Ia segera membebaskan diri dari rengkuhan Yunho.
Namun sebelum ia melompat dan berlari menuju ruang
makan, yeoja cantik itu menarik kerah baju Yunho dan membisikkan sesuatu
disana.
“Joongie Uncle sangat suka buah Strawberry, itu favorite-nya”
Eoh?
Mata musang Yunho mengerjap pelan.
Mata musang Yunho mengerjap pelan.
Menatap keponakannya yang sudah berlari meninggalkan
kamarnya.
-------
“Sooji ah!”
Jaejoong menerobos masuk rumah sahabatnya.
Mencari gadis kecil yang sangat disayanginya.
Namja cantik itu menaiki tangga dan membuka pintu
kamar yeoja kecil itu.
Ia tersenyum mendapati keponakannya tampak sedang
berusaha mengikat rambut ikalnya yang panjang.
“Soo” Gumam
Jaejoong menghampiri yeoja itu.
Ia duduk di pinggir ranjang.
“Kenapa rambutmu
diikat hm? Lebih bagus kalau digerai”
“Yunnie Uncle suka kalau rambut Soo
diikat, Uncle~”
“Nee?”
“Ung! Biasanya
Yunnie Uncle selalu membantu Soo
mengikat rambut, tapi Yunnie Uncle begitu
sibuk hari ini”
Yeoja kecil itu menggembungkan pipinya kesal.
Ia masih berusaha menyatukan rambutnya yang ikal
dengan kedua tangan mungilnya.
Jaejoong yang melihat itu terkekeh geli.
Ia segera mengambil karet rambut yang ada di tangan
Sooji dan merapikan rambutnya sebelum mengikatnya dengan manis.
“Gomawo Uncle~” Ujar Sooji tersenyum.
Jaejoong menggendong yeoja ikal itu dan membawanya
keluar kamar.
Ia memiliki waktu luang hari ini, dan ia memutuskan
untuk menemani yeoja ikal itu menonton film kartun kesukaannya sampai jam makan
malam nanti.
“Ah, Jaejoongie,
kebetulan sekali kau sudah disini”
Jaejoong menoleh.
Menatap Yoochun dan Junsu yang terlihat akan
berpergian sebentar lagi.
“Kami titip
Sooji sebentar ne? Aku dan Junsu akan makan malam bersama klien” Ujar Yoochun.
Jaejoong mengangguk dan membentuk huruf o dengan ibu
jari dan telunjuknya.
Junsu menghampiri putrinya dan mengecup dahinya
lembut.
Kemudian ia melambai kepada Jaejoong.
“Lho? Sudah
mau pergi?”
Namja cantik itu tertegun.
Ia segera menoleh ke arah pintu depan.
Yunho baru saja pulang dari kantornya.
“Ne Hyung,
Sooji kami tinggal, ada Jaejoong juga di dalam” Ujar Junsu.
Ah.
Yunho mengangguk dan segera melepas sepatunya.
Ia melangkah memasuki rumah.
Mata musangnya melirik Jaejoong yang sedang duduk di
samping keponakannya yang bungkam.
Terbius akan film animasi yang sedang tayang itu.
SSRAK!
Eh?
Jaejoong tersentak kaget ketika Yunho meletakkan
sebuah bungkusan tepat di atas kakinya.
Namja cantik itu sontak mendongakkan wajahnya dan
melihat Yunho tertawa kecil kepadanya.
“Aku melihat
buah itu dan teringat kepadamu, jadi aku membelinya untukmu” Ujar Yunho
tersenyum.
Jaejoong masih tertegun memandangi punggung Yunho yang
sudah menghilang di balik pintu kamarnya.
Namja cantik itu menunduk, membuka bungkusan berwarna
putih itu dan membulatkan matanya kaget.
“Strawberry? Bagaimana ia bisa tahu?”
Gumam Jaejoong berdebar.
-------
Suara mesin fax itu
terdengar akan berakhir.
Jaejoong sedang menyibukkan diri di kantornya saat
ini.
Namun pekerjaannya terpaksa tertunda ketika ponselnya
berdering.
Dan ternyata keponakan kesayangannya yang menelepon.
“Ne Uncle, Umma dan Appa ada acara pesta hari
ini, Umma bilang Soo akan diantar supir ke kantor Joongie Uncle dan kita akan
bermain bersama”
Jaejoong memijat pelipisnya pelan.
Ia menghela nafas diam-diam.
Aigoo.
Pekerjaannya masih banyak.
“Ah ne! Soo juga mengajak Yunnie Uncle, kita
bertiga akan menghabiskan waktu bersama~!”
DEG.
Dada Jaejoong berdebar ringan.
Mata bulatnya mengerjap lucu.
Yunho?
Yunho akan bersamanya sampai nanti sore?
Jaejoong segera menutup laptopnya.
Ia tersenyum sumringah.
“Nee Soo ah, Uncle akan menunggumu di lobi bawah,
jangan lupa bawa saputanganmu arra?”
Yeoja kecil itu tergelak di seberang sana.
Ia mengangguk lucu walaupun Jaejoong tidak dapat
melihatnya.
“Tempat favorite Yunnie Uncle adalah puncak
Namsan Tower, ia selalu mengatakan kalau pemandangan disana benar-benar indah”
KLIK.
Jaejoong tertegun.
Ia terdiam selama beberapa detik.
Menatap ponselnya yang telah menampilkan fotonya bersama
Sooji.
Namja cantik itu menaikkan alisnya.
Namsan Tower?
Hmp.
Jaejoong tersenyum senang.
Ah, mereka seperti akan berkencan saja.
Beberapa menit kemudian Jaejoong segera menghampiri
mobil mewah yang berhenti tepat di depan gedung kantornya.
Namja cantik itu terkejut saat membuka pintu samping
yang berada di depan.
Omo, Yunho yang menyetir?
“Joongie Uncle!” Jerit Sooji senang.
Jaejoong segera mengalihkan perhatiannya.
Ia tersenyum manis dan melepaskan selfbelt yeoja mungil itu.
Kemudian ia memasuki mobil dan memangku Sooji di
pahanya.
“Kau ingin
kita kemana?” Tanya Yunho menjalankan mobilnya.
Jaejoong mengecup lembut dahi keponakannya.
Ia menoleh menatap Yunho yang fokus menyetir.
“Aku ingin ke Namsan Tower”
DEG.
Yunho refleks menoleh memandang namja cantik itu.
Menatap Jaejoong yang tersenyum lembut kepadanya.
Namja tampan itu balas tersenyum, kemudian ia
mengangguk pelan.
Selama perjalanan mereka hanya suara Sooji yang
terdengar tanpa henti.
Yeoja ikal itu sesekali bernyanyi dan menceritakan
tentang apa saja yang ia lakukan hari ini.
Tidak jarang membuat Jaejoong tertawa renyah dan
membiarkan Yunho menikmati keindahan itu.
“Sstt, Joongie Uncle” Panggil Sooji
berbisik.
Hmm?
Jaejoong menaikkan alisnya.
Membiarkan Sooji berdiri dengan kedua kakinya dan
berbisik di telinganya.
“Yunnie Uncle belum makan siang, ia suka
makan Sandwich”
Namja cantik itu tertegun.
Menatap Sooji yang kini terkekeh kepadanya.
Jaejoong balas tersenyum.
Ia mengangguk dan menoleh kepada Yunho.
“Yunho ah,
berhenti di supermarket sebentar ne?”
Namja tampan itu mengangguk.
Ia melirik kaca spion dan segera menghentikan mobil
mewah itu di depan supermarket.
“Kau ikut,
sayang?”
Sooji menggeleng manis.
Membiarkan Jaejoong menutup pintu dan berjalan
memasuki supermarket itu.
“Yunnie Uncle, Joongie Uncle benar-benar
cantik ania? Soo suka~” Ujar Sooji tiba-tiba.
Yunho menggaruk tengkuknya salah tingkah.
Ia mengangguk membenarkan.
“Ne, ia sangat
cantik”
“Yunnie Uncle juga menyukainya?”
“Ne, Uncle menyukainya”
“Hehehehe”
Namja tampan itu berdesis pelan seraya menaruh
telunjuknya di depan bibir ketika melihat Jaejoong keluar dari supermarket itu.
Park Sooji tertawa manis.
Ia ikut berdesis panjang dengan telunjuk di depan
bibirnya.
CKLEK!
“Kka Yunho ah, makan dulu, kau belum makan siang ani? Aku membeli
beberapa Sandwich bungkus untukmu”
Yunho menaikkan alisnya.
Ia hanya tersenyum kecil dan kembali menjalankan mobil
mewah itu.
“Ya, Yaa!
Bagaimana caranya kau makan kalau kau menyetir, Yunho ah?” Ujar Jaejoong gusar.
“Kau bisa
menyuapiku, Joongie ah” Sahut Yunho tertawa.
Jaejoong menggigit bibir bawahnya erat.
Wajahnya mulai terasa panas.
Ia merasa sangat malu!
Aigoo.
Namja cantik itu segera membuka bungkusan roti isinya
dan menyuapkannya untuk Yunho sepotong demi sepotong.
Jaejoong hanya bisa berharap agar Yunho tidak
menyadari tangannya yang bergetar ketika memberikan potongan roti itu untuknya.
Gosh, Jaejoong merasakan gejolak aneh pada dirinya
ketika sesekali bibir atau lidah Yunho menggesek permukaan jarinya.
Well, menyetir sambil makan itu sedikit sulit kau tahu?
“Sudah sampai”
Sooji memekik senang.
Yeoja ikal itu segera membuka pintu mobil dan berlari
kecil.
Membuat Jaejoong dan Yunho segera mengejarnya dan
menangkapnya sebelum ia tersesat.
“Uncle, Sooji ingin es krim~”
Jaejoong mengangguk.
Ia dan Yunho segera menghampiri kedai es krim dan
membeli dua cone untuk yeoja kecil
itu dan untuk Jaejoong.
Lalu mereka memasuki menara tinggi itu bersama.
“Hahaha~ Joongie Uncle seperti anak kecil! Soo
saja tidak berlepotan~!” Kekeh Sooji geli.
Jaejoong mempoutkan bibir ranumnya mendengar itu.
Aish, tentu saja berlepotan!
Bagaimana bisa ia makan dengan tenang sementara yeoja
kecil itu berada di gendongannya eoh?
SRET.
DEG.
Jaejoong tertegun.
Mendadak ia merasakan perutnya sakit, ada ratusan
kupu-kupu di dalam sana.
Mata beningnya mengerjap pelan, memandang Yunho yang
tersenyum geli seraya membersihkan es krim yang menempel di sekitar bibirnya.
“Kka Soo ah,
sama Uncle” Ujar Yunho menarik Sooji.
Yeoja ikal itu menurut patuh.
Ia merentangkan tangannya dan segera memeluk leher
Yunho ketika berpindah tempat.
“Kau tahu apa
yang ada di pikiranku sekarang, Jaejoongie?” Tanya Yunho geli.
Jaejoong mengernyitkan dahinya.
Ia menggeleng tidak tahu.
“Kita bertiga
tampak seperti keluarga bahagia yang sedang menghabiskan waktu bersama”
DEG.
Jaejoong mengerjapkan mata bulatnya.
Ia mencengkram jemarinya tanpa sadar.
“Nee nee~! Yunnie Uncle Appanya, Joongie Uncle Ummanya, dan Sooji putri
kecil yang lucu~” Celoteh Sooji tertawa.
Yunho mengangguk setuju.
Mereka terkekeh bersama.
Sementara Jaejoong masih diam dengan wajahnya yang
memerah padam.
“Aku akan
sangat senang kalau itu menjadi kenyataan” Gumam Jaejoong tersenyum kecil.
DEG.
Yunho terdiam.
Tawa renyahnya tenggelam begitu saja.
Mata musangnya kini memperhatikan Jaejoong yang
berjalan mendahului mereka, dan melihat pemandangan melalui teropong besar yang
ada di sana.
Huh.
Sepertinya Jaejoong tidak mengira kalau Yunho
mendengar gumaman lirihnya.
“Yunnie Uncle” Panggil Sooji berbisik.
“Ne sayang?”
Balas Yunho tersenyum.
Gadis kecil itu mendekatkan bibirnya pada telinga
Yunho, kemudian ia berbisik manis.
“Joongie Uncle menyukaimu, ia ingin Yunnie
Uncle segera melamarnya dan menikah dengannya”
Yunho mengerjapkan mata musangnya.
Ia menoleh menatap Sooji yang mengangguk dengan senyum
manis tanpa dosanya.
Lama Yunho tertegun akan bisikan itu.
Sampai kemudian ia menoleh menatap Jaejoong yang
sedang balas memandangnya.
Oh, namja cantik itu tampak kesal karena mereka berdua
tidak menyusulnya sejak tadi.
Hmp.
Yunho segera tersenyum manis dan mengecup pipi Sooji
gemas.
Keponakannya yang terbaik.
-------
“Sooji ah~”
Jaejoong menutup pintu rumah Junsu dan Yoochun dengan
pelan.
Ia membawa sekotak cokelat untuk yeoja kecil itu.
Namja cantik itu menaikkan alisnya menatap Junsu yang
baru keluar dari dapur.
“Keponakanmu
sedang tidur siang, Jaejoongie, sepertinya ia masih kelelahan bermain bersama
kalian kemarin” Ujar Junsu terkekeh.
Jaejoong balas tersenyum.
Ia meletakkan kotak cokelat itu di atas meja makan dan
menghembuskan nafas panjang.
Namja cantik itu berjalan menuju ruang tengah dan
duduk di sofa.
Sementara Junsu tampak santai membaca majalahnya.
“Junsu ah!”
Namja imut itu menoleh, menatap Yunho yang
memanggilnya dari dalam kamarnya.
Junsu segera beranjak bangun dan menghampiri namja
tampan itu.
“Waeyo Hyung?”
Tanya Junsu polos.
Yunho menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Ia tersenyum kecil menatap Junsu.
“Bisakah kau
meninggalkan Jaejoong sendirian disana? Sebentar saja?” Pinta Yunho gugup.
Eoh?
Junsu mengerutkan dahinya bingung.
Junsu mengerutkan dahinya bingung.
Ia baru saja akan membuka mulutnya untuk bertanya,
tapi Yunho sudah lebih dulu memberitahunya.
“Aku ingin
melamarnya” Bisik Yunho pelan.
Mata sipit Junsu mengerjap cepat.
Seolah sedang mencerna ucapan Yunho.
“MWO?! KAU
INGIN MELAMMPPPPHHHHH~!”
Namja imut itu melotot panik saat Yunho segera
membekap mulutnya yang berisik.
Namja tampan itu memicingkan mata musangnya menatap
Junsu.
Membuat namja imut itu mengangguk cepat dan segera
bernafas lega ketika Yunho melepas bungkamannya.
“Aku sudah
lama jatuh cinta padanya, Suie” Jelas Yunho malu-malu.
Junsu kembali berkedip.
Ia memiringkan kepalanya lucu.
Kemudian ia tersenyum manis dan memeluk erat tubuh
Yunho.
“Semoga ia
menerimamu Hyung, dan kalau iya, aku ingin kau menjaganya sebaik mungkin, arraseo?”
Ujar Junsu tulus.
Yunho mengangguk dan balas memeluk Junsu.
Kemudian ia melepas pelukan tersebut dan berjalan
menuju ruang tengah.
“Joongie”
Panggil Yunho seraya duduk di samping Jaejoong.
Um?
Jaejoong menoleh dan tersenyum singkat sebelum ia kembali
mengganti siaran televisi dengan remote.
Ah, ia mulai bisa bersikap normal pada Yunho setelah
mereka saling bercanda kemarin di Namsan
Tower.
Setidaknya mereka tidak akan terlalu kaku seperti
biasanya hm?
“Ada yang
ingin kubicarakan denganmu” Ungkap Yunho tegas.
Jaejoong mulai merasakan aura aneh dari gelagat Yunho.
Namja cantik itu memicingkan mata bulatnya dan
mematikan televisi.
Ia mengubah posisi duduknya menghadap Yunho dan balas
memandang wajah tampan itu.
“Aku---Aku
tidak tahu harus memulainya dari mana Joongie ah”
“Ne, katakan
saja”
“Boleh aku
menggunakan hitungan?”
“Eoh? Ne, ne,
tentu”
Yunho menarik nafas panjang.
Kemudian ia menghembuskannya pelan dan menatap dalam
mata bulat Jaejoong.
“Pertama, aku
jatuh cinta padamu Jaejoong ah, sejak pertama kali kita bertemu”
Jaejoong membulatkan matanya.
“Mwo?”
“Dan yang
kedua…”
Yunho beranjak dari duduknya.
Kemudian ia berlutut di hadapan namja cantik itu.
Jaejoong terhenyak kaget.
Kedua matanya tampak berkaca-kaca.
Ia benar-benar tidak menyangka Yunho akan melakukan
hal ini kepadanya.
“Aku tidak
bisa menahan perasaan ini lebih lama lagi, Joongie ah, kau..maukah kau menikah
denganku?” Ungkap Yunho seraya memasangkan cincin perak di jari manis namja
cantik itu.
Jaejoong menutup mulutnya dengan tangan.
Tangisnya tumpah begitu saja.
Ia benar-benar tidak tahu harus berkata apa.
Semuanya terasa seperti mimpi.
“Katakan
sesuatu, Joongie, aku benar-benar gugup” Ujar Yunho mengenggam jemari Jaejoong.
Namja cantik itu mengangguk.
Ia mengangguk cepat dengan tangannya yang balas
menggenggam jemari Yunho.
Namja tampan itu mendesah lega.
Ia tersenyum lebar dan segera meraih namja cantik itu
ke dalam pelukannya.
Membiarkan Jaejoong menumpahkan tangis bahagianya
disana.
“Aku
mencintaimu Yunho ah..Aku mencintaimu” Bisik Jaejoong terisak.
Yunho mengangguk seraya mengusap-usap punggung
Jaejoong agar namja cantik itu tenang.
Ia melonggarkan pelukan mereka dan menyeka air mata
Jaejoong yang terus mengalir.
Namja tampan itu tersenyum kecil sebelum ia meraih
tengkuk Jaejoong dan menyatukan bibir mereka.
Menyampaikan perasaan gugup dan senang di saat yang
bersamaan melalui pagutan mesra itu.
Jaejoong memejamkan matanya erat.
Kedua tangannya mencengkram bahu Yunho.
Sesak.
Ia terlalu bahagia, sampai rasanya sesak.
Park Sooji tersenyum manis seraya bersembunyi di
pegangan tangga.
Rambutnya terlihat berantakan karena baru bangun
tidur.
Ia berniat mencari Ummanya tadi, namun gerakannya
terhenti ketika ia melihat Yunnie Uncle-nya
sedang melamar Joongie Uncle-nya.
Ah, ia ikut merasa senang.
“Hihihi~”
Yeoja kecil itu terkikik geli.
Kedua Uncle-nya
benar-benar patuh.
Atau polos? mereka mengikuti bisikannya begitu saja.
Tanpa pertimbangan sama sekali.
Benar-benar lucu.
-------
Jaejoong meletakkan dua mug berisi cokelat hangat di atas meja.
Lalu ia duduk di samping Sooji yang sedang memeluk
boneka kesayangannya di atas ranjang namja cantik itu.
Ah, sekarang Jaejoong dan Yunho tinggal bersama,
setelah pernikahan yang mereka laksanakan dua minggu yang lalu.
Mata sipit Sooji tampak mengerjap manis.
Ia tidak bisa berhenti menatap bingkai foto raksasa
yang terpajang di tengah kamar luas itu.
Yunho dan Jaejoong benar-benar terlihat serasi disana.
Terutama dengan posisi Yunho yang memeluk pinggang
Jaejoong dari belakang.
“Soo suka gaun
pengantin Joongie Uncle” Ujar Sooji
polos.
Jaejoong tertawa mendengarnya.
Namja cantik itu membawa Sooji ke dalam rengkuhannya
dan memangku yeoja cantik itu.
CKLEK.
Jaejoong dan Sooji kompak menoleh menatap pintu kamar
yang terbuka.
Yunho tersenyum kepada mereka dan mengambil ponselnya
yang tertinggal di atas meja nakas.
“Kau tidak
akan lama ne Yun?” Tanya Jaejoong mendongakkan wajahnya.
“Ani, aku
hanya menemani Junsu dan Yoochun saja, lagi pula aku juga memang harus berada
disana, klienku mengadakan pesta besar dan ia mengundang seluruh dewan direksi”
Sahut Yunho masih tersenyum.
“Hmm, arraseo”
“Kau yakin
tidak ingin ikut, sayang? Mungkin Sooji ingin pergi hm?”
Yeoja cantik itu segera menggeleng.
Ia menjulurkan lidahnya.
“Pestanya
tidak ada balon~! Soo tidak suka, Soo di rumah saja dengan Joongie Uncle~”
Eoh?
Yunho dan Jaejoong tertawa kompak.
Namja tampan itu mengacak gemas rambut keponakannya,
membuat Sooji memekik kecil.
“Jja,
hati-hati di rumah arra? Aku pergi sekarang, aku mencintaimu” Ujar Yunho seraya
mengecup dahi Jaejoong lembut.
“Ne, na do
saranghae Yunnie ah” Balas Jaejoong tersenyum.
Namja tampan itu segera beranjak keluar kamar.
Meninggalkan Jaejoong dan Sooji berdua.
Namja cantik itu menaikkan alisnya.
Menatap Sooji yang tersenyum manis menatapnya.
“Soo senang
melihat Uncle bahagia~”
Jaejoong terkekeh mendengarnya.
Ia mengecup pipi Sooji gemas.
“Joongie Uncle, Joongie Uncle~” Panggil
Sooji seraya menarik kerah baju namja cantik itu.
Jaejoong menggumam dan menatap mata cokelat Sooji yang
tampak mempesona.
Ia tersenyum geli ketika yeoja kecil itu berbalik
menghadapnya dan memeluk lehernya.
Kemudian ia berbisik kecil tepat di telinga namja
cantik itu.
“This is the last whisper, Joongie Uncle”
Hum?
Jaejoong tersenyum manis.
Ia mengangguk siap mendengar.
Sedikit terganggu ketika yeoja kecil itu terkikik geli
di telinganya.
Membuatnya ikut merasa geli.
“Yunnie Uncle ingin memiliki anak
denganmu, Joongie Uncle, ia
menunggumu mengungkapkan hal ini kepadanya”
Well,
No need much acts, no need much things.
Just some whispers from a little cute cupid, and then happy ending.
END.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar