Tittle: KEEP IT
Genre:
YAOI
Author:
Shella Rizal a.k.a Park Sooji
Cast:
Yunjae and other
Length:
THREESHOOT
Rating:
family-romance-hurt-bullying-fluffy-mpreg-friendship-gelundungan
WARNING:
BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2
kutang Jae umma*
-------
PART 1.
“Aku pulang!”
Namja cantik bernama Kim Jaejoong itu berteriak
lantang seraya melepas sepatu kets-nya.
Ia merapikan poni almond-nya
yang terlihat berantakan dan melangkah memasuki rumahnya.
Jaejoong baru saja akan berjalan cepat menuju dapur,
namun gerakannya teralih dalam sekejap saat ia tidak sengaja melihat sosok
tampan yang belakangan ini telah mencuri hatinya sedang duduk di ruang tengah.
“Yunnie!” Seru
Jaejoong sumringah.
Namja cantik itu menyusul keluarganya yang sedang
berkumpul di sana.
Yunho mengangkat wajahnya, ia tersenyum kepada
Jaejoong.
Ah, senyumnya semakin terlihat mempesona dengan jas
armaninya yang mahal itu.
“Jja Joongie,
duduk di samping Umma” Ujar Keybum tersenyum.
Jaejoong mengangguk.
Ia segera duduk di samping nyonya Jung itu.
“Ige mworeyo?
Ada apa?” Tanya Jaejoong menaikkan alisnya.
“Kami sedang
menentukan tanggal pernikahanmu, sayang” Sahut Umma Jaejoong yang berwajah
angkuh tersebut.
Eoh?
Mata bening Jaejoong membulat sempurna.
Sontak pandangannya beralih menatap Yunho.
Namja tampan itu tersenyum manis kepadanya.
Omo, pasti wajahnya sudah sangat memerah sekarang.
“Sebentar lagi
hari kelulusanmu ania? Yunho juga akan segera mengambil alih seluruh aset milik
keluarga sepenuhnya” Jelas Jinki, Appa Yunho.
Uh.
Jaejoong hanya mengangguk patuh.
Ia mencengkram kedua jemarinya yang terkepal erat di
atas lutut.
Tampak bergetar pelan gugup.
Aigoo.
Jaejoong dan Yunho memang sudah menjalin hubungan
secara diam-diam walaupun mereka dijodohkan.
Keduanya saling mencintai tidak peduli usia mereka
yang terpaut 5 tahun jauhnya.
Tapi mendengar kata pernikahan tetap saja membuat
Jaejoong merasakan perutnya sakit sampai ia merasa mual.
Gosh, bisa kau bayangkan itu?
Menikah dengan Yunho!
Tinggal bersama dengannya, makan bersama dengannya,
menjalani hari bersama dengannya, dan..dan..dan tidur bersama dengannya!
BLUSH.
Yunho meringis menahan tawanya saat ini.
Mata musangnya tampak menyipit lucu, memperhatikan
wajah kekasihnya yang mendadak berubah sangat merah seperti kepiting rebus.
Aigoo, Jaejoongnya benar-benar sangat menggemaskan
ania?
-------
Jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam.
Kedua keluarga itu baru saja menyelesaikan makan malam
mereka di kediaman Kim.
Sementara para bumonim sedang sibuk membicarakan
detail pernikahan kedua putranya, Yunho berdiam diri di kamar kekasihnya.
Menemani Jaejoong yang sedang bersandar di beranda
kamar luasnya.
Memandangi kerlap-kerlip bintang yang bertaburan di
atas sana.
Ah, yeoppo.
“Kau gugup?”
Mwo?
Jaejoong menolehkan wajahnya.
Menatap calon suaminya yang mengukir senyum nakal
disana.
Aish.
“Apa yang kau
bicarakan eoh? Aku sama sekali tidak!” Pout Jaejoong kesal.
Kedua jemarinya semakin erat mencengkram pegangan
beranda itu.
Yunho tertawa kecil.
Ia mendekat dan merengkuh pinggang ramping kekasihnya
dari depan.
Membuat Jaejoong sontak mendongak menatapnya.
“Kau tahu, aku
sangat tidak sabar menunggu hari dimana kau menjadi milikku seutuhnya, Boo”
Ujar Yunho lembut.
“Kita akan
menikah minggu depan, Jung Yunnie!” Sahut Jaejoong ketus.
“Nee, tapi
tetap saja, membayangkan kalau kau akan menjadi pendampingku sampai maut
menjemput, benar-benar membuatku bahagia”
“Kau sedang
merayuku?”
“Menurutmu?”
Ish.
Jaejoong mendelikkan mata bulatnya.
Ia menepuk kesal dada bidang Yunho.
“Kim Jaejoong”
“Huumm”
“Katakan, apa
kau mencintaiku?”
“Kenapa kau
bertanya? Bukankah kau sudah tahu jawabannya uh?”
“Aish, jawab
saja, kau ini”
“Ne, aku
mencintaimu Yunnie ah”
“Sebesar apa?”
“Bahkan
seluruh dunia pun tidak akan bisa menandingi rasa cintaku padamu, bear”
Yunho tersenyum manis mendengarnya.
Ia mencubit gemas hidung Jaejoong.
“Well, kita
memang akan tetap menikah apa pun yang terjadi, Boo..Tapi, aku sangat ingin
melakukan hal ini”
Eoh?
Jaejoong mengerjapkan matanya lucu.
Menatap Yunho yang melepas rengkuhannya pada pinggang Jaejoong
dan mulai berlutut di hadapannya.
Oh-oh.
No, jangan bilang kalau---
“Marry me?”
Jantung Jaejoong berdebar kencang.
Seakan mau lepas dari tempatnya.
Darahnya berdesir hangat.
Wajahnya menghangat.
Perutnya terasa sakit seakan ada ratusan kupu-kupu
yang berterbangan di dalam sana.
Demi Tuhan, Yunho melamarnya!
Its just so sweet!
“Yu-Yunnie
ah..Hiks..”
Namja cantik itu tidak kuat menahan air matanya saat
Yunho meraih jemarinya dan menyisipkan sebuah cincin perak berukir pada jari
manisnya.
Jaejoong menggigit bibir bawahnya erat.
Kemudian ia mengalihkan pandangannya menatap Yunho
yang kini berdiri di hadapannya.
“Kenapa kau
menangis sayang?” Kekeh Yunho geli.
Ish!
Jaejoong menggeram kesal.
Tangisnya pecah.
“Aku menangis
karena aku bahagia, pabo!” Erangnya manja.
Yunho tertawa mendengarnya.
Ia mengangguk dan segera membawa Jaejoong ke dalam
pelukannya.
Mengusap lembut punggung namja cantik itu dan mengecup
puncak kepalanya berkali-kali.
“I do Yunho ah..I do..” Isak Jaejoong lirih.
“Aku
mencintaimu, Kim Jaejoong” Bisik Yunho tersenyum senang.
Ah, ia bahkan tidak bisa menggambarkan sesenang apa
dirinya saat ini.
-------
“Aku bersedia”
Suara riuh tepuk tangan terdengar membahana di seluruh
sudut gedung mewah itu.
Ketika sang pengantin pria menyentuh lembut bibir
mempelai wanita dengan lembut.
Jaejoong tertawa kecil membiarkan Yunho menyeka air
matanya yang lolos setelah mereka saling melepaskan tautan bibir.
Namja tampan itu menggandeng lembut jemari Jaejoong
dan membawanya turun dari altar.
Ah, hari ini, tepat hari ulang tahun Jaejoong yang ke
25.
Setelah berhasil meraih gelar sarjananya beberapa hari
yang lalu, ia resmi menjadi pendamping dari namja bermata musang itu.
“Happy Birthday, BooJae” Bisik Yunho
manis.
Jaejoong mengangguk dan memeluk erat pinggang
kekasihnya.
Mengungkapkan rasa senangnya saat ini.
“Selamat,
sayang”
“Umma”
Jaejoong balas memeluk Heechul dan Keybum.
Kemudian ia beralih memeluk Hangeng dan Jinki.
“Setelah ini
berikan Umma cucu yang sehat arra?”
“Umma!”
Jaejoong meringis malu seraya menepuk lengan Ummanya.
Membuat Kim Heechul tergelak merdu.
Aigoo.
“Sering-sering
berkunjung ke sini ne?”
“Ne Umma Jung,
aku dan Yunnie pasti akan selalu singgah ke Seoul”
Key mengangguk.
Lalu ia menarik Jinki untuk menyapa beberapa teman
lama yang mereka undang ke acara mewah tersebut.
Sementara Heechul sudah lebih dulu menyapa
teman-temannya bersama Hangeng.
Meninggalkan Yunho dan Jaejoong berdua.
“Boo, kau
benar-benar tidak keberatan dengan kepindahan kita ani?” Ujar Yunho akhirnya.
“Ani bear, Jepang masih sangat dekat dengan
Seoul ani?” Balas Jaejoong tersenyum.
Ah.
Yunho jadi sedikit merasa bersalah sekarang.
Kalau saja ia bisa, ia tidak akan membawa Jaejoong
pindah ke negeri sakura itu setelah mereka menikah.
Tapi tetap saja ia harus.
Karena pusat dari seluruh perusahaan industri milik
keluarga Jung berada di Tokyo.
Bukankah Appanya sudah berjanji untuk menyerahkan
seluruh aset keluarga kepada Yunho tepat saat umurnya menginjak angka 30 dan setelah
ia menikah dengan Jaejoong hm?
“Wajahmu jelek sekali bear, hahaha” Kekeh Jaejoong geli.
Namja cantik itu
menjinjitkan kakinya, mengecup gemas bibir tebal Yunho.
“Nakal eoh?” Gumam Yunho menaikkan alisnya.
Jaejoong
menjulurkan lidahnya.
Ia segera
berbalik dan mengunjungi satu persatu teman kampusnya yang datang.
Mengacuhkan
Yunho yang tersenyum kecil seraya menghela nafasnya.
Ah.
Mereka akan
memulai segalanya dari awal.
Dan membiasakan diri
dengan kehidupan di Jepang.
-------
Namja cantik itu
tampak mengerjapkan kedua matanya saat ini.
Dahinya
mengerut.
Ia mengeluh
seraya merentangkan kedua tangannya.
Ah, sudah pagi.
Jaejoong menguap
dan mengucek matanya.
Tubuhnya terasa
sangat pegal.
Mereka baru saja
sampai di rumah baru keduanya.
Dan Yunho sama
sekali tidak peduli Jaejoong ingin segera terlelap atau tidak.
Namja tampan itu
tetap ingin melaksanakan ritual malam pertama seperti para pengantin lainnya.
Aish.
Dasar beruang
-_-
“Uunnggg..”
Jaejoong kembali
merebahkan tubuhnya.
Ia bergelung di
atas tubuh kekasihnya dan menyurukkan wajah cantiknya di lekuk leher namja
tampan itu.
Membuat Yunho
merasa terusik dan membuka kedua mata tajamnya.
“Pagi sayang” Bisik Yunho tersenyum kecil.
“Ohayou
*pagi*” Balas Jaejoong ikut tersenyum.
Yunho memajukan
wajahnya, mencuri satu kecupan manis dari bibir cherry yang kini terlihat sedikit membengkak itu.
Jemarinya
menyusup ke dalam selimut dan meremas lembut sisi pinggang Jaejoong.
“Hari ini kau libur kan Yun?” Tanya Jaejoong
pelan.
Hum.
Yunho
mengangguk.
Ia kembali
memejamkan matanya dan membiarkan Jaejoong mengecup-kecup lembut lekuk
lehernya.
“Aku ingin makan bonjjuk, kita belanja ne?”
“Bukankah kita sudah di Jepang? Kenapa tidak
makan makanan Jepang saja?”
“Aish Yun, makanan Jepang tidak semuanya
enak, arasseo?”
“Nee nee, arasseo”
“Sekalian kita belanja keperluan rumah,
katanya barang di Jepang murah dan bagus~”
“Ck, selalu saja berakhir seperti itu”
“Wae? Kau tidak suka? Aku tidak akan memakai
uangmu! Kau tenang saja!”
“Yaah, siapa yang bilang seperti itu huh? Kau
bebas memakai uangku sayang, milikku milikmu juga arra?”
“Molla!”
Aish.
Yunho terkekeh
geli sekarang.
Ia mencubit
gemas pout manja itu.
Satu tangannya
menjalar mengusap punggung Jaejoong dan menariknya agar semakin menempel pada
tubuhnya.
Yunho mengecup
lembut rahang bawah Jaejoong.
Membuat namja
cantik itu menoleh dan menatap langsung mata musangnya.
“Apa?” Tantang Jaejoong kesal.
Yunho tidak
menyahut.
Ia hanya
tersenyum manis balas menatap kekasihnya.
Membuat Jaejoong
menggerutu kesal dan membenturkan dahinya dengan dahi Yunho.
Namja tampan itu
mengaduh kesakitan.
Jaejoong hanya
tertawa mengejek dan berlari memasuki kamar mandi.
“Yaa! Lihat saja! Kau terpaksa mandi dua kali
pagi ini, gajah nakal!” Teriak Yunho lantang.
-------
“Ah, Yunnie, lihat! Jaket itu lucu sekali!”
Ujar Jaejoong riang.
“Nee nee, ambil saja kalau kau suka, Boo”
Pasrah Yunho.
Namja tampan itu
mengeluh lelah di atas kursi yang tersedia.
Matanya
memandang Jaejoong yang sudah berlari membeli jaket berwarna hijau toska
tersebut.
Aigoo.
Bagaimana bisa
Jaejoong tidak merasa lelah setelah berbelanja ini dan itu eoh?
“Yunnie, pegang” Ujar Jaejoong tersenyum.
Yunho meraih
kantung belanjaan yang disodorkan istrinya.
Ia kembali
menghela nafas menatap bibir Jaejoong yang berlepotan es krim.
“Kau ini, kenapa seperti anak kecil eoh?”
Eh?
Jaejoong
mengerjapkan mata bulatnya lucu.
Memandang Yunho
yang menariknya mendekat dan menyeka es krim yang berlepotan di sekitar bibir
ranumnya.
Namja cantik itu
tersenyum lebar dan mengecup lembut bibir Yunho sekilas.
Membuat namja
tampan itu mengerjap kaget.
Jaejoong
terkekeh.
Ia kembali
menjilat es krimnya dan berjalan mendahului Yunho.
DDDRRTTT…DDRRRTTT…
Jaejoong
menoleh.
Memandang Yunho
yang menjawab panggilan pada ponselnya.
Namja cantik itu
bersikap acuh.
Ia memasuki
butik-butik terkenal dan membeli beberapa pakaian yang menurutnya bagus disana.
Yunho sudah
selesai menelepon.
“Nugu?” Tanya Jaejoong mendekat.
“Minzy, sekretarisku” Sahut Yunho masih fokus
menatap layar ponselnya.
Dahi Jaejoong
mengerut.
“Pekerjaan?”
“Hm”
“Tapi bukannya kau libur hari ini bear?”
“Maaf sayang, hanya sebentar”
“Yunnieeee~!”
“Nee, sebentar saja, Jung Jaejoong”
“Arra, kalau begitu aku pulang dengan Minho
sekarang, pegang semua belanjaan ini!”
“E-eh? Boo? BooJae!”
Jaejoong
mendengus kesal.
Namja cantik itu
menghentak-hentakkan kakinya seraya berjalan meninggalkan Yunho.
Bibirnya
menggerutu tidak jelas.
Ia segera
mempercepat langkahnya meninggalkan Departement
Store tersebut dan memasuki mobilnya.
“Minho, kita pulang sekarang!”
“Eh? Tuan Jung otte?”
“Siapa dia? Aku tidak mengenalnya! Kka,
jalan!”
Aigoo.
Choi Minho hanya
mengangguk pasrah.
Ia menggeleng
pelan memahami kalau Jaejoong sedang merajuk sekarang.
Namja bermata
kodok itu segera menghidupkan mesin dan melajukan mobil mewah itu menuju
kediaman majikannya.
-------
CKLEK.
Jaejoong membuka
pintu rumah dengan kasar dan segera merebahkan tubuhnya di atas sofa.
Meraih ponselnya
yang kini bergetar pelan tanda pesan masuk dari sahabat-sahabat kampusnya.
“Omo, Junchan sudah bekerja? Perusahaan
tekstil? Omooo” Gumam Jaejoong kagum.
Namja cantik itu
menaikkan alisnya.
Membaca notes
dari Junsu kalau beberapa dari mereka sudah bekerja di perusahaan dan butik
bergengsi di Seoul.
Aigoo. Lulusan Seoul University sudah seharusnya
bekerja di tempat elit ania?
BRUGH.
Jaejoong
menjatuhkan punggungnya pada sofa.
Menyandarkan
kepalanya di lengan sofa tersebut dan kembali memperhatikan pesan dari
sahabatnya.
Tidak lama
kemudian ia mengeluh.
Memejamkan mata
bulatnya seraya mengusapi rambut almond-nya.
“Junchan saja sudah bekerja..Bagaimana
denganku? Masa lulusan Universitas terbaik di Seoul hanya berdiam diri di
rumah? Kalau begitu untuk apa aku kuliah eoh?” Gerutu Jaejoong kesal.
Namja cantik itu
mendengus kencang.
Menyadari kalau
kehidupannya akan berubah 180 derajat setelah ini.
Yunho akan
kembali sibuk dengan kantornya.
Sementara ia?
Berdiam diri di
rumah menunggu Yunho kembali?
“Aku bisa mati muda! Aishh..Aku juga ingin bekerjaaa!”
Erang namja cantik itu menendang-nendang kakinya ke udara.
Jaejoong
mengerutkan dahinya dan kembali memejamkan mata.
Ck!
Pokoknya ia akan
meminta Yunho untuk mengizinkannya bekerja setelah namja tampan itu pulang.
CKLEK.
“Aku pulang”
SSRAK!
Jaejoong segera
bangkit dari bangunnya.
Namja cantik itu
menoleh dan melihat Yunho yang meletakkan belanjaannya di atas tangga.
Yunho menoleh.
Menyusul
Jaejoong yang masih duduk di atas sofa.
“Kau marah padaku?” Bisik Yunho seraya
mengecup lembut bibir Jaejoong.
Um.
Jaejoong
menggeleng.
Membuat Yunho
tersenyum kecil dan kembali mengecup bibir ranumnya berkali-kali.
Kemudian ia
melumat dan menghisap lembut bibir ranum tersebut.
“Yunnie yah”
“Hmm?”
“Aku juga ingin bekerja”
“Mwo??”
“Ne, aku ingin bekerja, aku tidak mau diam
saja di rumah! Aku lulusan Universitas terbaik Yunnie yah, aku juga namja, aku
tidak ingin hanya duduk menunggumu pulang dari kantor”
“Ani”
“Yunnieee~!”
“Aniya, aku tidak mengizinkanmu”
“Wae? Apa kau takut merasa tersaingi olehku?”
“Bukan itu, sayang, aku hanya tidak ingin kau
kelelahan”
“YUNNIE! AKU BUKAN WANITA!”
Yunho hanya
menghela nafas pendek.
Ia menjauhkan
Jaejoong dari tubuhnya dan memutuskan untuk beranjak memasuki kamar.
Namun belum
selangkah ia bergerak, namja cantik itu sudah lebih dulu memeluk erat perutnya
dari belakang.
“Boo”
“ANI! TIDAK AKAN KULEPASKAN SEBELUM KAU
MEMBERI IZIN!”
Aigoo.
Yunho mendesah
pendek.
Ia mengulurkan
tangannya menyentuh lengan Jaejoong, namun namja cantik itu semakin mengeratkan
pelukannya dan merapatkan tubuhnya pada Yunho.
“Ck, kau yakin tidak akan melepaskan aku hm?”
“Aku yakin!”
“Aku mau mandi sekarang, otte? Apa kau juga
tetap tidak akan melepaskanku hm?”
“Ani!”
“Arasseo”
Yunho
melangkahkan kakinya menaiki tangga.
Mengacuhkan
Jaejoong yang menggigit bibir bawahnya erat sekarang.
Kedua mata
beningnya tampak berkaca-kaca.
Ia sedih karena
Yunho tidak kunjung mengabulkan permintaannya.
Wae?
Apa salahnya
ikut bekerja?
Ia tidak
mengganggu ania?
“Hiks..”
Yunho yang sudah
menghidupkan air shower tertegun
kaget ketika mendengar suara isakan itu.
Ia bisa
merasakan Jaejoong menekan dahinya di punggung Yunho.
“Jae” Panggil Yunho pelan.
Jaejoong tidak
merespon. Ia masih berusaha menahan sengguknya agar tidak terdengar.
“BooJae” Ulang Yunho selembut mungkin.
Namja tampan itu
mengusap lengan Jaejoong yang melingkar di perutnya.
Berusaha
melepaskan rengkuhan erat kekasihnya.
“Kenapa kau menangis, sayang?” Tanya Yunho
seraya menyeka air mata Jaejoong.
Namja cantik itu
tidak menyahut.
Ia hanya
menggigit bibirnya dan menunduk.
Hahhh.
Yunho menghela
nafas panjang sekarang.
Namja tampan itu
harus mengabulkan permintaan Jaejoong mau tidak mau.
Ck, ia benci
melihat namja cantik ini menangis.
“Arasseo, kau boleh bekerja, aku tidak akan
melarang” Ujar Yunho akhirnya.
Eh?
Jaejoong refleks
mengangkat wajahnya menatap mata musang Yunho yang tajam.
“Je-Jeongmall?”
“Ne, tapi kau harus menurut padaku sekarang”
“Ung”
Jaejoong
mengangguk patuh.
Membuat Yunho
semakin merasa gemas.
Namja tampan itu
menarik lengan Jaejoong dan memutarnya agar berdiri di bawah shower.
Kemudian ia
menekan punggung Jaejoong bersandar pada dinding dan segera menyambar bibir cherry-nya yang manis.
Jaejoong
memejamkan matanya dengan erat.
Kedua tangannya
mencengkram rambut dan punggung Yunho.
Meringis manja
ketika namja tampan itu mencumbunya sedikit kasar.
“Um..Ungh..Yunnie..” Desah Jaejoong lembut.
Yunho semakin
gencar meliukkan lidahnya di dalam rongga mulut namja cantik itu.
Mengacuhkan
saliva mereka yang kini meleleh membasahi pipi kekasihnya.
Satu tangan
Yunho beralih menahan pinggang Jaejoong.
Sementara yang
satunya lagi meraih tangan Jaejoong yang berada di punggungnya dan
menyentuhkannya di bagian vital tubuhnya.
Jaejoong
mengeluh.
Mata beningnya
setengah terbuka memandang Yunho yang kini menahan erangannya saat jemari
lentiknya mencengkram gemas benda yang berada di bawah sana.
Beberapa detik
kemudian, tautan bibir mereka terlepas.
Membaurkan
desahan nafas yang menderu kencang.
Terlihat jelas
benang saliva yang menghubungkan bibir keduanya.
Jaejoong menahan
nafasnya.
Menatap Yunho
dengan tatapan sayunya yang menggoda.
“Yu-Yunnie..hh…”
“Ne? Apa sayang?”
“Aku..Aku ingin bekerja di
perusahaanmu..Gedung yang berbeda..Tanpa ada yang tahu kalau kita sudah
menikah..hh..hh”
“Wae?”
“Aku ingin berusaha dengan kemampuanku
sendiri Yun ah..hh...Aku tidak ingin orang-orang mengira kalau aku menggunakan
kekuasaanmu karena kau adalah suamiku..hh..”
“Well,
apa yang tidak untukmu Boo?”
Hmp.
Jaejoong
mengembangkan senyum manisnya.
Ia kembali
memejamkan mata saat Yunho menyatukan bibir mereka dan melumatnya dengan ganas.
Berusaha
menghangatkan tubuh mereka yang dingin diguyur air shower.
Ah, Jaejoong
jadi tidak sabar untuk segera bekerja.
Ia akan memiliki
banyak rekan kerja yang menyenangkan dan menjalani kehidupan sebagai seorang
istri sekaligus karyawan di kantor kekasihnya.
Iya kan?
Segalanya akan
terasa menyenangkan aniya?
TBC :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar