This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Senin, 05 Oktober 2015

FF/YAOI/YUNJAE/CHAPTER/APOLOGY/PART 1



Tittle: APOLOGY

Genre: YAOI

Author: Shella Rizal a.k.a Park Sooji

Cast: Yunjae and other

Length: CHAPTER

Rating: family-romance-hurt-angst-friendship

WARNING: BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2 kutang Jae umma*


-------


I let you down, I know it’s over.
But why am I hearing your voice calling my name?
For a long time, I’m so sorry.

Dont leave me.
Call me again.
So when are you coming home?

Here’s my apology.

PART 1.

Jung Yunho adalah pria paling egois yang pernah ada.
Latar belakang keluarganya yang buruk membuatnya tumbuh menjadi pribadi yang selalu berbuat sesukanya.
Sikapnya yang dingin membuat banyak orang lebih memilih untuk menghindar apabila bertatapan dengannya.
Satu lagi—pria tampan itu sungguh keras kepala.

Apa yang telah menjadi miliknya maka akan selalu menjadi miliknya.

  “Ini surat perjanjian dari perusahaan Choi Siwon, Sajangnim”

Pria tampan itu tidak menoleh.
Masih terbius oleh pemandangan manis yang ada di depannya.
Mata musangnya mengerjap memperhatikan sepasang kekasih yang sedang bermain bersama putra mereka di taman seberang kantornya itu.

  “Sajangnim?”


Yunho mengerjap.
Ia berbalik dan menatap Yorin—sekretaris keduanya—yang berdiri kaku di samping meja.
Pria tampan itu menjauhi jendela kacanya dan segera duduk di kursinya.
Ia menerima kertas yang disodorkan oleh wanita cantik itu.

  “Apakah anda baik-baik saja?”

Yunho mendongak.
Menatap Yorin Kim yang tampak gugup setelah bertanya kepadanya.

  “Anda terlihat kesepian”

  “Kau dipecat”

Mwo?
Wanita cantik itu terkejut mendengar ucapan singkat Yunho.

  “Keluar dari ruanganku segera” Ujar Yunho lagi.

Wanita cantik itu tidak menyahut.
Ia masih kaget dengan apa yang baru saja terjadi.
Yorin Kim mengangguk patuh dan menunduk sopan, kemudian ia berjalan keluar ruangan dengan air mata yang sudah membasahi pipi tirusnya.

Gong Minzy dan Jessica Jung hanya melirik wanita cantik itu ketika Yorin menutup pintu ruangan Yunho dengan tangisan yang pecah.
Mereka mendesah pendek.
Dasar wanita bodoh, pikir keduanya kompak.
Ia pasti melakukan sesuatu yang membuat Yunho marah.

Well, bekerja pada pria arogan yang dingin itu tidak semudah yang orang lihat.

Jung Yunho itu benar-benar pribadi yang sulit ditebak.

TOK TOK TOK.

Yunho mengangkat wajahnya, mengalihkan atensinya pada pintu ruangannya yang baru saja diketuk dari luar.

  “Masuk” Ujarnya datar.

CKLEK.

  “Selamat siang, Sajangnim”

Oh—itu Jaejoong.
Model cantik yang masih seorang trainee dari perusahaannya.
Pria manis berusia 17 tahun yang berhasil membuat Yunho menaruh minat kepadanya.

  “Kau sudah siap?” Tanya Yunho tiba-tiba.

  “E-eh? Siap untuk apa, Sajangnim?” Balas Jaejoong balik bertanya.

Mata bulatnya membesar kaget ketika Yunho berdiri dari duduknya dan berjalan menghampirinya.

  “Tentu saja makan siang bersamaku” Ucap Yunho mengintimidasi.

Jaejoong mengepalkan jemarinya, menelan salivanya gugup.

  “Eh—Um—tapi aku membawa bekal” Gumamnya pelan.

Berdoa di dalam hati agar Yunho tidak mendepaknya dari agensi seperti kasus yang sudah-sudah.
Bagaimanapun caranya, pria tampan itu tidak boleh tersulut emosi.

  “Bawa saja bekalmu” Sahut Yunho masih menatap remaja cantik itu.

Jaejoong mendongak.

  “Boleh?” Tanyanya kaget.

Yunho mengangguk.
Ia segera berjalan membuka pintu sementara Jaejoong mengikuti di belakangnya.
Namja cantik itu tersenyum sopan kepada dua sekretaris Yunho yang masih tersisa.
Awalnya pria tampan itu punya lima.
Tapi tiga dari mereka sudah dipecat, termasuk Yorin Kim yang tadi.

Minzy dan Jessica melirik punggung Jaejoong diam-diam.
Kemudian mereka saling menatap satu sama lain.
Lalu kembali sibuk dengan pekerjaan masing-masing.

Siapa yang tidak tahu tentang Kim Jaejoong eoh?
Remaja cantik yang berhasil lulus audisi model yang diadakan perusahaan mereka dua bulan yang lalu.
Sebenarnya para juri sudah akan menunda kelulusan Jaejoong.
Tapi Jung Yunho mendadak turun tangan dan mengambil namja cantik itu sebagai salah satu trainee mereka.

Pria tampan itu bahkan memperlakukan Jaejoong secara spesial.
Memang tidak dikatakan dengan jelas, tapi para karyawan The Jung’s tidak bodoh.
Mereka tahu pasti dari perlakuan Yunho kepada namja cantik itu.
Yunho suka mengajaknya makan siang bersama.

Atau terkadang pria tampan itu akan melihat latihan Jaejoong kalau ia senggang.

Kim Jaejoong si anak emas—begitu sebutan dari para karyawan yang beredar di kalangan mereka.
Oh—bukan tidak sedikit yang merasa cemburu akan namja cantik itu.
Tapi tentu saja mereka tidak berani berkutik.

Siapa yang berani melawannya eoh?
Melawan Kim Jaejoong sama saja dengan berhadapan langsung dengan Jung Yunho.
Bisa menjadi trainee di agensi ini saja sudah cukup beruntung.
Tentu saja mereka semua tidak ingin dipecat langsung oleh Yunho sebelum debut.

  “Selamat datang”

Mata besar Jaejoong tidak pernah bisa berhenti mengerjap kagum setiap kali ia memasuki restoran mewah ini.
Restoran bawah tanah milik agensi tempatnya bernaung memiliki standar yang sungguh tinggi.
Ia yang miskin tentu saja tidak akan sanggup membayar makanan di tempat ini.
Justru karena itu ia selalu membawa bekal.

Tapi Yunho suka membawanya ke sini dan mentraktirnya makan.
Jaejoong memang merasa tidak enak, tapi apa boleh buat.
Pria tampan itu yang berkuasa.

  “Pesan makanan yang kau inginkan, seperti biasanya” Ujar Yunho setelah mereka duduk berhadapan.

Jaejoong mengangguk, namun mata besarnya masih menatap kotak bekalnya yang berbentuk kepala gajah.

  “Aku akan memakan bekalmu untuk makan malam nanti” Ucap Yunho seakan tahu isi kepala namja cantik itu.

Jaejoong terkejut.
Pipinya memerah, ini sudah kesekian kalinya namja tampan itu membawa pulang bekalnya.

  “Apa—masakanku enak?” Tanya Jaejoong takut-takut.

Yunho menaikkan alisnya.
Ia mengangguk.
Dan Jaejoong segera memasang senyum lebar.

  Coffee latte dan sirloin steak” Ucap Yunho kepada sang pelayan yang sudah menunggu di samping meja sejak tadi.

Jaejoong memegang buku menu-nya.
Ia bahkan tidak membukanya.

  “Sajangnim pesankan punyaku” Ujarnya masih dengan senyum yang sama.

Pelayan itu menatap ngeri kepada Jaejoong diam-diam.
Anak ini—berani sekali ia memerintah Sajangnim! Pikirnya dalam hati.
Ia sudah mengira Jaejoong akan dipecat detik itu juga.
Tapi kemudian matanya melebar saat Yunho membuka buku menu dan berkata kepadanya.

  Strawberry milkshake dan honey waffle

  “A-arasseo, Sajangnim!”

Pelayan tersebut segera berjalan cepat meninggalkan meja mereka.
Jaejoong terkikik geli di kursinya.

Laki-laki itu pasti pelayan baru.

  “Bagaimana latihanmu?” Tanya Yunho yang meneguk anggurnya.

Sementara Jaejoong menatap minat anggur tersebut.
Tapi tentu saja, Yunho tidak pernah mengizinkan pria cantik itu meminum minuman yang sama dengannya.
Jaejoong hanya boleh meminum jus atau soda.

  “Hmm, lancar, tapi masih belum cukup untuk terjun ke dunia hiburan” Sahut Jaejoong.

  “Kenapa?”

  “Pengalamanku masih belum cukup, lagi pula, aku masih belum sehebat senior-senior di agensi”

  “Aku bisa membuatmu langsung menjadi model papan atas kalau kau mau”

  “Ani, aku tidak mau, orang-orang akan membicarakanku”

  “Kau tidak mau menuruti perintahku?”

Jaejoong tersenyum gugup.

  “Maksudku, aku tidak mau kalau orang-orang akan kecewa padaku ketika mereka melihatku menjadi seorang model tapi aku masih amatir”

Oh.

Yunho hanya mengangguk.
Memperhatikan setiap gerak dari namja cantik itu.
Lihat, betapa lucunya remaja cantik itu ketika ia bermain-main dengan garpu dan sendoknya.

  “Selamat menikmati pesanan anda, Sajangnim”

Jaejoong mendongak, tersenyum kepada sang pelayan yang sudah berganti dengan yang tadi.
Sepertinya pelayan yang tadi terlalu gugup menghadapi Sajangnimnya yang begitu mengintimidasi.

  “Terima kasih” Ujar Jaejoong manis.

Pelayan tersebut mengangguk.
Kemudian ia menunduk sopan dan segera beranjak pergi dari sana.
Menghindari resiko kemarahan Yunho kalau ia berlama-lama dengan namja cantik itu.

  “Seperti biasa, makanan mahal memang enak, Sajangnim” Ujar Jaejoong dengan senyum lebarnya.

Yunho hanya mendengus sombong.
Ia menjulurkan ibu jarinya mengusap krim dari minuman Jaejoong yang menempel di bibir atasnya.
Membuat namja cantik itu otomatis membeku.
Mata bulatnya mengerjap lucu menatap Yunho.

Tapi pria tampan itu hanya tersenyum tipis dengan kerennya.
Ih, menyebalkan, gumam Jaejoong dalam hatinya.


-------


  “Terima kasih sudah mengantarkanku pulang, Sajangnim”

  “Ya, sama-sama”

  “Uhm, mulai besok aku bisa naik bis, Sajangnim”

Jaejoong meringis ketika pria tampan berusia 24 tahun itu menatap tidak senang kepadanya.
Ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

  “Aku hanya tidak ingin merepotkanmu” Ujarnya pelan.

  “Aku sama sekali tidak direpotkan olehmu, Kim Jaejoong” Balas Yunho dingin.

Jaejoong mengangguk.

  “Maafkan aku” Bisiknya.

  “Mulai besok kau dilarang menolak segala perlakuanku, arasseo?” Ujar Yunho menuntut.

Jaejoong mengangguk lagi. Ia tidak akan berani untuk menolak.

  “Bagus, aku pulang”

  “Ya, hati-hati di jalan, Sajangnim”

Pintu mobil mewah itu tertutup, dan segera melaju meninggalkan Jaejoong di depan rumah kumuhnya.
Rumah kecil berwarna putih yang hanya memiliki dua kamar.

  “Jaejoongie! Diantar Sajangnim lagi ya? Bawa makanan tidak?”

Jaejoong menoleh, menatap Junsu, sepupunya yang sudah berdiri di depan pintu pagar.
Namja cantik itu tersenyum kecut, ia menggeleng, yang segera saja membuat Junsu mendengus kecewa.

  “Aku tidak enak untuk meminta pada Sajangnim” Ujarnya lesu.

  “Kau kan bisa membeli makanan dengan uangmu sendiri” Cibir Junsu.

  “Ya, lalu Sajangnim akan membawakan kedainya ke rumah”

Junsu tertawa mendengarnya.
Ia merangkul Jaejoong dan membawanya masuk ke dalam rumah.

  “Yah, dilihat dari sudut manapun, Sajangnim kaya itu menyukaimu, Joongie” Ujar Junsu yang sudah duduk di atas karpet.

  “Apa hanya uang saja yang ada di dalam kepalamu, Kim Junsu?” Gerutu Jaejoong yang ikut duduk di atas karpet.

Junsu menyengir.
Yah, tapi tidak salah kalau Junsu hanya memikirkan uang dan makanan enak sepanjang waktu.
Pria imut itu miskin dan sebatang kara.
Ia sudah lama ditinggalkan keluarganya.
Saat ia masih duduk di sekolah dasar, orang tuanya menitipkannya di rumah Jaejoong dan tidak pernah kembali lagi untuk menjemputnya.

Junsu dibuang, kepada seorang remaja cantik yang hanya tinggal bersama dengan neneknya.

Tapi itu tidak berlangsung lama, karena tidak lama setelah Junsu datang, nenek mereka meninggal karena sakit.

Sejak saat itu Junsu bekerja sambil bersekolah.
Ia mengantar susu di pagi hari dan bekerja sebagai pembawa acara radio di malam hari.
Sementara Jaejoong berambisi untuk mencapai cita-citanya menjadi seorang model.
Ia juga bekerja, mengantar koran di pagi hari sebelum pergi ke sekolah.

Hanya Junsu yang Jaejoong punya sekarang.
Dan begitu juga sebaliknya.

  “Kau sudah makan kan?” Tanya Jaejoong khawatir.

Jika namja imut itu belum makan, ia akan keluar mencari makanan sekarang juga.
Junsunya tidak boleh lapar.
Namja imut itu butuh energi untuk bersekolah.
Junsu dua tahun lebih muda dari Jaejoong.
Tapi ia lebih suka memanggil Jaejoong langsung dengan namanya.

  “Sudah kok, kau tenang saja” Balas Junsu tersenyum lebar.

  “Syukurlah, maafkan aku ya, makan enak tanpamu, nanti kalau aku sudah jadi model terkenal, aku akan membawamu makan ke tempat yang mahal” Ujar Jaejoong balas tersenyum.

Junsu mengangguk.

  “Kau tidak ke studio radio hari ini?”

  “Tidak, aku masuk besok malam”

  “Kalau begitu ayo tidur, aku lelah sekali hari ini”

  “Kajja”

Mereka berdua masuk ke dalam kamar masing-masing dan segera telelap pulas.
Jaejoong mendesah pendek.
Ia sungguh tidak sabar menunggu hari di mana ia bisa menjadi seorang model yang terkenal.
Biaya untuk trainee ini sungguh besar.
Membuatnya harus menghemat dengan benar.

Yunho memang menjadikannya anak emas di agensi.
Tapi bukan berarti ia bisa dengan seenaknya meminta namja tampan itu meng-gratiskan biaya trainee-nya kan?

  “Lihat saja, sebentar lagi Kim Jaejoong akan terkenal!” Gumamnya penuh semangat.


-------


BRUKK!

Jaejoong meringis ketika buku yang ditumpuk di atas kepalanya terjatuh.
Ia berbalik dan mendapati tatapan tajam dari pelatih.

  “Mianhae” Ujar Jaejoong membungkuk.

  “Ulangi” Sahut pelatih itu ketus.

Jaejoong mengangguk patuh.
Ia melirik para seniornya yang mencibir ke arahnya.
Uh, ini tidak enaknya menjadi anak emas dari pemilik agensi.
Orang-orang akan membencinya.

  “Semuanya, perhatian!”

Eoh?

Jaejoong dan seluruh anggota trainee berbalik dan menatap salah satu pelatih yang berdiri di depan dinding cermin.
Mata bulatnya mengerjap menatap seorang remaja berpipi chubby yang terlihat keren dengan topi rajutnya.

  “Ini Park Yoochun, baru saja direkrut dari Virginia. Ia akan menjadi salah satu dari kalian. Perlakukan ia dengan baik, arasseo?!” Ujar sang pelatih lantang.

  “Ne! Arasseo!” Sahut seluruh trainee kompak.

Pelatih itu menepuk punggung Yoochun dan menepuk tangannya, menginstruksikan para trainee agar mereka kembali berlatih.
Jaejoong sudah mengambil buku-bukunya yang berserakan di lantai.
Perhatiannya teralihkan saat ia mendapati sepasang sepatu kets yang ada di depannya.
Ia segera berdiri dan tersenyum membalas senyuman dari namja bernama Yoochun itu.

  “Salam kenal, namaku Kim Jaejoong” Ujar namja cantik itu ramah.

Yoochun mengangguk.

  “Aku Yoochun, umurku 17 tahun” Balasnya.

Jaejoong tersenyum, ia mengacungkan ibu jarinya.

  “Kita sama!” Ujarnya.

Membuat Yoochun tertawa geli.
Ah, namja yang sungguh menarik, pikirnya.
Ia memang sudah memperhatikan Jaejoong sejak ia menginjakkan kaki di ruangan ini.
Wajah cantik itu benar-benar menarik perhatian.

  “Kau sedang apa?” Tanya Yoochun menaikkan alisnya ketika Jaejoong sudah menumpuk buku tebalnya di atas kepala.

  “Berlatih, apa lagi?” Balas Jaejoong masih dengan senyum manisnya.

Yoochun mengangguk.
Ia mengambil dua buku dari kepala Jaejoong dan balas tersenyum.
Kemudian ia mengikuti latihan Jaejoong dan berjalan di sampingnya.

  “Benar kau dari Virginia?”

  “Ya, hanya tinggal di sana sebentar”

  “Itu negara bagian mana? Aku tidak pernah dengar”

  “Aku juga bingung, yang jelas bukan di Korea”

Aih.

Namja cantik itu tertawa geli mendengarnya.

  “Kau lucu, pasti cocok kalau dijodohkan dengan Junsu” Ujar Jaejoong melirik Yoochun.

  “Junsu?”

  “Ya, sepupuku, orang yang cerewet, tapi menyenangkan”

  “Oh ya? Aku jadi ingin bertemu dengannya”

  “Nanti main ke rumahku ya, kalau sempat, eh, kau tinggal di mana?”

  “Tentu, aku tinggal di asrama agensi”

Jaejoong mengangguk.
Ia baru saja akan berbalik dan kembali berjalan, namun perhatiannya sudah teralihkan ke pintu ruangan.

  “Sajangnim” Gumamnya pelan.

Yoochun dan trainee lain berhenti berlatih.
Mereka terdiam memandang Yunho yang sudah berjalan masuk mendekati Jaejoong.

  “Ikut aku” Ujar Yunho dingin.

Jaejoong mengangguk patuh.
Ia melirik Yoochun dan tersenyum tipis kepada namja chubby itu.
Kemudian segera berlari kecil mengikuti Yunho.

  “Siapa anak itu?” Tanya Yunho setelah mereka berada di dalam lift.

  “Eh, trainee baru, dari Virginia” Sahut Jaejoong menunduk.

Yunho berbalik.
Mendengus kepada Jaejoong.

  “Jauhi dia, aku tidak suka”

  “Tapi—”

  “Apa?”

  “Tapi aku tidak punya teman selain dia”

  “Cukup berbicara denganku saja, tidak perlu ada orang lain”

Jaejoong mengerutkan dahinya.
Ia menarik lengan jas Yunho dan menatapnya memelas.

  Please?” Bisiknya.

Yunho menghela nafas.

  “Berteman di ruang latihan saja” Ujar Yunho kemudian.

Jaejoong mengangguk, terpaksa puas dengan jawaban itu.

  “Sajangnim, kita mau ke mana? Ini belum jam makan siang”

  “Ke rumahku”

  “EEH?”

Yunho menarik tangan Jaejoong, tersenyum licik kepadanya.
Membuat Jaejoong merasakan tulang punggungnya dingin.
Oh—jangan bilang ada hal lain yang ia tidak ketahui tentang Yunho?

  “Kita akan melihat kamarmu, kau bisa mengubahnya kalau kau tidak suka”

  “Ka-kamarku?”

  “Ya, mulai besok kau akan tinggal bersamaku”

DEG.

Jaejoong membulatkan mata besarnya.
Ia refleks melepaskan genggaman Yunho pada tangannya, dan namja tampan itu segera menatap tajam kepadanya.
Jaejoong menggeleng.

  “Tidak bisa begitu! Kau tidak bisa berbuat sesukamu kepadaku, Sajangnim! Sudah cukup orang-orang di agensi tidak suka padaku, jangan membuatnya semakin rumit!” Ujar Jaejoong kesal.

Yunho masih diam.
Menatap tajam mata bulat itu.

  “Aku—lagipula aku masih trainee baru, Sajangnim, aku tidak bisa. Aku juga punya Junsu di rumah yang harus kujaga, aku tidak akan pernah meninggalkannya sendirian” Ujar Jaejoong memelankan nada suaranya.

Mulai merasa tidak nyaman dengan intimidasi dari Yunho.

  “Siapa bilang kau bisa memutuskan?”

Jaejoong terkejut.
Ia menatap bingung wajah tampan yang mulai menyeringai jahat itu.

  “Kau akan tetap tinggal bersamaku, suka atau tidak”

Namja cantik itu memundurkan langkahnya takut, tersentak ketika punggungnya menyentuh dinding lift.
Ia menatap Yunho yang terlihat mengerikan saat ini.
Pria itu tidak terlihat seperti biasanya.
Dan Jaejoong ingin lari saja dari tempat ini kalau ia bisa.

  “Kalau aku menolak? Tidak pergi ke rumahmu besok?” Cicit Jaejoong seraya mengepalkan kedua tangannya.

Oh?

Yunho menaikkan alisnya.
Menikmati raut ketakutan namja cantik itu.

  “Silahkan katakan selamat tinggal pada impianmu” Ujarnya santai.

Jaejoong membulatkan mata besarnya.

  “Kau tidak bisa melakukan itu kepadaku, Sajangnim!” Pekiknya emosi.

Kedua matanya terasa panas sekarang.
Ia menatap Yunho seakan-alan namja tampan itu adalah musuhnya.

  “Aku memberimu keringanan, Kim Jaejoong, selama ini kau sudah menjadi anak yang baik untukku, lalu kenapa sekarang membangkang hm?”

  “Tapi—ini tidak masuk akal, aku punya rumahku sendiri, ada sepupuku di sana, aku harus—”

  “Menjaganya? Ia bisa menjaga dirinya sendiri”

  “Sajangnim—”

Air mata Jaejoong jatuh.
Ia sadar tidak akan bisa menolak pria kejam ini.
Yunho bisa saja berbuat sesuatu kepada Junsunya untuk mengancamnya jika ia melawan.

  “Ya, Jaejoong?”

  “Kau harus berjanji kepadaku untuk selalu menjaga Junsu”

Yunho mengangguk.
Dengan bibir yang berkedut puas.

Ia akan memulainya dengan perlahan-lahan.
Lalu Jaejoong akan jatuh ke dalam pelukannya.
Ia harus memiliki namja cantik itu.
Harus.
Tidak peduli bagaimanapun caranya.

Kim Jaejoong tercipta hanya untuknya.

TBC :D

9 komentar:

  1. ehhh yunho..... warbiyasaaaahhh xD
    seneng kalo liat karakter yunho dingin2 cool gimanaaaa gituuu xD

    BalasHapus
  2. ehhh yunho..... warbiyasaaaahhh xD
    seneng kalo liat karakter yunho dingin2 cool gimanaaaa gituuu xD

    BalasHapus
  3. Yunho berkuasa jadi jae gak bakalan bisa melawan..kkk apakah junsu akan sndiri di rumah?

    BalasHapus
  4. Ahh... selamat datang yunho ku yg dingin,posessif
    Dan Jaejoong ku yg rapuh,ringkih dan tidak berdaya
    hehehe selalu jd fave karakter ku utk yunjae

    BalasHapus
  5. Keren,, posesif jung, jae gk berkutik kkkk :D

    BalasHapus
  6. Yunho jgn terkalu keras ama jaeeee....

    Lanjutka

    BalasHapus
  7. Sangat posesif kasian juga jongie

    BalasHapus
  8. Sangat posesif kasian juga jongie

    BalasHapus