This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Rabu, 28 Agustus 2013

FF/YAOI/YUNJAE/ONESHOOT/SECRET ADMIRER

Tittle: SECRET ADMIRER

Genre: YAOI

Author: Shella Rizal a.k.a Park Sooji

Cast: Yunjae and other

Length: ONESHOOT

Rating: family-romance-fluff-sweet-friendship-gelundungan

WARNING:BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2 kutang Jae umma*


-------


  “I don’t know about you, but I’m feeling twenty two

.
.
.

  “Pagi, Jaejoongie!”

  “Selamat pagi, Hyung!”

Namja cantik itu mengembangkan senyumnya selama ia berjalan menelusuri koridor sekolah.
Jemarinya membenarkan letak jas seragam sekolahnya yang berwarna putih.
Sesekali ia memainkan ujung dasinya.
Ah.
Ketua OSIS Dong Bang High School.
Siapa yang tidak mengenalnya hm?

Cantik, pintar, disiplin, dan putra tunggal Menteri Keuangan negara yang bernama Hangeng Kim.

What a lucky guy.


  “Jaejoong ah”

Namja cantik itu menoleh, mengangguk kepada sang guru dan segera menghampiri pria bermata kodokitu.

  “Ne, Songsaenim?”

  “Aku ingin kau mewakiliku mengajar di kelas3-3. Kepala sekolah memanggilku, kau bisa?”

  “Ne, Minho Saenim, gwenchana, pelajaran Kimia ani?”

Minho mengangguk.
Ia menyerahkan setumpuk buku soal kepada Jaejoong.
Kemudian ia tersenyum dan segera beranjak menuju ruang kepala sekolah.
Jaejoong menghembuskan nafas diam-diam dan berbalik memasuki kelasnya.
Well, ia harus meminta izin kepada wali kelasnya dulu.

  “Kelas 3-3? Omoo~ Kau harus hati-hati, Jaejoongie!”

Huh?
Jaejoong mengerutkan dahinya menatap Junsu, sahabat sebangkunya.
Namja imut itu bergidik ngeri setelah Jaejoong menitipkan izin mengajar kepada wali kelasnya.
Junsu bisa merasakan tulang punggungnya mendingin sekarang.

  “Apa yang harus kutakutkan?” Ujar Jaejoong bingung.

Junsu mengendap.
Ia berbisik dengan ekspresi super rahasia di telinga namja cantik itu.

  “Di kelas itu ada seorang siswa yang memiliki ratusan catatan hitam, gosipnya minggu lalu ia memukul Kim Jonghyun sampai masuk rumah sakit!”

  “MWO?”

  “Jadi kuharap kau tidak sembarangan memberikan soal sulit di sana”

  “Aish Kim Junsu, kau terlalu paranoid”

Uh.
Junsu mengerucutkan bibirnya kesal.
Ia mendudukan dirinya di atas kursi dan menarik nafas panjang.

  “Aku hanya khawatir padamu, Jaejoongie, aku tidak akan sanggup melihatmu yang siswa teladan sekolah akan berurusan dengan preman jahat itu”

Jaejoong menaikkan alisnya mengejek.
Membuat Junsu mendesah jengah kemudian.

  “Oke, kau boleh pergi sekarang, akan kuberitahu Yoonhye Saenim setelah ini. Ingat, hati-hati!”

  “Nee nee”

  “Kau tahu kan, harus hati-hati pada siapa?”

Jaejoong tertawa.
Ia lupa kalau ia sama sekali belum tahu mereka sedang membicarakan siapa sejak tadi.
Junsu berdecak untuk yang kedua kalinya.
Ia menarik tangan Jaejoong dan kembali berbisik di telinga namja cantik itu.

  “Jung Yunho” Ucapnya sepelan mungkin.


-------


  “Minho Saenim ada urusan mendadak, jadi aku yang akan menggantikannya mengajar hari ini”

Seluruh siswa siswi terdiam patuh.
Tepatnya, mereka semua terdiam karena terpesona akan aura terang dari namja cantik itu.
Gosh!
Kim Jaejoong yang populer itu berdiri di hadapan mereka sekarang!
Benar-benar kejadian langka untuk kelas 3-3 karena semua guru yang mengajar selalu disiplin mengenai absensi harian.

Namja cantik itu memberikan materi dan sepuluh soal percobaan dalam waktu yang singkat.
Mata besarnya menelisik wajah para penghuni kelas satu persatu dalam heningnya ruangan.
Eoh?
Jaejoong berjalan menghampiri meja yang terletak di sudut kanan kelas, tepat di samping jendela.

  “Yah, gwenchana? Apa kau sakit?”

DEG!

Satu kelas sontak menoleh kepada Jaejoong dan menatap horror namja cantik itu.
Ya Tuhan!
Apa yang telah dilakukannya?!

Sementara itu, sosok tampan yang sedang menyembunyikan wajahnya di balik kedua lengan yang bertumpu pada meja, mengerang kesal dan mengangkat wajahnya dalam satu detik.
Jaejoong membeku.
Menatap kedua mata musang yang terkesan tidak bersahabat itu.

  “Berani sekali kau mengganggu tidurku huh?” Desis namja tampan itu berbahaya.

E-Eh?
Jaejoong hanya bisa bergumam gugup.
Seluruh wajahnya memerah seperti kepiting rebus.
Tanpa sadar ia mencengkram dada kirinya dengan erat.
Bibir ranumnya tampak bergetar hebat.
Menggemaskan.

Yunho menaikkan alisnya melihat reaksi Jaejoong.
Namja tampan itu menyentil dahi Jaejoong keras membuat namja cantik itu mengaduh kesakitan.

  “A-Aku pikir kau sakit” Ujar Jaejoong bergetar.

  “Oh ya? Kupikir justru kau yang sakit, wajahmu merah sekali” Balas Yunho menyunggingkan senyum mengejeknya.

BLUSH!

Wajah Jaejoong semakin merah padam melihat senyum itu.
Yunho menggeleng pelan dan beranjak keluar kelas.
Meninggalkan seisi kelas yang sedang bengong menatap Jaejoong yang terpaku.
Salah satu dari mereka memberanikan diri menepuk bahu namja cantik itu pelan.

  “Jaejoong-ssi, kau baik-baik saja?” Tanya anak itu.

Jaejoong tersentak.
Ia berbalik dan mengangguk.
Jantungnya masih berdebar kencang.

  “So-Sooji ah, siapa namja tadi?” Tanya Jaejoong gugup.

Eoh?
Park Sooji dan teman-teman sekelasnya memekik kaget.
Siapa namja tadi?
Siapa?
Omoo~ dalam sejarah baru kali ini ada orang yang tidak mengenal siapa itu pembuat onar disekolah ini!

  “Kau---benar-benar tidak tahu?”

  “Ne, siapa dia?”

  “Dia Yunho, Jung Yunho”

DEG.

Mata Jaejoong melebar sempurna.
Ingatannya melayang pada peringatan Junsu sebelum ini.
Namja cantik itu menundukkan wajahnya.
Dahinya mengernyit.

Junsu sudah memperingatkan tentang bahayanya namja tampan itu.
Tapi..
Jantungnya tidak berhenti berdebar-debar sampai sekarang.
Dan semuanya karena namja itu.

Ah.
Jaejoong menghembuskan nafas pendek.

Sekarang bagaimana?


-------


DEG DEG DEG.

Namja cantik itu tampak bersembunyi di balik pintu gymnasium sekolah.
Ia mengatupkan kedua tangannya seraya mengintip seseorang yang sedang bermain basket di lapangan tertutup tersebut.
Jaejoong menggigit bibirnya berusaha menahan pipinya yang semakin merona.

Kedua mata bulatnya fokus memperhatikan Yunho yang sedang berlatih basket bersama anggota tim di sana.
Hm? Si pembuat onar itu adalah anggota basket?
Tentu saja.
Yunho sangat mencintai basket sejak ia kecil.
Dan para guru pun tidak bisa sembarangan memberinya hukuman skors setiap kali Yunho melakukan kesalahan berat karena namja tampan itu adalah pemain utama tim basket sekolah.

  “Oh, bukankah itu Kim Jaejoong?”

Jaejoong terkejut ketika salah satu anggota basket menangkap basah dirinya.
Ia menutup wajahnya dan segera berlari meninggalkan tempat itu.

  “Belakangan ini ia sering terlihat mengintip kita latihan” Ujar Chansung.

  “Ne, apa menurutmu dia menyukai salah satu dari kita?” Ucap Eunjae menaikkan alisnya.

Yunho yang mendengar itu menolehkan wajahnya menatap teman-teman tim basketnya.
Tapi sedetik kemudian ia mendecih acuh dan kembali melempar bola ke dalam ring.

  “Ia pasti melihatku”

  “EEHH?!”

Mereka semua menatap Choi Siwon yang tersenyum lebar.

  “Ne, Jaejoong menyukaiku, hahaha” Ujarnya penuh percaya diri.

  “Kenapa kau bisa seyakin itu?” Tanya Chansung meremehkan.

Ish.
Namja bertubuh tinggi itu merebut bola yang ada di tangan Yunho dan melemparnya melewati  ring.

  “Tentu saja karena aku yang paling tampan dan keren dari kalian semua, lagi pula, siapa yang tidak tertarik kepadaku huh?”

Anak-anak tim basket menyoraki Siwon.
Mereka melempari namja tinggi itu dengan bola basket yang ada di keranjang.
Siwon tertawa, ia berlari menghindari teman-temannya.

  “Aku pulang duluan”

Eoh?
Mereka semua berhenti bermain.
Menoleh menatap Yunho yang sudah mengambil tasnya dan beranjak meninggalkan mereka semua.

TAP TAP TAP.

Yunho berjalan santai menuju motornya yang ada di parkiran.
Namja tampan itu baru saja menapaki anak tangga terakhir yang ada di lantai satu.
Mata musangnya bergerak mendapati sosok Kim Jaejoong yang sedang bersusah payah menempelkan selebaran pengunguman dari kepala sekolah di mading OSIS.
Namja tampan itu tersenyum kecil menyadari kaki Jaejoong yang tampak menjinjit dengan bergetar di atas kursi itu.

SRET.

Jaejoong terkejut.
Ia menoleh dan membulatkan kedua mata besarnya mendapati Yunho yang telah menolongnya menempelkan kertas tersebut.
Wajah Jaejoong merah padam dalam sekejap.
Ia ingin mengucapkan terima kasih, tapi tenggorokannya seakan tercekat karena rasa gugup bercampur senang luar biasa menyelimuti dirinya.

Huh.
Yunho tersenyum angkuh.
Ia menyentil dahi Jaejoong keras.

  “Pendek” Ucapnya tajam.

Jaejoong semakin membulatkan matanya.
Yunho sudah berbalik meninggalkan namja cantik itu.
Uh.
Jaejoong terduduk di atas kursi tersebut.
Ia mencengkram erat dada kirinya.
Alisnya saling bertaut kesal.

  “Ukh..Apakah cinta selalu menyesakkan seperti ini?” Gumam Jaejoong menahan senyum senangnya.

  “Joongie? Kau sudah selesai? Ayo kita pulang”

Jaejoong menoleh.
Menatap Junsu yang melepas kacamatanya di depan koridor.
Jaejoong mengangguk cepat.
Ia melompat dari kursi seraya berteriak lantang.

  “JUNSU AAAAHHH~! YUNNIE MENYENTUH DAHIKU LAGIII~! KKKYYYAAA!!”

Aish.
Junsu memutar bola matanya -_-


-------


  “Anyeong haseyo”

Seluruh kelas 3-3 menoleh menatap Jaejoong yang tersenyum seraya memasuki kelas mereka.
Choi Siwon mengembangkan senyum manisnya.

  “Kau menggantikan Minho Sam lagi, Jaejoongie?”

  “Ah, ne, maaf kalau kalian tidak suka---”

  “Aniyoo! Kami lebih senang diajari olehmu, Jaejoong ah!”

Anak-anak kelas mengangguk kompak.
Jaejoongmendesah lega.
Ia membuka buku teksnya seraya diam-diam mencuri pandang pada namja tampan yang sedang tidur di mejanya seperti biasa.
Manis sekali, seperti kucing liar yang menggemaskan, pikir namja cantik itu.

  “Kalian kerjakan soal di halaman 124 sekarang, Minho Sam akan menagihnya nanti jam istirahat kedua”

Mereka semua mengangguk patuh.
Jaejoong menoleh menyadari Yunho yang sudah bangun dari kursinya dan berjalan meninggalkan kelas.
Fuh.
Namja cantik itu mengerutkan dahinya.

  “A-Aku baru ingat, aku masih ada urusan OSIS, aku tinggal sekarang nee!” Ucap Jaejoong tergesa-gesa.

Namja cantik itu berlari keluar kelas.
Matanya mencari-cari sosok tampan itu.
Ah!
Atap sekolah!

Jaejoong segera berlari menaiki tangga menuju atap sekolah.
Ia membuka pintu atap dengan hati-hati.
Kosong.
Tidak ada siapa pun di sana.

Namja cantik itu mengerutkan dahinya.
Ia berjalan menelusuri atap yang luas itu.
Jaejoong refleks bersembunyi di balik pilar ketika matanya menangkap sosok Yunho yang sedang bersandar pada pagar berjaring itu.
Omo.
Angin yang mengembuskan helaian rambut cokelatnya membuatnya tampak benar-benar tampan!

Jaejoong meraih kamera digital yang selalu disimpannya di saku seragam dan membidik wajah tampan itu diam-diam.

CKLIK.

CKLIK.

CKLIK.

Jaejoong tersenyum puas memperhatikan hasil gambarnya.
Ia terkikik sendiri dan pergi meninggalkan tempat itu sebelum Yunho memergokinya.

  “Aku benar-benar menyukaimu, Yunnie yah” Gumam Jaejoong tersenyum senang.


-------


Saat ini sekolah sudah tampak sepi karena bel pulang sudah berdentang sekitar 10 menit yang lalu.
Yang tersisa hanyalah siswa siswi yang mengikuti kegiatan klub.
Terkecuali namja cantik itu.
Karena ia adalah ketua OSIS maka ia bebas untuk tidak mengikuti kegiatan klub apa pun.

Jaejoong sedang mengintip seperti biasanya di pintu gymnasium sekolah.
Jemarinya memegang kamera digital kesayangannya.
Ia terus memotret sejak tadi.
Terkadang ia tersenyum sendiri seperti orang bodoh.

  “JAEJOONG!”

DEG!

Jaejoong terkejut.
Ia segera memasukkan kameranya ke dalam saku seragam dan merutuk mendapati salah satu anggota tim basket berlari menghampirinya.

  “Ada ada kau ke sini? Kenapa kau belum pulang?”

  “E—Aku..Aku----”

  “Kau ingat siapa aku kan?”

  “Um..Mianhae..”

  “Hahaha, gwenchana, aku Choi Siwon, salah satu siswa kelas 3-3”

Jaejoong tersenyum.
Tapi kegelisahan tampak jelas di matanya yang ingin mencuri pandang sosok Yunho dari belakang Siwon.
Aish.
Kenapa namja ini harus menghampiriku? Rutuk Jaejoong dalam hatinya.

  “Lalu, kenapa kau di sini? Belakangan ini kami sering melihatmu di sini”

  “M-mwo? A-Aku..Aku diminta kepala sekolah untuk memantau perkembangan tim basket sekolah..Ne, itu..”

  “Oh, perintah kepala sekolah? Lalu kenapa kau malah berdiri di sini? Kau bebas masuk kalau kau mau Jaejoong ah”

  “N-Ne? Jeongmall?”

  “Tentu saja!”

Siwon mengacak gemas rambut almond  namja cantik itu.
Membuat Jaejoong memekik tanpa sadar.

  “Kurasa Siwon benar mengenai Jaejoong yang menyukainya, kau lihat? Mereka akrab sekali” Ujar Eunjae terkekeh.

  “Kemarin aku juga melihat Jaejoong berkali-kali mondar-mandir di depan kelas 3-3, anak itu memang serius sepertinya” Sahut Donghae tersenyum.

Tim basket populer itu terus saja membincangkan mengenai Jaejoong dan Siwon dengan semangat.
Tanpa menyadari salah satu di antara mereka yang menghela nafas jengah.
Ia melempar bola basket yang ada di genggamannya dan memutuskan untuk pulang sekarang juga.


-------


Jaejoong menatap jam tangannya dan menghela nafas panjang.
Sudah jam 10 malam.
Ummanya pasti mengamuk kalau ia pulang nanti.
Tapi ia tidak boleh menyerah sekarang!
Ia harus tahu dimana rumah Yunho.

Aigoo.
Ternyata namja cantik ini nekat mengikuti Yunho sepulang sekolah hari ini.
Berkali-kali juga ia memotret namja tampan itu.
Jaejoong lupa kalau Yunho bukanlah siswa baik-baik yang akan langsung pulang ke rumah sepulang sekolah.
Namja tampan itu malah mengunjungi game center terlebih dahulu sampai saat ini.

Namja cantik itu mengangkat wajahnya melihat Yunho yang sudah keluar dari tempat tersebut.
Jaejoong tersenyum lebar.
Hari ini Yunho tak membawa motor karena motornya rusak.
Namja cantik itu berjalan jauh dari posisi Yunho berada.

  “Omo, daerah ini bukannya perumahan elit di Seoul?”

Jadi, Yunho anak orang kaya?
Mata Jaejoong semakin berbinar-binar.
Dadanya sesak karena senang.
Ia jadi mengetahui satu hal lagi mengenai Yunho.

CKLEK.

Yunho menutup pintu rumahnya dan menghilang dari sana.
Meninggalkan Jaejoong yang kini berdiri diam di depan pintu gerbang yang besar itu.
Namja cantik itu terpaku cukup lama, sampai kemudian ia tersadar dan melompat senang seraya berteriak-teriak lucu.

  “KKYYYAAAA!! AKU TAHU RUMAHNYA! AKU TAHU!”

DDRRTT…DDRRTTT…

Ah, ponselnya bergetar.
Jaejoong mengembangkan senyum termanisnya saat menjawab panggilan tersebut.

  “Nee~ Yeoboseyoooo~~”

  “KIM JAEJOONG! APA KAU TAHU SUDAH JAM BERAPA SEKARANG?! KENAPA KAU BELUM PULANG HAH?!”

DEG!

  “U-Umma?”

  “AWAS KALAU KAU PULANG NANTI, ANAK NAKAL! UMMA AKAN MENCABUTI RAMBUTMU SATU PERSATU SAMPAI KAU HARUS MEMBUANG SISIRMU!!”

KLIK.

Jaejoong membelalak ngeri menatap layar ponselnya.
Ia segera berbalik dan berlari kencang menuju rumahnya yang berlawanan arah.
Hum, tapi namja cantik itu sama sekali tidak marah atau pun kesal karena Ummanya yang baik hati itu membentaknya kasar.
Ia justru kembali tersenyum bahagia saat ini.
Pipinya memerah malu.

Ia tahu rumah Jung Yunho!
Ia tahu di mana namja tampan itu tinggal!

Aigoo~


-------


  “Jaejoongie! Kau ingin melihat kami latihan lagi?”

Jaejoong mengangguk dengan senyum sumringah pada bibirnya.
Ia segera duduk di bangku penonton dan mencari sosok Yunho.

  “Ung..Siwon ah, kalian..Bisa berlatih dengan anggota yang tidak lengkap?” Tanya Jaejoong bingung.

  “Maksudmu Jung Yunho ya? Kami sudah terbiasa berlatih tanpanya” Sahut Siwon menggiring bola basketnya.

  “Nde?”

  “Namja itu belakangan ini sering membolos, padahal selama ini ia tidak pernah absen latihan walaupun badung”

  “Ta-tapi, dia yang selalu mencetak skor kemenangan setiap kali sekolah kita bertanding”

  “Kurasa ia latihan sendirian, atau memang sudah bakatnya?”

Jaejoong tersenyum kecil menanggapi komentar namja tinggi itu.
Beberapa detik kemudian saat semua anggota tim bergerak memulai latihan, Jaejoong menundukkan wajahnya.
Ia menghembuskan nafas panjang dengan bibir yang mempout kesal.

Kenapa Yunho tidak ada lagi?
Kenapa Yunho membolos?
Kenapa Yunho pergi?

Apa ia tidak tahu kalau hari ini Jaejoong rela membatalkan janji berbelanja bersama Ummanya yang tercinta hanya karena ia ingin melihat Yunho bermain basket seperti biasanya?

Namja cantik itu merogoh saku seragamnya.
Menghentikan jemarinya di dalam sana mengusap sebuah kamera digital berwarna merah yang tersimpan manis.
Dahi Jaejoong mengerut.
Padahal ia ingin memotret Yunho lagi.

  “YEAH! Jaejoong! Kau lihat lemparanku barusan tidak?”

Eh?
Jaejoong yang sedang melamun terkaget.
Ia segera menatap Siwon yang tersenyum lebar dari lapangan.
Jaejoong mengangguk pelan dan kembali menghembuskan nafas panjang.


-------


Semangat Jaejoong kembali tumbuh hari ini.
Ia tidak bisa berhenti untuk tersenyum senang sejak pagi tadi.
Penasaran?
Namja cantik itu melewati kelas 3-3 dan melihat Yunho di sana.
Jaejoong sampai harus menjepit bibirnya agar tidak berteriak senang saat itu.

TAP TAP TAP.

Jaejoong berjalan santai menelsuri koridor sekolah.
Kedua jemarinya memegang erat kamera digital kesayangannya.
Mata besarnya memperhatikan satu persatu foto yang telah di potretnya secara diam-diam sejak sebulan terakhir.

Tampan, tampan, tampan dan sangat tampan!

  “Yunnie sangat sempurna” Gumam Jaejoong terkikik.

Namja cantik itu terlalu senang mengkhayal, sampai ia tidak sadar jika orang yang selama ini dikuntitnya itu sedang berjalan dari arah berlawanan dengan tujuannya.

DUGG!

BRUKK!

Jaejoong tersentak kaget.
Ia terduduk dengan kepala mendongak menatap Yunho yang berdiri di hadapannya saat ini.
Namja tampan itu memungut kamera milik Jaejoong dan hendak mengembalikannya, namun gerakannya terhenti saat mata musangnya tidak sengaja menangkap potretnya di dalam sana.

  “Kau..Membuntutiku?” Tanya Yunho tidak percaya.

Jaejoong merasakan malu dan takut yang bercampur.
Namja cantik itu segera berdiri dan berlari meninggalkan koridor tersebut.

Yunho mengerutkan dahinya.
Lama ia terdiam, sampai kemudian ia tersadar kalau ia masih menggenggam kamera milik Jaejoong.
Namja tampan itu menundukkan wajahnya, memperhatikan isi kamera berwarna merah itu.

Eh?

Bukankah ini fotonya sewaktu latihan basket?
Dan lagi..Ini foto rumahnya kan? Ah, fotonya saat sedang makan roti di kantin juga ada.

Namja tampan itu tertegun lama.
Mata musangnya terus saja memperhatikan potret dirinya yang diambil Jaejoong diam-diam.
Beberapa saat kemudian ia tersenyum kecil.
Alisnya bertaut menahan senyum.

Ah, sepertinya ia tahu apa yang sedang terjadi di sini.


-------


Yunho menghembuskan nafas pendek.
Ia mencabut kunci motornya dan menatap seksama rumah besar berwarna putih di hadapannya saat ini.
Hm, sudah tiga hari Jaejoong membolos dari sekolah.
Hal yang tidak pernah dilakukannya selama bersekolah 3 tahun di Dong Bang High School.

Namja tampan itu membuka pintu gerbang dan berjalan menghampiri pintu depan.
Ia menekan bel yang ada di samping pintu.

TING TONG.

CKLEK.

  “Ne?”

Ah.
Yunho membungkuk sekilas dan menatap langsung mata besar Kim Heechul yang membuka pintu.
Membuat yeoja cantik berwajah angkuh itu sempat tersipu akan ketampanan dan kesopanan namja tampan ini.

  “Apa Jaejoong di rumah? Ia tidak ke sekolah 3 hari ini” Ujar Yunho.

  “Ne, ia di kamarnya, Ahjuma juga tidak tahu ia kenapa, padahal ia tidak sakit, apa kau temannya?” Balas Heechul bingung.

Hmp.

Yunho tersenyum kecil.
Ia membungkukkan tubuhnya sekali lagi.

  “Namaku Jung Yunho, aku kekasih Jaejoong”

MWO?!

Kim Heechul tersentak kaget.
Mata besarnya membulat sempurna mendengar hal itu.
Mendadak ia merasa gugup dan senang.

AISH KIM JAEJOONG! Kau punya pacar setampan ini dan kau tidak mengatakan apa pun pada Umma?! Awas saja kau, anak nakal!

  “Masuklah, kamarnya ada di lantai dua” Ujar Heechul tersenyum manis.

Yunho mengangguk.
Namja tampan itu segera mengikuti Heechul dan berjalan menaiki tangga.
Mata musangnya menyipit memperhatikan pintu kamar berwarna putih dengan stiker gajah yang lucu di bagian tengahnya.

TOK TOK TOK.

  “Joongiee, ada yang ingin bertemu denganmu” Ujar Heechul keras.

  “Aku sedang tidak ingin bertemu Junsu, Ummaaa! Kami baru saja berteleponan kemarin!” Sahut Jaejoong dari dalam.

  “Yaah! Dia bukan Kim Junsu, Jaejoongie!”

  “Kalau begitu usir saja dia!”

  “Jaejoong!”

  “Ani! Aku akan bersembunyi di bawah selimut dan mati sesak nafas kalau Umma membawanya masuk!”

Yunho terkekeh mendengar percakapan antara ibu dan anak itu.
Benar-benar lucu dan aneh.
Heechul menghela nafas panjang.
Ia menatap Yunho dan tersenyum.

  “Jja, masuklah, anak itu memang susah diatur” Ujar Heechul.

Yunho mengangguk.
Matanya menatap Heechul yang telah berbalik meninggalkannya.
Namja tampan itu menyentuh kenop pintu kamar Jaejoong dan segera membuka pintunya.

CKLEK.

Eoh?
Mata musang Yunho menyipit lucu memperhatikan gumpalan menggemaskan yang ada di atas ranjang.
Jaejoong tidak main-main dengan ancamannya barusan huh?
Lucu sekali.

Namja tampan itu berjalan menghampiri gumpalan tersebut.
Ia duduk di pinggir ranjang dan menepuk bagian atas gumpalan itu.

  “Aish, Umma, kenapa kau keras kepala sekali eoh? Kalau hari ini Umma benar-benar akan mencabuti rambutku sampai habis pun aku tidak akan keluar! Aku sangat malu, Umma! Aku sudah melakukan hal bodoh!”

  “Hm? Menurutku yang kau lakukan lebih dari kata bodoh”

DEG.

  “U-Umma? Se-Sejak kapan suaramu jadi..Berat begitu?”

  “Aku bukan Ummamu, Kim Jaejoong, aku Yunho”

GRUSAKK!

Jaejoong refleks menyibakkan selimut tebalnya dan melotot menatap Yunho yang kini terkekeh di hadapannya.
Wajahnya merah padam dalam sekejap.
Ia bergetar gugup.

  “Ka-Ka-Kau---”

  “Hahahaha, wajahmu lucu sekali!”

  “M-mwo?”

Jaejoong membelalak imut.
Ia mencengkram dada kirinya tanpa sadar.
Jantungnya berdebar sangat kencang memperhatikan bagaimana Yunho tertawa.
Omoo! Statistik ketampanannya meningkat seratus persen!
Jaejoong tidak pernah melihat Yunho tertawa seumur hidupnya.
Omo omo!

Namja tampan itu berhasil menghentikan tawanya beberapa saat kemudian.
Ia tersenyum seraya mengeluarkan kamera yang sangat dikenal Jaejoong dari dalam saku seragamnya.

  “Kau menyukai Choi Siwon?” Tanya Yunho menaikkan alisnya.

  “Apa? Siwon? Siapa dia?” Kaget Jaejoong balik bertanya.

Yunho kembali tertawa.
Namja bertubuh tinggi itu benar-benar kasihan ternyata.

  “Ya-Yah! Kenapa kau malah tertawa?!” Bentak Jaejoong malu.

  “Lalu, siapa yang kau suka?” Tanya Yunho lagi.

BLUSH.

Wajah Jaejoong semakin memerah.
Ia menggigit bibirnya kesal.
Kenapa Yunho senang sekali menggodanya eoh?

  “A-Aku tidak tahu!” Sahut Jaejoong kesal.

Hum?
Yunho menghentikan tawanya.

Ia menghidupkankamera digital itu dan memperlihatkan hasil potret yang ada kepada Jaejoong.

  “Kalau begitu, kenapa kau mengikuti namja ini sampai ke rumahnya dan selalu memotretnya secara diam-diam?” Tanya Yunho memperhatikan wajah Jaejoong.

Namja cantik itu menggembungkan pipinya.
Wajahnya benar-benar terasa panas sekarang.

  “I-itu..Itu karena aku Secret Admirer-nya” Gumam Jaejoong pelan.

  “Kau menyukainya?”

  “N-Ne..”

  “Sekarang lihat aku”

Jaejoong mendongak.
Memberanikan dirinya menatap langsung mata musang yang telah membuatnya jatuh cinta itu.

  “Apa kau menyukaiku?”

  “U-Ung..”

  “Jeongmall?”

  “Se-Seratus..Ani..Seribu kali lipat lebih suka dari pada di potret itu..”

  “Kenapa?”

  “Ka-Karena a-aku menyukai foto-fotonya..Ta-Tapi..Aku lebih mencintai orangnya langsung..”

GREPP!

DEG!

Mata besar itu membelalak lebar.
Jantungnya semakin berdetak kencang tidak beraturan.
Yunho memeluknya!
Demi Tuhan!
Dan ia kembali tertawa di samping wajahnya!

OMOOOO!

  “Hahahahaha, kau sangat lucu, Kim Jaejoong!” Tawa Yunho geli.

Namja cantik itu menahan rasa senangnya sekuat tenaga.
Bibirnya bergetar sekarang.
Wangi Yunho tercium sangat jelas.
Tubuhnya terasa hangat dan kekar.
Ah, Jaejoong semakin mencintai namja tampan ini.

Setelah memeluk Jaejoong beberapa saat, Yunho melonggarkan pelukannya.
Ia tersenyum menatap wajah cantik yang merah padam itu.

  “I don’t know about you, but I’m feeling twenty-two

Hah?
Jaejoongmengerutkan dahinya tidak mengerti.
Membuat Yunho tersenyum kecil dan menyentil dahi Jaejoong.

  “Maksudnya aku jadi ingin berkomitmen serius denganmu, seperti orang-orang berumur dua puluh dua tahun yang sudah dewasa”

  “I-itu artinya----”

  “Ne, aku juga menyukaimu”

  “Mwo? Sejak kapan?!”

  “Hmm..Sejak kau membangunkan aku dari tidurku dan aku melihat mata bulatmu yang indah”

  “O-Omo, berarti kita saling menyukai di saat yang bersamaan”

Yunho menaikkan alisnya.
Ia mencubit gemas pipi Jaejoong dan mengambil kamera yang sebelumnya diletakkan di atas bantal.

  “Kau mau apa?” Tanya Jaejoong gugup.

  “Di kamera ini semuanya potretku, aku ingin kau juga ada di sini” Sahut Yunho santai.

Jaejoong hendak bertanya lebih lanjut, namun Yunho sudah lebih dulu mencium bibir Jaejoong.
Membuat namja cantik itu refleks memejamkan kedua matanya erat.
Jemarinya mencengkram kerah seragam Yunho.

CKLIK!

Jaejoong terkejut mendengar suara potret tersebut.
Omo!
Yunho memotret mereka!
Namja cantik itu berusaha mendorong Yunho dengan gugup, tapi Yunho malah semakin menekan tengkuknya dan menahan agar ciuman mereka semakin dalam.

Jaejoong melenguh tanpa sadar ketika Yunho mengulum bibir atasnya dan menarik bibir bawahnya dengan gigi.
Ia perlahan menggerakkan bibirnya mengikuti gerakan Yunho.
Namja tampan itu tersenyum kecil saat Jaejoong balas menggigit bibir atasnya yang tipis.
Yunho memiringkan wajahnya, ia melepaskan tangannya yang ada di tengkuk Jaejoong dan menarik dagu namja cantik itu hingga bibirnya terbuka dan segera memasukkan lidahnya ke dalam mulut Jaejoong.

CKLIK!

CKLIK!

CKLIK!

Suara potret kamera terus terdengar berkali-kali dari tangan Yunho yang satunya.
Namun Jaejoong sudah tidak peduli.
Ia memeluk erat leher Yunho dan memiringkan kepalanya ke kiri dan kanan beberapa kali.
Meluapkan perasaannya yang membuncah saat ini.

Tiga menit kemudian ciuman itu usai.

Suara deru nafas Jaejoong dan Yunho mendominasi hening di antara mereka.
Jaejoong menatap Yunho dengan wajahnya yang merah padam.
Sementara namja tampan itu tersenyum lucu dengan wajahnya yang ikut memerah.

  “Ayo kita lihat hasilnya”

Jaejoong memprotes, tapi Yunho berdecak acuh.
Namja tampan itu bergeser hingga duduk di samping Jaejoong.
Ia membuka hasil potretnya barusan dan menaikkan alisnya memperhatikan beberapa foto ciuman mereka.
Jaejoong menggigit bibirnya menahan malu.

  “Apa kau tidak merasakan apa pun setelah melihat foto-foto ini?” Tanya Yunho menatap Jaejoong.

Hm?
Namja cantik itu memiringkan wajahnya.
Ia menggeleng polos.
Yunho yangmelihat itu menyeringai lebar.
Ia meletakkan kamera tersebut di atas meja nakas milik Jaejoong dan mengusap lembut pipi namja cantik itu.

  “Kalau aku, aku jadi ingin menciummu lagi” Bisik Yunho nakal.

Jaejoong terkejut.
Ia segera memejamkan matanya dan kembali memeluk leher Yunho.
Namja tampan itu mendorong tubuh Jaejoong, membuatnya jatuh ke atas ranjang hingga posisi mereka saat ini menjadi saling menindih di sana.

CKLEK.

Kim Heechul yang baru saja membuka pintu kamar berstiker gajah itu membulatkan matanya kaget.
Melihat perbuatan anak tunggalnya di atas ranjang bersama Yunho.

  “YYAA!! KIM JAEJOONG! JUNG YUNHO! KALIAN MEMANG BERPACARAN, TAPI KALIAN TIDAK BOLEH MELAKUKAN ITUUUUU!!” Teriaknya lantang.

DEG!

Jaejoong refleks mendorong kasar tubuh Yunho hingga namja tampan itu terjatuh dari ranjang.
Yunho meringis seraya mengusap punggungnya.
Sementara Jaejoong mengerutkan dahinya menatap Heechul.

  “Umma tahu dari mana kalau kami pacaran?”

You don’t know about me!
But I’ll bet you want to~

Everything will be alright, if you keep me next to you~

Twenty two~

It feels like a perfect night, for breakfast at midnight,
To fall in love with strangers, ah ah~

END.

-Taylor Swift, 22-

3 komentar:

  1. woahh,, Siwon oppa yg malang#plakkk
    umm,, yunjae moment more please !! -yg romantis-

    BalasHapus
  2. Astagah... siapa choi siwon(?)hahahahahaha..
    Jung Jaejoongie demi apa kamu itu polosssss bgt..haha..

    Oh watta sweet story.
    Love it a lot~♥

    BalasHapus