This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Minggu, 07 April 2013

FF/YAOI/YUNJAE/ONESHOOT/ONE SHOT


Tittle: ONE SHOT

Genre: YAOI

Author: Shella Rizal a.k.a Park Sooji

Cast: Yunjae and other

Length: ONESHOOT

Rating: action-romance-angst-friendship-gelundungan


WARNING: BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2 kutang Jae umma*


-------


  “You only have last chance, you know?

.
.
.

Ruangan luas itu terlihat kelam.
Tampak beberapa pemuda yang sedang duduk di sofa.
Mereka saling menyibukkan diri dengan pikiran masing-masing.
Mengacuhkan sang pemimpin yang sedang memeriksa pistolnya.

Jaejoong mengerutkan dahinya.
Namun tetap mempertahankan raut datar tanpa ekspresi andalannya.
Ia mengokang senjata miliknya setelah memasukkan beberapa peluru.

  “Hyung, apa kita benar-benar ditugaskan untuk misi ini?”


Namja cantik itu mengangkat wajahnya.
Menoleh menatap Changmin yang terlihat ragu.

  “Pabo! Bukankah FBI sudah memberitahu kita semua dengan sangat jelas waktu itu? Kenapa kau masih bertanya eoh? Apa kau takut?” Ujar Junsu kesal.

Mwo?

Changmin balas mendelik.
Ia menaikkan alisnya dan menoyor dahi Junsu.
 
  “Aku tidak takut, bebek jelek!”

PLAKK!

Shim Changmin meringis memegang kepalanya.
Namja imut itu memukul keras bagian itu.
Uh.
Namja berwajah kekanakan itu mengerucutkan bibirnya sekarang.

  “Kapten, aku berhasil melacak jejak mereka!” Lapor Jinki lantang.

Jaejoong mengangkat wajah cantiknya.
Ia mengangguk dan mengambil I-Pad yang disodorkan oleh namja bermata bulan sabit itu.
Dahinya sedikit mengerut.
Namun kemudian ia berdehem pelan.

  “Terus awasi mereka, pemerintah mempercayai kita untuk menjalankan misi ini” Ujarnya.

Mereka semua mengangguk.
Memberi hormat pada namja cantik itu.

Oh well.

Tentu saja.
Kim Jaejoong adalah kepala kepolisian pusat di negeri ginseng itu.
Keahliannya menembak tepat dalam jarak sejauh apa pun membuatnya sangat disegani.
Cerdas, lincah, dan gesit di saat yang bersamaan.

Sangat pantas untuk disanjungkan sebagai kapten polisi terbaik yang pernah ada dalam sejarah.

Dan beberapa hari ini, perdana menteri memerintah mereka untuk mengawasi sekelompok penjahat kelas kakap yang baru saja tiba dari Jepang.
Mereka mafia yang menyelundupkan heroin berkualitas tinggi.
Dan sangat sulit untuk dijebloskan ke dalam penjara.

Jelas, ini misi yang sangat sulit.


-------


  “Ceh, polisi di sini lebih buruk dari pada di Tokyo!” Kekeh Yoochun geli.

Namja chubby itu menutup Laptop hitamnya dan menyalakan rokoknya.
Ia menghirup aroma mariyuana itu dan menghembuskannya perlahan.
Seulas senyum angkuh terukir di sudut bibirnya.

  “Hmm, tidak ada yang kurang, semuanya lengkap” Ujar Minho seraya menumpuk ratusan heroin putih itu.

Well, mereka akan menyebarkan benda terlarang itu dengan harga tinggi kepada para langganan mereka disini.

  “Kau harus lebih berhati-hati, Park Yoochun, berdiam diri di hotel yang sama dengan kita bukan berarti mereka tidak berbahaya” Ucap Yunho tersenyum remeh.

Namja tampan itu sedang berdiri memunggungi teman-temannya saat ini.
Menghadap jendela kaca yang besar itu.
Ah, Seoul di malam hari adalah yang terbaik. Pikirnya.

Yoochun hanya mendecih.
Ia kembali menyesap rokoknya.

Yunho.
Jung Yunho.
Adalah pemimpin dari sekelompok pengedar heroin termahal dan berkualitas di daerah Asia.
Tidak ada yang tidak mengenal namanya.
Untuk mereka yang bekerja di kepolisian dan anggota dari mafia-mafia lainnya, sudah dipastikan akan bereaksi kalau mendengar nama namja ini.

Hmp, well, hanya satu yang mereka tidak pernah tahu tentang namja berbahaya ini.
Wajahnya.
Yunho selalu bergerak di belakang layar.
Bahkan jikalau ia berbaur bersama para polisi yang mengejarnya, mereka tidak akan tahu kalau ialah buronan yang mereka cari.

  “Hyung, boleh aku coba satu?”

Yunho menoleh, menatap Key yang menggoyangkan sebungkus kecil heroin putih.
Namja tampan itu tersenyum kecil dan mengangguk.
Membuat namja bermata kucing itu tersenyum senang dan segera membuka bungkusan itu.

  “Ahhh~ Aku mau mandi air panas~ Ada yang mau ikut?” Tanya Minho.

Yunho tidak menyahut.
Ia mengambil tasnya dan berjalan menghampiri Minho.

  “Hyung? Kau ikut?”

  “Ani, aku mau tidur”

  “Eh? Bukannya kita semua tidur disini malam ini?”

Hmp.
Yoochun tersenyum geli.
Ia menatap mata kodok Minho dengan tatapan remehnya.

  “Oh hello, Choi Minho, bukankah Yunho memang selalu memesan kamar yang berbeda dan tidur sendiri setiap kali kita memasuki hotel? Kurasa dia berkutu, hahaha”

Yunho melotot menatap Yoochun.
Namun itu tetap tidak membuat namja chubby itu menghentikan tawanya.
Ia malah semakin melantangkan tawa mengejeknya.
Membuat namja tampan itu memutar bola matanya dan melangkah keluar kamar.
Meninggalkan rekan-rekannya yang konyol.


-------


CKLEK.

Namja tampan itu menutup pintu dan menguncinya pelan.
Ia membuka jaketnya dan menggantungnya di gantungan.
Mata musangnya bergerak mencari sosok yang sangat dirindukannya beberapa minggu ini.

GREPP.

Jaejoong terkejut.
Ia menoleh ke belakang dan tersenyum kecil kepada kekasihnya yang sedang bermanja di leher jenjangnya.
Yunho menghirup wangi manis dari tubuh kekasihnya.
Kemudian ia mengecup lembut kulit putih itu.

  “I miss you” Bisik Yunho seraya mengecup bibir cherry Jaejoong.

Namja cantik itu balas mengecup bibir Yunho.

  “I miss you more

Yunho melepas pelukannya.
Ia merogoh saku celananya dan meraih ponselnya.
Ah, ternyata benar dugaannya.
Ia lupa mematikan ponselnya.

Sementara itu, Jaejoong terlihat lesu.
Namja cantik itu beranjak dari duduknya dan berjalan menuju konter dapur.
Mengambil sebuah gelas dan menuangkan susu hangat yang sudah dipanaskannya.

  “Sayang”

Jaejoong menoleh.
Yunho sudah berada di sampingnya dan kini mulai mencoba untuk merengkuh pinggang rampingnya.
Namja cantik itu mendengus.
Ia mencoba menjauh dari jemari namja tampan itu.

  “Wae? Kau bilang kau merindukanku, tapi disentuh olehku pun kau tidak mau” Tanya Yunho bingung.

Jaejoong meringis.

  “Kau tahu kalau aku seorang kepala polisi ania? Aku hanya merasa tidak pantas----”

  “Ssshh”

Mata bening Jaejoong mengerjap.
Menatap Yunho yang kini sudah merengkuh pinggangnya dengan satu tangan sementara sisanya menekan bibir cherrynya dengan jari telunjuk.

Yunho tersenyum lembut.

  “Disini, sekarang ini, tidak ada yang namanya Kim Jaejoong si kepala polisi atau pun Jung Yunho pemimpin buronan. Yang ada hanya BooJae dan Yunnie yang saling mencintai, arasseo?”

Hmp.
Jaejoong tersenyum geli.
Ia mencubit pelan pinggang namja tampan itu.

  “Ridiculous” Ledeknya.

Yunho menjulurkan lidahnya.
Ia memeluk erat tubuh kekasihnya dan mendiamkan wajahnya di lekuk leher namja cantik itu.
Membuat Jaejoong menaikkan alisnya.

  “Sebentar saja, aku benar-benar membutuhkanmu, sayang..Aku merindukanmu” Bisik Yunho lirih.

Uh.
Kenapa nada bicara Yunho harus seperti itu?
Tidak tahukah ia kini kedua mata besar kekasihnya mulai berkaca-kaca?
Jaejoong menggigit bibir bawahnya menahan tangis.

Kemudian ia balas memeluk punggung Yunho.

  “Aku tidak tahan terus seperti ini, bear..” Lirih Jaejoong bergumam.

Yunho mengangguk.
Ia mendesah.

  “Aku serius! Beberapa hari yang lalu perdana menteri menemuiku, ia mendesakku kenapa aku tidak pernah menangkapmu atau teman-temanmu, padahal kalian berjarak sangat dekat dengan kami..”

  “…”

  “Aku tidak tahu harus berkata apa..Kalau begini terus reputasiku bisa rusak, Yun..”

  “Boo”

  “Kenapa kau harus menjadi penjahat? Kenapa kau harus menjadi satu-satunya orang yang paling dicari dimana pun? Dan kenapa kau tidak menjadi polisi saja eoh?!”

Yunho melonggarkan pelukan mereka.
Namja tampan itu mengusap lembut rambut kekasihnya.
Membawanya ke belakang hingga membuat wajah cantik itu terlihat jelas.

  “Kalau aku bukan penjahat, kalau aku bukan satu-satunya orang yang paling dicari, dan kalau aku menjadi polisi, mungkin aku telah menikah dengan seorang wanita rumahan dan memiliki kehidupan yang tentram”

  “…”

  “Dan aku lebih memilih kehidupan yang rumit seperti ini dari pada itu semua, BooJae, karena aku memiliki kebahagiaan saat aku bersamamu, dan aku mendapatkan dirimu sebagai kekasihku..Tidak ada yang lebih indah dari pada ini semua, sayang”

  “Tapi---”

  “Kalau kau masih tetap keras kepala, kenapa bukan kau saja yang menjadi penjahat? Menjadi buronan Asia dan mengedarkan heroin setiap hari eoh?”

  “Pabo! Kalau seperti itu aku tidak akan pernah bertemu denganmu!”

  “Kau mencintaiku?”

  “Aku mencintaimu”

  “Itu sudah lebih dari cukup”

CUP.

Jaejoong tersenyum kecil.
Ah, Yunho selalu tahu bagaimana cara untuk mendiamkan dirinya yang tidak pernah bisa tenang.
Namja cantik itu mengusap lembut lengan Yunho dan mengecup dagunya pelan.

Ia memasrahkan dirinya saat namja tampan itu membawanya menuju sofa dan melepaskan seluruh pakaiannya.

Mungkin ia sama sekali tidak pantas karena jabatannya adalah seorang kapten.
Tapi disini, ia kekasih Yunho.
Uhm, lebih tepatnya, uke-nya Yunho.

Tidak ada alasan untuk tidak boleh bermanja-manja pada beruang madu itu ani?


-------


DDDRRTTT…DDRRRTTT…

  “Ngghh”

Jaejoong menyipitkan mata besarnya.
Ia mengeluh dan melepaskan diri dari pelukan Yunho.
Namja cantik itu beranjak duduk dan meraih ponselnya yang tergeletak di atas meja.

  ‘Junsu Calling

KLIK.

  “Yeoboseyo?”

  “Hyung, kenapa lama sekali? Aku dan yang lain memutuskan untuk sarapan di café, kau ikut?

  “Ani, duluan saja, aku masih mengantuk”

  “Umm, arasseo, istirahat saja ne? Kau harus terlihat segar saat Siwon Hyung menemui kita

  “MWO?! Jendral Choi?!”

  “Ah, aku lupa memberitahumu, semalam ia meneleponku, katanya ia akan memimpin pasukan untuk segera menyergap penyelundup itu, Hyung, ia marah karena kerjamu sangat lamban

  “…”

  “Kka, lebih baik kau kembali tidur, Changmin sudah berteriak, aku tidak tahan mendengar lengkingannya

KLIK.

Mata bening Jaejoong mengerjap cepat saat sambungan telepon terputus.
Ia meringis.
Aigoo.
Mendadak raut wajahnya terlihat susah.

Jendral Choi akan memimpin pasukannya?
Oh shit.
Perlahan namja cantik itu menolehkan wajahnya.
Menatap Yunho yang masih terlelap di sampingnya.

  “Cepat atau lambat, kau akan ditangkap, bear” Lirih Jaejoong lesu.

Ia tidak ingin itu terjadi.
Maka dari itu selama ini ia tidak pernah melakukan penyerangan apa pun terhadap kelompok Yunho.
Tapi kelihatannya sang Jendral tidak ingin menunggu lebih lama lagi ania?

GREPP!

Yunho yang masih terlelap pulas tersentak kaget.
Sontak mata musangnya terbuka lebar.
Ia mengernyitkan dahinya.
Menatap Jaejoong yang kini sedang memeluknya dengan erat.

Omo, apa yang terjadi?
Tidak biasanya namja cantik itu seperti ini.

  “Waeyo?”

  “Oppsso”

Yunho mendesah pendek.
Ia mengulurkan tangannya mengusap punggung Jaejoong yang kini berada di atasnya.
Tersenyum lembut menikmati kemanjaan kekasihnya yang satu ini.

  “Yunnie yah”

  “Um?”

  “Aku sangat mencintaimu, kau tahu itu kan?”

  “Tentu saja, Boo, aku tahu”

  “Kalau kau menghadapi sesuatu yang sudah pasti diluar kehendakku, kau juga tahu kan, kalau aku sama sekali tidak menginginkannya?”

  “Maksudmu?”

  “…”

  “Jae?”

  “Ani, ani, oppssoyo, maafkan aku, aku sendiri tidak mengerti dengan apa yang kukatakan”

  “Aigoo, mungkin kau hanya kelelahan”

  “Hmm..Sepertinya begitu”

Mendadak namja cantik itu meringis.
Ia mencengkram bahu kekasihnya seraya menggigit bibir bawahnya.
Merasakan satu telunjuk Yunho kini berada di dalam dirinya.
Bergerak-gerak pelan menggodanya.

Hhhh.

Jaejoong menghela nafas panjang.
Ia memejamkan kedua matanya mencoba untuk lebih rileks.
Kepalanya sakit kalau terus memikirkan apa yang akan terjadi saat Siwon tiba disini.

  “Yunnie yah”

  “Mm?”

  “Ayo kita menikah”

Eoh?
Namja tampan itu menatap Jaejoong yang masih berada di atasnya.
Ia mengerutkan dahinya.

  “Kau serius?”

  “Ung..Ayo kita menikah, setelah itu kita pindah ke Paris, menetap di sebuah rumah yang ada di pedesaan Boustone, dan hidup bahagia selamanya”

Hmp.
Senyum Yunho terulas menggelikan.
Ia mengecup lembut bibir Jaejoong.

  “Tentu, tentu sayang, aku akan segera melamarmu setelah ini”

  “Promise? Aku sedang tidak bercanda, Jung Yunho”

  “So do I, my dear

Jaejoong mengembangkan senyum manisnya.
Ia mengusap sayang rambut cokelat Yunho dan menggeliat manja ketika jari Yunho menyentuh titik menggetarkan dalam dirinya

  “Ah..Aku mencintaimu Yunho, aku benar-benar mencintaimu”

  “Aku lebih mencintaimu, sayang”

  “Kalau begitu sentuh aku lebih dalam..ngh”

  “Apa pun yang kau inginkan, BooJae”


-------


CKLEK.

  “Sepertinya kau benar-benar beristirahat penuh, Kapten Kim”

DEG.

  “Jendral!”

Jaejoong tersentak kaget.
Ia segera memberi hormat dan duduk di hadapan namja tinggi itu.
Siwon terkekeh pelan.

  “Kapan kau tiba?”

  “Setengah jam yang lalu, dan aku sudah melacak jejak para penyelundup itu”

  “O-Oh ya? Apa yang kau dapatkan?”

Heh.
Choi Siwon tersenyum penuh kemenangan.
Ia meletakkan cangkir teh-nya.

  “Buronan heroin itu, mereka berada di hotel yang sama dengan kita, dan kali ini, pemimpin mereka yang bernama Jung Yunho juga hadir disana”

DEG.

Jaejoong refleks mencengkram jemarinya.
Lalu ia memaksakan senyum senangnya.

  “Itu terdengar bagus”

  “Of course! Dan aku ingin kalian semua bersiap, karena malam ini, akan ada transaksi pembelian heroin oleh konglomerat dengan mereka di pelabuhan”

  “…”

  “Benar-benar hebat bukan, Kapten? Akhirnya misi yang tertahan di tanganmu kini akan selesai secepatnya, ah, tidak, tapi malam ini”

Jaejoong tersenyum miris.
Memandang Siwon yang tertawa senang.
Dan rekan-rekannya yang menghela nafas lega.

Ah, mereka akan segera mengambil libur panjang setelah misi ini selesai.


-------


  “Semuanya beres?”

  “Pelanggan kita sedang dalam perjalanan menuju pelabuhan, Hyung”

  “Bagus”

Yunho memakai jaket hitamnya.
Ia menyimpan kedua senjatanya di balik saku dan merapikan rambut cokelatnya.

  “Hyung, polisi yang mengejar kita juga akan mengawasi malam ini” Lapor Key.

Hm.
Yunho menaikkan alisnya.

  “Biarkan saja, mereka tidak akan menyerang kita”

  “Oh ya? Bagaimana kau bisa tahu?”

Namja tampan itu tidak menyahut.
Ia hanya tersenyum penuh rahasia.
Well, BooJaenya tidak akan mau melukainya ani?

  “Kkaja!”

Mereka semua memasuki mobil mewah berwarna hitam.
Minho dan Key memegang erat sebuah tas berisi bungkusan heroin.
Sementara Yunho duduk di depan, membiarkan Yoochun yang menyetir.

Mata musang itu bergerak pelan, melirik mobil lain yang bergerak tepat setelah mereka.
Ia tahu itu mobil kekasihnya.
Mereka diikuti.

Namja tampan itu mengambil sebatang rokok milik Yoochun di dashboard.
Ia menghidupkan benda itu dan menghisapnya pelan.

BRRRMMM.

CKIIIITT.

BLAM!

Yunho, Key, Yoochun, dan Minho beranjak turun dari mobil.
Mereka berjalan menghampiri beberapa pelanggan yang menunggu di dekat kotak-kotak besar pelabuhan.

Namja bermata musang itu meletakkan dua tas berisi heroin.

  “Kami tidak perlu menghitung jumlahnya lagi ani?” Tanya Yunho setelah menerima tiga koper berisi lembaran uang.

Mereka menggeleng.
Yunho tersenyum puas.
Key segera berbalik dan hendak membuka pintu mobil untuk memasukkan koper yang ada  padanya.
Namun gerakannya terhenti.

Ketika sebuah peluru menembus bahunya.

BRUKK!

Key terjatuh.
Membuat Yunho, Yoochun dan Minho membulatkan mata mereka.
Menatap para polisi yang kini keluar dari tempat persembunyian masing-masing.

Namja tampan itu menatap penuh amarah pada Jaejoong.
Tatapannya seolah menyiratkan apa-maksudnya-ini?
Tapi Jaejoong hanya diam.
Ia bungkam dengan kedua matanya yang berkaca-kaca.

  “Letakkan senjata kalian!” Teriak Siwon lantang.

Yunho berdecih.
Ia melirik Yoochun.
Namja chubby itu mengangguk.
Namja tampan itu berjalan ke depan.
Ia mengeluarkan satu pistolnya dan menjatuhkannya ke bawah.

Namun dalam sekejap mata, satu tangannya yang lain mengeluarkan pistol yang masih tersimpan dan menembak Siwon dengan beruntun.

DOR!

DOR!

DOR!

Namja tinggi itu terpental.
Junsu, Changmin dan Jinki refleks mengeluarkan senjata mereka dan bersembunyi di balik kotak-kotak besar itu.
Menembaki Yoochun, Minho dan Yunho yang ikut bersembunyi.

  “Uhukk!”

Choi Siwon memuntahkan darah segar.
Aish.
Untung saja ia memakai rompi anti peluru.

Namja tinggi itu menyipitkan matanya.
Melirik Key yang tergeletak kini bergerak pelan hendak meraih pintu mobil.

DOR!!

BRUKK!

Yunho membulatkan mata musangnya.
Key terhempas dengan peluru kedua yang menembus jantungnya.
Namja tampan itu merasakan jantungnya berdebar kencang.
Mata musangnya tampak memerah emosi sekarang.

Ia berlari dari tempat persembunyiannya dan menembak siapa saja yang terlihat.

Yoochun dan Minho berpencar mencari para polisi yang bersembunyi.

DOR!

DOR!

DOR!

Suara tembakan terdengar membahana.
Mengisi kesunyian malam pelabuhan yang tenang.
Siwon terhempas tak bisa bergerak lebih.
Changmin tewas dengan puluhan peluru yang menembus tubuhnya.

Jinki meringis menahan kakinya yang tertembak.
Sementara Yoochun dan Minho bersandar di kap mobil mereka.
Dengan pelipis dan perut yang berdarah.

  “Yunnie..”

Yunho yang tertembak di kaki kirinya meringis.
Mendongakkan wajah menatap kekasihnya yang menangis di hadapannya.
Demi Tuhan.
Ia tidak pernah melihat air mata itu selama mereka saling mengenal.

  “Kenapa..Kenapa kau melakukan ini, Boo? Hhh..hh..hh” Lirih Yunho meringis.

Jaejoong tersengguk keras.
Ia menggigit bibir bawahnya.

  “Maafkan aku..Hiks..Hiks..”

Namja tampan itu memejamkan matanya erat.
Menahan rasa sakit yang menyeruak di dadanya.

  “Hyung?” Panggil Yoochun dan Minho tidak mengerti.

Mereka menatap dalam namja tampan itu.

  “KIM JAEJOONG! APA YANG KAU LAKUKAN?! TANGKAP DIA!!”

Namja cantik itu tersentak kaget.
Ia menoleh ke belakang.
Menatap Siwon yang berteriak marah padanya.

Kemudian ia kembali menoleh, memandang kekasihnya yang meringis kesakitan.

  “Maafkan aku, Yunho ah” Bisik Jaejoong lirih.

DEG.

Yunho terhenyak.
Ia mengangkat wajahnya.
Menatap Jaejoong yang memundurkan langkahnya.
Namja cantik itu mengokang senjatanya dan mengarahkannya ke jantung Yunho.

  “You only have last chance, You know?

Hmp.
Namja tampan itu tersenyum kecut.
Ia meraih pistolnya dan mengarahkannya ke jantung namja cantik itu.
Mengacuhkan tetesan bening yang mengalir dari sudut mata musangnya.

Mungkin, ini adalah jalan yang terbaik.

Pelan, mereka saling memejamkan mata.

DOR!!


BRUKK!!

Lebih baik membunuhmu, dan menyelesaikan semuanya.
Karena kalau kau sampai tertangkap, pengadilan tidak akan segan untuk menyiksamu sampai helai nyawa terakhirmu.
Dan aku tidak ingin itu terjadi.

  [ “Yunnie yah..” ]

  [ “Mm?” ]

  [ “Ayo kita menikah” ]

  [ “Kau serius?” ]

  [ “Ung..Ayo kita menikah, setelah itu kita pindah ke Paris, menetap di sebuah rumah yang ada di pedesaan Boustone, dan hidup bahagia selamanya” ]

Only one shot!
Only one shot!

You

You only have a chance, you know?

END.

-BAP, One Shot-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar