This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Sabtu, 15 Juni 2013

FF/YAOI/YUNJAE/ONESHOOT/WHITE LIES



Tittle: WHITE LIES

Genre: YAOI

Author: Shella Rizal a.k.a Park Sooji

Cast: Yunjae and other

Length: ONESHOOT

Rating: family-romance-hurt-friendship

WARNING: BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2 kutang Jae umma*


-------


  “Kita bukan sepasang kekasih, aniya?”

.
.
.

Jaejoong berjalan menelusuri koridor kampus seraya memeluk buku teksnya.
Ia bersenandung lirih mendengarkan musik yang mengalun dari headphone berwarna putih yang menempel di telinganya.
Namja cantik itu menghentikan langkahnya sejenak, saat matanya tidak sengaja menangkap sosok tampan yang sedang tertawa bersama teman-temannya di taman universitas.


DEG DEG DEG.

Jaejoong mengutuk dirinya saat ini.
Jantungnya kembali berdebar kencang.
Membuat nafasnya tercekat hingga dadanya sesak.

Yunho yang sedang bercanda bersama sahabat-sahabatnya di bangku taman menolehkan wajahnya dan tidak sengaja mendapati Kim Jaejoong –musuh bebuyutannya sejak kecil- sedang berdiri diam di koridor.
Namja tampan itu menaikkan alisnya.
Memperhatikan Jaejoong yang tampak tercenung dengan headphone putihnya yang menggemaskan.

  Guys, tunggu sebentar” Ujar Yunho tersenyum usil.

Namja tampan itu melompat dari kursi, berlari kecil menghampiri Jaejoong.

  “E-eh?”

Jaejoong terkejut saat merasakan seseorang menarik headphone-nya.
Mata bulatnya segera melotot saat mengetahui siapa pelakunya.
Yunho tertawa geli.
Ia menggoyangkan benda itu.

  “Kau tidak pernah berubah, selalu saja memakai benda ini” Ujar Yunho.

Jaejoong mengerutkan dahinya.
Berusaha meraih kembali headphone kesayangannya.
Namun Yunho yang bertubuh lebih tinggi, mengangkat benda itu hingga Jaejoong tidak dapat menjangkaunya.

  “Apa aku perlu mengirimkan sebotol penuh susu untukmu setiap hari agar kau tumbuh tinggi, Jaejoong ah? Omo, kau memang pendek aniya?”

  “KEMBALIKAN, JUNG!”

  “Hahaha, coba saja kalau bisa”

Yunho berlari menjauhi Jaejoong.
Membuat namja cantik itu berteriak kesal hingga orang-orang memperhatikannya.
Mereka hanya mendesah jengah.
Aish, siapa yang tidak mengenal musuh bebuyutan itu eoh?
Yunho selalu mengganggu Jaejoong dan berujung pada permainan saling mengejar seperti anak kecil.

  “Yunho!” Erang Jaejoong kesal.

Namja tampan itu tertawa dan menepuk tangannya.
Menatap Jaejoong yang mendongak memandang headphone kesayangannya tergantung di ranting pohon kampus yang begitu tinggi untuknya.

  “Aish! Lihat saja! Aku akan membalasmu di ujian final nanti, Jung! Nilai tertinggi akan kurebut darimu kali ini!!” Marah Jaejoong.

  “Katakan itu kalau kau berhasil mengambil kembali headphone-mu tanpa bantuan siapa pun, Kim Jaejoong” Sahut Yunho mengejek.

Wajah Jaejoong terlihat memerah padam.
Nafasnya mendengus emosi.
Ia melempar buku teksnya dan mulai mencoba memanjat pohon itu.
Yunho tertegun kaget.

Tidak menyangka kalau namja cantik itu akan benar-benar melakukannya.
Oh well, ia tahu kalau Jaejoong takut ketinggian sejak kecil.

  “Ya Ya! Jangan lanjutkan, akan kuambil lagi headphone-mu!” Ujar Yunho khawatir.
Jaejoong mendengus tidak peduli.
Namja cantik itu kembali menaikkan kakinya.

GREPP!

Ia tersenyum sumringah saat berhasil meraih benda itu.
Namun mendadak senyumnya sirna saat kakinya tidak menemukan pijakan yang tepat, hingga membuat keseimbangannya hilang.

  “HUUAAAA!!”

  “JAEJOONG AH!!”

BRUKK!

Jaejoong meringis pusing.
Sontak ia segera membuka kedua mata bulatnya menyadari dirinya terjatuh dari atas sana.

  “Aakkhh”

DEG.

Jaejoong terkejut.
Namja cantik itu berbalik hingga menangkup tubuh seseorang yang baru saja menolongnya.
Mata bulatnya melebar sempurna.
Menatap Yunho yang meringis kesakitan.

  “Sepertinya lenganku terkilir” Gumam Yunho yang segera membuat Jaejoong tersadar.

Namja cantik itu beranjak dari atas tubuh Yunho dan menundukkan wajahnya yang memerah.
Ya Tuhan, ia baru saja menindih namja tampan itu!
Gosh!
Sekarang jantungnya kembali berdetak kencang, ottokhe?

  “Go-gomawo sudah menolongku” Bisik Jaejoong pelan.

Yunho menoleh.
Menatap Jaejoong yang semakin menunduk.

  “Lain kali hati-hati, arasseo?”

  “Tapi kan kau duluan yang mulai!”

  “Siapa suruh kau berhenti di depan mataku?”

  “Aku tidak berhenti di depan matamu! Kau saja yang membuat alasan bodoh!”

  “Yaa!”

  “Atau jangan-jangan, sebenarnya kau mengintaiku ya, Jung Yunho?”

  “MWO? Apa kau gila?”

Kedua namja itu kembali bertengkar seperti biasanya.
Mengacuhkan puluhan mahasiswa yang sudah melanjutkan aktifitas masing-masing.
Well, mereka sempat terpaku ketika menyadari Jaejoong dan Yunho yang terlihat sangat mesra di bawah pohon besar itu.
Jaejoong menindih Yunho!
Bisa kau bayangkan itu?

Bukankah selama ini mereka bermusuhan?

Yah, walaupun akhirnya tetap saja mereka berteriak-teriak seperti anak kecil.


-------


Jaejoong menghela nafas panjang setelah kelas sastranya selesai.
Namja cantik itu mengusap wajahnya dan bersandar pada sandaran kursinya.
Menatap mahasiswa lain yang sudah beranjak keluar dari ruangan itu.

Uh.

Jaejoong mendesah malas.
Ia sedang tidak mood untuk keluar dari sini sekarang.

  “Hahaha, kau tidak memiliki golden shield! Lihat saja, aku yang akan memenangkan game ini!”

DEG DEG DEG.

Lagi-lagi telinga Jaejoong terasa panas dengan jantungnya yang berdebar kencang.
Namja cantik itu tahu Yunho dan teman-temannya masih duduk di pojok belakang.
Membicarakan tentang game yang mereka mainkan.

Hmp.

Namja cantik itu tersenyum kecil sekarang.
Ah, biar saja mereka tetap menjadi musuh.
Selama Yunho masih berada di dekatnya, ia sudah cukup senang.

Uh.
Jaejoong sendiri tidak tahu kapan ia mulai jatuh cinta pada namja tampan yang keras kepala itu.
Yunho selalu mengganggunya sejak kecil.
Dan mereka akan bertengkar hebat ketika hasil ujian diumumkan.
Jaejoong dan Yunho, selalu menginginkan posisi nomor satu dimana pun mereka berada.

Tapi terkadang Jaejoong sengaja mengalah agar Yunho yang berada di atasnya.
Entahlah, konyol bukan?
Ia hanya senang melihat raut wajah Yunho yang sangat puas.

Tampan.
Benar-benar tampan.

SSRAK.

Jaejoong beranjak dari duduknya.
Menghela nafas sekali lagi dan berjalan keluar kelas.
Mengacuhkan Yunho yang menatapnya intens.


-------


  “Kau sudah dengar? Yunho kecelakaan kemarin saat pulang dari kampus!”

DEG.

Jaejoong sontak menghentikan gerakannya menyusun buku.
Mata beningnya melebar mendengar ucapan teman sekelasnya.
Tubuhnya terasa dingin dalam sekejap.

Ya Tuhan, Yunho kecelakaan?

  “Apakah ia baik-baik saja?”

Jaejoong menajamkan telinganya, berusaha mendengar sebaik mungkin percakapan mereka.

  “Aku tidak tahu, ia masih belum sadar, tapi yang aku tahu ia masih koma, kepalanya terbentur keras”

Jantung Jaejoong semakin berdetak tidak karuan.
Namja cantik itu menarik tasnya dengan kasar dan berlari kencang meninggalkan ruang kelas.
Mata bulatnya bergerak gelisah.
Ia berhenti berlari saat melihat Park Yoochun –sahabat Yunho- sedang bergegas menuju mobilnya.

  “Yoochun ah!” Panggil Jaejoong lantang.

Namja chubby itu terkejut.
Ia berbalik dan menaikkan alisnya mendapati Kim Jaejoong yang berlari ke arahnya.

  “Hh..hh..Yunho kecelakaan? Apa itu benar?” Tanya Jaejoong tidak sabar.

Yoochun sempat terdiam bingung sejenak.
Namun kemudian ia mengangguk.
Mengabaikan rasa penasarannya mengapa Jaejoong terlihat sekhawatir ini pada musuh bebuyutannya.

  “Aku mau menjenguknya sekarang, apa kau ingin ikut?” Tawar Yoochun.

Jaejoong segera mengangguk cepat.
Ia memasuki mobil Yoochun dan membiarkan namja chubby itu melajukan Lambhorgini Red Metalic-nya menuju rumah sakit pusat.

BLAM!

Jaejoong menutup pintu mobil mewah itu.
Ia berjalan di samping Yoochun.
Kemudian mereka berhenti di depan pintu kamar rawat platinum yang menandakan kalau kamar itu adalah ruang VIP.

CKLEK.

Jaejoong dan Yoochun segera memasuki ruangan tersebut.
Mereka melihat Jung Keybum –umma Yunho- sedang duduk di pinggir ranjang.
Raut wajahnya tampak sembab dan kelelahan.

  “Yoochun ah” Panggil Keybum lirih.

Namja chubby itu menghampiri Key, memeluknya dan menoleh memandang sahabatnya yang masih terpejam.

  “Yunho belum membuka matanya sampai saat ini” Lirih Keybum sedih.

Yoochun mengusap bahu Ahjumanya, berusaha membuatnya tenang.
Key menoleh, tertegun memandangi sosok cantik yang berdiri di samping Yoochun.
Namja itu, bukankah namja yang ada di potret nakas milik Yunho?

  “Anyeong haseyo, Kim Jaejoong imnida” Ujar Jaejoong membungkukkan tubuhnya.

Key mengangguk.
Ia tersenyum tipis.

  “Yoochun ah, Ahjuma belum makan siang, kau bisa menemani Ahjuma?” Ujar Keybum pelan.

  “Bi-biar aku yang menjaga Yunho, Ahjuma!” Ujar Jaejoong cepat.

Eoh?
Yoochun mengerutkan dahinya kaget.
Menatap Jaejoong yang tersenyum kikuk.
Key mengangguk dan menatap dalam mata bulat Jaejoong.
Seolah mempercayakan putra tunggalnya pada namja cantik itu.

Yeoja bermata kucing itu meraih lengan keponakannya, membawa Yoochun keluar dari ruangan.

Jaejoong mendesah pendek setelah pintu tertutup.
Namja cantik itu duduk di pinggir ranjang, menatap sendu wajah Yunho yang terpejam.
Ia menundukkan wajahnya, menyentuh jemari Yunho dan menggenggamnya dengan erat.

  “Yu-Yunnie yah..Ireona..Hiks..Jangan seperti ini..Please” Isak Jaejoong lirih.

Hatinya terasa sakit.
Ia tersiksa melihat Yunho terbaring lemah seperti ini.
Tangis Jaejoong semakin pecah ketika ia mengusap lembut wajah Yunho.

  “Hiks..Kau boleh melempar headphone kesayanganku ke atas pohon kapan pun kau mau, Yunnie ah..Hiks..Tapi kumohon, buka matamu..”

Jaejoong merasakan nafasnya tercekat.
Ia merebahkan kepalanya di pinggir ranjang.
Menangis sekuat yang ia bisa.

Namun mendadak tangisnya berhenti, ketika ia merasakan sedikit pergerakan pada jemari yang sedang digenggamnya.
Jaejoong mengangkat wajahnya.
Membulatkan kedua mata sembabnya kaget.

GOSH!

Yunho!
Yunho sedang menatapnya!

Jaejoong segera melepaskan genggaman tangannya.
Ia menyeka air matanya dan berusaha menetralkan sikapnya yang terlihat sangat gugup.
Ya Tuhan!
Namja tampan itu melihatnya menangis, omo, setelah ini ia pasti akan diledek habis-habisan!

  “Kau menangis karena aku?”

DEG.

Jaejoong tersentak.
Ia menggigit bibir bawahnya.
Tidak berani menatap mata musang Yunho yang memandangnya tajam.
Namja cantik itu menundukkan wajahnya dalam.
Membuat Yunho berusaha mengulurkan jemarinya menyentuh dagu Jaejoong dan mengangkatnya agar ia dapat memandang bola mata yang indah itu.

  “Apa kau mengenalku?”

M-mwo?
Mata bening Jaejoong sontak melebar saat Yunho bertanya kepadanya.
Dan Jaejoong segera menyadari tatapan linglung yang diberikan oleh Yunho kepadanya.

Benak Jaejoong berkecamuk.
Jemarinya bergetar.
Ia balas menatap Yunho.

  “Kau..Tidak ingat siapa aku?” Bisiknya lirih.

Yunho terdiam untuk sesaat.
Kemudian ia mengerutkan dahinya bingung.

  “Aku bahkan tidak ingat siapa namaku” Ungkapnya jujur.

DEG.

Jaejoong terpaku.
Mata bulatnya bergerak pelan menyadari kalau sesuatu telah terjadi pada musuh bebuyutan yang selama ini dicintainya.
Namja cantik itu menelan salivanya.
Ia memejamkan matanya sejenak.

Kemudian memberanikan diri menyentuh wajah tampan Yunho yang memandangnya tanpa henti.

  “Yunho..Namamu adalah Jung Yunho” Ujar Jaejoong bergetar.

Yunho masih diam.
Menunggu Jaejoong melanjutkan perkataannya.

  “Dan aku, adalah Kim Jaejoong..Aku..Aku kekasihmu, Yunnie ah” Bisik Jaejoong terdengar ragu.

Namja cantik itu terkejut dengan kalimatnya sendiri.
Ia sontak menarik kembali tangannya.
Jantungnya berdebar semakin kencang.

Tuhan, ia telah berbohong.


-------


Yunho telah dinyatakan sehat fisiknya setelah dua minggu mendekam di rumah sakit.
Hari ini namja tampan itu kembali melanjutkan aktifitasnya seperti biasa.
Kedua orang tua Yunho merasa sangat senang dengan kondisi Yunho yang semakin membaik walaupun ingatannya masih belum kembali.

  “Yunnie, hari ini jadwal kelasmu sama denganku, kita akan belajar sastra”

Yunho mengangguk dan tersenyum manis kepada sosok cantik yang sedang bergelayut manja pada lengannya.
Namja tampan itu mengacak rambut kekasihnya pelan.
Membuat Jaejoong tertawa kecil.

Seluruh penghuni kampus saling terkejut kompak.
Mereka berbisik-bisik bingung bagaimana bisa dua orang yang sejak dulu tidak pernah akur, kini saling menempel layaknya perangko.
Omo, apakah dunia sudah terbalik?

Park Yoochun yang berada di antara para mahasiswa tersebut hanya menatap datar sahabatnya yang tampak nyaman di samping Jaejoong.
Mata sipitnya bergerak pelan.
Sepertinya Yoochun tahu apa yang sudah terjadi di sini.

  “Joongie, bisa kita ke kantin dulu? Aku lapar” Ujar Yunho pelan.

  “Aku bawa bekal, Yunnie, kau mau makan bersamaku?” Balas Jaejoong bertanya.

  “Um, ide bagus, biasanya kita sering makan dimana?”

  “Kita? Kita..Selalu makan siang di taman belakang kampus..”

  “Kkaja!”

Jaejoong tersenyum tipis.
Dalam hatinya ia ketakutan.
Gosh, lagi-lagi ia kembali berbohong.

Yunho memang sama sekali tidak mengetahui apa pun.
Termasuk kedua orang tua Yunho.
Mereka memang terlihat kaget saat Jaejoong mengatakan kalau ia adalah kekasih Yunho.
Tapi mereka tidak mempermasalahkan hal itu, mereka malah terlihat senang, karena dengan adanya Jaejoong, mungkin ingatan Yunho akan segera kembali.

Tapi namja cantik itu, malah menginginkan agar ingatan Yunho hilang selamanya.

Cukup picik, memang.
Tapi ia benar-benar menginginkan hal itu.
Ia ingin tetap berstatus kekasih Yunho.
Ia ingin terus dimanja oleh namja tampan itu.
Ia ingin selalu bisa memberitahu Yunho kalau ia sangat mencintai namja tampan itu.

  “Joongie, aaa~”

Jaejoong tersadar dari lamunannya.
Namja cantik itu menoleh dan membuka mulutnya menerima suapan dari Yunho.
Mata bulatnya bergerak pelan.
Memperhatikan Yunho yang tersenyum manis kepadanya.

Jaejoong menunduk.
Hatinya terasa hangat walaupun ada secercah rasa takut di dalam sana.

  “Joongie”

  “Hmm?”

  “Sudah berapa lama kita berpacaran?”

Jaejoong terdiam.
Ia menggigit bibirnya.

  “Ungg..Sejak kita masuk kampus, Yunnie”

  “Apa kita pernah bertengkar?”

  “Hehehe, ne, kita selalu bertengkar”

  “Benarkah?”

  “Um, tidak selalu juga”

Yunho menaikkan alisnya.
Menatap Jaejoong yang kembali terlihat ragu dan takut.
Namja tampan itu berpikir, mungkin Jaejoong merasa asing dengan sosoknya saat ini.
Ia tidak bisa mengingat bagaimana ia bersikap di hadapan kekasihnya.

Apakah ia romantis?
Atau berbanding terbalik?

  “Jaejoongie, ada yang ingin kutanyakan padamu”

  “Ne Yunnie, katakan”

  “Apa kau bahagia bersamaku?”

DEG.

Jaejoong mengangguk.
Ia tersenyum.

  “Aku sangat bahagia, Yunnie ah”

  “Lalu, berapa kali kita pernah berciuman?”

Mata besar Jaejoong melebar dalam sekejap.
Terpaku dengan pertanyaan yang sangat tidak terduga dari Yunho.
Perlahan wajah Jaejoong terlihat memerah.
Membuat Yunho tersenyum kecil melihatnya.

Aigoo, ia pasti malu.
Sangat menggemaskan.

  “Yu-Yunnie..A-Aku---”

  “Maaf, aku membuatmu gugup aniya?”

Jaejoong memalingkan wajahnya.
Wajahnya semakin memerah padam, bahkan telinganya ikut memerah.
Yunho tertawa kecil dibuatnya.

Namja tampan itu meraih dagu Jaejoong.
Menangkup wajah cantik itu agar balas memandangnya.

  “Bagaimana..Kalau kita akan menganggap ini adalah ciuman pertama kita, kau setuju?” Tanya Yunho tersenyum.

Jaejoong terdiam.
Ia ingin bersuara, namun nafasnya tercekat.
Jantungnya berdebar tiga kali lebih kencang.
Membuatnya serasa lemas tidak berdaya.

Yunho mengusap lembut poni almond Jaejoong.
Ia masih tersenyum.
Perlahan namja tampan itu mendekatkan wajahnya dengan wajah Jaejoong.
Kemudian ia memejamkan matanya saat berhasil menyatukan bibir mereka berdua.

Jaejoong merasakan tubuhnya tegang.
Ia memaksakan agar matanya ikut terpejam.
Yunho memiringkan wajahnya.
Mengikuti nalurinya melumat bibir atas bawah namja cantik itu.

Jaejoong menghembuskan nafasnya secara perlahan.
Ia mengulurkan kedua tangannya memeluk leher Yunho.
Menggerakkan bibir ranumnya balas mengecap dan melumat manis bibir yang selama ini selalu diimpikan olehnya.

Dada Jaejoong terasa hangat.
Terisi oleh letupan-letupan bahagia yang menyeruak.
Ia tidak peduli dengan ingatan Yunho yang telah hilang.
Yang terpenting saat ini adalah, ia kekasih Yunho.
Dan Yunho adalah miliknya.


-------


Jaejoong duduk diam di depan Yoochun yang terus menatapnya sejak tadi.
Namja cantik itu menundukkan wajahnya.
Merasa sedikit takut dengan sikap Yoochun yang membuatnya merasa ciut.

Mereka sedang duduk di pojok café saat ini.
Yoochun meminta penjelasan darinya.
Apa yang telah terjadi kepada sahabatnya selama tiga minggu terakhir ini.

  “Kau mengatakan kalau kau adalah kekasihnya?” Tanya Yoochun menebak.

Jaejoong tersentak.
Bola matanya bergerak gelisah.
Ia ketakutan.

  “Ne..” Sahut Jaejoong lemah.

  “Kenapa kau tidak mengatakan hal yang sebenarnya, Jaejoong ah? Kenapa kau harus berbohong padanya? Apa sebenarnya yang kau inginkan eoh? Kau ingin membalas dendam padanya?” Tuding Yoochun sedikit menaikkan intonasi bicaranya.

Jaejoong semakin tertunduk.
Ia mencengkram erat jemarinya yang terkepal di atas lutut.
Matanya terasa panas.
Ucapan Yoochun benar-benar menohok hatinya.

Jaejoong memberanikan diri mengangkat wajahnya.
Menatap Yoochun dalam dengan air matanya yang menetes tanpa sadar.

  “Aku mencintainya, Yoochun ah..Aku mencintai Yunho” Ujar Jaejoong lirih.

DEG.

Yoochun terkejut.
Kedua mata sipitnya membulat sempurna.
Tatapan matanya menyiratkan bingung yang luar biasa.
Jaejoong? Mencintai Yunho?
Bagaimana bisa? Bukankah selama ini mereka bermusuhan?

  “Aku..Aku tidak tahu, ucapan itu keluar begitu saja dari mulutku..” Ungkap Jaejoong lagi.

  “Tapi kau berbohong padanya, Jae” Sahut Yoochun menahan nafasnya.

  “Ia tidak akan tahu kalau tidak ada yang memberitahu, Chun ah..Hiks..Kumohon, jangan beritahu Yunho, jangan katakan apa pun kepadanya..Hiks..Please..

  “Tapi tetap saja, ia akan mengetahui semuanya saat ingatannya kembali, Jae”

Jaejoong terhenyak.
Matanya menatap hampa namja chubby itu.
Yoochun mendesah pelan.
Ia mengerutkan dahinya.

Entah kenapa, ia merasa kasihan dengan namja cantik itu saat ini.
Jaejoong benar-benar terlihat menyedihkan.

Namja cantik itu tidak menyahut lagi perkataan Yoochun.
Ia hanya menundukkan wajahnya dan menangis sekuat yang ia bisa.
Menumpahkan seluruh perasaannya yang selama ini terpendam.


-------


Namja cantik itu membuka kedua mata bulatnya saat Yunho melepas tautan bibir mereka.
Jaejoong menghembuskan nafasnya lembut.
Membiarkan Yunho yang berbaring di sampingnya mengusap manis rambut lurusnya.
Namja tampan itu sedang berada di apertemen Jaejoong saat ini.
Mereka sedang berbaring di atas sofa yang cukup luas untuk mereka berdua.

Jaejoong memejamkan matanya sejenak, kemudian kembali membukanya.
Mengusap pundak Yunho dengan telapak tangannya.
Yunho tersenyum manis mendapat sentuhan sayang dari kekasihnya.
Ia mengecup dahi Jaejoong, dan kembali mengangkat dagu namja cantik itu dan menyatukan bibir mereka berdua.

Jaejoong memejamkan matanya.
Membalas hisapan manis Yunho pada bibir atasnya.
Namja cantik itu membuka mulutnya, menggigit bibir bawah Yunho gemas dan mengecup-kecupnya saat Yunho melumat bibirnya lembut.

  “Jaejoongie” Panggil Yunho setelah melepas tautan bibir mereka.

Jaejoong menggumam.
Menikmati hangatnya tubuh Yunho saat ini.

  “Aku mencintaimu” Ujar Yunho jujur.

Jaejoong terkejut.
Matanya mengerjap pelan.
Dadanya mulai berdebar kencang.

Pikirannya mulai berkecamuk.
Benaknya bertanya-tanya.
Yunho, mencintainya?
Apakah ia merasakannya sejak dulu, atau baru-baru saja?

  “Yun---”

Jaejoong baru saja akan menyahut, namun ucapannya terpotong dengan kecupan dari Yunho tepat di atas bibirnya.
Namja cantik itu melenguh, Yunho kembali menghisap bibirnya dengan sangat lembut dan manis.
Membuatnya kembali terbuai untuk yang kesekian kalinya.

Namja cantik itu mendesah pendek.
Untuk sementara, biarkan semuanya mengalir tanpa beban.
Ia ingin menikmatinya dengan ringan.
Melupakan kebohongan yang telah dibuatnya untuk sesaat.


-------


Yunho mencari Jaejoong sejak tadi.
Namja tampan itu berjalan menelusuri koridor kampus, memasuki kelas sastra yang terlihat sepi.
Yunho baru saja akan berbalik dan mencari Jaejoong di tempat lain.

Namun gerakannya terhenti saat mata musangnya tidak sengaja menangkap sebuah benda yang tergeletak di atas meja Jaejoong.
Namja tampan itu mengerutkan dahinya.
Ia merasa tidak asing dengan benda itu.

Headphone berwarna putih.

Yunho menghampiri meja kekasihnya.
Mata musangnya menangkap sebuah tulisan kecil di bagian bawah headphone sebelah kanan.

DEG.

Yunho tersentak kaget.
Sekilas ia melihat sesuatu.
Bayangan dirinya yang sedang menulis huruf J di bagian tadi.

BRAKK!

Yunho memundurkan langkahnya.
Mengacuhkan punggungnya yang membentur beberapa meja.
Mata musang Yunho bergerak tidak tenang.
Pelipisnya berkeringat.

Ia kembali melihat sesuatu.

J.
Singkatan dari marga miliknya. Jung.
Ia mengecup Headphone putih itu dan membungkusnya dengan kertas kado.
Lalu meletakkannya di dalam loker mahasiswa milik Jaejoong.

  “Hhh..hh..hh”

Nafas Yunho tersendat.
Menderu tidak tenang.
Ia meringis menyentuh kepalanya yang terasa sakit.

Kenangan.

Benda berwarna putih itu membangkitkan suatu kenangan yang telah terlupakan olehnya.

  [ “Yunho, foto siapa yang ada di meja nakasmu eoh?” ]

  [ “Kekasihku, Umma! Yeoppo aniya? Namanya Kim Jaejoong!” ]

DEG DEG DEG.

Jantung Yunho berdebar kencang.
Namja tampan itu terduduk di salah satu kursi.
Merintih sakit merasakan cuil-cuil ingatannya menerjang saraf otaknya.

  [ “Lihat saja! Aku yang akan menjadi juara satu di ujian final nanti!” ]

  [ “Yah, kapan kau dan Jaejoong akan berhenti bermusuhan eoh? Aku bosan melihat kalian selalu bertengkar” ]

  [ “Jung Yunho kembalikan headphone kesayangankuuuu!” ]

Yunho tersentak setelah rasa sakit yang mendera kepalanya lenyap begitu saja.
Ia merasakan pelipis dan lehernya basah karena keringat.
Nafasnya menderu berat.
Mata musangnya mengerjap beberapa kali.

  “Yunnie?”

DEG.

Yunho sontak berbalik, menatap Jaejoong yang memanggilnya.
Namja tampan itu terlihat kaku.
Mata musangnya bergerak ragu memperhatikan Jaejoong.

Namja cantik itu berjalan menghampiri Yunho.

  “Omo, kau berkeringat, apa kau baru saja lari maraton huh?” Kekeh Jaejoong seraya mengusap pelipis Yunho dengan saputangannya.

Yunho sedikit tersentak saat Jaejoong menyentuhnya.
Namja tampan itu memundurkan langkahnya ke belakang.
Membuat Jaejoong mengerutkan dahinya bingung.

Yunho, menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

  “Kita bukan sepasang kekasih, aniya?”

DEG.

Jaejoong terhenyak.
Mata bulatnya menatap Yunho dengan tatapan kaget.
Yunho balas menatapnya tajam.

DEG DEG DEG.

Jantung Jaejoong berdebar kencang.
Perutnya terasa mual.
Ia ketakutan.

Jadi Yunho sudah mengingat semuanya huh?
Mengetahui kebohongan yang telah diperbuatnya?

Jaejoong tertegun merasakan air matanya yang menetes tanpa sadar.
Namja cantik itu mengusap sudut matanya dan berjalan meraih headphone-nya.
Mengacuhkan Yunho yang menanti jawaban dari bibirnya.

Jaejoong hendak berbalik.
Namun gerakannya terhenti saat Yunho memanggilnya.

  “Kau mau kemana? Kenapa tidak menjawab pertanyaanku?”

Huh.
Namja cantik itu tersenyum kecut.
Ia berdiri membelakangi Yunho.
Sama sekali tidak berniat menatap wajah tampan itu.

  “Bukankah kau sudah tahu semuanya? Jadi, untuk apa lagi aku berdiri di sampingmu? Sebentar lagi juga kau akan membentakku dan mengusirku” Ujar Jaejoong bergetar.

Tangisnya tumpah.
Namja cantik itu hendak melangkahkan kakinya.
Namun gerakannya terhenti saat Yunho menahan tangannya.

  “Siapa yang bilang kalau aku akan mengusirmu?” Tanya namja tampan itu berbisik.

Jaejoong tersengguk keras.
Ia memasrahkan dirinya saat Yunho menarik bahunya hingga membuatnya berhadapan dengan namja tampan itu.

  “Aku tidak akan melakukan hal itu pada kekasihku sendiri, Joongie” Lanjut Yunho tersenyum tipis.

DEG.

Jaejoong tertegun.
Ia menatap Yunho dengan tatapan polosnya.
Namja tampan itu menyeka air mata Jaejoong dan mengecup lembut dahinya.

  “Ta-tapi Yunho, kita---”

  “Bagaimana kalau kita anggap aku masih sakit? Aku tidak mengingat apa pun, otte?”

  “Aku..Aku tidak bisa Yunho..Hiks..Hiks..Aku sudah berbohong padamu..Dan aku---”

Mata Jaejoong terbelalak lebar.
Ketika Yunho menahan wajahnya dan mencium bibir ranumnya.
Namja tampan itu menghisap manis bibir Jaejoong.
Ia melumat manis bagian itu dan mengecupnya lembut sebelum menjauhkan wajahnya.

Jaejoong menatapnya bingung.
Namun wajah cantiknya tampak memerah malu.

  “Yang tidak berubah hanya aku yang masih mencintaimu anitji?” Ujar Yunho tersenyum jahil.

Jaejoong merasakan wajahnya memerah padam.
Ia memalingkan wajahnya.
Membuat Yunho segera merangkul bahunya dan menggiringnya keluar dari kelas.
Jaejoong tersenyum bahagia diam-diam.

His white lies, has changed everything.

END.

-DBSK, Toki Wo Tomete-

3 komentar:

  1. HUAAAAAAA~~~~

    what is thissss??? it's really sweet and yummyy(?) hihi..

    I LOVE YUNJAE.
    I LOVE thw way you write Shella-sshi..

    -Kims Lovey-

    BalasHapus
  2. huaaaa noona ff x daebakk...hehe aku baca d sini aja y nuna..cz kl buka dr hp kurang sregg baca d fb...nyaman dsini....ba ni epep smbil dengerin lagu dbsk behhh rasax nancepppp...hehe gumawo nuna...:-)

    BalasHapus