This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Selasa, 22 Desember 2015

FF/YAOI/YUNJAE/CHAPTER/APOLOGY/PART 10 *END*



I let you down, I know it’s over.
But why am I hearing your voice calling my name?
For a long time, I’m so sorry.

Dont leave me.
Call me again.
So when are you coming home?

Here’s my apology.

PART 10.

Yoochun menggeram kesal.
Waktunya hanya tinggal dua hari di sini sebelum ia kembali ke Seoul dan melakukan pekerjaannya.
Tapi Jung Yunho sialan itu melarangnya masuk ke dalam kamar rawat Jaejoong.
Pria brengsek itu bilang kalau ia dan Jaejoong tidak boleh lebih dekat lagi dari ini.

Closer his ass!

Ia sudah punya Junsu asal kau tahu saja!

  “Aku akan membantumu menemui Jaejoong besok pagi, kudengar Yunho harus kembali ke agensi agar ia bisa mengalihkan pekerjaannya kepada Vivianne” Ujar Sora Nuna seraya menepuk bahu Yoochun.

Namja chubby itu mendengus kesal.

  “Aku menyesal sudah memberitahunya” Keluh Yoochun mengerutkan dahinya.


Well, itu pilihanmu” Gumam Sora Nuna mengindikkan bahunya.

Mereka berdua sedang duduk di kursi yang terletak di depan kamar rawat Jaejoong saat ini.
Kemudian perhatian mereka teralihkan ketika pintu terbuka dan Junsu keluar dari sana.
Yoochun sontak berdiri dari duduknya.
Ia menghampiri namja imut itu dan menggenggam tangannya.

  “Bagaimana?” Tanyanya penasaran.

  “Sajangnim bilang kalau ia akan mengurus Jaejoong mulai saat ini. Kau dan Sora Nuna dilarang menemui Jaejoong tanpa izin darinya sementara aku boleh mendatanginya kapan saja” Sahut Junsu menghampiri Sora Nuna dan duduk di sana.

  “Apa? Kenapa hanya kau? Ini tidak adil!” Pekik Yoochun mengerutkan dahinya.

Junsu mendelik.

  “Aku kan sepupunya!” Ucap namja imut itu sengit.

Yoochun balas melotot.

  “Aku calon iparnya!” Seru Yoochun tak tahu malu.

Wajah Junsu memerah tomat.
Penyanyi solo itu memukul kepala Yoochun hingga namja chubby itu mengaduh kesakitan.
Sementara Sora Nuna hanya menghela nafas panjang melihat kelakuan kedua kekasih ini.
Kekanak-kanakan, pikirnya dalam hati.

  “Yasudah, nanti minta izin saja pada Sajangnim, katakan padanya kalau kalian berdua hanya dua hari lagi di sini, kajja, aku sudah sangat lapar” Ujar Sora Nuna—kentara sekali ia lelah.

  “Mwo? Tapi Jaejoong—”

  “Jaejoong sudah punya Sajangnim, Yoochun. Sudahlah, berikan pria itu kesempatan”

Yoochun baru saja akan memprotes lagi, namun Junsu sudah lebih dulu menarik tangannya.


-------


Yunho terbangun dari tidurnya dan mengusap wajah tampannya segera.
Ia meregangkan tubuh kakunya dan menoleh menyamping.
Memperhatikan wajah cantik yang masih terlelap di sampingnya dengan tatapan yang sulit diartikan.
Pria arogan itu menghela nafas pendek.
Kemudian ia mengulurkan tangannya mengusap-usap rambut namja cantik itu.

  “Uhmm..” Jaejoong menggumam tidak jelas.

Namja cantik itu menguap lucu dan membuka kedua mata bulatnya yang besar.
Kemudian ia segera tersnyum mendapatkan wajah tampan yang selama ini menemaninya setiap saat berada di hadapan wajahnya.

  “Selamat pagi, Yunnie sayang” Bisik Jaejoong melebarkan senyumnya.

DEG.

Yunho tertegun.
Mata musangnya berkilat kaget.
Oh—apakah Jaejoong baru saja memanggilnya dengan sebutan sayang?

  “Apasih Yun? Kau tidak mau menjawabku? Padahal biasanya kau duluan yang mencuri-curi ciumanku, uh, apa ini karena dokter-dokter itu membawamu dariku kemarin?” Keluh Jaejoong mencebilkan bibirnya.

Yunho menaikkan alisnya.

Oh—sepertinya ia mengerti.

Jadi Jaejoong tidak menyadari bahwa dirinya bukanlah delusi eoh?
Dan apa itu tadi? Jaejoong mengatakan kalau Yunho yang satu lagi itu suka mencuri ciumannya? Yang benar saja!

Ingatkan ia untuk membakar habis boneka sialan itu nanti!

  “Pagi-pagi sudah cerewet” Ujar Yunho seraya menjepit bibir Jaejoong dengan jemarinya.

Membuat namja cantik itu merengut kesal.
Yunho mendesah, ia merapatkan tubuh mereka berdua dan segera melingkupi namja cantik itu dengan pelukan eratnya.
Namja tampan itu memejamkan mata, menghirup dalam-dalam aroma manis yang selama ini menyesakkan relung hatinya tanpa henti.
Sialan—ia merindukan Jaejoong.

  “Apa kita pernah berhubungan seks sebelumnya?” Tanya Yunho tiba-tiba.

Mendadak rasa kecemburuannya terhadap boneka sialan itu kembali membara.
Jangan bilang kalau Jaejoong akan menganggukkan kepalanya! Sial! Bagaimana bisa pria cantik itu bercinta dengan sebuah boneka eoh?!

  “Ya, entah tahun berapa, kau memperkosaku, ingat?” Gumam Jaejoong mengerutkan dahinya.

Bola mata indahnya berkaca-kaca sekarang.
Oh—secinta apapun ia, tetap saja kenangan itu melukai hatinya.

  “Maafkan aku” Bisik Yunho pelan.

Ia melonggarkan pelukannya dan mengusap lembut pipi kenyal Jaejoong.

  “Aku akan membawamu keluar siang ini”
 
  “Ke mana?”

  “Hotelku, atau hotelmu—terserah mana yang kau mau”

  “Hmm? Kenapa?”

  “Karena kau tidak sakit, dan aku harus melakukan sesuatu padamu”

  “Sesuatu apa?”

  “Memperkosamu—lagi”

Mwo?
Jaejoong melotot.
Ia memukul lengan Yunho.

  “Aku serius”

  “Kalau begitu cari kata lain yang lebih lembut!”

  “Baiklah, aku ingin bercinta denganmu. Bagaimana kedengarannya?”

Ufh.
Bibir Jaejoong berkedut.
Ia tersenyum puas dengan manis.


-------


Rumah sakit melarang Jaejoong untuk pergi.
Tapi siapa yang berani melawan kehendak Jung Yunho?
Bahkan di luar Asia pun ia masih saja berkuasa.
Yoochun dan Junsu menentang keras keinginan Yunho untuk membawa Jaejoong keluar, tapi Yunho berani menjamin kalau Jaejoong akan sembuh jika namja cantik itu tinggal bersamanya.

  “Tunggu di sini, aku akan segera kembali”

Jaejoong mengangguk patuh.
Dan Yunho sudah menghilang dari balik pintu kamar.

  “Pelacur”

DEG.

Jaejoong terkejut.
Ia refleks menoleh dan membulatkan mata besarnya mendapati Lee Taemin yang sedang duduk di sofa dan Cho Kyuhyun yang bersandar pada pintu lemari.

  “Bagaimana kalian bisa ada di sini?!” Seru Jaejoong kaget.

  “Kami memang tidak pernah pergi” Balas Kyuhyun dengan senyumannya yang menyebalkan.

Taemin berjalan mendekat, berdiri di samping Jaejoong dan bersidekap sombong di depannya.

  “Jadi sekarang kau akan kembali melebarkan kakimu kepada pria arogan itu, eh?” Desis Taemin menaikkan alisnya.

  “Jaga bicaramu, bocah jamur! Yunho mencintaiku dan aku—”

  “Cinta? Satu-satunya yang pria brengsek itu tahu adalah cara untuk menyakitimu!”

  “Taemin!!”

  “Apa? Kau marah karena aku benar? Kau marah karena hanya kau yang tidak menyadari kalau pria itu adalah Yunho yang asli?”

  “M—mwo?”

Taemin mengindikkan bahunya, tapi Jaejoong sudah berdiri dari duduknya, menuntut jawaban dari bibir tebal itu.

  “Jung Yunhomu yang manis tidak pernah kembali dari ruangan para dokter, mereka menahannya dan menyiksanya! Tapi apa yang kau lakukan? Kau termakan rayuan dari laki-laki yang sudah memperkosamu dan membuatmu menderita hari ke hari!” Seru Taemin dengan wajahnya yang mulai memerah.

CKLIK!

  “Cho Kyuhyun hentikan! Jangan memotretku!” Teriak Jaejoong panik.

Pria berkulit pucat itu menyeringai.
Ia mengangkat kameranya dengan benar dan segera menekan tombol kamera.

CKLIK!

  “Hentikan! Kubilang hentikan!!” Teriak Jaejoong menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

  “Murahan!” Pekik Taemin lantang.

Jaejoong menggeleng, telinganya berdengung, penuh dengan suara jepretan kamera dari Kyuhyun dan makian dari Taemin.
Pipinya basah, air mata telah mengalir membasahi wajahnya.

Hingga kemudian pintu itu terbuka dan Yunho segera menerobos masuk ke dalam kamar.
Ia begitu terkejut mendapati Jaejoongnya sedang berteriak-teriak sambil menangis.
Yunho segera membawa namja cantik itu jatuh ke dalam pelukannya.
Ia mengusap-usap punggung namja cantik itu agar ia tenang.

  “Yunnie—Yunnie—Hiks..” Lirih Jaejoong berulang-ulang.

  “Ya, BooJae, aku di sini” Balas Yunho dengan mata musangnya yang memicing tajam, mencari-cari pengganggu yang mengacaukan kesayangannya.

  “Aku sudah memberitahu Kyuhyun untuk berhenti, tapi ia tetap melakukannya..Hiks..dan Taemin tidak berhenti mengataiku..Ia bilang kalau aku—”

  “Sssh, tidak apa, aku di sini sekarang, tenanglah”

Namja tampan itu membawa Jaejoong agar berbaring di sampingnya.
Ia mengusap lengan namja cantik itu dan sedikit memijatnya hingga ke tengkuk namja cantik itu.
Berusaha membuat Jaejoong sedikit lebih rileks.
Lalu ia mendapati pria cantik itu menghela napas panjang.

  “Sudah lebih baik?”

Jaejoong mengangguk.
Model cantik itu mengusap wajahnya, kemudian menurut patuh ketika Yunho menariknya mendekat agar ia memeluk dada bidang namja tampan itu.

  “Yunnie”

  “Ya? Ada apa?”

Jaejoong mendongak dan segera mendapati Yunho yang juga balas memandangnya.
Lalu ia berbisik lirih.

  “Aku ingin berhenti menjadi model”

DEG.

Yunho terdiam.
Mata musangnya mengerjap pelan, memperhatikan Jaejoong yang terus berbicara.

  “Aku tidak ingin lagi berdiri di depan kamera...”

  “Ya, aku mengerti”

Jaejoong berdesah dan segera memeluk erat namja tampan itu.
Memejamkan matanya agar ia dapat segera terlelap dan berharap tidak akan bisa bertemu dengan Taemin atau Kyuhyun lagi.
Sementara tangan Yunho bergerak menuju kepala namja cantik itu dan mengusap lembut rambut pendeknya.

Oh—ini sungguh kabar yang menyenangkan.
Jaejoong berhenti atas keputusannya sendiri.

Yunho tidak bisa menyembunyikan seringai puasnya lebih lama lagi.

Kau milikku, Jaejoong.
Satu-satunya.


-------


  “Batalkan seluruh kontrak dari Kim Jaejoong dan berikan kertas ini kepada semua penerbit” Perintah Yunho tegas.

Vivianne mengambil kertas tersebut dan membulatkan mata besarnya terkejut.
Ia melirik Jung Yunho, tapi tetap merapatkan bibir tipisnya.
Ia masih mencintai pekerjaannya—tentu saja—.

  “Aku tahu arti tatapanmu, Maitresse, tapi itu semua bukanlah rekayasa, Jaejoong sendiri yang menandatanganinya” Desis Yunho menyeringai.

Vivianne merasakan tengkuknya meremang.
Ia segera menundukkan wajahnya dan membungkuk singkat lalu segera terburu-buru keluar dari ruangan namja tampan itu.
Wanita cantik itu mendesah lega setelah ia menutup pintu ruangan Monsieur-nya.
Kemudian kembali memperhatikan kertas tersebut.

Surat pemberitahuan dari Jaejoong bahwa namja cantik itu menghentikan karir modelnya karena alasan tertentu.

DDRRTT...DDRRTT...

Ponsel Yunho bergetar panjang, ia segera meraih benda layar sentuh tersebut dan menempelkannya ke telinga.

  Bonjour” Sapa Yunho dingin.

  Bonjour, Monsieur Jung, kami ingin mengabari anda bahwa Jaejoong menjalani terapinya dengan baik, anda bisa menjemputnya sekarang

Namja arogan itu tersenyum tipis.
Ia segera memutuskan panggilan telepon itu dan bergegas menuju rumah sakit.

Ia tidak membiarkan Jaejoong menjalani rawat inap lagi.
Tapi ia masih harus tetap membawa Jaejoong ke rumah sakit itu untuk menjalani pengobatan.
.
.
.
  “Mwoya? Apa maksudnya ini?” Seru Junsu tidak percaya.

Ia menghampiri Jaejoong dan menunjukkan layar ponselnya kepada namja cantik itu.

  “Kau berhenti? Yang benar saja Joongie! Aku tidak percaya ini! Menjadi model adalah satu-satunya ambisimu sejak dulu!” Jerit pria imut itu mengerutkan dahinya.

Mata sipitnya menatap tidak sabar wajah cantik yang masih berdiam diri itu.
Jaejoong menggerakkan mata bulatnya, membaca seluruh artikel yang Junsu tunjukkan melalui ponselnya.

  “Semuanya benar, Junchan. Aku berhenti” Ujar Jaejoong mendongak—menatap mata sipit Junsu—.

  “Bagaimana bisa?!” Balas Junsu kesal.

  “Taemin memberitahuku kalau Yunho telah kembali”

DEG.

Junsu tercekat.

  “A—apa?”

  “Aku tahu, Junchan, aku tahu kalau bonekaku tidak pernah kembali lagi, mereka membuangnya”

Junsu terdiam.
Namja imut itu terduduk lemah di atas kursinya.
Meskipun mata sipitnya tidak berhenti memandangi wajah cantik sepupunya.

  “Aku sadar kalau aku sakit—kalau aku tidak lagi normal..”

Air mata Jaejoong menetes jatuh, tapi pria cantik itu segera menghapusnya.

  “Hanya ini satu-satunya cara agar aku tidak lagi kehilangan Yunho..Aku harus berhenti seperti keinginannya sejak dulu”

  “Jae—”

  “Aku tidak menyukai kehadiran mereka berdua—Taemin dan Kyuhyun—mereka membuatku takut..Aku..Aku tidak ingin kehilangan diriku sendiri, Junchan..Hiks..”

Namja imut itu bangkit dari kursinya, ia segera memeluk Jaejoong yang menangis dan mengusap-usap rambut pendeknya.
Junsu menggigit bibir bawahnya.
Mata sipitnya terasa panas dan basah.

Kenapa harus kau, Jaejoongie?
Kenapa bukan yang lain saja?

  “Ini—ini suatu kemajuan, Jaejoongie, kau memiliki keinginan kuat untuk bebas, itu bagus” Ujar Junsu tanpa bisa menyembunyikan getaran yang kentara pada suaranya.

Lalu Junsu melepaskan pelukannya, menghapus air mata dari wajah Jaejoong dan tersenyum kepadanya.
Jaejoong menghela nafasnya yang tersendat.

Kemudian sepasang sepupu itu saling menghibur satu sama lain tanpa menyadari bahwa Yunho dan Yoochun telah berdiri di depan pintu kamar rawat sejak awal.

Mereka mendengar semuanya.


-------


7 month later.

  “Acara penghargaan musik semalam heboh sekali Yunnie ah, Junchan dan Yoochun merebut semua perhatian dari media”

Namja tampan itu meletakkan jus apel di atas meja dan segera bergabung dengan namja cantik itu di sofa.
Mantan model terkenal itu segera beringsut ke dalam pelukan Yunho.
Membuat namja tampan itu tidak tahan untuk tidak mengusap-usap rambut Jaejoongnya.

  “Itu kesempatan yang sangat bagus, melamar sepupumu di acara musik terbesar yang pernah ada” Komentar Yunho tanpa menghentikan usapannya di kepala Jaejoong.

Namja cantik itu mendongak, menatap langsung sepasang mata musang yang tajam itu.

  “Lalu kita kapan? Aku sudah tidak sabar ingin segera menikah denganmu”

  “Segera setelah kau sembuh, Boo”

  “Aku sudah sembuh, Jung Yunhoo~!”

  “Dokter tidak mengatakan apapun kepadaku, jadi jangan coba-coba untuk membohongiku arasseo?”

   “Kau tidak percaya kepadaku?”

Jaejoong mengerutkan dahinya.
Beranjak menjauh dari pelukan Yunho dan menatap mata musang itu dengan kedua mata besarnya yang basah.

  “Hampir setahun aku terkurung di rumahmu, tapi aku tidak pernah memberontak, nikahi aku atau aku akan pergi lagi dari sini!”

Mata musang Yunho menajam.
Telinganya berdenging mendengar ucapan berani dari bibir ranum kesukaannya itu.
Oh—namja tampan itu bersidekap, kemudian menarik seringai tipis yang selalu berhasil membuat Jaejoongnya menciut ketakutan.

  “Karirmu sudah berakhir, aku penasaran apa yang akan kau coba lakukan kali ini” Desis pria kejam itu.

Air mata Jaejoong menetes jatuh.

  “Aku tidak pernah bertingkah aneh lagi selama tinggal denganmu, kenapa kau begitu senang menyakiti hatiku? Atau jangan-jangan—kau memiliki orang lain selain aku?” Desis pria cantik itu lirih.

Yunho bergeming.
Masih menatap tajam pria cantik itu.

  “Aku benar kan? Setelah selama ini, kau ternyata memang tidak bersungguh-sungguh denganku..Hiks..Hiks..”

Jaejoong mengaduh, Yunho menariknya dengan kasar dan menyeretnya memasuki kamar mereka  tanpa mempedulikan teriakan dari Jaejoong.
Namja cantik itu terkejut saat pria kejam itu mendorongnya hingga pinggangnya terbentur pinggir ranjang.

  “Dinginkan kepalamu dan jangan berani kabur dari sini sebelum aku kembali” Ujar Yunho seraya menutup pintu kamar.

Tangis Jaejoong pecah.
Ia terduduk di atas lantai dan mencengkram celananya.

  “Ia tidak akan pernah berubah”

DEG.

Jaejoong terkejut.
Suara itu—Lee Taemin!
Namja cantik itu mengangkat wajahnya.
Membuat mata bulatnya bertemu dengan mata Taemin.

Cho Kyuhyun di sana.
Merapatkan bibirnya yang menyunggingkan seringai tipis.

Jaejoong membuang pandangannya.
Menatap apapun kecuali dua delusi itu.
Tubuhnya bergetar.

Tidak—kau sudah sembuh, Jaejoong.
Jangan balas mereka.
Jangan bicara.

  “Hoo~ Kau mulai tidak mengacuhkan kami sekarang? Hebat sekali” Ujar Taemin seraya bersila di hadapan namja cantik itu.

Kyuhyun mendekat.
Ia memotret pria cantik itu dengan kameranya.

  “Bergayalah! Apa kau sudah lupa bagaimana berhadapan dengan kamera eoh?” Tanya Kyuhyun menaikkan alisnya.

  “Mana Yunho-mu yang satu lagi? Yang selalu melindungimu itu eh? Yunho yang sekarang tidak bisa melakukan apapun untuk membuatmu menghindar dari kami” Ujar Taemin terkikik.

Jaejoong memejamkan mata bulatnya dengan erat.
Air matanya semakin berjatuhan, dan ia hanya bisa mencengkram kuat celananya.

  “Aku sudah sembuh..Aku sudah sembuh...” Desis Jaejoong dengan  bibir yang bergetar.

Eoh?
Taemin dan Kyuhyun tertawa mendengar desisan namja cantik itu.

  “Lihat kami, Jae” Ucap Taemin dan Kyuhyun kompak.

Jaejoong bergeming.

  “KIM JAEJOONG LIHAT KAMI!!”

  “HENTIKAN!!”

Namja cantik itu membuka matanya yang basah.
Ia bergetar hebat.
Menggeleng tidak percaya akan apa yang baru saja ia lakukan.

  “Lihat? Ini yang kau bilang sembuh?” Ledek Kyuhyun terkikik.

CKLEK.

Pintu itu terbuka.
Jung Yunho menatap tajam Jaejoong yang terlihat kacau di atas lantai.
Namja tampan itu mendekat, membuat Jaejoong semakin ketakutan.

  “Kau bicara dengan siapa, BooJae?” Tanya Yunho penuh penekanan.

Jaejoong menggeleng kuat.
Ia menghapus bekas air matanya dengan lengan kanan.

  “Tidak..Aku tidak bersuara sejak tadi” Bisik Jaejoong lemah.

Yunho berlutut di hadapan pria cantik itu.

  “Benarkah?” Tuntut pria kejam itu.

  “Ya..” Balas Jaejoong lirih.

Namja tampan itu mengulurkan jarinya, meraih dagu Jaejoong yang menunduk agar pria cantik itu mendongak.

  “Lalu mengapa kau menangis?”

  “Aku..Aku menangis karena kau..”

Yunho tersenyum tipis.
Ia mengecup bibir ranum itu singkat dan membantunya untuk bangkit.

  “Pizza pesananmu sudah tiba, kau mau makan sekarang?”

Jaejoong mengangguk.
Ia memeluk pinggang Yunho dari samping dan menjatuhkan kepalanya di bahu namja tampan itu.
Membiarkan dirinya beristirahat sejenak.

  “Kau tidak mau minta maaf?” Tanya Jaejoong mendongakkan wajahnya.

Yunho menunduk, menatap langsung kedua mata bulat itu.
Kemudian ia tersenyum tipis dan mengecup hidung bangir pria cantik itu.

  “Mianhae” Bisiknya pelan.

Pipi Jaejoong merona dalam sekejap.
Mantan model terkenal itu menjinjitkan kakinya dan mencuri satu ciuman manis di bibir seksi Yunho.


-------


  “Yunnie, aku takut”

Namja tampan itu mengerutkan dahinya seraya membuka kedua mata musangnya yang terpejam.
Ia menoleh dan mendapati Jaejoongnya yang sedang meringkuk di sampingnya.
Yunho beranjak duduk hingga membuat selimut yang menutupi tubuh telanjangnya melorot sampai batas pinggul.
Tapi ia tidak peduli, perhatiannya teralihkan kepada Jaejoong yang segera beringsut masuk ke dalam pelukannya.

  “Apa yang kau takutkan?” Tanya Yunho penasaran.

Jaejoong terdiam.
Mata beningnya bergerak gelisah merasa ragu untuk memberitahu Yunho.
Ia mengedarkan pandangannya memandang isi kamar mewah yang tampak remang-remang itu.
Jaejoong meremas selimutnya ketika mata bulatnya berpandangan dengan Taemin dan Kyuhyun yang berdiri diam di sudut lemari pakaian.

Kedua delusi itu tidak pernah lagi berbicara kepadanya sejak ia mencoba untuk mendiamkan mereka dengan sungguh-sungguh.
Tapi mereka tidak pernah pergi. Dan itu membuatnya takut.

  “Aku mimpi buruk” Bohong Jaejoong lirih.

Yunho segera berbaring dan menarik pria cantik itu agar ia jatuh di atas tubuhnya, kemudian Yunho menarik selimut sampai menutupi leher mereka berdua.

  “Hanya mimpi, tidak apa-apa, tidurlah lagi” Bisik namja tampan itu pelan.

Jaejoong mengangguk.
Ia menjatuhkan kepalanya di atas dada bidang Yunho.
Menjulurkan telunjuknya mengusap-usap lengan kekar namja tampan itu.
Mata bulatnya masih bergerak tidak nyaman, Taemin dan Kyuhyun berjalan menuju pinggir ranjang dan tersenyum jahat kepadanya.

  “Yunnie” Bisik Jaejoong bergetar.

  “Hmm?” Gumam Yunho yang sudah terpejam.

Namja cantik itu mendongak, menatap Yunho yang sepertinya sudah kembali terlelap.
Ia menghela nafas dan memutuskan untuk memejamkan matanya.
.
.
.
Namja cantik itu terbangun tanpa Yunho di sisinya pagi ini.
Ia beranjak duduk dan meringis merasakan nyeri pada anusnya.
Jaejoong menghela nafas pendek dan meregangkan tubuhnya.
Kemudian mata bulatnya mengerjap.

Menatap Taemin dan Kyuhyun yang berdiri di samping pintu kamar mandi.

Namja cantik itu segera mengalihkan pandangannya ketika ia menyadari Taemin akan membuka mulutnya.
Ia mengambil celana piyamanya, memakainya, lalu segera masuk ke dalam kamar mandi.

DEG DEG DEG.

Oh—jantungnya berdebar sangat kencang!
Ia tidak percaya, ia baru saja mengabaikan keduanya!

Maksudku—ini tanpa Yunho di sisinya.

Jaejoong segera mencuci wajahnya dan mengeringkannya dengan handuk.
Lalu ia mengusap wajah cantiknya.
Ia tersenyum tipis.

TOK TOK TOK.

DEG.

Jaejoong terkejut.

  “BooJae? Kau di dalam?”

Oh—itu Yunho.
Namja cantik itu menghela nafas lega dan membuka pintu kamar mandi itu dengan cepat.
Tersenyum menatap Yunho yang berdiri di hadapannya.

  “Aku punya kejutan untukmu” Bisik Yunho pelan.

Mata Jaejoong mengerjap.
Namja cantik itu mendudukkan dirinya di pinggir ranjang sementara Yunho berjalan keluar kamar dan mengambil sesuatu yang tergeletak di samping pintu.

DEG!

Sepasang mata besar itu membelalak lebar mendapati Yunho sedang membawa masuk benda yang sangat familiar di matanya.
Boneka beruang besar yang dulu selalu menemani hari-harinya.
Oh—

  “Kau suka?” Tanya Yunho menaikkan alisnya.

Namja cantik itu masih tampak shock.
Mata besarnya membaca deretan huruf yang tercetak di kaus putih boneka tersebut.

  You have to marry me

  “Y—Yunnie” Lirih Jaejoong tercekat.

Pria tampan itu memasangkan cincin perak yang sudah disiapkannya di jari manis kekasihnya.
Ia mengecup dahi namja cantik itu dan memeluknya erat.

  “Aku terus mengawasimu akhir-akhir ini, kau tidak pernah lagi berbicara sendiri, dan kau berhasil bukan? Ini hadiahmu” Ujar Yunho dengan senyumannya.

Jaejoong memandang cincin peraknya.
Kemudian ia menatap Yunho yang membuatnya memejamkan mata karena pria arogan itu mencium bibirnya dalam.

  “Aku akan membawakan sarapanmu” Beritahu Yunho seraya mengusap rambut namja cantiknya.

Jaejoong mengangguk.
Menatap Yunho yang sudah menghilang dari balik pintu kamar.
Pria tampan itu berjalan mendekati tangga dan mengambil nampan berisikan makanan kesukaan Jaejoong di atasnya.
Lalu ia kembali melangkah menuju kamarnya.

Pria cantik itu terdiam.
Kemudian ia menjulurkan tangannya menyentuh kaus yang membalut tubuh boneka tersebut.

  Kau menyukainya, sayang?

Mantan model terkenal itu tertegun.
Kemudian ia menarik senyuman manis dari bibir ranumnya.
Mata besarnya berkilat-kilat.

  “Kau bercanda? Tentu saja, aku suka sekali, gomawo Yunnie yah” Balas Jaejoong seraya mengecup hidung boneka beruang kesayangannya.

Tanpa menyadari Yunho yang membulatkan mata musangnya di depan pintu kamar.

Oh—tidak.

I let you down, I know it’s over.
But why am I hearing your voice calling my name?
For a long time, I’m so sorry.

Dont leave me.
Call me again.
So when are you coming home?

Here’s my apology.


END.

Dari awal rencana untuk ff ini endingnya memang begini.
Dan chapternya cukup sampai 10 saja.

Skizofrenia itu memang bisa dikatakan “sembuh”—dalam kondisi pasien mulai kembali hidup normal—
Tapi delusi yang ia ciptakan tidak akan pernah bisa hilang.

Delusi itu adalah khayalan yang di luar batas—tidak masuk akal—
Jadi ada banyak pertentangan tentang pasien skizofrenia apakah dia sungguh-sungguh sembuh atau tidak.

Episode terakhir ini Yunho percaya kalau Jaejoong sudah sembuh tanpa tahu makna “sembuh” itu sendiri.
Jaejoong bertingkah layaknya orang normal.
Ia tidak pernah berbicara dengan delusinya lagi selama masa penyembuhan.
Karena kesembuhan itu sendiri dilakukan pasien dengan cara mengabaikan delusinya.

Yah, tapi di sini model cantik kita nggak sepenuhnya berhasil survive ya kan?
Anggap aja ini hukuman untuk Yunho—wkwkwk—

Well, no, sebenarnya aku cuma mau nyampein kalau pasien skizofrenia itu lebih membutuhkan seseorang yang menyayangi dia. Dan Yunho yang asli sama sekali tidak membantu. Hahaha.

Thank you yang udah gemes-gemes baca ff ini LOL
Untuk merampungkan episode terakhir ini aku sampe harus diskusi sama dosenku.
Lucky me di hari selasa topik yang kita bahas itu tentang skizofrenia.

12 komentar:

  1. aq blum baca ffny tpi langsung komen, takut lupa komen hehehe nggak papa kn kak Shella ^^
    tpi aq baca bagian akhir dari penjelasan kak shella, wkwkwk berarti Jaejoong msih berada d putih abu" antara sembuh atau tidak... dan aq antara ngakak dan kasihan sma Yunho, dia akan d duakan dengan boneka hehehe

    BalasHapus
  2. Wah gilaaa.. Bener-bener suka banget sama endingnya. Realistis. Emang lebih baik dibuat begini sih, thor. Kalau Jaejoong tiba-tiba sembuh juga kayaknya kurang memungkinkan.
    Salut deh buat para skizo survivor.
    Tapi greget juga ngeliat sikapnya si Jung! Tetep ngga berubah, cintanya lebih ke arah posesif.
    Kasian juga sih si Jaejoong.
    Pokoknya kereeenn deh yaaa ffnya xD

    BalasHapus
  3. Wah gilaaa.. Bener-bener suka banget sama endingnya. Realistis. Emang lebih baik dibuat begini sih, thor. Kalau Jaejoong tiba-tiba sembuh juga kayaknya kurang memungkinkan.
    Salut deh buat para skizo survivor.
    Tapi greget juga ngeliat sikapnya si Jung! Tetep ngga berubah, cintanya lebih ke arah posesif.
    Kasian juga sih si Jaejoong.
    Pokoknya kereeenn deh yaaa ffnya xD

    BalasHapus
  4. Demi apapun ini keren banget ff nya.. Gak rela kalo udah end..
    Bener kata taemin.. Yunho gak berubah.. dan yunho pantas banget dapet hukuman ini..
    Tapi aku pengen squel eonn.. :3
    Masih belum puas bacanya.. :3
    Buat squel nya doooong.. ya ya ya..

    BalasHapus
  5. Mantap balasan utk yunho ckckck tau rasa lah hehehe ending yg tdk terduga

    BalasHapus
  6. Unnie wae wae wae kok udah end sih??? Yah padahal bagus ffnya.
    Nah aku penasaran gimana rasanya org kena skizofrenia .

    BalasHapus
  7. Wahhh tamat juga akhirnya, good story :)

    BalasHapus
  8. (இ﹏இ`。) gak bisa demo minta ending yg happy krn ini lbh realistis.
    Aku jg awal nya bingung wktu yunho merasa Jae sdh "sembuh" tp aku terus z baca dan ternyata di akhir nya yunho bs liat kl jae blm sembuh huft~~ nyesek bgt mo nyalahin yunhogak tega abis bias aku lol msh bisa lega nya krn di sini yunho akan selalu ada utk jae dan dia emg hrs bertanggung jawab. Krn ini semua akibat perbuatan nya sendiri. Yunho yg posesif nya maksimal hrs siap yeh cemburu sm boneka beruang nya lol kira2 jadi gak tuh boneka di bakar hehe
    Thx shella ssi utk update an nya pokoknya sukkkkaaa sangat!good job keren sprti biasa *req kesana nya jgn jd hobby bikin ff yg angst yah hehe gak kuat bc nya. shella : (; ̄д ̄)ngatur z

    BalasHapus
  9. Reader lama tapi baru komen :v baru ngerti :v
    btw Daebak !!! :3
    Keren banget ka :3 request ff kayak possessive dong :3 *digaplok

    BalasHapus
  10. Halo kakak, maaf yaa, mau koreksi aja nih. Delusi itu sama dengan waham. Waham itu keyakinan pasien yg tidak wajar yang tidak bisa kita patahkan. Misalnya, ada orang dia berkata dia adalah orang india, atau ada orang yang berkata dia adalah titisan nabi dan lain sebagainya. Yg dialamin jaejoong di sini adalah halusinasi visual dan auditorik. Ndak mau menggurui yaa,kak, cuma membenarkan aja. Terima kasih sebelumnya.

    BalasHapus
  11. hai kyu^^
    makasih untuk ilmunyaaaa~~~
    hehehe, aku baru mau jalan semester dua soalnya, mungkin karena itu dosennya ngasi pengertian yang lebih awam kali yaa, nanti di semester berikutnya mungkin aku udah tau dengan sangat jelas seperti yang kyu bilang^^
    makasi udah baca ffkuu ♥

    BalasHapus