This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Sabtu, 02 November 2013

FF/YAOI/YUNJAE/ONESHOOT/SUKI NO YUENCHI

Tittle: SUKI NO YUENCHI (LOVE IN PARK)

Genre: YAOI

Author: Shella Rizal a.k.a Park Sooji

Cast: Yunjae and other

Length: ONESHOOT

Rating: family-romance-fluffy-friendship

WARNING: BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2 kutang Jae umma*
  

-------


  “Kenapa kau ingin dekat denganku yang hanya pekerja paruh waktu?”
.
.
.

  “Selamat siang! Silahkan kunjungi acara sirkus taman bermain La Ringo!”

Sinar matahari cukup terik hari ini.
Tapi tidak cukup untuk mengurangi semangat seorang Jung Yunho yang kini sedang membagikan souvenir kepada para pengunjung taman bermain.
Ia terus tersenyum manis dan menyapa anak-anak kecil yang lewat sesekali.
Membuat anak-anak tersebut tertawa senang karena kostum yang dikenakan Yunho saat ini adalah kostum beruang cokelat.

Namja tampan itu mendesah pendek ketika jam sudah menunjukkan pukul empat sore.
Ia menyeka keringatnya dan memilih untuk duduk di kursi taman seraya membuka botol minumannya.

  “Sudah selesai, Tuan Muda?”


Yunho menoleh, menatap asistennya yang bernama Choi Siwon.
Namja tampan itu mengangguk.
Ia menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi.

  “Hari ini melelahkan sekali, mataharinya cukup panas” Ungkap Yunho.

  “Tapi Tuan semangat sekali aniya?” Sahut Siwon geli.

Yunho tertawa.
Ia mengangguk.

  “Tentu saja aku harus semangat, aku harus berjuang agar bisa menjadi pewaris taman bermain ini”

Ah, Choi Siwon mengangguk paham.
Namja berlesung pipi itu segera berdiri dan mengeluarkan kunci mobilnya.
Ia menoleh kepada Yunho yang sedang membuka kostumnya.

  “Kka, sekarang waktunya pulang”

Yunho mengangguk.
Ia melompat dan berjalan mengikuti Siwon.
Sesekali ia mengipasi lehernya yang berkeringat.
Namja tampan itu menoleh, memperhatikan betapa besar dan luasnya taman bermain tersukses di negeri ginseng ini.

Taman bermain milik keluarganya.

Salah satu aset berharga yang ada.
Dan untuk menjadi calon pewaris yang imajinatif, ia harus menjalani masa latihan menjadi boneka berjalan yang membagikan souvenir kepada pengunjung.
Tidak sulit untuk Yunho, karena ia memiliki sifat periang dan bersemangat.


-------


Jaejoong berjalan santai seraya membaca buku novel kesukaannya menelusuri koridor sekolah.
Namja cantik itu menaikkan alisnya sesekali atau terkadang mempoutkan bibir ranumnya seraya memperhatikan tulisan yang ada di dalam buku tersebut.
Mengacuhkan Taemin dan Junsu yang berjalan di kiri dan kanannya.

  “Yah, Jaejoongie, berhentilah mengacuhkan kami!” Erang Taemin kesal.

Junsu hanya mendengus pelan.

  “Kau tahu ia tidak bisa diganggu kalau sedang membaca, Minnie ah” Ujarnya.

Jaejoong hanya terkikik merespon ucapan sahabat-sahabatnya.
Namja cantik itu menutup bukunya dan menarik nafas panjang.

  “Ahh~ kisah cinta yang sangat indah! Seandainya aku juga bisa seperti tokoh utama yang ada di dalam sini~” Gumam Jaejoong merentangkan kedua tangannya.

Junsu dan Taemin tersenyum geli.

  “Omo! Aku merasakan aura hitam yang membahana!” Jerit Jaejoong seraya menahan kedua temannya agar berhenti melangkah.

Ia menyipitkan mata besarnya.
Menaikkan alis melihat sesosok namja tampan yang berjalan dari ujung koridor.

  “Bukankah itu Jung Yunho?” Ujar Taemin polos.

Junsu bergidik.
Namja imut itu menarik Jaejoong dan Junsu menghindar.

  “Kudengar ia sangat berbahaya kalau sedang badmood” Ucapnya.

Heeh?
Jaejoong dan Taemin menatap Junsu dengan mata yang melebar.
Aish.
Junsu berdecak kesal.

  “Masalahnya adalah, ia selalu badmood setiap saat!”

Jaejoong dan Taemin terkejut.
Mereka berbalik menatap Yunho yang semakin mendekat.
Keduanya segera menarik Junsu dan berlari mengitari koridor perpustakaan.

  “YAH! Kenapa malah lewat sini?!” Pekik Junsu kesal.

  “Lebih baik memutar jauh dari pada bermasalah dengan beruang seram itu!” Teriak Jaejoong.

  “Kenapa kau memanggilnya beruang?!” Tanya Taemin tersengal.

Jaejoong memutar bola matanya.

  “Tentu saja karena ia besar dan gendut seperti beruang cokelat!”

Eoh?
Junsu dan Taemin saling mengerutkan dahi satu sama lain.


-------


  “Lembar jawaban siapa yang terakhir ini?”
 
  “YAH! Itu milik Jung Yunho!”

  “M-mwoya?”

  “Letakkan di sini! Aku tidak ingin ia marah karena kita menyentuh kertasnya!”

Fuh.
Yunho menaikkan alisnya masih menatap buku teks pelajaran miliknya.
Namja tampan itu tentu saja mendengar bisik-bisik dari teman-teman sekelasnya di ujung sana.
Ia menggeleng pelan kemudian.
Mereka semua terlalu berlebihan, bagaimana bisa ia marah hanya karena selembar kertas?

Aigoo.

Sepertinya image seram dan mengerikan yang melekat padanya sudah sangat lengket hm?
Tapi setidaknya kesan seperti itu membantu dirinya.
Berkat itu tidak ada yang berani mengusik ketenangannya.
Yah, terkadang ia benci dengan pekikan-pekikan histeris dari para penggemarnya seperti saat ia masih di Junior High School dulu.

Benar-benar mengganggu.

Yunho berdehem.
Membuat seisi kelas menjadi hening dalam sekejap.
Kemudian ia beranjak dari duduknya dan melangkah keluar kelas dengan kedua tangan yang disisipkan ke dalam saku celana.

Namja tampan itu berjalan menuju kantin sekolah, ia menapakkan kakinya di koridor perpustakaan yang sepi.
Well, jauh memang.
Tapi sekedar jalan-jalan menjelang pulang sekolah tidak buruk.

DRAP DRAP DRAP!

Ung?
Namja tampan itu menaikkan alisnya ketika telinganya mendengar suara derap langkah yang membahana dari ujung koridor.
Ia baru saja akan memiringkan kepalanya untuk mengintip siapa yang membuat ribut di belokan koridor itu, namun terlambat.

BRUKK!

  “AWW!”

Jaejoong terjatuh setelah menubruk seseorang dari arah yang berlawanan.
Seluruh kertas lembar jawaban milik teman-teman sekelasnya terbang berhamburan di udara.
Membuatnya semakin meringis.
Omo, pantatnya terasa sakit.

Namja cantik itu mendongakkan wajahnya.
Dalam sekejap ia tersentak.
Melebarkan kedua matanya menatap Yunho yang sedang meringis bersandar pada dinding.

  “Go-Gomenasai! Aku tidak sengaja!” Teriak Jaejoong panik.

Yunho membuka kedua matanya dengan benar.
Menatap tajam wajah cantik itu.
Cih.
Namja tampan itu hanya mendecakkan lidahnya dan memilih untuk melanjutkan langkahnya tanpa mempedulikan Jaejoong dan kertas-kertasnya yang berhamburan.

Namja cantik itu terbengong dalam posisinya.

Ige mwoya?

Apa-apaan itu?

Namja itu sama sekali tidak menyahut permintaan maafnya!
Ia bahkan tidak menolongnya berdiri!
Jaejoong mengusap dadanya seraya berdecih tidak percaya.
Ia menggeleng seraya merangkak memungut kertas-kertas sialan itu.

Dahinya merengut.

  “Apa yang salah padanya? Bagaimana bisa ia secuek dan se-beruang madu itu?” Gerutu Jaejoong mencebilkan bibir cherry-nya.

Kh.
Sepertinya ada yang tidak benar.

Jaejoong menghembuskan nafasnya seraya menggembungkan kedua pipi gembulnya.
Namja cantik itu melompat bangun dan kembali berlari menuju ruang pustaka untuk menyerahkan lembaran kertas milik teman-teman sekelasnya pada penjaga perpustakaan.


-------


Bel pulang sekolah telah berdentang tiga kali.
Pertanda untuk pulang.
Seluruh siswa siswi Jounant Senior High School sudah melangkahkan kaki dari bangunan megah itu.
Termasuk Yunho yang kini menyalakan mesin motornya.
Namja tampan itu memakai helm balapnya dan bersiap melajukan motornya.

Tanpa menyadari sesosok namja cantik yang kini bersiap mengayuh pedal sepeda balapnya.

Huh.
Jaejoong tersenyum licik.
Ia akan mengikuti namja tampan itu hari ini.
Dan mencari tahu mengapa Yunho bisa bersikap seperti itu di sekolah.

BBRRMMM!

Yunho melesat meninggalkan gerbang sekolah.
Sementara Jaejoong terkejut dan segera mengayuh pedal sepedanya sekuat tenaga.
Nafasnya tersengal, ia berdiri seraya mengayuh dengan kekuatan penuh.
Punggungnya sedikit membungkuk agar beratnya seimbang.

  “HIYYAAAHHH!” Teriaknya semangat.

CKIIIITTT!

Satu menit kemudian motor Yunho berhenti di parkiran taman bermain milik keluarganya.
Namja tampan itu mendesah pendek dan segera memasuki tempat itu.
Tidak jauh dari motornya, sepeda Jaejoong berhenti di sana.
Rambut almond-nya berantakan karena angin.

Wajahnya basah akan keringat.
Mulutnya terbuka menarik nafasnya yang terputus-putus.
Ya Tuhan, ia baru saja mengejar motor balap.
Rasanya seperti mengejar nyawa yang berada di tangga surga.

Jaejoong mengusap wajahnya dan memarkir sepedanya dengan benar.
Kemudian ia segera berlari memasuki taman bermain tersebut setelah membeli tiketnya.
Mata besarnya menjelajah.
Mencari sosok Yunho yang suram itu.

  “Uh?”

Namja cantik itu berputar-putar di sekitar pinggir taman.
Dahinya mengernyit karena tidak menemukan Yunho.
Aigoo.
Pasti tidak akan semudah itu menemukan seorang Jung Yunho di antara ratusan pengunjung taman besar ini anitji?

Jaejoong menepuk dahinya dan berlari menuju taman peristirahatan.
Ia mencari salah satu kursi panjang yang kosong dan segera duduk di sana.
Melebarkan kedua kakinya seraya bersandar nyaman.

  “Selamat siang! Silahkan souvenir-nyaa~! Jja adik kecil, boneka ini untukmu!”

DEG.

Mata besar Jaejoong melebar sempurna.
Sontak ia terduduk rapi seraya menatap lurus ke depan.
Mempercayai suara yang tidak disangka-sangkanya.

OH-MY-GOSH!

Bukankah itu Jung Yunho?!
Jung Yunho yang terkenal seram itu?
Jung Yunho yang terkenal cuek itu?
Jung Yunho yang terkenal pendiam itu?

Bagaimana bisa ia berkostum beruang panda dan tersenyum ceria kepada anak-anak di sana?

  “Demi Tuhan” Gumam Jaejoong membulatkan mulutnya.

Mata bulatnya mengerjap beberapa kali.
Memperhatikan Yunho yang membagikan souvenir taman bermain kepada para pengunjung seraya menyapa anak-anak kecil yang berlarian di dekatnya.
Namja tampan itu terus melaksanakan pekerjaannya dengan penuh semangat.

Bahkan ia baru beristirahat setelah jam menunjukkan pukul empat sore.

Yunho menghela nafas seraya melepaskan topi wajah pandanya yang besar.
Menyeka keringatnya dan hendak berjalan menuju kursi taman di mana ia biasa duduk.

TAP.

Namun mendadak langkahnya berhenti total.
Tubuhnya mengejang kaku.
Mata musangnya melebar sempurna.
Menatap tidak percaya sosok cantik yang kini duduk di kursi itu.
Balas menatap dalam mata musangnya.

  “Ka-kau? Apa yang kau---Bagaimana bisa---”

  “JUNG YUNHO!!”

DEG!

  “M-Mwoya?”

  “BENAR KAU JUNG YUNHO?!”

  “Aish, kau tidak perlu berteriak seperti itu!”

Omo!

Jaejoong kembali membulatkan bibirnya.
Menatap Yunho yang mengerutkan dahi di hadapannya.
Namja tampan itu berjalan dan duduk di samping Jaejoong.
Segera saja namja cantik itu mengubah posisinya agar menyamping menghadap Yunho.

Sial, ia tertangkap basah.

  “Yah! Bagaimana caranya kau bisa tertawa dan berteriak semangat seperti itu?” Tanya Jaejoong memekik.

  “Tentu saja aku bisa! Aku juga manusia!” Balas Yunho sewot.

  “Tapi, tapi, tapi, di sekolah kau itu suram, pendiam, ketus, kasar, dan---”

  “Yaa! Kau menghinaku?!”

  “Aku bicara jujur”

Aish.
Yunho melotot menatap Jaejoong.
Tapi namja cantik itu hanya mempoutkan bibirnya lucu.

  “Aku hanya menyukai pekerjaanku, itu saja” Sahut Yunho mengerucutkan bibirnya.

Mata Jaejoong berbinar-binar melihatnya.
Pertama kalinya ia mendapati ekspresi lain dari seorang Jung Yunho.
Omo omo.
Ia sungguh beruntung!

  “Kau---”

  “Apa?”

  “Kau lucu sekali Yunho ah~! Aku gemas!”

Eoh?
Yunho menaikkan alisnya.
Memandang Jaejoong yang memekik lucu di sampingnya.
Namja cantik itu menarik-narik heboh kostum Pandanya.
Aigoo.

  “Lalu apa? Kau akan menyebarkan hal ini di sekolah?” Tanya Yunho kesal.

Jaejoong tersenyum lebar.
Ia membuat gerakan mengunci pada bibirnya dan membuang kunci itu ke belakang tubuhnya.

  “Kau tenang saja Yunho ah! Aku bisa dipercaya! Hahaha” Tawanya.

Yunho hanya menggeleng pelan.

  “Yah! Tapi dengan satu syarat!”

  “Apa?”

  “Mulai besok aku bisa memasuki tempat ini tanpa membeli tiket, otteyo?”

  “Mwo? Kau ingin masuk secara gratis? Yah, kau pikir gajiku berapa huh?”

Jaejoong tetap tersenyum seraya menaik-turunkan alisnya.
Membuat Yunho merasa jengah dan terpaksa menganggukkan kepalanya.
Jaejoong memekik senang.
Ia tertawa dan memeluk namja tampan itu.

  “YAH YAH! Apa yang kau lakukan eoh?!” Teriak Yunho panik.

Jaejoong terkikik geli.

  “Aku sangat suka beruang, Yunho ah~ Tapi aku lebih suka beruang madu~” Ujar Jaejoong manja.

Kh.
Yunho menghembuskan nafas panjang.


-------


Jaejoong tersenyum cerah hari ini.
Ia mengobrak-abrik tas sekolahnya dengan semangat.
Mencari kotak bekal miliknya yang tersimpan di dalam sana.
Mengundang tatapan penuh pertanyaan dari Junsu dan Taemin.

  “Jaejoongie” Panggil keduanya kompak.

  “Hmm~?” Gumam Jaejoong merdu.

Junsu mendengus.

  “Apa yang sudah terjadi padamu?”

  “Nani?”

  “Kau tidak berhenti tersenyum dan bertingkah konyol seminggu terakhir ini”

Taemin mengangguk membenarkan.

  “Kau juga jarang makan siang bersama kami, ada apa Jaejoongie?” Tanyanya juga.

Jaejoong terdiam.
Menatap wajah kedua sahabatnya.
Tapi kemudian ia terkikik geli penuh misteri.
Menepuk bahu Junsu dan Taemin seraya beranjak keluar kelas.

  “Aku sedang jatuh cinta, Junchannie, Taeminnie~” Senandungnya lucu.

MWO?

Junsu dan Taemin mengerjapkan mata mereka.
Keduanya baru saja akan berteriak menahan Jaejoong, namun namja cantik itu sudah lebih dulu melesat meninggalkan kelas.
Omo.

DRAP DRAP DRAP!

Jaejoong berlari penuh semangat menuju kelas Yunho.
Ia memeluk kotak bekalnya seraya tersenyum sesekali.
Ah, ia tidak sabar ingin melihat wajah tampan itu.
Wajah tampan yang beberapa hari ini selalu membuat pipinya terasa panas dan dadanya berdebar-debar.

Mengundang ratusan kupu-kupu mengepak di perutnya.

Menyenangkan sekali.

  “Yunho ah!”

Namja tampan yang sedang membaca buku teksnya itu menoleh.
Menatap jengah Jaejoong yang selalu mengikutinya sejauh ini.
Namja cantik itu melambai penuh semangat kepadanya.
Membuatnya terpaksa beranjak bangun dan berjalan menghampiri namja cantik itu.

  “Wae?”

  “Makan siang bersamaku~ hihihi~”

Aish.
Yunho mengerutkan dahinya.
Tapi Jaejoong tidak peduli.
Ia sudah menarik-narik dasi seragam Yunho.
Membuat Yunho mau tidak mau harus menurut padanya.

Ia terpaksa mendesah pendek dan mengangguk.
Kemudian berjalan mengikuti Jaejoong ke halaman belakang sekolah yang sepi.

  “Aku membuat cumi tepung! Ada wajahnya!” Ujar Jaejoong senang.

Yunho duduk di samping namja cantik itu.
Mendengarkan seluruh celotehan berisiknya.

  “Otteyo? Enak tidak?”

Yunho menganggukkan wajahnya seraya mengunyah cumi yang disuapkan oleh Jaejoong.
Namja cantik itu terkikik dan ikut menyuapkan cumi tersebut ke dalam mulutnya sendiri.

  “Hari ini kau ikut ke taman bermain lagi?” Tanya Yunho.

  “Ung! Tentu saja! Aku wajib hadir di sana!” Ujar Jaejoong tersenyum.

Huh.
Yunho tersenyum miring dibuatnya.
Terkadang namja cantik ini terlihat seperti kucing saja.
Menggemaskan.


-------


  “YUNHO YUNHO! Aku mau naik itu!”

Namja tampan itu melirik Jaejoong yang berteriak heboh seraya menunjuk-nunjuk wahana bianglala yang besar.
Mata musangnya menyipit dan ia menggeleng cepat.
Mengundang pout manja pada bibir Jaejoong.

  “Aku mau naik itu~! Temani aku! Ayo ayo!”

  “Tidak, kau saja yang naik”

  “Yunhooo!”

  “Apa kau gila? Aku masih memakai kostum beruang madu ini!”

  “Pakai saja! Tidak apa! Kau kan maskot taman ini! Hahahaha!”

Aish.
Yunho tersenyum kecil mendengarnya.
Namja tampan itu menepuk kepala Jaejoong dan segera menarik tangan Jaejoong menuntunnya menuju antrian bianglala.
Jaejoong tersenyum bahagia.
Kedua matanya terus memperhatikan tautan tangan mereka berdua.

Ia iseng mengambil ponselnya dan memotret tangannya yang berada dalam genggaman tangan kostum beruang madu.

Jaejoong terkikik geli.
Yunho menoleh ke belakang dan menaikkan alisnya.
Namja cantik itu segera terdiam.

  “Kka, naiklah”

Jaejoong mengangguk setelah pintu wahana itu terbuka.
Ia segera duduk di kursi sebelah kanan sementara Yunho di sebelah kiri, tepat di hadapannya.
Pintu itu tertutup, kemudian wahana mulai bergerak menuju puncak.
Jaejoong mengalihkan pandangannya keluar jendela.

Mengagumi pemandangan seluruh taman bermain dengan mata yang berbinar-binar.

  “Omo! Yunho! Aku juga mau naik itu! Naik itu!” Jerit Jaejoong kemudian.

Jarinya sibuk menunjuk-nunjuk beberapa wahana bermain yang ada di perbatasan taman.
Mengacuhkan Yunho yang tersenyum memandangnya.
Aish.
Namja cantik ini.
Begitu berisik dan manja.

Tapi entah kenapa ia menyukainya.

Manis sekali.

  “Hoah! Yunho Yunho! Kau harus lihat itu! Aku juga mau naik itu!” Jerit Jaejoong heboh.

CUP!

DEG!

Namja cantik itu terkejut.
Sontak bibirnya terkatup rapat.
Suaranya menghilang.
Ia terdiam.

Kedua matanya mengerjap tidak percaya menatap Yunho yang baru saja mencium bibirnya.

Namja tampan itu tersenyum jahil.
Ia menepuk kepala Jaejoong.

  “Kau berisik sekali” Ucapnya terkekeh.

BLUSH.

Wajah Jaejoong sontak memerah padam.
Ia mengepalkan kedua jemarinya yang terkatup di atas lutut.
Segera mengalihkan pandangannya keluar jendela dan menahan nafasnya.
Namja cantik itu merasakan jantungnya berdebar sangat kencang, seolah akan lepas dari tempatnya.

Ya Tuhan ya Tuhan!

Ciuman pertamanya!


-------


Junsu dan Taemin sudah tidak penasaran lagi mengenai sikap Jaejoong biasanya berisik kini menjadi tambah berisik lagi.
Mereka sudah terbiasa sejak beberapa minggu yang lalu.
Saat Jaejoong memberitahu mereka kalau ia sedang jatuh cinta.

Seperti sekarang ini, Jaejoong sedang berceloteh mengenai jenis-jenis beruang yang ada di dunia.
Dan ia selalu memekik setiap kali menceritakan hal-hal khusus mengenai beruang madu.
Menurutnya itu yang terlucu setelah Panda.

  “Aaah! Aku ingin memiliki satu! Pasti menyenangkan sekali bisa memeluknya setiap hari!” Ungkap Jaejoong seraya bersandar pada kursi.

Hum.
Taemin dan Junsu mengangguk-angguk pelan.
Namja jamur itu bahkan menguap kemudian.

TENG TENG TENG~

Ah.
Bel pulang berbunyi.
Taemin dan Junsu segera beranjak dari duduk mereka.
Mengambil tas dan berbalik menatap Jaejoong.

  “Hei, kau mau ikut bersama kami? Junsu baru saja membeli kaset video game terbaru” Ajak Taemin.

Uh-uh.
Jaejoong tersenyum dan menggeleng cepat.
Kemudian ia berlari keluar kelas setelah mengambil tasnya.

  “Biarkan saja, ia sedang jatuh cinta” Gumam Junsu mengangkat bahunya.

Taemin mengangguk, kemudian ia kembali membereskan barang-barangnya.

TAP TAP TAP.

BRUKK!

Jaejoong meringis saat ia menubruk seseorang tidak sengaja.
Namja cantik itu mengusap dahinya dan mendongakkan wajahnya.
Mengerjap kaget menatap Yunho yang berdiri di hadapannya.

  “Kenapa kau senang sekali menabrakku huh?” Tanya Yunho menaikkan alisnya.

  “Gomenasai!” Jerit Jaejoong kemudian.

Yunho tertawa.
Ia mengusap lembut rambut namja cantik itu.
Jaejoong tertegun.
Menatap Yunho yang berjalan meninggalkannya.

Eoh?
Barusan itu..Yunho tertawa?
Omo, padahal waktu pertama kali mereka bertabrakan menolongnya saja tidak.
Tapi sekarang ia tertawa.

Apakah itu berarti, sebenarnya sikap Yunho itu seperti ini?

  “Yah, cepatlah Joongie, aku bisa terlambat!” Teriak Yunho.

DEG.

Jaejoong terkejut.
Ia segera berlari dan mengejar Yunho di ujung koridor.

See?
Sekarang bahkan mereka berangkat bersama menuju taman bermain.

Namja cantik itu duduk manis menunggu Yunho menyelesaikan pekerjaannya seperti biasa.
Ia terus tersenyum memperhatikan Yunho yang membagi-bagikan souvenir taman bermain kepada para pengunjung dan memberikan permen kepada anak kecil yang menghampirinya.
Kemudian ia melompat bangun dan berlari kecil menghampiri Yunho.

Mengambil sebagian souvenir-nya dan tertawa kecil kepada namja tampan itu.

  “Selamat siang~! Silahkan souvenir-nyaaa~” Seru Jaejoong riang.

Yunho memandang Jaejoong.
Ia tersenyum manis dibuatnya.
Namja tampan itu kembali melanjutkan pekerjaannya dibantu Jaejoong.
Terkadang mereka tertawa bersama saat seorang anak kecil memohon agar dibolehkan memanjat kostum beruang Yunho.

  “Haahh, pekerjaan hari ini selesai dengan cepat!” Ujar Yunho.

  “Tentu saja, kalau tidak kubantu pasti lama sekali” Sahut Jaejoong menaikkan alisnya.

Yunho tertawa.

  “Jja, upah kerja kerasmu” Ucap Yunho seraya menyodorkan sekaleng jus jeruk dingin di pipi Jaejoong.

Namja cantik itu meringis geli.
Ia tersenyum manis dan mengambil minuman kaleng itu.

  “Yunho ah”

  “Apa?”

  “Aku mau---”

  “Naik wahana lagi? Bukankah kau sudah mencoba semua wahana yang ada di taman ini eoh?”

  “Ish, aku mau naik bianglala lagi”

  “Huh?”

  “Kkaja!”

Yunho mendesah pendek saat Jaejoong menarik tangannya menuju pengantrian bianglala.
Namja tampan itu memutuskan untuk menenggak habis jus jeruk dinginnya seraya menunggu giliran.
Jaejoong segera masuk ke dalam bianglala saat pintu terbuka.
Diikuti Yunho yang duduk di hadapannya.

Lalu pintu tertutup dan wahana bergerak menuju puncak.

Hening.

Tidak terdengar suara pekikan heboh Jaejoong seperti waktu pertama kali mereka mencoba wahana ini bersama.
Hanya ada semilir angin dari penyejuk udara yang terpasang pada atap bianglala.
Yunho duduk diam.
Memandangi wajah cantik Jaejoong yang tampak asyik melihat pemandangan diluar sana.

  “Hei” Panggil Yunho.

Um?
Jaejoong menoleh.
Menatap Yunho yang balas menatapnya serius.

  “Kenapa kau ingin dekat denganku yang hanya pekerja paruh waktu?”

Namja cantik itu mengerjapkan mata besarnya.
Ia tersenyum hingga memperlihatkan deretan gigi putihnya.

  “Karena aku ingin”

  “Eoh?”

  “Karena aku bisa melihat dan menikmati berbagai ekspresi lucumu yang hanya aku yang tahu”

  “Lalu?”

  “Karena aku jatuh cinta padamu”

DEG.

Yunho terdiam.
Mengerjap kepada Jaejoong.
Namja cantik itu masih tersenyum manis.
Kali ini disertai semburat kemerahan pada kedua pipinya.
Manis sekali.

  “Aku hanya pekerja paruh waktu” Ujar Yunho.

  “Lalu kenapa kalau hanya pekerja paruh waktu? Aku tidak peduli apa pun pekerjaan itu selama itu kau” Sahut Jaejoong masih tersenyum.

Yunho balas tersenyum.
Dadanya berdebar.
Ia mencondongkan tubuhnya kemudian, setelah menangkup pipi namja cantik itu.
Jaejoong segera memejamkan kedua mata bulatnya saat bibir mereka bersentuhan.
Yunho mencium dan melumat bibir atas bawahnya bergantian.
Menggigitnya dengan sangat lembut, selembut permen gula-gula kapas.

Jaejoong bisa merasakan namja tampan itu memiringkan wajahnya ke kiri dan kanan sesekali.
Mencoba memperdalam ciuman mereka.
Membuatnya semakin basah dan manis.

Jaejoong melenguh, ia mengulurkan tangannya menangkup kedua sisi wajah Yunho.
Menggerakkan bibirnya mengapit bibir namja tampan itu dan menghisapnya sedikit lama.
Yunho mengecap bibir Jaejoong sedikit keras hingga menimbulkan suara yang terdengar jelas saat ia menjauhkan tautan keduanya.

Wajah Jaejoong semakin memerah padam.
Nafasnya tersengal.
Mata besarnya menatap mata musang Yunho yang balas memandangnya tajam.

  “Bagaimana kalau kukatakan padamu kalau sebenarnya taman bermain ini milikku?” Tanya Yunho tepat di hadapan bibir Jaejoong.

Membuat namja cantik itu dapat merasakan hangatnya nafas Yunho.

  “Itu bagus, berarti aku bisa menaiki semua wahana yang ada setiap hari tanpa dimarahi petugasnya” Sahut Jaejoong tersenyum.

Yunho terkekeh.
Ia mengecup dalam mulut Jaejoong sekali dan tersenyum padanya.

  “Aku mencintaimu”

  “Aku juga mencintaimu”

Keduanya tertawa.
Namja cantik itu mencubit gemas pipi Yunho.

Boku wa suki no kare.
Boku wa suki no kuma.
Boku wa suki no yuenchi.

Suki desu!


END.

2 komentar:

  1. Akooooohhhh envyyy!!!!!
    Ulala~
    So sweet bikin nagih deh ff mu shell^-^ like always~♥

    BalasHapus
  2. Aku juga mencintaimu, yunho...
    Ahhh aku iriiiiiiiii...
    Aku jg mau ciuman di dalam wahana bianglala, di spot tertinggi pd saat matahari terbenam...gyaaaahhhhhhh
    How lucku u re jeje

    BalasHapus