This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Sabtu, 02 November 2013

FF/YAOI/YUNJAE/THREESHOOT/UNEXPECTED/PART 2

Kau harus memiliki sepasang sepatu yang baik dan kuat agar dapat mengejar ia yang kau cintai dan hidup bahagia bersama selamanya.

PART 2.

Jaejoong sedang duduk termenung di sudut jendela restoran seperti biasanya.
Namja cantik itu menghela nafas panjang seraya mengaduk abstrak teh madu kesukaannya.
Sudah hampir lima bulan namja berlesung pipi itu koma.
Ia bahkan melewatkan wisuda sarjananya.

Namja cantik itu tersenyum miris.
Sebentar lagi gilirannya yang akan selesai.
Jaejoong menghembuskan nafas kemudian, mengingat pemilik pom bensin tempatnya bekerja selama ini baru saja memecatnya.
Pria pelit itu memberitahunya kalau ia sudah mendapatkan karyawan baru yang lebih telaten dari dirinya.

Ish.


Pekerjaan seperti itu bukan bakatnya.
Bagaimana ia bisa gesit?
Kalau ia harus berjaga dari radiasi bensin yang dapat merusak kulitnya.
Menyebalkan.

Kkkh.
Dan sekarang ia pengangguran.

Jaejoong meneguk tehnya sampai habis dan hendak beranjak meninggalkan restoran tersebut.
Namun kemudian ia tersentak dan refleks menoleh ke arah pintu dapur.
Omo!
Kenapa tidak terpikirkan sebelumnya?

Namja cantik itu memanggil seorang pelayan dan mengajukan permintaan untuk bertemu dengan pemilik tempat ini.

  “Kau memanggilku?”

Jaejoong tersenyum sopan.
Ia mengangguk dan membungkukkan tubuhnya.

  “Kim Jaejoong imnida” Ujarnya.

Hmp.
Chef muda itu tersenyum.
Jadi namanya Kim Jaejoong eh?

  “Jung Yunho imnida” Balasnya pelan.

Jaejoong mengusap tengkuknya.
Ia tersenyum lucu dan berusaha mendapatkan simpati dari namja tampan itu dengan tatapan memohonnya.

  “Um..Ada hal yang ingin kusampaikan padamu, Yunho-ssi”

  “Yunho saja”

  “Ah, ne, mianhae”

Namja tampan itu tersenyum manis.
Berusaha menahan debaran menggila pada jantungnya.
Gosh, ia tidak pernah menyangka kalau ia bisa berhadapan dengan sosok cantik ini akhirnya.

  “Aku..Bolehkah aku bekerja di sini? Maksudku, aku sedang membutuhkan pekerjaan, aku bisa memasak, tapi kalau kau ingin menempatkanku di bagian bersih-bersih juga tidak apa”

Eoh?

Mata musang Yunho mengerjap lucu.
Mencerna kalimat cepat dari namja itu.
Ia tidak dapat menahan senyum gelinya melihat tatapan memelas namja cantik itu.
Lucu sekali.

  “Apa kau sudah lulus kuliah?”

  “Aku akan lulus dalam waktu dekat ini”

  “Kau bisa memasak apa saja?”

  “Apa pun!”

  “Baiklah, kau diterima sebagai koki di restoranku”

DEG.

Jaejoong melebarkan kedua matanya tidak percaya.
Menatap Yunho yang tersenyum manis padanya.
Gosh!
Semudah inikah?
Ia sama sekali tidak menyangka kalau namja tampan ini sangat baik padanya!

  “Gomawo Yunho ah, jeongmallyo” Ucap Jaejoong tersenyum manis.

Yunho hanya mengangguk dan memilih untuk menikmati senyum manis itu.


-------


Yunho berjalan menelusuri dapur restoran yang luas itu.
Memeriksa masakan-masakan yang dibuat oleh para kokinya.
Namja tampan itu menghampiri Jaejoong yang terlihat fokus pada pekerjaannya.
Ia tersenyum dan berdiri di belakang namja cantik itu.

  “Hati-hati, yang kau ambil ini gula”

DEG.

Jaejoong terkejut.
Yunho memegang tangannya yang hendak menuangkan sesendok gula ke dalam wajan.
Namja cantik itu mendesah pendek dan menoleh kepada Yunho.

  “Gomawo Yunho ah, aku hampir saja merusak makanannya” Senyum Jaejoong lebar.

Yunho terkekeh.
Ia mecondongkan tubuhnya menggeser botol gula dan garam yang berdampingan.
Namja cantik itu segera menukar gulanya dengan garam.
Kemudian ia kembali melanjutkan pekerjaannya.

Kedua namja itu sama sekali tidak menyadari kalau seluruh koki yang ada di dapur tersebut memperhatikan mereka dengan intens.
Kemudian mereka saling tersenyum satu sama lain.
Ah, sepertinya ada yang sedang jatuh cinta hm?

  “Yunho-ssi, tanda tutup restoran sudah dipasang, hanya tinggal beberapa pelanggan yang baru saja memesan makanan di dalam” Lapor seorang pelayan kepada Yunho.

Namja tampan itu menoleh, ia segera menjauh dari Jaejoong.

  “Ne, arasseo”

Jaejoong mendongakkan wajahnya, memperhatikan jam dinding yang sudah menunjukkan pukul sepuluh malam.

  “Jaejoong ah”

  “Ne?”

  “Bagaimana kalau kita mampir ke kedai es krim setelah ini?”

  “Ah, mianhae Yunho yah, aku tidak bisa”

  “Waeyo?”

  “Aku sudah punya janji”

Yunho hanya berdehem pelan.
Ia mengangguk dan hendak berbalik menjauhi Jaejoong.
Namun namja cantik itu menarik lengannya dan mencubit pipinya gemas.

  “Besok malam saja otteyo? Jangan memasang wajah jelek seperti ini Yunho ah” Kekeh Jaejoong geli.

Ish.
Yunho segera menepis jemari Jaejoong sebelum wajahnya memerah.
Namja tampan itu mengangguk dan kembali melanjutkan langkahnya.
Sementara Jaejoong tersenyum kecil.

  “Taeminnie, masakanku sudah selesai, aku pulang duluan ya!” Ujar Jaejoong seraya melepas topi putihnya.

Pelayan berambut jamur itu mengangguk dengan senyum manisnya.
Jaejoong segera melesat menuju ruang ganti dan segera berlari keluar restoran.
Namja cantik itu terus memperhatikan jam tangannya mengingat waktu besuk pasien akan segera habis beberapa puluh menit lagi.

DRAP DRAP DRAP!

Jaejoong berlari menelusuri koridor rumah sakit dengan kencang setelah ia tiba di sana.
Namja cantik itu menyapa para perawat yang melihatnya.
Kemudian langkahnya berhenti tepat di hadapan pintu kamar rawat Siwon.

CKLEK.

  “Ah”

Jaejoong melebarkan kedua matanya.
Mendapati sosok Kibum yang sedang duduk di samping ranjang namja berlesung pipi itu.
Kibum berdiri dari duduknya.
Memandang Jaejoong yang memicing padanya.

  “Jaejoong ah”

  “Apa?”

Kibum mendesah pendek.
Ia tahu Jaejoong masih marah padanya karena ini adalah kemunculannya yang ketiga di rumah sakit sejak Siwon dirawat.
Seharusnya ia datang secara rutin sepertinya hm?

  “Maafkan aku”

  “Untuk apa?”

  “Untuk semua kesalahanku padamu, dan untuk Siwon”

  “Apa maksudmu?”

  “Aku akan memberikan Siwon untukmu, Jaejoong ah”

  “M-mwo? Kau pikir ia barang?!”

  “Aku hanya berpikir, kalau kau bisa menjaga Siwon dengan baik setelah ini”

  “…”

  “Aku akan pindah ke Jepang besok siang”

Jaejoong terkejut.
Ia menatap marah namja snowy itu.

  “Ummaku ingin aku menikah dengan putra dari relasi bisnisnya di sana”

  “Tapi Siwon Hyung mencintaimu! Kau sendiri tahu itu!”

  “Dia koma, Jaejoong ah”

  “…”

  “Dia lumpuh”

  “JADI KAU MEMBUANGNYA BEGITU SAJA KARENA IA TIDAK SEMPURNA LAGI EOH!”

  “Maafkan aku”

Jaejoong merasakan amarahnya membuncah.
Wajah cantiknya tampak memerah, namja cantik itu menggebrak meja nakas dengan kasar.
Mata bulatnya menatap nyalang wajah Kibum.

  “Keluar kau dari sini!” Teriaknya lantang.

Kibum menghela nafas.
Ia berjalan melewati Jaejoong dan membuka kenop pintu itu.

  “Sampaikan permintaan maafku padanya kalau ia sadar ne?” Gumam namja snowy itu pelan.

Jaejoong menggeram.
Ia memalingkan wajahnya ketika pintu itu tertutup.
Namja cantik itu segera duduk di samping Siwon.
Ia mengusap air matanya yang mengalir.

  “Gwenchana Hyung..Hiks..Masih ada aku di sini..Walaupun kau tidak membutuhkan aku..Aku akan tetap berada di sisimu sampai kapan pun..Hiks..” Isaknya seraya menggenggam jemari Siwon.

Jaejoong meringis.
Ingin rasanya ia membunuh namja snowy itu.

  “Cepatlah sadar, Hyung..Hiks..Aku mencintaimu..” Bisiknya tersengguk.


-------


Semakin hari Yunho semakin tergila-gila pada namja cantik itu.
Ia benar-benar tidak bisa menahan dirinya terkadang.
Jaejoong sungguh mengalihkan perhatiannya.
See?
Seperti sekarang ini.

Ia sedang memperhatikan Jaejoong yang sedang memotong sayur-sayuran dengan cekatan.

Perlahan pandangan Yunho beralih memperhatikan wajah cantik namja itu.
Ah, benar-benar indah.
Mata musang Yunho berkilat tajam ketika ia membayangkan bagaimana ekspresi cantik itu ketika ia berada di atas tubuhnya.
Bagaimana bibir cherry itu akan mendesahkan namanya.
Dan bulir keringat yang menetes dari rambut almond-nya.

  “Yunho ah!”

Yunho tersentak kaget ketika Jaejoong berbalik dan berteriak memanggilnya.

  “Ne, waeyo?”

  “Menurutmu wortel dan kentang ini dipotong melintang atau diagonal?”

Namja tampan itu menaikkan alisnya.
Ia membuat gerakan diagonal dengan jarinya kemudian.
Jaejoong terkekeh, ia mengangguk dan segera memotong sayur-sayur tersebut.
Yunho tersenyum mendengar suara kekehan lembut itu.

Ia memposisikan dirinya di belakang Jaejoong dan perlahan menyusupkan kedua tangannya di kedua sisi pinggang ramping namja cantik itu.
Memeluknya erat hingga dada bidangnya menempel pada punggung Jaejoong.

  “Yah, Yunho, aku jadi susah bergerak” Ungkap Jaejoong kesal.

Yunho hanya tertawa kecil.
Membiarkan Jaejoong menggerutu karena perbuatannya.
Para koki dan pelayan yang berada dalam ruangan yang sama merasakan wajah mereka menghangat.
Omo, Yunho dan Jaejoong semakin dekat saja hari ke hari.

  “Jaejoongie” Bisik Yunho di telinga namja cantik itu.

  “Hmm” Gumam Jaejoong meringis geli.

  “Setelah restoran tutup, tunggu aku di ruang ganti arra?”

  “Untuk apa?”

  “Ada yang ingin kukatakan padamu”

  “Katakan saja sekarang”

  “Aish kau ini”

Jaejoong kembali terkekeh.

  “Tapi sebagai gantinya aku minta tambahan waktu istirahat siang nanti”

  “Hm, selama kau menepati janjimu tidak masalah”

  “Hahaha, aku beruntung memiliki bos sepertimu Yun”


-------


CKLEK.

  “Siang, Hyung”

Namja cantik itu tersenyum seraya menutup pintu kamar rawat.
Ia duduk di samping ranjang seraya meletakkan bungkusan nasi kotak di pangkuannya.

  “Hari ini aku akan makan siang di sini, kebetulan aku dapat izin khusus”

  “…”

  “Hyung, yang ada di dalam kotak ini masakanku sendiri, otte? Kalau kau ingin mencobanya kau harus segera membuka matamu”

  “…”

  “Umm, ayam bakarnya lezat sekali Hyung! Kau benar-benar menyesal tidak ikut mencicipinya!”

Jaejoong menjilat ujung jarinya.
Ia tersenyum seraya mengaduk isi nasi kotaknya.

  “Hyung, Yunho bilang ia ingin bicara denganku nanti malam, saat restoran sudah sepi”

  “…”

  “Otte Hyung? Apa kau akan memberiku izin? Ah, tapi mau tidak mau kau harus setuju! Siapa tahu Yunho ingin menaikkan gajiku”

CKLEK.

Jaejoong menoleh, melihat seorang perawat memasuki ruangan dan tersenyum kepadanya.

  “Waktunya periksa siang” Ucap perawat tersebut.

Jaejoong mengangguk.
Ia segera menutup kotak nasinya dan mengecup dahi Siwon sekilas.

  “Aku kembali ke La Pomme ne Hyung, anyeong”

Namja cantik itu berjalan meninggalkan ruangan.
Ia menjilat sudut bibirnya seraya mengedarkan pandangannya.

  “Anyeong Jaejoongie!”

Jaejoong menoleh dan tersenyum kepada beberapa perawat yang menyapanya.
Ah, hampir setahun berlalu lalang di rumah sakit ini membuatnya memiliki banyak kenalan.
Namja cantik itu semakin mempercepat langkahnya mengingat sebentar lagi ia harus berada di dapur restoran.

Jaejoong memutuskan untuk berlari dengan cepat, nafasnya tersengal ketika ia melihat pintu putar restoran tersebut.

  “Jaejoong!”

  “Mrs.Watson!

Wanita paruh baya berkebangsaan Eropa itu tersenyum senang saat mendapati koki favorite-nya tiba.
Jaejoong segera menghampiri wanita tersebut dan mencium punggung tangannya.

  “Apa kabarmu, Mrs?”
 
  “Oh, aku sakit tanpa Red Hot Velvet buatanmu, Joongie”

Jaejoong tertawa mendengarnya.
Namja cantik itu menoleh dan menaikkan alisnya melihat Yunho yang membawakan sepiring potongan kue tersebut.

  “Padahal biasanya kau menyukai kue buatanku” Ucap namja tampan itu tersenyum.

Mrs.Watson hanya terkekeh pelan.
Ia segera meneguk teh sorenya dengan nikmat.

  “Jja, kita kembali ke dapur”

Hum?

Wanita paruh baya itu menaikkan alisnya melihat Yunho yang merengkuh pinggang namja cantik itu dengan satu tangan.
Menggiringnya menuju dapur.
Oh-oh sepertinya ia mengerti situasi ini.

Ah, masa muda memang menyenangkan. Pikirnya.

CKLEK.

Pintu dapur itu terbuka pelan, memperlihatkan kesibukan para koki di dalam sana.
Jaejoong menggulung lengan bajunya dan segera mencuci tangannya.
Ia mengambil satu kertas pesanan yang digantungkan oleh pelayan dan menggumam tidak jelas.

  “Jaejoongie, kudengar kau lulusan Universitas Jounant anitji?”

Namja cantik itu mendongakkan wajahnya, menatap Taemin yang memperlihatkan deretan gigi putihnya yang rapi dari seberang Jaejoong.

  “Lee Taemin, bukankah seharusnya kau melayani tamu huh?”

  “Jam istirahatku dobel, soalnya kemarin aku menggantikan Yuri”

  “Hmm hmm”

  “Jadi, benar?”

  “Yah, benar”

   “Omo, lalu kenapa kau malah bekerja di restoran seperti ini? Seharusnya kau bekerja di perusahaan besar”

  “Karena aku suka tempat ini”

  “Ah, seandainya hidupku semudah dirimu”

  “Jaga ucapanmu, Taemin, hidupku tidak seperti yang kau bayangkan”

Uh.
Namja jamur itu mempoutkan bibir tebalnya kesal.
Ia mendengus dan menuangkan sesendok gula pada masakan Jaejoong.

  “YAA! LEE TAEMIN!” Teriak namja cantik itu marah.

Taemin tertawa.
Ia segera melesat dari hadapan Jaejoong.
Meninggalkan namja cantik yang kini menggerutu tidak jelas itu.
Aish, sekarang ia harus mengulang semuanya dari awal.

  “BAYI JAMUR!” Geram Jaejoong menghentakkan spatulanya.


-------


  “Sampai jumpa”

  “Anyeong”

Jaejoong tersenyum dan mengangguk ketika karyawan lain pamit untuk pulang.
Namja cantik itu mencubit gemas pipi Taemin yang sudah mengganggunya hari ini.
Membuat namja jamur itu mengerang kesal.

  “Hung”

Jaejoong mendengung tidak jelas saat restoran sudah sepi.
Hanya ada dirinya dan Yunho.
Ah, ne, Yunho.
Jaejoong segera berjalan menuju ruang ganti.
Namja cantik itu melepas topi putihnya dan meletakkannya di dalam lemari ganti miliknya.

Kemudian ia menarik syal merah yang tersemat pada kerah seragamnya.

  “Jaejoongie”

DEG.

Jaejoong tersentak.
Ia menoleh cepat dan mendesah saat melihat Yunho menghampirinya.

  “Kau mengagetkanku, Yunho ah” Ujar Jaejoong kesal.

Yunho tersenyum kecil.
Ia berjalan mendekati namja cantik itu.

  “Ne, apa yang ingin kau bicarakan denganku, Yunho?”

Namja tampan itu menggenggam kedua tangan Jaejoong menghentikan gerakannya yang sedang membuka kancing seragamnya.
Jaejoong tertegun.
Menyadari pertama kalinya ia berhadapan sedekat ini dengan Yunho.

Uh.
Mata musang itu terlihat sangat tajam dan menghipnotis siapa saja yang melihatnya.

  “Kau mungkin tidak menyadari keberadaanku” Bisik Yunho.

Jaejoong menaikkan alisnya.

  “Aku selalu memperhatikanmu sejak pertama kali kau datang ke restoran ini”

  “…”
 
  “Apa yang kau pesan, di mana kau duduk, kemudian apa yang kau lakukan, aku hafal seluruhnya, Jae”

  “N-ne?”

  “Dan semakin aku memperhatikanmu, semakin sulit untuk menghilangkanmu dari pikiranku”

  “…”

  “Aku sangat bahagia saat kau memintaku untuk merekrutmu bekerja di sini waktu itu, itu artinya aku memiliki kesempatan untuk mendekatimu, dan berdua denganmu di sini, agar aku dapat menyampaikan sesuatu yang sangat penting kepadamu”

Jaejoong menelan salivanya.
Masih menatap mata musang Yunho.

Namja tampan itu semakin menggenggam tangan Jaejoong.

  “Aku mencintaimu, Kim Jaejoong”

DEG.

Mata Jaejoong melebar sempurna.
Nafasnya tercekat.
Bibir ranumnya terbuka tidak percaya.

  “Yu-Yunho ah” Gumam Jaejoong lirih.

Namja tampan itu mengendus punggung tangan Jaejoong.
Ia tersenyum kecil.

  “Apa jawabanmu, Jae?” Tanya Yunho pelan.

  “Aku..Aku sangat senang dengan perasaanmu padaku..Tapi..Mianhae, aku tidak bisa membalas perasaanmu Yun” Sahut Jaejoong menundukkan wajahnya.

Yunho terkesiap.
Menatap bingung namja cantik itu.

  “Kenapa?” Tanyanya.

  “Aku tidak ingin kau terluka, Yunho ah..Jangan paksa aku..” Lirih Jaejoong.

  “Ani, katakan padaku!”

  “Yunho!”

  “Katakan!”

  “Hatiku sudah dimiliki Yunho ah!”

DEG.

Yunho terdiam.
Menatap tajam namja cantik itu.
Jaejoong meringis.

  “Maafkan aku..” Bisiknya lirih.

Huh.
Yunho menarik seringai liciknya.

  “Siapa yang berani memiliki hatimu eoh? Hati yang hanya tercipta untukku?” Desisnya.

  “Yu-Yunho” Gumam Jaejoong takut.

  “Aku menantimu dengan sabar selama dua tahun, Jaejoongie, dan aku yakin, hanya aku yang dapat mencintaimu setulus ini”

  “Yunho ah”

Jaejoong berusaha meronta dari cengkraman Yunho pada kedua tangannya.
Namja cantik itu terkejut saat Yunho mendorong punggungnya membentur lemari ruang ganti itu.
Satu tangan Yunho menahan kedua tangan Jaejoong di atas kepala namja cantik itu.
Sementara satu tangannya yang bebas melucuti pakaian yang masih dikenakan Jaejoong satu persatu.

Tubuh Jaejoong bergetar.
Mata bulatnya membesar.
Ia baru saja akan bersuara, namun tenggelam oleh ciuman kasar yang diberikan namja tampan itu.
Yunho menghimpit Jaejoong hingga dada bidangnya bersentuhan dengan dada namja cantik itu.
Ia memiringkan wajahnya ke kiri dan kanan, menikmati lembutnya bibir Jaejoong yang selama ini diimpikannya.

Merasakan aliran saliva keduanya yang mengalir dari sela-sela ciuman yang berantakan itu.

  “Mmh! Yu..Yunho ah..Andwae~!” Pekik Jaejoong lirih.

Yunho hanya tersenyum kecil.
Ia mengecup rahang Jaejoong dan menggigit pipinya.
Kemudian ia menarik turun celana Jaejoong ke bawah dan segera menarik zipper celananya sendiri.

  “Jika hatimu tidak dapat mencintaiku, maka tubuhmu yang akan melakukannya” Bisik Yunho tepat di telinga Jaejoong.

Namja cantik itu menangis.

TBC :D


1 komentar: