PART 3.
Yunho membuka matanya perlahan.
Mengerutkan dahi saat sinar matahari menyeruak
mengganggu penglihatannya.
Uh.
Namja tampan itu beranjak bangun dari duduknya dan
menghembuskan nafas pendek seraya memijat pelipisnya.
Ah.
Sudah pagi.
Cepat sekali hm?
DDRRTTT…DDRRTTT…
Yunho menoleh.
Mendapati ponselnya bergetar.
Ia segera meraih benda itu dan menekan tombol yes.
“YUNHO! Aku menghubungimu sejak semalam!
Kenapa kau tidak mengangkat teleponku eoh?!”
Ah, Tiffany.
Namja tampan itu beranjak bangun.
Ia mengusap rambut cokelatnya dan berjalan menuju
dapur.
Mengambil segelas air mineral dari kulkas.
“Aku tidur,
Fany ah, semua orang melakukannya saat malam tiba” Ujar Yunho pelan.
“Aku ingin kau ke toko bunga La Pomme
sekarang, kita belum memilih beberapa buket bunga yang akan dipajang nanti, dan
juga buket untukku”
DEG.
Mata musang Yunho bergerak pelan.
Mwo?
La Pomme?
Bukankah itu toko milik Jaejoong?
“Apakah tidak
ada toko bunga yang lain, Fany?”
“Adikku yang memaksa Yunho ah, impiannya
adalah memilihkan buket untukku saat aku menikah”
Oh well.
Yunho mengusap wajahnya dengan sebelah tangan.
“Arasseo, aku
sampai setengah jam lagi”
KLIK.
-------
KLING KLING~
Pintu kaca itu terbuka pelan.
Memperlihatkan sosok tampan dengan pakaian kasualnya.
Yunho terlihat segar hari ini.
Ia memasuki toko bunga itu.
Ah, sudah lama sekali rasanya.
Namja tampan itu mengedarkan pandangannya.
Memperhatikan toko yang terlihat sepi.
“Jessica dan
Jaejoong tidak masuk hari ini, jadi aku yang menjaga toko”
Eoh?
Namja tampan itu menoleh.
Menatap Ok Taecyon yang menatapnya tajam.
“Eodisseo?”
Tanya Yunho menaikkan alisnya.
Cih.
Namja elegan itu sama sekali tidak berniat untuk
menjawab pertanyaan dari Yunho.
Mungkin Yunho tidak tahu, kalau Taecyon tahu segala
tentangnya.
Bagaimana bisa namja tampan itu masih muncul disini
setelah apa yang ia lakukan pada Jaejoong eoh?!
Benar-benar brengsek!
“Jadi, kapan
dia kembali?” Tanya Tiffany yang selesai memilih beberapa bunga yang akan
dipajang.
“Aku tidak
tahu Nuna, mungkin mereka masih lama” Sahut Taecyon datar.
Oh.
Tiffany hanya menggumam pelan.
Ia meraih lengan Yunho dan memeluknya erat.
“Aku akan
kembali kalau Jessie sudah disini, terima kasih Yon” Ujar Tiffany tersenyum manis.
Taecyon hanya mengangguk.
Ia bahkan tidak membalas senyum yeoja berambut pendek
itu.
“Dia terlihat
sangat aneh hari ini” Bisik Tiffany kepada Yunho.
“Hmm, mungkin
ia sedang ada masalah” Sahut namja tampan itu acuh.
Yeoja cantik itu hanya menggumam tidak jelas.
Ia menarik Yunho keluar dari toko dan segera masuk ke
dalam mobil.
-------
“Kau dengar
apa kata Dokter, Jejung-kun? Berhentilah memikirkan hal yang tidak-tidak, aku
yakin Yunho akan segera kembali dari London”
Jaejoong tersenyum kecut mendengarnya.
Ia mengangguk pelan dan kembali menunduk.
“Kau keberatan
kalau kita makan es krim sebentar?”
“Mwo? Kau
ingin es krim?”
“Um”
“Arasseo, kka”
Jessica tersenyum senang.
Ia menggenggam jemari Jaejoong dan mengikutinya masuk
ke dalam toko es krim.
Memesan satu es krim rasa Vanilla dan satu rasa
cokelat.
“Aku dan Yon
sering kesini sebelum kami menikah” Ujar Jessica tersenyum.
“Jangan bilang
kalau sekarang kalian jarang kesini karena toko bungaku~!” Rajuk Jaejoong
mempoutkan bibirnya.
Yeoja blonde itu terkikik geli.
Ia mengacungkan jari damainya dan kembali tersenyum.
“Jejung-kun”
“Hmm?”
“Pasti senang
sekali ania?”
“Ne?”
“Bayimu, kau
pasti sangat bahagia sedang mengandung anak dari suamimu”
Ah.
Jaejoong tertegun.
Ia menggerakkan matanya pelan.
Memperhatikan raut wajah Jessica yang terlihat sendu
saat ini.
“Tenang saja,
Tuhan pasti akan memberikan seorang bayi yang sangat lucu untukmu suatu saat
nanti Jessie, disaat kau benar-benar kuat untuk menjadi seorang Umma”
“Menurutmu
begitu?”
“Tentu saja,
kau hanya perlu lebih berusaha lagi bersama Taecyonmu”
Yeoja blonde itu tertawa geli mendengarnya.
Ia mengangguk dan menjilat es krim cokelat miliknya.
Mengacuhkan Jaejoong yang menggigit bibirnya menahan
tangis.
“Apakah Yunho
menghubungimu akhir-akhir ini?” Tanya Jessica pelan.
“Kenapa kau
bertanya seperti itu?” Balas Jaejoong balik bertanya.
Jessica mengangkat bahunya.
“Well, kau
pernah pingsan karena stress, dan kupikir itu karena Yunho. Apa dia seorang workaholic?”
“Mwo? Hahaha,
kau lucu sekali Jessie”
“Aku serius~!”
“Hm, baiklah,
Yunho, dia bukan tipe namja seperti yang kau katakan, malah justru sebaliknya”
“Benarkah?”
“Yunho selalu
pulang tepat waktu, ia tidak pernah membiarkan aku menunggunya sampai larut
malam sekali pun ia sedang meeting penting dengan kliennya”
“Omo, suamimu
benar-benar romantis, Jejung-kun. Kau pasti sangat bahagia ani?”
DEG.
Jaejoong terdiam.
Menatap Jessica yang kembali menjilati es krimnya.
Namja cantik itu mencengkram jemarinya berusaha
menahan emosinya yang bercampur aduk.
Romantis?
Bagaimana bisa kau sebut ia romantis?
Setelah ia menuntut seorang anak dan menceraikan Jaejoong
begitu saja.
“Jejung-kun,
es krimmu mencair”
-------
Jung Keybum mendesis penuh emosi.
Pelipisnya memperlihatkan urat nadinya yang menonjol.
Wajahnya tampak memerah padam.
Giginya bergemelutuk.
Sementara kedua jemarinya bergetar hebat seperti bibir
tipisnya.
Mata kucingnya masih tetap setia memandang infotainment yang sedang tayang di
televisi sekarang.
Heh.
Keybum tersenyum kecil.
Matanya memicing tajam.
“Model jalang
itu akan menikah dengan putraku? Begitukah?” Desisnya berbahaya.
PRANGGG!!
DEG!
Para maid yang
berjejer di dekat Keybum menundukkan wajah mereka dalam.
Menggigit bibir menahan takut.
Sungguh, Jung Keybum yang mengamuk benar-benar menakutkan.
Yeoja bermata kucing itu melempar vas bunga antik yang
ada di dekatnya hingga hancur berkeping-keping.
Ia meraih ponselnya dan segera menghubungi putra
tunggalnya.
“Yeoboseyo
Umma?”
“Aku akan ke Jepang sekarang juga, tunggu aku
di apertementmu”
KLIK.
BRUKK.
Aigoo~
Key mendesah panjang seraya memijat pelipisnya.
Ia meringis.
Mencoba mengurangi emosinya yang menggebu-gebu saat
ini.
Kenapa Yunho tidak memberitahunya sama sekali mengenai
pernikahan itu?
Dan kenapa Jaejoong menghindari dirinya?
Apakah namja cantik itu takut kalau ia akan marah?
Apakah namja cantik itu takut kalau ia akan memukul
Yunho?
Apakah namja cantik itu takut kalau ia akan memberi
pelajaran pada Tiffany?
Aishh.
“Aku
benar-benar tidak mengerti dengan jalan pikiranmu, Jaejoongie, kenapa kau diam
saja di saat suamimu akan menikah dengan orang lain sementara kau mengandung
anaknya” Desah Key pelan.
Yeoja itu mengambil handuk hangat dari baki dan
mengusap pelan dahinya.
Ia mengangkat wajahnya melirik sang asisten.
“Siapkan
pesawat menuju Jepang sekarang juga”
-------
“Panas
sekali..” Desah Jaejoong mengerutkan dahinya.
Namja cantik itu mengeratkan pegangannya pada dua
kantung plastik besar berisi keperluannya selama mengandung.
Susu, pakaian, dan lain sebagainya.
Ia mendongak.
Menatap lampu pinggir jalan yang masih menunjukkan
warna merah untuk pejalan kaki.
“Umma!
Taeminnie lihat gulali~!”
Jaejoong tersenyum kecil mendengar suara empuk itu.
Benar-benar menggemaskan.
Namja cantik itu baru saja akan membalikkan tubuhnya
untuk mencari pemilik suara manis itu, namun ia tersentak kaget saat sesosok
namja mungil melesat tepat di sampingnya.
“TAEMINNIE!!
BAHAYA!!”
Jaejoong membulatkan matanya.
Ia melepas genggamannya pada plastik-plastik itu dan
berlari mengejar bocah jamur itu.
Orang-orang yang berdiri di sekitarnya berteriak
panik.
“AWAAAASSS!!”
Jaejoong tersentak kaget.
Ia sontak menoleh ke samping dan memandang sebuah
mobil sedan berwarna putih yang melaju kencang ke arah Taemin.
Suara klakson terdengar membahana di seluruh jalan
itu.
Satu dua mobil melesat jauh.
Satu dua berhenti di pinggir.
GREPP!
CKIIIITTTT!!!
BRAKK!!
“TAEMIIINNNN!!”
DRAP DRAP DRAP!!
Orang-orang segera berlari setelah lampu menunjukkan
warna hijau kepada pejalan kaki.
Mobil-mobil berhenti tidak beraturan di jalan.
Sedan putih itu menabrak tiang lampu jalanan.
Bamper depannya rusak.
“Nnggghh”
Namja cantik itu meringis kesakitan.
Ia mengerjapkan kedua matanya yang terasa sakit.
Telinganya menangkap suara panik orang-orang di
sekitar dan suara tangisan bocah yang ada di pelukannya sekarang.
“Huuueeeee~~!!
Taeminnie takuuuuutt~~!” Jerit bocah jamur itu seraya mencengkram baju
Jaejoong.
Namja cantik itu tersenyum kecil seraya mengusap
kepala Taemin dengan tangannya yang bergetar.
Ia meringis merasakan kakinya mati rasa.
Perutnya sakit.
Sesuatu merembes dari bagian bawah tubuhnya.
“Gwenchana..Lain kali jangan menyebrang sembarangan ne?” Bisik Jaejoong
pada anak itu.
Taemin mengangguk patuh.
Ia terisak hebat.
“Ya Tuhan! Kau
baik-baik saja Nona?! Kepalamu berdarah!” Teriak Ibu dari Taemin.
Jaejoong tersenyum lemah.
Namun kemudian ia meringis kesakitan saat orang-orang
itu mengangkat Taemin dari tubuhnya.
“Ba-Bayiku!”
Teriak Jaejoong lemah.
Wajah pucatnya tampak semakin pucat.
Ia merintih menyentuh perutnya yang terasa sangat
sakit seolah melilit.
Jaejoong mengangkat wajahnya.
Terkejut menatap darah yang mengalir dari
selangkangannya.
Tidak..
Tidak!
“Bertahanlah
Nona! Ambulance sedang menuju
kemari!” Teriak salah satu dari orang-orang tersebut.
Jaejoong menggeleng lemah.
Kepalanya terasa sangat pusing.
Rasa sakit di perutnya membuatnya tidak bisa berkata
apa pun.
Pelan, pandangannya mulai mengabur.
Sampai kemudian semuanya terlihat gelap.
-------
KLING KLING~
“Jessieee~”
Yeoja cantik bernama Tiffany Hwang itu berjalan masuk
ke dalam toko bunga tempat adiknya bekerja.
Ia memanggil nama Jessica seraya mengedarkan
pandangannya.
Ah.
Tiffany menaikkan alisnya memperhatikan Jessica yang
berjalan ke arahnya dengan raut wajah yang tidak bisa diartikan.
“Jessie?
Waeyo?” Tanya Tiffany mengerutkan dahinya.
Jessica mendesis marah.
Kedua matanya tampak memerah menahan tangis.
Ia memandang wajah kakaknya dengan nafas yang tercekat.
Berusaha menahan dirinya sebisa mungkin untuk tidak
mengamuk.
“Benar yang
ditayangkan di Infotainment itu,
Unnie?” Bisiknya bergumam.
Eoh?
Tiffany menaikkan alisnya.
“Benar kalau
kau akan menikah dengan Jung Yunho?!” Teriak Jessica tidak sabar.
“Ne, itu benar
Jess, dan apa kau tahu? Yunho sendiri yang berlutut dan melamarku~ Aku---”
“Tapi dia
sudah menikah, Unnie! Bagaimana bisa kau melakukannya?!”
“Mereka sudah
bercerai, Jessica, lagi pula Jaejoong itu tidak becus menjaga suaminya----”
PLAKK!!
Yeoja berambut pendek itu terdiam.
Suaranya hilang.
Ia shock.
Perlahan ia mengangkat wajahnya.
Memandang adiknya yang kini meneteskan air mata seraya
menatapnya tajam.
“Aku sama
sekali tidak menyangka, kalau kau ternyata lebih rendah dari seorang jalang”
“…”
“Satu yang
harus kau ingat adalah, ada cinta yang tak bisa kau miliki, cinta yang telah
terikat oleh sulur pernikahan, Unnie”
TAP TAP TAP.
“..Hiks..”
Jessica menyeka air matanya.
Ia menahan sakit yang melesak di dadanya.
Ya Tuhan.
Bagaimana bisa kakaknya begitu kejam?
Yeoja blonde itu meringis.
Mengingat bayi yang dikandung Jaejoong.
[ “Yunho sedang mengurus perusahaan di London,
Jessie yah, jadi aku memutuskan untuk tinggal disini menjaga toko” ]
Dan kau berbohong, Jung Jaejoong!!
Bagaimana bisa kau melakukan semuanya dengan begitu
sempurna eoh?!
Menutupi rasa sakitmu sendirian, melupakan kalau kau
memiliki yeoja blonde itu sebagai sahabatmu selama ini!
“Jessie!
Hiks..Maafkan aku!” Teriak Tiffany hendak mengejar adiknya.
“Seharusnya
kau minta maaf pada Jaejoong!! Mereka tidak akan bercerai kalau kau tidak
mengusik rumah tangga mereka!!” Pekik Jessica marah.
Tiffany tersentak.
Ia terduduk lemas di lantai toko.
Menangis sementara Jessica pergi meninggalkan dirinya.
-------
PLAKK!
Yunho terdiam.
Menahan rasa takutnya saat ini.
Key menatapnya penuh amarah.
Mata kucingnya berkilat nyalang.
Ia mengangkat tangannya sekali lagi.
PLAKK!
Yunho masih diam.
Membiarkan sang Umma menamparnya berkali-kali.
Ia tidak mencoba untuk melawan.
Ia pantas mendapatkannya.
Untuk kesalahan yang telah diperbuat olehnya.
“Batalkan
pernikahan itu, secepatnya, Jung” Desis Keybum tajam.
Yunho masih diam.
Berdiri di tempatnya tanpa berani memandang langsung wajah Ummanya.
BRUKK.
Key merebahkan tubuhnya di atas sofa.
Ia memijat pelan pelipisnya yang berdenyut pusing.
“Aku
benar-benar tidak mengerti jalan pikiranmu..Bagaimana bisa aku melahirkan
seorang anak sepertimu?” Bisiknya keras.
Yunho terhenyak.
Ia mengangkat wajahnya tidak percaya.
“Umma?”
“JANGAN SEBUT
AKU UMMA! AKU MALU MEMILIKI PUTRA SEPERTI DIRIMU, JUNG!!”
“…”
“DEMI TUHAN!
JAEJOONG MENGANDUNG ANAKMU! AKU TAHU IA MASIH MENCINTAIMU! MAKA DARI ITU IA
MENGHINDAR DARIKU!”
“Me-menghindar?”
“Ratusan kali
aku menghubungi ponselnya sejak perceraian yang kalian lakukan, tapi tidak satu
pun ia mengangkatnya, ia berusaha untuk melindungimu dariku, Yunho”
“…”
“Dan
kau..Melukai hati dan perasaannya dengan pernikahan sialan itu!”
“Umma..Maafkan
aku..”
“Percuma kau
mengatakannya kepadaku, aku bukan orang yang tepat”
Key semakin memijat pelipisnya.
Ia mendesah panjang dan meringis kemudian.
Tangisnya mulai mengalir secara pelan.
Gosh.
Jaejoong, namja itu..
Adalah menantu terbaik yang pernah ia miliki.
Sosok yang begitu sempurna di matanya.
Kenapa ia harus bersanding dengan putranya yang bodoh
eoh?
DDRRTTT…DDRRTTT…
Yunho tertegun.
Ia segera meraih ponselnya yang bergetar.
Namja tampan itu mengerutkan dahinya memperhatikan
sederet nomor yang tidak dikenal olehnya.
“Yeoboseyo?”
“Mianhae aku mengganggumu malam-malam,
Yunho-san, aku hanya ingin bertanya di mana Tiffany”
“Siapa kau?”
“Ah, aku manajernya, ia memiliki jadwal yang
padat malam ini, tapi mendadak ia menghilang”
“Aku tidak
tahu, mungkin saja ia di apertementnya”
KLIK.
Namja tampan itu menghela nafas panjang.
Ia menelan salivanya.
“Perasaanku
tidak enak” Ujar Key tiba-tiba.
Membuat Yunho kembali memandangnya.
“Hatiku terasa
sangat sakit..Aigoo” Desah yeoja cantik itu.
Yunho mengambil segelas air mineral dan memberikannya
kepada sang Umma.
Key menerima gelas itu pelan.
Ia meneguk setengah dari air itu.
Kemudian menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa.
TBC.
:D
Buang, buang saja anak seperti yunho
BalasHapus