This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Sabtu, 20 Juli 2013

FF/YAOI/YUNJAE/ONESHOOT/WHAT’S YOUR NAME?



Tittle:WHAT’S YOUR NAME?

Genre: YAOI

Author: Shella Rizal a.k.a Park Sooji

Cast: Yunjae and other

Length: ONESHOOT

Rating: family-romance-friendship-sweet-gelundungan

WARNING: BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2 kutang Jae umma*


-------


  What’s your name?

.
.
.

Kim Jaejoong terlihat segar hari ini.
Ia memakai kacamata hitam kesayangannya seraya memasukkan beragai jenis pakaian ke dalam kopernya.
Namja cantik itu bahkan mengacuhkan Junsu –adiknya– yang berdiri di samping pintu.

  “Hyung”

  “Aku tidak dengar~”

Aish.
Junsu mencebilkan bibirnya kesal.
Namja imut itu menepuk kepala Jaejoong pelan.

  “Aku ingin ikut! Aku tidak mau menggantikanmu menjaga café!” Jerit Junsu kekanakan.

Jaejoong memutar bola matanya sekarang.
Namja cantik itu balas menepuk kepala Junsu seraya berkacak pinggang.


  “Lalu?”

  “HYUNG!”

  Nope Kim Junsu, kau harus disini memastikan keadaan café selama aku liburan~”

  “Hyung aku juga ingin ke Jepaaanggg! Kau jahat!”

  “Junsu, aku pergi dengan sekumpulan pecinta Channel, kau tahu itu”

  “Aku tidak peduli dengan Channelers gila itu! Aku mau ke Jepang!”

  “Mwo? Channelers? Gila? YAAK! Kau mengataiku juga tahu!”

  “Molla!”

  “Keluar dari kamarku!”

  “Hyuuuunngg~!!”

  “Sekarang, Kim Junsu!”

Junsu memekik kesal seraya menarik rambut Hyungnya.
Membuat Jaejoong berteriak kesakitan.
Namja imut itu segera kabur sebelum Jaejoong menikamnya.
Aish.

  “Menyebalkan sekali memiliki adik barbar seperti dia!” Gerutu Jaejoong kesal.

Namja cantik itu kembali memasukkan beberapa barangnya yang penting.
Kemudian ia mengecek ponselnya dan tersenyum kecil.

Oh well, Japan, I’m comiinnnggg~


-------


Namja tampan bernama Jung Yunho itu kembali menunduk untuk yang kesekian kalinya.
Ia terlihat suram dan penuh aura kelam.
Berkali-kali helaan nafas menghembus dari bibir tebalnya.
Ia mengerutkan dahinya ketika ponselnya bergetar di dalam saku.

  “Yeoboseyo?”

  Hyung, kau sudah dimana?

  “Aish Jung Changmin, aku sedang menuju ke perkumpulan bus”

  Jangan salah naik ya Hyung, walaupun mereka semua tujuannya ke Jepang, tapi isinya berbeda-beda, aku merinding membayangkan kau duduk di antara ahjumma-ahjumma pecinta Channel, hahaha

  “Kau sedang mendoakanku, Changmin ah?”

  Ani Hyung, aku hanya ingin kau terhibur, kau tahu, wajah masammu benar-benar jelek, lagi pula hanya Busmu yang akan menginap di Hotel La Ringo

  “Kalau aku di sampingmu kau tidak akan selamat, Jung Changmin”

  Sayangnya aku sekarang sedang di kamarmu, hahahaha, membuang semua barang-barang mantan kekasihmu

  “YAA! Bukankah sudah kuperingatkan eoh? Jangan pernah menyentuh barang-barangku?!”

  Barang-barangnya, Hyung

  “Changmin!”

  Hyung

  “MWO?”

  Aku hanya ingin kau bahagia

DEG.

  “…”

  Aku ingin kau melupakan namja brengsek itu dan bersenang-senang di Jepang untuk sementara, dia tidak pantas untukmu Hyung, camkan itu

Hahhh.
Yunho menghela nafas panjang.
Namja tampan itu tidak akan bisa mendebat adiknya kalau ia mendadak bijaksana seperti ini.
Huh.
Mudah untuk mengatakan segala sesuatunya, tapi sangat sulit untuk dilakukan.
Changmin tidak tahu seperti apa perasaan Yunho kepada mantan kekasihnya.

Namja tampan itu berjalan memasuki bus dengan ponsel yang masih bertengger di telinganya.
Beberapa saat kemudian ia mematikan sambungan telepon itu dan memutuskan untuk tidur.
Yah, tidur lebih baik.
Setidaknya ia tidak akan terlalu depresi ania?

Yunho meraih selimut yang ada di pojok bus.
Namja itu memilih kursi paling ujung di belakang bus.
Agar tidak ada yang bisa mengganggunya.

Dan saat pintu tertutup, Bus melaju menuju pelabuhan.
Mereka akan menaiki kapal pengangkut mobil selama beberapa jam ke depan.
Bagus, Yunho bisa tidur selama mungkin.
Ia suka itu.


-------


  “Yak~ Kita sudah sampai di Jepang, sebelum beristirahat di Hotel, kita akan mengunjungi pertokoan terlebih dahulu, jangan sampai ada yang tertinggal arasseo?”

  “Neee!”

Bus itu berhenti di sekitar pertokoan kecil yang padat.
Pintu terbuka dan para penumpang bus beserta Tour Guide mereka melangkah turun meninggalkan bus tersebut.
Sang supir bus segera memindahkan bus tersebut ke tempat parkir.
Kemudian ia mematikan mesin dan turun untuk mencari toilet.

  “Unnghh”

Namja cantik yang masih terlelap itu mengerutkan dahinya.
Ia menggeser tubuhnya menghimpit seorang namja yang bersandar pada kaca mobil.
Membuat namja tampan itu mendesah kesal dan terbangun dengan susah payah.

  “Yaa! Geser sedikit, kau pikir hanya kau yang sedang tidur di sini eoh?” Ujar Yunho kesal.

Namja cantik itu menggumam tidak jelas.
Ia menggerutu dan membuka kedua mata bulatnya yang terasa berat.
Aish.
Punggungnya pegal karena tidur dalam posisi duduk seperti ini selama berjam-jam.

  “Apa kita sudah sampai?” Keluh Jaejoong meregangkan tubuhnya.

Yunho mengerutkan dahinya.
Ia berdecih.

  “Molla”

Jaejoong mendelikkan matanya tidak suka.
Namja cantik itu bergeser menjauh dan beranjak turun dari bus.
Ia menarik koper dan tasnya ke jalanan.

  “Tidak ada orang, kemana mereka semua?” Ujar Jaejoong bingung.

  “Lebih baik kau simpan koper dan tasmu kembali, Nona, nanti kau dirampok” Ucap Yunho melompat dari pintu bus.

Mwo?
Jaejoong melotot kepada namja tampan itu.
Ia mengerutkan dahinya marah.

  “Koper dan tasku ini Channel asli, aku akan membawanya kemana pun aku pergi, dan satu lagi, aku bukan wanita, Tuan!”

Heh.
Yunho terkekeh remeh.
Ia hendak berbalik memasuki bus.
Namun kemudian gerakan kakinya terhenti.
Mata musangnya membesar.

Apa?

  Channel?” Gumam Yunho bingung.

Jaejoong mendengus tidak peduli.
Namja cantik itu sudah berjalan menjauh bersama tas dan kopernya.

  “YAA! Chakkaman! Kau bilang Channel? Apa ini bus ahjumma-ahjumma penggila merek eoh?” Teriak Yunho mengejar Jaejoong.

Namja cantik itu berjalan dengan cepat.
Emosinya memuncak.
Apa katanya? Ahjumma-ahjumma? Dia pikir dirinya juga ahjumma?
Menyebalkan!

  “Aku bertanya padamu!” Ujar Yunho menyamakan langkahnya dengan Jaejoong.

  “Aku tidak mendengar!” Balas Jaejoong semakin mempercepat jalannya.

  “Kau punya dua telinga! Bagaimana mungkin kau  tidak bisa mendengarku? Aku berteriak padamu!”

  “Aku tidak ingin mendengar!”

  “YAA!!”

  “AISH! Apa maumu, Tuan?!”

  “Aku ingin kau memberitahuku bus apa yang membawa kita kesini!”

  “Bus apa lagi? Tentu saja bus perkumpulan penggemar Channel! Apa kau amnesia? Kau sendiri yang paling nyaman berada di sana!”

  “Aku tidur, Nona!”

  “AKU LAKI-LAKI!”

Yunho terdiam ketika Jaejoong membentaknya dengan mata melotot marah.
Namja tampan itu tersenyum geli.
Namja cantik ini benar-benar menarik ania?
Lucu sekali.

  “Selamat tinggal!” Ujar Jaejoong menggerutu.

Yunho menaikkan alisnya kaget.
Namja tampan itu menarik bahu Jaejoong.

  “Hei, tunggu! Aku salah naik bus! Seharusnya busku berhenti di hotel La Ringo!”

  “Lalu?”

  “Aku baru pertama kali ke Jepang! Tolong antarkan aku ke sana!”

  “MWOYA? Kau pikir aku pelayanmu eoh? Lepaskan tanganku!”

  “Ani! Antarkan aku dulu!”

  “Aishh, dengar, Tuan, kalau kau ingin ke sana, kembali saja ke bus dan minta supir bodoh itu untuk membawamu ke mana pun yang kau inginkan, arra?”

  “Bagaimana aku bisa kalau sekarang aku tidak tahu dimana busnya?”

Mwo?

Jaejoong terkejut.
Namja cantik itu berbalik.
Mata besarnya membelalak memandang jalanan yang telah ramai akan orang-orang.
Busnya dimana? Dimana busnya?
Jaejoong panik dalam sekejap.

Namja cantik itu menelan salivanya seraya menelisik ke segala arah.
Berharap ia bisa menemukan bus besar dengan lambang Channel pada kaca jendelanya.

  “Kau berjalan cepat sekali, sampai kita kehilangan busnya” Ucap Yunho tanpa dosa.

Jaejoong mendelik.
Ia menatap Yunho kesal.

  “Semuanya gara-gara kau! Kalau kau tidak menggangguku aku tidak akan tersesat!”

  “Tersesat? Mwo? Jangan bilang kalau ini juga pertama kalinya kau ke Jepang?”

Uh.
Jaejoong merasakan kedua matanya panas.
Ia takut.
Benar-benar takut.
Ia buta akan Jepang kau tahu itu?

  “Aishh, ya, apa kau bawa uang banyak?”

  “Ani..Aku bawa kartu..”

  “Ayo kita cari Bank, tarik semua uangmu dan tukarkan dengan uang Yen”

  “Mwo?”

  “Kau tidak lihat aku? Tasku tinggal di bus! Dompet dan ponselku semuanya ada di sana! Aishh, aku akan mengganti uangmu kalau kita kembali ke Korea!”

  “Bagaimana..Hiks..Bagaimana kau yakin kita akan kembali kesana? Kita berdua terdampar di sini, aku bahkan tidak tahu kau orang jahat atau tidak..Huuuuueeeeeee~~~~!”

Yunho terkejut ketika namja cantik itu meraung.
Namja tampan itu melihat ke sekelilingnya, omo, orang-orang menatapnya dengan tatapan iritasi.

  “Bukan! Bukan aku yang membuatnya menangis! Jeongmall!” Panik Yunho.

Orang-orang itu tidak peduli.
Bahkan ada sekumpulan gadis sekolahan yang menatap ke arahnya seraya berbisik-bisik.
Aigoo.
Yunho lupa kalau ia berbicara dalam bahasa yang berbeda.

Namja tampan itu menepuk kepalanya dan menarik Jaejoong yang kini berjongkok untuk bangun.
Menatap mata besarnya yang menggemaskan.

  “Dengar, Nona, sebaiknya kau berhenti menangis sebelum aku marah dan membuang tas Channel-mu itu!”

  “U-Ung..”

  “Kau bisa bahasa Jepang?”

  “Se-Sedikit, aku belajar dari komik dan anime

  “Ya Tuhan”

  “H-Hiks..Aku lapar..”

  “Kkaja, kita tukar uangmu dan cari jajanan hangat, sini kopermu, biar aku yang pegang”

  “Ne..”

Jaejoong mengusap kedua matanya.
Ia terisak pelan sesekali.
Ottokhe?
Bahkan ponselnya tidak berfungsi di sini.
Ia tidak bisa menghubungi siapa pun.

Ah, Jaejoong menyesal tidak menyayangi Junsu dengan baik sebelum ia meninggalkan namja imut itu.
Mungkin seharusnya ia membawa Junsu ikut dengannya ani?

Ani, ani, dia akan tersesat bersama Junsu dan namja asing ini kalau seperti itu.
Lebih baik hanya mereka berdua dari pada ia harus mendengar celotehan panik Junsu selama berjam-jam.

Huuufff.
Jaejoong menggosok kedua telapak tangannya.
Semoga saja orang ini bukan orang jahat, gumam Jaejoong dalam hati.


-------


Jaejoong dan Yunho kini berdiri berdampingan di depan meja resepsionis hotel berbintang tiga itu.
Wajah Yunho tampak masam.
Sementara Jaejoong sedang berusaha menyampaikan keinginannya dengan bahasa Jepang yang berantakan.

  “Otteyo?” Tanya Yunho melirik Jaejoong.

Fuh.
Namja cantik itu mengusap wajahnya.

  “Tidak ada lagi kamar yang tersisa, hanya satu”

  “Tapi bukankah ini hotel bintang tiga eoh? Kenapa pelayanannya buruk sekali?”

  “Apa kau tidak mendengar? Tidak ada kamar lagi disini!”

  “AISH, yasudah! Kita ambil saja kamar itu”

  “Mwo?”

  “Wae? Kau dan aku sama-sama namja, tidak ada masalah ania?”

Uh.
Jaejoong mempoutkan bibir ranumnya seraya mendengus kesal.
Ia menghentakkan kakinya kekanakan dan kembali berkomunikasi dengan resepsionis hotel tersebut.
Yunho segera merebut kunci kamar yang diberikan ketika Jaejoong sedang membungkuk berterima kasih.

Ia menyeret koper milik Jaejoong dengan cepat.

Jaejoong yang melihat itu terkejut.
Ia segera berlari menyusul Yunho memasuki lift.

  “Yang ini?”

Namja cantik itu menaikkan alisnya mengecek nomor pintu kamar.
Ia mengangguk dan menunggu Yunho membuka pintu tersebut.

CKLEK.

Jaejoong mendesah lega dan segera menghambur ke dalam ruangan.
Senyum manisnya merekah.
Ia berlari menuju kamar pribadi yang ada dan merebahkan tubuhnya di atas ranjang.

  “Hahahaha, ranjangnya empuk sekali~” Kekehnya gembira.

Heh.
Yunho hanya tersenyum kecil melihatnya.
Namja tampan itu meletakkan koper Jaejoong di atas ranjang dan membuka kuncinya.

  “YAH YAH! Apa-apaan kau eoh?!” Jerit Jaejoong terduduk.
 
  “Aku pinjam kausmu, aku ingin mandi” Sahut Yunho santai.

  “Aniyo! Lagi pula kausku tidak akan pas untukmu! Kau sangat gendut!”

  “Kau bilang apa?”

  “GENDUT! BERUANG GENDUT! HAHAHAHA”

  “Katakan lagi?”

Mata besar Jaejoong melebar sempurna.
Menatap Yunho yang kini menyeringai seraya mengangkat tasnya dan menggantungnya diluar jendela.
Namja cantik itu segera menggeleng dan merengut ketakutan.

  “Ani, oppsso, jeongmallyo! Kembalikan tasku! Nanti jatuh!”

  “Tidak sebelum kau berjanji tidak akan memanggilku gendut lagi!”

  “Tapi kau memang gendut”

  “Apa kau tidak bisa melihat siluet otot perutku dari kaus ini eoh?”

  “Ani”

Aishh.
Yunho memutar kedua bola matanya dan melemparkan tas Jaejoong ke atas ranjang.
Kemudian ia berkacak pinggang di depan namja cantik itu.

  “Kajja”

  “Eodisseo?”

  “Aku pinjam uangmu lagi, belikan aku pakaian”

Uh.
Jaejoong mempoutkan bibirnya sekali lagi.


-------


Namja cantik itu baru saja selesai mandi.
Ia menghela nafas lega seraya menggosok rambut almond-nya yang basah.
Jaejoong duduk di pinggir ranjang masih memakai bathrobe-nya.

  “Air hangatnya sudah kau isi ulang ani?”

  “Ne, su---”

DEG.

Jaejoong terkejut.
Mata bulatnya menatap Yunho yang hanya mengenakan handuk sebatas pinggang saja.
Namja tampan itu menyadari reaksi kaget Jaejoong.
Ia menyeringai jahil dan mendekati namja cantik itu perlahan.

Jaejoong merinding.
Ia segera memundurkan tubuhnya perlahan.

  “Ma-Mau apa kau?” Tanya Jaejoong menahan nafasnya.

  “Menurutmu?” Balas Yunho berbisik.

Namja cantik itu menelan salivanya gugup.
Wajahnya terasa panas.
Yunho terus mendekatinya, hingga Jaejoong terjatuh berbaring di atas ranjang.
Dengan posisi namja tampan itu berada di atasnya.

  “Aku hanya ingin memperingatimu, Nona, aku tidak gendut seperti beruang yang kau katakan” Ujar Yunho di telinga namja cantik itu.

Jaejoong merasakan dadanya berdebar kencang.
Ia mati-matian menahan desahan gelinya.
Yunho tersenyum usil.
Ia meraih tangan Jaejoong dan meletakkannya di atas perutnya yang terekspose bebas.
Menggerakkan tangan Jaejoong pelan dari bagian atas sixpack-nya ke bawah.

  “Kau bisa merasakannya?”

Wajah Jaejoong merah padam.
Ia mengangguk kaku.
Yunho bisa merasakan tangan namja cantik itu bergetar pelan sekarang.
Aigoo.

  “Aku tidak gendut ania?”

Jaejoong kembali mengangguk.
Yunho tersenyum geli dan menyentil dahi namja cantik itu.

  “Aku mandi dulu, awas kalau kau mengintip, arasseo?” Ujarnya seraya beranjak bangun.

Yunho segera memasuki kamar mandi dan menguncip pintunya dari dalam.
Mengacuhkan Jaejoong yang kini terduduk di ranjang.
Dadanya berdebar sangat kencang.
Wajahnya memerah padam.
Darahnya berdesir hangat.
Perutnya sakit seakan ada ratusan kupu-kupu di dalam sana.

  “I-Ige mwoya?” Lirih Jaejoong pelan.

Namja cantik itu menepuk kedua pipinya sedikit keras.
Ia benar-benar malu!
Tangan ini---Tangan ini sudah menyentuh otot perut namja itu!

  “Andwaaaaeeee!”

Jaejoong memekik gugup.
Ia menggeleng lucu dan menjatuhkan punggungnya di atas ranjang.
Nafasnya sesak.
Ia benci perasaan aneh yang mendadak muncul ini.

Namja cantik itu berguling-guling tidak jelas di sana.
Kemudian ia melompat bangun dan segera memakai piyamanya sebelum Yunho keluar dari kamar mandi.

CKLEK.

Jaejoong baru saja selesai mengeringkan rambutnya menggunakan hairdryer.
Ia melirik gugup Yunho yang sedang mengusap rambut cokelatnya.
Namja cantik itu beranjak menaiki ranjang dan memeluk gulingnya erat.
Mata besarnya mengawasi Yunho yang membuka plastik piyama barunya.
Kemudian ia memejamkan matanya saat Yunho memakai piyamanya.

  “Kau sudah tidur?”

Huh?

Jaejoong membuka matanya.
Mendapati Yunho kini berbaring di sampingnya.
Jarak mereka lumayan dekat.
Jaejoong berdehem pelan mengangguk.

Yunho mendesah panjang.
Menghembuskan nafasnya dan mengalihkan pandangannya memperhatikan langit-langit ruangan.

  “Maaf”

  “Untuk apa?”

  “Aku telah membuatmu terpisah dari rombongan ahjumma-ahjumma pecinta Channel

  “Hum..Itu..Bukan masalah”

  “Terima kasih”

  “…”

  “…”

  “Kau—Sebenarnya ada di bus mana?”

  “Sama saja, tapi busku berhenti di hotel La Ringo

  “Kenapa harus disana?”

  “Adikku baru saja membeli tempat itu dua minggu yang lalu, ia ingin aku melihat apakah hotel itu membutuhkan pembaruan atau tidak”

  “Omo, aku tidak ragu lagi kau akan mengganti seluruh uangku yang kau pinjam, Tuan”

  “Hahaha”

Jaejoong ikut terkekeh.
Ia menghela nafas pelan mencengkram gulingnya.

  “Aku hanya tinggal berdua dengan adikku, aku meninggalkannya di rumah, padahal dia ingin sekali ikut ke sini” Ujarnya.

  “Hmm” Gumam Yunho pelan.

  “Sebenarnya aku ingin sekali mengajaknya ke sini, tapi aku tidak ingin merusak suasana hatinya”

  “Kenapa?”

  “Ia pernah dicampakkan kekasihnya beberapa bulan yang lalu, dan kekasihnya adalah orang Jepang”

Yunho menaikkan alisnya.
Tersenyum kecil dengan bibir yang terkatup rapat.
Lama mereka saling terdiam satu sama lain.
Sampai kemudian namja tampan itu memiringkan posisi tubuhnya hingga kini ia dan Jaejoong saling berhadap-hadapan.

  “Kau tahu? Aku dan adikmu tidak jauh berbeda” Ungkapnya.

  “Jeongmall?” Bisik Jaejoong pelan.

  “Aku juga ditinggalkan oleh kekasihku, kami baru saja berpisah beberapa hari yang lalu, ternyata ia sudah memiliki tunangan”

  “Omo, wanita yang sangat jahat”

  “Ani, ia bukan wanita”

DEG.

Jaejoong membesarkan kedua matanya.
Mwo?

  “Namja, yang sangat manis, tapi juga licik”

  “Y-Ye?”

  “Ia tidak segan-segan memberitahuku kalau ia mendekatiku hanya karena uangku, bisa kau percaya itu? Setelah ia membuatku tergila-gila padanya ia meninggalkanku begitu saja”

Fuuhhh.
Namja tampan itu mengusap wajahnya.
Ia bernafas pelan seraya memperhatikan wajah cantik Jaejoong.
Namja cantik itu kembali diam.
Ia menatap dalam mata musang Yunho.

  “Apa yang kau pikirkan?”

  “Aku sedang berpikir betapa bodohnya namja beruntung itu, aish, aku membencinya”

  “Kau mirip dengan adikku, ia juga membencinya”

  “Kalau aku bertemu dengannya akan kukatakan padanya kalau ia telah melakukan kesalahan yang sangat fatal karena sudah mempermainkanmu”

  “Oh ya?”

  “Um!”

Yunho tersenyum.
Jaejoong balas tersenyum.
Namja tampan itu bergerak pelan.
Ia menjulurkan tangannya mengusap pipi lembut Jaejoong.

  “Sampai sekarang aku tidak percaya kalau kau bukan wanita, kau tahu? Kau benar-benar cantik dan indah” Bisik Yunho memuji.

Jaejoong mengerjapkan kedua matanya.
Ia merasakan pipinya panas.
Namja cantik itu tersenyum kecil dan menggenggam tangan Yunho yang berada di wajahnya.
Menjauhkan jemari halus itu agar jantungnya tidak semakin menggila.

  “Aku mengantuk” Bisik Jaejoong pelan.

  “Tidurlah” Balas Yunho ikut berbisik.

Jaejoong tersenyum.
Ia segera memejamkan kedua matanya.
Mencoba bernafas senormal mungkin.
Yunho masih membuka matanya.
Memandangi wajah cantik itu.

Benar-benar indah.

Yunho sadar kalau ia sama sekali telah melupakan mantan kekasihnya selama ia berada di samping namja cantik ini seharian.
Dan barusan, saat ia bercerita panjang lebar, ia sama sekali tidak merasakan beban apa pun.
Rasanya..Seperti menceritakan kejadian yang sudah bertahun-tahun yang lalu.
Ia bahkan lupa bagaimana sakit hatinya pada mantan kekasihnya.

Namja tampan itu kembali mengusap pipi Jaejoong lembut.
Ia terus melakukannya dengan pelan.

  “Kau tahu? Kau benar-benar semi laki-laki yang sangat menarik” Gumam Yunho geli.

  “Aku belum tidur, Tuan” Sahut Jaejoong kemudian.

Eoh?
Yunho terkejut.
Ia tertawa renyah.
Mencubit pelan pipi namja cantik itu.
Kemudian ia ikut memejamkan kedua mata musangnya.


-------


  “Kau ingat jalan kembali ke hotelnya ania?” Tanya Yunho melirik Jaejoong.

Namja cantik itu memperlihatkan ibu jarinya.
Ia tersenyum mantap.

  “Aku tidak mungkin lupa, koperku ada di sana” Sahut Jaejoong terkikik.

Yunho hanya tersenyum simpul.
Kemudian ia menggenggam tangan Jaejoong dan membawanya berjalan menelusuri jajanan pinggir jalan di sekitar mereka.
Namja cantik itu melebarkan matanya memperhatikan berbagai macam jajanan yang ada.

Ia segera menarik Yunho mendekati kedai cumi bakar tusuk dan membeli dua bungkus untuknya dan Yunho.
Lalu ia menarik Yunho memasuki kedai kue manju yang berbentuk ikan berisi daging.
Kemudian mereka membeli segelas minuman dingin yang segar.

  “Es krim dan gulali itu terlihat enak” Ujar Jaejoong lucu.

  “Sekarang siapa yang gendut huh?” Ejek Yunho menaikkan alisnya.

Jaejoong mendengus.
Ia menginjak kesal kaki namja tampan itu.
Kemudian ia berjalan cepat menghampiri kedai es krim.

  “Aku bahagia sekali hari ini” Tawa Jaejoong geli.

Namja cantik itu menghabiskan beberapa ribu Yen untuk membeli jajanan.
Yunho merasa ngeri akan nafsu makan namja cantik itu.
Ia segera menarik Jaejoong yang sedang menjilati permen Lollipop jeruknya untuk duduk di kursi taman.

  “Kau kenyang?”

  “Hum, tapi aku masih sanggup menghabiskan permen ini, kau mau?”

  “Boleh?”

Jaejoong mengangguk.
Yunho memegang pergelangan tangan Jaejoong yang mencengkram tangkai permennya erat.
Ia memejamkan matanya dan menjilati permen tersebut.

  “Rasanya lumayan” Ujar Yunho tersenyum.

Jaejoong memperlihatkan deretan giginya yang rapi.

  “EH?”

Kedua namja yang masih berpegangan tangan itu saling menoleh ke arah sumber suara.
Jaejoong mengerutkan dahinya memandangi seorang namja yang berdiri di hadapan mereka.
Sementara Yunho segera beranjak bangun.

  “Kau—di tinggal disini sekarang?” Tanya namja berambut brunette itu.

Yunho menggeleng.
Menarik Jaejoong agar berdiri di sampingnya.

  “Hanya berlibur untuk sementara” Balas Yunho pelan.

  “Apakah dia namja yang kau ceritakan waktu itu?” Tanya Jaejoong menatap Yunho.

Namja tampan itu mengangguk.
Jaejoong tertegun.
Ia menatap wajah mantan kekasih Yunho.
Manis sekali, pikirnya.
Kemudian ia kembali menatap namja tampan itu.

Ia tidak bohong, Jaejoong melihat ada rasa rindu pada tatapan yang dilayangkan Yunho untuk namja manis itu.

  “Aku akan membiarkan kalian berbincang, aku ingin membeli minuman hangat”

Yunho mengangguk.
Ia melepaskan genggamannya pada pergelangan tangan Jaejoong.
Namja cantik itu melangkah mendekati namja manis itu.
Ia tersenyum kecil.

  “Kau telah melakukan kesalahan yang sangat bodoh, kau sadar itu? Namja yang bersamaku saat ini benar-benar mencintaimu, tapi kau lebih memilih uangnya dan orang lain. Aku kasihan padamu”

DEG.

Namja berambut brunette itu tersentak kaget.
Ia menatap dalam namja cantik itu.
Jaejoong tersenyum simpul dan segera beranjak meninggalkan mereka.
Yunho berdehem pelan.
Membiarkan mantan kekasihnya kini melangkah menghampiri dirinya.

Jaejoong mengerutkan dahinya seraya menunduk.
Ia mencengkram kedua jemarinya yang terkepal erat.
Waeyo?
Ada apa dengan dirinya?

Kenapa ia merasakan hatinya sakit?
Kenapa ia tidak ingin Yunho berlama-lama dengan namja itu?
Kenapa ia takut kalau Yunho akan kembali bersama namja manis itu?

Cih.
Mereka bukan apa-apa.
Jaejoong seharusnya sadar kalau mereka berdua hanya orang asing yang tertimpa sial bersama.
Namja cantik itu menggelengkan kepalanya dan membeli segelas minuman hangat.
Ia masih berdiri membelakangi mereka.

Jaejoong menggigit bibir bawahnya erat.
Ia ingin sekali melihat sedang apa kedua namja di belakang sana.
Tapi ia takut.
Ah.
Jaejoong memantapkan hatinya.
Namja cantik itu memutar tubuhnya dan terdiam memandangi Yunho dan mantan kekasihnya kini saling berpelukan.

Jaejoong mencengkram gelas plastik miliknya.
Dadanya panas.
Ia mengerutkan dahinya tidak senang.
Matanya terlihat berkaca-kaca sekarang.

Ia menyesal sudah berbalik.

Jaejoong melihat kedua namja itu saling melepas pelukan.
Mereka berbincang sejenak.
Kemudian Yunho menoleh menatapnya.
Jaejoong terkejut.
Namun ia berusaha tenang.

Yunho berjalan menghampirinya.
Jaejoong semakin mencengkram erat gelas plastik itu.
Berharap Yunho akan mengajaknya pulang ke hotel sekarang.

  “Ia mengajakku untuk memperbaiki hubungan kami” Ujar Yunho jujur.

DEG.

  “Ia bilang ia menyesal telah berbuat jahat kepadaku, ia ingin kembali padaku” Ucap Yunho lagi.

Jaejoong hanya tersenyum kecut.
Ia tidak bersuara sejak tadi.

  “Menurutmu, apakah aku harus kembali padanya?”

  “Kenapa kau bertanya padaku? Aku bukan siapa-siapa disini”

  “Aku ingin mendengar jawabanmu”

Jaejoong terdiam.
Ia menunduk sejenak.
Lalu menghela nafas dan kembali menatap Yunho setelah berpikir keras.

  “Kembalilah padanya, ia membutuhkanmu”

  “Kau—Serius?”

  “Siapa tahu kalian akan benar-benar berhasil setelah ini? Jja, sudah tidak ada lagi ani? Aku akan kembali ke hotel sekarang, kau—kau ikut saja dengannya, tidak usah mengganti uangku, aku tidak menuntutnya”

Yunho mengerjapkan matanya.
Mencerna maksud dari reaksi namja cantik itu.
Jaejoong berbalik.
Ia melangkah pelan seraya meremas-remas gelas plastiknya yang sudah hancur.

Mengacuhkan Yunho yang kembali berbalik menghampiri mantan kekasihnya.


-------


Jaejoong mendesah panjang setelah ia berjalan cukup jauh.
Namja cantik itu mengusap wajahnya dan menghembuskan nafas keras.
Setelah ini ia akan mengepak barang-barangnya dan memesan tiket ke Korea.
Tidak peduli walau ia buta arah akan bandara maupun Jepang.
Yang ia tahu ia harus segera pergi dari sini.

GREPP.

DEG.

Jaejoong tertegun.
Ia melirik lengannya yang digenggam dari belakang oleh seseorang.
Namja cantik itu berbalik.
Terkejut menatap Yunho yang berdiri di sana.
Nafasnya sedikit tersengal karena ia berlari mengejar Jaejoong.

  “Kenapa kau masih disini?” Tanya Jaejoong bingung.

Cih.
Yunho berdecak mengejek dan segera memeluk namja cantik itu.
Membuat Jaejoong melebarkan kedua matanya.

  “Aku tahu kau akan menangis sebentar lagi, Nona cengeng”

  “Aku tidak menangis!”

  “Kau menangis”

  “Kenapa aku harus melakukannya?”

  “Karena kau menyukaiku dan kau tidak ingin aku kembali pada mantan kekasihku”

  “…Hiks..”

  “Aku menolaknya”

  “…”

  “Aku meninggalkannya bukan karena aku takut kalau ia akan kembali menyakitiku lagi, atau karena aku takut ia tidak bisa kupercayai lagi”

  “…”

  “Aku—Aku menolaknya karena aku juga menyukaimu”

Jaejoong meringis.
Ia mencengkram kaus Yunho dengan erat.
Namja tampan itu terkekeh pelan.

  “Aku tahu kau tertarik padaku, tapi kau tidak tahu kalau aku tertarik padamu” Ujar Yunho.

Namja tampan itu melepaskan pelukannya.
Ia menyeka air mata Jaejoong dan tersenyum.

  “Aku senang kau menghapus hutangku padamu”

  “Bodoh!”

  “Kau mau menjadi kekasihku?”

  “Mau”

Yunho tertawa.
Ia mengacak rambut almond Jaejoong dan mencubit kedua pipinya gemas.
Membuat Jaejoong meringis sakit.

Namja tampan itu meraih tangan Jaejoong dan menggenggamnya.
Kemudian ia mengajak namja cantik itu melanjutkan perjalanan menuju hotel.
Namun kemudian langkahnya berhenti, ketika Jaejoong hanya diam di tempatnya dan menatap dirinya dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

  “Ah” Gumam Yunho mengangguk.

Seakan ia mengerti maksud tatapan namja cantik itu.
Yunho mendekati Jaejoong.
Ia balas tersenyum seraya menaikkan alisnya.

Jaejoong mengusap sudut matanya yang basah.
Ia mendongak menatap Yunho.

Kemudian mereka saling bertanya satu sama lain.

  What’s your name?

Yunho tersenyum geli.
Sementara Jaejoong tertawa.
Namja cantik itu balas menggenggam tangan Yunho.

  “Namaku adalah…”

END.

-4Minute, What’s Your Name-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar