Tittle: ONE SHOT
Genre:
YAOI
Author:
Shella Rizal a.k.a Park Sooji
Cast:
Yunjae and other
Length:
ONESHOOT
Rating:
action-romance-angst-friendship-gelundungan
WARNING:
BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2
kutang Jae umma*
-------
“You only have last chance, you know?”
.
.
.
Ruangan luas itu terlihat kelam.
Tampak beberapa pemuda yang sedang duduk di sofa.
Mereka saling menyibukkan diri dengan pikiran
masing-masing.
Mengacuhkan sang pemimpin yang sedang memeriksa
pistolnya.
Jaejoong mengerutkan dahinya.
Namun tetap mempertahankan raut datar tanpa ekspresi
andalannya.
Ia mengokang senjata miliknya setelah memasukkan
beberapa peluru.
“Hyung, apa
kita benar-benar ditugaskan untuk misi ini?”
Namja cantik itu mengangkat wajahnya.
Menoleh menatap Changmin yang terlihat ragu.
“Pabo!
Bukankah FBI sudah memberitahu kita semua dengan sangat jelas waktu itu? Kenapa
kau masih bertanya eoh? Apa kau takut?” Ujar Junsu kesal.
Mwo?
Changmin balas mendelik.
Ia menaikkan alisnya dan menoyor dahi Junsu.
“Aku tidak
takut, bebek jelek!”
PLAKK!
Shim Changmin meringis memegang kepalanya.
Namja imut itu memukul keras bagian itu.
Uh.
Namja berwajah kekanakan itu mengerucutkan bibirnya
sekarang.
“Kapten, aku
berhasil melacak jejak mereka!” Lapor Jinki lantang.
Jaejoong mengangkat wajah cantiknya.
Ia mengangguk dan mengambil I-Pad yang disodorkan oleh
namja bermata bulan sabit itu.
Dahinya sedikit mengerut.
Namun kemudian ia berdehem pelan.
“Terus awasi
mereka, pemerintah mempercayai kita untuk menjalankan misi ini” Ujarnya.
Mereka semua mengangguk.
Memberi hormat pada namja cantik itu.
Oh well.
Tentu saja.
Kim Jaejoong adalah kepala kepolisian pusat di negeri
ginseng itu.
Keahliannya menembak tepat dalam jarak sejauh apa pun
membuatnya sangat disegani.
Cerdas, lincah, dan gesit di saat yang bersamaan.
Sangat pantas untuk disanjungkan sebagai kapten polisi
terbaik yang pernah ada dalam sejarah.
Dan beberapa hari ini, perdana menteri memerintah
mereka untuk mengawasi sekelompok penjahat kelas kakap yang baru saja tiba dari
Jepang.
Mereka mafia yang menyelundupkan heroin berkualitas
tinggi.
Dan sangat sulit untuk dijebloskan ke dalam penjara.
Jelas, ini misi yang sangat sulit.
-------
“Ceh, polisi
di sini lebih buruk dari pada di Tokyo!” Kekeh Yoochun geli.
Namja chubby itu menutup Laptop hitamnya dan
menyalakan rokoknya.
Ia menghirup aroma mariyuana itu dan menghembuskannya
perlahan.
Seulas senyum angkuh terukir di sudut bibirnya.
“Hmm, tidak
ada yang kurang, semuanya lengkap” Ujar Minho seraya menumpuk ratusan heroin
putih itu.
Well, mereka akan menyebarkan benda terlarang itu
dengan harga tinggi kepada para langganan mereka disini.
“Kau harus
lebih berhati-hati, Park Yoochun, berdiam diri di hotel yang sama dengan kita
bukan berarti mereka tidak berbahaya” Ucap Yunho tersenyum remeh.
Namja tampan itu sedang berdiri memunggungi
teman-temannya saat ini.
Menghadap jendela kaca yang besar itu.
Ah, Seoul di malam hari adalah yang terbaik. Pikirnya.
Yoochun hanya mendecih.
Ia kembali menyesap rokoknya.
Yunho.
Jung Yunho.
Adalah pemimpin
dari sekelompok pengedar heroin termahal dan berkualitas di daerah Asia.
Tidak ada yang
tidak mengenal namanya.
Untuk mereka
yang bekerja di kepolisian dan anggota dari mafia-mafia lainnya, sudah
dipastikan akan bereaksi kalau mendengar nama namja ini.
Hmp, well, hanya
satu yang mereka tidak pernah tahu tentang namja berbahaya ini.
Wajahnya.
Yunho selalu
bergerak di belakang layar.
Bahkan jikalau
ia berbaur bersama para polisi yang mengejarnya, mereka tidak akan tahu kalau
ialah buronan yang mereka cari.
“Hyung, boleh aku coba satu?”
Yunho menoleh,
menatap Key yang menggoyangkan sebungkus kecil heroin putih.
Namja tampan itu
tersenyum kecil dan mengangguk.
Membuat namja
bermata kucing itu tersenyum senang dan segera membuka bungkusan itu.
“Ahhh~ Aku mau mandi air panas~ Ada yang mau
ikut?” Tanya Minho.
Yunho tidak
menyahut.
Ia mengambil
tasnya dan berjalan menghampiri Minho.
“Hyung? Kau ikut?”
“Ani, aku mau tidur”
“Eh? Bukannya kita semua tidur disini malam
ini?”
Hmp.
Yoochun
tersenyum geli.
Ia menatap mata
kodok Minho dengan tatapan remehnya.
“Oh hello,
Choi Minho, bukankah Yunho memang selalu memesan kamar yang berbeda dan tidur
sendiri setiap kali kita memasuki hotel? Kurasa dia berkutu, hahaha”
Yunho melotot
menatap Yoochun.
Namun itu tetap
tidak membuat namja chubby itu menghentikan tawanya.
Ia malah semakin
melantangkan tawa mengejeknya.
Membuat namja
tampan itu memutar bola matanya dan melangkah keluar kamar.
Meninggalkan
rekan-rekannya yang konyol.
-------
CKLEK.
Namja tampan itu
menutup pintu dan menguncinya pelan.
Ia membuka
jaketnya dan menggantungnya di gantungan.
Mata musangnya
bergerak mencari sosok yang sangat dirindukannya beberapa minggu ini.
GREPP.
Jaejoong
terkejut.
Ia menoleh ke
belakang dan tersenyum kecil kepada kekasihnya yang sedang bermanja di leher
jenjangnya.
Yunho menghirup
wangi manis dari tubuh kekasihnya.
Kemudian ia
mengecup lembut kulit putih itu.
“I miss
you” Bisik Yunho seraya mengecup bibir cherry Jaejoong.
Namja cantik itu
balas mengecup bibir Yunho.
“I miss
you more”
Yunho melepas
pelukannya.
Ia merogoh saku
celananya dan meraih ponselnya.
Ah, ternyata
benar dugaannya.
Ia lupa
mematikan ponselnya.
Sementara itu,
Jaejoong terlihat lesu.
Namja cantik itu
beranjak dari duduknya dan berjalan menuju konter dapur.
Mengambil sebuah
gelas dan menuangkan susu hangat yang sudah dipanaskannya.
“Sayang”
Jaejoong
menoleh.
Yunho sudah
berada di sampingnya dan kini mulai mencoba untuk merengkuh pinggang
rampingnya.
Namja cantik itu
mendengus.
Ia mencoba
menjauh dari jemari namja tampan itu.
“Wae? Kau bilang kau merindukanku, tapi
disentuh olehku pun kau tidak mau” Tanya Yunho bingung.
Jaejoong
meringis.
“Kau tahu kalau aku seorang kepala polisi
ania? Aku hanya merasa tidak pantas----”
“Ssshh”
Mata bening Jaejoong
mengerjap.
Menatap Yunho
yang kini sudah merengkuh pinggangnya dengan satu tangan sementara sisanya
menekan bibir cherrynya dengan jari telunjuk.
Yunho tersenyum
lembut.
“Disini, sekarang ini, tidak ada yang namanya
Kim Jaejoong si kepala polisi atau pun Jung Yunho pemimpin buronan. Yang ada
hanya BooJae dan Yunnie yang saling mencintai, arasseo?”
Hmp.
Jaejoong
tersenyum geli.
Ia mencubit
pelan pinggang namja tampan itu.
“Ridiculous”
Ledeknya.
Yunho
menjulurkan lidahnya.
Ia memeluk erat
tubuh kekasihnya dan mendiamkan wajahnya di lekuk leher namja cantik itu.
Membuat Jaejoong
menaikkan alisnya.
“Sebentar saja, aku benar-benar
membutuhkanmu, sayang..Aku merindukanmu” Bisik Yunho lirih.
Uh.
Kenapa nada
bicara Yunho harus seperti itu?
Tidak tahukah ia
kini kedua mata besar kekasihnya mulai berkaca-kaca?
Jaejoong
menggigit bibir bawahnya menahan tangis.
Kemudian ia
balas memeluk punggung Yunho.
“Aku tidak tahan terus seperti ini, bear..”
Lirih Jaejoong bergumam.
Yunho
mengangguk.
Ia mendesah.
“Aku serius! Beberapa hari yang lalu perdana
menteri menemuiku, ia mendesakku kenapa aku tidak pernah menangkapmu atau
teman-temanmu, padahal kalian berjarak sangat dekat dengan kami..”
“…”
“Aku tidak tahu harus berkata apa..Kalau begini
terus reputasiku bisa rusak, Yun..”
“Boo”
“Kenapa kau harus menjadi penjahat? Kenapa
kau harus menjadi satu-satunya orang yang paling dicari dimana pun? Dan kenapa
kau tidak menjadi polisi saja eoh?!”
Yunho
melonggarkan pelukan mereka.
Namja tampan itu
mengusap lembut rambut kekasihnya.
Membawanya ke
belakang hingga membuat wajah cantik itu terlihat jelas.
“Kalau aku bukan penjahat, kalau aku bukan
satu-satunya orang yang paling dicari, dan kalau aku menjadi polisi, mungkin
aku telah menikah dengan seorang wanita rumahan dan memiliki kehidupan yang
tentram”
“…”
“Dan aku lebih memilih kehidupan yang rumit
seperti ini dari pada itu semua, BooJae, karena aku memiliki kebahagiaan saat
aku bersamamu, dan aku mendapatkan dirimu sebagai kekasihku..Tidak ada yang
lebih indah dari pada ini semua, sayang”
“Tapi---”
“Kalau
kau masih tetap keras kepala, kenapa bukan kau saja yang menjadi penjahat?
Menjadi buronan Asia dan mengedarkan heroin setiap hari eoh?”
“Pabo! Kalau seperti itu aku tidak akan
pernah bertemu denganmu!”
“Kau mencintaiku?”
“Aku mencintaimu”
“Itu sudah lebih dari cukup”
CUP.
Jaejoong
tersenyum kecil.
Ah, Yunho selalu
tahu bagaimana cara untuk mendiamkan dirinya yang tidak pernah bisa tenang.
Namja cantik itu
mengusap lembut lengan Yunho dan mengecup dagunya pelan.
Ia memasrahkan
dirinya saat namja tampan itu membawanya menuju sofa dan melepaskan seluruh
pakaiannya.
Mungkin ia sama
sekali tidak pantas karena jabatannya adalah seorang kapten.
Tapi disini, ia
kekasih Yunho.
Uhm, lebih
tepatnya, uke-nya Yunho.
Tidak ada alasan
untuk tidak boleh bermanja-manja pada beruang madu itu ani?
-------
DDDRRTTT…DDRRRTTT…
“Ngghh”
Jaejoong
menyipitkan mata besarnya.
Ia mengeluh dan
melepaskan diri dari pelukan Yunho.
Namja cantik itu
beranjak duduk dan meraih ponselnya yang tergeletak di atas meja.
‘Junsu
Calling’
KLIK.
“Yeoboseyo?”
“Hyung,
kenapa lama sekali? Aku dan yang lain memutuskan untuk sarapan di café, kau
ikut?”
“Ani, duluan saja, aku masih mengantuk”
“Umm,
arasseo, istirahat saja ne? Kau harus terlihat segar saat Siwon Hyung menemui
kita”
“MWO?! Jendral Choi?!”
“Ah,
aku lupa memberitahumu, semalam ia meneleponku, katanya ia akan memimpin
pasukan untuk segera menyergap penyelundup itu, Hyung, ia marah karena kerjamu
sangat lamban”
“…”
“Kka,
lebih baik kau kembali tidur, Changmin sudah berteriak, aku tidak tahan
mendengar lengkingannya”
KLIK.
Mata bening
Jaejoong mengerjap cepat saat sambungan telepon terputus.
Ia meringis.
Aigoo.
Mendadak raut
wajahnya terlihat susah.
Jendral Choi
akan memimpin pasukannya?
Oh shit.
Perlahan namja
cantik itu menolehkan wajahnya.
Menatap Yunho
yang masih terlelap di sampingnya.
“Cepat atau lambat, kau akan ditangkap, bear”
Lirih Jaejoong lesu.
Ia tidak ingin
itu terjadi.
Maka dari itu
selama ini ia tidak pernah melakukan penyerangan apa pun terhadap kelompok
Yunho.
Tapi
kelihatannya sang Jendral tidak ingin menunggu lebih lama lagi ania?
GREPP!
Yunho yang masih
terlelap pulas tersentak kaget.
Sontak mata
musangnya terbuka lebar.
Ia mengernyitkan
dahinya.
Menatap Jaejoong
yang kini sedang memeluknya dengan erat.
Omo, apa yang
terjadi?
Tidak biasanya
namja cantik itu seperti ini.
“Waeyo?”
“Oppsso”
Yunho mendesah
pendek.
Ia mengulurkan
tangannya mengusap punggung Jaejoong yang kini berada di atasnya.
Tersenyum lembut
menikmati kemanjaan kekasihnya yang satu ini.
“Yunnie yah”
“Um?”
“Aku sangat mencintaimu, kau tahu itu kan?”
“Tentu saja, Boo, aku tahu”
“Kalau kau menghadapi sesuatu yang sudah
pasti diluar kehendakku, kau juga tahu kan, kalau aku sama sekali tidak
menginginkannya?”
“Maksudmu?”
“…”
“Jae?”
“Ani, ani, oppssoyo, maafkan aku, aku sendiri
tidak mengerti dengan apa yang kukatakan”
“Aigoo, mungkin kau hanya kelelahan”
“Hmm..Sepertinya begitu”
Mendadak namja cantik
itu meringis.
Ia mencengkram
bahu kekasihnya seraya menggigit bibir bawahnya.
Merasakan satu
telunjuk Yunho kini berada di dalam dirinya.
Bergerak-gerak
pelan menggodanya.
Hhhh.
Jaejoong
menghela nafas panjang.
Ia memejamkan
kedua matanya mencoba untuk lebih rileks.
Kepalanya sakit
kalau terus memikirkan apa yang akan terjadi saat Siwon tiba disini.
“Yunnie yah”
“Mm?”
“Ayo kita menikah”
Eoh?
Namja tampan itu
menatap Jaejoong yang masih berada di atasnya.
Ia mengerutkan
dahinya.
“Kau serius?”
“Ung..Ayo kita menikah, setelah itu kita
pindah ke Paris, menetap di sebuah rumah yang ada di pedesaan Boustone, dan hidup bahagia selamanya”
Hmp.
Senyum Yunho
terulas menggelikan.
Ia mengecup
lembut bibir Jaejoong.
“Tentu, tentu sayang, aku akan segera
melamarmu setelah ini”
“Promise?
Aku sedang tidak bercanda, Jung Yunho”
“So do
I, my dear”
Jaejoong
mengembangkan senyum manisnya.
Ia mengusap
sayang rambut cokelat Yunho dan menggeliat manja ketika jari Yunho menyentuh
titik menggetarkan dalam dirinya
“Ah..Aku mencintaimu Yunho, aku benar-benar
mencintaimu”
“Aku lebih mencintaimu, sayang”
“Kalau begitu sentuh aku lebih dalam..ngh”
“Apa pun yang kau inginkan, BooJae”
-------
CKLEK.
“Sepertinya kau benar-benar beristirahat
penuh, Kapten Kim”
DEG.
“Jendral!”
Jaejoong
tersentak kaget.
Ia segera
memberi hormat dan duduk di hadapan namja tinggi itu.
Siwon terkekeh
pelan.
“Kapan kau tiba?”
“Setengah jam yang lalu, dan aku sudah
melacak jejak para penyelundup itu”
“O-Oh ya? Apa yang kau dapatkan?”
Heh.
Choi Siwon
tersenyum penuh kemenangan.
Ia meletakkan
cangkir teh-nya.
“Buronan heroin itu, mereka berada di hotel
yang sama dengan kita, dan kali ini, pemimpin mereka yang bernama Jung Yunho
juga hadir disana”
DEG.
Jaejoong refleks
mencengkram jemarinya.
Lalu ia
memaksakan senyum senangnya.
“Itu terdengar bagus”
“Of
course! Dan aku ingin kalian semua bersiap, karena malam ini, akan ada
transaksi pembelian heroin oleh konglomerat dengan mereka di pelabuhan”
“…”
“Benar-benar hebat bukan, Kapten? Akhirnya
misi yang tertahan di tanganmu kini akan selesai secepatnya, ah, tidak, tapi
malam ini”
Jaejoong
tersenyum miris.
Memandang Siwon
yang tertawa senang.
Dan
rekan-rekannya yang menghela nafas lega.
Ah, mereka akan
segera mengambil libur panjang setelah misi ini selesai.
-------
“Semuanya beres?”
“Pelanggan kita sedang dalam perjalanan
menuju pelabuhan, Hyung”
“Bagus”
Yunho memakai
jaket hitamnya.
Ia menyimpan
kedua senjatanya di balik saku dan merapikan rambut cokelatnya.
“Hyung, polisi yang mengejar kita juga akan
mengawasi malam ini” Lapor Key.
Hm.
Yunho menaikkan
alisnya.
“Biarkan saja, mereka tidak akan menyerang
kita”
“Oh ya? Bagaimana kau bisa tahu?”
Namja tampan itu
tidak menyahut.
Ia hanya
tersenyum penuh rahasia.
Well, BooJaenya
tidak akan mau melukainya ani?
“Kkaja!”
Mereka semua
memasuki mobil mewah berwarna hitam.
Minho dan Key
memegang erat sebuah tas berisi bungkusan heroin.
Sementara Yunho
duduk di depan, membiarkan Yoochun yang menyetir.
Mata musang itu
bergerak pelan, melirik mobil lain yang bergerak tepat setelah mereka.
Ia tahu itu
mobil kekasihnya.
Mereka diikuti.
Namja tampan itu
mengambil sebatang rokok milik Yoochun di dashboard.
Ia menghidupkan
benda itu dan menghisapnya pelan.
BRRRMMM.
CKIIIITT.
BLAM!
Yunho, Key,
Yoochun, dan Minho beranjak turun dari mobil.
Mereka berjalan
menghampiri beberapa pelanggan yang menunggu di dekat kotak-kotak besar
pelabuhan.
Namja bermata
musang itu meletakkan dua tas berisi heroin.
“Kami tidak perlu menghitung jumlahnya lagi
ani?” Tanya Yunho setelah menerima tiga koper berisi lembaran uang.
Mereka
menggeleng.
Yunho tersenyum
puas.
Key segera
berbalik dan hendak membuka pintu mobil untuk memasukkan koper yang ada padanya.
Namun gerakannya
terhenti.
Ketika sebuah
peluru menembus bahunya.
BRUKK!
Key terjatuh.
Membuat Yunho,
Yoochun dan Minho membulatkan mata mereka.
Menatap para
polisi yang kini keluar dari tempat persembunyian masing-masing.
Namja tampan itu
menatap penuh amarah pada Jaejoong.
Tatapannya
seolah menyiratkan apa-maksudnya-ini?
Tapi Jaejoong
hanya diam.
Ia bungkam
dengan kedua matanya yang berkaca-kaca.
“Letakkan senjata kalian!” Teriak Siwon
lantang.
Yunho berdecih.
Ia melirik
Yoochun.
Namja chubby itu
mengangguk.
Namja tampan itu
berjalan ke depan.
Ia mengeluarkan
satu pistolnya dan menjatuhkannya ke bawah.
Namun dalam
sekejap mata, satu tangannya yang lain mengeluarkan pistol yang masih tersimpan
dan menembak Siwon dengan beruntun.
DOR!
DOR!
DOR!
DOR!
Namja tinggi itu
terpental.
Junsu, Changmin
dan Jinki refleks mengeluarkan senjata mereka dan bersembunyi di balik
kotak-kotak besar itu.
Menembaki
Yoochun, Minho dan Yunho yang ikut bersembunyi.
“Uhukk!”
Choi Siwon
memuntahkan darah segar.
Aish.
Untung saja ia
memakai rompi anti peluru.
Namja tinggi itu
menyipitkan matanya.
Melirik Key yang
tergeletak kini bergerak pelan hendak meraih pintu mobil.
DOR!!
BRUKK!
Yunho
membulatkan mata musangnya.
Key terhempas
dengan peluru kedua yang menembus jantungnya.
Namja tampan itu
merasakan jantungnya berdebar kencang.
Mata musangnya
tampak memerah emosi sekarang.
Ia berlari dari
tempat persembunyiannya dan menembak siapa saja yang terlihat.
Yoochun dan
Minho berpencar mencari para polisi yang bersembunyi.
DOR!
DOR!
DOR!
Suara tembakan
terdengar membahana.
Mengisi
kesunyian malam pelabuhan yang tenang.
Siwon terhempas
tak bisa bergerak lebih.
Changmin tewas
dengan puluhan peluru yang menembus tubuhnya.
Jinki meringis
menahan kakinya yang tertembak.
Sementara
Yoochun dan Minho bersandar di kap mobil mereka.
Dengan pelipis
dan perut yang berdarah.
“Yunnie..”
Yunho yang
tertembak di kaki kirinya meringis.
Mendongakkan
wajah menatap kekasihnya yang menangis di hadapannya.
Demi Tuhan.
Ia tidak pernah
melihat air mata itu selama mereka saling mengenal.
“Kenapa..Kenapa kau melakukan ini, Boo?
Hhh..hh..hh” Lirih Yunho meringis.
Jaejoong
tersengguk keras.
Ia menggigit
bibir bawahnya.
“Maafkan aku..Hiks..Hiks..”
Namja tampan itu
memejamkan matanya erat.
Menahan rasa
sakit yang menyeruak di dadanya.
“Hyung?” Panggil Yoochun dan Minho tidak
mengerti.
Mereka menatap
dalam namja tampan itu.
“KIM JAEJOONG! APA YANG KAU LAKUKAN?! TANGKAP
DIA!!”
Namja cantik itu
tersentak kaget.
Ia menoleh ke
belakang.
Menatap Siwon
yang berteriak marah padanya.
Kemudian ia
kembali menoleh, memandang kekasihnya yang meringis kesakitan.
“Maafkan aku, Yunho ah” Bisik Jaejoong lirih.
DEG.
Yunho terhenyak.
Ia mengangkat
wajahnya.
Menatap Jaejoong
yang memundurkan langkahnya.
Namja cantik itu
mengokang senjatanya dan mengarahkannya ke jantung Yunho.
“You
only have last chance, You know?”
Hmp.
Namja tampan itu
tersenyum kecut.
Ia meraih
pistolnya dan mengarahkannya ke jantung namja cantik itu.
Mengacuhkan
tetesan bening yang mengalir dari sudut mata musangnya.
Mungkin, ini
adalah jalan yang terbaik.
Pelan, mereka
saling memejamkan mata.
DOR!!
…
BRUKK!!
Lebih baik membunuhmu, dan menyelesaikan semuanya.
Karena kalau kau sampai tertangkap, pengadilan tidak
akan segan untuk menyiksamu sampai helai nyawa terakhirmu.
Dan aku tidak ingin itu terjadi.
[ “Yunnie
yah..” ]
[ “Mm?”
]
[ “Ayo
kita menikah” ]
[ “Kau
serius?” ]
[ “Ung..Ayo
kita menikah, setelah itu kita pindah ke Paris, menetap di sebuah rumah yang
ada di pedesaan Boustone, dan hidup bahagia selamanya” ]
Only one shot!
Only one shot!
You
You only have a chance, you know?
END.
-BAP, One Shot-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar