This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Selasa, 05 Maret 2013

FF/YAOI/YUNJAE/TWOSHOOT/EIFFEL IM IN LOVE/PART 1


Tittle: EIFFEL IM IN LOVE

Genre: YAOI

Author: Shella Rizal a.k.a Park Sooji

Cast: Yunjae and other

Length: TWOSHOOT

Rating: family-romance-hurt-friendship-gelundungan


WARNING: BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2 kutang Jae umma*


-------


PART 1.

  Jet’aime Yunnie ah

.
.
.

  “Aaah~ Ummaaaa~! Masa Joongie?! Eunjae Hyung nganggur tuh!”

  “Hyung mau belajar! Minggu depan ujian!”

  “Ummaaaa~!”

Namja cantik itu mempoutkan bibir cherrynya sesempurna mungkin.
Dahinya mengerut lucu dengan alis yang saling bertaut.
Mencoba membuat Kim Heechul luluh akan wajah sedihnya.

Hmp, tapi yeoja berwajah angkuh itu hanya tersenyum simpul menghadapi tingkah putra bungsunya yang masih berusia 15 tahun itu.

  “Hyungmu tidak bisa sayang, Eunjae harus belajar untuk ujiannya nanti” Ujar Heechul lembut.

Aish.

Namja cantik itu menghentakkan garpu dan sumpitnya di atas piring.
Membuat Hangeng mengangkat wajah memandangnya.

  “Aigoo, kau ini sudah besar sayang, lagi pula Jung Appa sangat ingin bertemu denganmu” Ucapnya.

  “Tapi Joongie nggak kenal, Appaaa~! Nanti Joongie canggung~~!” Jerit Jaejoong kesal.

  “Jung Appa punya anak laki-laki yang seumuran denganmu kok, kalian bisa mengobrol nanti”


  “Apppaaaaa~!”

Namja hangat itu terkekeh geli.
Ia menepuk kepala adiknya dan berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.
Mengacuhkan Jaejoong yang sudah melompat dari kursi meja makan dan berlari ke dalam kamarnya.


BLAM!

Pintu berwarna putih dengan gantungan berbentuk gajah lucu itu terbanting keras.
Memperlihatkan kalau pemiliknya sedang unjuk rasa.
Ah, uri Joongie neomu kyeopta ania?


BRUKK!

Namja cantik itu merebahkan tubuhnya di atas ranjangnya yang berwarna putih.
Ia mengeluh manja dan menutup wajahnya dengan bantal.

  “BUUU!” Teriak Eunjae seraya menarik bantal yang menutupi wajah adiknya.

Namja cantik itu terkejut.
Sontak ia terduduk dan melotot menatap Hyungnya.
Eunjae terkekeh geli.

  “Hyung! Dimana budaya mengetuk pintu sebelum masuk eoh?!” Jerit Jaejoong marah.

  “Di hatimu sayang~” Balas Eunjae terkekeh.

Ish.
Namja cantik itu menepuk kasar punggung Hyungnya.
Membuat Eunjae tersenyum simpul dan mengacak lembut rambut hitam adiknya.

  “Tentu saja harus kau yang menjemput mereka, Joongie ah, yang akan menikah dengan Yunho kan kau, bukan Hyung, hahahaha”

  “Joongie nggak mau nikah!!”

  “Nikahnya masih 4-5 tahun lagi, sayang, pokoknya besok jemput mereka di bandara jam 8!”

AISH.

Namja cantik itu melempar kesal boneka beruang cokelat kesayangannya.
Ia menatap tidak senang pintu kamarnya yang baru saja ditutup oleh Hyungnya.


-------


Sosok cantik itu tampak begitu menggemaskan hari ini.
Ia duduk di kursi tunggu bandara seraya memangku boneka beruang besarnya yang berwarna cokelat.
Jemarinya sibuk memperbaiki poni hitamnya yang lurus sejak tadi.
Ah, dan jangan lupakan bibir cherrynya yang kembali mempout.

  “Appa! Sudah 3 jam!” Jerit Jaejoong melalui ponselnya.

  Jeongmall?

  “Nee~! Joongie capek nunggu! Tapi Jung Appa nggak mun---OMO!”

Mata bening itu membesar sempurna ketika pupilnya tidak sengaja menangkap papan arah yang tergantung di langit-langit ruangan.

  “Appa! Joongie salah tempat! Seharusnya Joongie di tempat penerbangan luar negeri, bukan dalam negeri!” Jerit Jaejoong seraya mematikan ponselnya.

Namja cantik itu segera beranjak bangun dan menatap supir keluarganya.

  “Minho Jussi! Kita salah tempat!”

Jaejoong segera berlari menuju  pintu dua dengan memeluk erat bonekanya.
Mengacuhkan Minho yang berlari di belakangnya.
Namja cantik itu menggigit bibir bawahnya.

Aigoo, Jung Appa pasti marah!


BRUKK!

  “Aigoo~! Mianhaeyo~! Joongie nggak sengaja~!” Ujar Jaejoong seraya mengusap punggungnya.

Namja cantik itu baru saja akan beranjak dari jatuhnya.
Namun mendadak gerakannya terhenti ketika ia mendongakkan wajahnya melihat siapa yang ditabrak olehnya.


DEG.

Jantung Jaejoong berdebar pelan.
Sepasang mata beningnya mengerjap kagum memperhatikan sosok namja tampan yang ada di hadapannya saat ini.
Omoo~
Tubuhnya sangat atletis.
Dengan kaus putih yang terkena noda coffee dipadu dengan jaket kulitnya yang berwarna hitam.

Namja tampan itu menunduk menatap Jaejoong.
Ia mengerutkan dahinya dan memandang tajam mata bening itu.

  “Mwo? Maaf? Ya! Kalau jalan pakai mata! Lari-larian di tempat ramai seperti ini, aish, jinjja!”

Jaejoong tersentak kaget.
Ia menundukkan wajahnya dalam matanya terlihat berkaca-kaca sekarang.
Kemudian Minho menghampiri majikannya dan membantu namja cantik itu untuk berdiri.

Mata musang milik namja tampan itu bergerak pelan.
Memperhatikan tulisan yang ada di papan nama yang digenggam erat oleh Minho.

  Jung Jinki dan Jung Yunho

Eoh?

Jadi ini, si bungsu Kim hm?

  “Jadi kau yang namanya Kim Jaejoong?” Tanya Yunho menaikkan alisnya.

Namja cantik itu mengangguk.
Ia mempoutkan bibirnya.

  “Kenapa bisa tahu?” Balas Jaejoong bertanya.

Jish.
Yunho berdecak keras.

  “Apa kau tahu hah? Ice coffee yang kau tumpahkan ini, adalah gelas ketiga sejak aku menunggu jemputanmu!”

  “Ung..Mian..Tadi Joongie nunggunya di penerbangan dalam negeri..”

  “Ck! Sudah nunggu lama! Baju basah kuyup! Aish, kka! Temui Appaku! Ia duduk disana!”

Jaejoong menggigit bibir bawahnya.
Ia berbalik dan melirik sesosok namja bermata bulan sabit yang sedang membaca koran di kursi tunggu bandara.

Namja cantik itu memeluk erat boneka kesayangannya dan berjalan menghampiri Jinki.

  “A-Anyeong”

Hum?
Namja bermata bulan sabit itu mengangkat wajahnya.
Ia menggumam tidak jelas seraya menatap bingung namja cantik yang sedang berdiri di hadapannya saat ini.
Jaejoong mendesah pendek.

  “Jaejoong?” Panggil Jinki menaikkan alisnya.

Uh.
Jaejoong mengangguk ragu.
Ia takut kalau namja bermata bulan sabit ini akan marah padanya.
Aigoo~


GREPP!

  “Omoo! Kau sudah sangat besar sekarang, Joongie ah! Terakhir kali bertemu denganmu saat kau masih berusia 5 tahun!” Ujar Jinki seraya memeluk namja cantik itu.

Namja bermata bulan sabit itu menepuk lembut punggung Jaejoong dan terkekeh ramah.
Membuat Jaejoong sempat tertegun sejenak.
Mereka melepas pelukan dan saling menatap.

  “Kau sudah bertemu dengan Yunho ani?”

  “Ne”

Jinki tersenyum.
Ia menepuk lembut kepala Jaejoong dan membawa kopernya.

  “Kka, nanti mataharinya semakin tinggi” Ujar Jinki masih tersenyum.

Jaejoong mengangguk.
Ia segera berjalan di samping Jinki seraya mengintip ke belakang sesekali.
Mengerjapkan mata bulatnya menatap Yunho yang sedang memasang earphone berwarna putih di telinganya.

Ah.

Tampan.


-------


  “Ini kamarmu, kamar Joongie ada di atas, kalau ada apa-apa panggil saja maid Nana atau Uee” Ujar Jaejoong pelan.

Namja tampan itu mengangguk.
Ia segera masuk ke dalam kamarnya, mengacuhkan Jaejoong yang terdiam di tempat.

Ish.

Namja cantik itu menjulurkan lidahnya ke arah pintu kamar Yunho dan berlari masuk ke dalam kamarnya sendiri.
Jaejoong segera melepas sweater-nya dan meraih ponselnya.
Kemudian ia menghubungi sahabatnya sejak kecil, Kim Junsu.

  Waeyo?

  “Junchannie~! Kau ingat keluarga Jung yang Joongie ceritakan? Mereka sudah sampai~!”

  Jeongmall? Terus?

  “Putra Jung Appa benar-benar tampan~! Omooo~! Kau harus melihatnya!”

  Hahaha, aish, yaa~! Kau sudah punya Siwon Hyung, apa lagi eoh?

  “Tapi--”

  Tapi kau akan menikah dengan tuan Jung itu ania?

  “Aniyaaa~! Kami tidak akan menikah! Mereka Cuma numpang liburan saja kok”

  Hu-um? Lalu, boleh aku tahu dimana tuan Jung itu tidur?

  “Di kamar bawah, wae?”

  Apa dia tidur sendiri?

  “Kenapa?”

  Joongie sayang, kalau ia tidur sendirian di kamar yang berdekatan dengan kamarmu bukannya itu tidak wajar eoh? Pasti Umma dan Appamu merencanakan sesuatu!

  “Junchan!”

  Bukannya Eunjae Hyung sudah memberitahumu? Kalian dijodohkan ania?

  “Eunjae Hyung tukang gosip!”

Namja imut yang ada di seberang sana terkikik geli.
Sementara Jaejoong mendesah panjang di ponselnya.

  “Junchan, ada PR?”

  Ne, PR Fisika halaman 220 nomor 1-50 essay

  “MWO?! Kalau begitu Joongie harus kerjakan sekarang! Anyeong Junchan~!”


KLIK!

Namja cantik itu melempar ponselnya.
Ia menggerutu tidak jelas seraya menghampiri meja belajarnya.

Cukup lama Jaejoong berkonsentrasi dengan tugas rumahnya.
Sampai kemudian ia meregangkan tubuhnya dan menguap lebar.

Namja cantik itu mengucek mata bulatnya lucu.
Lalu ia memutuskan untuk mengambil minum di dapur.
Ah, sudah tengah malam.


CKLEK.

TAP TAP TAP.


  “Kau tahu? Aku dijodohkan dengan namja ingusan yang masih kelas 2 SMA!”


DEG.

Namja cantik itu sontak menghentikan langkahnya.
Ia menoleh menatap pintu kamar Yunho yang tepat berada di depannya saat ini.
Omo, apa yang didengarnya barusan itu benar?

Jaejoong menempelkan telinganya pada daun pintu berwarna putih itu.
Namun ia tidak mendengar apa pun.
Bibir cherrynya mempout lucu.
Namja cantik itu memutuskan untuk menunduk dan mengintip melalui lubang kunci.

Namun sial, pintu itu mendadak terbuka.
Memperlihatkan Yunho yang berdiri diam di hadapan Jaejoong yang sedang menunduk.

  “Apa yang sedang kau lakukan eoh?”

Aish.
Jaejoong memejamkan matanya erat.
Ia menggigit bibir bawahnya pelan dan membenarkan posisi berdirinya.

  “A-Ani, Joongie Cuma ingin tahu, ada Jung Appa di dalam?”

  “Oppso, Appa tidur di kamarnya”

  “E-eeh? Yunnie tidak tidur bersama Jung Appa ania?”

  “Ck, aku bukan anak kecil lagi, Kim Jaejoong”

  “Jadi—Yunnie tidur sendiri??”

Namja tampan itu memutar bola matanya malas.
Ia mendesah pendek dan menoyor dahi namja cantik itu sedikit keras.
Membuat Jaejoong meringis sakit.

  “Dengar, anak manja, aku tidak suka kalau ada orang yang mengintip ke dalam kamarku, awas kalau kau melakukannya lagi, arasseo?”

Jaejoong mengangguk terpaksa.
Ia terkejut ketika Yunho membanting pintu kamarnya dengan kasar.
Membuat poni hitam Jaejoong bergoyang pelan.

Aish, kasar sekali. Gerutu Jaejoong dalam hatinya.

Namja cantik itu mengusap dahinya dan hendak berbalik menuju kamarnya.
Namun mendadak langkahnya kembali terhenti seketika.
Omo!
Yunho tidur sendiri! Jeritnya dalam hati.


-------


  “Hati-hati ya sayang”

  “Ne~ Hehehehe~”

Namja cantik itu tersenyum manis seraya menatap gemas wajah kekasihnya.
Membuat Choi Siwon tidak bisa menahan dirinya untuk mengecup lembut pipi gembul namja cantik itu.
Jaejoong tersipu malu.
Ia menepuk lengan namja tinggi itu dan mengerucutkan bibirnya manis.

  “Joongie~!”

Jaejoong menoleh.
Menatap Junsu yang berlari menghampirinya.
Ah, namja imut itu akan mampir ke rumahnya hari ini.

  “Junsuie, jaga Joongie-ku, arra?” Ujar Siwon menaikkan alisnya.

Eoh?

Junsu tertawa kecil.
Ia mengangguk dan segera menarik Jaejoong yang merona ke dalam mobil.

  “Mesra sekali” Ejek Junsu seraya menutup pintu mobil.

Minho segera melajukan mobil itu.
Tersenyum kecil mendengar celotehan dua remaja yang duduk di jok belakang.

Dua puluh menit kemudian mobil mewah itu berhenti tepat di depan kediaman Kim.
Jaejoong dan Junsu segera turun dan berlari menuju kamar namja cantik itu.


BLAM!

Junsu menutup pintunya sedikit kasar.

  “Waeyo?” Tanya Jaejoong mengerutkan dahinya.

Tidak biasanya Junsu seperti itu.

  “Aku ingin ke toilet!” Jerit namja imut itu gemas.

Jaejoong tertawa geli.
Ia mengangguk dan menatap Junsu yang sudah berlari keluar kamar.
Meninggalkan namja cantik yang kini sedang melepas sepatu kets-nya.


DRAP DRAP DRAP!

  “JOONGIE!”

Namja cantik itu tersentak kaget.
Ia menoleh menatap bingung Junsu yang kembali berdiri di hadapannya.
Namja imut itu terengah-engah.

  “Waeyo?”

  “A-Ada namja tampan di toilet!”

  “Mwo?”

  “N-Ne! Matanya sipit seperti musang! Omooo! Rambut cokelatnya benar-benar menawan!!”

Jish.
Jaejoong menatap malas sahabatnya yang satu itu.
Ia memutar bola matanya.

  “Well, kau sudah melihat si tuan Jung yang angkuh itu sebelum kukenalkan padanya, itu bagus” Komentar Jaejoong pendek.

Mwo?

Mata sipit Junsu membulat sempurna.
Jung?
Jung Yunho?
Jadi itu?
Itukah namja tampan yang dijodohkan dengan Jaejoong?

  “GYYYYYAAAAA!!”

Junsu melompat menubruk tubuh Jaejoong hingga membuat mereka berdua terjatuh ke atas ranjang.
Namja cantik itu meringis.
Ia menepuk kepala Junsu.

  “Pabo! Putuskan saja Choi Siwon itu! Bagaimana bisa kau menolak namja setampan Yunho eoh?!” Jerit Junsu heboh.

Ish.
Jaejoong mengerutkan dahinya.

  “Apa kau gila? Joongie cinta sama Wonnie Hyung! Kenapa harus putus? Lagi pula beruang sombong dan ketus itu tidak ada bagusnya sama sekali, ia beruntung hanya karena wajahnya tampan!” Sahut Jaejoong kesal.

  “Kalau begitu, untukku saja~!” Balas Junsu terkekeh.

Hah?
Jaejoong menatap bingung sahabatnya.
Apa-apaan dia?

  “Joongie, Umma, Appa dan Jung Appa akan pergi keluar, Joongie temani Yunho ke departement store ne? Ia ingin mencari oleh-oleh untuk teman-temannya di Paris”

Namja cantik itu mengangkat wajahnya.
Menatap Heechul yang menyembulkan kepalanya dari balik pintu kamar Jaejoong yang setengah terbuka.
Jaejoong segera menggeleng.

  “Ani! Joongie nggak mau!”

  “JOONGIE MAU KOK, AHJUMMA!”

Jaejoong melotot menatap Junsu.
Sementara namja imut itu terkekeh polos memandang Ummanya Jaejoong.
Membuat yeoja cantik itu tertawa kecil dan mengangguk.

  “Kka, kalau begitu segera ganti pakaian dan turun ke bawah, kasihan kalau Yunho menunggu lama” Ucap Heechul seraya beranjak dari sana.

Meninggalkan Junsu yang kini menjerit menghindari pukulan gemas dari sahabatnya.
Aigoo~


-------


  “Kau mau es krim?”

  “Gomawo Yunho ah~”

Sosok cantik itu tampak memperlihatkan wajah kesalnya.
Mata bulatnya tidak berhenti menatap Junsu yang terus menempel pada Yunho.
Ish!
Kenapa mendadak mereka menjadi akrab eoh?
Bukankah Yunho itu manusia super ketus dan angkuh yang pernah ada?

  “Vanilla” Ujar Jaejoong kepada penjual es krim.

Junsu tertawa senang seraya menjilat es krimnya.
Sementara Yunho balas tersenyum dan segera membayar es krim mereka.
Kemudian keduanya pergi meninggalkan Jaejoong begitu saja.

Namja cantik itu mengerutkan dahinya.
Wajahnya semakin keruh.
Yunho tidak membayar es krimnya.

Jaejoong segera mengeluarkan dompetnya dan menaruh satu lembar 5 ribu won dan pergi mengikuti Junsu dan Yunho yang sudah masuk ke dalam toko tradisional yang ada di sana.

  “Kalau yang ini otte?”

  “Umm~ Bagus, tapi aku lebih suka yang ini~”

Bibir cherry Jaejoong meracau tanpa suara sekarang.
Mengulangi perkataan Junsu dengan tampang mengejek.
Ck, kenapa ia merasa kesal?

  “Ah, mianhae, aku ingin ke toilet, hehehe gwenchana?”

Yunho mengangguk.
Membiarkan Junsu segera berlari keluar toko.
Jaejoong yang melihat itu segera menghampiri Yunho yang sedang melihat-lihat barang antik.

  “Ini bagus, Yunnie ah” Ujar Jaejoong seraya meraih pulpen dengan ukiran boneka Korea di atasnya.

Namja cantik itu menatap penuh harap punggung Yunho yang membelakanginya.
Namun namja tampan itu sama sekali tidak berbalik.
Membuat Jaejoong mendesah pendek.

  “Pulpen ini juga lumayan untuk oleh-oleh” Ucapnya sekali lagi.

Namja tampan itu tampak sama sekali tidak peduli.
Ia masih membelakangi Jaejoong.

  “Yunnie! Kau mendengarku tidak?!” Marah Jaejoong mengerutkan dahinya.

Namja tampan itu berbalik.
Menatap langsung mata bening yang bulat itu.

  “Kau tidak melihat dengan matamu? Aku sedang sibuk!” Ketus Yunho.

Jaejoong mendesah pendek.
Namun ia tetap melangkahkan kakinya untuk berdiri di samping namja tampan itu.

  “Yunnie ah, semalam Joongie dengar Yunnie membicarakan tentang perjodohan, memangnya Yunnie bicara dengan siapa?” Tanya Jaejoong pelan.

Ck.
Yunho menatap malas namja cantik itu.

  “Jadi kemarin malam kau menguping eoh?”

  “Anii~! Joongie nggak nguping~! Waktu itu Joongie mau ke dapur, tapi Joongie nggak sengaja dengar Yunnie ngomong soal perjodohan..Umm..Yunnie bicara dengan siapa?”

  “Bukan urusanmu!”

  “Bukannya Joongie mau tahu urusannya Yunnie, tapi Joongie Cuma mau mastiin, kita benar-benar dijodohkan atau nggak..”

  “Menurutmu?”
 
  “Joongie nggak tahu~! Makanya Joongie nanya sama Yunnie~! Ishhh~! Kita akan menikah ya?”

  “NE!”

Namja cantik itu semakin mengerutkan dahinya tidak senang.
Ia berkomat-kamit tidak jelas setelah mendapat bentakan dari namja tampan itu.
Yunho hanya memutar bola matanya menatap namja cantik itu.

  “Kau bisa tenang tidak?!” Ujarnya kesal.

  “Ottokhee?! Kita akan menikah! Aigooo~!” Racau Jaejoong meringis.

  “Ya! Kita menikahnya masih 4-5 tahun lagi! Kenapa harus panik eoh?”

  “Kenapa Yunnie masih bisa tenang eoh?”

  “Ck, sekarang ini kita masih harus saling kenal dulu, kau ini”

  “Yunnie tahu nggak sih? 4 tahun itu cepat~! Masa Yunnie nggak gelisah?”

  “Tentu saja aku gelisah! Tapi tidak perlu panik sepertimu ani? Kita menikah juga masih lama”

Uh.
Jaejoong merapatkan bibirnya.
Mata beningnya bergerak pelan menatap tajam mata musang Yunho.

  “Lagi pula aku juga sama sekali tidak menyangka akan dijodohkan dengan namja super cerewet seperti dirimu”

  “Mwo? Cerewet? Joongie juga nggak setuju kalau tahu akan dijodohkan dengan namja galak angkuh sombong ketus kayak Yunnie!”

  “Itu urusanmu! Yang pasti, banyak yeoja cantik yang mengantri hanya untuk menjadi kekasihku, seharusnya kau tahu diri!”

  “Mwo? Namja sepertimu? Bohong!”

  “Kau mau bukti? Oke, besok malam kita ketemu di pesta kembang api, aku akan membawa kekasihku!”


DEG.

Jaejoong tertegun.
Ia menggigit bibirnya.
Aish, kenapa hatinya terasa sakit mendengarnya?

  “N-Ne! Joongie juga akan pergi dengan pacar Joongie!” Balas Jaejoong bergetar pelan.

Yunho menaikkan alisnya.
Menatap tidak percaya namja cantik itu.

  “Kau sudah punya kekasih?” Tanyanya kaget.

Jaejoong mengerutkan dahinya bingung.
Ia tidak mengerti dengan perubahan mendadak dari sikap Yunho.
Namja cantik itu mengangguk pelan.
Kemudian ia meraih ponselnya yang berbunyi mengacuhkan Yunho yang mengerjapkan matanya pelan.

  “Joongie mau turun ke lantai satu, Junchan dapat masalah” Lapor Jaejoong seraya menyimpan kembali ponselnya.

Yunho tidak menyahut lebih.
Ia hanya mengangguk dan membiarkan Jaejoong berlari keluar.

Namja cantik itu menginjak tangga eskalator dan membiarkan dirinya terbawa turun otomatis.
Mata beningnya memandang keseluruhan gedung besar itu.


DEG!

Mata Jaejoong terhenti menatap pasangan yang terlihat sangat mesra di tangga eskalator yang dekat dengan tangganya.
Mereka menuju ke lantai atas.
Namja cantik itu sontak membalikkan tubuhnya dan memiringkan wajahnya.

Omo.

Bukankah itu Wonnienya?
Dengan siapa ia?

Namja cantik itu mempoutkan bibirnya dan segera berlari menghampiri Junsu yang sedang menunggu di lantai satu.

  “Junchan!”

  “Joongie!”

  “Waeyo?”

  “Aku bertemu Ummaku, dan aku harus segera pulang sekarang”

  “Jeongmall?”

  “Ne, Ummaku sedang menunggu di mobil, ah, Joongie, sepertinya kau harus menginterogasi pacarmu, apa kau tahu? Barusan aku melihatnya sedang bermesraan dengan orang lain!”

Jaejoong terdiam.
Ia menaikkan alisnya.
Membuat Junsu menatap khawatir padanya.

  “Anu, Junchan, barusan juga sepertinya Joongie melihat namja yang mirip Siwon Hyung bersama seorang namja di tangga eskalator” Ujar Jaejoong pelan.

Junsu menepuk pipi gembulnya.
Mata sipitnya melotot.
Ia mengerutkan dahinya.

  “Junchan, sebaiknya kau segera masuk ke dalam mobil sebelum Ummamu marah” Bisik namja cantik itu pelan.

Junsu mengangguk.
Ia menghembuskan nafas panjang dan segera berlari menyusul Ummanya.
Meninggalkan Jaejoong yang menundukkan wajahnya.

Namja cantik itu berjalan lesu menuju lantai 2.
Ia melihat Yunho yang sudah berdiri menunggunya di depan toko dengan 3 kantung plastik besar.

  “Sudah selesai belanjanya?” Tanya Jaejoong.

  “Kenapa kau malah bertanya? Angkat!” Bentak Yunho kesal.

Jish.
Jaejoong mempoutkan bibirnya.
Ia mengangkat dua kantung plastik yang berat itu sekuat tenaga.
Bibirnya berkomat-kamit mengutuk Yunho yang hanya mengangkat satu kantung plastik.

  “Ukh..”

Jaejoong meringis diam-diam.
Ia menundukkan wajahnya dalam.
Membiarkan tangisnya mengalir dalam hening.
Kedua jemarinya semakin erat mencengkram kantung plastik raksasa itu.
Mengacuhkan sisi telapak dalam tangannya yang memerah.

Ia sudah lama curiga kalau kekasihnya yang satu itu menjalin hubungan dengan orang lain di belakangnya.
Tapi ia sama sekali tidak menyangka kalau semua itu benar.

  “Hiks”

Jaejoong menggigit bibir bawahnya dengan erat.
Ia hanya diam di belakang Yunho dan duduk di samping supir saat Minho menjemput.
Mengacuhkan Yunho yang duduk di kursi belakang, menatap tajam dirinya dengan kedua tangan yang bersilang di depan dada.


-------


  “Yunhoooo~~”

Jaejoong membesarkan mata beningnya.
Menatap tidak percaya namja snowy yang ada di hadapannya saat ini.
Omo, ia benar-benar putih dan cantik!

Namja tampan itu terkekeh pelan.
Ia balas memeluk Kibum seraya berbisik pelan di telinganya.

  “Ingat, ini semua hanya sandiwara, lakukan dengan baik, arasseo?”

Namja snowy itu balas menepuk punggung Yunho tanda mengerti.
Ia segera melepas pelukan mereka dan memandang Jaejoong yang terdiam disana.

  “Anyeong, Kibum imnida”

  “Ung..Anyeong, Jaejoongie imnida”

Namja cantik itu balas tersenyum saat Kibum tersenyum padanya.
Omo, giginya sangat rapi dan putih.
Aish.
Jaejoong mengalihkan pandangannya berharap Siwonnya akan segera datang.


GREPP!

Jaejoong terkejut ketika seseorang memeluk pinggangnya dari belakang.
Sontak ia menoleh dan mendapat kecupan manis dari Siwon di pipi kanannya.
Membuat namja cantik itu terkekeh pelan.

  “Wonnie, kenalkan, ini Yunho dan Kibum” Ujar Jaejoong tersenyum.

Eoh?

Namja tinggi itu tertegun ketika menatap Kibum yang ada di rengkuhan Yunho.
Mereka saling tersenyum canggung satu sama lain.

  “Kka, kita jalan-jalan” Ajak Kibum mencairkan suasana.

Yunho segera menarik namja snowy itu berjalan di depan.
Sementara Jaejoong dan Siwon di belakang mereka.

  “Joongie, kau mau minum? Hyung belikan ne?” Tawar Siwon setelah cukup lama mereka berkeliling.

Yunho yang mendengar itu segera menyahut.

  “Aku ikut”

Siwon mengangguk.
Mereka pergi meninggalkan Kibum dan Jaejoong yang duduk menunggu di kursi taman.
Namja cantik itu menolehkan wajahnya.
Mengagumi pipi chubby milik namja snowy itu.

  “Bummie sudah lama pacaran dengan Yunnie?” Tanya Jaejoong pelan.

Eoh?

Namja snowy itu tertawa geli.
Ia menaikkan alisnya dan menepuk lembut kepala Jaejoong.

  “Kau tenang saja Joongie ah, aku dan Yunho sama sekali tidak ada hubungan apa-apa kok”

  “Eeh? Maksudnya?”

  “Ini semua hanya sandiwara, Yunho membayarku untuk malam ini”

  “Mwo??”

  “Well, aku memang sempat berhubungan dengannya di masa lalu, tapi aku berselingkuh karena tidak tahan dengan sikap Yunho yang begitu angkuh dan ketus”

  “Omooo”

Hmp.
Namja snowy itu tersenyum kecil.
Ia melirik jenaka mata bening Jaejoong.

  “Ya, apa Yunho selalu menanggapimu kalau kalian mengobrol?”

  “Nggg, belakangan ini ia mulai sering membalas kalau Joongie bicara”

  “Lalu, apa ia juga melihat langsung matamu dan memanggil namamu kalau kalian berbicara?”

  “Ne, waeyo?”

Heh.
Namja snowy itu terkekeh pelan.
Ia mengusap wajahnya dan tersenyum manis menatap wajah cantik Jaejoong.

  “Apa kau tahu? Selama ia berpacaran denganku, ia sama sekali tidak pernah menatap langsung mataku saat kami berbicara, bahkan ia tidak pernah memanggil namaku” Jujurnya pelan.

Jaejoong terdiam.

  “Aku sama sekali tidak menyangka bisa kalah oleh namja kecil sepertimu” Kekeh Kibum geli.

Membuat Jaejoong bingung.

  “Joongie, apa kau mencintai Yunho?” Tanya Kibum tiba-tiba.

  “M-Mwo?! Cinta?!” Jerit Jaejoong kaget.

Kedua pipinya merona dalam sekejap.
Membuat namja snowy itu mengerti jawaban apa yang ada di dalam pikiran namja cantik itu.

  “Kau tahu, Joongie? Yunho itu tipe namja yang sangat protektif, ia akan melakukan apa saja untuk melindungi orang yang disayanginya”


DEG.

Jaejoong tertegun.
Muncul.
Suara debaran itu muncul lagi.
Apa maksudnya?

  “Eh, sepertinya ada keributan, kau mau lihat?” Ajak Kibum seraya berdiri.

Jaejoong terkejut.
Namja cantik itu mengangguk dan segera menggandeng tangan namja snowy itu.
Mereka menerobos kerumunan yang terbentuk secara tiba-tiba tidak jauh dari pesta kembang api itu.

  “OMO! YUNNIE!!” Teriak Jaejoong membulatkan matanya.

Namja cantik itu menatap tidak percaya Yunho yang sedang menindih Siwon.
Ia memukuli namja tinggi itu dengan penuh emosi.
Darah segar milik Siwon mengotori kaus putih Yunho.


GREPP!

Jaejoong segera menarik tangan Yunho sekuat tenaga.
Hingga namja tampan itu beranjak dari tubuh Siwon yang terkapar.

  “Aku akan membawanya ke rumah sakit!” Ujar Kibum tiba-tiba.

Namja snowy itu segera memapah Siwon dan membawanya menuju mobil miliknya yang ada di luar taman.
Meninggalkan Yunho dan Jaejoong yang terdiam disana.

Namja tampan itu segera menarik kasar tangan Jaejoong dan menyeretnya menuju tempat yang lebih sepi.
 
  “Kita pulang kalau lebam di wajahku sudah mendingan, Appa bisa marah kalau ia tahu” Ujar Yunho pelan.

Jaejoong tidak menyahut.
Namja cantik itu hanya diam seraya menundukkan wajahnya dalam.

Yunho menghela nafas.
Ia membeli es batu di kedai terdekat dan mengompres pipi kirinya.

  “Wae? Kenapa kau diam saja? Kau tidak ingin memarahiku atau menceramahiku karena sudah memukuli pacarmu huh?” Omel Yunho seraya meringis.

Ia menekan pelan pipinya dengan es batu itu.

  “Hahh..Namja sialan itu berselingkuh darimu!” Ujar Yunho lantang.

Sengaja agar Jaejoong menoleh menatapnya.
Tapi tidak.
Namja cantik itu masih setia menundukkan wajahnya.
Membuat Yunho mengerutkan dahinya bingung.

  “YYA---”


DEG!

Namja tampan itu tersentak kaget ketika ia menarik dagu Jaejoong agar berhadapan dengannya.
Mata musangnya mengerjap pelan memandang tangisan Jaejoong yang sudah membasahi kedua pipinya.

Jaejoong mengerjapkan matanya sendu.
Ia meringis sakit.

  “Joongie tahu..Hiks..Joongie sudah lama tahu semuanya Yunnie ah..” Bisiknya lirih.

Membuat Yunho terdiam seketika.
Nafas Jaejoong tersendat.
Membuat suaranya tenggelam dibalik senggukan mirisnya.

  “Jo-Joongie..Hiks..Joongie melihatnya bersama Kibummie waktu itu..Hiks..”

Oh shit.
Jadi Jaejoong sudah sadar kalau Kibum adalah selingkuhannya Siwon eoh?
Well, Yunho memang pernah melihat mereka berdua sedang bermesraan di apertement namja snowy itu ketika ia datang ingin meminta bantuan Kibum untuk bersandiwara.
Tapi ia sama sekali tidak menyangka kalau namja tinggi itu adalah kekasih Jaejoong.

  “Yunnie..Hiks..Boleh Joongie pinjam bahu Yunnie? Hiks..”

  “Aish..Jangankan bahu, dada juga boleh---EH?!”

Mata musang Yunho mengerjap cepat.
Menatap tidak percaya Jaejoong yang sudah memeluk dada bidangnya.
Namja cantik itu menumpahkan tangisnya.
Perlahan Yunho menghela nafasnya.

Ia mengulurkan tangannya balas memeluk namja cantik itu.

  “Sudahlah, jangan menangis, namja brengsek seperti dia tidak pantas untuk ditangisi”

Namja cantik itu semakin mencengkram kaus Yunho.
Ia meringis.
Lama mereka saling berpelukan.
Sampai kemudian Yunho mendorong pelan kedua bahu Jaejoong dan menatap dalam mata bening yang sembab itu.

Namja tampan itu mengusap lembut sudut bawah mata Jaejoong.
Kemudian ia berbisik pelan.

  “Kau masih punya aku, Joongie ah..”

Nafas Jaejoong tercekat.
Ia refleks memejamkan kedua matanya saat Yunho memagut kasar bibir cherrynya.
Jemarinya mencengkram erat kaus namja tampan itu.
Yunho memiringkan wajahnya.
Mencoba meraup lebih bibir ranum itu.

Mata bening Jaejoong bergerak pelan ketika suara kembang api terdengar membahana.
Namun sama sekali tidak mengusik tautan bibir mereka yang saling melumat manis.


TBC

:D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar