Genre:
YAOI
Author:
Shella Rizal a.k.a Park Sooji
Cast:
Yunjae and other
Length:
ONESHOOT
Rating:
family-romance-hurt-friendship
WARNING:
BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2
kutang Jae umma*
-------
“Aku normal,
Yunho ah. Aku bukan gay, aku
laki-laki normal. Aku juga menyukai wanita! Tapi entah kenapa, aku hanya bisa
jatuh cinta padamu..”
.
.
.
TAP TAP TAP.
Sesosok lelaki tampan itu tampak berjalan santai
menuju pintu bandara.
Ia tersenyum kecil seraya melepas kacamatanya saat
mata musangnya menangkap sepupu sekaligus sahabat bermainnya sejak kecil yang
bernama Park Yoochun.
Sedang berdiri di pagar pembatas dengan senyum cassanova-nya yang tidak pernah berubah.
“Yo, buddy!” Ujar Yoochun melambaikan
tangannya ke udara.
Yunho tertawa.
Ia menepuk lambaian dari Yoochun.
Mereka saling berpelukan sesaat dan berjalan bersama menuju
mobil mewah namja chubby itu.
“Apa kabarmu?”
Tanya Yoochun menghidupkan mesin mobilnya.
Yunho mendesah pendek.
“Well, I’m okay” Ujarnya pelan.
“Jadi,
bagaimana London hm?”
“Lumayan,
cuacanya yang selalu mendung membuatku nyaman”
“Jadi, kapan
Jessica akan menyusulmu?”
“Adikku yang
satu itu akan pulang ke sini setelah Umma dan Appa membelikannya mobil baru di
sana”
Yoochun tergelak.
Aigoo, jeongmall.
Putri nakal itu selalu saja membuat ulah.
“Lalu, apa ada
hal yang sangat tidak ingin kau tinggalkan di sana?” Tanya Yoochun lagi.
Yunho mengangguk.
Ia menggumam pelan.
“Hmm, satu
hal, Chun ah..Coffee Lattee London,
adalah hal terbaik yang bisa kau dapatkan di sana”
Eoh?
Park Yoochun menaikkan alisnya.
Ia menoleh sekilas kepada sepupunya dan tersenyum
kecil.
“Aku berani
taruhan kalau kau akan segera melupakan minuman kesayanganmu di sana setelah
kau berkunjung ke La Pomme”
“Huh?”
“Kau tahu Yun,
ada sebuah café yang sangat terkenal di dekat Namsan Tower, La Pomme, dan yang
memiliki tempat itu adalah 9 wanita cantik yang membuatmu selalu betah”
“Kau tahu,
Chun, kita sedang membicarakan tentang Coffee
Lattee yang lezat, bukan wanita---”
“Tentu, tentu,
aku baru saja akan memasuki topik itu, Yunho ah”
“Hmm”
“Coba saja kau
ke sana, kau tidak akan menyesal”
Yunho mendengus.
Membuat Yoochun tertawa keras.
“Jadi,
bagaimana rasanya?”
“Well, aku tidak bisa menjelaskannya
dengan kata-kata, Yunho ah, kau tahu, hal yang paling spesial dari tempat itu
adalah, 9 wanita yang mengerti tentang kita bahkan sebelum kita menjadi
pelanggan tetap di sana”
“Aku jadi
penasaran setelah mendengar ceritamu”
“Hmm~ Hmm~”
“Kau mau
menemaniku ke sana besok sore?”
“Nope, aku sudah janji akan menjemput
keponakan Junsu bersamanya, kau bisa pergi sendiri”
“Aishh”
“Come on buddy, sekalian kau bernostalgia
dengan Korea, hahaha”
Yunho ikut tertawa mengejek.
Ia memutar bola matanya jengah dan kembali
menghembuskan nafas.
Ah, berjam-jam berada di dalam pesawat membuatnya
pusing.
-------
Yunho mengenakan pakaian yang cukup santai hari ini.
Ia hanya memakai kaus hijau muda berkerah dengan
celana berwarna krem yang keren.
Namja tampan itu memasukkan tangannya ke dalam saku
celana.
Ia mengangkat wajahnya.
Mengerutkan dahi menatap sebuah bangunan sederhana
yang terkesan mewah di depannya.
Tanaman bersulur di sekitar dinding bangunan itu
tampak sangat menarik perhatian.
Yunho menaikkan alisnya dan memutuskan untuk segera
masuk ke dalam café tersebut.
KLING KLING.
Suara bel terdengar manis ketika pintu kaca itu
terbuka.
Yunho mengedarkan pandangannya.
Ia sedikit terkejut, Yoochun tidak main-main, pelayan
wanita di sini cantik-cantik.
“Silahkan Tuan”
Yunho mengangguk.
Ia berjalan menuju kursi kosong yang ada di samping
jendela besar.
Mendudukkan dirinya di sana seraya mengamati interior
café ini.
TAP TAP TAP.
Namja tampan itu menolehkan wajahnya.
Dan dalam sekejap ia membulatkan mata musangnya.
Menahan nafasnya dan mengeratkan kepalan tangannya
yang sudah tercengkram entah sejak kapan.
Bola matanya bergerak pelan, mengagumi sesosok yeoja
berambut pendek yang berjalan ke arahnya.
Gosh, demi Tuhan, ia tidak pernah merasa seperti ini sebelumnya.
Aigoo.
Aigoo.
Jangan bilang kalau ia terpesona.
Jangan bilang kalau ia..jatuh cinta.
“Pesanannya,
Tuan?”
DAN BAHKAN SUARA ITU TERDENGAR SANGAT MERDU!
Yunho kesusahan menelan salivanya saat ini.
Matanya sibuk memandangi sosok cantik yang tersenyum
manis kepadanya.
“Co-Coffee Latte” Ujar Yunho terbata.
Pelayan cantik itu terkekeh geli.
Ia mengangguk dan menuliskan pesanan Yunho pada buku
daftarnya.
“Bagaimana
dengan tambahan Cheese Cake? Tentu
saja gratis, untuk pelanggan yang baru mengunjungi café ini”
“N-ne”
“Arasseo,
tunggu sebentar ne, Tuan”
Yunho hanya menganggukkan wajahnya.
Pelayan cantik itu berjalan meninggalkan Yunho.
Lama namja tampan itu terdiam.
Sampai kemudian ia menaikkan alisnya menyadari
sesuatu.
Pelayan cantik itu, mengenakan celana.
-------
KLING KLING.
Suara bel pintu café itu kembali terdengar untuk yang
kesekian kalinya.
Beberapa pelayan cantik yang berjalan di sekitar café
tersenyum manis kepada Yunho.
Ah, sudah menjadi pelanggan tetap huh?
“Coffee Latte seperti biasanya kan,
Yunnie yah?”
Yunho mengangguk dengan senyum manisnya.
Membuat pelayan spesial itu berjalan menuju pelayan
lainnya dan memberitahukan pesanan Yunho.
Namja tampan itu duduk di kursi dekat jendela.
Ia menunduk dan menghembuskan nafas panjang.
Dengan senyum manisnya yang masih setia bertengger di
bibir tebalnya.
Oh well.
Menghabiskan waktu dua minggu di tempat ini membuat
beberapa kemajuan penuh padanya.
Ia berhasil mengetahui siapa pelayan cantik yang telah
mencuri hatinya saat pertama kali mereka bertemu.
Kim Jaejoong.
Nama yang sangat lucu bukan?
Namja cantik yang selalu terlihat ceria dan manis di
saat yang bersamaan.
Memiliki banyak penggemar, dan selalu hapal menu favorite
para pelanggan café.
“Coffee Latte dan Cheese Cake kesukaanmu, Yunnie yah”
Yunho tertegun.
Ia mengangkat wajahnya.
Menatap Jaejoong yang kini berdiri di hadapannya.
Namja cantik itu terkekeh manis.
Ia hendak berbalik meninggalkan Yunho.
Namun cengkraman namja tampan itu pada pergelangan tangannya
membuat gerakannya berhenti seketika.
“Ng, Joongie,
apa kau mau menonton film bersamaku? Malam ini? Aku punya tiket lebih” Ujar
Yunho berusaha tenang.
Jaejoong tersenyum manis.
Ia segera mengangguk setuju.
Membuat Yunho balas tersenyum kepadanya.
Namja cantik itu berjalan menuju dapur.
Memasuki ruang ganti dan menemui kedelapan wanita
cantik yang sedang beristirahat di sana.
Oh well, ini
adalah jam istirahat mereka sejenak.
“Nuna! Yunnie
mengajakku menonton malam ini!”
Jaejoong tidak bisa menahan dirinya untuk tidak
berteriak.
Membuat kedelapan kakak kandungnya ikut melotot kaget.
Omo.
Mereka segera beranjak menghampiri si bungsu Kim itu.
“Kau serius,
Joongie? Omooo! Akhirnya!” Jerit Yorin histeris.
Jaejoong terkekeh.
Ia tersenyum manis dengan wajahnya yang tampak
memerah.
“Aigoo, kalau
begitu kita harus cepat tutup hari ini! Kita akan membantu Joongie menyiapkan
diri untuk kencan pertamanya!” Ujar Yoonhye gemas.
“Sudah kuduga,
tamu spesial kita yang satu itu tertarik pada Joongie~” Gumam Yunji tertawa.
Kedelapan wanita cantik itu sibuk berbicara sejak
tadi.
Tanpa menyadari Jaejoong yang mendadak terlihat lesu.
“Tapi Nuna,
aku takut akan bertepuk sebelah tangan” Keluh namja cantik itu.
Kedelapan kakaknya menatap bingung si bungsu Kim itu.
Jaejoong mengerutkan dahinya.
“Kurasa Yunnie
belum tahu kalau aku laki-laki”
Omo.
Mereka semua tertegun mendengar ucapan Jaejoong.
Wanita-wanita cantik itu saling menatap satu sama
lain.
Kemudian mereka kembali memandang Jaejoong.
Aigoo.
Adik kecil yang satu ini sangat polos.
Tidakkah ia tahu kalau semua orang juga sama seperti
Yunho?
Tidak ada yang sadar kalau Jaejoong adalah laki-laki,
walaupun ia selalu mengenakan seragam pelayan laki-laki.
Wajahnya terlalu cantik, bahkan lebih cantik dari pada
kedelapan Nunanya.
“Jaejoongie,
jangan bersedih” Ujar Yorin tersenyum.
Menepuk lembut kepala adiknya.
“Yunho akan
menerimamu apa adanya, kalau ia memang benar mencintaimu” Ungkap Hyunbin pelan.
“Cinta tidak
memandang apa pun sayang, termasuk memandang jenis” Ucap Minsun.
Jaejoong terdiam beberapa saat.
Mata beningnya bergerak pelan.
Sampai kemudian ia tersenyum manis dan mengangguk
pelan.
“Gomawo Nuna!”
Ujarnya riang.
-------
Yunho tidak habis pikir dengan sosok cantik yang ada
di sampingnya saat ini.
Mata musangnya tidak bisa berhenti mengagumi Jaejoong
yang bergandengan dengannya.
Tangannya terasa sangat lembut.
Aigoo.
“Kau suka film
barusan?” Yunho membuka suaranya.
Jaejoong mengangguk.
Ia tersenyum manis memperlihatkan deretan giginya yang
rapi.
“Syukurlah,
aku takut kau tidak suka”
“Yunnie, aku
lapar”
“Apakah cafemu
masih buka? Kita ke sana saja”
“Hung, kurasa
sudah tutup”
Yunho mendesah pendek.
Ia sedang mencoba memikirkan tempat lain yang memiliki
makanan lezat saat ini.
“Ah, aku ingat
kalau aku bawa kunci cadangan café, jja, aku akan membuatkan bonjjuk panas
untuk kita berdua!” Ujar Jaejoong sumringah.
“Ide bagus!”
Yunho tertawa setuju.
Kedua namja itu saling bergandengan tangan berjalan
menuju café La Pomme yang terlihat
sepi.
Jaejoong membuka pintu kaca tersebut dengan kunci
miliknya.
Kemudian ia mendorong pintu dan menghidupkan lampu temaram
yang memang digunakan untuk hiasan dalam.
“Tunggu disini
nee”
Yunho mengangguk patuh.
Ia membiarkan Jaejoong masuk ke dalam dapur dan
bereksperimen di dalam sana.
Selang beberapa menit kemudian, namja cantik itu
keluar dengan dua mangkuk bonjjuk panas yang terlihat lezat.
Mereka berdua melahap makan malam tersebut dengan
semangat.
Sesekali tertawa manis karena lelucon lucu.
“Yunnie yah,
kenapa kau menatapku seperti itu?”
Jaejoong menaikkan alisnya.
Balas memandang Yunho yang kini menatapnya lebih
intens.
“Kau cantik”
Puji Yunho bergumam.
DEG.
Jaejoong tertegun.
Ia bisa merasakan wajahnya panas sekarang.
Namja cantik itu tersenyum kikuk dan beranjak dari
duduknya.
“A-aku akan
mengambil buah di dapur” Ujarnya hendak berjalan.
GREPP.
Jaejoong merutuk gugup dalam hati.
Ia merasakan Yunho menahan tangannya dengan kuat.
Namja tampan itu membalikkan tubuh Jaejoong dengan
pelan.
Mengunci mata bulatnya dengan tatapannya yang tajam.
Nafas Jaejoong tercekat.
Jantungnya semakin bergemuruh.
Ia bisa melihat Yunho tersenyum kepadanya.
Dengan wajah yang semakin mendekat.
“Yu-Yunnie
ah---”
Yunho menutup kedua mata Jaejoong dengan tangannya
yang bebas.
Seraya menempelkan bibir keduanya.
Jaejoong terkejut.
Namun kemudian ia mengeluh nyaman.
Yunho yang merasakan tidak mendapat perlawanan apa
pun, segera merengkuh pinggang ramping namja cantik itu.
Jaejoong membuka mulutnya, membiarkan Yunho memasukkan
lidahnya ke dalam sana.
Namja cantik itu memeluk leher Yunho dengan kedua
tangannya.
Deru nafas dan suara desahan terdengar membaur
mendominasi café yang sepi.
Yunho semakin tidak sabar untuk menyentuh Jaejoong.
Ia mendorong namja cantik itu menabrak dinding,
menghimpit tubuhnya di sana.
Namja tampan itu menggigit gemas bibir bawah Jaejoong.
Kemudian ia menurunkan ciumannya menuju leher jenjang
namja cantik itu.
Menghirup aroma vanilla
yang manis dari sana.
Menghisapnya gemas dan menggigitnya kecil-kecil.
Jaejoong tidak tahan untuk tidak mengeluarkan desahan
nikmatnya.
Ia mencengkram rambut cokelat Yunho ketika namja
tampan itu mulai membuka kancing kemeja putihnya yang kebesaran.
“Mmh?”
Jaejoong melenguh bingung ketika tubuhnya terasa
kosong.
Perlahan ia membuka kedua matanya mencari tahu mengapa
Yunho berhenti mencumbunya.
DEG.
Namja cantik itu tersentak kaget mendapati tatapan
Yunho yang tidak bisa diartikan.
Yunho mengerutkan dahinya.
Memandang tubuh Jaejoong yang telah terekspose di
hadapannya.
Kemudian ia menaikkan pandangannya, menatap wajah
cantik itu.
“Kau—Laki-laki?” Desis Yunho shock.
Mata bulat Jaejoong melebar sempurna.
Jantungnya mulai berdebar kencang.
Yunho menggeleng pelan seraya memundurkan langkahnya.
Oh gosh, no, no!
Jaejoong merasakan firasat buruk!
“Yu-Yunnie?”
Lirih Jaejoong menahan tangisnya.
Yunho mengulurkan tangannya mengisyaratkan agar
Jaejoong tidak menyentuhnya.
Namja tampan itu terlihat linglung.
Ia memalingkan wajahnya.
“Bagaimana
bisa kau melakukannya? Kau menipuku?” Ujar Yunho berbisik.
“Aku tidak
melakukan apa pun, Yunnie, kau yang menganggapku seperti itu” Sahut Jaejoong
perih.
“DEMI TUHAN!
KAU LAKI-LAKI, KIM JAEJOONG!”
“Apa yang
salah dengan itu? Bukankah cinta tidak memandang jenis? Iya kan Yun? Kau..Kau
mencintaiku aniya?”
Yunho terdiam.
Mata musangnya memandang Jaejoong seolah namja cantik
itu adalah sesuatu yang menjijikkan di hadapannya.
Yunho membenarkan pakaiannya yang berantakan.
Ia menahan nafasnya.
“Maafkan aku
Joongie, aku..Aku harus pergi sekarang”
Jaejoong terkejut.
Air matanya mengalir menatap Yunho yang telah beranjak
meninggalkannya sendiri.
Namja cantik itu terduduk lemas di lantai.
Tangisnya pecah.
Ia tersengguk sedih seraya mencengkram rambut almond-nya.
-------
“Jaejoongie
tidak masuk lagi hari ini?”
Minsun hanya tersenyum kecil menanggapi pertanyaan
dari pelanggan café mereka.
Membuat para pelanggan tersebut menghela nafas sendu.
Ah, sudah beberapa hari ini namja cantik itu absen
dari pekerjaannya.
Sangri yang baru saja selesai mengantarkan pesananan
ke meja bernomor 12 hanya menghela nafas pendek memperhatikan kursi yang ada di
dekat jendela tampak kosong sampai saat ini.
Tentu saja.
Yunho duduk di sana biasanya.
Tapi sejak kejadian mereka menemukan Jaejoong menangis
di dalam café malam itu, Yunho tidak pernah lagi muncul.
“Yorin ah,
kurasa lebih baik kita tutup cepat hari ini”
Yorin menolehkan wajahnya.
Memandang adiknya yang bermata azure itu.
Yunji mengerutkan dahinya.
“Arasseo, kita
tutup jam tiga”
“Joongie
otte?”
“Ia menunggu
di ruang istirahat, aku tidak tega meninggalkannya di rumah sendirian”
Yunji hanya mengangguk paham.
Aish, jujur saja, ia ikut merasa sedih dengan kondisi
adik kecilnya sekarang.
Jaejoong terus menghabiskan waktunya untuk menangis
belakangan ini.
Seohea memutar papan toko menjadi closed setelah pukul tiga sore.
Ia segera melepas apron maid-nya dan beranjak memasuki bagian dalam café, menyusul
kedelapan saudaranya yang sudah berkumpul di kamar khusus tempat mereka beristirahat.
CKLEK.
Yeoja cantik berkacamata itu menaikkan alisnya.
Memandang ketujuh kakak dan adik perempuannya sedang
duduk mengelilingi Jaejoong di atas ranjang.
“Jaejoongie,
berhentilah menangis” Bujuk Sangri lirih.
“Kenapa..Kenapa aku harus terlahir sebagai laki-laki Nuna yah? Kenapa
aku tidak seperti Nuna? Kenapa aku bukan wanita?” Racau Jaejoong tersengguk.
Mereka semua memandang iba namja cantik itu.
Memeluk Jaejoong dan mengusapi rambut almond-nya yang lembut.
“Kau tidak
boleh berkata seperti itu sayang, kau harus bersyukur kepada Tuhan” Ujar Minrin.
KLING KLING.
Seohea mengerutkan dahinya.
Barusan ia mendengar suara bel café berbunyi.
Yeoja cantik itu segera beranjak dari duduknya dan
pergi ke luar, memeriksa siapa yang datang.
Aish, tidak jelaskah kalau café ini sudah tutup eoh?
“Seo Unnie?”
“Eoh?
Jessica?”
Mata sipit Seohea mengerjap.
Menatap yeoja berambut blonde yang memeluk erat
dirinya.
Jessica Jung terkekeh manis.
Ia tersenyum melepas pelukannya.
“Jaejoongie
ada? Aku ingin bertemu dengan Little
Kitty-ku!” Ujar yeoja blonde itu.
Seohea tersenyum tipis.
Ia hanya mengangguk dan mengajak Jessica memasuki
kamar istirahat mereka.
Oh well.
Mereka semua kenal baik yeoja blonde ini.
Sahabat Jaejoong saat ia masih di perguruan tinggi
dulu.
Mereka sangat dekat, sebelum Jessica memutuskan untuk
mengikuti keluarganya pindah ke London.
“Jaejoongie!”
Eoh?
Jaejoong mengangkat wajah sembabnya.
Membulatkan mata beningnya menatap Jessica yang sudah
berlari menerjangnya.
“OMOO! Aku
sangat merindukanmu, Little Kitty!”
Jerit Jessica tertawa.
Jaejoong mendengus.
Ia mempoutkan bibirnya lucu.
“Aku bukan Little Kitty lagi Jessie!” Rajuknya.
“Lalu apa? Big Kitty eoh? Hahaha” Kekeh yeoja
blonde itu melepaskan pelukannya.
Jaejoong tersenyum kecil mendengarnya.
“Anyeong Unnie-unnie,
aigoo, kalian semakin cantik saja!” Ujar Jessica tersenyum lebar.
Kedelapan kakak Jaejoong tertawa bersama.
Mereka mengacak gemas rambut yeoja blonde itu.
“Kapan kau
sampai dari London, Jess?” Tanya Jaejoong yang sudah mengusap air matanya.
“Hm, kemarin
malam, akhirnya Umma dan Appa membelikanku mobil yang cantik untuk hadiah ulang
tahunku lusa~” Sahut Jessica gemas.
“Ah, iya, lusa
ulang tahunmu! Kau mengadakan pesta lagi? Sudah 4 tahun aku tidak hadir di
pestamu ania? Hehehe”
“Ungg, Joongie
yah”
“Apa?”
“Kau masih
ingat impianku? Aku sangat ingin memiliki seorang Unnie, tapi Umma malah
memberikanku Oppa yang sangat menyebalkan”
Hmp.
Jaejoong tersenyum simpul.
Well, ia tahu kalau Jessica selalu ingin memiliki kakak
perempuan.
Namja cantik itu belum pernah melihat Oppa yeoja
blonde itu, karena setahunya keluarga Jessica tinggal di London selama ini.
“Nee, wae
eoh?”
“Joongie, aku
ingin hadiah spesial di hari ulang tahunku kali ini”
“Oh, aku
merasakan firasat buruk, Jess”
Yeoja blonde itu terkikik kecil.
Ia mengangguk dan mencengkram erat kedua sisi bahu
Jaejoong.
“Aku ingin kau
berdandan seperti wanita di pestaku nanti dan menjadi kakak perempuanku untuk
sehari! Otte?”
“MWO?!”
Jaejoong membulatkan matanya.
Sementara kedelapan kakak perempuannya menaikkan alis
tidak percaya.
Jessica mulai memasang wajah sendunya.
“Kumohon
Joongie, hanya sekali ini saja~ Yayaya? Aku tidak ingin Nuna-nunamu, aku hanya
ingin kau! Okay Little Kitty?”
Jaejoong mendengus dalam.
Dahinya mulai mengerut tidak senang.
Ia memandang Nuna-nunanya sekarang.
“Kami akan
menyulapmu menjadi wanita yang sangat cantik, Joongie ah~” Ujar Yorin geli.
-------
Jaejoong menggerutu tidak jelas saat ini.
Ia mendesis sebal sejak tadi.
Jadi yeoja blonde itu mendatanginya hanya karena ingin
memintanya berpakaian seperti wanita eoh?
“Joongie,
tersenyumlah, kau merusak riasannya” Tegur Yunji pelan.
Jaejoong mendesah panjang.
Ini menggelikan, pikirnya.
Seharusnya ia sedang berbaring di ranjangnya dan menangisi
Yunho.
Bukannya berjalan bersama kedelapan kakak perempuannya
yang juga mengenakan dress selutut memasuki
kediaman rumah Jessica.
Namja cantik itu merasa risih dengan tatapan kagum
dari para tamu yeoja blonde itu.
Mata bulat Jaejoong mengedarkan pandangannya.
Omo, ini pesta yang sangat hebat ania?
Desain serba merah mudanya benar-benar manis.
Jaejoong menoleh ke depan.
Memandang Jessica yang berdiri di dekat meja kue ulang
tahun raksasanya.
Yeoja blonde itu tampak cantik dengan rambut blondenya
yang bergelombang diikat pita berwarna merah darah.
Dress merah mudanya juga tampak manis.
“Omo” Gumam
Jessica membulatkan matanya.
Demi Tuhan, Jaejoong adalah yang tercantik di antara
kedelapan wanita-wanita itu!
Jessica segera beranjak memeluk Jaejoong.
Ia tersenyum sangat manis.
“Gomawo,
Joongie Unnie” Ujar Jessica geli.
Jaejoong segera melotot padanya.
Namja cantik itu berdiri di samping Jessica.
Menemaninya meniup lilin dan memotong kuenya.
Mengacuhkan rasa risihnya sejak tadi.
“Ah, Joongie,
aku hampir lupa, hehehe, jja, akan kukenalkan kau dengan Oppaku” Ujar Jessica
terkekeh.
Jaejoong hanya mendesah malas.
“YUNHO OPPA!”
DEG.
Jaejoong tersentak kaget mendengar teriakan
sahabatnya.
Mata bulatnya membesar dalam sekejap.
Ia sontak membalikkan tubuhnya.
Menatap Yunho yang balas memandang kaget kepadanya.
Namja tampan itu terdiam.
Terlalu terkejut dengan penampilan Jaejoong malam ini.
See?
Dress Baby Blue dengan renda mungil itu
membuat kaki jenjangnya terlihat indah.
High Heels bertali berwarna biru sapphire dengan hiasan berlian pada pitanya.
Wig cokelat almond yang
ditata bergelombang hingga jatuh menutupi bahunya yang terbuka.
Dan riasan tipis yang menghiasi wajah cantiknya.
“Oppa,
kenalkan, ini sahabatku, namanya Jaejoong” Ujar Jessica manis.
Yunho berdecih.
Ia menggeleng pelan dan menatap Jaejoong geli.
“Setelah aku
mengetahui identitasmu yang sebenarnya, sekarang kau memutuskan untuk menjadi
seorang wanita eoh?” Ujarnya berdesis.
DEG.
Jaejoong terhenyak mendengar perkataan itu.
Jantungnya bergemuruh sakit.
Kedua matanya terasa panas dan berkaca-kaca.
Jaejoong berusaha keras menahan air matanya agar tidak
jatuh.
“Little Kitty?”
Jaejoong terkejut saat Jessica memanggilnya dengan
bisikan bingung.
Namja cantik itu tertegun.
Menyadari kalau air matanya telah menetes tanpa ia
sadari.
Jaejoong mengusap sudut matanya.
Ia segera berbalik dan berjalan cepat meninggalkan
ruangan.
Jessica terlihat bingung dengan apa yang terjadi.
Ia mendongak menatap Yunho yang mengeraskan rahangnya.
“Kau merusak
pestaku, moron! Kejar dia dan minta
maaf padanya!!” Teriak yeoja blonde itu marah.
Yunho terkejut.
Seakan sadar dari lamunannya, namja tampan itu segera
berlari menuju basement rumahnya yang
besar.
Ia bisa melihat Jaejoong yang berjarak dekat dengannya
sekarang.
“YA!”
Yunho memegang erat lengan Jaejoong, mencengkramnya
agar tidak lepas.
Namja cantik itu segera berbalik, memperlihatkan
tangisnya yang mengalir.
Mata beningnya menatap tajam mata musang Yunho.
“Apa?! Apa
lagi eoh?!” Bentaknya.
Yunho terdiam.
Jaejoong meringis.
“Kau
menolakku, ketika mengetahui kalau aku adalah namja, dan sekarang kau kembali
menolakku saat aku berpenampilan seperti yeoja! Cukup, Yunho ah! Beritahu aku
kalau kau memang membenciku!!” Jerit Jaejoong tersendat.
Namja tampan itu melonggarkan pegangannya pada lengan
namja cantik itu.
Membuat Jaejoong segera menutup wajahnya dengan kedua
telapak tangannya.
“Aku normal,
Yunho ah. Aku bukan gay, aku
laki-laki normal. Aku juga menyukai wanita! Tapi entah kenapa, aku hanya bisa
jatuh cinta padamu..”
DEG.
Yunho merasakan debaran mungil menyeruak di dadanya.
Ia hendak membuka mulutnya untuk menyahut.
Namun suaranya tenggelam saat Yoochun memanggilnya.
Jaejoong segera mendorong kasar bahu Yunho dan masuk
ke dalam mobilnya.
Mengunci seluruh pintu yang ada dan kembali menangis.
Mengacuhkan Yunho yang sudah pergi meninggalkan
dirinya.
-------
Café La Pomme itu
terlihat sepi hari ini.
Berhubung ini sudah pukul sepuluh malam, menjelang
waktu untuk tutup.
Kakak-kakak Jaejoong mencuri pandang Jaejoong sejak
tadi.
Namja cantik itu tidak mau menceritakan apa pun kepada
mereka mengapa tiba-tiba ia menghilang di pesta Jessica beberapa hari yang
lalu.
Bahkan ia menolak berbicara kepada yeoja blonde itu.
Jaejoong menghembuskan nafas panjang.
Ia bergerak lemas hendak menutup pintu café.
Aish, ini semua terlalu menyakitkan dan rumit, lebih
baik ia melupakan semuanya dan menganggap kalau itu adalah mimpi buruk sesaat.
Jaejoong baru saja akan memasang papan tanda tutup di
pintu kaca itu.
Namun gerakannya terhenti saat sebuah tangan membuka
pintu kaca tersebut.
Namja cantik itu mendongakkan wajahnya.
Terhenyak mendapati sosok Yunho yang berdiri di sana.
Ia menggertakkan giginya geram dan membanting pintu
kaca itu.
Namun sebelum pintu tersebut menyentuh engsel, Yunho
sudah lebih dulu menahannya.
Jaejoong terpaksa mengalah.
Ia mendengus kesal dan keluar dari café.
“Apa? Masih
belum puas menyakitiku huh?” Tantangnya marah.
Yunho mendesah pendek.
Ia meraih tangan Jaejoong dan menyisipkan sebuah
cincin perak di jari manisnya.
Membuat Jaejoong terdiam tanpa kata.
“Aku hanya
ingin mengatakan kepadamu, kalau aku sudah memikirkan hal ini cukup lama”
Ungkap Yunho pelan.
Jaejoong masih diam.
Menunggu Yunho melanjutkan kalimatnya.
“Jujur saja,
aku terlalu terkejut mengetahui kalau ternyata kau adalah namja, Jaejoong
ah..Tapi, setelah kupikir-pikir, aku juga sama sepertimu”
Yunho meraih dagu Jaejoong.
Mencoba menyelami mata bulatnya yang besar.
“Aku bukan gay. Aku laki-laki normal, dan aku juga
menyukai wanita”
Jaejoong mengerutkan dahinya.
Air matanya telah menetes membasahi wajahnya.
“Tapi aku
hanya bisa jatuh cinta kepadamu..Aku..Aku mencintaimu Jaejoong ah”
“..Hiks..”
Yunho menyatukan jemarinya dengan jemari Jaejoong.
Menyisipkannya di sela-sela jari namja cantik itu dan
mencengkramnya erat.
“Kau mau
memaafkan aku dan memperbaiki semuanya? Mengulangnya dari awal?”
Jaejoong mengangguk.
Tangisnya semakin pecah.
Yunho tersenyum simpul dibuatnya.
“Terima kasih”
Ujar Yunho tulus.
Namja tampan itu mengusap sayang rambut almond Jaejoong.
“Jja, aku
ingin minum Coffee Latte bersamamu,
sudah lama sekali aku tidak mencicipinya”
“..Hiks..Hiks..Cafenya sudah tutup..Hiks..”
“Aku
menyewanya untukmu, kajja”
Jaejoong menurut dan mengikuti Yunho yang memasuki
café tersebut.
Namja tampan itu mengedarkan pandangannya.
Memandang kedelapan Nuna Jaejoong yang tersenyum
lembut kepadanya.
Yunho balas tersenyum.
Ia menatap Hyunbin yang menuntunnya untuk duduk di
pinggir jendela, tempat favorite-nya
selama ini.
“Mau pesan
apa?” Tanya Minrin berdiri di samping meja.
“Coffee Latte hangat dua cangkir, dan dua
Cheese Cake” Sahut Yunho tersenyum.
Namja tampan itu mengusap lembut jemari Jaejoong di
atas meja.
Membantu Jaejoong meredakan tangisnya.
“Candle light special, untuk pasangan
yang juga spesial” Ujar Minsun seraya meletakkan lilin batang di tempat lilin
yang terkesan antik itu. Ia menyalakan apinya dan berjalan meninggalkan mereka.
Yunji meletakkan pesanan Yunho di atas meja.
Ia tersenyum manis.
Memandang Yorin yang kini mengecup lembut puncak
kepala Jaejoong.
“Selamat
menikmati malammu, Joongie, kami pulang duluan ne” Bisiknya.
Jaejoong mengangguk.
Ia balas tersenyum.
Memandang kedelapan kakak perempuannya, Yorin, Yunji,
Yoonhye, Seohea, Sangri, Minsun, Minrin, dan Hyunbin melepas apron maid mereka dan beranjak meninggalkan
café.
Kemudian ia menoleh, menatap Yunho yang kini tersenyum
kepadanya.
Jaejoong menghembuskan nafas pelan.
Ia mengambil cangkir Coffee Latte-nya dan menyesapnya nikmat.
Membiarkan Yunho masih menggenggam tangannya sementara
tangannya yang bebas memegang cangkir miliknya.
Ah, Yoochun benar.
Coffee Latte café ini yang terbaik.
“Jessica ingin
bertemu denganmu lagi” Ucap Yunho memecah keheningan.
“Hmm, kita
bisa mengajaknya kesini” Balas Jaejoong pelan.
Namja tampan itu meletakkan cangkirnya.
Ia mencondongkan tubuhnya mendekati namja cantik itu.
Tersenyum kecil seraya berbisik manis tepat di telinganya.
“Tapi untuk saat ini aku hanya ingin kita
berdua, Jaejoongie”
Dan wajah Jaejoong pun memerah manis.
Ia hanya mengangguk setuju.
Ah, a sweet Coffee Latte with a bitter Cheese Cake.
Do you wanna try?
END.
kk mhn ijin mau nonjok yunho boleh ga?
BalasHapussdh bilang cinta ke jae, trs merasa jijik begitu tahu jae namja.
sdh gitu masih aja menghina jae.
untuk sadar nih yunho kalau ga mau aku godok sekalian.
Jitak yunhooo..
BalasHapusJitak yunhooo..
BalasHapus