I
let you down, I know it’s over.
But
why am I hearing your voice calling my name?
For
a long time, I’m so sorry.
Dont
leave me.
Call
me again.
So
when are you coming home?
Here’s
my apology.
PART
8.
“Beautiful, angkat kepalamu”
CKLIK.
“Again!”
CKLIK.
“Okay, time’s up! What a good job!”
Jaejoong tersenyum.
Ia menarik boneka besarnya dan
menjatuhkan dirinya di atas sofa.
Lelah sekali.
Sejak ia tiba di Paris segalanya menjadi
semakin ketat.
Ah, jadi rindu Yoochun dan Junsu.
“Bisa tidak aku ke Jepang lagi? Atau meminta Junchan untuk menemuiku di
sini?” Mohon Jaejoong menatap Sora Nuna dengan rengekan andalannya.
Na-ah.
Sora Nuna menggeleng.
Ia berkacak pinggang di hadapan model
cantik itu.
“Kau kan sudah bertemu Junsu beberapa hari yang lalu. Aku masih ingat
betapa berisiknya kalian, sampai menolak untuk tidur semalaman”
“Habis, Junsu berisik sekali, banyak sekali yang ia pamerkan,
menyebalkan”
“Kau juga sama berisiknya”
Jaejoong mengerucutkan bibir ranumnya.
“Ia punya mobil yang sangat keren, Nuna, pintunya terbuka ke atas” Adu
Jaejoong kesal.
“Kau kan sudah punya mobil yang lebih keren lagi” Balas Sora Nuna seraya
menyiapkan makanan Jaejoong yang masih di dalam kotak.
Model cantik itu merengut.
Ia menghentakkan kakinya dan mengangkat
bonekanya hingga benda itu menatap wajahnya.
“Kau tidak akan bersikap menyebalkan seperti Junsu dan Sora Nuna kan, bear? Mereka berdua senang sekali
membuatku kesal!” Ujar Jaejoong masih dengan dahi yang mengerut.
Wanita cantik itu terkikik geli melihat
tingkah model cantiknya.
Oh—Jaejoong sedang mengadu pada boneka
beruang kesayangannya.
Lucu sekali, pikirnya.
“Kau mau makan sekarang tidak?” Tanya wanita cantik itu seraya membuka
tutup kotak makan milik Jaejoong.
Namja cantik itu menoleh.
Kemudian ia mengangguk.
“Aku dan Yunnie sudah lapar sekali” Ujar Jaejoong tersenyum.
Eoh?
Manajer cantik itu menaikkan alisnya.
Jadi sekarang boneka itu punya nama huh?
-------
Ia akan membuat pria cantik itu menangis
terlebih dahulu, kemudian mematahkan hatinya, lalu menyeretnya kembali.
Oh!
Sungguh rencana yang sangat sempurna!
Pekik Yunho dalam hatinya.
Namja arogan itu duduk bersandar di
kursi kerjanya.
Ia menopang dagunya dengan kedua tangan
yang mengait.
Yunho sudah tidak sabar.
Ia melirik sebuah majalah terkenal yang
tergeletak di mejanya.
Majalah pertama Jaejoong dalam edisi
Perancis.
Dengan pose yang sungguh menakjubkan.
Pria cantik itu membelakangi kamera
dengan membiarkan boneka beruang itu berada di antara kedua kakinya.
TOK
TOK TOK.
CKLEK.
“Monsieur, maaf mengganggu
waktu anda, Monsieur Pierre sudah
tiba” Ujar Vivianne—sekretaris Yunho yang lain—oh—direktur tampan ini memiliki
bawahan yang berbeda di setiap cabang.
“Bawa ia masuk” Perintah Yunho singkat.
Wanita berhidung bangir itu mengangguk.
Ia membuka pintu lebih lebar dan
membiarkan sesosok pria asing dengan rambut pirangnya berjalan memasuki
ruangan.
Pierre tersenyum formal kepada namja
tampan itu.
“Bonjour, Monsieur Jung” Sapa
namja asing itu ramah.
Yunho mengangguk.
Mempersilahkan pria asing itu untuk
duduk di sofa sementara ia duduk di seberangnya.
“Aku sangat terkejut ketika direktur sukses sepertimu mengajakku untuk
bekerja sama” Ucap Pierre senang.
“Semuanya
akan terasa kurang kalau belum menginjakkan kaki di Paris, bukan begitu?” Balas
Yunho dengan bahasa Perancisnya yang fasih.
Ia memang iblis serba bisa.
“Jaejoong sungguh membawa keuntungan, saham perusahaan meningkat 50
persen sejak ia tiba. Banyak kontrak yang datang ke agensi atas namanya, ia
berbakat sekali” Ujar Pierre tersenyum.
“Ya, ia memang sempurna” Balas Yunho dengan seringai tipis.
Laki-laki Perancis itu menyilangkan
kakinya.
Ia menatap dalam mata musang Yunho.
“Katakan, apa yang kau inginkan? Monsieur
Jung?”
“Vivianne sudah menjelaskan semuanya kepadamu, dan aku akan menjawabnya
secara singkat. Aku menginginkan kekuasaan penuh atas Kim Jaejoong. Ia akan
berada di bawahku”
“Itu tidak adil, aku membawa Jaejoong ke sini karena ia bisa
menghasilkan uang yang—”
“Ambil saja semua penghasilan yang sesuai kontrak. Aku hanya butuh model
itu, tidak yang lain”
Oh—ini dia.
Pierre sama sekali tidak menyangka kalau
rumor yang ia dengar saat pesta agensi di Seoul beberapa waktu lalu itu benar.
Jung Yunho sungguh terpikat oleh Kim
Jaejoong.
Uh.
Namja asing itu tersenyum lebar.
Ia mengangguk puas.
“Deal” Ujarnya tegas.
Dan Yunho balas mengangguk.
.
.
.
“Berdandanlah yang cantik, Joongie, Sajangnim akan menemui kita sebentar
lagi”
“Arasseo Nunaaa”
Namja cantik itu mengeluh dengan bibir
ranumnya yang menggerutu.
Ia membuka lemari pakaiannya dan memakai
kaus hitam yang ditutupi dengan rompi tanpa lengan berwarna krem.
Kemudian memakai celana jeans berwarna
putih.
“Sudah Nuna”
Sora Kim segera menarik Jaejoong untuk
duduk di meja rias dan menata rambut blonde namja cantik itu menjadi ikal
bergelombang.
Manis sekali.
Like
a fallen angel.
Sementara Jaejoong mengerucutkan
bibirnya.
Ia masih mengantuk, matanya berkantung,
dan wajahnya membengkak.
Demi pantat Junsu, ia baru saja akan
tertidur.
Manajer menyebalkan, gerutu Jeajoong
dalam hatinya.
“Sudah selesai, kajja, kita ke restoran di basement” Ajak wanita cantik itu.
Jaejoong mendengus dan menurut patuh.
Ia menyeret boneka beruangnya dan tidak
mengacuhkan omelan Sora agar meninggalkan benda itu di ruangan.
Terserah.
Jaejoong tidak peduli.
Tidak ada yang bisa memisahkan ia dengan
beruangnya.
Titik.
“Pokoknya kalau sampai Sajangnim Pierre memarahimu aku tidak bertanggung
jawab, ck, katakan padaku, bagaimana caranya kau akan makan dengan boneka
setinggi pinggangmu itu eoh?”
“Aku bisa menaruhnya di kursi yang kosong”
Sora Nuna menghela nafas pendek.
Mereka sudah memasuki area restoran.
Ia bisa melihat banyak artis dan
penyanyi yang sedang makan malam di tempat ini.
“Ah, meja nomor lima, kajja Joongie” Ujar Sora seraya menarik tangan
Jaejoong.
Namja cantik itu menurut patuh.
Ia menaikkan alisnya ketika melihat
seseorang yang dikenalnya duduk di salah satu meja kosong.
Namja berambut jamur yang juga
menyusulnya ke Paris.
Lee Taemin.
Jaejoong tersenyum manis.
Melambaikan tangannya kepada namja jamur
itu.
Yang dibalas dengan cengiran lucu oleh
Taemin.
“Bonjour, Monsieur” Sapa Sora
membungkuk sopan.
“Bonjour”
DEG.
Jaejoong terkejut.
Ia refleks menoleh dan membulatkan mata
besarnya mendapati sosok tampan mantan Sajangnimnya di sana.
Di kursi yang seharusnya diduduki oleh
Pierre.
Namja cantik itu membeku.
Bibirnya tercekat kelu.
“Jadi wanita bernama Vivianne itu tidak bohong, anda sudah bekerja sama
dengan tuan Pierre” Ujar Sora tersenyum.
Yunho memiringkan kepalanya sedikit,
mempersilahkan kedua orang itu untuk duduk.
Sora segera mendudukkan dirinya dan
menarik Jaejoong agar model cantik itu mengikutinya.
Dan Jaejoong menurut patuh.
Dengan kedua mata yang masih menatapi
wajah tampan Yunho.
Wajah yang sudah membuatnya gila.
Oh—ia sangat merindukan suara bariton
itu.
“Apa—yang kau lakukan di sini?” Bisik Jaejoong tercekat.
Dan Yunho bisa melihat jelas air mata
yang menggenang di kelopak besar itu.
“Makan malam bersama modelku, tentu saja” Sahut Yunho dengan senyuman
memuakkan.
“Sora Nuna tidak memberitahuku kalau—” Ucapan Jaejoong terhenti.
Ia mengerutkan hidungnya lucu.
Berusaha menahan agar air matanya tidak
jatuh.
Demi Tuhan, jantungnya tidak bisa
diselamatkan lagi.
Benda itu sudah berdetak dengan sangat
kencang.
Ini semua terlalu mendadak! Pekik
Jaejoong dalam hatinya.
“Itu pekerjaanku sebagai seorang manajer, memastikan kau menjalani
kontrak dengan baik” Sahut Sora Nuna santai.
Jaejoong terdiam.
Bingung dengan tingkah Yunho yang begitu
santai.
Ia masih ingat dengan jelas bagaimana
namja tampan itu mengalihkan pandangannya di pesta agensi waktu itu.
Bukankah Yunho membencinya? Kenapa
sekarang pria itu muncul di hadapannya?
“Aku butuh penjelasan, Sajangnim” Ujar Jaejoong bergetar.
“Kita berdua butuh penjelasan, Jae” Balas Yunho singkat.
“Kenapa baru sekarang? Kenapa tidak dari awal?” Cicit Jaejoong lemah.
Karena
aku ingin kau merasakan sakit yang sama.
Yunho menyeringai.
Membuat tengkuk Jaejoong seketika terasa
dingin.
Aura mendominasi ini.
Ia sungguh tidak kuat.
Oh—
“Maaf, ini sungguh mendadak, Vivianne memintaku untuk menemuinya di
lantai atas, tidak apa kan kalau aku meninggalkan jamuan ini?” Celetuk Sora di
sela keheningan.
Jaejoong menoleh, menatap Sora Nuna
dengan tatapan memohon agar yeoja cantik itu tidak meninggalkannya.
Tapi Yunho sudah mengangguk setuju.
Memang itu rencananya, Vivianne
melakukan tugasnya dengan baik.
“Aku—ingin ke toilet” Bisik Jaejoong lirih. Setelah Sora Nuna pergi
meninggalkan restoran.
Yunho menaikkan alisnya.
“Kau tidak ingin kabur untuk yang kesekian kalinya, kan, Jae?” Balas
Yunho dingin.
Jaejoong tercekat.
Ia menggeleng.
Namja cantik itu berdiri dari duduknya.
Ia melirik boneka besarnya yang terduduk
di kursi kosong.
Kemudian ia balas memandang Yunho.
“Tolong jaga dia untukku” Ujar namja cantik itu pelan.
Eoh?
Yunho tidak menyahut, ia hanya ikut
menatap boneka beruang itu sejenak.
Tidak mengacuhkan Jaejoong yang sudah
berjalan memasuki koridor toilet.
Namja cantik itu membasuh wajah cantiknya.
Ia menghela nafasnya mengusap air mata
yang sedari tadi ditahannya terjatuh begitu saja.
Hatinya nyeri, ia sungguh tidak tahan
untuk tidak menubruk Yunho dengan pelukan rindunya.
Tapi aura hitam yang menguar di
sekeliling Yunho membuat Jaejoong tidak berani untuk melakukannya.
“Hei! Bagaimana bisa Jung Yunho ada di sini? Ia membuntutimu ya?”
DEG!
Jaejoong terkejut.
Ia mendongak menatap cermin dan
menemukan Lee Taemin berdiri di belakangnya dengan senyuman manis.
“Mungkin, tapi kurasa hanya karena pekerjaan” Ujar Jaejoong pelan.
Namja jamur itu melompat duduk di
pinggir westafel.
Hanya ada mereka berdua di sini,
membuatnya lebih leluasa.
“Hmm, lalu? Apa yang kalian bicarakan? Kulihat manajermu pergi
meninggalkan kalian”
“Kenapa kau ingin tahu sekali, bocah jamur? Menyebalkan”
“Aku kan penasaran”
“Sora Nuna pergi untuk bertemu sekretaris Yunho dan tidak ada hal
penting yang kami bicarakan. Yah..walau sebenarnya aku menunggunya untuk
mengatakan sesuatu”
“Sesuatu seperti ‘aku merindukanmu’, begitu?”
Uh.
Jaejoong menepuk pipinya yang panas.
“Itu mustahil. Yunho membenciku”
“Dari mana kau tahu? Kalau ia membencimu untuk apa ia muncul malam ini?”
Namja cantik itu terdiam.
Ia mengangguk setuju.
“Tapi ini waktu yang sangat tepat untuk membicarakan segalanya,
bagaimana menurutmu, Taemin?”
“Membicarakan apa? Diam dan turuti saja perkataannya, lalu selesaikan
makan malam kalian. Akan ada makan malam selanjutnya untukmu yang diatur oleh
Yunho. Aku yakin itu”
Jaejoong menggeleng.
Ia mendesah lirih.
“Tapi ini saatnya, aku harus memberitahu Yunho kalau aku juga
mencintainya”
“Kalau begitu terserah”
“Dulu ia belum tahu apapun, sekarang ia tahu, kalau aku berbakat di
depan kamera. Ia tidak akan mengurungku lagi, kan?”
Uh-uh.
Lee Taemin menyeringai manis.
Ia memiringkan kepalanya imut.
“Kau yang tahu ia seperti apa. Pria egois yang terlalu posesif dan
kejam. Sayapmu hanya tinggal satu, Kim Jaejoong. Yunho bisa dengan mudah
mematahkan sisanya”
DEG.
Jaejoong tercekat.
Mata bulatnya mengerjap cepat.
Lalu ia mengeringkan wajah dan tangannya
dengan tissue.
Kemudian melarikan diri dari toilet,
meninggalkan Taemin yang terkikik geli.
Yunho
tidak akan melakukannya.
Dunia
sudah mengenalku sekarang.
Mereka
akan bertanya-tanya apa yang terjadi kalau pria itu melakukannya.
“Strawberry milkshake dan Honey waffle” Ujar Yunho ketika Jaejoong
tiba.
Pria cantik itu terkejut.
Melihat makanan yang selama ini selalu
dipesankan Yunho ketika ia masih trainee di
agensi Yunho.
Jaejoong tersentuh.
Ia segera mendudukkan dirinya di hadapan
Yunho dan menatap Honey waffle-nya.
“Terima kasih” Ujar Jaejoong lirih.
Yunho tidak menyahut.
Ia hanya tersenyum sombong.
“Yunho—waktu itu, di pesta itu—kenapa kau tidak menatapku?” Cecar
Jaejoong tak bisa menahan keingintahuannya lagi.
Eoh? Namja tampan itu menaikkan alisnya.
“Sederhana saja, karena aku ingin membuatmu menangis” Balasnya singkat.
Jaejoong tertegun.
“Aku ingin kau tahu kalau aku akan terus membuatmu menangis setelah kau
berhasil melukaiku dan aku tidak akan berhenti” Desis Yunho tajam.
Jaejoong merasakan matanya kembali
panas.
Ia menatap Yunho tidak percaya.
“Aku yakin kalau kau tahu waktu itu, Yun—aku—aku yakin kalau kau tahu
aku mengharapkanmu waktu itu”
“Aku tahu semua tentangmu, Kim Jaejoong. Bukankah sudah kukatakan? Aku
ingin membalasmu”
Air mata Jaejoong jatuh.
Ia terduduk lemas di kursinya.
“Apa kau tahu akibat dari perbuatanmu? Aku rusak, Yunho ah. Aku tidak
lagi sama” Bisik Jaejoong tercekat.
Pipinya basah.
Air matanya terus berjatuhan.
Tapi Yunho seolah tidak goyah.
Ia justru menikmati pemandangan ini.
Memang ini yang ia inginkan.
“Aku mencintaimu” Sambung Jaejoong lagi.
Suaranya terdengar penuh luka.
Ia menatap Yunho penuh harap.
Sekali
ini saja, selamatkan aku. Kumohon.
Yunho mengulas seringai culasnya.
Ia memiringkan kepalanya angkuh.
Menatap Jaejoong dengan tatapan matanya
yang tajam.
“Maafkan aku atas kepergianku waktu itu—aku—tidak seharusnya aku
meninggalkanmu..Hiks..Aku menyesal..” Isak Jaejoong lirih.
Yunho bergeming.
Sampai kemudian ia membuka mulut
kejamnya.
“Aku adalah pria yang penuh dengan dendam, Kim Jaejoong. Bagiku luka
harus dibalas dengan luka” Ujarnya dingin.
Jaejoong menggeleng.
Ia mengulurkan tangannya yang bergetar,
meraih jemari Yunho yang ada di atas meja.
Tapi namja tampan itu menarik tangannya
hingga Jaejoong hanya meraih udara kosong.
“Pulanglah, makan malam ini sudah selesai” Ucap Yunho tegas.
“Saranghae Yunho ah..” Seru Jaejoong sekali lagi.
Tapi Yunho tidak mengacuhkannya.
Pria tampan itu merapikan jasnya yang
kusut dan tersenyum mengejek kepada namja cantik itu.
“Sampai jumpa lagi, Jaejoong”
Namja cantik itu terduduk lemas.
Ia menangis dalam diam.
Hatinya terasa nyeri.
Ia bahkan sulit untuk bernafas.
“Bukankah sudah kukatakan?! Ia pria kejam! Kenapa kau tidak menurutiku
eoh? Lihat sekarang! Ia membuatmu menangis!”
DEG!
Jaejoong terkejut.
Mendapati Taemin di hadapannya.
Laki-laki berambut jamur itu terlihat
marah kepadanya.
“Aku tidak suka melihatmu tersakiti, Jaejoong! Kenapa kau begitu
lemah?!” Pekik namja jamur itu dengan wajah yang memerah.
Jaejoong memundurkan posisinya hingga ia
bersandar pada sandaran kursi.
Menatap takut Lee Taemin yang tidak
terlihat seperti biasanya.
“Tapi kau bilang terserah, Taemin ah” Lirih Jaejoong terisak.
Taemin menggertakkan giginya kesal.
Ia memukul meja dengan marah.
“Dan setelah itu apa?! Aku bilang kalau ia pria kejam kan?! Aku bilang
kalau ia akan mematahkan sayapmu lagi!”
Jaejoong tersudutkan.
Tangisnya pecah.
Namja cantik itu tersentak kaget ketika
ia mendapati seorang namja yang berdiri di belakang Taemin.
Pria tampan dengan kamera yang
tergantung di lehernya.
“Lupakan saja laki-laki jahat itu, aku sudah muak memperhatikan kalian
selama ini. Ia tidak pernah menghargaimu kau tahu itu? Bekerja saja denganku,
aku akan membantumu menumbuhkan sayapmu yang patah” Ujar pria berambut brunette itu santai.
Jaejoong mengerutkan dahinya.
Pria berkamera itu, ia pernah bertemu
dengannya sekali di Jepang.
Pria yang mengaku bernama Cho Kyuhyun.
“PERHATIKAN
AKU KALAU AKU SEDANG BICARA, KIM JAEJOONG!!” Teriak Lee Taemin murka.
Meja kecil itu terbanting jatuh.
Suara pecahan piring dan gelas yang
begitu nyaring membuat seluruh pengunjung restoran terkejut kaget.
Mereka berbalik dan menatap Jaejoong
yang menutup mulutnya dengan telapak tangan.
Namja cantik itu terlihat bingung dan
ketakutan.
Ia hendak melarikan diri dari sana.
Namun dua orang satpam yang berjaga di
pintu restoran sudah menahan tangannya.
“Desole, Madam, kami harus meminta waktu
anda sebentar”
“Apa
yang kalian lakukan?! Lepaskan aku! Aku akan mengganti biaya kerusakannya!”
Satpam itu tidak mengacuhkan ucapan
Jaejoong.
Mereka segera menyeret pria cantik itu
ke dalam ruang keamanan.
-------
Sora Kim tidak menyangka sama sekali
kalau ini akan terjadi.
Yeoja cantik itu segera meninggalkan
segala pekerjaannya ketika teleponnya berdering dan seseorang memberitahunya
kalau Jaejoong dibawa ke rumah sakit oleh pihak keamanan gedung.
Mereka mencurigai sesuatu, katanya.
Oh—tidak.
Sora menggigit bibir bawahnya.
Jangan sampai terjadi sesuatu, Jaejoong
baru saja melebarkan sayapnya di Paris.
Yeoja cantik itu mengusap wajahnya
frustasi.
“Anda
manajernya? Maitresse Sora Kim?”
Yeoja cantik itu terlonjak dari duduknya
ketika seorang dokter memanggil namanya.
Ia mengangguk dan menatap cemas pria
berkacamata itu.
“Ada
apa dengannya?” Tanya Sora penasaran.
“Hmm
sebelum itu aku harus berbicara denganmu, apakah anda pernah mendengar nama Lee
Taemin sebelumnya?” Balas dokter bernama Eunjae itu menaikkan alisnya.
Jantung Sora semakin berdebar kencang.
“Ya,
Lee Taemin, teman model dari Jaejoong, ada apa?”
“Apa
kau pernah bertemu dengannya?”
“Tidak,
Jaejoong selalu bilang kalau Taemin sibuk dengan pekerjaannya”
“Kalau
begitu, apa kau pernah melihat fotonya? Majalah yang memuat tentangnya?”
Sora kembali menggeleng.
Keringat dingin sudah membasah
pelipisnya.
Dokter berkacamata itu tersenyum tipis.
Ia menatap Sora dengan matanya yang
teduh.
“Kau
tidak pernah bertemu atau melihat Lee Taemin secara langsung. Itu karena namja
bernama Lee Taemin memang tidak pernah ada”
DEG.
Sora terkejut.
Mata besarnya membulat sempurna.
Apa?
Apa katanya?
“Jaejoong
mengarang semuanya. Ia menciptakan delusi untuk memuaskan hatinya”
“Kenapa—apa
yang terjadi padanya?”
“Kau
pernah dengar tentang skizofrenia?”
Oh tidak.
Sora menangis.
Menutup mulutnya tidak percaya.
Ia memang tidak tahu secara detail, tapi
ia pernah mendengar tentang hal itu dari beberapa teman kampusnya dulu.
“Untuk
sementara Jaejoong harus menjalani perawatan di sini, kau bisa mengatur ulang
mengenai jadwal dari model cantik itu. Sepertinya butuh waktu lama untuk
memulai pendekatan kepadanya”
“Waktu
yang lama? Kenapa?”
Dokter berkacamata itu menghela
nafasnya.
Ia menggaruk tengkuknya yang tidak
gatal.
“Karena
Jaejoong baru saja menyebut satu nama lagi. Cho Kyuhyun—”
“Aku
tahu dia, fotografer handal yang pernah Jaejoong ceritakan saat di Jepang dan—OH
tidak—”
“Ya,
Maitresse, fotografer itu juga tidak
pernah ada”
Sora Kim bersandar lemas pada dinding
rumah sakit.
Ia mengusap wajahnya frustasi.
Ya Tuhan—
Akhirnya setelah di tunggu sekian lama :D , tuh kan jae sakit, yun please buka matamu, jae tersakiti.
BalasHapusSemoga saat yun sadar dia nyesel berat.
Di tunggu next chap, jangan lama2 nee.....
Semangat nulisnya authornim :)
Nnti giliran yunho yg akn brjuang mati2an.
BalasHapus.skizofrenia itu sulittt....
waduh bakal bnr jadi penyakitnya , yunho hrs tanggung jwb.. mau balas dendam malah nantinya yunho hrs berjuang biar jae sembuh
BalasHapusWaduh kak, udahmYunho nya kejem, Jae-nya kena penyakit hayalan. Tambah baper kak T.T.
BalasHapusngga yakin juga si jung itu bakal nyesel. Arogan banget sifatnya *berdecih* --"
BalasHapusngga yakin juga si jung itu bakal nyesel. Arogan banget sifatnya *berdecih* --"
BalasHapusOh no.. jae makin parah.. malh sudah menghayalkan 2 orang ug tidak ada.. tidaakkk... maksih udah update shell.. d tggu chap selanjutnya.. :-)
BalasHapusSakit nya tuh di sini bear... sakit nya tu di sini. Sakit hayati rasa nya bear lol Yunppa tega ih parah bgt duh gmn itu Jaemma sampe msk RS apa yunho msh ingin melanjutkan bls dendam nya sm Jae?
BalasHapusDi tunggu next chap nya shella fighting!
Njir skezofrenia
BalasHapusOmoo eonni palli buat next chap nya udh penasaran nih, kasian Jae Umma huwaaa
BalasHapusOmoo eonni palli buat next chap nya udh penasaran nih, kasian Jae Umma huwaaa
BalasHapustuh kan skizo.
BalasHapuseonni bikin jae gila dan ga kenal yunho, biar yunho puas
tuh kan skizo.
BalasHapuseonni bikin jae gila dan ga kenal yunho, biar yunho puas
Haduh.. bahaya juga ya tuh penyakit :3
BalasHapusBiar yunho sadar kalo dia salah deh
Haduh.. bahaya juga ya tuh penyakit :3
BalasHapusBiar yunho sadar kalo dia salah deh