This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Selasa, 05 Maret 2013

FF/YAOI/YUNJAE/ONESHOOT/MELODY AND HARMONY AND LOVE


Tittle: MELODY AND HARMONY AND LOVE

Genre: YAOI

Author: Shella Rizal a.k.a Park Sooji

Cast: Yunjae and other

Length: ONESHOOT

Rating: family-romance-hurt-friendship-gelundungan


WARNING: BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2 kutang Jae umma*


-------


  You’re so mean for me, just like melody and harmony and love

.
.
.

Alunan gesekan biola perak itu terdengar lembut.
Menyeruak merdu seolah menjelma.
Membuat siapa saja yang mendengarnya ikut menarik seulas senyum manis di sudut  bibir.
Jemari lentik itu terlihat tak pernah lelah, sejak berjam-jam yang lalu menggesek biola kesayangannya.

Hmp.

Cukup handal eoh?


  “Indah sekali~!”

  “Kau sangat keren, Oppa!”

Suara puji-pujian terdengar di telinga namja cantik itu.
Membuatnya segera mengakhiri permainan indahnya dan tersenyum manis kepada orang-orang yang kini telah berdiri mengelilingi dirinya.

Namja cantik itu membungkuk sejenak dan kembali seperti semula.
Mereka yang menonton bertepuk tangan puas dan melemparkan sumbangan mereka ke dalam tas biola yang berukir itu.
Mata bening Jaejoong mengerjap senang.

Omo!

Namja cantik itu tersentak kaget saat melirik jam tangannya yang berwarna putih.
Ia sudah terlambat satu jam!
Jaejoong segera memungut uang-uang yang ada di dalam tas biolanya dan memasukkannya ke dalam kantung seragam sekolahnya.
Namja cantik itu kemudian meraih pegangan tas itu dan berlari menuju rumahnya.

Menggigit bibir bawahnya gelisah.


BRAKK!

Jaejoong membuka pintu rumah sedikit keras setelah ia sampai.
Nafasnya terengah.
Mata beningnya bergerak cepat.
Mengawasi apakah Ummanya menyadari kehadirannya atau tidak.

Well, bukankah biasanya yeoja cantik itu selalu mabuk-mabukkan jam segini hm?


PRAANGG!

DEG!

  “APA SELAIN BISU KAU JUGA BUTA EOH?!” Teriak Heechul lantang.

Membuat Jaejoong terkejut saat mendengar suara vas bunga yang dipecahkan Ummanya.
Namja cantik itu merasakan tubuhnya bergetar takut.
Ia menundukkan wajahnya dalam.
Berusaha menahan air mata yang hendak menyeruak.

  “KAU TIDAK BISA LIHAT JAM BERAPA SEKARANG, BRENGSEK?!”

Jaejoong semakin menundukkan wajahnya.
Ia mengulurkan lengan kirinya mengusap kedua matanya yang telah basah sekarang.
Namja cantik itu menangis.
Menangis dalam diam.

Sementara itu Heechul berdecak kesal.
Yeoja cantik itu menenggak botol soju ke 14-nya.
Kemudian ia berjalan limbung menghampiri namja cantik itu.

  “Sudah berapa kali kau terlambat huh? Katakan padaku!” Teriak Heechul seraya mencengkram dagu Jaejoong.

Namja cantik itu meringis.
Ia memberanikan dirinya untuk menatap langsung mata bulat Heechul yang sama seperti miliknya.

  “Apa kau ingin aku benar-benar membakar biola usang itu baru kau mengerti?” Desis Heechul berbisik.

Jaejoong membesarkan matanya.
Ia segera menggeleng kencang dan memeluk erat tas biolanya.
Membuat yeoja berwajah angkuh itu berdecak dan mendorong kasar tubuh putra tirinya.

  “Kau tidur diluar malam ini! Dan awas! Kalau aku mendengar sedikit saja suara biola di telingaku!”


BLAMM!

Namja cantik itu terisak lirih.
Ia berjongkok di depan pintu rumahnya yang baru saja dibanting kasar oleh Ummanya dan menutup wajahnya.
Bibir cherrynya bergetar pelan.

Seandainya Umma kandungnya tidak berselingkuh dengan suami dari Heechul.
Seandainya ia tidak memiliki bakat bermain biola.
Seandainya suaranya tidak sama seperti milik Umma kandungnya.

Mungkin keadaannya kini akan berbeda.

Mungkin ia sedang berada di dalam kamarnya sekarang.
Berada dalam rengkuhan erat Heechul yang hangat.
Mendapat kecupan penuh kasih sayang dari yeoja cantik itu.

  “Hiks..”

Tidak.

Berhenti beranda-andai, Kim Jaejoong!
Bukan kau yang mengatur skenario cerita ini!
Bukan kau yang memegang garis takdir!
Sama sekali bukan!

  [ “UMMAMU YEOJA TERJALANG YANG PERNAH ADA!! IA MEREBUT SUAMIKU!! LALU APA? IA MEMAKSA SUAMIKU UNTUK MENUKARMU DENGAN PUTRIKU HANYA KARENA IA MENGINGINKAN SEORANG ANAK PEREMPUAN!!” ]

  “Hiks..Hiks..”

Jaejoong mencengkram erat rambut almond-nya.
Mencoba meredam isak tangisnya yang semakin menyeruak.
Membuka kembali sakit yang tertoreh di dadanya.

Kenyataan bahwa Umma kandungnya sama sekali tidak menginginkannya hanya karena suaranya sama dengan yeoja itu membuatnya dibenci sejak kecil.
Ummanya adalah seorang penyanyi papan atas.
Dan tentu saja, banyak produser ataupun orang berpengaruh lainnya yang lebih tertarik kepada Jaejoong kecil yang masih memiliki jalan panjang untuk meniti karirnya.

Terlebih dengan bakat musiknya yang ia dapatkan dari Appanya.

Tapi sayang, Umma kandungnya sama sekali tidak senang dengan anugrah yang diperoleh putranya.
Ia bercerai dengan Appa Jaejoong yang kini tidak diketahui batang hidungnya.
Kemudian ia menjalin hubungan dengan suami dari Heechul dan memikat hati putri manisnya yang bernama Jessica.

Sekarang cukup jelas bukan, kenapa Heechul begitu membenci namja cantik itu?


SRET.

Namja cantik itu mengusap wajahnya dan menyeret tas biolanya.
Ia duduk di kursi taman yang ada di halaman rumahnya dan berbaring disana seraya memeluk tas itu.
Berusaha memejamkan mata beningnya di tengah hujan salju yang lembut.

Ah, sebentar lagi natal hm?


-------


  “Nggh”

Namja cantik itu meringis pelan merasakan tubuhnya menggigil.
Suhu di bawah nol semalam membuatnya tersiksa.
Jaejoong mengusap hidung bangirnya dan memaksakan kakinya untuk tetap melangkah memasuki kelasnya.

Ah ya, namja cantik ini mendapatkan beasiswa di sekolah musik ternama.


GREK.

PLASHH!

Mata bening Jaejoong terpejam refleks saat sebutir telur jatuh tepat di atas kepalanya ketika ia membuka pintu.
Namja cantik itu mengusap wajahnya dengan saputangan dan membuka kedua matanya.
Menatap teman-teman sekelasnya.

Acuh.
Mereka semua berpura-pura sibuk satu sama lain.
Jaejoong menghela nafas pelan.
Ia sudah terbiasa mendapatkan perlakuan seperti ini.

Namja cantik itu menaruh tas biolanya di atas meja dan berlari keluar kelas.
Memasuki kamar mandi dan membasuh kepalanya disana.
Setelah memastikan dirinya bersih, ia kembali berlari menuju kelasnya.

  “Bertemanlah dengan baik nee”

Eoh?

Jaejoong memiringkan wajahnya.
Sensei-nya sudah masuk.
Yeoja berperawakan Jepang itu melirik ke arah pintu kelas yang sedikit terbuka dan tersenyum kecil.

  “Jaejoong ah, kau ingin belajar tidak?”

Ah.
Namja cantik itu tersenyum kecil.
Ia segera membuka pintu dan duduk di kursinya.

  “Salam kenal”


DEG.

Mata bening Jaejoong bergerak pelan.
Ia tertegun mendengar suara dari kursi di sampingnya yang selama ini kosong.
Sontak Jaejoong menoleh dan mengerjapkan matanya.

Menatap sosok tampan dengan mata musangnya yang tajam.

Namja itu menarik sudut manis di bibirnya.
Memperlihatkan deretan giginya yang rapi.
Jaejoong mengangguk.
Ia balas tersenyum.

  “Kau cantik sekali” Bisik namja tampan itu terpesona.

Jaejoong membesarkan matanya.
Ia mengerutkan dahinya menahan kekehannya yang hendak keluar.
Namja cantik itu menutup mulutnya dengan punggung tangan.
Pipinya terlihat merona.

Omo, ini tawa manis pertamanya sejak bertahun-tahun yang lalu.

  “Yaa! Anak baru! Kalau kau hanya ingin mengganggu Jaejoong lebih baik kau pindah ke sekolah lain sekarang juga!” Teriak Sensei Kujou di depan kelas.

Namja tampan itu tertawa geli.
Ia mengangguk dan membentuk jari damai di tangan kanannya.
Kemudian ia menundukkan wajahnya dan berpura-pura serius dengan buku teksnya.
Tapi beberapa detik kemudian namja tampan itu kembali berbisik kepada Jaejoong.

  “Jadi namamu Jaejoong?”

Namja cantik itu mengangguk.
Ia membuka tasnya.

  “Dan kau bermain biola?”

Jaejoong mendesah pendek.
Ia menoleh menatap namja tampan itu.

  “Namaku Yunho, dan aku bermain gitar klasik”


-------


Mata bening itu terpejam damai.
Seulas senyum lembut terlukis di sudut bibir cherrynya.
Jaejoong menggesekkan biolanya dengan manis.
Memainkan sebuah lagu khas miliknya.

Orang-orang yang menonton pertunjukan sekilasnya seperti biasa ikut bersenandung.
Walau mereka tidak tahu lirik lagu yang sebenarnya.
Beberapa dari mereka melemparkan uang ke dalam tas biola itu.
Sampai kemudian gesekan merdu itu berhenti perlahan.

Suara tepuk tangan terdengar membahana.
Jaejoong tertawa kecil tanpa suara.
Ia membungkukkan tubuhnya dan berjongkok memungut uang yang diberi oleh penontonnya.

  “Hei, apa judul lagu itu?”


DEG.

Jaejoong tersentak.
Ia mendongakkan wajahnya dan menatap Yunho yang berdiri di sampingnya.
Namja tampan itu berjongkok di dekat Jaejoong seraya meletakkan tas gitarnya.

  “Aku tidak pernah mendengar yang seperti itu, apa itu lagu ciptaanmu?”

Namja cantik itu masih merapatkan bibirnya.
Ia merogoh kantung kecil yang ada di lapisan tas biolanya dan mengambil secarik kertas dari sana.
Kemudian ia menunjukkannya kepada Yunho seraya tersenyum.

  Colors Of Melody And Harmony? Ini benar-benar lagu ciptaanmu? Keren!”

Jaejoong kembali memasukkan kertas itu ke tempatnya.
Kemudian ia mengancing tas itu dan memegangnya dengan erat.

  “Kka! Kita duduk di sana!”

Yunho menarik tangan Jaejoong mendadak.
Membuat namja cantik itu meledakkan kembang api warna warni di dadanya dalam sekejap.
Mata Jaejoong melebar sempurna.
Pipinya merona.

Demi Tuhan, ia tidak pernah disentuh seperti ini oleh siapa pun selama ini.
Dan sekarang dadanya berdebar kencang, seolah jantungnya akan berhenti berdetak.
Darahnya berdesir hangat.

Lama Jaejoong tertegun menatap punggung kekar Yunho.
Sampai kemudian ia tersenyum kecil, mengerjapkan tatapan manis.
Namja cantik itu sadar kalau ia telah merasakan apa itu cinta.

  “Kalau tidak salah lagunya seperti ini ania?” Ujar Yunho seraya mengeluarkan gitarnya setelah mereka duduk di kursi taman.

Namja tampan itu memainkan ulang musik yang dibawakan Jaejoong tadi.
Namja cantik itu menaikkan alisnya.
Wow, Yunho benar-benar hebat, ia bisa mencari nada dengan cepat.
Padahal namja tampan itu baru sekali mendengar lagu Jaejoong.

  “Seperti ini kan?”

Um.
Jaejoong mengangguk.
Masih dengan senyum manisnya.

  “Bagaimana kalau kita pakai lagu ini di acara perpisahan nanti? Bukankah Sensei bilang siapa saja boleh menyumbangkan lagu?” Tawar Yunho balas tersenyum.

Eh?

Jaejoong mengerjapkan matanya.
Mencerna pasti maksud dari ucapan teman barunya itu.
Membawakan lagu itu bersama?
Bukankah itu berarti Yunho telah menganggapnya sebagai partner musik?

Jaejoong segera mengangguk antusias.
Ia benar-benar senang.
Padahal tadinya ia pikir ia akan membawakan musik itu sendirian nantinya.

  “Jaejoong ah” Panggil Yunho.

Hmm.
Jaejoong balas memandangnya intens.
Mata musang itu menatap tajam mata bening Jaejoong.

  “Aku belum pernah mendengar suaramu sejak aku duduk di sampingmu”


DEG.

Mata bening Jaejoong mengerjap sayu.
Bergerak pelan balas memandang mata musang itu.
Namja cantik itu mencengkram erat kedua tangannya.
Ia berusaha membuka mulutnya.
Namun kemudian tetes bening yang telah menggenang di pelupuk matanya sudah lebih dulu menyusul.

Jaejoong segera memalingkan wajahnya.
Ia menutup mulutnya dan menundukkan wajahnya.

Yunho terdiam.
Tidak perlu penyampaian.
Tidak perlu pemberitahuan.
Ia tahu kalau namja cantik itu tidak bisa mengeluarkan suaranya.

  “Maaf” Bisik Yunho seraya memeluk namja cantik itu.

Jaejoong meringis.
Ia menenggelamkan wajahnya di dada bidang namja tampan itu.
Membiarkan Yunho mengusap lembut kepalanya.

  “Maafkan aku” Ulang namja tampan itu lagi.

Jaejoong memejamkan matanya erat.
Berusaha menyamankan dirinya dengan rengkuhan hangat namja tampan itu.


-------


Jaejoong tersenyum manis seraya menggerakkan jemari lentiknya perlahan.
Mengusapi senar biola peraknya.
Ia memetiknya pelan, seraya memejamkan kedua matanya.

Ah, namja cantik ini sedang senang sekarang.
Belakangan ini hidupnya terasa lebih indah dari hari ke hari.
Sejak kehadiran namja tampan itu di sisinya.

Jaejoong membuka matanya.
Ia meraih biolanya dan menggeseknya dengan lembut.
Memainkan satu lagu merdu dari sana.

Perlahan bibir cherry itu bergerak pelan.
Seolah tidak tahan ingin bernyanyi.
Jaejoong duduk di sisi ranjangnya.
Ia memantapkan hatinya untuk yang pertama kalinya.

Namja cantik itu membuka bibirnya.
Ia baru saja akan mengeluarkan suaranya, namun pintu kamarnya sudah lebih dulu dibuka kasar oleh Heechul.


BRAKK!

DEG!

Jaejoong terkejut.
Ia segera menyembunyikan biolanya di belakang punggung.
Menatap takut Heechul yang menatapnya tajam.

  “BERAPA KALI HARUS KUKATAKAN PADAMU EOH?! AKU MEMBENCI SUARA MUSIK APA PUN DI RUMAH INI!!”

Yeoja berwajah angkuh itu meraih dagu Jaejoong.
Membuat namja cantik itu mendongak padanya.
Mata bening Jaejoong menggenangkan air mata.
Takut.
Ia takut.

  “Apa tadi heh? Kau membuka bibirmu? Kau ingin bernyanyi? Benar? Kau ingin menyanyi?” Desis yeoja cantik itu melotot.

Jaejoong menggeleng keras.
Membuat tetes beningnya mengalir membasahi tangan Heechul.


PLAKK!

  “Kau ingin membuatku mengingat yeoja jalang yang telah merebut segalanya dariku itu eoh?! Tutup mulutmu dan kunci suaramu! Aku tidak takut untuk merobek lehermu kalau kau berani mengeluarkan sedikit saja suara dari mulutmu, Kim Jaejoong!!” Bentak Heechul seraya menampar pipi namja cantik itu.

Ia menjambak kasar rambut namja cantik itu dan mendorong tubuhnya ke ranjang.
Kedua tangannya terbuka hendak merebut biola Jaejoong.
Namun namja cantik itu lebih dulu mendekapnya dan memundurkan posisinya.
Ia terisak tanpa suara.
Bibirnya bergetar pelan.

Heechul menggeram benci.
Ia membanting kasar lampu tidur yang ada di atas meja nakas.
Membuat Jaejoong semakin ketakutan.

Demi Tuhan, ia sama sekali tidak ingin membuat Heechul mengingat Ummanya.
Sama sekali tidak.
Ia hanya ingin bernyanyi.
Ia hanya ingin melepas deritanya yang tertahan.

Sungguh.

Jaejoong membenci suaranya.
Kenapa ia harus memiliki nada yang sama dengan Ummanya?
Yeoja jalang yang tidak pernah menganggapnya ada?


BLAMM!

Pintu kamar Jaejoong tertutup kasar.
Namja cantik itu meraih ponselnya.
Ia mendial nomor Yunho dan meringkuk di dekat biola peraknya.

  Yeoboseyo?

Tangis Jaejoong semakin pecah.
Ia ingin memanggil nama namja tampan itu.
Memberitahu kalau dirinya tersiksa.

Tapi suaranya tidak bisa keluar.

  Jaejoongie? Kau menangis?

Jaejoong mengangguk.
Ia menggigit bibir bawahnya.

Hening.

Tidak terdengar suara apa pun dari sambungan teleponnya.
Namja cantik itu mengerutkan dahinya.
Dan kemudian tangisnya berhenti.
Mata beningnya mengerjap.

Ketika terdengar suara petikan gitar klasik dari seberang sana.

Jaejoong tertegun.

Lagu ini, bukankah ini lagunya?
Lagu ciptaannya?

  Aishi tsuzukeru yo aruki tsuzukeru yo afureru omoi ga todoku to shinjite~



Jaejoong tersenyum tanpa sadar.
Perlahan ia membenarkan posisi baringnya.
Memejamkan matanya pelan meresapi alunan dari Yunho.

  My music is my life, for you, for your smile..

Jaejoong merasa hangat dan nyaman.
Namja cantik itu baru saja akan terlelap pulas.
Namun kemudian mata beningnya terbuka lebar, saat ia mendengar suara bisikan di tengah petikan gitar.

 “You’re so mean for me, just like melody and harmony and love”

Perlahan namja cantik itu kembali terpejam damai.
Dengan seulas senyum yang tidak lepas dari bibirnya.


-------


Namja cantik itu memeluk erat biolanya.
Raut wajahnya ketakutan.
Ia menyandarkan punggungnya pada tembok sekolah musik itu.


DUGG!

Jaejoong meringis sakit.
Saat salah seorang dari mereka mendorong kasar bahunya menggesek tembok.

  “Jadi selain pita suaramu yang putus, urat malumu juga sudah putus eoh?” Desis Key tajam.

  “Apa kau tidak tahu eoh? Yunho itu baik pada siapa saja! Jadi kau jangan merasa ter-spesialkan olehnya! Dia itu hanya kasihan padamu!” Bentak Chaerin seraya menendangi kaki Jaejoong.


SSRAKK!

Dahi Jaejoong mengernyit menahan sakit.
Merasakan rambutnya yang ditarik kuat oleh Jiyeon.

  “Yunho bukan milikmu! Dan kau sama sekali tidak pantas bersanding dengannya! Kau dengar itu, Kim? Aku bersumpah akan mematahkan biola lusuhmu kalau kau menganggap remeh ancaman kami! Jauhi Jung Yunho, arasseo?!”

Ukh.
Jaejoong memejamkan matanya erat.
Dua-tiga helai rambutnya lepas.
Namja cantik itu meringis kesakitan.

  “YYA! JANGAN GANGGU DIA!”

Cengkraman Jiyeon di rambut Jaejoong terlepas seketika.
Yeoja bermata tajam itu sontak berbalik dan menatap Yunho yang berlari ke arah mereka.

  “Kka, kita bisa dapat masalah!” Desis Key seraya menyikut lengan yeoja itu.

Jiyeon mengangguk.
Mereka segera pergi meninggalkan Jaejoong yang menyentuh kepalanya sekarang.

  “Jaejoongie! Gwenchana?!” Tanya Yunho khawatir.

Namja tampan itu menyentuh wajah pucat Jaejoong.
Mata musangnya menatap menyeluruh mata bening Jaejoong yang memancarkan ketakutan.
Yunho menepuk pelan punggung namja cantik itu dan memeluknya erat.
Ia mengecup lembut pinggir dahi Jaejoong.

  “Jangan takut, aku disini sekarang, tenanglah” Bisiknya lirih.

Jaejoong balas memeluk Yunho.
Ia meringis seraya menumpahkan tangisnya.

Yunho melepas pelukannya perlahan.
Ia mengusap lembut rambut almond Jaejoong ke belakang.
Menatap sayang wajah cantik itu.

Kedua ibu jari Yunho menyeka air mata Jaejoong di sudut mata bulatnya.

Dan Jaejoong pun membulatkan mata beningnya, ketika Yunho menipiskan jarak wajah mereka.
Menempelkan bibirnya di atas bibir cherry Jaejoong.

Namja cantik itu serasa beku.
Ia terdiam merasakan hisapan manis pada bibirnya.
Basah.
Yunho membuat bibirnya basah dan lembab.

Kemudian namja tampan itu menjauhkan wajahnya.
Ia mengusap pipi Jaejoong lembut.

  “Kka, aku ingin mengajakmu ke rumahku hari ini” Bisik Yunho tersenyum.

Mata bening Jaejoong mengerjap.
Kemudian ia balas tersenyum.


-------


CKLEK.

  “Aku pulang”

Kedua namja itu saling membuka sepatu mereka sebelum masuk ke dalam rumah.
Yunho menarik tangan Jaejoong seraya mengedarkan pandangannya.

  “Umma, Appa eodisseo?” Tanya Yunho ketika menemukan Ummanya sedang duduk di sofa ruang tengah.

  “Sedang memasukkan mobil di garasi, eoh? Itu temanmu?” Balas yeoja cantik itu bertanya.

Yunho mengangguk.
Ia melirik Jaejoong yang menundukkan wajahnya pelan.


CKLEK.

  “Yunho, kau sudah pulang? Appa ingin menunjukkan padamu mobil---”

  “A-APPA!”


DEG.

Mata musang Yunho mengerjap cepat saat Jaejoong menoleh menatap Appanya.
Namja cantik itu melepas genggaman tangan Yunho dan berlari menubruk namja berperawakan Cina itu.
Umma Yunho berdiri dari duduknya.
Sementara Hangeng tertegun.

Menatap tidak percaya putra mungilnya yang sudah sebesar ini sekarang.

  “Ja-Jaejoongie?” Panggil namja itu lirih.

Jaejoong terisak lirih seraya mencengkram jas Hangeng.
Mengacuhkan tas biolanya yang sudah terjatuh.
Namja cina itu mengusap pelan punggung Jaejoong.

Ia mendongak menatap istri barunya yang balas memandangnya dengan senyuman kecil disana.
Kemudian ia menoleh, menatap Yunho yang terlihat kaget.

  “Appa merindukanmu sayang, maafkan Appa, karena tidak pernah menemuimu lagi sejak 7 yang lalu” Desis Hangeng pelan.

Jaejoong menggigit bibir bawahnya.
Ia mengangguk.
Semakin menenggelamkan wajahnya di dada bidang Appanya.

  “Yunho ah, ambilkan minum untuk Jaejoong ne?”

Yunho menoleh.
Menatap Ummanya yang menghampiri Appanya.
Yeoja cantik itu mengusap lembut kepala Jaejoong yang masih berada dalam pelukan Appanya.

  “A-Appa..Hiks..Umma..Umma menukar Joongie dengan anak dari kekasihnya..Hiks..Umma menjadi selingkuhan orang..Umma jahat..Hiks..”

Mata sipit Hangeng mengerjap cepat.
Ia menatap istrinya yang balas memandang kaget.
Sementara Yunho masih terdiam disana.

  “Benarkah? Jadi, kau tidak tinggal bersama Umma selama ini?”

  “Ani..Joongie tinggal dengan Heechul Umma..Hiks..”

Namja cantik itu melonggarkan pelukannya.
Ia mendongak, menatap Hangeng dengan mata bulatnya yang basah.

  “Appa, Joongie tinggal dengan Appa ne? Hiks..Joongie janji Joongie akan jadi anak baik..Joongie tidak akan main biola lagi kalau Appa juga tidak suka..Hiks..Joongie akan diam kalau Appa tidak suka dengar suara Joongie..Hiks..”


DEG.

Hangeng terhenyak mendengar ucapan putranya.
Ia menatap sayang wajah cantik itu.
Kemudian ia menoleh, ketika istrinya menyentuh lembut pipi Jaejoong.

  “Tentu saja Joongie ah, kau boleh tinggal disini, kau bisa menemani uri Yunho bermain musik setiap hari, dan berbagi cerita bersamaku setiap waktu” Ujarnya pelan.

Jaejoong mengusap air matanya.
Ia tersengguk keras.
Hangeng ikut mengangguk.
Ia mengecup lembut kepala putranya.

  “Appa akan mengambil barang-barangmu besok, kka, ikut Yunho ne? Istirahatlah”

Jaejoong mengangguk.
Hangeng tersenyum kecil menatap putranya yang kini berbalik mendekati Yunho.
Namja tampan itu meraih genggaman tangan Jaejoong.
Ia menuntun namja cantik itu menuju kamarnya.

Dahinya mengerut.

Masih tidak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya.

Jadi, Appa tirinya selama ini adalah Appanya Jaejoong?


CKLEK.

Yunho membuka pelan pintu kamarnya.
Kemudian ia menutupnya.

Namja tampan itu mendudukkan Jaejoong di pinggir ranjangnya.
Ia mengusap lembut rambut namja cantik itu.

  “Minumlah” Ujar Yunho seraya memberikan gelas minumnya yang ada di meja nakas.

Jaejoong mengangguk.
Ia membuka bibirnya meneguk air mineral itu.
Kemudian ia mengusap bekas air matanya.

Yunho menghela nafas pendek.
Ia duduk di samping namja cantik itu.

  “Jadi, kau tidak bisu?” Tanyanya pelan.

Jaejoong mendongakkan wajahnya.
Menatap langsung mata musang yang tajam itu.

  “Aku tidak pernah berkata seperti itu” Bisiknya lirih.

  “Tapi tingkahmu selama ini seakan mengatakannya langsung padaku!” Ucap Yunho kesal.

  “Aku hanya takut untuk bersuara..Aku tidak terbiasa, Heechul Umma melarangku karena suaraku sama seperti Umma kandungku!”

Yunho terdiam.
Mata musangnya bergerak pelan.
Hening.
Jaejoong mengalihkan pandangannya.
Membiarkan tetes bening hangatnya kembali mengalir membasahi pipinya.

Namja tampan itu menundukkan wajahnya.
Ia menyentuh lembut dagu Jaejoong dan mengusap air mata namja cantik itu lembut.

  “Maafkan aku” Bisiknya pelan.

  “Bukan salahmu..” Balas Jaejoong berbisik.

Yunho tersenyum kecil.
Ia mengecup lembut dahi namja cantik itu sekilas.
Kemudian ia berucap lirih.

  “Aku tidak menyangka suaramu semerdu ini, Joongie”

  “Kau akan berkata hal yang sama saat mendengar suara Umma---”

  “Walaupun sama, tapi suara kalian berbeda”

  “Eoh? Kau bahkan belum pernah mendengarnya, Yun”

Namja tampan itu mendekatkan wajahnya dengan wajah Jaejoong.
Kemudian ia mengecup lama bibir cherry itu.
Menghisapnya manis dan kembali menjauhkan wajahnya.
Menatap wajah Jaejoong yang terlihat merona saat ini.

  “Karena di mataku, kau memiliki melody dan harmony yang sempurna”

  “Kenapa?”

  “…”

  “Kenapa kau menciumku? Apa maksudmu?”

Jaejoong menautkan alisnya.
Sedikit berharap lebih dari jawaban yang menanti.
Yunho mendekatkan bibirnya ke telinga Jaejoong.
Ia berucap lembut.

  “Karena aku mencintaimu, dan aku akan segera meminta kepada Appa untuk memberikan putranya padaku”


DEG.

Jaejoong tertegun.
Mata beningnya sontak membesar sempurna.
Ia merasakan wajahnya menghangat.
Omo, bukankah itu artinya Yunho melamarnya?

Namja cantik itu tersenyum kecil membalas senyuman Yunho saat namja tampan itu menatap wajahnya.

  “Aku tidak sabar ingin bermain musik bersamamu di jalanan, orang-orang pasti bertanya-tanya, kenapa pemain biola dan gitar klasiknya memakai cincin perak yang sama ania?”

Aish.
Jaejoong terkekeh manis.
Ia memukul bahu Yunho pelan.
Namun Yunho segera menangkap tangannya dan kembali menyatukan bibir mereka.

Menciptakan irama senada dan kecupan abstrak yang manis.
Untuk lembaran baru yang akan terbuka nantinya.

La la la la la la la la~

Itsumo itsu-made mo~



Sugoshite iru no nara,
Sono kokoro ni
,
Hikari sasu made
,
Furisou de ireru kara
,

Like a melody and harmony in love~
 
END.

-Jejung ft Yoochun, Colors Of Melody And Harmony-

3 komentar:

  1. nangis juga aku baca yg ini. knp jaema yg selalu menderita ? tp gpp dah yg penting happy end dan itu harus. hehe

    BalasHapus
  2. Imma here. Its such a beautiful fic. I read it once, and err.. Apa setiap bottom/uke selalu berlaku seperti wanita? I mean, cry easily..? Sorry but I'm new here ._.

    ~shining minsu

    BalasHapus
  3. FF eonnie memang tidak diragukan.. Amazing!!

    BalasHapus