This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Senin, 09 November 2015

FF/YAOI/YUNJAE/CHAPTER/APOLOGY/PART 8



I let you down, I know it’s over.
But why am I hearing your voice calling my name?
For a long time, I’m so sorry.

Dont leave me.
Call me again.
So when are you coming home?

Here’s my apology.

PART 8.

  Beautiful, angkat kepalamu”

CKLIK.

  Again!

CKLIK.

  Okay, time’s up! What a good job!

Jaejoong tersenyum.
Ia menarik boneka besarnya dan menjatuhkan dirinya di atas sofa.
Lelah sekali.
Sejak ia tiba di Paris segalanya menjadi semakin ketat.
Ah, jadi rindu Yoochun dan Junsu.

  “Bisa tidak aku ke Jepang lagi? Atau meminta Junchan untuk menemuiku di sini?” Mohon Jaejoong menatap Sora Nuna dengan rengekan andalannya.

Na-ah.
Sora Nuna menggeleng.
Ia berkacak pinggang di hadapan model cantik itu.

  “Kau kan sudah bertemu Junsu beberapa hari yang lalu. Aku masih ingat betapa berisiknya kalian, sampai menolak untuk tidur semalaman”

  “Habis, Junsu berisik sekali, banyak sekali yang ia pamerkan, menyebalkan”

  “Kau juga sama berisiknya”

Uh.
Jaejoong mengerucutkan bibir ranumnya.

  “Ia punya mobil yang sangat keren, Nuna, pintunya terbuka ke atas” Adu Jaejoong kesal.

  “Kau kan sudah punya mobil yang lebih keren lagi” Balas Sora Nuna seraya menyiapkan makanan Jaejoong yang masih di dalam kotak.

Model cantik itu merengut.
Ia menghentakkan kakinya dan mengangkat bonekanya hingga benda itu menatap wajahnya.

  “Kau tidak akan bersikap menyebalkan seperti Junsu dan Sora Nuna kan, bear? Mereka berdua senang sekali membuatku kesal!” Ujar Jaejoong masih dengan dahi yang mengerut.

Wanita cantik itu terkikik geli melihat tingkah model cantiknya.
Oh—Jaejoong sedang mengadu pada boneka beruang kesayangannya.
Lucu sekali, pikirnya.

  “Kau mau makan sekarang tidak?” Tanya wanita cantik itu seraya membuka tutup kotak makan milik Jaejoong.

Namja cantik itu menoleh.
Kemudian ia mengangguk.

  “Aku dan Yunnie sudah lapar sekali” Ujar Jaejoong tersenyum.

Eoh?
Manajer cantik itu menaikkan alisnya.

Jadi sekarang boneka itu punya nama huh?


-------


Ia akan membuat pria cantik itu menangis terlebih dahulu, kemudian mematahkan hatinya, lalu menyeretnya kembali.

Oh!
Sungguh rencana yang sangat sempurna! Pekik Yunho dalam hatinya.
Namja arogan itu duduk bersandar di kursi kerjanya.
Ia menopang dagunya dengan kedua tangan yang mengait.
Yunho sudah tidak sabar.

Ia melirik sebuah majalah terkenal yang tergeletak di mejanya.

Majalah pertama Jaejoong dalam edisi Perancis.

Dengan pose yang sungguh menakjubkan.
Pria cantik itu membelakangi kamera dengan membiarkan boneka beruang itu berada di antara kedua kakinya.

TOK TOK TOK.

CKLEK.

  Monsieur, maaf mengganggu waktu anda, Monsieur Pierre sudah tiba” Ujar Vivianne—sekretaris Yunho yang lain—oh—direktur tampan ini memiliki bawahan yang berbeda di setiap cabang.

  “Bawa ia masuk” Perintah Yunho singkat.

Wanita berhidung bangir itu mengangguk.
Ia membuka pintu lebih lebar dan membiarkan sesosok pria asing dengan rambut pirangnya berjalan memasuki ruangan.
Pierre tersenyum formal kepada namja tampan itu.

  Bonjour, Monsieur Jung” Sapa namja asing itu ramah.

Yunho mengangguk.
Mempersilahkan pria asing itu untuk duduk di sofa sementara ia duduk di seberangnya.

   “Aku sangat terkejut ketika direktur sukses sepertimu mengajakku untuk bekerja sama” Ucap Pierre senang.

  “Semuanya akan terasa kurang kalau belum menginjakkan kaki di Paris, bukan begitu?” Balas Yunho dengan bahasa Perancisnya yang fasih.

Ia memang iblis serba bisa.

  “Jaejoong sungguh membawa keuntungan, saham perusahaan meningkat 50 persen sejak ia tiba. Banyak kontrak yang datang ke agensi atas namanya, ia berbakat sekali” Ujar Pierre tersenyum.

  “Ya, ia memang sempurna” Balas Yunho dengan seringai tipis.

Laki-laki Perancis itu menyilangkan kakinya.
Ia menatap dalam mata musang Yunho.

  “Katakan, apa yang kau inginkan? Monsieur Jung?”

  “Vivianne sudah menjelaskan semuanya kepadamu, dan aku akan menjawabnya secara singkat. Aku menginginkan kekuasaan penuh atas Kim Jaejoong. Ia akan berada di bawahku”

  “Itu tidak adil, aku membawa Jaejoong ke sini karena ia bisa menghasilkan uang yang—”

  “Ambil saja semua penghasilan yang sesuai kontrak. Aku hanya butuh model itu, tidak yang lain”

Oh—ini dia.
Pierre sama sekali tidak menyangka kalau rumor yang ia dengar saat pesta agensi di Seoul beberapa waktu lalu itu benar.
Jung Yunho sungguh terpikat oleh Kim Jaejoong.
Uh.
Namja asing itu tersenyum lebar.

Ia mengangguk puas.

  Deal” Ujarnya tegas.

Dan Yunho balas mengangguk.
.
.
.
  “Berdandanlah yang cantik, Joongie, Sajangnim akan menemui kita sebentar lagi”

  “Arasseo Nunaaa”

Namja cantik itu mengeluh dengan bibir ranumnya yang menggerutu.
Ia membuka lemari pakaiannya dan memakai kaus hitam yang ditutupi dengan rompi tanpa lengan berwarna krem.
Kemudian memakai celana jeans berwarna putih.

  “Sudah Nuna”

Sora Kim segera menarik Jaejoong untuk duduk di meja rias dan menata rambut blonde namja cantik itu menjadi ikal bergelombang.
Manis sekali.
Like a fallen angel.
Sementara Jaejoong mengerucutkan bibirnya.

Ia masih mengantuk, matanya berkantung, dan wajahnya membengkak.

Demi pantat Junsu, ia baru saja akan tertidur.
Manajer menyebalkan, gerutu Jeajoong dalam hatinya.

  “Sudah selesai, kajja, kita ke restoran di basement” Ajak wanita cantik itu.

Jaejoong mendengus dan menurut patuh.
Ia menyeret boneka beruangnya dan tidak mengacuhkan omelan Sora agar meninggalkan benda itu di ruangan.
Terserah.
Jaejoong tidak peduli.
Tidak ada yang bisa memisahkan ia dengan beruangnya.
Titik.

  “Pokoknya kalau sampai Sajangnim Pierre memarahimu aku tidak bertanggung jawab, ck, katakan padaku, bagaimana caranya kau akan makan dengan boneka setinggi pinggangmu itu eoh?”

  “Aku bisa menaruhnya di kursi yang kosong”

Sora Nuna menghela nafas pendek.
Mereka sudah memasuki area restoran.
Ia bisa melihat banyak artis dan penyanyi yang sedang makan malam di tempat ini.

  “Ah, meja nomor lima, kajja Joongie” Ujar Sora seraya menarik tangan Jaejoong.

Namja cantik itu menurut patuh.
Ia menaikkan alisnya ketika melihat seseorang yang dikenalnya duduk di salah satu meja kosong.
Namja berambut jamur yang juga menyusulnya ke Paris.

Lee Taemin.

Jaejoong tersenyum manis.
Melambaikan tangannya kepada namja jamur itu.
Yang dibalas dengan cengiran lucu oleh Taemin.

  Bonjour, Monsieur” Sapa Sora membungkuk sopan.

  Bonjour

DEG.

Jaejoong terkejut.
Ia refleks menoleh dan membulatkan mata besarnya mendapati sosok tampan mantan Sajangnimnya di sana.
Di kursi yang seharusnya diduduki oleh Pierre.
Namja cantik itu membeku.

Bibirnya tercekat kelu.

  “Jadi wanita bernama Vivianne itu tidak bohong, anda sudah bekerja sama dengan tuan Pierre” Ujar Sora tersenyum.

Yunho memiringkan kepalanya sedikit, mempersilahkan kedua orang itu untuk duduk.
Sora segera mendudukkan dirinya dan menarik Jaejoong agar model cantik itu mengikutinya.
Dan Jaejoong menurut patuh.
Dengan kedua mata yang masih menatapi wajah tampan Yunho.

Wajah yang sudah membuatnya gila.

Oh—ia sangat merindukan suara bariton itu.

  “Apa—yang kau lakukan di sini?” Bisik Jaejoong tercekat.

Dan Yunho bisa melihat jelas air mata yang menggenang di kelopak besar itu.

  “Makan malam bersama modelku, tentu saja” Sahut Yunho dengan senyuman memuakkan.

  “Sora Nuna tidak memberitahuku kalau—” Ucapan Jaejoong terhenti.

Ia mengerutkan hidungnya lucu.
Berusaha menahan agar air matanya tidak jatuh.
Demi Tuhan, jantungnya tidak bisa diselamatkan lagi.
Benda itu sudah berdetak dengan sangat kencang.
Ini semua terlalu mendadak! Pekik Jaejoong dalam hatinya.

  “Itu pekerjaanku sebagai seorang manajer, memastikan kau menjalani kontrak dengan baik” Sahut Sora Nuna santai.

Jaejoong terdiam.
Bingung dengan tingkah Yunho yang begitu santai.
Ia masih ingat dengan jelas bagaimana namja tampan itu mengalihkan pandangannya di pesta agensi waktu itu.
Bukankah Yunho membencinya? Kenapa sekarang pria itu muncul di hadapannya?

  “Aku butuh penjelasan, Sajangnim” Ujar Jaejoong bergetar.

  “Kita berdua butuh penjelasan, Jae” Balas Yunho singkat.


  “Kenapa baru sekarang? Kenapa tidak dari awal?” Cicit Jaejoong lemah.

Karena aku ingin kau merasakan sakit yang sama.

Yunho menyeringai.
Membuat tengkuk Jaejoong seketika terasa dingin.
Aura mendominasi ini.
Ia sungguh tidak kuat.

Oh—

  “Maaf, ini sungguh mendadak, Vivianne memintaku untuk menemuinya di lantai atas, tidak apa kan kalau aku meninggalkan jamuan ini?” Celetuk Sora di sela keheningan.

Jaejoong menoleh, menatap Sora Nuna dengan tatapan memohon agar yeoja cantik itu tidak meninggalkannya.
Tapi Yunho sudah mengangguk setuju.
Memang itu rencananya, Vivianne melakukan tugasnya dengan baik.

  “Aku—ingin ke toilet” Bisik Jaejoong lirih. Setelah Sora Nuna pergi meninggalkan restoran.

Yunho menaikkan alisnya.

  “Kau tidak ingin kabur untuk yang kesekian kalinya, kan, Jae?” Balas Yunho dingin.

Jaejoong tercekat.
Ia menggeleng.
Namja cantik itu berdiri dari duduknya.
Ia melirik boneka besarnya yang terduduk di kursi kosong.
Kemudian ia balas memandang Yunho.

  “Tolong jaga dia untukku” Ujar namja cantik itu pelan.

Eoh?

Yunho tidak menyahut, ia hanya ikut menatap boneka beruang itu sejenak.
Tidak mengacuhkan Jaejoong yang sudah berjalan memasuki koridor toilet.

Namja cantik itu membasuh wajah cantiknya.
Ia menghela nafasnya mengusap air mata yang sedari tadi ditahannya terjatuh begitu saja.
Hatinya nyeri, ia sungguh tidak tahan untuk tidak menubruk Yunho dengan pelukan rindunya.
Tapi aura hitam yang menguar di sekeliling Yunho membuat Jaejoong tidak berani untuk melakukannya.

  “Hei! Bagaimana bisa Jung Yunho ada di sini? Ia membuntutimu ya?”

DEG!

Jaejoong terkejut.
Ia mendongak menatap cermin dan menemukan Lee Taemin berdiri di belakangnya dengan senyuman manis.

  “Mungkin, tapi kurasa hanya karena pekerjaan” Ujar Jaejoong pelan.

Namja jamur itu melompat duduk di pinggir westafel.
Hanya ada mereka berdua di sini, membuatnya lebih leluasa.

  “Hmm, lalu? Apa yang kalian bicarakan? Kulihat manajermu pergi meninggalkan kalian”

  “Kenapa kau ingin tahu sekali, bocah jamur? Menyebalkan”

  “Aku kan penasaran”

  “Sora Nuna pergi untuk bertemu sekretaris Yunho dan tidak ada hal penting yang kami bicarakan. Yah..walau sebenarnya aku menunggunya untuk mengatakan sesuatu”

  “Sesuatu seperti ‘aku merindukanmu’, begitu?”

Uh.
Jaejoong menepuk pipinya yang panas.

  “Itu mustahil. Yunho membenciku”

  “Dari mana kau tahu? Kalau ia membencimu untuk apa ia muncul malam ini?”

Namja cantik itu terdiam.
Ia mengangguk setuju.

  “Tapi ini waktu yang sangat tepat untuk membicarakan segalanya, bagaimana menurutmu, Taemin?”

  “Membicarakan apa? Diam dan turuti saja perkataannya, lalu selesaikan makan malam kalian. Akan ada makan malam selanjutnya untukmu yang diatur oleh Yunho. Aku yakin itu”

Jaejoong menggeleng.
Ia mendesah lirih.

  “Tapi ini saatnya, aku harus memberitahu Yunho kalau aku juga mencintainya”

  “Kalau begitu terserah”

  “Dulu ia belum tahu apapun, sekarang ia tahu, kalau aku berbakat di depan kamera. Ia tidak akan mengurungku lagi, kan?”

Uh-uh.
Lee Taemin menyeringai manis.
Ia memiringkan kepalanya imut.

  “Kau yang tahu ia seperti apa. Pria egois yang terlalu posesif dan kejam. Sayapmu hanya tinggal satu, Kim Jaejoong. Yunho bisa dengan mudah mematahkan sisanya”

DEG.

Jaejoong tercekat.
Mata bulatnya mengerjap cepat.
Lalu ia mengeringkan wajah dan tangannya dengan tissue.
Kemudian melarikan diri dari toilet, meninggalkan Taemin yang terkikik geli.

Yunho tidak akan melakukannya.
Dunia sudah mengenalku sekarang.
Mereka akan bertanya-tanya apa yang terjadi kalau pria itu melakukannya.

  Strawberry milkshake dan Honey waffle” Ujar Yunho ketika Jaejoong tiba.

Pria cantik itu terkejut.
Melihat makanan yang selama ini selalu dipesankan Yunho ketika ia masih trainee di agensi Yunho.
Jaejoong tersentuh.

Ia segera mendudukkan dirinya di hadapan Yunho dan menatap Honey waffle-nya.

  “Terima kasih” Ujar Jaejoong lirih.

Yunho tidak menyahut.
Ia hanya tersenyum sombong.

  “Yunho—waktu itu, di pesta itu—kenapa kau tidak menatapku?” Cecar Jaejoong tak bisa menahan keingintahuannya lagi.

Eoh? Namja tampan itu menaikkan alisnya.

  “Sederhana saja, karena aku ingin membuatmu menangis” Balasnya singkat.

Jaejoong tertegun.

  “Aku ingin kau tahu kalau aku akan terus membuatmu menangis setelah kau berhasil melukaiku dan aku tidak akan berhenti” Desis Yunho tajam.

Jaejoong merasakan matanya kembali panas.
Ia menatap Yunho tidak percaya.

  “Aku yakin kalau kau tahu waktu itu, Yun—aku—aku yakin kalau kau tahu aku mengharapkanmu waktu itu”

  “Aku tahu semua tentangmu, Kim Jaejoong. Bukankah sudah kukatakan? Aku ingin membalasmu”

Air mata Jaejoong jatuh.
Ia terduduk lemas di kursinya.

  “Apa kau tahu akibat dari perbuatanmu? Aku rusak, Yunho ah. Aku tidak lagi sama” Bisik Jaejoong tercekat.

Pipinya basah.
Air matanya terus berjatuhan.
Tapi Yunho seolah tidak goyah.
Ia justru menikmati pemandangan ini.
Memang ini yang ia inginkan.

  “Aku mencintaimu” Sambung Jaejoong lagi.

Suaranya terdengar penuh luka.
Ia menatap Yunho penuh harap.

Sekali ini saja, selamatkan aku. Kumohon.

Yunho mengulas seringai culasnya.
Ia memiringkan kepalanya angkuh.
Menatap Jaejoong dengan tatapan matanya yang tajam.

  “Maafkan aku atas kepergianku waktu itu—aku—tidak seharusnya aku meninggalkanmu..Hiks..Aku menyesal..” Isak Jaejoong lirih.

Yunho bergeming.
Sampai kemudian ia membuka mulut kejamnya.

  “Aku adalah pria yang penuh dengan dendam, Kim Jaejoong. Bagiku luka harus dibalas dengan luka” Ujarnya dingin.

Jaejoong menggeleng.
Ia mengulurkan tangannya yang bergetar, meraih jemari Yunho yang ada di atas meja.
Tapi namja tampan itu menarik tangannya hingga Jaejoong hanya meraih udara kosong.

  “Pulanglah, makan malam ini sudah selesai” Ucap Yunho tegas.

  “Saranghae Yunho ah..” Seru Jaejoong sekali lagi.

Tapi Yunho tidak mengacuhkannya.
Pria tampan itu merapikan jasnya yang kusut dan tersenyum mengejek kepada namja cantik itu.

  “Sampai jumpa lagi, Jaejoong”

Namja cantik itu terduduk lemas.
Ia menangis dalam diam.
Hatinya terasa nyeri.
Ia bahkan sulit untuk bernafas.

  “Bukankah sudah kukatakan?! Ia pria kejam! Kenapa kau tidak menurutiku eoh? Lihat sekarang! Ia membuatmu menangis!”

DEG!

Jaejoong terkejut.
Mendapati Taemin di hadapannya.
Laki-laki berambut jamur itu terlihat marah kepadanya.

  “Aku tidak suka melihatmu tersakiti, Jaejoong! Kenapa kau begitu lemah?!” Pekik namja jamur itu dengan wajah yang memerah.

Jaejoong memundurkan posisinya hingga ia bersandar pada sandaran kursi.
Menatap takut Lee Taemin yang tidak terlihat seperti biasanya.

  “Tapi kau bilang terserah, Taemin ah” Lirih Jaejoong terisak.

Taemin menggertakkan giginya kesal.
Ia memukul meja dengan marah.

  “Dan setelah itu apa?! Aku bilang kalau ia pria kejam kan?! Aku bilang kalau ia akan mematahkan sayapmu lagi!”

Jaejoong tersudutkan.
Tangisnya pecah.
Namja cantik itu tersentak kaget ketika ia mendapati seorang namja yang berdiri di belakang Taemin.
Pria tampan dengan kamera yang tergantung di lehernya.

  “Lupakan saja laki-laki jahat itu, aku sudah muak memperhatikan kalian selama ini. Ia tidak pernah menghargaimu kau tahu itu? Bekerja saja denganku, aku akan membantumu menumbuhkan sayapmu yang patah” Ujar pria berambut brunette itu santai.

Jaejoong mengerutkan dahinya.
Pria berkamera itu, ia pernah bertemu dengannya sekali di Jepang.
Pria yang mengaku bernama Cho Kyuhyun.

  “PERHATIKAN AKU KALAU AKU SEDANG BICARA, KIM JAEJOONG!!” Teriak Lee Taemin murka.

Meja kecil itu terbanting jatuh.
Suara pecahan piring dan gelas yang begitu nyaring membuat seluruh pengunjung restoran terkejut kaget.
Mereka berbalik dan menatap Jaejoong yang menutup mulutnya dengan telapak tangan.
Namja cantik itu terlihat bingung dan ketakutan.

Ia hendak melarikan diri dari sana.

Namun dua orang satpam yang berjaga di pintu restoran sudah menahan tangannya.

  Desole, Madam, kami harus meminta waktu anda sebentar”

  “Apa yang kalian lakukan?! Lepaskan aku! Aku akan mengganti biaya kerusakannya!”

Satpam itu tidak mengacuhkan ucapan Jaejoong.
Mereka segera menyeret pria cantik itu ke dalam ruang keamanan.


-------


Sora Kim tidak menyangka sama sekali kalau ini akan terjadi.
Yeoja cantik itu segera meninggalkan segala pekerjaannya ketika teleponnya berdering dan seseorang memberitahunya kalau Jaejoong dibawa ke rumah sakit oleh pihak keamanan gedung.
Mereka mencurigai sesuatu, katanya.
Oh—tidak.
Sora menggigit bibir bawahnya.

Jangan sampai terjadi sesuatu, Jaejoong baru saja melebarkan sayapnya di Paris.

Yeoja cantik itu mengusap wajahnya frustasi.

  “Anda manajernya? Maitresse Sora Kim?”

Yeoja cantik itu terlonjak dari duduknya ketika seorang dokter memanggil namanya.
Ia mengangguk dan menatap cemas pria berkacamata itu.

  “Ada apa dengannya?” Tanya Sora penasaran.

  “Hmm sebelum itu aku harus berbicara denganmu, apakah anda pernah mendengar nama Lee Taemin sebelumnya?” Balas dokter bernama Eunjae itu menaikkan alisnya.

Jantung Sora semakin berdebar kencang.

  “Ya, Lee Taemin, teman model dari Jaejoong, ada apa?”

  “Apa kau pernah bertemu dengannya?”

  “Tidak, Jaejoong selalu bilang kalau Taemin sibuk dengan pekerjaannya”

  “Kalau begitu, apa kau pernah melihat fotonya? Majalah yang memuat tentangnya?”

Sora kembali menggeleng.
Keringat dingin sudah membasah pelipisnya.
Dokter berkacamata itu tersenyum tipis.
Ia menatap Sora dengan matanya yang teduh.

  “Kau tidak pernah bertemu atau melihat Lee Taemin secara langsung. Itu karena namja bernama Lee Taemin memang tidak pernah ada”

DEG.

Sora terkejut.
Mata besarnya membulat sempurna.
Apa?
Apa katanya?

  “Jaejoong mengarang semuanya. Ia menciptakan delusi untuk memuaskan hatinya”

  “Kenapa—apa yang terjadi padanya?”

  “Kau pernah dengar tentang skizofrenia?”

Oh tidak.

Sora menangis.
Menutup mulutnya tidak percaya.
Ia memang tidak tahu secara detail, tapi ia pernah mendengar tentang hal itu dari beberapa teman kampusnya dulu.

  “Untuk sementara Jaejoong harus menjalani perawatan di sini, kau bisa mengatur ulang mengenai jadwal dari model cantik itu. Sepertinya butuh waktu lama untuk memulai pendekatan kepadanya”

  “Waktu yang lama? Kenapa?”

Dokter berkacamata itu menghela nafasnya.
Ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

  “Karena Jaejoong baru saja menyebut satu nama lagi. Cho Kyuhyun—”

  “Aku tahu dia, fotografer handal yang pernah Jaejoong ceritakan saat di Jepang dan—OH tidak—”

  “Ya, Maitresse, fotografer itu juga tidak pernah ada”

Sora Kim bersandar lemas pada dinding rumah sakit.
Ia mengusap wajahnya frustasi.
Ya Tuhan—

TBC :D

15 komentar:

  1. Akhirnya setelah di tunggu sekian lama :D , tuh kan jae sakit, yun please buka matamu, jae tersakiti.
    Semoga saat yun sadar dia nyesel berat.
    Di tunggu next chap, jangan lama2 nee.....
    Semangat nulisnya authornim :)

    BalasHapus
  2. Nnti giliran yunho yg akn brjuang mati2an.
    .skizofrenia itu sulittt....

    BalasHapus
  3. waduh bakal bnr jadi penyakitnya , yunho hrs tanggung jwb.. mau balas dendam malah nantinya yunho hrs berjuang biar jae sembuh

    BalasHapus
  4. Waduh kak, udahmYunho nya kejem, Jae-nya kena penyakit hayalan. Tambah baper kak T.T.

    BalasHapus
  5. ngga yakin juga si jung itu bakal nyesel. Arogan banget sifatnya *berdecih* --"

    BalasHapus
  6. ngga yakin juga si jung itu bakal nyesel. Arogan banget sifatnya *berdecih* --"

    BalasHapus
  7. Oh no.. jae makin parah.. malh sudah menghayalkan 2 orang ug tidak ada.. tidaakkk... maksih udah update shell.. d tggu chap selanjutnya.. :-)

    BalasHapus
  8. Sakit nya tuh di sini bear... sakit nya tu di sini. Sakit hayati rasa nya bear lol Yunppa tega ih parah bgt duh gmn itu Jaemma sampe msk RS apa yunho msh ingin melanjutkan bls dendam nya sm Jae?
    Di tunggu next chap nya shella fighting!

    BalasHapus
  9. Omoo eonni palli buat next chap nya udh penasaran nih, kasian Jae Umma huwaaa

    BalasHapus
  10. Omoo eonni palli buat next chap nya udh penasaran nih, kasian Jae Umma huwaaa

    BalasHapus
  11. tuh kan skizo.
    eonni bikin jae gila dan ga kenal yunho, biar yunho puas

    BalasHapus
  12. tuh kan skizo.
    eonni bikin jae gila dan ga kenal yunho, biar yunho puas

    BalasHapus
  13. Haduh.. bahaya juga ya tuh penyakit :3
    Biar yunho sadar kalo dia salah deh

    BalasHapus
  14. Haduh.. bahaya juga ya tuh penyakit :3
    Biar yunho sadar kalo dia salah deh

    BalasHapus