This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Sabtu, 20 Juli 2013

FF/YAOI/YUNJAE/ONESHOOT/THE WHISPERS OF LITTLE CUPID



Tittle: THE WHISPERS OF LITTLE CUPID

Genre: YAOI

Author: Shella Rizal a.k.a Park Sooji

Cast: Yunjae and other

Length: ONESHOOT

Rating: family-romance-fluffy-sweet-friendship-mpreg-gelundungan

WARNING: BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2 kutang Jae umma*


-------


  This is the last whisper, Joongie Uncle

.
.
.

TAP TAP TAP!

Sosok cantik itu tampak berlari kecil memasuki halaman sebuah rumah mewah yang ada di hadapannya.
Wajahnya terlihat berseri-seri.
Tangan kanannya memeluk boneka beruang berwarna merah muda sementara tangan kirinya melonggarkan simpul dasi pada lehernya.

CKLEK!

  “Sooji ah~!”

Namja cantik itu berteriak semangat memanggil anak bungsu dari sahabatnya yang bernama Kim Junsu.
Jaejoong mengulas senyum manisnya ketika mata bulatnya menangkap sosok gadis mungil berumur 4 tahun yang beranjak dari duduknya dan berlari menghampiri dirinya.

GREPP!

  Joongie Uncle!” Girang yeoja kecil itu senang.


Jaejoong tertawa.
Ia memeluk yeoja kecil itu dan memutarnya di udara.
Membuat tawa renyah Sooji terdengar mengisi ruangan.
Jaejoong segera menurunkan Sooji ketika ia melihat Junsu dan Yoochun yang berjalan menuruni tangga.

  “Aigoo, lihat Chunnie, uri Uncle benar-benar menyayangi keponakannya” Kekeh Junsu geli.

Jaejoong mempoutkan bibir cherry-nya.
Ia memalingkan wajahnya dan membuka jas kantornya.
Kemudian ia duduk bersandar pada sofa di ruang tengah.

Well, Kim Jaejoong bersahabat baik dengan Kim Junsu sejak masa perguruan tinggi mereka.
Mereka berdua sudah seperti saudara sekandung.
Benar-benar kontras.
Setelah lulus dari Jounant University Junsu memutuskan untuk menikah dengan kekasihnya yang bernama Park Yoochun.
Sementara Jaejoong harus mengambil alih perusahaan yang dikelola keluarganya.

Dan Jaejoong sangat menyukai putri kecil sahabatnya yang satu itu.
Ia selalu berkunjung ke rumah Junsu dan Yoochun dan membawakan mainan untuk yeoja berambut ikal tersebut.
Junsu dan Yoochun sama sekali tidak keberatan dengan hal itu.
Mereka membiarkan Jaejoong keluar masuk rumah mereka dengan bebas, karena mereka sudah terbiasa akan kehadiran namja cantik itu.

  “Yoosu sudah di asrama ne?” Tanya Jaejoong menatap Junsu.

Um.
Namja imut itu menganggukkan wajahnya.
Tersenyum manis menanggapi pertanyaan sahabatnya.

  “Kami berdua sudah memutuskan untuk memasukkan Yoosu ke sekolah asrama sampai ia besar”

  “Omo, kalian menyiksanya!”

  “Hahaha, kami menyayanginya, Joongie ah, kau akan mengerti kalau kau---”

  “Yaya, kalau aku sudah menikah dan memiliki anakku sendiri, aku sudah cukup tau ceramah siangmu, Park Junsu”

Namja imut itu kembali tergelak.
Aigoo.

  “Jja, Sooji ah~ Ceritakan kepada Uncle, apa saja yang kau lakukan hari ini” Ujar Jaejoong seraya mengangkat tubuh yeoja kecil itu dan meletakkannya di pangkuannya.

  “Soo belanja bersama Umma~ Soo beli banyak jepit rambut yang lucu, ah! Chakkaman!” Jerit Sooji seraya melompat dari pangkuan Jaejoong.

Yeoja berambut ikal itu berlari seraya mengangkat gaun selututnya yang kembang.
Memasuki kamarnya dan mengambil sesuatu dari dalam lacinya.
Kemudian ia kembali berlari menghampiri Jaejoong.

  “Soo beli ini untuk Uncle!” Pekik Sooji gemas.

Ia meraih wajah cantik Jaejoong dan mengumpulkan poni almond Jaejoong menjadi satu dengan tangan mungilnya dan membuatnya mencuat ke atas seperti pohon palem.
Kemudian ia mengikat poni tersebut dengan karet rambut berhiaskan boneka Hello Kitty yang lucu.

  “Huaa~ Gomawo Soo ah~ Ini lucu sekali!” Ujar Jaejoong tertawa.

  Joongie Uncle very beautiful~!” Jerit Sooji gemas.

Namja cantik itu tertawa mendengar celotehan keponakan tidak langsungnya.
Ia memeluk tubuh yeoja kecil itu dan mengusap lembut rambut cokelatnya yang ikal.
Mengacuhkan Junsu yang sudah meletakkan setoples kue kering bersama minuman hangat di atas meja.

  “Akrab sekali” Ejek Junsu tertawa.

Jaejoong hanya menjulurkan lidahnya.

CKLEK.

  “Ah, Yunho Hyung, kau sudah bangun?”

DEG.

Nafas Jaejoong tercekat mendadak.
Tubuhnya terasa kaku.
Ia refleks menahan kedua tangannya pada pinggang Sooji sedikit lebih kuat.
Ya Tuhan, jantungnya berdebar sangat kencang saat ini.
Padahal ia hanya mendengar namanya saja!

Namja cantik itu menelan salivanya gugup.
Perlahan ia memberanikan diri mengangkat wajahnya.
Menatap paras tampan Yunho yang sedang meneguk air mineral dengan selembar handuk yang tersampir di lehernya.

TAMPAN!

Sangat sangat tampan! Jerit Jaejoong dalam hatinya.

  “Aku lelah sekali, Appa terlalu memforsirku untuk mengerjakan laporan company profile perusahaan” Ujar Yunho mengeluh.

  “Hahaha, Appa tidak akan terlalu berlebihan kalau kau sudah menikah dan memiliki anak, Hyung” Tawa Yoochun geli.

Jish.
Yunho mencibirkan bibir tebalnya.

Namja tampan itu menolehkan wajahnya.
Menaikkan alis menatap sosok cantik yang sedang duduk memeluk keponakannya di ruang tengah.

  “A-Anyeong” Sapa Jaejoong menundukkan wajahnya.

Yunho tidak menyahut.
Ia hanya memberikan senyum manisnya pada namja cantik itu.
Kemudian ia kembali memasuki kamarnya.

Haaahh.

Jaejoong menghela nafasnya pelan.
Berusaha menetralkan jantungnya yang masih berdebar-debar.
Ck.
Ia tidak ingat sejak kapan dirinya mulai tertarik dengan namja tampan itu.
Jaejoong pertama kali bertemu dengan Yunho saat namja tampan itu memutuskan untuk pindah ke rumah Yoochun, yang berstatus adik tirinya karena Appa kandungnya menikah dengan Umma namja chubby itu.

Junsu sama sekali tidak keberatan dengan hal itu.
Ia malah merasa senang, karena Yunho sangat menyayangi putra dan putri kecilnya.

Namja cantik itu melepaskan rengkuhannya pada tubuh mungil Sooji.
Ia meraih setoples kue kering itu dan mulai melahapnya satu persatu.
Mengacuhkan yeoja berambut ikal yang kini menatapnya dengan intens.

Ah, bibir kecilnya menarik sebuah senyuman manis.

Ia memiliki ide yang sangat bagus!


-------


Namja tampan itu tampak sedang duduk di pinggir ranjangnya.
Terdiam menatap sebuah foto dari layar ponselnya.
Foto yang ia ambil secara diam-diam saat Jaejoong sedang sibuk bermain dengan keponakannya.

Ah, Yunho tersenyum kecil.

Cantik.
Ramah.
Penyayang.

Sempurna.

  “Hhahhh”

Yunho menutup layar ponselnya.
Ia merebahkan tubuhnya di atas ranjang dan mengusap wajah tampannya.
Ia sudah lama menyukai sahabat Junsu yang satu itu.
Sejak pertama kali mereka bertemu, Yunho mulai tertarik pada Jaejoong.

Tapi sayang, hubungan mereka berdua berlangsung cukup kaku.
Yunho terlalu gugup untuk mengajak namja cantik itu berbincang layaknya teman biasa.
Ia takut tidak bisa menahan dirinya kalau berhadapan dengan Jaejoong.
Hingga akhirnya mereka hanya saling menyapa singkat jika bertatap muka, kemudian saling berdiam diri satu sama lain.

CKLEK!

Namja tampan itu refleks menolehkan wajahnya menatap pintu kamarnya yang terbuka.
Ia tersenyum manis mendapati keponakannya yang lucu sedang berusaha menutup pintu berwarna putih itu.

  Yunnie Uncle!” Panggil Sooji menjerit.

Yeoja cantik itu berlari dan berusaha menaiki ranjang Yunho dengan susah payah.
Yunho segera beranjak duduk, menarik tubuh yeoja mungil itu dan mendudukkannya di pangkuannya, sementara ia bersandar pada kepala ranjang.

  “Umma memanggil Uncle, sebentar lagi waktunya makan malam” Ujar Sooji mendongakkan wajahnya.

Yunho terkekeh.
Ia mengangguk dan mengusapi rambut ikal keponakannya yang panjang.

  “Soo, kau memakai ikat rambutmu di tangan?” Tanya Yunho pelan.

Sooji mengangguk.
Ia mengulurkan lengan kecilnya.
Memperlihatkan dua karet rambut dengan hiasan boneka gajah di setiap sisinya.
Yunho mengambil satu, lalu ia mulai mengumpulkan rambut yeoja itu menjadi satu dan mengikatnya rapi.

  “Begini lebih segar” Ujar Yunho tersenyum.

  “Tapi Joongie Uncle lebih suka rambut Soo digerai” Adu Sooji mempoutkan bibir tipisnya.

Eoh?
Namja tampan itu menaikkan alisnya.

  Yunnie Uncle tidak suka dengan Joongie Uncle ya?”

  “Mwo? Kenapa kau bertanya seperti itu hm?”

  “Soalnya Yunnie Uncle tidak pernah mengajak Joongie Uncle duduk bersama dan berbicara seperti Umma dan Appa”

  Uncle hanya tidak tahu harus bilang apa, Soo”

  Uncle bisa membicarakan hal-hal menarik seperti tempat-tempat bagus di Seoul~! Joongie Uncle suka itu!”

  “Nee? Jeongmallyo?”

  “Ung! Joongie Uncle sering bercerita kalau ia suka berjalan-jalan sendirian, banyak tempat bagus untuk dikunjungi di Seoul”

Yunho mengangguk paham.
Ia masih tersenyum mengusapi kepala yeoja ikal itu.

Dalam hati ia bergumam, ia akan mencoba untuk mengajak namja cantik itu berbincang singkat kalau ia berkunjung lagi.

  “SOOJI! YUNHO HYUNG! MAKAN MALAM!”

Gadis kecil itu tersentak ketika mendengar suara teriakan Ummanya.
Ia segera membebaskan diri dari rengkuhan Yunho.
Namun sebelum ia melompat dan berlari menuju ruang makan, yeoja cantik itu menarik kerah baju Yunho dan membisikkan sesuatu disana.

  Joongie Uncle sangat suka buah Strawberry, itu favorite-nya”

Eoh?
Mata musang Yunho mengerjap pelan.
Menatap keponakannya yang sudah berlari meninggalkan kamarnya.


-------


  “Sooji ah!”

Jaejoong menerobos masuk rumah sahabatnya.
Mencari gadis kecil yang sangat disayanginya.
Namja cantik itu menaiki tangga dan membuka pintu kamar yeoja kecil itu.
Ia tersenyum mendapati keponakannya tampak sedang berusaha mengikat rambut ikalnya yang panjang.

  “Soo” Gumam Jaejoong menghampiri yeoja itu.

Ia duduk di pinggir ranjang.

  “Kenapa rambutmu diikat hm? Lebih bagus kalau digerai”

  Yunnie Uncle suka kalau rambut Soo diikat, Uncle~

  “Nee?”

  “Ung! Biasanya Yunnie Uncle selalu membantu Soo mengikat rambut, tapi Yunnie Uncle begitu sibuk hari ini”

Yeoja kecil itu menggembungkan pipinya kesal.
Ia masih berusaha menyatukan rambutnya yang ikal dengan kedua tangan mungilnya.
Jaejoong yang melihat itu terkekeh geli.
Ia segera mengambil karet rambut yang ada di tangan Sooji dan merapikan rambutnya sebelum mengikatnya dengan manis.

  “Gomawo Uncle~” Ujar Sooji tersenyum.

Jaejoong menggendong yeoja ikal itu dan membawanya keluar kamar.
Ia memiliki waktu luang hari ini, dan ia memutuskan untuk menemani yeoja ikal itu menonton film kartun kesukaannya sampai jam makan malam nanti.

  “Ah, Jaejoongie, kebetulan sekali kau sudah disini”

Jaejoong menoleh.
Menatap Yoochun dan Junsu yang terlihat akan berpergian sebentar lagi.

  “Kami titip Sooji sebentar ne? Aku dan Junsu akan makan malam bersama klien” Ujar Yoochun.

Jaejoong mengangguk dan membentuk huruf o dengan ibu jari dan telunjuknya.
Junsu menghampiri putrinya dan mengecup dahinya lembut.
Kemudian ia melambai kepada Jaejoong.

  “Lho? Sudah mau pergi?”

Namja cantik itu tertegun.
Ia segera menoleh ke arah pintu depan.
Yunho baru saja pulang dari kantornya.

  “Ne Hyung, Sooji kami tinggal, ada Jaejoong juga di dalam” Ujar Junsu.

Ah.
Yunho mengangguk dan segera melepas sepatunya.
Ia melangkah memasuki rumah.
Mata musangnya melirik Jaejoong yang sedang duduk di samping keponakannya yang bungkam.
Terbius akan film animasi yang sedang tayang itu.

SSRAK!

Eh?
Jaejoong tersentak kaget ketika Yunho meletakkan sebuah bungkusan tepat di atas kakinya.
Namja cantik itu sontak mendongakkan wajahnya dan melihat Yunho tertawa kecil kepadanya.

  “Aku melihat buah itu dan teringat kepadamu, jadi aku membelinya untukmu” Ujar Yunho tersenyum.

Jaejoong masih tertegun memandangi punggung Yunho yang sudah menghilang di balik pintu kamarnya.
Namja cantik itu menunduk, membuka bungkusan berwarna putih itu dan membulatkan matanya kaget.

  Strawberry? Bagaimana ia bisa tahu?” Gumam Jaejoong berdebar.


-------


Suara mesin fax itu terdengar akan berakhir.
Jaejoong sedang menyibukkan diri di kantornya saat ini.
Namun pekerjaannya terpaksa tertunda ketika ponselnya berdering.
Dan ternyata keponakan kesayangannya yang menelepon.

  Ne Uncle, Umma dan Appa ada acara pesta hari ini, Umma bilang Soo akan diantar supir ke kantor Joongie Uncle dan kita akan bermain bersama

Jaejoong memijat pelipisnya pelan.
Ia menghela nafas diam-diam.
Aigoo.
Pekerjaannya masih banyak.

  Ah ne! Soo juga mengajak Yunnie Uncle, kita bertiga akan menghabiskan waktu bersama~!

DEG.

Dada Jaejoong berdebar ringan.
Mata bulatnya mengerjap lucu.
Yunho?
Yunho akan bersamanya sampai nanti sore?

Jaejoong segera menutup laptopnya.
Ia tersenyum sumringah.

  “Nee Soo ah, Uncle akan menunggumu di lobi bawah, jangan lupa bawa saputanganmu arra?”

Yeoja kecil itu tergelak di seberang sana.
Ia mengangguk lucu walaupun Jaejoong tidak dapat melihatnya.

  Tempat favorite Yunnie Uncle adalah puncak Namsan Tower, ia selalu mengatakan kalau pemandangan disana benar-benar indah

KLIK.

Jaejoong tertegun.
Ia terdiam selama beberapa detik.
Menatap ponselnya yang telah menampilkan fotonya bersama Sooji.
Namja cantik itu menaikkan alisnya.

Namsan Tower?

Hmp.
Jaejoong tersenyum senang.
Ah, mereka seperti akan berkencan saja.

Beberapa menit kemudian Jaejoong segera menghampiri mobil mewah yang berhenti tepat di depan gedung kantornya.
Namja cantik itu terkejut saat membuka pintu samping yang berada di depan.
Omo, Yunho yang menyetir?

  Joongie Uncle!” Jerit Sooji senang.

Jaejoong segera mengalihkan perhatiannya.
Ia tersenyum manis dan melepaskan selfbelt yeoja mungil itu.
Kemudian ia memasuki mobil dan memangku Sooji di pahanya.

  “Kau ingin kita kemana?” Tanya Yunho menjalankan mobilnya.

Jaejoong mengecup lembut dahi keponakannya.
Ia menoleh menatap Yunho yang fokus menyetir.

  “Aku ingin ke Namsan Tower

DEG.

Yunho refleks menoleh memandang namja cantik itu.
Menatap Jaejoong yang tersenyum lembut kepadanya.
Namja tampan itu balas tersenyum, kemudian ia mengangguk pelan.

Selama perjalanan mereka hanya suara Sooji yang terdengar tanpa henti.
Yeoja ikal itu sesekali bernyanyi dan menceritakan tentang apa saja yang ia lakukan hari ini.
Tidak jarang membuat Jaejoong tertawa renyah dan membiarkan Yunho menikmati keindahan itu.

  Sstt, Joongie Uncle” Panggil Sooji berbisik.

Hmm?

Jaejoong menaikkan alisnya.
Membiarkan Sooji berdiri dengan kedua kakinya dan berbisik di telinganya.

  Yunnie Uncle belum makan siang, ia suka makan Sandwich

Namja cantik itu tertegun.
Menatap Sooji yang kini terkekeh kepadanya.
Jaejoong balas tersenyum.
Ia mengangguk dan menoleh kepada Yunho.

  “Yunho ah, berhenti di supermarket sebentar ne?”

Namja tampan itu mengangguk.
Ia melirik kaca spion dan segera menghentikan mobil mewah itu di depan supermarket.

  “Kau ikut, sayang?”

Sooji menggeleng manis.
Membiarkan Jaejoong menutup pintu dan berjalan memasuki supermarket itu.

  Yunnie Uncle, Joongie Uncle benar-benar cantik ania? Soo suka~” Ujar Sooji tiba-tiba.

Yunho menggaruk tengkuknya salah tingkah.
Ia mengangguk membenarkan.

  “Ne, ia sangat cantik”

  Yunnie Uncle juga menyukainya?”

  “Ne, Uncle menyukainya”

  “Hehehehe”

Namja tampan itu berdesis pelan seraya menaruh telunjuknya di depan bibir ketika melihat Jaejoong keluar dari supermarket itu.
Park Sooji tertawa manis.
Ia ikut berdesis panjang dengan telunjuk di depan bibirnya.

CKLEK!

  “Kka Yunho ah, makan dulu, kau belum makan siang ani? Aku membeli beberapa Sandwich bungkus untukmu”

Yunho menaikkan alisnya.
Ia hanya tersenyum kecil dan kembali menjalankan mobil mewah itu.

  “Ya, Yaa! Bagaimana caranya kau makan kalau kau menyetir, Yunho ah?” Ujar Jaejoong gusar.

  “Kau bisa menyuapiku, Joongie ah” Sahut Yunho tertawa.

Jaejoong menggigit bibir bawahnya erat.
Wajahnya mulai terasa panas.
Ia merasa sangat malu!
Aigoo.

Namja cantik itu segera membuka bungkusan roti isinya dan menyuapkannya untuk Yunho sepotong demi sepotong.
Jaejoong hanya bisa berharap agar Yunho tidak menyadari tangannya yang bergetar ketika memberikan potongan roti itu untuknya.
Gosh, Jaejoong merasakan gejolak aneh pada dirinya ketika sesekali bibir atau lidah Yunho menggesek permukaan jarinya.

Well, menyetir sambil makan itu sedikit sulit kau tahu?

  “Sudah sampai”

Sooji memekik senang.
Yeoja ikal itu segera membuka pintu mobil dan berlari kecil.
Membuat Jaejoong dan Yunho segera mengejarnya dan menangkapnya sebelum ia tersesat.

  Uncle, Sooji ingin es krim~”

Jaejoong mengangguk.
Ia dan Yunho segera menghampiri kedai es krim dan membeli dua cone untuk yeoja kecil itu dan untuk Jaejoong.
Lalu mereka memasuki menara tinggi itu bersama.

  “Hahaha~ Joongie Uncle seperti anak kecil! Soo saja tidak berlepotan~!” Kekeh Sooji geli.

Jaejoong mempoutkan bibir ranumnya mendengar itu.
Aish, tentu saja berlepotan!
Bagaimana bisa ia makan dengan tenang sementara yeoja kecil itu berada di gendongannya eoh?

SRET.

DEG.

Jaejoong tertegun.
Mendadak ia merasakan perutnya sakit, ada ratusan kupu-kupu di dalam sana.
Mata beningnya mengerjap pelan, memandang Yunho yang tersenyum geli seraya membersihkan es krim yang menempel di sekitar bibirnya.

  “Kka Soo ah, sama Uncle” Ujar Yunho menarik Sooji.

Yeoja ikal itu menurut patuh.
Ia merentangkan tangannya dan segera memeluk leher Yunho ketika berpindah tempat.

  “Kau tahu apa yang ada di pikiranku sekarang, Jaejoongie?” Tanya Yunho geli.

Jaejoong mengernyitkan dahinya.
Ia menggeleng tidak tahu.

  “Kita bertiga tampak seperti keluarga bahagia yang sedang menghabiskan waktu bersama”

DEG.

Jaejoong mengerjapkan mata bulatnya.
Ia mencengkram jemarinya tanpa sadar.

  “Nee nee~! Yunnie Uncle Appanya, Joongie Uncle Ummanya, dan Sooji putri kecil yang lucu~” Celoteh Sooji tertawa.

Yunho mengangguk setuju.
Mereka terkekeh bersama.
Sementara Jaejoong masih diam dengan wajahnya yang memerah padam.

  “Aku akan sangat senang kalau itu menjadi kenyataan” Gumam Jaejoong tersenyum kecil.

DEG.

Yunho terdiam.
Tawa renyahnya tenggelam begitu saja.
Mata musangnya kini memperhatikan Jaejoong yang berjalan mendahului mereka, dan melihat pemandangan melalui teropong besar yang ada di sana.
Huh.
Sepertinya Jaejoong tidak mengira kalau Yunho mendengar gumaman lirihnya.

  Yunnie Uncle” Panggil Sooji berbisik.

  “Ne sayang?” Balas Yunho tersenyum.

Gadis kecil itu mendekatkan bibirnya pada telinga Yunho, kemudian ia berbisik manis.

  Joongie Uncle menyukaimu, ia ingin Yunnie Uncle segera melamarnya dan menikah dengannya

Yunho mengerjapkan mata musangnya.
Ia menoleh menatap Sooji yang mengangguk dengan senyum manis tanpa dosanya.
Lama Yunho tertegun akan bisikan itu.
Sampai kemudian ia menoleh menatap Jaejoong yang sedang balas memandangnya.

Oh, namja cantik itu tampak kesal karena mereka berdua tidak menyusulnya sejak tadi.

Hmp.
Yunho segera tersenyum manis dan mengecup pipi Sooji gemas.
Keponakannya yang terbaik.


-------


  “Sooji ah~”

Jaejoong menutup pintu rumah Junsu dan Yoochun dengan pelan.
Ia membawa sekotak cokelat untuk yeoja kecil itu.
Namja cantik itu menaikkan alisnya menatap Junsu yang baru keluar dari dapur.

  “Keponakanmu sedang tidur siang, Jaejoongie, sepertinya ia masih kelelahan bermain bersama kalian kemarin” Ujar Junsu terkekeh.

Jaejoong balas tersenyum.
Ia meletakkan kotak cokelat itu di atas meja makan dan menghembuskan nafas panjang.
Namja cantik itu berjalan menuju ruang tengah dan duduk di sofa.
Sementara Junsu tampak santai membaca majalahnya.

  “Junsu ah!”

Namja imut itu menoleh, menatap Yunho yang memanggilnya dari dalam kamarnya.
Junsu segera beranjak bangun dan menghampiri namja tampan itu.

  “Waeyo Hyung?” Tanya Junsu polos.

Yunho menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Ia tersenyum kecil menatap Junsu.

  “Bisakah kau meninggalkan Jaejoong sendirian disana? Sebentar saja?” Pinta Yunho gugup.

Eoh?
Junsu mengerutkan dahinya bingung.
Ia baru saja akan membuka mulutnya untuk bertanya, tapi Yunho sudah lebih dulu memberitahunya.

  “Aku ingin melamarnya” Bisik Yunho pelan.

Mata sipit Junsu mengerjap cepat.
Seolah sedang mencerna ucapan Yunho.

  “MWO?! KAU INGIN MELAMMPPPPHHHHH~!”

Namja imut itu melotot panik saat Yunho segera membekap mulutnya yang berisik.
Namja tampan itu memicingkan mata musangnya menatap Junsu.
Membuat namja imut itu mengangguk cepat dan segera bernafas lega ketika Yunho melepas bungkamannya.

  “Aku sudah lama jatuh cinta padanya, Suie” Jelas Yunho malu-malu.

Junsu kembali berkedip.
Ia memiringkan kepalanya lucu.
Kemudian ia tersenyum manis dan memeluk erat tubuh Yunho.

  “Semoga ia menerimamu Hyung, dan kalau iya, aku ingin kau menjaganya sebaik mungkin, arraseo?” Ujar Junsu tulus.

Yunho mengangguk dan balas memeluk Junsu.
Kemudian ia melepas pelukan tersebut dan berjalan menuju ruang tengah.

  “Joongie” Panggil Yunho seraya duduk di samping Jaejoong.

Um?
Jaejoong menoleh dan tersenyum singkat sebelum ia kembali mengganti siaran televisi dengan remote.
Ah, ia mulai bisa bersikap normal pada Yunho setelah mereka saling bercanda kemarin di Namsan Tower.
Setidaknya mereka tidak akan terlalu kaku seperti biasanya hm?

  “Ada yang ingin kubicarakan denganmu” Ungkap Yunho tegas.

Jaejoong mulai merasakan aura aneh dari gelagat Yunho.
Namja cantik itu memicingkan mata bulatnya dan mematikan televisi.
Ia mengubah posisi duduknya menghadap Yunho dan balas memandang wajah tampan itu.

  “Aku---Aku tidak tahu harus memulainya dari mana Joongie ah”

  “Ne, katakan saja”

  “Boleh aku menggunakan hitungan?”

  “Eoh? Ne, ne, tentu”

Yunho menarik nafas panjang.
Kemudian ia menghembuskannya pelan dan menatap dalam mata bulat Jaejoong.

  “Pertama, aku jatuh cinta padamu Jaejoong ah, sejak pertama kali kita bertemu”

Jaejoong membulatkan matanya.

  “Mwo?”

  “Dan yang kedua…”

Yunho beranjak dari duduknya.
Kemudian ia berlutut di hadapan namja cantik itu.
Jaejoong terhenyak kaget.
Kedua matanya tampak berkaca-kaca.
Ia benar-benar tidak menyangka Yunho akan melakukan hal ini kepadanya.

  “Aku tidak bisa menahan perasaan ini lebih lama lagi, Joongie ah, kau..maukah kau menikah denganku?” Ungkap Yunho seraya memasangkan cincin perak di jari manis namja cantik itu.

Jaejoong menutup mulutnya dengan tangan.
Tangisnya tumpah begitu saja.
Ia benar-benar tidak tahu harus berkata apa.
Semuanya terasa seperti mimpi.

  “Katakan sesuatu, Joongie, aku benar-benar gugup” Ujar Yunho mengenggam jemari Jaejoong.

Namja cantik itu mengangguk.
Ia mengangguk cepat dengan tangannya yang balas menggenggam jemari Yunho.
Namja tampan itu mendesah lega.
Ia tersenyum lebar dan segera meraih namja cantik itu ke dalam pelukannya.

Membiarkan Jaejoong menumpahkan tangis bahagianya disana.

  “Aku mencintaimu Yunho ah..Aku mencintaimu” Bisik Jaejoong terisak.

Yunho mengangguk seraya mengusap-usap punggung Jaejoong agar namja cantik itu tenang.
Ia melonggarkan pelukan mereka dan menyeka air mata Jaejoong yang terus mengalir.
Namja tampan itu tersenyum kecil sebelum ia meraih tengkuk Jaejoong dan menyatukan bibir mereka.
Menyampaikan perasaan gugup dan senang di saat yang bersamaan melalui pagutan mesra itu.

Jaejoong memejamkan matanya erat.
Kedua tangannya mencengkram bahu Yunho.

Sesak.
Ia terlalu bahagia, sampai rasanya sesak.

Park Sooji tersenyum manis seraya bersembunyi di pegangan tangga.
Rambutnya terlihat berantakan karena baru bangun tidur.
Ia berniat mencari Ummanya tadi, namun gerakannya terhenti ketika ia melihat Yunnie Uncle-nya sedang melamar Joongie Uncle-nya.

Ah, ia ikut merasa senang.

  “Hihihi~”

Yeoja kecil itu terkikik geli.
Kedua Uncle-nya benar-benar patuh.  
Atau polos? mereka mengikuti bisikannya begitu saja.
Tanpa pertimbangan sama sekali.

Benar-benar lucu.


-------


Jaejoong meletakkan dua mug berisi cokelat hangat di atas meja.
Lalu ia duduk di samping Sooji yang sedang memeluk boneka kesayangannya di atas ranjang namja cantik itu.
Ah, sekarang Jaejoong dan Yunho tinggal bersama, setelah pernikahan yang mereka laksanakan dua minggu yang lalu.

Mata sipit Sooji tampak mengerjap manis.
Ia tidak bisa berhenti menatap bingkai foto raksasa yang terpajang di tengah kamar luas itu.
Yunho dan Jaejoong benar-benar terlihat serasi disana.
Terutama dengan posisi Yunho yang memeluk pinggang Jaejoong dari belakang.

  “Soo suka gaun pengantin Joongie Uncle” Ujar Sooji polos.

Jaejoong tertawa mendengarnya.

Namja cantik itu membawa Sooji ke dalam rengkuhannya dan memangku yeoja cantik itu.

CKLEK.

Jaejoong dan Sooji kompak menoleh menatap pintu kamar yang terbuka.
Yunho tersenyum kepada mereka dan mengambil ponselnya yang tertinggal di atas meja nakas.

  “Kau tidak akan lama ne Yun?” Tanya Jaejoong mendongakkan wajahnya.

  “Ani, aku hanya menemani Junsu dan Yoochun saja, lagi pula aku juga memang harus berada disana, klienku mengadakan pesta besar dan ia mengundang seluruh dewan direksi” Sahut Yunho masih tersenyum.

  “Hmm, arraseo”

  “Kau yakin tidak ingin ikut, sayang? Mungkin Sooji ingin pergi hm?”

Yeoja cantik itu segera menggeleng.
Ia menjulurkan lidahnya.

  “Pestanya tidak ada balon~! Soo tidak suka, Soo di rumah saja dengan Joongie Uncle~

Eoh?

Yunho dan Jaejoong tertawa kompak.
Namja tampan itu mengacak gemas rambut keponakannya, membuat Sooji memekik kecil.

  “Jja, hati-hati di rumah arra? Aku pergi sekarang, aku mencintaimu” Ujar Yunho seraya mengecup dahi Jaejoong lembut.

  “Ne, na do saranghae Yunnie ah” Balas Jaejoong tersenyum.

Namja tampan itu segera beranjak keluar kamar.
Meninggalkan Jaejoong dan Sooji berdua.
Namja cantik itu menaikkan alisnya.
Menatap Sooji yang tersenyum manis menatapnya.

  “Soo senang melihat Uncle bahagia~”

Jaejoong terkekeh mendengarnya.
Ia mengecup pipi Sooji gemas.

  Joongie Uncle, Joongie Uncle~” Panggil Sooji seraya menarik kerah baju namja cantik itu.

Jaejoong menggumam dan menatap mata cokelat Sooji yang tampak mempesona.
Ia tersenyum geli ketika yeoja kecil itu berbalik menghadapnya dan memeluk lehernya.
Kemudian ia berbisik kecil tepat di telinga namja cantik itu.

  This is the last whisper, Joongie Uncle

Hum?

Jaejoong tersenyum manis.
Ia mengangguk siap mendengar.
Sedikit terganggu ketika yeoja kecil itu terkikik geli di telinganya.
Membuatnya ikut merasa geli.

  Yunnie Uncle ingin memiliki anak denganmu, Joongie Uncle, ia menunggumu mengungkapkan hal ini kepadanya”

Well,
No need much acts, no need much things.
Just some whispers from a little cute cupid, and then happy ending.

END.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar