I
let you down, I know it’s over.
But
why am I hearing your voice calling my name?
For
a long time, I’m so sorry.
Dont
leave me.
Call
me again.
So
when are you coming home?
Here’s
my apology.
PART
10.
Yoochun menggeram kesal.
Waktunya hanya tinggal dua hari di sini
sebelum ia kembali ke Seoul dan melakukan pekerjaannya.
Tapi Jung Yunho sialan itu melarangnya
masuk ke dalam kamar rawat Jaejoong.
Pria brengsek itu bilang kalau ia dan
Jaejoong tidak boleh lebih dekat lagi dari ini.
Closer
his ass!
Ia sudah punya Junsu asal kau tahu saja!
“Aku akan membantumu menemui Jaejoong besok pagi, kudengar Yunho harus
kembali ke agensi agar ia bisa mengalihkan pekerjaannya kepada Vivianne” Ujar
Sora Nuna seraya menepuk bahu Yoochun.
Namja chubby itu mendengus kesal.
“Aku menyesal sudah memberitahunya” Keluh Yoochun mengerutkan dahinya.
Mereka berdua sedang duduk di kursi yang
terletak di depan kamar rawat Jaejoong saat ini.
Kemudian perhatian mereka teralihkan
ketika pintu terbuka dan Junsu keluar dari sana.
Yoochun sontak berdiri dari duduknya.
Ia menghampiri namja imut itu dan
menggenggam tangannya.
“Bagaimana?” Tanyanya penasaran.
“Sajangnim bilang kalau ia akan mengurus Jaejoong mulai saat ini. Kau
dan Sora Nuna dilarang menemui Jaejoong tanpa izin darinya sementara aku boleh
mendatanginya kapan saja” Sahut Junsu menghampiri Sora Nuna dan duduk di sana.
“Apa? Kenapa hanya kau? Ini tidak adil!” Pekik Yoochun mengerutkan
dahinya.
Junsu mendelik.
“Aku kan sepupunya!” Ucap namja imut itu sengit.
Yoochun balas melotot.
“Aku calon iparnya!” Seru Yoochun tak tahu malu.
Wajah Junsu memerah tomat.
Penyanyi solo itu memukul kepala Yoochun
hingga namja chubby itu mengaduh kesakitan.
Sementara Sora Nuna hanya menghela nafas
panjang melihat kelakuan kedua kekasih ini.
Kekanak-kanakan, pikirnya dalam hati.
“Yasudah, nanti minta izin saja pada Sajangnim, katakan padanya kalau
kalian berdua hanya dua hari lagi di sini, kajja, aku sudah sangat lapar” Ujar
Sora Nuna—kentara sekali ia lelah.
“Mwo? Tapi Jaejoong—”
“Jaejoong sudah punya Sajangnim, Yoochun. Sudahlah, berikan pria itu
kesempatan”
Yoochun baru saja akan memprotes lagi,
namun Junsu sudah lebih dulu menarik tangannya.
-------
Yunho terbangun dari tidurnya dan
mengusap wajah tampannya segera.
Ia meregangkan tubuh kakunya dan menoleh
menyamping.
Memperhatikan wajah cantik yang masih
terlelap di sampingnya dengan tatapan yang sulit diartikan.
Pria arogan itu menghela nafas pendek.
Kemudian ia mengulurkan tangannya
mengusap-usap rambut namja cantik itu.
“Uhmm..” Jaejoong menggumam tidak jelas.
Namja cantik itu menguap lucu dan
membuka kedua mata bulatnya yang besar.
Kemudian ia segera tersnyum mendapatkan
wajah tampan yang selama ini menemaninya setiap saat berada di hadapan
wajahnya.
“Selamat pagi, Yunnie sayang” Bisik Jaejoong melebarkan senyumnya.
DEG.
Yunho tertegun.
Mata musangnya berkilat kaget.
Oh—apakah Jaejoong baru saja
memanggilnya dengan sebutan sayang?
“Apasih Yun? Kau tidak mau menjawabku? Padahal biasanya kau duluan yang
mencuri-curi ciumanku, uh, apa ini karena dokter-dokter itu membawamu dariku
kemarin?” Keluh Jaejoong mencebilkan bibirnya.
Yunho menaikkan alisnya.
Oh—sepertinya ia mengerti.
Jadi Jaejoong tidak menyadari bahwa
dirinya bukanlah delusi eoh?
Dan apa itu tadi? Jaejoong mengatakan
kalau Yunho yang satu lagi itu suka
mencuri ciumannya? Yang benar saja!
Ingatkan ia untuk membakar habis boneka
sialan itu nanti!
“Pagi-pagi sudah cerewet” Ujar Yunho seraya menjepit bibir Jaejoong
dengan jemarinya.
Membuat namja cantik itu merengut kesal.
Yunho mendesah, ia merapatkan tubuh
mereka berdua dan segera melingkupi namja cantik itu dengan pelukan eratnya.
Namja tampan itu memejamkan mata,
menghirup dalam-dalam aroma manis yang selama ini menyesakkan relung hatinya
tanpa henti.
Sialan—ia merindukan Jaejoong.
“Apa kita pernah berhubungan seks sebelumnya?” Tanya Yunho tiba-tiba.
Mendadak rasa kecemburuannya terhadap
boneka sialan itu kembali membara.
Jangan bilang kalau Jaejoong akan
menganggukkan kepalanya! Sial! Bagaimana bisa pria cantik itu bercinta dengan
sebuah boneka eoh?!
“Ya, entah tahun berapa, kau memperkosaku, ingat?” Gumam Jaejoong
mengerutkan dahinya.
Bola mata indahnya berkaca-kaca
sekarang.
Oh—secinta apapun ia, tetap saja
kenangan itu melukai hatinya.
“Maafkan aku” Bisik Yunho pelan.
Ia melonggarkan pelukannya dan mengusap
lembut pipi kenyal Jaejoong.
“Aku akan membawamu keluar siang ini”
“Ke mana?”
“Hotelku, atau hotelmu—terserah mana yang kau mau”
“Hmm? Kenapa?”
“Karena kau tidak sakit, dan aku harus melakukan sesuatu padamu”
“Sesuatu apa?”
“Memperkosamu—lagi”
Mwo?
Jaejoong melotot.
Ia memukul lengan Yunho.
“Aku serius”
“Kalau begitu cari kata lain yang lebih lembut!”
“Baiklah, aku ingin bercinta denganmu. Bagaimana kedengarannya?”
Ufh.
Bibir Jaejoong berkedut.
Ia tersenyum puas dengan manis.
-------
Rumah sakit melarang Jaejoong untuk
pergi.
Tapi siapa yang berani melawan kehendak
Jung Yunho?
Bahkan di luar Asia pun ia masih saja
berkuasa.
Yoochun dan Junsu menentang keras
keinginan Yunho untuk membawa Jaejoong keluar, tapi Yunho berani menjamin kalau
Jaejoong akan sembuh jika namja cantik itu tinggal bersamanya.
“Tunggu di sini, aku akan segera kembali”
Jaejoong mengangguk patuh.
Dan Yunho sudah menghilang dari balik
pintu kamar.
“Pelacur”
DEG.
Jaejoong terkejut.
Ia refleks menoleh dan membulatkan mata
besarnya mendapati Lee Taemin yang sedang duduk di sofa dan Cho Kyuhyun yang
bersandar pada pintu lemari.
“Bagaimana kalian bisa ada di sini?!” Seru Jaejoong kaget.
“Kami memang tidak pernah pergi” Balas Kyuhyun dengan senyumannya yang
menyebalkan.
Taemin berjalan mendekat, berdiri di
samping Jaejoong dan bersidekap sombong di depannya.
“Jadi sekarang kau akan kembali melebarkan kakimu kepada pria arogan
itu, eh?” Desis Taemin menaikkan alisnya.
“Jaga bicaramu, bocah jamur! Yunho mencintaiku dan aku—”
“Cinta? Satu-satunya yang pria brengsek itu tahu adalah cara untuk
menyakitimu!”
“Taemin!!”
“Apa? Kau marah karena aku benar? Kau marah karena hanya kau yang tidak
menyadari kalau pria itu adalah Yunho yang asli?”
“M—mwo?”
Taemin mengindikkan bahunya, tapi
Jaejoong sudah berdiri dari duduknya, menuntut jawaban dari bibir tebal itu.
“Jung Yunhomu yang manis tidak pernah kembali dari ruangan para dokter,
mereka menahannya dan menyiksanya! Tapi apa yang kau lakukan? Kau termakan
rayuan dari laki-laki yang sudah memperkosamu dan membuatmu menderita hari ke
hari!” Seru Taemin dengan wajahnya yang mulai memerah.
CKLIK!
“Cho Kyuhyun hentikan! Jangan memotretku!” Teriak Jaejoong panik.
Pria berkulit pucat itu menyeringai.
Ia mengangkat kameranya dengan benar dan
segera menekan tombol kamera.
CKLIK!
“Hentikan! Kubilang hentikan!!” Teriak Jaejoong menutup wajahnya dengan
kedua telapak tangannya.
“Murahan!” Pekik Taemin lantang.
Jaejoong menggeleng, telinganya
berdengung, penuh dengan suara jepretan kamera dari Kyuhyun dan makian dari
Taemin.
Pipinya basah, air mata telah mengalir
membasahi wajahnya.
Hingga kemudian pintu itu terbuka dan
Yunho segera menerobos masuk ke dalam kamar.
Ia begitu terkejut mendapati Jaejoongnya
sedang berteriak-teriak sambil menangis.
Yunho segera membawa namja cantik itu
jatuh ke dalam pelukannya.
Ia mengusap-usap punggung namja cantik
itu agar ia tenang.
“Yunnie—Yunnie—Hiks..” Lirih Jaejoong berulang-ulang.
“Ya, BooJae, aku di sini” Balas Yunho dengan mata musangnya yang
memicing tajam, mencari-cari pengganggu yang mengacaukan kesayangannya.
“Aku sudah memberitahu Kyuhyun untuk berhenti, tapi ia tetap
melakukannya..Hiks..dan Taemin tidak berhenti mengataiku..Ia bilang kalau aku—”
“Sssh, tidak apa, aku di sini sekarang, tenanglah”
Namja tampan itu membawa Jaejoong agar
berbaring di sampingnya.
Ia mengusap lengan namja cantik itu dan
sedikit memijatnya hingga ke tengkuk namja cantik itu.
Berusaha membuat Jaejoong sedikit lebih
rileks.
Lalu ia mendapati pria cantik itu
menghela napas panjang.
“Sudah lebih baik?”
Jaejoong mengangguk.
Model cantik itu mengusap wajahnya,
kemudian menurut patuh ketika Yunho menariknya mendekat agar ia memeluk dada
bidang namja tampan itu.
“Yunnie”
“Ya? Ada apa?”
Jaejoong mendongak dan segera mendapati
Yunho yang juga balas memandangnya.
Lalu ia berbisik lirih.
“Aku ingin berhenti menjadi model”
DEG.
Yunho terdiam.
Mata musangnya mengerjap pelan,
memperhatikan Jaejoong yang terus berbicara.
“Aku tidak ingin lagi berdiri di depan kamera...”
“Ya, aku mengerti”
Jaejoong berdesah dan segera memeluk
erat namja tampan itu.
Memejamkan matanya agar ia dapat segera
terlelap dan berharap tidak akan bisa bertemu dengan Taemin atau Kyuhyun lagi.
Sementara tangan Yunho bergerak menuju
kepala namja cantik itu dan mengusap lembut rambut pendeknya.
Oh—ini sungguh kabar yang menyenangkan.
Jaejoong berhenti atas keputusannya
sendiri.
Yunho tidak bisa menyembunyikan seringai
puasnya lebih lama lagi.
Kau
milikku, Jaejoong.
Satu-satunya.
-------
“Batalkan seluruh kontrak dari Kim Jaejoong dan berikan kertas ini
kepada semua penerbit” Perintah Yunho tegas.
Vivianne mengambil kertas tersebut dan
membulatkan mata besarnya terkejut.
Ia melirik Jung Yunho, tapi tetap
merapatkan bibir tipisnya.
Ia masih mencintai pekerjaannya—tentu
saja—.
“Aku tahu arti tatapanmu, Maitresse,
tapi itu semua bukanlah rekayasa, Jaejoong sendiri yang menandatanganinya”
Desis Yunho menyeringai.
Vivianne merasakan tengkuknya meremang.
Ia segera menundukkan wajahnya dan
membungkuk singkat lalu segera terburu-buru keluar dari ruangan namja tampan
itu.
Wanita cantik itu mendesah lega setelah
ia menutup pintu ruangan Monsieur-nya.
Kemudian kembali memperhatikan kertas
tersebut.
Surat pemberitahuan dari Jaejoong bahwa namja
cantik itu menghentikan karir modelnya karena alasan tertentu.
DDRRTT...DDRRTT...
Ponsel Yunho bergetar panjang, ia segera
meraih benda layar sentuh tersebut dan menempelkannya ke telinga.
“Bonjour” Sapa Yunho dingin.
“Bonjour, Monsieur Jung, kami
ingin mengabari anda bahwa Jaejoong menjalani terapinya dengan baik, anda bisa
menjemputnya sekarang”
Namja arogan itu tersenyum tipis.
Ia segera memutuskan panggilan telepon
itu dan bergegas menuju rumah sakit.
Ia tidak membiarkan Jaejoong menjalani
rawat inap lagi.
Tapi ia masih harus tetap membawa
Jaejoong ke rumah sakit itu untuk menjalani pengobatan.
.
.
.
“Mwoya? Apa maksudnya ini?” Seru Junsu tidak percaya.
Ia menghampiri Jaejoong dan menunjukkan
layar ponselnya kepada namja cantik itu.
“Kau berhenti? Yang benar saja Joongie! Aku tidak percaya ini! Menjadi
model adalah satu-satunya ambisimu sejak dulu!” Jerit pria imut itu mengerutkan
dahinya.
Mata sipitnya menatap tidak sabar wajah
cantik yang masih berdiam diri itu.
Jaejoong menggerakkan mata bulatnya,
membaca seluruh artikel yang Junsu tunjukkan melalui ponselnya.
“Semuanya benar, Junchan. Aku berhenti” Ujar Jaejoong mendongak—menatap
mata sipit Junsu—.
“Bagaimana bisa?!” Balas Junsu kesal.
“Taemin memberitahuku kalau Yunho telah kembali”
DEG.
Junsu tercekat.
“A—apa?”
“Aku tahu, Junchan, aku tahu kalau bonekaku tidak pernah kembali lagi,
mereka membuangnya”
Junsu terdiam.
Namja imut itu terduduk lemah di atas
kursinya.
Meskipun mata sipitnya tidak berhenti
memandangi wajah cantik sepupunya.
“Aku sadar kalau aku sakit—kalau aku tidak lagi normal..”
Air mata Jaejoong menetes jatuh, tapi
pria cantik itu segera menghapusnya.
“Hanya ini satu-satunya cara agar aku tidak lagi kehilangan Yunho..Aku
harus berhenti seperti keinginannya sejak dulu”
“Jae—”
“Aku tidak menyukai kehadiran mereka berdua—Taemin dan Kyuhyun—mereka
membuatku takut..Aku..Aku tidak ingin kehilangan diriku sendiri,
Junchan..Hiks..”
Namja imut itu bangkit dari kursinya, ia
segera memeluk Jaejoong yang menangis dan mengusap-usap rambut pendeknya.
Junsu menggigit bibir bawahnya.
Mata sipitnya terasa panas dan basah.
Kenapa
harus kau, Jaejoongie?
Kenapa
bukan yang lain saja?
“Ini—ini suatu kemajuan, Jaejoongie, kau memiliki keinginan kuat untuk
bebas, itu bagus” Ujar Junsu tanpa bisa menyembunyikan getaran yang kentara
pada suaranya.
Lalu Junsu melepaskan pelukannya,
menghapus air mata dari wajah Jaejoong dan tersenyum kepadanya.
Jaejoong menghela nafasnya yang
tersendat.
Kemudian sepasang sepupu itu saling
menghibur satu sama lain tanpa menyadari bahwa Yunho dan Yoochun telah berdiri
di depan pintu kamar rawat sejak awal.
Mereka mendengar semuanya.
-------
7
month later.
“Acara penghargaan musik semalam heboh sekali Yunnie ah, Junchan dan
Yoochun merebut semua perhatian dari media”
Namja tampan itu meletakkan jus apel di
atas meja dan segera bergabung dengan namja cantik itu di sofa.
Mantan model terkenal itu segera beringsut
ke dalam pelukan Yunho.
Membuat namja tampan itu tidak tahan
untuk tidak mengusap-usap rambut Jaejoongnya.
“Itu kesempatan yang sangat bagus, melamar sepupumu di acara musik
terbesar yang pernah ada” Komentar Yunho tanpa menghentikan usapannya di kepala
Jaejoong.
Namja cantik itu mendongak, menatap
langsung sepasang mata musang yang tajam itu.
“Lalu kita kapan? Aku sudah tidak sabar ingin segera menikah denganmu”
“Segera setelah kau sembuh, Boo”
“Aku sudah sembuh, Jung Yunhoo~!”
“Dokter tidak mengatakan apapun kepadaku, jadi jangan coba-coba untuk
membohongiku arasseo?”
“Kau tidak percaya kepadaku?”
Jaejoong mengerutkan dahinya.
Beranjak menjauh dari pelukan Yunho dan
menatap mata musang itu dengan kedua mata besarnya yang basah.
“Hampir setahun aku terkurung di rumahmu, tapi aku tidak pernah
memberontak, nikahi aku atau aku akan pergi lagi dari sini!”
Mata musang Yunho menajam.
Telinganya berdenging mendengar ucapan
berani dari bibir ranum kesukaannya itu.
Oh—namja tampan itu bersidekap, kemudian
menarik seringai tipis yang selalu berhasil membuat Jaejoongnya menciut
ketakutan.
“Karirmu sudah berakhir, aku penasaran apa yang akan kau coba lakukan
kali ini” Desis pria kejam itu.
Air mata Jaejoong menetes jatuh.
“Aku tidak pernah bertingkah aneh lagi selama tinggal denganmu, kenapa
kau begitu senang menyakiti hatiku? Atau jangan-jangan—kau memiliki orang lain
selain aku?” Desis pria cantik itu lirih.
Yunho bergeming.
Masih menatap tajam pria cantik itu.
“Aku benar kan? Setelah selama ini, kau ternyata memang tidak
bersungguh-sungguh denganku..Hiks..Hiks..”
Jaejoong mengaduh, Yunho menariknya
dengan kasar dan menyeretnya memasuki kamar mereka tanpa mempedulikan teriakan dari Jaejoong.
Namja cantik itu terkejut saat pria
kejam itu mendorongnya hingga pinggangnya terbentur pinggir ranjang.
“Dinginkan kepalamu dan jangan berani kabur dari sini sebelum aku
kembali” Ujar Yunho seraya menutup pintu kamar.
Tangis Jaejoong pecah.
Ia terduduk di atas lantai dan
mencengkram celananya.
“Ia tidak akan pernah berubah”
DEG.
Jaejoong terkejut.
Suara itu—Lee Taemin!
Namja cantik itu mengangkat wajahnya.
Membuat mata bulatnya bertemu dengan
mata Taemin.
Cho Kyuhyun di sana.
Merapatkan bibirnya yang menyunggingkan
seringai tipis.
Jaejoong membuang pandangannya.
Menatap apapun kecuali dua delusi itu.
Tubuhnya bergetar.
Tidak—kau
sudah sembuh, Jaejoong.
Jangan
balas mereka.
Jangan
bicara.
“Hoo~ Kau mulai tidak mengacuhkan kami sekarang? Hebat sekali” Ujar
Taemin seraya bersila di hadapan namja cantik itu.
Kyuhyun mendekat.
Ia memotret pria cantik itu dengan
kameranya.
“Bergayalah! Apa kau sudah lupa bagaimana berhadapan dengan kamera eoh?”
Tanya Kyuhyun menaikkan alisnya.
“Mana Yunho-mu yang satu lagi?
Yang selalu melindungimu itu eh? Yunho yang sekarang tidak bisa melakukan
apapun untuk membuatmu menghindar dari kami” Ujar Taemin terkikik.
Jaejoong memejamkan mata bulatnya dengan
erat.
Air matanya semakin berjatuhan, dan ia
hanya bisa mencengkram kuat celananya.
“Aku sudah sembuh..Aku sudah sembuh...” Desis Jaejoong dengan bibir yang bergetar.
Eoh?
Taemin dan Kyuhyun tertawa mendengar
desisan namja cantik itu.
“Lihat kami, Jae” Ucap Taemin dan Kyuhyun kompak.
Jaejoong bergeming.
“KIM JAEJOONG LIHAT KAMI!!”
“HENTIKAN!!”
Namja cantik itu membuka matanya yang
basah.
Ia bergetar hebat.
Menggeleng tidak percaya akan apa yang
baru saja ia lakukan.
“Lihat? Ini yang kau bilang sembuh?” Ledek Kyuhyun terkikik.
CKLEK.
Pintu itu terbuka.
Jung Yunho menatap tajam Jaejoong yang
terlihat kacau di atas lantai.
Namja tampan itu mendekat, membuat
Jaejoong semakin ketakutan.
“Kau bicara dengan siapa, BooJae?” Tanya Yunho penuh penekanan.
Jaejoong menggeleng kuat.
Ia menghapus bekas air matanya dengan
lengan kanan.
“Tidak..Aku tidak bersuara sejak tadi” Bisik Jaejoong lemah.
Yunho berlutut di hadapan pria cantik
itu.
“Benarkah?” Tuntut pria kejam itu.
“Ya..” Balas Jaejoong lirih.
Namja tampan itu mengulurkan jarinya,
meraih dagu Jaejoong yang menunduk agar pria cantik itu mendongak.
“Lalu mengapa kau menangis?”
“Aku..Aku menangis karena kau..”
Yunho tersenyum tipis.
Ia mengecup bibir ranum itu singkat dan
membantunya untuk bangkit.
“Pizza pesananmu sudah tiba, kau mau makan sekarang?”
Jaejoong mengangguk.
Ia memeluk pinggang Yunho dari samping
dan menjatuhkan kepalanya di bahu namja tampan itu.
Membiarkan dirinya beristirahat sejenak.
“Kau tidak mau minta maaf?” Tanya Jaejoong
mendongakkan wajahnya.
Yunho menunduk, menatap langsung kedua
mata bulat itu.
Kemudian ia tersenyum tipis dan mengecup
hidung bangir pria cantik itu.
“Mianhae” Bisiknya pelan.
Pipi Jaejoong merona dalam sekejap.
Mantan model terkenal itu menjinjitkan
kakinya dan mencuri satu ciuman manis di bibir seksi Yunho.
-------
“Yunnie, aku takut”
Namja tampan itu mengerutkan dahinya
seraya membuka kedua mata musangnya yang terpejam.
Ia menoleh dan mendapati Jaejoongnya
yang sedang meringkuk di sampingnya.
Yunho beranjak duduk hingga membuat
selimut yang menutupi tubuh telanjangnya melorot sampai batas pinggul.
Tapi ia tidak peduli, perhatiannya
teralihkan kepada Jaejoong yang segera beringsut masuk ke dalam pelukannya.
“Apa yang kau takutkan?” Tanya Yunho penasaran.
Jaejoong terdiam.
Mata beningnya bergerak gelisah merasa
ragu untuk memberitahu Yunho.
Ia mengedarkan pandangannya memandang
isi kamar mewah yang tampak remang-remang itu.
Jaejoong meremas selimutnya ketika mata
bulatnya berpandangan dengan Taemin dan Kyuhyun yang berdiri diam di sudut
lemari pakaian.
Kedua delusi itu tidak pernah lagi
berbicara kepadanya sejak ia mencoba untuk mendiamkan mereka dengan
sungguh-sungguh.
Tapi mereka tidak pernah pergi. Dan itu
membuatnya takut.
“Aku mimpi buruk” Bohong Jaejoong lirih.
Yunho segera berbaring dan menarik pria
cantik itu agar ia jatuh di atas tubuhnya, kemudian Yunho menarik selimut
sampai menutupi leher mereka berdua.
“Hanya mimpi, tidak apa-apa, tidurlah lagi” Bisik namja tampan itu
pelan.
Jaejoong mengangguk.
Ia menjatuhkan kepalanya di atas dada
bidang Yunho.
Menjulurkan telunjuknya mengusap-usap
lengan kekar namja tampan itu.
Mata bulatnya masih bergerak tidak
nyaman, Taemin dan Kyuhyun berjalan menuju pinggir ranjang dan tersenyum jahat
kepadanya.
“Yunnie” Bisik Jaejoong bergetar.
“Hmm?” Gumam Yunho yang sudah terpejam.
Namja cantik itu mendongak, menatap
Yunho yang sepertinya sudah kembali terlelap.
Ia menghela nafas dan memutuskan untuk
memejamkan matanya.
.
.
.
Namja cantik itu terbangun tanpa Yunho
di sisinya pagi ini.
Ia beranjak duduk dan meringis merasakan
nyeri pada anusnya.
Jaejoong menghela nafas pendek dan
meregangkan tubuhnya.
Kemudian mata bulatnya mengerjap.
Menatap Taemin dan Kyuhyun yang berdiri
di samping pintu kamar mandi.
Namja cantik itu segera mengalihkan
pandangannya ketika ia menyadari Taemin akan membuka mulutnya.
Ia mengambil celana piyamanya,
memakainya, lalu segera masuk ke dalam kamar mandi.
DEG
DEG DEG.
Oh—jantungnya berdebar sangat kencang!
Ia tidak percaya, ia baru saja
mengabaikan keduanya!
Maksudku—ini tanpa Yunho di sisinya.
Jaejoong segera mencuci wajahnya dan
mengeringkannya dengan handuk.
Lalu ia mengusap wajah cantiknya.
Ia tersenyum tipis.
TOK
TOK TOK.
DEG.
Jaejoong terkejut.
“BooJae? Kau di dalam?”
Oh—itu Yunho.
Namja cantik itu menghela nafas lega dan
membuka pintu kamar mandi itu dengan cepat.
Tersenyum menatap Yunho yang berdiri di
hadapannya.
“Aku punya kejutan untukmu” Bisik Yunho pelan.
Mata Jaejoong mengerjap.
Namja cantik itu mendudukkan dirinya di
pinggir ranjang sementara Yunho berjalan keluar kamar dan mengambil sesuatu
yang tergeletak di samping pintu.
DEG!
Sepasang mata besar itu membelalak lebar
mendapati Yunho sedang membawa masuk benda yang sangat familiar di matanya.
Boneka beruang besar yang dulu selalu
menemani hari-harinya.
Oh—
“Kau suka?” Tanya Yunho menaikkan alisnya.
Namja cantik itu masih tampak shock.
Mata besarnya membaca deretan huruf yang
tercetak di kaus putih boneka tersebut.
‘You have to marry me’
“Y—Yunnie” Lirih Jaejoong tercekat.
Pria tampan itu memasangkan cincin perak
yang sudah disiapkannya di jari manis kekasihnya.
Ia mengecup dahi namja cantik itu dan
memeluknya erat.
“Aku terus mengawasimu akhir-akhir ini, kau tidak pernah lagi berbicara
sendiri, dan kau berhasil bukan? Ini hadiahmu” Ujar Yunho dengan senyumannya.
Jaejoong memandang cincin peraknya.
Kemudian ia menatap Yunho yang membuatnya
memejamkan mata karena pria arogan itu mencium bibirnya dalam.
“Aku akan membawakan sarapanmu” Beritahu Yunho seraya mengusap rambut
namja cantiknya.
Jaejoong mengangguk.
Menatap Yunho yang sudah menghilang dari
balik pintu kamar.
Pria tampan itu berjalan mendekati
tangga dan mengambil nampan berisikan makanan kesukaan Jaejoong di atasnya.
Lalu ia kembali melangkah menuju
kamarnya.
Pria cantik itu terdiam.
Kemudian ia menjulurkan tangannya
menyentuh kaus yang membalut tubuh boneka tersebut.
“Kau menyukainya, sayang?”
Mantan model terkenal itu tertegun.
Kemudian ia menarik senyuman manis dari
bibir ranumnya.
Mata besarnya berkilat-kilat.
“Kau bercanda? Tentu saja, aku suka sekali, gomawo Yunnie yah” Balas Jaejoong seraya mengecup hidung boneka beruang
kesayangannya.
Tanpa menyadari Yunho yang membulatkan
mata musangnya di depan pintu kamar.
Oh—tidak.
I
let you down, I know it’s over.
But
why am I hearing your voice calling my name?
For
a long time, I’m so sorry.
Dont
leave me.
Call
me again.
So
when are you coming home?
Here’s
my apology.
END.
Dari awal rencana untuk ff ini endingnya
memang begini.
Dan chapternya cukup sampai 10 saja.
Skizofrenia itu memang bisa dikatakan
“sembuh”—dalam kondisi pasien mulai kembali hidup normal—
Tapi delusi yang ia ciptakan tidak akan
pernah bisa hilang.
Delusi itu adalah khayalan yang di luar
batas—tidak masuk akal—
Jadi ada banyak pertentangan tentang
pasien skizofrenia apakah dia sungguh-sungguh sembuh atau tidak.
Episode terakhir ini Yunho percaya kalau
Jaejoong sudah sembuh tanpa tahu makna “sembuh” itu sendiri.
Jaejoong bertingkah layaknya orang
normal.
Ia tidak pernah berbicara dengan
delusinya lagi selama masa penyembuhan.
Karena kesembuhan itu sendiri dilakukan
pasien dengan cara mengabaikan delusinya.
Yah, tapi di sini model cantik kita
nggak sepenuhnya berhasil survive ya kan?
Anggap aja ini hukuman untuk
Yunho—wkwkwk—
Well, no, sebenarnya aku cuma mau
nyampein kalau pasien skizofrenia itu lebih membutuhkan seseorang yang
menyayangi dia. Dan Yunho yang asli sama sekali tidak membantu. Hahaha.
Thank you yang udah gemes-gemes baca ff
ini LOL
Untuk merampungkan episode terakhir ini
aku sampe harus diskusi sama dosenku.
Lucky me di hari selasa topik yang kita
bahas itu tentang skizofrenia.
aq blum baca ffny tpi langsung komen, takut lupa komen hehehe nggak papa kn kak Shella ^^
BalasHapustpi aq baca bagian akhir dari penjelasan kak shella, wkwkwk berarti Jaejoong msih berada d putih abu" antara sembuh atau tidak... dan aq antara ngakak dan kasihan sma Yunho, dia akan d duakan dengan boneka hehehe
Wah gilaaa.. Bener-bener suka banget sama endingnya. Realistis. Emang lebih baik dibuat begini sih, thor. Kalau Jaejoong tiba-tiba sembuh juga kayaknya kurang memungkinkan.
BalasHapusSalut deh buat para skizo survivor.
Tapi greget juga ngeliat sikapnya si Jung! Tetep ngga berubah, cintanya lebih ke arah posesif.
Kasian juga sih si Jaejoong.
Pokoknya kereeenn deh yaaa ffnya xD
Wah gilaaa.. Bener-bener suka banget sama endingnya. Realistis. Emang lebih baik dibuat begini sih, thor. Kalau Jaejoong tiba-tiba sembuh juga kayaknya kurang memungkinkan.
BalasHapusSalut deh buat para skizo survivor.
Tapi greget juga ngeliat sikapnya si Jung! Tetep ngga berubah, cintanya lebih ke arah posesif.
Kasian juga sih si Jaejoong.
Pokoknya kereeenn deh yaaa ffnya xD
Demi apapun ini keren banget ff nya.. Gak rela kalo udah end..
BalasHapusBener kata taemin.. Yunho gak berubah.. dan yunho pantas banget dapet hukuman ini..
Tapi aku pengen squel eonn.. :3
Masih belum puas bacanya.. :3
Buat squel nya doooong.. ya ya ya..
Mantap balasan utk yunho ckckck tau rasa lah hehehe ending yg tdk terduga
BalasHapusUnnie wae wae wae kok udah end sih??? Yah padahal bagus ffnya.
BalasHapusNah aku penasaran gimana rasanya org kena skizofrenia .
Jangan sampe, percaya deh
HapusWahhh tamat juga akhirnya, good story :)
BalasHapus(இ﹏இ`。) gak bisa demo minta ending yg happy krn ini lbh realistis.
BalasHapusAku jg awal nya bingung wktu yunho merasa Jae sdh "sembuh" tp aku terus z baca dan ternyata di akhir nya yunho bs liat kl jae blm sembuh huft~~ nyesek bgt mo nyalahin yunhogak tega abis bias aku lol msh bisa lega nya krn di sini yunho akan selalu ada utk jae dan dia emg hrs bertanggung jawab. Krn ini semua akibat perbuatan nya sendiri. Yunho yg posesif nya maksimal hrs siap yeh cemburu sm boneka beruang nya lol kira2 jadi gak tuh boneka di bakar hehe
Thx shella ssi utk update an nya pokoknya sukkkkaaa sangat!good job keren sprti biasa *req kesana nya jgn jd hobby bikin ff yg angst yah hehe gak kuat bc nya. shella : (; ̄д ̄)ngatur z
Reader lama tapi baru komen :v baru ngerti :v
BalasHapusbtw Daebak !!! :3
Keren banget ka :3 request ff kayak possessive dong :3 *digaplok
Halo kakak, maaf yaa, mau koreksi aja nih. Delusi itu sama dengan waham. Waham itu keyakinan pasien yg tidak wajar yang tidak bisa kita patahkan. Misalnya, ada orang dia berkata dia adalah orang india, atau ada orang yang berkata dia adalah titisan nabi dan lain sebagainya. Yg dialamin jaejoong di sini adalah halusinasi visual dan auditorik. Ndak mau menggurui yaa,kak, cuma membenarkan aja. Terima kasih sebelumnya.
BalasHapushai kyu^^
BalasHapusmakasih untuk ilmunyaaaa~~~
hehehe, aku baru mau jalan semester dua soalnya, mungkin karena itu dosennya ngasi pengertian yang lebih awam kali yaa, nanti di semester berikutnya mungkin aku udah tau dengan sangat jelas seperti yang kyu bilang^^
makasi udah baca ffkuu ♥