This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Sabtu, 02 November 2013

FF/YAOI/YUNJAE/ONESHOOT/THE LAST ONE/NOTAG

Tittle: THE LAST ONE

Genre: YAOI

Author: Shella Rizal a.k.a Park Sooji

Cast: Yunjae and other

Length: ONESHOOT

Rating: family-romance-hurt-friendship

WARNING: BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2 kutang Jae umma*


-------


  “Apa kau lupa?”
.
.
.

  “Jaejoong! Mana kertas jawabanmu?”

  “Ini ini! Tunggu aku!”

  “Ppaliwa!”

Hmp.
Namja bermata musang itu tampak menarik senyum gelinya hari ini.
Memperhatikan Kim Jaejoong yang sedang berusaha mengisi kertas jawabannya dengan tergesa-gesa.
Sementara sang ketua kelas menantinya dengan tidak sabar.

  “Selesai!”


Fuh.
Choi Siwon mencebilkan bibirnya.

  “Selalu saja kau yang terlambat, aish”

Jaejoong hanya terkikik geli mendengarnya.
Namja cantik itu menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi dan mengeluarkan ponselnya.

  “Waaah~ Itu ponsel terbaru tahun ini ani?” Pekik Junsu heboh.

Kyuhyun yang sedang bermain kartu bersama Changmin menolehkan wajahnya.
Menatap tidak percaya ponsel yang digenggam oleh namja cantik itu.

  “Yah! Bagaimana bisa kau mendapatkannya? Iklan saja belum!” Ujar Kyuhyun.

  “Hehehe, aku mendapatkannya dari seseorang” Sahut Jaejoong tersenyum lebar.
 
  “Yang benar saja! Siapa yang mau memberikan ponsel mahal seperti itu padamu eoh?”

  “Tentu saja ada! Rahasia~”

  “Ish”

Jaejoong kembali terkikik manis.
Sementara ponselnya sudah menjadi rebutan Junsu dan Taemin.
Kyuhyun menatap iri benda tersebut, kemudian ia berpaling kepada Changmin saat namja berwajah kekanakan itu hampir saja bermain curang.

  “Yah, kenapa kau tidak segera menjadikannya kekasihmu?”

Eoh?
Yunho menoleh, memandang Eunjae, Siwon dan Jonghyun yang mencondongkan tubuh ke arahnya.
Membuatnya menaikkan alis lucu.

  “Hmm, tentu saja akan kulakukan, tapi tidak sekarang” Ujarnya.

  “Aish, kau tahu Jaejoong itu populer, banyak yang suka padanya” Erang Eunjae.

  “Dan lagi, kudengar ia juga sering mengunjungi tempat-tempat terkenal di Seoul bersama teman-temannya yang lain” Sambung Yoochun.

Yunho tidak menyahut.
Ia hanya mengangguk-anggukkan kepalanya pelan.
Membuat Jonghyun merasa gemas dan memukul kepala namja tampan itu.

  “Yah yah, kalian tidak perlu khawatir, aku sudah memiliki rencana yang bagus” Kesal Yunho.

Hu’um?
Ketiga namja tampan itu menaikkan alis mereka kompak.
Membuat Yunho mencebilkan bibirnya kesal.
Aish.

  “Aku akan menyatakan perasaanku kepadanya tepat saat hari ulang tahunnya lusa akan berakhir” Bisik Yunho kemudian.


-------


  ‘From: Yunho

Aku menunggu di depan rumahmu, Jaejoongie

Hm?
Jaejoong menaikkan alisnya menatap layar ponselnya yang berwarna putih.
Namja cantik itu mendongakkan wajahnya ketika ia merasakan tangannya ditarik oleh seseorang.

  “Hei, kau yang berulang tahun! Kkaja! Menari bersamaku!” Ujar namja itu.

Jaejoong tertawa.
Ia mengangguk dan segera melompat dari duduknya.
Mengikuti Chansung yang menuntunnya menuju dance floor.
Yep, namja cantik itu sedang berada di club sekarang.
Merayakan pesta ulang tahunnya bersama teman-teman dunia luarnya.

Hwang Chansung menarik seringai nakalnya saat Jaejoong menari di hadapannya.
Namja cantik itu bergerak dengan santai.
Menikmati irama musik yang berdentum keras.
Perlahan Chansung menyisipkan jemarinya di kedua sisi pinggang Jaejoong.
Kemudian ia mencengkramnya erat.

Membuat namja cantik itu melenguh manja.

  “Apa yang kau inginkan untuk hari spesialmu hm?” Bisik Chansung tepat di telinga Jaejoong.

Namja cantik itu meringis geli.
Ia balas memeluk leher namja berambut brunette itu.

  “Aku ingin cincin cartier darimu..Hmm..Dan aku ingin pulang sekarang juga” Kekeh Jaejoong manis.

  “Mwo? Pulang? Sekarang?” Kaget Chansung menatap mata Jaejoong.

Namja cantik itu mengangguk mantap.
Membuat Chansung mengerutkan dahinya tidak setuju.

  “Oh come on, temanku sedang menunggu di rumahku Chansung ah, ia pasti menyiapkan kejutan untukku” Mohon Jaejoong memelas.

Namja brunette itu menahan nafasnya.
Jujur saja, ini pertama kalinya Jaejoong bersedia menari bersamanya.
Dan ia tidak rela kebersamaan ini hanya berdurasi kurang dari tiga menit.
Ck.
Menyebalkan.

  “Sebagai gantinya kau harus makan siang bersamaku besok” Ujar  pria itu.

Jaejoong mengangguk mantap.
Ia tersenyum lebar dan mengecup pipi Chansung kilat dan segera melangkah mengambil blazer-nya.
Kemudian ia berlari menuju parkiran dan melesat masuk ke dalam mobil metalic kesayangannya.

Jaejoong bisa melihat lorong rumahnya setelah mengemudi sekitar empat menit dari club.
Namja cantik itu melebarkan kedua matanya saat menangkap puluhan lilin berjejer di atas pagar rumahnya yang hanya setinggi bahu.
Dan sebuah kue tart cokelat dengan banyak cherry di atasnya.

BLAM!

Namja cantik itu membanting pintu mobilnya tidak sabar.
Ia berlari kecil menuju pagar rumahnya dengan dada yang berdebar.
Omo, ia tahu Yunho akan mengejutkannya dengan sesuatu yang lain.
Tapi ia sama sekali tidak menebak kalau Yunho akan melakukan hal seperti ini padanya.

  “Yu-Yunho ah?” Panggil Jaejoong bingung.

Ia tidak menemukan siapa pun di sana.
Namja cantik itu mengerutkan dahinya.
Ia berputar di tempat seraya memperhatikan sekelilingnya yang hanya diterangi cahaya lilin-lilin tersebut.

DEG!

Jaejoong terkejut saat mata bulatnya menangkap bayang seseorang yang bersandar pada pagar yang ada di seberang rumahnya.
Ia menahan nafas melihat Yunho yang keluar dari tempat persembunyiannya seraya tersenyum manis.
Omo, omo.
Wajah Jaejoong memerah.

Namja tampan itu menyodorkan sebuah cincin perak yang indah dan menyematkannya di jari manis Jaejoong.
Membuat namja cantik itu terpaku di tempat.

  “Happy birthday, Kim Jaejoong” Bisik Yunho masih dengan senyumnya.

Jaejoong mengangguk kaku.
Masih terkejut dengan kejutan yang ia dapatkan.

Yunho kemudian meraih kedua tangan Jaejoong dan mengecup punggung tangannya.
Lalu ia berucap pelan seraya menatap dalam kedua mata besar Jaejoong.

  “Jaejoong ah, aku ingin kau menjadi kekasihku..Karena aku mencintaimu”

DEG DEG DEG.

Kedua mata Jaejoong semakin melebar.
Perlahan kedua pipinya merona malu.
Ia menggigit bibir bawahnya.

  “Ne, aku mau menjadi kekasihmu Yunho ah” Balas Jaejoong terbata.

Yunho terkejut.
Jaejoong menganggukkan wajahnya membuat Yunho tersenyum sumringah.
Perlahan seulas senyum tertarik di sudut bibir ranum itu.
Memperlihatkan deretan gigi putihnya yang rapi.

Yunho beralih menangkup wajah cantik Jaejoong.
Menjalinkan kasih sayang melalui tatapan matanya.

  “Aku berjanji padamu, Jaejoongie” Bisik Yunho selembut mungkin.

Jaejoong terdiam.

  “Bahwa aku akan menjadi orang terakhir yang percaya saat yang lain tidak percaya padamu”

  “…”

  “Aku akan menjadi orang terakhir yang akan menemanimu saat yang lain menjauhimu”

  “…”

  “Dan aku akan menjadi orang terakhir yang ada di sisimu saat yang lain pergi meninggalkanmu”

Hmp.
Jaejoong menarik senyum manisnya.
Ia mengangguk dan mengecup pelan hidung Yunho.

  “Ne Yunnie ah, gomawo” Balasnya berbisik.

Namja tampan itu mendesah lega.
Ia menatap jam tangannya dan tersenyum lebar.
Jaejoong menaikkan alisnya.

  “Pukul dua belas kurang lima menit, tepat seperti perkiraanku, hehehe” Kekeh Yunho.

Eoh?
Jaejoong tersenyum jahil.
Namja cantik itu melompat memeluk leher Yunho dengan kedua tangannya.
Membuat Yunho sedikit bergeser ke belakang.

  “Dan sebelum hari ulang tahunku berakhir, aku ingin kita bersatu dengan ciuman yang panas, Yunnie ah”

Wajah Yunho menghangat mendengar ucapan namja cantik itu.
Namun kemudian ia tersenyum kecil dan segera menyentuhkan bibirnya di atas bibir namja cantik itu.
Memejamkan kedua mata musangnya dengan kedua tangan yang memeluk erat pinggang kekasih barunya.

Jaejoong melenguh nyaman.
Namja cantik itu mencengkram rambut Yunho dengan satu tangannya sementara tangan yang lain beralih memeluk leher Yunho.
Ia memiringkan wajahnya beberapa derajat ke arah kanan dan membuka mulutnya meraup bibir seksi Yunho.

Membuatnya basah akan saliva hingga memudahkannya untuk menghisap-hisap gemas bibir bagian atas dan bawahnya.

  “Gomawo untuk kejutanmu Yun..mm..mmck..Aku menyukainya..” Bisik Jaejoong di sela tautan bibir keduanya.

Ia bisa merasakan Yunho tersenyum.
Namja cantik itu semakin erat memeluk Yunho.


-------


Yunho tampak duduk santai membaca komik di kursinya siang ini.
Rapat guru yang diadakan mendadak membuat beberapa kelas termasuk kelasnya tidak ada jam pelajaran.
Ia menoleh saat Eunjae memanggilnya.

  “Hei, Jaejoong itu pacarmu kan?” Ujarnya bingung.

Yunho mengangguk.
Membuat Eunjae semakin bingung.

  “Kulihat ia sedang berduaan bersama kapten basket sekolah kita”

  “…”
 
  “Taemin bilang ia juga melihat kekasihmu bersama seorang namja paruh baya yang memakai jas kantoran di sebuah café, Yun ah”

Namja tampan itu mendesah pendek.
Namun ia tidak menyahut.

  “Apa kau tidak khawatir Yun? Mungkin saja ia berselingkuh di belakangmu”

Siwon dan Yoochun yang mendengar itu segera duduk di samping Yunho dan Eunjae.
Mereka tampak antusias dengan pembicaraan keduanya.

  “Aku baru tahu kalau selama ini Jaejoong itu populer karena ia bersedia jalan dengan siapa saja yang akan mentraktirnya” Ungkap Yoochun.

  “Omo, pacarmu seorang man-eater, Yunho ah!” Pekik Siwon tidak percaya.

Fuh.
Yunho kembali menghela nafas panjang.
Menatap keempat sahabatnya.

  “Jangan mengatakan hal buruk mengenai kekasihku” Ucapnya.

Keempat namja tampan itu mendelik pada Yunho.
Ish, Eunjae mengibaskan tangannya di udara.

  “Bagaimana kami tidak? Memang itu kenyataannya! Lebih baik kau waspada, Yunho ah, kami tidak ingin kau terluka” Ucapnya.

Yunho mengangguk pasrah.
Mencoba mengacuhkan ucapan-ucapan temannya beberapa saat lalu.

Jaejoong?
Berselingkuh?


-------


  “Yaa! Jaejoong ah~ kkaja, kita akan ke karaoke pulang sekolah nanti”

Jaejoong menoleh kepada Kyuhyun.
Ia tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

  “Aku sudah janji akan berbelanja bersama Umma pulang nanti, mianhae”

  “Yaaahhh’

Kyuhyun dan beberapa teman sekelas yang lain mendesah kecewa.
Pasalnya namja cantik itu yang selalu membuat suasana di antara mereka menjadi riuh.
Kalau ia tidak hadir pasti akan membosankan.

Namja cantik itu sudah selesai membereskan barang-barangnya.
Tinggal menunggu bel sekolah berbunyi.

  “Jaejoongie, kita pulang bersama?” Tawar Yunho yang kini berdiri di hadapan Jaejoong.

Namja cantik itu tampak berpikir, kemudian ia menggelengkan kepalanya.

  “Aku ingin mampir ke rumah nenek dulu sebelum pulang ke rumah, kita berpisah saja”

  “Aku bisa mengantarmu ke rumah ne---”

  “Ani, kau akan ikut mereka pulang sekolah nanti anitji? Aku tidak apa kok”

  “Benarkah?”

  “Ung”

Jaejoong mengangguk dengan semangat.
Membuat Yunho tersenyum kecil dan berbalik menyusul teman-teman sekelasnya yang sedang berdiskusi mengenai tempat karaoke yang akan mereka datangi.

TENG TENG TENG~

Para siswa memekik saat mendengar bel pulang berdentang tiga kali.
Jaejoong yang menanti hal itu sejak tadi segera melesat meninggalkan kelas.
Sebelum Yunho dan yang lain kembali membujuknya untuk ikut bersama mereka.
Namja cantik itu merogoh saku celananya masih berlari.

Ia mengusap layar ponselnya dan menelepon seseorang diam-diam.

  “Yeoboseyo? Kangin Hyung? Kau dimana?”

Jaejoong berhenti di depan kedai es krim.
Nafasnya tersengal.
Ia mengangguk-anggukkan wajahnya lucu ketika mendengar sahutan dari namja bernama Kangin tersebut.
Lalu ia memutuskan sambungan telepon dan segera mengeluarkan cermin berbentuk kepala beruang miliknya.

  “Uh, poniku berantakan” Gerutunya kesal.

Namja cantik itu memperhatikan dengan detail bagian wajah sempurnanya.
Berharap tidak ada sesuatu yang mengganggu di sana.

TIINN TIINN

Eoh?
Jaejoong menoleh, tersenyum manis saat jendela mobil mewah itu terbuka.
Memperlihatkan sesosok pria dewasa yang mengenakan jas kantoran balas tersenyum padanya.
Namja cantik itu membuka pintu mobil tersebut dan segera melesat masuk ke dalam.

  “Kita mau kemana, sayang?” Tanya pria tersebut.

  “Steak~ Joongie mau makan itu” Sahut Jaejoong manja.

Kangin tertawa.
Ia mengangguk dan segera melajukan mobil mewahnya.
Namja atletis itu menoleh kepada namja cantiknya sesekali.

  “Otte? Kau menyukai ponsel yang kuberikan padamu?”

  “Um~ neomu joasseo, hehehe”

  “Syukurlah, aku takut kau tidak menyukainya”

  “Hmm, desain layar buatanmu benar-benar menarik, Hyung, terlihat hidup”

Kangin mengangguk-angguk puas.
Tidak sia-sia kerja kerasnya selama beberapa bulan terakhir ini.
Ia adalah seorang CEO sukses di sebuah perusahaan ponsel terbesar yang ada di negeri ginseng ini.
Dan ia mengenal Jaejoong tanpa sengaja saat mereka bertabrakan beberapa waktu lalu di depan sebuah café.

Keduanya segera menjadi akrab, karena pada dasarnya Jaejoong adalah namja yang mudah bergaul.
Kangin pun tidak membutuhkan waktu lama untuk jatuh hati pada namja cantik itu.
Ah, siapa yang tidak akan mencintainya?

Ia begitu sempurna. Pikir namja bertubuh atletis tersebut.

  “Kita makan di sini saja ne”

Jaejoong mendengung.
Namja cantik itu segera membuka pintu mobil dan berjalan turun menghampiri Kangin.
Tangannya segera memeluk lengan pria dewasa itu dan tertawa saat Kangin membisikkan sesuatu yang lucu padanya.

Jaejoong dan Kangin memasuki departement store tersebut tanpa beban sama sekali.
Namja cantik itu bahkan melupakan beberapa lantai khusus yang terdapat ruangan karaoke di dalamnya.

Sementara itu, anak-anak kelas 3-3 tampak bersenang-senang bersama.
Taemin dan Kyuhyun sedang menyanyikan sebuah lagu anime yang berisik.
Beberapa dari mereka ikut menari di tengah ruangan sementara sisanya memilih untuk menghabiskan minuman mereka.

  “Yeaaahh!” Teriak Taemin ketika lagunya selesai.

27 siswa itu tertawa lantang bersama.
Mereka benar-benar berisik hari ini.

  “Ah, sudah sore, aku harus pulang sekarang” Celetuk Changmin menatap jam tangannya.

Siwon dan Jonghyun mengangguk.
Mereka berdiri memakai tas.

  “Kami juga, setelah ini ada latihan basket”

Yunho menghela nafasnya.

  “Jja, kita pulang sekarang” Ajaknya.

Mereka semua segera meraih tas masing-masing dan berjalan keluar ruangan satu persatu.
Donghae dan Yesung tidak berhenti berceloteh sejak tadi.
Yunho mengeluarkan ponselnya dan hendak menghubungi kekasihnya.
Namun mendadak perhatiannya teralihkan ketika salah satu dari mereka berhenti melangkah.

  “Yah, bukankah itu Jaejoong?” Ucapnya.

DEG.

Siswa dan siswi kelas 3-3 itu mendongakkan wajah mereka termasuk Yunho.
Memperhatikan sesosok pria cantik yang mengenakan seragam sekolah mereka tampak duduk bersama seorang pria dewasa yang mengenakan pakaian kantor.
Mereka tertawa bersama ketika pria dewasa itu tanpa sengaja mengotori bibirnya dengan saus ketika ia melahap daging yang disuapkan Jaejoong.

Namja cantik itu segera mencondongkan tubuhnya dan mengusap bibir pria tersebut menggunakan tissue.

DEG DEG DEG.

Jantung Yunho berdebar kencang.
Gosh.
Apa yang telah dilihatnya?
Bukankah Jaejoong bilang ia akan pergi ke rumah neneknya?
Lalu apa yang dilakukannya di sini?

  “Yunho ah! Kekasihmu berselingkuh!” Ujar Hyukjae panik.

Mereka semua sontak memandang ke arah Yunho yang tampak tenang sejak tadi.
Namja tampan itu menatap anak-anak kelasnya dan tersenyum kecil.

  “Ia hanya makan siang bersama orang lain, gwenchana, jja, kita pulang sekarang” Ucapnya.

Huh?
Siwon, Yoochun, Eunjae dan Jonghyun mengerutkan dahinya.
Merasa bahwa alasan yang diberikan Yunho sungguh tidak masuk akal.
Jelas-jelas Jaejoong dan pria itu bermesraan secara tidak langsung.

Anak-anak kelas mengikuti langkah Yunho beranjak pergi dari tempat itu.
Mereka berbisik-bisik tanpa sepengetahuan Yunho.
Membicarakan betapa jahatnya Jaejoong yang telah menduakan teman mereka yang begitu baik.
Apa salah Yunho?

  “Ini tidak bisa dibiarkan” Ujar Jessica ketus.

Yang lain mengangguk kompak.


-------


  “Selamat pagi semuanyaaa~”

Jaejoong berteriak lantang memasuki kelasnya.
Ia tersenyum manis dan memandangi satu persatu teman-teman sekelasnya.
Eoh?
Apa yang terjadi?
Tidak ada yang membalas sapaannya.

Bahkan mereka semua cenderung mengacuhkannya.
Siswi perempuan berkumpul seraya berbisik-bisik menatap tajam padanya.

Apa ada yang salah? Pikir Jaejoong bingung.

  “Yunnie ah” Panggilnya kepada Yunho.

Namja tampan itu berdengung pelan.
Tersenyum manis kepada Jaejoong.

  “Ada apa? Kenapa mereka seperti itu padaku?” Tanya Jaejoong tidak mengerti.

Yunho hanya mengangkat bahunya.

  “Mollaseo, mungkin mereka sedang kesal karena nilai ulangan Kimiamu lebih tinggi dari pada semuanya”

  “Mwo? Jeongmallyo?”

Yunho kembali mengangkat bahunya.
Membuat Jaejoong berteriak gemas dan memukuli bahu namja tampan itu.
Yunho tertawa sementara Jaejoong mendengus.
Namja cantik itu segera duduk di kursinya dan mengacuhkan Yunho.

Tanpa menyadari seluruh pasang mata memandang jijik padanya.

TENG TENG TENG

Bel istirahat berbunyi setelah mereka menghabiskan empat jam pertama di dalam kelas.
Namja cantik itu baru saja akan beranjak bangun dari kursinya.
Namun Junsu dan Kyuhyun sudah lebih dulu menghadangnya.

  “Waeyo?” Tanya Jaejoong bingung.

Cih.
Kedua namja itu menatap remeh pada Jaejoong.
Mendecakkan lidah mereka keras.

  “Kemarin kau jadi berbelanja bersama Ummamu?” Tanya Junsu.

Um.
Jaejoong memasang tampang bingung.
Ia mengangguk dengan yakin.

  “Ne, memangnya kenapa?” Balasnya bertanya.

  “Oh, kupikir penglihatanku yang rusak, ternyata itu memang kau, berbelanja bersama Ummamu ya?” Kekeh Kyuhyun geli.

Jaejoong semakin mengerutkan dahinya.
Namja cantik itu kembali mengangguk.
Junsu mendecih seraya memicing pada namja cantik itu.

  “Aku baru tahu kalau Ummamu seorang pria kantoran yang memakai jas”

DEG.

Kedua mata Jaejoong membesar sempurna.
Ia terdiam mendengar ucapan sarkastik Junsu padanya.
Gosh.
Pelipisnya berkeringat.

BRAK.

Anak-anak sekelas beranjak dari kursi masing-masing.
Mereka berjalan keluar kelas seraya menatap jijik namja cantik itu.
Jaejoong masih terpaku.
Ia bisa mendengar Yuri dan Tiffany berkomentar untuknya.

  “Bermuka dua! Aish, luarnya saja terlihat polos, tapi ternyata ia senang bermain dengan ahjussi-ahjussi kaya. Kasihan Yunho”

Namja cantik itu menundukkan wajahnya dalam.
Mencengkram erat kedua jemarinya yang terkepal erat.
Jantungnya berdebar kencang.

Ya Tuhan.

Bagaimana bisa mereka tahu?
Dari mana?
Jaejoong benar-benar takut saat ini.
Teman-temannya terlihat asing.
Namja cantik itu perlahan mengangkat wajahnya ingin mencari tahu ekspresi seperti apa yang akan dilemparkan Yunho padanya.

Apakah sama dengan tatapan jijik yang diberikan teman-temannya yang lain?

DEG.

Namja cantik itu tertegun.
Ketika Yunho malah tersenyum penuh sayang padanya.
Namja tampan itu memiringkan wajahnya seakan berkata kalau semuanya akan baik-baik saja.
Mata besar Jaejoong memburam.

Ia kembali menunduk dan menatap buku pelajarannya yang masih terbuka.

  “Yunho, ayo ke kantin!”

Jaejoong bisa mendengar suara Jonghyun yang berteriak pada kekasihnya.
Namja tampan itu menyahut dan terdengar suara derit kursi yang bergeser.
Kemudian suara tapak kaki yang menjauhi ruangan luas itu.

Hening.

Hanya ada dirinya di sana.
Namja cantik itu meraih ponselnya.
Mendial nomor seseorang yang selalu ada disaat ia membutuhkannya.

  “Y-Yeoboseyo? Chansung ah? Kau ada waktu sore nanti?”


-------


  “Aku gugup sekali! Ini pertama kalinya aku ke tempat seperti ini, Eunjae yah!”

Anak-anak kelas 3-3 itu tertawa mendengar ucapan Yorin, sekretaris kelas mereka.
Eunjae segera merangkul yeoja berambut pendek itu dan membawanya masuk ke dalam club.
Yah, mereka semua memutuskan untuk berkumpul di club mewah ini setelah berdebat kemana mereka akan menghabiskan waktu bersama.

Akhirnya pilihan tempat ini masuk sebagai pemenang pemilihan suara dengan alasan mereka kini sedang menuju jenjang kedewasaan.
Tapi Siwon sudah memperingatkan teman-temannya, bahwa mereka ke sini hanya untuk bersenang-senang seperti biasanya.
Mencicipi sedikit alkohol dengan batas yang sudah ditentukan.

  “Hei Yun”

  “Um, wae?”

  “Kemana pacarmu? Ini kedua kalinya ia menolak pergi bersama kita”

Yunho menaikkan alisnya.
Menolak?
Tentu saja.
Bagaimana bisa namja cantik itu berkata iya setelah apa yang didapatkannya pagi tadi?
Namja tampan itu menghela nafasnya memandang Donghae.

  “Ia bilang ada urusan penting” Sahut Yunho pelan.

Huh.
Namja bertubuh pendek itu menaikkan alisnya.

  “Kupikir ia berbelanja lagi bersama Ummanya” Kekeh Donghae geli.

Yunho tidak menyahut.
Hanya diam membiarkan Donghae tertawa sesuka hatinya.
Toh, ia yakin Jaejoong tidak seperti yang dikatakan teman-temannya.

Mereka semua memilih dua kursi panjang yang bersebrangan, menyatukannya menjadi satu hingga cukup untuk 27 bagian dari mereka.

  “Hei, kau mau turun sekarang?” Tanya Jiyong semangat.

Jessica dan Sunny mengangguk cepat.
Mereka segera berdiri mengikuti Jiyong.
Irama musik berdentum semakin keras, membuat ketiganya tertawa lantang dan segera menari kompak.

Yeoja blonde itu tersenyum kecil ketika Sunny memperlihatkan gerakan yang cukup seksi padanya.
Ia baru saja akan bersuara, namun mendadak gerakannya melambat ketika kedua mata sipitnya menangkap sesosok namja cantik yang sangat dikenalnya.

Omo!
Omo!

Jessica segera berbalik dan berlari menaiki tangga, menuju teman-temannya yang sedang bercanda bersama.

  “Yunho ah! Yunho!” Pekiknya.

Yunho mendongak.
Mengerutkan dahi menyadari raut wajah Jessica yang begitu kaget.

  “Aku melihat Jaejoong menari bersama seorang pria asing di bawah!”

Mwo?

Siwon, Eunjae, Yoochun dan Jonghyun segera melompat bangun dan berjalan cepat menuju dance floor.
Sementara Yunho mengikuti sahabat-sahabatnya.

  “Hahaha”

DEG.

Suara tawa merdu itu seakan menggema dalam pendengaran Yunho.
Kedua mata musangnya menatap lurus sosok pria yang telah menjadi kekasihnya selama ini terlihat sedang melakukan gerakan yang cukup sensual bersama seorang pria yang berambut brunette.
Siwon mendecih.

  “Jadi ini urusan penting yang ia katakan padamu? Bersenang-senang dengan selingkuhannya yang keseratus eoh?”

Jonghyun mengerutkan dahinya kesal.
Ia tidak senang sahabatnya dipermainkan seperti ini oleh namja cantik itu.

  “Yah, Yunho ah! Sudah cukup! Putuskan saja namja cantik itu! Ia sudah sangat keterlaluan!” Ucapnya.

Yunho tidak menyahut.
Hanya menghela nafasnya pelan.
Berusaha meredam emosinya.

Jaejoong yang sedang bergerak mengikuti musik membuka lebar kedua matanya ketika Chansung mengusap pipinya lembut.
Namja cantik itu berbalik, dan seketika itu juga tubuhnya tersentak.
Kedua matanya membesar sempurna.
Nafasnya tercekat.

Menatap Yunho yang berdiri tidak jauh darinya.

Sedang balas menatap lurus padanya.

DEG DEG DEG.

Gosh.
Jantungnya berdebar sangat kencang.
Perlahan mata Jaejoong bergerak pelan, memperhatikan teman-teman sekelasnya berdiri di sekitar Yunho.
Memandangnya dengan tajam.

Jaejoong merasakan tubuhnya lemas.

Yunho menghembuskan nafas pelan.
Namja tampan itu segera berbalik diikuti teman-temannya.

Meninggalkan Jaejoong yang masih terpaku di sana.


-------


Namja cantik itu tampak lesu hari ini.
Ia duduk dengan tidak semangat di kursinya.
Bahkan pelajaran yang diberikan Songsaenim tidak ada yang masuk ke dalam kepalanya sedikit pun.
Pikirannya terganggu akan kejadian kemarin.

Saat seluruh kelas termasuk kekasihnya memergoki dirinya sedang bersama Chansung.

Jaejoong sudah merasakan aura tidak menyenangkan dari anak-anak kelas sejak pagi tadi.
Tidak ada satu pun yang menganggapnya ada.
Bahkan Junsu dan Taemin ikut mengacuhkannya.
Jaejoong merasa sedih.

  “Joongie yah, kau tidak ke kantin? Sudah masuk jam istirahat”

Jaejoong terhenyak.
Mendongakkan wajahnya dan mendapati Yunho bersandar pada sisi mejanya.
Namja tampan itu menaikkan alisnya.

  “Oppsso, aku tidak lapar” Ungkapnya pelan.

Namja tampan itu hanya menggumam tidak jelas.
Ia beralih mengusap layar ponselnya dan mengutak-atik benda itu dalam heningnya kelas.
Seluruh siswa tidak lagi berada di sana sekarang.
Hanya ada mereka berdua.

  “Yu-Yunnie yah..” Bisik Jaejoong bergetar.

Yunho menoleh.
Tersenyum kepada Jaejoong yang terlihat bingung dan gelisah.

  “Kenapa?” Tanyanya lirih.

Hum?
Namja tampan itu menaikkan alisnya.
Jaejoong mendesah pendek.

  “Kenapa..Kenapa kau tidak mengacuhkan aku seperti mereka? Kenapa kau masih bersikap baik padaku? Padahal..Aku sudah membohongimu..Dan aku berselingkuh di belakangmu..”

Namja tampan itu tertegun.
Mendengar rentetan pertanyaan dari kekasihnya.
Tercerap nada khawatir dalam ucapannya.

Hmp.
Yunho menarik senyum lembutnya perlahan.
Ia mengusap lembut kepala namja cantik itu.

  “Apa kau lupa?”

DEG.

Jaejoong tertegun.
Ia mendongakkan wajahnya.
Menatap dalam kedua mata musang Yunho yang terlihat sangat lembut.

  “Aku pernah berjanji padamu bahwa aku akan menjadi orang terakhir yang percaya saat orang lain tidak percaya kepadamu. Menjadi orang terakhir yang menemanimu saat yang lain menjauhimu. Dan menjadi orang terakhir yang ada di sisimu saat yang lain pergi meninggalkamu”

Kedua mata Jaejoong memburam.
Wajahnya memerah sendu.
Nafasnya tersengal menahan tangis.

Perlahan tetes bening itu lolos dari pertahanan dirinya.
Membasahi jemari Yunho yang menangkup pipinya.

  “Meskipun kau mengucapkan seribu kali kebohongan pun, aku akan percaya asalkan itu keluar dari bibirmu” Sambung Yunho.

Jaejoong terisak lirih.
Ia mencengkram erat lengan Yunho.
Menundukkan wajahnya menyembunyikan tangisnya yang pecah.

Ya Tuhan.
Ia begitu jahat pada namja berhati malaikat ini.
Bagaimana bisa ia berbuat sekeji itu?
Berbohong padanya, berselingkuh darinya, sementara Yunho menahan berbagai macam rasa sakit yang datang ketika ia mengetahui semuanya.

Seharusnya ia ikut mengacuhkan dirinya seperti yang lain.
Tapi ia tidak melakukannya.

  “Ma-Maafkan aku Yunnie ah..Hiks..Hiks..Aku bersalah padamu..Mianhae..” Sengguk Jaejoong keras.

Yunho mendesah pelan.
Ia mendekati kekasihnya dan memeluk erat namja cantik itu.
Mengusap rambut almond-nya seraya mengecupi puncak kepalanya.

  “Maafkan aku..Hiks..Aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi..Hiks..Mianhae..Mian..”

  “Sudahlah, berhentilah menangis, Joongie ah..Gwenchana”

Jemari Jaejoong bergetar.
Mencengkram erat seragam Yunho.
Namja cantik itu menyurukkan wajahnya di dada bidang Yunho.
Dengan posisinya yang masih duduk di kursi sementara Yunho berdiri di hadapannya.

  “Maafkan aku..Hiks..”

  “Aku sudah memaafkanmu Jaejoongie, aigoo”

  “Huks..Katakan kau mencintaiku..”

  “Aku mencintaimu, Kim Jaejoong, sangat mencintaimu..Jja, berhentilah menangis”

  “Ungg..Hiks..Aku juga..Aku juga mencintaimu Yun..”

Hmp.
Namja tampan itu terkekeh geli masih mengusap kepala Jaejoong.
Ia merasa lucu dengan sikap manja kekasihnya ini.
Ah, tidak biasanya Jaejoong seperti ini padanya.

Mungkin ini adalah awal dari hubungan mereka anitji?
Awal dari hubungan yang terasa pahit menuju sesuatu yang manis.
Sangat manis.

Kedua namja itu masih saja saling berpelukan satu sama lain.
Mengacuhkan bel masuk yang sudah berbunyi.
Dan juga anak-anak sekelas yang berkumpul di depan pintu kelas.
Mereka saling tersenyum satu sama lain.

Aigoo~
Bagaimana caranya mereka masuk sekarang?
Pasangan kekasih itu seakan menciptakan palang pada pintu kelas.
Lagi pula, mereka juga tidak ingin mengganggu suasana manis yang sedang tercipta di antara keduanya.

Ah.

This forgiveness, I promise you.
I will be the last one for you.

END.


6 komentar:

  1. Uhhh.. uri umma nappeun.. :<
    Untung Appa sabar dan tabah(?)hahaha

    Keep writting shell^-^♥

    BalasHapus
  2. Banjir air mata --"
    Daebak !! ^^

    BalasHapus
  3. Yunho oppa yg sbar ya nunggu jaejoong umma kmbali lagy
    Nangis glung glung >_<!!

    BalasHapus
  4. Yunpa.. saranghae!!! :D >.<
    Aish.. emak beruntung banget >.<

    BalasHapus
  5. Yunpa.. saranghae!!! :D >.<
    Aish.. emak beruntung banget >.<

    BalasHapus
  6. Duh jae, udha punya yun yg baik dan sabar malah disiasiain, untung akhirnya bahagia

    BalasHapus