Tittle: SUKI NO YUENCHI (LOVE IN
PARK)
Genre:
YAOI
Author:
Shella Rizal a.k.a Park Sooji
Cast:
Yunjae and other
Length:
ONESHOOT
Rating:
family-romance-fluffy-friendship
WARNING:
BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2
kutang Jae umma*
-------
“Kenapa kau ingin dekat denganku yang hanya pekerja paruh waktu?”
.
.
.
“Selamat siang! Silahkan kunjungi acara
sirkus taman bermain La Ringo!”
Sinar matahari
cukup terik hari ini.
Tapi tidak cukup
untuk mengurangi semangat seorang Jung Yunho yang kini sedang membagikan souvenir kepada para pengunjung taman
bermain.
Ia terus
tersenyum manis dan menyapa anak-anak kecil yang lewat sesekali.
Membuat
anak-anak tersebut tertawa senang karena kostum yang dikenakan Yunho saat ini
adalah kostum beruang cokelat.
Namja tampan itu
mendesah pendek ketika jam sudah menunjukkan pukul empat sore.
Ia menyeka
keringatnya dan memilih untuk duduk di kursi taman seraya membuka botol
minumannya.
“Sudah selesai, Tuan Muda?”
Yunho menoleh,
menatap asistennya yang bernama Choi Siwon.
Namja tampan itu
mengangguk.
Ia menyandarkan
punggungnya pada sandaran kursi.
“Hari ini melelahkan sekali, mataharinya
cukup panas” Ungkap Yunho.
“Tapi Tuan semangat sekali aniya?” Sahut
Siwon geli.
Yunho tertawa.
Ia mengangguk.
“Tentu saja aku harus semangat, aku harus
berjuang agar bisa menjadi pewaris taman bermain ini”
Ah, Choi Siwon
mengangguk paham.
Namja berlesung
pipi itu segera berdiri dan mengeluarkan kunci mobilnya.
Ia menoleh
kepada Yunho yang sedang membuka kostumnya.
“Kka, sekarang waktunya pulang”
Yunho
mengangguk.
Ia melompat dan berjalan
mengikuti Siwon.
Sesekali ia
mengipasi lehernya yang berkeringat.
Namja tampan itu
menoleh, memperhatikan betapa besar dan luasnya taman bermain tersukses di
negeri ginseng ini.
Taman bermain
milik keluarganya.
Salah satu aset
berharga yang ada.
Dan untuk
menjadi calon pewaris yang imajinatif, ia harus menjalani masa latihan menjadi
boneka berjalan yang membagikan souvenir kepada
pengunjung.
Tidak sulit
untuk Yunho, karena ia memiliki sifat periang dan bersemangat.
-------
Jaejoong
berjalan santai seraya membaca buku novel kesukaannya menelusuri koridor
sekolah.
Namja cantik itu
menaikkan alisnya sesekali atau terkadang mempoutkan bibir ranumnya seraya
memperhatikan tulisan yang ada di dalam buku tersebut.
Mengacuhkan
Taemin dan Junsu yang berjalan di kiri dan kanannya.
“Yah, Jaejoongie, berhentilah mengacuhkan
kami!” Erang Taemin kesal.
Junsu hanya
mendengus pelan.
“Kau tahu ia tidak bisa diganggu kalau sedang
membaca, Minnie ah” Ujarnya.
Jaejoong hanya
terkikik merespon ucapan sahabat-sahabatnya.
Namja cantik itu
menutup bukunya dan menarik nafas panjang.
“Ahh~ kisah cinta yang sangat indah!
Seandainya aku juga bisa seperti tokoh utama yang ada di dalam sini~” Gumam
Jaejoong merentangkan kedua tangannya.
Junsu dan Taemin
tersenyum geli.
“Omo! Aku merasakan aura hitam yang
membahana!” Jerit Jaejoong seraya menahan kedua temannya agar berhenti
melangkah.
Ia menyipitkan
mata besarnya.
Menaikkan alis
melihat sesosok namja tampan yang berjalan dari ujung koridor.
“Bukankah itu Jung Yunho?” Ujar Taemin polos.
Junsu bergidik.
Namja imut itu
menarik Jaejoong dan Junsu menghindar.
“Kudengar ia sangat berbahaya kalau sedang badmood” Ucapnya.
Heeh?
Jaejoong dan
Taemin menatap Junsu dengan mata yang melebar.
Aish.
Junsu berdecak
kesal.
“Masalahnya adalah, ia selalu badmood setiap saat!”
Jaejoong dan
Taemin terkejut.
Mereka berbalik
menatap Yunho yang semakin mendekat.
Keduanya segera
menarik Junsu dan berlari mengitari koridor perpustakaan.
“YAH! Kenapa malah lewat sini?!” Pekik Junsu
kesal.
“Lebih baik memutar jauh dari pada bermasalah
dengan beruang seram itu!” Teriak Jaejoong.
“Kenapa kau memanggilnya beruang?!” Tanya
Taemin tersengal.
Jaejoong memutar
bola matanya.
“Tentu saja karena ia besar dan gendut
seperti beruang cokelat!”
Eoh?
Junsu dan Taemin
saling mengerutkan dahi satu sama lain.
-------
“Lembar jawaban siapa yang terakhir ini?”
“YAH! Itu milik Jung Yunho!”
“M-mwoya?”
“Letakkan di sini! Aku tidak ingin ia marah
karena kita menyentuh kertasnya!”
Fuh.
Yunho menaikkan
alisnya masih menatap buku teks pelajaran miliknya.
Namja tampan itu
tentu saja mendengar bisik-bisik dari teman-teman sekelasnya di ujung sana.
Ia menggeleng
pelan kemudian.
Mereka semua
terlalu berlebihan, bagaimana bisa ia marah hanya karena selembar kertas?
Aigoo.
Sepertinya image seram dan mengerikan yang melekat
padanya sudah sangat lengket hm?
Tapi setidaknya
kesan seperti itu membantu dirinya.
Berkat itu tidak
ada yang berani mengusik ketenangannya.
Yah, terkadang
ia benci dengan pekikan-pekikan histeris dari para penggemarnya seperti saat ia
masih di Junior High School dulu.
Benar-benar
mengganggu.
Yunho berdehem.
Membuat seisi
kelas menjadi hening dalam sekejap.
Kemudian ia
beranjak dari duduknya dan melangkah keluar kelas dengan kedua tangan yang
disisipkan ke dalam saku celana.
Namja tampan itu
berjalan menuju kantin sekolah, ia menapakkan kakinya di koridor perpustakaan
yang sepi.
Well, jauh memang.
Tapi sekedar
jalan-jalan menjelang pulang sekolah tidak buruk.
DRAP DRAP DRAP!
Ung?
Namja tampan itu
menaikkan alisnya ketika telinganya mendengar suara derap langkah yang
membahana dari ujung koridor.
Ia baru saja
akan memiringkan kepalanya untuk mengintip siapa yang membuat ribut di belokan
koridor itu, namun terlambat.
BRUKK!
“AWW!”
Jaejoong
terjatuh setelah menubruk seseorang dari arah yang berlawanan.
Seluruh kertas
lembar jawaban milik teman-teman sekelasnya terbang berhamburan di udara.
Membuatnya
semakin meringis.
Omo, pantatnya
terasa sakit.
Namja cantik itu
mendongakkan wajahnya.
Dalam sekejap ia
tersentak.
Melebarkan kedua
matanya menatap Yunho yang sedang meringis bersandar pada dinding.
“Go-Gomenasai! Aku tidak sengaja!” Teriak
Jaejoong panik.
Yunho membuka
kedua matanya dengan benar.
Menatap tajam
wajah cantik itu.
Cih.
Namja tampan itu
hanya mendecakkan lidahnya dan memilih untuk melanjutkan langkahnya tanpa
mempedulikan Jaejoong dan kertas-kertasnya yang berhamburan.
Namja cantik itu
terbengong dalam posisinya.
Ige mwoya?
Apa-apaan itu?
Namja itu sama
sekali tidak menyahut permintaan maafnya!
Ia bahkan tidak
menolongnya berdiri!
Jaejoong
mengusap dadanya seraya berdecih tidak percaya.
Ia menggeleng
seraya merangkak memungut kertas-kertas sialan itu.
Dahinya
merengut.
“Apa yang salah padanya? Bagaimana bisa ia
secuek dan se-beruang madu itu?” Gerutu Jaejoong mencebilkan bibir cherry-nya.
Kh.
Sepertinya ada
yang tidak benar.
Jaejoong
menghembuskan nafasnya seraya menggembungkan kedua pipi gembulnya.
Namja cantik itu
melompat bangun dan kembali berlari menuju ruang pustaka untuk menyerahkan
lembaran kertas milik teman-teman sekelasnya pada penjaga perpustakaan.
-------
Bel pulang
sekolah telah berdentang tiga kali.
Pertanda untuk
pulang.
Seluruh siswa
siswi Jounant Senior High School sudah
melangkahkan kaki dari bangunan megah itu.
Termasuk Yunho
yang kini menyalakan mesin motornya.
Namja tampan itu
memakai helm balapnya dan bersiap melajukan motornya.
Tanpa menyadari
sesosok namja cantik yang kini bersiap mengayuh pedal sepeda balapnya.
Huh.
Jaejoong
tersenyum licik.
Ia akan
mengikuti namja tampan itu hari ini.
Dan mencari tahu
mengapa Yunho bisa bersikap seperti itu di sekolah.
BBRRMMM!
Yunho melesat meninggalkan
gerbang sekolah.
Sementara
Jaejoong terkejut dan segera mengayuh pedal sepedanya sekuat tenaga.
Nafasnya
tersengal, ia berdiri seraya mengayuh dengan kekuatan penuh.
Punggungnya
sedikit membungkuk agar beratnya seimbang.
“HIYYAAAHHH!” Teriaknya semangat.
CKIIIITTT!
Satu menit kemudian motor Yunho berhenti di parkiran taman bermain milik keluarganya.
Namja tampan itu
mendesah pendek dan segera memasuki tempat itu.
Tidak jauh dari
motornya, sepeda Jaejoong berhenti di sana.
Rambut almond-nya berantakan karena angin.
Wajahnya basah
akan keringat.
Mulutnya terbuka
menarik nafasnya yang terputus-putus.
Ya Tuhan, ia
baru saja mengejar motor balap.
Rasanya seperti
mengejar nyawa yang berada di tangga surga.
Jaejoong
mengusap wajahnya dan memarkir sepedanya dengan benar.
Kemudian ia
segera berlari memasuki taman bermain tersebut setelah membeli tiketnya.
Mata besarnya
menjelajah.
Mencari sosok
Yunho yang suram itu.
“Uh?”
Namja cantik itu
berputar-putar di sekitar pinggir taman.
Dahinya mengernyit
karena tidak menemukan Yunho.
Aigoo.
Pasti tidak akan
semudah itu menemukan seorang Jung Yunho di antara ratusan pengunjung taman
besar ini anitji?
Jaejoong menepuk
dahinya dan berlari menuju taman peristirahatan.
Ia mencari salah
satu kursi panjang yang kosong dan segera duduk di sana.
Melebarkan kedua
kakinya seraya bersandar nyaman.
“Selamat siang! Silahkan souvenir-nyaa~! Jja adik kecil, boneka ini untukmu!”
DEG.
Mata besar
Jaejoong melebar sempurna.
Sontak ia
terduduk rapi seraya menatap lurus ke depan.
Mempercayai
suara yang tidak disangka-sangkanya.
OH-MY-GOSH!
Bukankah itu
Jung Yunho?!
Jung Yunho yang
terkenal seram itu?
Jung Yunho yang
terkenal cuek itu?
Jung Yunho yang
terkenal pendiam itu?
Bagaimana bisa
ia berkostum beruang panda dan tersenyum ceria kepada anak-anak di sana?
“Demi Tuhan” Gumam Jaejoong membulatkan
mulutnya.
Mata bulatnya
mengerjap beberapa kali.
Memperhatikan
Yunho yang membagikan souvenir taman
bermain kepada para pengunjung seraya menyapa anak-anak kecil yang berlarian di
dekatnya.
Namja tampan itu
terus melaksanakan pekerjaannya dengan penuh semangat.
Bahkan ia baru
beristirahat setelah jam menunjukkan pukul empat sore.
Yunho menghela
nafas seraya melepaskan topi wajah pandanya yang besar.
Menyeka
keringatnya dan hendak berjalan menuju kursi taman di mana ia biasa duduk.
TAP.
Namun mendadak
langkahnya berhenti total.
Tubuhnya
mengejang kaku.
Mata musangnya
melebar sempurna.
Menatap tidak
percaya sosok cantik yang kini duduk di kursi itu.
Balas menatap
dalam mata musangnya.
“Ka-kau? Apa yang kau---Bagaimana bisa---”
“JUNG YUNHO!!”
DEG!
“M-Mwoya?”
“BENAR KAU JUNG YUNHO?!”
“Aish, kau tidak perlu berteriak seperti
itu!”
Omo!
Jaejoong kembali
membulatkan bibirnya.
Menatap Yunho
yang mengerutkan dahi di hadapannya.
Namja tampan itu
berjalan dan duduk di samping Jaejoong.
Segera saja
namja cantik itu mengubah posisinya agar menyamping menghadap Yunho.
Sial, ia
tertangkap basah.
“Yah! Bagaimana caranya kau bisa tertawa dan
berteriak semangat seperti itu?” Tanya Jaejoong memekik.
“Tentu saja aku bisa! Aku juga manusia!”
Balas Yunho sewot.
“Tapi, tapi, tapi, di sekolah kau itu suram,
pendiam, ketus, kasar, dan---”
“Yaa! Kau menghinaku?!”
“Aku bicara jujur”
Aish.
Yunho melotot
menatap Jaejoong.
Tapi namja
cantik itu hanya mempoutkan bibirnya lucu.
“Aku hanya menyukai pekerjaanku, itu saja”
Sahut Yunho mengerucutkan bibirnya.
Mata Jaejoong
berbinar-binar melihatnya.
Pertama kalinya
ia mendapati ekspresi lain dari seorang Jung Yunho.
Omo omo.
Ia sungguh
beruntung!
“Kau---”
“Apa?”
“Kau lucu sekali Yunho ah~! Aku gemas!”
Eoh?
Yunho menaikkan
alisnya.
Memandang
Jaejoong yang memekik lucu di sampingnya.
Namja cantik itu
menarik-narik heboh kostum Pandanya.
Aigoo.
“Lalu apa? Kau akan menyebarkan hal ini di
sekolah?” Tanya Yunho kesal.
Jaejoong
tersenyum lebar.
Ia membuat
gerakan mengunci pada bibirnya dan membuang kunci itu ke belakang tubuhnya.
“Kau tenang saja Yunho ah! Aku bisa
dipercaya! Hahaha” Tawanya.
Yunho hanya
menggeleng pelan.
“Yah! Tapi dengan satu syarat!”
“Apa?”
“Mulai besok aku bisa memasuki tempat ini
tanpa membeli tiket, otteyo?”
“Mwo? Kau ingin masuk secara gratis? Yah, kau
pikir gajiku berapa huh?”
Jaejoong tetap
tersenyum seraya menaik-turunkan alisnya.
Membuat Yunho
merasa jengah dan terpaksa menganggukkan kepalanya.
Jaejoong memekik
senang.
Ia tertawa dan
memeluk namja tampan itu.
“YAH YAH! Apa yang kau lakukan eoh?!” Teriak
Yunho panik.
Jaejoong
terkikik geli.
“Aku sangat suka beruang, Yunho ah~ Tapi aku
lebih suka beruang madu~” Ujar Jaejoong manja.
Kh.
Yunho
menghembuskan nafas panjang.
-------
Jaejoong tersenyum
cerah hari ini.
Ia
mengobrak-abrik tas sekolahnya dengan semangat.
Mencari kotak
bekal miliknya yang tersimpan di dalam sana.
Mengundang
tatapan penuh pertanyaan dari Junsu dan Taemin.
“Jaejoongie” Panggil keduanya kompak.
“Hmm~?” Gumam Jaejoong merdu.
Junsu mendengus.
“Apa yang sudah terjadi padamu?”
“Nani?”
“Kau tidak berhenti tersenyum dan bertingkah
konyol seminggu terakhir ini”
Taemin
mengangguk membenarkan.
“Kau juga jarang makan siang bersama kami,
ada apa Jaejoongie?” Tanyanya juga.
Jaejoong
terdiam.
Menatap wajah
kedua sahabatnya.
Tapi kemudian ia
terkikik geli penuh misteri.
Menepuk bahu
Junsu dan Taemin seraya beranjak keluar kelas.
“Aku sedang jatuh cinta, Junchannie,
Taeminnie~” Senandungnya lucu.
MWO?
Junsu dan Taemin
mengerjapkan mata mereka.
Keduanya baru
saja akan berteriak menahan Jaejoong, namun namja cantik itu sudah lebih dulu
melesat meninggalkan kelas.
Omo.
DRAP DRAP DRAP!
Jaejoong berlari
penuh semangat menuju kelas Yunho.
Ia memeluk kotak
bekalnya seraya tersenyum sesekali.
Ah, ia tidak
sabar ingin melihat wajah tampan itu.
Wajah tampan
yang beberapa hari ini selalu membuat pipinya terasa panas dan dadanya
berdebar-debar.
Mengundang
ratusan kupu-kupu mengepak di perutnya.
Menyenangkan
sekali.
“Yunho ah!”
Namja tampan
yang sedang membaca buku teksnya itu menoleh.
Menatap jengah
Jaejoong yang selalu mengikutinya sejauh ini.
Namja cantik itu
melambai penuh semangat kepadanya.
Membuatnya
terpaksa beranjak bangun dan berjalan menghampiri namja cantik itu.
“Wae?”
“Makan siang bersamaku~ hihihi~”
Aish.
Yunho
mengerutkan dahinya.
Tapi Jaejoong
tidak peduli.
Ia sudah
menarik-narik dasi seragam Yunho.
Membuat Yunho
mau tidak mau harus menurut padanya.
Ia terpaksa
mendesah pendek dan mengangguk.
Kemudian
berjalan mengikuti Jaejoong ke halaman belakang sekolah yang sepi.
“Aku membuat cumi tepung! Ada wajahnya!” Ujar
Jaejoong senang.
Yunho duduk di
samping namja cantik itu.
Mendengarkan
seluruh celotehan berisiknya.
“Otteyo? Enak tidak?”
Yunho
menganggukkan wajahnya seraya mengunyah cumi yang disuapkan oleh Jaejoong.
Namja cantik itu
terkikik dan ikut menyuapkan cumi tersebut ke dalam mulutnya sendiri.
“Hari ini kau ikut ke taman bermain lagi?”
Tanya Yunho.
“Ung! Tentu saja! Aku wajib hadir di sana!”
Ujar Jaejoong tersenyum.
Huh.
Yunho tersenyum
miring dibuatnya.
Terkadang namja
cantik ini terlihat seperti kucing saja.
Menggemaskan.
-------
“YUNHO YUNHO! Aku mau naik itu!”
Namja tampan itu
melirik Jaejoong yang berteriak heboh seraya menunjuk-nunjuk wahana bianglala
yang besar.
Mata musangnya
menyipit dan ia menggeleng cepat.
Mengundang pout
manja pada bibir Jaejoong.
“Aku mau naik itu~! Temani aku! Ayo ayo!”
“Tidak, kau saja yang naik”
“Yunhooo!”
“Apa kau gila? Aku masih memakai kostum
beruang madu ini!”
“Pakai saja! Tidak apa! Kau kan maskot taman
ini! Hahahaha!”
Aish.
Yunho tersenyum
kecil mendengarnya.
Namja tampan itu
menepuk kepala Jaejoong dan segera menarik tangan Jaejoong menuntunnya menuju
antrian bianglala.
Jaejoong
tersenyum bahagia.
Kedua matanya
terus memperhatikan tautan tangan mereka berdua.
Ia iseng
mengambil ponselnya dan memotret tangannya yang berada dalam genggaman tangan
kostum beruang madu.
Jaejoong
terkikik geli.
Yunho menoleh ke
belakang dan menaikkan alisnya.
Namja cantik itu
segera terdiam.
“Kka, naiklah”
Jaejoong
mengangguk setelah pintu wahana itu terbuka.
Ia segera duduk
di kursi sebelah kanan sementara Yunho di sebelah kiri, tepat di hadapannya.
Pintu itu
tertutup, kemudian wahana mulai bergerak menuju puncak.
Jaejoong
mengalihkan pandangannya keluar jendela.
Mengagumi
pemandangan seluruh taman bermain dengan mata yang berbinar-binar.
“Omo! Yunho! Aku juga mau naik itu! Naik
itu!” Jerit Jaejoong kemudian.
Jarinya sibuk
menunjuk-nunjuk beberapa wahana bermain yang ada di perbatasan taman.
Mengacuhkan
Yunho yang tersenyum memandangnya.
Aish.
Namja cantik
ini.
Begitu berisik
dan manja.
Tapi entah
kenapa ia menyukainya.
Manis sekali.
“Hoah! Yunho Yunho! Kau harus lihat itu! Aku
juga mau naik itu!” Jerit Jaejoong heboh.
CUP!
DEG!
Namja cantik itu
terkejut.
Sontak bibirnya
terkatup rapat.
Suaranya
menghilang.
Ia terdiam.
Kedua matanya
mengerjap tidak percaya menatap Yunho yang baru saja mencium bibirnya.
Namja tampan itu
tersenyum jahil.
Ia menepuk
kepala Jaejoong.
“Kau berisik sekali” Ucapnya terkekeh.
BLUSH.
Wajah Jaejoong
sontak memerah padam.
Ia mengepalkan
kedua jemarinya yang terkatup di atas lutut.
Segera
mengalihkan pandangannya keluar jendela dan menahan nafasnya.
Namja cantik itu
merasakan jantungnya berdebar sangat kencang, seolah akan lepas dari tempatnya.
Ya Tuhan ya
Tuhan!
Ciuman
pertamanya!
-------
Junsu dan Taemin
sudah tidak penasaran lagi mengenai sikap Jaejoong biasanya berisik kini
menjadi tambah berisik lagi.
Mereka sudah
terbiasa sejak beberapa minggu yang lalu.
Saat Jaejoong
memberitahu mereka kalau ia sedang jatuh cinta.
Seperti sekarang
ini, Jaejoong sedang berceloteh mengenai jenis-jenis beruang yang ada di dunia.
Dan ia selalu
memekik setiap kali menceritakan hal-hal khusus mengenai beruang madu.
Menurutnya itu
yang terlucu setelah Panda.
“Aaah! Aku ingin memiliki satu! Pasti
menyenangkan sekali bisa memeluknya setiap hari!” Ungkap Jaejoong seraya bersandar
pada kursi.
Hum.
Taemin dan Junsu
mengangguk-angguk pelan.
Namja jamur itu
bahkan menguap kemudian.
TENG TENG TENG~
Ah.
Bel pulang
berbunyi.
Taemin dan Junsu
segera beranjak dari duduk mereka.
Mengambil tas
dan berbalik menatap Jaejoong.
“Hei, kau mau ikut bersama kami? Junsu baru
saja membeli kaset video game
terbaru” Ajak Taemin.
Uh-uh.
Jaejoong
tersenyum dan menggeleng cepat.
Kemudian ia
berlari keluar kelas setelah mengambil tasnya.
“Biarkan saja, ia sedang jatuh cinta” Gumam
Junsu mengangkat bahunya.
Taemin
mengangguk, kemudian ia kembali membereskan barang-barangnya.
TAP TAP TAP.
BRUKK!
Jaejoong
meringis saat ia menubruk seseorang tidak sengaja.
Namja cantik itu
mengusap dahinya dan mendongakkan wajahnya.
Mengerjap kaget
menatap Yunho yang berdiri di hadapannya.
“Kenapa kau senang sekali menabrakku huh?”
Tanya Yunho menaikkan alisnya.
“Gomenasai!” Jerit Jaejoong kemudian.
Yunho tertawa.
Ia mengusap
lembut rambut namja cantik itu.
Jaejoong
tertegun.
Menatap Yunho
yang berjalan meninggalkannya.
Eoh?
Barusan
itu..Yunho tertawa?
Omo, padahal
waktu pertama kali mereka bertabrakan menolongnya saja tidak.
Tapi sekarang ia
tertawa.
Apakah itu
berarti, sebenarnya sikap Yunho itu seperti ini?
“Yah, cepatlah Joongie, aku bisa terlambat!”
Teriak Yunho.
DEG.
Jaejoong
terkejut.
Ia segera
berlari dan mengejar Yunho di ujung koridor.
See?
Sekarang bahkan
mereka berangkat bersama menuju taman bermain.
Namja cantik itu
duduk manis menunggu Yunho menyelesaikan pekerjaannya seperti biasa.
Ia terus
tersenyum memperhatikan Yunho yang membagi-bagikan souvenir taman bermain kepada para pengunjung dan memberikan permen
kepada anak kecil yang menghampirinya.
Kemudian ia
melompat bangun dan berlari kecil menghampiri Yunho.
Mengambil
sebagian souvenir-nya dan tertawa
kecil kepada namja tampan itu.
“Selamat siang~! Silahkan souvenir-nyaaa~” Seru Jaejoong riang.
Yunho memandang
Jaejoong.
Ia tersenyum
manis dibuatnya.
Namja tampan itu
kembali melanjutkan pekerjaannya dibantu Jaejoong.
Terkadang mereka
tertawa bersama saat seorang anak kecil memohon agar dibolehkan memanjat kostum
beruang Yunho.
“Haahh, pekerjaan hari ini selesai dengan
cepat!” Ujar Yunho.
“Tentu saja, kalau tidak kubantu pasti lama
sekali” Sahut Jaejoong menaikkan alisnya.
Yunho tertawa.
“Jja, upah kerja kerasmu” Ucap Yunho seraya
menyodorkan sekaleng jus jeruk dingin di pipi Jaejoong.
Namja cantik itu
meringis geli.
Ia tersenyum
manis dan mengambil minuman kaleng itu.
“Yunho ah”
“Apa?”
“Aku mau---”
“Naik wahana lagi? Bukankah kau sudah mencoba
semua wahana yang ada di taman ini eoh?”
“Ish, aku mau naik bianglala lagi”
“Huh?”
“Kkaja!”
Yunho mendesah
pendek saat Jaejoong menarik tangannya menuju pengantrian bianglala.
Namja tampan itu
memutuskan untuk menenggak habis jus jeruk dinginnya seraya menunggu giliran.
Jaejoong segera
masuk ke dalam bianglala saat pintu terbuka.
Diikuti Yunho
yang duduk di hadapannya.
Lalu pintu
tertutup dan wahana bergerak menuju puncak.
Hening.
Tidak terdengar
suara pekikan heboh Jaejoong seperti waktu pertama kali mereka mencoba wahana
ini bersama.
Hanya ada
semilir angin dari penyejuk udara yang terpasang pada atap bianglala.
Yunho duduk
diam.
Memandangi wajah
cantik Jaejoong yang tampak asyik melihat pemandangan diluar sana.
“Hei” Panggil Yunho.
Um?
Jaejoong
menoleh.
Menatap Yunho
yang balas menatapnya serius.
“Kenapa kau ingin dekat denganku yang hanya
pekerja paruh waktu?”
Namja cantik itu
mengerjapkan mata besarnya.
Ia tersenyum
hingga memperlihatkan deretan gigi putihnya.
“Karena aku ingin”
“Eoh?”
“Karena aku bisa melihat dan menikmati
berbagai ekspresi lucumu yang hanya aku yang tahu”
“Lalu?”
“Karena aku jatuh cinta padamu”
DEG.
Yunho terdiam.
Mengerjap kepada
Jaejoong.
Namja cantik itu
masih tersenyum manis.
Kali ini
disertai semburat kemerahan pada kedua pipinya.
Manis sekali.
“Aku hanya pekerja paruh waktu” Ujar Yunho.
“Lalu kenapa kalau hanya pekerja paruh waktu?
Aku tidak peduli apa pun pekerjaan itu selama itu kau” Sahut Jaejoong masih
tersenyum.
Yunho balas
tersenyum.
Dadanya
berdebar.
Ia mencondongkan
tubuhnya kemudian, setelah menangkup pipi namja cantik itu.
Jaejoong segera
memejamkan kedua mata bulatnya saat bibir mereka bersentuhan.
Yunho mencium
dan melumat bibir atas bawahnya bergantian.
Menggigitnya
dengan sangat lembut, selembut permen gula-gula kapas.
Jaejoong bisa
merasakan namja tampan itu memiringkan wajahnya ke kiri dan kanan sesekali.
Mencoba
memperdalam ciuman mereka.
Membuatnya
semakin basah dan manis.
Jaejoong
melenguh, ia mengulurkan tangannya menangkup kedua sisi wajah Yunho.
Menggerakkan
bibirnya mengapit bibir namja tampan itu dan menghisapnya sedikit lama.
Yunho mengecap
bibir Jaejoong sedikit keras hingga menimbulkan suara yang terdengar jelas saat
ia menjauhkan tautan keduanya.
Wajah Jaejoong
semakin memerah padam.
Nafasnya
tersengal.
Mata besarnya
menatap mata musang Yunho yang balas memandangnya tajam.
“Bagaimana kalau kukatakan padamu kalau
sebenarnya taman bermain ini milikku?” Tanya Yunho tepat di hadapan bibir
Jaejoong.
Membuat namja
cantik itu dapat merasakan hangatnya nafas Yunho.
“Itu bagus, berarti aku bisa menaiki semua
wahana yang ada setiap hari tanpa dimarahi petugasnya” Sahut Jaejoong
tersenyum.
Yunho terkekeh.
Ia mengecup
dalam mulut Jaejoong sekali dan tersenyum padanya.
“Aku mencintaimu”
“Aku juga mencintaimu”
Keduanya
tertawa.
Namja cantik itu
mencubit gemas pipi Yunho.
Boku wa suki no kare.
Boku wa suki no kuma.
Boku wa suki no yuenchi.
Suki desu!
END.
Akooooohhhh envyyy!!!!!
BalasHapusUlala~
So sweet bikin nagih deh ff mu shell^-^ like always~♥
Aku juga mencintaimu, yunho...
BalasHapusAhhh aku iriiiiiiiii...
Aku jg mau ciuman di dalam wahana bianglala, di spot tertinggi pd saat matahari terbenam...gyaaaahhhhhhh
How lucku u re jeje