This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Selasa, 06 Oktober 2015

FF/YAOI/YUNJAE/CHAPTER/APOLOGY/PART 3

I let you down, I know it’s over.
But why am I hearing your voice calling my name?
For a long time, I’m so sorry.

Dont leave me.
Call me again.
So when are you coming home?

Here’s my apology.

PART 3.

  “Selamat pagi! Kau Kim Junsu, bukan?”

Namja berwajah imut itu mengerutkan dahinya.
Menatap seorang remaja berusia Jaejoong yang berpegangan pada pagar rumah kecilnya.
Junsu mengangguk dengan polos. Kemudian ia melangkah mendekati pria bertopi rajut itu.

  “Ya, kau siapa? Pelanggan susuku? Aku belum mengambil susunya, tunggu saja di rumahmu” Ujar Junsu seraya bersidekap.

Eoh?
Park Yoochun menaikkan alisnya lalu ia terkekeh geli begitu saja.
Jaejoong tidak bercanda ternyata, sepupu imutnya ini sungguh pribadi yang unik.

  “Namaku Park Yoochun, aku teman Jaejoong” Ucap Yoochun seraya memperlihatkan senyum manisnya.


  “Oh ya? Jadi kau ke sini untuk mencari Jaejoong? Tapi dia sudah tidak tinggal di sini lagi sejak seminggu yang lalu” Balas Junsu ikut berpegangan di pagar.

Oh—seharusnya kau membukakan pintu pagar itu untuk Yoochun, sayang.

  “Ya dan tidak. Tunggu, tidak tinggal di sini lagi? Maksudmu?”

  “Hmm, seseorang datang ke rumah, ia memberitahuku kalau Jaejoong diajak tinggal bersama dengan Sajangnimnya”

  “Dan kau baik-baik saja dengan hal itu?”

  “Kenapa aku tidak boleh baik-baik saja? Sajangnim mengirimkan banyak makanan dan pakaian bagus untukku, kalau aku saja mendapatkan hal-hal seperti itu, bukankah itu berarti Jaejoong juga sama? Jadi sama sekali tidak masalah untukku”

  “Aigoo, kau sungguh polos ternyata”

Junsu mengernyit.

  “Apa maksudmu eoh?! Asal kau tahu saja ya, aku ini sudah dewasa! Aku bisa minum soda sampai dua gelas sekaligus!” Pekiknya marah.

Puh.
Yoochun menahan kedutan nakal di bibir tebalnya.
Ia meringis menatap Junsu yang sudah merah padam di hadapannya.
Pria imut itu akan meledak kalau sampai ia tertawa saat ini.

  “Baiklah, aku minta maaf, aku hanya ingin melihat keadaanmu saja, tapi sepertinya kau baik-baik saja”

  “Hah?”

  “Yah, Jaejoong menitip pesan kepadaku, ia memintaku untuk mencarimu dan menjagamu selama ia tidak ada di rumah”

  “Aku bukan bayi! Lagipula sudah ada orang suruhan Jung Sajangnim yang berjaga di sekitar rumahku!”

Yoochun segera menoleh, baru menyadari kalau sejak tadi tidak hanya mereka berdua yang ada di sini.
Ia menghela nafas.

  “Yasudah kalau begitu, yang penting aku sudah menemukanmu. Jja, antar susumu dan hiduplah dengan baik” Ujar Yoochun seraya menepuk kepala Junsu.

  “Yya! Kau pikir aku balita?!” Pekik namja imut itu kesal.

Dan kali ini Yoochun tidak menahan tawanya.


-------


Jaejoong membuka matanya pagi ini dan menyadari bahwa ia sedang berbaring di atas ranjang milik Yunho.
Namja cantik itu tidak bergerak.
Hanya mata bulatnya yang mengerjap-kerjap menatap pintu kamar yang tertutup rapat.
Pria cantik itu masih diam selama beberapa menit.

Sampai kemudian ia menopang tubuhnya dengan kedua sikunya dan meringis ketika merasakan bagian bawah tubuhnya berdenyut-denyut sakit seakan terbakar.
Jaejoong merintih, kembali berbaring dan mencengkram bantal yang ada di bawah kepalanya dengan erat.

Ia hampir saja lupa.
Laki-laki itu kembali memperkosanya semalam.
Laki-laki licik yang berhasil menipunya dengan kelakuan baiknya.
Ya, pria itu. Jung Yunho.

CKLEK.

  “Sudah kuduga, kau pasti sudah bangun”

Pria cantik itu tidak bersuara.
Ia merapatkan bibirnya.
Menatap tajam kepada wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu kini sedang berjalan menghampirinya.
Mata bening Jaejoong yang dingin masih terus menatap wanita tersebut yang kini sudah berlutut di pinggir ranjang dan menyentuh dahinya yang hangat.

  “Kau masih demam” Ucapnya pelan.

PLAK!

Jaejoong mendengus, ia segera menepis tangan wanita itu dari wajahnya.
Kemudian ia membalikkan tubuhnya memunggungi wanita tersebut dengan punggungnya yang penuh dengan bekas kepemilikan dari Yunho.

  “Aku akan mengelap tubuhmu, kau pasti gerah” Ujar wanita itu lagi.

Jaejoong merasakan pergerakan handuk lembab yang hangat di lengan telanjangnya.
Ia mengernyit.

  “Pergi!” Pekiknya lantang.

Tapi wanita itu tidak peduli.
Ia menarik tangan Jaejoong agar memudahkannya membersihkan tubuh remaja cantik itu.

  “Aku bilang pergi, Bibi Hwang!!” Teriak Jaejoong marah.

  “Kumohon, Jae, tuan Jung akan marah kalau ia tahu aku belum membersihkanmu” Balas wanita paruh baya itu lemah.

Jaejoong mendudukkan dirinya, tidak mempedulikan bagian bawah tubuhnya yang seolah robek kembali, ia menahan rasa sakitnya yang amat sangat dan memilih untuk memberikan tatapan kecewa kepada wanita paruh baya itu.

  “Kau jahat padaku! Kenapa kau tidak menolongku?!” Pekik namja cantik itu marah.

Matanya berkaca-kaca.
Satu kedipan saja akan membuat air matanya menetes jatuh.

  “Kau ada di sana..Kau melihat Yunho memaksaku lagi semalam, tapi kau hanya diam!” Ujar Jaejoong terisak pilu.

Wanita paruh baya itu menggeleng.
Ia mendesah pendek.

  “Maafkan aku, Jae..Tuan Jung sudah memperingatkanku, keluargaku tidak akan selamat kalau aku menentangnya”

  “Kau jahat!”

Tangis Jaejoong pecah.
Ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya yang bergetar.
Membuat wanita paruh baya itu ikut menangis karenanya.
Ia sungguh menyesal tidak dapat berbuat apapun untuk menolong namja cantik ini.

Remaja baik hati yang diperkenalkan Yunho kepadanya sejak seminggu yang lalu.

  “Aku benci kalian...Hiks..Aku benci Yunho..” Isak Jaejoong berulang-ulang.

CKLEK.

  “Kenapa kau masih di sana? Dan kenapa Jaejoong belum siap?”

DEG!

Bibi Hwang terkejut.
Ia refleks berdiri dari posisinya dan menundukkan wajahnya dalam.
Menghindari tatapan tajam dari majikannya yang kejam itu.
Sementara Jaejoong meringkuk di atas ranjang, merasakan tubuhnya yang mengejang mendengar suara langkah kaki itu mendekat.

  “Keluar” Perintah Yunho dingin.

Wanita paruh baya itu mengangguk, ia segera beranjak meninggalkan kamar tersebut dengan cepat.
Kemudian menutup pintu berwana cokelat itu dengan sopan.

Yunho tampak tampan seperti biasanya hari ini.
Ia sudah mengenakan setelan jas armaninya dengan lengkap.
Pria tampan itu segera mendudukkan dirinya di pinggir ranjang.
Dan seketika tersenyum tipis ketika Jaejoong bergeser menjauhinya.

  “JANGAN MENYENTUHKU!!” Teriak Jaejoong kaget saat Yunho menyentuh punggung telanjangnya.

Namja cantik itu menarik selimut putihnya hingga membungkus tubuh ringkihnya.
Mata besarnya menatap penuh ketakutan mata musang yang menggelap itu.

Oh tidak—seringai menakutkan itu kembali muncul.

  “Apa itu yang barusan? Kau melarangku? Memerintahku, eh?” Desis pria arogan itu kejam.

Jaejoong menggeleng.
Ia sungguh kacau.
Ketakutan dan rasa bencinya bercampur aduk hingga membuatnya mual.

  “Padahal sebelum ini kau sungguh manis kepadaku” Ujar Yunho seraya mendekati namja cantik itu.

Jaejoong beringsut ketakutan.

  “Jangan bergerak, Jae” Perintah Yunho tegas.

Dan Jaejoong membeku.

  “Bagus, aku akan memandikanmu agar kita bisa segera sarapan bersama” Ucap Yunho seraya menarik Jaejoong agar jatuh di pelukannya.

Ia bisa merasakan tubuh Jaejoong yang bergetar hebat di dalam gendongannya.
Seulas senyum puas segera muncul di bibir seksinya.

  “Pe-pelan-pelan Yun..Sakit..” Bisik Jaejoong yang kembali menangis.

Yunho tidak menyahut.
Ia hanya mengangguk dan menaruh Jaejoong ke dalam bathtup dengan hati-hati.
Mata musangnya memperhatikan dengan jelas ringisan dari namja cantik itu ketika bagian bawah tubuhnya bersentuhan dengan air hangat.
Sial.
Lagi-lagi ia terangsang.

Jaejoong membelalak ngeri mendapati selangkangan Yunho yang terdapat ereksi di sana
Ia segera mendongak, menatap Yunho dengan penuh permohonan.
Jangan lagi, pantatnya sungguh sakit.
Yunho yang melihatnya segera menyeringai tipis.

Ah—ia sudah punya rencana untuk ini.

  “Mandilah dengan tenang, BooJae, kita akan mengurus ini nanti” Bisik Yunho parau.

Namja tampan itu menempelkan bibirnya di telinga Jaejoong, mengecupnya singkat dan membuat Jaejoong melenguh secara spontan.

  “Kau bisa beristirahat hari ini” Bisik pria arogan itu.

Jaejoong terkejut saat Yunho mengecup bibir ranumnya dengan kilat.
Mata besarnya membulat lucu tanpa sadar.

  “Tapi tidak dengan mulutmu” Sambung Yunho dengan senyuman mempesonanya.

Senyum yang selalu menjadi kesukaan Jaejoong.

—Ia sungguh benci mengakuinya—

Bahkan sampai saat ini.
.
.
.
Yunho mengelap bibir basah Jaejoong dengan tissue yang tersedia di meja nakas.
Memandang puas wajah cantik yang merona merah itu.
Jaejoong terbaring lemas di atas ranjang.
Nafasnya menderu tidak teratur.

Yunho baru saja membuatnya mengoral milik namja tampan itu.

Hal yang seharusnya tidak dilakukan remaja di bawah umur seperti dirinya.

Tapi mana Yunho peduli.

  “Kau tahu, sudah lama sekali aku menunggu untuk ini” Ujar Yunho tiba-tiba.

Jaejoong menole, menatap Yunho dalam diam.

  “Seharusnya aku masih bisa menunggu, tapi kau—kau yang mengusik semuanya”

Ah—itu?
Jaejoong ingat.
Malam di mana ia—entah mengapa—tergoda untuk menyentuh pria tampan itu.
Mengganggu gairah yang tersembunyi di dalam diri Yunho.

  “Kau harus ingat, Jae, bahwa sejak saat itu, kau adalah milikku, satu-satunya”

  “Yunho..”

  “Ya?”

  “Bagaimana dengan Junsu?”

  “Ia baik-baik saja, aku akan memperlihatkanmu fotonya nanti malam”

  “Lalu—training-ku? Bagaimana dengan training modelku?”

Jaejoong mendesah cemas.
Menatap penuh harap pria tampan itu.

Tapi Yunho sudah lebih dulu bangkit dari duduknya seraya mengancingi celananya.
Kemudian ia berjalan menuju pintu kamar dan berbalik menatap Jaejoong.

  “Kau harus melupakan yang satu itu, karena tidak ada celah bagimu untuk keluar dari rumah ini sejak awal” Ucapnya kejam.

DEG.

Mata besar Jaejoong membulat sempurna.
Hatinya retak.
Air matanya lolos begitu saja.

Apa—apa katanya?

  “Yun—kau tidak bisa—”

  “Kau adalah tawananku, Kim Jaejoong! Aku tidak akan pernah melepaskanmu!”

BLAM!

Pintu itu tertutup rapat.
Meninggalkan luka yang menganga pada diri Jaejoong.
Pria cantik itu menumpahkan tangisnya.
Ia menggeleng dan menggeram marah.

Jaejoong beranjak turun dari ranjang, ia berlari menubruk pintu besar itu dan menendangnya dengan kaki telanjang.

Persetan dengan kakinya yang terluka.
Ia tidak peduli lagi.

DUG DUG DUG!

  “Aku membencimu brengsek! Pengecut! Lepaskan aku dari sini!” Teriak Jaejoong sekuat tenaga.

Jaejoong terduduk lemas di atas lantai.
Ia menyandarkan kepalanya di pintu kayu itu.
Kemudian menangis pilu.


-------


TOK TOK TOK.

  “Masuk”

CKLEK.

Yunho menoleh ke arah pintu.
Menatap Park Yoochun yang melangkah memasuki ruangannya.

  “Sajangnim” Sapa Yoochun sopan.

Yunho mengangguk, lalu kembali sibuk dengan dokumen pentingnya.

  “Ada yang ingin kutanyakan” Ujar Yoochun gugup.

Ia tidak tahan berlama-lama berada di ruangan ini.
Aura Yunho sungguh mengintimidasi dirinya.
Bagaimana bisa Jaejoong terus menempel pada namja tampan itu selama ini eoh?

  “Ini tentang Jaejoong”

Yunho berhenti bergerak.
Ia mengangkat wajahnya, menatap Yoochun dengan kedua mata musangnya yang tajam.

  “Eh—itu—ia sudah lama sekali tidak kembali ke agensi. Apakah ada masalah?”

Heh.

Yunho tersenyum sombong mendengarnya.

  “Bukankah kau adalah temannya? Seharusnya kau tahu mengapa” Balasnya congkak.

Yoochun menelan salivanya.
Diam-diam merasa kesal di dalam hatinya.

  “Tapi ia lebih sering bersamamu, Sajangnim” Ucap Yoochun pelan.

Ah—Yunho mengangguk.
Ia bersidekap di kursinya dengan menatap namja chubby itu dengan ekspresi dingin.

  “Ya, ia lebih sering bersamaku”

Yoochun ingin segera pergi dari ruangan sialan ini.
Tatapan itu sungguh membuatnya benci dan ingin sekali meninggalkan satu pukulan keras di sana.
Tapi ia tahu kalau semua itu mustahil.
Jung Yunho terlalu berkuasa untuk dilawan.

Ia tidak akan pernah menang.

  “Kembalilah latihan, Park Yoochun, kau akan dipertimbangkan untuk debut tidak lama lagi” Ujar Yunho kemudian.

Mwo?
Pria berpipi chubby itu terkejut.
Ia menatap tidak percaya ke arah Yunho.

Ia bahkan baru saja menjadi trainee!
Bagaimana bisa Yunho meluluskan debutnya secepat itu?

Ini benar-benar kejutan untuknya!

  “Terima kasih Sajangnim, maaf telah mengganggu waktumu” Ujar Yoochun seraya menunduk sopan dan beranjak meninggalkan ruangan.

Pria berpipi chubby itu menutup pintu dengan pelan.
Dan Yunho hanya memperhatikannya dengan seringai kejam.

  “Kim Jaejoong tidak akan pernah kembali, Park Yoochun. Karena ia sudah berada di tempat yang seharusnya” Desisnya puas.

Oh—seharusnya Yoochun sadar kalau Yunho sudah berhasil mengalihkan perhatiannya.


-------


  “Di mana dia?”

Bibi Hwang terkejut mendengar suara Yunho yang tiba-tiba menyapa telinganya.
Ia menoleh dan menunduk sopan kepada tuan muda itu.

  “Baru saja beristirahat, Tuan, sepertinya demamnya sudah sembuh”

  “Di kamar?”

  “Di taman belakang, Tuan”

Yunho mengangguk.
Ia segera beranjak menyusul Jaejoong.

Namja tampan itu melihat pintu kaca di belakang rumah terbuka lebar hingga membuat gorden yang ada berkibar cantik.
Yunho melangkah keluar dan tersenyum tipis mendapati remaja cantiknya sedang duduk di atas ayunan.
Pria arogan itu melepaskan jasnya dan menyampirkannya di bahu Jaejoong.

Membuat pria cantik itu terkejut karenanya.

  “Kau bisa masuk angin” Ujar Yunho lembut.

DEG.

Jaejoong mengerjap.
Mengalihkan pandangannya dari Yunho, mencengkram jas milik Yunho yang menghangatkan dirinya.
Namja tampan itu segera mendudukkan dirinya di samping Jaejoong, mengintip pipi apel yang merona diam-diam itu.

Cantik sekali.

  “Kau sudah makan?” Tanya Yunho seraya bersandar pada sandaran ayunan tersebut.

Jaejoong mengangguk.
Ia menghembuskan nafas pendek, kemudian melirik Yunho dengan enggan.

  “Aku sudah makan” Ujar Yunho tersenyum.

Rasa geli menyebar dengan cepat di dalam perut Jaejoong.
Mata besarnya menatap dengan seksama senyuman hangat itu.
Sesuatu yang bisa dihitung jari untuknya melihat.

  “Pejamkan matamu” Perintah Yunho yang menyadari Jaejoong terus menatapnya tanpa henti.

Jaejoong mengernyit.

  “Cepat” Sambung Yunho lagi.

Namja cantik itu segera menurut patuh.
Ia memejamkan kedua matanya dengan erat.

CUP.

DEG.

Namja cantik itu sontak membuka kedua mata bulatnya.
Terkejut menatap Yunho yang terkekeh gemas akan reaksi polosnya.
Oh—!
Jaejoong menyentuh pipinya yang terasa panas.
Ia menggigit bibir bawahnya erat.

Ada apa dengannya?

  “Kau lucu sekali” Ucap Yunho kemudian.

Rona merah Jaejoong kini merambat hingga menyentuh telinganya.
Wajahnya benar-benar panas.
Ia tidak terbiasa mendapatkan perlakuan semanis ini.
Terutama setelah Yunho membuatnya menangis belakangan ini.

  “Ayo masuk, anginnya semakin kencang”

Jaejoong mengangguk, membiarkan tangannya tenggelam dalam genggaman Yunho.
Melangkahkan kakinya mengikuti pria tampan itu.

DEG DEG DEG.

Jaejoong tidak mengerti dirinya.
Seharusnya ia benci.
Seharusnya ia marah.

Tapi kenapa semuanya terasa begitu menawan?

Apakah ia sudah terjebak?

Oh tidak.

Mereka berjalan bersama menaiki tangga.
Namja cantik itu sempat melirik Bibi Hwang yang menatap keduanya dari dapur.
Ia mengalihkan wajahnya.
Dahinya mengernyit.
Ia masih belum bisa memaafkan wanita paruh baya itu.

  “Kau sedang memikirkan sesuatu?”

  “Tidak”

Yunho menatap lama mata bulat itu.
Kemudian ia membawa Jaejoong duduk di atas ranjang.
Sementara Jaejoong duduk manis memandang Yunho yang sedang mengambil sesuatu dari laci nakasnya.
Pria tampan itu duduk di samping Jaejoong.

Ia memberikan setumpuk foto yang ada di dalam amplop berwarna cokelat kepada namja cantik itu.

  “Itu Junsumu, beberapa hari terakhir ini”

Jaejoong segera membuka amplop tersebut dan memeriksa satu persatu foto yang ada.
Ia tersenyum melihatnya.

  “Aku merindukan Junsu” Gumamnya tanpa sadar.

Yunho hanya diam.
Tidak merespon ucapan namja cantik itu.

  “Sepertinya ia baik-baik saja, apa ia tidak merindukanku?” Tanya Jaejoong mendongakkan wajahnya.

  “Aku tidak tahu” Sahut Yunho asal.

Jaejoong mendengus.
Ia kembali memeriksa foto-foto tersebut.

Tapi kemudian tatapannya jatuh kepada satu foto yang berbeda.
Mata bulatnya mengerjap.
Memperhatikan sosok sepupunya yang sedang berpegangan di pagar rumah.
Bersama seorang namja dengan topi rajutnya.

  “Yoochun?”

Yoochun ke rumahnya?
Bagaimana bisa?

Jaejoong mencari foto lain yang sama, ia tidak salah.
Pria yang ada di dalam foto itu memang Yoochun.

Apakah—pria itu menepati janjinya?
Yoochun menemui Junsu karena permintaannya kan?

  “Lama sekali melihatnya” Ujar Yunho tiba-tiba.

Jaejoong terkejut.
Ia menaruh foto itu ke samping dan memandangi foto lain.
Tapi Yunho sudah lebih dulu menaruh tangannya di atas foto yang sedang Jaejoong lihat.
Memaksa namja cantik itu memberi perhatian kepadanya.

  “Ani, aku hanya kaget ia datang ke rumah” Ucap Jaejoong pelan.

  “Untuk apa?” Tuntut Yunho.

  “Kurasa—untuk menemui Junsu. Aku pernah menceritakan tentang Junsu kepadanya”

  “Ia datang bukan karenamu kan Jae?”

Eoh?

Jaejoong mendongak.
Menatap Yunho dengan mata besarnya.

  “Kenapa ia harus datang karenaku? Aku tidak ada di rumah” Jawabnya lugu.

Uh.
Yunho tidak membalas.
Hanya mengangguk membenarkan.

  “Yunho, aku sudah memikirkan ini dengan matang, aku akan menerima dengan suka rela untuk tinggal bersamamu, dan—dan apapun yang ingin kau lakukan kepadaku—aku tidak peduli. Tapi kumohon, biarkan aku kembali ke agensi” Ujar Jaejoong menggigit bibir bawahnya erat.

Yunho menaikkan alisnya.
Menatap Jaejoong yang sudah menggenggam kedua tangannya.
Kemudian ia kembali memandang mata besar yang sudah basah itu.
Ia tersenyum tipis.

Mengulurkan jarinya mengusap sudut mata Jaejoong.

  “Tapi kau tidak bisa, Jaejoong. Aku tidak memberimu izin” Bisiknya tegas.

  “Menjadi model adalah satu-satunya impian terbesarku, Yunho. Itu ambisiku” Mohon Jaejoong lagi.

  “Kau bisa belajar untuk melupakannya sekarang”

  “Yunho, please, aku berjanji akan menuruti semua perintahmu, please

Ekspresi Yunho berubah dalam sekejap mata.
Jaejoong gentar ketika melihat mata musang yang menatapnya tajam itu.

  “Yu-Yunho” Cicit Jaejoong ketakutan.

Ia melepaskan genggamannya di tangan Yunho.
Tapi namja tampan itu menahannya, mencengkram erat keduanya.
Jaejoong meringis.

  “Kau tahu? Itu adalah satu-satunya hal yang tidak bisa kumudahkan. Aku bahkan ingin menyingkirkan temanmu itu sesegera mungkin karena ia begitu khawatir padamu”

  “Maksudmu—Yoochun?”

Yunho menyeringai.

  “Ya, aku akan meluluskan debutnya sebagai seorang model dan mengirimkannya jauh-jauh darimu”

DEG.

Jaejoong membulatkan matanya.
Ia berdiri dari duduknya dan menatap marah namja tampan itu.

  “Kau tidak bisa melakukannya! Aku lebih dulu menjadi trainee daripada dirinya! Ia bahkan baru beberapa hari di sini!” Teriak Jaejoong marah.

Oh—Yunho sudah berhasil memancing sisi egoisnya.

  “Kenapa kau melakukan ini kepadaku?! Kau sungguh kejam!” Pekik Jaejoong dengan wajahnya yang memerah marah.

  “Ya, Jaejoong. Aku memang kejam, terserah apa katamu, aku akan melakukan segala hal yang tidak pernah kau bayangkan agar bisa memilikimu tetap di sampingku. Kau sudah berjanji, ingat?” Balas Yunho tegas.

  “Kau brengsek! Aku membencimu!”

BRUKK!

Jaejoong merintih ketika Yunho mendorongnya jatuh ke atas ranjang secara tiba-tiba.
Ia mendongak, berusaha menendang-nendang tubuh besar Yunho yang akan menindihnya.

  “Menjauh dariku! Brengsek!”

  “Kau harus belejar menjaga mulutmu yang manis itu, Kim Jaejoong, atau kau membutuhkanku untuk mengajarimu, eh?”

Jaejoong menjerit ketika Yunho membuka lebar kedua kakinya.
Ia menggeleng, tangisnya pecah.

  “Dengarkan aku, Jae, aku akan mematahkan sayapmu hingga kau hanya membutuhkanku untuk hidup. Kau mengerti? Menjadi seorang model bukanlah takdirmu, kau bahkan tidak cukup pantas untuk berdiri di depan kamera!” Seru Yunho dengan rahangnya yang mengeras.

Jaejoong membulatkan matanya.
Menahan nafasnya yang tercekat mendengar ucapan Yunho yang begitu menyakitkan baginya.
Apa katanya?

Tidak cukup pantas?

Jaejoong benci ini. Saat di mana ia hanya bisa menangis seperti yang sudah-sudah.
Ia benci mengakui dirinya yang tidak sekuat Yunho.
Ia hanya seorang remaja miskin yang lemah.

Bahkan melawan dirinya sendiri saja ia tidak bisa.

Melawan keinginannya untuk melarikan diri dari tempat terkutuk ini.

TBC :D

7 komentar:

  1. gyaaahhh yunniebear berubah jadi menyeramkan :/ kata-katanya kejam banget lagi
    iya siihh enak dimanjain gitu tapi kalo segitunya banget mah.. hmm... Lanjutkan ne eonni xD

    BalasHapus
  2. Greget bgt yunhony kak, jadi pen nabok -_-

    BalasHapus
  3. Yunho kejam dan egois..
    Ditunggu next part nya

    BalasHapus
  4. Errrr... kejam ne yunho nya, tp aku suka gmn dong? Puhahaha reader yg aneh
    Ok review org normal nya: yunppa sinting! Kasian bgt jaemma nya, itu yoochun mo di kirim kmn? Kasian dong junjun aku ga ada yg jagain, dsr beruang mesum skt jiwa!
    Kyaa suka sm ff nya di tunggu next chap nya asap

    BalasHapus
  5. kejam bangetsih si yunho,pasti ujung2nya nyesel nie,,,,,

    BalasHapus
  6. Aduhh yunho kejam bgt yaa >\\<
    Kira2 smpe brpa chaptr nih crita ka ?

    BalasHapus
  7. Yunho kejammmmm, jae juga jangan cari gara2 marah kan yunbearnya :D

    BalasHapus