This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Sabtu, 02 November 2013

FF/YAOI/YUNJAE/CHAPTER/I SWEAR/PART 7 *END*

PART 7.

Yoochun dan Ren berinisiatif meninggalkan Jaejoong dan Yunho berdua di kamar.
Mereka meyakinkan Junsu kalau Jaejoong akan baik-baik saja di dalam sana.
Namja imut itu mengalah.
Ia mendesah kesal dan ikut keluar dari kamar.
Sementara asisten Yunho yang bernama Changmin itu juga ikut menyusul keluar kamar rawat.

Hening.

Yunho hanya diam dengan kedua tangannya yang mengepal erat.
Mata musangnya menuntut jawaban dari namja cantik itu.
Jaejoong hanya bungkam sejak tadi.

  “Anakku kembar huh?” Desis Yunho akhirnya.

Jaejoong mengangkat wajahnya.
Menatap Yunho yang terlihat marah.

  “Mereka anakku” Balas Jaejoong ketus.

  “Lalu kenapa kau menyembunyikan yang satunya dariku?”


  “Karena aku tidak ingin kau merebutnya dariku, seperti yang sudah kau lakukan pada Junhon!”

  “Aku tidak merebutnya darimu, ia yang datang padaku karena kau tidak pernah mempertemukan kami berdua!”

  “Bagaimana bisa aku mempertemukannya denganmu setelah apa yang kau lakukan pada hidupku, Jung Yunho?!”

  “AKU SUDAH MINTA MAAF, JAEJOONG AH!”

  “MAAFMU TIDAK BERGUNA! JAEHO DAN JUNHON ADA SEKARANG!”

Yunho dan Jaejoong saling tersengal satu sama lain.
Namja cantik itu menatap tajam mata musang Yunho.
Ia mencengkram erat seprainya ketika Yunho memutuskan untuk mendorong kursi rodanya agar ia dapat menyentuh tangan namja cantik itu.

  “Tidak bisakah kita melupakan apa yang sudah terjadi di masa lalu, Jae ah?” Bisik Yunho lirih.

Jaejoong bungkam.
Matanya menatap tajam wajah Yunho.

  “Aku..Aku mencarimu selama 4 tahun terakhir..Aku frustasi setiap kali aku gagal menemukanmu”

  “Lalu bagaimana denganku? Kau pikir aku tidak frustasi huh? Aku terpaksa berhenti sekolah karena anakmu, dan aku menghabiskan sisa hidupku dengan trauma darimu!”

  “…”

  “…”

  “Apa yang kau inginkan, Kim Jaejoong? Apa yang harus kulakukan agar kau tidak marah lagi padaku?”

  “Pergi dari hadapanku dan jangan pernah pedulikan aku seperti dulu”

  “Aku tidak bisa”

  “Kenapa?”

  “Aku berhasil menemukanmu setelah ratusan kali mencarimu, dan aku tidak akan meninggalkanmu, tidak”

  “…”

Jaejoong dan Yunho saling terdiam satu sama lain.
Namja cantik itu menghembuskan nafas panjang.
Mengacuhkan Yunho yang menunduk dengan jemari yang masih mengusap punggung tangan namja cantik itu.


-------


Jung Junhon mengernyitkan dahinya tidak senang.
Mata bulatnya menatap Jaejoong yang duduk di ruang tengah saat ini.
Ummanya baru saja kembali dari rumah sakit pagi tadi.

Uh.

Namja cherry itu merasa sangat kesal sekarang.
Ia bahkan mengacuhkan Jaeho yang duduk di sampingnya saat ini.

  “Honchan waeyo?” Tanya Jaeho menaikkan alisnya.

Namja cherry itu mempoutkan bibirnya kesal.

  “Hon mau Appa”

  “Appa ada di rumahnya”

  “Hon mau ketemu Appa~!”

  “Disini sudah ada Umma, kenapa harus Appa?”

  “Hon mau tinggal dengan Appa~!”

  “Ani, kita tinggal dengan Umma, Appa jahat”

  “Hyung nappeun~! Honchan mau Appa Hyuuunnggg~!”

  “Hon tidak sayang Umma eoh? Kalau begitu Hon tinggal saja dengan Appa, Hyung tinggal dengan Umma”

  “Andwae~ Andwaeee~! Hon sayang Hyuungg~!”

Jaeho menghembuskan nafas kesal.
Ia menepuk lembut kepala adik kembarnya gemas.

  “Hon, Umma dan Appa tidak rukun, Hyung tidak mau mereka bertengkar di depan kita” Ujar Jaeho.

Junhon mengerjapkan mata bulatnya.
Ia beringsut masuk ke dalam pelukan Hyungnya.

  “Ung~ Kita bisa membuat Appa dan Umma baikan ne Hyung? Otteyo? Kasihan Appa Hyung”

  “Umma juga kasihan, Hon, Umma sering menangis karena Appa”

  “Hyuuunnggg~!”

Jaeho menggeleng.
Wajahnya mengeras tidak senang.
Junhon merengut lucu.
Namja cherry itu memukul kesal lengan Jaeho.

  “Ani” Tolak Jaeho memalingkan wajahnya.

Junhon kembali memukul lengan namja almond itu.

  “Ani” Ucap Jaeho ketus.

CUP.

Jaeho terkejut.
Junhon menarik wajahnya dan mengecup telak bibir tipisnya.
Mata musangnya mengerjap-kerjap lucu.
Junhon tersenyum manis sekarang.

  “Arasseo” Ujar Jaeho pelan.

Junhon memekik senang.
Ia memeluk erat Hyungnya dan mengecup bibir tipisnya berkali-kali.
Membuat Jaeho terkikik geli karenanya.

  “Hon sayang Hyung~”

  “Nee Hyung juga sayang Honchan”

Kedua namja berwajah sama itu melompat dari ranjang.
Mereka berpegangan tangan berjalan menghampiri Jaejoong.
Namja cantik itu terlihat kaget saat Jaeho menarik-narik celananya.

  “Ne sayang? Waeyo?”

  “Umma, Hon mau tinggal bersama Appa”

DEG.

M-mwo?

  “Jaejae tidak ingin berpisah dengan Junhon, tapi Jaejae mau tinggal bersama Umma”

Eoh?
Jaejoong mengerutkan dahinya.
Mencoba menarik kesimpulan dari ucapan putra sulungnya.
Junhon beringsut memeluk kaki Jaejoong.
Ia mengerang manja.

  “Ummaaa~ Hon mau Appaaa~ Mau Appaaa~!”

  “Bawa saja dia ke tempat Appanya kalau begitu”

Jaejoong terkejut.
Ia menoleh menatap Ren yang menerobos masuk ke dalam rumahnya.
Namja berambut blonde itu duduk di samping Jaejoong dan memangku Jaeho.

  “Junhon tidak akan berhenti rewel sebelum keinginannya dikabulkan, Jae”

  “Tapi, Jaeho juga Minki ah”

  “Kalau begitu antarkan dia juga”

  “Aku tidak bisa berpisah dengan anakku!”

  “Kenapa kau tidak sekalian ikut saja?”

Jaejoong mempoutkan bibirnya.
Ren tersenyum kecil dan mengusap lembut bahu Jaejoong.

  “Bukankah Yunho sudah meminta maaf padamu?”

  “…”

  “Ia bahkan memberikan ginjalnya untukmu, banyak yang ia pertaruhkan untuk itu”

  “Aku tidak memintanya”

  “Tapi ia melakukannya dengan tulus, agar kau tidak merasa kesakitan lagi, tidakkah kau mengerti itu hm?”

  “Minki, kau tahu betapa brengseknya namja itu ania? Apa yang telah ia lakukan padaku di masa lalu?”

  “Tapi ia sudah berubah sekarang, come on, Joongie, tidakkah kau ingin mencobanya? Jaeho dan Junhon membutuhkan Appa mereka”

  “Minki”

  “Masa lalu tetaplah masa lalu, tidak akan pernah bisa berubah sampai kapan pun. Jadi, kenapa kau tidak mencoba untuk memperbaiki masa depan saja?”

Jaejoong terdiam.
Bola matanya bergerak pelan.
Mencerna baik-baik ucapan sahabatnya.


-------


  “Jae?”

Yunho terkejut ketika ia membuka pintu rumahnya sore ini.
Mata musangnya mendapati sosok cantik yang berdiri di teras bersama kedua putra kembarnya.
Junhon memekik, ia segera menjulurkan tangannya ingin digendong.

Yunho tertawa, namja tampan itu berjongkok dan menggendong putra bungsunya.

  “Junhon ingin bertemu denganmu” Ujar Jaejoong.

  “Kau akan menginap?” Tanya Yunho penuh harap.

Jaejoong mendesah.

  “Aku tidak bisa membiarkan Jaeho dan Junhon lepas dari pengawasanku”

Yunho tersenyum.
Ia mengajak namja cantik itu masuk ke dalam.
Junhon sudah lebih dulu menarik Hyungnya menuju ruang tengah dan mengeluarkan semua mainan yang dibelikan Yunho beberapa waktu yang lalu.

Jaejoong mengerutkan dahinya melihat dapur yang tampak berantakan.

  “Apa yang terjadi?”

  “Dokter bilang aku harus mengkonsumsi bubur selama seminggu penuh sampai kesehatanku benar-benar pulih, well, ternyata bubur yang sederhana memiliki cara membuat yang sangat sulit”

  “Ck, kau merusak pancinya!”

  “Jeongmall?”

  “Aish, temani saja Jaeho dan Junhon di depan, aku akan membersihkan ini semua”

  “Buatkan makan malam ne?”

  “Arasseo”

Eh?
Jaejoong tertegun.
Apa yang barusan ia katakan?

Namja cantik itu berbalik, menatap Yunho yang sudah menghilang dari dinding dapur.
Jaejoong menggelengkan kepalanya.
Kenapa ia bisa sok mengurusi rumah ini huh?
Ia bukan siapa-siapa di sini.

Aish, sudahlah.
Sudah terlanjur.

Namja cantik itu segera memutar keran air westafel dan mencuci piring kotor yang ada.
Membersihkan panci tersebut dan membuka kulkas Yunho mencari bahan makanan.
Yaish, ia bertingkah seperti istri Yunho saja saat ini.

  “Hon mau buang air kecil~!”

Yunho tersenyum melihat Junhon yang sudah berlari memasuki kamar mandi lantai satu.
Namja tampan itu menoleh menatap Jaeho yang tampak acuh padanya.
Eoh?
Anak ini sangat mirip dengannya.

  “Jaejae suka rumah Appa?” Tanya Yunho lembut.

  “Um, Jaejae suka apa yang Hon suka” Balas Jaeho pelan. Jemarinya sibuk menyatukan mainan lego berwarna merah.

  “Berarti Jaejae juga sayang Appa ne?”

  “Ne, Jaejae sayang Appa, tapi Jaejae lebih sayang Umma lagi”

Yunho menaikkan alisnya.
Tersenyum kecil mendengar jawaban putranya.

  “Waeyo?”

  “Karena Umma selalu memberikan yang terbaik untuk kami, ungg, masakan Umma juga enak”

  “Uri Umma benar-benar hebat ania?”

  “Ne~! Jaejae sayang Umma~”

  “Appa juga sayang Umma”

  “Jeongmallyo?”

Yunho mengangguk membenarkan.
Jaeho tertawa senang dan segera memeluk Appanya erat.
Ia menyukai semua orang yang sayang dengan Ummanya.

  “Aahh~! Hyung jangan dekat-dekat Appaaa~!”

Yunho dan Jaeho menoleh, menatap Junhon yang berlari ke arah mereka.
Namja almond itu menjulurkan lidahnya.

  “Sirheo~ Hon masuk saja lagi ke kamar mandi!”

  “Sirheo sirheoo~! Hyung saja yang tinggal di sanaa!”

Yunho menghela nafasnya sekarang.
Namja tampan itu menggendong Jaeho dan menggandeng jemari mungil Junhon.

  “Jja, kita susul Umma, sebentar lagi makan malam”

Namja cherry itu mempoutkan bibirnya.
Ia menghentakkan kakinya selama berjalan.
  
  “Appa, Hon mau gendong” Rajuk Junhon manja.

Yunho mengangguk.
Ia baru saja akan meletakkan Jaeho di kursi, namun namja almond itu menolak untuk melepaskan genggamannya pada bahu Yunho.
Aish.
Namja tampan itu menarik nafas panjang dan memutuskan untuk menggendong keduanya.

  “Akh!”

Jaejoong yang sedang mengaduk sup misonya terkejut.
Namja cantik itu berbalik dan menatap horror ke arah Yunho yang tampak kesakitan.
Jaeho segera melepaskan cengkramannya dan melompat ke atas meja makan.
Sementara Junhon memeluk kaki Yunho.

  “Gwenchana?” Tanya Jaejoong menghampiri Yunho.

Namja tampan itu tidak menyahut.
Ia hanya meringis sakit memegangi perutnya.
Jaejoong mengulurkan tangannya mengusapi bagian itu tanpa sadar.
Membuat Jaeho dan Junhon saling menatap satu sama lain.

  “Yunho, jawab aku, apa rasanya sangat sakit?”

  “Uhh, sedikit”

  “Benar? Kau tidak membohongiku kan?”

Yunho menggeleng.
Jaejoong mendengus menatap kedua putranya.

  “Jaejae, Honchan, dengarkan Umma ne? Kalau ingin digendong Appa harus bergantian arra? Uri Appa sedang sakit”

DEG.

Yunho tertegun.
Ia mengangkat wajahnya menatap Jaejoong tidak percaya.
Apa?
Apa katanya barusan? Uri Appa?

  “Jja, lebih baik kau istirahat saja di kamar, aku akan membawakan makan malammu sebentar lagi” Ucap Jaejoong.

Yunho mengangguk.
Ia hanya diam membiarkan namja cantik itu memapahnya menaiki lantai dua menuju kamarnya.
Dadanya berdebar.
Ia bahagia.


-------


  “Nghh”

Namja tampan itu mengeluh pelan dalam tidurnya.
Ia membuka kedua mata musangnya dan terkejut mendapati dua namja berwajah sama itu sedang terlelap seraya mengapit tubuhnya.
Aigoo.
Pantas saja ia merasa sesak.

Yunho menarik nafas panjang.
Ia mengusap lembut rambut Jaeho dan Junhon, kemudian ia bangkit dan hendak berjalan menuju kamar mandi.
Namun perhatiannya teralihkan melihat Jaeho dan Junhon menggeliat dalam tidur.
Beberapa detik kemudian mereka saling membuka mata.

  “Appa/Umma” Gumam Jaeho dan Junhon bersamaan.

Namja almond itu mengerutkan dahinya.
Ia menoleh ke kanan dan kiri.
Ummanya tidak ada.
Jaeho panik.
 
  “UMMAAAAA~!!” Jerit Jaeho lantang.

Yunho terkejut.
Junhon yang ada di samping Hyungnya ikut menangis.
Beberapa saat kemudian pintu kamar itu terbuka kasar.
Jaejoong memasuki kamar dan segera memeluk putra sulungnya.
Jaeho balas memeluk Jaejoong, membiarkan namja cantik itu mengusapi punggungnya lembut.

  “Ssshh..Umma di sini, Jae, gwenchana” Bisik Jaejoong manis.

Yunho yang sudah menenangkan Junhon ikut mengembangkan senyumnya.
Ia mengulurkan tangannya tanpa sadar, mengusap lembut rambut almond Jaejoong.

DEG.

Jaejoong tertegun.
Mata besarnya mengerjap menatap Yunho.

  “Jaejae mau ke taman bermain” Ujar Jaeho tiba-tiba.

Eoh?
Jaejoong dan Yunho sontak menunduk, namja cantik itu mengiyakan permintaan Jaeho sementara Junhon menggosok kedua mata bulatnya dan tersenyum senang.

  “Mereka sangat manja hm?” Ujar Yunho terkekeh.

Jaejoong memutar bola matanya.
Ia berdecih kepada Yunho.

  “Bukan aku yang menurunkan sifat itu” Ucapnya.

Yunho menaikkan alisnya.
Jaejoong sudah lebih dulu menggendong Jaeho dan membawanya keluar kamar.
Namja tampan itu kembali tersenyum dan mengajak Junhon untuk mandi.


-------


  “Janji jangan jauh-jauh dari Umma arra?”

  “Ung!”

Jaeho dan Junhon tersenyum senang seraya berpegangan tangan.
Keduanya segera berlari memasuki arena bermain anak-anak yang tidak jauh dari kursi panjang di sudut taman.
Jaejoong menghela nafas panjang.
Namja cantik itu berbalik dan mendudukkan dirinya di atas kursi tersebut.
Sementara Yunho hanya diam mengikutinya.

  “Apa saja yang kau lakukan selama ini?”

Jaejoong mendengus, ia melirik Yunho sedikit dan kembali menatap lurus ke depan.

  “Membesarkan JaeHon, apa lagi? Aku bahkan terpaksa berhenti bermimpi untuk kuliah karena mereka”

  “Kau..Menyesal?”

Jaejoong diam.
Ia tidak menyahut pertanyaan Yunho.
Namja tampan itu menghela nafasnya.
Ia memberanikan diri menggenggam tangan Jaejoong, membuat namja cantik itu terkejut dan sontak menatap mata musangnya.

  “Jae..Apakah..Apakah kau sudah memaafkan aku?” Cicit Yunho lirih.

  “Apa yang harus kumaafkan?” Bisik Jaejoong tersenyum miring.

Air matanya menetes perlahan.

  “Perlakuan burukmu kepadaku? Paksaan di hotel waktu itu? Memisahkan aku dengan Junhon sebelum ini? Membuat Appa mengusirku dari rumah sekaligus melarang Junsu menemuiku? Adanya Jaeho dan Junhon? Mana Yunho? Yang mana yang harus kumaafkan?” Isak Jaejoong menuntut.

Yunho menundukkan wajahnya.
Ia merasakan kedua matanya panas dan basah sekarang.
Melupakan keberadaan mereka yang kini di tempat umum.

  “Semuanya, Kim Jaejoong..Semuanya” Desah Yunho semakin erat menggenggam tangan namja cantik itu.

  “Kau tidak berubah, tetap egois seperti dulu” Ucap Jaejoong sarkastik.

Yunho mendekatkan dirinya pada Jaejoong.
Ia menyentuh rambut namja cantik itu dan menarik kepalanya agar lebih dekat dalam pandangannya.

  “Tapi kau mencintaiku..” Bisik Yunho kemudian.

Cih.
Namja cantik itu terkekeh kecil.
Ia membenturkan pelan dahinya dengan dahi Yunho.

  “Sudah kuduga, Kim Junsu pasti ember” Ujarnya.

Yunho tersenyum mendapati perlakuan Jaejoong yang kekanakan.
Namja cantik itu mendengus.
Ia menahan nafasnya.

  “Aku terlalu sakit karenamu, Jung. Terlalu banyak luka yang kau tinggalkan pada hatiku. Hanya orang bodoh yang bisa melupakan kesalahan di masa lalu begitu saja” Ucap Jaejoong.

  “…” Yunho terdiam. Ia menatap dalam kedua mata bulat Jaejoong yang basah.

  “Aku akan memberikanmu maaf, kalau kau bersumpah tidak akan pernah menyakitiku lagi, dan bersumpah kalau kau akan memberi Jaeho dan Junhon kasih sayang yang tak akan putus sampai kapan pun”

  “Aku bersumpah, Jae..I Swear

  “Aku orang bodoh sekarang”

Yunho tertawa kecil mendengar gerutuan Jaejoong.
Ia mengusap lembut pipi Jaejoong yang basah.
Namja tampan itu tersenyum.
Merasakan hatinya ringan sekarang.

Namja tampan itu mengecup singkat bibir Jaejoong tiba-tiba.
Mata musangnya mengawasi reaksi namja cantik itu.
Jaejoong tersenyum kecil.
Membuat Yunho balas tersenyum padanya dan kembali menabrakkan bibir mereka.

Tidak peduli hari sudah menjelang siang, tidak peduli akan keramaian orang, keduanya saling mengungkapkan perasaan masing-masing melalui ciuman manis yang mesra itu.


-------


Jaejoong dan Yunho saling menggenggam tangan Jaeho dan Junhon.
Namja cantik itu menarik nafas panjang berkali-kali dan menghembuskannya berat.
Membuat Yunho menoleh padanya.

  “Tenanglah Jae”

  “Bagaimana bisa aku tenang? Aku takut Appa akan mengusirku untuk yang kedua kalinya dan menghajarku lagi!”

  “Yah, kalau ia memang melakukannya pasti setelah itu ia akan membunuhku dengan sadis, karena akulah akar permasalahannya”

Jaejoong menepuk kesal bahu Yunho.
Namja cantik itu menggendong Jaeho dan membiarkan namja almond itu memencet bel rumah kediaman Kim.
Tidak lama kemudian, pintu besar itu terbuka.
Menampilkan sesosok pria paruh baya dengan lesung pipi yang manis.

  “Joongie?”

  “Jungsoo Ahjussi!”

Kepala pelayan itu terkejut.
Jaejoong segera memeluknya dengan erat.
Membuatnya sedikit terhuyung ke belakang.
Jungsoo tersenyum merasakan kedua matanya panas dan berkaca-kaca.
Ia sama sekali tidak menyangka kalau Tuan Mudanya yang sulung akan kembali ke rumah ini.

  “Jussi..Aku ingin bertemu Appa” Ucap Jaejoong pelan.

Jungsoo mengangguk.
Namja paruh baya itu menuntun Jaejoong menaiki tangga, mata sipitnya melirik Yunho dan kedua namja kembar yang mengekor di belakang mereka.
Omo.
Apakah itu anak Jaejoong?

CKLEK.

Pintu kamar Hangeng terbuka pelan.
Jaejoong mendesah pendek.
Ia memberanikan diri memasuki ruangan luas itu.

  “A—Appa” Panggil Jaejoong gugup.

Hangeng Kim yang sedang beristirahat di atas ranjang tersentak kaget.
Namja berperawakan Cina itu menoleh.
Terdiam mendapati putra sulungnya yang begitu ia rindukan kini hadir di hadapannya.
Ia mengulurkan tangannya seraya memanggil nama Jaejoong.

  “Appa..Mianhae, aku melanggar perintahmu..Junsu memintaku untuk menemui Appa, dan aku---”

  “Kenapa kau baru pulang sekarang, Jae?”

DEG.

Jaejoong tertegun.
Ia mengangkat wajahnya dan menatap Hangeng yang kini meneteskan air mata.
Namja cantik itu merasakan bibirnya bergetar.
Ia terisak dan menjatuhkan wajahnya di atas tangan Appanya.

  “Mianhae Appa..Hiks..Mian..Maafkan aku..”

Namja berperawakan Cina itu tidak menyahut.
Ia hanya diam membiarkan tangisnya ikut mengalir.
Satu tangannya ia gerakkan mengusapi kepala putranya.

  “Haraboji~!”

Jaejoong mengangkat wajahnya.
Ia mengusap sudut matanya dan tersenyum kecil melihat Appanya terkejut ketika Jaeho dan Junhon berlari dan melompat ke atas tubuhnya.
Namja cantik itu berbalik, melihat Yunho yang menghampirinya dan Junsu yang kini bersandar di pintu kamar.

Namja imut itu tersenyum kecil.
Jaejoong bisa melihat wajah lucunya yang memerah menahan tangis.

  “Kau---”

Hangeng kembali terkejut ketika Yunho berdiri di hadapannya.
Namja tampan itu berlutut di samping Jaejoong dan menggenggam tangan Hangeng yang bebas dari infus.
Yunho menarik nafas panjang.

  “Aboji, ijinkan aku menikahi putramu yang bernama Kim Jaejoong”

  “M—mwo?”

  “Kumohon Aboji, aku berjanji akan membuatnya bahagia”

Namja berperawakan Cina itu baru saja akan membuka suaranya lagi, tapi Jaeho dan Junhon sudah lebih dulu memotongnya.

  “Haraboji harus setuju! Kalau tidak infusnya kami cabut!” Ujar mereka kompak.

Hangeng melotot kepada kedua cucunya.
Sementara Junsu dan Jaejoong tertawa kecil diam-diam.

Appa kedua Kim bersaudara itu menghembuskan nafas panjang.
Ia menoleh menatap Jaejoong yang kini menundukkan wajahnya.
Kemudian Yunho yang masih menunggu persetujuan darinya.

  “Yah..Aku harus bilang apa?” Ujar Hangeng lucu.

Yunho tersenyum.
Ia memiringkan wajahnya.

  “Tentu saja iya”

  “Arra, kau sudah mewakili kata-kataku, jadi jangan paksa aku mengucapkannya”

Jaejoong mendengus.
Appanya tidak pernah berubah.

Yunho yang mendengar itu semakin melebarkan senyumnya.
Ia mengecup lembut pinggir dahi Jaejoong sebelum mengaduh merasakan pukulan Junsu dari belakang.

  “Walaupun kau akan menikah dengan Hyungku belum tentu aku akan memaafkanmu, Jung Yunho!”

Ne?
Yunho menaikkan alisnya.
Junsu mempoutkan bibirnya saat mendapat tatapan maut dari Jaejoong.

  “Kecuali kalau kau memberitahuku apa yang sudah kau lakukan pada Ahjussi Choi”

Huh?
Namja tampan itu mengulas seringai miringnya.
Membuat Junsu sempat bergidik melihatnya.

  “Kau sungguh ingin tahu?”

Jaejoong mengendus kesal. Ia memutar bola matanya jengah.

  “Yunho, sudahlah”

  “Waeyo? Adik iparku ingin tahu apa yang sudah kulakukan pada namja bejat itu Jae”

  “Aish, kau juga sama brengseknya”

  “Tapi kau mencintaiku”

  “Tentu saja aku mencintaimu”

  “Dan aku juga mencintaimu, Jaejoongie”

Aishh.
Junsu mengerutkan dahinya kesal.
Sementara Hangeng yang sudah bercanda bersama Jaeho dan Junhon mengacuhkan mereka bertiga.
Namja imut itu menghentakkan kakinya.

  “Kau jadi memberitahuku tidak, Jung Yunho?” Erangnya kesal.

Yunho tertawa.

I will hurt you, I Swear.
I will pain you, I Swear.
I will injured you, I Swear.

And I will love you and give you much happiness, I Swear.


END.

5 komentar:

  1. Gomawo Sella. . .

    Akhirnya update jga. . :-D
    Emm endingnya kurang greget kak. . tp sofar keren n bgus kok critanya kak. .

    sekali lg maksh. . . Figting kak.

    BalasHapus
  2. Sebenernya baca ff shella tuh gak usah khwatir, karna ujungnya pasti happy ending.. hahahaha..aku suka "i swear" tapi ini konflik sama endingnya terlalu jomplang..

    Konfliknya heboh plus nyesekin bgt, tp endingnya santai dan terkesan uri umma kitty pasrah bgt gitu, ish.. kan jadi sebel.. hahaha..
    Uri Appa gak ada menderita2nya dikit kek gitu.. hiks..

    Ah, yauwis lah.. hihi.. makasihhhh bykkkk udh post ff yg kece2 shell^-^

    BalasHapus
  3. Giilaaaaa.. akhirnya setelah penantian yang puanjuaang... muncul juga ff kesayangan.
    Alurnya bagus, disksinya bagus, kurang penekanan karakternya yaaaa..
    Semangat!!!!

    BalasHapus
  4. Penantiannya sepadan banget sama hasilnya >.< Happy ending! Feel Dapet! Ff eonni ngga pernah mengecewakan! Terus berkarya, eon! Fighting!

    BalasHapus