This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Sabtu, 15 Juni 2013

FF/YAOI/YUNJAE/THREESHOOT/KEEP IT/PART 2



PART 2.

Yunho menaikkan alisnya pagi ini.
Mata musangnya bergerak pelan memandangi kekasihnya yang terlihat sangat bersemangat mematut dirinya di depan cermin.
Ah, hari pertama Jaejoong bekerja hm?

GREPP.

Namja cantik itu tersenyum kecil saat Yunho memeluk pinggangnya dari belakang.
Mata bulatnya berkilat memandang bayangan mereka berdua yang memakai jas berwarna sama di cermin tersebut.

  “Kau lebih cocok mengenakan kaus biasa sayang” Bisik Yunho seduktif.


Jish.
Jaejoong memutar bola matanya jengah.

  “Yunniee” Erangnya kesal.

Yunho terkekeh kecil.
Ia melepaskan pelukannya pada pinggang Jaejoong dan beralih menangkup wajah cantik itu agar menatapnya.

  “Kau tahu? Aku benar-benar mencintaimu” Bisik namja tampan itu pelan.

Jaejoong tersenyum.
Ia mengulurkan kedua tangannya memperbaiki simpul dasi Yunho yang kurang rapi dan menepuk lembut dada bidang namja tampan itu.

  “Berusahalah sebaik mungkin arra? Tapi jangan memaksakan diri” Ujar Yunho memperingati.

Aih, sepertinya beruang madu yang satu ini benar-benar khawatir mengenai hari pertama kekasihnya hm?

  “Arasseo, arasseo” Gumam Jaejoong terkekeh lembut.

Namja cantik itu memejamkan matanya seraya mendongakkan wajah saat Yunho meraih dagunya dan menempelkan bibir mereka.
Jaejoong mendesah manis seraya memeluk punggung Yunho dengan erat.
Tapi masih berusaha menahan kedua tangannya agar tidak berbuat nakal.
Oh well, mereka sudah serapi mungkin untuk bekerja hari ini ania?


-------


  “Aku akan menghubungimu jam makan siang nanti, dan tunggu jemputanku saat sore arra?”

  “Aish, kau mulai terdengar seperti seorang Appa yang mengantarkan anaknya ke sekolah, bear

  “Jung Jaejoong”

  “Neee neee, sampai nanti bear

Jaejoong tersenyum manis dan menutup pintu mobil Yunho.
Ia menghembuskan nafas pelan dan beranjak memasuki gedung kantornya.
Namja cantik itu sedikit bingung ketika beberapa karyawan memperhatikannya dengan intens.
Aigoo, ia merasa tidak nyaman.

  “Kau Jung Jaejoong?”

Ah.

Jaejoong menolehkan pandangannya.
Mengangguk kepada sosok namja berlesung pipi dengan tinggi yang ideal.
Namja cantik itu mendekatkan langkahnya pada namja tersebut.

  “Aku Choi Siwon, atasanmu, dan aku sudah mendapatkan berkasmu dari Presdir utama kemarin” Jelas namja berlesung pipi tersebut.

Jaejoong mengangguk.
Ia tersenyum kecil.

  “Kka, kau akan kutempatkan di bagian editing, melihat nilai akhirmu saat kuliah membuatku yakin dengan kemampuan mendesainmu Joongie ah”

  “Nee, gomawo Sajangnim”

  “Santai saja, kau bisa memanggilku Hyung, aku tidak ingin suasana terlalu kaku di sini”

  “Di sini ruanganmu, sekretarisku akan memberikanmu beberapa berkas yang harus kau lihat dan mereka semua adalah rekan kerjamu”

Jaejoong mengerjapkan mata bulatnya.
Menatap lima-enam orang namja dan yeoja yang terlihat sangat berpengalaman.
Mereka semua beranjak bangun dari duduk saat menyadari kalau atasan mereka berdiri di dalam ruangan.

  “Semuanya, kenalkan, Jung Jaejoong, dia adalah manajer bagian editing yang baru, dan aku ingin kalian semua bisa bekerja sama dengan baik bersamanya” Ujar Siwon tegas.

  “Ne Sajangnim!” Sahut mereka kompak.

Jaejoong merasakan jemarinya berkeringat sekarang.
Ia gugup.
Namja cantik itu membungkukkan tubuhnya dan memperkenalkan dirinya.
Kemudian ia tersenyum saat Siwon menepuk bahunya.

  “Aku tinggal ne? Gambatte *semangat*, Joongie”

  “Ne Hyung!”

Eoh?

Tiffany Hwang, Go Ahra, Lee Taemin, Lee Yunji, Kwon Jiyong, dan Kim Kibum menyipitkan mata mereka.
Menatap tidak suka namja cantik itu.
Cih, apa itu yang barusan huh? Joongie? Hyung?
Bagaimana bisa ia mendapatkan perhatian khusus dari atasan mereka di hari pertamanya?

  “Tubuhnya cukup bagus” Decih Tiffany menaikkan alisnya.

Memandangi Jaejoong dari bawah ke atas.

  “Well, tidak menutup kemungkinan kalau ia menggoda Choi Sajangnim ania?” Lanjut Jiyong ketus.

M-mwo?
Jaejoong membulatkan matanya.
Memandang Kibum yang mendekat ke arahnya.

  “Siapa pun kau, Jung Jaejoong, awas saja kalau aku melihatmu sok dekat dengan Choi Sajangnim lagi, arasseo?” Desisnya tajam.

GULP.

Jaejoong menelan salivanya.
Ia mengangguk patuh dan segera melangkah menuju meja kerjanya yang berada di dekat jendela.
Melirik rekan kerjanya yang sudah kembali ke meja masing-masing.
Ya Tuhan.
Jantungnya berdebar sangat kencang.

Apa yang barusan itu?
Apakah ia membuat kesalahan?

Apakah ini pertanda buruk?

Jaejoong menggigit bibir bawahnya erat.
Ia gelisah.
Namja cantik itu ketakutan sekarang.

CKLEK.

Jaejoong mengangkat wajahnya.
Menatap sosok cantik yang berjalan memasuki ruangan luas itu.

  “Ini berkas yang harus kau kerjakan hari ini, Jaejoong-san, sebelum jam makan siang harus sudah selesai dan diletakkan di atas meja Choi-sama”

Jaejoong melirik name-tag yeoja berambut merah tersebut.
Ah, Park Bom, sekretaris Siwon.
Namja cantik itu segera menganggukkan wajahnya dan tersenyum manis.
Yeoja berambut merah itu segera berbalik mengacuhkan senyum Jaejoong.

Fuuh.

Namja cantik itu menghela nafasnya sekarang.
Ia menghidupkan laptopnya dan mulai membuka satu persatu berkas yang ada.

BRUKK.

Eh?
Namja cantik itu mendongak.
Menatap bingung Ahra yang berdiri di depan mejanya.

  “Fotokopikan ini lima rangkap, sekarang”

  “Ta-tapi---”

  “Sekarang, anak baru!”

Jaejoong mengeluh diam-diam.
Ia segera beranjak dari duduknya dan mengambil berkas desain tersebut.
Sementara Ahra tersenyum puas di tempatnya.

  “Jaejoong, ke sini!” Panggil Taemin lantang.

Namja cantik itu menghentikan langkahnya, ia menatap Taemin yang sedang memilah beberapa dokumen di atas meja.

  “Berikan ini kepada Bom-san dan katakan padanya kalau aku butuh enam map berwarna merah”

  “Kenapa kau tidak mengatakannya saat Bom-san ada di sini tadi?”

  “Kau menyahutku?”

  I-Iee *tidak*”

Taemin mendengus kesal.
Mengacuhkan Jaejoong yang terpaksa mengambil dokumen itu dan menumpukkannya di atas berkas milik Ahra.
Aigoo.
Ini sangat berat.

  “Jung Jaejoong!”

Aish.
Jaejoong mengerutu dalam hati.
Ia baru saja akan keluar dari ruangan itu.
Namun langkahnya terpaksa kembali berhenti saat Yunji memanggilnya.

  “Nee?”

  “Buatkan aku Vanilla Latte rendah kalori setelah kau kembali”

  “Kenapa tidak menyuruh Office Boy sa---”

  “AKU MENYURUHMU, JUNG JAEJOONG!!”

  Wa-wakatta! *arasseo*”

Jaejoong menggigit bibir bawahnya dan segera keluar dari ruangan.
Ia merasakan pelipisnya berkeringat dingin.
Gosh.
Apa yang terjadi?
Apa yang salah?
Kenapa mereka semua memerintahnya seenak diri seperti itu?
Bahkan mereka berteriak kepadanya.

  “Uh..”

Jaejoong mengeluh pelan dan mencoba kembali bersemangat.
Mungkin karena ini masih hari pertama untuknya hum?

  Fighting, Joongie~!” Gumam Jaejoong tersenyum.


-------


Namja cantik itu bisa merasakan tubuhnya berkeringat sekarang.
Ia benar-benar lelah.
Sejak pagi ia belum bisa duduk diam di mejanya kurang dari lima menit.
Mereka membuatnya tidak bisa beristirahat.
Dan kalau Jaejoong menolak, ia pasti dibentak.

Jaejoong melirik berkas miliknya di atas meja, ia mendesah pendek.
Sebentar lagi jam makan siang.
Dan belum satu pun diselesaikan olehnya.
Aigoo.
Ottokhe?

  “Mana berkas nomor enam?”

DEG.

Jaejoong terkejut.
Menatap Kibum yang berdesis kesal.
Dahinya tampak mengerut tidak senang.

  “Mu-mungkin terselip, Kibum-san” Ujar Jaejoong takut.

Cih.
Namja snowy itu berdecak keras.
Ia meraup tumpukan berkas itu dengan penuh emosi dan melemparnya ke wajah Jaejoong.
Menimbulkan suara berisik yang khas.
Jaejoong tersentak kaget.
Ia menundukkan wajahnya.

  “BERKASNYA TIDAK ADA, JAEJOONG! AISH! CARI BERKAS ITU SAMPAI KETEMU! DAN SATUKAN SEMUANYA DENGAN BENAR! CEROBOH!!”Maki Kibum kesal.

Tiffany dan Ahra beranjak bangun dari kursi mereka.
Menghampiri kericuhan di meja Kibum.
Kedua yeoja cantik itu tertawa mengejek memandang Jaejoong.

  “Kenapa kau bisa begitu ceroboh, Jung Jaejoong?” Ujar Tiffany geli.

  “Lihat, kau membuat Kibum emosi” Kekeh Ahra berdesis.

Jaejoong menahan nafasnya.
Berusaha untuk tidak menangis sekarang.
Kedua jemarinya terkepal erat.
Ia semakin menundukkan wajahnya.

  “Ah, sudah jam makan siang, kita makan bersama seperti biasa?” Tanya Jiyong merapikan jasnya.

Mereka semua mengangguk kompak, dan mulai berjalan meninggalkan ruangan.
Mengacuhkan Jaejoong yang masih terpaku di tempatnya.

DDDRRTTT…DDRRRTTT…

DEG.

Namja cantik itu tersentak kaget ketika ia merasakan ponselnya bergetar panjang.
Jaejoong segera meraih benda elektronik tersebut dan mencengkramnya ketika mata bulatnya menatap nama kekasihnya disana.

  Baby, kau sudah selesai? Kita makan siang bersama nee?

Ukh.

Jaejoong meringis.
Ia mencengkram tangannya yang bebas dan berusaha bersuara senormal mungkin.

  “A-Aku makan siang bersama rekanku, Yunnie ah..Gwenchana?”

  Yaa, hari pertama saja kau sudah mengabaikanku eoh?

  “Mianhae bear, kau makan saja bersama Minzy otte?”

  Ck, padahal aku sangat ingin bertemu denganmu, huff

  “..bear?

  Hm? Ne Boo?

  I miss you..

  I miss you too baby

  “Jja, sampai nanti”

KLIK.

Jaejoong menghembuskan nafas panjang.
Ia mengulurkan tangannya menyeka air matanya yang telah mengalir bebas di pipinya.
Namja cantik itu tersengguk pelan dan memungut berkas-berkas yang berserakan di lantai.
Ia berjalan menuju ruang fotokopi dan mencari berkas nomor enam yang hilang.
Setelah mendapatkannya, ia kembali ke meja kerjanya dan melanjutkan pekerjaan dari Siwon.

Jaejoong berusaha keras menahan rasa lapar dan lelahnya.
Ia terus tersengguk di sela pekerjaannya.
Kejam.
Kenapa mereka semua bisa begitu kejam terhadapnya?

  “Hiks..Hiks..”


-------


Jam sudah menunjukkan pukul lima sore.
Karyawan gedung tempat Jaejoong bekerja sudah selesai membereskan barang mereka dan bersiap untuk pulang.
Termasuk namja cantik yang kini wajahnya terlihat sembab itu.

Jaejoong menghembus pelan dan berjalan di belakang rekan-rekan kerjanya.
Mendengar gelak tawa Taemin dan Tiffany membuatnya iri.
Ia juga ingin bergabung dengan mereka.
Uh.

Mata bening Jaejoong berkilat senang saat menangkap mobil kekasihnya yang sudah terparkir di depan gedung.
Namja cantik itu mempercepat langkahnya.

  “Lihat, ia dijemput oleh Ahjussi langganannya, hahaha”

DEG.

Jaejoong terkejut.
Ia berbalik menatap Yunji yang balas menatap tajam ke arahnya.

  “Apa?” Tantang yeoja bermata azure tersebut.

Jaejoong menahan emosinya.
Ia kembali mempercepat langkahnya dan memasuki mobil kekasihnya.

BLAM!

  “Boo---mmpphhh”

Jung Yunho tertegun kaget.
Mata musangnya melebar ketika kekasihnya segera menyerang dirinya setelah ia memasuki mobil.
Namja tampan itu sedikit memundurkan posisinya, kemudian ia mengusap lembut wajah Jaejoong.
Berusaha membuat nyaman namja cantik itu.

Yunho memejamkan matanya dan mulai membalas lumatan kacau dari istrinya.
Ia bisa merasakan deru nafas Jaejoong yang berat.

  “Akh”

Yunho melenguh keras, ketika Jaejoong membuka kasar dasinya dan melonggarkan kerah kemejanya.
Kemudian ia menyurukkan wajahnya di lekuk leher Yunho.
Menghisap kulit namja tampan itu dan menggigitnya kencang.

Yunho meringis.
Tidak biasanya Jaejoong sebrutal ini.
Namja tampan itu mendesah pelan saat Jaejoong mulai berhenti mencumbunya.
Jaejoong menyandarkan dahinya di bahu Yunho.
Kemudian ia terpejam seraya mengatur nafasnya.

  “Apa yang terjadi, sayang?” Bisik Yunho pelan.

Jaejoong menggeleng.
Masih mendiamkan wajahnya di sana.

  “Aku hanya merindukanmu, tidak boleh?” Balas Jaejoong berbisik.

Yunho hanya tersenyum kecil mendengarnya.
Ia mengusap punggung Jaejoong dengan lembut.

  “Aku bisa kewalahan kalau mulai besok aku menjemputmu kau akan mengajakku bercumbu di mobil, Boo” Kekeh Yunho geli.

Ish.
Jaejoong mengangkat wajahnya.
Menggigit gemas hidung namja tampan itu dan kembali duduk dengan benar di kursinya.
Sementara Yunho hanya tertawa dan mulai menjalankan mobil mewah tersebut.

  “Boo, bagaimana hari—mu, eoh?”

Namja tampan itu menaikkan alisnya.
Menatap kekasihnya yang sudah terlelap pulas di sampingnya.
Omo.
Cepat sekali tidurnya.

Hm.
Yunho hanya tersenyum kecil.
Ia mengulurkan satu tangannya mengusapi rambut almond namja cantik itu.

  “Istirahatlah dengan tenang, sayang” Gumam Yunho lembut.


-------


  “JAEJOONG! BERAPA KALI HARUS KUKATAKAN PADAMU EOH? VANILLA LATTE-KU RENDAH KALORI!”

  “Jaejoong! Kenapa kau belum membawa dokumen desainku dari ruang penyimpanan data?!”

  “Yaa! Jung Jaejoong! Ambilkan contoh desain di lantai tiga! Sekarang!”

Ruangan editing itu terlihat riuh saat ini.
Penuh dengan teriakan-teriakan yang memekakkan telinga.
Sementara itu, tampak sosok Jaejoong yang berjalan mondar-mandir sejak tadi.
Berusaha melakukan perintah dari rekan kerjanya sebaik mungkin.
Aigoo.

Bukankah seharusnya ia yang memberi perintah huh? Jabatannya lebih tinggi dari pada mereka semua!

  “Jaejoong, Choi-sama memanggilmu”

Suara teriakan itu sontak berhenti menggema.
Mereka semua menoleh memandang Park Bom yang muncul di balik pintu.
Jaejoong menyeka keringatnya.
Ia mengangguk lelah dan segera menyusul yeoja cantik itu.

CKLEK.

  “Ne Hyung” Ujar Jaejoong setelah memasuki ruangan Siwon.

Namja tinggi itu mengangkat wajahnya.
Sontak ia menaikkan alisnya memandang Jaejoong yang terlihat sangat pucat dan kelelahan.
Siwon segera beranjak dari duduknya dan menghampiri namja cantik itu.

  “Jaejoong? Kau baik-baik saja?”

  “Ne Hyung, ada apa kau memanggilku?”

  “Kau yakin? Aku hanya ingin menanyakan berkas yang kuminta untuk kau kerjakan beberapa hari yang lalu”

Omo.
Jaejoong tersentak.
Ia lupa.
Berkas yang ia dapatkan di hari pertama ia bekerja di sini.
Aigoo.

  Go-Gomenne *maaf* Hyung, aku janji akan menyelesaikannya hari ini juga” Ujar Jaejoong membungkukkan tubuhnya.

Dalam sekejap ia merasakan pening yang hebat.
Membuatnya terhuyung, untung saja Siwon segera menahan bahu namja cantik itu.

  “Aigoo, Jaejoong, tubuhmu panas, lebih baik kau beristirahat ne? Aku tidak ingin memaksamu, kau bisa menyerahkan berkas itu kepadaku lusa, tidak apa” Ungkap namja tinggi itu.

Jaejoong mengeluh pelan.
Ia mengangguk dan berusaha memaksakan senyumnya.

  “Nee, gomawo Hyung”

  “Jja, kembalilah ke ruanganmu, aku memberimu izin untuk pulang lebih awal hari ini”

Jaejoong mengangguk sekali lagi.
Ia segera beranjak meninggalkan ruangan tersebut.
Kepalanya benar-benar terasa pusing.

Belakangan ini ia tidak bisa beristirahat dengan benar.
Selalu lembur tanpa sepengetahuan Yunho, telat makan, dan kurang tidur.
Namja cantik itu ingin menyerah saja rasanya.

CKLEK.

Jaejoong baru saja akan memasuki ruangannya, namun sebuah map berwarna hijau mendarat tepat di wajahnya.
Membuatnya terhuyung kaget.

  “BANYAK TYPO DI SANA! PERBAIKI!” Ujar Jiyong lantang.

Jaejoong mengangguk pasrah.
Ia tidak sanggup lagi melawan.
Namja cantik itu memungut map tersebut dan berjalan menuju mejanya.
Sudah masuk jam makan siang.
Mereka semua segera beranjak meninggalkan namja cantik itu seperti biasanya.
 
  “Uh..”

Jaejoong bersandar pada ujung meja.
Perutnya terasa sakit.
Kepalanya pusing.
Namja cantik itu menghembuskan nafas pelan.

TES.

TES.

TES.

DEG.

Mata besar Jaejoong membulat.
Ia segera menahan hidungnya yang merembeskan darah kental.
Namja cantik itu meringis.
Tangisnya mulai pecah.

Lelah.
Ia muak dengan perlakuan mereka yang tidak kunjung menerima dirinya.
Ia benci diperintah seenaknya setiap hari.
Ia sedih pada dirinya sendiri.

Demi Tuhan, mereka terlalu memforsir dirinya tanpa peduli keadaannya.


-------


Yunho tampak tidak menyadari kondisi Jaejoong yang tidak sehat hari ini.
Namja tampan itu menyetir dengan santai dalam perjalanan pulang mereka.
Jaejoong mengalihkan wajahnya menatap pemandangan dari jendela.
Ia berbisik lirih.

  “Yunnie ah”

  “Hmm?”

  “Mulai besok, tidak perlu mengantarku sampai gedung ne? Cukup antar dan jemput aku sampai 1 meter dari kantor saja”

  “Mwo? Kenapa seperti itu?”

  “Aku tidak ingin dipandang sebelah mata oleh rekan-rekan kerjaku Yunnie ah, lagi pula, aku juga tidak mau kalau ada yang melihat kita berdua dan rahasia pernikahan kita terbongkar begitu saja”

  “…”

  “Yunnie..”

  “Aish, sebenarnya aku tidak setuju Boo, aku tidak ingin kau kelelahan nantinya”

  “Hanya satu meter, Yunnie ah”

  “Ck, baiklah”

Jaejoong menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi.
Ia mendesah pendek dan memejamkan kedua mata bulatnya.
Sudah cukup mereka menganggap dirinya selalu bermain dengan Ahjussi-Ahjussi tua diluar sana.
Ia tidak ingin mendengar ejekan itu lagi. Tidak.
Biar saja kalau ia harus berhenti jauh dari kantornya.

  “Ngh”

Namja cantik itu mendesah kaget ketika ia merasakan sesuatu mengalir dari hidungnya.
Jaejoong menyentuh filtrumnya.
Ia tertegun ketika melihat darahnya mengalir lagi.
Namja cantik itu segera mengambil tissue di dashboard dan mengusap wajahnya terlebih dahulu agar Yunho tidak curiga.
Kemudian ia mengusap hidungnya.

  “Yunnie, cepatlah, aku lelah sekali hari ini” Gumam Jaejoong manja.

Yunho hanya mengangguk santai.
Membuat Jaejoong kembali mengeluh.
Ia sangat ingin terlelap damai di ranjangnya sekarang.


-------


Namja tampan itu melepas jas mahalnya.
Ia baru saja akan memakai piyamanya, namun gerakannya terhenti saat memandang kekasihnya yang sudah terlelap pulas di ranjang tanpa mengenakan piyama.
Hanya celana pendeknya saja yang setia menemani.
Yunho menelan salivanya susah payah.

Ia menunduk dan mendesah berat saat memandang Litte Yunnie-nya berdiri dengan bangga.
Namja tampan itu merangkak ke atas ranjang dan mengusap lembut bahu kekasihnya.

  “Joongie..Baby” Panggilnya manja.

  “Hmm” Gumam Jaejoong menolak membuka matanya.

Yunho mengecupi leher Jaejoong.
Tangannya mulai merayap membelai lembut dada bidang namja cantik itu.

  “Aku membutuhkanmu Boo, I want you so bad” Desah Yunho menggoda.

Dahi Jaejoong mengerut.
Jujur saja, ia benar-benar tidak memiliki tenaga lagi saat ini.
Tapi kalau ia menolak, Yunhonya akan curiga.
Lagi pula ia tidak ingin membuat kekasihnya kecewa.

  “Terserahmu Yunnie ah, tapi biarkan aku tetap tidur ne?” Bisik Jaejoong akhirnya.

Yunho mengangguk setuju.
Mungkin Jaejoong sangat mengantuk, pikirnya.
Namja tampan itu segera melucuti celana Jaejoong dan celana miliknya.
Ia mulai membenamkan wajahnya di bagian bawah namja cantik itu.
Tanpa mengetahui air mata yang mengalir dari sudut mata Jaejoong yang terpejam.

Ia lelah.
Sangat lelah.
Tapi ia tidak bisa menolak.
Tubuhnya seakan remuk.
Ia tidak tahan lagi bekerja di sana.
Tapi alasan apa yang harus digunakan olehnya? Yunho tidak boleh tahu tentang apa yang sudah terjadi pada hari-harinya di kantor itu.

Namja tampan itu akan marah besar.
Dan Jaejoong tidak ingin itu terjadi.

Aigoo, ia harus bagaimana?

TBC :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar