This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Minggu, 07 April 2013

FF/YAOI/YUNJAE/CHAPTER/LET ME/PART 3


PART 3.

Yunho membuka matanya perlahan.
Mengerutkan dahi saat sinar matahari menyeruak mengganggu penglihatannya.
Uh.
Namja tampan itu beranjak bangun dari duduknya dan menghembuskan nafas pendek seraya memijat pelipisnya.

Ah.

Sudah pagi.

Cepat sekali hm?


DDRRTTT…DDRRTTT…

Yunho menoleh.
Mendapati ponselnya bergetar.
Ia segera meraih benda itu dan menekan tombol yes.

  “YUNHO! Aku menghubungimu sejak semalam! Kenapa kau tidak mengangkat teleponku eoh?!

Ah, Tiffany.
Namja tampan itu beranjak bangun.
Ia mengusap rambut cokelatnya dan berjalan menuju dapur.
Mengambil segelas air mineral dari kulkas.

  “Aku tidur, Fany ah, semua orang melakukannya saat malam tiba” Ujar Yunho pelan.

  “Aku ingin kau ke toko bunga La Pomme sekarang, kita belum memilih beberapa buket bunga yang akan dipajang nanti, dan juga buket untukku

DEG.

Mata musang Yunho bergerak pelan.
Mwo?
La Pomme?
Bukankah itu toko milik Jaejoong?

  “Apakah tidak ada toko bunga yang lain, Fany?”

  “Adikku yang memaksa Yunho ah, impiannya adalah memilihkan buket untukku saat aku menikah

Oh well.
Yunho mengusap wajahnya dengan sebelah tangan.

  “Arasseo, aku sampai setengah jam lagi”

KLIK.


-------


KLING KLING~

Pintu kaca itu terbuka pelan.
Memperlihatkan sosok tampan dengan pakaian kasualnya.
Yunho terlihat segar hari ini.

Ia memasuki toko bunga itu.
Ah, sudah lama sekali rasanya.
Namja tampan itu mengedarkan pandangannya.
Memperhatikan toko yang terlihat sepi.

  “Jessica dan Jaejoong tidak masuk hari ini, jadi aku yang menjaga toko”

Eoh?
Namja tampan itu menoleh.
Menatap Ok Taecyon yang menatapnya tajam.

  “Eodisseo?” Tanya Yunho menaikkan alisnya.

Cih.
Namja elegan itu sama sekali tidak berniat untuk menjawab pertanyaan dari Yunho.
Mungkin Yunho tidak tahu, kalau Taecyon tahu segala tentangnya.
Bagaimana bisa namja tampan itu masih muncul disini setelah apa yang ia lakukan pada Jaejoong eoh?!

Benar-benar brengsek!

  “Jadi, kapan dia kembali?” Tanya Tiffany yang selesai memilih beberapa bunga yang akan dipajang.

  “Aku tidak tahu Nuna, mungkin mereka masih lama” Sahut Taecyon datar.

Oh.
Tiffany hanya menggumam pelan.
Ia meraih lengan Yunho dan memeluknya erat.

  “Aku akan kembali kalau Jessie sudah disini, terima kasih Yon” Ujar Tiffany tersenyum manis.

Taecyon hanya mengangguk.
Ia bahkan tidak membalas senyum yeoja berambut pendek itu.

  “Dia terlihat sangat aneh hari ini” Bisik Tiffany kepada Yunho.

  “Hmm, mungkin ia sedang ada masalah” Sahut namja tampan itu acuh.

Yeoja cantik itu hanya menggumam tidak jelas.
Ia menarik Yunho keluar dari toko dan segera masuk ke dalam mobil.


-------


  “Kau dengar apa kata Dokter, Jejung-kun? Berhentilah memikirkan hal yang tidak-tidak, aku yakin Yunho akan segera kembali dari London”

Jaejoong tersenyum kecut mendengarnya.
Ia mengangguk pelan dan kembali menunduk.

  “Kau keberatan kalau kita makan es krim sebentar?”

  “Mwo? Kau ingin es krim?”

  “Um”

  “Arasseo, kka”

Jessica tersenyum senang.
Ia menggenggam jemari Jaejoong dan mengikutinya masuk ke dalam toko es krim.
Memesan satu es krim rasa Vanilla dan satu rasa cokelat.

  “Aku dan Yon sering kesini sebelum kami menikah” Ujar Jessica tersenyum.

  “Jangan bilang kalau sekarang kalian jarang kesini karena toko bungaku~!” Rajuk Jaejoong mempoutkan bibirnya.

Yeoja blonde itu terkikik geli.
Ia mengacungkan jari damainya dan kembali tersenyum.

  “Jejung-kun”

  “Hmm?”

  “Pasti senang sekali ania?”

  “Ne?”

  “Bayimu, kau pasti sangat bahagia sedang mengandung anak dari suamimu”

Ah.
Jaejoong tertegun.
Ia menggerakkan matanya pelan.
Memperhatikan raut wajah Jessica yang terlihat sendu saat ini.

  “Tenang saja, Tuhan pasti akan memberikan seorang bayi yang sangat lucu untukmu suatu saat nanti Jessie, disaat kau benar-benar kuat untuk menjadi seorang Umma”

  “Menurutmu begitu?”

  “Tentu saja, kau hanya perlu lebih berusaha lagi bersama Taecyonmu”

Yeoja blonde itu tertawa geli mendengarnya.
Ia mengangguk dan menjilat es krim cokelat miliknya.
Mengacuhkan Jaejoong yang menggigit bibirnya menahan tangis.

  “Apakah Yunho menghubungimu akhir-akhir ini?” Tanya Jessica pelan.

  “Kenapa kau bertanya seperti itu?” Balas Jaejoong balik bertanya.

Jessica mengangkat bahunya.

  “Well, kau pernah pingsan karena stress, dan kupikir itu karena Yunho. Apa dia seorang workaholic?”

  “Mwo? Hahaha, kau lucu sekali Jessie”

  “Aku serius~!”

  “Hm, baiklah, Yunho, dia bukan tipe namja seperti yang kau katakan, malah justru sebaliknya”

  “Benarkah?”

  “Yunho selalu pulang tepat waktu, ia tidak pernah membiarkan aku menunggunya sampai larut malam sekali pun ia sedang meeting penting dengan kliennya”

  “Omo, suamimu benar-benar romantis, Jejung-kun. Kau pasti sangat bahagia ani?”

DEG.

Jaejoong terdiam.
Menatap Jessica yang kembali menjilati es krimnya.
Namja cantik itu mencengkram jemarinya berusaha menahan emosinya yang bercampur aduk.

Romantis?

Bagaimana bisa kau sebut ia romantis?
Setelah ia menuntut seorang anak dan menceraikan Jaejoong begitu saja.

  “Jejung-kun, es krimmu mencair”


-------


Jung Keybum mendesis penuh emosi.
Pelipisnya memperlihatkan urat nadinya yang menonjol.
Wajahnya tampak memerah padam.

Giginya bergemelutuk.
Sementara kedua jemarinya bergetar hebat seperti bibir tipisnya.

Mata kucingnya masih tetap setia memandang infotainment yang sedang tayang di televisi sekarang.

Heh.

Keybum tersenyum kecil.
Matanya memicing tajam.

  “Model jalang itu akan menikah dengan putraku? Begitukah?” Desisnya berbahaya.

PRANGGG!!

DEG!

Para maid yang berjejer di dekat Keybum menundukkan wajah mereka dalam.
Menggigit bibir menahan takut.
Sungguh, Jung Keybum yang mengamuk benar-benar menakutkan.

Yeoja bermata kucing itu melempar vas bunga antik yang ada di dekatnya hingga hancur berkeping-keping.
Ia meraih ponselnya dan segera menghubungi putra tunggalnya.

  “Yeoboseyo Umma?”

  “Aku akan ke Jepang sekarang juga, tunggu aku di apertementmu

KLIK.

BRUKK.

Aigoo~
Key mendesah panjang seraya memijat pelipisnya.
Ia meringis.
Mencoba mengurangi emosinya yang menggebu-gebu saat ini.

Kenapa Yunho tidak memberitahunya sama sekali mengenai pernikahan itu?
Dan kenapa Jaejoong menghindari dirinya?

Apakah namja cantik itu takut kalau ia akan marah?
Apakah namja cantik itu takut kalau ia akan memukul Yunho?
Apakah namja cantik itu takut kalau ia akan memberi pelajaran pada Tiffany?

Aishh.

  “Aku benar-benar tidak mengerti dengan jalan pikiranmu, Jaejoongie, kenapa kau diam saja di saat suamimu akan menikah dengan orang lain sementara kau mengandung anaknya” Desah Key pelan.

Yeoja itu mengambil handuk hangat dari baki dan mengusap pelan dahinya.
Ia mengangkat wajahnya melirik sang asisten.

  “Siapkan pesawat menuju Jepang sekarang juga”


-------


  “Panas sekali..” Desah Jaejoong mengerutkan dahinya.

Namja cantik itu mengeratkan pegangannya pada dua kantung plastik besar berisi keperluannya selama mengandung.
Susu, pakaian, dan lain sebagainya.
Ia mendongak.
Menatap lampu pinggir jalan yang masih menunjukkan warna merah untuk pejalan kaki.

  “Umma! Taeminnie lihat gulali~!”

Jaejoong tersenyum kecil mendengar suara empuk itu.
Benar-benar menggemaskan.
Namja cantik itu baru saja akan membalikkan tubuhnya untuk mencari pemilik suara manis itu, namun ia tersentak kaget saat sesosok namja mungil melesat tepat di sampingnya.

  “TAEMINNIE!! BAHAYA!!”

Jaejoong membulatkan matanya.
Ia melepas genggamannya pada plastik-plastik itu dan berlari mengejar bocah jamur itu.
Orang-orang yang berdiri di sekitarnya berteriak panik.

  “AWAAAASSS!!”

Jaejoong tersentak kaget.
Ia sontak menoleh ke samping dan memandang sebuah mobil sedan berwarna putih yang melaju kencang ke arah Taemin.

Suara klakson terdengar membahana di seluruh jalan itu.
Satu dua mobil melesat jauh.
Satu dua berhenti di pinggir.

GREPP!

CKIIIITTTT!!!

BRAKK!!

  “TAEMIIINNNN!!”

DRAP DRAP DRAP!!

Orang-orang segera berlari setelah lampu menunjukkan warna hijau kepada pejalan kaki.
Mobil-mobil berhenti tidak beraturan di jalan.
Sedan putih itu menabrak tiang lampu jalanan.

Bamper depannya rusak.
 
  “Nnggghh”

Namja cantik itu meringis kesakitan.
Ia mengerjapkan kedua matanya yang terasa sakit.
Telinganya menangkap suara panik orang-orang di sekitar dan suara tangisan bocah yang ada di pelukannya sekarang.

  “Huuueeeee~~!! Taeminnie takuuuuutt~~!” Jerit bocah jamur itu seraya mencengkram baju Jaejoong.

Namja cantik itu tersenyum kecil seraya mengusap kepala Taemin dengan tangannya yang bergetar.
Ia meringis merasakan kakinya mati rasa.
Perutnya sakit.
Sesuatu merembes dari bagian bawah tubuhnya.

  “Gwenchana..Lain kali jangan menyebrang sembarangan ne?” Bisik Jaejoong pada anak itu.

Taemin mengangguk patuh.
Ia terisak hebat.

  “Ya Tuhan! Kau baik-baik saja Nona?! Kepalamu berdarah!” Teriak Ibu dari Taemin.

Jaejoong tersenyum lemah.
Namun kemudian ia meringis kesakitan saat orang-orang itu mengangkat Taemin dari tubuhnya.
 
  “Ba-Bayiku!” Teriak Jaejoong lemah.

Wajah pucatnya tampak semakin pucat.
Ia merintih menyentuh perutnya yang terasa sangat sakit seolah melilit.
Jaejoong mengangkat wajahnya.
Terkejut menatap darah yang mengalir dari selangkangannya.

Tidak..

Tidak!

  “Bertahanlah Nona! Ambulance sedang menuju kemari!” Teriak salah satu dari orang-orang tersebut.

Jaejoong menggeleng lemah.
Kepalanya terasa sangat pusing.
Rasa sakit di perutnya membuatnya tidak bisa berkata apa pun.

Pelan, pandangannya mulai mengabur.
Sampai kemudian semuanya terlihat gelap.


-------


KLING KLING~

  “Jessieee~”

Yeoja cantik bernama Tiffany Hwang itu berjalan masuk ke dalam toko bunga tempat adiknya bekerja.
Ia memanggil nama Jessica seraya mengedarkan pandangannya.

Ah.

Tiffany menaikkan alisnya memperhatikan Jessica yang berjalan ke arahnya dengan raut wajah yang tidak bisa diartikan.

  “Jessie? Waeyo?” Tanya Tiffany mengerutkan dahinya.

Jessica mendesis marah.
Kedua matanya tampak memerah menahan tangis.
Ia memandang wajah kakaknya dengan nafas yang tercekat.
Berusaha menahan dirinya sebisa mungkin untuk tidak mengamuk.

  “Benar yang ditayangkan di Infotainment itu, Unnie?” Bisiknya bergumam.

Eoh?

Tiffany menaikkan alisnya.

  “Benar kalau kau akan menikah dengan Jung Yunho?!” Teriak Jessica tidak sabar.

  “Ne, itu benar Jess, dan apa kau tahu? Yunho sendiri yang berlutut dan melamarku~ Aku---”

  “Tapi dia sudah menikah, Unnie! Bagaimana bisa kau melakukannya?!”

  “Mereka sudah bercerai, Jessica, lagi pula Jaejoong itu tidak becus menjaga suaminya----”

PLAKK!!

Yeoja berambut pendek itu terdiam.
Suaranya hilang.
Ia shock.

Perlahan ia mengangkat wajahnya.
Memandang adiknya yang kini meneteskan air mata seraya menatapnya tajam.

  “Aku sama sekali tidak menyangka, kalau kau ternyata lebih rendah dari seorang jalang”

  “…”

  “Satu yang harus kau ingat adalah, ada cinta yang tak bisa kau miliki, cinta yang telah terikat oleh sulur pernikahan, Unnie”

TAP TAP TAP.

  “..Hiks..”

Jessica menyeka air matanya.
Ia menahan sakit yang melesak di dadanya.
Ya Tuhan.
Bagaimana bisa kakaknya begitu kejam?

Yeoja blonde itu meringis.
Mengingat bayi yang dikandung Jaejoong.

  [ “Yunho sedang mengurus perusahaan di London, Jessie yah, jadi aku memutuskan untuk tinggal disini menjaga toko” ]

Dan kau berbohong, Jung Jaejoong!!
Bagaimana bisa kau melakukan semuanya dengan begitu sempurna eoh?!
Menutupi rasa sakitmu sendirian, melupakan kalau kau memiliki yeoja blonde itu sebagai sahabatmu selama ini!

  “Jessie! Hiks..Maafkan aku!” Teriak Tiffany hendak mengejar adiknya.

  “Seharusnya kau minta maaf pada Jaejoong!! Mereka tidak akan bercerai kalau kau tidak mengusik rumah tangga mereka!!” Pekik Jessica marah.

Tiffany tersentak.
Ia terduduk lemas di lantai toko.
Menangis sementara Jessica pergi meninggalkan dirinya.


-------


PLAKK!

Yunho terdiam.
Menahan rasa takutnya saat ini.
Key menatapnya penuh amarah.
Mata kucingnya berkilat nyalang.

Ia mengangkat tangannya sekali lagi.

PLAKK!

Yunho masih diam.
Membiarkan sang Umma menamparnya berkali-kali.
Ia tidak mencoba untuk melawan.
Ia pantas mendapatkannya.

Untuk kesalahan yang telah diperbuat olehnya.

  “Batalkan pernikahan itu, secepatnya, Jung” Desis Keybum tajam.

Yunho masih diam.
Berdiri di tempatnya tanpa berani  memandang langsung wajah Ummanya.

BRUKK.

Key merebahkan tubuhnya di atas sofa.
Ia memijat pelan pelipisnya yang berdenyut pusing.

  “Aku benar-benar tidak mengerti jalan pikiranmu..Bagaimana bisa aku melahirkan seorang anak sepertimu?” Bisiknya keras.

Yunho terhenyak.
Ia mengangkat wajahnya tidak percaya.

  “Umma?”

  “JANGAN SEBUT AKU UMMA! AKU MALU MEMILIKI PUTRA SEPERTI DIRIMU, JUNG!!”

  “…”

  “DEMI TUHAN! JAEJOONG MENGANDUNG ANAKMU! AKU TAHU IA MASIH MENCINTAIMU! MAKA DARI ITU IA MENGHINDAR DARIKU!”

  “Me-menghindar?”

  “Ratusan kali aku menghubungi ponselnya sejak perceraian yang kalian lakukan, tapi tidak satu pun ia mengangkatnya, ia berusaha untuk melindungimu dariku, Yunho”

  “…”

  “Dan kau..Melukai hati dan perasaannya dengan pernikahan sialan itu!”

  “Umma..Maafkan aku..”

  “Percuma kau mengatakannya kepadaku, aku bukan orang yang tepat”

Key semakin memijat pelipisnya.
Ia mendesah panjang dan meringis kemudian.
Tangisnya mulai mengalir secara pelan.

Gosh.

Jaejoong, namja itu..
Adalah menantu terbaik yang pernah ia miliki.
Sosok yang begitu sempurna di matanya.
Kenapa ia harus bersanding dengan putranya yang bodoh eoh?

DDRRTTT…DDRRTTT…

Yunho tertegun.
Ia segera meraih ponselnya yang bergetar.
Namja tampan itu mengerutkan dahinya memperhatikan sederet nomor yang tidak dikenal olehnya.

  “Yeoboseyo?”

  “Mianhae aku mengganggumu malam-malam, Yunho-san, aku hanya ingin bertanya di mana Tiffany

  “Siapa kau?”

  “Ah, aku manajernya, ia memiliki jadwal yang padat malam ini, tapi mendadak ia menghilang

  “Aku tidak tahu, mungkin saja ia di apertementnya”

KLIK.

Namja tampan itu menghela nafas panjang.
Ia menelan salivanya.

  “Perasaanku tidak enak” Ujar Key tiba-tiba.

Membuat Yunho kembali memandangnya.

  “Hatiku terasa sangat sakit..Aigoo” Desah yeoja cantik itu.

Yunho mengambil segelas air mineral dan memberikannya kepada sang Umma.
Key menerima gelas itu pelan.
Ia meneguk setengah dari air itu.
Kemudian menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa.

TBC.

:D

1 komentar: