This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Selasa, 05 Maret 2013

FF/YAOI/YUNJAE/TWOSHOOT/EIFFEL IM IN LOVE/PART 2 *END*



PART 2.

  Jadi kau sudah sadar kalau kau menyukai Yunho eoh?

  “Ung..Ne..”

  Ck~! Kalau begitu kenapa kau malah meneleponku? Cepat katakan padanya!

  “Kapan, Kyunnie ah?”

  SEKARANG, PABO!

  “Tapi, Yunnie sedang beres-beres, besok mereka balik ke Paris”

  MWOO?! Tunggu apa lagi? Matikan telepon bodoh ini dan  nyatakan cintamu padanya! AISH!!


KLIK!

Uh.
Namja cantik itu mempoutkan bibirnya lucu.
Menatap sambungan telepon yang diputuskan Kyuhyun secara sepihak.
Namja cantik itu menghela nafasnya dan memutuskan untuk beranjak dari duduknya.
Namun getaran yang mendadak muncul di ponselnya membuatnya mengurungkan niat.

  “Ne Umma?”


  Joongie ah, segera bersiap-siap nee, Umma dan Appa tidak bisa ikut mengantar, Eunjae juga masih ada kelas

  “Mwo? Umma ngomong apa??”

  Aish, masa kau tidak tahu sayang? Jung Appa dan Yunho akan segera kembali ke Paris hari ini~


DEG!

Mata bening Jaejoong melebar.
Apa?
Hari ini??

  “Tapi Umma, bukannya besok?!”

  Aniya sayang, kka, ganti bajumu dan segera antar Yunho ke bandara ne? Jung Appa sudah disana mengurus tiket


KLIK!

Namja cantik itu terdiam.
Menatap tidak percaya ponselnya.
Kemudian ia beranjak bangun dan berjalan menuju kamar Yunho.


CKLEK.

Mata bening Jaejoong mengerjap.
Menatap maid Nana yang sedang membereskan ranjang.

  “Yunnie mana?” Tanya Jaejoong mengerutkan dahinya.

Ah.
Maid berambut blonde itu menoleh ke belakang.
Ia tersenyum manis.

  “Mollaseo, mungkin ia di toilet?” Sahutnya lembut.

Jaejoong mengangguk.
Ia menutup pintu dan berjalan menuju kamar mandi di lorong samping kamar Yunho.
Namja cantik itu menempelkan telinganya di pintu.
Hening.
Tidak terdengar suara apa pun.


CKLEK!

Jaejoong membuka pintu itu pelan.
Kosong.
Tidak ada orang di dalam.

Hahh.

Dahi Jaejoong mengerut tidak senang.
Namja cantik itu memutuskan untuk segera kembali ke kamarnya dan berganti baju.
Namun gerakannya sontak terhenti ketika ia membuka pintu berwarna putih itu.
Mata beningnya bergerak pelan.
Menatap sosok tampan yang sedang duduk di ranjangnya seraya memutar-mutar boneka gajahnya yang berwarna merah muda.

  “Bukannya Yunnie pulang besok?” Lirih Jaejoong seraya duduk di samping Yunho.

Namja cantik itu memiringkan tubuhnya.
Menyentuhkan tangannya ke paha Yunho.

  “Waeyo? Kenapa Yunnie nggak pernah jujur sama Joongie?” Bisiknya lagi.

Yunho berhenti memutar boneka kecil itu.
Ia terdiam.

  “Pertama, Yunnie nggak pernah bilang kalau Yunnie pacaran sama Junchan..Hiks..Sekarang, Yunnie juga nggak bilang ke Joongie, kalau Yunnie pulang ke Paris hari ini..Hiks..Masa Umma yang ngasih tau Joongie? Hiks..”

Yunho menoleh menatap namja cantik itu.
Mengulas tatapan sendunya seraya mengusap tetesan bening yang mengalir dari sudut mata bening itu.

  “Mianhae..”

  “Hiks..Joongie nggak suka diginiin~!”

  “Joongie marah?”

  “ANI! Joongie kecewa!”

  “Aish, hentikan tangismu, kau ini”

  “Yunnie masih anggap Joongie sebagai orang asing ania? Hiks..”

  “Eoh? Aku tidak pernah menganggapmu sebagai orang asing”

  “Huks..”

  “Aku menganggapmu, sebagai calon pendampingku”


DEG.

Tangisan Jaejoong sontak berhenti dalam sekejap.
Namja cantik itu terhenyak.
Mendengar jawaban tulus yang keluar dari bibir seksi itu.

Mata beningnya mengerjap lucu.
Perlahan ia merasakan dadanya berdebar ringan.
Omo.

  “Gomawo ne, untuk semuanya” Ujar Yunho tersenyum.

Jaejoong masih diam.

  “Gomawo, sudah menemaniku selama 2 minggu ini, dan juga sudah mengenalkanku dengan temanmu”

  “Maksud Yunnie, Junchan?”

  “Um, Junsu”

Jaejoong menghela nafas pendek.
Ia menganggukkan wajahnya pelan.

  “Joongie”

  “Um?”

Namja cantik itu mendongakkan wajahnya.
Menatap Yunho yang balas memandang lurus dirinya.
Perlahan namja tampan itu mendekatkan wajahnya.
Menipiskan jarak di antara mereka berdua.

Sampai kemudian kedua bibir itu kembali menempel satu sama lain.
Yunho mengusap lembut pipi Jaejoong seraya memiringkan wajahnya.
Namja tampan itu menghisap lembut bibir bawah Jaejoong.
Kemudian ia segera melepas tautan bibir mereka.

Wajah Jaejoong terlihat memerah.
Membuat Yunho tersenyum kecil dan mengacak lembut rambut hitamnya.

  “Kka, ganti bajumu, nanti kita terlambat ke bandara” Bisik Yunho lembut.

Um.
Jaejoong mengangguk pelan.
Yunho segera bangun dan keluar dari kamar namja cantik itu.


-------


GRUSAKK!

Aish.
Kim Eunjae menghela nafas kesal.
Namja hangat itu melempar buku tulis Jaejoong yang berserakan ke lantai.
Kemudian ia menoleh menatap adiknya yang tiduran di ranjang.
Ia terlihat tidak peduli namja hangat itu membongkar meja belajarnya.

  “YYA! Joongie! Dimana komiknya?!” Bentak Eunjae kesal.

Aish.
Jaejoong mempoutkan bibirnya kesal.
Ia memejamkan matanya mengacuhkan namja hangat itu.

  “Dibawah meja belajar!” Balas Jaejoong ketus.

Namja hangat itu menaikkan alisnya.
Ia segera menunduk dan mengambil komik kesayangannya.
Eunjae berjalan menuju pintu kamar dan segera membukanya.

  “Lain kali kalau minjam barang langsung dibalikin!”


CKLEK!

  “Eh?!”

Namja imut yang hendak membuka pintu kamar itu tersentak kaget ketika Eunjae membuka kasar pintu kamar Jaejoong.
Eunjae segera tersenyum kecil dan keluar dari kamar.
Meninggalkan Junsu yang berjalan masuk ke dalam kamar setelah menutup pintunya.

  “Joongie!” Panggilnya seraya berbaring di samping Jaejoong.

Namja cantik itu mengerutkan dahinya.

  “Waeyo? Tumben Junchan kesini” Ujarnya pelan.

Eoh?
Junsu tertawa kecil.

  “Aku merindukanmu, gajah kecil~” Ujarnya seraya mencubit pipi Jaejoong gemas.

Namja cantik itu mengeluh dan mempoutkan bibir cherrynya.
Kemudian ia menatap dalam mata sipit Junsu.

  “Junchan..”

  “Um?”

  “Joongie minta maaf”

  “Mwo? Minta maaf untuk apa?”

Namja cantik itu beranjak duduk.
Membuat Junsu ikut duduk di hadapannya.
Kemudian Jaejoong mencondongkan tubuhnya, berbisik pelan di telinga namja imut itu.

  “MWOO?! Yunho menciummu, di bandara?! OMO! Dia sudah menciummu 4 kali, Jaejoongie!” Jerit Junsu kaget.

Eoh?
Jaejoong menaikkan alisnya.

  “3 kali, Junsuie”

  “Ani! 4 kali! Semalam ia mencuri ciumanmu saat kau tidur! Omoooo!”

  “Mwo?”

  “Aish, hahaha, bisa juga beruang itu~!”

  “Junchan nggak marah?”

  “Kenapa harus marah?”

  “Yunnie mencium Joongie, 4 kali..”

Junsu menaikkan alisnya.
Ia terkekeh geli.

  “Junchan dan Yunnie pacaran ania?” Bisik Jaejoong pelan.

Namja imut itu semakin terkekeh.
Ia menggeleng lucu dan menepuk pipi gembul Jaejoong.

  “Kami tidak pernah pacaran, Jaejoongie sayang, kalau masalah di departement store waktu itu, semuanya hanya pura-pura, Yunho memintaku untuk berakting di hadapanmu, ia ingin melihat reaksimu, hahahaha”

  “MWO?”

  “Aish, lagi pula, mana mungkin aku merebut calon suami sahabatku sendiri huh?”

  “Junchaaaan~!”

Namja imut itu tertawa kecil.
Ia memeluk Jaejoong sejenak dan melepas pelukannya.
Sementara namja cantik itu menggembungkan pipinya kesal.
Aish.
Mereka menipunya!


-------


  “Joongie pulaaang~!”

  “Selamat datang~”

Namja cantik itu tersenyum lebar.
Ia segera merebahkan dirinya di sofa, tepat di samping Ummanya yang sedang merangkai bunga.
Ah, Kim Heechul terlihat sangat cantik hari ini.

  “Umma, teman-teman sekelas Joongie sedang sibuk membicarakan tentang study tour ke Jeju”

  “Menyenangkan sekali hm? Tapi Joongie tidak boleh ikut”

  “Ummaaaaaa~!”

  “Aigoo~ Jeju itu jauh, sayang, nanti Joongie kelelahan, belum lagi kalau menginap, Umma takut Joongie dikerjain orang, terus nanti---”

  “Terus nanti, barang-barang Joongie diambil orang? Terus, nanti Joongie kesasar, terus nanti Joongie bisa kecelakaan, itu kan yang Umma mau bilang?”

  “Jaejoongie, tidak baik memotong pembicaraan Umma seperti itu sayang”

  “Joongie mau ke Jeju~!”

Aigoo.

Yeoja cantik itu hanya mengulas senyum kecilnya.
Ia masih tetap merangkai bunga-bunga itu.

  “Kalau Joongie ke Jeju nanti Eunjae Hyung sendirian, otte?”

Uh.
Jaejoong mempoutkan bibirnya kesal.

  “Lusa Umma Appa berangkat ke Perancis, nanti---”

  “MWO?! Perancis?! UMMA IKUUUUUTTTTTT~!! JOONGIE IKUUUTTTT~!!”

Aigoo~

Yeoja cantik itu terkekeh geli mendengar reaksi putra bungsunya.
Ia berusaha melepaskan Jaejoong yang kini bergelayut manja padanya.

  “Joongie kan harus sekolah”

  “Joongie mau ikuuut~!”

  “Aniya, nanti kamu tinggal pelajaran, Umma bawa oleh-olehnya saja ne?”

  “ANI!”

  “Hmp”

  “Umma nanti nginap dimana? Hotel ya?”

  “Mm, Umma nginap di rumah Jung Appa---”

  “IKUUUUUTTTT~!! UMMAAAAA!! IKUUUUTTT!!!”

  “Ani, sekali nggak tetap nggak, Joongie sayang~”

  “Umma curang~! Kalau begitu Joongie pergi ke Jeju!”

  “Ke Jeju juga tidak, arasseo?”

Uh!
Jaejoong semakin mempoutkan bibirnya kesal.
Ia mengerutkan dahinya manja dan menghentakkan kakinya.
Kemudian ia berlari menaiki tangga menuju kamarnya.


-------


Sosok cantik itu tampak sedang bersantai di atas kasur airnya.
Ia sedang menelepon sahabat baiknya.
Poni hitamnya diikat ke atas, membuat wajahnya tampak semakin cantik.

  Sayang sekali kau tidak ikut, Joongie~! Kami sedang di pasar Jeju sekarang!

  “Aish, kau tahu kan kalau Umma benar-benar menyebalkan?”

  Hahaha, kasihan sekali kau

  “Pokoknya Joongie minta oleh-oleh yang banyak!”

  Neee~! Sudah dulu yaa, Minho Sam meminta kami untuk berkumpul!

  “Um, anyeong~”


KLIK.

Haaahh.
Namja cantik itu mengusap wajahnya.
Ia menggembungkan kedua pipinya lucu.
Dahinya mengerut iri.
Ia juga ingin bersenang-senang di Jeju~!

  “Joongie, Umma menelepon Hyung barusan, besok kita berangkat” Ujar Eunjae yang duduk di pinggir kolam renang.

 “Kita mau kemana Hyung? Jeju ani?” Tanya Jaejoong menaikkan alisnya.

Um-um.
Eunjae menggelengkan wajahnya.
Membuat namja cantik itu menghembuskan nafas  panjang dan memutar tubuhnya membelakangi Eunjae.

  “Jeju kan seru Hyung, kita bisa berjemur di pantai~”

  “Kita tidak pergi ke Jeju, Jaejoongie, tapi kita merayakan Valentine ke Paris” Ujar Eunjae terkekeh.

  “MWO?! PARIS?! KITA KE PERANCIS?!” Jerit namja cantik itu histeris.

Eunjae tertawa geli.
Ia mengangguk dan menyiprat air kolam ke Jaejoong yang masih di atas kasur airnya.
Membuat benda yang terbuat dari plastik itu bergoyang pelan.

Jaejoong tertawa renyah.
Aigoo~
Ia sangat senang sekarang!


-------


Mobil mewah itu melaju kencang di jalanan Paris yang tampak bersalju.
Eunjae terlihat acuh seraya memejamkan matanya, menikmati alunan musik dari earphone miliknya.
Sementara Jaejoong mengerjapkan mata beningnya lucu.
Menikmati pemandangan yang tersuguh dari balik jendela.

Ah, mereka di Paris sekarang.

  “Ahjussi, kenapa bukan Yunnie yang jemput?” Tanya Jaejoong mengerutkan dahinya.

  “Tuan Yunho sedang sibuk, jadi Ahjusi yang menjemput” Sahut supir pribadi keluarga Jung itu.

Uh.
Jaejoong mempoutkan bibirnya.
Padahal Eunjae Hyung bilang namja tampan itu yang akan menjemputnya.

Lima belas menit kemudian mobil mewah itu berhenti tepat di halaman kediaman Jung.
Supir itu menoleh ke belakang dan memandang Eunjae dan adiknya sudah terlelap pulas.
Sepertinya penerbangan mereka menuju Paris cukup melelahkan ania?

  “Tuan, kita sudah sampai”

Eunjae tersentak kaget.
Namja hangat itu membuka matanya dan mengerjap pelan.
Aigoo~
punggungnya pegal.

  “Um, turunkan barang-barang sekarang” Ujar Eunjae pelan.

Namja hangat itu membuka pintu mobil dan menaikkan alisnya.
Menatap Yunho yang berdiri di dekat mobilnya.

  “Apa kabar Hyung?” Kekeh Yunho seraya memeluk namja hangat itu.

Eunjae hanya terkekeh.
Ia menepuk pelan punggung Yunho.

  “Aku sangat membutuhkan ranjang sekarang, Yunho ah, kamarku dimana?”

  “Di lantai dua, pintu pertama, semuanya sudah tertidur di ruang tengah Hyung, kalian lama sekali sampainya”

  “Um, arasseo, ah, Jaejoong masih tidur di mobil, tolong bawa dia ke kamarnya ne?”

  “Sippo”

Namja hangat itu menepuk pundak Yunho dan menguap lebar.
Ia membuka pintu rumah dan masuk ke dalam.
Meninggalkan Yunho yang kini menatap rindu wajah cantik itu.

Hmp.

Namja tampan itu tersenyum kecil dan menyelipkan satu tangannya di tengkuk Jaejoong.
Sementara yang satunya lagi di balik lutut namja cantik itu.
Kemudian ia mengangkat Jaejoong masuk ke dalam rumah.

Namja tampan itu tidak bisa berhenti mengagumi wajah cantik yang sedang terlelap itu.
Yunho melirik pintu kamar tamu yang sudah disulap menjadi kamar namja cantik itu untuk sementara.
Ia hendak menundukkan wajahnya untuk mengecup dahi namja cantik itu.

Namun mendadak keseimbangannya terganggu saat kakinya tidak sengaja tersandung gulungan karpet.
Membuat kepala Jaejoong terbentur dinding dengan keras.
Mata bening itu sontak terbuka.

  “YYA! Kau mau membunuhku eoh?!” Jeritnya lantang.

Jaejoong segera turun dari gendongan Yunho dan mengusap kepalanya yang terasa sakit.
Namja tampan itu berdecak pelan.
Aish.

  “Tidak sopan! Membenturkan kepala orang seperti itu! Aishhhh!”

  “Yaa! Seharusnya kau berterima kasih padaku! Kalau bukan karena Eunjae, kau akan tidur sampai pagi di mobil!”

  “Joongie nggak minta digendong! Yunnie jelek!”

  “Mwo??”

Namja cantik itu mengerutkan dahinya.
Sejenak ia tertegun dan memutar pandangannya.
Menatap koridor yang terlihat luas dan mewah itu.

  “Ini dimana?” Tanyanya bingung.

Yunho memutar bola matanya.

  “Rumah!”

  “Udah sampai ya?”

  “Ne! Kau masih tidur ya? Aish”

  “Kamar Joongie mana?”

  “Tuh, di belakang kepalamu!”

Namja tampan itu segera berbalik menuruni tangga.
Meninggalkan Jaejoong yang menggembungkan pipinya seraya mempoutkan bibir cherrynya kesal.
Ia masih mengusap kepalanya dan membuka pintu kamar.


CKLEK!

  “Wuoohhhh~!”

Mata bening itu mengerjap kagum.
Bibir cherrynya terbuka tidak percaya.
Menatap seluruh kamar yang didesain berwarna putih.
Penuh tebaran mawar putih yang wangi di seluruh sudut ruangan.

Di ranjang, di meja, di karpet, omo!
Bahkan ada gantungan mawar yang indah di dekat ranjangnya!

Jaejoong segera menutup pintu dan melepas jaketnya.
Kemudian ia merebahkan tubuhnya di atas ranjang dan terkekeh geli.
Ini benar-benar indah!
Namja cantik itu menolehkan wajahnya ke samping.
Menaikkan alisnya menatap satu-satunya buket bunga mawar berwarna merah di tengah meja.

Eoh?

Jaejoong meraih bunga itu dan tersenyum lebar.
Kemudian ia kembali berbaring di atas ranjangnya.
Memejamkan kedua matanya di antara harum semerbak mawar-mawar putih itu.

Tidak lama kemudian, namja cantik itu terlelap pulas.


-------


  “Ngghh”

Jaejoong meregangkan tubuhnya.
Ia mengerjapkan matanya saat merasakan cahaya matahari yang menembus sela gorden kamar yang berwarna putih itu.
Namja cantik itu menyandarkan punggungnya di kepala ranjang dan melirik jam dinding.

Sudah pukul sebelas.
Aigoo~
Tidurnya nyenyak sekali.

Hmp.
Jaejoong kembali tersenyum manis memandangi kamarnya yang dipenuhi mawar.


CKLEK!

Namja cantik itu mendongakkan wajahnya.
Menatap Yunho yang masuk ke kamarnya dengan meja berisi sarapan paginya.
Mm~
Ada susu cokelat kesukaannya disana.

  “Apa disini tidak ada budaya mengetuk pintu eoh?” Ujar Jaejoong menaikkan alisnya.

Cih.
Yunho berdecak pelan.

  “Kau tidak lihat aku sedang menggunakan kedua tanganku?” Balas Yunho kesal.

Jaejoong mempoutkan bibirnya.
Membiarkan Yunho menaruh meja itu di atas ranjang.

Mata bening Jaejoong mengerjap.
Menatap setangkai mawar putih di samping piring rotinya.

  “Joongie baru tahu kalau orang Perancis juga makan mawar” Ujarnya polos.

  “Itu pemanis, tahu! Kau ini sama sekali tidak romantis!” Ketus Yunho kesal.

Jaejoong terkikik geli.

  “Jadi Yunnie, yang nyebarin bunga sebanyak ini?”

  “Ne, otte? Kau suka?”

  “Um, lumayan”

  “Eoh? Lumayan?”

  “Ish! Joongie kesal sama Yunnie!”

  “Kesal? Kenapa?”

  “Yunnie pabo! Yunnie janji sama Joongie bakal pulang cepat! Yunnie juga janji bakal jemput Joongie di bandara! Tapi malah Teuk-Jussi yang muncul!”

Aigoo.

Namja tampan itu mengulas senyum gemasnya.
Ia mengecup lembut pinggir dahi namja cantik itu dan terkekeh kecil.

  “Mian, aku sibuk menghias kamarmu waktu itu” Bisiknya lembut.

Uh.
Jaejoong menusuk ganas rotinya dengan garpu.

  “Tapi kau sudah baca kan?” Tanya Yunho tiba-tiba.

Eoh?
Namja cantik itu menaikkan alisnya.

  “Baca apa?”

  “Aish, jangan pura-pura tidak tahu, Joongie ah! Kau sudah membacanya kan?”

  “Yunnie ngomong apa eoh?”

  “Ck, aku malu, pabo!”

  “YYA! Apa kepalamu juga terbentur semalam? Yunnie aneh~!”

Ish.

Mata musang Yunho menatap kesal namja cantik itu.
Ia menepuk kepala Jaejoong dan beranjak keluar kamar.
Meninggalkan Jaejoong yang mengusap kepalanya seraya meracau tidak jelas.

  “Baca? Baca apa?” Lirihnya berbisik.

Jaejoong memutuskan untuk acuh dan meneguk susu cokelatnya.
Mata beningnya memandang ke seluruh penjuru ruangan.
Menikmati tebaran mawar putih itu.

Eh?

Jaejoong segera meletakkan susunya.
Iya juga.
Kenapa di antara mawar putih ini Cuma ada satu mawar merah?
Namja cantik itu segera beranjak dari ranjang dan duduk di samping meja kecil itu.
Jemarinya meraih buket mawar merah itu dan mengerjapkan matanya saat menyadari sebuah amplop yang tergeletak di sampingnya.

Omooo.

Jaejoong segera meraih benda itu.
Ia membukanya dan membesarkan mata beningnya.

Menatap selembar foto masa kecilnya berdua dengan Yunho.
Mereka bergandengan tangan disana.
Lucu sekali.
Tapi sayang, ia sama sekali tidak ingat kapan foto ini diambil.

Jaejoong membalikkan foto itu.
Dan sontak kedua matanya kembali membesar sempurna.
Ada tulisan tangan Yunho disana.

  I Love You


CKLEK!

Namja cantik itu refleks menyembunyikan amplop dan foto itu ke bawah meja saat mendadak pintu kamarnya terbuka.
Heechul tersenyum manis dan berjalan menghampiri putra bungsunya.

  “Selamat datang, sayang~”

Jaejoong tersenyum manis.
Ia terkekeh geli.

  “Omo, kamarmu benar-benar indah~ Aigoo~ Umma sama sekali tidak menyangka kalau Yunho bisa seromantis ini~”

  “Hu-um?”

  “Apa kau tahu Joongie? Yunho sendiri yang mendesain kamar ini dan menghias seluruh sudutnya~”

  “Jeongmall?”

  “Hehehe, kka, selesaikan sarapanmu dan segera mandi, setelah itu kita pergi bersama mencari baju untukmu”

  “Baju? Untuk apa Umma?”

  “Eoh? Yunho tidak bilang? Kalian berdua akan makan malam bersama malam ini, sayang”

Mwo?
Makan malam?
Berdua?

Jaejoong mengerjapkan mata beningnya lucu.
Kemudian ia mengangguk dan tersenyum manis.


-------


TOK TOK TOK.

  “Masuk!”

Pintu kamar itu terbuka pelan.
Memperlihatkan sosok cantik yang tersenyum kecil dari sana.
Yunho berdecak dan kembali menyibukkan dirinya dengan tugas kuliahnya.

  “Ada apa?” Tanya Yunho kesal.

Jaejoong semakin melebarkan senyumannya.
Ia duduk di atas ranjang Yunho dan menatap namja tampan yang mengacuhkannya itu.

  “Yunnie sedang sibuk?”

  “Kau punya mata tidak?”

  “Ufh~ Yunnie, nanti malam kita jadi dinner ani?”

  “Mungkin”

  “Eoh? Kenapa mungkin?”

  “Molla”

  “Umm, memangnya, kita mau makan dimana?”

  “Restoran”

  “Restoran apa? Soalnya Joongie mau cocokin baju sama Umma nanti”

  “Kim Umma sudah tahu baju apa yang cocok untuk nanti malam”

  “Ung, kita makan malamnya jam berapa Yun?”

  “Kau pernah makan malam tidak? Memangnya kau makan jam berapa eoh?”

  “Jam delapan..”

  “Yasudah kita berangkat jam delapan”

  “Eeh? Berangkatnya jam delapan? Nanti Joongie kelaparan~!”

  “Kalau begitu terserah kau mau berangkat jam berapa!”

  “Yunnie masih marah ya, karena yang tadi?”

  “…”

  “Joongie minta maaf ne? Joongie baru liat amplopnya waktu Yunnie keluar kamar”

Namja tampan itu masih merapatkan bibirnya.
Mengacuhkan Jaejoong yang sudah beranjak dari duduknya.

  “Joongie suka sekali sama fotonya~ Hehehe, Joongie juga suka sama tulisannya~”

Namja tampan itu berhenti menulis.
Mata musangnya bergerak pelan.

  “Sudah belum? Aku lagi sibuk!” Ketus Yunho.

Jaejoong mengangguk.
Ia tersenyum lebar.

  “Marahnya jangan lama-lama ne Yunnie?”

  “Nee”


BLAM!

Namja cantik itu menghembuskan nafas panjang.
Ia mengerutkan dahinya.
Ish, reaksi Yunho barusan benar-benar menyebalkan.
Ck.

  “Eoh?”

Namja cantik itu menaikkan alisnya mendengar suara aneh dari dalam kamar.
Jaejoong menempelkan telinganya di daun pintu dan memutuskan untuk membuka pintu kamar Yunho tanpa permisi.

  “Yunnie?”

Mata bening Jaejoong berkilat lucu.
Bibirnya tidak bisa menahan senyum menatap namja tampan yang sedang menari tidak jelas di dekat ranjangnya.

Yunho sontak terkejut dan duduk di ranjangnya.
Wajah tampannya memerah.
Mata musangnya bergerak cepat.

  “Wae?”

  “Hehehe, Joongie Cuma mau bilang makasih untuk bunga mawarnya”

  “N-Ne”


BLAM!


-------


Namja cantik itu tidak bisa berhenti memandangi Yunho yang mengemudi di sampingnya sejak tadi.
Pipinya terlihat merona lembut.
Omo.
Yunho benar-benar tampan dengan setelan jas mahal itu!

Aigoo~

  “Waeyo?”

  “Ani, Yunnie tampan, hehehe”

  “Kau juga cantik”


BLUSH.

Namja cantik itu merasakan wajahnya merah padam.
Ia menundukkan wajahnya mendengar kekehan geli dari Yunho.
Jeongmall, tapi namja tampan itu tidak berbohong padanya.

Jeans putih yang dipadu dengan sweater longgar berwarna senada dengan paduan syal berwarna dark blue di leher jenjangnya membuat Jaejoong terlihat sangat manis hari ini.

  “Kita sampai”

Namja cantik itu segera turun dari mobil dan membulatkan matanya.
Menatap restoran bintang 5 yang ada di hadapannya.

  “Yunnie, serius kita mau makan malam disini?”

  “Wae? Kau tidak suka?”

  “Disini sangat formal Yunnie yah~!”

Namja tampan itu tidak menyahut.
Ia segera menarik tangan Jaejoong dan menuntunnya menuju meja mereka.
Bersama seorang pelayan yang memberikan buku menu kepada keduanya.

Dahi Jaejoong mengerut.

  “Kita pindah tempat saja otte? Joongie nggak ngerti tulisan apa yang ada di menu-nya! Lihat, garpunya saja banyak sekali, Joongie nggak nyaman~!” Omel Jaejoong mempoutkan bibirnya.

Yunho menghela nafasnya.

  “Jangan seperti itu, Jaejoongie, butuh perjuangan untuk memesan tempat di restoran seperti ini kau tahu itu? Nanti akan kuberitahu garpu apa yang akan digunakan”

  “Yunnie, kita makan kimchi saja otte?”

  “Mwo? Jauh-jauh kau pergi ke Paris hanya untuk makan kimchi? Lebih baik tidak usah kesini sekalian!”

  “Yunnieeee~!”

  “AISH!”

  “Kalau nggak, kita ke menara Eiffel saja otte?”

  “Kau kan sudah kesana tadi siang dengan Kim Umma”

  “Tapi kalau malam ada lampunya Yunnieee”
 
  “Ck, itu hanya lampu, Jaejoongie, sudah, tutup mulutmu sebelum aku marah!”

  “Yunnieeee~! Kita ke menara Eiffel yaaa~! Yayayaya~! Ini kan malam Valentine! Masa nggak ada romantis-romantisnya?”

  “Jadi menurutmu makan malam di restoran mahal seperti ini sama sekali tidak romantis eoh?”

  “Ani!”

Ck.
Mata musang Yunho menatap tajam mata bening itu.
Yunho benar-benar merasa kesal sekarang.

  “Tidak! Sekali tidak tetap tidak! Kita tidak akan kemana-mana kecuali makan di tempat ini!” Ujarnya lantang.


-------


  “Woooaaahh~! Menara Eiffel-nya besar sekali, Yunnieeee~!” Jerit Jaejoong kagum.

Namja cantik itu terkekeh senang seraya berlari.
Mengacuhkan Yunho yang memasang tampang tidak senang sekarang.

  “Ck! Tahu begini tidak usah repot-repot memakai baju formal!” Rutuknya emosi.

  “Yunnie, ini kan hari kasih sayang, jangan marah~!” Bujuk Jaejoong seraya memeluk lengan namja tampan itu.

Cih.
Yunho menyentak tangan namja cantik itu dan memutuskan berjalan menjauh.
Meninggalkan Jaejoong disana.

Uh.
Dahi namja cantik itu mengerut tidak senang.
Bibirnya mempout sempurna.

  “Yunnie~! Jalannya jangan cepat-cepat~!” Jerit Jaejoong kesal.

Yunho tidak peduli.
Ia masih berjalan di depan namja cantik itu.

  “Yunnie, dingiin~!” Rengek Jaejoong manja.

Aish.
Namja tampan itu menoleh ke belakang.
Menatap Jaejoong yang mengusap lengannya.
Sweater itu terlalu tipis hm?

  “Makanya jangan manja! Ini masih bulan Februari! Masih musim dingin!” Bentak Yunho ketus.

Uh.
Mata bening Jaejoong memerah sekarang.
Bola matanya berkaca-kaca.
Menatap Yunho yang kembali berjalan meninggalkannya.

  “Yunniee, dingiin~!” Ujarnya serak.

Yunho kembali menghentikan langkahnya.
Ia menghela nafas dan membuka jasnya.
Kemudian ia melempar jas mahal itu di bawah kaki Jaejoong.

  “Dingin kan? Pakai itu!” Ujar Yunho kesal.

Dahi Jaejoong semakin mengerut.
Tetes bening itu sukses meluncur dari pelupuk matanya.
Namja cantik itu menendang jas Yunho dan memutuskan untuk berjalan ke arah yang sebaliknya.

Meninggalkan Yunho yang menghela nafas panjang disana.

  “Hiks..Hiks..”

Jaejoong menyeka air matanya kasar.
Ia berharap kalau namja tampan itu akan mengejarnya.
Tapi sudah satu menit ia berjalan namja tampan itu tidak menyusulnya.

Namja cantik itu meringis kesal.
Ia baru saja akan berbalik untuk mencari Yunho.
Namun gerakannya terhenti ketika sebuah jas menempel di pundaknya.
Jaejoong mendongak.
Menatap Yunho yang balas memandangnya.

Namja cantik itu mengusap wajahnya.

  “Sudah, jangan menangis lagi, aku janji pada Ummamu untuk menjagamu malam ini, jadi kau jangan macam-macam”

  “Yunnie mengancam?”

  “Ne!”

  “Hiks..Kenapa nggak dari tadi? Joongie takut Yunnie ninggalin Joongie disini..Hiks..Joongie kedinginan~!”

Hmp.
Namja tampan itu terkekeh kecil.
Ia segera menarik tangan Jaejoong dan membawanya duduk di kursi taman.

  “Aku lapar, kka, beli makanan!” Ujar Yunho seraya mendorong bahu Jaejoong.

Eoh?

Namja cantik itu mengernyitkan dahinya.

  “Yunnie! Ini kan hari kasih sayang~! Masa nggak ada  romantis-romantisnya? Belum tentu tahun depan kita masih bisa merayakan Valentine’s day berdua ania? Siapa tahu nanti Joongie bakal nikah sama orang lain!”

  “Memangnya kau sedang dekat dengan orang lain?”

Huh?
Jaejoong mengerjapkan matanya.

  “Kalau iya kenapa?” Tanyanya polos.

  “Yaa! Kau itu calon istriku tahu! Tidak bisa!” Teriak Yunho lantang.

Eoh?

Jaejoong terkekeh geli.
Ia menjulurkan lidahnya dan duduk di samping Yunho.

  “Kalau mau menikah dengan Joongie, Yunnie harus melamar Joongie dulu~!”

  “Mwo?”

  “Pokoknya pakai kata-kata romantis~!”

Namja tampan itu mengerutkan dahinya.
Ia memalingkan wajahnya menolak.
Ufh.
Namja cantik itu menggembungkan pipinya kesal.
Namun kemudian ia tersenyum lebar dan menatap namja tampan itu.

  “Yunnie! Joongie udah bisa bahasa Perancis sedikit~ Yunnie mau dengar?” Teriaknya semangat.

Ck.
Yunho sama sekali tidak peduli.
Namja tampan itu lebih memilih mendongakkan wajahnya menatap langit.
Membuat Jaejoong kembali menggembungkan pipinya dan mengulurkan kedua tangannya menarik wajah Yunho agar berhadapan dengannya.

Mata beningnya menatap tajam mata musang itu.

  Jet’aime, Yunnie ah..


DEG.

Mata musang Yunho bergerak pelan.
Mendadak jantungnya berdebar kencang.
Menatap Jaejoong yang menggigit bibir bawahnya menunggu balasan.
Tapi Yunho hanya tersenyum manis.

Namja tampan itu berbalik dan memetik setangkai bunga daisy kemudian membuatnya menjadi lingkaran dan memasangkannya di jari manis Jaejoong.

Kemudian ia berucap lembut.

  Peut-être que je ne suis pas celui qui peut exprimer leurs sentiments directement, je suis un râleur, arrogant, égoïste, et bien d'autre trait laid. Mais je veux juste vous heureux. Même si je dois décorer toute la maison avec des roses blanches, ou en attente de toute la nuit à l'aéroport, quel que soit ce que je ferai pour vous rendre heureux  *Mungkin aku bukan orang yang bisa mengungkapkan perasaan secara langsung, aku orang yang galak, angkuh, egois, dan banyak sifat jelek lainnya. Tapi aku hanya ingin membahagiakanmu. Walaupun aku harus menghias seisi rumah dengan mawar putih, atau menunggumu semalam penuh di bandara, apa pun akan aku lakukan untuk membuatmu bahagia*”



Mata bening Jaejoong bergerak pelan setelah Yunho selesai berucap.
Namja cantik itu membuka bibirnya dan menatap polos namja tampan itu.

  “Artinya apa, Yunnie yah?”

Cih.
Yunho menatap malas wajah cantik Jaejoong.
Ia menoyor dahi namja cantik itu.

  “Artinya, aku lapar!”

  “Mwo? Nggak mungkin! Yunnie ngomongnya panjang lebar!”

  “Kalau tidak percaya lihat saja di kamus!”

  “Yunniieeeee~!”

  “Kka, kita pulang!”

Namja cantik itu mempoutkan bibirnya.

  “Eh, chakkaman” Ujar Yunho tiba-tiba.

  “Mworago?!” Balas Jaejoong ketus.

Namja tampan it menangkup wajah cantik Jaejoong.
Ia menatap dalam mata beningnya.

  “Sebenarnya kita berdua tidak pernah dijodohkan, Jaejoongie” Bisiknya lirih.

Mata bening Jaejoong membesar.
Ia mengerutkan dahinya.

  “Umma dan Appamu, juga Appaku, mereka tidak pernah memiliki niat untuk menjodohkan kita berdua”

  “Maksud Yunnie?”

  “Semuanya bohong, hanya siasatku untuk menarik perhatianmu”

  “Bohong?! Semuanya??”

  “Yya! Jangan memukuliku seperti itu!”

  “Yunnie pembohong!”

  “Jadi kau marah?!”
 
  “IYA!”

  “Yasudah!”

  “Yunnie!”

Namja cantik itu beranjak dari duduknya.
Ia berlari mengejar Yunho yang berjalan jauh di depannya.
Namja cantik itu mengusap air matanya yang kembali jatuh.

  “Yunnie!”

  “Apa?!”

  “Joongie lapar..Hiks..”

Aish.
Namja tampan itu menatap tajam namja cantik itu.
Jaejoong mempoutkan bibirnya.

  “Bukankah kau masih marah padaku eoh?”

  “Nggg~! Joongie lapar~!”

  “Kau marah padaku dan masih memintaku membelikan makanan untukmu?!”

  “Yunnie..Huks..”

  “Aish, kau ini, pilih marah atau makan?”

  “Makan..”

  “Kka!”

  “Yunnie”

  “Apa lagi?!”

  “Gomawo”

  “Eoh? Untuk apa?”

  “Karena udah bohongin Joongie, hehehe~”

  “Aish”

Namja cantik itu mengusap matanya seraya terkekeh manis.
Membuat Yunho menepuk kesal kepala namja cantik itu.
Jaejoong baru saja akan memprotes, namun suaranya tenggelam karena Yunho sudah lebih dulu mengunci bibirnya.
Namja cantik itu memejamkan matanya perlahan.

Yunho memiringkan wajahnya.
Membiarkan namja cantik itu memeluk lehernya dengan erat.
Bibir Yunho bergerak nakal.
Menghisap dan melumat lembut bibir ranum Jaejoong yang terasa lembut.
Membasahinya dengan saliva miliknya.

Mata bening Jaejoong mengerjap saat namja tampan itu melepas ciuman mereka.
Ia tersenyum kecil sementara Yunho mengusap sisa saliva mereka di sudut bibir namja cantik itu.

  “Kka, kita pulang”

  “Makan dulu~! Joongie lapar!”

  “Aish, nee nee, kka, kita makan kimchi”

  “Hehehehehe~”

Setelah malam itu, Joongie dan Yunnie tunangan.
Tapi sayang, cincin yang Yunnie kasih ternyata kebesaran.
Jadi cincinnya harus ditukar lagi ke tokonya.

Yunnie janji akan menikah dengan Joongie setelah Joongie lulus sekolah.
Beruang besar itu bilang kami akan menikah di depan menara Eiffel~

Hehehehe~

  “Yunnie, Joongie mau naik ke puncak menara Eiffel~!”

  “ANDWAAAEEE!!”


END.

-Eiffel Im In Love The Movie-

1 komentar:

  1. Ngakak .. konyol ... ROTFL ..
    Joongie imut banget di sini

    BalasHapus