This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Selasa, 02 April 2013

FF/YAOI/YUNJAE/ONESHOOT/FIRST SWEET





Tittle: FIRST SWEET
Genre: YAOI

Author: Shella Rizal a.k.a Park Sooji

Cast: Yunjae and other

Length: ONESHOOT

Rating: family-romance-fluff-friendship-gelundungan di sawah


WARNING: BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2 kutang Jae umma*


-------


  “Mereka menginginkan kita untuk segera menikah secepatnya, Yunnie ah..”
.
.
.

Sosok tampan itu tampak menatap dalam kertas soal ujian kelulusannya.
Ia mengendus pelan dan kembali menggoreskan jawabannya disana.
Hmm, tinggal dua soal lagi ani?

Yunho menaikkan alisnya ketika ia merasakan ponsel yang berada di dalam saku seragamnya bergetar panjang.
Oh well, seseorang meneleponnya.
Ck!
Yunho mengangkat wajahnya dan mengedarkan pandangannya.

Memperhatikan Songsaenim Killer itu terlihat acuh pada barisan mejanya.


PIK.


Yunho menempelkan ponsel layar sentuh itu di telinganya.
Ia berbisik.

  “Wae Chun ah?”

  Hhh..hhh..Yunho! Kau harus menolong kami! Hhh..Siwon menculik Junsu dan memukulinya!

  “M-mwo?!”

  Kami sedang mengejar geng mereka! Susul kami di dekat gang gelap ujung Namsan Tower!!

Yunho terdiam.
Mata musangnya bergerak pelan.
Memperhatikan kertas ujian nasionalnya saat ini.

Gosh.

Hanya dua soal lagi, kemudian ia akan lulus dari SMA-nya.
Tsk! Sahabat lebih penting!

BRAKK!

Yunho menggebrak mejanya dengan kasar dan berlari menuju pintu kelas.
Membuat Minho Songsaenim membesarkan mata kodoknya.

  “YAA! Jung Yunho! Kau sudah selesaikan soalmu?!”

  “Peduli setan dengan kertas bodoh itu!!”

  “JUNG YUNHO!!”

DRAP DRAP DRAP!

Yunho melonggarkan dasi seragamnya.
Nafasnya terengah.
Namja tampan itu mempercepat lajunya dan melompati pintu pagar besi itu.
Mengacuhkan teriakan sang penjaga sekolah.

  “BRENGSEK!” Maki Yunho kesal.

Ia melihat Yoochun yang kini sedang menendangi salah satu anggota geng Siwon.
Kemudian ia menoleh.
Junsu sudah berlumuran darah disana.

BUKK!

Changmin yang sedang menjambak rambut Donghae segera menoleh ke belakang.
Detik itu juga senyumnya terulas lebar.

  “YUNHO HYUNG!” Jeritnya senang.

Okee!
Saatnya serangan balik!

BUAKK!

BUKK!

BRUKK!!

Yunho, Yoochun dan Changmin segera menghajar Siwon beserta anggota gengnya dengan membabi buta.
Namja chubby itu menyeret Junsu dan menggendongnya di punggung.
Setelah Siwon dan yang lainnya menyerah, baru Yunho berhenti menendangi mereka.

  “Hh..Lain kali kalau kau ingin mencari masalah denganku, adu dulu kekuatanmu, arasseo?!” Ujar Yunho seraya meludahi Siwon.

Namja tinggi itu meringis.
Ia memalingkan wajahnya menahan malu.

Sementara itu, Changmin sudah menarik Yunho untuk menjauh.
Menyusul Yoochun yang kini menduduki Junsu di atas kap mobil mewahnya.

  “Hyung, bagaimana dengan ujian kelulusanmu?”

Eoh?

Yoochun dan Junsu mengangkat wajah mereka mendengar pertanyaan Changmin yang terkesan polos.
Hem.
Namja tampan itu terkekeh pelan.
Ia menepuk lembut kepala Changmin.

  “Kalian lebih berarti untukku dari pada tumpukan kertas bodoh itu” Kekehnya geli.


-------


Jonghyun Kim memperlihatkan senyum manisnya.
Menatap sang kepala sekolah yang kini duduk di hadapannya.
Namja berambut brunette itu melirik Yunho yang duduk di sampingnya.

Ck.

Namja tampan itu terlihat acuh.

  “Hmm, bagaimana ya? Aku mengerti kalau orang tua Yunho adalah pemilik yayasan sekolah, tapi tetap saja, Yunho tidak bisa lulus begitu saja karena telah meninggalkan ruangannya tadi pagi” Jelas sang kepala sekolah.

Jonghyun semakin melebarkan senyumnya.
Ia merogoh saku dalam jasnya dan meletakkan selembar cek di atas meja.

  “Aku harap anda akan mengerti, Sajangnim, Tuan Muda akan memasuki Universitas terbaik di Seoul nantinya” Ujarnya pelan.

Ah.

Mata sang kepala sekolah terlihat berbinar setelah memperhatikan nominal angka yang luar biasa di atas cek itu.
Pelan, ia mengulurkan jemarinya meraih cek itu dengan senyum yang tak kalah lebar.

  “Orang-orang akan mengerti, bahwa sebenarnya Yunho itu murid yang sangat pintar dan sangat disayangkan kalau tidak lulus”

SSRAK!

Jonghyun membulatkan matanya.
Menatap Yunho yang merebut kasar cek itu dan merobek-robeknya dengan raut wajah datar.
Sang kepala sekolah shock.
Ia menelan salivanya.

  “Aku tidak butuh kelulusanku” Desis Yunho tajam.

  “Tu-tuan Muda!” Panggil Jonghyun lantang.

BLAMM!

Yunho tidak peduli.
Ia sudah lebih dulu membanting pintu ruang kepala sekolah dan berjalan menjauh seraya menghembuskan nafas panjang.

Hei.

Yang ia inginkan bukan ini.
Sama sekali bukan.
Yunho ingin kedua orang tuanya hadir disini.
Memarahinya karena ia telah berbuat onar untuk yang kesekian kalinya.
Dan kalau bisa, Yunho ingin sekali mendapat pukulan kasih sayang dari Appanya.

Hh.
Bisa apa dia selain berharap semu?
Kalau nyatanya adalah Umma dan Appanya tidak pernah berada di rumah.
Mereka sibuk mengurus perusahaan keluarga yang bercabang-cabang entah dimana.

Well, terkadang uang bukanlah segalanya, kau tahu itu?


-------


TAP TAP TAP.

Yunho berjalan pelan seraya memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana seragamnya.
Namja tampan itu menendang kerikil sesekali.

  “Huwwweeeee~~”

Eoh?

Sontak Yunho berhenti melangkah.
Ia mengedarkan pandangannya.
Mencari pemilik suara tangisan itu.

Namja tampan itu menaikkan alisnya ketika ia menunduk dan mendapatkan seorang anak kecil yang menangis kencang.
Yunho tersenyum geli dan berjongkok di hadapan bocah tersebut.

  “Hei, kenapa kau menangis? Anak laki-laki tidak boleh menangis seperti ini” Ujar Yunho lembut.

Anak kecil itu mengangkat wajah sembabnya.
Kulit putihnya tampak memerah manis.
Ia menunjuk es krimnya yang terjatuh di jalanan.

  “Huks..Huks..Es krim Taeminnie jatuuuhh..Hueeee~~” Isak namja jamur itu lantang.

Yunho tertawa geli.
Ia menepuk lembut kepala Taemin dan mengusap air matanya yang berjatuhan.

  “Berhentilah menangis, akan Hyung belikan lagi, rasa apa pun yang kau suka” Ujar Yunho tersenyum.

  “Je-Jeongmallyo?” Bisik Taemin polos.

Yunho mengangguk.
Ia menggendong anak kecil itu dan membawanya menyebrangi jalanan.
Membeli satu cone es krim rasa susu pisang.

  “Hyung, antar Taeminnie ke sana~” Pinta namja jamur itu manja.

Telunjuk mungilnya menunjuk sebuah taman yang ada di seberang jalan.
Yunho mengangguk.
Ia mengecup lembut puncak kepala Taemin dan membawanya ke sana.

Namja tampan itu segera menurunkan Taemin yang ingin melompat dari gendongannya.
Namja jamur itu segera berlari dengan kedua kakinya yang pendek.

  “Ummmaaaaa~~!” Jeritnya menggemaskan.

Yunho mengangkat wajahnya.
Mengikuti arah lari namja jamur itu.

  “Nee Taeminnie~~”

DEG.

Demi Tuhan.
Mata musang Yunho membulat sempurna.
Ia seolah terpaku pada sosok cantik yang sedang berdiri di dekat menara jam itu.
Cantik.
Sungguh cantik.

Dada Yunho berdebar kencang, semakin lama semakin kencang.
Hingga membuat kedua tangannya bergetar pelan.
Yunho menelan salivanya gugup.
Wajahnya menghangat perlahan.

Gosh.

Jatuh cintakah ia?
Pada pandangan pertama?

  “Umma~! Taeminnie dibelikan es krim sama Hyung itu~!” Jerit Taemin seraya menunjuk Yunho.

Eoh?

Jaejoong yang mendengar celotehan lucu itu pun mengangkat wajahnya.
Ia mengerjapkan mata besarnya lambat ketika menangkap sosok tampan yang sedang berdiri menatapnya dalam jarak yang lumayan dekat.

DEG DEG DEG.

Tampan.

  “Mi-Minnie sudah bilang terima kasih?” Tanya Jaejoong tersenyum gugup menatap Taemin.

Ah.
Namja jamur itu memiringkan kepalanya imut.
Jaejoong benar.
Ia lupa berterima kasih.
Taemin berbalik dan berlari kecil menghampiri Yunho.

  “Hyung, terima kasih untuk  es krimnya~”

  “Sama-sama, Taeminnie”

Taemin terkekeh lucu.
Ia menjilat es krimnya dan berlari untuk bergabung bersama beberapa anak seusianya di dekat ayunan.
Meninggalkan Jaejoong yang kini berdampingan dengan Yunho.

  “Ah, aku ikut berterima kasih untuk es krimnya Taeminnie” Ujar Jaejoong pelan.

Yunho tersentak.
Ia merasakan gugup yang luar biasa.

  “Ani, aniyeyo, gwenchana” Sahutnya sedikit keras.

Jaejoong yang mendengar itu terkekeh geli.
Ia menutup mulutnya dengan punggung tangan kanan.
Aigoo~
Yeoppo~

  “Taeminnie anakmu?” Tanya Yunho menaikkan alisnya.

Sungguh.
Ia benar-benar penasaran.
Sekilas mata musangnya melirik jemari Jaejoong.
Great.
Tidak ada cincin apa pun disana.

  “Ne, Taemin anakku” Sahut Jaejoong tersenyum manis.

DEG.

Mata musang Yunho melebar dalam sekejap.

  “Tapi---”

  “UMMMAAAAA~~!!”

DRAP DRAP DRAP!

GREPP!

Eoh?

Yunho kembali membulatkan mata musangnya tidak percaya.
Menatap segerombolan anak kecil yang tadinya bermain di sekitar ayunan kini berlarian memeluk kaki Jaejoong.
Membuat namja cantik itu tidak bisa menahan tawanya.

  “Me-mereka..Anakmu?” Tanya Yunho bingung.

Jaejoong mengangguk.
Ia tersenyum bahagia.
 
  “Aku sudah menganggap mereka anak-anakku sendiri” Sahutnya seraya melirik sebuah Panti Asuhan yang tidak jauh dari taman.

Ah.
Yunho mengangguk tanda mengerti.
Diam-diam ia menghela nafas lega.

  “Kau kuliah?” Tanya Yunho pelan.

  “Ne, kau?” Balas Jaejoong balik bertanya.

  “Aku..Well, seharusnya aku sudah lulus ujian nasional hari ini, tapi aku menghancurkan semuanya”

  “Mwo? Bagaimana bisa?”

  “Temanku terluka, dan aku menolongnya”

  “Ah..Itu sebuah pengorbanan yang sangat besar..”

  “Ne..”

  “Tapi itu benar-benar mengagumkan, tidak ada orang yang berani berbuat sepertimu ani?”

Yunho tersenyum lembut mau tidak mau.
Mata musangnya balas menatap teduh sosok cantik itu.

  “Siapa namamu?”

  “Jaejoong, namaku Kim Jaejoong”

  “Aku Jung Yunho”

Jaejoong menundukkan wajahnya.
Ketika salah seorang bocah yang mengerubunginya menarik-narik celananya.

  “Hyukkie mau pulang?”

  “Ung”

Namja cantik itu menepuk lembut kepala Eunhyuk dan terkekeh.
Ia kembali menatap Yunho.

  “Jja, kami harus kembali sekarang”

  “Arasseo”

  “…”

  “Ng, Jaejoong ah!”

  “Ne?”

  “Apa-apakah kita bisa bertemu lagi disini besok? Maksudku, aku ingin mengenalmu lebih lanjut dan---”

  “Arasseo, aku akan menunggumu besok sore, hehehe, jja, Yunnie ah~!”

Eoh?

Yunho terdiam seketika.
Perlahan senyum manisnya terulas lebar.
Yunnie?
Hmp, itu benar-benar terdengar manis.


-------


  “Yunho, kau mau kemana?”

Namja tampan itu menoleh.
Memandang Yoochun dan Changmin yang sedang bermain game di ruang tengahnya.
Sementara Junsu tampak sibuk mengutak-atik ponsel barunya.

  “Aku ingin menemui seseorang di taman”

  “Mwo? Seseorang? YAH! JUNG YUNHO JATUH CINTA!”

  “YYA! Apa maksudmu, Shim Changmin?!”

  “Hahahaha, selama kita berteman aku sama sekali tidak pernah melihatmu setampan ini, Yunho Hyung! Katakan padaku, siapa orang yang telah merebut hatimu hum?”

  “Ckk, kau berisik sekali”

  “YAH HYUNG!”

  “Kim Jaejoong! Dan jangan berani membuntutiku, arasseo?!”

Changmin tergelak.
Yoochun terkekeh geli dan mengangguk-angguk tidak jelas.

  “Tuan Muda”

Yunho menoleh.
Menatap Jonghyun yang menghampiri dirinya.

  “Wae?”

  “Saya sudah menghubungi sekretaris Tuan dan Nyonya besar, mereka tidak akan kembali untuk bulan ini”

  “Ck, memangnya kapan Umma dan Appa pernah menginjakkan kaki di rumah ini eoh?”

Jonghyun terdiam.
Ia menunduk.
Sementara ketiga bebek itu bungkam.
Raut wajah Yunho saat ini jelas memperlihatkan kalau ia kecewa, marah dan kesal di saat yang bersamaan.

  “Nyonya besar mengirimkan 1 juta won untuk anda hari ini”

  “Aku tidak butuh uang itu! Kembalikan saja padanya!”

BLAMM!

Jonghyun menghela nafas panjang.
Ia menoleh.
Menatap ketiga sahabat Yunho yang kompak mengangkat bahu mereka kepadanya.

Aish.


-------


Hmp.

Yunho menarik senyum manisnya tanpa sadar.
Mata musangnya menatap Jaejoong yang sedang duduk di kursi taman.
Mengawasi beberapa anak bermain di lapangan.

  “Untukmu” Ujar Yunho seraya menempelkan kaleng jus dingin di pipi Jaejoong.

Namja cantik itu tersentak kaget.
Ia menoleh dan tersenyum lebar.

  “Apa yang terjadi?” Tanya Jaejoong kemudian.

  “Hmm?” Gumam Yunho tidak mengerti.

  “Matamu mengatakan kalau kau sedang dalam suasana buruk hari ini, apa yang terjadi?”

Yunho tertegun.
Bagaimana Jaejoong bisa tahu?

  “Uhm, well, sebenarnya aku sedang kesal dengan orang tuaku” Ujar Yunho pelan.

Jaejoong memiringkan kepalanya.

  “Mereka sibuk bekerja siang dan malam, tidak pernah berada di rumah dan hanya bisa memberikanku uang setiap hari”

  “Hmm”

  “Bahkan aku selalu sengaja berbuat onar, tapi tetap saja, tidak ada salah satu dari mereka yang peduli”

Yunho menghembuskan nafasnya.
Ia menunduk.
Sedetik kemudian ia tertegun.
Merasakan kehangatan yang melingkupi dirinya.

Omo.
Namja cantik itu memeluknya dengan erat.

  “Kalau mereka tidak sayang padamu, mereka tidak akan mau bekerja keras untuk menghidupi dirimu Yunnie ah, tidak ada orang tua yang tidak sayang pada anaknya”

  “…”

  “Kalau kau menginginkan kasih sayang dari orang tuamu, kau bisa datang kepadaku, aku akan memberikan sedikit untukmu, hehehehe”

Hmp.
Yunho tersenyum tanpa sadar.
Ia menyentuh lembut lengan Jaejoong dan melonggarkan pelukan mereka.
Namja tampan itu mengangkat wajahnya.
Menatap dalam mata bening yang besar itu.

Bola mata Jaejoong bergerak pelan.
Membuat Yunho tergoda untuk mendekatkan wajahnya dan memejamkan mata musangnya pelan.
Jaejoong refleks mencengkram erat lengan jaket Yunho, ketika bibir mereka bersentuhan dan namja tampan itu segera melumat lembut bibir atas bawahnya.

Hanya sekedar lumatan singkat.
Namun penuh makna di dalamnya.

  “Apa..Kau selalu mendapatkan kasih sayang Ummamu dengan cara seperti ini kalau kau bertemu dengannya?” Tanya Jaejoong berbisik.

Yunho terkekeh geli.
Membuat Jaejoong ikut tertawa pelan.

Kemudian namja tampan itu menyatukan dahi mereka berdua.

  “Aku..merasa sangat nyaman berada di sampingmu, Joongie ah..Kurasa..kurasa aku telah jatuh cinta kepadamu” Balas Yunho berbisik.

Mata bening Jaejoong bergerak pelan.
Kemudian ia mengerjapkan keduanya cepat.

  “Itu bagus, berarti cintaku tidak bertepuk sebelah tangan”

  “Kau juga mencintaiku?”

  “Ne, aku men---”

  “UMMMMAAAAAA!! EUNHYE NAKAAAALLL~!”

DEG.

Jaejoong sontak mendorong dada bidang Yunho ketika mendengar teriakan Sooji.
Namja cantik itu tersenyum malu dengan wajahnya yang merona heboh.
Oh well.
Yunho telah membuatnya melupakan tempat dan waktu kau tahu itu?

  “Yaa, berhentilah menangis Soo ah, kalau tidak Appa tidak akan membeli permen untuk kalian semua” Ujar Yunho mengikuti Jaejoong.

Anak-anak itu berteriak senang.
Sementara Jaejoong menaikkan alisnya menatap Yunho.

  “Kau menyebut dirimu Appa eoh?”

  “Wae? Kalau kau Umma sudah pasti aku Appanya”

  “Aish”

Namja cantik itu memukul lengan Yunho pelan.
Ia menutup mulutnya dan tertawa geli.


-------


BBBRRRMMMM!!

Motor mahal itu melaju kencang di jalanan Seoul.
Melesat dalam sekejap mata memandang.
Yunho semakin menarik gas-nya.
Ck.
Lagi-lagi geng lain membuatnya terpaksa membantu teman-temannya.

CKKIIIITTTT!

Namja tampan itu segera turun dari motornya begitu ia sampai.
Melepas helm-nya dan melemparnya begitu saja.
Kemudian ia berlari menarik Jiyong yang kali ini mengganggunya.

  “Mana Junsu? Jangan bilang kalau ia ditahan lagi!” Ujar Yunho kesal.

Yoochun meringis.

  “Ia sedang spa, Hyung”

  “AISHH!”

BRUKK!

Yunho membanting kasar tubuh Jiyong ke jalanan.

  “Kalau begitu apa masalah kali ini eoh?” Tanyanya lagi.

  “Daesung mencuri pudding cake terlezatku, Hyung! Aku terpaksa memukulnya, tapi sungguh! Ia duluan yang mulai!” Sahut Changmin mengangkat tangannya ke udara.

Yunho yang melihat itu membulatkan matanya.
Ia segera mendorong Changmin, menggantikannya menerima tonjokan di wajahnya.

  “Ahhh!” Yunho meringis.

Setetes darah mengalir dari sudut bibirnya.
Namja tampan itu menatap tajam Seungri yang telah mengotori wajah tampannya.
Yunho mengangkat kakinya menendang namja itu dan meninju wajahnya berkali-kali.

  “Cu-cukup! Hentikan! Kami mengaku kalah!” Teriak Jiyong yang memuntahkan darah.

Ah.
Yunho segera beranjak dari tubuh Seungri.
Ia menyeka darahnya dan menatap kesal namja naga itu.

  “Apa kau tahu? Aku benar-benar kesal saat ini! Aku hampir saja mendapatkan lidah kekasihku masuk ke dalam mulutku kalau kau tidak gegabah mencari masalah dengan sahabat-sahabatku!! AISHH!” Maki Yunho marah.

Yoochun dan Changmin membulatkan mata mereka.
Sementara yang lainnya shock.

  “Ka-Kami akan memberikan apa pun yang kau mau, Jung Yunho!” Ujar Taeyang memijat kepalanya yang pusing.

Cih.
Yunho berbalik dan kembali meraih helm-nya.
Kemudian ia menaiki motornya dan melaju kencang meninggalkan mereka semua.

Hening.

Changmin menoleh dan berdesis sebal.

  “Kalian harus mentraktirku sampai aku benar-benar merasa kenyang hari ini!”


-------


  “Yunnie!”

Namja cantik itu segera berdiri dari duduknya ketika motor Yunho berhenti di depannya.
Jaejoong membesarkan matanya dan menyentuh wajah Yunho.

  “Aw!” Ringis Yunho kaget.

  “Ma-maaf, apa sangat sakit?” Tanya Jaejoong takut.

Yunho menggeleng.
Ia menjauhkan tangan Jaejoong dari wajahnya dan mengusap rambutnya.

  “Kka, aku akan mengobati lukamu”

  “Mwo?”

  “Rumahku di dekat sini, ayo!”

Mata musang Yunho mengerjap.
Rumah Jaejoong?
Ini pertama kalinya!
Namja tampan itu segera turun dari motornya dan menggandeng jemari kekasihnya.

Yunho mengedarkan pandangannya.
Mereka memasuki lorong di belakang Panti Asuhan.

  “Maaf kalau terlalu kecil untukmu Yunnie ah, aku hanya tinggal sendiri di sini” Ujar Jaejoong seraya membuka kunci pintu rumahnya.

  “Sendiri?” Tanya Yunho mengikuti Jaejoong.

  “Um, aku memutuskan untuk pindah ke sini setelah ulang tahunku yang ke 18 dari Panti”

  “Panti? Kau berasal dari sana, Joongie?”

  “Orang tuaku membuangku ketika aku lahir, Suster Panti bilang kalau mereka menemukanku di depan pintu”

DEG.

Yunho terhenyak mendengarnya.
Mata musangnya bergerak lambat.
Memperhatikan Jaejoong yang membuka kotak obatnya.

Bagaimana bisa ia mengeluh mengenai orang tuanya eoh?
Kalau nyatanya kekasihnya sendiri mengalami kisah yang jauh lebih pahit darinya?

GREPP.

  “Maafkan aku” Bisik Yunho seraya memeluk Jaejoong.

  “Yah! Nanti kausku kotor kena darahmu, Yun!” Pekik Jaejoong lantang.

Yunho terkekeh.
Ia meringis ketika hendak tertawa.
Jaejoong mempoutkan bibir cherrynya.

  “Aku belum pernah memasuki tempat senyaman ini, di sini benar-benar terasa hangat ania?”

Namja cantik itu mengulas senyumnya mendengar ucapan Yunho.
Ia mengoles alkohol di atas kapas.

  “Uh!”

Yunho memejamkan sebelah mata musangnya merasakan dingin alkohol menyentuh sudut bibirnya.
Namun kemudian ia kembali bersikap biasa.
Kedua matanya sibuk mengagumi wajah cantik Jaejoong.

  “Cha, selesai” Gumam namja cantik itu tersenyum.

Yunho memperhatikan Jaejoong yang membuang kapas itu ke dalam plastik dan mengikatnya.
Dan saat Jaejoong hendak beranjak dari duduknya, namja tampan itu sudah terlebih dahulu menahan wajah Jaejoong.

  “Kita teruskan yang tadi” Bisik Yunho menatap dalam bibir cherry kekasihnya.

Wajah Jaejoong merona hebat.
Ia segera memejamkan kedua matanya ketika Yunho menempelkan bibir mereka.
Memagutnya dengan lembut dan manis.

Jaejoong melenguh ketika namja tampan itu mendesaknya untuk mundur.
Hingga membuatnya terjatuh di ranjang.
Jaejoong mencengkram erat punggung Yunho yang kini berada di atasnya.

  “Mmm..mckk..ck..ckk..”

Suara kecapan terdengar jelas.
Mendominasi gerakan bibir Yunho yang semakin menuntut.
Ia seolah lupa akan rasa sakit yang menyengat di sudut bibirnya.

Yunho menangkup dagu Jaejoong.
Menelusupkan lidah panasnya dan bergerilya di dalam rongga mulut Jaejoong.
Menghisap dan menjilat apa pun yang ada di dalam sana.
Kemudian ia memiringkan wajahnya.
Mengundang lidah Jaejoong untuk berkunjung menyapa langit-langit rongga mulutnya yang hangat.

Tautan lidah mereka terus menggelora.
Saling menjamah dengan tidak sabar.
Sampai keduanya kehabisan oksigen dan melepas ciuman panas tersebut.

Mata mereka beradu.
Menatap sayang satu sama lain.

Yunho mengusap wajah Jaejoong dan tersenyum teduh.
Ia menelusupkan wajahnya ke lekuk leher jenjang Jaejoong dan mengecup-ngecup kulitnya pelan.
Memberikan sensasi menyengat pada namja cantik itu.

  “Aahh”

Jaejoong merintih.
Merasakan nikmatnya hisapan Yunho yang dalam pada kulit lehernya.
Yunho mencetak sebuah Kissmark yang sangat indah di sana.


-------


Selimut putih itu tampak tersibak pelan.
Ketika Jaejoong membalikkan tubuh telanjangnya menghadap Yunho.
Ia menatap dalam mata musang itu.

  “Kau lelah?” Tanya Yunho tersenyum.

  “Yang tadi itu benar-benar hebat” Kekeh Jaejoong geli.

Namja tampan itu menepuk kepala Jaejoong.

  “Kau nakal”

  “Hehehe”

SSRAK.

Jaejoong bergeser merapatkan tubuhnya dengan dada bidang Yunho.
Membiarkan namja tampan itu menyentuh pinggangnya.

  “Lusa Taeminnie berulang tahun” Bisik Jaejoong pelan.

Hmm.
Yunho menggumam ringan.
Ia mengangguk.

  “Lalu apa yang direncanakan oleh Ummanya yang cantik ini hmm?”

  “Hehehe, aku sedang memikirkan, bagaimana kalau kita membuat sebuah pesta untuknya? Ia pasti sangat senang”

  “Ide bagus, kita bisa menghias ruang tengahku bersama, aku juga akan mengenalkanmu kepada teman-temanku”

  “Mwo? Maksudmu..Di rumahmu?”

  “Waeyo? Ada masalah?”

  “Ani..Aku hanya merasa tidak enak, Yun ah..Taemin---”

  “Taeminnie juga putraku, Joongie, tidak salah kalau kita merayakan ulang tahunnya di rumahku”

Jaejoong tertegun.
Mata beningnya berkilat.
Ia tersenyum dan mengangguk.

  “Ini pasti akan menjadi pesta ulang tahun yang sangat mengesankan untuknya”


-------


Suara derap langkah kaki terdengar riuh di rumah mewah itu.
Teriakan dan celotehan anak-anak Panti membahana sampai ke ujung ruangan.
Yoochun, Junsu dan Changmin sampai kewalahan mendampingi mereka.

Ah, Jonghyun mengulas senyumnya merasakan suasana hidup seperti ini.

Kau tahu?
Rumah ini selalu terasa dingin dan sepi.
Tapi kali ini, benar-benar hangat di mata.

  “Aku sama sekali tidak menyangka kalau rumahmu sebesar ini, Yunnie” Tawa Jaejoong.

  “Ini bukan rumahku, Joongie, ini rumah kedua orang tuaku, kalau kau ingin melihat rumahku nanti, kau harus bersabar sampai kita menikah ne?” Sahut Yunho terkekeh.

Aish.
Jaejoong menepuk lengan Yunho pelan.
Ia kembali menyuap potongan kue ulang tahun Taemin ke dalam mulutnya.

  “Ah, selamat datang”

DEG.

Jaejoong dan Yunho sama-sama menoleh ke arah pintu depan ketika mendengar suara Yoochun, Junsu dan Changmin yang terdengar kompak.
Namja cantik itu menaikkan alisnya.
Sementara Yunho terpaku.
Menatap tidak percaya kedua orang tuanya yang kini berdiri disana.

Jinki dan Keybum tampak kaget dengan suasana heboh dan anak-anak yang berlarian di sekitar mereka.

  “Anyeong haseyo” Sapa Jaejoong menundukkan tubuhnya.

Key tersenyum kecil.
Ia berjalan menghampiri Yunho dan mengecup pelan pipinya.
Kemudian ia menyusul suaminya masuk ke dalam ruang kerja namja bermata bulan sabit itu.

Jaejoong menoleh memandang Yunho.
Ia tahu namja tampan itu terluka.
Hanya segitu sajakah?
Tidak ada pelukan penuh rindu dari keduanya?
Setelah sekian tahun lamanya mereka meninggalkan rumah?

  “Tuan dan Nyonya Besar ingin bertemu dengan anda, Tuan Jaejoong” Ujar Jonghyun menghampiri mereka.

Eoh?
Jaejoong membesarkan kedua matanya.
Sementara Yunho menahan tangannya.

Namja cantik itu tersenyum kecil.
Ia berjinjit mengecup hidung Yunho pelan dan berlari kecil menyusul Jonghyun.

CKLEK.

Jaejoong mengedarkan pandangannya.
Menatap Jinki yang berdiri menghadap jendela besar itu.
Membelakangi dirinya.

  “Duduklah disini”

Jaejoong menoleh, mendapati Keybum tersenyum kecil dan menepuk lembut sofa berwarna putih itu.
Namja cantik itu mengangguk.
Ia mengagumi wajah cantik Key yang mengenakan blus kantornya.

  “Siapa namamu?” Tanya Key pelan.

  “Kim Jaejoong” Sahut Jaejoong bergumam.

Ia sedikit merasa takut sekarang.

  “Apa kau kekasih putraku?”

  “…Ne..”

  “Kau mencintainya?”

  “Ne, aku..aku sangat mencintainya”

Hmp.
Keybum mengulas senyumnya.
Ia mengusap lembut wajah Jaejoong.

  “Aku bisa melihat ketulusan hatimu, Jaejoong ah..Dan aku juga tahu, Yunho tidak akan salah memilih tautan hatinya”

M-mwo?

Mata besar Jaejoong mengerjap.
Menatap tidak percaya Key yang kini terkekeh pelan.
Sangat anggun dan elegan.

  “Aku sangat merasa bersalah karena telah meninggalkan Yunho sendirian di rumah ini..Bertahun-tahun ia tumbuh tanpa mendapatkan kasih sayang yang sebenarnya..Maka dari itu, apa pun keputusan Yunho, dan apa pun yang diinginkan olehnya, tidak pernah mendapat tentangan dariku maupun suamiku..” Jelas Key perlahan.

Namja cantik itu terdiam.
Menatap dalam mata kucing yang sangat indah itu.

  “Um..Se-sebenarnya, aku memiliki rahim, aku mengetahuinya saat aku memeriksakan kesehatanku dulu..Apa..Itu mengganggu---”

  “Omo, kau benar-benar namja paling spesial yang pernah ada, Jaejoong ah, Yunho sangat beruntung telah mendapatkan dirimu~!”

Jaejoong tertegun.
Ia tersenyum tanpa sadar.

Ruangan itu kembali terasa hening.
Jaejoong melirik Key yang berdehem memberi tanda kepada suaminya.

Namja cantik itu menatap punggung Jinki yang membelakangi dirinya.

  “Ehm..Satu hal yang perlu kau ingat, Jaejoong, Yunho, dia alergi kacang”


-------


  “Apa yang mereka katakan kepadamu?” Tanya Yunho khawatir.

Hmp.
Jaejoong tersenyum lebar.
Ia segera memeluk Yunho dengan erat.
Mengacuhkan Yoochun dan Changmin yang bersiul menggodanya.

  “Umma dan Appamu benar-benar sosok yang mengagumkan, Yunnie ah” Desis Jaejoong bahagia.

Namja tampan itu tersenyum kecil mendengarnya.
Oh well.
Bukankah itu berarti sesuatu yang baik telah terjadi di dalam sana hm?

  “Kka, Taeminnie belum mendapatkan kado dariku” Ujar Jaejoong melepas pelukannya.

GREPP!

Namja cantik itu menoleh.
Yunho menahan pergelangan tangannya.

  “Apa?” Tanya Jaejoong mengerutkan dahinya.

  “Aku benar-benar penasaran, Joongie, apa yang terjadi di dalam sana?” Balas Yunho balik bertanya.

Jaejoong tertawa.
Ia mengusap lembut lengan Yunho.
Seulas senyum manis terukir di bibir cherrynya.

  “Mereka menginginkan kita untuk segera menikah secepatnya, Yunnie ah..”


END.

2 komentar:

  1. Omonaaaa >.<
    Sweet bangeeet~ rasa manisnya sampai mengawang di udaraaa (?)
    Aduh eonni, saya kehilangan kata-kata untuk FF mu ini *_*
    Mungkin eonni bosan mendengar deskripsi ini uintuk FFmu dari orang lain, tapi saya harus tetap mengatakannya(?)
    SUKA.SUKAAAAAAA SEKALI XD

    BalasHapus
  2. Yoochun meringis
    "Ia sedang spa, Hyung"
    #JEDDEEERRRR *apadeh -_-
    Wkwkwwkwk.. sumpah ngakak .. lg asyik" juga ..
    Daebak deh !!

    BalasHapus