This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Rabu, 28 Agustus 2013

FF/YAOI/YUNJAE/ONESHOOT/OUR FUTURE

Tittle: OUR FUTURE

Genre: YAOI

Author: Shella Rizal a.k.a Park Sooji

Cast: Yunjae and other

Length: ONESHOOT

Rating: family-romance-friendship-hurt-mpreg-fantasy-fluffy-incest-garuksawah

WARNING:BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2 kutang Jae umma*

CAUTION: JUNG JAEHO, JUNG JUNHON, JUNG JU HEE, DAN JUNG YUNJAEYUN MILIK AUTHOR SETANGKAI!


-------


   “Aku ingin punya empat orang anak bersamamu”

.
.
.

Seoul, Past.

Sepasang kekasih yang manis itu tampak berciuman mesra di depan pagar rumah Kim Jaejoong.
Namja cantik itu memeluk erat leher kekasihnya yang masih enggan menghentikan tautan bibir keduanya.
Yunho melenguh pelan saat Jaejoong menghisap keras bibirnya dan segera menjauhkan wajah mereka.

   “Nite, Yunnie” Ujar Jaejoong memperlihatkan deretan giginya yang rapi.

Yunho tersenyum kecil.
Ia mengangguk dan mengacak lembut rambut almond  kekasihnya.

   “Nice dream, Boo” Balas Yunho manis.


Jaejoong berbalik, melangkah memasuki teras rumahnya dan membuka pintu depan.
Kemudian ia menghilang dari hadapan Yunho.
Namja tampan itu masih mengulas senyum manisnya.

Ah, kencan kesekian mereka tetap saja terasa menyenangkan.

Jaejoong dan Yunho baru menjalin hubungan serius selama 3 bulan terakhir setelah mereka bersahabat bertahun-tahun.
Keduanya duduk di bangku kelas 2 menengah pertama tahun ini.
Yunho berbalik menaiki motor besarnya.

Melajukan motor itu kencang hingga ia berhenti di halaman rumah besarnya.

   “Aku pulang”

   “Yunho”

Namja tampan itu menoleh, memandang Appa dan Ummanya yang sedang duduk di ruang tengah.
Ia mengangguk dan menghampiri keduanya.

   “Duduklah”

   “Waeyo Appa? Umma?”

Jung Jinki menghela nafasnya pelan.
Ia menatap serius mata musang putranya.
Jemarinya mengusap lembut punggung tangan Keybum yang ada di atas pahanya.

   “Kau ingat Hwang Halmoni aniya?”

   “Ne Appa”

   “Kau masih ingat dengan cucunya?”

   “Hmm, Tiffany Hwang, ia satu sekolah denganku”

   “Bagaimana menurutmu? Gadis itu cukup baik ani?”

Yunho memicingkan matanya.
Menatap curiga kedua orang tuanya.
Ia mencium sesuatu yang aneh di sini.

   “Jaejoong seratus kali lebih baik darinya” Tegas Yunho mulai kesal.

Namja bermata bulan sabit itu menghela nafasnya.

   “Yunho, kau harus mengerti, uri Halmoni telah membuat perjanjian masa lalu dengan Hwang Halmoni”

   “Perjanjian apa? Menjodohkan kedua cucunya ketika salah satu dari mereka telah memiliki kekasih?”

   “Yunho”

   “Aku menolak!Aku mencintai Jaejoong, Appa! Dan aku akan menikah dengannya!”

   “JUNG YUNHO!”

Namja tampan itu beranjak dari duduknya.
Ia berjalan penuh emosi menaiki tangga menuju kamarnya.
Wajahnya tampak memerah sementara rahangnya mengeras kaku.

Yunho menghembuskan nafas panjang.
Ia meraih ponselnya dan segera menghubungi kekasihnya yang manis itu.

   “BooJae” Desah Yunho membaringkan tubuhnya.

   “Ne Yunnie? Waeyo? Lesu sekali hmm, kau kelelahan karena kencan tadi ya?

   “Ani..”

   “Terus? Kau tidak bisa tidur karena merindukanku? Hihihi~

Yunho tersenyum kecil sekarang.
Jaejoongnya benar-benar centil.

   “Hanya masalah kecil dengan Appa dan Umma”

   “Nee?

   “Kau janji tidak akan marah padaku? Aku tidak ingin kau salah paham, kau harus mengerti kalau kau satu-satunya namja yang aku cintai di dunia ini, sayang”

   “Yunnie waeyo? Kau membuatku takut

   “…”

   “Yunnie!

   “Janji Boo”

   “Aku berjanji Yunnie, ada apa?

   “Aku dijodohkan dengan Tiffany”

   “MWO?!

Aish.
Yunho menggerutu.
Ia menjauhkan ponselnya sejenak, membiarkan Jaejoong berteriak-teriak tidak terima dari ujung sana.

   “Kau akan menolak ne Yun? Kau tidak akan meninggalkan aku anitji?

   “Tentu saja, Boo, tapi..Aku tidak tahu bagaimana dengan Appa dan Umma”

   “Kau harus tegas bear! Beritahu mereka kalau kita tidak terpisahkan! Lakukan kalau kau mencintaiku!

   “BooJae”

   “…”

   “Meyakinkan mereka cukup sulit, Jae, aku---” 


KLIK.


Haish.
Yunho hanya bisa menghela nafas panjang untuk yang kesekian kalinya sekarang.
Jaejoong marah. Namja itu memutuskan sambungan telepon mereka secara sepihak.
Namja cantik itu tidak mengerti kalau mereka masih berusia 14 tahun.
Bagaimana bisa Jinki dan Keybum mendengar permintaan keduanya?
Mungkin harus dilanjutkan besok pagi, pikir Yunho kesal.



-------


   “Joongie!”

Jaejoong mendengus.
Ia beranjak dari duduknya dan berjalan cepat keluar kelas melalui pintu belakang.
Mengacuhkan Yunho yang mengumpat dan segera mengejar dirinya.

   “Yah! Kita harus bicara!” Teriak Yunho lantang.

Tidak peduli para siswa-siswi menatap ke arah mereka.
Jaejoong berbelok menuju koridor perpustakaan, mata besarnya mengawasi suasana yang cukup sepi itu.
Murid sekolah ini sangat jarang melewati koridor perpustakaan.


GREPP.


   “Lepas!”

Yunho semakin mencengkram erat pergelangan tangan Jaejoong.
Mata musangnya menatap tajam kekasihnya yang meronta.
Namja tampan itu merengkuh pinggang Jaejoong dengan cepat dan menangkup tubuhnya di dinding.

   “Kau harus mendengarku, Boo---”

   “Apa?! Apa yang harus kudengar huh?”

   “Aku tidak ingin menerima perjodohan konyol itu!”

   “Kalau begitu segera beritahu Abonim!”

   “Appa akan kecewa kalau aku menolaknya secepat itu, Joongie---”

   “Lebih cepat lebih baik Yun! Aku tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk nantinya!”

Yunho menghela nafas.
Ia masih menahan kedua tangannya di dinding.
Kemudian ia mengecup lembut dahi Jaejoong yang berada dalam kurungannya.
Namja cantik itu mendongak, menatap Yunho dengan kedua mata besarnya yang berkaca-kaca.

   “Aku sangat mencintaimu, Kim Jaejoong, kau harus tahu itu” Bisik Yunho tegas.

Jaejoong terisak.
Ia segera memeluk Yunho dengan erat.
Membuat namja tampan itu mendesah lega dan mengusap lembut punggungnya.


   “Aku akan memberitahu Umma dan Appa kalau aku menolak dijodohkan, tapi tidak sekarang, sayang..Kau mengerti? Aku ingin kita membuktikan dulu seberapa kuat cinta kita berdua kepada mereka”

Jaejoong mengangguk pasrah.
Yunho kini menyeka air matanya yang menetes pelan.

   “Kajja, kita ambil tas”

Jaejoong kembali mengangguk.
Ia menundukkan wajahnya seraya berjalan di samping kekasihnya.
Benaknya berkecamuk.
Yunhonya dijodohkan dengan Tiffany.
Kau dengar itu?

Menyebalkan!

Jaejoong tidak akan pernah rela kekasihnya menikah dengan yeoja itu nantinya.

Wait.

Menikah?

Mata besar Jaejoong membulat sempurna.
Mendadak jantungnya berdebar kencang.
Ia mengangkat wajahnya, menatap Yunho yang mengacuhkan dirinya.

   “Yunnie”

   “Ne?”

   “Kau akan menikah denganku kan?”

   “Mwo? Kenapa kau masih bertanya? Tentu saja kita akan menikah setelah aku mapan!”

   “Tapi Yun..Bagaimana kalau ternyata di masa depan kita tidak pernah bersatu? Bagaimana kalau ternyata kau akan menikah dengan Tiffany?”

   “Jae? Kau bicara apa huh?”

Namja tampan itu menghentikan langkahnya.
Ia menatap kesal kekasihnya.

   “Kalian penasaran?”


DEG.


Jaejoong dan Yunho sontak menoleh ke belakang.
Membulatkan mata mereka menatap wanita paruh baya yang bersandar angkuh di dinding koridor.
Yunho mengerutkan dahinya.
Siapa ahjumma itu? Dan lagi, bagaimana dia bisa ada disini?

Namun Jaejoong sudah lebih dulu menganggukkan kepalanya.
Membuat yeoja yang mengenakan jubah hitam itu terkekeh kecil.
Ia berjalan menghampiri Jaejoong dan memberikan sebuah benda bulat seperti kelereng di tangan namja cantik itu.

   “Genggam erat-erat dan buka pintu mana saja, hanya tiga hari” Desis wanita itu.

Jaejoong dan Yunho sama-sama menunduk memperhatikan benda yang ada di telapak tangan Jaejoong.
Mereka kembali mendongak dan terkejut mendapati koridor yang sepi dan lengang seperti semula.
Kemana yeoja tadi?

   “Jae, buang benda itu, kita tidak tahu wanita itu jahat atau tidak” Ujar Yunho cepat.

   “Yun”

   “Apa?”

   “Kau tidak penasaran?”

Yunho mengerutkan dahinya.
Ia baru saja akan menyahut, tapi Jaejoong sudah lebih dulu berlari seraya menarik tangannya.
Namja tampan itu berteriak hendak menghentikan perbuatan gila kekasihnya.
Tapi Jaejoong tidak peduli.

Namja cantik itu menggenggam erat kelereng yang ada ditangannya dan segera membuka pintu perpustakaan secepat mungkin.

Keduanya memejamkan mata ketika sinar terang menyelimuti mereka berdua.
Jaejoong dan Yunho semakin mengeratkan genggaman tangan masing-masing.



-------



Seoul, Future.


   “JUNG JAEHO! JANGAN KELUYURAN BERSAMA HONCHAN ARRA?!”

Jaejoong dan Yunho mengerjapkan mata mereka.

   “Aku mengerti, paranoid! Seharusnya yang kau beritahu itu Juju, bukan aku!”

Namja cantik itu mengedarkan pandangannya.
Terkejut mendapati banyak siswa-siswi berlalu lalang di koridor tersebut.
Seragam itu masih sama.
Bangunan sekolah juga tampak di cat ulang.

   “Hyung, Umma dan Appa akan pulang hari ini kan?”

Yunho menoleh.
Menatap sepasang namja berwajah sama yang baru sajadi teriaki oleh namja satunya.
Ia membesarkan matanya.
Namja tampan itu tidak salah, laki-laki imut yang baru saja bertanya itu sangat mirip dengan Jaejoongnya.

Hanya rambut cokelatnya yang berbeda.

   “Mollaseo Hon, Hyung tidak tahu, kita akan menghubungi Umma dan Appa nanti, jja”

Yunho menatap namja yang ada di samping si imut itu.
Sosok angkuh berambut almond  seperti kekasihnya yang memiliki paras lebih tampan seperti dirinya.
Yunho mengerutkan dahinya.
Ia merasakan perasaan aneh pada benaknya.

   “Yunnie” Panggil Jaejoong.

   “Ne Boo?” Balas Yunho kurang fokus.

   “Wanita berjubah itu tidak berbohong, aku yakin kita di masa depan sekarang, lihat, cat dindingnya tidak sama dengan yang biasa”
 
   “Ne, kurasa kau benar Boo”

   “Kajja! Kita ikuti namja kembar tadi!”

   “Mwo?”

   “Marga mereka berdua sama sepertimu, Yunnie, aku melihat name-tag mereka”

   “Tidak hanya aku yang bermarga Jung, Jaejoongie”

Jaejoong mendengus tidak peduli.
Ia menarik tangan Yunho dan segera menarik namja tampan itu mengikuti anak kembar tadi.
Namja cantik itu terkejut ketika ia tidak sengaja menubruk seseorang yang melewatinya.
Hei! Mereka tembus pandang!

Jaejoong dan Yunho saling berpandangan satu sama lain.



-------


   “Jaeho Oppa!”

Jaejoong dan Yunho yang menunggu kedua namja kembar itu masuk ke dalam rumah mereka ikut menoleh.
Menatap seorang gadis cantik yang terasa familiar dibenak Jaejoong.

   “Ah, Fany Fany” Sapa Jaeho tersenyum.


DEG.


Jaejoong segera menoleh menatap Yunho.
Mata besarnya melebar.
Yunho mengangguk.
Mereka tahu kalau gadis itu adalah anak Tiffany.

   “Fany Umma!” Jerit Junhon riang.

Ia tersenyum manis kepada yeoja cantik yang turun dari mobil mewahnya.
Yeoja berambut pendek itu menghampiri Jaeho dan Junhon dan mengusap lembut rambut mereka.

   “Yun? Apa maksudnya ini? Anak itu memanggil Tiffany dengan sebutan Umma?”

   “Aku tidak tahu BooJae, aku tidak mengerti”

   “Namja kembar itu putramu di masa depan, Jung Yunho! Dan mereka memanggil Tiffany dengan sebutan Umma!”

   “Siapa bilang kalau mereka anakku?!”

   “Mereka sangat mirip denganmu! Aku tidak mungkin salah, marga mereka juga Jung!”

Yunho mengusap wajahnya.
Jantungnya berdebar kencang berharap perkataan kekasihnya salah total.
Ia tidak mungkin menikah dengan Tiffany di masa depan aniya?
Jaejoong mau dikemanakan kalau seperti itu?

   “Ah, Tiffany,kau sudah datang”

Jaejoong dan Yunho membulatkan mata mereka berdua.
Menatap tidak percaya lelaki cantik yang baru saja turun dari mobil mewahnya.
Omo! Omo!

   “I-Itu aku??” Gumam Jaejoong kaget.

Mata musang Yunho mengerjap cepat.
Ia menelan salivanya.
Demi Tuhan! Jaejoong masa depan benar-benar dewasa, cantik, dan seksi di saat yang bersamaan!

   “BooJae, ponselmu hampir saja tertinggal di mobil”


DEG.


Jaejoong remaja terkejut.
Wajahnya memerah padam.
Ia menatap tidak percaya lelaki tampan yang kini menyusul Jaejoong dewasa di depan pintu.

  “Yu-Yunnie?” Bisik Jaejoong takjub.

Yunho remaja menaikkan alisnya.
Ia percaya kalau itu benar-benar jelmaan dirinya dimasa depan.
Omo, dadanya bidang sekali, kulitnya kecokelatan, wajahnya tampan dan tegas di saat yang bersamaan.

Yunho remaja segera menggenggam tangan Jaejoong remaja.
Ia tersenyum manis kepada namja cantik itu.

   “Kau dan aku yang menikah di masa depan, BooJae, bukan aku dan Tiffany” Ujar Yunho remaja senang.

Jaejoong mengangguk semangat.
Ia segera memeluk erat kekasihnya dan melumat manis bibir Yunho.



-------


Jaejoong dan Yunho kini berdiri di pinggir meja makan kediaman Jung itu.
Mata mereka terus mengawasi keempat remaja dan sepasang kekasih yang sedang melahap makan malam mereka.

   “Yunnie, yang itu sangat mirip denganmu, kalian seperti kembar” Ujar Jaejoong remaja menunjuk anak lelaki pertama yang bernama Jung Yunjaeyun.

Yunho mengangguk.
Ia tersenyum manis.


   “Sulung darikembar itu juga mirip denganmu” Ucap Jaejoong lagi, jarinya kini menunjuk anak ketiga yang bernama Jung Jaeho.

   “Dan kembarannya yang kecil sangat mirip denganmu” Balas Yunho menunjuk Jung Junhon yang lucu.

Mereka berdua tersenyum bahagia.
Kemudian Jaejoong menunjuk gadis berambut panjang yang terlihat suram dengan pakaian ala gothic-nya. Jung Ju Hee.

   “Gadis itu terlihat tidak bersahabat” Adu Jaejoong.

   “Mata dan hidungnya seperti dirimu” Ucap Yunho.

   “Umm, dan bibirnya seperti Yunnie”

Suara genting sendok dan garpu tidak terdengar terlalu mendominasi seperti tadi.
Namja berbibir cherry itu mendongak dan tersenyum manis pada Appanya.

   “Appa, Honchan dan Hyung mendapat beasiswa di Dong BangSenior High School

Yunho dewasa mengangkat wajahnya.
Menatap langsung mata bulat putranya.

   “Ani, Appa ingin kalian masuk ke Jounan tInternational School

   “M-mwo? Appa!”

   “Keturunan Jung tidak pernah bersekolah di sekolah negeri, Honchan, kalian akan melanjutkan sekolah swasta begitu lulus”

Junhon mengerutkan dahinya.
Ia menoleh menatap Ummanya.

   “Ummaaaaa~~!” Rengeknya manja.

Jaejoong dewasa tersenyum lembut.
Mata besarnya mengerling manis.

   “Tidak ada yang tahu bagaimana masa depan, sayang, lagi pula kalian butuh dua tahun lagi untuk lulus Junior High School ne?”

Ju Hee menyeka bibirnya dengan serbet.
Kemudian ia mengangkat wajahnya menatap Umma dan Appanya.

   “Aku ingin melanjutkan pendidikan ke sekolah musik, tidak menerima penolakan” Ujarnya.

Jaejoong dewasa memiringkan wajahnya, ia menoleh memandang suaminya.

   “Kita lihat nanti” Sahut Yunho pelan.

Ju Hee mendengus.
Ia menggebrak meja dan segera berlari menaiki tangga memasuki kamarnya.
Sementara Yunjaeyun berdiri dari duduknya.

   “Aku tidak berkomentar” Ucapnya.

Namja cool itu segera menyusul adik perempuannya menaiki tangga, lalu ia masuk ke dalam kamarnya sendiri.
Jaeho dan Junhon menghela nafas.
Mereka ikut mengundurkan diri dari ruang makan.

Jaejoong dewasa mendesah pendek.
Ia beranjak dari duduknya dan mengusap bahu suaminya pelan.

   “Jangan terlalu keras pada mereka, bear” UjarJaejoong lembut.

   “Aku hanya ingin yang terbaik untuk keempat anak kita, sayang, kau tahu itu” Balas Yunho menghela nafasnya.

Sementara itu, YunJae remaja saling mengeratkan genggaman mereka sejak tadi.
Well, mereka memang sudah sering bermesraan sampai tahap ciuman.
Tapi rasanya aneh kalau melihat refleksi masa depan mereka sendiri yang kini bermesraan di hadapan mereka berdua.

   “Kajja, kita susul mereka” Ujar Yunho remaja semangat.

Jaejoong remaja memprotes.
Wajahnya merah padam.
Namja tampan itu menariknya ikut memasuki kamar YunJae dewasa.

   “Yun!” Jerit Jaejoong remaja malu.

Ia memeluk erat lengan kekasihnya mencoba menyembunyikan wajahnya yang semakin memerah.
Sementara Yunho remaja berbinar memandangi dirinya danJaejoong di masa depan kini saling menindih di atas ranjang.
Namja remaja itu menelan salivanya gugup.

Kedua pasangan dewasa itu kini saling melepaskan pakaian masing-masing.

   “Yunnie ayo kita keluar!” Jerit Jaejoong remaja menarik tangan kekasihnya.

   “Tapi Boo, aku ingin melihatmu tidak berpakaian, sebentar” Balas Yunho remaja protes.

Jaejoong remaja memukul kepala kekasihnya keras.
Ia mempoutkan bibirnya malu dan segera menyeret Yunho keluar dari kamar tersebut.

Aigoo.

Ia benar-benar malu!



-------


Jaejoong dan Yunho remaja sedang bersandar di depan pagar rumah masa depan mereka.
Memperhatikan Jung Ju Hee yang sedang berbincang dengan seorang namja berambut biru keputihan yang memegang tas gitar listrik milik yeoja gothic itu.

   “Aku tidak mau tahu, pokoknya besok siang kumpulkan anggota band  dan katakan pada mereka kami akan berlatih di ruang musik” Ujar Ju Hee tegas.

   “Arasseo, mm, Juju yah, apa aku boleh ikut?” Tanya namja berambut biru keputihan itu.

   “Selama kau tidak mengganggu kurasa tidak masalah”

   “Aku akan merekam latihan band  kalian”


BLAM!


YunJae remaja beserta Ju Hee dan temannya mengerutkan dahi mereka.
Menatap Yunjaeyun yang membanting pintu mobil dengan keras setelah ia turun dari sana.
Namja cool itu berjalan menghampiri adik keduanya.

   “Masuk, Jung Ju Hee” Perintah Yunjaeyun ketus.

Yeoja gothic itu mendengus.
Ia tersenyum remeh.

   “Kau siapa huh? Seenaknya saja memberi perintah”

   “Masuk kedalam, Juju, sebelum aku benar-benar marah padamu”

   “CK!”

Yeoja berambut almond sebahu itu menghentakkan kakinya kesal.
Ia segera merebut tas gitar listriknya dari teman sekelasnya dan segera masuk ke dalam rumah dengan emosi.

   “Dan kau,jangan dekati adikku lagi” Ujar Yunjaeyun tegas.

Namja berambut biru keputihan itu mengangguk pelan.
Ia berbalik dan memasuki mobil pribadi keluarganya.
Yunjaeyun mendesah pendek dan segera masuk ke dalam rumah.

Sementara YunJae remaja terdiam di sana.

Mereka berdua segera menyusul masuk ke dalam rumah ketika si kembar Jung kembali.
Jaejoong remaja berdiri tidak jauh dari ruang tengah.
Mata besarnya memperhatikan Yunjaeyun yang sedang melepas dasi seragamnya.

   “Jaejae, bukankah sudah berkali-kali kukatakan padamu? Jangan keluyuran bersama Honchan! Kau tidak tahu jam berapa ini huh?!” Bentak Yunjaeyun marah.

Jaeho yang baru saja akan menarik adik kembarnya menaiki tangga menoleh.
Memicing kepada Hyungnya.

   “Jam sebelas malam, masalah?” Sahut Jaeho datar.

   “Umma dan Appa sedang di Jeju bukan berarti kau bisa berbuat seenakmu, Jung! Aku melarang kalian karena perintah Appa!”

   “Aku tidak peduli! Kau hanya iri karena kau tidak memiliki kekasih anitji?”

   “Aku sama sekali tidak tertarik dengan hubungan brother complex kalian!”

   “JAGA MULUTMU, YUNJAE!”

   “PANGGIL AKU HYUNG! AKU LEBIH TUA DARIMU!”

Junhon merasakan kedua matanya berair.
Ia merengut takut kalau kedua Hyungnya bertengkar seperti ini.
Namja cherry itu memeluk erat lengan kembarannya dan terisak kecil.

   “Lihat? Kau menakuti Honchanku!” Teriak Jaeho marah.

Namja almond itu segera memeluk kembarannya dan membawanya memasuki kamar mereka di lantai dua.
Mengacuhkan Yunjaeyun yang menarik nafas panjang.

Jaejoong dan Yunho remaja terlihat kaget.
Tidak menyangka kalau anak-anak mereka di masa depan bisa bertengkar seperti ini hanya karena masalah kecil.

   “Cih, kau bertingkah seakan kau sudah berusia 17 tahun, nyatanya kau masih bocah 14 tahun”

Yunjaeyun dan YunJae remaja saling menoleh menatap JuHee yang keluar dari dapur.
Ia memegang gelas kaca berisi air mineral di tangan kanannya.

   “Yunnie, apa lagi ini?” Desis Jaejoong remaja takut.

Jung sulung itu mendengus.
Ia menatap tajam adik perempuannya.

   “Dan kau bertingkah seperti wanita 17 tahun padahal kau masih 13 tahun”

   “Apa urusanmu,Yunjae? Kau mengatur kami bertiga, kau pikir itu hebat huh?”

   “Appa mempercayakan kalian bertiga kepadaku, Juju! Aku harus menjaga kalian!”

   “Aku dan JaeHon tidak memintanya”

   “Terserah, yang jelas mulai besok aku tidak ingin melihatmu bersama anak berambut biru itu lagi, aku tidak menyukainya”

   “Dia temanku, dan itu bukan urusanmu!”

   “Tentu saja itu urusanku, aku yang paling tua disini! Jangan membantahku!”

   “Bahkan Umma dan Appa tidak pernah melarangku berteman dengan siapa pun, sikapmu sangat menjijikkan, Jung Yunjaeyun!”

Yunjaeyun dan YunJae remaja terlihat kaget.
Namja cantik itu menatap tajam Jung Ju Hee walaupun yeoja gothic itu tidak bisa melihatnya.

   “Dan sikapmu bahkan jauh lebih menjijikkan dari itu!” Balas Yunjae kesal.

   “Akumembencimu, Yunjaeyun!”

   “Aku lebih membencimu, Jung Ju Hee! Kau bukan adikku!”

   “M-mwo?”

   “Kau bukan anak Umma dan Appa! Kau diadopsi!”


DEG.


Ruang keluarga itu hening.
Yunjaeyun tampak emosi dengan nafasnya yang menderu.
Sementar Ju Hee terlihat shock.
Mata bulatnya bergerak gelisah.

   “Yunho! Apa yang harus kita lakukan?! Namja itu berbohong pada adiknya!”

Jaejoong remaja menjerit.
Ia panik.
Namja cantik itu menoleh memandang Yunho, namun kemudian ia terkejut.

Namja tampan itu terlihat sangat kecewa saat ini.

   “Aku tidaktahu Jae, aku tidak percaya kalau mereka adalah anak kita. Kupikir kita akan memiliki keluarga yang harmonis”

   “Mwo? Jadi kau tidak ingin menikah denganku? Kau ingin menikah dengan gadis Hwang itu, Jung Yunho?”

Yunho remaja tidak menyahut.
Ia hanya menghembuskan nafas panjang mengacuhkan Jaejoong.
Membuat namja cantik itu balas menatapnya lebih kecewa.
Jaejoong mengusap air matanya yang menetes jatuh tanpa sadar.

Ia menoleh, menatap Juju yang sudah berlari keluar rumah.

Jaejoong masih sadar kalau ini hampir tengah malam.
Ia tidak bisa membiarkan putrinya sendirian di luar sana.
Namja cantik itu segera berlari mengejar Ju Hee.

Meninggalkan Yunho remaja dan Yunjaeyun sendiri.
Tanpa menyadari Jaeho dan Junhon yang mendengar semuanya dari lantai dua.



-------


Jung Ju Hee berhenti di taman dekat rumahnya.
Ia duduk di salah satu ayunan yang ada dan mengusap air matanya yang berjatuhan.
Kenapa Yunjaeyun berkata seperti itu? Kenapa ia sangat jahat?

Jaejoong menatap sedih yeoja gothic itu.
Ah, seandainya saja ia bisa berbicara langsung dengan Ju Hee dan menghiburnya.

   “Kau bisa melakukannya, tapi batas waktu kalian akan kusita, sebelum tengah malam kalian harus segera kembali ke masa lalu atau kalian akan terjebak di sini selamanya”


DEG!


Jaejoong terkejut.
Ia berbalik mencari sosok wanita berjubah itu, namun ia tidak menemukan siapa pun di sana kecuali putri di masa depannya.

   “Kau siapa?”


DEG!


Jaejoong kembali terlonjak kaget.
Ia menoleh dan menatap Ju Hee yang kini memandangnya tajam.
Namja cantik itu menelan salivanya.
Ia memberanikan diri untuk menghampiri yeoja itu dan duduk di ayunan sampingnya.

   “Aku Kim Jaejoong” Ucap Jaejoong pelan.

Mwo?
Ju Hee mengerutkan dahinya.

   “Namamu sama dengan nama Ummaku sebelum ia menikah” Balas Ju Hee.

   “Aku memang dirinya, Juju yah, aku datang dari masa lalu” Sahut Jaejoong semakin pelan,nyaris tidak terdengar.

Ju Hee terdiam.
Mata bulatnya yang basah menelisik wajah cantik Jaejoong.
Sesaat kemudian ia tampak tertegun.
Mengusap sudut matanya yang sudah hampir mengering.

   “Kupikir hal seperti ini hanya ada di dalam komik atau novel” Ujar Ju Hee menaikkan alisnya.

Jaejoong mendesah lega.
Ia tersenyum manis mendengar jawaban Ju Hee.

   “Kenapa kau kesini? Apa yang kau inginkan?” Tanya yeoja itu tidak bersahabat.

   “Aku ada disini untuk menyampaikan sesuatu padamu, Juju yah” Sahut Jaejoong mengusap rambut putrinya.

   “Apa?”

   “Aku ingin kau mengingat kalau kau bukanlah anak adopsi, kau lahir dari perutku, kau satu-satunya putriku yang paling cantik di dunia”

   “Ta-Tapi YunYun---”

   “Ia berbohong padamu karena kau membuatnya marah”

   “Dia jahat!”

   “Dia tidak akan jahat kalau kau tidak memulainya, Jung Ju Hee”

Ju Hee terdiam.
Ia menundukkan wajah dengan dahi yang mengerut kesal.

   “Dengar, Juju,aku ingin melihat kalian semua akur dalam keadaan seperti apa pun. Dan kau harus menghormati Yun Yun walaupun kau kesal, karena dia lebih tua darimu, karena dia Oppa-mu”

   “…”

   “Kau dengar, Ju Hee?”

   “Ne..Aku mengerti..Maafkan aku..”

Jaejoong tersenyum mendengarnya.
Ia menepuk lembut kepala Ju Hee dan mengecup manis dahinya.
Membuat yeoja gothic itu tersentak kaget.

   “Gomawo..Umma..” Bisiknya pelan.

Ju Hee mengangkat wajahnya.
Kemudian ia terkejut.
Namja cantik itu sudah menghilang dari hadapannya.
Yeoja gothic itu berdiri dan menoleh ke sekelilingnya.
Tidak ada siapa pun.
Hanya ia sendiri di sini.



-------


   “Siapa kau?!”

Yunjaeyun terkejut menatap sesosok namja tampan yang seperti kembarannya di samping sofa.
Yunho yang mendengar itu ikut terkejut.
Kenapa ia bisa terlihat?!

   “KATAKAN KAU SIAPA?!” Teriak Yunjaeyun marah.

   “A-Aku Yunho, Jung Yunho” Sahut Yunho cepat.

   “Mwo?”

   “Aku Appamu, dan aku datang dari masa lalu”

Huh?
Yunjaeyun dan JaeHon yang mengintip dari lantai dua saling terkejut satu sama lain.
Namja cool itu berdecih.

   “Apa kau sedang membual? Aku sama sekali tidak percaya dengan yang seperti itu!”

   “Aku serius,Yunjaeyun!”

   “JANGAN MEMANGGIL NAMAKU, BRENGSEK!”


PLAKK!


Ketiga putra Jung itu terkejut.
Yunjaeyun menatap tidak percaya namja tampan itu.

   “Bicara yang sopan pada Appamu, Yun Yun” Desis Yunho emosi.

Namja cool itu terduduk di atas sofa.
Ia menyentuh pipinya yang memerah.
Meringis menahan tangisnya yang hampir jatuh.

Yunho mendesah panjang.
Ia merasa bersalah sekarang.
Namja tampan itu berdiri di hadapan Yunjaeyun danmengusap pipi namja itu dengan pelan.
Membuat Yunjaeyun mendongak menatapnya.

Gosh, mereka benar-benar mirip.

   “Seoranglaki-laki tidak boleh melampiaskan emosi dengan sembarangan” Ujar Yunho.

Yunjaeyun terdiam.

   “Seorang kakak tidak boleh berbohong dan melukai perasaan adiknya” Ujar Yunho lagi.

   “Aku---”

   “Dan seorang anak sulung tidak boleh bersikap layaknya raja ketika kedua orang tuanya sedang tidak di rumah, ia harus menjaga adik-adiknya dengan benar, membentak itu tidak baik”

Jaeho dan Junhon ikut terdiam.
Mereka masih bersandar pada pagar pembatas lantai dua itu.
Menatap seksama sosok yang mengaku Appa mereka dari masa lalu.

Yunjaeyun kembali tertunduk.
Ia menghela nafas pendek.

   “Akumengerti..” Ucapnya.

Yunho tersenyum mendengar hal itu.
Ia menepuk lembut kepala Yunjaeyun dan terkekeh.

   “Itu baru anakAppa”


CKLEK.


Keempat Jung itu refleks menoleh ke arah pintu yang terbuka.
Mereka menatap Ju Hee yang sudah kembali.
Jaeho dan Junhon berlarian turun ke lantai satu.
Sementara Yunjaeyun berdiri dari duduknya ketika adik perempuannya berjalan menghampirinya.

Yunho yang melihat si kembar berlarian mengejarnya kembali tersenyum manis.
Jaeho dan Junhon menubruknya dan memeluknya dengan erat.
Mereka tersenyum manis dan segera menyusul kedua kakak mereka di ruang tengah.

   “Bear..


DEG.


Yunho terkejut.
Ia berbalik dan melihat Jaejoong remaja telah berdiri di sampingnya.
Namja cantik itu tersenyum kecil dan menarik tangan Yunho seraya memperlihatkan bola kecil yang ada di genggaman tangannya.

   “Kajja, kita pulang sekarang” Ajak Jaejoong lembut.

Um.
Namja tampan itu mengangguk dan segera menggenggam tangan Jaejoong.
Namja cantik itu mencengkram erat bola yang ada di genggamannya.
Kemudian ia menarik Yunho untuk berlari kencang dan membuka pintu dapur.

   “Kau dari mana saja?” Tanya Yunjaeyun pelan.

   “Dari taman..Aku duduk di ayunan..” Sahut Ju Hee.

   “Kenapa kau kesana? Aku lebih senang kau masuk ke kamarmu dan menangis di sana dari pada berada di luar, ini sudah malam. Kau membuatku khawatir”

   “Maafkan aku..”

   “Ani,seharusnya aku yang minta maaf padamu”

Ju Hee tersenyum kecil.
Ia memeluk singkat namja cool itu.

   “Nuna! Nuna baik-baik saja?” Jerit Junhon menarik tangan Ju Hee.

   “Eh? Ne,gwenchana” Sahut Ju Hee tersenyum kecil.

   “Aigoo, Hon khawatir Nuna keluar, lain kali jangan seperti itu ne Nuna?”

   “Nee, tenang saja, ini yang terakhir kalinya”

Jaeho menarik ikut menggenggam tangan Ju Hee yang dipegang kembarannya.
Ia menatap wajah Ju Hee dengan ekspresi malu dan kesal.

   “Aku benci harus mengkhawatirkanmu, awas saja kalau kau mengulanginya lagi, menyebalkan!” Rutuknya.

Ju Hee tersenyum remeh.
Ia mengacak rambut almond Jaeho gemas.

   “Um..Juju”

   “Ne Yun?”

   “Sebenarnya kau tidak diadopsi, aku berbohong padamu”

Kkh.
Ju Hee tersenyum geli.
Ia mengerutkan dahinya.

   “Ne, aku tahu itu”

Eh?
Yunjaeyun terkejut.
Ia baru saja akan berbicara, namun suara pintu depan yang terbuka lebih dulu menghentikannya.
Mereka berempat refleks menoleh ke arah pintu.
Menatap Yunho dan Jaejoong dewasa yang melangkah memasuki rumah.

   “Omo, Yun Yun,Juju, Jaejae, Honchan? Kenapa belum tidur? Ini hampir tengah malam” Ucap Jaejoong dewasa menaikkan alisnya.

Keempat Jung itu menahan nafas.
Kemudian mereka berlari menubruk Jaejoong dan Yunho.

   “Umma! Appa!” Jerit keempatnya kompak.

Eoh?
Jaejoong dan Yunho dewasa terkekeh geli.
Mereka terkejut mendapati putra dan putri mereka bertingkah kekanakan seperti ini.
Tidak biasanya.

Sesaat kemudian mereka melepaskan pelukan dan kompakmenoleh ke belakang.
Namun mereka tertegun.
Tidak ada siapa pun di sana.

   “Jja, kita tidur sekarang, besok harus sekolah” Ujar Yunho tersenyum.

Yunjaeyun, Ju Hee, Jaeho dan Junhon kembali menatap Yunho dewasa.
Mereka tersenyum dan mengangguk.



-------


Seoul, Past.


Jaejoong dan Yunho terjatuh di lantai kamar Yunho.
Mereka saling mengaduh dan menatap satu sama lain.
Namja cantik itu tersenyum kecil melihat Yunho yang balas tersenyum padanya.

   “BooJae, aku minta maaf sudah berkata jahat padamu” Ujar Yunho.

   “Gwenchana Yunnie yah, jeongmall” Sahut Jaejoong tersenyum.

Namja tampan itu mengecup lembut bibir kekasihnya.
Kemudian ia tertegun.
Eoh?
Bukankah ini kamarnya?
Rumahnya?

   “Jja!” AjakYunho bersemangat.

Jaejoong mengerutkan dahinya bingung menatap Yunho yang sudah menarik tangannya.

   “Aku akan mengajakmu bertemu Umma dan Appa, dan kita berdua akan menunjukkan betapa kuat perasaan kita berdua, Jaejoongie!”

   “Yunnie yah!”

Namja tampan itu terkekeh ketika Jaejoong segera berdiri dan memeluk erat dirinya.
Mereka berdua saling tertawa satu sama lain.
Yunho baru saja akan membuka pintu kamarnya, namun gerakannya terhenti ketika Jaejoong menarik bajunya dan berbisik manis ditelinganya.

   “Ung..Yunnie yah, boleh aku tahu apa yang paling kau inginkan setelah kita menikah nanti?”

Yunho tersenyum mendengarnya.
Ia menatap Jaejoong dan mengecup manis dahinya.

   “Aku ingin punya empat orang anak bersamamu”

Jaejoong tersenyum lebar.


END.

5 komentar:

  1. yunjae couple jadi anak smp??
    whattt??? bisa di bayangkan????

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Bhahahahahaa.. ini lucu ya~ jd kayak lorong waktu..
    Yunjae remaja mau ngintip yunjae dewasa NC, omaygadsan.. ㅋㅋㅋ

    Like it♡

    BalasHapus
  4. Ya ampun yunjae remaja lucu banget sih. Padahal masih smp tapi udah mikir sampe ke nikah segala haha. Jaejoongie jangan terlalu cemburu, tiff itu bukan siapa2 di hati yunho. Percaya yunho akan selalu berjuang demi cinta kalian #eaaa

    BalasHapus
  5. Paling ngakak pas Yunho mau ngintip yunjae dewasa ber-NC ria �� author terhebat sedunia, fighting! >.<

    BalasHapus