This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Senin, 01 April 2013

FF/YAOI/YUNJAE/CHAPTER/LET ME/PART 2



PART 2.

  “Jejung-kun! Syukurlah kau sudah sadar!”

Namja cantik itu mengerutkan dahinya.
Perlahan ia membuka kedua mata beningnya seraya meringis.
Akh, perutnya terasa sakit.

  “A-Apa yang terjadi?” Tanya Jaejoong lemah.

Namja cantik itu membuka bibir cherrynya menerima minum yang disodorkan oleh Taecyon.

  “Kau pingsan di kamar mandi kemarin” Ujar Jessica menghela nafasnya.


Mwo?

  “Tapi tenang saja, bayimu tidak apa, Dokter Park bilang kau hanya kelelahan dan stress” Sambung Taecyon seolah mengerti raut kaget Jaejoong.

Namja cantik itu menghela nafas panjang.
Ia mengangguk dan mengusap wajahnya.

  “Ah, Jessie..Aku lupa memberitahumu, Tiffany datang ke toko kemarin, tapi kau tidak ada..Ia bilang---”

  “Aku sudah tahu, ia akan tinggal bersama kekasihnya, aigoo~ Hountouni! Padahal aku sudah menyusun daftar tempat wisata yang menyenangkan untuknya!” Omel Jessica kesal.

Hmp.
Taecyon hanya tersenyum tipis mendengarnya.

  “Omong-omong, Jejung-kun, tadi ponselmu berbunyi, karena kondisi yang memaksa, aku mengangkat teleponnya, tidak apa?” Tanya Jessica menaikkan alisnya.

  “Siapa yang menelepon?” Balas Jaejoong balik bertanya.

  “Umma mertuamu”


-------


  “Apa lagi setelah ini?”

  “Wawancara ekslusif mengenai pernikahanmu, Tiffany-ssi”

  “Lalu?”

  “Syuting iklan untuk Lotte Mart

Hmm.

Tiffany mengangguk pelan.
Ia mendesah pendek dan memijat pelipisnya.
Ah, belakangan ini jadwalnya semakin padat.
Mengingat pernikahannya bersama Yunho akan digelar dalam beberapa waktu lagi.

Yeoja berambut pendek itu meraih gelas minumnya dan meneguk sedikit air mineral dari sana.
Kemudian ia mendongak menatap cermin yang ada di hadapannya saat ini.

Cantik.
Namun terlihat gurat lelah disana.

  “Omo, mataku hampir berkantung~!” Pekik Tiffany kaget.

  “Kau ingin aku menjadwalkan spa setelah semua kegiatan hari ini?” Tanya Manajer yeoja cantik itu.

  “Ah, ide bagus, terima kasih”

Manajer bermata cokelat itu mengangguk seraya tersenyum kecil.
Kemudian ia kembali memeriksa website resmi model cantik itu.

Sementara itu, Tiffany memeriksa ponselnya.
Ia mengerucutkan bibir plump-nya yang tipis.
Yunho tidak menghubunginya sama sekali hari ini.

Ck.

  “Kau sedang apa?”

  Mianhae Fany ah, aku baru saja selesai meeting bersama para klien

  “Beberapa hari ini kau jarang menghubungiku, Yunho!”

  Aku sudah minta maaf nee?

  “Tetap saja aku kesal! Kenapa belakangan ini kau terlihat seolah tidak menghargai hubungan kita lagi eoh? Apa kau ingin membatalkan pernikahan kita?!”

  Fany ah, jangan marah-marah seperti itu

  “Bagaimana aku tidak marah?! Aishh, jangan-jangan ini ada hubungannya dengan mantan istrimu ania?”

  M-mwo? Bagaimana bisa kau berkata seperti itu eoh?

  “Ck, kalau begitu besok kau harus sudah berada di hadapanku! Dan kita akan mencoba pakaian pernikahan bersama di butik langgananku! Arasseo?”

  Aigoo, nee, baiklah

  “Aku mencintaimu”


KLIK.

Yeoja cantik berambut pendek itu kembali memijat pelipisnya pelan setelah memutuskan hubungan teleponnya dengan Yunho.
Aish.
Ia tahu ia tidak boleh seperti ini.
Tapi ia memang sosok wanita yang gampang kalut kau tahu itu kan?


-------


Yunho menghembuskan nafas pendek setelah kekasihnya memutuskan hubungan telepon mereka.
Namja tampan itu mengerjapkan mata musangnya kembali memandang keluar jendela mobil yang tertutup itu.

Oh well.
Bohong kalau ia baru saja selesai meeting bersama kliennya.
Nyatanya adalah, Yunho sudah berada di Jepang saat ini.
Dan ia sedang memantau keadaan mantan istrinya di dekat toko bunga.

Pengecut eh?

Sama sekali tidak memiliki nyali untuk beranjak turun dari mobil.

Mata musang Yunho bergerak perlahan.
Sesekali melirik Jessica dan Taecyon yang merapikan bunga di pinggir jalan.
Kemudian ia kembali terfokus pada sosok cantik yang sedang duduk  di antara bunga-bunganya.

Cantik.
Sama sekali tidak berubah.

Perlahan jemari lentik namja cantik itu tampak menyentuh perutnya yang mulai menonjol.
Mengusapnya sesekali.
Membuat Yunho tanpa sadar menarik senyum kecilnya.

Anaknya.
Jaejoong sedang mengandung anaknya.

  “Kenapa kau tidak menghentikanku waktu itu, Boo?” Lirih Yunho penuh penyesalan.

Yah.
Seandainya saja waktu itu Jaejoong menahan dirinya untuk menandatangani surat terkutuk itu.
Seandainya saja..

Mungkin saat ini ia sedang berada di samping Jaejoong dan ikut mengusap perutnya.
Yunho meringis.
Katakan saja ia tidak punya nyali untuk mengakui apa yang telah terjadi kepada Tiffany.
Ini semua terlalu mendadak, menurut Yunho.

Seolah dunia merenggut segalanya begitu saja tanpa pemberitahuan.

Atau mungkin ia saja yang terlalu egois waktu itu?

Sekali lagi, bola mata berwarna cokelat itu menelusuk Jaejoong yang sedang tersenyum manis kepada pelanggannya.
Membuat Yunho merasa sakit.
Bagaimana bisa ia mengkhianati namja cantik itu?
Berselingkuh di belakangnya bersama Tiffany?

Yunho sadar, ia telah menghancurkan Jaejoong luar dan dalam.

  [ “Setelah kau berlutut di kakiku dan menangis dua tahun yang lalu agar aku merestui pernikahanmu dengannya, lalu kau ceraikan dia begitu saja?! Bukankah kau sudah berjanji kepadaku akan terus bersamanya dan melindungi dirinya?!” ]

  “Hiks..”

Demi Tuhan, hatinya sesak.
Sungguh.
Ia telah lupa dengan segala cinta yang ada untuk namja cantik itu.
Dan sekarang ia menyesal.

Akan sulit untuk membuat semuanya kembali seperti semula.
Pernikahannya bersama Tiffany sudah tersebar ke media massa.
Tinggal menunggu waktu untuk Ummanya mendengar kabar tersebut.

Model cantik itu akan kehilangan pamor dan harga dirinya jika mendadak Yunho membatalkan pernikahan ini.
Tidak.
Ia tidak ingin itu terjadi, bagaimana pun juga, ia duluan yang telah berlutut di hadapan wanita itu dan melamarnya.

Dan kalaupun ia berhasil dengan sangat mulus..

Bagaimana dengan Jaejoong?
Namja cantik itu tidak akan mau menerimanya begitu saja.
Setelah rasa sakit yang menghantam dadanya.

  “Hahhh..”

Yunho kembali mengusap wajahnya frustasi.


-------


  “Kau ini, kenapa keras kepala sekali eoh?”

  “Aku juga ingin jalan-jalan, Jessie~”

  “Tapi kalian akan mengambil banyak stok bunga yang habis, Jejung-kun!”

  “Yon bisa membawa semuanya sendirian, ne Yon ah?”

Namja elegan itu hanya meringis memperlihatkan deretan giginya yang rapi kepada Jaejoong.
Membuat Jessica mempoutkan bibirnya tidak senang.

  “Aku hanya takut kau kelelahan, Jejung-kun~!” Erangnya lagi.

Namun Jaejoong tidak menggubris.
Ia hanya tertawa pelan dan menepuk lembut kepala yeoja blonde itu.

  “Suamimu cukup kuat untuk menjagaku dan barang bawaan nanti, Jessie, kka~”

Jaejoong segera meraih lengan Taecyon.
Meninggalkan Jessica yang kini menyilangkan kedua lengannya di dada.
Tersenyum kecil menatap punggung kedua namja itu.

Aigoo.

Jeongmall.


TAP TAP TAP.

Namja cantik itu masih belum melepaskan genggaman tangannya yang bertaut dengan jemari Taecyon.
Ia malah semakin mengeratkan keduanya.
Kemudian terkekeh geli sendiri.

  “Sepertinya bayiku menyukai tanganmu, Yon ah, aku merasa sangat hangat seperti ini” Kekeh Jaejoong.

  “Bagus, berarti aku paman yang baik untuknya” Sahut Taecyon ikut tertawa.

Kedua namja itu berhenti ketika sampai di grosir tempat pengambilan bunga-bunga yang baru masuk.
Taecyon segera mengangkat tiga plastik besar berisi bunga tulip dan mawar.
Sementara Jaejoong tampak bersiul pelan memperhatikan karangan-karangan bunga lainnya yang terpajang.

  “Masih ada yang kurang, Joongie?” Tanya Taecyon menaikkan alisnya.

Ah, Jaejoong segera menggeleng ringan.

  “Ani, oppso, biarkan saja sisanya dikirim ke toko, bawa saja sampel yang itu” Ujar Jaejoong tersenyum.

Taecyon mengangguk.
Namja elegan itu menemui pemilik grosir dan sedikit berbincang dengannya.
Meninggalkan Jaejoong yang mempoutkan bibir cherrynya lucu seraya melihat-lihat keadaan di sekitarnya.

Eoh?

Mata bening Jaejoong mengerjap imut.
Memandang sebuah bangunan indah dengan berbagai macam gaun pernikahan di etalase tokonya.

  “Joongie, aku sudah selesai---”

Namja elegan itu terdiam seketika.
Menyadari kalau namja cantik itu sedang menangis dalam diam.
Taecyon mengernyitkan dahinya.
Ia menolehkan wajahnya, mengikuti arah pandang namja cantik itu.

Oh gosh.

Bukankah itu Yunho?
Dan, Tiffany?

  “Joongie?” Panggil Taecyon tidak mengerti.

GGRT.

Kedua jemari Jaejoong mengepal erat.
Bibir cherrynya bergetar hebat.
Berusaha menahan perasaannya yang menggebu-gebu saat ini.
Mata indahnya terus memperhatikan Tiffany yang menggandeng lengan mantan suaminya di seberang sana.

Mereka berjalan singkat hendak memasuki butik terkenal itu.

Sakit.
Rasanya semakin sakit dari yang lalu.

Sementara itu, Taecyon menahan nafasnya.
Pikirannya bergerak dengan cepat.
Dan dalam sekejap.
Ia telah mengerti apa yang terjadi.

Setidaknya ia tahu kalau Yunho dan Tiffany memiliki sebuah hubungan di belakang Jaejoong ania?

  “Yunho menceraikan aku, Yon ah..” Lirih Jaejoong bergetar.

DEG!

Mata sipit Taecyon membulat sempurna.
Rahangnya mengeras kaku.
Ia tidak percaya dengan bisikan lemah dari namja cantik itu.

Taecyon terdiam seribu bahasa.
Memperhatikan Jaejoong yang kini tengah mengusap perutnya seraya menahan tangis.
Walaupun tetesan bening itu tetap lolos dari kedua mata indahnya.

Namja elegan itu menggeram.
Tampak urat pelipisnya menonjol jelas.
Memperlihatkan betapa emosinya ia saat ini.

Yunho yang tidak tahu apa pun balas tersenyum kepada Tiffany.
Mereka berhenti sejenak di depan pintu toko dan saling menghadap ketika Tiffany mendadak mengalungkan kedua lengannya di leher Yunho.

Namja tampan itu memejamkan mata musangnya saat yeoja berambut pendek itu berjinjit sedikit dan mengecup lembut bibir tebalnya.

Jaejoong terhenyak.
Mata bulatnya bergerak pelan, raut wajahnya jelas memperlihatkan kalau ia terluka.

  “Boleh aku berbalik, Yon ah?”

  “Tentu”

  “Boleh aku menangis?”

  “Tidak”

  “..Hiks..”

Taecyon mengecup lembut puncak kepala Jaejoong yang kini berada dalam pelukannya.
Namja elegan itu mengusap lembut punggung Jaejoong dengan satu tangannya yang bebas.
Sementara mata sipitnya terus menatap tajam kedua insan yang kini telah memasuki butik tersebut.

Namja elegan itu merasakan cengkraman kuat Jaejoong pada kemejanya.
Namja cantik itu berusaha keras menahan tangisnya yang telah tumpah.

Ia benar-benar terlihat rapuh dan menyedihkan.

  “Ceritakan kepadaku, apa yang telah terjadi?” Tanya Taecyon mengerutkan dahinya emosi.

Jaejoong meringis.
Nafasnya tersendat.
Kakinya menjadi lemah untuk berpijak.

  “Ka-kami bercerai..Aku hamil..Mereka akan menikah..Hiks..Hiks..”

  “Jadi suamimu berselingkuh dengan Tiffany dan mencampakkanmu, begitu?”

  “I-Ia bilang bahwa ia menginginkan anak..Hiks..”

  “Lalu apa yang ada di dalam perutmu itu, Jae?! Kenapa ia masih menceraikanmu?!”

  “Semuanya salahku Yon ah..Hiks..Semuanya salahku..Aku terlalu egois ingin membuktikan sejauh mana rasa cintanya kepadaku..Hiks..”

  “Aku tidak tahu apa yang akan dilakukan Jessica kalau ia tahu”

Jaejoong segera menggeleng dalam dekapan Taecyon.
Tidak!
Ia tidak ingin yeoja blonde itu tahu terlalu cepat.
Walaupun suatu saat nanti semuanya akan segera terbongkar, tetap saja.
Jaejoong tahu sebesar apa rasa sayang Jessica terhadap kakaknya.

Ia tidak ingin merusak hal itu.

Sama sekali tidak.

Biarkan saja ia yang menanggung semuanya.
Biarkan saja ia yang terluka.
Biarkan saja ia yang terpuruk.

Selama tidak ada hal lain yang ikut hancur selain hati dan perasaannya.


-------


  “Katakan pada Jessica aku minta maaf tidak bisa berada di toko hari ini” Ujar Jaejoong lemah.

Taecyon mengangguk.
Menatap Jaejoong yang kini memasuki daerah mansionnya.
Namja elegan itu menghela nafasnya.
Ia memutar tubuhnya dan berjalan menjauh.

Meninggalkan Jaejoong yang berjalan lunglai memasuki mansion.

DDDRRTTT…DDRRTTT…

Namja cantik itu merogoh ponselnya yang berada di dalam saku.
Ia menatap layar sentuh itu dan terdiam cukup lama.

  Umma Jung Calling

KLIK.

Jaejoong meringis pelan.
Ia merasa bersalah telah memutuskan sambungan telepon itu.
Tapi sungguh, ia tidak tahu harus mengatakan apa kepada yeoja cantik itu.
Jaejoong terlalu lelah untuk berbohong.

  “BooJae”

DEG.

Sontak mata bening Jaejoong membulat.
Ia mendongak menatap sosok tampan yang berdiri di depan pintu mansionnya.

DEG DEG DEG.

Jantungnya berdebar sangat kencang.
Bergemuruh seakan ingin lepas dari tempatnya.
Nafas Jaejoong tercekat.
Tertahan untuk memberinya waktu menghirup udara.

Ia terlalu kaget.

Bukankah tadi Yunho berada di butik bersama calon istrinya?

  “Aku melihatmu dan Taecyon, dan aku memutuskan untuk kemari” Ujar Yunho seolah ingin menjelaskan apa yang terjadi.

Jaejoong tidak menyahut.
Ia masih bungkam.

  “Boo, aku kesini ingin---”

  “Pulanglah”

DEG.

Yunho terdiam.
Menahan rasa sakit menatap mata Jaejoong yang balas memandangnya terluka.
Ia mengepalkan jemarinya.

  “Aku serius Yun, aku tidak punya waktu untuk berbicara denganmu, kepalaku pusing” Rentet Jaejoong lirih.

Namja cantik itu memberanikan dirinya untuk berjalan melewati Yunho dan merogoh kunci mansionnya.
Kemudian ia berusaha memasukkan kunci itu ke dalam tempat yang seharusnya.

CKREK.

CKREK CKRE---

GREPP.

Jaejoong terkejut.
Menatap jemari Yunho yang menahan tangannya yang berusaha membuka kunci pintu mansionnya.
Namja tampan itu mendesah lemah.

  “Kenapa kau bergetar?” Bisiknya pelan.

Jaejoong semakin kaku.
Ia menahan air matanya sekuat mungkin agar tidak jatuh.
Shit!
Ia merutuki kunci bodoh itu kenapa tidak mau menurut pada lubangnya sekarang!

  “Le-lepaskan tanganmu, Yun!” Erang Jaejoong keras.

Yunho menurut.
Ia menjauhkan tangannya yang mencengkram pergelangan tangan Jaejoong.
Namja cantik itu menghembus lega perlahan.
Ia hendak memasukkan kembali kunci itu, namun gerakannya sontak berhenti ketika Yunho menarik pinggangnya mendadak dan mencium bibir cherrynya.

Semuanya terjadi dalam sekejap mata.

Jaejoong melotot kaget.
Ia bisa merasakan bibir tebal itu menggesek permukaan bibirnya sekarang.

  “Ngh..Yun..ho---”

Bibir Jaejoong yang kini terbuka dimanfaatkan oleh Yunho untuk menggigit bibir bawah namja cantik itu dan menghisapnya dalam.
Jaejoong meringis.
Ia mengulurkan kedua tangannya berusaha mendorong Yunho.

Namun cengkraman namja tampan itu di pinggangnya sangat erat.
Jaejoong mengeluh.
Kedua matanya hampir terpejam ikut terbuai.

Tidak.

Ia tidak boleh terhanyut!

  “Unggh!”

Jaejoong semakin berusaha memberontak.
Ia bergerak-gerak kasar dan mendorong bahu Yunho sekuat tenaga.

Ciuman terlepas.
Yunho terdorong satu langkah ke belakang.
Nafas keduanya terengah.
Menderu hebat mengisi ruang di antara mereka.

PLAKK!

Yunho terdiam.
Menatap lantai ketika namja cantik itu menampar pipi kanannya dengan seluruh tenaganya yang tersisa.
Namja tampan itu baru mengangkat wajahnya ketika ia mendengar suara isak tangis dari Jaejoong.

Mata musangnya menatap namja cantik yang balas memandangnya tajam.

Penuh makna yang tersirat di dalam sana.
Sungguh penuh, hingga keduanya tidak tahu apa yang harus mereka tangkap dalam pandangan masing-masing.

Marah?
Rindu?
Sedih? Kecewa?

  “Jangan sekali-sekali berani menyentuhku, Jung Yunho” Desis Jaejoong disela tangisnya.

  “Aku--”

  “DEMI TUHAN! Kau akan menikah dengan orang lain!!”

Yunho terdiam.
Menatap Jaejoong yang kini merasakan emosinya menggebu-gebu.
Namja tampan itu tidak menyahut.
Ia memberanikan dirinya untuk mendekat dan merengkuh Jaejoong ke dalam pelukannya.

Dan ia cukup tertegun.
Ketika namja cantik itu sama sekali tidak menolak atau menamparnya untuk yang kedua kalinya.

  “Hiks..”

Jaejoong meringis.
Ia benci saat-saat dirinya tidak berdaya seperti ini.
Sungguh.
Ia ingin sekali mendorong Yunho lagi, tapi tubuhnya menolak untuk merespon pikirannya.

Tubuhnya merindukan kehangatan Yunho.
Ia tidak bisa memungkiri yang satu itu.

  “Ukh”

Jaejoong berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan diri dari pelukan Yunho.
Ia berbalik dan memasukkan kunci dengan kasar.
Pintu itu terbuka.
Jaejoong segera masuk ke dalam mansionnya tanpa menoleh lagi kepada Yunho.

BLAM!

Ia membanting pintu itu dengan kasar.
Melampiaskan seluruh emosinya yang kini bercampur aduk.
Mengacuhkan Yunho yang menahan nafasnya.

BUKK!

Namja tampan itu meninju dinding dengan keras.
Ia meringis.
Mengutuk kebodohannya yang tidak bisa berkutik di hadapan namja cantik itu.
Kenapa ia tidak bisa balas berteriak?
Seharusnya ia memotong perkataan Jaejoong dan memberitahu namja cantik itu mengenai perasaannya!

Mengenai apa yang dirasakannya!

Sebelum semuanya benar-benar terlambat.

Sebelum Keybum mengetahui tentang rencana pernikahannya.
Sebelum Jessica menyadari siapa selingkuhannya.
Sebelum Tiffany mengedarkan undangan pernikahannya.

TBC :D

4 komentar:

  1. cinta itu sulit.
    ingin dikejar tapi malah menjauh dan mungkin hilang.

    BalasHapus
  2. Part 3nha manaaaa???!!! :'( aku sedih-ssu kenapa yunppa tegga sama jaemma?? Selingkhh sama tifanny yang kek jelangkung ituu yang cuma mau manfaatin doang??!!! Aaarrrrgggghhhhh

    BalasHapus
  3. Update part 3....^^
    Yunho jahat banget kasian jae hiks..

    BalasHapus
  4. Yun bodoh, ga gentleman, buang aja laki laki kaya gittu

    BalasHapus