Tittle: HEART MIND SOUL
Genre:
YAOI
Author:
Shella Rizal a.k.a Park Sooji
Cast:
Yunjae and other
Length:
ONESHOOT
Rating:
family-romance-hurt-incest-friendship-gelundungan
WARNING:
BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2
kutang Jae umma*
-------
Aku yang terluka, kau yang merasakan sakit.
Kau yang terluka, aku yang merasakan sakit.
Kita dilahirkan di hari yang sama, dengan wajah yang berbeda satu sama lain.
Tetapi satu jiwa.
.
.
.
Seoul, when they were in
five years old.
Choi Minho tampak memperhatikan dengan seksama potret
kedua namja yang kini tertempel pada buku absennya.
Siswa baru dari Tokyo, cucu dari mantan Perdana
Menteri di Jepang.
Mata kodok Minho bergerak pelan, kembali meneliti di
mana letak kemiripan keduanya.
Mereka kembar.
Tapi berbeda.
“Minho Sam!
Dia menangis lagi!”
Minho terkejut.
Ia menoleh dan menatap salah satu muridnya yang
berambut ikal.
Namja bermata kodok itu segera berlari menyusul
muridnya menuju lapangan sekolah.
Mengacuhkan buku absen miliknya yang masih tergeletak
dengan posisi terbuka di atas meja.
Memperlihatkan potret dua namja yang tertempel rapi di
sana.
Dengan wajah angkuh tanpa senyum.
Jung Jaejoong dan Jung Yunho.
“Appoooo~!”
Suara jeritan namja mungil berwajah cantik itu
terdengar lantang.
Minho melihat Jaejoong sedang duduk di tengah lapangan
taman kanak-kanak seraya memeluk lututnya.
Wajah gembulnya tampak memerah sedih.
Pipinya basah akan air mata.
Kemudian Minho menoleh, menatap sang kembaran, Jung
Yunho, yang berdiri tetap pada posisinya.
Namja bermata musang itu hanya diam memandangi
kembarannya.
Wajahnya tidak menunjukkan ekspresi sakit sedikit pun.
Walau lutut kanannya berdarah.
Minho segera menggendong Jaejoong dan membawanya ke
ruang kesehatan seraya berteriak meminta Yunho agar namja itu mengikutinya.
Tapi Yunho tidak bergeming.
Ia masih memperhatikan Jaejoong yang berada dalam
gendongan gurunya.
Jaejoong mendengus kesal.
Namja cantik itu memicingkan mata bulatnya yang basah
menatap Yunho dari balik pundak Minho.
Ia mengulurkan lengan mungilnya dan menggigit keras
lengannya hingga memercikkan darah.
“AAAHHHH!!”
DEG.
Minho menoleh, melihat Yunho yang kini menjerit
kesakitan memeluk lengannya.
Wajah kecilnya tampak memerah menahan sakit.
“Hihihi~”
Namja bermata kodok itu merinding.
Ia merasakan Jaejoong kecil kini terkikik di lehernya.
-------
Seoul, now they are in
seventeen years old.
Suara alunan musik beat
terdengar dari kamar namja cantik itu.
Tampak Jung
Jaejoong yang sedang mengangguk-anggukkan kepalanya seraya melantunkan lirik
lagu.
Jemarinya
bergerak lincah mengerjakan soal-soal latihan untuk pekerjaan rumahnya.
Saat musik
berakhir, namja cantik itu menghembuskan nafas panjang.
Ia mematikan I-pod-nya dan bersandar pada kursi
belajar yang dapat berputar itu.
Menengadahkan
kepalanya ke atas, hingga membuat poni almond-nya
menjuntai ke belakang.
Kedua mata
bulatnya tampak bergerak pelan memandangi langit-langit kamarnya.
Tapi beberapa
detik kemudian ia melompat dari kursi dan memakai sandal tidurnya dan berlari
menuju pintu.
CKLEK!
DEG!
Kedua pintu
kamar yang saling berhadapan itu terbuka serentak.
Jaejoong dan
Yunho saling terkejut satu sama lain.
Wajah Jaejoong
perlahan menghangat, namun ia berusaha keras menahannya.
Namja cantik itu
berbalik dan berlari memasuki kamarnya, mengambil penggaris besi yang
tergeletak di meja belajar dan segera menggores kelingkingnya dengan kuat.
Yunho yang masih
berdiri di depan pintu meringis kesakitan.
Kelingkingnya
terasa berdenyut-denyut.
Namja tampan itu
menggeram kesal pada kembarannya.
“JUNG JAEJOONG! BISAKAH KAU BERHENTI
MENYAKITIKU?!” Teriak Yunho marah.
Jaejoong
mendengus lega.
Seulas senyum
terukir pada sudut bibir cherry-nya.
Ia berbalik dan
menutup pintu kamar, tersenyum kepada Yunho dan segera berlari menuruni tangga.
Meninggalkan
Yunho yang mengumpat kesal padanya.
“Omo, Jaejoongie, lagi-lagi kau berdarah”
Jerit Heechul, menghampiri putranya.
Jaejoong menghembuskan
nafasnya.
Membiarkan sang
Umma kembali menggerutu dan mengobati lukanya.
“Kenapa kau selalu melakukan ini? Kau
memiliki masalah dengan Yunnie?” Tanya Heechul kesal.
Jaejoong tidak
menyahut.
Ia hanya
mempoutkan bibirnya.
Mata bulatnya
diam-diam melirik Yunho yang kini berjalan menuruni tangga menuju ruang makan.
“Yunnie! Bagaimana jarimu? Sakit?” Rentet
Heechul khawatir.
Yunho
menggeleng.
Ia menatap tajam
namja cantik itu.
Membuat wajah
Jaejoong kembali menghangat.
Ops, pipinya
hampir saja memerah, ia segera meraih garpu yang ada di atas meja makan dan
menusuk luka yang baru saja dibuatnya.
“AKHH!!” Jerit Yunho kesakitan.
Jung Heechul
melotot.
Ia berteriak
kepada putranya.
“JUNG JAEJOONG!!”
Aish, Jaejoong
meringis.
-------
Yunho sedang
dalam keadaan yang sangat-sangat buruk siang ini.
Ia sama sekali
tidak memperhatikan Yoonhye Songsaenim yang sedang memberikan materi di depan
kelas.
Namja tampan itu
masih kesal dengan perbuatan Jaejoong kemarin malam.
Aish.
Ada apa dengan kembarannya
itu eoh?
Beberapa bulan
belakangan ini Jaejoong senang sekali menyiksa dirinya.
Padahal mereka
sangat jarang berinteraksi.
Entahlah, Yunho
sendiri tidak mengerti.
Jaejoong seakan
menggariskan jarak di antara mereka.
DEG DEG DEG.
Yunho tertegun.
Ia refleks
menunduk dan menyentuh dada kirinya.
Lagi-lagi ia
berdebar.
Debaran yang
sangat kencang.
Namja tampan itu
menoleh ke belakang dan mendapati kembarannya sedang bercengkrama bersama
Siwon, ketua kelas mereka.
Oh shit.
Yunho benci
saat-saat seperti ini.
Ia akan ikut
merasakan segala yang dirasakan Jaejoong.
Mata musang
Yunho memicing tajam.
Memperhatikan
bagaimana pipi namja cantik itu merona merah menggemaskan.
Binar mata
bulatnya ketika memandang Siwon.
GRT.
Yunho
mencengkram erat pensilnya.
Ia benci
pemandangan itu.
Jaejoong
menyukai Siwon eh?
Sampai setiap
kali ia berbincang dengan namja tinggi itu jantungnya akan berdebar kencang?
Yunho kembali
memalingkan wajahnya menghadap papan tulis.
Mood-nya semakin
memburuk.
Bel pulang sekolah
berbunyi lantang, mengundang sorak bahagia dari para siswa.
Songsaenim
segera beranjak keluar dari kelas dan meninggalkan siswa-siswa yang kini
membereskan barang-barang mereka.
Jaejoong
memutuskan pembicaraannya dengan sang ketua kelas dan beralih menyusun bukunya
kembali ke dalam tas.
Ia tidak bisa
berhenti tersenyum sampai saat ini.
Namja cantik itu
meraih tasnya dan berjalan cepat keluar kelas, meninggalkan Yunho yang
memperhatikannya sejak tadi.
TAP TAP TAP.
Jaejoong
berjalan terlalu cepat.
Sangat cepat
hingga ia bisa merasakan dunia seakan miring.
Oh gosh.
Seperti inikah
rasanya jatuh cinta?
Ia harus susah
payah menjaga perasaannya agar tidak terlihat.
Namja cantik itu
berlari menuju pilar di samping parkiran.
Kemudian ia
bersembunyi di sana.
Menjulurkan
kepalanya sedikit agar dapat mengintip seseorang yang dicintainya dari sana.
“Yosh! Sampai besok, Yunho ah!”
DEG DEG DEG.
Jaejoong kembali
merasakan jantungnya berdebar kencang.
Ia mencengkram
erat dada kirinya berharap jantungnya bisa tenang.
Mata bulatnya
terus memperhatikan kembarannya dengan seduktif.
Jaejoong dapat
melihat Yunho yang menunduk dan menyentuh dadanya lagi.
Ia pasti
merasakan debaran kencang milik Jaejoong.
Gosh!
Jaejoong sampai
terpaksa mengajak Siwon untuk berbincang di kelas agar Yunho tidak tahu kalau
debaran itu untuknya.
Ia bahkan
terpaksa menyakiti Yunho berkali-kali dengan lukanya setiap kali mereka
bertatap muka terlalu lama.
Ia tidak ingin
Yunho menyadari debaran kencang itu.
Demi Tuhan, ia
jatuh cinta pada saudaranya sendiri!
Jaejoong menarik
nafas panjang.
Berusaha
menenangkan dirinya.
Ia berlari di
tempat dan mengusap wajahnya.
Kemudian ia
berjalan keluar dari tempat persembunyiannya.
“Dari mana saja kau?” Tanya Yunho menaikkan
alisnya.
“Kantin” Sahut Jaejoong pelan.
“Dengan siapa?”
“Siwon”
Yunho
menggertakkan giginya.
Namja tampan itu
membuka pintu mobil dan segera masuk ke dalam.
Diikuti Jaejoong
yang kini duduk di sampingnya.
-------
Yunho menguap.
Ia mendongakkan
wajahnya dan memperhatikan jam yang sudah menunjukkan pukul dua pagi.
Aish, catatan
Biologi ini membuatnya terpaksa terjaga sampai sekarang.
Namja tampan itu
memutuskan untuk beranjak dari meja belajarnya dan meregangkan tubuhnya.
Ia kembali
menguap dan berjalan keluar kamar.
Menuruni tangga
menuju dapur.
Suasana rumah
besar itu tampak lengang dan remang-remang.
Tentu saja,
semuanya sudah tidur.
Yunho membuat
secangkir kopi susu hangat dan kembali berjalan menuju kamarnya.
TAP.
Langkah namja
tampan itu mendadak berhenti.
Ketika ia hampir
saja membuka pintu kamarnya.
Yunho menoleh,
memperhatikan pintu kamar kembarannya yang tertutup rapat.
Namja tampan itu
merasakan dadanya berdebar ringan.
Ia meletakkan
cangkir kopinya di lantai dan beralih memasuki kamar Jaejoong secara diam-diam.
CKLEK.
Pintu tersebut
terbuka pelan.
Yunho
menongolkan wajahnya, memastikan Jaejoong sudah tertidur pulas.
Namja tampan itu
tersenyum dan berjalan menghampiri ranjang kembarannya.
Yunho berlutut
di pinggir ranjang.
Menumpukan kedua
lengannya di sana.
Mata musangnya
bergerak pelan memperhatikan wajah damai Jaejoong yang terlelap.
Yunho
menghembuskan nafas sepelan mungkin.
Memberanikan
jemarinya untuk bergerak mengusap lembut rambut Jaejoong.
Membuat seulas
senyum manis terukir pada bibirnya.
Yunho beranjak
mencondongkan tubuhnya, memejamkan kedua mata musangnya dan mengecup lembut
bibir Jaejoong.
Mengecup-kecup
setiap bagian bibir penuh itu.
Kemudian ia
menghisap lembut bibir atas bawah Jaejoong bergantian.
Membuat bibir cherry tersebut basah akan salivanya.
Yunho
memindahkan kecupannya pada dahi Jaejoong, kemudian ia berdiri dan memandang
lama wajah cantik itu.
DEG DEG DEG.
Gawat!
Yunho
mencengkram dadanya erat.
Ia segera
berbalik dan berlari keluar kamar Jaejoong.
Namja tampan itu
segera memasuki kamarnya dan melompat ke atas ranjang.
Berharap
debarannya akan segera hilang ketika ia memasuki alam mimpi.
Keesokan paginya
Jaejoong bangun dengan wajah segar.
Ia segera
membersihkan diri di kamar mandi dan memakai seragamnya.
Namja cantik itu
bersiul pelan dan meraih tasnya.
Kemudian ia
membuka pintu kamar.
CKLEK.
Eoh?
Dahi Jaejoong
mengerut bingung.
Mata bulatnya
menatap secangkir kopi susu yang sudah dingin di atas lantai.
Apa itu punya
Yunho?
Tidak mungkin.
Setahunya Yunho tidak
seceroboh itu sampai meninggalkan minumannya di lantai.
Jaejoong
menggeleng pelan dan mengambil cangkir tersebut.
Lalu ia berjalan
menuruni tangga.
“Yunnie, habiskan sarapanmu, nanti kau
terlambat”
Namja cantik itu
menaikkan alisnya, ia mendengar suara Ummanya dari ruang makan.
“Sedikit lagi, Umma! Catatanku belum
selesai!” Erang Yunho kesal.
Jaejoong
berdengung tidak jelas.
Ia memasuki
ruang makan dan duduk di hadapan Yunho yang terlihat serius dengan catatannya.
“Bukankah semalam kau bilang tidak akan tidur
dan menyelesaikan catatanmu hah?” Omel Heechul kesal.
“Aish, tadinya begitu, tapi aku ketiduran”
Sahut Yunho malas.
Jaejoong
tersentak.
Ia hampir saja
melupakan sesuatu.
“Aku menemukan kopi susu di lantai atas, apa
ini punyamu?”
DEG.
Yunho mengangkat
wajahnya.
Menatap cangkir
yang disodorkan Jaejoong di atas meja.
Namja tampan itu
menelan salivanya.
Ck!
Kalau ia jujur
Umma dan Appanya pasti akan bertanya-tanya mengapa ia bisa meninggalkan minuman
itu di tempat yang tidak lazim.
“Ani, itu bukan milikku” Sahut Yunho datar.
Eoh?
Jaejoong
mengerutkan dahinya.
Memperhatikan
Yunho yang berusaha terlihat tenang.
Ah, ia tahu
Yunho berbohong.
“Kalau begitu kurasa ini milikku, semalam aku
bermimpi terbangun karena haus” Ucap Jaejoong asal.
Heechul dan
Hangeng saling menatap satu sama lain.
Mengernyitkan
dahi mereka bingung.
Sementara Yunho
terdiam.
Tidak percaya
kalau Jaejoong baru saja menolongnya.
-------
Jaejoong
merasakan kepalanya pusing saat ini.
Perutnya mual.
Wajahnya mulai
terlihat pucat.
Namja cantik itu
meringis mengingat ia masih baik-baik saja setelah jam pelajaran olahraga pagi
tadi.
Omo,
jangan-jangan yang sebenarnya sakit itu..
“Unh”
Jaejoong
menoleh, memandang kembarannya yang terlihat juga terlihat pucat berjalan
memasuki kelas seraya mengeluh.
Namja cantik itu
menyipitkan matanya.
Firasatnya tidak
pernah salah.
Yunho yang
sakit.
BRAK.
Jaejoong berdiri
dari duduknya dan menghampiri Yunho.
Ia memukul
kepala namja tampan itu.
“Bangun! Kita ke ruang kesehatan sekarang!”
Teriaknya kesal.
Yunho mendengus.
Ia mengangkat
wajahnya.
“Apa kau tidak tahu kalau kau menyusahkanku
eoh?! Bangun sekarang juga!” Ucap Jaejoong lagi.
Yunho menatap
nyalang mata bulat itu.
Kalimat Jaejoong
barusan benar-benar menyakitkan untuknya.
Begitukah? Jadi
selama ini ia telah menyusahkan Jaejoong dengan segala kesamaan mereka, begitu?
Seisi kelas
menahan nafas mereka ketika Yunho mengobrak-abrik tempat pensilnya dengan
kasar.
Mereka memekik
saat Yunho meraih pulpen dengan ujung yang tipis dan menusukkannya pada ibu
jarinya berkali-kali.
Jaejoong terduduk
lemas di lantai.
Kepalanya
semakin pusing.
Keringat dingin
mengalir dari pelipisnya.
Ia mencengkram
erat ibu jarinya yang berdenyut-denyut menyakitkan.
“Yu—Yunnie..hh..Kumohon, hentikan..” Bisik
Jaejoong lirih.
Yunho terdiam.
Perutnya mulai
terasa mual, kesehatannya sedang tidak baik hari ini.
“JAEJOONG-AH!”
Seisi kelas
berteriak kaget ketika Jaejoong jatuh pingsan.
Yunho terkejut
dan segera melemparkan pulpennya.
Namja tampan itu
refleks berlutut dan meraih tubuh kembarannya.
Shit.
Ia lupa kalau
Jaejoong juga akan sakit sepertinya.
Namja tampan itu
meminta bantuan teman-temannya untuk membawa Jaejoong ke ruang kesehatan.
Songsaenim yang
berjaga di sana dengan sigap memerintahkan anak-anak kelas agar membaringkan
Jaejoong di atas ranjang.
Yunho berterima
kasih kepada teman-temannya.
Kemudian ia
duduk lemas di pinggir ranjang yang bersebrangan dengan Jaejoong.
Songsaenim
tersebut segera memeriksakan kembarannya.
“O-otteyo? Jaejoong tidak apa kan?”
“Hm, gwenchana, ia hanya demam biasa”
“Hh..Syukurlah”
“Kau juga demam kan? Kka, segera berbaring!”
Yunho
mengangguk.
Namja tampan itu
baru saja akan berbaring di atas ranjangnya, namun suara Taemin Songsaenim
sudah lebih dulu mendominasi.
“Kau tidak ingin berbaring di samping
Jaejoong? Ia kembaranmu kan?”
DEG.
Perasaan Yunho
menghangat mendengar pertanyaan sederhana itu.
Ia tertegun
menatap sang guru.
Songsaenim
berambut jamur itu hanya tersenyum dan segera membereskan kotak obatnya.
Namja tampan itu
segera berpindah menuju ranjang Jaejoong dan berbaring di sana.
DEG DEG DEG.
Yunho merasakan
jantungnya berdebar kencang.
Ia gugup.
Sejak jarak di
antara mereka terbentang, ini adalah kali pertama ia tidur bersama Jaejoong.
Gosh.
Yunho tersenyum
lebar, ia menggeser tubuhnya agar merapat pada Jaejoong.
Kemudian ia
memejamkan kedua mata musangnya seraya memeluk namja cantik itu.
TIK TIK TIK.
Suara detak jam
terdengar jelas di dalam ruang kesehatan tersebut.
Saat ini jam
pelajaran kelima sedang berlangsung.
Guru kesehatan
sedang pergi mengambil stok obat sakit kepala di apotik sekolah.
Dan kedua mata
besar Jaejoong terbuka pelan di tengah heningnya suasana.
DEG!
Jaejoong
tersentak kaget saat menyadari siapa yang sedang berbaring di sampingnya.
Namja cantik itu
refleks hendak terduduk, namun gerakannya terhenti saat ia menyadari bahwa
Yunho terlelap seraya mendekap erat dirinya.
Wajah Jaejoong
terbakar.
Namja cantik itu
berkali-kali menelan salivanya.
Perlahan ia
kembali membaringkan tubuhnya dan menahan nafasnya.
Tubuh Jaejoong
seakan kaku.
Demi Tuhan, ia
tidak pernah bermimpi bisa sedekat ini dengan Yunho!
Jaejoong
menghembuskan nafas perlahan, kemudian ia menolehkan wajahnya dan membalik
posisinya menjadi menghadap Yunho.
Kedua bola mata
Jaejoong berbinar-binar memperhatikan lekuk sempurna wajah kembarannya saat
ini.
Ia mengulurkan
satu tangannya mengusapi pelipis Yunho, hidungnya, pipinya, kemudian rahangnya.
Jaejoong terlalu
terkesima, hingga ia tak sadar bahwa Yunho terbangun akan perbuatannya dan
menabrak pandangannya dengan tatapan tajam mata musang itu.
Mereka berdua
terdiam.
Masih dengan
jemari Jaejoong di wajah Yunho dan lengan Yunho pada pinggang kembarannya.
DEG DEG DEG.
Yunho menyentuh
dadanya tanpa mengalihkan pandangannya dari wajah Jaejoong.
Kemudian ia
menyentuh dada kiri namja cantik itu.
Sama.
Debaran yang
mereka miliki sama.
Membuat Yunho
frustasi, debaran milik siapa ini?
Miliknya? Atau
milik Jaejoongkah?
“Debaran ini milikku” Bisik Jaejoong pelan.
Seakan tahu apa
yang sedang dipikirkan namja tampan itu.
Yunho tertegun.
Menatap lama
mata bulat Jaejoong yang sangat disukainya.
Kemudian ia
tersenyum kecil.
“Bukan, ini milikku” Balasnya berbisik.
Jaejoong ikut
tersenyum.
Yunho
memindahkan jemarinya perlahan, merangkak naik menuju leher kembarannya.
Mengelus dan
mengusapnya lembut.
Jaejoong
mengerjapkan matanya tanpa sadar, melenguh manja akan belaian sayang dari
Yunho.
“Ini pertama kalinya kita berbaring bersama”
Bisik Yunho.
“Ini pertama kalinya kita sedekat ini” Balas
Jaejoong.
Yunho terkekeh
pelan, menikmati suasana manis yang baru kali ini terjadi.
Jaejoong
melebarkan senyumnya.
Namja tampan itu
mencondongkan tubuhnya, mengecup lembut dahi kembarannya.
“We
have the same heart” Ungkap Yunho.
Jaejoong
mengangguk.
“We
have the same mind” Ujarnya.
Jaejoong dan
Yunho saling terkekeh satu sama lain.
Berharap
hubungan dingin ini akan menghangat nantinya.
“And we
are the one soul, one and only one” Bisik keduanya kompak.
Mungkin ini
saatnya untuk memperbaiki apa yang telah terpisahkan selama ini. Pikir mereka
dalam hati masing-masing.
-------
CKLEK.
Jaejoong dan
Yunho membuka pintu kamar masing-masing dengan kompak, seperti biasanya.
Namun yang tidak
biasa pagi ini adalah, keduanya saling tersenyum satu sama lain.
“Selamat pagi” Sapa Jaejoong dan Yunho
serentak.
Namja tampan itu
mengecup manis dahi kembarannya.
Kemudian mereka
beranjak menuruni tangga bersama.
Membuat Heechul
yang sedang menata meja makan menaikkan alis kaget.
“Umma, punyaku telur mata sapi!” Ucap
Jaejoong menatap meja makan.
Yunho yang baru
saja duduk di kursinya beralih memandang Jaejoong.
Kemudian ia
menunduk, menyadari bahwa hanya miliknya yang berbeda.
Namja tampan itu
mengambil piring nasi goreng Jaejoong dan menukarnya dengan nasinya.
“Gomawo” Cengir Jaejoong lebar.
Yunho hanya
tersenyum.
Heechul
menyentuh dadanya.
Matanya membulat
tidak percaya.
Omo omo!
Yeoja cantik itu
merasakan dadanya sesak.
Oh gosh!
Akhirnya,
setelah beberapa tahun jarak di antara mereka, akhirnya impiannya terkabul.
Melihat kedua
putra kembarnya akrab dan kompak.
Yeoja cantik itu
segera berlari memasuki kamarnya untuk memanggil sang suami.
Ia bahkan
meneteskan air mata harunya.
Sementara itu, Jaejoong
tampak melahap sarapannya dengan santai.
Ia dapat tenang
untuk sementara waktu, karena Yunho sama sekali tidak tahu milik siapa debaran
kencang yang selalu berdentam di dadanya.
Jaejoong
bersyukur untuk itu.
Sekarang ia
dapat menggenggam tangan Yunho, mendapat kecupan manis di dahi atau pipinya
dari Yunho, dan selalu melihat senyuman Yunho tiap kali pandangan mereka
bertemu.
“Jja, kita berangkat sekarang”
Jaejoong
mengangguk.
Namja cantik itu
segera meneguk susunya sampai habis dan segera berlari kecil menyusul Yunho.
Memakai
sepatunya dan masuk ke dalam mobil.
-------
Tapi Yunho tidak
sebahagia Jaejoong hari ini.
Aish, bagaimana
bisa ia senang?
Melihat
kembarannya lagi-lagi berbincang akrab dengan ketua kelas mereka yang bermarga
Choi itu.
Namja tampan itu
berusaha meredakan amarahnya.
Berusaha menahan
rasa cemburunya.
Jaejoong tidak
boleh tahu mengenai perasaan terlarangnya pada
namja cantik itu.
Ia tidak boleh
merusak semuanya, setelah –entah bagaimana– ia berhasil berdamai dengan Jaejoong
dan memiliki namja cantik itu separuhnya.
“Yunnie, aku pinjam pulpenmu”
Ah.
Yunho terkejut
saat Jaejoong mendadak menyapanya.
Namja tampan itu
mengangkat wajahnya, menatap Jaejoong yang berdiri di hadapannya.
Namja cantik itu
terlihat acuh, ia segera merogoh tempat pensil milik Yunho dan kembali berdiri
bersama Siwon di samping jendela.
“Jja, ini pulpennya” Ujar Jaejoong tersenyum.
Namja tinggi itu
mengangguk.
Mengambil pulpen
di tangan Jaejoong dan melebarkan telapak tangan namja cantik itu.
Kemudian ia
menulis sesuatu di atas sana.
Yunho menahan
nafasnya.
Dadanya terasa
sesak.
Mata musangnya
tidak berhenti memandang mereka berdua.
“Hihihi~ geli Won ah” Kikik Jaejoong lucu.
Siwon hanya
tersenyum.
Ia kembali
menulis sesuatu di sana.
Wajah Yunho
memerah kesal.
Rasa cemburunya
meledak-ledak.
Ia tidak suka
melihat rona bahagia pada wajah kembarannya karena orang selain dirinya.
Namja cantik
yang tadinya tertawa itu mendadak terdiam.
Dahinya
mengernyit.
Ia sulit
bernafas.
Hatinya terasa
sakit.
Sangat sakit.
Namja cantik itu
mengernyit bingung.
Ia menoleh
kepada Yunho dan terkejut mendapati Yunho yang sedang menatap nyalang dirinya.
“Yu-Yunnie” Gumam Jaejoong lirih.
Siwon yang masih
menulis mendadak berhenti.
Ia mendongak dan
ikut memandang kepada Yunho.
Jaejoong
merasakan nafasnya tersendat.
Ia bingung.
Apa ini?
Perasaan apa
ini?
Ia tidak pernah
merasakan yang seperti ini sebelumnya.
Rasanya
menyakitkan.
Apakah ini milik
Yunho?
Namja tampan itu
menggeram marah.
Ia menghampiri
kembarannya.
“Kau bilang kita adalah satu, tapi kau
memisahkan diri dariku!” Ujar Yunho.
“Apa maksudmu?” Balas Jaejoong kesal.
“Kalau memang kita adalah satu, maka kau
tidak berhak bahagia bersama orang selain aku!”
“Yu-Yunnie”
CRASH!
“AAAKKHHH!!”
Jaejoong
menjerit kesakitan.
Ia merasakan
kedua kakinya lemas saat Yunho menggores lengan kirinya dengan penggaris besi.
Membuat darah
merembes pada lengannya.
Membuat Jaejoong
yang merasakan sakitnya.
Siwon yang
melihat itu segera memundurkan langkahnya ketika Yunho berjalan mendekat.
Jaejoong
meringis mencengkram lengannya.
Tangisnya
mengalir tanpa diperintah.
Namja cantik itu
bersandar pada dinding.
“Ke-Kenapa? Kupikir kita tidak akan pernah
saling melukai lagi..” Desis Jaejoong pada Yunho yang kini tepat di hadapannya.
“Kupikir juga begitu, tapi kau yang lebih
dulu memulai” Ucap Yunho tajam.
Jaejoong
mengerutkan dahinya.
“Kau menyiksaku, menyiksaku berkali-kali
lipat dari biasanya..Kau membuatku tersiksa karena rasa cemburu” Bisik Yunho di
telinga Jaejoong.
DEG.
Kedua mata
Jaejoong melebar sempurna.
Ia bergetar
hebat meresapi maksud dari kalimat kembarannya.
Yunho
menggenggam jemari Jaejoong, ia segera menyeret namja cantik itu keluar dari
kelas dan memasuki ruang kesehatan.
Meminta Taemin
Songsaenim untuk meninggalkan mereka sebentar.
BRUK.
Jaejoong
terkejut.
Yunho
mendudukkannya di atas ranjang kesehatan sementara ia berdiri tepat di
hadapannya.
“Sekarang aku tahu mengapa kau selalu
menorehkan luka ketika berhadapan denganku” Bisik Yunho.
Jaejoong
terdiam.
“Sekarang aku tahu mengapa aku selalu
merasakan sakit yang berlebihan saat melihatmu bersama namja lain” Lanjut Yunho
lagi.
Namja tampan itu
meraih tengkuk Jaejoong, membuat namja cantik itu mendongak menatapnya.
“Karena kau mencintaiku, dan karena aku juga
mencintaimu..”
Air mata
Jaejoong kembali jatuh mendengar ucapan kembarannya.
Ia hanya bisa
menatap nanar namja tampan itu.
Yunho
menghembuskan nafas pelan dari hidungnya.
Ia mengusap
lembut pipi Jaejoong yang basah.
Kemudian ia
mendekatkan wajah mereka berdua.
Jaejoong
memejamkan kedua mata bulatnya perlahan saat bibir Yunho menyentuh bibirnya
dengan lembut.
Namja cantik itu
segera mengalungkan lengannya di leher Yunho.
Membuat namja
tampan itu memiringkan wajahnya melumat bibir kembarannya seraya mendorong
Jaejoong agar berbaring di ranjang kesehatan.
Namja cantik itu
melenguh saat Yunho mengisap dan melumat bibirnya dengan kuat.
Ia bisa
merasakan debaran di jantungnya semakin menggila, dan begitu pula dengan Yunho.
“A-aah” Desah Jaejoong geli, merasakan saliva
mereka mengalir membasahi rahangnya.
Yunho menurunkan
kecupannya, menuju leher Jaejoong dan mengecup-kecupnya kuat.
Kemudian ia
menarik kembali wajahnya.
Memandang wajah
merah kembarannya yang tersengal-sengal.
“Hanya
kau dan aku yang tahu..Hanya kita berdua..Karena kita satu jiwa..”
Jaejoong
mengangguk.
Benaknya masih
terlalu kaget dengan apa yang terjadi.
Namja cantik itu
mengulurkan jemarinya mengusap pipi Yunho yang berada di atas tubuhnya.
Ia menahan
nafas.
“Yunnie, aku masih tidak percaya..”
“Kau bisa percaya..Because we are one in heart, mind, and soul”
Jaejoong
memejamkan kedua matanya yang meneteskan air mata.
Membiarkan Yunho
mengecup sudut mata bulatnya yang basah.
You are mine and I am yours.
You are me and I am You.
We are the one, one and the only one.
END.
Walaaaaaaa~ aku heran, walaupun crita kayak gini mustahil bakal ada di dunia nyata, tapi kok klo shella yg bkin ya jadi nyata bacanya.. hahahahahaa..
BalasHapusYou are really daebak shell!!!^-^
YunJae saranghae♥♥♥♥
Keren ... suka ceritanya. Akhirnya mereka menyadari perasaan mereka. Kalau incestnya yunjae asyik2 aja :) lanjut kk shella bikinin ff ky gini lagi.
BalasHapusYunjae saranghae ♡♥♡♥
BalasHapusGomawo kak shell
Daebak,. Jinjjaa,.
BalasHapusIde yg brillian.
Gak nyangka, bisa ada ff yg seperti ini.
Shella kereenn!
Two tumbs up..