This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Sabtu, 15 Juni 2013

FF/YAOI/YUNJAE/THREESHOOT/KEEP IT/PART 1



Tittle: KEEP IT

Genre: YAOI

Author: Shella Rizal a.k.a Park Sooji

Cast: Yunjae and other

Length: THREESHOOT

Rating: family-romance-hurt-bullying-fluffy-mpreg-friendship-gelundungan

WARNING: BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2 kutang Jae umma*


-------


PART 1.

  “Aku pulang!”

Namja cantik bernama Kim Jaejoong itu berteriak lantang seraya melepas sepatu kets-nya.
Ia merapikan poni almond­-nya yang terlihat berantakan dan melangkah memasuki rumahnya.
Jaejoong baru saja akan berjalan cepat menuju dapur, namun gerakannya teralih dalam sekejap saat ia tidak sengaja melihat sosok tampan yang belakangan ini telah mencuri hatinya sedang duduk di ruang tengah.

  “Yunnie!” Seru Jaejoong sumringah.


Namja cantik itu menyusul keluarganya yang sedang berkumpul di sana.
Yunho mengangkat wajahnya, ia tersenyum kepada Jaejoong.
Ah, senyumnya semakin terlihat mempesona dengan jas armaninya yang mahal itu.

  “Jja Joongie, duduk di samping Umma” Ujar Keybum tersenyum.

Jaejoong mengangguk.
Ia segera duduk di samping nyonya Jung itu.

  “Ige mworeyo? Ada apa?” Tanya Jaejoong menaikkan alisnya.

  “Kami sedang menentukan tanggal pernikahanmu, sayang” Sahut Umma Jaejoong yang berwajah angkuh tersebut.

Eoh?

Mata bening Jaejoong membulat sempurna.
Sontak pandangannya beralih menatap Yunho.
Namja tampan itu tersenyum manis kepadanya.

Omo, pasti wajahnya sudah sangat memerah sekarang.

  “Sebentar lagi hari kelulusanmu ania? Yunho juga akan segera mengambil alih seluruh aset milik keluarga sepenuhnya” Jelas Jinki, Appa Yunho.

Uh.
Jaejoong hanya mengangguk patuh.
Ia mencengkram kedua jemarinya yang terkepal erat di atas lutut.
Tampak bergetar pelan gugup.

Aigoo.

Jaejoong dan Yunho memang sudah menjalin hubungan secara diam-diam walaupun mereka dijodohkan.
Keduanya saling mencintai tidak peduli usia mereka yang terpaut 5 tahun jauhnya.
Tapi mendengar kata pernikahan tetap saja membuat Jaejoong merasakan perutnya sakit sampai ia merasa mual.

Gosh, bisa kau bayangkan itu?
Menikah dengan Yunho!
Tinggal bersama dengannya, makan bersama dengannya, menjalani hari bersama dengannya, dan..dan..dan tidur bersama dengannya!

BLUSH.

Yunho meringis menahan tawanya saat ini.
Mata musangnya tampak menyipit lucu, memperhatikan wajah kekasihnya yang mendadak berubah sangat merah seperti kepiting rebus.
Aigoo, Jaejoongnya benar-benar sangat menggemaskan ania?


-------


Jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam.
Kedua keluarga itu baru saja menyelesaikan makan malam mereka di kediaman Kim.
Sementara para bumonim sedang sibuk membicarakan detail pernikahan kedua putranya, Yunho berdiam diri di kamar kekasihnya.

Menemani Jaejoong yang sedang bersandar di beranda kamar luasnya.
Memandangi kerlap-kerlip bintang yang bertaburan di atas sana.

Ah, yeoppo.

  “Kau gugup?”

Mwo?

Jaejoong menolehkan wajahnya.
Menatap calon suaminya yang mengukir senyum nakal disana.
Aish.

  “Apa yang kau bicarakan eoh? Aku sama sekali tidak!” Pout Jaejoong kesal.

Kedua jemarinya semakin erat mencengkram pegangan beranda itu.
Yunho tertawa kecil.
Ia mendekat dan merengkuh pinggang ramping kekasihnya dari depan.
Membuat Jaejoong sontak mendongak menatapnya.

  “Kau tahu, aku sangat tidak sabar menunggu hari dimana kau menjadi milikku seutuhnya, Boo” Ujar Yunho lembut.

  “Kita akan menikah minggu depan, Jung Yunnie!” Sahut Jaejoong ketus.

  “Nee, tapi tetap saja, membayangkan kalau kau akan menjadi pendampingku sampai maut menjemput, benar-benar membuatku bahagia”

  “Kau sedang merayuku?”

  “Menurutmu?”

Ish.
Jaejoong mendelikkan mata bulatnya.
Ia menepuk kesal dada bidang Yunho.

  “Kim Jaejoong”

  “Huumm”

  “Katakan, apa kau mencintaiku?”

  “Kenapa kau bertanya? Bukankah kau sudah tahu jawabannya uh?”

  “Aish, jawab saja, kau ini”

  “Ne, aku mencintaimu Yunnie ah”

  “Sebesar apa?”

  “Bahkan seluruh dunia pun tidak akan bisa menandingi rasa cintaku padamu, bear

Yunho tersenyum manis mendengarnya.
Ia mencubit gemas hidung Jaejoong.

  “Well, kita memang akan tetap menikah apa pun yang terjadi, Boo..Tapi, aku sangat ingin melakukan hal ini”

Eoh?

Jaejoong mengerjapkan matanya lucu.
Menatap Yunho yang melepas rengkuhannya pada pinggang Jaejoong dan mulai berlutut di hadapannya.

Oh-oh.
No, jangan bilang kalau---

  Marry me?”

Jantung Jaejoong berdebar kencang.
Seakan mau lepas dari tempatnya.
Darahnya berdesir hangat.
Wajahnya menghangat.
Perutnya terasa sakit seakan ada ratusan kupu-kupu yang berterbangan di dalam sana.

Demi Tuhan, Yunho melamarnya!

Its just so sweet!

  “Yu-Yunnie ah..Hiks..”

Namja cantik itu tidak kuat menahan air matanya saat Yunho meraih jemarinya dan menyisipkan sebuah cincin perak berukir pada jari manisnya.
Jaejoong menggigit bibir bawahnya erat.
Kemudian ia mengalihkan pandangannya menatap Yunho yang kini berdiri di hadapannya.

  “Kenapa kau menangis sayang?” Kekeh Yunho geli.

Ish!
Jaejoong menggeram kesal.
Tangisnya pecah.

  “Aku menangis karena aku bahagia, pabo!” Erangnya manja.

Yunho tertawa mendengarnya.
Ia mengangguk dan segera membawa Jaejoong ke dalam pelukannya.
Mengusap lembut punggung namja cantik itu dan mengecup puncak kepalanya berkali-kali.

  I do Yunho ah..I do..” Isak Jaejoong lirih.

  “Aku mencintaimu, Kim Jaejoong” Bisik Yunho tersenyum senang.

Ah, ia bahkan tidak bisa menggambarkan sesenang apa dirinya saat ini.


-------


  “Aku bersedia”

Suara riuh tepuk tangan terdengar membahana di seluruh sudut gedung mewah itu.
Ketika sang pengantin pria menyentuh lembut bibir mempelai wanita dengan lembut.
Jaejoong tertawa kecil membiarkan Yunho menyeka air matanya yang lolos setelah mereka saling melepaskan tautan bibir.

Namja tampan itu menggandeng lembut jemari Jaejoong dan membawanya turun dari altar.

Ah, hari ini, tepat hari ulang tahun Jaejoong yang ke 25.
Setelah berhasil meraih gelar sarjananya beberapa hari yang lalu, ia resmi menjadi pendamping dari namja bermata musang itu.

  Happy Birthday, BooJae” Bisik Yunho manis.

Jaejoong mengangguk dan memeluk erat pinggang kekasihnya.
Mengungkapkan rasa senangnya saat ini.

  “Selamat, sayang”

  “Umma”

Jaejoong balas memeluk Heechul dan Keybum.
Kemudian ia beralih memeluk Hangeng dan Jinki.

  “Setelah ini berikan Umma cucu yang sehat arra?”

  “Umma!”

Jaejoong meringis malu seraya menepuk lengan Ummanya.
Membuat Kim Heechul tergelak merdu.
Aigoo.

  “Sering-sering berkunjung ke sini ne?”

  “Ne Umma Jung, aku dan Yunnie pasti akan selalu singgah ke Seoul”

Key mengangguk.
Lalu ia menarik Jinki untuk menyapa beberapa teman lama yang mereka undang ke acara mewah tersebut.
Sementara Heechul sudah lebih dulu menyapa teman-temannya bersama Hangeng.
Meninggalkan Yunho dan Jaejoong berdua.

  “Boo, kau benar-benar tidak keberatan dengan kepindahan kita ani?” Ujar Yunho akhirnya.

  “Ani bear, Jepang masih sangat dekat dengan Seoul ani?” Balas Jaejoong tersenyum.

Ah.
Yunho jadi sedikit merasa bersalah sekarang.
Kalau saja ia bisa, ia tidak akan membawa Jaejoong pindah ke negeri sakura itu setelah mereka menikah.
Tapi tetap saja ia harus.
Karena pusat dari seluruh perusahaan industri milik keluarga Jung berada di Tokyo.

Bukankah Appanya sudah berjanji untuk menyerahkan seluruh aset keluarga kepada Yunho tepat saat umurnya menginjak angka 30 dan setelah ia menikah dengan Jaejoong hm?

  “Wajahmu jelek sekali bear, hahaha” Kekeh Jaejoong geli.

Namja cantik itu menjinjitkan kakinya, mengecup gemas bibir tebal Yunho.

  “Nakal eoh?” Gumam Yunho menaikkan alisnya.

Jaejoong menjulurkan lidahnya.
Ia segera berbalik dan mengunjungi satu persatu teman kampusnya yang datang.
Mengacuhkan Yunho yang tersenyum kecil seraya menghela nafasnya.

Ah.

Mereka akan memulai segalanya dari awal.
Dan membiasakan diri dengan kehidupan di Jepang.


-------


Namja cantik itu tampak mengerjapkan kedua matanya saat ini.
Dahinya mengerut.
Ia mengeluh seraya merentangkan kedua tangannya.

Ah, sudah pagi.

Jaejoong menguap dan mengucek matanya.
Tubuhnya terasa sangat pegal.
Mereka baru saja sampai di rumah baru keduanya.
Dan Yunho sama sekali tidak peduli Jaejoong ingin segera terlelap atau tidak.

Namja tampan itu tetap ingin melaksanakan ritual malam pertama seperti para pengantin lainnya.

Aish.
Dasar beruang -_-

  “Uunnggg..”

Jaejoong kembali merebahkan tubuhnya.
Ia bergelung di atas tubuh kekasihnya dan menyurukkan wajah cantiknya di lekuk leher namja tampan itu.

Membuat Yunho merasa terusik dan membuka kedua mata tajamnya.

  “Pagi sayang” Bisik Yunho tersenyum kecil.

  Ohayou *pagi*” Balas Jaejoong ikut tersenyum.

Yunho memajukan wajahnya, mencuri satu kecupan manis dari bibir cherry yang kini terlihat sedikit membengkak itu.
Jemarinya menyusup ke dalam selimut dan meremas lembut sisi pinggang Jaejoong.

  “Hari ini kau libur kan Yun?” Tanya Jaejoong pelan.

Hum.
Yunho mengangguk.
Ia kembali memejamkan matanya dan membiarkan Jaejoong mengecup-kecup lembut lekuk lehernya.

  “Aku ingin makan bonjjuk, kita belanja ne?”

  “Bukankah kita sudah di Jepang? Kenapa tidak makan makanan Jepang saja?”

  “Aish Yun, makanan Jepang tidak semuanya enak, arasseo?”

  “Nee nee, arasseo”

  “Sekalian kita belanja keperluan rumah, katanya barang di Jepang murah dan bagus~”

  “Ck, selalu saja berakhir seperti itu”

  “Wae? Kau tidak suka? Aku tidak akan memakai uangmu! Kau tenang saja!”

  “Yaah, siapa yang bilang seperti itu huh? Kau bebas memakai uangku sayang, milikku milikmu juga arra?”

  “Molla!”

Aish.
Yunho terkekeh geli sekarang.
Ia mencubit gemas pout manja itu.
Satu tangannya menjalar mengusap punggung Jaejoong dan menariknya agar semakin menempel pada tubuhnya.
Yunho mengecup lembut rahang bawah Jaejoong.

Membuat namja cantik itu menoleh dan menatap langsung mata musangnya.

  “Apa?” Tantang Jaejoong kesal.

Yunho tidak menyahut.
Ia hanya tersenyum manis balas menatap kekasihnya.

Membuat Jaejoong menggerutu kesal dan membenturkan dahinya dengan dahi Yunho.
Namja tampan itu mengaduh kesakitan.
Jaejoong hanya tertawa mengejek dan berlari memasuki kamar mandi.

  “Yaa! Lihat saja! Kau terpaksa mandi dua kali pagi ini, gajah nakal!” Teriak Yunho lantang.


-------


  “Ah, Yunnie, lihat! Jaket itu lucu sekali!” Ujar Jaejoong riang.

  “Nee nee, ambil saja kalau kau suka, Boo” Pasrah Yunho.

Namja tampan itu mengeluh lelah di atas kursi yang tersedia.
Matanya memandang Jaejoong yang sudah berlari membeli jaket berwarna hijau toska tersebut.
Aigoo.
Bagaimana bisa Jaejoong tidak merasa lelah setelah berbelanja ini dan itu eoh?

  “Yunnie, pegang” Ujar Jaejoong tersenyum.

Yunho meraih kantung belanjaan yang disodorkan istrinya.
Ia kembali menghela nafas menatap bibir Jaejoong yang berlepotan es krim.

  “Kau ini, kenapa seperti anak kecil eoh?”

Eh?
Jaejoong mengerjapkan mata bulatnya lucu.
Memandang Yunho yang menariknya mendekat dan menyeka es krim yang berlepotan di sekitar bibir ranumnya.
Namja cantik itu tersenyum lebar dan mengecup lembut bibir Yunho sekilas.
Membuat namja tampan itu mengerjap kaget.

Jaejoong terkekeh.
Ia kembali menjilat es krimnya dan berjalan mendahului Yunho.


DDDRRTTT…DDRRRTTT…

Jaejoong menoleh.
Memandang Yunho yang menjawab panggilan pada ponselnya.
Namja cantik itu bersikap acuh.
Ia memasuki butik-butik terkenal dan membeli beberapa pakaian yang menurutnya bagus disana.

Yunho sudah selesai menelepon.

  “Nugu?” Tanya Jaejoong mendekat.

  “Minzy, sekretarisku” Sahut Yunho masih fokus menatap layar ponselnya.

Dahi Jaejoong mengerut.

  “Pekerjaan?”

  “Hm”

  “Tapi bukannya kau libur hari ini bear?”

  “Maaf sayang, hanya sebentar”

  “Yunnieeee~!”

  “Nee, sebentar saja, Jung Jaejoong”
 
  “Arra, kalau begitu aku pulang dengan Minho sekarang, pegang semua belanjaan ini!”

  “E-eh? Boo? BooJae!”

Jaejoong mendengus kesal.
Namja cantik itu menghentak-hentakkan kakinya seraya berjalan meninggalkan Yunho.
Bibirnya menggerutu tidak jelas.
Ia segera mempercepat langkahnya meninggalkan Departement Store tersebut dan memasuki mobilnya.

  “Minho, kita pulang sekarang!”

  “Eh? Tuan Jung otte?”

  “Siapa dia? Aku tidak mengenalnya! Kka, jalan!”

Aigoo.
Choi Minho hanya mengangguk pasrah.
Ia menggeleng pelan memahami kalau Jaejoong sedang merajuk sekarang.
Namja bermata kodok itu segera menghidupkan mesin dan melajukan mobil mewah itu menuju kediaman majikannya.


-------


CKLEK.

Jaejoong membuka pintu rumah dengan kasar dan segera merebahkan tubuhnya di atas sofa.
Meraih ponselnya yang kini bergetar pelan tanda pesan masuk dari sahabat-sahabat kampusnya.

  “Omo, Junchan sudah bekerja? Perusahaan tekstil? Omooo” Gumam Jaejoong kagum.

Namja cantik itu menaikkan alisnya.
Membaca notes dari Junsu kalau beberapa dari mereka sudah bekerja di perusahaan dan butik bergengsi di Seoul.
Aigoo. Lulusan Seoul University sudah seharusnya bekerja di tempat elit ania?

BRUGH.

Jaejoong menjatuhkan punggungnya pada sofa.
Menyandarkan kepalanya di lengan sofa tersebut dan kembali memperhatikan pesan dari sahabatnya.
Tidak lama kemudian ia mengeluh.

Memejamkan mata bulatnya seraya mengusapi rambut almond-nya.

  “Junchan saja sudah bekerja..Bagaimana denganku? Masa lulusan Universitas terbaik di Seoul hanya berdiam diri di rumah? Kalau begitu untuk apa aku kuliah eoh?” Gerutu Jaejoong kesal.

Namja cantik itu mendengus kencang.
Menyadari kalau kehidupannya akan berubah 180 derajat setelah ini.
Yunho akan kembali sibuk dengan kantornya.
Sementara ia?

Berdiam diri di rumah menunggu Yunho kembali?

  “Aku bisa mati muda! Aishh..Aku juga ingin bekerjaaa!” Erang namja cantik itu menendang-nendang kakinya ke udara.

Jaejoong mengerutkan dahinya dan kembali memejamkan mata.
Ck!
Pokoknya ia akan meminta Yunho untuk mengizinkannya bekerja setelah namja tampan itu pulang.

CKLEK.

  “Aku pulang”

SSRAK!

Jaejoong segera bangkit dari bangunnya.
Namja cantik itu menoleh dan melihat Yunho yang meletakkan belanjaannya di atas tangga.
Yunho menoleh.
Menyusul Jaejoong yang masih duduk di atas sofa.

  “Kau marah padaku?” Bisik Yunho seraya mengecup lembut bibir Jaejoong.

Um.

Jaejoong menggeleng.
Membuat Yunho tersenyum kecil dan kembali mengecup bibir ranumnya berkali-kali.
Kemudian ia melumat dan menghisap lembut bibir ranum tersebut.

  “Yunnie yah”

  “Hmm?”

  “Aku juga ingin bekerja”

  “Mwo??”

  “Ne, aku ingin bekerja, aku tidak mau diam saja di rumah! Aku lulusan Universitas terbaik Yunnie yah, aku juga namja, aku tidak ingin hanya duduk menunggumu pulang dari kantor”

  “Ani”

  “Yunnieee~!”

  “Aniya, aku tidak mengizinkanmu”

  “Wae? Apa kau takut merasa tersaingi olehku?”

  “Bukan itu, sayang, aku hanya tidak ingin kau kelelahan”

  “YUNNIE! AKU BUKAN WANITA!”

Yunho hanya menghela nafas pendek.
Ia menjauhkan Jaejoong dari tubuhnya dan memutuskan untuk beranjak memasuki kamar.
Namun belum selangkah ia bergerak, namja cantik itu sudah lebih dulu memeluk erat perutnya dari belakang.

  “Boo”

  “ANI! TIDAK AKAN KULEPASKAN SEBELUM KAU MEMBERI IZIN!”

Aigoo.

Yunho mendesah pendek.
Ia mengulurkan tangannya menyentuh lengan Jaejoong, namun namja cantik itu semakin mengeratkan pelukannya dan merapatkan tubuhnya pada Yunho.

  “Ck, kau yakin tidak akan melepaskan aku hm?”

  “Aku yakin!”

  “Aku mau mandi sekarang, otte? Apa kau juga tetap tidak akan melepaskanku hm?”

  “Ani!”

  “Arasseo”

Yunho melangkahkan kakinya menaiki tangga.
Mengacuhkan Jaejoong yang menggigit bibir bawahnya erat sekarang.
Kedua mata beningnya tampak berkaca-kaca.
Ia sedih karena Yunho tidak kunjung mengabulkan permintaannya.

Wae?

Apa salahnya ikut bekerja?
Ia tidak mengganggu ania?

  “Hiks..”

Yunho yang sudah menghidupkan air shower tertegun kaget ketika mendengar suara isakan itu.
Ia bisa merasakan Jaejoong menekan dahinya di punggung Yunho.

  “Jae” Panggil Yunho pelan.

Jaejoong tidak merespon. Ia masih berusaha menahan sengguknya agar tidak terdengar.

  “BooJae” Ulang Yunho selembut mungkin.

Namja tampan itu mengusap lengan Jaejoong yang melingkar di perutnya.
Berusaha melepaskan rengkuhan erat kekasihnya.

  “Kenapa kau menangis, sayang?” Tanya Yunho seraya menyeka air mata Jaejoong.

Namja cantik itu tidak menyahut.
Ia hanya menggigit bibirnya dan menunduk.

Hahhh.

Yunho menghela nafas panjang sekarang.
Namja tampan itu harus mengabulkan permintaan Jaejoong mau tidak mau.
Ck, ia benci melihat namja cantik ini menangis.

  “Arasseo, kau boleh bekerja, aku tidak akan melarang” Ujar Yunho akhirnya.

Eh?
Jaejoong refleks mengangkat wajahnya menatap mata musang Yunho yang tajam.

  “Je-Jeongmall?”

  “Ne, tapi kau harus menurut padaku sekarang”

  “Ung”

Jaejoong mengangguk patuh.
Membuat Yunho semakin merasa gemas.
Namja tampan itu menarik lengan Jaejoong dan memutarnya agar berdiri di bawah shower.
Kemudian ia menekan punggung Jaejoong bersandar pada dinding dan segera menyambar bibir cherry-nya yang manis.

Jaejoong memejamkan matanya dengan erat.
Kedua tangannya mencengkram rambut dan punggung Yunho.
Meringis manja ketika namja tampan itu mencumbunya sedikit kasar.

  “Um..Ungh..Yunnie..” Desah Jaejoong lembut.

Yunho semakin gencar meliukkan lidahnya di dalam rongga mulut namja cantik itu.
Mengacuhkan saliva mereka yang kini meleleh membasahi pipi kekasihnya.
Satu tangan Yunho beralih menahan pinggang Jaejoong.
Sementara yang satunya lagi meraih tangan Jaejoong yang berada di punggungnya dan menyentuhkannya di bagian vital tubuhnya.

Jaejoong mengeluh.
Mata beningnya setengah terbuka memandang Yunho yang kini menahan erangannya saat jemari lentiknya mencengkram gemas benda yang berada di bawah sana.

Beberapa detik kemudian, tautan bibir mereka terlepas.
Membaurkan desahan nafas yang menderu kencang.
Terlihat jelas benang saliva yang menghubungkan bibir keduanya.

Jaejoong menahan nafasnya.
Menatap Yunho dengan tatapan sayunya yang menggoda.

  “Yu-Yunnie..hh…”

  “Ne? Apa sayang?”

  “Aku..Aku ingin bekerja di perusahaanmu..Gedung yang berbeda..Tanpa ada yang tahu kalau kita sudah menikah..hh..hh”

  “Wae?”

  “Aku ingin berusaha dengan kemampuanku sendiri Yun ah..hh...Aku tidak ingin orang-orang mengira kalau aku menggunakan kekuasaanmu karena kau adalah suamiku..hh..”

  Well, apa yang tidak untukmu Boo?”

Hmp.
Jaejoong mengembangkan senyum manisnya.
Ia kembali memejamkan mata saat Yunho menyatukan bibir mereka dan melumatnya dengan ganas.
Berusaha menghangatkan tubuh mereka yang dingin diguyur air shower.

Ah, Jaejoong jadi tidak sabar untuk segera bekerja.
Ia akan memiliki banyak rekan kerja yang menyenangkan dan menjalani kehidupan sebagai seorang istri sekaligus karyawan di kantor kekasihnya.

Iya kan?

Segalanya akan terasa menyenangkan aniya?

TBC :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar