I
let you down, I know it’s over.
But
why am I hearing your voice calling my name?
For
a long time, I’m so sorry.
Dont
leave me.
Call
me again.
So
when are you coming home?
Here’s
my apology.
PART
9.
“Gee! Jangan bilang ini
majalah interview terbaru milik Kim
Jaejoong!”
“Sayangnya ini benar, oh—kau tidak tahu berapa lama aku menabung untuk
membeli majalah ini, ada foto bonusnya!”
“Ahhh~ Aku ingin~~ Boleh aku pinjam tidak?”
“Lima menit! Hehehe, aduh, aku suka sekali foto yang ini, seksi!”
“Kau benar, ah, apa kau sudah menonton behind the scene of Vogue yang terbaru? Jaejoong bilang ia sedang
jatuh cinta pada seseorang, tapi cintanya punya banyak rintangan!”
“Ya, aku tidak tahan untuk menontonnya lebih lama lagi, aku patah hati~”
“Hahaha tapi model dari Korea itu sungguh mengagumkan! Ia selalu berpose
dengan boneka beruang besar yang memakai kemeja, manis sekali!”
Kim Junsu dan Park Yoochun saling
melirik saat mereka mendengar celotehan para gadis remaja yang berkerumun di
dekat mereka.
Keduanya sedang berada di ruang tunggu
bandara saat ini.
Mereka segera lepas landas ke Paris saat
Sora Nuna mengabarkan mereka tentang Jaejoong.
Junsu bahkan tidak berhenti menangis
selama ia berada di dalam pesawat.
Akibatnya mata sipitnya membengkak dan
hidung bangirnya memerah.
Tapi walaupun ia tidak dalam keadaan
seperti itu tetap saja ia harus menutup wajahnya dengan masker dan memakai
kacamata hitam agar tidak ada penggemar yang mengganggunya.
Ia sedang tidak ingin diganggu saat ini.
Begitupun Yoochun.
Namja chubby itu tidak jauh beda dengan
Junsu.
Hanya saja ia tidak menangis sampai
wajahnya bengkak seperti yang namja imut itu lakukan.
Ia memendam rasa sedihnya.
Sedih karena segalanya, termasuk tidak
bisa menemani namja cantik itu seperti biasanya.
Oh—malang sekali model internasional
itu.
GYUT.
Junsu menahan nafasnya sejenak saat
Yoochun mempererat genggaman tangan mereka.
Udara Paris sedang tidak bersahabat.
Mereka berdua kedinginan dan Sora Nuna
masih belum datang menjemput kedatangan mereka.
“Chunnie, lebih baik kita naik taksi saja” Ujar Junsu dengan suara
sangaunya.
“Kita berdua tidak bisa bahasa perancis, Junsu” Balas Yoochun mendesah
pendek.
“Tapi kan kau bisa bahasa inggris, ck, Virginia pun jadi! Aku tidak
sabar—AH! Itu mobilnya!”
Junsu memekik kaget ketika mata sipitnya
menangkap sebuah mobil Lamborgini kesayangan Jaejoong yang pernah dipamerkan
kepadanya saat mereka bertemu di Jepang.
Ia segera menarik tangan Yoochun yang
berkaitan erat dengan tangannya menghampiri mobil mewah tersebut.
CKLEK!
Junsu membuka pintu mobil dengan tidak
sabar.
Namun senyum leganya menghilang dalam
sekejap ketika ia bertatap muka dengan wajah lelah milik Sora Nuna.
Oh—wanita cantik itu terlihat begitu
menyedihkan.
Wajahnya pucat dengan sisa air mata di
pipinya.
Ia mengangguk, menyuruh Yoochun dan
Junsu masuk ke dalam mobil tanpa suara.
Junsu segera mengambil kursi di samping
kemudi, sementara Yoochun duduk di belakang.
“Apakah terjadi sesuatu, Nuna?” Bisik Junsu lirih.
Yeoja cantik itu mengangguk.
Ia memutar setir mobil mewah tersebut
dan berusaha menghembuskan nafas agar ia tenang.
“Jaejoong mengamuk satu jam yang lalu, para dokter menyarankan untuk
membiusnya, tapi aku menolak. Demi Tuhan! Ia sudah menerima banyak bius dalam
waktu tiga hari ini! Tapi dokter-dokter sialan itu memaksa!” Pekik Sora Nuna
tanpa sadar.
Jemari lentiknya memerah, mencengkram
erat setir mobil tersebut.
Junsu terkejut.
Ia menoleh ke belakang, menatap Yoochun
yang juga balas memandangnya.
“Jadi—sama sekali tidak ada kemajuan?” Tanya Yoochun.
“Tidak, ia begitu tenang ketika ia tertidur. Tapi saat ia terbangun yang
ia lakukan hanyalah menangis memeluk bonekanya” Sahut Sora Nuna pelan.
“Apakah Nuna memberitahunya kalau kami akan datang?”
“Ya, dan Jaejoong terlihat lega, ia bilang ia membutuhkanmu untuk
mengusir Kyuhyun yang begitu keras kepala untuk menjadikannya sebagai model
satu-satunya—”
Sora Nuna berhenti bersuara, ia menoleh,
menatap Junsu yang masih tampak terkejut di kursinya.
“—dan ia membutuhkan Junsu untuk melindunginya dari amukan Taemin”
Lanjutnya lirih.
Yoochun mengerutkan dahinya.
Kyuhyun?
Tapi semenjak kepergian Jaejoong yang ia
tahu hanyalah Taemin.
Pria yang selalu mendengarkan keluh
kesah Jaejoong walau tingkahnya menyebalkan—itu yang Jaejoong katakan kepadanya
dulu—.
“Yunho Sajangnim sudah berangkat ke London untuk mengurus cabang di sana
sampai hari ini, ia pergi setelah malam itu, jadi ia masih tidak tahu kabar
apapun tentang Jaejoong” Gumam Sora Nuna kemudian.
Yoochun berjengit.
Mendengar nama Yunho sungguh tabu
baginya.
Pria kejam itu!
Laki-laki yang sudah membuat sahabat
baiknya menderita seperti ini!
Park Yoochun menghembuskan nafas keras.
Ia hampir saja tidak bisa menahan
emosinya yang akan meledak, namun tubuhnya tersentak ketika Junsu menggenggam
tangannya.
Pria imut itu menangis tanpa suara.
Menatap Yoochun dengan mata sipitnya
yang merah.
“Semuanya akan baik-baik saja, kita akan melindungi Jaejoong seperti
yang ia inginkan. Nuna, aku mohon padamu, jangan sampai Jung Yunho mengetahui
secuil pun tentang keadaan Jaejoong saat ini. Kalau ia ingin bertemu katakan
saja Jaejoong sangat sibuk” Ujar Yoochun.
“Apa rencanamu, Park Yoochun?” Tanya Sora Nuna bingung.
“Kita akan menyembunyikan Jaejoong, Junsu sudah memberitahu
Sajangnimnya, Shim Changmin, ketika kami akan berangkat ke Paris, dan pria
bertubuh tinggi itu mengatakan kalau ia memiliki teman yang mempunyai rumah
sakit di Eguisheim, desa yang tidak
terlalu jauh dari Paris”
“Jadi, maksudmu, teman dari Shim Changmin itu bisa dipercaya?”
Yoochun mengangguk.
“Setidaknya kita ingin Jaejoong bisa tenang untuk sementara” Bisiknya
pelan.
-------
Pria cantik itu membuka kedua matanya
dengan kerjapan ringan.
Ia menoleh dan menghela nafas lega
mendapati Yunho—boneka
beruangnya—masih berbaring di sana.
Oh—ia tidak sanggup membayangkan kalau
pria arogan itu akan meninggalkannya.
Jaejoong berbaring menyamping, memeluk
boneka raksasa itu dan menyurukkan wajahnya pada kemeja milik Yunho yang selama
ini terpasang di tubuh beruang tersebut.
Ia tersenyum tipis.
“Bonjour, Yunnie yah”
Bisiknya.
Jaejoong merasakan hatinya menghangat
ketika Yunho tersenyum memandangnya.
“Selamat pagi” Ujar pria
arogan itu seraya mengusap wajah cantik Jaejoong.
“Aku bermimpi kau meninggalkanku, konyol bukan, Sajangnim?” Bisik
Jaejoong masih dengan senyumnya.
“Kau tahu itu hal paling mustahil
yang akan kulakukan” Balas pria arogan itu mencubit pipi tirus itu.
Jaejoong terkikik.
Ia memeluk gemas Yunho-nya dan menghembuskan nafas puas.
“Kau terlihat masih mengantuk, bear”
“Ya, aku tidak tidur semalaman
karena memandang wajah cantikmu”
“Ya!”
“Hahaha, baiklah, berikan aku
waktu untuk tidur sebentar lagi ok?”
Jaejoong mengangguk patuh. Ia tersenyum
manis.
Kemudian atensinya beralih ke arah pintu
kamar rawat ketika benda itu terbuka.
Menampilkan sosok Yoochun dan Junsu di
sana.
Pria cantik itu terkejut.
Ia sontak duduk dari baringnya dan
membelalak lebar.
“Jae!” Pekik Junsu yang lebih dulu menerjang pria cantik itu.
Namja cantik itu begitu kaget, hingga ia
tidak mampu bersuara.
Mata besarnya memperhatikan Yoochun yang
menghampirinya dengan pelan.
Namun kedua mata mereka saling
bertatapan tanpa henti.
Sedetik kemudian Jaejoong beralih kepada
Junsu yang sudah melepaskan pelukannya.
“Aku rindu sekali, kau tahu!” Seru namja imut itu mulai menangis.
Jaejoong tersenyum tipis, menyadari air
matanya telah jatuh membasahi pipi tirusnya.
“Sungguh kejutan, aku sampai tidak bisa berkata-kata” Desisnya lirih.
Junsu dan Yoochun tersenyum
mendengarnya.
“Kau terlihat kurus” Komentar Junsu kemudian.
Jaejoong mengangkat bahunya.
“Paris dan segala mode dietnya” Gumamnya.
“Kalau begitu aku tidak cocok tinggal di sini, iya kan? Aku tidak bisa
membayangkan kalau pantat seksiku ini hilang, OH!” Pekik Junsu heboh.
Here
it is.
Junsu
is back.
Pikir Yoochun di dalam kepalanya.
Namja chubby itu mendesah pendek dan
menaikkan alisnya ketika ia mendapati boneka beruang kesayangan Jaejoong
berbaring di samping namja cantik itu.
“Kau kan hanya penyanyi solo, orang-orang lebih fokus pada suaramu” Ujar
Jaejoong sengit.
“Apa kau tidak tahu kalau pantatku lebih terkenal daripada suaraku eh?”
Balas Junsu tidak kalah sengit.
Lalu kemudian mereka berdua tertawa
geli.
“OH—Sstt, aku hampir lupa, jangan berisik” Ujar Jaejoong terkesiap.
“Eoh? Memangnya kenapa? Jangan bilang kalau dokter akan menyuntik kita
berdua kalau ketahuan berisik” Balas Junsu mengerjapkan matanya.
“Ani, bukan itu, Yunnie baru saja tidur, aku tidak ingin ia terbangun”
Ujar Jaejoong tersenyum manis.
Eoh?
Junsu dan Yoochun saling melirik satu
sama lain.
“Apa Jae?” Tanya Junsu menaikkan alisnya.
“Yunnie, nanti ia terbangun, lihat, ia sedang tidur. Aigoo, wajahnya
lucu sekali kan?” Balas Jaejoong terkikik.
Kim Junsu meremas tangannya.
Jantungnya berdebar-debar kencang.
Ia mengerutkan dahinya kepada Jaejoong.
“Jae, tidak ada Sajangnim di sini” Gumam pria imut itu pelan.
“Kau bicara apa, Junchan? Jelas-jelas ia sedang tidur di sampingku”
Keluh Jaejoong bersandar pada kepala ranjang.
“Aku bicara jujur, Kim Jaejoong. Hanya ada boneka beruangmu di atas
kasur”
“Junchan, aku tidak sedang ingin bercanda denganmu”
“Tapi Jae, aku berkata yang sebenar—”
Junsu menggigit lidahnya saat Yoochun
berdiri dengan cepat dan menarik bahunya kencang.
Membuatnya tersadar akan raut wajah
Jaejoong yang mengeras.
Sepupu cantiknya itu terlihat marah dan
kesal.
Ia mendengus kasar dan menatap tidak
senang kepada Junsu.
“Keluar,
Junchan” Usir Jaejoong dingin.
Junsu mengangguk sedih.
Ia berbalik dan beranjak keluar dari
kamar, ditemani Yoochun yang masih merangkul bahunya.
Oh—ternyata tidak sekedar gosip.
Sepertinya kedua namja itu sudah saling
menjalin hubungan eoh?
Jaejoong menyampingkan tubuhnya,
menghela nafas mendapati kekasihnya masih tertidur di sana.
Ia mengulurkan tangannya mengusap lembut
wajah tampan Yunho.
“Kau
juga, Lee Taemin, tinggalkan kami sendiri” Bisik Jaejoong dengan mata bulatnya
yang berkaca-kaca.
Pria berambut jamur yang tidak pernah
pergi itu tersenyum tipis seraya menjauh dari jendela.
Ia menerjang ranjang Jaejoong dengan
cepat dan merebut bantal yang ada di bawah kepala boneka beruang raksasa itu.
Kemudian ia menekan benda tersebut di
atas wajah sang beruang.
Jaejoong sontak melompat dari kasur, ia
melempar bantal miliknya kepada Taemin dan berusaha merebut bantal yang ada
dalam genggaman namja jamur itu.
“LEPASKAN!! HENTIKAN, TAEMIN!! KAU BISA MEMBUNUHNYA!” Jerit Jaejoong
panik.
“MEMANG
ITU YANG KUINGINKAN! SEMUA YANG MENYAKITIMU TIDAK PANTAS HIDUP!” Balas Taemin
lantang.
Jaejoong menendang-nendang Taemin dengan
kaki telanjangnya.
Tangisnya pecah, mata bulatnya
membelalak ngeri mendapati Yunho yang
kejang-kejang di tempatnya.
“TAEMIN
PLEASE!!” Teriak Jaejoong sekuat
tenaganya.
CKLEK!
Pintu kamar rawat itu terbuka kasar
dengna sekali sentak.
Junsu, Yoochun dan Sora Nuna muncul di
sana.
Mereka bertiga menatap tidak percaya ke
arah Jaejoong yang sedang menendang-nendang udara sambil berteriak-teriak
lantang.
Tangan kirinya menahan bantal di atas
wajah boneka beruangnya sementara tangan kanannya menarik-narik ujung bantal
itu.
Junsu merosot lemah di lantai.
Tangisnya pecah.
“KIM
JAEJOONG!” Teriak Yoochun menerjang masuk.
Pria chubby itu menahan tubuh Jaejoong
yang terus meronta dengan erat.
Ia berdesis berusaha membuat model
cantik itu tenang.
Sementara Sora Nuna sudah memanggil
dokter agar datang ke kamar rawat itu.
“Pergi..Jangan
ganggu aku dan Yunnie..Hiks..” Lirih Jaejoong dalam tangisnya.
Mata bulatnya tidak berhenti menatap Lee
Taemin yang berdiri kaku di pinggir ranjang.
Pria berambut jamur itu mengerutkan
dahinya tidak terima.
“Tapi
kupikir kita teman, Jaejoong ah..Aku hanya berusaha melindungimu dari pria
jahat itu. Aku tidak ingin kau terluka untuk yang kedua kalinya..” Balas Taemin
pelan.
Kemudian ia berlari meninggalkan kamar.
Jaejoong bernafas cepat.
Ia mendongak menatap langit-langit
ruangan.
Sesuatu yang tidak beres sedang terjadi
di sini.
Tapi apa?
Namja cantik itu merasakan lengannya
berdenyut-denyut sakit.
Kemudian ia merasakan kedua matanya
mendadak berat dan buram.
Sampai semuanya terasa gelap.
“Bius
selesai, ikat kaki dan tangannya” Ujar Dokter seraya menutup jarum suntiknya.
“Ikat?
Kalian akan mengikatnya?” Tanya Sora Nuna kaget.
Dokter berkacamata itu menoleh, ia
mengangguk.
“Ia
bisa saja mengamuk saat terbangun nanti, salah satu dari kalian bisa menjaganya
sebentar sementara aku butuh sisanya untuk berbicara denganku” Ujar dokter
tersebut.
“Aku
yang akan tinggal” Seru Junsu cepat.
Namja imut itu segera mengambil kursi
dan duduk di samping Jaejoong.
Mengusap bekas air mata yang berantakan
di wajah cantik sepupunya itu.
“Aku
merindukanmu yang dulu Jae, kita yang dulu..Saat di mana kemiskinan itu
menjahati kita. Tapi kita bahagia, kan?” Bisik Junsu tersenyum sedih.
Yoochun dan Sora Nuna segera beranjak
meninggalkan kamar rawat bersama para dokter yang sudah keluar kamar terlebih
dahulu.
“Kami
berencana untuk memindahkan Jaejoong dan merawatnya di rumah sakit yang lain”
Ucap Yoochun seraya menghentikan langkahnya di koridor rumah sakit.
Para dokter itu berbalik, memandang
Yoochun lalu saling bertatapan satu sama lain.
Kemudian mereka memutuskan meninggalkan
sang dokter berkacamata untuk berbicara dengan Yoochun sementara yang lainnya
kembali bertugas.
“Eguisheim, desa yang tidak terlalu jauh
dari Paris, kami rasa Jaejoong akan lebih baik berada di sana” Sambung Sora
Nuna cepat.
“Itu
bukanlah ide yang buruk. Tapi kelainan yang diderita Jaejoong bukanlah sejenis
penyakit kanker yang membutuhkan suasana pedesaan yang asri. Ia membutuhkan
dorongan dan kepercayaan dari dalam dirinya sendiri untuk menghadapi sakitnya
dan juga dukungan dari orang-orang terdekatnya” Sahut sang dokter seraya
membenarkan letak kacamatanya.
Yoochun dan Sora saling melirik, tapi
hanya sebentar.
“Jaejoong
tahu, ia pernah mengalami pemeriksaan beberapa waktu yang lalu, tapi sepertinya
ia melupakan hal itu” Ujar Yoochun lagi.
“Ya,
tentu saja. Bagaimana mungkin ia sadar kalau ia masih saja menyebut-nyebut
tentang Taemin dan Kyuhyun” Ucap dokter itu menaikkan alisnya.
Sora Nuna mengangguk membenarkan.
“Aku
ingin bertemu dengan orang yang bernama Jung Yunho” Celetuk sang dokter
tiba-tiba.
DEG.
Yoochun dan Sora terkesiap kaget.
Mereka menatap tidak percaya kepada
dokter berkacamata itu.
“Observasi
kami memberikan hasil kalau pasien mengalami ketergantungan terhadap bonekanya.
Ia tidak pernah memandang boneka itu sebagai benda mati. Ia memanggilnya Yunho
dan menunjukkan fotonya lewat ponselnya”
“Ta—tapi—”
“Titik
dasar dari kelainan Jaejoong ada pada bonekanya. Lalu muncul delusi untuk
memuaskan hatinya. Itu observasi kami sejauh ini, tapi semuanya terserah pada
anda, Monsieur. Kalau anda
menginginkannya untuk bebas, kenapa tidak?”
Dokter itu tersenyum sopan dan beranjak
meninggalkan keduanya.
Yoochun menghentakkan kakinya dan
bersandar pada dinding koridor.
Sementara Sora hanya terdiam mengamati punggung
dokter yang menjauh itu.
Sial. Desah Yoochun dalam hatinya.
Jung Yunho adalah orang pertama yang
tidak ingin ditemuinya saat ini.
Karena pria kejam itu adalah akar dari
segalanya.
-------
“Berhenti
memotretku, Cho Kyuhyun!” Seru Jaejoong marah.
Ia sedang sendirian saat ini.
Junsu sedang pergi membeli makanan,
Yoochun beristirahat di hotel, dan Sora Nuna sedang sibuk mengurusi kontrak
Jaejoong yang masih belum terselesaikan.
Namja cantik itu masih terikat di atas
ranjangnya.
Ia terbangun karena suara jepretan
kamera yang tidak asing.
Fotografer tampan itu sedang menyeringai
ke arahnya.
“Foto-foto
ini akan laku keras, kau tahu? Kim Jaejoong sedang dirawat di rumah sakit,
terikat di atas ranjang, wow, aku pasti akan kaya dalam sekejap” Ujar Kyuhyun
menaikkan alisnya.
Jaejoong mengerutkan dahinya.
Ia menggertakkan giginya kesal.
“Ekspresi
yang bagus sekali, aku suka” Ujar Kyuhyun dengan nada menyebalkannya.
Namja cantik itu menolehkan wajahnya ke
samping saat ia mendengar suara gumaman.
Oh—tidak, Yunho-nya sudah bangun!
Pria itu tidak akan suka melihat Kyuhyun
di sini!
“Uhm—BooJae? Kenapa kau terikat? Apa yang—”
CKLIK!
Yunho
terkejut.
Ia sontak terbangun dari baringnya dan
mendapati sosok pemuda yang kurang disukainya sedang berdiri tepat di depan
ranjang dengan kamera gantungnya.
“Skandal!
Model cantik yang tidur bersama Sajangnimnya!” Seru Kyuhyun senang.
Ia terus saja memotret tanpa henti,
hingga kemudian tubuhnya tersentak saat Yunho
mendorongnya ke dinding dan meninju wajahnya.
“YUNNIE!”
Teriak Jaejoong meronta, membuat ranjang kecilnya berderit-derit kencang.
Jaejoong memekik saat pergelangan
tangannya berdarah karena ia bergerak terlalu kasar.
Sial! Cho Kyuhyun sialan! Jeritnya dalam
hati.
Mata bulatnya menatap tidak percaya Yunho yang sedang memukuli Kyuhyun
dengan brutal.
“Yunnie
hentikan! Jangan!” Teriak Jaejoong lagi.
Tangisnya pecah.
Ia terisak keras.
Tidak, Yunnienya bukan pria kejam!
Yunnienya bukan pria berdarah dingin!
Jung Yunhonya adalah pria yang penuh
dengan kasih sayang!
“JUNG
YUNHO HENTIKAN! KAU BISA MEMBUNUHNYA!” Teriak Jaejoong hingga suaranya serak.
Ia terus meronta-ronta berusaha
melepaskan ikatan yang ada di tangan dan kakinya.
Tidak mengacuhkan lelehan darah yang
mengalir dari kulitnya yang tergesek dengan tali.
Membuat ranjang kecil itu basah berwarna
merah.
.
.
.
Mobil mewah itu melaju dengan pelan.
Zrouch—supir pribadi Yunho di Paris—melirik
diam-diam kepada sang majikan melalui kaca spion tengah.
Kemudian ia menghembuskan nafasnya
dengan sangat pelan.
Takut mengganggu lamunan sang direktur
yang tidak bersuara sejak tadi.
Jung Yunho menutup rapat mulutnya.
Mata musangnya yang tajam menatap kosong
ke jendela mobil.
Memperhatikan butir-butir salju yang
mulai menutupi jalanan di luar sana.
Yunho merasakan tubuhnya bergetar tidak
tenang.
Ia menahan nafasnya dan menghembuskannya
kemudian.
Manajer cantik itu meneleponnya.
Tapi bukan ia yang bersuara.
Yoochun. Park Yoochun. Model dari
agensinya yang diluncurkan terlalu dini.
Sahabat baik dari pria yang dicintainya.
[ “Jung Yunho. Aku berbicara
denganmu sebagai sahabat dari Kim Jaejoong. Ada hal penting yang harus
kusampaikan, walau sebenarnya aku tidak pernah berencana sedikitpun untuk
memberitahukannya kepadamu” ]
Yunho bersandar pada jok mobil.
[
“Kau harus kembali ke Paris dan temui
sahabatku. Dokter bilang ia membutuhkanmu untuk kesembuhannya” ]
[ “Dokter?” ]
[ “Pria yang selalu kau sakiti itu
di rumah sakit sekarang. Ia sudah lama menyembunyikan kelainannya seorang diri.
Tapi tidak saat ini, karena kita semua sudah tahu dan kami membutuhkanmu untuk
betemu dengannya” ]
[ “Mwo? Sakit? Jangan bercanda,
Park Yoochun. Ia terlihat sehat terakhir kali aku melihatnya” ]
[ “Skizofrenia. Bisa kau percaya
itu? Semuanya karena kau, Jung Yunho” ]
Mobil mewah itu berhenti di parkiran
rumah sakit.
Zrouch turun dari mobil dan membukakan
pintu untuk majikannya.
Yunho segera keluar dari dalam mobil dan
dipayungi oleh Zrouch untuk melindunginya dari hujan salju.
Namja tampan itu tetap tidak berekspresi
sejak Zrouch melihatnya.
Pria arogan itu segera melangkahkan
kakinya memasuki lobi rumah sakit.
“Tunggu
aku di luar” Ujar Yunho singkat.
Zrouch segera mengangguk patuh.
Sementara Yunho meneruskan langkahnya.
Jantungnya berdebar-debar.
Ini kali pertama dalam hidupnya ia
merasa tidak sanggup untuk bertemu dengan seseorang.
Pikirannya kacau.
Membuatnya menghela nafas diam-diam.
“Bius
dia”
“NOOOO!”
DEG!
Jung Yunho terkejut bukan main ketika
langkah kakinya berhenti tepat di depan pintu kamar rawat itu.
Pintu kamar tersebut terbuka lebar
dengan beberapa manusia berjas putih berada di dalam sana.
Mata musangnya membesar menangkap sosok
Jaejoong yang meronta-ronta di atas ranjangnya.
Tangan dan kakinya terikat.
Beberapa perawat mencengkram lengan
model cantik itu.
Model terkenal yang selalu berpose
dengan boneka beruang besar kesayangannya.
Boneka yang selalu memakai kemeja milik
Yunho.
“Anda
harus beristirahat, Madam, kami akan
menyimpan boneka ini sampai anda membaik” Ucap seorang dokter yang berusaha
menarik boneka tersebut dari cengkraman Jaejoong.
Pria cantik itu semakin meronta, membuat
ranjang sempit itu bergeser dan berderit-derit keras.
“NO! JANGAN PISAHKAN AKU DARI YUNNIE!!
JANGAN!!” Jeritan pilu Jaejoong terdengar hingga ke luar kamar.
DEG.
Detik itu juga Yunho membeku.
Kedua mata musangnya terasa panas dan
basah dalam sekejap.
Jadi selama ini Jaejoong menganggap
kalau benda itu adalah dirinya?
Membawanya ke manapun ia pergi bahkan
ketika ia sedang bekerja?
Bukankah...
Bukankah itu berarti cinta Jaejoong
masihlah sama?
Model papan atas itu tidak pernah
berhenti untuk mencintainya.
“Yunnie!
Hiks..Hiks..Jangan tinggalkan aku, jangan bawa Yunnie-ku please! Jangan pisahkan kami!” Jerit pria cantik itu dengan
suaranya yang serak.
Pandangannya buram karena air mata, ia
mengerutkan dahinya dan bernafas dengan cepat ketika melihat Yunho-nya meronta-ronta dari cengkraman
para dokter berjas putih itu.
“Lepaskan aku! YA! Brengsek! Jangan pisahkan
aku dengan Jaejoongku! Lepas!!” Teriak Yunho
lantang.
“Yunnie,
don’t leave me, please..Hiks..” Isak
Jaejoong lirih.
Jaejoong meringis saat seorang dokter
menyuntik lengannya.
Membuat kepalanya pusing dan matanya
memberat.
TIDAK! Pekik Jaejoong dalam hatinya.
Tubuh ringkihnya berangsur-angsur
melemah.
Dan detik terakhir sebelum mata bulatnya
terpejam, ia mendapati sosok seorang pria tampan yang menerjang tubuhnya.
Memeluknya dengan sangat erat hingga
nafasnya tercekat.
“Jae..Jaejoongie..”
Bisik pria itu penuh sesal.
Kemudian semuanya terasa gelap.
“Mianhae..”
Lirih Yunho dengan mata musangnya yang berkaca-kaca.
Semua ini salahnya.
Salah dirinya.
Seharusnya ia tidak membuang Jaejoong
hari itu, hari di mana pria cantik itu mengakui kesalahannya.
Seharusnya ia mendekat dan memeluk
Jaejoong saat itu, bukan malah membuang pandangannya.
Jaejoong sakit sekarang, dan itu adalah
salahnya.
Ia yang menyebabkan kerusakan psikis
pada model cantik itu.
“Saranghae
Jaejoong ah..Mianhae..” Lirih Yunho dengan tangisnya yang pecah.
Ia mempererat pelukannya dan menciumi
pelipis namja cantik itu berkali-kali.
[ “Aku yakin kalau kau tahu waktu
itu, Yun—aku—aku yakin kalau kau tahu aku mengharapkanmu waktu itu” ]
[ “Aku adalah pria yang penuh
dengan dendam, Kim Jaejoong. Bagiku luka harus dibalas dengan luka” ]
[ “Apa kau tahu akibat dari
perbuatanmu? Aku rusak, Yunho ah. Aku tidak lagi sama” ]
Yunho benar-benar membenci dirinya
sendiri.
I
let you down, I know it’s over.
But
why am I hearing your voice calling my name?
For
a long time, I’m so sorry.
Dont
leave me.
Call
me again.
So
when are you coming home?
Here’s
my apology.
TBC
:D
Jaeee.. bertahanlaaah..
BalasHapusShella semangaaaat!
Kangen momen sweet yunjae..
Semoga ada di next chap!
Nah kan yunho menyesal...pengen tau gmn proses sembuhnya. Jae ngenalin yunho ga tuh secara dia udah nganggap bonekanya sbg yunho... lanjutkan. Semangat !!!
BalasHapusAkhirnya update jugaaa, aku sudah menunggu sekian lama :( , tuh kan yunho nyeselll, semoga next chap banyak yunjae moment yang lebih menyentuh, jangan lama2 updatenya ya authornim, semangattt !!!
BalasHapuskak akhernya update. nyesek kak T.T
BalasHapuskak akhernya update. nyesek kak T.T
BalasHapusakir nya updet juga lama bgt sich shella pdahal di tungguin lo crita2 nya semangat ya
BalasHapussetelah ditunggu sekian lama akhirnya datang juga tuh si jung yunho dan tahu segalanya. Gyaahhh rasanya puas banget ngebayangin muka nyeselnya Jung Yunho (Yes!) hahaha
BalasHapusAuthornim SEMANGAT!!!! LANJUTKAAANN!!!! XD
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusAkhirnya update juga sampe bejamur nunggu my favorite ff
BalasHapusSemangat thor lanjut ceritanya
Updatenya cepatin dong + panjangin cerita (abis kurang puas bacanyaaaa *pendek wkwkwwk)
Eonni palli chapter 10 nya udh gak sabar pen liat kelanjutannya nih huweeee
BalasHapusAhhhh kurang panjang chap ini ㅜㅜ aku sampe bolak balik buka blog ini blm jg update tp seneng akhirnya update wlw ky nya pendek deh chap ini
BalasHapusYunho br nyadar? Kemane aje bang? Emak JJ udh sakit gt baru nyadar hahh
Thx update nya shella
Unnie ditunggu kelanjutannya, mewek kasihan sama jaejong oppa, nah kan yunho oppa nyesel. Isshh salah shella unni sih bikin yunho oppa kaya gitu ╰_╯
BalasHapusHabis lihat vidionya yunjae moment jadi tambah dapet feel hihihi.. ayo next unni yg cepet, jgn lama kaya gini huweeee T_T
Pada akhirnya Yunho tw penyakit JJ eoh..
BalasHapusMgk kah dia akan menemani JJ rehap di pedesaan jauh dr kota??
Sedih baca part ini.. JJ makin ga stabil
Oh.. Astaga astaga.. semoga jae cepet sembuh dan yun gak jadi laki laki yg dingin lagi. Baper banget baca ini eonn :3
BalasHapusCepet update nee
Oh.. Astaga astaga.. semoga jae cepet sembuh dan yun gak jadi laki laki yg dingin lagi. Baper banget baca ini eonn :3
BalasHapusCepet update nee