Tittle: LAST SWEET/FIRST
SWEET EPILOG/
Genre:
YAOI
Author:
Shella Rizal a.k.a Park Sooji
Cast:
Yunjae and other
Length:
ONESHOOT
Rating:
family-romance-fluff-mpreg-friendship-gelundungan
WARNING:
BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2
kutang Jae umma*
-------
“Tidak perlu
menjadi sosok yang berbeda sayang, karena Jung Jaejoong, akan tetap mencintai
Jung Yunho apa adanya”
.
.
.
Gedung besar itu terlihat ramai hari ini.
Seribu undangan berdiri menikmati champagne mereka.
Terlihat puluhan anak-anak Panti Asuhan berlari
mengelilingi ruangan saling mengejar satu sama lain.
Mengacuhkan para pelayan yang berjalan seraya
menawarkan potongan kue lezat yang mahal.
Yoochun, Junsu dan Changmin berdehem pelan.
Mereka saling melirik satu sama lain.
“Uhm, kau
terlihat bagus memakai jas itu, Hyung” Ujar Changmin pelan.
“Kau juga,
walau masih tetap terlihat aneh di mataku” Sahut Yoochun meringis.
Sementara Junsu mendesah pendek.
Oh well.
Ini kali pertama mereka mengenakan pakaian resmi
seperti ini kau tahu hm?
Tentu saja untuk menghadiri acara sekali seumur hidup
yang pernah ada dalam ikatan mereka.
Acara pernikahan sahabat terspesial ketiganya.
“Hadirin
diharapkan mengambil tempat masing-masing, mempelai pria akan memasuki ruangan”
Suara mikerofon itu
terdengar membahana.
Mengisi interior serba putih yang berkesan klasik dari
gedung tersebut.
CKLEK.
Pintu kayu raksasa itu terbuka lebar.
Memperlihatkan Yunho dengan tuksedo cokelatnya yang
mahal tersenyum kepada para undangan.
Para yeoja menjerit kecil.
Ah, Yunho benar-benar terlihat tampan dan menawan hari
ini.
Perlahan namja tampan itu melangkah menuju Pastor yang
telah menunggu di atas altar.
Yunho mulai merasakan dirinya sedikit gugup sekarang.
Ia tersenyum kepada tiga sahabatnya yang berdiri di
dekatnya sekarang.
“Mempelai
wanita memasuki ruangan”
Pintu itu terbuka lebar sekali lagi.
Suara jantung yang berdegup kencang seolah bertalu
menjadi satu.
Mata mereka melebar.
Tak berkedip terpesona akan sosok cantik itu.
Omo.
Benar-benar indah.
Ia bahkan tidak terlihat seperti seorang manusia.
Malaikatkah dirinya?
Jaejoong menunduk seraya tersenyum kecil dari balik
kerudung putihnya yang transparan.
Kerudung panjang yang menyeret sampai ke lantai.
Bersamaan dengan ujung gaunnya yang juga terseret di
lantai.
Gaun putih gading itu terlihat sangat kontras dengan
kulit putih pucatnya.
Jaejoong menyatukan kedua tangannya di depan dada.
Memegang sebuket penuh bunga mawar berwarna merah
darah.
Pelan.
Ia berjalan memasuki ruangan.
Menginjak karpet merah tersebut dan menyediakan
dirinya dihujani dengan berbagai kelopak bunga dari pada undangan.
Jantungnya berdetak sangat kencang saat ini.
Gugup luar biasa menyelimuti dirinya.
“Uri Umma
neomu yeoppoyo~!” Jerit Taemin gemas.
Hmp.
Jaejoong tersenyum manis.
Ia mengedipkan matanya pada namja jamur itu.
SRET.
Namja cantik itu mengangkat wajahnya.
Menerima uluran tangan dari kekasihnya.
Yunho merasakan tangannya bergetar hebat ketika jemari
lentik yang dibalut sarung tangan itu menerima genggamannya.
Ia menelan salivanya dan membawa Jaejoong berdiri
tepat di sampingnya.
“Jung Yunho,
bersediakah kau menerima Kim Jaejoong sebagai istrimu, mencintainya seumur
hidupmu. Menjaganya dalam keadaan miskin atau kaya. Melindunginya dalam keadaan
menderita atau bahagia. Sampai maut memisahkan kalian berdua?”
“Aku bersedia”
“Kim Jaejoong,
bersediakah kau menerima Jung Yunho sebagai suamimu, mencintainya seumur
hidupmu. Menjaganya dalam keadaan miskin atau kaya. Melindunginya dalam keadaan
menderita atau bahagia. Sampai maut memisahkan kalian berdua?”
“Aku bersedia”
Sang Pastor menutup pelan bible-nya.
Ia tersenyum seraya membenarkan letak kacamatanya.
“Mempelai pria
berhak mencium sang mempelai wanita” Ujarnya.
Yunho menoleh menghadap Jaejoong.
Begitupun sebaliknya.
Pelan, Yunho menyibak kerudung transparan itu.
Dan dalam sekejap mata, kedua mata musangnya membulat.
Gosh.
Jaejoong benar-benar cantik!
Mata bulatnya dipoles dengan eyeliner yang membuatnya tampak tajam dan menawan.
Serta bibir cherrynya yang dibubuhi lipbalm cherry blossom yang menggoda.
Namja cantik itu tersenyum manis menatap suami sahnya
saat ini.
Ia memejamkan kedua matanya saat Yunho mulai mendekat.
Hingga akhirnya suara tepuk tangan para undangan
terdengar membahana ketika bibir mereka saling menyentuh dan melumat lembut.
“Aku
mencintaimu, Joongie”
“I love you more”
Yunho merengkuh pinggang Jaejoong cepat.
Membantunya berjalan menuju Key dan Jinki yang berdiri
di dekat mereka.
“Oh, kau
pengantin wanita terindah yang pernah ada, Jaejoongie” Puji Keybum tersenyum.
Jinki menepuk lembut punggung putranya.
Kemudian ia dan Keybum beranjak menghampiri para tamu.
“Yunho!”
Namja tampan itu menoleh.
Menatap ketiga sahabatnya yang memanggilnya dari
seberang meja.
Ia memandang Jaejoong seakan meminta persetujuan.
“Mereka tidak
akan menculikmu ania? Kka, ini hari bahagiamu, berbagilah pada mereka” Ujar
Jaejoong terkekeh.
Yunho balas tersenyum, kemudian ia segera beranjak
menyusul Yoochun, Junsu dan Changmin.
“Jaejoongie,
berjalanlah ke samping altar dan lempar buket bungamu dari belakang”
Oh.
Jaejoong terkejut saat Suster Panti memberitahunya.
Ia segera tersenyum lebar dan berjalan mengikuti
wanita itu.
Mengacuhkan gaun panjang dan kerudungnya yang menyeret
lantai.
“KKKKYYYAA!”
Para wanita yang hadir saling berteriak saat Jaejoong
menaiki tangga altar.
Ia terkekeh geli dan berbalik memunggungi mereka.
“Satu, dua,
ti---“
SSRAK!
“KKYYYYAAAA~!!”
Para wanita saling berebut buket bunga.
Jaejoong tertawa renyah melihatnya.
“Umma, Umma~!”
Eoh?
Namja cantik itu menundukkan wajahnya.
Menatap Taemin yang terlihat manis dengan jas putihnya
yang menawan.
Jaejoong menunduk.
Ia menggendong namja jamur itu.
“Umma
benar-benar cantik~!” Jerit Taemin senang.
“Gomawo baby~”
CUP.
“Ummaaaaa~~!”
Jaejoong kembali menunduk.
Ia tertawa memandang puluhan anak-anak Panti yang
berteriak di bawahnya.
Namja cantik itu menurunkan Taemin dan mengajak mereka
semua untuk mencicipi kue pengantinnya bersama Yunho.
Sesekali ia membersihkan krim yang berlepotan di
sekitar mulut mereka.
Mengacuhkan Key dan Jinki yang tersenyum memandangnya.
Kemudian Yunho menjemputnya.
Mengucapkan terima kasih kepada para undangan dan
melambai kepada mereka yang ingin pulang.
Hari semakin larut.
Pesta besar itu pun redup.
Yunho baru saja selesai berbicara pada asistennya dan
hendak mencari kekasihnya itu.
Namun ia tidak menemukan Jaejoong dimana pun.
“Eoh?”
Namja tampan itu menaikkan alisnya.
Memandang Jaejoong yang berlutut di atas altar.
Membiarkan gaun panjangnya terurai indah di atas
karpet merah.
Kedua tangannya yang berbalut sarung tangan mengatup
di bawah dagu.
Ia menunduk seraya terpejam.
TAP TAP TAP.
Yunho tersenyum penuh arti.
Namja tampan itu ikut berlutut di samping Jaejoong dan
mengatupkan kedua tangannya.
Mata musangnya memandangi sosok cantik itu dan
mengecup lembut pipinya.
Kemudian ia ikut memejamkan mata dan berdoa bersama.
Jaejoong tertegun.
Ia membuka matanya dan tersenyum kecil.
Kemudian ia kembali menunduk dan melanjutkan doanya.
Tanpa menyadari kedua orang tua Yunho yang tertegun
memandang mereka.
-------
Sinar mentari menyeruak lembut pagi ini.
Menyapa ranjang baru yang terlihat berantakan itu.
Jaejoong mengeluh manja.
Ia benar-benar kelelahan setelah pesta besar-besaran
yang diadakan kemarin.
Namja cantik itu bergerak pelan mencoba menggeliat.
Namun matanya terpaku pada sosok tampan yang kini
masih terlelap pulas di sampingnya.
Aigoo~
Dasar beruang~
“Yunnie ah,
ireonabwa” Bisik Jaejoong tersenyum lembut.
Namja tampan itu tidak bergeming.
Sepertinya ia benar-benar kelelahan setelah pesta dan
malam pertama mereka yang sangat panas.
CUP.
Jaejoong mengecup lembut bibir tebal Yunho.
Ia beranjak bangkit dari ranjang dan meringis
kesakitan saat hendak berjalan.
Namja cantik itu memasuki kamar mandi dengan cepat dan
segera membersihkan tubuhnya.
Beberapa menit kemudian ia selesai dan keluar dari
sana.
Menaikkan alisnya menatap Yunho yang sedang duduk di
pinggir ranjang.
“Apa?” Tanya
Jaejoong tersenyum.
Yunho balas tersenyum.
Ia masih ingin menikmati pemandangan terindah yang
pernah ada pagi ini.
Namja tampan itu bangun dari duduknya dan mendekati
Jaejoong.
Ia merengkuh pinggang ramping istrinya dan mengecup
lembut dagu dan pipinya.
“Mandilah, aku
akan membuatkan sarapan untukmu” Ujar Jaejoong lembut.
Yunho mengangguk.
Ia menyambar handuknya dan segera memasuki kamar
mandi.
Sementara Jaejoong memakai pakaiannya dan keluar dari
kamar.
TAP TAP TAP.
“Selamat pagi
Tuan” Ujar Jonghyun tersenyum.
Jaejoong balas tersenyum.
Ia mengambil apron yang tergantung dan memeriksa isi
kulkas.
“Tuan dan
Nyonya Besar sudah kembali ke London setengah jam yang lalu”
“Omo, cepat
sekali”
“Dan anda
tidak perlu repot untuk membuat sarapan, Tuan, sudah ada maid yang akan----”
“Aku ingin
suamiku mendapat sarapan dari istrinya, Jjong ah”
Ah.
Namja brunette itu
mengangguk mengerti.
Ia berdiri di dekat Jaejoong memperhatikan namja
cantik itu memasak.
“Yah, Jonghyun
ah! Kau menggoda istriku eoh?”
Mwo?
Jaejoong terkekeh mendengarnya.
Sementara Kim Jonghyun mendongak menatap Yunho yang
turun dari tangga.
“Kau
keterlaluan, Yunnie ah” Ujar Jaejoong geli.
Jonghyun menunduk hormat dan berjalan meninggalkan
mereka.
Namja tampan itu memeluk erat pinggang kekasihnya
seakan tak ingin lepas dari sana.
“Yunnie, aku
sedang memanggang roti untukmu”
“Dan aku
sedang mencoba menikmati dirimu, sayang”
“Yunnie, aku
serius! Menjauh dari tubuhku dan duduk di kursimu!”
“Aaaw, istriku
sangat menakutkan~”
“YUNNIE!”
“Hahahaha,
arasseo, arasseo”
Ish.
Namja cantik itu mencebilkan bibir cherrynya kesal.
Ia meletakkan sepiring sandwich tuna yang diolesi madu.
Yang segera dilahap oleh namja tampan itu.
“Enak tidak?”
Tanya Jaejoong menaikkan alisnya.
“Hmm, tubuhmu
saja lezat, apa lagi makananmu, Boo” Sahut Yunho tersenyum.
“YAH!”
-------
Namja chubby itu terlihat bosan saat ini.
Ia menatap malas Junsu dan Changmin yang sedang
bermain sepak bola di hadapannya.
Ah, suasana di antara mereka kini terasa sangat
berbeda setelah namja tampan itu menikah dan lebih mempedulikan istrinya.
Ck.
BBBRRMMM.
CCCKKIIITTTT!
Eoh?
“YUNHO HYUNG!”
Changmin berteriak senang.
Ia melempar bola itu dan berlari menghampiri Yunho.
Namja tampan itu melepas helm-nya dan terkekeh geli.
“Tumben sekali
kau kesini” Ujar Yoochun kesal.
“Apa aku tidak
boleh merindukan kalian huh?” Tanya Yunho ikut kesal.
“Istrimu bisa
marah” Sahut Junsu meledek.
Jish.
Yunho memutar bola matanya sekarang.
“Ia sedang
sibuk dengan rangkaian bunganya di rumah”
Changmin terkikik geli mendengarnya.
Aigoo.
“Tapi Yunho,
kebetulan sekali kau datang sekarang” Ujar Yoochun tersenyum.
“Waeyo?”
“Karena lima
menit lagi kita akan kedatangan tamu”
Yunho menaikkan alisnya.
Ia berbalik dan memandang puluhan motor balap yang
memasuki lapangan.
Mereka berhenti dan turun dari sana.
Namja tampan itu ingat, bukankah itu Choi Siwon?
“Oh well, kali
ini apa judul pestanya hm?” Gumam Yunho seraya melemaskan otot-ototnya.
“Membalas
dendam” Sahut Changmin lantang.
Ish.
Junsu menggeleng.
“Bukan! Tapi
iri karena Yunho lebih dulu menikah!” Teriaknya.
“Jadi, karena
ia belum laku-laku sampai sekarang eoh?” Balas namja berwajah kekanakan itu.
Yunho dan Yoochun tertawa geli mendengarnya.
Membuat Siwon dan para gengnya terbakar emosi.
Mereka segera berlari dan menyerang keempat namja itu.
BUAKK!
Yunho menghempaskan salah satu dari mereka dengan
tendangan belakangnya.
Sementara Junsu dan Yoochun saling menyerang dengan
punggung yang bersentuhan.
Changmin melompat dan meninju wajah Siwon
berkali-kali.
Membuat namja tinggi itu terhempas ke tanah.
“Masih mau
mengadu kekuatanmu?” Tanya Yunho menyeringai.
Cih.
Siwon menyeka darah yang menetes dari pelipisnya.
Ia berdecak kesal dan kembali menaiki motornya.
Diikuti para anggota gengnya yang luka-luka.
Mereka menghidupkan mesin dan beranjak pergi dari
sana.
“HAHAHAHAHA!
YES!”
Keempat sahabat itu saling bersorak seraya ber-high five satu sama lain.
-------
“BooJae? Kau
dimana sayang?”
TAP TAP TAP.
“Uurrggh..Hoekk..Hoekk..”
CKLEK.
“Joongie?”
Namja tampan itu mengerutkan dahinya.
Memandang kekasihnya yang sedang menunduk di westafel.
Ia segera menghampiri Jaejoong.
“Kau sakit?
Wajahmu pucat sekali” Ujar Yunho menyentuh pipi kekasihnya.
Jaejoong menggeleng lemah.
Ia merasakan kepalanya berdenyut pusing.
“Yunnie ah,
kau berkelahi lagikah?” Bisiknya lesu.
Yunho tidak menyahut.
Ia hanya diam dan membiarkan Jaejoong menepuk kausnya
yang kotor.
Namja tampan itu menghentikan gerakan Jaejoong dan
menggendongnya menuju ranjang.
Kemudian ia merebahkan namja cantik itu disana.
“Istirahatlah,
aku akan mengambil obat”
Jaejoong mendesah lemah.
Ia mengangguk dan memejamkan kedua mata beningnya.
Tidak lama setelah itu, Yunho kembali dengan senampan
bubur kanji hangat dan segelas air mineral bersama sebungkus obat.
“Sayang,
makanlah”
“Unggh..Perutku mual, Yun..Jauhkan bubur itu dariku..”
“Kau yakin?
Ayo, satu sendok saja”
“Yunhooo..Uh..”
“BooJae, satu
sa---”
PRANGG!
DEG.
Mata musang Yunho bergerak pelan.
Menatap tidak percaya piring bubur yang dijatuhkan
namja cantik itu.
Membuatnya berserakan di lantai.
Ia mendongak.
Menatap Jaejoong yang kini menundukkan wajahnya.
“Ma-Maafkan
aku..Hiks..”
“Ssshh,
sudahlah, tidak apa, kka, lebih baik kau kembali berbaring nee?”
“Huks..Kau
membenciku, bear?”
“Aku
mencintaimu, Jaejoongie, kau tahu itu”
“Kalau begitu
cium aku”
“Baiklah”
Namja cantik itu memejamkan matanya pelan.
Ia mendesah lembut saat bibir mereka saling menempel.
Namja tampan itu mengusap sayang rambut Jaejoong ke
belakang.
Kemudian ia menghentikan ciumannya.
Well.
Jaejoongnya menjadi sangat manja saat sakit hm?
-------
Namja tampan itu tampak sedang duduk santai di ruang
tengah saat ini.
Menikmati empuknya sofa mahal itu seraya memandang
layar plasma raksasa yang ada di hadapannya.
Beberapa menit terpaku pada televisi, Yunho tertegun.
Ketika sebuah iklan lewat di matanya.
Pupil cokelatnya bergerak pelan.
Memperhatikan seksama iklan bisnis itu.
Oh well.
Ia merasa tidak nyaman, tentu saja.
Ia sudah cukup dewasa untuk meneruskan perusahaan
milik Appanya.
Ia juga tidak pantas lagi memakai motor balap yang
besar itu sekarang.
Kau lihat?
Ia telah memiliki seorang istri.
Bukankah lebih baik kalau ia memiliki sebuah mobil
agar bisa membawa Jaejoongnya pergi kemana pun yang mereka inginkan hm?
Dan juga..
Ia risih mengingat kalau dirinya tidak mengerjakan apa
pun di rumah.
Maksudku, ia sudah menikah, seharusnya ia bekerja dan
memberi uang untuk istrinya.
Well, ia telah melepas masa lajangnya ani?
Walaupun pada kenyataannya uang yang dilimpahkan
Keybum dan Jinki untuknya jauh melebihi dari kata cukup.
Ck.
SRET!
Namja tampan itu meraih ponselnya.
Berusaha menghubungi sang Appa.
“Yeoboseyo,
Appa?”
“Ah, Tuan Muda, Tuan Jung sedang rapat
penting saat ini, ia---”
“Aku tidak
peduli! Berikan ponselnya sekarang!”
“Baiklah, tunggu sebentar”
Yunho menghela nafasnya.
“Ne Yunho? Waeyo?”
“Appa, aku
ingin bekerja”
“Eh?”
“Mungkin salah
satu dari perusahaan Appa bisa kukelola? Aku sudah memiliki keluarga sendiri
sekarang ani? Jadi, menurutku, sudah seharusnya aku memulai untuk menghasilkan
uang sendiri”
“…”
“Appa?”
“Ah, ne Yunho ah, tentu saja, asisten Appa
akan memberimu keterangan setelah ini”
“Appa”
“Ye?”
“Kau tidak
menangis kan?”
“M-mwo? YA! Kau berani menghina Appamu eoh?!”
“Hahahaha,
ani, ani, yasudah, lanjutkan saja rapatnya, anyeong”
“Ne, anyeong do”
KLIK.
Hmp.
Yunho tidak bisa menahan senyum gelinya sekarang.
Namja tampan itu melompat dari duduknya dan berlari
menyusul Jonghyun yang sedang meneguk teh sorenya.
“Jonghyun ah,
temani aku beli mobil!”
“UHUKK!”
-------
“Hoekk~!
Hoekk~!”
Yunho mengerutkan dahinya pagi ini.
Ia menyusul kekasihnya yang kembali memuntahkan isi
lambungnya di westafel.
SRET.
“Kita ke
Dokter?” Bisik Yunho seraya mengusap lembut pinggang kekasihnya.
Jaejoong meringis.
Ia mengusap mulutnya yang telah dibilas.
“Aku tidak
mau”
“Eoh? Waeyo?”
“Aku takut
disuntik..”
Omoo.
Yunho mengembangkan senyum manisnya.
Jaejoongnya benar-benar terlihat sangat menggemaskan.
“Kalau Dokter
itu berani menyuntikmu, aku akan menyuntik dirinya”
“Hmp, apa
hanya itu yang bisa kau lakukan?”
“Yeah, selain
tidak bisa jauh darimu, untuk sementara hanya itu”
“Aish”
Jaejoong terkekeh geli.
Ia menepuk lembut lengan Yunho.
“Kka, bantu
aku berpakaian” Ujar Yunho seraya mengecupi telinga Jaejoong.
“Ngh..Memangnya kau mau kemana?” Tanya Jaejoong menahan desahnya.
“Mulai hari
ini aku akan bekerja di perusahaan Appa, sayang”
“Mwo? Kenapa
aku tidak tahu?”
“Surprise”
Ck.
Jaejoong mempoutkan bibir cherrynya.
Namun kemudian ia tersenyum manis dan menarik Yunho
memasuki ruang ganti baju.
Ia memilihkan sepotong kemeja putih segar, jas biru
gelap dengan dasi berwarna biru muda bergaris putih.
“Kau tahu Yun?
Aku baru menyadari sesuatu yang penting saat ini”
“Hm, boleh aku
tahu apa itu?”
“Aku sangat
sangat mencintaimu, Jung Yunho”
“Aku juga
sangat sangat sangat mencintaimu, Jung Jaejoong”
“Hehehehe”
CUP.
Namja cantik itu tersenyum lebar setelah Yunho memberikannya
kecupan manis di atas bibir cherrynya.
Ia memeluk erat tubuh beruang madu itu.
Ah, hangat.
-------
Geez.
Tampang Yunho terlihat buruk saat ini.
Namja tampan itu mengusap wajahnya frustasi.
Ia beranjak turun dari mobilnya setelah berhenti tepat
di depan teras yang lebar itu.
“Aku pulang”
“Bagaimana
harimu?”
Yunho mendesah panjang.
Ia tersenyum paksa dan merengkuh pinggang kekasihnya.
“Buruk, atau
mungkin aku hanya masih belum terbiasa”
“Aku bisa
melihat jelas dari wajahmu”
“Boleh aku
minta cium?”
“Apa yang
tidak untukmu, bear?”
“Ah, aku suka
kalimat itu”
Jaejoong baru saja akan tertawa.
Namun suaranya tenggelam saat Yunho menempelkan bibir
mereka dan segera melumat bibir cherrynya tidak sabar.
Tuntutan lidahnya menjadi posesif saat ini.
Ia mendesak Jaejoong di antara dinding.
Memiringkan kepalanya beberapa derajat dan meraup
penuh bibir cherry itu.
Membuat Jaejoong perlahan pasrah dan membiarkan Yunho
menguasai bibirnya.
“Mmh..hh..hh..hh”
Jaejoong terengah saat Yunho menjauhkan bibir mereka.
Kemudian ia kembali memejamkan mata saat Yunho kembali
menyatukan bibir keduanya lagi dan menggigit lembut bibir bawahnya.
Jaejoong merintih.
Ia mencengkram lengan Yunho erat.
Membuka mulutnya dan menerima dengan senang hati
kunjungan lidah Yunho yang menggeliat nakal di rongga mulutnya.
Namja tampan itu menghentikan ciuman mereka.
Ia merunduk dan beralih mengecup lembut leher jenjang
Jaejoong.
Menggigitnya gemas sesekali.
Sungguh.
Jaejoong merasakan tulangnya seolah-olah meleleh
setiap kali Yunho memberikannya kecupan basah.
Benar-benar memabukkan.
“Kau benar
Yunhh..” Desah Jaejoong mencoba menahan Yunho yang kini mengendus lembut
bahunya.
Hmm?
Yunho bergumam pelan.
Ia menatap mata besar yang menatapnya sayu itu.
“Dokter itu
tidak menyuntikku” Bisiknya.
Eoh?
“Kau memanggil
Dokter ke rumah? Lalu, apa katanya?”
“Hmm, ia
bilang aku tidak sakit”
“And then? What?”
Jaejoong meringis malu.
Wajahnya terasa menghangat.
Ia berjinjit pelan dan menempelkan bibirnya di telinga
Yunho.
“She said that Im pregnant”
“M-mwo?
Jeongmall? Kau---”
“Aku lupa
memberitahumu, kalau aku memiliki rahim..Dan, yah..Seperti itu”
“OMO! Aku akan
menjadi seorang Appa! Omo omo!”
Jaejoong terkekeh geli mendengarnya.
Ia menepuk lembut dada bidang Yunho dengan pelan.
Namja tampan itu segera memeluk erat dirinya.
Menyalurkan rasa bahagianya dalam setiap hangat
rengkuhannya.
Jaejoong tersenyum senang.
Ia mengecup lembut pundak Yunho.
“Tapi, ini
terlalu mendadak, Boo, aku merasa tidak siap. Kau tahu, aku berpikir akan
sangat sulit untuk meninggalkan Yoochun, Junsu dan Changmin dan beralih
menyibukkan diri di kantor”
“Yunho”
“Aku harus
menjadi seorang Appa yang benar-benar hebat untuk anak kita, sayang, dan
aku---”
“Tidak perlu
menjadi sosok yang berbeda sayang, karena Jung Jaejoong, akan tetap mencintai
Jung Yunho apa adanya”
“…”
“Dan seperti
apa sang Umma mencintai Appanya, uri aegya juga ikut melakukan hal yang sama”
Yunho tersenyum mendengarnya.
Ia mengusap sayang rambut kekasihnya lembut.
Kemudian ia mengecup manis dahi namja cantik itu.
“Kau benar,
aku mencintaimu, Jaejoongie”
“I love you more, bear”
“Kau sudah
memberitahu Umma dan Appa?”
“Belum, aku
menunggumu pulang”
“Mereka pasti
akan sangat kaget”
“Hehehehe”
“…”
“Umm, bear”
“Ne?”
“Sebenarnya,
Dokter Park bilang usia kehamilanku sudah hampir sebulan”
“Mwo?
Bagaimana bisa? Bukankah kita baru saja menikah?”
“Kau tidak
ingat saat aku mengobati lukamu beberapa waktu yang lalu? Kau mendorongku ke
ranjang dan mengambil segala yang ada pada diriku”
“Omo, kau
benar”
“Sepertinya
ini alasan mengapa Umma dan Appa menyuruh kita untuk segera menikah”
“Mwo?”
“Aku tidak
tahu bagaimana mereka bisa tahu, aku mengambil kesimpulan kalau itu adalah feeling dari seorang Ibu dan Ayah pada
anaknya”
“Itu bagus,
berarti mereka sudah menganggapmu sebagai putri mereka saat pertama kali
melihatmu”
“Putra, Yunnie
ah!”
“Kau
mengandung anakku, kau lebih cocok disebut putri”
“Yunho!”
“Arasseo,
arasseo, kita damai”
“Hahaha, Yunho
yah”
“Um?”
“Aku bahagia”
“Aku lebih
bahagia dari yang kau tahu, sayang”
Namja cantik itu terkekeh geli.
Ia mengangguk dan memeluk erat pinggang kekasihnya.
Menenggelamkan wajahnya di sisi bahu Yunho mencoba
mencari kenyamanan.
Ah, it’s so sweet ania?
Just like the first sweet.
END.
PERTAMA, saya tidak setuju dengan judulnya -_- apa”an? Masa Last Sweet? Saya bash nih ‘_’)/
BalasHapusWkwkwkw XD candaaaa
Ah~ FF ini sweet kuadrat akar lima deh. Lembut…halus…mengalir….enak bacanya, serasa makan yogurt (?)
Wkwkw XD
Sebenarnya needless to comment eon, habisnya bagus. Bagus pokonya, hehe ._.
Salam dari saya sebagai…engg, sebenarnya pernah tau blog ini, cuma baru ber-komen ria sekarang ._. jangan marah ya eon, nanti kena kecup Yunho, trus dimarahin Jejung ._. (?) *ganyambung =.=
Ohya, sedikit koreksi ._. yg bener microphone eonni, bukan mikekrofon.