PART 2.
“Jadi kau sudah sadar kalau kau
menyukai Yunho eoh?”
“Ung..Ne..”
“Ck~!
Kalau begitu kenapa kau malah meneleponku? Cepat katakan padanya!”
“Kapan, Kyunnie ah?”
“SEKARANG,
PABO!”
“Tapi, Yunnie sedang beres-beres, besok
mereka balik ke Paris”
“MWOO?!
Tunggu apa lagi? Matikan telepon bodoh ini dan
nyatakan cintamu padanya! AISH!!”
KLIK!
Uh.
Namja cantik itu
mempoutkan bibirnya lucu.
Menatap
sambungan telepon yang diputuskan Kyuhyun secara sepihak.
Namja cantik itu
menghela nafasnya dan memutuskan untuk beranjak dari duduknya.
Namun getaran
yang mendadak muncul di ponselnya membuatnya mengurungkan niat.
“Ne Umma?”
“Joongie
ah, segera bersiap-siap nee, Umma dan Appa tidak bisa ikut mengantar, Eunjae
juga masih ada kelas”
“Mwo? Umma ngomong apa??”
“Aish,
masa kau tidak tahu sayang? Jung Appa dan Yunho akan segera kembali ke Paris
hari ini~”
DEG!
Mata bening
Jaejoong melebar.
Apa?
Hari ini??
“Tapi Umma, bukannya besok?!”
“Aniya
sayang, kka, ganti bajumu dan segera antar Yunho ke bandara ne? Jung Appa sudah
disana mengurus tiket”
KLIK!
Namja cantik itu
terdiam.
Menatap tidak
percaya ponselnya.
Kemudian ia
beranjak bangun dan berjalan menuju kamar Yunho.
CKLEK.
Mata bening
Jaejoong mengerjap.
Menatap maid Nana yang sedang membereskan
ranjang.
“Yunnie mana?” Tanya Jaejoong mengerutkan
dahinya.
Ah.
Maid berambut blonde
itu menoleh ke belakang.
Ia tersenyum
manis.
“Mollaseo, mungkin ia di toilet?” Sahutnya
lembut.
Jaejoong
mengangguk.
Ia menutup pintu
dan berjalan menuju kamar mandi di lorong samping kamar Yunho.
Namja cantik itu
menempelkan telinganya di pintu.
Hening.
Tidak terdengar
suara apa pun.
CKLEK!
Jaejoong membuka
pintu itu pelan.
Kosong.
Tidak ada orang
di dalam.
Hahh.
Dahi Jaejoong
mengerut tidak senang.
Namja cantik itu
memutuskan untuk segera kembali ke kamarnya dan berganti baju.
Namun gerakannya
sontak terhenti ketika ia membuka pintu berwarna putih itu.
Mata beningnya
bergerak pelan.
Menatap sosok
tampan yang sedang duduk di ranjangnya seraya memutar-mutar boneka gajahnya
yang berwarna merah muda.
“Bukannya Yunnie pulang besok?” Lirih
Jaejoong seraya duduk di samping Yunho.
Namja cantik itu
memiringkan tubuhnya.
Menyentuhkan
tangannya ke paha Yunho.
“Waeyo? Kenapa Yunnie nggak pernah jujur sama
Joongie?” Bisiknya lagi.
Yunho berhenti memutar boneka kecil itu.
Ia terdiam.
“Pertama, Yunnie nggak pernah bilang kalau
Yunnie pacaran sama Junchan..Hiks..Sekarang, Yunnie juga nggak bilang ke
Joongie, kalau Yunnie pulang ke Paris hari ini..Hiks..Masa Umma yang ngasih tau
Joongie? Hiks..”
Yunho menoleh
menatap namja cantik itu.
Mengulas tatapan
sendunya seraya mengusap tetesan bening yang mengalir dari sudut mata bening
itu.
“Mianhae..”
“Hiks..Joongie nggak suka diginiin~!”
“Joongie marah?”
“ANI! Joongie kecewa!”
“Aish, hentikan tangismu, kau ini”
“Yunnie masih anggap Joongie sebagai orang
asing ania? Hiks..”
“Eoh? Aku tidak pernah menganggapmu sebagai
orang asing”
“Huks..”
“Aku menganggapmu, sebagai calon pendampingku”
DEG.
Tangisan
Jaejoong sontak berhenti dalam sekejap.
Namja cantik itu
terhenyak.
Mendengar
jawaban tulus yang keluar dari bibir seksi itu.
Mata beningnya
mengerjap lucu.
Perlahan ia
merasakan dadanya berdebar ringan.
Omo.
“Gomawo ne, untuk semuanya” Ujar Yunho
tersenyum.
Jaejoong masih
diam.
“Gomawo, sudah menemaniku selama 2 minggu
ini, dan juga sudah mengenalkanku dengan temanmu”
“Maksud Yunnie, Junchan?”
“Um, Junsu”
Jaejoong
menghela nafas pendek.
Ia menganggukkan
wajahnya pelan.
“Joongie”
“Um?”
Namja cantik itu
mendongakkan wajahnya.
Menatap Yunho
yang balas memandang lurus dirinya.
Perlahan namja
tampan itu mendekatkan wajahnya.
Menipiskan jarak
di antara mereka berdua.
Sampai kemudian
kedua bibir itu kembali menempel satu sama lain.
Yunho mengusap
lembut pipi Jaejoong seraya memiringkan wajahnya.
Namja tampan itu
menghisap lembut bibir bawah Jaejoong.
Kemudian ia
segera melepas tautan bibir mereka.
Wajah Jaejoong
terlihat memerah.
Membuat Yunho
tersenyum kecil dan mengacak lembut rambut hitamnya.
“Kka, ganti bajumu, nanti kita terlambat ke
bandara” Bisik Yunho lembut.
Um.
Jaejoong
mengangguk pelan.
Yunho segera
bangun dan keluar dari kamar namja cantik itu.
-------
GRUSAKK!
Aish.
Kim Eunjae
menghela nafas kesal.
Namja hangat itu
melempar buku tulis Jaejoong yang berserakan ke lantai.
Kemudian ia
menoleh menatap adiknya yang tiduran di ranjang.
Ia terlihat
tidak peduli namja hangat itu membongkar meja belajarnya.
“YYA! Joongie! Dimana komiknya?!” Bentak
Eunjae kesal.
Aish.
Jaejoong mempoutkan
bibirnya kesal.
Ia memejamkan
matanya mengacuhkan namja hangat itu.
“Dibawah meja belajar!” Balas Jaejoong ketus.
Namja hangat itu
menaikkan alisnya.
Ia segera
menunduk dan mengambil komik kesayangannya.
Eunjae berjalan
menuju pintu kamar dan segera membukanya.
“Lain kali kalau minjam barang langsung
dibalikin!”
CKLEK!
“Eh?!”
Namja imut yang
hendak membuka pintu kamar itu tersentak kaget ketika Eunjae membuka kasar
pintu kamar Jaejoong.
Eunjae segera
tersenyum kecil dan keluar dari kamar.
Meninggalkan
Junsu yang berjalan masuk ke dalam kamar setelah menutup pintunya.
“Joongie!” Panggilnya seraya berbaring di
samping Jaejoong.
Namja cantik itu
mengerutkan dahinya.
“Waeyo? Tumben Junchan kesini” Ujarnya pelan.
Eoh?
Junsu tertawa kecil.
Junsu tertawa kecil.
“Aku merindukanmu, gajah kecil~” Ujarnya
seraya mencubit pipi Jaejoong gemas.
Namja cantik itu
mengeluh dan mempoutkan bibir cherrynya.
Kemudian ia
menatap dalam mata sipit Junsu.
“Junchan..”
“Um?”
“Joongie minta maaf”
“Mwo? Minta maaf untuk apa?”
Namja cantik itu
beranjak duduk.
Membuat Junsu
ikut duduk di hadapannya.
Kemudian
Jaejoong mencondongkan tubuhnya, berbisik pelan di telinga namja imut itu.
“MWOO?! Yunho menciummu, di bandara?! OMO!
Dia sudah menciummu 4 kali, Jaejoongie!” Jerit Junsu kaget.
Eoh?
Jaejoong menaikkan alisnya.
Jaejoong menaikkan alisnya.
“3 kali, Junsuie”
“Ani! 4 kali! Semalam ia mencuri ciumanmu
saat kau tidur! Omoooo!”
“Mwo?”
“Aish, hahaha, bisa juga beruang itu~!”
“Junchan nggak marah?”
“Kenapa harus marah?”
“Yunnie mencium Joongie, 4 kali..”
Junsu menaikkan alisnya.
Ia terkekeh
geli.
“Junchan dan Yunnie pacaran ania?” Bisik
Jaejoong pelan.
Namja imut itu
semakin terkekeh.
Ia menggeleng
lucu dan menepuk pipi gembul Jaejoong.
“Kami tidak pernah pacaran, Jaejoongie
sayang, kalau masalah di departement
store waktu itu, semuanya hanya pura-pura, Yunho memintaku untuk berakting
di hadapanmu, ia ingin melihat reaksimu, hahahaha”
“MWO?”
“Aish, lagi pula, mana mungkin aku merebut
calon suami sahabatku sendiri huh?”
“Junchaaaan~!”
Namja imut itu
tertawa kecil.
Ia memeluk
Jaejoong sejenak dan melepas pelukannya.
Sementara namja
cantik itu menggembungkan pipinya kesal.
Aish.
Mereka
menipunya!
-------
“Joongie pulaaang~!”
“Selamat datang~”
Namja cantik itu
tersenyum lebar.
Ia segera
merebahkan dirinya di sofa, tepat di samping Ummanya yang sedang merangkai
bunga.
Ah, Kim Heechul
terlihat sangat cantik hari ini.
“Umma, teman-teman sekelas Joongie sedang
sibuk membicarakan tentang study tour ke
Jeju”
“Menyenangkan sekali hm? Tapi Joongie tidak
boleh ikut”
“Ummaaaaaa~!”
“Aigoo~ Jeju itu jauh, sayang, nanti Joongie
kelelahan, belum lagi kalau menginap, Umma takut Joongie dikerjain orang, terus
nanti---”
“Terus nanti, barang-barang Joongie diambil
orang? Terus, nanti Joongie kesasar, terus nanti Joongie bisa kecelakaan, itu
kan yang Umma mau bilang?”
“Jaejoongie, tidak baik memotong pembicaraan
Umma seperti itu sayang”
“Joongie mau ke Jeju~!”
Aigoo.
Yeoja cantik itu
hanya mengulas senyum kecilnya.
Ia masih tetap
merangkai bunga-bunga itu.
“Kalau Joongie ke Jeju nanti Eunjae Hyung
sendirian, otte?”
Uh.
Jaejoong
mempoutkan bibirnya kesal.
“Lusa Umma Appa berangkat ke Perancis,
nanti---”
“MWO?! Perancis?! UMMA IKUUUUUTTTTTT~!!
JOONGIE IKUUUTTTT~!!”
Aigoo~
Yeoja cantik itu
terkekeh geli mendengar reaksi putra bungsunya.
Ia berusaha
melepaskan Jaejoong yang kini bergelayut manja padanya.
“Joongie kan harus sekolah”
“Joongie mau ikuuut~!”
“Aniya, nanti kamu tinggal pelajaran, Umma
bawa oleh-olehnya saja ne?”
“ANI!”
“Hmp”
“Umma nanti nginap dimana? Hotel ya?”
“Mm, Umma nginap di rumah Jung Appa---”
“IKUUUUUTTTT~!! UMMAAAAA!! IKUUUUTTT!!!”
“Ani, sekali nggak tetap nggak, Joongie
sayang~”
“Umma curang~! Kalau begitu Joongie pergi ke
Jeju!”
“Ke Jeju juga tidak, arasseo?”
Uh!
Jaejoong semakin
mempoutkan bibirnya kesal.
Ia mengerutkan
dahinya manja dan menghentakkan kakinya.
Kemudian ia
berlari menaiki tangga menuju kamarnya.
-------
Sosok cantik itu
tampak sedang bersantai di atas kasur airnya.
Ia sedang
menelepon sahabat baiknya.
Poni hitamnya
diikat ke atas, membuat wajahnya tampak semakin cantik.
“Sayang
sekali kau tidak ikut, Joongie~! Kami sedang di pasar Jeju sekarang!”
“Aish, kau tahu kan kalau Umma benar-benar
menyebalkan?”
“Hahaha,
kasihan sekali kau”
“Pokoknya Joongie minta oleh-oleh yang
banyak!”
“Neee~!
Sudah dulu yaa, Minho Sam meminta kami untuk berkumpul!”
“Um, anyeong~”
KLIK.
Haaahh.
Namja cantik itu
mengusap wajahnya.
Ia
menggembungkan kedua pipinya lucu.
Dahinya mengerut
iri.
Ia juga ingin
bersenang-senang di Jeju~!
“Joongie, Umma menelepon Hyung barusan, besok
kita berangkat” Ujar Eunjae yang duduk di pinggir kolam renang.
“Kita mau kemana Hyung? Jeju ani?” Tanya
Jaejoong menaikkan alisnya.
Um-um.
Eunjae
menggelengkan wajahnya.
Membuat namja
cantik itu menghembuskan nafas panjang
dan memutar tubuhnya membelakangi Eunjae.
“Jeju kan seru Hyung, kita bisa berjemur di
pantai~”
“Kita tidak pergi ke Jeju, Jaejoongie, tapi kita
merayakan Valentine ke Paris” Ujar
Eunjae terkekeh.
“MWO?! PARIS?! KITA KE PERANCIS?!” Jerit
namja cantik itu histeris.
Eunjae tertawa
geli.
Ia mengangguk
dan menyiprat air kolam ke Jaejoong yang masih di atas kasur airnya.
Membuat benda
yang terbuat dari plastik itu bergoyang pelan.
Jaejoong tertawa
renyah.
Aigoo~
Ia sangat senang
sekarang!
-------
Mobil mewah itu
melaju kencang di jalanan Paris yang tampak bersalju.
Eunjae terlihat
acuh seraya memejamkan matanya, menikmati alunan musik dari earphone miliknya.
Sementara
Jaejoong mengerjapkan mata beningnya lucu.
Menikmati
pemandangan yang tersuguh dari balik jendela.
Ah, mereka di
Paris sekarang.
“Ahjussi, kenapa bukan Yunnie yang jemput?”
Tanya Jaejoong mengerutkan dahinya.
“Tuan Yunho sedang sibuk, jadi Ahjusi yang
menjemput” Sahut supir pribadi keluarga Jung itu.
Uh.
Jaejoong
mempoutkan bibirnya.
Padahal Eunjae
Hyung bilang namja tampan itu yang akan menjemputnya.
Lima belas menit
kemudian mobil mewah itu berhenti tepat di halaman kediaman Jung.
Supir itu
menoleh ke belakang dan memandang Eunjae dan adiknya sudah terlelap pulas.
Sepertinya
penerbangan mereka menuju Paris cukup melelahkan ania?
“Tuan, kita sudah sampai”
Eunjae tersentak
kaget.
Namja hangat itu
membuka matanya dan mengerjap pelan.
Aigoo~
punggungnya pegal.
punggungnya pegal.
“Um, turunkan barang-barang sekarang” Ujar
Eunjae pelan.
Namja hangat itu
membuka pintu mobil dan menaikkan alisnya.
Menatap Yunho
yang berdiri di dekat mobilnya.
“Apa kabar Hyung?” Kekeh Yunho seraya memeluk
namja hangat itu.
Eunjae hanya
terkekeh.
Ia menepuk pelan
punggung Yunho.
“Aku sangat membutuhkan ranjang sekarang,
Yunho ah, kamarku dimana?”
“Di lantai dua, pintu pertama, semuanya sudah
tertidur di ruang tengah Hyung, kalian lama sekali sampainya”
“Um, arasseo, ah, Jaejoong masih tidur di
mobil, tolong bawa dia ke kamarnya ne?”
“Sippo”
Namja hangat itu
menepuk pundak Yunho dan menguap lebar.
Ia membuka pintu
rumah dan masuk ke dalam.
Meninggalkan
Yunho yang kini menatap rindu wajah cantik itu.
Hmp.
Namja tampan itu
tersenyum kecil dan menyelipkan satu tangannya di tengkuk Jaejoong.
Sementara yang
satunya lagi di balik lutut namja cantik itu.
Kemudian ia
mengangkat Jaejoong masuk ke dalam rumah.
Namja tampan itu
tidak bisa berhenti mengagumi wajah cantik yang sedang terlelap itu.
Yunho melirik
pintu kamar tamu yang sudah disulap menjadi kamar namja cantik itu untuk
sementara.
Ia hendak
menundukkan wajahnya untuk mengecup dahi namja cantik itu.
Namun mendadak
keseimbangannya terganggu saat kakinya tidak sengaja tersandung gulungan
karpet.
Membuat kepala
Jaejoong terbentur dinding dengan keras.
Mata bening itu
sontak terbuka.
“YYA! Kau mau membunuhku eoh?!” Jeritnya
lantang.
Jaejoong segera
turun dari gendongan Yunho dan mengusap kepalanya yang terasa sakit.
Namja tampan itu
berdecak pelan.
Aish.
“Tidak sopan! Membenturkan kepala orang
seperti itu! Aishhhh!”
“Yaa! Seharusnya kau berterima kasih padaku!
Kalau bukan karena Eunjae, kau akan tidur sampai pagi di mobil!”
“Joongie nggak minta digendong! Yunnie
jelek!”
“Mwo??”
Namja cantik itu
mengerutkan dahinya.
Sejenak ia
tertegun dan memutar pandangannya.
Menatap koridor
yang terlihat luas dan mewah itu.
“Ini dimana?” Tanyanya bingung.
Yunho memutar
bola matanya.
“Rumah!”
“Udah sampai ya?”
“Ne! Kau masih tidur ya? Aish”
“Kamar Joongie mana?”
“Tuh, di belakang kepalamu!”
Namja tampan itu
segera berbalik menuruni tangga.
Meninggalkan
Jaejoong yang menggembungkan pipinya seraya mempoutkan bibir cherrynya kesal.
Ia masih
mengusap kepalanya dan membuka pintu kamar.
CKLEK!
“Wuoohhhh~!”
Mata bening itu
mengerjap kagum.
Bibir cherrynya
terbuka tidak percaya.
Menatap seluruh
kamar yang didesain berwarna putih.
Penuh tebaran
mawar putih yang wangi di seluruh sudut ruangan.
Di ranjang, di
meja, di karpet, omo!
Bahkan ada
gantungan mawar yang indah di dekat ranjangnya!
Jaejoong segera
menutup pintu dan melepas jaketnya.
Kemudian ia
merebahkan tubuhnya di atas ranjang dan terkekeh geli.
Ini benar-benar
indah!
Namja cantik itu
menolehkan wajahnya ke samping.
Menaikkan
alisnya menatap satu-satunya buket bunga mawar berwarna merah di tengah meja.
Eoh?
Jaejoong meraih
bunga itu dan tersenyum lebar.
Kemudian ia
kembali berbaring di atas ranjangnya.
Memejamkan kedua
matanya di antara harum semerbak mawar-mawar putih itu.
Tidak lama
kemudian, namja cantik itu terlelap pulas.
-------
“Ngghh”
Jaejoong
meregangkan tubuhnya.
Ia mengerjapkan
matanya saat merasakan cahaya matahari yang menembus sela gorden kamar yang
berwarna putih itu.
Namja cantik itu
menyandarkan punggungnya di kepala ranjang dan melirik jam dinding.
Sudah pukul sebelas.
Aigoo~
Tidurnya nyenyak
sekali.
Hmp.
Jaejoong kembali
tersenyum manis memandangi kamarnya yang dipenuhi mawar.
CKLEK!
Namja cantik itu
mendongakkan wajahnya.
Menatap Yunho
yang masuk ke kamarnya dengan meja berisi sarapan paginya.
Mm~
Ada susu cokelat
kesukaannya disana.
“Apa disini tidak ada budaya mengetuk pintu
eoh?” Ujar Jaejoong menaikkan alisnya.
Cih.
Yunho berdecak
pelan.
“Kau tidak lihat aku sedang menggunakan kedua
tanganku?” Balas Yunho kesal.
Jaejoong
mempoutkan bibirnya.
Membiarkan Yunho
menaruh meja itu di atas ranjang.
Mata bening
Jaejoong mengerjap.
Menatap
setangkai mawar putih di samping piring rotinya.
“Joongie baru tahu kalau orang Perancis juga
makan mawar” Ujarnya polos.
“Itu pemanis, tahu! Kau ini sama sekali tidak
romantis!” Ketus Yunho kesal.
Jaejoong
terkikik geli.
“Jadi Yunnie, yang nyebarin bunga sebanyak
ini?”
“Ne, otte? Kau suka?”
“Um, lumayan”
“Eoh? Lumayan?”
“Ish! Joongie kesal sama Yunnie!”
“Kesal? Kenapa?”
“Yunnie pabo! Yunnie janji sama Joongie bakal
pulang cepat! Yunnie juga janji bakal jemput Joongie di bandara! Tapi malah
Teuk-Jussi yang muncul!”
Aigoo.
Namja tampan itu
mengulas senyum gemasnya.
Ia mengecup
lembut pinggir dahi namja cantik itu dan terkekeh kecil.
“Mian, aku sibuk menghias kamarmu waktu itu”
Bisiknya lembut.
Uh.
Jaejoong menusuk
ganas rotinya dengan garpu.
“Tapi kau sudah baca kan?” Tanya Yunho
tiba-tiba.
Eoh?
Namja cantik itu menaikkan alisnya.
Namja cantik itu menaikkan alisnya.
“Baca apa?”
“Aish, jangan pura-pura tidak tahu, Joongie
ah! Kau sudah membacanya kan?”
“Yunnie ngomong apa eoh?”
“Ck, aku malu, pabo!”
“YYA! Apa kepalamu juga terbentur semalam?
Yunnie aneh~!”
Ish.
Mata musang
Yunho menatap kesal namja cantik itu.
Ia menepuk
kepala Jaejoong dan beranjak keluar kamar.
Meninggalkan
Jaejoong yang mengusap kepalanya seraya meracau tidak jelas.
“Baca? Baca apa?” Lirihnya berbisik.
Jaejoong
memutuskan untuk acuh dan meneguk susu cokelatnya.
Mata beningnya
memandang ke seluruh penjuru ruangan.
Menikmati
tebaran mawar putih itu.
Eh?
Jaejoong segera
meletakkan susunya.
Iya juga.
Kenapa di antara
mawar putih ini Cuma ada satu mawar merah?
Namja cantik itu
segera beranjak dari ranjang dan duduk di samping meja kecil itu.
Jemarinya meraih
buket mawar merah itu dan mengerjapkan matanya saat menyadari sebuah amplop
yang tergeletak di sampingnya.
Omooo.
Jaejoong segera
meraih benda itu.
Ia membukanya
dan membesarkan mata beningnya.
Menatap selembar
foto masa kecilnya berdua dengan Yunho.
Mereka
bergandengan tangan disana.
Lucu sekali.
Tapi sayang, ia
sama sekali tidak ingat kapan foto ini diambil.
Jaejoong
membalikkan foto itu.
Dan sontak kedua
matanya kembali membesar sempurna.
Ada tulisan
tangan Yunho disana.
‘I Love
You’
CKLEK!
Namja cantik itu refleks menyembunyikan amplop dan
foto itu ke bawah meja saat mendadak pintu kamarnya terbuka.
Heechul tersenyum manis dan berjalan menghampiri putra
bungsunya.
“Selamat
datang, sayang~”
Jaejoong tersenyum manis.
Ia terkekeh geli.
“Omo, kamarmu
benar-benar indah~ Aigoo~ Umma sama sekali tidak menyangka kalau Yunho bisa
seromantis ini~”
“Hu-um?”
“Apa kau tahu
Joongie? Yunho sendiri yang mendesain kamar ini dan menghias seluruh sudutnya~”
“Jeongmall?”
“Hehehe, kka,
selesaikan sarapanmu dan segera mandi, setelah itu kita pergi bersama mencari
baju untukmu”
“Baju? Untuk
apa Umma?”
“Eoh? Yunho
tidak bilang? Kalian berdua akan makan malam bersama malam ini, sayang”
Mwo?
Makan malam?
Berdua?
Jaejoong mengerjapkan mata beningnya lucu.
Kemudian ia mengangguk dan tersenyum manis.
-------
TOK TOK TOK.
“Masuk!”
Pintu kamar itu
terbuka pelan.
Memperlihatkan
sosok cantik yang tersenyum kecil dari sana.
Yunho berdecak
dan kembali menyibukkan dirinya dengan tugas kuliahnya.
“Ada apa?” Tanya Yunho kesal.
Jaejoong semakin
melebarkan senyumannya.
Ia duduk di atas
ranjang Yunho dan menatap namja tampan yang mengacuhkannya itu.
“Yunnie sedang sibuk?”
“Kau punya mata tidak?”
“Ufh~ Yunnie, nanti malam kita jadi dinner ani?”
“Mungkin”
“Eoh? Kenapa mungkin?”
“Molla”
“Umm, memangnya, kita mau makan dimana?”
“Restoran”
“Restoran apa? Soalnya Joongie mau cocokin
baju sama Umma nanti”
“Kim Umma sudah tahu baju apa yang cocok
untuk nanti malam”
“Ung, kita makan malamnya jam berapa Yun?”
“Kau pernah makan malam tidak? Memangnya kau
makan jam berapa eoh?”
“Jam delapan..”
“Yasudah kita berangkat jam delapan”
“Eeh? Berangkatnya jam delapan? Nanti Joongie
kelaparan~!”
“Kalau begitu terserah kau mau berangkat jam
berapa!”
“Yunnie masih marah ya, karena yang tadi?”
“…”
“Joongie minta maaf ne? Joongie baru liat
amplopnya waktu Yunnie keluar kamar”
Namja tampan itu
masih merapatkan bibirnya.
Mengacuhkan
Jaejoong yang sudah beranjak dari duduknya.
“Joongie suka sekali sama fotonya~ Hehehe,
Joongie juga suka sama tulisannya~”
Namja tampan itu
berhenti menulis.
Mata musangnya
bergerak pelan.
“Sudah belum? Aku lagi sibuk!” Ketus Yunho.
Jaejoong
mengangguk.
Ia tersenyum
lebar.
“Marahnya jangan lama-lama ne Yunnie?”
“Nee”
BLAM!
Namja cantik itu
menghembuskan nafas panjang.
Ia mengerutkan
dahinya.
Ish, reaksi
Yunho barusan benar-benar menyebalkan.
Ck.
“Eoh?”
Namja cantik itu
menaikkan alisnya mendengar suara aneh dari dalam kamar.
Jaejoong
menempelkan telinganya di daun pintu dan memutuskan untuk membuka pintu kamar
Yunho tanpa permisi.
“Yunnie?”
Mata bening
Jaejoong berkilat lucu.
Bibirnya tidak
bisa menahan senyum menatap namja tampan yang sedang menari tidak jelas di
dekat ranjangnya.
Yunho sontak
terkejut dan duduk di ranjangnya.
Wajah tampannya
memerah.
Mata musangnya
bergerak cepat.
“Wae?”
“Hehehe, Joongie Cuma mau bilang makasih
untuk bunga mawarnya”
“N-Ne”
BLAM!
-------
Namja cantik itu
tidak bisa berhenti memandangi Yunho yang mengemudi di sampingnya sejak tadi.
Pipinya terlihat
merona lembut.
Omo.
Yunho
benar-benar tampan dengan setelan jas mahal itu!
Aigoo~
“Waeyo?”
“Ani, Yunnie tampan, hehehe”
“Kau juga cantik”
BLUSH.
Namja cantik itu
merasakan wajahnya merah padam.
Ia menundukkan
wajahnya mendengar kekehan geli dari Yunho.
Jeongmall, tapi
namja tampan itu tidak berbohong padanya.
Jeans putih yang
dipadu dengan sweater longgar
berwarna senada dengan paduan syal berwarna dark
blue di leher jenjangnya membuat Jaejoong terlihat sangat manis hari ini.
“Kita sampai”
Namja cantik itu
segera turun dari mobil dan membulatkan matanya.
Menatap restoran
bintang 5 yang ada di hadapannya.
“Yunnie, serius kita mau makan malam disini?”
“Wae? Kau tidak suka?”
“Disini sangat formal Yunnie yah~!”
Namja tampan itu
tidak menyahut.
Ia segera
menarik tangan Jaejoong dan menuntunnya menuju meja mereka.
Bersama seorang
pelayan yang memberikan buku menu kepada keduanya.
Dahi Jaejoong
mengerut.
“Kita pindah tempat saja otte? Joongie nggak
ngerti tulisan apa yang ada di menu-nya! Lihat, garpunya saja banyak sekali,
Joongie nggak nyaman~!” Omel Jaejoong mempoutkan bibirnya.
Yunho menghela
nafasnya.
“Jangan seperti itu, Jaejoongie, butuh
perjuangan untuk memesan tempat di restoran seperti ini kau tahu itu? Nanti
akan kuberitahu garpu apa yang akan digunakan”
“Yunnie, kita makan kimchi saja otte?”
“Mwo? Jauh-jauh kau pergi ke Paris hanya
untuk makan kimchi? Lebih baik tidak usah kesini sekalian!”
“Yunnieeee~!”
“AISH!”
“Kalau nggak, kita ke menara Eiffel saja otte?”
“Kau kan sudah kesana tadi siang dengan Kim
Umma”
“Tapi kalau malam ada lampunya Yunnieee”
“Ck, itu hanya lampu, Jaejoongie, sudah,
tutup mulutmu sebelum aku marah!”
“Yunnieeee~! Kita ke menara Eiffel yaaa~! Yayayaya~! Ini kan malam Valentine! Masa nggak ada
romantis-romantisnya?”
“Jadi menurutmu makan malam di restoran mahal
seperti ini sama sekali tidak romantis eoh?”
“Ani!”
Ck.
Mata musang
Yunho menatap tajam mata bening itu.
Yunho
benar-benar merasa kesal sekarang.
“Tidak! Sekali tidak tetap tidak! Kita tidak
akan kemana-mana kecuali makan di tempat ini!” Ujarnya lantang.
-------
“Woooaaahh~! Menara Eiffel-nya besar sekali, Yunnieeee~!” Jerit Jaejoong kagum.
Namja cantik itu
terkekeh senang seraya berlari.
Mengacuhkan
Yunho yang memasang tampang tidak senang sekarang.
“Ck! Tahu begini tidak usah repot-repot
memakai baju formal!” Rutuknya emosi.
“Yunnie, ini kan hari kasih sayang, jangan
marah~!” Bujuk Jaejoong seraya memeluk lengan namja tampan itu.
Cih.
Yunho menyentak
tangan namja cantik itu dan memutuskan berjalan menjauh.
Meninggalkan
Jaejoong disana.
Uh.
Dahi namja
cantik itu mengerut tidak senang.
Bibirnya mempout
sempurna.
“Yunnie~! Jalannya jangan cepat-cepat~!”
Jerit Jaejoong kesal.
Yunho tidak
peduli.
Ia masih
berjalan di depan namja cantik itu.
“Yunnie, dingiin~!” Rengek Jaejoong manja.
Aish.
Namja tampan itu
menoleh ke belakang.
Menatap Jaejoong
yang mengusap lengannya.
Sweater itu terlalu
tipis hm?
“Makanya jangan manja! Ini masih bulan
Februari! Masih musim dingin!” Bentak Yunho ketus.
Uh.
Mata bening
Jaejoong memerah sekarang.
Bola matanya
berkaca-kaca.
Menatap Yunho
yang kembali berjalan meninggalkannya.
“Yunniee, dingiin~!” Ujarnya serak.
Yunho kembali
menghentikan langkahnya.
Ia menghela
nafas dan membuka jasnya.
Kemudian ia melempar
jas mahal itu di bawah kaki Jaejoong.
“Dingin kan? Pakai itu!” Ujar Yunho kesal.
Dahi Jaejoong
semakin mengerut.
Tetes bening itu
sukses meluncur dari pelupuk matanya.
Namja cantik itu
menendang jas Yunho dan memutuskan untuk berjalan ke arah yang sebaliknya.
Meninggalkan
Yunho yang menghela nafas panjang disana.
“Hiks..Hiks..”
Jaejoong menyeka
air matanya kasar.
Ia berharap
kalau namja tampan itu akan mengejarnya.
Tapi sudah satu
menit ia berjalan namja tampan itu tidak menyusulnya.
Namja cantik itu
meringis kesal.
Ia baru saja
akan berbalik untuk mencari Yunho.
Namun gerakannya
terhenti ketika sebuah jas menempel di pundaknya.
Jaejoong
mendongak.
Menatap Yunho
yang balas memandangnya.
Namja cantik itu
mengusap wajahnya.
“Sudah, jangan menangis lagi, aku janji pada
Ummamu untuk menjagamu malam ini, jadi kau jangan macam-macam”
“Yunnie mengancam?”
“Ne!”
“Hiks..Kenapa nggak dari tadi? Joongie takut
Yunnie ninggalin Joongie disini..Hiks..Joongie kedinginan~!”
Hmp.
Namja tampan itu
terkekeh kecil.
Ia segera
menarik tangan Jaejoong dan membawanya duduk di kursi taman.
“Aku lapar, kka, beli makanan!” Ujar Yunho
seraya mendorong bahu Jaejoong.
Eoh?
Namja cantik itu
mengernyitkan dahinya.
“Yunnie! Ini kan hari kasih sayang~! Masa
nggak ada romantis-romantisnya? Belum
tentu tahun depan kita masih bisa merayakan Valentine’s
day berdua ania? Siapa tahu nanti Joongie bakal nikah sama orang lain!”
“Memangnya kau sedang dekat dengan orang lain?”
Huh?
Jaejoong
mengerjapkan matanya.
“Kalau iya kenapa?” Tanyanya polos.
“Yaa! Kau itu calon istriku tahu! Tidak
bisa!” Teriak Yunho lantang.
Eoh?
Jaejoong
terkekeh geli.
Ia menjulurkan
lidahnya dan duduk di samping Yunho.
“Kalau mau menikah dengan Joongie, Yunnie
harus melamar Joongie dulu~!”
“Mwo?”
“Pokoknya pakai kata-kata romantis~!”
Namja tampan itu
mengerutkan dahinya.
Ia memalingkan
wajahnya menolak.
Ufh.
Namja cantik itu
menggembungkan pipinya kesal.
Namun kemudian
ia tersenyum lebar dan menatap namja tampan itu.
“Yunnie! Joongie udah bisa bahasa Perancis
sedikit~ Yunnie mau dengar?” Teriaknya semangat.
Ck.
Yunho sama
sekali tidak peduli.
Namja tampan itu
lebih memilih mendongakkan wajahnya menatap langit.
Membuat Jaejoong
kembali menggembungkan pipinya dan mengulurkan kedua tangannya menarik wajah
Yunho agar berhadapan dengannya.
Mata beningnya
menatap tajam mata musang itu.
“Jet’aime,
Yunnie ah..”
DEG.
Mata musang
Yunho bergerak pelan.
Mendadak jantungnya
berdebar kencang.
Menatap Jaejoong
yang menggigit bibir bawahnya menunggu balasan.
Tapi Yunho hanya
tersenyum manis.
Namja tampan itu
berbalik dan memetik setangkai bunga daisy
kemudian membuatnya menjadi lingkaran dan memasangkannya di jari manis
Jaejoong.
Kemudian ia
berucap lembut.
“Peut-être que je ne suis pas celui qui peut exprimer leurs sentiments
directement, je suis un râleur, arrogant, égoïste, et bien d'autre
trait laid. Mais je veux juste vous heureux. Même si je dois décorer toute la maison avec des roses blanches, ou en attente de
toute la nuit à l'aéroport, quel
que soit ce que je ferai pour vous
rendre heureux *Mungkin aku bukan orang yang bisa
mengungkapkan perasaan secara langsung, aku orang yang galak, angkuh, egois,
dan banyak sifat jelek lainnya. Tapi aku hanya ingin membahagiakanmu. Walaupun
aku harus menghias seisi rumah dengan mawar putih, atau menunggumu semalam
penuh di bandara, apa pun akan aku lakukan untuk membuatmu bahagia*”
Mata bening
Jaejoong bergerak pelan setelah Yunho selesai berucap.
Namja cantik itu
membuka bibirnya dan menatap polos namja tampan itu.
“Artinya apa, Yunnie yah?”
Cih.
Yunho menatap
malas wajah cantik Jaejoong.
Ia menoyor dahi
namja cantik itu.
“Artinya, aku lapar!”
“Mwo? Nggak mungkin! Yunnie ngomongnya
panjang lebar!”
“Kalau tidak percaya lihat saja di kamus!”
“Yunniieeeee~!”
“Kka, kita pulang!”
Namja cantik itu
mempoutkan bibirnya.
“Eh, chakkaman” Ujar Yunho tiba-tiba.
“Mworago?!” Balas Jaejoong ketus.
Namja tampan it
menangkup wajah cantik Jaejoong.
Ia menatap dalam
mata beningnya.
“Sebenarnya kita berdua tidak pernah
dijodohkan, Jaejoongie” Bisiknya lirih.
Mata bening
Jaejoong membesar.
Ia mengerutkan
dahinya.
“Umma dan Appamu, juga Appaku, mereka tidak
pernah memiliki niat untuk menjodohkan kita berdua”
“Maksud Yunnie?”
“Semuanya bohong, hanya siasatku untuk
menarik perhatianmu”
“Bohong?! Semuanya??”
“Yya! Jangan memukuliku seperti itu!”
“Yunnie pembohong!”
“Jadi kau marah?!”
“IYA!”
“Yasudah!”
“Yunnie!”
Namja cantik itu
beranjak dari duduknya.
Ia berlari
mengejar Yunho yang berjalan jauh di depannya.
Namja cantik itu
mengusap air matanya yang kembali jatuh.
“Yunnie!”
“Apa?!”
“Joongie lapar..Hiks..”
Aish.
Namja tampan itu
menatap tajam namja cantik itu.
Jaejoong
mempoutkan bibirnya.
“Bukankah kau masih marah padaku eoh?”
“Nggg~! Joongie lapar~!”
“Kau marah padaku dan masih memintaku
membelikan makanan untukmu?!”
“Yunnie..Huks..”
“Aish, kau ini, pilih marah atau makan?”
“Makan..”
“Kka!”
“Yunnie”
“Apa lagi?!”
“Gomawo”
“Eoh? Untuk apa?”
“Karena udah bohongin Joongie, hehehe~”
“Aish”
Namja cantik itu
mengusap matanya seraya terkekeh manis.
Membuat Yunho
menepuk kesal kepala namja cantik itu.
Jaejoong baru
saja akan memprotes, namun suaranya tenggelam karena Yunho sudah lebih dulu
mengunci bibirnya.
Namja cantik itu
memejamkan matanya perlahan.
Yunho
memiringkan wajahnya.
Membiarkan namja
cantik itu memeluk lehernya dengan erat.
Bibir Yunho
bergerak nakal.
Menghisap dan
melumat lembut bibir ranum Jaejoong yang terasa lembut.
Membasahinya
dengan saliva miliknya.
Mata bening
Jaejoong mengerjap saat namja tampan itu melepas ciuman mereka.
Ia tersenyum
kecil sementara Yunho mengusap sisa saliva mereka di sudut bibir namja cantik
itu.
“Kka, kita pulang”
“Makan dulu~! Joongie lapar!”
“Aish, nee nee, kka, kita makan kimchi”
“Hehehehehe~”
Setelah malam itu, Joongie dan Yunnie tunangan.
Tapi sayang, cincin yang Yunnie kasih ternyata
kebesaran.
Jadi cincinnya harus ditukar lagi ke tokonya.
Yunnie janji akan menikah dengan Joongie setelah
Joongie lulus sekolah.
Beruang besar itu bilang kami akan menikah di depan
menara Eiffel~
Hehehehe~
“Yunnie, Joongie mau naik ke puncak menara Eiffel~!”
“ANDWAAAEEE!!”
END.
-Eiffel Im In Love The Movie-
Ngakak .. konyol ... ROTFL ..
BalasHapusJoongie imut banget di sini