Kau harus memiliki sepasang sepatu yang baik dan kuat agar dapat
mengejar ia yang kau cintai dan hidup bahagia bersama selamanya.
PART 2.
Jaejoong sedang
duduk termenung di sudut jendela restoran seperti biasanya.
Namja cantik itu
menghela nafas panjang seraya mengaduk abstrak teh madu kesukaannya.
Sudah hampir
lima bulan namja berlesung pipi itu koma.
Ia bahkan
melewatkan wisuda sarjananya.
Namja cantik itu
tersenyum miris.
Sebentar lagi
gilirannya yang akan selesai.
Jaejoong
menghembuskan nafas kemudian, mengingat pemilik pom bensin tempatnya bekerja
selama ini baru saja memecatnya.
Pria pelit itu
memberitahunya kalau ia sudah mendapatkan karyawan baru yang lebih telaten dari
dirinya.
Ish.
Pekerjaan
seperti itu bukan bakatnya.
Bagaimana ia
bisa gesit?
Kalau ia harus
berjaga dari radiasi bensin yang dapat merusak kulitnya.
Menyebalkan.
Kkkh.
Dan sekarang ia
pengangguran.
Jaejoong meneguk
tehnya sampai habis dan hendak beranjak meninggalkan restoran tersebut.
Namun kemudian
ia tersentak dan refleks menoleh ke arah pintu dapur.
Omo!
Kenapa tidak
terpikirkan sebelumnya?
Namja cantik itu
memanggil seorang pelayan dan mengajukan permintaan untuk bertemu dengan
pemilik tempat ini.
“Kau memanggilku?”
Jaejoong
tersenyum sopan.
Ia mengangguk
dan membungkukkan tubuhnya.
“Kim Jaejoong imnida” Ujarnya.
Hmp.
Chef muda itu
tersenyum.
Jadi namanya Kim
Jaejoong eh?
“Jung Yunho imnida” Balasnya pelan.
Jaejoong
mengusap tengkuknya.
Ia tersenyum
lucu dan berusaha mendapatkan simpati dari namja tampan itu dengan tatapan
memohonnya.
“Um..Ada hal yang ingin kusampaikan padamu,
Yunho-ssi”
“Yunho saja”
“Ah, ne, mianhae”
Namja tampan itu
tersenyum manis.
Berusaha menahan
debaran menggila pada jantungnya.
Gosh, ia tidak
pernah menyangka kalau ia bisa berhadapan dengan sosok cantik ini akhirnya.
“Aku..Bolehkah aku bekerja di sini? Maksudku,
aku sedang membutuhkan pekerjaan, aku bisa memasak, tapi kalau kau ingin
menempatkanku di bagian bersih-bersih juga tidak apa”
Eoh?
Mata musang
Yunho mengerjap lucu.
Mencerna kalimat
cepat dari namja itu.
Ia tidak dapat
menahan senyum gelinya melihat tatapan memelas namja cantik itu.
Lucu sekali.
“Apa kau sudah lulus kuliah?”
“Aku akan lulus dalam waktu dekat ini”
“Kau bisa memasak apa saja?”
“Apa pun!”
“Baiklah, kau diterima sebagai koki di
restoranku”
DEG.
Jaejoong
melebarkan kedua matanya tidak percaya.
Menatap Yunho
yang tersenyum manis padanya.
Gosh!
Semudah inikah?
Ia sama sekali
tidak menyangka kalau namja tampan ini sangat baik padanya!
“Gomawo Yunho ah, jeongmallyo” Ucap Jaejoong
tersenyum manis.
Yunho hanya
mengangguk dan memilih untuk menikmati senyum manis itu.
-------
Yunho berjalan
menelusuri dapur restoran yang luas itu.
Memeriksa
masakan-masakan yang dibuat oleh para kokinya.
Namja tampan itu
menghampiri Jaejoong yang terlihat fokus pada pekerjaannya.
Ia tersenyum dan
berdiri di belakang namja cantik itu.
“Hati-hati, yang kau ambil ini gula”
DEG.
Jaejoong
terkejut.
Yunho memegang
tangannya yang hendak menuangkan sesendok gula ke dalam wajan.
Namja cantik itu
mendesah pendek dan menoleh kepada Yunho.
“Gomawo Yunho ah, aku hampir saja merusak
makanannya” Senyum Jaejoong lebar.
Yunho terkekeh.
Ia mecondongkan
tubuhnya menggeser botol gula dan garam yang berdampingan.
Namja cantik itu
segera menukar gulanya dengan garam.
Kemudian ia
kembali melanjutkan pekerjaannya.
Kedua namja itu
sama sekali tidak menyadari kalau seluruh koki yang ada di dapur tersebut
memperhatikan mereka dengan intens.
Kemudian mereka
saling tersenyum satu sama lain.
Ah, sepertinya
ada yang sedang jatuh cinta hm?
“Yunho-ssi, tanda tutup restoran sudah
dipasang, hanya tinggal beberapa pelanggan yang baru saja memesan makanan di
dalam” Lapor seorang pelayan kepada Yunho.
Namja tampan itu
menoleh, ia segera menjauh dari Jaejoong.
“Ne, arasseo”
Jaejoong
mendongakkan wajahnya, memperhatikan jam dinding yang sudah menunjukkan pukul
sepuluh malam.
“Jaejoong ah”
“Ne?”
“Bagaimana kalau kita mampir ke kedai es krim
setelah ini?”
“Ah, mianhae Yunho yah, aku tidak bisa”
“Waeyo?”
“Aku sudah punya janji”
Yunho hanya berdehem
pelan.
Ia mengangguk
dan hendak berbalik menjauhi Jaejoong.
Namun namja
cantik itu menarik lengannya dan mencubit pipinya gemas.
“Besok malam saja otteyo? Jangan memasang
wajah jelek seperti ini Yunho ah” Kekeh Jaejoong geli.
Ish.
Yunho segera
menepis jemari Jaejoong sebelum wajahnya memerah.
Namja tampan itu
mengangguk dan kembali melanjutkan langkahnya.
Sementara
Jaejoong tersenyum kecil.
“Taeminnie, masakanku sudah selesai, aku
pulang duluan ya!” Ujar Jaejoong seraya melepas topi putihnya.
Pelayan berambut
jamur itu mengangguk dengan senyum manisnya.
Jaejoong segera
melesat menuju ruang ganti dan segera berlari keluar restoran.
Namja cantik itu
terus memperhatikan jam tangannya mengingat waktu besuk pasien akan segera
habis beberapa puluh menit lagi.
DRAP DRAP DRAP!
Jaejoong berlari
menelusuri koridor rumah sakit dengan kencang setelah ia tiba di sana.
Namja cantik itu
menyapa para perawat yang melihatnya.
Kemudian
langkahnya berhenti tepat di hadapan pintu kamar rawat Siwon.
CKLEK.
“Ah”
Jaejoong
melebarkan kedua matanya.
Mendapati sosok
Kibum yang sedang duduk di samping ranjang namja berlesung pipi itu.
Kibum berdiri
dari duduknya.
Memandang
Jaejoong yang memicing padanya.
“Jaejoong ah”
“Apa?”
Kibum mendesah
pendek.
Ia tahu Jaejoong
masih marah padanya karena ini adalah kemunculannya yang ketiga di rumah sakit
sejak Siwon dirawat.
Seharusnya ia
datang secara rutin sepertinya hm?
“Maafkan aku”
“Untuk apa?”
“Untuk semua kesalahanku padamu, dan untuk
Siwon”
“Apa maksudmu?”
“Aku akan memberikan Siwon untukmu, Jaejoong
ah”
“M-mwo? Kau pikir ia barang?!”
“Aku hanya berpikir, kalau kau bisa menjaga
Siwon dengan baik setelah ini”
“…”
“Aku akan pindah ke Jepang besok siang”
Jaejoong
terkejut.
Ia menatap marah
namja snowy itu.
“Ummaku ingin aku menikah dengan putra dari
relasi bisnisnya di sana”
“Tapi Siwon Hyung mencintaimu! Kau sendiri
tahu itu!”
“Dia koma, Jaejoong ah”
“…”
“Dia lumpuh”
“JADI KAU MEMBUANGNYA BEGITU SAJA KARENA IA
TIDAK SEMPURNA LAGI EOH!”
“Maafkan aku”
Jaejoong
merasakan amarahnya membuncah.
Wajah cantiknya
tampak memerah, namja cantik itu menggebrak meja nakas dengan kasar.
Mata bulatnya
menatap nyalang wajah Kibum.
“Keluar kau dari sini!” Teriaknya lantang.
Kibum menghela
nafas.
Ia berjalan
melewati Jaejoong dan membuka kenop pintu itu.
“Sampaikan permintaan maafku padanya kalau ia
sadar ne?” Gumam namja snowy itu
pelan.
Jaejoong
menggeram.
Ia memalingkan
wajahnya ketika pintu itu tertutup.
Namja cantik itu
segera duduk di samping Siwon.
Ia mengusap air
matanya yang mengalir.
“Gwenchana Hyung..Hiks..Masih ada aku di
sini..Walaupun kau tidak membutuhkan aku..Aku akan tetap berada di sisimu
sampai kapan pun..Hiks..” Isaknya seraya menggenggam jemari Siwon.
Jaejoong
meringis.
Ingin rasanya ia
membunuh namja snowy itu.
“Cepatlah sadar, Hyung..Hiks..Aku
mencintaimu..” Bisiknya tersengguk.
-------
Semakin hari
Yunho semakin tergila-gila pada namja cantik itu.
Ia benar-benar
tidak bisa menahan dirinya terkadang.
Jaejoong sungguh
mengalihkan perhatiannya.
See?
Seperti sekarang
ini.
Ia sedang
memperhatikan Jaejoong yang sedang memotong sayur-sayuran dengan cekatan.
Perlahan
pandangan Yunho beralih memperhatikan wajah cantik namja itu.
Ah, benar-benar
indah.
Mata musang
Yunho berkilat tajam ketika ia membayangkan bagaimana ekspresi cantik itu
ketika ia berada di atas tubuhnya.
Bagaimana bibir cherry itu akan mendesahkan namanya.
Dan bulir
keringat yang menetes dari rambut almond-nya.
“Yunho ah!”
Yunho tersentak
kaget ketika Jaejoong berbalik dan berteriak memanggilnya.
“Ne, waeyo?”
“Menurutmu wortel dan kentang ini dipotong
melintang atau diagonal?”
Namja tampan itu
menaikkan alisnya.
Ia membuat
gerakan diagonal dengan jarinya kemudian.
Jaejoong
terkekeh, ia mengangguk dan segera memotong sayur-sayur tersebut.
Yunho tersenyum
mendengar suara kekehan lembut itu.
Ia memposisikan
dirinya di belakang Jaejoong dan perlahan menyusupkan kedua tangannya di kedua
sisi pinggang ramping namja cantik itu.
Memeluknya erat
hingga dada bidangnya menempel pada punggung Jaejoong.
“Yah, Yunho, aku jadi susah bergerak” Ungkap
Jaejoong kesal.
Yunho hanya
tertawa kecil.
Membiarkan
Jaejoong menggerutu karena perbuatannya.
Para koki dan
pelayan yang berada dalam ruangan yang sama merasakan wajah mereka menghangat.
Omo, Yunho dan
Jaejoong semakin dekat saja hari ke hari.
“Jaejoongie” Bisik Yunho di telinga namja
cantik itu.
“Hmm” Gumam Jaejoong meringis geli.
“Setelah restoran tutup, tunggu aku di ruang
ganti arra?”
“Untuk apa?”
“Ada yang ingin kukatakan padamu”
“Katakan saja sekarang”
“Aish kau ini”
Jaejoong kembali
terkekeh.
“Tapi sebagai gantinya aku minta tambahan
waktu istirahat siang nanti”
“Hm, selama kau menepati janjimu tidak
masalah”
“Hahaha, aku beruntung memiliki bos sepertimu
Yun”
-------
CKLEK.
“Siang, Hyung”
Namja cantik itu
tersenyum seraya menutup pintu kamar rawat.
Ia duduk di
samping ranjang seraya meletakkan bungkusan nasi kotak di pangkuannya.
“Hari ini aku akan makan siang di sini,
kebetulan aku dapat izin khusus”
“…”
“Hyung, yang ada di dalam kotak ini masakanku
sendiri, otte? Kalau kau ingin mencobanya kau harus segera membuka matamu”
“…”
“Umm, ayam bakarnya lezat sekali Hyung! Kau
benar-benar menyesal tidak ikut mencicipinya!”
Jaejoong
menjilat ujung jarinya.
Ia tersenyum
seraya mengaduk isi nasi kotaknya.
“Hyung, Yunho bilang ia ingin bicara denganku
nanti malam, saat restoran sudah sepi”
“…”
“Otte Hyung? Apa kau akan memberiku izin? Ah,
tapi mau tidak mau kau harus setuju! Siapa tahu Yunho ingin menaikkan gajiku”
CKLEK.
Jaejoong
menoleh, melihat seorang perawat memasuki ruangan dan tersenyum kepadanya.
“Waktunya periksa siang” Ucap perawat
tersebut.
Jaejoong
mengangguk.
Ia segera
menutup kotak nasinya dan mengecup dahi Siwon sekilas.
“Aku kembali ke La Pomme ne Hyung, anyeong”
Namja cantik itu
berjalan meninggalkan ruangan.
Ia menjilat
sudut bibirnya seraya mengedarkan pandangannya.
“Anyeong Jaejoongie!”
Jaejoong menoleh
dan tersenyum kepada beberapa perawat yang menyapanya.
Ah, hampir
setahun berlalu lalang di rumah sakit ini membuatnya memiliki banyak kenalan.
Namja cantik itu
semakin mempercepat langkahnya mengingat sebentar lagi ia harus berada di dapur
restoran.
Jaejoong
memutuskan untuk berlari dengan cepat, nafasnya tersengal ketika ia melihat
pintu putar restoran tersebut.
“Jaejoong!”
“Mrs.Watson!”
Wanita paruh
baya berkebangsaan Eropa itu tersenyum senang saat mendapati koki favorite-nya tiba.
Jaejoong segera
menghampiri wanita tersebut dan mencium punggung tangannya.
“Apa kabarmu, Mrs?”
“Oh, aku sakit tanpa Red Hot Velvet buatanmu, Joongie”
Jaejoong tertawa
mendengarnya.
Namja cantik itu
menoleh dan menaikkan alisnya melihat Yunho yang membawakan sepiring potongan
kue tersebut.
“Padahal biasanya kau menyukai kue buatanku”
Ucap namja tampan itu tersenyum.
Mrs.Watson hanya terkekeh
pelan.
Ia segera
meneguk teh sorenya dengan nikmat.
“Jja, kita kembali ke dapur”
Hum?
Wanita paruh
baya itu menaikkan alisnya melihat Yunho yang merengkuh pinggang namja cantik
itu dengan satu tangan.
Menggiringnya
menuju dapur.
Oh-oh sepertinya
ia mengerti situasi ini.
Ah, masa muda
memang menyenangkan. Pikirnya.
CKLEK.
Pintu dapur itu
terbuka pelan, memperlihatkan kesibukan para koki di dalam sana.
Jaejoong
menggulung lengan bajunya dan segera mencuci tangannya.
Ia mengambil
satu kertas pesanan yang digantungkan oleh pelayan dan menggumam tidak jelas.
“Jaejoongie, kudengar kau lulusan Universitas
Jounant anitji?”
Namja cantik itu
mendongakkan wajahnya, menatap Taemin yang memperlihatkan deretan gigi putihnya
yang rapi dari seberang Jaejoong.
“Lee Taemin, bukankah seharusnya kau melayani
tamu huh?”
“Jam istirahatku dobel, soalnya kemarin aku
menggantikan Yuri”
“Hmm hmm”
“Jadi, benar?”
“Yah, benar”
“Omo, lalu kenapa kau malah bekerja di
restoran seperti ini? Seharusnya kau bekerja di perusahaan besar”
“Karena aku suka tempat ini”
“Ah, seandainya hidupku semudah dirimu”
“Jaga ucapanmu, Taemin, hidupku tidak seperti
yang kau bayangkan”
Uh.
Namja jamur itu
mempoutkan bibir tebalnya kesal.
Ia mendengus dan
menuangkan sesendok gula pada masakan Jaejoong.
“YAA! LEE TAEMIN!” Teriak namja cantik itu
marah.
Taemin tertawa.
Ia segera
melesat dari hadapan Jaejoong.
Meninggalkan
namja cantik yang kini menggerutu tidak jelas itu.
Aish, sekarang
ia harus mengulang semuanya dari awal.
“BAYI JAMUR!” Geram Jaejoong menghentakkan
spatulanya.
-------
“Sampai jumpa”
“Anyeong”
Jaejoong
tersenyum dan mengangguk ketika karyawan lain pamit untuk pulang.
Namja cantik itu
mencubit gemas pipi Taemin yang sudah mengganggunya hari ini.
Membuat namja
jamur itu mengerang kesal.
“Hung”
Jaejoong
mendengung tidak jelas saat restoran sudah sepi.
Hanya ada
dirinya dan Yunho.
Ah, ne, Yunho.
Jaejoong segera
berjalan menuju ruang ganti.
Namja cantik itu
melepas topi putihnya dan meletakkannya di dalam lemari ganti miliknya.
Kemudian ia
menarik syal merah yang tersemat pada kerah seragamnya.
“Jaejoongie”
DEG.
Jaejoong
tersentak.
Ia menoleh cepat
dan mendesah saat melihat Yunho menghampirinya.
“Kau mengagetkanku, Yunho ah” Ujar Jaejoong
kesal.
Yunho tersenyum
kecil.
Ia berjalan
mendekati namja cantik itu.
“Ne, apa yang ingin kau bicarakan denganku,
Yunho?”
Namja tampan itu
menggenggam kedua tangan Jaejoong menghentikan gerakannya yang sedang membuka
kancing seragamnya.
Jaejoong
tertegun.
Menyadari
pertama kalinya ia berhadapan sedekat ini dengan Yunho.
Uh.
Mata musang itu
terlihat sangat tajam dan menghipnotis siapa saja yang melihatnya.
“Kau mungkin tidak menyadari keberadaanku”
Bisik Yunho.
Jaejoong
menaikkan alisnya.
“Aku selalu memperhatikanmu sejak pertama
kali kau datang ke restoran ini”
“…”
“Apa yang kau pesan, di mana kau duduk,
kemudian apa yang kau lakukan, aku hafal seluruhnya, Jae”
“N-ne?”
“Dan semakin aku memperhatikanmu, semakin
sulit untuk menghilangkanmu dari pikiranku”
“…”
“Aku sangat bahagia saat kau memintaku untuk
merekrutmu bekerja di sini waktu itu, itu artinya aku memiliki kesempatan untuk
mendekatimu, dan berdua denganmu di sini, agar aku dapat menyampaikan sesuatu
yang sangat penting kepadamu”
Jaejoong menelan
salivanya.
Masih menatap
mata musang Yunho.
Namja tampan itu
semakin menggenggam tangan Jaejoong.
“Aku mencintaimu, Kim Jaejoong”
DEG.
Mata Jaejoong
melebar sempurna.
Nafasnya
tercekat.
Bibir ranumnya
terbuka tidak percaya.
“Yu-Yunho ah” Gumam Jaejoong lirih.
Namja tampan itu
mengendus punggung tangan Jaejoong.
Ia tersenyum
kecil.
“Apa jawabanmu, Jae?” Tanya Yunho pelan.
“Aku..Aku sangat senang dengan perasaanmu
padaku..Tapi..Mianhae, aku tidak bisa membalas perasaanmu Yun” Sahut Jaejoong
menundukkan wajahnya.
Yunho terkesiap.
Menatap bingung
namja cantik itu.
“Kenapa?” Tanyanya.
“Aku tidak ingin kau terluka, Yunho
ah..Jangan paksa aku..” Lirih Jaejoong.
“Ani, katakan padaku!”
“Yunho!”
“Katakan!”
“Hatiku sudah dimiliki Yunho ah!”
DEG.
Yunho terdiam.
Menatap tajam
namja cantik itu.
Jaejoong
meringis.
“Maafkan aku..” Bisiknya lirih.
Huh.
Yunho menarik
seringai liciknya.
“Siapa yang berani memiliki hatimu eoh? Hati
yang hanya tercipta untukku?” Desisnya.
“Yu-Yunho” Gumam Jaejoong takut.
“Aku menantimu dengan sabar selama dua tahun,
Jaejoongie, dan aku yakin, hanya aku yang dapat mencintaimu setulus ini”
“Yunho ah”
Jaejoong
berusaha meronta dari cengkraman Yunho pada kedua tangannya.
Namja cantik itu
terkejut saat Yunho mendorong punggungnya membentur lemari ruang ganti itu.
Satu tangan
Yunho menahan kedua tangan Jaejoong di atas kepala namja cantik itu.
Sementara satu
tangannya yang bebas melucuti pakaian yang masih dikenakan Jaejoong satu
persatu.
Tubuh Jaejoong
bergetar.
Mata bulatnya
membesar.
Ia baru saja
akan bersuara, namun tenggelam oleh ciuman kasar yang diberikan namja tampan
itu.
Yunho menghimpit
Jaejoong hingga dada bidangnya bersentuhan dengan dada namja cantik itu.
Ia memiringkan
wajahnya ke kiri dan kanan, menikmati lembutnya bibir Jaejoong yang selama ini
diimpikannya.
Merasakan aliran
saliva keduanya yang mengalir dari sela-sela ciuman yang berantakan itu.
“Mmh! Yu..Yunho ah..Andwae~!” Pekik Jaejoong
lirih.
Yunho hanya
tersenyum kecil.
Ia mengecup
rahang Jaejoong dan menggigit pipinya.
Kemudian ia
menarik turun celana Jaejoong ke bawah dan segera menarik zipper celananya sendiri.
“Jika hatimu tidak dapat mencintaiku, maka
tubuhmu yang akan melakukannya” Bisik Yunho tepat di telinga Jaejoong.
Namja cantik itu
menangis.
TBC :D
Yun ko kaya ooc tadinya baik lgsg ganas
BalasHapus