Tittle: EIFFEL IM IN LOVE
Genre:
YAOI
Author:
Shella Rizal a.k.a Park Sooji
Cast:
Yunjae and other
Length:
TWOSHOOT
Rating:
family-romance-hurt-friendship-gelundungan
WARNING:
BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2
kutang Jae umma*
-------
PART 1.
“Jet’aime Yunnie ah”
.
.
.
“Aaah~
Ummaaaa~! Masa Joongie?! Eunjae Hyung nganggur tuh!”
“Hyung mau
belajar! Minggu depan ujian!”
“Ummaaaa~!”
Namja cantik itu mempoutkan bibir cherrynya sesempurna
mungkin.
Dahinya mengerut lucu dengan alis yang saling bertaut.
Mencoba membuat Kim Heechul luluh akan wajah sedihnya.
Hmp, tapi yeoja berwajah angkuh itu hanya tersenyum
simpul menghadapi tingkah putra bungsunya yang masih berusia 15 tahun itu.
“Hyungmu tidak
bisa sayang, Eunjae harus belajar untuk ujiannya nanti” Ujar Heechul lembut.
Aish.
Namja cantik itu menghentakkan garpu dan sumpitnya di
atas piring.
Membuat Hangeng mengangkat wajah memandangnya.
“Aigoo, kau
ini sudah besar sayang, lagi pula Jung Appa sangat ingin bertemu denganmu”
Ucapnya.
“Tapi Joongie
nggak kenal, Appaaa~! Nanti Joongie canggung~~!” Jerit Jaejoong kesal.
“Jung Appa
punya anak laki-laki yang seumuran denganmu kok, kalian bisa mengobrol nanti”
“Apppaaaaa~!”
Namja hangat itu terkekeh geli.
Ia menepuk kepala adiknya dan berjalan menaiki tangga
menuju kamarnya.
Mengacuhkan Jaejoong yang sudah melompat dari kursi
meja makan dan berlari ke dalam kamarnya.
BLAM!
Pintu berwarna putih dengan gantungan berbentuk gajah
lucu itu terbanting keras.
Memperlihatkan kalau pemiliknya sedang unjuk rasa.
Ah, uri Joongie neomu kyeopta ania?
BRUKK!
Namja cantik itu merebahkan tubuhnya di atas
ranjangnya yang berwarna putih.
Ia mengeluh manja dan menutup wajahnya dengan bantal.
“BUUU!” Teriak
Eunjae seraya menarik bantal yang menutupi wajah adiknya.
Namja cantik itu terkejut.
Sontak ia terduduk dan melotot menatap Hyungnya.
Eunjae terkekeh geli.
“Hyung! Dimana
budaya mengetuk pintu sebelum masuk eoh?!” Jerit Jaejoong marah.
“Di hatimu
sayang~” Balas Eunjae terkekeh.
Ish.
Namja cantik itu menepuk kasar punggung Hyungnya.
Membuat Eunjae tersenyum simpul dan mengacak lembut
rambut hitam adiknya.
“Tentu saja
harus kau yang menjemput mereka, Joongie ah, yang akan menikah dengan Yunho kan
kau, bukan Hyung, hahahaha”
“Joongie nggak
mau nikah!!”
“Nikahnya
masih 4-5 tahun lagi, sayang, pokoknya besok jemput mereka di bandara jam 8!”
AISH.
Namja cantik itu melempar kesal boneka beruang cokelat
kesayangannya.
Ia menatap tidak senang pintu kamarnya yang baru saja
ditutup oleh Hyungnya.
-------
Sosok cantik itu tampak begitu menggemaskan hari ini.
Ia duduk di kursi tunggu bandara seraya memangku
boneka beruang besarnya yang berwarna cokelat.
Jemarinya sibuk memperbaiki poni hitamnya yang lurus
sejak tadi.
Ah, dan jangan lupakan bibir cherrynya yang kembali
mempout.
“Appa! Sudah 3
jam!” Jerit Jaejoong melalui ponselnya.
“Jeongmall?”
“Nee~! Joongie
capek nunggu! Tapi Jung Appa nggak mun---OMO!”
Mata bening itu membesar sempurna ketika pupilnya
tidak sengaja menangkap papan arah yang tergantung di langit-langit ruangan.
“Appa! Joongie
salah tempat! Seharusnya Joongie di tempat penerbangan luar negeri, bukan dalam
negeri!” Jerit Jaejoong seraya mematikan ponselnya.
Namja cantik itu segera beranjak bangun dan menatap
supir keluarganya.
“Minho Jussi!
Kita salah tempat!”
Jaejoong segera berlari menuju pintu dua dengan memeluk erat bonekanya.
Mengacuhkan Minho yang berlari di belakangnya.
Namja cantik itu menggigit bibir bawahnya.
Aigoo, Jung Appa pasti marah!
BRUKK!
“Aigoo~!
Mianhaeyo~! Joongie nggak sengaja~!” Ujar Jaejoong seraya mengusap punggungnya.
Namja cantik itu baru saja akan beranjak dari
jatuhnya.
Namun mendadak gerakannya terhenti ketika ia
mendongakkan wajahnya melihat siapa yang ditabrak olehnya.
DEG.
Jantung Jaejoong berdebar pelan.
Sepasang mata beningnya mengerjap kagum memperhatikan
sosok namja tampan yang ada di hadapannya saat ini.
Omoo~
Tubuhnya sangat atletis.
Dengan kaus putih yang terkena noda coffee dipadu dengan jaket kulitnya yang
berwarna hitam.
Namja tampan itu menunduk menatap Jaejoong.
Ia mengerutkan dahinya dan memandang tajam mata bening
itu.
“Mwo? Maaf?
Ya! Kalau jalan pakai mata! Lari-larian di tempat ramai seperti ini, aish,
jinjja!”
Jaejoong tersentak kaget.
Ia menundukkan wajahnya dalam matanya terlihat
berkaca-kaca sekarang.
Kemudian Minho menghampiri majikannya dan membantu namja
cantik itu untuk berdiri.
Mata musang milik namja tampan itu bergerak pelan.
Memperhatikan tulisan yang ada di papan nama yang
digenggam erat oleh Minho.
‘Jung Jinki dan Jung Yunho’
Eoh?
Jadi ini, si bungsu Kim hm?
“Jadi kau yang
namanya Kim Jaejoong?” Tanya Yunho menaikkan alisnya.
Namja cantik itu mengangguk.
Ia mempoutkan bibirnya.
“Kenapa bisa
tahu?” Balas Jaejoong bertanya.
Jish.
Yunho berdecak keras.
“Apa kau tahu
hah? Ice coffee yang kau tumpahkan
ini, adalah gelas ketiga sejak aku menunggu jemputanmu!”
“Ung..Mian..Tadi Joongie nunggunya di penerbangan dalam negeri..”
“Ck! Sudah
nunggu lama! Baju basah kuyup! Aish, kka! Temui Appaku! Ia duduk disana!”
Jaejoong menggigit bibir bawahnya.
Ia berbalik dan melirik sesosok namja bermata bulan
sabit yang sedang membaca koran di kursi tunggu bandara.
Namja cantik itu memeluk erat boneka kesayangannya dan
berjalan menghampiri Jinki.
“A-Anyeong”
Hum?
Namja bermata bulan sabit itu mengangkat wajahnya.
Ia menggumam tidak jelas seraya menatap bingung namja
cantik yang sedang berdiri di hadapannya saat ini.
Jaejoong mendesah pendek.
“Jaejoong?”
Panggil Jinki menaikkan alisnya.
Uh.
Jaejoong mengangguk ragu.
Ia takut kalau namja bermata bulan sabit ini akan
marah padanya.
Aigoo~
GREPP!
“Omoo! Kau
sudah sangat besar sekarang, Joongie ah! Terakhir kali bertemu denganmu saat
kau masih berusia 5 tahun!” Ujar Jinki seraya memeluk namja cantik itu.
Namja bermata bulan sabit itu menepuk lembut punggung
Jaejoong dan terkekeh ramah.
Membuat Jaejoong sempat tertegun sejenak.
Mereka melepas pelukan dan saling menatap.
“Kau sudah
bertemu dengan Yunho ani?”
“Ne”
Jinki tersenyum.
Ia menepuk lembut kepala Jaejoong dan membawa
kopernya.
“Kka, nanti
mataharinya semakin tinggi” Ujar Jinki masih tersenyum.
Jaejoong mengangguk.
Ia segera berjalan di samping Jinki seraya mengintip
ke belakang sesekali.
Mengerjapkan mata bulatnya menatap Yunho yang sedang
memasang earphone berwarna putih di telinganya.
Ah.
Tampan.
-------
“Ini kamarmu,
kamar Joongie ada di atas, kalau ada apa-apa panggil saja maid Nana atau Uee” Ujar Jaejoong pelan.
Namja tampan itu mengangguk.
Ia segera masuk ke dalam kamarnya, mengacuhkan
Jaejoong yang terdiam di tempat.
Ish.
Namja cantik itu menjulurkan lidahnya ke arah pintu
kamar Yunho dan berlari masuk ke dalam kamarnya sendiri.
Jaejoong segera melepas sweater-nya dan meraih ponselnya.
Kemudian ia menghubungi sahabatnya sejak kecil, Kim
Junsu.
“Waeyo?”
“Junchannie~!
Kau ingat keluarga Jung yang Joongie ceritakan? Mereka sudah sampai~!”
“Jeongmall? Terus?”
“Putra Jung
Appa benar-benar tampan~! Omooo~! Kau harus melihatnya!”
“Hahaha, aish, yaa~! Kau sudah punya Siwon
Hyung, apa lagi eoh?”
“Tapi--”
“Tapi kau akan menikah dengan tuan Jung itu
ania?”
“Aniyaaa~!
Kami tidak akan menikah! Mereka Cuma numpang liburan saja kok”
“Hu-um? Lalu, boleh aku tahu dimana tuan Jung
itu tidur?”
“Di kamar
bawah, wae?”
“Apa dia tidur sendiri?”
“Kenapa?”
“Joongie sayang, kalau ia tidur sendirian di
kamar yang berdekatan dengan kamarmu bukannya itu tidak wajar eoh? Pasti Umma
dan Appamu merencanakan sesuatu!”
“Junchan!”
“Bukannya Eunjae Hyung sudah memberitahumu?
Kalian dijodohkan ania?”
“Eunjae Hyung
tukang gosip!”
Namja imut yang ada di seberang sana terkikik geli.
Sementara Jaejoong mendesah panjang di ponselnya.
“Junchan, ada
PR?”
“Ne, PR Fisika halaman 220 nomor 1-50 essay”
“MWO?! Kalau
begitu Joongie harus kerjakan sekarang! Anyeong Junchan~!”
KLIK!
Namja cantik itu melempar ponselnya.
Ia menggerutu tidak jelas seraya menghampiri meja
belajarnya.
Cukup lama Jaejoong berkonsentrasi dengan tugas
rumahnya.
Sampai kemudian ia meregangkan tubuhnya dan menguap
lebar.
Namja cantik itu mengucek mata bulatnya lucu.
Lalu ia memutuskan untuk mengambil minum di dapur.
Ah, sudah tengah malam.
CKLEK.
TAP TAP TAP.
“Kau tahu? Aku
dijodohkan dengan namja ingusan yang masih kelas 2 SMA!”
DEG.
Namja cantik itu sontak menghentikan langkahnya.
Ia menoleh menatap pintu kamar Yunho yang tepat berada
di depannya saat ini.
Omo, apa yang didengarnya barusan itu benar?
Jaejoong menempelkan telinganya pada daun pintu
berwarna putih itu.
Namun ia tidak mendengar apa pun.
Bibir cherrynya mempout lucu.
Namja cantik itu memutuskan untuk menunduk dan
mengintip melalui lubang kunci.
Namun sial, pintu itu mendadak terbuka.
Memperlihatkan Yunho yang berdiri diam di hadapan
Jaejoong yang sedang menunduk.
“Apa yang
sedang kau lakukan eoh?”
Aish.
Jaejoong memejamkan matanya erat.
Ia menggigit bibir bawahnya pelan dan membenarkan
posisi berdirinya.
“A-Ani,
Joongie Cuma ingin tahu, ada Jung Appa di dalam?”
“Oppso, Appa
tidur di kamarnya”
“E-eeh? Yunnie
tidak tidur bersama Jung Appa ania?”
“Ck, aku bukan
anak kecil lagi, Kim Jaejoong”
“Jadi—Yunnie
tidur sendiri??”
Namja tampan itu memutar bola matanya malas.
Ia mendesah pendek dan menoyor dahi namja cantik itu
sedikit keras.
Membuat Jaejoong meringis sakit.
“Dengar, anak
manja, aku tidak suka kalau ada orang yang mengintip ke dalam kamarku, awas
kalau kau melakukannya lagi, arasseo?”
Jaejoong mengangguk terpaksa.
Ia terkejut ketika Yunho membanting pintu kamarnya
dengan kasar.
Membuat poni hitam Jaejoong bergoyang pelan.
Aish, kasar sekali. Gerutu Jaejoong dalam hatinya.
Namja cantik itu mengusap dahinya dan hendak berbalik
menuju kamarnya.
Namun mendadak langkahnya kembali terhenti seketika.
Omo!
Yunho tidur sendiri! Jeritnya dalam hati.
-------
“Hati-hati ya
sayang”
“Ne~
Hehehehe~”
Namja cantik itu tersenyum manis seraya menatap gemas
wajah kekasihnya.
Membuat Choi Siwon tidak bisa menahan dirinya untuk
mengecup lembut pipi gembul namja cantik itu.
Jaejoong tersipu malu.
Ia menepuk lengan namja tinggi itu dan mengerucutkan
bibirnya manis.
“Joongie~!”
Jaejoong menoleh.
Menatap Junsu yang berlari menghampirinya.
Ah, namja imut itu akan mampir ke rumahnya hari ini.
“Junsuie, jaga
Joongie-ku, arra?” Ujar Siwon menaikkan alisnya.
Eoh?
Junsu tertawa kecil.
Ia mengangguk dan segera menarik Jaejoong yang merona
ke dalam mobil.
“Mesra sekali”
Ejek Junsu seraya menutup pintu mobil.
Minho segera melajukan mobil itu.
Tersenyum kecil mendengar celotehan dua remaja yang
duduk di jok belakang.
Dua puluh menit kemudian mobil mewah itu berhenti
tepat di depan kediaman Kim.
Jaejoong dan Junsu segera turun dan berlari menuju
kamar namja cantik itu.
BLAM!
Junsu menutup pintunya sedikit kasar.
“Waeyo?” Tanya
Jaejoong mengerutkan dahinya.
Tidak biasanya Junsu seperti itu.
“Aku ingin ke
toilet!” Jerit namja imut itu gemas.
Jaejoong tertawa geli.
Ia mengangguk dan menatap Junsu yang sudah berlari
keluar kamar.
Meninggalkan namja cantik yang kini sedang melepas
sepatu kets-nya.
DRAP DRAP DRAP!
“JOONGIE!”
Namja cantik itu tersentak kaget.
Ia menoleh menatap bingung Junsu yang kembali berdiri
di hadapannya.
Namja imut itu terengah-engah.
“Waeyo?”
“A-Ada namja
tampan di toilet!”
“Mwo?”
“N-Ne! Matanya
sipit seperti musang! Omooo! Rambut cokelatnya benar-benar menawan!!”
Jish.
Jaejoong menatap malas sahabatnya yang satu itu.
Ia memutar bola matanya.
“Well, kau
sudah melihat si tuan Jung yang angkuh itu sebelum kukenalkan padanya, itu
bagus” Komentar Jaejoong pendek.
Mwo?
Mata sipit Junsu membulat sempurna.
Jung?
Jung Yunho?
Jadi itu?
Itukah namja tampan yang dijodohkan dengan Jaejoong?
“GYYYYYAAAAA!!”
Junsu melompat menubruk tubuh Jaejoong hingga membuat
mereka berdua terjatuh ke atas ranjang.
Namja cantik itu meringis.
Ia menepuk kepala Junsu.
“Pabo!
Putuskan saja Choi Siwon itu! Bagaimana bisa kau menolak namja setampan Yunho
eoh?!” Jerit Junsu heboh.
Ish.
Jaejoong mengerutkan dahinya.
“Apa kau gila?
Joongie cinta sama Wonnie Hyung! Kenapa harus putus? Lagi pula beruang sombong
dan ketus itu tidak ada bagusnya sama sekali, ia beruntung hanya karena
wajahnya tampan!” Sahut Jaejoong kesal.
“Kalau begitu,
untukku saja~!” Balas Junsu terkekeh.
Hah?
Jaejoong menatap bingung sahabatnya.
Apa-apaan dia?
“Joongie,
Umma, Appa dan Jung Appa akan pergi keluar, Joongie temani Yunho ke departement store ne? Ia ingin mencari
oleh-oleh untuk teman-temannya di Paris”
Namja cantik itu mengangkat wajahnya.
Menatap Heechul yang menyembulkan kepalanya dari balik
pintu kamar Jaejoong yang setengah terbuka.
Jaejoong segera menggeleng.
“Ani! Joongie
nggak mau!”
“JOONGIE MAU
KOK, AHJUMMA!”
Jaejoong melotot menatap Junsu.
Sementara namja imut itu terkekeh polos memandang
Ummanya Jaejoong.
Membuat yeoja cantik itu tertawa kecil dan mengangguk.
“Kka, kalau
begitu segera ganti pakaian dan turun ke bawah, kasihan kalau Yunho menunggu
lama” Ucap Heechul seraya beranjak dari sana.
Meninggalkan Junsu yang kini menjerit menghindari
pukulan gemas dari sahabatnya.
Aigoo~
-------
“Kau mau es
krim?”
“Gomawo Yunho
ah~”
Sosok cantik itu tampak memperlihatkan wajah kesalnya.
Mata bulatnya tidak berhenti menatap Junsu yang terus
menempel pada Yunho.
Ish!
Kenapa mendadak mereka menjadi akrab eoh?
Bukankah Yunho itu manusia super ketus dan angkuh yang
pernah ada?
“Vanilla” Ujar
Jaejoong kepada penjual es krim.
Junsu tertawa senang seraya menjilat es krimnya.
Sementara Yunho balas tersenyum dan segera membayar es
krim mereka.
Kemudian
keduanya pergi meninggalkan Jaejoong begitu saja.
Namja cantik itu
mengerutkan dahinya.
Wajahnya semakin
keruh.
Yunho tidak
membayar es krimnya.
Jaejoong segera
mengeluarkan dompetnya dan menaruh satu lembar 5 ribu won dan pergi mengikuti
Junsu dan Yunho yang sudah masuk ke dalam toko tradisional yang ada di sana.
“Kalau yang ini otte?”
“Umm~ Bagus, tapi aku lebih suka yang ini~”
Bibir cherry
Jaejoong meracau tanpa suara sekarang.
Mengulangi
perkataan Junsu dengan tampang mengejek.
Ck, kenapa ia
merasa kesal?
“Ah, mianhae, aku ingin ke toilet, hehehe gwenchana?”
Yunho
mengangguk.
Membiarkan Junsu
segera berlari keluar toko.
Jaejoong yang
melihat itu segera menghampiri Yunho yang sedang melihat-lihat barang antik.
“Ini bagus, Yunnie ah” Ujar Jaejoong seraya
meraih pulpen dengan ukiran boneka Korea di atasnya.
Namja cantik itu
menatap penuh harap punggung Yunho yang membelakanginya.
Namun namja
tampan itu sama sekali tidak berbalik.
Membuat Jaejoong
mendesah pendek.
“Pulpen ini juga lumayan untuk oleh-oleh”
Ucapnya sekali lagi.
Namja tampan itu
tampak sama sekali tidak peduli.
Ia masih
membelakangi Jaejoong.
“Yunnie! Kau mendengarku tidak?!” Marah
Jaejoong mengerutkan dahinya.
Namja tampan itu
berbalik.
Menatap langsung
mata bening yang bulat itu.
“Kau tidak melihat dengan matamu? Aku sedang sibuk!”
Ketus Yunho.
Jaejoong
mendesah pendek.
Namun ia tetap
melangkahkan kakinya untuk berdiri di samping namja tampan itu.
“Yunnie ah, semalam Joongie dengar Yunnie
membicarakan tentang perjodohan, memangnya Yunnie bicara dengan siapa?” Tanya
Jaejoong pelan.
Ck.
Yunho menatap
malas namja cantik itu.
“Jadi kemarin malam kau menguping eoh?”
“Anii~! Joongie nggak nguping~! Waktu itu
Joongie mau ke dapur, tapi Joongie nggak sengaja dengar Yunnie ngomong soal
perjodohan..Umm..Yunnie bicara dengan siapa?”
“Bukan urusanmu!”
“Bukannya Joongie mau tahu urusannya Yunnie,
tapi Joongie Cuma mau mastiin, kita benar-benar dijodohkan atau nggak..”
“Menurutmu?”
“Joongie nggak tahu~! Makanya Joongie nanya
sama Yunnie~! Ishhh~! Kita akan menikah ya?”
“NE!”
Namja cantik itu
semakin mengerutkan dahinya tidak senang.
Ia
berkomat-kamit tidak jelas setelah mendapat bentakan dari namja tampan itu.
Yunho hanya
memutar bola matanya menatap namja cantik itu.
“Kau bisa tenang tidak?!” Ujarnya kesal.
“Ottokhee?! Kita akan menikah! Aigooo~!”
Racau Jaejoong meringis.
“Ya! Kita menikahnya masih 4-5 tahun lagi!
Kenapa harus panik eoh?”
“Kenapa Yunnie masih bisa tenang eoh?”
“Ck, sekarang ini kita masih harus saling
kenal dulu, kau ini”
“Yunnie tahu nggak sih? 4 tahun itu cepat~!
Masa Yunnie nggak gelisah?”
“Tentu saja aku gelisah! Tapi tidak perlu
panik sepertimu ani? Kita menikah juga masih lama”
Uh.
Jaejoong
merapatkan bibirnya.
Mata beningnya
bergerak pelan menatap tajam mata musang Yunho.
“Lagi pula aku juga sama sekali tidak
menyangka akan dijodohkan dengan namja super cerewet seperti dirimu”
“Mwo? Cerewet? Joongie juga nggak setuju
kalau tahu akan dijodohkan dengan namja galak angkuh sombong ketus kayak
Yunnie!”
“Itu urusanmu! Yang pasti, banyak yeoja
cantik yang mengantri hanya untuk menjadi kekasihku, seharusnya kau tahu diri!”
“Mwo? Namja sepertimu? Bohong!”
“Kau mau bukti? Oke, besok malam kita ketemu
di pesta kembang api, aku akan membawa kekasihku!”
DEG.
Jaejoong
tertegun.
Ia menggigit
bibirnya.
Aish, kenapa
hatinya terasa sakit mendengarnya?
“N-Ne! Joongie juga akan pergi dengan pacar
Joongie!” Balas Jaejoong bergetar pelan.
Yunho menaikkan
alisnya.
Menatap tidak
percaya namja cantik itu.
“Kau sudah punya kekasih?” Tanyanya kaget.
Jaejoong
mengerutkan dahinya bingung.
Ia tidak
mengerti dengan perubahan mendadak dari sikap Yunho.
Namja cantik itu
mengangguk pelan.
Kemudian ia
meraih ponselnya yang berbunyi mengacuhkan Yunho yang mengerjapkan matanya
pelan.
“Joongie mau turun ke lantai satu, Junchan
dapat masalah” Lapor Jaejoong seraya menyimpan kembali ponselnya.
Yunho tidak
menyahut lebih.
Ia hanya
mengangguk dan membiarkan Jaejoong berlari keluar.
Namja cantik itu
menginjak tangga eskalator dan membiarkan dirinya terbawa turun otomatis.
Mata beningnya
memandang keseluruhan gedung besar itu.
DEG!
Mata Jaejoong
terhenti menatap pasangan yang terlihat sangat mesra di tangga eskalator yang
dekat dengan tangganya.
Mereka menuju ke
lantai atas.
Namja cantik itu
sontak membalikkan tubuhnya dan memiringkan wajahnya.
Omo.
Bukankah itu
Wonnienya?
Dengan siapa ia?
Namja cantik itu
mempoutkan bibirnya dan segera berlari menghampiri Junsu yang sedang menunggu
di lantai satu.
“Junchan!”
“Joongie!”
“Waeyo?”
“Aku bertemu Ummaku, dan aku harus segera
pulang sekarang”
“Jeongmall?”
“Ne, Ummaku sedang menunggu di mobil, ah,
Joongie, sepertinya kau harus menginterogasi pacarmu, apa kau tahu? Barusan aku
melihatnya sedang bermesraan dengan orang lain!”
Jaejoong
terdiam.
Ia menaikkan
alisnya.
Membuat Junsu
menatap khawatir padanya.
“Anu, Junchan, barusan juga sepertinya
Joongie melihat namja yang mirip Siwon Hyung bersama seorang namja di tangga
eskalator” Ujar Jaejoong pelan.
Junsu menepuk
pipi gembulnya.
Mata sipitnya
melotot.
Ia mengerutkan
dahinya.
“Junchan, sebaiknya kau segera masuk ke dalam
mobil sebelum Ummamu marah” Bisik namja cantik itu pelan.
Junsu
mengangguk.
Ia menghembuskan
nafas panjang dan segera berlari menyusul Ummanya.
Meninggalkan
Jaejoong yang menundukkan wajahnya.
Namja cantik itu
berjalan lesu menuju lantai 2.
Ia melihat Yunho
yang sudah berdiri menunggunya di depan toko dengan 3 kantung plastik besar.
“Sudah selesai belanjanya?” Tanya Jaejoong.
“Kenapa kau malah bertanya? Angkat!” Bentak
Yunho kesal.
Jish.
Jaejoong mempoutkan
bibirnya.
Ia mengangkat
dua kantung plastik yang berat itu sekuat tenaga.
Bibirnya
berkomat-kamit mengutuk Yunho yang hanya mengangkat satu kantung plastik.
“Ukh..”
Jaejoong
meringis diam-diam.
Ia menundukkan
wajahnya dalam.
Membiarkan
tangisnya mengalir dalam hening.
Kedua jemarinya
semakin erat mencengkram kantung plastik raksasa itu.
Mengacuhkan sisi
telapak dalam tangannya yang memerah.
Ia sudah lama
curiga kalau kekasihnya yang satu itu menjalin hubungan dengan orang lain di
belakangnya.
Tapi ia sama
sekali tidak menyangka kalau semua itu benar.
“Hiks”
Jaejoong
menggigit bibir bawahnya dengan erat.
Ia hanya diam di
belakang Yunho dan duduk di samping supir saat Minho menjemput.
Mengacuhkan
Yunho yang duduk di kursi belakang, menatap tajam dirinya dengan kedua tangan
yang bersilang di depan dada.
-------
“Yunhoooo~~”
Jaejoong
membesarkan mata beningnya.
Menatap tidak
percaya namja snowy yang ada di hadapannya saat ini.
Omo, ia
benar-benar putih dan cantik!
Namja tampan itu
terkekeh pelan.
Ia balas memeluk
Kibum seraya berbisik pelan di telinganya.
“Ingat, ini semua hanya sandiwara, lakukan
dengan baik, arasseo?”
Namja snowy itu
balas menepuk punggung Yunho tanda mengerti.
Ia segera
melepas pelukan mereka dan memandang Jaejoong yang terdiam disana.
“Anyeong, Kibum imnida”
“Ung..Anyeong, Jaejoongie imnida”
Namja cantik itu
balas tersenyum saat Kibum tersenyum padanya.
Omo, giginya
sangat rapi dan putih.
Aish.
Jaejoong
mengalihkan pandangannya berharap Siwonnya akan segera datang.
GREPP!
Jaejoong
terkejut ketika seseorang memeluk pinggangnya dari belakang.
Sontak ia
menoleh dan mendapat kecupan manis dari Siwon di pipi kanannya.
Membuat namja
cantik itu terkekeh pelan.
“Wonnie, kenalkan, ini Yunho dan Kibum” Ujar
Jaejoong tersenyum.
Eoh?
Namja tinggi itu
tertegun ketika menatap Kibum yang ada di rengkuhan Yunho.
Mereka saling
tersenyum canggung satu sama lain.
“Kka, kita jalan-jalan” Ajak Kibum mencairkan
suasana.
Yunho segera
menarik namja snowy itu berjalan di depan.
Sementara
Jaejoong dan Siwon di belakang mereka.
“Joongie, kau mau minum? Hyung belikan ne?”
Tawar Siwon setelah cukup lama mereka berkeliling.
Yunho yang
mendengar itu segera menyahut.
“Aku ikut”
Siwon
mengangguk.
Mereka pergi
meninggalkan Kibum dan Jaejoong yang duduk menunggu di kursi taman.
Namja cantik itu
menolehkan wajahnya.
Mengagumi pipi
chubby milik namja snowy itu.
“Bummie sudah lama pacaran dengan Yunnie?”
Tanya Jaejoong pelan.
Eoh?
Namja snowy itu
tertawa geli.
Ia menaikkan alisnya
dan menepuk lembut kepala Jaejoong.
“Kau tenang saja Joongie ah, aku dan Yunho
sama sekali tidak ada hubungan apa-apa kok”
“Eeh? Maksudnya?”
“Ini semua hanya sandiwara, Yunho membayarku
untuk malam ini”
“Mwo??”
“Well, aku memang sempat berhubungan
dengannya di masa lalu, tapi aku berselingkuh karena tidak tahan dengan sikap
Yunho yang begitu angkuh dan ketus”
“Omooo”
Hmp.
Namja snowy itu
tersenyum kecil.
Ia melirik
jenaka mata bening Jaejoong.
“Ya, apa Yunho selalu menanggapimu kalau
kalian mengobrol?”
“Nggg, belakangan ini ia mulai sering
membalas kalau Joongie bicara”
“Lalu, apa ia juga melihat langsung matamu
dan memanggil namamu kalau kalian berbicara?”
“Ne, waeyo?”
Heh.
Namja snowy itu
terkekeh pelan.
Ia mengusap
wajahnya dan tersenyum manis menatap wajah cantik Jaejoong.
“Apa kau tahu? Selama ia berpacaran denganku,
ia sama sekali tidak pernah menatap langsung mataku saat kami berbicara, bahkan
ia tidak pernah memanggil namaku” Jujurnya pelan.
Jaejoong
terdiam.
“Aku sama sekali tidak menyangka bisa kalah
oleh namja kecil sepertimu” Kekeh Kibum geli.
Membuat Jaejoong
bingung.
“Joongie, apa kau mencintai Yunho?” Tanya
Kibum tiba-tiba.
“M-Mwo?! Cinta?!” Jerit Jaejoong kaget.
Kedua pipinya
merona dalam sekejap.
Membuat namja
snowy itu mengerti jawaban apa yang ada di dalam pikiran namja cantik itu.
“Kau tahu, Joongie? Yunho itu tipe namja yang
sangat protektif, ia akan melakukan apa saja untuk melindungi orang yang
disayanginya”
DEG.
Jaejoong
tertegun.
Muncul.
Suara debaran
itu muncul lagi.
Apa maksudnya?
“Eh, sepertinya ada keributan, kau mau
lihat?” Ajak Kibum seraya berdiri.
Jaejoong
terkejut.
Namja cantik itu
mengangguk dan segera menggandeng tangan namja snowy itu.
Mereka menerobos
kerumunan yang terbentuk secara tiba-tiba tidak jauh dari pesta kembang api
itu.
“OMO! YUNNIE!!” Teriak Jaejoong membulatkan
matanya.
Namja cantik itu
menatap tidak percaya Yunho yang sedang menindih Siwon.
Ia memukuli
namja tinggi itu dengan penuh emosi.
Darah segar
milik Siwon mengotori kaus putih Yunho.
GREPP!
Jaejoong segera
menarik tangan Yunho sekuat tenaga.
Hingga namja
tampan itu beranjak dari tubuh Siwon yang terkapar.
“Aku akan membawanya ke rumah sakit!” Ujar
Kibum tiba-tiba.
Namja snowy itu
segera memapah Siwon dan membawanya menuju mobil miliknya yang ada di luar
taman.
Meninggalkan
Yunho dan Jaejoong yang terdiam disana.
Namja tampan itu
segera menarik kasar tangan Jaejoong dan menyeretnya menuju tempat yang lebih
sepi.
“Kita pulang kalau lebam di wajahku sudah
mendingan, Appa bisa marah kalau ia tahu” Ujar Yunho pelan.
Jaejoong tidak
menyahut.
Namja cantik itu
hanya diam seraya menundukkan wajahnya dalam.
Yunho menghela
nafas.
Ia membeli es
batu di kedai terdekat dan mengompres pipi kirinya.
“Wae? Kenapa kau diam saja? Kau tidak ingin
memarahiku atau menceramahiku karena sudah memukuli pacarmu huh?” Omel Yunho
seraya meringis.
Ia menekan pelan
pipinya dengan es batu itu.
“Hahh..Namja sialan itu berselingkuh darimu!”
Ujar Yunho lantang.
Sengaja agar Jaejoong menoleh menatapnya.
Tapi tidak.
Namja cantik itu
masih setia menundukkan wajahnya.
Membuat Yunho
mengerutkan dahinya bingung.
“YYA---”
DEG!
Namja tampan itu
tersentak kaget ketika ia menarik dagu Jaejoong agar berhadapan dengannya.
Mata musangnya
mengerjap pelan memandang tangisan Jaejoong yang sudah membasahi kedua pipinya.
Jaejoong
mengerjapkan matanya sendu.
Ia meringis
sakit.
“Joongie tahu..Hiks..Joongie sudah lama tahu
semuanya Yunnie ah..” Bisiknya lirih.
Membuat Yunho
terdiam seketika.
Nafas Jaejoong
tersendat.
Membuat suaranya
tenggelam dibalik senggukan mirisnya.
“Jo-Joongie..Hiks..Joongie melihatnya bersama
Kibummie waktu itu..Hiks..”
Oh shit.
Jadi Jaejoong
sudah sadar kalau Kibum adalah selingkuhannya Siwon eoh?
Well, Yunho
memang pernah melihat mereka berdua sedang bermesraan di apertement namja snowy
itu ketika ia datang ingin meminta bantuan Kibum untuk bersandiwara.
Tapi ia sama
sekali tidak menyangka kalau namja tinggi itu adalah kekasih Jaejoong.
“Yunnie..Hiks..Boleh Joongie pinjam bahu
Yunnie? Hiks..”
“Aish..Jangankan bahu, dada juga
boleh---EH?!”
Mata musang
Yunho mengerjap cepat.
Menatap tidak
percaya Jaejoong yang sudah memeluk dada bidangnya.
Namja cantik itu
menumpahkan tangisnya.
Perlahan Yunho
menghela nafasnya.
Ia mengulurkan
tangannya balas memeluk namja cantik itu.
“Sudahlah, jangan menangis, namja brengsek
seperti dia tidak pantas untuk ditangisi”
Namja cantik itu
semakin mencengkram kaus Yunho.
Ia meringis.
Lama mereka
saling berpelukan.
Sampai kemudian
Yunho mendorong pelan kedua bahu Jaejoong dan menatap dalam mata bening yang
sembab itu.
Namja tampan itu
mengusap lembut sudut bawah mata Jaejoong.
Kemudian ia
berbisik pelan.
“Kau masih punya aku, Joongie ah..”
Nafas Jaejoong
tercekat.
Ia refleks
memejamkan kedua matanya saat Yunho memagut kasar bibir cherrynya.
Jemarinya
mencengkram erat kaus namja tampan itu.
Yunho
memiringkan wajahnya.
Mencoba meraup
lebih bibir ranum itu.
Mata bening
Jaejoong bergerak pelan ketika suara kembang api terdengar membahana.
Namun sama
sekali tidak mengusik tautan bibir mereka yang saling melumat manis.
TBC
:D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar