Tittle:WANTED
Genre:
YAOI
Author:
Shella Rizal a.k.a Park Sooji
Cast:
Yunjae and other
Length:
ONESHOOT
Rating:
family-romance-hurt-sweet-friendship-gelundungan
WARNING:
BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2
kutang Jae umma*
-------
“I wanna wrap you up, wanna kiss your lips, I
wanna make you feel wanted. And I wanna call your mine, wanna hold your hand
forever, never let you forget it. I..I just wanna make you feel wanted”
.
.
.
Namja cantik itu terlihat seperti mayat hidup saat
ini.
Wajah cantiknya pucat, tanpa rona merah yang
mengelilingi.
Haaah.
Jaejoong menghela nafas panjang.
Ia menyandarkan punggungnya pada kursi mobil mewahnya.
Kenapa rasanya sangat sakit?
Namja cantik itu mencengkram dada kirinya.
Ia meringis dalam diam.
Kalau tahu akan seperti ini jadinya, ia lebih baik
tidak pernah mengenal Choi Siwon.
Brengsek. Gumamnya dalam hati.
“Tuan, kita
sudah sampai”
Jaejoong mengerjapkan matanya sesaat.
Ia melirik jendela dan mengangguk.
Membuka pintu mobil Bentley putihnya dan menarik tas tangannya yang bermodel vintage.
Sementara supirnya yang bermata kodok itu segera
membuka bagasi mobil dan menurunkan dua koper milik majikannya.
“Tuan, anda
yakin akan pergi selama itu?” Tanya Minho seraya menyeret koper Jaejoong.
Um.
Namja cantik itu mengangguk lesu.
“Kami semua
akan sangat merindukan Tuan” Ucap Minho lagi.
“Aku
sebenarnya tidak ingin pergi, Minho ah, tapi aku bisa apa? Aku sedang patah
hati, dan aku ingin sendiri” Balas Jaejoong lemah.
Minho hanya berdehem pelan.
Namja cantik itu mengangkat wajahnya.
Mata bulatnya membaca sederet ukiran kalimat besar
pada sisi kapal pesiar yang kini ada di hadapannya.
Eleanor.
Kapal pesiar termewah dan terbesar yang pernah ada di
negerinya.
Hanya orang-orang berdarah bangsawan yang bisa
menikmati kapal tersebut.
Ah, Jaejoong mendesah pelan.
Ia akan sangat memanjakan dirinya di tengah laut lepas
nanti.
Namja cantik itu tidak memiliki tujuan pasti menaiki
kapal ini.
Ia akan ikut sampai kapal ini berhenti di Jepang dan
kembali ke Korea.
Ah, dasar orang kaya.
Hanya untuk iseng huh?
“Aku pergi,
Choi Minho, jaga dirimu” Ujar Jaejoong tersenyum kecil.
Minho mengangguk patuh.
Ia sudah menyerahkan barang-barang majikannya kepada staff kapal yang berdiri di tangga.
Namja cantik itu segera berbalik dan berjalan menaiki
tangga memasuki kapal besar tersebut.
Menikmati semilir angin laut yang menerpa wajahnya.
Semoga luka hatinya dapat terobati setelah ini.
Amin.
-------
Jaejoong kini duduk bersandar di kursi pantainya.
Mata besarnya memandangi orang-orang yang sedang
berenang di kolam renang kapal.
Beberapa pelayan berseliweran mengantarkan pesanan
tamu.
Jaejoong bosan.
“Wine-nya, Tuan”
Ah.
Namja cantik itu menoleh.
Mengambil segelas Wine
dan tersenyum kecil.
Ia mengacuhkan pelayan yang telah beranjak pergi dari
hadapannya.
Jaejoong menyesap minumannya yang sedikit menggigit.
Ia berjalan menuju dek kapal dan bersandar di sana.
Memandangi ombak-ombak kecil yang terbentuk karena
pergerakan kapal pesiar ini.
Ah!
Ada lumba-lumba di sana! Girangnya dalam hati.
Jaejoong terlihat sumringah.
Lucu sekali.
Tapi kelucuan itu hanya bisa dinikmati dari jauh huh?
Tidak untuk dibelai secara langsung.
Jaejoong mulai kehilangan mood-nya sekarang.
Wajahnya kembali masam.
Ia menjatuhkan wajah cantiknya pada pegangan besi itu.
Tidak, Kim Jaejoong, kau ke sini bukan untuk memperkeruh suasana hatimu.
Kau ke sini untuk mengobatinya agar tidak sakit lagi.
TAP TAP TAP.
“Aku ingin
memeriksa keadaan kapal, katakan pada Changmin agar menggantikanku menjaga
kemudi sebentar”
“Baik, Kapten”
Sosok tampan itu terlihat begitu memukau saat ini.
Wajah tampannya benar-benar terbentuk sempurna.
Kedua mata musangnya yang tajam, hidung mancungnya
yang tegas, dan bibir kissable-nya
yang menggoda.
Aigoo.
Wanita-wanita yang melihatnya selalu memekik nyaring.
Memuji postur tubuhnya yang tegap, terutama dengan
seragam Kaptennya yang berwarna putih.
Jung Yunho semakin sempurna dengan topi Kaptennya yang
berwarna sama.
Membuat rambut cokelatnya hanya terlihat sedikit
menyembul dari bawah topi tersebut.
Eoh?
Namja tampan itu menghentikan langkahnya.
Menaikkan alisnya memandangi sosok cantik yang sedang
bersandar malas di pinggir kapal.
Bibir ranumnya terlihat mempout lucu.
Rambut almond-nya
bergoyang berantakan karena angin.
Manis sekali.
“Menikmati
perjalananmu menuju Jepang?”
DEG.
Jaejoong terkejut.
Ia sontak mengangkat wajahnya dan menoleh ke samping.
Terdiam memandang sosok lelaki tampan yang kini berada
di sebelahnya.
“Hmm, lalu aku
akan kembali menikmati perjalanan kembali ke Korea” Ujar Jaejoong tersenyum
kecil.
Yunho menyukai senyum itu.
“Kenapa?”
Tanya namja tampan itu ikut bersandar di pinggir kapal.
“Aku hanya
ingin menikmati laut, itu saja” Balas Jaejoong pelan.
“Kau sedang
patah hati?”
“Hahaha,
bagaimana kau bisa tahu?”
“Kedua matamu,
menyiratkan luka..”
Jaejoong tertegun.
Menatap wajah Yunho yang kini menyentuh kedua sisi
wajah cantiknya.
Jantungnya berdegup kencang.
Ia tidak pernah disentuh seperti ini oleh siapa pun.
Termasuk mantan kekasihnya yang bernama Choi Siwon
itu.
Omo.
Yunho bisa melihat rona merah mulai menjalari wajah
cantik itu sekarang.
Benar-benar manis.
“Maaf” Gumam
Yunho seraya menjauhkan kedua tangannya.
“Gwenchana”
Balas Jaejoong berbisik.
Yunho membenarkan topi Kaptennya yang sedikit miring.
Anginnya lumayan kuat siang ini.
“Kau..Tidak
apa berkeliaran seperti ini, Kapten? Siapa yang mengemudi?”
“Aku punya
asisten, Nona---”
“Jaejoong, Kim
Jaejoong, dan aku laki-laki”
“Ah, ne,
namaku Jung Yunho”
Jaejoong tersenyum.
Yunho balas tersenyum.
“Malam nanti
kau ada jadwal?”
“Aku datang
sendiri dalam keadaan menyedihkan, Kapten Jung, tidak mungkin aku sesibuk itu”
“Hahaha, kalau
begitu kau tidak punya alasan untuk menolak makan malam bersamaku di restoran
kapal nanti malam”
“Arasseo, aku
sudah terlanjur jujur kepadamu”
Yunho tertawa renyah.
Ia mengusap pundak Jaejoong pelan dan berjalan
meninggalkan namja cantik itu.
Jaejoong masih diam di tempatnya.
Kedua mata besarnya terus mengawasi punggung Yunho
sampai namja tampan itu menghilang dari hadapannya.
Omo.
Jantungnya masih berdebar-debar.
Makan malam?
Jaejoong tersenyum lebar sekarang.
-------
Mata besar Jaejoong menjelajah seluruh sudut restoran
besar di lantai dua kapal saat ini.
Mengacuhkan tatapan kagum dari orang-orang yang ada di
sana kepadanya.
Ah, ia memang terlihat sangat mempesona dengan jas
mahalnya yang berwarna merah bata.
“Tuan Kim
Jaejoong?”
“Ah, ne”
“Kapten Jung
sudah menunggu anda di tempatnya”
Jaejoong mengangguk.
Menjawab uluran tangan pelayan restoran tersebut dan
mengikuti dirinya.
Namja cantik itu menelan saliva gugup ketika ia
mendapati Yunho yang sedang meneguk Wine-nya
di sana.
Hmm, seragam Kapten itu benar-benar pas untuknya.
Pikir Jaejoong terpesona.
“Kau menawan
sekali, Jaejoong-ssi” Puji Yunho tersenyum.
Jaejoong terkekeh kecil.
Ia segera duduk di hadapan Yunho.
“Terima kasih,
Joongie saja sudah cukup”
“Kau sudah
lapar, Joongie?”
“Hmm, aku
masih bisa menunggu beberapa menit lagi, Wine
ini sangat menggodaku”
Yunho tersenyum.
Pelayan yang berdiri di samping meja mereka segera
menuangkan Wine di gelas kaca milik
Jaejoong.
Namja cantik itu mengangkatnya dan segera menyesap
minumannya.
Ah, manis, dan menggigit.
“Menikmati
perjalananmu menuju Jepang?”
Jaejoong tertawa tanpa sadar.
Pertanyaan itu lagi.
Ia merasa geli.
Sampai tidak menyadari tatapan kagum dari namja tampan
itu akan tawanya yang indah.
“Hampir”
“Kenapa?”
“Karena kau
mengundangku makan malam, Kapten”
“Huh? Kau
pasti sudah terbiasa dengan makan malam seperti ini ania?”
“Nope, ini makan malam pertamaku dengan
orang lain”
“Tapi kupikir
kau---”
“Mantan
kekasihku terlalu sibuk untuk mengajakku makan malam”
“Bodoh sekali”
“Hmm?”
“Ne, kalau aku
menjadi namja beruntung itu, aku pasti akan selalu mengajakmu makan bersama
sampai kau bosan”
Jaejoong terkekeh.
Ia menggeleng pelan menatap Yunho.
Sementara namja tampan itu hanya balas tersenyum
kepadanya.
“Sirloin steak-nya, Kapten”
Yunho dan Jaejoong saling menoleh kepada sang pelayan
yang meletakkan dua piring Sirloin steak hangat
di atas meja.
“Kau tidak
memiliki alergi apa pun, ania? Aku memesankannya untukmu karena ini yang
terbaik”
“Ani,
gwenchana, aku bisa makan apa saja, hmm, wanginya lezat sekali”
“Jja, cobalah,
dan kau akan menyesal karena baru menikmatinya sekarang”
Jaejoong mengangguk.
Ia segera memotong steak
tersebut dan melahapnya.
Omooo~
Jaejoong memejamkan matanya gemas.
Bibirnya tertarik membentuk senyuman.
Ini benar-benar lezat, pikirnya.
Yunho hanya bisa tersenyum terpesona pada namja cantik
itu.
Raut wajahnya yang sedang menikmati benar-benar lucu
dan menggemaskan.
Ah, ia menyukai namja cantik ini.
“Otteyo?” Tanya
Yunho menaikkan alisnya.
Jaejoong tertawa.
“Aku akan
selalu makan malam di sini dengan menu yang sama mulai besok” Sahutnya geli.
Yunho ikut terkekeh.
Ia mulai menggerakkan garpu dan pisaunya.
Suasana tenang di restoran mahal itu membuat Jaejoong
merasa nyaman.
Dengan cahaya lilin yang berpendar di atas meja
mereka, bunga mawar yang indah di atas vas mungil bercorak kuno.
Ah, ia jatuh cinta pada Eleanor.
“Boleh aku
mendengar ceritamu, Joongie? Kenapa kau bisa ditinggalkan oleh mantan kekasihmu
yang bodoh itu?”
Jaejoong mengangkat wajahnya.
Memandang Yunho yang kini menatap langsung kedua mata
besarnya.
Piring kotor mereka sudah dipindahkan oleh sang pelayan.
Hanya tersedia dua gelas Wine milik mereka di sana.
Waktu yang tepat untuk berbagi cerita hm?
“Well, sebenarnya aku yang bodoh, karena
aku terlalu berharap kepadanya. Mantan kekasihku tidak pernah menginginkan aku
secara tulus”
“Maksudmu?”
“Hm, dia
bersamaku karena ingin mendapatkan sebuah mobil mewah keluaran terbaru tahun
ini dari temannya”
“Dia..Mempertaruhkan dirimu?”
“Itu sudah
biasa, aku memang selalu tidak diinginkan siapa pun”
“Tapi kau
tersakiti, Joongie”
“Aku bersahabat
dengan rasa sakit”
Jaejoong tertawa pahit.
Membuat Yunho menatapnya dengan iba.
Namja tampan itu mengulurkan tangannya ke atas meja.
Menggenggam jemari lentik Jaejoong dan mengusapnya
lembut.
“Menangislah,
aku akan menyeka air matamu untukmu” Bisik Yunho pelan.
Jaejoong terdiam.
Ia menatap Yunho dengan sedih.
Perlahan namja cantik itu menundukkan wajahnya seraya
mencengkram genggaman Yunho pada tangannya.
Ia terisak pelan.
Membiarkan air mata yang selama ini ditahannya tumpah
seketika.
Yunho beranjak dari duduknya.
Ia menghampiri Jaejoong dan menggiring namja cantik
itu pergi meninggalkan restoran.
Namja cantik itu menjatuhkan wajahnya di pundak Yunho.
Membiarkan sang Kapten merengkuh pinggangnya dan
membawanya menuju dek kapal.
“Terima kasih”
Gumam Jaejoong pelan.
Setelah ia menghabiskan waktunya menangis hampir 10
menit.
Yunho hanya tersenyum kecil.
Ia mengusap bahu Jaejoong yang masih bersandar di
sampingnya.
“Aku
benar-benar merasa konyol sekarang”
“Kau merasa
lega?”
“Karena itu
aku berterima kasih”
Yunho tertawa.
Mata musangnya memperhatikan laut yang berwarna gelap
saat ini.
Ombak terbentuk diiringi semilir angin malam yang
kuat.
Ia semakin mempererat rengkuhannya pada bahu Jaejoong.
“Kau
kedinginan?”
“Aku baik-baik
saja, sungguh”
“Angin malam
ini tidak selembut biasanya”
“Hmm, mungkin
karena perasaanku sedang kacau”
“Apa kau
penyihir?”
Kini Jaejoong yang tertawa.
Mereka berdua saling mengisi hening semenit kemudian.
Menikmati waktu yang menghampiri keduanya.
“Kapten Jung”
“Ne?”
“Apa kau
selalu seperti ini kepada penumpangmu yang patah hati?”
“Kenapa kau
bertanya seperti itu?”
“Aku hanya
ingin diperhatikan, itu saja”
“Tidak, ini
pertama kalinya aku memperhatikan seseorang sepertimu”
“Kau
menginginkanku?”
“Aku tertarik
padamu”
“Hmm..”
Jaejoong tersenyum kecut.
Ia semakin merebahkan tubuhnya di pelukan namja tampan
itu.
Menikmati aroma segar dari tubuh sang Kapten.
Ia merasa nyaman.
“I just feel that I’m not wanted” Bisik
Jaejoong lirih.
-------
Jaejoong merasa lebih baik pagi ini.
Ia mengancing sweater
rajutnya yang berwarna hijau toska seraya berjalan menaiki tangga menuju
ruang kemudi kapal.
Ah, ia selalu suka angin laut yang menyapa wajahnya.
Namja cantik itu mengintip dari balik jendela.
Kedua matanya berbinar memandang Yunho yang sedang
mengemudikan kapal dengan serius.
Tampan.
“Boleh aku
bertemu dengan Kapten Jung?”
Asisten Yunho yang berwajah kekanakan itu mengangguk.
Jaejoong tersenyum dan segera masuk ke dalam.
Yunho menoleh.
Menaikkan alisnya mendapati sosok cantik itu di
sampingnya.
“Sepertinya
menyenangkan” Ujar Jaejoong melirik kemudi kapal.
“Hm? Kau ingin
mencobanya?” Kekeh Yunho geli.
“Ani, aku
tidak ingin membahayakan nyawa penumpang yang ada”
“Itu bagus”
“Jadi..Kau
selalu berada di sini? Menikmati pemandangan laut lepas dari jendela ini?”
“Ne, terkadang
aku melihat berbagai jenis ikan yang terbawa ombak, atau melompat di udara”
“Wow”
Namja cantik itu mengedarkan pandangannya.
Kapal ini benar-benar canggih.
Selain kemudi utama, ada banyak deretan tombol dan
layar untuk berkomunikasi dengan pusat dari pelabuhan.
“Lalu, kau
tidur dimana kalau begitu?”
“Kau ingin
melihatnya?”
“Hmm, aku
cukup penasaran”
“Nanti malam
tunggu aku di depan kamarmu, kau bisa melihatnya sendiri”
Jaejoong tersenyum lebar.
Memperlihatkan deretan giginya yang rapi.
“Kau tahu
Kapten? Aku senang bisa bertemu denganmu”
“Benarkah?
Kupikir kau masih mengingat mantan kekasihmu”
“Karena itu
aku senang bersamamu, aku melupakannya begitu saja saat aku di sampingmu”
“Aku senang
mendengarnya”
“Hmm”
“Besok malam
akan ada pesta dansa di ruang utama kapal, kau mau pergi bersamaku?”
“Omo, tentu
saja! Aku suka pesta~”
“Aku akan
menjemputmu jam delapan malam”
Jaejoong mengangguk patuh.
Ia menghirup nafas panjang dan menghembuskannya
perlahan.
-------
“Kau memakai
piyama?”
Yunho menaikkan alisnya.
Menatap Jaejoong yang berdiri di depan pintu kamarnya
saat ini.
“Dan kau
memakai seragam? Ini sudah malam, Kapten”
“Aku baru akan
kembali ke kamarku dan mengganti pakaian, Joongie”
“Jja, aku
sangat penasaran dengan kamarmu”
“Sama saja
dengan kamarmu”
“Oh ya?
Orang-orang bilang kamar seorang Kapten selalu dua kali lebih baik dari kamar
penumpang biasa”
Yunho hanya tersenyum kecil mendengarnya.
Ia menggandeng tangan Jaejoong dan membawanya menuju
lantai tiga.
Memasuki lorong tertentu, yang hanya terdapat sebuah
pintu berwarna putih di ujung sana.
Jaejoong memicingkan matanya.
Sepi dan tenang sekali di sini.
“Bukalah” Ujar
Yunho.
Jaejoong melepaskan genggaman tangannya.
Ia meraih kenop pintu tersebut dan membukanya ketika
Yunho selesai menggesek kartu platinumnya.
“OMO” Gumam
Jaejoong melebarkan mata besarnya.
Yunho tertawa kecil.
Ia meletakkan topinya di atas meja nakas dan membuka
kancing seragamnya.
Jaejoong menolehkan pandangannya, menyapu seluruh
sudut kamar yang luas ini.
Mewah sekali.
Dua kali lipat dari kamarnya.
Perabotan modern
yang tertata rapi di pinggir dinding.
Kulkas mini penyimpan minuman.
TV layar raksasa yang tergantung manis di dekat
ranjang.
Ah, ranjangnya besar dan luas sekali.
Seluruh isi kamar ini berwarna putih bersih.
Segar, Jaejoong suka.
“Orang-orang
tidak berbohong” Ujar Jaejoong menatap Yunho.
Namja tampan itu tertawa.
Ia memperhatikan Jaejoong yang kini berada di
hadapannya.
Membantu namja tampan itu melepaskan seragamnya.
“Kau ingin
mencoba kamar ini?”
“Aku boleh
menginap?”
“Kupikir itu
alasan utamamu mengenakan piyama”
Jaejoong terkikik.
Ia sudah melepaskan seragam namja tampan itu dari
tempatnya.
Kini tangannya mengusap lembut pundak Yunho.
Menyusup dan menarik pelan tali singlet putih namja
tampan itu.
“Kau tahu
Kapten, ini pertama kalinya untukku”
“Apa kita
sedang membicarakan ‘pertama kali’ yang sama?”
“Hahaha, ini
pertama kalinya aku menginap di kamar orang lain”
“Dan ini
pertama kalinya aku tidur bersama orang lain”
“Hmm? Apakah
kita sedang memikirkan ‘tidur’ yang sama?”
Yunho tertawa kecil.
Ia menyentuh tangan Jaejoong yang terus mengusapi pundaknya,
yang kini merambat menuju lehernya.
Namja tampan itu berdiri, menghadap Jaejoong, dan
menuntun namja cantik itu agar ia berbaring di tengah ranjang.
Jaejoong tersenyum kecil.
Yunho membuka kancing piyama namja cantik itu
perlahan.
Bibirnya mendarat di leher jenjang namja cantik itu.
Menghirup wangi vanilla
yang manis dari sana dan mengecupnya lembut.
Membuat Jaejoong mendesah tertahan.
“Kau percaya
padaku?” Bisik Yunho pelan.
“Apa lagi yang
bisa kulakukan selain itu?” Balas Jaejoong tertahan.
Yunho mengangkat wajahnya.
Menatap wajah cantik Jaejoong yang merona hebat.
Satu tangannya kini mengusapi dada Jaejoong.
Sementara satu tangan yang lain menyangga tubuhnya.
Namja tampan itu mengecup pipi Jaejoong lembut.
Menggigitnya sensual hingga Jaejoong merintih geli.
“Kau harus
percaya padaku, Jaejoong” Bisik Yunho sebelum ia melumat bibir ranum namja
cantik itu.
-------
Yunho mengerjapkan mata musangnya malam ini.
Mengagumi sosok cantik Kim Jaejoong yang berdiri di
hadapannya.
Namja cantik itu tersenyum kecil.
Ia merapikan poni almond-nya
yang tergerai begitu saja.
“Otteyo? Cukup
pantas untuk pesta dansa malam ini aniya?” Tanya Jaejoong tertawa.
Yunho mengangguk.
Ia merengkuh pinggang namja cantik itu dan mengecup
bibir ranumnya.
“Kau harus
selalu berada di dekatku, karena kau pasanganku malam ini” Ujarnya.
Jaejoong kembali tertawa.
“Jja, aku akan
menyambut tamu yang baru saja tiba di pesta nanti” Ujar Yunho menggandeng
tangan Jaejoong.
“Tamu?”
“Pesta malam
ini diadakan untuk para pemegang saham atas Eleanor,
dan tamu yang baru saja tiba beberapa menit yang lalu itu adalah anak dari
salah satu pemegang saham”
“Dengan apa ia
ke sini?”
“Tentu saja
helikopter”
“Tapi aku
tidak mendengar suara mesin apa pun sejak tadi”
“Itu hebatnya Eleanor, Joongie”
Jaejoong mencibir.
Membuat Yunho terkekeh karenanya.
Namja tampan itu tersenyum kepada penjaga pintu ruang
utama.
Kedua penjaga tersebut tersenyum lembut dan membukakan
pintu bercorak emas itu.
Jaejoong terpesona.
Seluruh penumpang kapal pesiar ini berkumpul di ruang
utama kapal yang benar-benar luas dan indah.
Suara musik klasik mendominasi ruangan.
Para wanita tampak cantik dengan gaun mereka.
Beberapa terlihat sedang berdansa di tengah ruangan
bersama pasangan masing-masing.
“Kau ingin
menemaniku menyapa tamu baruku?”
Jaejoong mengangguk.
Ia mengikuti Yunho menuju beberapa pria paruh baya
yang sedang berbincang di pinggir ruangan.
DEG.
Jaejoong terkejut.
Tidak percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini.
Itu..
Namja itu, bukankah itu Choi Siwon?
mantan kekasihnya?
mantan kekasihnya?
“Selamat
malam, Tuan Choi, aku Jung Yunho, Kapten Eleanor”
Sapa Yunho tersenyum ramah.
Ah.
Namja tinggi itu mengangguk.
Ia baru saja balas tersenyum, namun mendadak senyumnya
hilang mendapati sosok cantik yang berada dalam genggaman sang Kapten.
“Kenalkan,
pasanganku malam ini, Kim Jaejoong” Ujar Yunho.
“Ah, ne, salam
kenal, Tuan Kim” Balas Siwon gugup.
Jaejoong mengangguk.
Siwon berpura-pura tidak mengenalnya. Ia tahu itu.
“Anda
menikmati Eleanor, Tuan Choi?” Tanya
Yunho lagi.
“Hmm, ini
seperti rumah kedua bagiku, nyaman sekali” Jawab Siwon tersenyum.
“Anda
berencana menginap di sini? Asistenku akan menyiapkan kamar khusus untuk anda”
“Ah, ani, aku
harus segera kembali tengah malam nanti, ada proyek kecil yang tidak bisa
ditinggalkan begitu lama”
“Aku mengerti”
Namja tampan itu masih tersenyum.
Ia tahu Siwon diam-diam melirik Jaejoong saat ini.
“Anda tidak
turun ke lantai dansa, Tuan Choi?”
“Ah, tidak,
tidak”
“Kalau begitu
aku dan pasanganku permisi”
Siwon mengangguk.
Masih terdiam memandangi mantan kekasihnya yang
mengikuti Kapten kapal tersebut.
Yunho segera merengkuh pinggang Jaejoong sementara
satu tangannya yang bebas menggenggam tangan namja cantik itu.
Jaejoong mengangkat wajahnya.
Mendengus menatap Yunho.
“Kau tidak
bilang padaku” Ujarnya ketus.
“Kejutan
untukmu” Balas Yunho tertawa.
Mereka berdua bergerak pelan, mengikuti irama musik.
“Jadi,
bagaimana perasaanmu?”
“Biasa saja,
tidak separah dulu”
“Benarkah?
Bukankah kau mencintainya?”
“Itu cerita
lama, Kapten”
“Jadi, apa
cerita barunya?”
Jaejoong tersenyum kecil.
“Dia
memperhatikan kita”
“Biarkan saja”
“Hm? Kau tidak
takut ia akan merebutmu dariku, Joongie?”
“Dia bukan
siapa-siapa, Kapten, tidak mungkin ia melakukannya”
Yunho menggumam pelan.
Irama musik berubah menjadi lembut dan memabukkan.
Namja tampan itu melepaskan genggamannya pada satu
tangan Jaejoong.
Ia merengkuh pinggang namja cantik itu dengan kedua
tangannya.
Sementara Jaejoong sudah menjatuhkan wajahnya pada
dada bidang namja tampan itu.
Kedua tangannya balas menahan sisi pinggang Yunho.
Hmm.
Rasanya nyaman sekali.
Namja cantik itu masih mengikuti irama musik bersama
Yunho.
Dua langkah ke depan, dua langkah ke belakang, dan
satu kiri kembali ke tempat.
Ia tersenyum kecil diam-diam, Siwon pasti sangat
terkejut saat ini hm?
Namja tinggi itu selalu berpikir kalau Jaejoong tidak
akan pernah bisa melupakan dirinya.
“Jaejoongie”
Jaejoong menggumam.
Yunho memanggilnya.
Namja cantik itu mengangkat wajahnya.
Ia refleks memejamkan kedua matanya saat bibir Yunho
menempel pada bibir ranumnya.
Kedua tangannya kini berpindah memeluk leher Yunho.
Namja tampan itu memiringkan wajahnya, melumat lembut
bibir atas bawah Jaejoong.
Menghisap bibir atasnya terkadang dan menarik bibir
bawahnya dengan giginya pelan.
Membuat Jaejoong melenguh nyaman dalam ciuman
memabukkan darinya.
Kedua namja itu saling menikmati rasa masing-masing.
Mengacuhkan para undangan pesta yang kini
memperhatikan keduanya.
Berbisik-bisik kagum pada pasangan yang serasi itu.
Siwon mencengkram gelas Wine-nya.
Mata sipitnya menatap emosi kedua namja itu.
Tapi ia tidak bisa melakukan apa pun.
Ia bukan lagi kekasih Jaejoong saat ini.
“Mckk”
Suara kecapan terdengar jelas saat Yunho melepas
ciumannya.
Ia menjilat bibirnya dan tersenyum kecil mendapati
wajah Jaejoong yang merona merah saat ini.
Namja tampan itu melepaskan rengkuhannya pada Jaejoong
perlahan.
Musik berhenti mengalun.
Membiarkan hening mengisi ruangan.
Yunho merogoh kantung seragamnya, mengeluarkan sebuah
kotak beledu berwarna merah dari sana.
Jaejoong tertegun.
“I love you, Kim Jaejoong” Ujar Yunho
tersenyum.
“…” Jaejoong
terdiam. Mengerjapkan matanya tidak percaya.
“I wanna wrap you up, wanna kiss your lips, I
wanna make you feel wanted. And I wanna call your mine, wanna hold your hand
forever, never let you forget it. I..I just wanna make you feel wanted”
“Yunho ah..”
Yunho tersenyum manis.
Ia mengecup dahi namja cantik itu dan menaikkan
alisnya menanti jawaban.
Jaejoong merasakan pipinya basah.
Ia menatap jari manisnya yang kini tersemat cincin
berlian dari Yunho.
Namja cantik itu menoleh, menatap mantan kekasihnya
yang balas memandang tajam ke arahnya.
Jaejoong tersenyum kecil.
Ia berbalik menatap Yunho dan menganggukkan wajahnya.
“Kau sudah
mengambil segalanya dariku malam itu, so
I must say I do love you, Yunho ah” Kekeh Jaejoong geli.
Para undangan saling bertepuk tangan dan ikut
tersenyum bahagia untuk mereka.
Siwon menggeram kesal.
Ia berbalik dan beranjak keluar dari ruang utama kapal
tersebut.
Mengacuhkan Yunho yang tersenyum penuh kemenangan di
sana.
Namja tampan itu kembali meraih wajah Jaejoong,
mencium telak bibir ranumnya yang basah.
Musik kembali mengalun merdu.
Para undangan kembali melanjutkan dansa mereka.
Sesekali tersenyum kecil mengintip pasangan yang
sedang berciuman mesra itu.
I wanna make you feel better.
Better than your fairy tales,
Better than your best dreams.
You’re more than everything I need.
You’re all I ever wanted.
All I ever wanted.
END.
-Hunter Hayes,
Wanted-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar