Tittle: NO WORDS
Status: YAOI
Author:
Shella Rizal a.k.a Park Sooji
Cast:
Yunjae and other
Length:
ONESHOOT
Genre: family-romance-friendship-incest
WARNING:
BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2
kutang Jae umma*
CAUTION: JUNG JAEHO DAN JUNG
JUNHON MILIK AUTHOR SETANGKAI!
-------
No need words, to tell ya how is ma feeling..
.
.
.
Jung Yunho tampak rapi dengan setelan jas mahalnya
saat ini.
Raut wajahnya datar, tanpa ekspresi seperti biasanya.
Namja tampan itu baru saja tiba di sebuah ruangan.
Dimana keluarganya sudah menunggu.
Jung Keybum dan Jung Jinki menoleh memandang putra
sulung mereka.
Sementara Jessica Jung tampak santai.
Ah, mereka akan melihat Yunho memilih calon istrinya
kelak.
Well, namja tampan itu adalah seorang workaholic yang sangat sibuk.
Ia tidak memiliki waktu untuk melirik para gadis.
Dan ia juga tidak suka dengan yang namanya perjodohan.
Lagi pula, Yunho percaya kalau suatu saat nanti,
jodohnya akan muncul dengan sendirinya dan membuatnya berdebar-debar.
Hmp, cukup konyol untuk seseorang yang selalu serius
dalam hidupnya ani?
TAP TAP TAP.
Key tidak punya pilihan lain.
Ia hanya mendesah pasrah diam-diam memperhatikan puluhan
pria dan wanita yang berjalan memasuki ruangan tersebut.
Mereka membawa papan nama dan berdiri berjejer.
Tanpa mengetahui latar belakang, status, dan orientasi
seksual, sekretaris Jinki mengumpulkan mereka yang dirasa cocok untuk bersanding dengan namja tampan itu.
“Yunho”
Panggil Jinki pelan.
Ah.
Jessica mendongakkan wajahnya antusias.
Senyumnya terulas perlahan.
Ia cukup terhibur dengan ajang pemilihan calon kakak
iparnya seperti ini.
Yunho melangkahkan kakinya pelan.
Memperhatikan satu persatu dari mereka yang berjejer
tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Ia telah melewati banyak calon, sampai langkahnya
berhenti untuk memperhatikan wajah dari pemilik papan nama yang ada di
hadapannya saat ini.
“Kim Jaejoong”
DEG.
“Y-Ye?”
“Keluarlah
dari barisan”
Jung’s Family dan namja cantik itu kompak membulatkan mata mereka
kaget.
Yunho melirik jam tangan mahalnya dan segera beranjak
keluar dari ruangan.
Meninggalkan mereka yang saling terpaku di sana.
Omo.
Yunho telah memilih.
“Kau cantik”
Puji Jessica tersenyum.
Key menaikkan alisnya.
Ah, putrinya benar.
“Tapi aku
namja, Nona” Sahut Jaejoong pelan.
Mwo?
Key dan Jinki saling terkejut.
Mereka menatap satu sama lain.
“Aku tidak
pernah tahu kalau Yunho adalah seorang gay”
Desah Jinki pelan.
-------
Pernikahan besar itu telah selesai.
Para undangan menaiki mobil mewah meninggalkan gereja
terbesar di Seoul itu.
Jinki dan Keybum sudah kembali terlebih dahulu.
Sementara Jessica baru saja dijemput oleh tunangannya.
Jaejoong menelan salivanya saat ia menatap Yunho yang
berdiri menunggunya di depan mobil mewah itu.
Namja tampan itu mengulurkan jemarinya, membuat
Jaejoong refleks menyambut uluran itu dan masuk ke dalam Bugatti Veyron milik Yunho.
Sang supir segera melajukan mobil tersebut.
Jaejoong menundukkan wajahnya.
Dan Yunho hanya menatap lurus ke depan.
Hening.
Tidak terjadi pembicaraan apa pun, bahkan ketika Minho
Choi membukakan pintu mobil mereka dan memperlihatkan teras rumah baru keduanya
yang sangat luas.
Yunho membuka pintu itu dan disusul Jaejoong di
belakangnya.
Mereka berjalan menaiki tangga dan masuk ke dalam
kamar.
Mata bening Jaejoong menjelajah.
Hatinya terasa hangat ketika kakinya menginjak ruangan
ini.
Mewah, dan minimalis.
Sesuai dengan apa yang ia suka.
Jaejoong berbalik, menatap Yunho yang sudah membuka
jas tuksedonya.
Namja cantik itu segera menghampiri suami sahnya dan
mengulurkan kedua tangannya yang masih berbalut sarung tangan putih.
Membantu Yunho melepaskan dasinya.
Namja tampan itu hanya diam.
Membiarkan Jaejoong membantunya melepas pakaian.
Setelah selesai Jaejoong kembali berbalik, hendak
melepas sarung tangannya dan membiarkan Yunho memakai piyamanya.
Namun gerakannya sontak terhenti ketika ia merasakan
res gaun belakangnya ditarik pelan oleh Yunho.
Ah, kini namja tampan itu yang membantunya.
“Gomawo” Bisik
Jaejoong nyaris tidak terdengar.
Yunho hanya menggumam.
Kemudian ia meraih piyamanya dan memakainya.
Membiarkan Jaejoong masuk ke dalam ruang ganti dan
memakai piyama yang sama dengan miliknya.
KLEP.
Jaejoong membuka pintu lemari ganti itu ketika
selesai.
Mata beningnya mengerjap.
Memandang Yunho yang sedang bersandar di kepala
ranjang seraya menyelesaikan beberapa berkas kantor melalui laptopnya.
Jaejoong beringsut menaiki ranjang.
Ia berbaring di samping Yunho.
Lama mereka saling terdiam.
Sampai kemudian Jaejoong terlelap dengan sendirinya.
Yunho melirik jam beker yang ada di atas nakas.
Sudah pukul 11 malam.
Namja tampan itu mematikan laptopnya dan berbaring di
samping Jaejoong.
Ia mengulurkan tangannya memeluk pinggang namja cantik
itu seraya mengecup lembut dahinya.
“Jalja”
Bisiknya lembut.
-------
Jaejoong mengerjapkan kedua mata beningnya saat ini.
Ia sedang bersandar pada pagar balkon ruang tengah.
Membiarkan angin musim semi menyapa pipinya yang
lembut.
Namja cantik itu memejamkan matanya perlahan.
Kemudian kembali membukanya.
Ah.
Ia bosan.
Tidak ada hal yang bisa dilakukannya selain menunggu
Yunho kembali dari kantor.
Namja cantik itu menguap pelan setelah berjam-jam
berdiri menikmati pemandangan yang tersuguh dari balkon tersebut.
Ia mengusap rambut almond-nya
dan beranjak masuk ke ruang tengah.
BRUKK.
Jaejoong duduk di atas sofa.
Menaruh kedua tangannya di atas lutut.
Dengan mata yang menatap TV LED yang gelap.
Ia tidak terlalu suka menonton televisi.
Eoh?
Jaejoong menggerakkan mata beningnya yang terlihat
berbinar saat ini.
Ia beranjak bangun untuk mengambil sebuah buku yang
sepertinya milik namja tampan itu di dekat rak DVD.
Kemudian ia kembali duduk di sofa dan mencari posisi
senyaman mungkin.
‘Torey Heiden: Special Students’
Senyum Jaejoong mengembang perlahan.
Ia segera membuka buku tebal itu dan mulai membaca.
Ah, ia senang membaca.
Namja cantik itu menghabiskan lima jam penuh untuk
menyelesaikan buku tebal itu.
Kemudian ia menguap, dan terlelap tanpa sadar dengan
buku yang tergeletak di atas meja.
Tidak lama, suara deru mesin mobil terdengar.
Pintu terbuka.
Dan langkah kaki beranjak masuk.
Yunho tertegun.
Ketika menyadari istrinya tertidur di atas sofa.
Jaejoong menunggunya hm?
Namja tampan itu mendekati Jaejoong dan berlutut di
hadapannya.
Ia tersenyum dan mengusap lembut poni lurus
kekasihnya.
Kemudian ia menyelipkan satu tangannya di tengkuk
Jaejoong dan satunya lagi di bawah lutut namja cantik itu.
Lalu ia menggendongnya.
Membawanya dengan sangat pelan menaiki tangga memasuki
kamar keduanya.
CUP.
Yunho mengecap lembut rasa manis pada bibir ranum
Jaejoong.
Lalu ia membuka pakaiannya dan berganti menjadi
piyama.
Menelusupkan tubuhnya di samping sang kekasih dan
terlelap menyusul Jaejoong ke alam mimpi.
“Jalja”
Bisiknya lirih.
-------
Jaejoong mengedipkan matanya saat ini.
Ia terus menatap sebuah unlimited black card yang tergeletak di atas meja makan.
Yunho sudah berangkat ke kantor setengah jam yang lalu
tanpa membangunkan dirinya.
Namja cantik itu menyentuh kartu tersebut.
Ia tahu, Yunho memberikan benda ini untuknya.
Agar ia memanjakan dirinya sendiri dan tidak bosan
untuk menunggu suaminya pulang dari kantor seperti beberapa hari terakhir.
Jaejoong menghela nafas pendek dan meraih kartu
tersebut.
Memasukkannya ke dalam dompet.
Kemudian ia kembali berdiri di balkon ruang tengah.
Menunggu Yunho pulang seperti biasanya.
Dan berakhir manis di atas sofa.
Sementara itu, Yunho tampak sibuk dengan pekerjaannya
yang hampir selesai.
Namja tampan itu mendesah pendek dan meregangkan otot
lehernya.
Sejenak ia terdiam.
Mengingat kekasihnya di rumah.
“Minzy”
Sekretaris pribadinya yang cantik itu menoleh.
Ia sedang mengecek lembaran tanda tangan Yunho di
samping namja tampan itu.
“Cek rekening
kartu unlimited-ku dan berikan
laporannya kepadaku” Ujar Yunho.
Eoh?
Minzy menaikkan alisnya.
“Dari Bank yang mana, Presdir? Anda memiliki
banyak kartu unlimited” Sahutnya.
Oh ya.
Yunho lupa.
Namja tampan itu segera memberitahu Minzy dan
membiarkan wanita itu mencari data melalui I-Pad-nya.
“Tidak ada
yang kurang, Presdir, masih seperti biasa” Ujar Minzy.
Eh?
“Kau yakin?”
Tanya Yunho kaget.
Um-um.
Yeoja berambut pendek itu mengangguk membenarkan.
Ia sedikit bingung melihat reaksi Yunho saat ini.
Namja tampan itu memangku wajahnya dengan kedua tangan
di atas meja.
Alisnya bertaut.
Memikirkan kenapa Jaejoong tidak memakai kartu itu.
Apakah namja cantik itu segan?
Takut? Ragu?
Apakah seperti itu?
“Aku akan
pulang sekarang” Ujar Yunho cepat.
-------
Yunho mengedarkan pandangannya dan kembali mendesah
saat ini.
Lagi-lagi mata musangnya menangkap sosok cantik yang
terlelap di atas sofa.
Aigoo.
Ia bukannya tidak senang Jaejoong menunggunya.
Hanya saja, kesehatan namja cantik itu bisa terganggu
ania?
Yunho mengecup lembut dahi Jaejoong dan menggendongnya
ke dalam kamar seperti biasa.
Lalu ia beranjak masuk ke kamar mandi untuk mencuci
wajahnya.
Saat ia keluar dari sana, mata musangnya bergerak
pelan.
Ranjang luas itu kosong.
Ah, Jaejoong sedang berdiri di balkon ternyata.
GREPP.
“Hmmh”
Namja cantik itu melenguh manja saat Yunho merengkuh
pinggangnya.
Ia segera menyandarkan kepalanya di dada Yunho.
Membiarkan namja tampan itu melingkupinya dengan penuh
kehangatan.
Yunho menggerakkan hidung mancungnya menelusuri
pinggir dahi kekasihnya.
Lalu ia mengecup-ngecup lembut bagian itu.
“Joongie”
Panggil Yunho pelan.
Jaejoong menggumam.
Menandakan bahwa ia merespon.
“Aku hanya
ingin kau mengingat, kalau apa yang menjadi milikku adalah milikmu juga” Ujar
Yunho.
Hmp.
Senyum manis Jaejoong mengembang.
Ia mengangguk.
“Dan begitu
juga untukmu, Yun ah” Balasnya.
Kemudian hening.
Keduanya saling menikmati sejuknya angin malam yang
membelai lembut.
“Berhentilah
menungguku, kau bebas beraktifitas, Joongie”
“Aku senang
menunggumu pulang”
“Joongie”
“Dan itu
adalah aktifitas favorite-ku, Yun ah”
Ah.
Yunho menyukai nada menenangkan itu.
Seolah ingin mengatakan kalau ia baik-baik saja.
Namja tampan itu akhirnya mengangguk pelan.
Semakin mempererat pelukannya di pinggang kekasihnya.
-------
Hari ini Jaejoong memutuskan untuk keluar rumah.
Ia memakai kaus lengan panjang kesayangannya yang
dipadu bersama rompi hitam yang manis.
Jeans hitam dan sepatu boot berwarna cokelat.
Berjam-jam ia berkeliling di pusat perbelanjaan mahal
itu.
Namun hanya satu barang yang ada di genggamannya saat
ini.
Jaejoong tersenyum manis.
Ia memanggil Minho Choi dan memintanya untuk
mengantarnya kembali pulang ke rumah.
Ia baru saja memiliki rencana untuk mencoba berbagai
resep kue seraya menanti kekasihnya pulang.
Namja cantik itu segera mengganti pakaiannya dan
menyibukkan diri di dapur setelah tiba di rumah.
Mengeluarkan berbagai bahan kue dan mulai berkreasi
sesukanya.
Setelah beberapa kue selesai, ia mendengar suara bel
pintu berdering.
Jaejoong segera melangkah ke teras depan dan membuka
pintu itu.
CKLEK.
“Ne?” Gumam
Jaejoong tertegun.
Menatap sosok namja tinggi dengan wajahnya yang sangat
tampan.
“Apa Yunho
sudah kembali?”
“Ani, ani, ia
masih di kantor, kau temannya?”
“Namaku Choi
Siwon, aku teman kuliah Yunho yang baru saja tiba dari Jepang, kita pernah
bertemu saat pesta pernikahan kalian waktu itu”
“Ne, masuklah”
Namja tinggi itu mengangguk dengan senyum manisnya.
Ia berjalan mengikuti Jaejoong dan duduk di ruang
tengah.
Jaejoong kembali dari dapur dengan membawa secangkir
teh madu yang mengepul hangat bersama beragam cookies yang baru saja selesai dipanggang.
“Arigatou”
Ujar Siwon tersenyum.
“Ung?”
“Ah, maksudku,
terima kasih”
Namja cantik itu terkekeh kecil kemudian.
Ia merasakan wajahnya menghangat.
Well, ia memang tidak tahu menahu mengenai bahasa
negeri sakura itu.
“Sepertinya
kau baru saja memasak hm? Boleh kucoba?”
Jaejoong mengangguk antusias.
Siwon segera mengambil sepotong kue kering dan
melahapnya dengan sopan.
Kemudian ia menaikkan alisnya menatap Jaejoong.
“Ini
benar-benar lezat! Kau sangat hebat, Jae ah!” Puji namja tinggi itu sumringah.
Omo.
Mata Jaejoong membesar senang.
Ia tersenyum lebar mendengarnya.
Jaejoong sontak berdiri dari duduknya.
“Tunggu
sebentar, aku akan membawakan kue lagi!” Ujarnya semangat.
Siwon terkejut.
Ah, sedang bereksperimen di dapur eoh?
Namja cantik itu kembali dengan nampan berisi berbagai
potongan kue lezat.
Ia menaruhnya di atas meja dan tersenyum manis.
“Apa kau
memiliki banyak teman disini, Siwon ah? Yang juga teman dari suamiku?”
“Ne, waeyo?”
“U-Ung, bisakah
kau menelepon mereka dan meminta mereka untuk berkunjung juga? Sepertinya kue
yang kubuat sangat banyak”
Choi Siwon tertawa mendengarnya.
Ia mengangguk dan segera meraih ponsel layar sentuhnya
dan menelepon beberapa teman dekatnya bersama Yunho semasa kuliah.
-------
Yunho meregangkan otot lehernya dan mengusap wajahnya
pelan.
Ah, ia merindukan kekasihnya saat ini.
Namja tampan itu melirik Gong Minzy yang duduk di
hadapannya.
Yeoja berambut pendek itu sedang memeriksa jadwal
Yunho yang tersisa untuk hari ini.
“Minzy, cek
rekeningku lagi” Ujar Yunho tiba-tiba.
“Ini yang
kedua kalinya, Presdir, apa kau begitu takut kalau ternyata istrimu seorang shoppaholic?” Tanya Minzy bingung.
“Aku hanya
khawatir kalau ia masih berdiam diri di rumah menungguku pulang, ia bisa sakit
kalau terus seperti itu”
“Aigoo,
seandainya aku memiliki kekasih seperti dirimu”
Hmp.
Yunho hanya tersenyum kecil mendengarnya.
“Otte?”
“Ah, jumlah
uangnya berkurang”
“Ne?”
“Tapi hanya
sedikit, kau tahu ibarat setitik debu di atas lantai luas yang bersih? Nyonya
Jung hanya memakainya seperti debu itu”
Yunho mengernyitkan dahinya.
Namun kemudian ia mengangguk dan bertanya-tanya dalam
hati.
Apa yang dilakukan kekasihnya dengan jumlah uang yang
sangat sedikit dari milyaran yang ada di dalam kartu itu hm?
Bukankah Jaejoong sudah mengerti kalau miliknya juga
milik namja cantik itu?
“Aku pulang
sekarang” Ujar Yunho seraya menutup laptopnya.
-------
Suara gelak tawa terdengar mengisi ruang tengah
keluarga Jung itu saat ini.
Tampak beberapa teman Yunho yang sedang menikmati
kue-kue buatan namja cantik itu.
Jaejoong menolehkan wajahnya menatap teras depan
ketika telinganya menangkap suara pintu yang terbuka.
Ia beranjak bangun dan menghampiri Yunho yang baru
saja pulang.
“Ramai sekali”
Ujar Yunho menaikkan alisnya.
Jaejoong tersenyum lembut.
Ia meraih tas Yunho dan melepaskan jas namja tampan
itu.
“Teman-teman
kuliahmu datang berkunjung” Ujarnya.
Ah.
Yunho mengangguk dan segera masuk ke dalam.
“Yo! Yunho!”
Sapa beberapa pria dewasa yang duduk di sofa.
Yunho terkekeh kecil dan segera bergabung dengan
mereka.
Mata musangnya menangkap beragam kue dan cookies yang ada di atas meja.
Kemudian ia mendongak saat Jaejoong menepuk bahunya
dan meletakkan secangkir teh madu yang hangat bersama sepiring kecil kue Strawberry Shortcake yang ditetesi madu
di atasnya.
“Omo, kami
tidak melihat kue itu sejak tadi” Ujar Siwon tiba-tiba.
Eoh?
Yunho menoleh memandang teman-temannya.
“Ah, kue
khusus untuk sang suami eoh? Kau beruntung sekali, Yunho ah! Istrimu
benar-benar perhatian!” Ujar salah satu dari mereka.
Jaejoong hanya tersenyum malu dan membungkukkan
tubuhnya sekilas.
Ia melirik Yunho sebentar dan segera beranjak menaiki
tangga, memasuki kamar mereka berdua.
Sementara Yunho diam-diam tersenyum manis.
Ia merasa sangat senang sekarang.
-------
Pagi ini sangat cerah.
Sinar matahari menelusuk melalui celah gorden linen
yang mahal itu.
Hening mengisi ruangan.
Jaejoong tampak masih berada di dalam kamar mandi
sementara Yunho mematut dirinya di depan cermin.
Namja tampan itu sedang memakai baju kerjanya.
Pikirannya terganggu.
Beberapa waktu yang lalu ia tidak sengaja menemukan
bungkusan plastik di laci Jaejoong.
Plastik putih berisi bungkusan dasi berwarna biru
dengan garis hitam.
Yunho menghela nafas memikirkan untuk siapa benda itu.
Ia gelisah.
Apakah ada namja lain?
Yang mendapatkan perhatian lebih dari istrinya yang
cantik itu?
Tapi, memikirkan Jaejoong yang jarang keluar rumah
membuatnya sangat tidak mungkin untuk berselingkuh ania?
CKLEK.
Jaejoong keluar dari kamar mandi.
Rambutnya terlihat basah.
Masih memakai bathrobe-nya
yang berwarna putih segar.
Ia menghampiri Yunho dan memperhatikan apa yang sedang
dilakukan kekasihnya.
Yunho tertegun ketika Jaejoong mendadak berdiri di
hadapannya dan mengulurkan tangannya melepas dasi berwarna cokelat yang baru
saja dililit sendiri olehnya.
Namja tampan itu hanya diam.
Menatap Jaejoong yang menaruh dasi cokelat itu di atas
meja.
Kemudian ia bergerak membuka laci nakas dan
mengeluarkan dasi yang berwarna biru muda beraksen garis hitam.
Mata musang itu mengerjap.
Ada letupan bahagia bercampur lega menyadari untuk
siapa benda itu akhirnya.
Jaejoong mendongak dan memasangkan dasi itu di leher
Yunho.
Mata bulatnya terlihat serius.
“Ternyata
benar, dasi ini sangat segar untukmu” Kekeh Jaejoong tersenyum.
Yunho balas tersenyum.
Ia menyentuh punggung Jaejoong dan mengecup lembut
dahi istrinya tersebut.
Mengucapkan terima kasih melalui kecupan hangatnya.
“Kka, nanti
kau terlambat” Ujar Jaejoong.
Yunho mengangguk.
Ia menunduk mengecup bibir ranum itu dan memakai
jasnya.
Diiringi Jaejoong yang mengekor di belakang tubuhnya.
Namja cantik itu hanya mengantar sampai teras depan,
menutup pintu setelah Yunho pergi dan kembali memasuki kamar untuk berganti
pakaian.
-------
Namja cantik itu tampak tersenyum manis kepada
karyawan Jung’s Corp yang berdiri
memberi hormat padanya.
Jaejoong terus berjalan menuju ruangan kekasihnya
seraya melirik jam tangannya.
Sudah masuk jam makan siang.
“Nyonya Jung”
Sapa Minzy ramah.
Jaejoong menoleh.
Ia balas tersenyum.
“Presdir baru
saja kembali dari meeting, ia sudah
berada di ruangannya sekarang” Ujar yeoja cantik itu.
Jaejoong mengangguk.
Ia menghampiri pintu mewah itu.
Jemarinya hendak membuka pintu tersebut, namun ia
mengurungkannya ragu.
Aigoo.
Ini pertama kalinya ia menemui Yunho di kantornya.
Ia takut namja tampan itu merasa terganggu dengan
kedatangannya.
Ah.
Jaejoong mendesah panjang dan hendak membuka pintu
tersebut.
Namun dirinya tersentak kaget ketika pintu itu terbuka
dengan cepat dan memperlihatkan kekasihnya yang juga sama kaget dengannya.
“Joongie?”
Yunho merasa sangat surprise.
Melihat Jaejoong yang berpenampilan segar sekaligus
modis di hadapannya.
Namja cantik itu tersenyum kecil.
“Aku
membawakan kimbab untuk makan siangmu”
Yunho mengangguk.
Ia menarik tangan Jaejoong masuk ke dalam ruangannya
dan menyuruh namja cantik itu duduk di sampingnya.
Jaejoong meletakkan kantung belanjaannya di dekat meja
Yunho dan menaruh bekal itu di atas meja.
Membuka kotak berwarna hitam dengan aksen bunga sakura
itu.
Yunho membuka mulutnya menerima suapan dari Jaejoong.
Ia mengunyah dengan tenang.
Memandang Jaejoong yang juga melahap kimbab itu.
Namja tampan itu mengedarkan pandangannya melirik
kantung belanjaan kekasihnya.
Eoh?
Alisnya mendadak bertaut ketika matanya menangkap ada
yang aneh dari belanjaan itu.
Dua buah miniatur pesawat radio kontrol yang lumayan
besar?
Untuk siapa?
“Aaa”
Yunho menoleh.
Kembali membuka mulutnya menerima suapan dari
kekasihnya.
Otaknya berpikir cepat.
Mengira-ngira kenapa istrinya membeli mainan tersebut.
Apa benar Jaejoong berselingkuh?
Mungkinkah benda itu untuk anak dari selingkuhannya?
Yang benar saja!
“Joongie”
“Hmm?”
“Setelah ini
kau mau kemana?”
Jaejoong terdiam.
Alis kanannya bergerak pelan tanda ia berbohong.
“Ung, aku
langsung pulang ke rumah”
Yunho menangkap tanda itu.
Ia menghela nafas diam-diam.
Jaejoong tidak pernah berbohong padanya.
Tapi kali ini…
“Baguslah, aku
tidak ingin kau kelelahan” Sahutnya datar.
TREK.
Jaejoong meletakkan kotak bekal itu di atas meja.
Ia menoleh memandang kekasihnya yang balas menatapnya.
Yunho baru saja akan memalingkan wajahnya, namun
gerakannya terhenti ketika Jaejoong berdiri di depannya dengan satu tangan yang
menangkup pipinya dan satunya lagi menarik tengkuknya.
Menyatukan bibir ranumnya dengan bibir tebal namja
tampan itu.
Yunho cukup kaget.
Namun ia hanya diam saja.
Membiarkan namja cantik itu melumat manis bibirnya.
Menghisap bibir bawahnya, menggigit bibir atasnya, dan
mengulum keduanya dengan tempo lambat.
Memberikan kenyamanan dan kehangatan yang sangat
disukai oleh Yunho.
Namja tampan itu perlahan menyentuh pinggang Jaejoong.
Memiringkan wajahnya seraya membuka kecil bibirnya.
Mengecup-ngecup lembut bibir Jaejoong yang bergerak
posesif di atas bibirnya.
“Mmh..hh..hh”
Suara deru nafas Jaejoong terdengar jelas.
Namja cantik itu melepas ciumannya dan terdiam menatap
mata musang Yunho.
Namja tampan itu mengusap lembut pipi Jaejoong,
kemudian ia mengecup bagian itu pelan.
“Aku..Pulang
sekarang” Ujar Jaejoong berbisik.
Namja cantik itu segera menutup kotak bekal yang sudah
kosong tersebut dan meraih kantung belanjaannya.
Kemudian ia menghilang dari pintu ruangan Yunho.
Kkh.
Namja tampan itu menyandarkan punggungnya pada
sandaran kursi.
Ia menjilat bibir bawahnya dan menghisapnya sejenak.
Meresapi manis saliva Jaejoong yang masih membekas
disana.
Kemudian ia melompat dari kursinya dan berlari
mengejar kekasihnya.
Ehm, membuntuti kekasihnya.
-------
Namja tampan itu menghentikan mobilnya tepat di
belakang mobil Jaejoong.
Mata musangnya memperhatikan Minho Choi yang
membukakan pintu mobil mewah tersebut dan menatap Jaejoong yang keluar dengan
kantung belanjaannya.
Jaejoong menyebrangi jalanan sepi itu dan berjalan
menuju sebuah gerbang besar dengan desain kanak-kanak.
Eoh?
Yunho beranjak keluar dari mobilnya.
Menatap Jaejoong yang tertawa disana.
Ia berlutut menyambut kedua bocah berwajah sama yang
berlari ke arahnya.
Bocah kembar tersebut saling memekik senang ketika
Jaejoong mengeluarkan belanjaannya dan memberikan masing-masing dari mereka
miniatur pesawat radio kontrol tersebut.
Namja tampan itu masih terdiam disana.
Sisa hampa di hatinya yang masih terasa seakan hilang
tanpa bekas.
Lingkup perasaannya merasakan hangat memandangi
Jaejoong yang memeluk kedua bocah itu.
Yunho mendongak.
Terkejut menatap papan identitas yang terbentang di
atas gerbang warna hijau muda tersebut.
‘Rising Sun Orphanage’
Perlahan tapi pasti, Yunho melangkahkan kakinya.
Menyebrangi jalanan kecil itu dan berlari kecil
mendekati kekasihnya.
Salah satu bocah itu menunjuk Yunho.
Membuat Jaejoong mengerutkan dahinya dan menoleh ke belakang.
DEG.
Namja cantik itu tertegun.
Refleks ia berdiri dan menerima pelukan manis dari
Yunho.
Namja tampan itu tidak berkata apa pun.
Ia hanya merengkuh bahu Jaejoong dan mengecup lembut
dahinya.
Perlahan Jaejoong tersenyum kecil.
Ia memejamkan mata beningnya yang berkaca-kaca saat
namja tampan itu mengecup dahinya.
“Kka” Ajak
Yunho seraya menarik jemari Jaejoong.
Namja cantik itu kembali tertegun.
Ketika Yunho membawanya masuk ke dalam Panti.
-------
Dapur mewah itu tampak riuh saat ini.
Terisi dengan celotehan manis dari sana.
Jaejoong melepas apronnya dan mengambil kedua gelas
susu yang disodorkan Jaeho dan Junhon.
Namja kembar itu tersenyum lebar membalas senyuman
Umma baru mereka.
Jaejoong membuka pintu kulkas dan memberikan satu buah
Apel untuk Jaeho.
Namja almond itu
selalu melahap buah kesukaannya setelah minum susu.
Jaejoong menolehkan wajahnya dan menaikkan alisnya
menatap berkas-berkas yang tertumpuk rapi di atas hambal berbulu yang ada di
ruang tengah.
Ia tahu Yunho sedang melanjutkan pekerjaannya seraya
bersandar pada sofa di depan televisi yang menyala.
Menampilkan animasi kesukaan putra angkat mereka.
Jaejoong berjongkok menyamakan tinggi tubuhnya dengan
Junhon.
Ia berbisik di telinga namja cherry itu.
Membuat Junhon tersenyum lebar dan segera berlari
meninggalkannya bersama Jaeho di dapur.
Jaejoong tersenyum kecil.
Namja cherry itu
menghampiri Yunho yang terlihat santai dengan piyamanya saat ini.
Sebuah kacamata minus bertengger di mata musangnya.
Membuat radius ketampanannya semakin meningkat.
SSRAK.
Yunho menoleh ketika telinganya menangkap suara berkas
yang berjatuhan dari tumpukan semula.
Ia tertegun ketika Junhon mendekati dirinya dan
menarik kacamata bening itu lepas dari wajahnya.
Junhon terkekeh manis, memperlihatkan deretan gigi
susunya yang putih.
Yunho balas tersenyum.
Ia memejamkan mata musangnya ketika namja cherry itu memajukan bibir cherry-nya mengecup bibir tebal Yunho.
A sweet poppo for the
best daddy in the world.
Namja tampan itu menangkupkan kedua tangannya di tubuh
Junhon dan mengangkatnya.
Ia mendudukkan namja cherry itu di pangkuannya dan membiarkan Junhon bersandar nyaman
pada dada bidangnya.
Mata bulat Junhon bergerak lucu memandang laporan
kerja Yunho di laptop perak itu.
Namun ia hanya diam.
Membiarkan Yunho kembali bekerja dengan sesekali
mengecup lembut puncak kepalanya.
Menghirup wangi bayi yang nyaman pada rambut
cokelatnya yang terlihat sama dengan milik Yunho.
Jaejoong mematikan lampu dapur.
Menunggu Jaeho yang sedang mengambil buku dongeng di
kamarnya.
Namja cantik itu berjalan menuju ruang tengah dan
tersenyum manis memandangi Junhon yang sudah terlelap nyenyak di pangkuan
Yunho.
Ah.
Hatinya terasa hangat.
Jaejoong mengembangkan senyum manisnya.
Demi Tuhan, ia benar-benar merasa bahagia.
Kebahagiaannya setelah menikah dengan Yunho, semakin
terasa lengkap setelah mereka memiliki Jaeho dan Junhon.
GREP.
Yunho mendongak ketika Jaejoong berlutut di sampingnya
dengan kedua tangan yang menangkup wajah tampannya agar menoleh memandangnya.
Namja cantik itu mengusap lembut kedua sisi wajah
Yunho seraya menempelkan bibirnya di atas bibir namja tampan itu.
Melumatnya penuh hangat.
Mengulumnya penuh manis.
Dan menghisapnya penuh cinta.
Yunho memiringkan wajahnya sedikit.
Menikmati usapan lembut Jaejoong pada pipinya.
Merasakan kasih sayang yang tulus dari setiap sentuhan
bibir namja cantik itu.
Namja tampan itu menggigit lembut bibir cherry Jaejoong dan menghisap bibir atas
bawahnya bergantian dengan tempo lambat sebelum ciuman manis mereka usai.
Mata bening Jaejoong menatap dalam mata musang Yunho.
Kemudian mata musang itu terpejam sejenak, ketika
Jaejoong mendongak dan mengecup lama dahi Yunho seraya berbisik pelan.
“Aku
mencintaimu, dan aku bahagia bersamamu”
Relung hati Yunho sepenuhnya terasa hangat.
Ia tersenyum manis saat Jaejoong melakukan itu.
Sementara itu, tampak Jaeho yang masih berdiri di atas
tangga, terdiam cukup lama disana.
Dengan satu tangan yang menggenggam buku dongeng
kesayangannya.
Mata musangnya menatap Ummanya yang sedang mengecup
dahi sang Appa.
Senyum bahagia terukir di bibir tipisnya.
Namja almond itu
kemudian berjalan cepat menuruni tangga dan berdiri di dekat Jaejoong.
Namja cantik itu menoleh.
Ia tertawa kecil dan menyandarkan punggungnya di sofa,
sama seperti Yunho.
Tapi ia membuka lebar kedua kakinya membiarkan Jaeho
duduk di ruang yang kosong.
Kemudian ia mengapit tubuh mungil Jaeho dengan kedua
lututnya.
Namja almond itu
menyandarkan punggungnya di dada Jaejoong.
Ia membuka lebar buku dongeng itu dan membacanya
bersama sang Umma.
Sesekali ia menjawab ketika Jaejoong menanyakan
mengenai sisi positif dari dongeng tersebut.
Sampai dua jam kemudian, Jaeho terlelap pulas di
pangkuan Ummanya.
Jaejoong menyingkirkan buku dongeng itu dan
meletakkannya di atas meja.
Ia menoleh.
Memandang Yunho yang sudah mematikan laptopnya.
Namja tampan itu menggendong Junhon.
Sementara Jaejoong menggendong Jaeho.
Mereka menaiki tangga dan membuka pintu kamar namja
kembar itu.
“Mereka
kelelahan” Ujar Jaejoong tersenyum.
Ia membaringkan Jaeho disamping Junhon.
Kedua namja kecil itu mengeluh satu sama lain.
Mereka saling berbalik dan menggenggam tangan
masing-masing.
Yunho mengangguk.
Ia menyelimuti putra kembarnya dan merengkuh bahu
Jaejoong, menggiringnya menuju kamar mereka berdua.
Jaejoong segera beringsut ke atas ranjang ketika Yunho
menutup pintu kamar mereka dan mematikan lampu.
Namja tampan itu menyusul kekasihnya dan berbaring di
samping Jaejoong.
“Uh”
Jaejoong menggeser tubuhnya mendekat.
Membiarkan Yunho memeluknya dengan hangat.
Namja tampan itu mengecup lembut dahi Jaejoong.
Kemudian ia berbisik manis.
“Jalja”
Jaejoong mengangguk.
Ia menyurukkan wajahnya di leher Yunho.
Menghirup wangi mint
segar khas namja tampan itu dan mulai terlelap.
No need many words to explain, because happiness is when we understand
each other.
Maaf, lancang baca. tadi lagi buka-buka google buat cari ef-ef dan ternyata nemu page ini. wah, aku suka banget ceritanya. yunjae romantis. bahkan tanpa kata pun mereka udah bisa saling mengungkapkan perasaan mereka masing-masing. keren. ijin baca ef-ef yang lain ya, meski mungkin belum bisa dibaca hari ini... hehehe. arigatou... salam kenal... ^^
BalasHapusYHOMAAAAAAAAAAAN OAO NO WORDS….benar” no words to describe what I felt when I read this FF. Daebak kuadrat kali delapan deh eon!
BalasHapusKalau ibarat kue yah, FF ini tuh kaya kastengel keju(?) kelihatan alot (karena pendeskripsiannya yang tersembunyi dan ga gamblang), tapi begitu digigit ternyata rapuh (dari sifat JJ yang alus dan penyabar), dan melumer saat di kulum di mulut (karena perlakuan YH ke JJ yang bikin melting abis dan begitu juga sebaliknya), trus ada rasa kecut-keju juga (dari sikap cemburunya YH ke JJ sedikit geregetin, sikap YH juga gitu, pen dijitak -_-). Dan aku suka banget sama kastengel keju! Jadinya aku sangat suka sama FF ini! * apadah -_-
Ini bagus eon…sungguhan deh. Meski konflik awal ga dijelasin secara rinci, jadi terkesan terburu-buru tapi ga bikin pusing, dan geregetnya tetap ada meski minim konflik.
Hai kakak... Sebelumnya maaf y kak... Aku udh bberapa kali bca karya kakak tspi blum bsa komen.. Maaf y kkak... Kak aku ngefens berat ama karya2 kakak.. Bkin gregetan.. Bkin gg bsa brhenti baca.. 4 jmpol deh bwat kakak :D
BalasHapusSkali lgi maaf y kak :'(
so sweet....emang ga.k perlu banyak kata untuk mengungkapkan rasa cinta....
BalasHapusManis nya yunjae.. selalu aja mereka ini.. :)
BalasHapusSalah satu ff yunjae terbaik yg ornh aku baca... Udh berulang kali baca sihh.. Tapi baru kali ini ninggalin jejak~
BalasHapusGak tau knpa ff ini ninggalin kesan trsendiri aja..^^
Salah satu ff yunjae terbaik yg ornh aku baca... Udh berulang kali baca sihh.. Tapi baru kali ini ninggalin jejak~
BalasHapusGak tau knpa ff ini ninggalin kesan trsendiri aja..^^