Genre:
YAOI
Author:
Shella Rizal a.k.a Park Sooji
Cast:
Yunjae and other
Length:
ONESHOOT
Rating:
family-romance-fluff-friendship-gelundungan di sawah
WARNING:
BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2
kutang Jae umma*
-------
“Mereka menginginkan kita untuk segera
menikah secepatnya, Yunnie ah..”
.
.
.
Sosok tampan itu tampak menatap dalam kertas soal
ujian kelulusannya.
Ia mengendus pelan dan kembali menggoreskan jawabannya
disana.
Hmm, tinggal dua soal lagi ani?
Yunho menaikkan alisnya ketika ia merasakan ponsel
yang berada di dalam saku seragamnya bergetar panjang.
Oh well, seseorang meneleponnya.
Ck!
Yunho mengangkat wajahnya dan mengedarkan
pandangannya.
Memperhatikan Songsaenim Killer itu terlihat acuh pada barisan mejanya.
PIK.
Yunho menempelkan ponsel layar sentuh itu di
telinganya.
Ia berbisik.
“Wae Chun ah?”
“Hhh..hhh..Yunho! Kau harus menolong kami!
Hhh..Siwon menculik Junsu dan memukulinya!”
“M-mwo?!”
“Kami sedang mengejar geng mereka! Susul kami
di dekat gang gelap ujung Namsan Tower!!”
Yunho terdiam.
Mata musangnya bergerak pelan.
Memperhatikan kertas ujian nasionalnya saat ini.
Gosh.
Hanya dua soal lagi, kemudian ia akan lulus dari
SMA-nya.
Tsk! Sahabat lebih penting!
BRAKK!
Yunho menggebrak mejanya dengan kasar dan berlari
menuju pintu kelas.
Membuat Minho Songsaenim membesarkan mata kodoknya.
“YAA! Jung
Yunho! Kau sudah selesaikan soalmu?!”
“Peduli setan
dengan kertas bodoh itu!!”
“JUNG YUNHO!!”
DRAP DRAP DRAP!
Yunho melonggarkan dasi seragamnya.
Nafasnya terengah.
Namja tampan itu mempercepat lajunya dan melompati
pintu pagar besi itu.
Mengacuhkan teriakan sang penjaga sekolah.
“BRENGSEK!”
Maki Yunho kesal.
Ia melihat Yoochun yang kini sedang menendangi salah
satu anggota geng Siwon.
Kemudian ia menoleh.
Junsu sudah berlumuran darah disana.
BUKK!
Changmin yang sedang menjambak rambut Donghae segera
menoleh ke belakang.
Detik itu juga senyumnya terulas lebar.
“YUNHO HYUNG!”
Jeritnya senang.
Okee!
Saatnya serangan balik!
BUAKK!
BUKK!
BRUKK!!
Yunho, Yoochun dan Changmin segera menghajar Siwon beserta
anggota gengnya dengan membabi buta.
Namja chubby itu menyeret Junsu dan menggendongnya di
punggung.
Setelah Siwon dan yang lainnya menyerah, baru Yunho
berhenti menendangi mereka.
“Hh..Lain kali
kalau kau ingin mencari masalah denganku, adu dulu kekuatanmu, arasseo?!” Ujar
Yunho seraya meludahi Siwon.
Namja tinggi itu meringis.
Ia memalingkan wajahnya menahan malu.
Sementara itu, Changmin sudah menarik Yunho untuk
menjauh.
Menyusul Yoochun yang kini menduduki Junsu di atas kap
mobil mewahnya.
“Hyung,
bagaimana dengan ujian kelulusanmu?”
Eoh?
Yoochun dan Junsu mengangkat wajah mereka mendengar
pertanyaan Changmin yang terkesan polos.
Hem.
Namja tampan itu terkekeh pelan.
Ia menepuk lembut kepala Changmin.
“Kalian lebih
berarti untukku dari pada tumpukan kertas bodoh itu” Kekehnya geli.
-------
Jonghyun Kim memperlihatkan senyum manisnya.
Menatap sang kepala sekolah yang kini duduk di
hadapannya.
Namja berambut brunette
itu melirik Yunho yang duduk di sampingnya.
Ck.
Namja tampan itu terlihat acuh.
“Hmm,
bagaimana ya? Aku mengerti kalau orang tua Yunho adalah pemilik yayasan
sekolah, tapi tetap saja, Yunho tidak bisa lulus begitu saja karena telah meninggalkan
ruangannya tadi pagi” Jelas sang kepala sekolah.
Jonghyun semakin melebarkan senyumnya.
Ia merogoh saku dalam jasnya dan meletakkan selembar
cek di atas meja.
“Aku harap
anda akan mengerti, Sajangnim, Tuan Muda akan memasuki Universitas terbaik di
Seoul nantinya” Ujarnya pelan.
Ah.
Mata sang kepala sekolah terlihat berbinar setelah
memperhatikan nominal angka yang luar biasa di atas cek itu.
Pelan, ia mengulurkan jemarinya meraih cek itu dengan
senyum yang tak kalah lebar.
“Orang-orang
akan mengerti, bahwa sebenarnya Yunho itu murid yang sangat pintar dan sangat
disayangkan kalau tidak lulus”
SSRAK!
Jonghyun membulatkan matanya.
Menatap Yunho yang merebut kasar cek itu dan
merobek-robeknya dengan raut wajah datar.
Sang kepala sekolah shock.
Ia menelan salivanya.
“Aku tidak
butuh kelulusanku” Desis Yunho tajam.
“Tu-tuan
Muda!” Panggil Jonghyun lantang.
BLAMM!
Yunho tidak peduli.
Ia sudah lebih dulu membanting pintu ruang kepala
sekolah dan berjalan menjauh seraya menghembuskan nafas panjang.
Hei.
Yang ia inginkan bukan ini.
Sama sekali bukan.
Yunho ingin kedua orang tuanya hadir disini.
Memarahinya karena ia telah berbuat onar untuk yang
kesekian kalinya.
Dan kalau bisa, Yunho ingin sekali mendapat pukulan
kasih sayang dari Appanya.
Hh.
Bisa apa dia selain berharap semu?
Kalau nyatanya adalah Umma dan Appanya tidak pernah
berada di rumah.
Mereka sibuk mengurus perusahaan keluarga yang
bercabang-cabang entah dimana.
Well, terkadang uang bukanlah segalanya, kau tahu itu?
-------
TAP TAP TAP.
Yunho berjalan pelan seraya memasukkan kedua tangannya
ke dalam saku celana seragamnya.
Namja tampan itu menendang kerikil sesekali.
“Huwwweeeee~~”
Eoh?
Sontak Yunho berhenti melangkah.
Ia mengedarkan pandangannya.
Mencari pemilik suara tangisan itu.
Namja tampan itu menaikkan alisnya ketika ia menunduk
dan mendapatkan seorang anak kecil yang menangis kencang.
Yunho tersenyum geli dan berjongkok di hadapan bocah
tersebut.
“Hei, kenapa
kau menangis? Anak laki-laki tidak boleh menangis seperti ini” Ujar Yunho
lembut.
Anak kecil itu mengangkat wajah sembabnya.
Kulit putihnya tampak memerah manis.
Ia menunjuk es krimnya yang terjatuh di jalanan.
“Huks..Huks..Es krim Taeminnie jatuuuhh..Hueeee~~” Isak namja jamur itu
lantang.
Yunho tertawa geli.
Ia menepuk lembut kepala Taemin dan mengusap air
matanya yang berjatuhan.
“Berhentilah
menangis, akan Hyung belikan lagi, rasa apa pun yang kau suka” Ujar Yunho
tersenyum.
“Je-Jeongmallyo?” Bisik Taemin polos.
Yunho mengangguk.
Ia menggendong anak kecil itu dan membawanya
menyebrangi jalanan.
Membeli satu cone
es krim rasa susu pisang.
“Hyung, antar
Taeminnie ke sana~” Pinta namja jamur itu manja.
Telunjuk mungilnya menunjuk sebuah taman yang ada di
seberang jalan.
Yunho mengangguk.
Ia mengecup lembut puncak kepala Taemin dan membawanya
ke sana.
Namja tampan itu segera menurunkan Taemin yang ingin
melompat dari gendongannya.
Namja jamur itu segera berlari dengan kedua kakinya
yang pendek.
“Ummmaaaaa~~!”
Jeritnya menggemaskan.
Yunho mengangkat wajahnya.
Mengikuti arah lari namja jamur itu.
“Nee
Taeminnie~~”
DEG.
Demi Tuhan.
Mata musang Yunho membulat sempurna.
Ia seolah terpaku pada sosok cantik yang sedang
berdiri di dekat menara jam itu.
Cantik.
Sungguh cantik.
Dada Yunho berdebar kencang, semakin lama semakin
kencang.
Hingga membuat kedua tangannya bergetar pelan.
Yunho menelan salivanya gugup.
Wajahnya menghangat perlahan.
Gosh.
Jatuh cintakah ia?
Pada pandangan pertama?
“Umma~!
Taeminnie dibelikan es krim sama Hyung itu~!” Jerit Taemin seraya menunjuk
Yunho.
Eoh?
Jaejoong yang mendengar celotehan lucu itu pun
mengangkat wajahnya.
Ia mengerjapkan mata besarnya lambat ketika menangkap
sosok tampan yang sedang berdiri menatapnya dalam jarak yang lumayan dekat.
DEG DEG DEG.
Tampan.
“Mi-Minnie
sudah bilang terima kasih?” Tanya Jaejoong tersenyum gugup menatap Taemin.
Ah.
Namja jamur itu memiringkan kepalanya imut.
Jaejoong benar.
Ia lupa berterima kasih.
Taemin berbalik dan berlari kecil menghampiri Yunho.
“Hyung, terima
kasih untuk es krimnya~”
“Sama-sama,
Taeminnie”
Taemin terkekeh lucu.
Ia menjilat es krimnya dan berlari untuk bergabung
bersama beberapa anak seusianya di dekat ayunan.
Meninggalkan Jaejoong yang kini berdampingan dengan
Yunho.
“Ah, aku ikut
berterima kasih untuk es krimnya Taeminnie” Ujar Jaejoong pelan.
Yunho tersentak.
Ia merasakan gugup yang luar biasa.
“Ani, aniyeyo,
gwenchana” Sahutnya sedikit keras.
Jaejoong yang mendengar itu terkekeh geli.
Ia menutup mulutnya dengan punggung tangan kanan.
Aigoo~
Yeoppo~
“Taeminnie
anakmu?” Tanya Yunho menaikkan alisnya.
Sungguh.
Ia benar-benar penasaran.
Sekilas mata musangnya melirik jemari Jaejoong.
Great.
Tidak ada cincin apa pun disana.
“Ne, Taemin
anakku” Sahut Jaejoong tersenyum manis.
DEG.
Mata musang Yunho melebar dalam sekejap.
“Tapi---”
“UMMMAAAAA~~!!”
DRAP DRAP DRAP!
GREPP!
Eoh?
Yunho kembali membulatkan mata musangnya tidak
percaya.
Menatap segerombolan anak kecil yang tadinya bermain
di sekitar ayunan kini berlarian memeluk kaki Jaejoong.
Membuat namja cantik itu tidak bisa menahan tawanya.
“Me-mereka..Anakmu?” Tanya Yunho bingung.
Jaejoong mengangguk.
Ia tersenyum bahagia.
“Aku sudah
menganggap mereka anak-anakku sendiri” Sahutnya seraya melirik sebuah Panti
Asuhan yang tidak jauh dari taman.
Ah.
Yunho mengangguk tanda mengerti.
Diam-diam ia menghela nafas lega.
“Kau kuliah?”
Tanya Yunho pelan.
“Ne, kau?”
Balas Jaejoong balik bertanya.
“Aku..Well,
seharusnya aku sudah lulus ujian nasional hari ini, tapi aku menghancurkan
semuanya”
“Mwo?
Bagaimana bisa?”
“Temanku
terluka, dan aku menolongnya”
“Ah..Itu
sebuah pengorbanan yang sangat besar..”
“Ne..”
“Tapi itu
benar-benar mengagumkan, tidak ada orang yang berani berbuat sepertimu ani?”
Yunho tersenyum lembut mau tidak mau.
Mata musangnya balas menatap teduh sosok cantik itu.
“Siapa
namamu?”
“Jaejoong,
namaku Kim Jaejoong”
“Aku Jung
Yunho”
Jaejoong menundukkan wajahnya.
Ketika salah seorang bocah yang mengerubunginya
menarik-narik celananya.
“Hyukkie mau
pulang?”
“Ung”
Namja cantik itu menepuk lembut kepala Eunhyuk dan
terkekeh.
Ia kembali menatap Yunho.
“Jja, kami
harus kembali sekarang”
“Arasseo”
“…”
“Ng, Jaejoong
ah!”
“Ne?”
“Apa-apakah
kita bisa bertemu lagi disini besok? Maksudku, aku ingin mengenalmu lebih
lanjut dan---”
“Arasseo, aku
akan menunggumu besok sore, hehehe, jja, Yunnie ah~!”
Eoh?
Yunho terdiam seketika.
Perlahan senyum manisnya terulas lebar.
Yunnie?
Hmp, itu benar-benar terdengar manis.
-------
“Yunho, kau
mau kemana?”
Namja tampan itu menoleh.
Memandang Yoochun dan Changmin yang sedang bermain game di ruang tengahnya.
Sementara Junsu tampak sibuk mengutak-atik ponsel
barunya.
“Aku ingin
menemui seseorang di taman”
“Mwo?
Seseorang? YAH! JUNG YUNHO JATUH CINTA!”
“YYA! Apa
maksudmu, Shim Changmin?!”
“Hahahaha,
selama kita berteman aku sama sekali tidak pernah melihatmu setampan ini, Yunho
Hyung! Katakan padaku, siapa orang yang telah merebut hatimu hum?”
“Ckk, kau
berisik sekali”
“YAH HYUNG!”
“Kim Jaejoong!
Dan jangan berani membuntutiku, arasseo?!”
Changmin tergelak.
Yoochun terkekeh geli dan mengangguk-angguk tidak
jelas.
“Tuan Muda”
Yunho menoleh.
Menatap Jonghyun yang menghampiri dirinya.
“Wae?”
“Saya sudah
menghubungi sekretaris Tuan dan Nyonya besar, mereka tidak akan kembali untuk
bulan ini”
“Ck, memangnya
kapan Umma dan Appa pernah menginjakkan kaki di rumah ini eoh?”
Jonghyun terdiam.
Ia menunduk.
Sementara ketiga bebek itu bungkam.
Raut wajah Yunho saat ini jelas memperlihatkan kalau
ia kecewa, marah dan kesal di saat yang bersamaan.
“Nyonya besar
mengirimkan 1 juta won untuk anda hari ini”
“Aku tidak
butuh uang itu! Kembalikan saja padanya!”
BLAMM!
Jonghyun menghela nafas panjang.
Ia menoleh.
Menatap ketiga sahabat Yunho yang kompak mengangkat
bahu mereka kepadanya.
Aish.
-------
Hmp.
Yunho menarik senyum manisnya tanpa sadar.
Mata musangnya menatap Jaejoong yang sedang duduk di
kursi taman.
Mengawasi beberapa anak bermain di lapangan.
“Untukmu” Ujar
Yunho seraya menempelkan kaleng jus dingin di pipi Jaejoong.
Namja cantik itu tersentak kaget.
Ia menoleh dan tersenyum lebar.
“Apa yang
terjadi?” Tanya Jaejoong kemudian.
“Hmm?” Gumam
Yunho tidak mengerti.
“Matamu
mengatakan kalau kau sedang dalam suasana buruk hari ini, apa yang terjadi?”
Yunho tertegun.
Bagaimana Jaejoong bisa tahu?
“Uhm, well,
sebenarnya aku sedang kesal dengan orang tuaku” Ujar Yunho pelan.
Jaejoong memiringkan kepalanya.
“Mereka sibuk
bekerja siang dan malam, tidak pernah berada di rumah dan hanya bisa
memberikanku uang setiap hari”
“Hmm”
“Bahkan aku
selalu sengaja berbuat onar, tapi tetap saja, tidak ada salah satu dari mereka
yang peduli”
Yunho menghembuskan nafasnya.
Ia menunduk.
Sedetik kemudian ia tertegun.
Merasakan kehangatan yang melingkupi dirinya.
Omo.
Namja cantik itu memeluknya dengan erat.
“Kalau mereka
tidak sayang padamu, mereka tidak akan mau bekerja keras untuk menghidupi
dirimu Yunnie ah, tidak ada orang tua yang tidak sayang pada anaknya”
“…”
“Kalau kau
menginginkan kasih sayang dari orang tuamu, kau bisa datang kepadaku, aku akan
memberikan sedikit untukmu, hehehehe”
Hmp.
Yunho tersenyum tanpa sadar.
Ia menyentuh lembut lengan Jaejoong dan melonggarkan
pelukan mereka.
Namja tampan itu mengangkat wajahnya.
Menatap dalam mata bening yang besar itu.
Bola mata Jaejoong bergerak pelan.
Membuat Yunho tergoda untuk mendekatkan wajahnya dan
memejamkan mata musangnya pelan.
Jaejoong refleks mencengkram erat lengan jaket Yunho,
ketika bibir mereka bersentuhan dan namja tampan itu segera melumat lembut
bibir atas bawahnya.
Hanya sekedar lumatan singkat.
Namun penuh makna di dalamnya.
“Apa..Kau
selalu mendapatkan kasih sayang Ummamu dengan cara seperti ini kalau kau
bertemu dengannya?” Tanya Jaejoong berbisik.
Yunho terkekeh geli.
Membuat Jaejoong ikut tertawa pelan.
Kemudian namja tampan itu menyatukan dahi mereka
berdua.
“Aku..merasa
sangat nyaman berada di sampingmu, Joongie ah..Kurasa..kurasa aku telah jatuh
cinta kepadamu” Balas Yunho berbisik.
Mata bening Jaejoong bergerak pelan.
Kemudian ia mengerjapkan keduanya cepat.
“Itu bagus,
berarti cintaku tidak bertepuk sebelah tangan”
“Kau juga
mencintaiku?”
“Ne, aku
men---”
“UMMMMAAAAAA!!
EUNHYE NAKAAAALLL~!”
DEG.
Jaejoong sontak mendorong dada bidang Yunho ketika
mendengar teriakan Sooji.
Namja cantik itu tersenyum malu dengan wajahnya yang
merona heboh.
Oh well.
Yunho telah membuatnya melupakan tempat dan waktu kau
tahu itu?
“Yaa,
berhentilah menangis Soo ah, kalau tidak Appa tidak akan membeli permen untuk
kalian semua” Ujar Yunho mengikuti Jaejoong.
Anak-anak itu berteriak senang.
Sementara Jaejoong menaikkan alisnya menatap Yunho.
“Kau menyebut
dirimu Appa eoh?”
“Wae? Kalau
kau Umma sudah pasti aku Appanya”
“Aish”
Namja cantik itu memukul lengan Yunho pelan.
Ia menutup mulutnya dan tertawa geli.
-------
BBBRRRMMMM!!
Motor mahal itu melaju kencang di jalanan Seoul.
Melesat dalam sekejap mata memandang.
Yunho semakin menarik gas-nya.
Ck.
Lagi-lagi geng lain membuatnya terpaksa membantu teman-temannya.
CKKIIIITTTT!
Namja tampan itu segera turun dari motornya begitu ia
sampai.
Melepas helm-nya dan melemparnya begitu saja.
Kemudian ia berlari menarik Jiyong yang kali ini
mengganggunya.
“Mana Junsu?
Jangan bilang kalau ia ditahan lagi!” Ujar Yunho kesal.
Yoochun meringis.
“Ia sedang
spa, Hyung”
“AISHH!”
BRUKK!
Yunho membanting kasar tubuh Jiyong ke jalanan.
“Kalau begitu
apa masalah kali ini eoh?” Tanyanya lagi.
“Daesung mencuri
pudding cake terlezatku, Hyung! Aku
terpaksa memukulnya, tapi sungguh! Ia duluan yang mulai!” Sahut Changmin
mengangkat tangannya ke udara.
Yunho yang melihat itu membulatkan matanya.
Ia segera mendorong Changmin, menggantikannya menerima
tonjokan di wajahnya.
“Ahhh!” Yunho
meringis.
Setetes darah mengalir dari sudut bibirnya.
Namja tampan itu menatap tajam Seungri yang telah
mengotori wajah tampannya.
Yunho mengangkat kakinya menendang namja itu dan
meninju wajahnya berkali-kali.
“Cu-cukup!
Hentikan! Kami mengaku kalah!” Teriak Jiyong yang memuntahkan darah.
Ah.
Yunho segera beranjak dari tubuh Seungri.
Ia menyeka darahnya dan menatap kesal namja naga itu.
“Apa kau tahu?
Aku benar-benar kesal saat ini! Aku hampir saja mendapatkan lidah kekasihku
masuk ke dalam mulutku kalau kau tidak gegabah mencari masalah dengan
sahabat-sahabatku!! AISHH!” Maki Yunho marah.
Yoochun dan Changmin membulatkan mata mereka.
Sementara yang lainnya shock.
“Ka-Kami akan
memberikan apa pun yang kau mau, Jung Yunho!” Ujar Taeyang memijat kepalanya
yang pusing.
Cih.
Yunho berbalik dan kembali meraih helm-nya.
Kemudian ia menaiki motornya dan melaju kencang
meninggalkan mereka semua.
Hening.
Changmin menoleh dan berdesis sebal.
“Kalian harus
mentraktirku sampai aku benar-benar merasa kenyang hari ini!”
-------
“Yunnie!”
Namja cantik itu segera berdiri dari duduknya ketika
motor Yunho berhenti di depannya.
Jaejoong membesarkan matanya dan menyentuh wajah
Yunho.
“Aw!” Ringis
Yunho kaget.
“Ma-maaf, apa
sangat sakit?” Tanya Jaejoong takut.
Yunho menggeleng.
Ia menjauhkan tangan Jaejoong dari wajahnya dan
mengusap rambutnya.
“Kka, aku akan
mengobati lukamu”
“Mwo?”
“Rumahku di
dekat sini, ayo!”
Mata musang Yunho mengerjap.
Rumah Jaejoong?
Ini pertama kalinya!
Namja tampan itu segera turun dari motornya dan
menggandeng jemari kekasihnya.
Yunho mengedarkan pandangannya.
Mereka memasuki lorong di belakang Panti Asuhan.
“Maaf kalau
terlalu kecil untukmu Yunnie ah, aku hanya tinggal sendiri di sini” Ujar
Jaejoong seraya membuka kunci pintu rumahnya.
“Sendiri?”
Tanya Yunho mengikuti Jaejoong.
“Um, aku
memutuskan untuk pindah ke sini setelah ulang tahunku yang ke 18 dari Panti”
“Panti? Kau
berasal dari sana, Joongie?”
“Orang tuaku
membuangku ketika aku lahir, Suster Panti bilang kalau mereka menemukanku di
depan pintu”
DEG.
Yunho terhenyak mendengarnya.
Mata musangnya bergerak lambat.
Memperhatikan Jaejoong yang membuka kotak obatnya.
Bagaimana bisa ia mengeluh mengenai orang tuanya eoh?
Kalau nyatanya kekasihnya sendiri mengalami kisah yang
jauh lebih pahit darinya?
GREPP.
“Maafkan aku”
Bisik Yunho seraya memeluk Jaejoong.
“Yah! Nanti
kausku kotor kena darahmu, Yun!” Pekik Jaejoong lantang.
Yunho terkekeh.
Ia meringis ketika hendak tertawa.
Jaejoong mempoutkan bibir cherrynya.
“Aku belum
pernah memasuki tempat senyaman ini, di sini benar-benar terasa hangat ania?”
Namja cantik itu mengulas senyumnya mendengar ucapan
Yunho.
Ia mengoles alkohol di atas kapas.
“Uh!”
Yunho memejamkan sebelah mata musangnya merasakan
dingin alkohol menyentuh sudut bibirnya.
Namun kemudian ia kembali bersikap biasa.
Kedua matanya
sibuk mengagumi wajah cantik Jaejoong.
“Cha, selesai” Gumam namja cantik itu
tersenyum.
Yunho
memperhatikan Jaejoong yang membuang kapas itu ke dalam plastik dan
mengikatnya.
Dan saat
Jaejoong hendak beranjak dari duduknya, namja tampan itu sudah terlebih dahulu
menahan wajah Jaejoong.
“Kita teruskan yang tadi” Bisik Yunho menatap
dalam bibir cherry kekasihnya.
Wajah Jaejoong
merona hebat.
Ia segera
memejamkan kedua matanya ketika Yunho menempelkan bibir mereka.
Memagutnya
dengan lembut dan manis.
Jaejoong
melenguh ketika namja tampan itu mendesaknya untuk mundur.
Hingga
membuatnya terjatuh di ranjang.
Jaejoong
mencengkram erat punggung Yunho yang kini berada di atasnya.
“Mmm..mckk..ck..ckk..”
Suara kecapan
terdengar jelas.
Mendominasi
gerakan bibir Yunho yang semakin menuntut.
Ia seolah lupa
akan rasa sakit yang menyengat di sudut bibirnya.
Yunho menangkup
dagu Jaejoong.
Menelusupkan
lidah panasnya dan bergerilya di dalam rongga mulut Jaejoong.
Menghisap dan
menjilat apa pun yang ada di dalam sana.
Kemudian ia
memiringkan wajahnya.
Mengundang lidah
Jaejoong untuk berkunjung menyapa langit-langit rongga mulutnya yang hangat.
Tautan lidah
mereka terus menggelora.
Saling menjamah
dengan tidak sabar.
Sampai keduanya
kehabisan oksigen dan melepas ciuman panas tersebut.
Mata mereka
beradu.
Menatap sayang
satu sama lain.
Yunho mengusap
wajah Jaejoong dan tersenyum teduh.
Ia menelusupkan
wajahnya ke lekuk leher jenjang Jaejoong dan mengecup-ngecup kulitnya pelan.
Memberikan
sensasi menyengat pada namja cantik itu.
“Aahh”
Jaejoong
merintih.
Merasakan
nikmatnya hisapan Yunho yang dalam pada kulit lehernya.
Yunho mencetak
sebuah Kissmark yang sangat indah di
sana.
-------
Selimut putih
itu tampak tersibak pelan.
Ketika Jaejoong
membalikkan tubuh telanjangnya menghadap Yunho.
Ia menatap dalam
mata musang itu.
“Kau lelah?” Tanya Yunho tersenyum.
“Yang tadi itu benar-benar hebat” Kekeh
Jaejoong geli.
Namja tampan itu
menepuk kepala Jaejoong.
“Kau nakal”
“Hehehe”
SSRAK.
Jaejoong
bergeser merapatkan tubuhnya dengan dada bidang Yunho.
Membiarkan namja
tampan itu menyentuh pinggangnya.
“Lusa Taeminnie berulang tahun” Bisik
Jaejoong pelan.
Hmm.
Yunho menggumam
ringan.
Ia mengangguk.
“Lalu apa yang direncanakan oleh Ummanya yang
cantik ini hmm?”
“Hehehe, aku sedang memikirkan, bagaimana
kalau kita membuat sebuah pesta untuknya? Ia pasti sangat senang”
“Ide bagus, kita bisa menghias ruang tengahku
bersama, aku juga akan mengenalkanmu kepada teman-temanku”
“Mwo? Maksudmu..Di rumahmu?”
“Waeyo? Ada masalah?”
“Ani..Aku hanya merasa tidak enak, Yun
ah..Taemin---”
“Taeminnie juga putraku, Joongie, tidak salah
kalau kita merayakan ulang tahunnya di rumahku”
Jaejoong
tertegun.
Mata beningnya
berkilat.
Ia tersenyum dan
mengangguk.
“Ini pasti akan menjadi pesta ulang tahun
yang sangat mengesankan untuknya”
-------
Suara derap
langkah kaki terdengar riuh di rumah mewah itu.
Teriakan dan
celotehan anak-anak Panti membahana sampai ke ujung ruangan.
Yoochun, Junsu
dan Changmin sampai kewalahan mendampingi mereka.
Ah, Jonghyun
mengulas senyumnya merasakan suasana hidup seperti ini.
Kau tahu?
Rumah ini selalu
terasa dingin dan sepi.
Tapi kali ini,
benar-benar hangat di mata.
“Aku sama sekali tidak menyangka kalau
rumahmu sebesar ini, Yunnie” Tawa Jaejoong.
“Ini bukan rumahku, Joongie, ini rumah kedua
orang tuaku, kalau kau ingin melihat rumahku nanti, kau harus bersabar sampai
kita menikah ne?” Sahut Yunho terkekeh.
Aish.
Jaejoong menepuk
lengan Yunho pelan.
Ia kembali
menyuap potongan kue ulang tahun Taemin ke dalam mulutnya.
“Ah, selamat datang”
DEG.
Jaejoong dan
Yunho sama-sama menoleh ke arah pintu depan ketika mendengar suara Yoochun,
Junsu dan Changmin yang terdengar kompak.
Namja cantik itu
menaikkan alisnya.
Sementara Yunho
terpaku.
Menatap tidak
percaya kedua orang tuanya yang kini berdiri disana.
Jinki dan Keybum
tampak kaget dengan suasana heboh dan anak-anak yang berlarian di sekitar
mereka.
“Anyeong haseyo” Sapa Jaejoong menundukkan
tubuhnya.
Key tersenyum
kecil.
Ia berjalan
menghampiri Yunho dan mengecup pelan pipinya.
Kemudian ia
menyusul suaminya masuk ke dalam ruang kerja namja bermata bulan sabit itu.
Jaejoong menoleh
memandang Yunho.
Ia tahu namja
tampan itu terluka.
Hanya segitu
sajakah?
Tidak ada
pelukan penuh rindu dari keduanya?
Setelah sekian
tahun lamanya mereka meninggalkan rumah?
“Tuan dan Nyonya Besar ingin bertemu dengan
anda, Tuan Jaejoong” Ujar Jonghyun menghampiri mereka.
Eoh?
Jaejoong
membesarkan kedua matanya.
Sementara Yunho
menahan tangannya.
Namja cantik itu
tersenyum kecil.
Ia berjinjit
mengecup hidung Yunho pelan dan berlari kecil menyusul Jonghyun.
CKLEK.
Jaejoong
mengedarkan pandangannya.
Menatap Jinki
yang berdiri menghadap jendela besar itu.
Membelakangi
dirinya.
“Duduklah disini”
Jaejoong
menoleh, mendapati Keybum tersenyum kecil dan menepuk lembut sofa berwarna
putih itu.
Namja cantik itu
mengangguk.
Ia mengagumi
wajah cantik Key yang mengenakan blus kantornya.
“Siapa namamu?” Tanya Key pelan.
“Kim Jaejoong” Sahut Jaejoong bergumam.
Ia sedikit
merasa takut sekarang.
“Apa kau kekasih putraku?”
“…Ne..”
“Kau mencintainya?”
“Ne, aku..aku sangat mencintainya”
Hmp.
Keybum mengulas
senyumnya.
Ia mengusap
lembut wajah Jaejoong.
“Aku bisa melihat ketulusan hatimu, Jaejoong
ah..Dan aku juga tahu, Yunho tidak akan salah memilih tautan hatinya”
M-mwo?
Mata besar
Jaejoong mengerjap.
Menatap tidak
percaya Key yang kini terkekeh pelan.
Sangat anggun
dan elegan.
“Aku sangat merasa bersalah karena telah
meninggalkan Yunho sendirian di rumah ini..Bertahun-tahun ia tumbuh tanpa
mendapatkan kasih sayang yang sebenarnya..Maka dari itu, apa pun keputusan
Yunho, dan apa pun yang diinginkan olehnya, tidak pernah mendapat tentangan
dariku maupun suamiku..” Jelas Key perlahan.
Namja cantik itu
terdiam.
Menatap dalam
mata kucing yang sangat indah itu.
“Um..Se-sebenarnya, aku memiliki rahim, aku
mengetahuinya saat aku memeriksakan kesehatanku dulu..Apa..Itu mengganggu---”
“Omo, kau benar-benar namja paling spesial
yang pernah ada, Jaejoong ah, Yunho sangat beruntung telah mendapatkan dirimu~!”
Jaejoong
tertegun.
Ia tersenyum
tanpa sadar.
Ruangan itu
kembali terasa hening.
Jaejoong melirik
Key yang berdehem memberi tanda kepada suaminya.
Namja cantik itu
menatap punggung Jinki yang membelakangi dirinya.
“Ehm..Satu hal yang perlu kau ingat,
Jaejoong, Yunho, dia alergi kacang”
-------
“Apa yang mereka katakan kepadamu?” Tanya
Yunho khawatir.
Hmp.
Jaejoong tersenyum
lebar.
Ia segera
memeluk Yunho dengan erat.
Mengacuhkan
Yoochun dan Changmin yang bersiul menggodanya.
“Umma dan Appamu benar-benar sosok yang
mengagumkan, Yunnie ah” Desis Jaejoong bahagia.
Namja tampan itu
tersenyum kecil mendengarnya.
Oh well.
Bukankah itu
berarti sesuatu yang baik telah terjadi di dalam sana hm?
“Kka, Taeminnie belum mendapatkan kado
dariku” Ujar Jaejoong melepas pelukannya.
GREPP!
Namja cantik itu
menoleh.
Yunho menahan
pergelangan tangannya.
“Apa?” Tanya Jaejoong mengerutkan dahinya.
“Aku benar-benar penasaran, Joongie, apa yang
terjadi di dalam sana?” Balas Yunho balik bertanya.
Jaejoong
tertawa.
Ia mengusap
lembut lengan Yunho.
Seulas senyum
manis terukir di bibir cherrynya.
“Mereka menginginkan kita untuk segera
menikah secepatnya, Yunnie ah..”
Omonaaaa >.<
BalasHapusSweet bangeeet~ rasa manisnya sampai mengawang di udaraaa (?)
Aduh eonni, saya kehilangan kata-kata untuk FF mu ini *_*
Mungkin eonni bosan mendengar deskripsi ini uintuk FFmu dari orang lain, tapi saya harus tetap mengatakannya(?)
SUKA.SUKAAAAAAA SEKALI XD
Yoochun meringis
BalasHapus"Ia sedang spa, Hyung"
#JEDDEEERRRR *apadeh -_-
Wkwkwwkwk.. sumpah ngakak .. lg asyik" juga ..
Daebak deh !!