This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Sabtu, 15 Juni 2013

FF/YAOI/YUNJAE/ONESHOOT/COFFEE PRINCE(SS)




Tittle: COFFEE PRINCE(SS)

Genre: YAOI

Author: Shella Rizal a.k.a Park Sooji

Cast: Yunjae and other

Length: ONESHOOT

Rating: family-romance-hurt-friendship

WARNING: BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2 kutang Jae umma*


-------


  “Aku normal, Yunho ah. Aku bukan gay, aku laki-laki normal. Aku juga menyukai wanita! Tapi entah kenapa, aku hanya bisa jatuh cinta padamu..”
.
.
.

TAP TAP TAP.

Sesosok lelaki tampan itu tampak berjalan santai menuju pintu bandara.
Ia tersenyum kecil seraya melepas kacamatanya saat mata musangnya menangkap sepupu sekaligus sahabat bermainnya sejak kecil yang bernama Park Yoochun.
Sedang berdiri di pagar pembatas dengan senyum cassanova-nya yang tidak pernah berubah.

  “Yo, buddy!” Ujar Yoochun melambaikan tangannya ke udara.


Yunho tertawa.
Ia menepuk lambaian dari Yoochun.
Mereka saling berpelukan sesaat dan berjalan bersama menuju mobil mewah namja chubby itu.

  “Apa kabarmu?” Tanya Yoochun menghidupkan mesin mobilnya.

Yunho mendesah pendek.

  Well, I’m okay” Ujarnya pelan.

  “Jadi, bagaimana London hm?”

  “Lumayan, cuacanya yang selalu mendung membuatku nyaman”
 
  “Jadi, kapan Jessica akan menyusulmu?”

  “Adikku yang satu itu akan pulang ke sini setelah Umma dan Appa membelikannya mobil baru di sana”

Yoochun tergelak.
Aigoo, jeongmall.
Putri nakal itu selalu saja membuat ulah.

  “Lalu, apa ada hal yang sangat tidak ingin kau tinggalkan di sana?” Tanya Yoochun lagi.

Yunho mengangguk.
Ia menggumam pelan.

  “Hmm, satu hal, Chun ah..Coffee Lattee London, adalah hal terbaik yang bisa kau dapatkan di sana”

Eoh?

Park Yoochun menaikkan alisnya.
Ia menoleh sekilas kepada sepupunya dan tersenyum kecil.
 
  “Aku berani taruhan kalau kau akan segera melupakan minuman kesayanganmu di sana setelah kau berkunjung ke La Pomme

  “Huh?”

  “Kau tahu Yun, ada sebuah café yang sangat terkenal di dekat Namsan Tower, La Pomme, dan yang memiliki tempat itu adalah 9 wanita cantik yang membuatmu selalu betah”

  “Kau tahu, Chun, kita sedang membicarakan tentang Coffee Lattee yang lezat, bukan wanita---”

  “Tentu, tentu, aku baru saja akan memasuki topik itu, Yunho ah”

  “Hmm”

  “Coba saja kau ke sana, kau tidak akan menyesal”

Yunho mendengus.
Membuat Yoochun tertawa keras.

  “Jadi, bagaimana rasanya?”

  Well, aku tidak bisa menjelaskannya dengan kata-kata, Yunho ah, kau tahu, hal yang paling spesial dari tempat itu adalah, 9 wanita yang mengerti tentang kita bahkan sebelum kita menjadi pelanggan tetap di sana”

  “Aku jadi penasaran setelah mendengar ceritamu”

  “Hmm~ Hmm~”

  “Kau mau menemaniku ke sana besok sore?”

  Nope, aku sudah janji akan menjemput keponakan Junsu bersamanya, kau bisa pergi sendiri”

  “Aishh”

  Come on buddy, sekalian kau bernostalgia dengan Korea, hahaha”

Yunho ikut tertawa mengejek.
Ia memutar bola matanya jengah dan kembali menghembuskan nafas.
Ah, berjam-jam berada di dalam pesawat membuatnya pusing.


-------


Yunho mengenakan pakaian yang cukup santai hari ini.
Ia hanya memakai kaus hijau muda berkerah dengan celana berwarna krem yang keren.
Namja tampan itu memasukkan tangannya ke dalam saku celana.
Ia mengangkat wajahnya.

Mengerutkan dahi menatap sebuah bangunan sederhana yang terkesan mewah di depannya.
Tanaman bersulur di sekitar dinding bangunan itu tampak sangat menarik perhatian.
Yunho menaikkan alisnya dan memutuskan untuk segera masuk ke dalam café tersebut.

KLING KLING.

Suara bel terdengar manis ketika pintu kaca itu terbuka.
Yunho mengedarkan pandangannya.
Ia sedikit terkejut, Yoochun tidak main-main, pelayan wanita di sini cantik-cantik.

  “Silahkan Tuan”

Yunho mengangguk.
Ia berjalan menuju kursi kosong yang ada di samping jendela besar.
Mendudukkan dirinya di sana seraya mengamati interior café ini.

TAP TAP TAP.

Namja tampan itu menolehkan wajahnya.
Dan dalam sekejap ia membulatkan mata musangnya.
Menahan nafasnya dan mengeratkan kepalan tangannya yang sudah tercengkram entah sejak kapan.

Bola matanya bergerak pelan, mengagumi sesosok yeoja berambut pendek yang berjalan ke arahnya.
Gosh, demi Tuhan, ia tidak pernah merasa seperti ini sebelumnya.
Aigoo.
Aigoo.
Jangan bilang kalau ia terpesona.
Jangan bilang kalau ia..jatuh cinta.

  “Pesanannya, Tuan?”

DAN BAHKAN SUARA ITU TERDENGAR SANGAT MERDU!

Yunho kesusahan menelan salivanya saat ini.
Matanya sibuk memandangi sosok cantik yang tersenyum manis kepadanya.

  Co-Coffee Latte” Ujar Yunho terbata.

Pelayan cantik itu terkekeh geli.
Ia mengangguk dan menuliskan pesanan Yunho pada buku daftarnya.

  “Bagaimana dengan tambahan Cheese Cake? Tentu saja gratis, untuk pelanggan yang baru mengunjungi café ini”

  “N-ne”

  “Arasseo, tunggu sebentar ne, Tuan”

Yunho hanya menganggukkan wajahnya.
Pelayan cantik itu berjalan meninggalkan Yunho.
Lama namja tampan itu terdiam.
Sampai kemudian ia menaikkan alisnya menyadari sesuatu.

Pelayan cantik itu, mengenakan celana.


-------


KLING KLING.

Suara bel pintu café itu kembali terdengar untuk yang kesekian kalinya.
Beberapa pelayan cantik yang berjalan di sekitar café tersenyum manis kepada Yunho.
Ah, sudah menjadi pelanggan tetap huh?

  Coffee Latte seperti biasanya kan, Yunnie yah?”

Yunho mengangguk dengan senyum manisnya.
Membuat pelayan spesial itu berjalan menuju pelayan lainnya dan memberitahukan pesanan Yunho.

Namja tampan itu duduk di kursi dekat jendela.
Ia menunduk dan menghembuskan nafas panjang.
Dengan senyum manisnya yang masih setia bertengger di bibir tebalnya.

Oh well.
Menghabiskan waktu dua minggu di tempat ini membuat beberapa kemajuan penuh padanya.
Ia berhasil mengetahui siapa pelayan cantik yang telah mencuri hatinya saat pertama kali mereka bertemu.
Kim Jaejoong.
Nama yang sangat lucu bukan?

Namja cantik yang selalu terlihat ceria dan manis di saat yang bersamaan.
Memiliki banyak penggemar, dan selalu hapal menu favorite para pelanggan café.

  Coffee Latte dan Cheese Cake kesukaanmu, Yunnie yah”

Yunho tertegun.
Ia mengangkat wajahnya.
Menatap Jaejoong yang kini berdiri di hadapannya.
Namja cantik itu terkekeh manis.
Ia hendak berbalik meninggalkan Yunho.

Namun cengkraman namja tampan itu pada pergelangan tangannya membuat gerakannya berhenti seketika.

  “Ng, Joongie, apa kau mau menonton film bersamaku? Malam ini? Aku punya tiket lebih” Ujar Yunho berusaha tenang.

Jaejoong tersenyum manis.
Ia segera mengangguk setuju.
Membuat Yunho balas tersenyum kepadanya.

Namja cantik itu berjalan menuju dapur.
Memasuki ruang ganti dan menemui kedelapan wanita cantik yang sedang beristirahat di sana.
Oh well, ini adalah jam istirahat mereka sejenak.

  “Nuna! Yunnie mengajakku menonton malam ini!”

Jaejoong tidak bisa menahan dirinya untuk tidak berteriak.
Membuat kedelapan kakak kandungnya ikut melotot kaget.
Omo.
Mereka segera beranjak menghampiri si bungsu Kim itu.

  “Kau serius, Joongie? Omooo! Akhirnya!” Jerit Yorin histeris.

Jaejoong terkekeh.
Ia tersenyum manis dengan wajahnya yang tampak memerah.

  “Aigoo, kalau begitu kita harus cepat tutup hari ini! Kita akan membantu Joongie menyiapkan diri untuk kencan pertamanya!” Ujar Yoonhye gemas.

  “Sudah kuduga, tamu spesial kita yang satu itu tertarik pada Joongie~” Gumam Yunji tertawa.

Kedelapan wanita cantik itu sibuk berbicara sejak tadi.
Tanpa menyadari Jaejoong yang mendadak terlihat lesu.

  “Tapi Nuna, aku takut akan bertepuk sebelah tangan” Keluh namja cantik itu.

Kedelapan kakaknya menatap bingung si bungsu Kim itu.
Jaejoong mengerutkan dahinya.

  “Kurasa Yunnie belum tahu kalau aku laki-laki”

Omo.
Mereka semua tertegun mendengar ucapan Jaejoong.
Wanita-wanita cantik itu saling menatap satu sama lain.
Kemudian mereka kembali memandang Jaejoong.

Aigoo.
Adik kecil yang satu ini sangat polos.
Tidakkah ia tahu kalau semua orang juga sama seperti Yunho?
Tidak ada yang sadar kalau Jaejoong adalah laki-laki, walaupun ia selalu mengenakan seragam pelayan laki-laki.
Wajahnya terlalu cantik, bahkan lebih cantik dari pada kedelapan Nunanya.

  “Jaejoongie, jangan bersedih” Ujar Yorin tersenyum.

Menepuk lembut kepala adiknya.

  “Yunho akan menerimamu apa adanya, kalau ia memang benar mencintaimu” Ungkap Hyunbin pelan.

  “Cinta tidak memandang apa pun sayang, termasuk memandang jenis” Ucap Minsun.

Jaejoong terdiam beberapa saat.
Mata beningnya bergerak pelan.
Sampai kemudian ia tersenyum manis dan mengangguk pelan.

  “Gomawo Nuna!” Ujarnya riang.


-------


Yunho tidak habis pikir dengan sosok cantik yang ada di sampingnya saat ini.
Mata musangnya tidak bisa berhenti mengagumi Jaejoong yang bergandengan dengannya.
Tangannya terasa sangat lembut.
Aigoo.

  “Kau suka film barusan?” Yunho membuka suaranya.

Jaejoong mengangguk.
Ia tersenyum manis memperlihatkan deretan giginya yang rapi.

  “Syukurlah, aku takut kau tidak suka”

  “Yunnie, aku lapar”

  “Apakah cafemu masih buka? Kita ke sana saja”

  “Hung, kurasa sudah tutup”

Yunho mendesah pendek.
Ia sedang mencoba memikirkan tempat lain yang memiliki makanan lezat saat ini.

  “Ah, aku ingat kalau aku bawa kunci cadangan café, jja, aku akan membuatkan bonjjuk panas untuk kita berdua!” Ujar Jaejoong sumringah.

  “Ide bagus!” Yunho tertawa setuju.

Kedua namja itu saling bergandengan tangan berjalan menuju café La Pomme yang terlihat sepi.
Jaejoong membuka pintu kaca tersebut dengan kunci miliknya.
Kemudian ia mendorong pintu dan menghidupkan lampu temaram yang memang digunakan untuk hiasan dalam.

  “Tunggu disini nee”

Yunho mengangguk patuh.
Ia membiarkan Jaejoong masuk ke dalam dapur dan bereksperimen di dalam sana.
Selang beberapa menit kemudian, namja cantik itu keluar dengan dua mangkuk bonjjuk panas yang terlihat lezat.

Mereka berdua melahap makan malam tersebut dengan semangat.
Sesekali tertawa manis karena lelucon lucu.

  “Yunnie yah, kenapa kau menatapku seperti itu?”

Jaejoong menaikkan alisnya.
Balas memandang Yunho yang kini menatapnya lebih intens.

  “Kau cantik” Puji Yunho bergumam.

DEG.

Jaejoong tertegun.
Ia bisa merasakan wajahnya panas sekarang.
Namja cantik itu tersenyum kikuk dan beranjak dari duduknya.

  “A-aku akan mengambil buah di dapur” Ujarnya hendak berjalan.

GREPP.

Jaejoong merutuk gugup dalam hati.
Ia merasakan Yunho menahan tangannya dengan kuat.
Namja tampan itu membalikkan tubuh Jaejoong dengan pelan.
Mengunci mata bulatnya dengan tatapannya yang tajam.

Nafas Jaejoong tercekat.
Jantungnya semakin bergemuruh.
Ia bisa melihat Yunho tersenyum kepadanya.
Dengan wajah yang semakin mendekat.

  “Yu-Yunnie ah---”

Yunho menutup kedua mata Jaejoong dengan tangannya yang bebas.
Seraya menempelkan bibir keduanya.
Jaejoong terkejut.
Namun kemudian ia mengeluh nyaman.

Yunho yang merasakan tidak mendapat perlawanan apa pun, segera merengkuh pinggang ramping namja cantik itu.
Jaejoong membuka mulutnya, membiarkan Yunho memasukkan lidahnya ke dalam sana.
Namja cantik itu memeluk leher Yunho dengan kedua tangannya.

Deru nafas dan suara desahan terdengar membaur mendominasi café yang sepi.
Yunho semakin tidak sabar untuk menyentuh Jaejoong.
Ia mendorong namja cantik itu menabrak dinding, menghimpit tubuhnya di sana.
Namja tampan itu menggigit gemas bibir bawah Jaejoong.

Kemudian ia menurunkan ciumannya menuju leher jenjang namja cantik itu.
Menghirup aroma vanilla yang manis dari sana.
Menghisapnya gemas dan menggigitnya kecil-kecil.
Jaejoong tidak tahan untuk tidak mengeluarkan desahan nikmatnya.

Ia mencengkram rambut cokelat Yunho ketika namja tampan itu mulai membuka kancing kemeja putihnya yang kebesaran.

  “Mmh?”

Jaejoong melenguh bingung ketika tubuhnya terasa kosong.
Perlahan ia membuka kedua matanya mencari tahu mengapa Yunho berhenti mencumbunya.

DEG.

Namja cantik itu tersentak kaget mendapati tatapan Yunho yang tidak bisa diartikan.
Yunho mengerutkan dahinya.
Memandang tubuh Jaejoong yang telah terekspose di hadapannya.
Kemudian ia menaikkan pandangannya, menatap wajah cantik itu.

  “Kau—Laki-laki?” Desis Yunho shock.

Mata bulat Jaejoong melebar sempurna.
Jantungnya mulai berdebar kencang.
Yunho menggeleng pelan seraya memundurkan langkahnya.
Oh gosh, no, no!
Jaejoong merasakan firasat buruk!

  “Yu-Yunnie?” Lirih Jaejoong menahan tangisnya.

Yunho mengulurkan tangannya mengisyaratkan agar Jaejoong tidak menyentuhnya.
Namja tampan itu terlihat linglung.
Ia memalingkan wajahnya.

  “Bagaimana bisa kau melakukannya? Kau menipuku?” Ujar Yunho berbisik.

  “Aku tidak melakukan apa pun, Yunnie, kau yang menganggapku seperti itu” Sahut Jaejoong perih.

  “DEMI TUHAN! KAU LAKI-LAKI, KIM JAEJOONG!”

  “Apa yang salah dengan itu? Bukankah cinta tidak memandang jenis? Iya kan Yun? Kau..Kau mencintaiku aniya?”

Yunho terdiam.
Mata musangnya memandang Jaejoong seolah namja cantik itu adalah sesuatu yang menjijikkan di hadapannya.
Yunho membenarkan pakaiannya yang berantakan.
Ia menahan nafasnya.

  “Maafkan aku Joongie, aku..Aku harus pergi sekarang”

Jaejoong terkejut.
Air matanya mengalir menatap Yunho yang telah beranjak meninggalkannya sendiri.
Namja cantik itu terduduk lemas di lantai.
Tangisnya pecah.
Ia tersengguk sedih seraya mencengkram rambut almond­­-nya.


-------


  “Jaejoongie tidak masuk lagi hari ini?”

Minsun hanya tersenyum kecil menanggapi pertanyaan dari pelanggan café mereka.
Membuat para pelanggan tersebut menghela nafas sendu.
Ah, sudah beberapa hari ini namja cantik itu absen dari pekerjaannya.

Sangri yang baru saja selesai mengantarkan pesananan ke meja bernomor 12 hanya menghela nafas pendek memperhatikan kursi yang ada di dekat jendela tampak kosong sampai saat ini.
Tentu saja.
Yunho duduk di sana biasanya.
Tapi sejak kejadian mereka menemukan Jaejoong menangis di dalam café malam itu, Yunho tidak pernah lagi muncul.

  “Yorin ah, kurasa lebih baik kita tutup cepat hari ini”

Yorin menolehkan wajahnya.
Memandang adiknya yang bermata azure itu.
Yunji mengerutkan dahinya.

  “Arasseo, kita tutup jam tiga”

  “Joongie otte?”

  “Ia menunggu di ruang istirahat, aku tidak tega meninggalkannya di rumah sendirian”

Yunji hanya mengangguk paham.
Aish, jujur saja, ia ikut merasa sedih dengan kondisi adik kecilnya sekarang.
Jaejoong terus menghabiskan waktunya untuk menangis belakangan ini.

Seohea memutar papan toko menjadi closed setelah pukul tiga sore.
Ia segera melepas apron maid-nya dan beranjak memasuki bagian dalam café, menyusul kedelapan saudaranya yang sudah berkumpul di kamar khusus tempat mereka beristirahat.

CKLEK.

Yeoja cantik berkacamata itu menaikkan alisnya.
Memandang ketujuh kakak dan adik perempuannya sedang duduk mengelilingi Jaejoong di atas ranjang.

  “Jaejoongie, berhentilah menangis” Bujuk Sangri lirih.

  “Kenapa..Kenapa aku harus terlahir sebagai laki-laki Nuna yah? Kenapa aku tidak seperti Nuna? Kenapa aku bukan wanita?” Racau Jaejoong tersengguk.

Mereka semua memandang iba namja cantik itu.
Memeluk Jaejoong dan mengusapi rambut almond-nya yang lembut.

  “Kau tidak boleh berkata seperti itu sayang, kau harus bersyukur kepada Tuhan” Ujar Minrin.

KLING KLING.

Seohea mengerutkan dahinya.
Barusan ia mendengar suara bel café berbunyi.
Yeoja cantik itu segera beranjak dari duduknya dan pergi ke luar, memeriksa siapa yang datang.

Aish, tidak jelaskah kalau café ini sudah tutup eoh?

  “Seo Unnie?”

  “Eoh? Jessica?”

Mata sipit Seohea mengerjap.
Menatap yeoja berambut blonde yang memeluk erat dirinya.
Jessica Jung terkekeh manis.
Ia tersenyum melepas pelukannya.

  “Jaejoongie ada? Aku ingin bertemu dengan Little Kitty­-ku!” Ujar yeoja blonde itu.

Seohea tersenyum tipis.
Ia hanya mengangguk dan mengajak Jessica memasuki kamar istirahat mereka.

Oh well.
Mereka semua kenal baik yeoja blonde ini.
Sahabat Jaejoong saat ia masih di perguruan tinggi dulu.
Mereka sangat dekat, sebelum Jessica memutuskan untuk mengikuti keluarganya pindah ke London.

  “Jaejoongie!”

Eoh?
Jaejoong mengangkat wajah sembabnya.
Membulatkan mata beningnya menatap Jessica yang sudah berlari menerjangnya.
 
  “OMOO! Aku sangat merindukanmu, Little Kitty!” Jerit Jessica tertawa.

Jaejoong mendengus.
Ia mempoutkan bibirnya lucu.

  “Aku bukan Little Kitty lagi Jessie!” Rajuknya.

  “Lalu apa? Big Kitty eoh? Hahaha” Kekeh yeoja blonde itu melepaskan pelukannya.

Jaejoong tersenyum kecil mendengarnya.

  “Anyeong Unnie-unnie, aigoo, kalian semakin cantik saja!” Ujar Jessica tersenyum lebar.

Kedelapan kakak Jaejoong tertawa bersama.
Mereka mengacak gemas rambut yeoja blonde itu.

  “Kapan kau sampai dari London, Jess?” Tanya Jaejoong yang sudah mengusap air matanya.

  “Hm, kemarin malam, akhirnya Umma dan Appa membelikanku mobil yang cantik untuk hadiah ulang tahunku lusa~” Sahut Jessica gemas.

  “Ah, iya, lusa ulang tahunmu! Kau mengadakan pesta lagi? Sudah 4 tahun aku tidak hadir di pestamu ania? Hehehe”

  “Ungg, Joongie yah”

  “Apa?”

  “Kau masih ingat impianku? Aku sangat ingin memiliki seorang Unnie, tapi Umma malah memberikanku Oppa yang sangat menyebalkan”

Hmp.
Jaejoong tersenyum simpul.
Well, ia tahu kalau Jessica selalu ingin memiliki kakak perempuan.
Namja cantik itu belum pernah melihat Oppa yeoja blonde itu, karena setahunya keluarga Jessica tinggal di London selama ini.

  “Nee, wae eoh?”

  “Joongie, aku ingin hadiah spesial di hari ulang tahunku kali ini”

  “Oh, aku merasakan firasat buruk, Jess”

Yeoja blonde itu terkikik kecil.
Ia mengangguk dan mencengkram erat kedua sisi bahu Jaejoong.

  “Aku ingin kau berdandan seperti wanita di pestaku nanti dan menjadi kakak perempuanku untuk sehari! Otte?”

  “MWO?!”

Jaejoong membulatkan matanya.
Sementara kedelapan kakak perempuannya menaikkan alis tidak percaya.
Jessica mulai memasang wajah sendunya.

  “Kumohon Joongie, hanya sekali ini saja~ Yayaya? Aku tidak ingin Nuna-nunamu, aku hanya ingin kau! Okay Little Kitty?

Jaejoong mendengus dalam.
Dahinya mulai mengerut tidak senang.
Ia memandang Nuna-nunanya sekarang.

  “Kami akan menyulapmu menjadi wanita yang sangat cantik, Joongie ah~” Ujar Yorin geli.


-------


Jaejoong menggerutu tidak jelas saat ini.
Ia mendesis sebal sejak tadi.
Jadi yeoja blonde itu mendatanginya hanya karena ingin memintanya berpakaian seperti wanita eoh?

  “Joongie, tersenyumlah, kau merusak riasannya” Tegur Yunji pelan.

Jaejoong mendesah panjang.
Ini menggelikan, pikirnya.
Seharusnya ia sedang berbaring di ranjangnya dan menangisi Yunho.
Bukannya berjalan bersama kedelapan kakak perempuannya yang juga mengenakan dress selutut memasuki kediaman rumah Jessica.

Namja cantik itu merasa risih dengan tatapan kagum dari para tamu yeoja blonde itu.
Mata bulat Jaejoong mengedarkan pandangannya.
Omo, ini pesta yang sangat hebat ania?
Desain serba merah mudanya benar-benar manis.

Jaejoong menoleh ke depan.
Memandang Jessica yang berdiri di dekat meja kue ulang tahun raksasanya.
Yeoja blonde itu tampak cantik dengan rambut blondenya yang bergelombang diikat pita berwarna merah darah.
Dress merah mudanya juga tampak manis.

  “Omo” Gumam Jessica membulatkan matanya.

Demi Tuhan, Jaejoong adalah yang tercantik di antara kedelapan wanita-wanita itu!

Jessica segera beranjak memeluk Jaejoong.
Ia tersenyum sangat manis.

  “Gomawo, Joongie Unnie” Ujar Jessica geli.

Jaejoong segera melotot padanya.
Namja cantik itu berdiri di samping Jessica.
Menemaninya meniup lilin dan memotong kuenya.
Mengacuhkan rasa risihnya sejak tadi.

  “Ah, Joongie, aku hampir lupa, hehehe, jja, akan kukenalkan kau dengan Oppaku” Ujar Jessica terkekeh.

Jaejoong hanya mendesah malas.

  “YUNHO OPPA!”

DEG.

Jaejoong tersentak kaget mendengar teriakan sahabatnya.
Mata bulatnya membesar dalam sekejap.
Ia sontak membalikkan tubuhnya.
Menatap Yunho yang balas memandang kaget kepadanya.

Namja tampan itu terdiam.
Terlalu terkejut dengan penampilan Jaejoong malam ini.
See?
Dress Baby Blue dengan renda mungil itu membuat kaki jenjangnya terlihat indah.
High Heels bertali berwarna biru sapphire dengan hiasan berlian pada pitanya.
Wig cokelat almond yang ditata bergelombang hingga jatuh menutupi bahunya yang terbuka.
Dan riasan tipis yang menghiasi wajah cantiknya.

  “Oppa, kenalkan, ini sahabatku, namanya Jaejoong” Ujar Jessica manis.

Yunho berdecih.
Ia menggeleng pelan dan menatap Jaejoong geli.

  “Setelah aku mengetahui identitasmu yang sebenarnya, sekarang kau memutuskan untuk menjadi seorang wanita eoh?” Ujarnya berdesis.

DEG.

Jaejoong terhenyak mendengar perkataan itu.
Jantungnya bergemuruh sakit.
Kedua matanya terasa panas dan berkaca-kaca.
Jaejoong berusaha keras menahan air matanya agar tidak jatuh.

  Little Kitty?”

Jaejoong terkejut saat Jessica memanggilnya dengan bisikan bingung.
Namja cantik itu tertegun.
Menyadari kalau air matanya telah menetes tanpa ia sadari.

Jaejoong mengusap sudut matanya.
Ia segera berbalik dan berjalan cepat meninggalkan ruangan.
Jessica terlihat bingung dengan apa yang terjadi.
Ia mendongak menatap Yunho yang mengeraskan rahangnya.

  “Kau merusak pestaku, moron! Kejar dia dan minta maaf padanya!!” Teriak yeoja blonde itu marah.

Yunho terkejut.
Seakan sadar dari lamunannya, namja tampan itu segera berlari menuju basement rumahnya yang besar.
Ia bisa melihat Jaejoong yang berjarak dekat dengannya sekarang.

  “YA!”

Yunho memegang erat lengan Jaejoong, mencengkramnya agar tidak lepas.
Namja cantik itu segera berbalik, memperlihatkan tangisnya yang mengalir.
Mata beningnya menatap tajam mata musang Yunho.

  “Apa?! Apa lagi eoh?!” Bentaknya.

Yunho terdiam.
Jaejoong meringis.

  “Kau menolakku, ketika mengetahui kalau aku adalah namja, dan sekarang kau kembali menolakku saat aku berpenampilan seperti yeoja! Cukup, Yunho ah! Beritahu aku kalau kau memang membenciku!!” Jerit Jaejoong tersendat.

Namja tampan itu melonggarkan pegangannya pada lengan namja cantik itu.
Membuat Jaejoong segera menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

  “Aku normal, Yunho ah. Aku bukan gay, aku laki-laki normal. Aku juga menyukai wanita! Tapi entah kenapa, aku hanya bisa jatuh cinta padamu..”

DEG.

Yunho merasakan debaran mungil menyeruak di dadanya.
Ia hendak membuka mulutnya untuk menyahut.
Namun suaranya tenggelam saat Yoochun memanggilnya.
Jaejoong segera mendorong kasar bahu Yunho dan masuk ke dalam mobilnya.
Mengunci seluruh pintu yang ada dan kembali menangis.
Mengacuhkan Yunho yang sudah pergi meninggalkan dirinya.


-------


Café La Pomme itu terlihat sepi hari ini.
Berhubung ini sudah pukul sepuluh malam, menjelang waktu untuk tutup.

Kakak-kakak Jaejoong mencuri pandang Jaejoong sejak tadi.
Namja cantik itu tidak mau menceritakan apa pun kepada mereka mengapa tiba-tiba ia menghilang di pesta Jessica beberapa hari yang lalu.
Bahkan ia menolak berbicara kepada yeoja blonde itu.

Jaejoong menghembuskan nafas panjang.
Ia bergerak lemas hendak menutup pintu café.
Aish, ini semua terlalu menyakitkan dan rumit, lebih baik ia melupakan semuanya dan menganggap kalau itu adalah mimpi buruk sesaat.

Jaejoong baru saja akan memasang papan tanda tutup di pintu kaca itu.
Namun gerakannya terhenti saat sebuah tangan membuka pintu kaca tersebut.
Namja cantik itu mendongakkan wajahnya.
Terhenyak mendapati sosok Yunho yang berdiri di sana.

Ia menggertakkan giginya geram dan membanting pintu kaca itu.
Namun sebelum pintu tersebut menyentuh engsel, Yunho sudah lebih dulu menahannya.

Jaejoong terpaksa mengalah.
Ia mendengus kesal dan keluar dari café.

  “Apa? Masih belum puas menyakitiku huh?” Tantangnya marah.

Yunho mendesah pendek.
Ia meraih tangan Jaejoong dan menyisipkan sebuah cincin perak di jari manisnya.
Membuat Jaejoong terdiam tanpa kata.

  “Aku hanya ingin mengatakan kepadamu, kalau aku sudah memikirkan hal ini cukup lama” Ungkap Yunho pelan.

Jaejoong masih diam.
Menunggu Yunho melanjutkan kalimatnya.

  “Jujur saja, aku terlalu terkejut mengetahui kalau ternyata kau adalah namja, Jaejoong ah..Tapi, setelah kupikir-pikir, aku juga sama sepertimu”

Yunho meraih dagu Jaejoong.
Mencoba menyelami mata bulatnya yang besar.

  “Aku bukan gay. Aku laki-laki normal, dan aku juga menyukai wanita”

Jaejoong mengerutkan dahinya.
Air matanya telah menetes membasahi wajahnya.

  “Tapi aku hanya bisa jatuh cinta kepadamu..Aku..Aku mencintaimu Jaejoong ah”

  “..Hiks..”

Yunho menyatukan jemarinya dengan jemari Jaejoong.
Menyisipkannya di sela-sela jari namja cantik itu dan mencengkramnya erat.

  “Kau mau memaafkan aku dan memperbaiki semuanya? Mengulangnya dari awal?”

Jaejoong mengangguk.
Tangisnya semakin pecah.
Yunho tersenyum simpul dibuatnya.

  “Terima kasih” Ujar Yunho tulus.

Namja tampan itu mengusap sayang rambut almond Jaejoong.

  “Jja, aku ingin minum Coffee Latte bersamamu, sudah lama sekali aku tidak mencicipinya”

  “..Hiks..Hiks..Cafenya sudah tutup..Hiks..”

  “Aku menyewanya untukmu, kajja”

Jaejoong menurut dan mengikuti Yunho yang memasuki café tersebut.
Namja tampan itu mengedarkan pandangannya.

Memandang kedelapan Nuna Jaejoong yang tersenyum lembut kepadanya.
Yunho balas tersenyum.
Ia menatap Hyunbin yang menuntunnya untuk duduk di pinggir jendela, tempat favorite-nya selama ini.

  “Mau pesan apa?” Tanya Minrin berdiri di samping meja.

  Coffee Latte hangat dua cangkir, dan dua Cheese Cake” Sahut Yunho tersenyum.

Namja tampan itu mengusap lembut jemari Jaejoong di atas meja.
Membantu Jaejoong meredakan tangisnya.

  Candle light special, untuk pasangan yang juga spesial” Ujar Minsun seraya meletakkan lilin batang di tempat lilin yang terkesan antik itu. Ia menyalakan apinya dan berjalan meninggalkan mereka.

Yunji meletakkan pesanan Yunho di atas meja.
Ia tersenyum manis.
Memandang Yorin yang kini mengecup lembut puncak kepala Jaejoong.

  “Selamat menikmati malammu, Joongie, kami pulang duluan ne” Bisiknya.

Jaejoong mengangguk.
Ia balas tersenyum.

Memandang kedelapan kakak perempuannya, Yorin, Yunji, Yoonhye, Seohea, Sangri, Minsun, Minrin, dan Hyunbin melepas apron maid mereka dan beranjak meninggalkan café.
Kemudian ia menoleh, menatap Yunho yang kini tersenyum kepadanya.

Jaejoong menghembuskan nafas pelan.
Ia mengambil cangkir Coffee Latte-nya dan menyesapnya nikmat.
Membiarkan Yunho masih menggenggam tangannya sementara tangannya yang bebas memegang cangkir miliknya.

Ah, Yoochun benar.
Coffee Latte café ini yang terbaik.

  “Jessica ingin bertemu denganmu lagi” Ucap Yunho memecah keheningan.

  “Hmm, kita bisa mengajaknya kesini” Balas Jaejoong pelan.

Namja tampan itu meletakkan cangkirnya.
Ia mencondongkan tubuhnya mendekati namja cantik itu.
Tersenyum kecil seraya berbisik manis tepat di telinganya.

  Tapi untuk saat ini aku hanya ingin kita berdua, Jaejoongie

Dan wajah Jaejoong pun memerah manis.
Ia hanya mengangguk setuju.

Ah, a sweet Coffee Latte with a bitter Cheese Cake.
Do you wanna try?

END.

3 komentar:

  1. kk mhn ijin mau nonjok yunho boleh ga?
    sdh bilang cinta ke jae, trs merasa jijik begitu tahu jae namja.
    sdh gitu masih aja menghina jae.
    untuk sadar nih yunho kalau ga mau aku godok sekalian.

    BalasHapus