Tittle: MAGIC NECKLACE
Genre:
YAOI
Author:
Shella Rizal a.k.a Park Sooji
Cast:
Yunjae and other
Length:
ONESHOOT
Rating:
family-romance-fluffy-friendship-fantasy
WARNING:
BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2
kutang Jae umma*
-------
“Hyung suka Joongie yang mana?”
.
.
.
“Hoaahhmmh~”
Sesosok namja
tampan itu tampak menguap lebar seraya merentangkan kedua lengannya.
Ia berdecak dan
mengusap wajah tampannya lalu beranjak bangun dari ranjang.
Mengacuhkan
bantal dan selimut yang berantakan di sana.
Ah, ia bisa
merapikannya nanti.
TAP TAP TAP.
Yunho berjalan
menuju kamar mandi.
Namja tampan itu
mencuci wajahnya, kemudian ia memakai kaus tanpa lengannya yang berwarna putih.
Dan berjalan
keluar kamar menuju dapur.
KLEP.
Pintu kulkas itu
tertutup.
Yunho mengambil
sebotol susu segar dari pintu kulkas dan meneguknya langsung dari dalam botol.
Ia tidak
membutuhkan gelas.
Toh hanya ada
dirinya di apertemen mewah ini.
Namja tampan itu
menggaruk tengkuknya dan memutuskan untuk menonton televisi saja hari ini.
Sesekali ia
menendang pakaian kotornya yang berserakan di lantai dan sofa.
Uh, bahkan ada
dua-tiga kaleng minuman beserta bungkusan snack
di atas hambal.
Lelaki bernama
Jung Yunho ini sangat tampan.
Tapi sayang ia
jorok.
TING TONG!
Yunho menaikkan
alisnya mendengar suara bel pintu apertemennya.
Aish.
Siapa yang berani-beraninya
datang sepagi ini eoh?
Namja tampan itu
berjalan dengan malas-malasan membuka pintu.
Dan saat pintu
platinum itu terbuka, Yunho terkejut.
“YAH! Pria seperti apa yang baru bangun jam
satu siang seperti ini eoh?!”
Yunho mendesah
pendek.
“Bagiku ini masih pagi, Umma”
Yeoja bermata
kucing itu mendecakkan lidahnya.
Ia menepuk
kepala putra tunggalnya kesal.
“Hum, tumben sekali Umma mengunjungiku, ada
apa?”
“Umma dan Appa akan tinggal bersama nenekmu
di Jepang sampai tiga bulan ke depan, kau tahu nenekmu itu terlalu cerewet
karena penyakit rematiknya”
“Oh, jadi Umma ingin pamit, begitu?”
“Yah, sekaligus menitipkan Jaejoongie disini”
Eoh?
Yunho mengerjapkan
kedua mata musangnya.
Keybum bergeser
sedikit dan memperlihatkan sosok mungil yang sejak tadi tertutupi olehnya.
Sesosok namja
berwajah cantik dengan kedua mata besarnya yang bulat.
Bibir cherry-nya yang menggemaskan dan rambut
hitam legamnya yang mempesona.
Yunho
membulatkan mulutnya.
“Siapa anak ini?! Jangan katakan kalau ia
adik kandungku yang Umma sembunyikan!” Pekik Yunho histeris.
“Tidak sopan!” Ketus Keybum seraya memukul
keras kepala Yunho.
Ish.
Namja tampan itu
mencebilkan bibirnya.
“Namanya Kim Jaejoong, dia anak teman Umma
yang dititipkan di rumah untuk beberapa bulan ke depan, orang tuanya sedang
mengembangkan bisnis di luar negeri”
“Oh, kenapa Umma tidak membawanya ke Jepang
saja?”
“Tidak bisa, Jung Yunho, ia bersekolah di
sini, ia bahkan menolak untuk mengikuti kedua orang tuanya karena ia menyukai
sekolahnya”
“Kelas berapa dia, Umma?”
“Baru saja naik kelas tiga sekolah dasar”
Oh.
Yunho
mengangguk-angguk paham.
Yeoja bermata
kucing itu segera melepaskan genggaman jemarinya pada jemari mungil milik
Jaejoong.
Kemudian ia
berlutut di hadapan namja cantik itu.
“Jaejoongie tinggal bersama Yunnie Hyung ne?
Ahjumma pergi sekarang. Gwenchana?”
“Ung~! Gwenchana~!”
Key terkekeh
kecil.
Ia mengecup
gemas dahi namja cantik itu dan mengusap sayang rambut hitamnya.
Yeoja cantik itu
berdiri dan memicing kepada Yunho.
“Dengar, Jung Yunho, sekali saja kau
membuatnya menangis maka tamat riwayatmu!” Desisnya tajam.
Yunho bergidik.
Ia segera
mengangguk dan memperlihatkan deretan gigi rapinya.
Keybum merapikan
pakaiannya yang sedikit kusut dan berjalan meninggalkan gedung apertemen
tersebut.
Mengacuhkan
Yunho yang kini terdiam menatap kedua mata besar bocah cantik yang ada di
hadapannya.
“Hyung, sampai kapan kau akan bengong seperti
itu? Air liurmu menetes” Ujar Jaejoong tiba-tiba.
M-mwo?
Yunho terkejut.
Ia refleks
mengusap sudut bibirnya yang kering.
Memicing tajam
pada Jaejoong yang kini terkikik geli.
Namja tampan itu
menaikkan alisnya.
Ya Tuhan, jangan
bilang kalau ternyata bocah berperawakan peri ini ternyata adalah setan cilik.
“Hyung, kau tidak tahu ya kalau Joongie
lelah? Joongie ingin masuk!” Erang Jaejoong kemudian.
Yunho hanya bisa
mengusap wajahnya.
Ia berdehem dan mengangguk
pelan.
Membuka pintu
lebih lebar agar Jaejoong bisa memasuki rumahnya.
“Iuh! Apertemennya bau sekali!” Gerutu
Jaejoong jijik.
Yunho memicing
pada bocah cilik itu.
Jaejoong menutup
hidungnya lucu.
Ia berjengit
seraya menjinjitkan kakinya memasuki ruang apertemen.
“Sampah dimana-mana! Pakaian kotor! Bau! Yah
Hyung~! Kenapa kau sangat jorok?! Pantas saja kau tidak memiliki kekasih!”
“M-mwo?! Yah! Kau ini masih bocah! Apa kau
sadar ucapan apa yang keluar dari mulutmu itu eoh?!”
“Joongie sudah besar, Hyung! Bukan lagi bayi
yang hanya bisa minum susu! Hyung jelek!”
Yunho
membulatkan kedua matanya.
Menatap tidak
percaya Jaejoong yang berjengit kesal padanya.
Omo.
Bocah ini
benar-benar luar biasa.
Namja tampan itu
menggeleng pelan seraya mendekati Jaejoong.
“ANDWAE~! Jangan dekat-dekat~! Hyung bau~!”
Jerit Jaejoong panik.
Yunho terdiam.
-------
Namja tampan itu
merasakan punggung dan pinggangnya pegal.
Nafasnya
tersengal.
Demi Neptunus,
ia baru saja membersihkan apertemennya yang luas itu.
Kau dengar itu?
Membersihkan!
Setelah lebih
dari dua tahun ia tinggal di tempat ini dan baru membersihkannya tiga kali
terhitung hari ini.
“Jjaangg~ Susu hangat untuk Yunnie Hyung~”
Yunho yang
sedang bersandar pada sofa menolehkan wajahnya.
Memandang
Jaejoong mungil yang berjalan ke arahnya seraya membawa segelas susu hangat.
Hmp.
Yunho menarik
senyumnya.
Bocah ini baik
juga. Pikirnya.
“Ah, tapi kan Hyung sudah dewasa, tidak boleh
minum susu lagi. Kalau begitu susunya buat Joongie saja~” Ujar Jaejoong
kemudian.
Apa?
Yunho
membesarkan matanya melihat susu segar itu diteguk lahap oleh Jaejoong.
Membuat bibir cherry-nya yang merah berlepotan susu
putih.
Aish.
Namja tampan itu
ingin sekali menjitak kepala bocah itu sekarang juga.
Bagaimana bisa
Ummanya meninggalkan namja seperti ini padanya?
Cerewet,
menyebalkan, berisik, aish, ia bahkan bertingkah seperti ahjumma-ahjumma
penjual sayur di pasar.
“Hyung, Joongie mau mandi”
“Mandi saja sendiri”
“Joongie tidak bisa mandi tanpa sabun wangi
kesukaan Joongie, Hyung!”
“Pakai saja sabun Hyung”
“SABUN HYUNG?!”
Yunho mendesah
pendek.
Tidak bisakah
bocah itu bereaksi biasa saja?
Seakan-akan
sabunnya adalah hal yang paling menjijikkan di dunia ini.
Dasar bocah.
“Yasudah! Kita beli sabunmu!”
Jaejoong
tersenyum senang.
Ia segera
berlari membongkar koper mungilnya yang berwarna merah dan mengambil permen Lollipop rasa jeruknya.
Kemudian ia
mengambil jaket hijau bertopi bulu miliknya.
“Astaga” Keluh Yunho memijat pelipisnya.
Jaejoong
mengambil jaket milik Yunho yang tersampir di atas sofa.
Ia memberikan
benda itu kepada Yunho dan berlari membuka pintu apertemen.
Membuat Yunho
menghela nafas panjang dan berharap Jaejoong tidak akan bertingkah aneh selama
berbelanja nanti.
“Hyung, nanti kita beli pewangi mobil ne?
Mobil Hyung---”
“Mobilku bau, aku sudah tahu maksudmu”
Jaejoong
terkikik.
Ia memasang
sabuk pengamannya dengan susah payah.
Tapi yang ada
hanya terdengar suara berisik dan penampakan bibir ranumnya yang mempout kesal.
Yunho yang
melihat itu tersenyum tanpa sadar.
Yah, bocah
tetaplah bocah aniya?
“Sini, Hyung pakaikan”
Jaejoong
mengangkat wajahnya.
Memandang Yunho
yang mendekat dan memasukkan ujung sabuk pengaman tersebut ke dalam tempatnya
hingga membuat bunyi tabrakan yang kontras.
Jaejoong
tersenyum senang dan mengecup gemas pipi Yunho.
“Gomawo Hyung~” Cengirnya lebar.
DEG.
Yunho tertegun.
Menatap Jaejoong
yang kini menjilati permen bundarnya.
Huh.
Yunho balas
tersenyum dan mengacak gemas rambut hitam namja mungil itu.
Ia lucu juga.
Pikir Yunho.
Yah, tapi lebih
banyak menyebalkannya dari pada lucu. Gumamnya lagi.
-------
Namja tampan itu
berhenti di bagian bagasi mobilnya.
Menghitung
plastik belanjaan keduanya.
Ia baru saja
akan memasukkan barang-barang itu ke dalam mobil, tapi Jaejoong sudah lebih
dulu memekik dan berlari menjauhi Yunho.
“YAH! Jaejoongie~! Kau mau kemana?!” Pekik
Yunho panik.
Ia segera
mencengkram erat tiga plastik besar belanjaan itu dan berlari mengejar Jaejoong
yang menghilang di balik belokan gang sempit.
Astaga, Ummanya
bisa mengirimkannya ke neraka kalau sampai anak itu menghilang!
“Jaejoong!” Teriak Yunho lantang.
Namja tampan itu
mengerutkan dahinya setelah berhasil keluar dari gang sempit itu.
Ia mendekati
sosok mungil yang memakai jaket bertopi bulunya.
Namja cantik itu
berdiri di depan sebuah kedai kecil.
Yunho bisa
melihat berbagai barang unik yang terhampar di atas karpet.
Tampak seorang
wanita berpakaian seperti hippie yang
duduk di antara benda-benda itu.
“Selamat datang Tuan, berminat dengan
barang-barang ini?” Tanya wanita tersebut.
Eh?
Yunho hanya
tersenyum kikuk.
Ia merasa
sedikit takut pada wanita ini dan barang-barang yang dijualnya.
Namja tampan itu
menoleh pada Jaejoong yang baru saja akan diajaknya untuk segera pulang.
Tapi Jaejoong
sudah lebih dulu berlari menuju bagian pernak-pernik aneh yang menarik
perhatiannya.
Hm.
Terlihat jelas
kalau ia tidak ingin pergi ani?
“Baiklah, aku akan melihat-lihat dulu” Gumam
Yunho kemudian.
Wanita itu
tersenyum.
“Hyung! Joongie boleh beli boneka ini?”
Yunho menoleh,
memandang Jaejoong yang sudah memeluk sebuah boneka gajah yang lucu.
Tampak sedikit
usang.
“Yah, ambil saja” Ujar Yunho pelan.
Mereka bisa
mencucinya nanti, pikir Yunho.
Namja cantik itu
memekik senang.
Ia kembali
melirik-lirik benda lainnya.
“Kalung yang cantik” Ungkap Yunho seraya
menyentuh sebuah kalung bertali perak yang memiliki batu safir berwarna merah
pada bagian bandulnya.
Wanita paruh
baya itu tersenyum.
Ia menaikkan
alisnya.
“Kau memiliki penglihatan yang cukup bagus,
ternyata” Ujarnya.
Yunho hanya
tersenyum.
“Berapa harganya?”
“Kau yakin ingin membelinya?”
“Tentu saja, kalung ini dijual kan?”
Wanita itu
tertawa.
Ia mengangguk
dan membungkus kalung berbandul safir itu.
“Tentu saja, aku hanya ingin kau tidak
membayangkan sesuatu seraya memegang kalung ini. Karena sesuatu yang tak
terbayangkan bisa saja terjadi” Ujarnya.
Eoh?
Yunho
memiringkan kepalanya.
Namja tampan itu
hanya balas tersenyum kecil dan menyerahkan uangnya kepada wanita tersebut.
Kemudian ia
mengambil bungkusan kalung itu dan mengajak Jaejoong pergi menjauh.
Yunho membantu
Jaejoong masuk ke dalam mobil dan memasangkan sabuk pengamannya.
Kemudian ia duduk
di kursi kemudi seraya mengeluarkan benda yang dibelinya barusan.
Jaejoong tampak
tidak tertarik, namja mungil itu lebih memilih untuk bersenandung seraya
memainkan belalai gajah barunya.
Yunho membuka
bungkusan kalungnya dan segera mengenakan benda itu.
Kemudian ia
melirik bayangan lehernya melalui spion tengah.
Hm.
Tidak buruk.
Yunho tersenyum
kecil dan segera melajukan mobil mewah tersebut.
CKLEK!
Pintu apertemen
terbuka kasar oleh Jaejoong ketika mereka sampai.
Namja cantik itu
segera berlari kencang dan menuju kamar Yunho.
Ia melempar
boneka gajah dan jaketnya di atas ranjang.
Lalu ia berlari
membuka pintu kamar mandi.
“AAAHHHH!!” Teriak Jaejoong panik.
Yunho yang
mendengar itu terkejut.
Namja tampan itu
segera berlari memasuki kamarnya dan menemukan Jaejoong bergidik padanya.
“Yunnie Hyung! Kenapa kau masih saja jorok?!
Letakkan pakaian dalammu di tempat pakaian kotor! Dan tutup toiletnya kalau kau
selesai menggunakannya!” Pekik Jaejoong kesal.
Ish.
Yunho mencibir
pada namja cantik itu dan segera mengambil celana dalamnya yang tergeletak
indah di atas westafel.
Kemudian ia
menutup penutup toilet menggunakan kakinya.
Lalu ia
melemparkan celana dalamnya ke dalam ember pakaian kotor.
Jaejoong
mendengus.
Ia menutup pintu
kamar mandi seraya mengomel.
“Yunnie Hyung benar-benar menggelikan! Pantas
saja tidak ada wanita yang mau padanya, sepertinya ia tidak akan pernah bisa
menikah..Hiiii~~”
Yunho
mencebilkan bibirnya mendengar omelan tersebut.
Ia memilih untuk
merebahkan tubuhnya di atas ranjang dan menghela nafas panjang.
Jemarinya
terulur menggenggam erat batu safir itu.
Alisnya bertaut
menjadi satu.
“Bocah itu benar-benar cerewet, aku jadi
penasaran bagaimana sosoknya ketika dewasa nanti”
Yunho memandang
langit-langit kamarnya seraya membayangkan sosok Jaejoong ketika dewasa.
Memikirkan
gerutuan cerewetnya yang bertambah parah saat itu.
Huh.
Namja tampan itu
menggeleng pelan.
Ia menggeliat
dan memutuskan untuk memejamkan kedua matanya dan jatuh tertidur.
Mengacuhkan batu
safir yang ada pada kalungnya kini memancarkan sinar terang.
-------
“Hngghh”
Yunho menggeliat
dalam tidurnya.
Ia meregangkan
otot lengan dan lehernya seperti biasa.
Namja tampan itu
menguap lebar dan berusaha membuka kedua mata musangnya.
Ah, ia harus segera
mengantar Jaejoong ke sekolahnya anitji?
Namja cantik itu
akan mengamuk kalau sampai ia telat mengantarnya.
TEP.
Ng?
Yunho
mengerutkan dahinya merasakan lengannya menyentuh sesuatu yang terasa asing.
Jemari Yunho
perlahan bergerak, meraba apa yang telah disentuhnya.
Hmm, hmm, terasa
seperti..
Dada pria
dewasa?
Yunho menolehkan
wajahnya dan terkejut seketika.
Mata musangnya
melebar sempurna.
Nafasnya
tercekat.
Tangannya
bergetar.
Menatap tidak
percaya sesosok pria cantik yang tampak masih terlelap pulas di sampingnya.
“OMO!!” Pekik Yunho kaget.
Namja tampan itu
sontak melompat bangun dari baringnya dan memperhatikan namja itu.
Eoh?
Rambutnya
berwarna hitam legam, kulitnya seputih susu, dan..bibir cherry itu..
Omo omo!
Jangan katakan
kalau namja cantik ini adalah Kim Jaejoong?!
[ “Sesuatu
yang tak terbayangkan bisa saja terjadi” ]
Apakah ini
maksud perkataan wanita aneh itu?
Yunho mengira
kalau wanita itu hanya membual padanya.
Ya Tuhan.
Omo omo.
Seingatnya
semalam ia memang menggerutu dan menerka-nerka seperti apa sosok Jaejoong
ketika ia dewasa nanti.
Tapi..
Yunho sama
sekali tidak menyangka kalau bocah cerewet dan usil itu akan bermetamorfosis
menjadi malaikat seperti ini!
“Hunngghh”
Yunho merasakan
jakunnya naik turun melihat bibir ranum itu bergerak-gerak lucu.
Namja cantik itu
melenguh seraya menggumam tidak jelas.
Menggemaskan
sekali.
Beberapa detik
kemudian kedua mata besar itu terbuka sempurna.
Mengerjap
beberapa kali menyempurnakan pandangannya.
“Yunnie Hyung?” Panggil Jaejoong manja.
Aaawww!
Yunho ingin
berteriak gemas sekarang!
Omooo~!
Ia menyukai rupa
dewasa bocah cantik ini!
Sangat! Sangat
suka!
“Yunnie Hyung?” Panggil Jaejoong lagi.
“Hyung di sini sayang, Hyung di sini” Sahut
Yunho manis.
Ung?
Jaejoong mengerutkan
dahinya mendengar jawaban yang tidak biasanya dari Yunho.
Namja cantik itu
mengerjapkan matanya memandang Yunho yang kini duduk di hadapannya.
“Hum..Omo! Hyung? Apa yang terjadi? Kenapa
Joongie membesar?” Tanya Jaejoong kaget.
Menatap kedua
tangannya dan meraba-raba tubuhnya.
Wajahnya
terlihat horror.
Alisnya bertaut
menjadi satu.
Namja cantik itu
panik.
“Hei-hei! Hentikan itu!” Ujar Yunho seraya
menggenggam erat pergelangan tangan Jaejoong.
“Ta-Tapi Hyung, Joongie---”
“Ssshh, gwenchana, ini tidak seburuk yang kau
pikirkan, Jaejoongie”
“Kenapa bisa---”
“Hanya sementara, hanya sementara, setelah
itu kau akan kembali seperti semula”
Eoh?
Jaejoong
mempoutkan bibir ranumnya.
Terlihat tidak
setuju dengan apa yang dikatakan Yunho.
Tentu saja ia
penasaran bagaimana ia mendadak besar seperti ini.
“Hyung bertemu ibu peri semalam, dan ibu peri
bilang, ia ingin mengubahmu menjadi dewasa agar kau tidak cerewet lagi seperti
biasanya” Ujar Yunho setelah berpikir keras.
Mata musangnya
menatap penuh harap wajah cantik Jaejoong.
Semoga namja
cantik itu mempercayai ucapan konyolnya.
Kedua mata besar
Jaejoong berkedip-kedip lucu.
Ia memiringkan
kepalanya dan berbisik pelan.
“Jadi selama ini ibu peri menganggap Joongie
berisik ya, Hyung?”
“Iya, makanya kau harus belajar untuk menahan
semua ocehanmu, arasseo?”
“Hu-Huung”
“Yah, jangan memasang wajah sedih seperti
itu”
“Yunnie Hyung..Apa menurut Hyung Jaejoongie
cerewet?”
Yunho menaikkan
alisnya.
Menatap Jaejoong
yang menggigit bibir ranumnya gelisah.
Namja tampan itu
terkekeh dan mengangguk pelan.
Membuat kedua
mata Jaejoong tampak berkaca-kaca.
“Joongie janji tidak akan cerewet lagi
Hyung..Hiks..Hueeeee”
Yunho terkejut.
Ia kewalahan
saat Jaejoong menangis di hadapannya.
Namja tampan itu
bingung harus bagaimana.
Ia memutuskan
untuk memeluk Jaejoong dengan erat dan mengusapi punggung lebarnya.
Aigoo.
Walaupun
berpenampilan dewasa tetap saja dalamnya masih anak-anak.
“Jja, Joongie, berhentilah menangis, kau
tidak ingin mandi dengan sabun barumu hm?” Bujuk Yunho lembut.
Jaejoong
meregangkan pelukan mereka.
Ia menatap
Yunho.
“Ung..Joongie mau mandi sama Hyung” Gumamnya.
DEG.
Jantung Yunho
mendadak berdebar kencang.
Membayangkan
Jaejoong akan berada dalam satu bathtup
yang sama dengannya.
Omo, wajahnya
menghangat.
“KAJJA KAJJA!” Teriak Yunho semangat.
Namja tampan itu
segera menarik tangan Jaejoong dan membantunya melepaskan piyama.
Mata musangnya
bergerak-gerak mesum memperhatikan otot-otot halus yang terbentuk pada lengan
dan perut Jaejoong.
Seksi sekali.
Pikirnya.
Jaejoong
melenguh seraya mengalungkan kedua lengannya pada leher Yunho saat namja tampan
itu melucuti celananya.
Yunho segera
menyuruh namja cantik itu membilas tubuhnya dengan shower sementara ia membuka pakaiannya sendiri.
“Jja, Joongie, masuklah, Hyung sudah
menuangkan sabunmu” Ujar Yunho yang sudah berada di dalam bathtup.
Namja cantik itu
menoleh.
Ia mengangguk
dan beranjak memasuki tempat itu.
Yunho
mengulurkan tangannya mencengkram pinggang Jaejoong agar bersandar pada dada
bidangnya.
Omo omo.
Pantatnya lembut
sekali, pikir Yunho mesum.
Ia bisa
mendengar Jaejoong meringis pelan.
“Waeyo Joongie?”
“Ung..Ada yang menusuk-nusuk pantat Joongie
Hyung..Apposeo”
“Gwenchana, tidak akan melukaimu kok”
Jaejoong
mengangguk.
Ia menggumam
tidak jelas.
“Hyung, Joongie mau nasi goreng”
“Ne, akan Hyung buatkan setelah ini, ambil puff itu, biar Hyung gosok punggungmu”
Jaejoong
mengangguk patuh.
Ia bertekad akan
menjadi anak baik agar ibu peri mengembalikannya kembali seperti semula.
Ia takut menjadi
dewasa seperti ini.
Ummanya pasti
akan sedih.
Dan juga, ia
tidak akan bisa bersekolah kalau terus seperti ini.
-------
“Hyung, Joongie mau es krim”
Yunho
mengangguk.
Ia melompat dari
sofa dan mengambil sekotak es krim dari kulkas.
Namja tampan itu
berlari menyusul Jaejoong dan membuka kotak es krim tersebut setelah memberikan
sendok kepada namja cantik itu.
Hm, sudah hampir
seminggu namja cantik ini terjebak dalam tubuh dewasanya.
Yunho sama
sekali tidak berniat untuk mengembalikan Jaejoong kembali menjadi kecil.
Hell no.
Ia bisa
mendapatkan hari-harinya kembali tenang tanpa teriakan melengking dari bocah
kecil itu belakangan.
Jaejoong yang
sekarang terlihat patuh dan manis.
“Hyung mau?”
Yunho menoleh.
Tertawa geli
mendapatkan bibir ranum itu berlepotan es krim cokelat.
Tetap saja
bocah.
Jaejoong
merengut lucu mendapatkan tawa dari Yunho.
Ia baru saja
akan membersihkan bibirnya dengan lengan baju, namun Yunho sudah lebih dulu
menahannya dan menjilati bibirnya.
Jaejoong
terkejut.
Tubuhnya
menegang.
Kedua mata
besarnya membulat sempurna.
Ia bisa melihat
jelas Yunho yang kini memejamkan mata musangnya seraya menghisap dan beralih
melumat bibirnya.
“U-Ungh”
Jaejoong melenguh.
Satu tangannya
yang tidak memegang kotak es krim mencengkram erat kerah kaus Yunho.
Wajahnya
menghangat.
Jantungnya
berdebar kencang.
Ia juga bisa
merasakan hangatnya nafas Yunho di wajahnya.
“Yu-Yunnie Hyungghmmph..mmckk…ckk…mmpp”
Jaejoong mulai
memejamkan kedua matanya dengan erat.
Bibirnya yang
terbuka saat ia mencoba memanggil Yunho menjadi akses masuk lidah namja tampan
itu.
Namja tampan itu
mulai meraih tengkuk Jaejoong, memeluknya dengan lengan seraya memperdalam
ciumannya.
Melupakan bahwa
yang ada di hadapannya saat ini adalah sesosok bocah berusia 9 tahun.
Saliva keduanya
yang tercampur menetes membasahi rahang Jaejoong.
Namja cantik itu
merasakan nafasnya hampir habis.
Ia menepuk
pundak Yunho sedikit keras hingga menimbulkan suara kecapan yang kuat dari
Yunho saat namja tampan itu akan menghentikan ciumannya.
“Ummhh…hhh..hhh..hhh”
Wajah keduanya
merah padam.
Jaejoong
mendongak memandang mata musang Yunho yang balas menatapnya.
Namja tampan itu
merasakan tubuhnya bergejolak melihat bibir ranum yang tampak membengkak dan
basah itu kini terbuka di sela saliva keduanya yang masih melekat pada
rahangnya.
Yunho segera
mengulurkan lengan bajunya membersihkan sisa bekas ciuman mereka barusan.
Ia tidak ingin
tubuhnya bergerak diluar kendali nanti.
“Yunnie Hyung” Gumam Jaejoong masih menatap
Yunho.
Mengacuhkan es
krimnya yang mencair.
“Ne?”
“Yang tadi itu apa?”
Eoh?
Yunho menaikkan
alisnya.
Menatap Jaejoong
yang memandangnya polos.
Kedua matanya
mengerjap-kerjap lucu.
Hmp, Yunho balas
tersenyum.
“Yang tadi itu ungkapan sayang Hyung pada
Joongie”
“Berarti Yunnie Hyung sayang Joongie?”
“Ne, tentu saja”
“Joongie pikir Hyung benci Joongie, soalnya
Joongie kan cerewet”
“Kau memang cerewet, tapi Hyung suka”
Jaejoong tersenyum
senang.
-------
Hari sudah
malam.
Menjelang dini
hari.
Tapi Jaejoong
masih terjaga dari tidurnya.
Namja cantik itu
terus memperhatikan Yunho yang berbaring di sampingnya.
“Jaejoongie, tidurlah, ini sudah malam”
Jaejoong tidak
merespon.
Namja cantik itu
hanya terdiam.
“Joongie, ada apa?”
“Hyung, kapan Joongie kembali kecil lagi?”
Hung?
Yunho membuka
matanya mendengar pertanyaan itu.
Menatap Jaejoong
yang memelas padanya.
“Waeyo?” Tanyanya penasaran.
“Joongie takut, Umma pasti akan membuang
Joongie kalau Umma tahu..Otteyo?” Sahut Jaejoong pelan.
DEG.
Yunho terdiam.
Benar juga.
Kenapa tidak
terpikirkan olehnya?
Ummanya dan juga
Umma Jaejoong pasti tidak akan percaya dengan apa yang telah terjadi pada namja
cantik ini.
Jaejoong juga
sudah lama tidak masuk sekolah.
Namja tampan itu
termenung tanpa sadar.
Mengacuhkan
Jaejoong yang kini mengusap air matanya yang mengalir.
Jujur saja, ia
masih anak-anak.
Tentu saja ia
tidak nyaman dengan tubuhnya yang seperti ini.
Jaejoong memang
senang karenanya ia bisa berdampingan dengan Yunho.
Tapi tetap saja
ia lebih suka tubuh kecilnya.
“Tidurlah, Hyung janji akan berbicara dengan
ibu peri setelah ini” Ujar Yunho akhirnya.
Jaejoong
mendengung.
Ia mengangguk
dan beralih memeluk Yunho dengan erat.
Menyurukkan
wajahnya pada leher namja tampan itu.
Kemudian ia
memejamkan kedua matanya.
Sementara Yunho
menghela nafasnya.
Namja tampan itu
menggenggam erat bandul kalungnya.
Ia memejamkan
mata seraya membayangkan sosok Jaejoong ketika ia pertama kali tiba di
apertemen ini.
Setelah itu
Yunho mengecup lembut puncak kepala Jaejoong.
Dan malam itu,
batu safir berwarna merah tersebut kembali menyala terang.
-------
“HYUNG! HYUNG!”
“Hmmhh”
“YUNNIE HYUNG IREONA!”
Yunho mengerutkan
dahinya.
Mengerjap pelan
seraya membuka kedua mata musangnya.
Aigoo.
Jaejoong
benar-benar mengganggu tidur nyenyaknya.
Aish.
“Hyungie~!”
Eoh?
Yunho terkejut
ketika menatap sosok mungil Jaejoong yang duduk di atas perutnya.
Namja cantik itu
tertawa senang.
“Terima kasih sudah membujuk ibu peri,
Hyung~! Joongie janji akan jadi anak baik!” Jeritnya riang.
Heoh.
Yunho tersenyum
lembut.
Ia mengusap
rambut hitam namja cantik itu.
Jadi, Jaejoong
sudah kembali huh?
Namja tampan itu
memperhatikan Jaejoong yang mulai berceloteh senang padanya.
Sepertinya ia
benar-benar menyukai sosok aslinya.
Ah, padahal
Yunho lebih suka Jaejoong dewasa.
“Yunnie Hyung”
“Ne?”
“Kau tidak mendengarkanku”
“Mianhae”
Jaejoong
mempoutkan bibirnya.
Ia mengerutkan dahinya
dan berdecak kemudian.
Namja cantik itu
bertelungkup di atas tubuh Yunho.
Membuat Yunho
refleks memeluk punggungnya agar ia tidak terjatuh.
“Hyung suka Joongie yang mana?”
Eoh?
Yunho tertegun
mendengarnya.
Ia memperhatikan
Jaejoong yang kini menatapnya serius.
Namja cantik itu
menantikan jawaban dari bibirnya.
Lama Yunho
terdiam.
Sampai kemudian
ia terkekeh dan menepuk punggung namja cantik itu.
“Tentu saja Hyung suka Joongie yang seperti
ini”
“Jeongmall?”
“Nee”
Jaejoong
tertawa.
Ia menangkup
pipi Yunho dan mencium bibir namja tampan itu.
Membuat Yunho
terkejut karenanya.
“Hehehe, ungkapan sayang Joongie pada Hyung~”
Cengir Jaejoong memperlihatkan deretan gigi susunya.
Yunho kemudian
menarik senyum manisya.
Aigoo, bocah
ini.
Ia memang manis
dan menggemaskan pada akhirnya.
Tapi tetap saja
versi dewasa lebih menarik.
Ah~
Bukankah ia
masih bisa menunggu sampai Jaejoong beranjak dewasa?
Kenapa harus
susah?
Dan kalau pun ia
merindukan sosok itu, ia masih bisa menggunakan kalungnya.
Kalung ajaibnya.
Rite?
END.
Hahaaaa.. xD
BalasHapusAd kim jejung, kamu kenapa gemesin bgtttt>,<♥
Kalung gituan beli dimana yak? Hihihi..
Agooo, i can't talk too much tentan ff2mu,
But yours is the best shell^-^
suka banget sama ide ceritanya. ah bayangin jeje kecil yg cerewet pasti gemes sekali.
BalasHapusWaduh... Yunho jadi pedofil.. Kekeke...
BalasHapus