This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Jumat, 04 Desember 2015

FF/YAOI/YUNJAE/CHAPTER/APOLOGY/PART 9



I let you down, I know it’s over.
But why am I hearing your voice calling my name?
For a long time, I’m so sorry.

Dont leave me.
Call me again.
So when are you coming home?

Here’s my apology.

PART 9.

  Gee! Jangan bilang ini majalah interview terbaru milik Kim Jaejoong!”

  “Sayangnya ini benar, oh—kau tidak tahu berapa lama aku menabung untuk membeli majalah ini, ada foto bonusnya!”

  “Ahhh~ Aku ingin~~ Boleh aku pinjam tidak?”

  “Lima menit! Hehehe, aduh, aku suka sekali foto yang ini, seksi!”

  “Kau benar, ah, apa kau sudah menonton behind the scene of Vogue yang terbaru? Jaejoong bilang ia sedang jatuh cinta pada seseorang, tapi cintanya punya banyak rintangan!”

  “Ya, aku tidak tahan untuk menontonnya lebih lama lagi, aku patah hati~”


  “Hahaha tapi model dari Korea itu sungguh mengagumkan! Ia selalu berpose dengan boneka beruang besar yang memakai kemeja, manis sekali!”

Kim Junsu dan Park Yoochun saling melirik saat mereka mendengar celotehan para gadis remaja yang berkerumun di dekat mereka.
Keduanya sedang berada di ruang tunggu bandara saat ini.
Mereka segera lepas landas ke Paris saat Sora Nuna mengabarkan mereka tentang Jaejoong.

Junsu bahkan tidak berhenti menangis selama ia berada di dalam pesawat.
Akibatnya mata sipitnya membengkak dan hidung bangirnya memerah.
Tapi walaupun ia tidak dalam keadaan seperti itu tetap saja ia harus menutup wajahnya dengan masker dan memakai kacamata hitam agar tidak ada penggemar yang mengganggunya.
Ia sedang tidak ingin diganggu saat ini.

Begitupun Yoochun.

Namja chubby itu tidak jauh beda dengan Junsu.
Hanya saja ia tidak menangis sampai wajahnya bengkak seperti yang namja imut itu lakukan.
Ia memendam rasa sedihnya.
Sedih karena segalanya, termasuk tidak bisa menemani namja cantik itu seperti biasanya.

Oh—malang sekali model internasional itu.

GYUT.

Junsu menahan nafasnya sejenak saat Yoochun mempererat genggaman tangan mereka.
Udara Paris sedang tidak bersahabat.
Mereka berdua kedinginan dan Sora Nuna masih belum datang menjemput kedatangan mereka.

  “Chunnie, lebih baik kita naik taksi saja” Ujar Junsu dengan suara sangaunya.

  “Kita berdua tidak bisa bahasa perancis, Junsu” Balas Yoochun mendesah pendek.

  “Tapi kan kau bisa bahasa inggris, ck, Virginia pun jadi! Aku tidak sabar—AH! Itu mobilnya!”

Junsu memekik kaget ketika mata sipitnya menangkap sebuah mobil Lamborgini kesayangan Jaejoong yang pernah dipamerkan kepadanya saat mereka bertemu di Jepang.
Ia segera menarik tangan Yoochun yang berkaitan erat dengan tangannya menghampiri mobil mewah tersebut.

CKLEK!

Junsu membuka pintu mobil dengan tidak sabar.
Namun senyum leganya menghilang dalam sekejap ketika ia bertatap muka dengan wajah lelah milik Sora Nuna.
Oh—wanita cantik itu terlihat begitu menyedihkan.
Wajahnya pucat dengan sisa air mata di pipinya.

Ia mengangguk, menyuruh Yoochun dan Junsu masuk ke dalam mobil tanpa suara.

Junsu segera mengambil kursi di samping kemudi, sementara Yoochun duduk di belakang.

  “Apakah terjadi sesuatu, Nuna?” Bisik Junsu lirih.

Yeoja cantik itu mengangguk.
Ia memutar setir mobil mewah tersebut dan berusaha menghembuskan nafas agar ia tenang.

  “Jaejoong mengamuk satu jam yang lalu, para dokter menyarankan untuk membiusnya, tapi aku menolak. Demi Tuhan! Ia sudah menerima banyak bius dalam waktu tiga hari ini! Tapi dokter-dokter sialan itu memaksa!” Pekik Sora Nuna tanpa sadar.

Jemari lentiknya memerah, mencengkram erat setir mobil tersebut.

Junsu terkejut.
Ia menoleh ke belakang, menatap Yoochun yang juga balas memandangnya.

  “Jadi—sama sekali tidak ada kemajuan?” Tanya Yoochun.

  “Tidak, ia begitu tenang ketika ia tertidur. Tapi saat ia terbangun yang ia lakukan hanyalah menangis memeluk bonekanya” Sahut Sora Nuna pelan.

  “Apakah Nuna memberitahunya kalau kami akan datang?”

  “Ya, dan Jaejoong terlihat lega, ia bilang ia membutuhkanmu untuk mengusir Kyuhyun yang begitu keras kepala untuk menjadikannya sebagai model satu-satunya—”

Sora Nuna berhenti bersuara, ia menoleh, menatap Junsu yang masih tampak terkejut di kursinya.

  “—dan ia membutuhkan Junsu untuk melindunginya dari amukan Taemin” Lanjutnya lirih.

Yoochun mengerutkan dahinya.
Kyuhyun?
Tapi semenjak kepergian Jaejoong yang ia tahu hanyalah Taemin.
Pria yang selalu mendengarkan keluh kesah Jaejoong walau tingkahnya menyebalkan—itu yang Jaejoong katakan kepadanya dulu—.

  “Yunho Sajangnim sudah berangkat ke London untuk mengurus cabang di sana sampai hari ini, ia pergi setelah malam itu, jadi ia masih tidak tahu kabar apapun tentang Jaejoong” Gumam Sora Nuna kemudian.

Yoochun berjengit.
Mendengar nama Yunho sungguh tabu baginya.
Pria kejam itu!
Laki-laki yang sudah membuat sahabat baiknya menderita seperti ini!
Park Yoochun menghembuskan nafas keras.

Ia hampir saja tidak bisa menahan emosinya yang akan meledak, namun tubuhnya tersentak ketika Junsu menggenggam tangannya.
Pria imut itu menangis tanpa suara.
Menatap Yoochun dengan mata sipitnya yang merah.

  “Semuanya akan baik-baik saja, kita akan melindungi Jaejoong seperti yang ia inginkan. Nuna, aku mohon padamu, jangan sampai Jung Yunho mengetahui secuil pun tentang keadaan Jaejoong saat ini. Kalau ia ingin bertemu katakan saja Jaejoong sangat sibuk” Ujar Yoochun.

  “Apa rencanamu, Park Yoochun?” Tanya Sora Nuna bingung.

  “Kita akan menyembunyikan Jaejoong, Junsu sudah memberitahu Sajangnimnya, Shim Changmin, ketika kami akan berangkat ke Paris, dan pria bertubuh tinggi itu mengatakan kalau ia memiliki teman yang mempunyai rumah sakit di Eguisheim, desa yang tidak terlalu jauh dari Paris”

  “Jadi, maksudmu, teman dari Shim Changmin itu bisa dipercaya?”

Yoochun mengangguk.

  “Setidaknya kita ingin Jaejoong bisa tenang untuk sementara” Bisiknya pelan.


-------


Pria cantik itu membuka kedua matanya dengan kerjapan ringan.
Ia menoleh dan menghela nafas lega mendapati Yunho—boneka beruangnya—masih berbaring di sana.
Oh—ia tidak sanggup membayangkan kalau pria arogan itu akan meninggalkannya.
Jaejoong berbaring menyamping, memeluk boneka raksasa itu dan menyurukkan wajahnya pada kemeja milik Yunho yang selama ini terpasang di tubuh beruang tersebut.
Ia tersenyum tipis.

  Bonjour, Yunnie yah” Bisiknya.

Jaejoong merasakan hatinya menghangat ketika Yunho tersenyum memandangnya.

  Selamat pagi” Ujar pria arogan itu seraya mengusap wajah cantik Jaejoong.

  “Aku bermimpi kau meninggalkanku, konyol bukan, Sajangnim?” Bisik Jaejoong masih dengan senyumnya.

  Kau tahu itu hal paling mustahil yang akan kulakukan” Balas pria arogan itu mencubit pipi tirus itu.

Jaejoong terkikik.
Ia memeluk gemas Yunho-nya dan menghembuskan nafas puas.

  “Kau terlihat masih mengantuk, bear

  Ya, aku tidak tidur semalaman karena memandang wajah cantikmu

  “Ya!”

  Hahaha, baiklah, berikan aku waktu untuk tidur sebentar lagi ok?

Jaejoong mengangguk patuh. Ia tersenyum manis.
Kemudian atensinya beralih ke arah pintu kamar rawat ketika benda itu terbuka.
Menampilkan sosok Yoochun dan Junsu di sana.

Pria cantik itu terkejut.

Ia sontak duduk dari baringnya dan membelalak lebar.

  “Jae!” Pekik Junsu yang lebih dulu menerjang pria cantik itu.

Namja cantik itu begitu kaget, hingga ia tidak mampu bersuara.
Mata besarnya memperhatikan Yoochun yang menghampirinya dengan pelan.
Namun kedua mata mereka saling bertatapan tanpa henti.
Sedetik kemudian Jaejoong beralih kepada Junsu yang sudah melepaskan pelukannya.

  “Aku rindu sekali, kau tahu!” Seru namja imut itu mulai menangis.

Jaejoong tersenyum tipis, menyadari air matanya telah jatuh membasahi pipi tirusnya.

  “Sungguh kejutan, aku sampai tidak bisa berkata-kata” Desisnya lirih.

Junsu dan Yoochun tersenyum mendengarnya.

  “Kau terlihat kurus” Komentar Junsu kemudian.

Jaejoong mengangkat bahunya.

  “Paris dan segala mode dietnya” Gumamnya.

  “Kalau begitu aku tidak cocok tinggal di sini, iya kan? Aku tidak bisa membayangkan kalau pantat seksiku ini hilang, OH!” Pekik Junsu heboh.

Here it is.
Junsu is back.

Pikir Yoochun di dalam kepalanya.
Namja chubby itu mendesah pendek dan menaikkan alisnya ketika ia mendapati boneka beruang kesayangan Jaejoong berbaring di samping namja cantik itu.

  “Kau kan hanya penyanyi solo, orang-orang lebih fokus pada suaramu” Ujar Jaejoong sengit.

  “Apa kau tidak tahu kalau pantatku lebih terkenal daripada suaraku eh?” Balas Junsu tidak kalah sengit.

Lalu kemudian mereka berdua tertawa geli.

  “OH—Sstt, aku hampir lupa, jangan berisik” Ujar Jaejoong terkesiap.

  “Eoh? Memangnya kenapa? Jangan bilang kalau dokter akan menyuntik kita berdua kalau ketahuan berisik” Balas Junsu mengerjapkan matanya.

  “Ani, bukan itu, Yunnie baru saja tidur, aku tidak ingin ia terbangun” Ujar Jaejoong tersenyum manis.

Eoh?

Junsu dan Yoochun saling melirik satu sama lain.

  “Apa Jae?” Tanya Junsu menaikkan alisnya.

  “Yunnie, nanti ia terbangun, lihat, ia sedang tidur. Aigoo, wajahnya lucu sekali kan?” Balas Jaejoong terkikik.

Kim Junsu meremas tangannya.
Jantungnya berdebar-debar kencang.
Ia mengerutkan dahinya kepada Jaejoong.

  “Jae, tidak ada Sajangnim di sini” Gumam pria imut itu pelan.

  “Kau bicara apa, Junchan? Jelas-jelas ia sedang tidur di sampingku” Keluh Jaejoong bersandar pada kepala ranjang.

  “Aku bicara jujur, Kim Jaejoong. Hanya ada boneka beruangmu di atas kasur”

  “Junchan, aku tidak sedang ingin bercanda denganmu”

  “Tapi Jae, aku berkata yang sebenar—”

Junsu menggigit lidahnya saat Yoochun berdiri dengan cepat dan menarik bahunya kencang.
Membuatnya tersadar akan raut wajah Jaejoong yang mengeras.
Sepupu cantiknya itu terlihat marah dan kesal.
Ia mendengus kasar dan menatap tidak senang kepada Junsu.

  “Keluar, Junchan” Usir Jaejoong dingin.

Junsu mengangguk sedih.
Ia berbalik dan beranjak keluar dari kamar, ditemani Yoochun yang masih merangkul bahunya.
Oh—ternyata tidak sekedar gosip.
Sepertinya kedua namja itu sudah saling menjalin hubungan eoh?

Jaejoong menyampingkan tubuhnya, menghela nafas mendapati kekasihnya masih tertidur di sana.
Ia mengulurkan tangannya mengusap lembut wajah tampan Yunho.

  “Kau juga, Lee Taemin, tinggalkan kami sendiri” Bisik Jaejoong dengan mata bulatnya yang berkaca-kaca.

Pria berambut jamur yang tidak pernah pergi itu tersenyum tipis seraya menjauh dari jendela.
Ia menerjang ranjang Jaejoong dengan cepat dan merebut bantal yang ada di bawah kepala boneka beruang raksasa itu.
Kemudian ia menekan benda tersebut di atas wajah sang beruang.
Jaejoong sontak melompat dari kasur, ia melempar bantal miliknya kepada Taemin dan berusaha merebut bantal yang ada dalam genggaman namja jamur itu.

   “LEPASKAN!! HENTIKAN, TAEMIN!! KAU BISA MEMBUNUHNYA!” Jerit Jaejoong panik.

  “MEMANG ITU YANG KUINGINKAN! SEMUA YANG MENYAKITIMU TIDAK PANTAS HIDUP!” Balas Taemin lantang.

Jaejoong menendang-nendang Taemin dengan kaki telanjangnya.
Tangisnya pecah, mata bulatnya membelalak ngeri mendapati Yunho yang kejang-kejang di tempatnya.

  “TAEMIN PLEASE!!” Teriak Jaejoong sekuat tenaganya.

CKLEK!

Pintu kamar rawat itu terbuka kasar dengna sekali sentak.
Junsu, Yoochun dan Sora Nuna muncul di sana.
Mereka bertiga menatap tidak percaya ke arah Jaejoong yang sedang menendang-nendang udara sambil berteriak-teriak lantang.
Tangan kirinya menahan bantal di atas wajah boneka beruangnya sementara tangan kanannya menarik-narik ujung bantal itu.

Junsu merosot lemah di lantai.
Tangisnya pecah.
 
  “KIM JAEJOONG!” Teriak Yoochun menerjang masuk.

Pria chubby itu menahan tubuh Jaejoong yang terus meronta dengan erat.
Ia berdesis berusaha membuat model cantik itu tenang.
Sementara Sora Nuna sudah memanggil dokter agar datang ke kamar rawat itu.

  “Pergi..Jangan ganggu aku dan Yunnie..Hiks..” Lirih Jaejoong dalam tangisnya.

Mata bulatnya tidak berhenti menatap Lee Taemin yang berdiri kaku di pinggir ranjang.
Pria berambut jamur itu mengerutkan dahinya tidak terima.

  “Tapi kupikir kita teman, Jaejoong ah..Aku hanya berusaha melindungimu dari pria jahat itu. Aku tidak ingin kau terluka untuk yang kedua kalinya..” Balas Taemin pelan.

Kemudian ia berlari meninggalkan kamar.
Jaejoong bernafas cepat.
Ia mendongak menatap langit-langit ruangan.
Sesuatu yang tidak beres sedang terjadi di sini.

Tapi apa?

Namja cantik itu merasakan lengannya berdenyut-denyut sakit.
Kemudian ia merasakan kedua matanya mendadak berat dan buram.
Sampai semuanya terasa gelap.

  “Bius selesai, ikat kaki dan tangannya” Ujar Dokter seraya menutup jarum suntiknya.

  “Ikat? Kalian akan mengikatnya?” Tanya Sora Nuna kaget.

Dokter berkacamata itu menoleh, ia mengangguk.

  “Ia bisa saja mengamuk saat terbangun nanti, salah satu dari kalian bisa menjaganya sebentar sementara aku butuh sisanya untuk berbicara denganku” Ujar dokter tersebut.

  “Aku yang akan tinggal” Seru Junsu cepat.

Namja imut itu segera mengambil kursi dan duduk di samping Jaejoong.
Mengusap bekas air mata yang berantakan di wajah cantik sepupunya itu.

  “Aku merindukanmu yang dulu Jae, kita yang dulu..Saat di mana kemiskinan itu menjahati kita. Tapi kita bahagia, kan?” Bisik Junsu tersenyum sedih.

Yoochun dan Sora Nuna segera beranjak meninggalkan kamar rawat bersama para dokter yang sudah keluar kamar terlebih dahulu.

  “Kami berencana untuk memindahkan Jaejoong dan merawatnya di rumah sakit yang lain” Ucap Yoochun seraya menghentikan langkahnya di koridor rumah sakit.

Para dokter itu berbalik, memandang Yoochun lalu saling bertatapan satu sama lain.
Kemudian mereka memutuskan meninggalkan sang dokter berkacamata untuk berbicara dengan Yoochun sementara yang lainnya kembali bertugas.

  Eguisheim, desa yang tidak terlalu jauh dari Paris, kami rasa Jaejoong akan lebih baik berada di sana” Sambung Sora Nuna cepat.

  “Itu bukanlah ide yang buruk. Tapi kelainan yang diderita Jaejoong bukanlah sejenis penyakit kanker yang membutuhkan suasana pedesaan yang asri. Ia membutuhkan dorongan dan kepercayaan dari dalam dirinya sendiri untuk menghadapi sakitnya dan juga dukungan dari orang-orang terdekatnya” Sahut sang dokter seraya membenarkan letak kacamatanya.

Yoochun dan Sora saling melirik, tapi hanya sebentar.

  “Jaejoong tahu, ia pernah mengalami pemeriksaan beberapa waktu yang lalu, tapi sepertinya ia melupakan hal itu” Ujar Yoochun lagi.

  “Ya, tentu saja. Bagaimana mungkin ia sadar kalau ia masih saja menyebut-nyebut tentang Taemin dan Kyuhyun” Ucap dokter itu menaikkan alisnya.

Sora Nuna mengangguk membenarkan.

  “Aku ingin bertemu dengan orang yang bernama Jung Yunho” Celetuk sang dokter tiba-tiba.

DEG.

Yoochun dan Sora terkesiap kaget.
Mereka menatap tidak percaya kepada dokter berkacamata itu.

  “Observasi kami memberikan hasil kalau pasien mengalami ketergantungan terhadap bonekanya. Ia tidak pernah memandang boneka itu sebagai benda mati. Ia memanggilnya Yunho dan menunjukkan fotonya lewat ponselnya”

  “Ta—tapi—”

  “Titik dasar dari kelainan Jaejoong ada pada bonekanya. Lalu muncul delusi untuk memuaskan hatinya. Itu observasi kami sejauh ini, tapi semuanya terserah pada anda, Monsieur. Kalau anda menginginkannya untuk bebas, kenapa tidak?”

Dokter itu tersenyum sopan dan beranjak meninggalkan keduanya.
Yoochun menghentakkan kakinya dan bersandar pada dinding koridor.
Sementara Sora hanya terdiam mengamati punggung dokter yang menjauh itu.
Sial. Desah Yoochun dalam hatinya.

Jung Yunho adalah orang pertama yang tidak ingin ditemuinya saat ini.

Karena pria kejam itu adalah akar dari segalanya.


-------


  “Berhenti memotretku, Cho Kyuhyun!” Seru Jaejoong marah.

Ia sedang sendirian saat ini.
Junsu sedang pergi membeli makanan, Yoochun beristirahat di hotel, dan Sora Nuna sedang sibuk mengurusi kontrak Jaejoong yang masih belum terselesaikan.
Namja cantik itu masih terikat di atas ranjangnya.
Ia terbangun karena suara jepretan kamera yang tidak asing.

Fotografer tampan itu sedang menyeringai ke arahnya.

  “Foto-foto ini akan laku keras, kau tahu? Kim Jaejoong sedang dirawat di rumah sakit, terikat di atas ranjang, wow, aku pasti akan kaya dalam sekejap” Ujar Kyuhyun menaikkan alisnya.

Jaejoong mengerutkan dahinya.
Ia menggertakkan giginya kesal.

  “Ekspresi yang bagus sekali, aku suka” Ujar Kyuhyun dengan nada menyebalkannya.

Namja cantik itu menolehkan wajahnya ke samping saat ia mendengar suara gumaman.
Oh—tidak, Yunho-nya sudah bangun!
Pria itu tidak akan suka melihat Kyuhyun di sini!

  Uhm—BooJae? Kenapa kau terikat? Apa yang—

CKLIK!

Yunho terkejut.
Ia sontak terbangun dari baringnya dan mendapati sosok pemuda yang kurang disukainya sedang berdiri tepat di depan ranjang dengan kamera gantungnya.

  “Skandal! Model cantik yang tidur bersama Sajangnimnya!” Seru Kyuhyun senang.

Ia terus saja memotret tanpa henti, hingga kemudian tubuhnya tersentak saat Yunho mendorongnya ke dinding dan meninju wajahnya.

  “YUNNIE!” Teriak Jaejoong meronta, membuat ranjang kecilnya berderit-derit kencang.

Jaejoong memekik saat pergelangan tangannya berdarah karena ia bergerak terlalu kasar.
Sial! Cho Kyuhyun sialan! Jeritnya dalam hati.
Mata bulatnya menatap tidak percaya Yunho yang sedang memukuli Kyuhyun dengan brutal.

  “Yunnie hentikan! Jangan!” Teriak Jaejoong lagi.

Tangisnya pecah.
Ia terisak keras.

Tidak, Yunnienya bukan pria kejam!
Yunnienya bukan pria berdarah dingin!
Jung Yunhonya adalah pria yang penuh dengan kasih sayang!

  “JUNG YUNHO HENTIKAN! KAU BISA MEMBUNUHNYA!” Teriak Jaejoong hingga suaranya serak.

Ia terus meronta-ronta berusaha melepaskan ikatan yang ada di tangan dan kakinya.
Tidak mengacuhkan lelehan darah yang mengalir dari kulitnya yang tergesek dengan tali.
Membuat ranjang kecil itu basah berwarna merah.
.
.
.
Mobil mewah itu melaju dengan pelan.
Zrouch—supir pribadi Yunho di Paris—melirik diam-diam kepada sang majikan melalui kaca spion tengah.
Kemudian ia menghembuskan nafasnya dengan sangat pelan.
Takut mengganggu lamunan sang direktur yang tidak bersuara sejak tadi.

Jung Yunho menutup rapat mulutnya.

Mata musangnya yang tajam menatap kosong ke jendela mobil.
Memperhatikan butir-butir salju yang mulai menutupi jalanan di luar sana.
Yunho merasakan tubuhnya bergetar tidak tenang.
Ia menahan nafasnya dan menghembuskannya kemudian.

Manajer cantik itu meneleponnya.

Tapi bukan ia yang bersuara.
Yoochun. Park Yoochun. Model dari agensinya yang diluncurkan terlalu dini.
Sahabat baik dari pria yang dicintainya.

  [ “Jung Yunho. Aku berbicara denganmu sebagai sahabat dari Kim Jaejoong. Ada hal penting yang harus kusampaikan, walau sebenarnya aku tidak pernah berencana sedikitpun untuk memberitahukannya kepadamu” ]

Yunho bersandar pada jok mobil.

  [ “Kau harus kembali ke Paris dan temui sahabatku. Dokter bilang ia membutuhkanmu untuk kesembuhannya” ]

  [ “Dokter?” ]

  [ “Pria yang selalu kau sakiti itu di rumah sakit sekarang. Ia sudah lama menyembunyikan kelainannya seorang diri. Tapi tidak saat ini, karena kita semua sudah tahu dan kami membutuhkanmu untuk betemu dengannya” ]

  [ “Mwo? Sakit? Jangan bercanda, Park Yoochun. Ia terlihat sehat terakhir kali aku melihatnya” ]

  [ “Skizofrenia. Bisa kau percaya itu? Semuanya karena kau, Jung Yunho” ]

Mobil mewah itu berhenti di parkiran rumah sakit.
Zrouch turun dari mobil dan membukakan pintu untuk majikannya.
Yunho segera keluar dari dalam mobil dan dipayungi oleh Zrouch untuk melindunginya dari hujan salju.
Namja tampan itu tetap tidak berekspresi sejak Zrouch melihatnya.

Pria arogan itu segera melangkahkan kakinya memasuki lobi rumah sakit.

  “Tunggu aku di luar” Ujar Yunho singkat.

Zrouch segera mengangguk patuh.
Sementara Yunho meneruskan langkahnya.
Jantungnya berdebar-debar.
Ini kali pertama dalam hidupnya ia merasa tidak sanggup untuk bertemu dengan seseorang.
Pikirannya kacau.

Membuatnya menghela nafas diam-diam.

  “Bius dia”

  NOOOO!”

DEG!

Jung Yunho terkejut bukan main ketika langkah kakinya berhenti tepat di depan pintu kamar rawat itu.
Pintu kamar tersebut terbuka lebar dengan beberapa manusia berjas putih berada di dalam sana.
Mata musangnya membesar menangkap sosok Jaejoong yang meronta-ronta di atas ranjangnya.
Tangan dan kakinya terikat.

Beberapa perawat mencengkram lengan model cantik itu.
Model terkenal yang selalu berpose dengan boneka beruang besar kesayangannya.
Boneka yang selalu memakai kemeja milik Yunho.

  “Anda harus beristirahat, Madam, kami akan menyimpan boneka ini sampai anda membaik” Ucap seorang dokter yang berusaha menarik boneka tersebut dari cengkraman Jaejoong.

Pria cantik itu semakin meronta, membuat ranjang sempit itu bergeser dan berderit-derit keras.

  NO! JANGAN PISAHKAN AKU DARI YUNNIE!! JANGAN!!” Jeritan pilu Jaejoong terdengar hingga ke luar kamar.

DEG.

Detik itu juga Yunho membeku.
Kedua mata musangnya terasa panas dan basah dalam sekejap.

Jadi selama ini Jaejoong menganggap kalau benda itu adalah dirinya?
Membawanya ke manapun ia pergi bahkan ketika ia sedang bekerja?

Bukankah...

Bukankah itu berarti cinta Jaejoong masihlah sama?
Model papan atas itu tidak pernah berhenti untuk mencintainya.

  “Yunnie! Hiks..Hiks..Jangan tinggalkan aku, jangan bawa Yunnie-ku please! Jangan pisahkan kami!” Jerit pria cantik itu dengan suaranya yang serak.

Pandangannya buram karena air mata, ia mengerutkan dahinya dan bernafas dengan cepat ketika melihat Yunho-nya meronta-ronta dari cengkraman para dokter berjas putih itu.

  Lepaskan aku! YA! Brengsek! Jangan pisahkan aku dengan Jaejoongku! Lepas!!” Teriak Yunho lantang.

  “Yunnie, don’t leave me, please..Hiks..” Isak Jaejoong lirih.

Jaejoong meringis saat seorang dokter menyuntik lengannya.
Membuat kepalanya pusing dan matanya memberat.

TIDAK! Pekik Jaejoong dalam hatinya.

Tubuh ringkihnya berangsur-angsur melemah.
Dan detik terakhir sebelum mata bulatnya terpejam, ia mendapati sosok seorang pria tampan yang menerjang tubuhnya.
Memeluknya dengan sangat erat hingga nafasnya tercekat.

  “Jae..Jaejoongie..” Bisik pria itu penuh sesal.

Kemudian semuanya terasa gelap.

  “Mianhae..” Lirih Yunho dengan mata musangnya yang berkaca-kaca.

Semua ini salahnya.
Salah dirinya.
Seharusnya ia tidak membuang Jaejoong hari itu, hari di mana pria cantik itu mengakui kesalahannya.
Seharusnya ia mendekat dan memeluk Jaejoong saat itu, bukan malah membuang pandangannya.

Jaejoong sakit sekarang, dan itu adalah salahnya.
Ia yang menyebabkan kerusakan psikis pada model cantik itu.

  “Saranghae Jaejoong ah..Mianhae..” Lirih Yunho dengan tangisnya yang pecah.

Ia mempererat pelukannya dan menciumi pelipis namja cantik itu berkali-kali.

  [ “Aku yakin kalau kau tahu waktu itu, Yun—aku—aku yakin kalau kau tahu aku mengharapkanmu waktu itu” ]

  [ “Aku adalah pria yang penuh dengan dendam, Kim Jaejoong. Bagiku luka harus dibalas dengan luka” ]

  [ “Apa kau tahu akibat dari perbuatanmu? Aku rusak, Yunho ah. Aku tidak lagi sama” ]

Yunho benar-benar membenci dirinya sendiri.

I let you down, I know it’s over.
But why am I hearing your voice calling my name?
For a long time, I’m so sorry.

Dont leave me.
Call me again.
So when are you coming home?

Here’s my apology.

TBC :D

15 komentar:

  1. Jaeee.. bertahanlaaah..
    Shella semangaaaat!
    Kangen momen sweet yunjae..
    Semoga ada di next chap!

    BalasHapus
  2. Nah kan yunho menyesal...pengen tau gmn proses sembuhnya. Jae ngenalin yunho ga tuh secara dia udah nganggap bonekanya sbg yunho... lanjutkan. Semangat !!!

    BalasHapus
  3. Akhirnya update jugaaa, aku sudah menunggu sekian lama :( , tuh kan yunho nyeselll, semoga next chap banyak yunjae moment yang lebih menyentuh, jangan lama2 updatenya ya authornim, semangattt !!!

    BalasHapus
  4. kak akhernya update. nyesek kak T.T

    BalasHapus
  5. kak akhernya update. nyesek kak T.T

    BalasHapus
  6. akir nya updet juga lama bgt sich shella pdahal di tungguin lo crita2 nya semangat ya

    BalasHapus
  7. setelah ditunggu sekian lama akhirnya datang juga tuh si jung yunho dan tahu segalanya. Gyaahhh rasanya puas banget ngebayangin muka nyeselnya Jung Yunho (Yes!) hahaha
    Authornim SEMANGAT!!!! LANJUTKAAANN!!!! XD

    BalasHapus
  8. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  9. Akhirnya update juga sampe bejamur nunggu my favorite ff
    Semangat thor lanjut ceritanya
    Updatenya cepatin dong + panjangin cerita (abis kurang puas bacanyaaaa *pendek wkwkwwk)

    BalasHapus
  10. Eonni palli chapter 10 nya udh gak sabar pen liat kelanjutannya nih huweeee

    BalasHapus
  11. Ahhhh kurang panjang chap ini ㅜㅜ aku sampe bolak balik buka blog ini blm jg update tp seneng akhirnya update wlw ky nya pendek deh chap ini
    Yunho br nyadar? Kemane aje bang? Emak JJ udh sakit gt baru nyadar hahh
    Thx update nya shella

    BalasHapus
  12. Unnie ditunggu kelanjutannya, mewek kasihan sama jaejong oppa, nah kan yunho oppa nyesel. Isshh salah shella unni sih bikin yunho oppa kaya gitu ╰_╯

    Habis lihat vidionya yunjae moment jadi tambah dapet feel hihihi.. ayo next unni yg cepet, jgn lama kaya gini huweeee T_T

    BalasHapus
  13. Pada akhirnya Yunho tw penyakit JJ eoh..
    Mgk kah dia akan menemani JJ rehap di pedesaan jauh dr kota??
    Sedih baca part ini.. JJ makin ga stabil

    BalasHapus
  14. Oh.. Astaga astaga.. semoga jae cepet sembuh dan yun gak jadi laki laki yg dingin lagi. Baper banget baca ini eonn :3
    Cepet update nee

    BalasHapus
  15. Oh.. Astaga astaga.. semoga jae cepet sembuh dan yun gak jadi laki laki yg dingin lagi. Baper banget baca ini eonn :3
    Cepet update nee

    BalasHapus